• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kerja Praktek Lapangan pada Divisi Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Kerja Praktek Lapangan pada Divisi Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

DI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PROVINSI JAWA BARAT

“Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL)”

Oleh :

Ghietsa Nesma Sal Noviawan 41809135

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)
(4)

v

KATA PENGANTAR………... ii

DAFTAR ISI………... v

DAFTAR TABEL………. vii

DAFTAR GAMBAR………... viii

DAFTAR LAMPIRAN………. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Instansi Dinas Komunikasi dan Informatika……….. 1

1.1.1 Dasar Hukum……… 4

1.1.2 Logo Dinas Komunikasi dan Informatika……… 5

1.1.3 Tugas Pokok Dinas Koomunikasi dan Informatika…. 7

1.1.4 Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika………….. 8

1.2 Visi Misi dan Tujuan Dinas Komunikasi dan Informatika…... 8

1.3 Sejarah Divisi Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi DISKOMINFO JABAR….…………...…………. 10

1.4 Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika…… 12

1.5 Struktur Divisi Humas………. 14

1.6 Job Deskription……… 15

1.7 Sarana dan Prasarana DISKOMINFO JABAR……….. 19

1.7.1 Sarana………..……… 19

(5)

vi

BAB II PELAKSANAAN PKL

2.1 Aktifitas Kegiatan Praktek Kerja Lapangan...………. 22

2.2 Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan………... 24

2.2.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Secara Rutin…….. 24

2.2.3 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Secara Insidensial.. 27

2.3 Analisa Deskripsi Kegiatan Humas………. 38

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan……….. 47

3.2 Saran……… 49

3.2.1 Saran Bagi Instansi……….. 49

3.2.2 Saran Bagi Mahasiswa/i……….. 50

DAFTAR PUSTAKA…..………. 51

LAMPIRAN-LAMPIRAN……….……….. 52

(6)

vii

Tabel 1.2 Struktur Organisasi Divisi SKDI………. 14

Tabel 1.3 Jenis dan Jumlah Sarana DISKOMINFO……… 19

(7)

viii

(8)

ix

Surat Balasan Dari Instansi……… 53

Daftar Hadir PKL………... 54

Berita Acara Bimbingan PKL……… 56

Penilaian Kerja Praktek……….. 57

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro. 2007.Komunikasi Massa, Bandung, Simbiosa Rekatama

Media

Jefkins, Frank. 1998. Public Relations. Jakarta: Erlangga

Krisna, Bayu. 2008. “ Mendulang Rupiah Lewat Kemampuan Berbicara “. Jakarta. Tangga Pustaka.

Sumber Lain :

- Arsip Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.

-

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/528/jbptunikompp-gdl-akromnim41-24288-9-unikom_a-n.pdf 07 Oktober 2012 23:12

- “ Website Diskominfo “, www.jabarprov.go.id , Sabtu, 21 Oktober 2010,

(10)

ii

Tiada kata yang terbayang saat ini selain ucapan syukur yang begitu

mendalam dan sepenuh hati kepada penguasa alam semesta, penguasa siang dan

malam hari, Sang Pengasih yaitu Allah SWT. Dengan limpahan karunia, rizqi,

rahmat serta hidayah-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek

Kerja Lapangan ini di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.

Tak lupa penulis juga mengucapkan shalawat serta salam pada Nabi serta Rasul

kita Muhammad SAW.

Dalam penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis

mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang telah memberikan semangat

terutama Ayah dan Ibunda tercinta atas semua doanya karena penulis percaya

bahwa doa seorang kedua orang tua tidak akan terputus sampai kapanpun dan

dimanapun itu sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja

Lapangan dengan lancar.

Serta dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya, kepada Yang terhormat :

1. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) atas

(11)

iii

Praktek Kerja Lapangan yang telah memberi motivasi dan telah

banyak memberikan bimbingan kepada penulis.

3. Ibu Desayu Eka Surya S.Sos., M.Si., selaku dosen wali yang telah memberi motivasi dan telah banyak memberikan bimbingan kepada

penulis.

4. Ibu Rismawaty S.Sos., M.Si., selaku Pembimbing di Uiversitas Komputer Indonesia Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

yang telah memberi pengarahan dan motivasi kepada penulis.

5. Drs. H. Asep Sukmana, M.Si., selaku Sekretaris di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat yang telah mengijinkan penulis untuk

melaksanakan kegiatan PKL di Dinas Komunikasi dan Informatika.

6. Ibu Novi Liliyanti SE., selaku Pembimbing PKL di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat yang telah mengayomi

penulis selama masa PKL.

7. Seluruh staff Sekretariat Jurusan khususnya dan umumnya seluruh

karyawan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat yang

telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Praktek

Kerja Lapangan ini.

8. Kakak dan Adik ku tercinta yang telah memberikan motivasi kepada

(12)

iv

Humas 3, mudah-mudahan Allah SWT dapat membalas semuanya.

10. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kebaikannya

dapat di balas oleh Allah Swt.

Karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dalam penyusunan

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ini

masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis dengan tulus mengharapkan

saran dan kritik dari pembaca sehingga dapat digunakan untuk pengembangan

lebih lanjut.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga Laporan Praktek Kerja

Lapangan ini dapat bermanfaat bagi pihak lain pada umumnya rekan-rekan di

UNIKOM pada khususnya yang akan melakukan Praktek Kerja Lapangan pada

bidang yang sama dengan penulis.

Bandung, Desember 2012

(13)

1

1.1 Sejarah Instansi Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat

Keberadaan PUSLAHTA di Jawa Barat dimulai pada tahun 1977, yaitu

dengan adanya Proyek Pembangunan Komputer Pemerintah Provinsi Daerah

Tingkat I Jawa Barat. Proyek tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan

sarana prasarana dalam rangka memasuki era komputer. Dalam perkembangan

selanjutnya, pada tanggal 8 April 1978 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78 diresmikan

pembentukan/pendirian Kantor Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi

Daerah Tingkat I Jawa Barat yang berkedudukan di jalan Tamansari No. 57

Bandung.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Nomor :

294/Ok.200- Oka/SK/78, maka pada tanggal 29 Juni 1981 pendirian Kantor

PUSLAHTA dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 2 Tahun 1981

tentang Pembentukan Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah

Tingkat I Jawa Barat dan Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1981 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data Provinsi Daerah

Tingkat I Jawa Barat. Dengan kedua Peraturan Daerah tersebut keberadaan

PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat

semakin berperan, khususnya dalam melaksanakan kebijaksanaan Gubernur

(14)

Saat ini keberadaan kedua Peraturan Daerah tersebut tidak mendapat

pengesahan dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Dalam Negeri,

sehingga keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I

Jawa Barat kedudukan organisasi menjadi non structural. Akan tetapi dengan

keberadaan Puslahta Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat pada masa itu telah

banyak dirasakan manfaatnya selain oleh lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa

Barat juga oleh instansi lain dalam bentuk kerja sama penggunaan mesin

komputer IBM S-370/125 seperti : IPTN, PJKA, ITB, dan pihak Swasta

lainnya.

Dalam perjalanan waktu yang cukup panjang, yaitu lebih kurang 14 tahun

sejak PUSLAHTA didirikan, pada tanggal 27 Juni 1992 dengan Surat

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 21 Tahun

1992 Organisasi PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa

Barat dibubarkan. Di dalam salah satu pasal Surat Keputusan Gubernur No. 21

tahun

1992 dinyatakan bahwa tugas dan wewenang PUSLAHTA dialihkan ke

Kantor Bappeda Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Pada tanggal yang sama dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur No.

21 tahun 1992 tentang Pembubaran PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa

Barat, keluar Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor :

22 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE)

(15)

Dalam negeri Nomor : 5 tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor

Pengolahan Data Elektronik Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.

Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 5

Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik, pada

tanggal 30 Juni 1993 keluar persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara (Menpan) dengan Nomor : B-606/I/93 perihal Persetujuan Pembentukan

Kantor Pengolahan Data Elektronik untuk Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan

Selatan, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara (Menpan) tersebut, maka untuk mengukuhkan Keputusan Gubernur

Nomor 22 Tahun 1992 diajukan Rancangan Peraturan Daerahnya, dan

akhirnya pada tanggal 21 Juni 1994 berhasil ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi

Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 4 tahun 1994 tentang Pengukuhan

Dasar Hukum Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah

Tingkat I Jawa Barat dan Nomor 5 tahun 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Selanjutnya kedua Peraturan Daerah tersebut diajukan ke Menteri Dalam

Negeri untuk mendapat pengesahan, dan pada tanggal 10 Juli 1995 keluar

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 59 Tahun 1995 tentang Pengesahan

Peraturan Daerah Nomor : 4 dan Nomor : 5 Tahun 1994, dengan demikian

KPDE Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat secara resmi menjadi salah satu Unit

(16)

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor : 16 Tahun

2000 tanggal 12 Desember 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi

Jawa Barat telah ditetapkan Badan Pengembangan Sistem Informasi dan

Telematika Daerah disingkat BAPESITELDA sebagai pengembangan dari

Kantor Pengolahan Data Elektronik yang dibentuk berdasarkan Keputusan

Gubernur Nomor : 22 Tahun 1992 dan dikukuhkan dengan Peraturan Daerah

Nomor : 5 Tahun 1994. Sedangkan Kantor Pengolahan Data Elektronik itu sendiri

merupakan pengembangan dari Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi

Jawa Barat yang berdiri pada tanggal 8 April 1978 melalui Surat Gubernur

KDH Tingkat I Jawa Barat No. 294/OK.200-Oka/SK/78, dan keberadaannya

dikukuhkan dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1981 tanggal 29 Juni 1981.

1.1.1 Dasar Hukum

1. Keputusan Presiden RI Nomor 50 Tahun 2000 Tentang Tim Koordinasi

Telematika Indonesia.

2. Peraturan Daerah Propinsi Jabar N0. 16 Tahun 2000 Tentang Lembaga

Teknis Daerah Propinsi Jawa Barat.

Nomenklatur BAPESITELDA adalah singkatan dari Badan

Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika Daerah. Telematika

singkatan dari Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika.

Selanjutnya, berdasarkan Perda Nomor 21 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, maka

(17)

Informatika Provinsi

di Jalan Tamansari no. 55 Ban

Perubahan

lingkup serta cakupan

teknis, tapi juga

menyentuh kepentingan

Dengan platform

mengenai teknologi

terutama pencapaian Ja

1.1.2 Logo Dinas Komunikasi

Sumber

Provinsi Jawa Barat disingkat DISKOMINFO, yang

Jalan Tamansari no. 55 Bandung.

Perubahan ini merupakan kenaikan tingkat dan memiliki

cakupan kerja lebih luas. Sasarannya tidak hanya

juga kebijakan, baik hubungannya kedalam

kepentingan publik khususnya dibidang teknologi

platform dinas, maka Diskominfo dapat mengeluarkan

teknologi informasi dalam kepentingan Provinsi Jawa

pencapaian Jabar Cyber Province Tahun 2012.

[image:17.612.232.409.410.644.2]

Logo Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMI

Gambar 1.1

Logo Diskominfo JABAR

Sumber : diskominfo.jabarprov.go.id, Juli 2012

yang berlokasi

memiliki ruang

hanya persoalan

kedalam maupun

teknologi informasi.

mengeluarkan regulasi

Jawa Barat,

(18)

Lambang atau logo diskominfo sama dengan lambang atau logo

jawa barat di karenakan diskominfo adalah dinas yang terletak di provinsi

jawa barat diskominfo tidak memiliki logo sendiri melainkan diskominfo

menggunakan logo dari pada provinsi jawa barat.

Makna bentuk dan motif yang terdapat dalam lambang ini ialah :

1. Bentuk bulat telur pada lambang Jawa Barat berasal dari bentuk perisai

sebagai penjagaan diri.

2. Ditengah-tengah terlihat ada sebilah kujang. Kujang ini adalah senjata

suku bangsa Sunda yang merupakan penduduk asli Jawa Barat. Lima

lubang pada kujang melambangkan dasar negara Indonesia

yaitu Garuda Pancasila.

3. Padi satu tangkai yang terdapat di sisi sebelah kiri melambangkan

bahan makanan pokok masyarakat Jawa Barat sekaligus juga

melambangkan kesuburan pangan, dan jumlah padi 17

menggambarkan tanggal Proklamasi Republik Indonesia.

4. Kapas satu tangkai yang berada di sebelah kanan melambangkan

kesuburan sandang, dan 8 kuntum bunga menggambarkan bulan

proklamasi Republik Indonesia.

5. Gunung yang terdapat di bawah padi dan kapas melambangkan bahwa

daerah Jawa Barat terdiri atas daerah pegunungan.

6. Sungai dan terusan yang terdapat di bawah gunung sebelah kiri

melambangkan di Jawa Barat banyak terdapat sungai dan saluran air

(19)

7. Petak-petak yang terdapat di bawah gunung sebelah kanan

melambangkan banyaknya pesawahan dan perkebunan. Masyarakat

Jawa Barat umumnya hidup mengandalkan kesuburan tanahnya yang

diolah menjadi lahan pertanian.

8. Danau atau bendungan yang terdapat di tengah-tengah bagian

bawah antara gambar sungai dan petak, melambangkan kegiatan di

bidang irigasi yang merupakan salah satu perhatian pokok mengingat

Jawa Barat merupakan daerah agraris. Hal ini juga melambangkan

dam-dam yang berada di Jawa Barat seperti Waduk Jatiluhur.

Arti warna Pada lambang Jawa Barat didapati beberapa warna

yaitu: hijau, kuning, hitam, biru, merah dan putih. Warna-warna ini

memiliki arti khusus.

Warna hijau artinya melambangkan kesuburan dan kemakmuran

tanah Jawa Barat. Kuning artinya melambangkan keagungan,

kemuliaan dan kekayaan. Hitam artinya melambangkan keteguhan dan

keabadian. Biru artinya melambangkan ketentraman atau kedamaian.

Merahartinya melambangkan keberanian. Putih artinya melambangkan

kemurnian, kesucian atau kejujuran.

1.1.3 Tugas Pokok Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

Diskominfo memiliki tugas pokok dalam melaksanakan urusan

(20)

berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan untuk

memberikan penerangan menganai isu-isu sosial yang dapat merugikan

atau membodohkan masyarakat, sehingga masyarakat diharapkan bisa

lebih kritis dalam menanggapi informasi yang beredar.

1.1.4 Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

a. Penyelenggaraan perumusan penetapan pengaturan dan koordinasi

serta pelaksanaan kebijakan teknis urusan pos dan telekomunikasi,

sarana komunikasi dan diseminasi, telematika serta pengolahan

data eletronik.

b. Penyelenggaraan fasilitas dan pengendalian komunikasi dan

informatika meliputi pos dan telekomunikasi, sarana komunikasi

dan diseminasi, telematika serta pengolahan data eletronik.

c. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTD

1.2 Visi, Misi dan Motto Dinas Komunikasi dan Informatika JABAR

1.2.1 Visi

Dalam setiap organisasi pasti memiliki visi, baik itu bertujuan

mencari keuntungan ataupun hanya sebuah lembaga yang bertujuan

untuk mencerdaskan masyarakat. Visi dalam kamus besar Bahasa

Indonesia memiliki pengertian pandangan terhadap suatu masalah. Begitu

(21)

"Terwujudnya masyarakat informasi Jawa Barat melalui

penyelenggaran komunikasi dan Informatika yang efektif dan efisien".

1.2.2 Misi

Sama halnya dengan visi, maka setiap organisasi tersebut pastilah

memiliki misi dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

Berikut beberapa misi dari Dinas Komunikasi dan Informatika :

 Meningkatkan sarana dan prasarana serta profesionalisme sumber

daya aparatur bidang komunikasi dan infomatika

 Mengoptimalkan pengelolaan pos dan telekomunikasi

 Mengoptimalkan pemanfaatan sarana komunikasi dan informasi

pemerintah dan masyarakat serta melaksanakan diseminasi informasi

 Mewujudkan layanan online dalam penyelenggaraan pemerintah

berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

 Mewujudkan pengelolaan data menjadi satu data pembangunan untuk

Jawa Barat.

1.2.3 Motto Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

(22)

1.3 Sejarah Divisi Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi DISKOMINFO JABAR

Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi merupakan bagian

dari DISKOMINFO yang meliputi kegiatan pengkajian bahan kebijakan teknis

dan fasilitasi sarana komunikasi dimana di SKDI dipimpin oleh Kepala Bidang

oleh Drs.H.Karso Samminurahmat,Msi. Secara garis besar SKDI merupakan

sarana komunikasi di DISKOMINFO bedirinya pun hampir sama dengan

berdirinya DISKOMINFO.

Berikut merupakan tugas Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi

dalam Pasal 12 disebutkan bahwa:

1. Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi mempunyai tugas

pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi

sarana komunikasi dan diseminasi informasi.

2. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat

(1). Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi mempunyai

fungsi:

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis sarana

komunikasi dan diseminasi informasi.

b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi sarana komunikasi

dan diseminasi informasi.

c. Penyelenggaran fasilitasi bidang sarana komunikasi dan diseminasi

informasi.

(23)

a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Sarana

Komunikasi dan Diseminasi Informasi.

b. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis sarana

komunikasi dan diseminasi informasi.

c. Menyelenggrakan pengkajian bahan fasilitasi penyusunan

pedoman dan supervisi sarana komunikasi dan diseminasi

informasi.

d. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi komuniksi sosial.

e. Menyelenggarkan pengkajian bahan fasilitasi komunikasi

pemerintah dan pemerintah daerah.

f. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi penyiaran dan

kemitraan media.

g. Menyelenggarakan fasilitasi sarana komunikasi dan diseminasi

informasi.

h. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan

pengambilan kebijakan.

i. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi

Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas

di Kabupaten / Kota.

j. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi Bidang Sarana

Komunikasi dan Diseminasi Informasi.

(24)

l. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya.

4. Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi membawahkan:

a. Seksi Komunikasi Sosial.

b. Seksi Komunikasi Pemerintah dan Pemerintahan daerah.

c. Seksi Penyiaran dan Kemitraan Media.

1.4 Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika JABAR

Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinas Kominfo)

terdiri dari seorang Kepala Dinas (Eselon II), seorang Sekretaris Dinas (Eselon

III), 4 (empat) orang Kepala Bidang (Eselon III), dan 15 Kepala Seksi (Eselon

IV). Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas DaerahProvinsi Jawa Barat, telah

ditetapkan struktur organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa

(25)
[image:25.612.133.546.158.498.2]

Tabel 1.1

Struktur Organisasi DISKOMINFO Provinsi Jawa Barat

(26)
[image:26.612.95.579.145.353.2]

Tabel 1.2

Struktur Organisasi Sarana Komunikasi dan Diseminasi Komunikasi

Sumber: Company Profile Organisasi Diskominfo, Juli 2012

1.5 Struktur Divisi Humas

Fungsi Humas di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika

(DISKOMINFO) , telah terlaksana sejak terbentuknya Dinas Komunikasi dan

Informatika itu sendiri, berdasarkan ketentuan fungsi humas di selenggarakan oleh

sekertaris ceki bagian umum dengan nama PPID ( pejabat pengelola

informasi dan dokumentasi).

PPID tersebut berfungsi untuk melayani info publik menyediakan sarana

dan prasarana serta menyampaikan informasi tentang aktifitas Dinas Komunikasi

(27)

1.6 Job Description

Bidang pengolahan data elektronik memiliki tugas pokok

menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitas pengolahan

data elektronik.

Rincian tugas Bidang Pengolahan Data Elektronik :

 menyelenggarakan pengkajian program kerja bidang Pengolahan Data

Elektronik

 menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pengolahan

data elektronik

 menyelenggarakan pengkajian bahan dan fasilitasi kompilasi data

 menyelenggarakan pengkajian bahan dan fasilitasi integrasi data

 menyelenggarakan pengkajian bahan dan fasilitasi penyajian data dan

informasi

 menyelenggarakan fasilitasi pengolahan data elektronik

 menyelenggarakan koordinasi bahan penyelenggaraan bidang pengolahan

data elektronik

 menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan

pengambilan kebijakan

 menyelenggarakan koordinasi dengan badan koordinasi pemerintahan dan

pembangunan wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/ Kota

 menyelenggrakan pelaporan dan evaluasi kegiatan bidang pengolahan data

(28)

 menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait

 Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

Bidang Pengolahan Data Elektronik membawahi :

1. Seksi Kompilasi Data.

Seksi Kompilasi Data memiliki yugas pokok menyusun bahan kebijakan

teknis dan fasilitas kompilasi data.

Rincian Tugas Seksi Kompilasi Data :

 melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Kompilasi Data

 melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis kompilasi data

 melaksanakan pengolaan data melalui aplikasi perangkat lunak dan sistem

informasi kompilasi

 melaksanakan koordinasi dan konsultansi pengolahan data / informasi

elektronik

 melaksanakan kerjasama dan kemitraan pengelolaan data / informasi

elektronik

 melaksanakan pemeliharaan, pengamanan dan pengendalian data dan

informasi dengan perangkat daerah

 melaksanakan fasilitasi kompilasi data

 melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan

(29)

 melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait

 Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

2. Seksi Integrasi Data

Seksi Integrasi Data mempunyai tugas pokok melaksanakan

menyusun bahan kebijakan teknis dan fasilitasi integrasi data.

Rincian Tugas Seksi Integrasi Data :

 melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Integrasi Data

 melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis Integrasi Data

 melaksanakan koordinasi implementasi interoperabilitas e-Government

skala provinsi

 melaksanakan pengelolaan data melalui aplikasi perangkat lunak dan

sistem informasi

 melaksanakan menyusun bahan dan pengelolaan basis data terintegrasi

 melaksanakan pengelolaan interoperabilitas Website

 melaksanakan pengelolaan data dengan media aplikasi strategis

 melaksanakan pengelolaan Web Hosting dan Colocation Server

 melaksanakan pengolahan nama Sub Domain go.id

 melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan

 melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi integrasi data

(30)

 melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

3. Seksi Penyajian Data dan Informasi

Seksi Penyajian Data dan Informasi mempunyai tugas pokok

melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi data dan

informasi.

Rincian Tugas Seksi Penyajian Data dan Informasi :

 melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Penyajian Data dan

Informasi

 melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis pengkajian dan

informasi data

 melaksanakan penyajian layanan data dan informasi

 melaksanakan koordinasi pengelolaan internet publik

 melaksanakan penyajian layanan data dan informasi melalui help desk

 melaksanakan pengelolaan website www.jabarprov.go.id

 melaksanakan fasilitasi penyajian data dan informasi

 melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan

 melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi penyajian data

 melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait

(31)

1.7 Sarana dan Prasarana Dinas Komunikasi dan Informatika JABAR 1.7.1 Sarana

Sarana merupakan hal yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan

yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi, intansi, maupun perusahaan.

Berikut daftar sarana yang tersedia pada Dinas Komunikasi dan

[image:31.612.168.474.313.702.2]

Informatika.

Tabel 1.3

Jenis dan Jumlah Sarana

No Jenis Sarana Jumlah Sarana

1 Meja Biro 120 Unit

2 Lemari Kayu 60 Unit

3 Meja Rapat 8 Set

4 Rak Kayu 96 Unit

5 Sofa 21 Set

6 Kursi Tamu 10 Set

7 Meja Baca 3 Unit

8 Bufet 2 Unit

9 Rak Surat 1 Unit

10 Lemari Buku 12 Unit

11 AC 25 Unit

(32)

13 Pompa Air 6 Unit

14 Penangkal Petir 6 Unit

15 Brankas 11 Unit

16 Mesin Tik Manual 23 Unit

17 Komputer 43 Unit

18 Kursi Kerja 350 Unit

19 Kursi Rapat 48 Unit

20 Mobil Community Acces point 1 Unit

21 Mobil Mawar 1 Unit

22 Mobil Monitoring Frekuensi Radio 1 Unit

Sumber : Arsip DISKOMINFO JABAR, Juli 2012

1.7.2 Prasarana

Prasarana adalah hal yang paling pertama yang harus kita

pikirkan dalam membangun sebuah organisasi. Dalam hal ini Dinas

Komunikasi dan Informatika memiliki gedung yang terletak di Jalan

Taman Sari No.55, Bandung.

1.8 Lokasi dan Waktu PKL

1.8.1 Lokasi

Lokasi untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di

(33)

di Jalan Taman Sari No. 55, Telepon (022)2502898, Fax (022)2511505, Web

www.diskominfo.jabarprov.go.idBANDUNG – 40132.

1.8.2 Waktu

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini berlangsung mulai

dari tanggal 09 Juli s/d 31 Juli 2012, dengan waktu 5 hari kerja yaitu hari

Senin sampai hari Jum’at dimana jam kerja di tetapkan mulai dari pukul

08.00 sampai dengan selesai, sedangkan bulan ramadhan pukul 09.00

(34)

22

2.1 Aktivitas Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Pada saat melaksanakan kerja praktek di Dinas Komunikasi dan Informasi.

Penulis ditempatkan di bagian Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informatika

(SKDI) DISKOMINFO Jawa Barat tepatnya di bidang pengkajian bahan

kebijakan teknis dan fasilitasi sarana komunikasi. Pada awal pertemuan dengan

pembimbing kerja praktek di Dinas Komunikasi dan Informatika penulis di

jelaskan apa saja yang harus di taati dan dikerjakan selama mengikuti kerja

praktek. Pada bagian sarana komunikasi DISKOMINFO Jawa Barat tepatnya di

bidang pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi sarana komunikasi

memiliki aturan-aturan yang harus dilaksanakan pada saat kerja praktek.

Adapun daftar kegiatan yang dilakukan penulis setiap hari kerja selama

melaksanakan PKL di DISKOMINFO Provinsi Jawa barat adalah sebagai

[image:34.612.123.515.575.704.2]

berikut:

Tabel 2.1

Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

No Hari / Tanggal Aktivitas

Keterangan

Rutin Insidensial

1 Senin, 9 Juli 2012

 Apel Pagi

 Pengenalan Diskominfo, Sejarah Diskominfo Jabar

(35)

2 Selasa, 10 Juli 2012

 Pengenalan Diskominfo, Visi

dan Misi Diskominfo Jabar

3 Rabu, 11 Juli 2012

 Pengenala Diskominfo, Divisi

dan Bagian-bagian Diskominfo

4 Kamis, 12 Juli 2012

 Monitoring Kegiatan Diskominfo - Aktifitas Pegawai

Diskominfo

5 Jumat, 13 Juli 2012

 Briefing untuk Aktifitas Senin –

16 Juli 2012 (aktifitas untuk

praktek)

6 Senin, 16 Juli 2012

 Apel Pagi

 Pembagian Kelompok Kerja

7 Selasa, 17 Juli 2012

 Pengenalan Tentang Divisi SKDI

(kegiatan, fungsi, dan sarana

media)

8 Rabu, 18 Juli 2012

 Diskusi Perkelompok dan

Pembagian Job Desk

9 Kamis, 19 Juli 2012

 Monitoring Kegiatan Diskominfo  Survei Penelitian, dan Mengkaji

Tugas dari Pembimbing

10 Jumat, 20 Juli 2012

 Mengerjakan Tugas, Survei

Penelitian (tentang leaflet

“Human Traficking”

Diskominfo)

11 Senin, 23 Juli 2012

 Apel Pagi

 Melanjutkan Tugas Penelitian

12 Selasa, 24 Juli 2012

 Mengumpulkan Hasil Survei Penelitian

13 Rabu, 25 Juli 2012

 Menganalisa Hasil Survei

Penelitian

(36)

14 Kamis, 26 Juli 2012

 Monitoring dan Browsing

- Aktifitas Divisi SKDI

15 Jumat, 27 Juli 2012

 Monitoring dan Browsing

- Penyebaran Informasi Divisi SKDI

16 Senin, 30 Juli 2012

 Pencarian Berita Mengenai

Diskominfo Maelalui Media

Cetak

17 Selasa, 31 Juli 2012

 Monitoring dan Browsing

- Penyebaran Leaflet, Spanduk, dan Baligo

Sumber : Penulis, Juli 2012

2.2 Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

2.2.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Secara Rutin

Adapun kegiatan praktek kerja lapangan secara rutin di Kantor

Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Jawa Barat sebagai

berikut :

1. Monitoring Kegiatan DISKOMINFO Jawa Barat

Dalam analisis ini penulis akan menjelaskan salah satu kegiatan

rutin yang dilakukan oleh penulis selama proses praktek kerja lapangan

yaitu memonitoring kegiatan DISKOMINFO khususnya pada divisi

Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi (SKDI) dalam menjalankan

fungsinya sebagai Divisi Komunikasi.

Monitoring adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai

(37)

suatu proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas

ke-objektifitasan program. Kegiatan rutin monitoring ini dilakukan penulis

berdasarkan 2 kegiatan yang berbeda seperti :

 Monitoring Secara Langsung

Penulis dalam kegiatan praktek kerja lapangan rutin ini,

memonitoring kegiatan DISKOMINFO maupun divisi SKDI mulai

dari perencanaan mengenai program kerja dalam menyampaikan

informasi kepada masyarakat hingga turun kelapangan dalam

melaksanakan program-program tersebut. Dinas Komunikasi dan

Informatika melalui Divisi Sarana Komunikasi dan Diseminasi

Informasi (SKDI) memiliki program-program khusus dalam

menyampaikan informasi menganai kebijakan Pemerintah Daerah

maupun dalam menanggapi issue-issue yang berkembang di

masyarakat.

Divisi SKDI menggunakan berbagai media dalam menunjang

penyampaian pesan atau informasi seperti media cetak yang meliputi :

- Brosur, pamphlet, maupun Leaflet yang sering dijumpai di acara

pameran yang diadakan oleh pihak pemerintah daerah maupun di

even-even non formil lainnya, ada pula

- Spanduk, Baligo atau Reklame yang sering kita lihat di

persimpangan jalan atau dijalan-jalan protokol lainnya, spanduk,

baligo, atau reklame ini media cetak yang lumayan efektif dalam

(38)

desa, dan spanduk atau reklame dapat diakses dalam jangka waktu

yang panjang.

Selain media cetak, penulis memonitoring kegiatan SKDI

dalam menyampaikan informasi melalui media elektronik seperti

Megatron. Dengan megatron pesan atau informasi disampaikan secara audio visual sehingga para pengguna jalan dapat mengakses informasi

lebih jelas ketimbang media sebelumnya.

Penulis mengamati reaksi atau tanggapan dari masyarakat

mengenai informasi yang diberikan sehingga penulis dapat

menyimpulkan bahwa media mana yang lebih efisien sebagai

kendaraan Divisi SKDI dalam menyampaikan informasi.

 Monitoring Melalui Web DISKOMINFO

Penulis memonitoring melalui konten yang ada pada web

DISKOMINFO, melihat dan mengkaji apa saja informasi yang

ditujukan kepada masyarakat, apakah informasi yang dimuat tepat

sasaran, apakah isi pesan sudah mewakili fenomena sosial yang

beredar dimasyarakat.

Dengan begitu penulis dapat mengetahui dan memberikan saran

mengenai kegiatan pensosialisasian yang dilakukan oleh Dinas

Komunikasi dan Informatika melalui Divisi SKDI dalam penyampaian

(39)

oleh DISKOMINFO sendiri dalam menanggapi issue-issue yang sedang

berkembang di masyarakat.

2. Browsing Mengenai Informasi DISKOMINFO Jawa Barat Browsing adalah Berselancar untuk menjelajahi informasi yang

ada di internet. Berselancar ini bisa dilakukan dengan sebuah program

yang disebut browser, software untuk berselancar. Browsing dapat juga

diartikan seni pencarian informasi melalui system operasi yang berbasis

hypertext, misalnya membaca berita, mencari istilah dll. Browsing di

internet mungkin sudah menjadi makanan pokok untuk era modern seperi

sekarang ini, dari pelajar mahasiswa maupun para pekerja ataupun

karyawan, pasti pernah browsing melalui media internet.

Dalam kegiatan ini penulis mencari data mengenai DISKOMINFO

melalui Internet mengenai info seputar Jabar ataupun dengan mengakses

web DISKOMINFO itu sendiri. Penulis meringkas Informasi yang

bersangkutan dengan DISKOMINFO, baik itu tentang pesan/informasi

yang dimuat oleh instansi maupun mengenai berita yang masyarakat atau

DISKOMINFO.

2.2.2 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Secara Insidensial

Adapun kegiatan praktek kerja lapangan secara rutin di Kantor

Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Jawa Barat sebagai

(40)

1. Membuat Penelitian tentang Leaflet “Human Trafiking” Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat

Masyarakat dewasa ini mulai berkembang kearah masyarakat

informasi. Dimana keberadaan sebuah informasi dianggap sangat penting.

Sehingga setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkan informasi

terbaru di bidang apapun secepat mungkin. Beragam cara penyampaian

informasi dilakukan berbagai pihak, untuk dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat akan informasi tersebut. Begitu pula dengan yang dilakukan

oleh dinas komunikasi dan informatika dalam penyebaran informasi.

Dinas komunikasi dan informatika atau DISKOMINFO memiliki beberapa

media untuk menyebarkan informasi kepada khalayaknya. Salah satu

bentuk media tersebut adalah leaflet.

Perusahaan, Organisasi, atau Instansi pemerintah dalam

menyampaikan informasi tentang perusahaan tersebut baik internal

maupun eksternal melalui media massa. Media massa adalah alat yang

digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak

(menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti

surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002).

Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku

khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses

(41)

memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi (Rakhmat, 2001).

tersebut berupa :

1. Media Massa Cetak (Printed Media). Media massa yang dicetak dalam

lembaran kertas. Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa

cetak secara rinci meliputi (a) koran atau suratkabar (ukuran kertas

broadsheet atau 1/2 plano), (b) tabloid (1/2 broadsheet), (c) majalah

(1/2 tabloid atau kertas ukuran folio/kwarto), (d) buku (1/2 majalah),

(e) newsletter (folio/kwarto, jumlah halaman lazimnya 4-8), dan (f)

buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8). Isi media massa

umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan

feature.

2. Media Massa Elektronik (Electronic Media). Jenis media massa yang

isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan

menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.

3. Media Online (Online Media, Cybermedia), yakni media massa yang

dapat kita temukan di internet (situs web).

Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil mengandung pesan

tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu

hal atau peristiwa. (Sumber : Kamus Komunikasi,Drs. Onong Uchjana

Effendy, MA). Sebuah leaflet adalah produk dokumentasi dan komunikasi

yang menyediakan pengenalan dan gambaran mengenai sebuah organisasi

(42)

organisasi berbasis masyarakat dengan kegiatannya, mempublikasikan

layanan atau kegiatan, dan berkomunikasi dengan pesan.

Pesan yang spesifik Berisi laporan singkat dan informasi yang jelas

untuk menyediakan gambaran yang jelas dan sederhana ketimbang

deskripsi yang mendetail. Bisa ditujukan kepada khalayak luas (seperti

masyarakat umum) atau komunitas khusus (seperti donor). Biasanya tidak

lebih dari dua halaman kertas A4.

Leaflet merupakan jenis pamflet atau brosur yang paling populer.

Biasanya terdiri dari satu lembar saja dengan cetakan dua muka. Namun

yang khas dari leaflet adalah adanya lipatan yang membentuk beberapa

bagian leaflet seolah-olah merupakan panel atau halaman tersendiri.

Kualitas cetakan leaflet biasanya bagus, dibuat dengan desain yang

menarik, dan berisi informasi yang lengkap baik berupa gambar maupun

tulisan. Karena bentuknya lipatan, pembuatan leaflet biasanya

memperhatikan sisi psikologi orang membuka leaflet, sehingga desainnya

pun dibuat untuk memudahkan orang menerima informasi yang ada pada

leaflet tanpa terlalu banyak membolak-balik leaflet.

Dibanding dengan media promosi lain (booklet, katalog, flyer),

leaflet sangat sering dijumpai karena bisa digunakan untuk bermacam hal

misalnya mengenalkan produk, sebagai katalog mini atau booklet mini,

(43)

Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat

pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan-pertemuan FGD, pertemuan-pertemuan Posyandu,

kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri dengan

perbanyakan sederhana seperti di photo copy.

Leaflet digunakan sebagai salah satu media informasi Dinas

Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat (DISKOMINFO) .

DISKOMINFO membuat beberapa leaflet dengan format dan isi yang

berbeda. Namun pada intinya , leaflet yang di buat oleh DISKOMINFO

mengandung unsur edukasi untuk masyarakat dan publik.

Leaflet DISKOMINFO berperan juga dalam memberikan

wawasan. Manfaatnya adalah mahasiswa menjadi tahu bagaimana

kegiatan pemerintahan yang sebenarnya dan DISKOMINFO lah yang

menjadi salah satu contoh kegiatan pemerintah. Sehingga dengan adanya

leaflet tersebut masyarakat menjadi memiliki paradigma yang memiliki

arus positif dari sebelumnya yang mungkin terkesan memiliki banyak

unsur negatif tetang pemerintah.

Salah satu leaflet yang menarik adalah leflet tentang Human Trafiking dimana leaftlet tersebut sangat bermanfaat bagi khalayak yang awam tentang perdagangan manusia. Leaflet yang berwarna kunig dan

(44)
[image:44.612.306.402.152.342.2]

Gambar 2.1

Leaflet “Human Trafiking” DISKOMINFO JABAR

Sumber : Arsip Dinas Komunikasi dan Informatika, Juli 2012

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis perlu melakukan

sebuah penelitian mengenai manfaat leaflet dalam penyebaran informasi.

Dan berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut , “Bagaimana, Manfaat Leaflet Diskominfo Provinsi Jawa Barat “

Waspadai Trafiking Perdagangan Perempuan Dan Anak “ Dalam

Penyebaran Informasi Di Kalangan Masyarakat Kota Bandung ?”.

Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa leaflet merupakan

sebuah media publikasi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan atau instansi

untuk menyebarluaskan informasi kepada khalayaknya. Dalam konteks

komunikasi organisasi, maka hal ini dapat dikategorikan kedalam

(45)

Pengembangan Sumber Daya Air, dalam buku Laporan Kolokium 2010,

mendefinisikan leaflet adalah:

“ Informasi ringkas tetapi jelas tentang kegiatan atau hasil litbang dalambentuk teknologi tepat guna. Hal ini sesuai dengan karakter leaflet yangberupa tulisan ringkas yang disajikan dengan ilustrasi gambar yangmewakili informasi yang terdapat dalam leaflet tersebut “ (Kolokium 2010: 2 ).

Trafiking adalah proses pemindahan, perekrutan, penahanan,

penyakapan, dengan cara penipuan, jeratan hukum, pemaksaan,

penculikab, pembujukan, iming-iming, ancaman kekerasan, suap/ sogok,

pemakaian kerentanan, penyalahgunaan kekuasaan, pemalsuan identitas,

merasa mempunyai tanggungan (hutang budi).

Trafiking merupakan tindakan yang bertentangan dengan harkat

dan martabat manusia serta merupakan pelanggaran HAM (Hak Asasi

Manusia) berat yang mengakibatkan penderitaan fisik dan mental para

korban, mengganggu tumbuh kembang anak,tertular penyakit menular

seksual dan menghilangkan masa depan.

Beberapa penyebab trafiking, misalnya :

 Kondisi ekonomi gobal yang berdampak pada krisis-krisis yng lain

sehingga menadi multi dimensionl,

 Keterbatasan dalam pendidikan dan keterampilan penipuan

 Kemiskinan sosial

 Keinginan untuk hidup layak

(46)

Hukuman bagi pelaku tertera pada UU No.21/2007 Pasal 2, 17 ayat

2, dan Pasal 6. Perdagangan orang telah meluas dalam bentuk jaringan

kejahatan yang terorganisasi dan tidak terorganisasi, baik yang bersifat

antar negara maupun dalam negeri, sehingga menjadi ancaman terhadap

masyarakat, bangsa dan negara, serta terhadap norma-norma kehidupan

yang dilandasi penghormatan terhadap hak asasi manusia.

2. Menganalisa Hasil Survey Penelitian tentang Leaflet “Human Trafiking” Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat

Setelah membuat sebuah penelitian, selanjutnya Penulis melakukan

menganalisa hasil dari observasi tersebut dengan mempresentasikannya.

Persentasi adalah menyajikan, mengetengahkan, mengemukakan ide,

gagasan, sudut pandang, atau kebijaksanaan yang bersifat pribadi atau atas

nama lembaga/perusahaan.

Sebagai seorang humas, tentu saja setiap hari penulis tidak akan

pernah lepas dari sebuah komunikasi. Baik komunikasi dalam bentuk

perbincangan santai, rapat, persentasi dan banyak lagi bentuk komunikasi

lainnya. Sehingga kemampuan berbicara dan menganalisa data sangatlah

dibutuhkan oleh seorang humas.

Salah satu hal yang akan sering ditemui seorang humas, adalah

berbicara di depan publik dalam berbagai bentuk, baik membawakan

sebuah acara, berpidato, menyampaikan sebuah laporan maupun

(47)

Diantara beberapa hal tersebut diatas yang merupakan kegiatan

yang sering dilakukan oleh seorang humas, menganalisa hasil observasi

penelitian atau mempresentasikannya. Hal ini merupakan kegiatan yang

paling sering ditemui oleh seorang humas. Baik mempresentasikan

produk, presentasi proposal, dan bentuk-bentuk presentasi lainnya.

Dalam melakukan sebuah presentasi, kemampuan berbicara

sangatlah dibutuhkan. Karena kekuatan utama dari sebuah presentasi

adalah bagaimana kita menyampaikan pesan yang ingin kita sampaikan.

Setelah kemampuan bicara yang baik, barulah faktor-faktor lain, seperti

penampilan, teknologi yang digunakan, dll, turut membantu keberhasilan

sebuah presentasi.

Mengacu pada kemampuan berbicara, maka Bayu Krisna (2008),

dalam bukunya Mendulang Rupiah Lewat Kemampuan Berbicara,

mengatakan bahwa terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi

seseorang pada saat berbicara di depan publik, yaitu :

A. Power of Voice

Yaitu kekuatan volume suara seorang pembicara public

suaranya harus dapat didengar dengar secara jelas oleh

audiencenya yang posisinya berjarak dengannya. Untuk itu

diperlukan keterampilan vocal yang memadai, seperti intonasi,

(48)

B. Expression

Yaitu ekspresi suara yang bisa dirasakan oleh orang-orang yang

mendengarnya. Para motivator biasanya memunculkan ekspresi

penuh semangat dengan pilihan kata-kata yang menunjang.

C. Body Language

Yaitu bahasa tubuh yang mampu mendukung kalimat dan suara

yang dilontarkan menjadi lebih hidup.

D. Mind Management

Yaitu kemampuan mengelola pemikiran pada saat berbicara.

Pikiran adalah kekuatan utama yang menggerakan perasaan

dan perkataan seseorang saat berbicara di depan publik (what

you think is what you feel,is what you talk). Jadi, kualitas

akhir seorang pembicara public sangat dipengaruhi oleh

kualitas pikirannya saat sedang berbicara.

Selain faktor-faktor diatas, Bayu Krisna juga menyampaikan hal

lainnya, seperti pentingnya sebuah originalitas serta imajinasi dalam

berbicara serta kecerdasaan dalam mendengarkan. Menindak lanjuti

mengenai kecerdasan dalam mendengarkan Larry King dalam bukunya

Seni Berbicara mengatakan bahawa “ saya tidak belajar apapun saat

berbicara “.

Lebih jauh lagi berbicara mengenai berbicara di depan publik,

maka Shanty Setyaningrum menjelaskan bahwa dalam melakukan public

(49)

Ketiga hal ini akan banyak membantu pada saat kita melakukan public

speaking.

Saat melaksanakan praktek kerja lapangan di Dinas Komunikasi

dan Informatika, setelah penulis diberi tugas, selanjutnya penulis juga

harus menganalisa hasil observasi penelitiannya atau mempresentasikan

tugas tersebut.

3. Pencarian Berita Melalui Media Cetak

Penulis mencari berita yang berhubungan dengan Dinas

Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat dengan cara membaca

dan menganalisis berita yang ada di setiap surat kabar yang mana telah

disediakan. Penulis harus mengumpulkan berita dan menyeleksi berita

mengenai DISKOMINFO JABAR dan juga pengaduan-pengaduan dari

publik kepada DISKOMINFO JABAR yang mana dimuat dalam surat

kabar harian, mingguan, majalah bulanan, dan juga tabloid. Contoh surat

kabar harian seperti : Pikiran Rakyat, Kompas, Tribun Jabar, Seputar

Indonesia, Radar Bandung, dan Galamedia.

Setelah menyeleksi dan menganalisis berita terhadap seluruh surat

kabar harian yang telah terdaftar di Dinas Komunikasi dan Informatika

dengan penyortiran terhadap berita khusus mengenai DISKOMINFO itu

sendiri dan juga pengaduan dari publik, langkah selanjutnya adalah

(50)

2.3 Analisa Deskripsi Kegiatan Humas

Dalam sebuah perusahaan, organisasi, atau instansi tentu terdapat bagian

Humas/Public Relation yang bertugas untuk menjaga, mengembangkan citra

positif, dan memberikan penerangan terhadap publiknya. Walaupun, tidak semua

perusahaan, organisasi, atau instansi memiliki bagian humas yang sudah

melembaga secara jelas (State Of Being),maka biasanya kegiatan atau urusan

ke-humasan ini diperankan oleh sebuah divisi tersendiri yang berada di bawah

divisi lain. Namun, pekerjaan seorang humas dalam merencanakan,

mengevaluasi, memberikan informasi, dll, dapat dirasakan di seluruh perusahaan

organisasi, maupun instansi pemerintahan.

Pada bagian ini penulis akan menjelaskan tentang humas yang ada di

Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Jawa Barat yang

diperankan oleh bagian Divisi Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi

(SKDI) dengan pembelajaran yang telah didapat oleh penulis selama

melakukan study di Universitas Komputer Indonesia.

Batasan pengertian humas/public relations, menurut para ahli sampai saat

ini belum ada satu kesepakatan secara tegas, ini disebabkan karena pertama,

banyaknya definisi humas yang telah dirumuskan oleh baik para pakar atau ahli,

maupun profesional humas yang satu sama lain saling berbeda pendapat tentang

humas. Kedua, terjadinya perbedaan batasan pengertian tentang humas

diakibatkan karena adanya latar belakang yang berbeda, misalnya definisi yang

(51)

kalangan praktisi humas. Ketiga, sesuatu yang menunjukkan baik secara teoritis

maupun praktisi bahwa kegiatan ke-humasan itu bersifat dinamis dan fleksibel

terhadap perkembangan dinamika masyarakat serta mengikuti kemajuan zaman.

Mungkin tidak ada bidang ilmu lain yang sulit didefinisikan seperti

humas/public relations. Semua orang percaya bahwa definisi dari humas/public

relations bisa saja berbeda-beda arti bagi masing-masing pihak.Ada yang

melihatnya dari segi komunikasi, publikasi, manajemen, pemasaran atau

periklanan, begitu kompleksnya.

Menurut John E. Maiston definisi umum dari humas/public relations adalah:

Public Relations is planned, persuasive communications designed to influence significant public.” ( Kasali, 2000:6).

Lebih lanjut Rex F. Harlow dalam sebuah bukunya yang berjudul “A Model for Public Relations Education for Profesional Practice” memberikan definisi Public Relationssebagai berikut : “Humas adalah fungsi manajemen yang

khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi

atau instansi dengan publiknya, yang menyangkut aktivitas komunikasi,

pengertian, penerimaan dan kerjasama serta melibatkan manajemen dalam

persoalan/permasalahan, yang membantu manajemen mampu menanggapi opini

publik, selain mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan

perubahan secara efektif, Humas bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam

mengantisipasi kecenderungan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi

(52)

Definisi-definisi diatas kiranya memberi gambaran yang lebih jelas

tentang konsep Humas. Humas atau Hubungan Masyarakat dapat diartikan melalui berbagai cara. Tetapi Humas tetap suatu seni, suatu teknik yang

memerlukan keahlian khusus.

Humas/PR dibentuk atau digiatkan untuk menunjang organisasi/instansi

yang berupaya untuk mencapai tujuannya, sehingga tujuan sentral humas yang

akan dicapai adalah tujuan organisasi. Tujuan Humas/Public Relation secara

umum adalah untuk menciptakan, memelihara, dan meningkatkan citra yang baik

dari organisasi atau instansi kepada publik yang disesuaikan dengan

kondisi-kondisi dari pada publik yang bersangkutan, dan memperbaikinya jika citra itu

menurun/rusak.

Pekerjaan seorang humas adalah tugas-tugas yang dilakukan oleh

seorang humas dalam mempromosikan pengertian dan pengetahuan akan

seluruh fakta- fakta tentang runtutan situasi atau sebuah situasi dengan

sedemikian rupa sehingga mendapatkan simpati akan kejadian tersebut seperti

yang dilakukan oleh Penulis selama melakukan PKL.

Pada umumnya kesan yang jelek datang dari ketidak-pedulian,

prasangka buruk, sikap melawan, dan apatis. Seorang petugas humas harus

mampu untuk mengubah hal-hal ini menjadi pengetahuan dan pengertian,

penerimaan dan ketertarikan.

Bagian penting dari pekerjaan petugas Humas dalam suatu organisasi adalah :

 Membuat kesan (image)

(53)

 Menciptakan ketertarikan

 Penerimaan

 Simpati

Dengan demikian tujuan humas secara umum/universal yang pada

prinsipnya menekankan tujuan pada aspek citra/image. Citra merupakan salah satu

tujuan penting bagi sebuah perusahaan, karena dengan memiliki citra yang baik,

sebuah perusahaan akan dinilai bonafid. Hal ini memberikan pengaruh pada

tingkat kepercayaan publik-publikya.

Proses Humas sangat tergantung dari input informasi, karena bidang

ke-humasan adalah suatu studi yang menyangkut sikap manusia yang membutuhkan

ketajaman dan kepekaan analisis, serta data yang dapat mengubah sikap manusia

atau kelompok manusia secara efektif. Proses humas selalu dimulai dan diakhiri

dengan penelitian. Berdasarkan prosesnya, ada empat langkah yang biasa

dilakukan dalam proses ke-Humasan (Public Relations) sebagai berikut:

1. Definisikan Permasalahan

Dalam tahap ini seorang humas perlu melibatkan diri dalam

penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu humas juga perlu memantau

dan membaca terus pengertian, opini, sikap, dan perilaku mereka yang

berkepentingan dan terpengaruh oleh sikap dan tindakan perusahaan,

organisasi, atau instansi. Tahap ini merupakan penerapan atau fungsi

intelijen perusahaan. Langkah ini dilakukan oleh seorang humas setiap

saat secara kontinu bukan hanya pada saat krisi terjadi.

(54)

Pada tahap ini seorang humas sudah menemukan penyebab

timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah-langkah

pemecahan atau pencegahan. Langkah-langkah ini dirumuskan dalam

bentuk rencana dan program, termasuk anggarannya. Pada tahap ini

penting bagi humas mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan puncak

perusahaan karena besar kemungkinan langkah yang diambil akan sangat

strategis dan melibatkan keikutsertaan banyak bagian.

3. Aksi dan Komunikai

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan/kegiatan sesuai dengan

fakta dan data yang telah dirumuskan dalam bentuk perencanaan.Pada

tahap ini, aksi dan komunikasi harus dikaitkan dengan objective dan goals

yang spesifik.

4. Evaluasi Program

Proses ke-Humasan selalu dimulai dari mengumpulkan fakta dan

diakhiri pula dengan pengumpulan fakta.Untuk mengetahui prosesnya

sudah selesai atau belum, seorang humas perlu melakukan evaluasi atas

langkah-langkah yang telah diambil. Maka, tahap ini akan melibatkan

pengukuran atas hasil tindakan di masa lalu. Penyesuaian dapat dibuat

dalam program yang sama, atau setelah suatu masa berakhir.

Keempat langkah diatas merupakan tahap-tahap yang penting bagi

kesuksesan seorang humas, sehingga dalam menjalankan keempat tahapan itu

(55)

Fungsi merupakan kegiatan operasional dari suatu benda atau lembaga.

Mengenai istilah fungsi ini, Ralph Curier dan Allan C. Filley dalam bukunya

“Principle of Management” dikutip oleh Onong Uchjana Effendy (1993:24) menyatakan bahwa “istilah fungsi menunjukkan suatu tahap yang jelas yang dapat

dibedakan bahkan dari tahap pekerjaan lain”.

Dalam kaitannya denga ke-humasan, maka humas dalam suatu organisasi

dapat dikatakan berfungsi apabila menunjukkan kegiatan yang jelas yang dapat

dibedakan dengan kegiatan yang lainnya.

Fungsi utama hujmas adalah menumbuhkan dan mengembangkan

hubungan antara lembaga/organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern

dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan, motivasi dan partisipasi

publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang

menguntungkan lembaga/organisasi.

Adapun fungsi dasar dari humas, meliputi :

1. Memberikan penerangan kepada publik.

2. Melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah

laku publik.

3. Upaya untuk membina hubungan harmonis antara organisasi dengan

publik, baik publik ekstern maupun intern.

4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan

(56)

Tujuh puluh persen dari kegiatan seorang humas yang juga dilakukan oleh

penulis selama PKL berhubungan dengan tulis menulis selain tugas-tugas lainnya.

Diantaranya adalah :

1. Merancang pesan tematik agar pesan yang disampaikan oleh organisasi

memiliki keseragaman/ keterkaitan pesan.

2. Melakukan segmentasi media, dimana seorang humas harus mampu

memformulasikan keseimbangan saling dukung antara media cetak dan

elektronik.

3. Komunikasi interaktif. Contoh komunikasi interaktif yang dilakukan

penulis adalah rubrik konsultasi atau jasa layanan konsumen melalui

telpon.

4. Menjaga reputasi perusahaan dan citra produk melalui pemanfaatan

kekuatan pesan dan atau kombinasinya.

5. Melakukan iklan layanan masyarakat.

Produk-produk tertulis humas yang dilakukan oleh penulis diantaranya adalah :

1. Siaran pers yaitu informasi yang mengandung nilai berita dan

disampaikan oleh publik melalui media massa.

2. Latar belakang (Backgrounder).

3. Media internal.

4. Laporan tahunan.

5. Advetorial.

(57)

7. Lembaran berita (Newsletter).

8. Prospektus.

9. Penulisan komentar pembaca.

10. Penulisah naskah pidato.

11. Iklan layanan masyarakat

Pekerjaan humas sangat erat kaitannya dengan pers. Apalagi humas

perusahaan. Humas perusahaan harus bisa mencari penyebab terjadi kesalah

pahaman dengan media massa. Media massa yang hanya asal mencari berita

biasanya akan menuliskan apapun yang ia ketahui secara sepihak tentang hal yang

terjadi pada suatu perusahaan. Memang itu melanggar kode etik jurnalistik,

namun biasanya untuk mendapatkan uang, wartawan menulis berita

yang seharusnya tidak di tulis. Peran humas disini sangat penting, karena

dengan adanya humas kita bisa mengklarifikasi berita yang dianggap salah.

Humas perusahaan harus bisa secerdik mungkin dalam menyusun strategi

untuk meningkatkan citra dan reputasi perusahaan, apalagi di zaman yang

semakin banyak persaingan ini. Dunia humas saat ini sudah memasuki era yang

disebut era kompetisi, di mana pembentukan, pemeliharan dan peningkatan citra

(termasuk reputasi) menjadi sangat krusial (penting).

Dengan banyaknya perusahaan, maka persaingan makin ketat. Peran

humas, bukan hanya menyebarkan informasi kepada khalayak agar mendapatkan

(58)

membangun kepercayaan khalayak tentang perusahaan. Maka dari itu pekerjaan

humas tidak terlepas dari two way communication(Komunikasi dua arah).

Humas perusahaan adalah tulang punggung perusahaan, jika perusahaan

itu ingin mendapatkan reputasi yang baik di mata masyarakat, maka perusahaan

itu harus mempunyai humas yang bisa meningkatkan citra perusahaan tersebut,

(59)

47

3.1 Kesimpulan

Merujuk pada kegiatan yang telah penulis lakukan selama

menjalankan praktek kerja lapangan (PKL) di Dinas Komunikasi dan

informatika, maka Kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis adalah

sebagai berikut :

1. Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, merupakan

sebuah instansi pemerintahan yang bergerak dibidang pengolahan data

komunikasi dan informasi mengenai Provinsi Jawa Barat.

2. Dinas Komunikasi dan Informatika sudah cukup baik menjalankan

fungsinya dalam memberikan penerangan informasi mengenai

issue-issue yang berkembang di masyarakat yang dimuat melalui media

cetak (leaflet, spanduk, baligo, dll) dan elektronik (megatron, wbsite,

dll) sehingga masyarakat lebih kritis dalm menanggapi setiap issue.

3. Proses pembuatan serta Ilustrasi dan komposisi yang terdapat di dalam

leaflet yang dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan Informatika yang

dikerjakan sesuai dengan pedoman pembuatan bahan publikasi yang

melewati serangkaian kegiatan yang sistematis sebelum sampai

ketangan pembacanya, sehingga pembaca dapat memahami dengan

(60)

3.2 Saran

3.2.1 Saran Bagi Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat

Setelah mengutarakan kesimpulan seperti yang tersebut di atas,

maka penulis akan menyampaikan beberapa saran kepada instansi tempat

penulis melaksanakan penelitian, yaitu Diskominfo, sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu instansi pemerintahan yang bergerak di bidang

komunikasi dan infomasi, penulis berharap agar Dinas

Komunikasi dan Informatika terus konsisten dalam mewujudkan

West Java Cyber Province Membangun Masyarakat Informasi.

2. Sebagai salah satu instansi pemerintahan yang dijadikan rujukan

bagi masyarakat dalam mencari informasi terkait informasi seputar

Jawa Barat. Misalnya, menempatkan leaflet di beberapa tempat

yang strategis, seperti meletakkannya di sebuah rak kecil di loby

kantor. Kemudian memiliki konsep dalam penerimaan kunjungan

dirasakan tepat sebagai salah satu bentuk fasilitas serta bentuk

upaya pembentukan citra sebagai instansi pemerintahan.

3. Distribusi leaflet, spanduk, baligo dan media informasi yang lain

seharusnya lebih fokus ke daerah atau kelompok yang sering

menjadi korban. Serta desainnya pun dibuat lebih menarik lagi agar

minat masyarakat untuk membaca lebih tinggi.

4. Pendukung untuk kerja Humas Dinas Komunikasi dan Informatika

(61)

Komunikasi dan Informatika dapat dengan nyaman dalam

melakukan tugasnya.

3.2.2 Saran Bagi Mahasiswa/i Praktek Kerja Lapangan Selanjutnya

Untuk para mahasiswa/i yang akan menjadi peneliti selanjutnya,

maka peneliti memiliki beberapa saran yang dapat disampaikan, yaitu :

1. Sebelum melaksanakan penelitian maka seyogyanya sebagai

peneliti, memiliki konsep penelitian serta melakukan study

pendahuluan, sehingga penelitian yang akan dilakukan lebih

terarah dan akan memudahkan proses selanjutnya.

2. Sebagai peneliti, jika melaksanakan penelitian disebuah

perusahaan / instansi atau lembaga-lembaga lain, maka hendaknya

sebagai mahasiswa kita memiliki tanggung jawab dan

profesionalisme sebagai seorang peneliti dalam hal etika dan

attitude yang baik pada saat melakukan penelitian.

3. Peneliti harus aktif, memiliki inisiatif tinggi serta bersemangat

dalam melaksanakan penelitian, mengumpulkan data-data yang

dibutuhkan selama penelitian.

4. Sebagai peneliti yang bertanggung jawab dan professional, maka

seyogyanya dengan disiplin tinggi mampu mengikuti segala aturan

yang telah ditetapkan, baik oleh pihak perusahaan / instansi /

lembaga maupun oleh pihak kampus dan dosen pembimbing.

5. Sebagai peneliti, juga wajib untuk memperhatikan setiap draft

(62)

Seperti menyiapkan berbagai keperluan persuratan untuk

melakukna penelitian, melengkapi data dan melengkapi

dokumentasi penelitian.

6. Selalu menjunjung tinggi nama baik Almamater Program Studi

Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Humas Fakultas Ilmu Sosial

(63)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Ghietsa Nesma Sal Noviawan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Mahasiswa

Tempat, Tanggal lahir: Bandung, 13 November 1990

Agama : Islam

Alamat KTP : Komp. Griya Jagabaya Blok A3 No 10A RT 01

RW 13, Desa Jagabaya, Kecamatan Cimaung,

Kabupaten Bandung 40374

Telepon : 085724647234 / 022-85934856

Alamat email : ghietsanesma@yahoo.com

Tinggi / berat badan : 182 cm / 60 kg

PENDIDIKAN FORMAL

 Taman Kanak-kanak Patal Banjaran Tahun 1996-1997  Sekolah Dasar di SDN Palasari III Tahun 1997 - 2003  SLTP di SLTPN 2 Banjaran Tahun 2003 - 2006  SMA di SMA Pasundan Banjaran Tahun 2006 - 2009

(64)

PENGALAMAN ORGANISASI & KEGIATAN

 Anggota Paskibra SLTPN 2 Banjaran Periode 2003

 Team Futsal SMA Pasundan Banjaran Angkatan 2007-2009

 Koordinator Ekskul Seni Musik Tradisional/Modern SMA Pasundan Banjaran Periode 2007-2009

 Anggota EO Br

Gambar

Gambar 1.1Logo Diskominfo JABAR
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3Jenis dan Jumlah Sarana
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian aplikasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Aplikasi Pengolahan Aset TIK di Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat yang dibangun

Diberikan kesempatan untuk melaksanakan praktek kerja lapangan di Sarana komunikasi dan Diseminasi Informasi Diskominfo Jawa Barat ini memberikan pengalaman yang

Praktek Kerja Lapangan adalah suatu kegiatan dimana mahasiswa yang. melakukan PKL, menjalani masa praktek kerja yang sesungguhnya di

Informatika Provinsi Jawa Barat, adakalanya dalam proses penilaian yang. dilaksanakan tersebut tidak berjalan dengan lancar, hal tersebut

Awal mula berdirinya Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) dimulai dari Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat

Merujuk pada kegiatan yang telah penulis lakukan selama menjalankan praktek kerja lapangan (PKL) di Dinas Komunikasi dan informatika, maka Kesimpulan yang dapat

bahwa dalam rangka pengelolaan informasi dan dokumentasi pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Barat telah ditetapkan Keputusan Sekretaris Daerah Provinsi

Dari uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian di Dinas Komunikasi dan Informatika Proninsi Jawa Barat dengan judul “Pengaruh Kompetensi