DI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
PROVINSI JAWA BARAT
“Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL)”
Oleh :
Ghietsa Nesma Sal Noviawan 41809135
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
v
KATA PENGANTAR………... ii
DAFTAR ISI………... v
DAFTAR TABEL………. vii
DAFTAR GAMBAR………... viii
DAFTAR LAMPIRAN………. ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Instansi Dinas Komunikasi dan Informatika……….. 1
1.1.1 Dasar Hukum……… 4
1.1.2 Logo Dinas Komunikasi dan Informatika……… 5
1.1.3 Tugas Pokok Dinas Koomunikasi dan Informatika…. 7
1.1.4 Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika………….. 8
1.2 Visi Misi dan Tujuan Dinas Komunikasi dan Informatika…... 8
1.3 Sejarah Divisi Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi DISKOMINFO JABAR….…………...…………. 10
1.4 Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika…… 12
1.5 Struktur Divisi Humas………. 14
1.6 Job Deskription……… 15
1.7 Sarana dan Prasarana DISKOMINFO JABAR……….. 19
1.7.1 Sarana………..……… 19
vi
BAB II PELAKSANAAN PKL
2.1 Aktifitas Kegiatan Praktek Kerja Lapangan...………. 22
2.2 Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan………... 24
2.2.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Secara Rutin…….. 24
2.2.3 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Secara Insidensial.. 27
2.3 Analisa Deskripsi Kegiatan Humas………. 38
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan……….. 47
3.2 Saran……… 49
3.2.1 Saran Bagi Instansi……….. 49
3.2.2 Saran Bagi Mahasiswa/i……….. 50
DAFTAR PUSTAKA…..………. 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN……….……….. 52
vii
Tabel 1.2 Struktur Organisasi Divisi SKDI………. 14
Tabel 1.3 Jenis dan Jumlah Sarana DISKOMINFO……… 19
viii
ix
Surat Balasan Dari Instansi……… 53
Daftar Hadir PKL………... 54
Berita Acara Bimbingan PKL……… 56
Penilaian Kerja Praktek……….. 57
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro. 2007.Komunikasi Massa, Bandung, Simbiosa Rekatama
Media
Jefkins, Frank. 1998. Public Relations. Jakarta: Erlangga
Krisna, Bayu. 2008. “ Mendulang Rupiah Lewat Kemampuan Berbicara “. Jakarta. Tangga Pustaka.
Sumber Lain :
- Arsip Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.
-
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/528/jbptunikompp-gdl-akromnim41-24288-9-unikom_a-n.pdf 07 Oktober 2012 23:12
- “ Website Diskominfo “, www.jabarprov.go.id , Sabtu, 21 Oktober 2010,
ii
Tiada kata yang terbayang saat ini selain ucapan syukur yang begitu
mendalam dan sepenuh hati kepada penguasa alam semesta, penguasa siang dan
malam hari, Sang Pengasih yaitu Allah SWT. Dengan limpahan karunia, rizqi,
rahmat serta hidayah-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Lapangan ini di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.
Tak lupa penulis juga mengucapkan shalawat serta salam pada Nabi serta Rasul
kita Muhammad SAW.
Dalam penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang telah memberikan semangat
terutama Ayah dan Ibunda tercinta atas semua doanya karena penulis percaya
bahwa doa seorang kedua orang tua tidak akan terputus sampai kapanpun dan
dimanapun itu sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan dengan lancar.
Serta dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya, kepada Yang terhormat :
1. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) atas
iii
Praktek Kerja Lapangan yang telah memberi motivasi dan telah
banyak memberikan bimbingan kepada penulis.
3. Ibu Desayu Eka Surya S.Sos., M.Si., selaku dosen wali yang telah memberi motivasi dan telah banyak memberikan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu Rismawaty S.Sos., M.Si., selaku Pembimbing di Uiversitas Komputer Indonesia Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
yang telah memberi pengarahan dan motivasi kepada penulis.
5. Drs. H. Asep Sukmana, M.Si., selaku Sekretaris di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat yang telah mengijinkan penulis untuk
melaksanakan kegiatan PKL di Dinas Komunikasi dan Informatika.
6. Ibu Novi Liliyanti SE., selaku Pembimbing PKL di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat yang telah mengayomi
penulis selama masa PKL.
7. Seluruh staff Sekretariat Jurusan khususnya dan umumnya seluruh
karyawan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat yang
telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Lapangan ini.
8. Kakak dan Adik ku tercinta yang telah memberikan motivasi kepada
iv
Humas 3, mudah-mudahan Allah SWT dapat membalas semuanya.
10. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kebaikannya
dapat di balas oleh Allah Swt.
Karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dalam penyusunan
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis dengan tulus mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca sehingga dapat digunakan untuk pengembangan
lebih lanjut.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini dapat bermanfaat bagi pihak lain pada umumnya rekan-rekan di
UNIKOM pada khususnya yang akan melakukan Praktek Kerja Lapangan pada
bidang yang sama dengan penulis.
Bandung, Desember 2012
1
1.1 Sejarah Instansi Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat
Keberadaan PUSLAHTA di Jawa Barat dimulai pada tahun 1977, yaitu
dengan adanya Proyek Pembangunan Komputer Pemerintah Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat. Proyek tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan
sarana prasarana dalam rangka memasuki era komputer. Dalam perkembangan
selanjutnya, pada tanggal 8 April 1978 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78 diresmikan
pembentukan/pendirian Kantor Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat yang berkedudukan di jalan Tamansari No. 57
Bandung.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Nomor :
294/Ok.200- Oka/SK/78, maka pada tanggal 29 Juni 1981 pendirian Kantor
PUSLAHTA dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 2 Tahun 1981
tentang Pembentukan Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat dan Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1981 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat. Dengan kedua Peraturan Daerah tersebut keberadaan
PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat
semakin berperan, khususnya dalam melaksanakan kebijaksanaan Gubernur
Saat ini keberadaan kedua Peraturan Daerah tersebut tidak mendapat
pengesahan dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Dalam Negeri,
sehingga keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I
Jawa Barat kedudukan organisasi menjadi non structural. Akan tetapi dengan
keberadaan Puslahta Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat pada masa itu telah
banyak dirasakan manfaatnya selain oleh lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa
Barat juga oleh instansi lain dalam bentuk kerja sama penggunaan mesin
komputer IBM S-370/125 seperti : IPTN, PJKA, ITB, dan pihak Swasta
lainnya.
Dalam perjalanan waktu yang cukup panjang, yaitu lebih kurang 14 tahun
sejak PUSLAHTA didirikan, pada tanggal 27 Juni 1992 dengan Surat
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 21 Tahun
1992 Organisasi PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa
Barat dibubarkan. Di dalam salah satu pasal Surat Keputusan Gubernur No. 21
tahun
1992 dinyatakan bahwa tugas dan wewenang PUSLAHTA dialihkan ke
Kantor Bappeda Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Pada tanggal yang sama dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur No.
21 tahun 1992 tentang Pembubaran PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa
Barat, keluar Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor :
22 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE)
Dalam negeri Nomor : 5 tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor
Pengolahan Data Elektronik Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.
Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 5
Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik, pada
tanggal 30 Juni 1993 keluar persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara (Menpan) dengan Nomor : B-606/I/93 perihal Persetujuan Pembentukan
Kantor Pengolahan Data Elektronik untuk Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan
Selatan, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara (Menpan) tersebut, maka untuk mengukuhkan Keputusan Gubernur
Nomor 22 Tahun 1992 diajukan Rancangan Peraturan Daerahnya, dan
akhirnya pada tanggal 21 Juni 1994 berhasil ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 4 tahun 1994 tentang Pengukuhan
Dasar Hukum Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat dan Nomor 5 tahun 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Selanjutnya kedua Peraturan Daerah tersebut diajukan ke Menteri Dalam
Negeri untuk mendapat pengesahan, dan pada tanggal 10 Juli 1995 keluar
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 59 Tahun 1995 tentang Pengesahan
Peraturan Daerah Nomor : 4 dan Nomor : 5 Tahun 1994, dengan demikian
KPDE Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat secara resmi menjadi salah satu Unit
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor : 16 Tahun
2000 tanggal 12 Desember 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi
Jawa Barat telah ditetapkan Badan Pengembangan Sistem Informasi dan
Telematika Daerah disingkat BAPESITELDA sebagai pengembangan dari
Kantor Pengolahan Data Elektronik yang dibentuk berdasarkan Keputusan
Gubernur Nomor : 22 Tahun 1992 dan dikukuhkan dengan Peraturan Daerah
Nomor : 5 Tahun 1994. Sedangkan Kantor Pengolahan Data Elektronik itu sendiri
merupakan pengembangan dari Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi
Jawa Barat yang berdiri pada tanggal 8 April 1978 melalui Surat Gubernur
KDH Tingkat I Jawa Barat No. 294/OK.200-Oka/SK/78, dan keberadaannya
dikukuhkan dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1981 tanggal 29 Juni 1981.
1.1.1 Dasar Hukum
1. Keputusan Presiden RI Nomor 50 Tahun 2000 Tentang Tim Koordinasi
Telematika Indonesia.
2. Peraturan Daerah Propinsi Jabar N0. 16 Tahun 2000 Tentang Lembaga
Teknis Daerah Propinsi Jawa Barat.
Nomenklatur BAPESITELDA adalah singkatan dari Badan
Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika Daerah. Telematika
singkatan dari Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika.
Selanjutnya, berdasarkan Perda Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, maka
Informatika Provinsi
di Jalan Tamansari no. 55 Ban
Perubahan
lingkup serta cakupan
teknis, tapi juga
menyentuh kepentingan
Dengan platform
mengenai teknologi
terutama pencapaian Ja
1.1.2 Logo Dinas Komunikasi
Sumber
Provinsi Jawa Barat disingkat DISKOMINFO, yang
Jalan Tamansari no. 55 Bandung.
Perubahan ini merupakan kenaikan tingkat dan memiliki
cakupan kerja lebih luas. Sasarannya tidak hanya
juga kebijakan, baik hubungannya kedalam
kepentingan publik khususnya dibidang teknologi
platform dinas, maka Diskominfo dapat mengeluarkan
teknologi informasi dalam kepentingan Provinsi Jawa
pencapaian Jabar Cyber Province Tahun 2012.
[image:17.612.232.409.410.644.2]Logo Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMI
Gambar 1.1
Logo Diskominfo JABAR
Sumber : diskominfo.jabarprov.go.id, Juli 2012
yang berlokasi
memiliki ruang
hanya persoalan
kedalam maupun
teknologi informasi.
mengeluarkan regulasi
Jawa Barat,
Lambang atau logo diskominfo sama dengan lambang atau logo
jawa barat di karenakan diskominfo adalah dinas yang terletak di provinsi
jawa barat diskominfo tidak memiliki logo sendiri melainkan diskominfo
menggunakan logo dari pada provinsi jawa barat.
Makna bentuk dan motif yang terdapat dalam lambang ini ialah :
1. Bentuk bulat telur pada lambang Jawa Barat berasal dari bentuk perisai
sebagai penjagaan diri.
2. Ditengah-tengah terlihat ada sebilah kujang. Kujang ini adalah senjata
suku bangsa Sunda yang merupakan penduduk asli Jawa Barat. Lima
lubang pada kujang melambangkan dasar negara Indonesia
yaitu Garuda Pancasila.
3. Padi satu tangkai yang terdapat di sisi sebelah kiri melambangkan
bahan makanan pokok masyarakat Jawa Barat sekaligus juga
melambangkan kesuburan pangan, dan jumlah padi 17
menggambarkan tanggal Proklamasi Republik Indonesia.
4. Kapas satu tangkai yang berada di sebelah kanan melambangkan
kesuburan sandang, dan 8 kuntum bunga menggambarkan bulan
proklamasi Republik Indonesia.
5. Gunung yang terdapat di bawah padi dan kapas melambangkan bahwa
daerah Jawa Barat terdiri atas daerah pegunungan.
6. Sungai dan terusan yang terdapat di bawah gunung sebelah kiri
melambangkan di Jawa Barat banyak terdapat sungai dan saluran air
7. Petak-petak yang terdapat di bawah gunung sebelah kanan
melambangkan banyaknya pesawahan dan perkebunan. Masyarakat
Jawa Barat umumnya hidup mengandalkan kesuburan tanahnya yang
diolah menjadi lahan pertanian.
8. Danau atau bendungan yang terdapat di tengah-tengah bagian
bawah antara gambar sungai dan petak, melambangkan kegiatan di
bidang irigasi yang merupakan salah satu perhatian pokok mengingat
Jawa Barat merupakan daerah agraris. Hal ini juga melambangkan
dam-dam yang berada di Jawa Barat seperti Waduk Jatiluhur.
Arti warna Pada lambang Jawa Barat didapati beberapa warna
yaitu: hijau, kuning, hitam, biru, merah dan putih. Warna-warna ini
memiliki arti khusus.
Warna hijau artinya melambangkan kesuburan dan kemakmuran
tanah Jawa Barat. Kuning artinya melambangkan keagungan,
kemuliaan dan kekayaan. Hitam artinya melambangkan keteguhan dan
keabadian. Biru artinya melambangkan ketentraman atau kedamaian.
Merahartinya melambangkan keberanian. Putih artinya melambangkan
kemurnian, kesucian atau kejujuran.
1.1.3 Tugas Pokok Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
Diskominfo memiliki tugas pokok dalam melaksanakan urusan
berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan untuk
memberikan penerangan menganai isu-isu sosial yang dapat merugikan
atau membodohkan masyarakat, sehingga masyarakat diharapkan bisa
lebih kritis dalam menanggapi informasi yang beredar.
1.1.4 Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
a. Penyelenggaraan perumusan penetapan pengaturan dan koordinasi
serta pelaksanaan kebijakan teknis urusan pos dan telekomunikasi,
sarana komunikasi dan diseminasi, telematika serta pengolahan
data eletronik.
b. Penyelenggaraan fasilitas dan pengendalian komunikasi dan
informatika meliputi pos dan telekomunikasi, sarana komunikasi
dan diseminasi, telematika serta pengolahan data eletronik.
c. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTD
1.2 Visi, Misi dan Motto Dinas Komunikasi dan Informatika JABAR
1.2.1 Visi
Dalam setiap organisasi pasti memiliki visi, baik itu bertujuan
mencari keuntungan ataupun hanya sebuah lembaga yang bertujuan
untuk mencerdaskan masyarakat. Visi dalam kamus besar Bahasa
Indonesia memiliki pengertian pandangan terhadap suatu masalah. Begitu
"Terwujudnya masyarakat informasi Jawa Barat melalui
penyelenggaran komunikasi dan Informatika yang efektif dan efisien".
1.2.2 Misi
Sama halnya dengan visi, maka setiap organisasi tersebut pastilah
memiliki misi dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
Berikut beberapa misi dari Dinas Komunikasi dan Informatika :
Meningkatkan sarana dan prasarana serta profesionalisme sumber
daya aparatur bidang komunikasi dan infomatika
Mengoptimalkan pengelolaan pos dan telekomunikasi
Mengoptimalkan pemanfaatan sarana komunikasi dan informasi
pemerintah dan masyarakat serta melaksanakan diseminasi informasi
Mewujudkan layanan online dalam penyelenggaraan pemerintah
berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Mewujudkan pengelolaan data menjadi satu data pembangunan untuk
Jawa Barat.
1.2.3 Motto Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
1.3 Sejarah Divisi Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi DISKOMINFO JABAR
Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi merupakan bagian
dari DISKOMINFO yang meliputi kegiatan pengkajian bahan kebijakan teknis
dan fasilitasi sarana komunikasi dimana di SKDI dipimpin oleh Kepala Bidang
oleh Drs.H.Karso Samminurahmat,Msi. Secara garis besar SKDI merupakan
sarana komunikasi di DISKOMINFO bedirinya pun hampir sama dengan
berdirinya DISKOMINFO.
Berikut merupakan tugas Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi
dalam Pasal 12 disebutkan bahwa:
1. Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi
sarana komunikasi dan diseminasi informasi.
2. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(1). Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi mempunyai
fungsi:
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis sarana
komunikasi dan diseminasi informasi.
b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi sarana komunikasi
dan diseminasi informasi.
c. Penyelenggaran fasilitasi bidang sarana komunikasi dan diseminasi
informasi.
a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Sarana
Komunikasi dan Diseminasi Informasi.
b. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis sarana
komunikasi dan diseminasi informasi.
c. Menyelenggrakan pengkajian bahan fasilitasi penyusunan
pedoman dan supervisi sarana komunikasi dan diseminasi
informasi.
d. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi komuniksi sosial.
e. Menyelenggarkan pengkajian bahan fasilitasi komunikasi
pemerintah dan pemerintah daerah.
f. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi penyiaran dan
kemitraan media.
g. Menyelenggarakan fasilitasi sarana komunikasi dan diseminasi
informasi.
h. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan.
i. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas
di Kabupaten / Kota.
j. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi Bidang Sarana
Komunikasi dan Diseminasi Informasi.
l. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
4. Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi membawahkan:
a. Seksi Komunikasi Sosial.
b. Seksi Komunikasi Pemerintah dan Pemerintahan daerah.
c. Seksi Penyiaran dan Kemitraan Media.
1.4 Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika JABAR
Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinas Kominfo)
terdiri dari seorang Kepala Dinas (Eselon II), seorang Sekretaris Dinas (Eselon
III), 4 (empat) orang Kepala Bidang (Eselon III), dan 15 Kepala Seksi (Eselon
IV). Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas DaerahProvinsi Jawa Barat, telah
ditetapkan struktur organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa
Tabel 1.1
Struktur Organisasi DISKOMINFO Provinsi Jawa Barat
Tabel 1.2
Struktur Organisasi Sarana Komunikasi dan Diseminasi Komunikasi
Sumber: Company Profile Organisasi Diskominfo, Juli 2012
1.5 Struktur Divisi Humas
Fungsi Humas di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika
(DISKOMINFO) , telah terlaksana sejak terbentuknya Dinas Komunikasi dan
Informatika itu sendiri, berdasarkan ketentuan fungsi humas di selenggarakan oleh
sekertaris ceki bagian umum dengan nama PPID ( pejabat pengelola
informasi dan dokumentasi).
PPID tersebut berfungsi untuk melayani info publik menyediakan sarana
dan prasarana serta menyampaikan informasi tentang aktifitas Dinas Komunikasi
1.6 Job Description
Bidang pengolahan data elektronik memiliki tugas pokok
menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitas pengolahan
data elektronik.
Rincian tugas Bidang Pengolahan Data Elektronik :
menyelenggarakan pengkajian program kerja bidang Pengolahan Data
Elektronik
menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pengolahan
data elektronik
menyelenggarakan pengkajian bahan dan fasilitasi kompilasi data
menyelenggarakan pengkajian bahan dan fasilitasi integrasi data
menyelenggarakan pengkajian bahan dan fasilitasi penyajian data dan
informasi
menyelenggarakan fasilitasi pengolahan data elektronik
menyelenggarakan koordinasi bahan penyelenggaraan bidang pengolahan
data elektronik
menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan
menyelenggarakan koordinasi dengan badan koordinasi pemerintahan dan
pembangunan wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabupaten/ Kota
menyelenggrakan pelaporan dan evaluasi kegiatan bidang pengolahan data
menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait
Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
Bidang Pengolahan Data Elektronik membawahi :
1. Seksi Kompilasi Data.
Seksi Kompilasi Data memiliki yugas pokok menyusun bahan kebijakan
teknis dan fasilitas kompilasi data.
Rincian Tugas Seksi Kompilasi Data :
melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Kompilasi Data
melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis kompilasi data
melaksanakan pengolaan data melalui aplikasi perangkat lunak dan sistem
informasi kompilasi
melaksanakan koordinasi dan konsultansi pengolahan data / informasi
elektronik
melaksanakan kerjasama dan kemitraan pengelolaan data / informasi
elektronik
melaksanakan pemeliharaan, pengamanan dan pengendalian data dan
informasi dengan perangkat daerah
melaksanakan fasilitasi kompilasi data
melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan
melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait
Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
2. Seksi Integrasi Data
Seksi Integrasi Data mempunyai tugas pokok melaksanakan
menyusun bahan kebijakan teknis dan fasilitasi integrasi data.
Rincian Tugas Seksi Integrasi Data :
melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Integrasi Data
melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis Integrasi Data
melaksanakan koordinasi implementasi interoperabilitas e-Government
skala provinsi
melaksanakan pengelolaan data melalui aplikasi perangkat lunak dan
sistem informasi
melaksanakan menyusun bahan dan pengelolaan basis data terintegrasi
melaksanakan pengelolaan interoperabilitas Website
melaksanakan pengelolaan data dengan media aplikasi strategis
melaksanakan pengelolaan Web Hosting dan Colocation Server
melaksanakan pengolahan nama Sub Domain go.id
melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan
melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi integrasi data
melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
3. Seksi Penyajian Data dan Informasi
Seksi Penyajian Data dan Informasi mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi data dan
informasi.
Rincian Tugas Seksi Penyajian Data dan Informasi :
melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Penyajian Data dan
Informasi
melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis pengkajian dan
informasi data
melaksanakan penyajian layanan data dan informasi
melaksanakan koordinasi pengelolaan internet publik
melaksanakan penyajian layanan data dan informasi melalui help desk
melaksanakan pengelolaan website www.jabarprov.go.id
melaksanakan fasilitasi penyajian data dan informasi
melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan
melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi penyajian data
melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait
1.7 Sarana dan Prasarana Dinas Komunikasi dan Informatika JABAR 1.7.1 Sarana
Sarana merupakan hal yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi, intansi, maupun perusahaan.
Berikut daftar sarana yang tersedia pada Dinas Komunikasi dan
[image:31.612.168.474.313.702.2]Informatika.
Tabel 1.3
Jenis dan Jumlah Sarana
No Jenis Sarana Jumlah Sarana
1 Meja Biro 120 Unit
2 Lemari Kayu 60 Unit
3 Meja Rapat 8 Set
4 Rak Kayu 96 Unit
5 Sofa 21 Set
6 Kursi Tamu 10 Set
7 Meja Baca 3 Unit
8 Bufet 2 Unit
9 Rak Surat 1 Unit
10 Lemari Buku 12 Unit
11 AC 25 Unit
13 Pompa Air 6 Unit
14 Penangkal Petir 6 Unit
15 Brankas 11 Unit
16 Mesin Tik Manual 23 Unit
17 Komputer 43 Unit
18 Kursi Kerja 350 Unit
19 Kursi Rapat 48 Unit
20 Mobil Community Acces point 1 Unit
21 Mobil Mawar 1 Unit
22 Mobil Monitoring Frekuensi Radio 1 Unit
Sumber : Arsip DISKOMINFO JABAR, Juli 2012
1.7.2 Prasarana
Prasarana adalah hal yang paling pertama yang harus kita
pikirkan dalam membangun sebuah organisasi. Dalam hal ini Dinas
Komunikasi dan Informatika memiliki gedung yang terletak di Jalan
Taman Sari No.55, Bandung.
1.8 Lokasi dan Waktu PKL
1.8.1 Lokasi
Lokasi untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
di Jalan Taman Sari No. 55, Telepon (022)2502898, Fax (022)2511505, Web
www.diskominfo.jabarprov.go.idBANDUNG – 40132.
1.8.2 Waktu
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini berlangsung mulai
dari tanggal 09 Juli s/d 31 Juli 2012, dengan waktu 5 hari kerja yaitu hari
Senin sampai hari Jum’at dimana jam kerja di tetapkan mulai dari pukul
08.00 sampai dengan selesai, sedangkan bulan ramadhan pukul 09.00
22
2.1 Aktivitas Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Pada saat melaksanakan kerja praktek di Dinas Komunikasi dan Informasi.
Penulis ditempatkan di bagian Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informatika
(SKDI) DISKOMINFO Jawa Barat tepatnya di bidang pengkajian bahan
kebijakan teknis dan fasilitasi sarana komunikasi. Pada awal pertemuan dengan
pembimbing kerja praktek di Dinas Komunikasi dan Informatika penulis di
jelaskan apa saja yang harus di taati dan dikerjakan selama mengikuti kerja
praktek. Pada bagian sarana komunikasi DISKOMINFO Jawa Barat tepatnya di
bidang pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi sarana komunikasi
memiliki aturan-aturan yang harus dilaksanakan pada saat kerja praktek.
Adapun daftar kegiatan yang dilakukan penulis setiap hari kerja selama
melaksanakan PKL di DISKOMINFO Provinsi Jawa barat adalah sebagai
[image:34.612.123.515.575.704.2]berikut:
Tabel 2.1
Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
No Hari / Tanggal Aktivitas
Keterangan
Rutin Insidensial
1 Senin, 9 Juli 2012
Apel Pagi
Pengenalan Diskominfo, Sejarah Diskominfo Jabar
2 Selasa, 10 Juli 2012
Pengenalan Diskominfo, Visi
dan Misi Diskominfo Jabar
3 Rabu, 11 Juli 2012
Pengenala Diskominfo, Divisi
dan Bagian-bagian Diskominfo
4 Kamis, 12 Juli 2012
Monitoring Kegiatan Diskominfo - Aktifitas Pegawai
Diskominfo
5 Jumat, 13 Juli 2012
Briefing untuk Aktifitas Senin –
16 Juli 2012 (aktifitas untuk
praktek)
6 Senin, 16 Juli 2012
Apel Pagi
Pembagian Kelompok Kerja
7 Selasa, 17 Juli 2012
Pengenalan Tentang Divisi SKDI
(kegiatan, fungsi, dan sarana
media)
8 Rabu, 18 Juli 2012
Diskusi Perkelompok dan
Pembagian Job Desk
9 Kamis, 19 Juli 2012
Monitoring Kegiatan Diskominfo Survei Penelitian, dan Mengkaji
Tugas dari Pembimbing
10 Jumat, 20 Juli 2012
Mengerjakan Tugas, Survei
Penelitian (tentang leaflet
“Human Traficking”
Diskominfo)
11 Senin, 23 Juli 2012
Apel Pagi
Melanjutkan Tugas Penelitian
12 Selasa, 24 Juli 2012
Mengumpulkan Hasil Survei Penelitian
13 Rabu, 25 Juli 2012
Menganalisa Hasil Survei
Penelitian
14 Kamis, 26 Juli 2012
Monitoring dan Browsing
- Aktifitas Divisi SKDI
15 Jumat, 27 Juli 2012
Monitoring dan Browsing
- Penyebaran Informasi Divisi SKDI
16 Senin, 30 Juli 2012
Pencarian Berita Mengenai
Diskominfo Maelalui Media
Cetak
17 Selasa, 31 Juli 2012
Monitoring dan Browsing
- Penyebaran Leaflet, Spanduk, dan Baligo
Sumber : Penulis, Juli 2012
2.2 Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
2.2.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Secara Rutin
Adapun kegiatan praktek kerja lapangan secara rutin di Kantor
Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Jawa Barat sebagai
berikut :
1. Monitoring Kegiatan DISKOMINFO Jawa Barat
Dalam analisis ini penulis akan menjelaskan salah satu kegiatan
rutin yang dilakukan oleh penulis selama proses praktek kerja lapangan
yaitu memonitoring kegiatan DISKOMINFO khususnya pada divisi
Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi (SKDI) dalam menjalankan
fungsinya sebagai Divisi Komunikasi.
Monitoring adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai
suatu proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas
ke-objektifitasan program. Kegiatan rutin monitoring ini dilakukan penulis
berdasarkan 2 kegiatan yang berbeda seperti :
Monitoring Secara Langsung
Penulis dalam kegiatan praktek kerja lapangan rutin ini,
memonitoring kegiatan DISKOMINFO maupun divisi SKDI mulai
dari perencanaan mengenai program kerja dalam menyampaikan
informasi kepada masyarakat hingga turun kelapangan dalam
melaksanakan program-program tersebut. Dinas Komunikasi dan
Informatika melalui Divisi Sarana Komunikasi dan Diseminasi
Informasi (SKDI) memiliki program-program khusus dalam
menyampaikan informasi menganai kebijakan Pemerintah Daerah
maupun dalam menanggapi issue-issue yang berkembang di
masyarakat.
Divisi SKDI menggunakan berbagai media dalam menunjang
penyampaian pesan atau informasi seperti media cetak yang meliputi :
- Brosur, pamphlet, maupun Leaflet yang sering dijumpai di acara
pameran yang diadakan oleh pihak pemerintah daerah maupun di
even-even non formil lainnya, ada pula
- Spanduk, Baligo atau Reklame yang sering kita lihat di
persimpangan jalan atau dijalan-jalan protokol lainnya, spanduk,
baligo, atau reklame ini media cetak yang lumayan efektif dalam
desa, dan spanduk atau reklame dapat diakses dalam jangka waktu
yang panjang.
Selain media cetak, penulis memonitoring kegiatan SKDI
dalam menyampaikan informasi melalui media elektronik seperti
Megatron. Dengan megatron pesan atau informasi disampaikan secara audio visual sehingga para pengguna jalan dapat mengakses informasi
lebih jelas ketimbang media sebelumnya.
Penulis mengamati reaksi atau tanggapan dari masyarakat
mengenai informasi yang diberikan sehingga penulis dapat
menyimpulkan bahwa media mana yang lebih efisien sebagai
kendaraan Divisi SKDI dalam menyampaikan informasi.
Monitoring Melalui Web DISKOMINFO
Penulis memonitoring melalui konten yang ada pada web
DISKOMINFO, melihat dan mengkaji apa saja informasi yang
ditujukan kepada masyarakat, apakah informasi yang dimuat tepat
sasaran, apakah isi pesan sudah mewakili fenomena sosial yang
beredar dimasyarakat.
Dengan begitu penulis dapat mengetahui dan memberikan saran
mengenai kegiatan pensosialisasian yang dilakukan oleh Dinas
Komunikasi dan Informatika melalui Divisi SKDI dalam penyampaian
oleh DISKOMINFO sendiri dalam menanggapi issue-issue yang sedang
berkembang di masyarakat.
2. Browsing Mengenai Informasi DISKOMINFO Jawa Barat Browsing adalah Berselancar untuk menjelajahi informasi yang
ada di internet. Berselancar ini bisa dilakukan dengan sebuah program
yang disebut browser, software untuk berselancar. Browsing dapat juga
diartikan seni pencarian informasi melalui system operasi yang berbasis
hypertext, misalnya membaca berita, mencari istilah dll. Browsing di
internet mungkin sudah menjadi makanan pokok untuk era modern seperi
sekarang ini, dari pelajar mahasiswa maupun para pekerja ataupun
karyawan, pasti pernah browsing melalui media internet.
Dalam kegiatan ini penulis mencari data mengenai DISKOMINFO
melalui Internet mengenai info seputar Jabar ataupun dengan mengakses
web DISKOMINFO itu sendiri. Penulis meringkas Informasi yang
bersangkutan dengan DISKOMINFO, baik itu tentang pesan/informasi
yang dimuat oleh instansi maupun mengenai berita yang masyarakat atau
DISKOMINFO.
2.2.2 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Secara Insidensial
Adapun kegiatan praktek kerja lapangan secara rutin di Kantor
Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Jawa Barat sebagai
1. Membuat Penelitian tentang Leaflet “Human Trafiking” Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat
Masyarakat dewasa ini mulai berkembang kearah masyarakat
informasi. Dimana keberadaan sebuah informasi dianggap sangat penting.
Sehingga setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkan informasi
terbaru di bidang apapun secepat mungkin. Beragam cara penyampaian
informasi dilakukan berbagai pihak, untuk dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat akan informasi tersebut. Begitu pula dengan yang dilakukan
oleh dinas komunikasi dan informatika dalam penyebaran informasi.
Dinas komunikasi dan informatika atau DISKOMINFO memiliki beberapa
media untuk menyebarkan informasi kepada khalayaknya. Salah satu
bentuk media tersebut adalah leaflet.
Perusahaan, Organisasi, atau Instansi pemerintah dalam
menyampaikan informasi tentang perusahaan tersebut baik internal
maupun eksternal melalui media massa. Media massa adalah alat yang
digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak
(menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti
surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002).
Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku
khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses
memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi (Rakhmat, 2001).
tersebut berupa :
1. Media Massa Cetak (Printed Media). Media massa yang dicetak dalam
lembaran kertas. Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa
cetak secara rinci meliputi (a) koran atau suratkabar (ukuran kertas
broadsheet atau 1/2 plano), (b) tabloid (1/2 broadsheet), (c) majalah
(1/2 tabloid atau kertas ukuran folio/kwarto), (d) buku (1/2 majalah),
(e) newsletter (folio/kwarto, jumlah halaman lazimnya 4-8), dan (f)
buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8). Isi media massa
umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan
feature.
2. Media Massa Elektronik (Electronic Media). Jenis media massa yang
isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan
menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.
3. Media Online (Online Media, Cybermedia), yakni media massa yang
dapat kita temukan di internet (situs web).
Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil mengandung pesan
tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu
hal atau peristiwa. (Sumber : Kamus Komunikasi,Drs. Onong Uchjana
Effendy, MA). Sebuah leaflet adalah produk dokumentasi dan komunikasi
yang menyediakan pengenalan dan gambaran mengenai sebuah organisasi
organisasi berbasis masyarakat dengan kegiatannya, mempublikasikan
layanan atau kegiatan, dan berkomunikasi dengan pesan.
Pesan yang spesifik Berisi laporan singkat dan informasi yang jelas
untuk menyediakan gambaran yang jelas dan sederhana ketimbang
deskripsi yang mendetail. Bisa ditujukan kepada khalayak luas (seperti
masyarakat umum) atau komunitas khusus (seperti donor). Biasanya tidak
lebih dari dua halaman kertas A4.
Leaflet merupakan jenis pamflet atau brosur yang paling populer.
Biasanya terdiri dari satu lembar saja dengan cetakan dua muka. Namun
yang khas dari leaflet adalah adanya lipatan yang membentuk beberapa
bagian leaflet seolah-olah merupakan panel atau halaman tersendiri.
Kualitas cetakan leaflet biasanya bagus, dibuat dengan desain yang
menarik, dan berisi informasi yang lengkap baik berupa gambar maupun
tulisan. Karena bentuknya lipatan, pembuatan leaflet biasanya
memperhatikan sisi psikologi orang membuka leaflet, sehingga desainnya
pun dibuat untuk memudahkan orang menerima informasi yang ada pada
leaflet tanpa terlalu banyak membolak-balik leaflet.
Dibanding dengan media promosi lain (booklet, katalog, flyer),
leaflet sangat sering dijumpai karena bisa digunakan untuk bermacam hal
misalnya mengenalkan produk, sebagai katalog mini atau booklet mini,
Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat
pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan-pertemuan FGD, pertemuan-pertemuan Posyandu,
kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri dengan
perbanyakan sederhana seperti di photo copy.
Leaflet digunakan sebagai salah satu media informasi Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat (DISKOMINFO) .
DISKOMINFO membuat beberapa leaflet dengan format dan isi yang
berbeda. Namun pada intinya , leaflet yang di buat oleh DISKOMINFO
mengandung unsur edukasi untuk masyarakat dan publik.
Leaflet DISKOMINFO berperan juga dalam memberikan
wawasan. Manfaatnya adalah mahasiswa menjadi tahu bagaimana
kegiatan pemerintahan yang sebenarnya dan DISKOMINFO lah yang
menjadi salah satu contoh kegiatan pemerintah. Sehingga dengan adanya
leaflet tersebut masyarakat menjadi memiliki paradigma yang memiliki
arus positif dari sebelumnya yang mungkin terkesan memiliki banyak
unsur negatif tetang pemerintah.
Salah satu leaflet yang menarik adalah leflet tentang Human Trafiking dimana leaftlet tersebut sangat bermanfaat bagi khalayak yang awam tentang perdagangan manusia. Leaflet yang berwarna kunig dan
Gambar 2.1
Leaflet “Human Trafiking” DISKOMINFO JABAR
Sumber : Arsip Dinas Komunikasi dan Informatika, Juli 2012
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis perlu melakukan
sebuah penelitian mengenai manfaat leaflet dalam penyebaran informasi.
Dan berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut , “Bagaimana, Manfaat Leaflet Diskominfo Provinsi Jawa Barat “
Waspadai Trafiking Perdagangan Perempuan Dan Anak “ Dalam
Penyebaran Informasi Di Kalangan Masyarakat Kota Bandung ?”.
Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa leaflet merupakan
sebuah media publikasi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan atau instansi
untuk menyebarluaskan informasi kepada khalayaknya. Dalam konteks
komunikasi organisasi, maka hal ini dapat dikategorikan kedalam
Pengembangan Sumber Daya Air, dalam buku Laporan Kolokium 2010,
mendefinisikan leaflet adalah:
“ Informasi ringkas tetapi jelas tentang kegiatan atau hasil litbang dalambentuk teknologi tepat guna. Hal ini sesuai dengan karakter leaflet yangberupa tulisan ringkas yang disajikan dengan ilustrasi gambar yangmewakili informasi yang terdapat dalam leaflet tersebut “ (Kolokium 2010: 2 ).
Trafiking adalah proses pemindahan, perekrutan, penahanan,
penyakapan, dengan cara penipuan, jeratan hukum, pemaksaan,
penculikab, pembujukan, iming-iming, ancaman kekerasan, suap/ sogok,
pemakaian kerentanan, penyalahgunaan kekuasaan, pemalsuan identitas,
merasa mempunyai tanggungan (hutang budi).
Trafiking merupakan tindakan yang bertentangan dengan harkat
dan martabat manusia serta merupakan pelanggaran HAM (Hak Asasi
Manusia) berat yang mengakibatkan penderitaan fisik dan mental para
korban, mengganggu tumbuh kembang anak,tertular penyakit menular
seksual dan menghilangkan masa depan.
Beberapa penyebab trafiking, misalnya :
Kondisi ekonomi gobal yang berdampak pada krisis-krisis yng lain
sehingga menadi multi dimensionl,
Keterbatasan dalam pendidikan dan keterampilan penipuan
Kemiskinan sosial
Keinginan untuk hidup layak
Hukuman bagi pelaku tertera pada UU No.21/2007 Pasal 2, 17 ayat
2, dan Pasal 6. Perdagangan orang telah meluas dalam bentuk jaringan
kejahatan yang terorganisasi dan tidak terorganisasi, baik yang bersifat
antar negara maupun dalam negeri, sehingga menjadi ancaman terhadap
masyarakat, bangsa dan negara, serta terhadap norma-norma kehidupan
yang dilandasi penghormatan terhadap hak asasi manusia.
2. Menganalisa Hasil Survey Penelitian tentang Leaflet “Human Trafiking” Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat
Setelah membuat sebuah penelitian, selanjutnya Penulis melakukan
menganalisa hasil dari observasi tersebut dengan mempresentasikannya.
Persentasi adalah menyajikan, mengetengahkan, mengemukakan ide,
gagasan, sudut pandang, atau kebijaksanaan yang bersifat pribadi atau atas
nama lembaga/perusahaan.
Sebagai seorang humas, tentu saja setiap hari penulis tidak akan
pernah lepas dari sebuah komunikasi. Baik komunikasi dalam bentuk
perbincangan santai, rapat, persentasi dan banyak lagi bentuk komunikasi
lainnya. Sehingga kemampuan berbicara dan menganalisa data sangatlah
dibutuhkan oleh seorang humas.
Salah satu hal yang akan sering ditemui seorang humas, adalah
berbicara di depan publik dalam berbagai bentuk, baik membawakan
sebuah acara, berpidato, menyampaikan sebuah laporan maupun
Diantara beberapa hal tersebut diatas yang merupakan kegiatan
yang sering dilakukan oleh seorang humas, menganalisa hasil observasi
penelitian atau mempresentasikannya. Hal ini merupakan kegiatan yang
paling sering ditemui oleh seorang humas. Baik mempresentasikan
produk, presentasi proposal, dan bentuk-bentuk presentasi lainnya.
Dalam melakukan sebuah presentasi, kemampuan berbicara
sangatlah dibutuhkan. Karena kekuatan utama dari sebuah presentasi
adalah bagaimana kita menyampaikan pesan yang ingin kita sampaikan.
Setelah kemampuan bicara yang baik, barulah faktor-faktor lain, seperti
penampilan, teknologi yang digunakan, dll, turut membantu keberhasilan
sebuah presentasi.
Mengacu pada kemampuan berbicara, maka Bayu Krisna (2008),
dalam bukunya Mendulang Rupiah Lewat Kemampuan Berbicara,
mengatakan bahwa terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi
seseorang pada saat berbicara di depan publik, yaitu :
A. Power of Voice
Yaitu kekuatan volume suara seorang pembicara public
suaranya harus dapat didengar dengar secara jelas oleh
audiencenya yang posisinya berjarak dengannya. Untuk itu
diperlukan keterampilan vocal yang memadai, seperti intonasi,
B. Expression
Yaitu ekspresi suara yang bisa dirasakan oleh orang-orang yang
mendengarnya. Para motivator biasanya memunculkan ekspresi
penuh semangat dengan pilihan kata-kata yang menunjang.
C. Body Language
Yaitu bahasa tubuh yang mampu mendukung kalimat dan suara
yang dilontarkan menjadi lebih hidup.
D. Mind Management
Yaitu kemampuan mengelola pemikiran pada saat berbicara.
Pikiran adalah kekuatan utama yang menggerakan perasaan
dan perkataan seseorang saat berbicara di depan publik (what
you think is what you feel,is what you talk). Jadi, kualitas
akhir seorang pembicara public sangat dipengaruhi oleh
kualitas pikirannya saat sedang berbicara.
Selain faktor-faktor diatas, Bayu Krisna juga menyampaikan hal
lainnya, seperti pentingnya sebuah originalitas serta imajinasi dalam
berbicara serta kecerdasaan dalam mendengarkan. Menindak lanjuti
mengenai kecerdasan dalam mendengarkan Larry King dalam bukunya
Seni Berbicara mengatakan bahawa “ saya tidak belajar apapun saat
berbicara “.
Lebih jauh lagi berbicara mengenai berbicara di depan publik,
maka Shanty Setyaningrum menjelaskan bahwa dalam melakukan public
Ketiga hal ini akan banyak membantu pada saat kita melakukan public
speaking.
Saat melaksanakan praktek kerja lapangan di Dinas Komunikasi
dan Informatika, setelah penulis diberi tugas, selanjutnya penulis juga
harus menganalisa hasil observasi penelitiannya atau mempresentasikan
tugas tersebut.
3. Pencarian Berita Melalui Media Cetak
Penulis mencari berita yang berhubungan dengan Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat dengan cara membaca
dan menganalisis berita yang ada di setiap surat kabar yang mana telah
disediakan. Penulis harus mengumpulkan berita dan menyeleksi berita
mengenai DISKOMINFO JABAR dan juga pengaduan-pengaduan dari
publik kepada DISKOMINFO JABAR yang mana dimuat dalam surat
kabar harian, mingguan, majalah bulanan, dan juga tabloid. Contoh surat
kabar harian seperti : Pikiran Rakyat, Kompas, Tribun Jabar, Seputar
Indonesia, Radar Bandung, dan Galamedia.
Setelah menyeleksi dan menganalisis berita terhadap seluruh surat
kabar harian yang telah terdaftar di Dinas Komunikasi dan Informatika
dengan penyortiran terhadap berita khusus mengenai DISKOMINFO itu
sendiri dan juga pengaduan dari publik, langkah selanjutnya adalah
2.3 Analisa Deskripsi Kegiatan Humas
Dalam sebuah perusahaan, organisasi, atau instansi tentu terdapat bagian
Humas/Public Relation yang bertugas untuk menjaga, mengembangkan citra
positif, dan memberikan penerangan terhadap publiknya. Walaupun, tidak semua
perusahaan, organisasi, atau instansi memiliki bagian humas yang sudah
melembaga secara jelas (State Of Being),maka biasanya kegiatan atau urusan
ke-humasan ini diperankan oleh sebuah divisi tersendiri yang berada di bawah
divisi lain. Namun, pekerjaan seorang humas dalam merencanakan,
mengevaluasi, memberikan informasi, dll, dapat dirasakan di seluruh perusahaan
organisasi, maupun instansi pemerintahan.
Pada bagian ini penulis akan menjelaskan tentang humas yang ada di
Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Jawa Barat yang
diperankan oleh bagian Divisi Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi
(SKDI) dengan pembelajaran yang telah didapat oleh penulis selama
melakukan study di Universitas Komputer Indonesia.
Batasan pengertian humas/public relations, menurut para ahli sampai saat
ini belum ada satu kesepakatan secara tegas, ini disebabkan karena pertama,
banyaknya definisi humas yang telah dirumuskan oleh baik para pakar atau ahli,
maupun profesional humas yang satu sama lain saling berbeda pendapat tentang
humas. Kedua, terjadinya perbedaan batasan pengertian tentang humas
diakibatkan karena adanya latar belakang yang berbeda, misalnya definisi yang
kalangan praktisi humas. Ketiga, sesuatu yang menunjukkan baik secara teoritis
maupun praktisi bahwa kegiatan ke-humasan itu bersifat dinamis dan fleksibel
terhadap perkembangan dinamika masyarakat serta mengikuti kemajuan zaman.
Mungkin tidak ada bidang ilmu lain yang sulit didefinisikan seperti
humas/public relations. Semua orang percaya bahwa definisi dari humas/public
relations bisa saja berbeda-beda arti bagi masing-masing pihak.Ada yang
melihatnya dari segi komunikasi, publikasi, manajemen, pemasaran atau
periklanan, begitu kompleksnya.
Menurut John E. Maiston definisi umum dari humas/public relations adalah:
“Public Relations is planned, persuasive communications designed to influence significant public.” ( Kasali, 2000:6).
Lebih lanjut Rex F. Harlow dalam sebuah bukunya yang berjudul “A Model for Public Relations Education for Profesional Practice” memberikan definisi Public Relationssebagai berikut : “Humas adalah fungsi manajemen yang
khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi
atau instansi dengan publiknya, yang menyangkut aktivitas komunikasi,
pengertian, penerimaan dan kerjasama serta melibatkan manajemen dalam
persoalan/permasalahan, yang membantu manajemen mampu menanggapi opini
publik, selain mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan
perubahan secara efektif, Humas bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam
mengantisipasi kecenderungan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi
Definisi-definisi diatas kiranya memberi gambaran yang lebih jelas
tentang konsep Humas. Humas atau Hubungan Masyarakat dapat diartikan melalui berbagai cara. Tetapi Humas tetap suatu seni, suatu teknik yang
memerlukan keahlian khusus.
Humas/PR dibentuk atau digiatkan untuk menunjang organisasi/instansi
yang berupaya untuk mencapai tujuannya, sehingga tujuan sentral humas yang
akan dicapai adalah tujuan organisasi. Tujuan Humas/Public Relation secara
umum adalah untuk menciptakan, memelihara, dan meningkatkan citra yang baik
dari organisasi atau instansi kepada publik yang disesuaikan dengan
kondisi-kondisi dari pada publik yang bersangkutan, dan memperbaikinya jika citra itu
menurun/rusak.
Pekerjaan seorang humas adalah tugas-tugas yang dilakukan oleh
seorang humas dalam mempromosikan pengertian dan pengetahuan akan
seluruh fakta- fakta tentang runtutan situasi atau sebuah situasi dengan
sedemikian rupa sehingga mendapatkan simpati akan kejadian tersebut seperti
yang dilakukan oleh Penulis selama melakukan PKL.
Pada umumnya kesan yang jelek datang dari ketidak-pedulian,
prasangka buruk, sikap melawan, dan apatis. Seorang petugas humas harus
mampu untuk mengubah hal-hal ini menjadi pengetahuan dan pengertian,
penerimaan dan ketertarikan.
Bagian penting dari pekerjaan petugas Humas dalam suatu organisasi adalah :
Membuat kesan (image)
Menciptakan ketertarikan
Penerimaan
Simpati
Dengan demikian tujuan humas secara umum/universal yang pada
prinsipnya menekankan tujuan pada aspek citra/image. Citra merupakan salah satu
tujuan penting bagi sebuah perusahaan, karena dengan memiliki citra yang baik,
sebuah perusahaan akan dinilai bonafid. Hal ini memberikan pengaruh pada
tingkat kepercayaan publik-publikya.
Proses Humas sangat tergantung dari input informasi, karena bidang
ke-humasan adalah suatu studi yang menyangkut sikap manusia yang membutuhkan
ketajaman dan kepekaan analisis, serta data yang dapat mengubah sikap manusia
atau kelompok manusia secara efektif. Proses humas selalu dimulai dan diakhiri
dengan penelitian. Berdasarkan prosesnya, ada empat langkah yang biasa
dilakukan dalam proses ke-Humasan (Public Relations) sebagai berikut:
1. Definisikan Permasalahan
Dalam tahap ini seorang humas perlu melibatkan diri dalam
penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu humas juga perlu memantau
dan membaca terus pengertian, opini, sikap, dan perilaku mereka yang
berkepentingan dan terpengaruh oleh sikap dan tindakan perusahaan,
organisasi, atau instansi. Tahap ini merupakan penerapan atau fungsi
intelijen perusahaan. Langkah ini dilakukan oleh seorang humas setiap
saat secara kontinu bukan hanya pada saat krisi terjadi.
Pada tahap ini seorang humas sudah menemukan penyebab
timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah-langkah
pemecahan atau pencegahan. Langkah-langkah ini dirumuskan dalam
bentuk rencana dan program, termasuk anggarannya. Pada tahap ini
penting bagi humas mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan puncak
perusahaan karena besar kemungkinan langkah yang diambil akan sangat
strategis dan melibatkan keikutsertaan banyak bagian.
3. Aksi dan Komunikai
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan/kegiatan sesuai dengan
fakta dan data yang telah dirumuskan dalam bentuk perencanaan.Pada
tahap ini, aksi dan komunikasi harus dikaitkan dengan objective dan goals
yang spesifik.
4. Evaluasi Program
Proses ke-Humasan selalu dimulai dari mengumpulkan fakta dan
diakhiri pula dengan pengumpulan fakta.Untuk mengetahui prosesnya
sudah selesai atau belum, seorang humas perlu melakukan evaluasi atas
langkah-langkah yang telah diambil. Maka, tahap ini akan melibatkan
pengukuran atas hasil tindakan di masa lalu. Penyesuaian dapat dibuat
dalam program yang sama, atau setelah suatu masa berakhir.
Keempat langkah diatas merupakan tahap-tahap yang penting bagi
kesuksesan seorang humas, sehingga dalam menjalankan keempat tahapan itu
Fungsi merupakan kegiatan operasional dari suatu benda atau lembaga.
Mengenai istilah fungsi ini, Ralph Curier dan Allan C. Filley dalam bukunya
“Principle of Management” dikutip oleh Onong Uchjana Effendy (1993:24) menyatakan bahwa “istilah fungsi menunjukkan suatu tahap yang jelas yang dapat
dibedakan bahkan dari tahap pekerjaan lain”.
Dalam kaitannya denga ke-humasan, maka humas dalam suatu organisasi
dapat dikatakan berfungsi apabila menunjukkan kegiatan yang jelas yang dapat
dibedakan dengan kegiatan yang lainnya.
Fungsi utama hujmas adalah menumbuhkan dan mengembangkan
hubungan antara lembaga/organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern
dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan, motivasi dan partisipasi
publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang
menguntungkan lembaga/organisasi.
Adapun fungsi dasar dari humas, meliputi :
1. Memberikan penerangan kepada publik.
2. Melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah
laku publik.
3. Upaya untuk membina hubungan harmonis antara organisasi dengan
publik, baik publik ekstern maupun intern.
4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan
Tujuh puluh persen dari kegiatan seorang humas yang juga dilakukan oleh
penulis selama PKL berhubungan dengan tulis menulis selain tugas-tugas lainnya.
Diantaranya adalah :
1. Merancang pesan tematik agar pesan yang disampaikan oleh organisasi
memiliki keseragaman/ keterkaitan pesan.
2. Melakukan segmentasi media, dimana seorang humas harus mampu
memformulasikan keseimbangan saling dukung antara media cetak dan
elektronik.
3. Komunikasi interaktif. Contoh komunikasi interaktif yang dilakukan
penulis adalah rubrik konsultasi atau jasa layanan konsumen melalui
telpon.
4. Menjaga reputasi perusahaan dan citra produk melalui pemanfaatan
kekuatan pesan dan atau kombinasinya.
5. Melakukan iklan layanan masyarakat.
Produk-produk tertulis humas yang dilakukan oleh penulis diantaranya adalah :
1. Siaran pers yaitu informasi yang mengandung nilai berita dan
disampaikan oleh publik melalui media massa.
2. Latar belakang (Backgrounder).
3. Media internal.
4. Laporan tahunan.
5. Advetorial.
7. Lembaran berita (Newsletter).
8. Prospektus.
9. Penulisan komentar pembaca.
10. Penulisah naskah pidato.
11. Iklan layanan masyarakat
Pekerjaan humas sangat erat kaitannya dengan pers. Apalagi humas
perusahaan. Humas perusahaan harus bisa mencari penyebab terjadi kesalah
pahaman dengan media massa. Media massa yang hanya asal mencari berita
biasanya akan menuliskan apapun yang ia ketahui secara sepihak tentang hal yang
terjadi pada suatu perusahaan. Memang itu melanggar kode etik jurnalistik,
namun biasanya untuk mendapatkan uang, wartawan menulis berita
yang seharusnya tidak di tulis. Peran humas disini sangat penting, karena
dengan adanya humas kita bisa mengklarifikasi berita yang dianggap salah.
Humas perusahaan harus bisa secerdik mungkin dalam menyusun strategi
untuk meningkatkan citra dan reputasi perusahaan, apalagi di zaman yang
semakin banyak persaingan ini. Dunia humas saat ini sudah memasuki era yang
disebut era kompetisi, di mana pembentukan, pemeliharan dan peningkatan citra
(termasuk reputasi) menjadi sangat krusial (penting).
Dengan banyaknya perusahaan, maka persaingan makin ketat. Peran
humas, bukan hanya menyebarkan informasi kepada khalayak agar mendapatkan
membangun kepercayaan khalayak tentang perusahaan. Maka dari itu pekerjaan
humas tidak terlepas dari two way communication(Komunikasi dua arah).
Humas perusahaan adalah tulang punggung perusahaan, jika perusahaan
itu ingin mendapatkan reputasi yang baik di mata masyarakat, maka perusahaan
itu harus mempunyai humas yang bisa meningkatkan citra perusahaan tersebut,
47
3.1 Kesimpulan
Merujuk pada kegiatan yang telah penulis lakukan selama
menjalankan praktek kerja lapangan (PKL) di Dinas Komunikasi dan
informatika, maka Kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis adalah
sebagai berikut :
1. Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, merupakan
sebuah instansi pemerintahan yang bergerak dibidang pengolahan data
komunikasi dan informasi mengenai Provinsi Jawa Barat.
2. Dinas Komunikasi dan Informatika sudah cukup baik menjalankan
fungsinya dalam memberikan penerangan informasi mengenai
issue-issue yang berkembang di masyarakat yang dimuat melalui media
cetak (leaflet, spanduk, baligo, dll) dan elektronik (megatron, wbsite,
dll) sehingga masyarakat lebih kritis dalm menanggapi setiap issue.
3. Proses pembuatan serta Ilustrasi dan komposisi yang terdapat di dalam
leaflet yang dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan Informatika yang
dikerjakan sesuai dengan pedoman pembuatan bahan publikasi yang
melewati serangkaian kegiatan yang sistematis sebelum sampai
ketangan pembacanya, sehingga pembaca dapat memahami dengan
3.2 Saran
3.2.1 Saran Bagi Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat
Setelah mengutarakan kesimpulan seperti yang tersebut di atas,
maka penulis akan menyampaikan beberapa saran kepada instansi tempat
penulis melaksanakan penelitian, yaitu Diskominfo, sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu instansi pemerintahan yang bergerak di bidang
komunikasi dan infomasi, penulis berharap agar Dinas
Komunikasi dan Informatika terus konsisten dalam mewujudkan
West Java Cyber Province Membangun Masyarakat Informasi.
2. Sebagai salah satu instansi pemerintahan yang dijadikan rujukan
bagi masyarakat dalam mencari informasi terkait informasi seputar
Jawa Barat. Misalnya, menempatkan leaflet di beberapa tempat
yang strategis, seperti meletakkannya di sebuah rak kecil di loby
kantor. Kemudian memiliki konsep dalam penerimaan kunjungan
dirasakan tepat sebagai salah satu bentuk fasilitas serta bentuk
upaya pembentukan citra sebagai instansi pemerintahan.
3. Distribusi leaflet, spanduk, baligo dan media informasi yang lain
seharusnya lebih fokus ke daerah atau kelompok yang sering
menjadi korban. Serta desainnya pun dibuat lebih menarik lagi agar
minat masyarakat untuk membaca lebih tinggi.
4. Pendukung untuk kerja Humas Dinas Komunikasi dan Informatika
Komunikasi dan Informatika dapat dengan nyaman dalam
melakukan tugasnya.
3.2.2 Saran Bagi Mahasiswa/i Praktek Kerja Lapangan Selanjutnya
Untuk para mahasiswa/i yang akan menjadi peneliti selanjutnya,
maka peneliti memiliki beberapa saran yang dapat disampaikan, yaitu :
1. Sebelum melaksanakan penelitian maka seyogyanya sebagai
peneliti, memiliki konsep penelitian serta melakukan study
pendahuluan, sehingga penelitian yang akan dilakukan lebih
terarah dan akan memudahkan proses selanjutnya.
2. Sebagai peneliti, jika melaksanakan penelitian disebuah
perusahaan / instansi atau lembaga-lembaga lain, maka hendaknya
sebagai mahasiswa kita memiliki tanggung jawab dan
profesionalisme sebagai seorang peneliti dalam hal etika dan
attitude yang baik pada saat melakukan penelitian.
3. Peneliti harus aktif, memiliki inisiatif tinggi serta bersemangat
dalam melaksanakan penelitian, mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan selama penelitian.
4. Sebagai peneliti yang bertanggung jawab dan professional, maka
seyogyanya dengan disiplin tinggi mampu mengikuti segala aturan
yang telah ditetapkan, baik oleh pihak perusahaan / instansi /
lembaga maupun oleh pihak kampus dan dosen pembimbing.
5. Sebagai peneliti, juga wajib untuk memperhatikan setiap draft
Seperti menyiapkan berbagai keperluan persuratan untuk
melakukna penelitian, melengkapi data dan melengkapi
dokumentasi penelitian.
6. Selalu menjunjung tinggi nama baik Almamater Program Studi
Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Humas Fakultas Ilmu Sosial
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Ghietsa Nesma Sal Noviawan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Mahasiswa
Tempat, Tanggal lahir: Bandung, 13 November 1990
Agama : Islam
Alamat KTP : Komp. Griya Jagabaya Blok A3 No 10A RT 01
RW 13, Desa Jagabaya, Kecamatan Cimaung,
Kabupaten Bandung 40374
Telepon : 085724647234 / 022-85934856
Alamat email : ghietsanesma@yahoo.com
Tinggi / berat badan : 182 cm / 60 kg
PENDIDIKAN FORMAL
Taman Kanak-kanak Patal Banjaran Tahun 1996-1997 Sekolah Dasar di SDN Palasari III Tahun 1997 - 2003 SLTP di SLTPN 2 Banjaran Tahun 2003 - 2006 SMA di SMA Pasundan Banjaran Tahun 2006 - 2009
PENGALAMAN ORGANISASI & KEGIATAN
Anggota Paskibra SLTPN 2 Banjaran Periode 2003
Team Futsal SMA Pasundan Banjaran Angkatan 2007-2009
Koordinator Ekskul Seni Musik Tradisional/Modern SMA Pasundan Banjaran Periode 2007-2009
Anggota EO Br