Diajukan sebagai buki telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Oleh : RIFAN RIZALDI
41807828
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
i
KATA PENGANTAR
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT. Yang dengan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga telah memperkenankan selesainya laporan PKL
(Laporan Kerja Praktik) ini dengan baik.
Dalam menyusun laporan PKL ini penulis merasakan banyak hal yang
merupakan pendorong untuk dapat melangkah lebih baik lagi. Laporan PKL ini
merupakan bukti nyata dari hasil penulis telah melaksanakan praktek kerja
lapangan.
Terimakasih kepada Mamah dan Papah yang selalu mendukung,
membantu dan memberi semangat besar kepada penulis dalam pengerjaan laporan
PKL ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKL ini, penulis
banyak mendapat dorongan, bantuan dan bimbingan yang berharga dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada Yang Terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNIKOM yang telah memberi izin untuk
pengerjaan laporan PKL ini.
2. Bapak Drs. Manap Solihat., S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi terimakasih atas segala bantuannya.
ii
praktek yang telah memberikan bimbingannya dan pengarahan selama PKL
ini.
4. Bapa Sangra Juliano P,S. IKOM selaku dosen wali dari penulis, terimakasih
atas segala bantuannya.
5. Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UNIKOM.
Terimakasih dengan segala bantuan untuk membantu kelancaran penyusunan
laporan PKL ini.
6. Kepada DISKOMINFO yang telah memperbolehkan penulis untuk PKL di
DISKOMINFO, terima kasih atas segala kesempatan yang telah diberikan
kepada penulis untuk melaksanakan PKL.
7. Kepada Drs. Kusmana Hartadji Pembimbing PKL yang sudah membantu
penulis selama kegiatan PKL di DISKOMINFO.
8. Kepada Bapa Ibrahim, Bapa Billy dan Uda terimakasih atas segala bantuannya
kepada penulis, selama PKL di Diskominfo.
9. Kepada seluruh pihak, Staf dan divisi DISKOMINFO yang tidak bisa saya
sebutkan namanya satu persatu. Saya ucapkan Terimakasih atas segala
bantuannya.
10.Kepada seluruh temanku Gilang, Sarah, Arnis, Reza, Lola, Agung,, Della,
Dew dan seluruh teman – teman di Unikom. Makasih buat dukungan dan
iii
11.Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan praktek
kerja lapangan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Untuk kesempurnaan penulisan laporan PKL ini, sangat dinantikan saran
dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandung, November 2011
1 1.1 Sejarah Perusahan
Dinas Komunikasi dan Informatika ( Diskominfo) provinsi Jawa Barat yang
terletak di Jalan Taman Sari no.55 Bandung. Awal mula berdirinya Dinas
Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) dimulai dari Kantor Pengolahan Data
Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat adalah kelanjutan dari
organisasi sejenis yang semula sudah ada di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat dengan nama Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Keberadaan PUSLAHTA di Jawa Barat dimulai pada tahun 1977, yaitu
dengan adanya Proyek Pembangunan Komputer Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat
I Jawa Barat. Proyek tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan sarana prasarana
dalam rangka memasuki era komputer. Dalam perkembangan selanjutnya, pada
tanggal 8 April 1978 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Jawa Barat Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78 diresmikan pembentukan/pendirian
Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Nomor :
294/Ok.200-Oka/SK/78, maka pada tanggal 29 Juni 1981 pendirian Kantor PUSLAHTA
dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 2 Tahun 1981 tentang Pembentukan
Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan
Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1981 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pusat Pengolahan Data Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Dengan kedua
Peraturan Daerah tersebut keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah
Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat semakin berperan, khususnya dalam
melaksanakan kebijaksanaan Gubernur Kepala Daerah di bidang komputerisasi. Akan
tetapi keberadaan kedua Peraturan Daerah tersebut tidak mendapat pengesahan dari
pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Dalam Negeri, sehingga keberadaan
PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat kedudukan
organisasi menjadi non struktural.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga oleh instansi lain dalam bentuk kerja
sama penggunaan mesin komputer IBM S-370/125 seperti :
1. IPTN
2. PJKA
3. ITB
4. Dan pihak Swasta lainnya.
Dalam perjalanan waktu yang cukup panjang, yaitu lebih kurang 14 tahun
sejak PUSLAHTA didirikan, pada tanggal 27 Juni 1992 dengan Surat Keputusan
PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dibubarkan. Di dalam salah satu
pasal Surat Keputusan Gubernur No. 21 tahun 1992 dinyatakan bahwa tugas dan
wewenang PUSLAHTA dialihkan ke Kantor Bappeda Provinsi Daerah Tingkat I
Jawa Barat.
Pada tanggal yang sama dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur No. 21
tahun 1992 tentang Pembubaran PUSLAHTA Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat,
keluar Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 22 Tahun
1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat sebagai pelaksana dari Instruksi Menteri Dalam negeri
Nomor : 5 tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik
Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.
Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 5 Tahun
1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik, pada tanggal 30 Juni
1993 keluar persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) dengan Nomor : B-606/I/93 perihal Persetujuan Pembentukan Kantor Pengolahan
Data Elektronik untuk Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan, Jawa Barat,
Sumatera Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
(Menpan) tersebut, maka untuk mengukuhkan Keputusan Gubernur Nomor 22 Tahun 1992 diajukan Rancangan Peraturan Daerahnya, dan akhirnya pada tanggal 21
Juni 1994 berhasil ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat
Pengolahan Data Elektronik Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Nomor 5
tahun 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data Elektronik
Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Selanjutnya kedua Peraturan Daerah tersebut diajukan ke Menteri Dalam
Negeri untuk mendapat pengesahan, dan pada tanggal 10 Juli 1995 keluar Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor : 59 Tahun 1995 tentang Pengesahan Peraturan Daerah
Nomor : 4 dan Nomor : 5 Tahun 1994, dengan demikian KPDE Provinsi Daerah
Tingkat I Jawa Barat secara resmi menjadi salah satu Unit Pelaksana Daerah yang
struktural.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor : 16 Tahun 2000
tanggal 12 Desember 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat telah
ditetapkan Badan Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika Daerah disingkat
BAPESITELDA sebagai pengembangan dari Kantor Pengolahan Data Elektronik yang dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor : 22 Tahun 1992 dan
dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun 1994. Sedangkan Kantor
Pengolahan Data Elektronik itu sendiri merupakan pengembangan dari Pusat
Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Jawa Barat yang berdiri pada tanggal 8
April 1978 melalui Surat Gubernur KDH Tingkat I Jawa Barat No.
294/OK200Oka/SK/78, dan keberadaannya dikukuhkan dengan Peraturan Daerah No.
1. Dasar Hukum :
a. Keputusan Presiden RI Nomor 50 Tahun 2000 tentang Tim
Koordinasi Telematika Indonesia
b. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 16 Tahun 2000 tentang
Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat.
2. Nomenklatur :
BAPESITELDA adalah singkatan dari Badan Pengembangan Sistem
Informasi dan Telematika Daerah. Telematika singkatan dari Telekomunikasi,
Multimedia dan InformatikaSelanjutnya, berdasarkan Perda Nomor 21
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa
Barat, maka Bapesitelda Prov. Jabar diganti menjadi Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Jawa Barat disingkat DISKOMINFO, yang berlokasi di
Jalan Tamansari no. 55 Bandung.
Perubahan ini merupakan kenaikan tingkat dan memiliki ruang
lingkup serta cakupan kerja lebih luas. Sasarannya tidak hanya persoalan
teknis, tapi juga kebijakan, baik hubungannya kedalam maupun menyentuh
kepentingan publik khususnya dibidang teknologi informasi. Dengan platform
dinas, maka Diskominfo dapat mengeluarkan regulasi mengenai teknologi
informasi dalam kepentingan Provinsi Jawa Barat, terutama pencapaian Jabar
1.1.1 Visi , Misi dan Tujuan
Visi : "Terwujudnya masyarakat informasi Jawa Barat melalui
penyelenggaran komunikasidan Informatika yang efektif dan
Misi :
a. Meningkatkan sarana dan prasana dan profesionalisme sumber
daya aparatur bidang Komunikasi dan Informatika
b. Mengoptimalkan pengelolaan pos dantelekomunikasi
c. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana Komunikasi dan
Informasi pemerintah dan masyarakat, serta
melaksanakandiseminasi informasi;
d. Mewujudkan layanan online dalam penyelenggaraan
pemerintah berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi;
e. Mewujudkan pengelolaan data menuju satu data pembangunan
untuk Jawa barat
Tujuan :
a. Menciptakan pengelolaan data secara elektronis dan
sistematis melalui sinergitas bersama antar pengelola dan
sumber data
b. Terwujudnya web interoperabilitas untuk mendukung
efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
1.1.2. Fungsi
a. Penyelenggaraan perumusan, penetapan pengaturan dan
koordinasi serta pelaksanaan kebijakan teknis urusan teknis
pos dan telekomunikasi, sarana komunikasi dan diseminasi,
telematika, serta pengolahan data elektronik.
b. penyelenggaraan fasilitas dan pengendalian komunikasi dan
informatika meliputi pos dan telekomunikasi, sarana
komunikasi dan diseminasi informasi, telematika,serta
pengolahan data elektronik
c. Penyelengaraan koordinasi dan pembinaan UPTD;
1.1.3. Tugas Pokok
Diskominfo mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
Pemerintahan Daerah bidang Komunikasi dan Informatika
berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
1.1.4 Logo
Logo Diskominfo Jabar mengunakan lambang Jawa Barat
Artinya : KUJANG
Gambar Pokok
Sebuah alat serbaguna yang sangat dikenal di hampir setiap
rumah tangga Sunda.
Jika perlu dapat digunakan sebagai alat penjaga diri.
5 lubang melambangkan lima dasar pokok NEGARA PANCASILA.
PADI
Bahan pokok di Jawa Barat sekaligus melambangkan pangan.
Jumlah padi (17) melambangkan hari ke-17 dari Bulan
Proklamasi.
KAPAS
Melambangkan Sandang.
Jumlah kapas (8 Buah) menyatakan bulan ke-8 dari Bulan
Proklamasi.
2/3 padi dan kapas pada dasar hijau melambangkan kesuburan
dan kemakmuran tanah Jawa Barat.
Bagian terbesar dari daerah Jawa Barat terdiri dari daerah
pegunungan.
SUNGAI dan TERUSAN.
Melambangkan sungai, terusan dan saluran air yang banyak
terdapat di daerah Jawa Barat.
SAWAH, PERKEBUNAN
Jumlah sawah yang tidak sedikit, tersebar di seluruh Jawa Barat.
Perkebunan di bagian tengah dan selatan.
DAM, SALURAN AIR dan BENDUNGAN
Usaha dan pekerjaan di bidang irigasi merupakan salah satu
pekerjaan yang mendapat perhatian pokok mengingat sifat
agaris daerah Jawa Barat.
GEMAH RIPAH REPEH RAPIH.
Sebuah pepatah lama dikalangan sunda yang menyatakan
bahwa yang padat yang hidup rukun dan damai.
1.2 Sejarah Divisi Pengolahan Website Dinas Komunikasi dan Informatika
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam rangka memberikan layanan kepada
publik sejak tahun 1999 telah membentuk website dengan alamat jabar.go.id.
pembentukan website tersebut tertuang dalam keputusan Gubernur Jawa Barat no.489
Jawa Barat. Pembentukan website tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dan sebagai media komunikasi antar lingkungan
pemerintah itu sendiri dan antar pemerintah dengan masyarakat. Sejalan dengan
perkembangan pembentukan website jabar.go.id diikuti dengan pembentukan website
ditingkat.
Dinas dan Badan dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sejak tahun
2001 telah terbentuk 5 website sebagai bagian dari website jabar.go.id . jelas
keputusan gubernur tersebut website jabar.go.id dikelola dan dipelihara oleh badan
pengembangan Sistem Informasi dan Telematika Daerah (Bapesitelda). Bagian ini
bertanggung jawab atas keberlangsungan penyelenggaraan website dilihat dari
tanggung jawab pemeliharaan aplikasi website kontennya dan infrastruktur.
Sedangkan penanggung jawab utamanya adalah Gubernur Pemerintah Provinsi Jawa
Barat. Seiring perkembangan teknologi informasi dan dalam rangka
mengimplementasikan inpres no.3 /2003 tentang kebijakan dan strategi nasional
pengembangan e-government maka website pemerintah provinsi Jawa Barat harus
mengalami perubahan dan pengembangan.
Selanjutnya mengacu pada peraturan Menkominfo tahun 2007/2008 bahwa
domain website pemerintah harus mencantumkan istilah provinsi, maka jabar.go.id
berubah menjadi www.jabarprov.go.id . Sejalan dengan pembahasan itu website
dilingkungan Jawa Barat semakin berkembang hingga berjumlah 33 website. 33
website tersebut merupakan bagian daripada sistem penyelenggaraan dan system
memiliki data dan informasi yang cukup, maka sejak tahun 2006/2007 dibangun
system inputan data dengan nama Intercoporabilitas artinya satu kali inputan untuk
kepentingan jabarprov.go.id. Dalam perkembangan berikutnya pemerintah provinsi
Jawa Barat harus mengkoordinasikan dan menghubungkan website-website sehingga
menjadi satu kesatuan yang bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
efisien dan efektif. Atas dasar itu maka dikeluarkanlah peraturan Gubernur no.7 tahun
2009 tentang pemberdayaan website dilingkungan Jawa Barat, salah satu pasal yang
mengenai kewajiban dinas, badan dan lembaga secara akurat dan benar untuk
kepentingan layanan publik.
Seiring perubahan struktur organisasi dan tata kerja pemerintah provinsi Jawa
Barat, sebagaimana tertuang dalam Perda I tahun 2008 bahwa Bapestilda berubah
menjadi Dinas Komunikasi dan Informatika provinsi Jawa Barat maka pengelolaan
jabarprov.go.id berubah dengan pengelola dan penanggung jawabnya adalah Dinas
Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat. Dalam peraturan tersebut, kepala
dinas komunikasi dan informatika Jawa Barat wajib memelihara dan mengelola
domain jabarprov.go.id secara berkala kepada Gubernur melalui sejarah provinsi jawa
barat. Pada saat dikeluarkannya keputusan gibernur Jawa Barat no.489 tahun 2010
jumlah website yang berkembang sudah mencapai 48 website. Dimana
jabarprov.go.id adalah sebagai portalnya dan web-web dibawahnya adalah web dinas,
badan dan lembaga dilingkungan pemerintah provinsi jawa barat. Namun demikian
sistem website itu tetap sama harus mengacu kepada eksistensi dan efektivitas
ini adalah bahwa menu-menu atau konsep yang terdapat pada dinas, badan dan
lembaga harus sesuai dengan harapan akan pelayanan data dan informasi kepada
masyarakat. Hal demikian untuk mengantispasi berlakunya Undang-undang no.14
tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik. Dimana setiap dinas, badan dan
lembaga berkewajiban menyediakan data dan informasi dalam website sehingga
mudah diakses oleh masyarakat. Menyadari akan semakin berkembangnya website
dilingkungan provinsi Jawa Barat maka pihak Dinas Komunikasi dan Informatika
provinsi Jawa Barat melakukan koordinasi dan sinkronisasi atas penyelenggaraan
website dilingkungan pemerintah provinsi Jawa Barat. Pihak.
Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, selain menyajikan data dan
informasi juga memberikan pelayanan untuk webposting dan webfollowcation.
Webposting artinya aplikasi web bisa disimpan dalam satu server yang ada di Dinas
Komunikasi dan Informatika Jawa Barat. Sedangkan web followcation server-server
yang dimiliki oleh dinas, badan dan lembaga bisa diinstal diinternet di service
provider yang dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika provinsi Jawa Barat.
Perkembangan berikutnya didalam pengelolaan dan penyelenggaraan website
dilingkungan pemerintah provinsi Jawa Barat, telah menjadi informasi dan rujukan
bagi masyarakat untuk memberikan satu informasi yang lengkap tentang kegiatan
pemerintah provinsi Jawa Barat. Selain itu dapat pula diakses berbagai pelayanan
Dengan adanya website dilingkungan tingkat Provinsi Jawa Barat, akan
memberikan satu kemudahan bagi masyarakat untuk memberikan inputan, inspirasi
dan aspirasi bagi kemajuan masyarakat Jawa Barat.
1.3 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinas Kominfo)
terdiri dari seorang Kepala Dinas (Eselon II), seorang Sekretaris Dinas (Eselon III), 4
(empat) orang Kepala Bidang (Eselon III), dan 15 Kepala Seksi (Eselon IV).
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika, Bandung 2011 1.4 Struktur Divisi
Gambar 1.4 Struktur Divisi Pengolahan Data Elektronik Diskominfo
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika, Bandung 2011
1.5 Job Description
Adapun fungsi-fungsi jabatan dari struktur organisasi DISKOMINFO
adalah sebagai berikut :
1. Kepala Diskominfo
Kepala Dinas
KASI II (Kompilasi Data)
KASI III (Integrasi Data) KASI I
(Penyajian Informasi)
PDE
(Pengolahan Dataa. Kepala Badan mempunyai tugas pokok pemimpin, mengatur,
membina, memotivasi dan mengendalikan tugas pokok Badan;
b. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) pasal ini, Kepala Badan Provinsi Jawa Barat mempunyai
fungsi :
a) Merumuskan kebijakan teknis di bidang Sistem Informasi
dan Telematika.
b) Menyusun perencanaan pembangunan, pengembangan,
pengelolaan, pendayagunaan dan pengendalian bidang
Sistem Informasi dan Telematika.
c) Fasilitasi penyelenggaraan bidang Sistem Informasi dan
Telematika.
d) Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTD.
c. Rincian Tugas Kepala Badan
a) Memimpin perusahaan dan penetapan kebijakan teknis
bidang Sistem informasi dan Telematika.
b) Mengatur penyunan perencanaan, pengembangan dan
pengelolaan bidang Sistem Informasi dan Telematika.
c) Membina pendayagunaan dan pengendalian bidan Sistem
Informasi dan Telematika.
d) Memotivasi dan mengendalikan tugas Badan
2. Seketaris
a. Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggrakan pengelolaan
kepagawaian, keuangan dan umum.
b. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) pasal ini, secretariat mempunyai fungsi :
a) Menyelenggarakan administrasi kepegawaian, keuangan dan
administrasi kepegawaian rumah tangga dan perlengkapan.
b) Menyelenggarakan penyusunan rencana kerja Badan.
c) Menyelenggarakan penyusunan rencana kerja secretariat
berdasarkan rencana kerja Badan.
c. Rincian Tugas Sekretariat
a) Menyelenggarakan pengkajian program dinas dan Sekretariat.
b) Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian.
c) Menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan.
d) Menyelenggarakan pengelolaan administrasi rumah tangga dan
perlengkapan.
e) Mengkoordinasikan penyusunan program, pelaksanaan, evaluasi dan pelapor tugas Badan.
g) Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan.
h) Menyelenggarakan penyiapan bahan dan rancangan pendokumentasian perundang-undangan, pengelolaan
perpustakaan dan hubungan masyarakat.
i) Menyelenggarakan penyusunan anggaran belanja rutin dan
anggaran belanja pembangunan.
j) Menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan.
k) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengembalian kebijakan.
l) Menyelenggrakan pembinaan jabatan fungsional tertentu. m) Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
n) Menyelenggrakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
a. Subbagian umum mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan
administrasi rumah tangga dan perlengkapan.
b. Dalam menyelenggrakan tugas pokok sebagaimana dimaksudkan pada
ayat (1) pasal ini, subbagaian Umum mempunyai fungsi :
a) Mempersiapkan rencana kerja Subbagian umum berdasarkan
rencana kerja secretariat.
c) Menyusun evaluasi dan pelaporan Subbagian Umum.
c. Rincian Tugas Subbagian Umum :
a) Melaksanakan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan.
b) Melaksanakan penyiapan bahan rencana kebutuhan barang unit
dan rencana tahunan barang dan unit.
c) Melaksanakan pengelolan keprotokolan meliputi rapat dinas,
upacara, pengaturan kunjungan tamu dinas dan rumah tangga
badan.
d) Melaksanakan pengelolaan administrasi pengadaan,
penyimpanan, pendistrubusian inpentarisasi barang dan usulan
pengusulan barang inventaris.
e) Melaksanakan pengelolaan barang kantor dan jasa.
f) Melaksanakan pemeliharaan dan pengamanan gedung kantor
dan barang inventaris kantor.
g) Melaksanakan penyiapan bahan pengawasan dan pembinaan.
h) Melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan hubungan
masyarakat.
i) Melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan strategis
dan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP).
1.6 Sarana dan Prasarana Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat
1.6.1 Sarana Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat
Adapun sarana yang dipergunakan oleh Dinas Komunikasi dan
Informasi
(DISKOMINFO) Jawa barat dapat dilihat pada Tabel 1.1 :
Tabel 1.1
Sarana Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar
NO SARANA JUMLAH
1 Ruangan Kepala Dinas 1
2 Ruangan Kepala Seksi 1
3 Ruangan Sekretariat Kepala Dinas 1 4 Ruangan Seksi Pos dan Telekomunikasi 1 5 Ruangan Seksi Monitoring dan Penetiban Spektrum
Frekuensi
1 6 Ruangan Seksi Standarisasi Pos dan Telekomunikasi 1 7 Ruangan Seksi Komunikasi Sosial 1 8 Ruangan Seksi Komunikasi Pemerintah
dan Pemerintah dareah
1
9 Ruangan Seksi Penyiaran dan Kemitraan Media
1
11 Ruangan Seksi Penerapan telematika 1 12 Ruangan Seksi Standarisasi dan Monitoring Evaluasi
Telematika
1
13 Ruangan Seksi Kompilasi Data 1
14 Ruangan Seksi Integrasi Data 1
15 Ruangan Seksi Penyajian Data dan Informasi 1
16 Ruangan Tata Usaha LPSE 1
17 Ruangan Layanan Informasi LPSE 1
18 Ruangan Dukungan dan Pendayagunaan TIK LPSE 1
19 Ruangan Website 1
20 Ruangan Inter Publik 1
21 Ruangan Workshop 1
22 Ruangan Rapat 1
23 Ruangan Server 1
24 Ruangan Tamu 3
25 Ruangan Tunggu 4
Jumlah Ruang Keseluruhan 30
1.6.2 Prasarana Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat
Adapun prasarana yang terdapat di Dinas Komunikasi Informatika
(DISKOMINFO) Jawa barat dapat dilihat pada Tabel 1.2 :
No Prasarana Jumlah
1 Komputer 99
2 Meja 9
3 Printer 114
4 Kursi 114
5 Papan Tulis 7
6 Kursi Tamu 14
7 Kursi Tunggu 6
8 Televisi 7
9 AC 8
10 Locker 30
11 Speaker 50
12 Lemari Kayu 10
13 Lemari Besi 14
14 Scanner 12
16 Kendaraan Roda Empat 10
17 Kamera Digital 2
18 Kamera DSLR 4
19 Handycam 2
Sumber : Arsip Penulis, 2011
1.7 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan
1.7.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan
Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di Kantor Dinas
Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Jawa Barat yang beralamat di
Jalan Tamansari No.55 Bandung, Telp (022) 2502898, Fax (022) 2511505.
www.jabarprov.go.id.
1.7.2 Waktu PKL
Praktek Kerja Lapangan ini di mulai dari tanggal 3 Juli 2011 sampai
dengan 20 Agustus 2011. Dan telah di tetapkan oleh instansi waktu masuk
kerja pukul 09.00 WIB dan waktu istirahat pukul 12.00 s/d 13.00 WIB,
dengan waktu pulang pukul 15.00 WIB. Tetapi penulis diberi kebijaksanaan
untuk meninggalkan kerja praktek apabila penulis mempunyai urusan masalah
23
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
2.1. Tabel Kegiatan Praktek Kerja lapangan (PKL)
Segala bentuk aktifitas selama menjalankan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan di DISKOMINFO Prov. Jabar, terbagi dalam dua bagian diantaranya
kegiatan yang bersifat rutin dan kegiatan yang bersifat insidentil.
Kegiatan yang bersifat rutin adalah kegiatan yang selalu dilakukan penulis
selama menjalankan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di DISKOMINFO Prov. Jabar,
sedangkan untuk kegiatan yang bersifat insedentil adalah kegiatan yang sifatnya
kadang-kadang dan sewaktu-waktu yang dilakukan penulis selama menjalankan
kegiatan Praktek Kerja Lapangan di DISKOMINFO Prov. Jabar.
Untuk lebih rinci mengenai kegiatan penulis lakukan selama Praktek Kerja
Lapangan dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1Aktivitas penulis selama PKL
NO Tanggal Kegiatan Keterangan
Rutin Insedentil
1. 3 – 07 - 2011 Membuat Berita Malam Apresiasi Angklung Di Itb
Berita di Upload ke
jabarprov.go.id
2. 4 – 07 – 2011 Pembuatan Berita Tentang Citra Diskominfo
Berita du upload jabarprov.go.id
3. 6 – 07– 2011 Liputan perkembangan IT UNPAD
Pembuatan berita perkembangan IT
Di Kampus UNPAD JATINAGOR
4 7 – 07 – 2011 Hunting berita rumah batik koma.
Membuat berita artikel dan berita
foto
5 8 – 07 – 2001 Hunting berita penghijaun.
Berita berupa artikel dan foto
6 9– 07 – 2011 Hunting berita virus anthrax dan H5N1 ke dinas Peternakan Jabar.
Hunting foto tentang lingkung
sekitar Kota Bandung
7 10 – 07 – 2011 Melakaukan editing foto
Dan mengumpulkan tugas hasil
liputan
8 11 – 07 – 2011 Melakukan editing foto dan video
Melakukan liputan kegiatan hari
masuk sekolah di Kota Bandung
10 13 – 07 – 2011 Menyerahkan tugas liputan dan memasukan nya ke dalam web
Pemprov Jabar
11 14 – 07 – 2011 Liputan kenaikan harga menjelang bulan puasa
Mebuat artikel tentang pendidikan
untuk keperluan berita web
12 15 – 07 – 2011 Penginputan hasil data kedalam web
13 18 – 07 – 2011 Liputan tentang kenaikan harga abrang di pasar balubur dan liputan
Membuat berita dri hasil Liputan
14 19 – 07 – 2011 Liputan seminar nasional tentang
keamanan informasi bersama
menkominfo Bpk.Tifatul
Sembiring di hotel Savoy Homan
15 20-07 – 2011 Liputan kongres anak Indonesia yang ke – X di gedung merdeka (
berita foto – video )
16 21 – 07 – 2011 Liputan coorporative halal fair 2011 dan mewawancarai salah satu
peserta ukm fair tersebut ( berita
foto dan artikel)
17 22 – 07 – 2011 Memasukan hasil liputan dan
membuat berita ke web Jabar
Pemprov
18 25 – 07 – 2011 Liputan harga bahan-bahan pokok ke pasar baru Kota Bandung
19 26 – 07 – 2011 Liputan Pariwisata kota Tasikmalaya
Membuat berita dari hasil liputan
20 27 – 07 – 2011 Liputan Hari Anak Nasional di Jabar tentang HUT Jabar dan
2.2. Deskripsi Praktek kerja Lapangan (PKL)
Pada pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) di Dinas Komunikasi dan
Informatika (DISKOMINFO) Provinsi Jawa Barat Jl. Taman Sari No. 55 Bandung,
penulis diberikan arahan kegiatan oleh pebimbing lapangan Bapak Drs. Kusmanan
Hartadji, M.M dari divisi bagian Pengolahan Data Elektronik (PDE).
Pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan PKL adalah SEBAGAI berikut :
1. Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan Divisi Pengolahan
Data (PDE) yaitu sebagi penyedia content Website
DISKOMINFO.
2. Melakukan Obeservasi langsung ke lapangan sebagi salah satu
bentuk kegiatan dalam pencarian berita untuk website.
26 9 – 08 – 2011 Liputan berita foto Harteknas
27 11-08-2011 Liputan berita foto festival citylink
Penulis diharuskan menjalan tugas ke lapangan dengan tujuan pencarian
informasi di sekitar Kota Bandung. Karena penulis menjadi salah satu penyedia
content website di divisi Pengolahan Data Elektronik (PDE).
2.2.1.Dekripsi Kegiatan Rutin
Tugas Penulis dalam melakasanakan kegiatan rutin Di diskominfo
adalah membuat berita. Berita yang dibuat pada waktu PKL mengenai berita
kesehatan, harga sembako, pendidikan, dan lingkungan yang ada di Kota
Bandung sebagai bahan pengisian content web www.jabarprov.go.id dengan
tujuan agar public yang mengakses web DISKOMINFO mendapat informasi
penting mengenai aspek-aspek yang ada di Kota Bandung.
Berikut contoh tulisan hasil peliputan penulis selama mengikuti Praktek
Kerja Lapangan di DISKOMINFO BANDUNG :
Hasil Liputan : Minggu, 3 Juli 2011 Lokasi Liputan : Sabuga ITB
MALAM APRESIASI ANGKLUNG JAWA BARAT
Bandung (3/8). Acara apresiasi angklung Jawa Barat yang diadakan oleh Pemrov Jawa Barat yang berlokasi gedung Sabuga ITB pukul 07.00 malam berlangsung meriah. Acara apresiasi angklung memberikan selamat atas keberhasilan angklung Indonesia dalam pemecahan rekor dunia yang diadakan di Wasington DC Amerika Serikat yang diikuti oleh 5185 peserta terdiri dari berbagai bangsa dengan di pimpin oleh Kang Daeng Udjo.
Mempatenkan angklung sebagai ”real” Indonesia. Dan ini akan menjadi bukti agar tidak diakui oleh negara tetangga kita Malaysia.
Dengan Hadirnya Gubernur Jawa Barat Bapak Ahmad Heryawan menambah kemeriahan pada malam hari itu. Beliau juga berpendapat bahwa angklung bisa di mainkan dengan berbagai genre musik sehingga menghasilkan harmoni musik unik dan yang menyentuh hati. Beliau berpesan “ bahwa agama membuat hidup ini terarah, ilmu membuat hidup ini mudah dan seni membuat hidup ini lebih indah “. Beliau juga memberikan simbol penghargaan sebesar Rp 100.000.000 kepada saung angklung Daeng Udjo yang telah membawa angklung Indonesia ke kancah dunia.
Acara juga dimeriahkan dengan pertunjukan angklung yang di bawakan oleh TK Bianglala, SD Bianglala, SMP LabSchool UPI, SMAN 3 Bandung, Kabumi UPI, Angklung Buhun Ujung Berung, Sanggar Daeng Udjo, dan juga pertunjukan wayang golek yang dimainkan oleh Kang Apep. Mereka membawakan lagu dengan kreasi musik di iringi alunan suara angklung sehingga membuat para penonton terkesima. Penonton ikut berpartisipasi dalam memainkan angklung yang di pandu oleh Kang Daeng Udjo. Aksi lucu anak-anak TK Bianglala menutup acara malam apresiasi angklung Jawa Barat ketika tampil, dan Bapak Heryawan beserta istri turut berjoget bersama anak-anak.
Hasil Liputan : Rabu, 6 Juli 2011 Lokasi Liputan : UNPAD Jatinagor
PERKEMBANGAN IT DI UNPAD JATINANGOR
BANDUNG-Information Technology (IT) atau dikenal juga dengan istilah Telematika telah menjadi pusat perhatian di kalangan praktisi termasuk di lingkungan akademis. Gambaran tentang IT selalu diarahkan ke sesuatu hal yang positif yakni sebagai teknologi dan prasyarat yang dibutuhkan di era globalisasi. Adapun pengertian dari teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi yang membawa data, suara ataupun video. Hal demikian dikemukakan Arif Firmansyah dalam suatu tulisannya yang dimuat di website unpad.ac.id.
Pemanfaatan IT sendiri di Universitas Padjadjaran Jatinangor dinilai banyak pihak belum efektif. Berbagai usaha agar IT Unpad dapat berjalan lebih baik belum juga tercapai.Sebagai Institusi pendidikan, Universitas Padjadjaran sudah seharusnya dapat menjadikan IT menjadi perangkat yang dapat meningkatkan produktifitas dan pelayanan mutu pendidikan.
Sebenarnya kebutuhan IT di kampus Unpad Jatinangor sangatlah tinggi, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar fakultas dan jurusan yang mencoba membangun sistem informasi dan meningkatkan fasilitas infrastruktur pendukung untuk penerapan IT di masing-masing unit dengan tujuan membangun sistem informasi terpusat, demikian Arif.
2.2.2 Deskripsi kegiatan Insidentil Selama PKL
Aktivitas Insidentil menurut W.J.S Poerwadarminta dalam buku Kamus
Umum Bahasa Indonesia adalah “suatu kegiatan yang hanya terjadi atau
dilakukan pada kesempatan-kesempatan tertentu saja, tidak secara teratur atau rutin” (2003 :999)
Dalam hal ini kegiatan insidentil yang penulis lakukan yaitu berupa
kegiatan peliputan dokumentasi foto dan video. Menurut kamus umum bahasa Indonesia, arti dari kata “dokumentasi” adalah sesuatu yang tertulis, tercetak
tau terekam yang dapat diapakai sebagai bukti atau keterangan. Adapun
definisi dokumentasi adalah pemberian atau pengumpulan bukti-bukti.
Ditinjau dari jenis-jenisnya dokumentasi dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu :
a. Dokumentasi Visual, dapat berupa hasil pemotretan event-event penting
b. Dokumentasi Audio, berupa hasil suara mengenai suatu peristiwa tau
kejadian
c. Video, Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam,
memproses, mentransmisikan dan menataulang gamabar bergerak.
Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media
digital. Video juga bisa dikatakan sebagai gabungan gamabr-gambar
mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan
tertentu. Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan Frame dan
kecepatan pembacaan gamabar disebut dengan frame rate, dengan
satuan fps (frame per second). Karena dimainkan dalam kecepatan yang
tinggi maka tercipta ilusi gerak yang halus, semakin besar nilai frame
rate maka akan semakin halus pergerakan yang ditampilkan,
Kegiatan yang dilakukan penulis selama PKL di diskomnfo adalah
membuat berita foto dan hunting foto. Foto merupakan gambar diam yang
dihasilkan oleh kamera yang merekam suatu objek atau kejadian pada suatu
waktu tertentu. Beberapa objek di Kora Bandung yang menjadi sasaran pada
saat penugasan berita adalah foto-foto pendidikan, Sembako, Taman Hutan
Jabar. Berita foto ini dimasukan ke dalam web jabarprov.go.id agar dapat
diakses oleh masyarakat sebagi bahan informasi mengenai hal apa-apa saja
menjadi sorotan serta yang ada di Kota Bandung.
Selain foto, penulis membuat dokumentasi berita dalam bentuk video
dokumentasi video dibuat dibeberapa tempat, yaitu Pasar Suci, Gedung sate,
dinas kesehatan dan tenpat lainnya di Kota Bandung. Dokumentasi video ini
pun menjadi salah satu content yang disediakan di website jabarprov.go.id.
2.3 DESKRIPSI TENTANG JURNALISTIK 2.3.1 Definisi Jurnalistik
Secara harfiyah jurnalistik bersal dari kata (journalistic)artinya kewartawanan atau kepenulisan kata dasarnya “jurnal”(journal) yang artinya laporan atau
“jour”dalam bahasa prancis yang berarti “hari” (day) yang asal muasalnya berasal
dari bahasa yunani kuno “ du jour” yakni kejadian hari ini yang di beritahkan dalam
lembaran cetak (asep syamsul ,ramli;2003:15)
Secara konseptual jurnalistik dapat di pahami dari 3 ( tiga ) sudut pandang
yaitu ; jurnalistik sebagai proses ,jurnalistik sebagai teknik ,jurnalistik sebagai Ilmu :
1) Jurnalistik Sebagai Proses
Jurnalistik sebagai proses: kegiatan yang bertujuan, mencari,mengola,
menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa
yang mana aktivitas ini di lakukan oleh wartawwan ( jurnalis).
Kegiatan yang dilakukan penulis pada saat melakukan praktek kerja
lapangan adalah mencari serta membuat berita-berita yang nantinya akan diolah
dan di masukan ke dalam website jabarprov.go.id. Dalam mencari berita penulis
menemukan fakta-fakta yang ada untuk dijadikan berita, dam informasinya yang
akan di sampaikan merupakan informasi yang nyata dan tidak dibuat-buat.
2) Jurnalistik Sebagai Teknik
Jurnalistik sebagai teknik: Jurnalistik merupakan suatu keahlian
(expertise) atau keterampilan skill menulis karya jurnalistik
(berita,artikel,feature)termaksud keahlian dalam pengambilan bahan penulisan
seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara.
Berita yang sering di buat penulis untuk membuat suatu berita yaitu
penulisan dengan gaya piramida dan mwngandug 5W+1H What: apa yang
terjadi?, Where: dimana terjadinya?, When: kapan peristiwa terjadi?, Who: siapa
yang terlibat dalam peristiwa tersebut?, Why: mengapa peristiwa tersebut terjadi,
How : bagaimana berlangsungnya peristiwa tersebut.
Pada saat praktek kerja lapangan (PKL) di DISKOMINFO penulis juga
melakukan teknik peliputan peristiwa(reportase) sebagai berikut :
a. Lapisan Pertama : Penulis melakukan siaran pers, konferensi
pers, rekaman pidato, dan sebagainya. Informasi ini digali
dari bahan yang disediakan dan dikontrol oleh narasumber.
b. Lapisan kedua : Penulis menjadi reporter yang melakukan verifikasi, pelaporan investigatif, liputan atas
c. Lapisan ketiga : Penulis menjadi reporter dan menguraikan signifikansi atau arti penting suatu peristiwa,
penyebab-penyebabnya, dan konsekuensinya. Publik tidak
sekadar ingin tahu apa yang terjadi, tetapi mereka juga ingin
tahu bagaimana dan mengapa peristiwa itu terjadi. Apa
makna peristiwa itu bagi mereka, dan apa yang mungkin
terjadi sesudahnya.
3) Jurnalistik Sebagai Ilmu
Jurnalistik sebagai ilmu: jurnalistik merupakan bidang kajian mengenai
pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa,opini,pemikiran
,ide,)melalui media massa .jurnalistik merupakan termaksud ilmu terapan
(applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat
itu sendiri .sebagai ilmu jurnalistik termaksud dalam bidang kajian ilmu
komunikasi yakni ilmu yang mengkaji proses penyampain pesan
,gagasan,pemikiran,atau informasi kepada orang lain dengan maksud memberi
tau ,mempengaruhi da memberikan kejelasan.Setelah berita sudah diproses
editing lalu penulis mencari tahu apakah berita-berita yang telah di sebarkan
deterima oleh masyarakat dengan baik, dan menevaluasi semua tahap-tahap
sebelumnya apakah sudah sesuai dengan apa yang sudah diharapkan.
DISKOMINFO sebagai dinas penyedia website yang didalamnya banyak
dengan banyaknyapublik baik internal maupun eksternalmembuka website
DISKOMINFO untuk mencari informasi yaitu berita-berita seputar Jawa
Barat.Semua berita yang telah di masukan kedalam website jabarprov.go.id
harus melaluibeberapa tahap aga informasiyang disebarkan dapat diterima
dengan baik, setelah itu, penulis mengukur keberhasilan dengan cara melihat
opini masyarakat terhadap informasi yang terdapat di website jabarprov.go.id
Menurut (malvin Defleur;1975:264 ) peran media massa sangat la besar
dalam membentuk opini dan membentuk suatu stimulan secara bersamaan kepada
khalayak .stimulan inilah yang dapat membentuk suatu opini yang susah untuk di
bendung dan di kontrol oleh individu .kemudian setelah mendapatkan stimulan
khalayak akan memberikan suatu respon yang sama pada stimulan yang datang dari
media massa tersebut .secara tidak langsung dan tanpa di sadari sebenarnya informasi
yang di sajikan oleh media massa merupakan bentuk suatu Stimuli yang dapat
mengundang respon dari khalayak .Teori ini mengangsumsikan massa yang tak
berdaya yang secara terus menerus di tembaki dengan stimulan-stimulan dari media
massa berupa opini ,informasi,dan lain-lain nya .teori inilah yang di sebut dengan
teori jarum hypodermis yang mengibaratkan informasi yang di sajikan oleh media
massa seperti obat yang di suntikan kepada kulit seorang pasian secara terus menerus
dengan reaksi obat yang luar biasa cepat sehingga membuat pasien tidak berdaya.
Aplikasi dari teori inilah yang di terapkan oleh penulis pada saat praktek
kerja lapangan (PKL) di DISKOMINFO. Dengan memberikan informasi, berita,
dan selanjutnya masyarakat merasakan ketergantungan dan merasakan informasi dan
berita dari website jabarprov.go.id. Hal ini terbukti dengan besarnya antusias dan
animo masyarakat Bandung untuk mengakses berita yang selalu diakses oleh
DISKOMINFO.
2.3.2 Definisi Berita
Berita berasal dari Bahasa sansekerta “Vrit” yang dalam bahasa inggris
disebut “write” yang artinya adalah “Ada” atau “Terjadi”. Ada juga yang
menyebut dengan “Vritta” artinya “kejadian” atau “Yang Telah Terjadi”. Teknik
Pembuatan berita menggunakan rumus 5W+1H What: apa yang terjadi?, Where:
dimana terjadinya?, When: kapan peristiwa terjadi?, Who: siapa yang terlibat
dalam peristiwa tersebut?, Why: mengapa peristiwa tersebut terjadi, How :
bagaimana berlangsungnya peristiwa tersebut.
Menurut kamus besar, berita berarti laporan mengenai kejadian atau
peristiwa yang hangat. Berita adalah Laporan tercepat mengenai fakta atau Ide-ide
terbaru mengenai yang benar, menarik dan atatu penting bagi sebagian besar
khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radia, televisi, atau media
online Internet. News (berita) mengandung kata new yang berarti baru. Secara
singkat sebuah berita adalah sesuatu yang baru yang diketengahkan bagi khalayak
pembaca atau pendengar. Dengan kata Lain, News adalah apa yang surat kabar
sering dibuat adalah Stright News yaitu, berita langsung atau apa adanya yang
ditulis secara singkat dan lugas. Straight News dibagi kedalam dua macam, yaitu:
Hard News, berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualisasi dan
kepentingan yang harus segera diketahui pembaca. Berita ini biasanya
berisi informasi mengenai peristiwa khusus (special event) yang terjadi
secara tiba-tiba.
Soft News, nilai beritanya tidak terlalu penting dan biasanya
merupakanberita pendukung.
Tugas Penulis dalam melakasanakan PKL Di diskominfo adalah membuat
berita dengan menggunakan teknik 5W+1H. Berita yang dibuat mengenai
kesehatan, harga sembako, pendidikan, dan lingkungan yang ada di Kota Bandung
sebagai bahan pengisian content web www.jabarprov.go.id dengan tujuan agar
public yang mengakses web DISKOMINFO mendapat informasi penting
mengenai aspek-aspek yang ada di Kota Bandung.
2.3.2 Teknik Reportase
Dalam proses reportase berita terdapat berbagai sumber yang dapat dijadikan acuan untuk penulisan berita.
Menurut Ermanto (2005:95) terdapat tiga macam yang dapat dijadikan
1. Pengamatan langsung wartawan (observasi), dimana wartawan langsung
turun dan mengikuti jalannya kegiatan tertentu dan kemudian dapat
dijadikan pemberitaan. Sebagai Contoh, mengikuti jalannya acara
pemberian beasiswa, menyaksikan pertandinngan basket dan lain-lain.
Seperti yang dikatakan A.A Shahab dalam Cara Mudah Menjadi
Jurnalis, ia membagi pengertian observasi menjadi langsung dan tidak
langsung, yaitu :
Observasi langsung, dimana seorang jurnalis dengan semua panca inderanya mengalami atau berada langsung di tempat kejadian. Sedangkan observasi tidak langsung, yaitu seorang jurnalis tidak mengalami langsung peristiwanya, melainkan mendapatkannya dari sumber kedua; atau disebut saksi mata. (2008:9)
2. Informasi tertulis, dimana wartawan dalam pembuatan beritanya mengacu
pada informasi tertulis yang didapat wartawan dari sumber yang dapat
dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai contoh : Press
release dari suatu acara / kegiatan, seperti dapat di lihat di lampiran, surat
keterangan kematian yang didapat di bagian informasi ruang jenazah,
laporan pidato acara pengukuhan di suatu universitas, dan lain-lain.
3. Wawancara, yaitu salah satu metode pengumpulan berita, data dan fakta.
Yang bisa dilakukan melalui tatap muka atau melalui media tertentu.
wawancara dengan keluarga korban penjambretan, wawancara dengan
pedagang, dan lain-lain.
Wawancara dengan pihak-pihak yang terkait saat turun ke lapangan juga
menghasilkan suka dan duka bagi penulis. Seperti diacuhkan oleh objek
wawancara, pernah dialami penulis saat mewawancarai Saksi pada saat
akan meliput kasus penjambretan. Tapi umumnya objek wawancara
kooperatif untuk diajak berinteraksi, bahkan penulis.
Menurut Koesworo yang dikutip dari buku Menjadi Wartawan Handal
& Profesional (2005:112) Wawancara adalah kegiatan bertanya dan
menjawab antara pewawancara (interviewer), yang bertindak sebagai
pencari informasi (information hunter) dengan pihak yang diwawancarai
(interviewee), yang bertindak sebagai pemberi informasi (information suplier)”,
Wawancara bertujuan untuk menggali sebanyak mungkin informasi,
untuk mendapat jawaban yang lebih penting, menarik, dalam dan secara
psikologis berkaitan dengan manusia. (Yurnaldi, 1992:69).
Menurut Koesworo yang dikutip dari buku MenjadiWartawan Handal
& Profesional (2005:113) Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan
data dan fakta yang berupa informasi, opini, pendapat, gagasan, motivasi,
Untuk melengkapi data dan fakta untuk memperkuat nilai-nilai berita
yang ada, penulis melakukan wawancara dengan berbagai sumber yang
berkaitan dengan isi pemberitaan tersebut. Dalam melakukan wawancara,
terdapat berbagai macam wawancara yang bisa dilakukan. Dan berdasarkan
konteksnya, wawancara dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
diantaranya :
1. Wawancara berita (news-peg interview), yaitu wawancara yang dilakukan
untuk memperoleh keterangan. Konfirmasi, atau pandangan interviewee
tentang suatu masalah atau peristiwa.
2. Wawancara pribadi (personal interview), yaitu wawancara untuk
memperoleh data tentang diri pribadi dan pemikiran interviewee, meliputi
identitas diri, perjalanan hidupnya, dan pandangan-pandangannya
mengenai berbagai masalah yang terkait dengan profesinya.
3. Wawancara ekslusif (exlusive interview), yaitu wawancara yang dilakukan
seorang wartawan atau lebih (tetapi berasal dari suatu media) secara
khusus dengan interviewee, berkaitan dengan masalah tertentu di tempat
yang telah disepakati bersama oleh pewawancara dan interviewee.
4. Wawancara sambil lalu (casual interview), yaitu wawancara yang
dilakukan tidak secara khusus, berlangsung secara kebetulan, tidak ada
5. Wawancara keliling / jalanan (man-in-the street interview), yaitu
wawancara yang dilakukan seorang wartawan dengan menghubungi
berbagai interviewee secara terpisah, yang satu sama lain mempunyai
kaitan dengan masalah atau berita yang akan ditulis.
Menurut Asep Syamsul M.Romli dalam bukunya Jurnalistik Terapan
terdapat kriteria narasumber, diantaranya :
1. Kredibel, misalnya orang nomor satu di komunitas atau organisasinya,
orang terkenal atau terkemuka, pakar di bidangnya memiliki kewenangan
memberikan keterangan, berprestasi, dan lainnya.
2. Tajam dan Analitis, yakni memiliki ketajaman memandang suatu masalah
dan mampu menganalisis masalah tersebut secara tepat dan jelas.
3. Kaya informasi atau memiliki banyak data dan info mutakhir yang bisa
digali atau dikembangkan.
4. Berani berbicara apa adanya, yakni jujur dan mau berterus terang.
5. Berwawasan luas.
6. Konsisten alias tidak plin-plan dalam berpendapat.
7. Gampang dihubungi dan paham dunia jurnalistik.Setelah menjalani
peliputan dan penulisan berita, setelah evaluasi berkali-kali dengan
wartawan tandem maka dapat ditarik intinya bahwa dalam penulisan
berita masalah lead dan judul merupakan yang terpenting. Meskipun
Simbolon yang dikutip dari buku ”Menjadi WARTAWAN Handal dan
Profesional” karangan Ermanto, bahwa
”Lead merupakan hal yang meletuskan peristiwa, yang meletupkannya menjadi berita atau penyebab terjadinya berita itu” (2005:132).
Dan menurut Simbolon terdapat 16 jenis lead dalam berita. yang dikutip
dari buku ”Menjadi WARTAWAN Handal dan Profesional” karangan Ermanto,
menyebutkan, yaitu :
1.Lead Pasak, yaitu lead yang menggambarkan pelatuk atau penyebab
terjadinya peristiwa.
2.Lead Kontras, yaitu lead yang menggambarkan kekontrasan dalam suatu
peristiwa.
3.Lead Pertanyaan, yaitu lead yang menggunakan kalimat tanya tentang hal
atau penyebab penting suatu peristiwa.
4.Lead deskriptif, yaitu lead yang mendeskripsikan bagian penting dari suatu
peristiwa.
5.Lead Stakato, yaitu lead yang menggambarkan suatu peristiwa dari sudut
penglihatan tertentu.
6.Lead Ledakan, yaitu lead yang mengemukakan hal yang mengejutkan dari
suatu peristiwa.
7.Lead Figuratif, yaitu lead yang menggambarkan suatu peristiwa dengan
8.Lead Epigram, yaitu lead yang menyampaikan peristiwa dengan didahului
ungkapan.
9.Lead Literer, yaitu lead yang didahului cerita sastra yang dikenal
masyarakat.
10.Lead Parodi, yaitu lead yang menggunakan slogan atau rumusan yang
diparodikan tentang peristiwa yang diberitakan.
11.Lead kutipan lead yang menggunakan kutipan penting dari nara sumber.
12.Lead Dialog, yaitu lead yang terdiri dari dialog yang dianggap penting.
13.Lead Komulaitf, yaitu lead yang menyampaikan klimaks peristiwa yang
tertunda sampai titik akhir.
14.Lead Urutan, yaitu lead suatu bagian peristiwa penting secara berurut.
15.Lead Sapaan, yaitu lead yang isinya disajikan seperti menyapa atau
berbicara dengan seseorang dalam peristiwa yang diberitakan, (2005:132).
Dalam penulisan berita langsung (straight news) 5W + 1H (Who, What,
When, Where, Why + How) sungguh sangat diutamakan terutama yang bersifat
hard news. Akan tetapi hal yang berbeda penulis alami pada saat di desk
Kriminal, dimana salah seorang wartawan di desk Kriminal pernah mengatakan
bahwa hierarki pendapat / pernyataan / opini / gagasan seseorang dapat
mengesampingkan unsur 5W + 1 H dalam lead berita. Sementara itu menurut
Luwi Ishwara dalam bukunya yang berjudul Catatan-catatan Jurnalisme Dasar,
suatu peristiwa atau situasi. Karena kebanyakan peristiwa tidak berdiri sendiri, mereka berhubungan dengan perkembangan dan isu yang menjadi perhatian masyarakat” (2005:98).
2.3.3 Foto Jurnalistik
Foto jurnalistik adalah jenis foto yang bertujuan karena keinginan
bercerita kepada orang lain dalam proses pemotretannya, Selain hal itu foto
jurnalistik juga memberikan informasi tentang suatu peristiwa dalam bentuk
visual gambar yang berupa hasil karya foto. Pada dasarnya jenis foto
jurnalistik ini memberikan sebuah kepentingan utama. Jadi foto jurnalistik
membentuk sebuah keinginan dalam menyampaikan pesan (massage) visual
pada orang lain dengan maksud agar orang yang melihat melakukan sesuatu
tindakan psikis maupun psikologis atas karya yang disajikan.
Definisi dari foto jurnalistik dapat diketahui dengan menyimpulkan
ciri-ciri yang melekat pada foto yang dihasilkan itu. Biasanya foto jurnalistik
memiliki ciri-ciri yang melekat seperti memiliki nilai berita atau menjadi
berita itu sendiri, melengkapi suatu berita/artikel dan dimuat dalam suatu
media cetak. Pada dasarnya foto jurnalistik dapat berdiri sendiri, tapi sebuah
berita jurnalistik tanpa foto akan mendapatkan satu kekurangan. Sehingga
mengapa foto begitu penting. Karena foto merupakan salah satu media visual
untuk merekam/mengabadikan atau menceritakan suatu peristiwa yang nyata.
sebuah media. Foto juga memberikan keyakinan dan sebagai bukti kebenaran
dari sebuah berita yang disampaikan oleh sebuah media kepada pembacanya.
Kebenaran sebuah peristiwa tak bisa terbantahkan dengan kehadiran sebuah
karya foto jurnalistik. Di dalam foto jurnalistik sendiri tidak ada seuatu yang
dibuat-buat, tidak ada sesuatu yang direkayasa. Peristiwa begitu saja terjadi,
yang kemudian diabadikan dalam sebuah bentuk visual berupa gambar yang
kemudian disiarkan melalui media cetak.
2.4 Analisa Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Pelaksanaan PKL bagi penulis sangatlah menarik, menantang, dan tidak ada
beban sama sekali. Walaupun sifat kerja wartawan deadline dan dituntut untuk
professional. Para staff yang selalu ramah dengan tidak membedakan penulis hanya
sebagai mahasiswa Job Trainning. Pemimpin redaksi, redaktur pelaksana harian,
redaksi, hingga wartawan sangat membimbing, selalu memberi masukan, memotifasi,
dan yang lebih penting tidak ada pembedaan dalam pembagian tugas. . Sebagai
contoh saat penulis diharuskan meliput Gubernur Jawa Barat menyatakan hari jadi
Jawa Barat yang ke 66 , penulis diminta untuk meliput, mengabadikan lewat gambar,
serta membuat video.
Kesan terbuka, menuntut siapapun yang berada di DIKOMINFO untuk selalu
belajar menjadi yang terbaik, dan menghargai setiap apa yang sudah dikerjakan
SDM-nya. Kekeluargaan adalah keseharian para pegawai dan para staff umum,
terlebih lagi seorang direktur utama sangat ramah dan memunculkan suasana akrab
kepada penulis. Tidak ada sama sekali pembedaan antara mahasiswa Job Trainning
dengan wartawan professional.
2.5 Analisis Pelayanan Perusahaan Kepada Mahasiswa PKL
Praktek Kerja Lapangan adalah suatu kegiatan dimana mahasiswa yang
melakukan PKL, menjalani masa praktek kerja yang sesungguhnya di dalam industri,.
Yaitu dimana disini mahasiswa PKL melakukan PKL Di DISKOMNFO Bandung.
Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk memberikan pengalaman
praktis kepada mahasiswa sehingga menjadi Sumber Daya Manusia yang benar-benar
siap ketika memasuki dunia kerja nyata serta siap untuk bersaing. Oleh karena itu,
dengan adanya program Praktek Kerja Lapangan yang terdapat pada kurikulum Ilmu
komunikasi ini diharapkan mahasiswa yang menjalani Praktek Kerja Lapangan
benar-benar mendapatkan keterampilan (Skill), pengetahuan (Knowledge) serta
pembentukan tingkah laku (Attitude) yang baik.
Selama melakukan PKL Di DISKOMNFO Bandung memberikan
pembelajaran pada mahasiswa PKL, yaitu melatih mahasiswa PKL supaya bisa
bekerja dengan baik, tujuannya supaya mahasiswa PKL termotivasi secara kuat
karena supaya mahasiswa PKL dapat merasakan bagaimna situasi-situasi
Bandung yang berpengalaman memperlihatkan pekerjaan dan trik-trik pada
pekerjaan tersebut.
Masa Praktek Kerja Lapangan adalah suatu momen dimana mahasiswa PKL
diberi suatu pelatihan yang nantinya dapat berguna baik itu bagi mahasiswa
sendiri maupun industri yang nantinya dimana mahasiswa itu akan bekerja.
Bukan merupakan suatu momen yang dianggap sebagai tambahan tenaga oleh
industri. Dengan adanya pemberian pelatihan yang baik tentunya ini akan
memberikan suatu umpan balik yang positif bagi industri dimana mahasiswa
tersebut menjalankan Praktek Kerja Lapangan. Dengan adanya Praktek Kerja
Lapangan yang diharapkan mampu meningkatkan keterampilan (Skill),
pengetahuan (Knowledge), serta pembentukan tingkah laku (Attitude) Mahasiswa
PKL, maka diharapkan hal tersebut akan memberikan peranan terhadap
peningkatan kinerja Untuk mahasiswa yang melakukan PKL sehingga dapat
bekerja dengan baik dan profesional.
Selama melakukan Praktek Kerja Lapangan di DISKOMNFO memberikan
pelayanan yang baik terhadap Mahasiswa yang melakukan PKL, Para Staff baik
itu Pimpinan Perusahaan, dan para wartawannya sendiri selalu menjalin
hubungan kerja sama antara karyawan Di Surat kabar Bandung Ekspres, dan
selalu bersosialisasi dengan mahasiswa PKL, selalu memberikan masukan dan
mengajarkan mahasiswa selama melakukan PKL. Mahasiswa PKL diberikan
pelatihan oleh pembinbing dan mulai pemberian Job atau tugas untuk mahasiswa
Mahasiswa PKL ditempatkan pada bagian wartawan yaitu untuk peliputan
rubrik berita mingguan, selama melakukan PKL dan melakukan tugas peliputan
berita yang ditugaskan oleh Pembimbing, mahasiswa PKL selalu diajarkan dan
diberi masukan menjadi wartawan yang baik, baik dari kedisiplinan waktu
bekerja, teknik menulis berita dan teknik peliputan berita. Mahasiswa PKL juga
dituntut untuk bisa menjadi wartawan yang siap meliput berita baik secara fisik
atau pun mental untuk mencari berita. selama PKL, penulis terjun langsung
kelapangan untuk mencari sumber berita yang akan dijadikan rubrik berita
website www.jabarprov.go.id.
Selama Melakukan Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa PKL banyak
mendapatkan Ilmu yang yang tidak mahasiswa PKL dapatkan diperkuliahan, baik
dari segi pelatihan menjadi seorang wartawan, Tekhnik penulisan berita dan cara
wawancara dengan nara sumber. Mahasiswa PKL harus benar-benar siap didalam
menjalankan tugasnya yaitu sebagai wartwan yang siap meliput berita .Selain itu
Mahasiswa PKL mendapatkan pelajaran baru dimana mahasiswa PKL
mempelajari hal- hal baru seperti teknologi baru yang dipakai dalam perusahaan,
keterampilan- keterampilan lain yang menambah skill, informasi-informasi
51 3.1. Kesimpulan
Penulis melakukan praktek kerja lapangan (PKL) di Dinas Komunikasi dan
Informatika (DISKOMINFO) Privinsi Jawa Barat yang berhubungan dengan jurusan
yang diambil penilis yaitu Ilmu Komunikasi yang berkosentrasi pada bidang
Jurnalistik. Pada bagian ini penulis menyimpulkan kegiatan selam PKL yang di
lakukan di DISKOMINFO Prov. Jawa Barat sebagai berikut :
1. Dinas Komunikasi dan Informatika ( Diskominfo) provinsi Jawa Barat
yang terletak di Jalan Taman Sari no.55 Bandung. DISOMINFO Prov
Jabar merupakan instansi Pemerintahan Jawa Barat yang bergerak
dalam bidang penyajian Teknologi informasi dalam kepentingan
Provinsi Jawa Barat, terutama pencapaian Jabar Cyber Province Tahun
2012.
2. Selama PKL di DISKOMINFO Prov. Jabar penulis melakukan
Kegiatan pengisisan informasi via content web jabarprov.go.id.
Penulis melakukan pengisian informasi Content Web dengan
menggunakan metode pembelajaran yang di dapat selama di bangku
reportase,wawancara, liputan, dll. Semua Hasil dari kegiatan lalu di
upload ke website jabarprov.go.id sehingga dapat diterima oleh publik
3. Pada saat penulis PKL di DISKOMINFO Prov. Jabar mengalami
kendala seperti dalam pelayanan. Kegiatan PKL yang di tugaskan oleh
salah satu pembimbing dari penulis mengalami kendala terutama pada
peliputan. Di karenakan sudah ada pihak lain yang meliput kejadian
tersebut sehingga hasil kegiatan PKL hanya menjadi dokemuntasi
pribadi tidak di publikasian kepada masyarakat Jawa Barat.
4. selamapa PKL di DISKOMINFO Prov. Jabar penulis mendapatkan
sarana dan prasarana yang sangat baik. Terutama dalam penyediaan
prasarana pada saat ada kegiatan peliputan yang dilakukuan oleh
penulis yaitu menyediakan kamera,lensa dan perekam suara yang di
sediakan oleh DISKOMINFO Prov. Jabar. Media internet yang di
sediakan di DISKOMINFO sudah sangat baik sehingga informasi
mudah diakses dengan cepat.
3.2. Saran
3.2.1 Saran Bagi Perusahaan
Saran penulis selama melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan
(PKL) di DISKOMINFO adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan Diskominfo dapat konsisten dalam menjalankan Visi dan
misinya sebagai lembaga pemerintahan yang bergerak di bidang
2. Sebaiknya website DISKOMINFO dapat lebih dimaksimalkan kinerja,
seperti konsep dan content agar masyrakat tidak bosan dalam
mengakses web tersebut.
3. Diharapkan DISKOMINFO kedepanya agar menjadi lembaga
pemerintahan yang tetap kompeten di bidang pengolahan data dan
informasi, seiring peningkatan-peningkatan tersebut mutunya pun
harus disesuaikan denga perkembangan jaman yang semakin modern
seperti sekarang ini agar tetap mengikuti perkembangan jam
4. Dengan semakin berkembangya teknologi komunikasi dan informasi
sekarang ini penulis berharap lembaga akan terus meningkatkan
pengadaan informasi agar lebih actual dan faktual.
3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa Praktek Kerja Lapanagan (PKL) :
1. Mahasiswa PKL harus disiplin, datang dan pulang tepat waktu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan.
2. Mahasiswa PKL bisa lebih aktif dan kreatif serta teliti dan bertanggung
jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
3. Mahasiswa PKL harus dapat bersosialisasi dengan baik dengan
karyawan divisi pengelolaan data elektronik (PDE) maupun dengan
karyawan di Divisi lainnya agar terjalin hubungan yang harmonis.
4. Mahasiswa PKL harus dapat bekerja sama dengan mahasiswa PKL
lainnya sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan benar dan tepat