RANCANG BANGUN PELAPORAN KEHADIRAN MENGGUNAKAN DATA MART DI PSDM STIKOM SURABAYA
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
IRMA ADELINE PRAYOGIANTO 07410100032
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
viii
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Data dan Informasi ... 6
2.2 Sistem Informasi ... 6
2.3 Data Warehouse... 6
2.3.1 Karakteristik Data Warehouse ... 7
2.3.2 Arsitektur Data Warehouse ... 8
2.3.3 Transaksional Data dan Data Warehouse ... 9
2.3.4 Model Multidimensional ... 10
2.3.5 Konsep Staging Area ... 13
ix
2.5 Sistem Informasi Eksekutif ... 16
2.6 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 18
2.6.1 Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 19
2.6.2 Pemberian Kompensasi Karyawan ... 20
2.7 Kehadiran Karyawan dan Dosen ... 21
2.8 Grafik ... 22
2.9 Analisis dan Perancangan Sistem ... 23
2.10 Testing dan Implementasi Sistem ... 25
2.10.1 White Box Testing ... 25
2.10.2 Black Box Testing ... 25
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 27
3.1 Analisis Sistem... 27
3.1.1 Wawancara ... 28
3.2 Perancangan Sistem ... 30
3.2.1 Analisa Kebutuhan ... 31
3.2.2 System Flow ... 34
3.2.3 Data Flow Diagram ... 36
3.2.4 Proses Membuat Cube ... 39
3.3 Desain Input Output ... 52
3.3.1 Form Login ... 52
3.3.2 Form Utama... 53
x
3.3.6 Kegunaan Output ... 80
3.4 Desain Uji Coba ... 81
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 87
4.1 Kebutuhan Sistem ... 87
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 87
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 87
4.2 Implementasi ... 88
4.2.1 Pemetaan Data Warehouse... 88
4.2.2 Struktur Tabel Dimensi ... 93
4.2.3 Struktur Data mart ... 97
4.2.4 Form Login ... 99
4.2.5 Halaman Utama ... . 100
4.2.6 Form Konfigurasi Data... 101
4.2.7 Form Manajemen Pengguna ... 103
4.2.8 Form Laporan Presensi Individu Karyawan... 104
4.2.9 Form Laporan Presensi Individu Dosen ... 105
4.2.10 Form Laporan Presensi Karyawan dan Dosen Dalam Bagian. ... 107
4.2.11 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Dalam Bagian ... 109
xi
4.2.15 Form Peringkat Presensi Karyawan Untuk PSDM ... 115
4.2.16 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif ... 116
4.2.17 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif ... 120
4.2.18 Form Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif ... 124
4.2.19 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif .... 128
4.2.20 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif.... 132
4.2.21 Form Laporan Pertemuan Mengajar Dosen Untuk Eksekutif ... 136
4.2.22 Menu Cetak Laporan ... 140
4.3 Evaluasi ... 154
BAB V PENUTUP ... 161
5.1 Kesimpulan ... 161
5.2 Saran ... 161
DAFTAR PUSTAKA ... 163
BIODATA PENULIS ... 165
xii
Tabel 2.1 Perbedaan Data Transaksional dan Data Warehouse ... 9
Tabel 2.2 Perbedaan Data Warehouse dan Data Mart Menurut Ponniah ... 15
Tabel 2.3 Perbedaan Antara Data Warehouse dan Data Mart Menurut Tsai ... 15
Tabel 3.1 Pemilihan Tabel Fakta Dan Tabel Dimensi ... 40
Tabel 3.2 Pemetaan Dim_Karyawan... 41
Tabel 3.3 Pemetaan Dim_Status ... 42
Tabel 3.4 Pemetaan Dim_Jabatan ... 43
Tabel 3.5 Pemetaan Dim_Bagian ... 43
Tabel 3.6 Pemetaan Dim_Mata_Kuliah ... 44
Tabel 3.7 Pemetaan Dim_Semester ... 44
Tabel 3.8 Pemetaan Dim_Prodi ... 44
Tabel 3.9 Dim_Bagian ... 46
Tabel 3.10 Dim_Jabatan... 46
Tabel 3.11 Dim_Status ... 47
Tabel 3.12 Dim_Karyawan ... 47
Tabel 3.13 Dim_Mata_Kuliah ... 48
Tabel 3.14 Dim_Semester ... 48
Tabel 3.15 Dim_Prodi ... 49
Tabel 3.16 Kegunaan Laporan Kehadiran Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif ... 64
Tabel 3.17 Kegunaan Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif ... 67
xiii
Tabel 3.21 Kegunaan Laporan Ketuntasan Mengajar Dosen Untuk
Eksekutif ... 78
Tabel 3.22 Desain Uji Coba ... 81
Tabel 4.1 Uji Coba Login ... 100
Tabel 4.2 Uji Coba Konfigurasi Data ... 101
Tabel 4.3 Uji Coba Manajemen Pengguna ... 102
Tabel 4.4 Uji Coba Laporan Presensi Individu ... 103
Tabel 4.5 Uji Coba Laporan Presensi Individu Dosen ... 105
Tabel 4.6 Uji Coba Laporan Presensi Karyawan dan Dosen Dalam Bagian ... 107
Tabel 4.7 Uji Coba Laporan Jam Mengajar Dosen Dalam Bagian ... 109
Tabel 4.8 Uji Coba Laporan Presensi Karyawan untuk PSDM ... 111
Tabel 4.9 Uji Coba Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk PSDM ... 113
Tabel 4.10 Uji Coba Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk PSDM ... 114
Tabel 4.11 Uji Coba Laporan Peringkat Presensi Karyawan ... 115
Tabel 4.12 Uji Coba Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif ... 117
Tabel 4.13 Uji Coba Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif ... 121
Tabel 4.14 Uji Coba Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif ... 125
Tabel 4.15 Uji Coba Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif ... 129
Tabel 4.16 Uji Coba Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif ... 133
Tabel 4.17 Uji Coba Laporan Pertemuan Mengajar Dosen Untuk Eksekutif ... 137
xv
Gambar 2.1 Arsitektur Data Warehouse Dengan Staging Area Dan Data
Marts... 9
Gambar 2.2 Skema Bintang ... 11
Gambar 2.3 Skema Snowflake... 11
Gambar 2.4 Arsitektur Dependent Data Mart ... 16
Gambar 2.5 Arsitektur Independent Data Mart ... 16
Gambar 2.6 Siklus Hidup Pengembangan Sistem... 24
Gambar 3.1 Diagram Rencana Penelitian ... 27
Gambar 3.2 Flowchart Proses Pembuatan Laporan Saat Ini ... 29
Gambar 3.3 Proses Pelaporan Presensi Karyawan. ... 31
Gambar 3.4 System Flow ... 35
Gambar 3.5 Context Diagram ... 37
Gambar 3.6 DFD Level 0 Rancang Bangun Pelaporan Presensi Karyawan ... 38
Gambar 3.7 Proses ETL ... 39
Gambar 3.8 Form Login ... 52
Gambar 3.9 Form Utama ... 53
Gambar 3.10 Form Laporan Presensi Individu Karyawan ... 54
Gambar 3.11 Form Laporan Presensi Individu Dosen... 54
Gambar 3.12 Form Laporan Jam Mengajar Individu Dosen ... 55
Gambar 3.13 Form Laporan Presensi Karyawan Dalam Bagian ... 55
Gambar 3.14 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Dalam Bagian ... 56
Gambar 3.15 Form Laporan Presensi Bulanan Untuk PSDM ... 56
xvi
Gambar 3.19 Form Presensi Dosen Untuk PSDM ... 58
Gambar 3.20 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk PSDM ... 59
Gambar 3.21 Form Laporan Kehadiran Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif... 60
Gambar 3.22 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif ... 60
Gambar 3.23 Form Laporan Absen Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif ... 61
Gambar 3.24 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif... 62
Gambar 3.25 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif ... 63
Gambar 3.26 Form Laporan Ketuntasan Mengajar Dosen Untuk Eksekutif ... 63
Gambar 3.27 Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Periode Tertentu ... 65
Gambar 3.28 Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Bagian ... 66
Gambar 3.29 Laporan Kehadiran Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66
Gambar 3.30 Laporan Kehadiran Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif Berdasarkan Tipe Karyawan ... 67
Gambar 3.31 Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Periode Tertentu ... 68
Gambar 3.32 Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Bagian ... 69
Gambar 3.33 Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 69
xvii
Gambar 3.36 Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan
Bagian ... 71
Gambar 3.37 Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 72
Gambar 3.38 Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Tipe Karyawan ... 72
Gambar 3.39 Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Periode Tertentu ... 73
Gambar 3.40 Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Tipe Karyawan ... 74
Gambar 3.41 Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Bagian ... 74
Gambar 3.42 Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 75
Gambar 3.43 Laporan Jam Mengajar Untuk Dosen Eksekutif Berdasarkan Periode Tertentu ... 76
Gambar 3.44 Laporan Jam Mengajar Untuk Dosen Eksekutif Berdasarkan Semester ... 77
Gambar 3.45 Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Berdasarkan Program Studi ... 77
Gambar 3.47 Laporan Ketuntasan Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Berdasarkan Periode Tertentu ... 79
Gambar 3.48 Laporan Ketuntasan Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Berdasarkan Prodi ... 79
Gambar 4.1 Pemetaan Tabel Dim_Karyawan ... 89
Gambar 4.2 Pemetaan Tabel Dim_Status... 89
Gambar 4.3 Pemetaan Tabel Dim_Jabatan ... 90
Gambar 4.4 Pemetaan Tabel Dim_Bagian ... 90
xviii
Gambar 4.8 Pemetaan Tabel Fakta_Absen ... 92
Gambar 4.9 Pemetaan Tabel Fakta_Mengajar ... 93
Gambar 4.10 Dim_Bagian ... 93
Gambar 4.11 Dim_Jabatan ... 94
Gambar 4.12 Dim_Status ... 94
Gambar 4.13 Dim_Karyawan ... 95
Gambar 4.14 Dim_Mata_Kuliah ... 95
Gambar 4.15 Dim_Semester ... 96
Gambar 4.16 Dim_Prodi ... 96
Gambar 4.17 Dim_Waktu (Time) ... 97
Gambar 4.18 Cube Absen ... 98
Gambar 4.19 Cube Mengajar ... 99
Gambar 4.20 Form Login ... 99
Gambar 4.21 Login Gagal ... 100
Gambar 4.22 Halaman Utama Pengguna Eksekutif ... 101
Gambar 4.23 Proses Konfigurasi Data ... 102
Gambar 4.24 Proses Konfigurasi Data Sukses ... 102
Gambar 4.25 Form Manajemen Pengguna ... 103
Gambar 4.26 Form Laporan Presensi Individu Karyawan ... 104
Gambar 4.27 Form Laporan Presensi Individu Karyawan Berdasarkan Status Presensi ... 104
xix
Gambar 4.30 Form Pemeriksaan Nama Karyawan Pada Laporan Presensi
Karyawan Dalam Bagian ... 108
Gambar 4.31 Form Laporan Presensi Karyawan dan Dosen Dalam Bagian .... 109
Gambar 4.32 Warning Form Laporan Mengajar Dosen ... 110
Gambar 4.33 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Dalam Bagian ... 111
Gambar 4.34 Form Laporan Presensi Bulanan Karyawan dan Dosen ... 112
Gambar 4.35 Form Laporan Presensi Karyawan dan Dosen ... 113
Gambar 4.36 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk PSDM ... 114
Gambar 4.37 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk PSDM ... 115
Gambar 4.38 Form Laporan Peringkat Presensi Karyawan Untuk PSDM ... 116
Gambar 4.39 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 1... 118
Gambar 4.40 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 2... 118
Gambar 4.41 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 3... 119
Gambar 4.42 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 4... 119
Gambar 4.43 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 5... 120
Gambar 4.44 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 1 ... 122
Gambar 4.45 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 2 ... 122
Gambar 4.46 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 3 ... 123
Gambar 4.47 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 4 ... 123
xx
Gambar 4.51 Form Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Level 3 ... 127
Gambar 4.52 Form Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Level 4 ... 127
Gambar 4.53 Form Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Level 5 ... 128
Gambar 4.54 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Level 1 ... 130
Gambar 4.55 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Level 2 ... 130
Gambar 4.56 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Level 3 ... 131
Gambar 4.57 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Level 4 ... 131
Gambar 4.58 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Level 5 ... 132
Gambar 4.59 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Level 1 ... 134
Gambar 4.60 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Level 2 ... 134
Gambar 4.61 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Level 3 ... 135
Gambar 4.62 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Level 4 .... 135
Gambar 4.63 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Level 5 ... 136
Gambar 4.64 Form Laporan Jumlah Pertemuan Mengajar Dosen Untuk
Eksekutif Level 1 ... 138
Gambar 4.65 Form Laporan Jumlah Pertemuan Mengajar Dosen Untuk
Eksekutif Level 2 ... 138
Gambar 4.66 Form Laporan Jumlah Pertemuan Mengajar Dosen Untuk
Eksekutif Level 3 ... 139
Gambar 4.67 Form Laporan Jumlah Pertemuan Mengajar Dosen Untuk
Eksekutif Level 4 ... 139
Gambar 4.68 Form Laporan Jumlah Pertemuan Mengajar Dosen Untuk
xxi
Berdasarkan Tahun ... 147
Gambar 4.71 Laporan Absen Karyawan Berdasarkan Tahun ... 147
Gambar 4.72 Laporan Jam Kerja Seluruh Karyawan Berdasarkan Tahun ... 148
Gambar 4.73 Laporan Jam Mengajar Seluruh Dosen Berdasarkan Tahun ... 148
Gambar 4.74 Laporan Ketuntasan Mengajar Dosen Berdasarkan Tahun ... 149
Gambar 4.75 Laporan Rekapitulasi Presensi Individu Karyawan ... 151
Gambar 4.76 Laporan Rekapitulasi Jam Kerja Individu Karyawan ... 151
Gambar 4.77 Laporan Rekapitulasi Presensi Bagian ... 152
Gambar 4.78 Laporan Peringkat Presensi Karyawan ... 152
Gambar 4.79 Laporan Pertemuan Mengajar Dosen Berdasarkan Prodi ... 153
Gambar 4.80 Laporan Pertemuan Mengajar Individu Dosen ... 153
xxii
Lampiran 1. Surat Keterangan ... 166
Lampiran 2. Evaluasi Pelaporan Presensi Karyawan ... 167
Lampiran 3. Laporan Rekapitulasi Presensi Karyawan Untuk PSDM ... 171
1
1.1Latar Belakang Masalah
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Surabaya
sebagai sebuah organisasi pendidikan, tentu saja ingin menjadi organisasi yang
berkualitas. Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu upaya dari STIKOM
Surabaya adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada
dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia.
Bagian pengembangan sumber daya manusia (PSDM) STIKOM sebagai
bagian yang bertugas untuk mengatur tentang sumber daya manusia, telah
melakukan fungsi-fungsi dari manajemen sumber daya manusia, yang meliputi
seleksi karyawan, mengevaluasi dan melakukan penilaian kinerja karyawan,
memberikan motivasi kepada karyawan, serta mengatur segala sesuatu yang
berhubungan dengan administrasi karyawan, yang diantaranya adalah presensi
karyawan.
Faktor kehadiran atau presensi karyawan menjadi salah satu poin untuk
mendukung fungsi operasional dari manajemen sumber daya manusia. Laporan
presensi karyawan sendiri dapat membantu bagian PSDM dalam mengevaluasi
kehadiran karyawan dan melakukan penilaian kinerja karyawan. Tidak hanya itu,
presensi karyawan juga dapat menentukan reward yang diterima oleh karyawan
tiap periodenya.
Untuk memenuhi tugas administratifnya, bagian PSDM membuat
struktural organisasi pada setiap periode pelaporan. Proses pelaporan saat ini telah
menggunakan sistem terkomputerisasi. Sistem pelaporan ini mengandalkan data
transaksional yang diambil langsung dari database sistem informasi PSDM
STIKOM.
Laporan yang dihasilkan sudah dapat digunakan untuk mengetahui data
transaksional harian, bulanan dan tahunan, namun pelaporan ini belum dapat
menampilkan laporan yang bersifat historical dan harus diolah lagi sehingga
laporan dapat tertata dengan rapi dan dapat dilihat dari berbagai kriteria. Untuk
tujuan evaluasi presensi, penilaian kinerja, hingga proses pengambilan keputusan,
dibutuhkan informasi yang bersifat historical, detil, dan bersifat analisis (banyak
kriteria yang mempengaruhi), sehingga laporan presensi ini belum dapat
digunakan secara maksimal oleh eksekutif dan juga bagian PSDM, untuk
melakukan evaluasi presensi karyawan dan mendukung penilaian kinerja
karyawan.
Melihat kebutuhan PSDM terhadap laporan yang bersifat historical, maka
konsep data mart diterapkan dalam pembuatan laporan presensi karyawan. Data
mart adalah metode pengolahan data yang dibuat untuk mendukung kebutuhan
analisa tertentu dari sebuah departemen secara khusus. Dengan menggunakan
konsep data mart, data transaksional presensi karyawan akan dipilih dan
dikelompokkan berdasarkan kriteria yang akan digunakan, kemudian data tersebut
dihitung sehingga menghasilkan nilai ringkasan presensi karyawan untuk jangka
waktu yang cukup banyak. Laporan yang dihasilkan dari pengolahan data mart
sudah berupa ringkasan, sehingga akan memudahkan pengguna dalam proses
data didalam laporan tersebut dapat didetilkan ke laporan atau data yang lebih
spesifik. Data mart juga memudahkan pengguna untuk melihat laporan dari
berbagai kriteria yang dapat membantu dalam proses analisa terhadap suatu
masalah.
Pengolahan presensi karyawan menggunakan data mart, dapat membantu
bagian PSDM dan eksekutif untuk memperoleh informasi presensi karyawan
secara keseluruhan, dalam bagian, presensi karyawan dan laporan jam kerja
karyawan. Demikian pula untuk mendukung proses analisa data, mengevaluasi
dan menilai kinerja karyawan, serta pengambilan keputusan, sistem dapat
menghasilkan informasi yang memiliki nilai prosentase, bersifat historical dan
dapat didetilkan.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana merancang pelaporan kehadiran menggunakan data mart di
PSDM STIKOM Surabaya
1.3Batasan Masalah
Batasan dalam pembuatan sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem ini hanya mengacu pada pelaporan presensi karyawan, jam kerja
karyawan, jam mengajar dosen, dan presensi pertemuan mengajar dosen.
2. Pelaporan untuk eksekutif pada sistem pelaporan ini tidak dapat dikategorikan
sebagai sistem informasi eksekutif secara khusus, karena pelaporan ini hanya
konsep penyaringan data, analisa drilldown, serta menggunakan grafik, teks,
dan tabel dalam penyajian laporan.
3. Tidak membahas penilaian kinerja.
4. Sistem ini berbasis desktop.
5. Database yang digunakan adalah SQL Server 2008.
6. Tidak membahas masalah jaringan dan keamanan data.
1.4Tujuan
Membuat pelaporan presensi karyawan menggunakan data mart di PSDM
STIKOM Surabaya
1.5Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini dikemukakan hal–hal yang menjadi latar belakang,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan yang ingin dicapai,
serta sistematika penulisan laporan tugas akhir ini.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas secara singkat teori-teori yang
berhubungan dan mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini,
meliputi : data dan informasi, sistem informasi, data warehouse,
data mart, grafik, sistem informasi eksekutif, manajemen sumber
daya manusia, kehadiran karyawan dan dosen, analisis dan
BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini membahas tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam
penyelesaian sistem terdiri dari : analisis masalah, analisa
kebutuhan, perancangan sistem, desain input output, rancangan uji
coba sistem.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini membahas tentang implementasi dari aplikasi yang
dibuat secara keseluruhan meliputi : implementasi sistem yang
terdiri dari : kebutuhan perangkat keras, kebutuhan perangkat
lunak, dan implementasi sistem yang meliputi pengujian terhadap
aplikasi yang dibuat untuk mengetahui aplikasi tersebut telah dapat
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang
diharapkan.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dari sistem dan saran untuk
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Data dan Informasi
Menurut Fatansyah (2007), data adalah representasi fakta dunia nyata yang
mewakili suatu objek seperti manusia, barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan
dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar,
bunyi, atau kombinasinya. Data itu sendiri relatif tidak berarti bagi pengguna
sebelum diolah menjadi sebuah informasi. Menurut McLeod (2001), informasi
adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.
2.2 Sistem Informasi
Menurut Hall (2007), sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal
dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para
pengguna. Sistem informasi menganjurkan penggunaan teknologi komputer di
dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai (Bodnar, 1996).
Sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan
perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang
bermanfaat.
2.3 Data Warehouse
Data warehouse adalah dasar dari analisa yang kuat. Data warehouse
mendukung pengambilan keputusan dengan membantu manager dan analis untuk
menguji data dan menghasilkan analisa yang kuat dengan mudah dan cepat
(Bukhbinder, 2005).
Menurut Simarmata (2007), data warehouse merupakan penyimpanan
fisik di mana data relasional diatur khusus untuk menyediakan data bersih dalam
format terstandarisasi. Data-data yang tersimpan tersebut dapat digunakan dalam
mendukung proses pengambilan keputusan oleh para manajer di setiap jenjang
(Nugroho, 2004).
Data warehouse adalah database relasional yang dirancang untuk query
dan analisis, bukan untuk proses transaksi. Data warehouse biasanya berisi data
historis yang berasal dari data transaksi, tetapi juga dapat berisi data dari luar
transaksi. Data warehouse memisahkan proses analisis dan transaksional. Tidak
menutup kemungkinan juga dapat menggabungkan banyak data dari berbagai
sumber di dalam organisasi (Lane, 2014).
Beberapa dari pengertian tentang data warehouse diatas, dapat
disimpulkan ke dalam beberapa kategori, yaitu :
1. Data warehouse mengandung banyak data. Beberapa data berasal dari data
transaksional di dalam organisasi. Beberapa dari data tersebut berasal dari luar
organisasi.
2. Data warehouse dibuat untuk memfasilitasi kegunaan data untuk tujuan
pembuatan keputusan.
3. Data warehouse menyediakan sarana sehingga pengguna dapat mengakses
data.
2.3.1 Karakteristik Data Warehouse
Menurut Inmon (2005) dan Mallach (2000), data warehouse adalah data
yang bersifat subject-oriented (berorientasi subyek), integrated (terintegrasi),
non-volatile (tidak dapat berubah), dan time variant (variasi waktu) untuk mendukung
1. Subject-oriented berarti data dikelompokan menjadi topik-topik utama dari
bisnis yang berjalan. Menurut Subhan (2003), subject-oriented juga berarti
data warehouse berfokus pada model dan analisis pada data untuk membuat
keputusan. Serta untuk menghindari data yang tidak berguna untuk mengambil
suatu keputusan.
2. Integrated berarti data disimpan sebagai satu unit khusus. Sedangkan menurut
Subhan (2003), integrasi berarti dibangun dari data-data transaksional yang
berbeda. Data yang tersimpan memiliki suatu penamaan yang konsisten serta
memiliki karakteristik yang berhubungan (Simarmata, 2007). Sementara
menurut Humphries (1999), isi data pada data warehouse tidak hanya
berdasarkan data transaksional saja, tetapi juga sangat memungkinkan jika
data berasal dari luar.
3. Nonvolatile berarti data tidak dapat berubah terus menerus, tetapi kita dapat
menambahkan data baru tanpa menghapus data lama yang ada.
4. Time variant berarti data dapat dilihat dari dimensi waktu. Jadi segala
perubahan dari waktu ke waktu dapat dipelajari. Menurut Simarmata (2007)
time variant berarti, data yang tersimpan mengandung dimensi waktu yang
mungkin digunakan sebagai rekaman bisnis untuk tiap waktu tertentu.
2.3.2 Arsitektur Data Warehouse
Menurut Lane (2003), arsitektur data warehouse sangat bergantung dari
situasi spesifik dari perusahaan atau organisasi. Ada beberapa arsitektur data
warehouse yang umum digunakan.
1. Arsitektur data warehouse (dasar).
3. Arsitektur data warehouse (dengan staging area dan data marts).
Pengguna data warehouse dapat menggunakan arsitektur data warehouse
dengan staging area dan data mart, untuk mendapatkan informasi tentang bagian
atau aspek tertentu pada sebuah bisnis yang berjalan. Arsitektur data warehouse
dengan staging area dan data mart dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Arsitektur Data Warehouse Dengan Staging Area Dan Data Mart
2.3.3 Transaksional Data dan Data Warehouse
Dari karakteristik data warehouse pada Sub Bab 2.3.1, maka dapat
disimpulkan terdapat beberapa perbedaan dari data transaksional dan data yang
dihasilkan dari proses data warehouse. Menurut Ponniah (2001), perbedaan
On-line transaction processing atau yang di kenal dengan OLTP (data transaksional)
dan data warehouse dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Perbedaan Data Transaksional dan Data Warehouse
Characteristics OLTP Systems Data warehouse
Analytical capabilities Very Low Moderate
Data for a single session Very Limited Small to medium size
Response time Very fast Fast to moderate
Data Granularity Detail Detail and summary
Data currency Current Current and historical
Basic motivation Collect and input data Provide information
Tabel 2.1 Perbedaan Data Transaksional dan Data Warehouse (Lanjutan)
Characteristics OLTP Systems Data warehouse
Optimization of database
For transaction For Analysis
Update frequency Very frequent Generally read-only Scope of user
interaction
Single transaction Throughout data content
2.3.4 Model Multidimensional
Dalam perancangan sebuah data warehouse, masih banyak yang
menggunakan model multidimensional sebagai model perancangan struktur
database. Fungsi dari model multidimensional itu sendiri menurut Inmon (2005),
menyediakan sebuah sistem informasi yang memungkinkan organisasi memiliki
akses data yang fleksibel, dapat dilihat dari berbagai cara untuk menganalisa
ringkasan data hingga detil data. Menurut Ponniah (2007), data mart biasanya
tersusun pada multidimensional database.
Terdapat dua pendekatan model dimensional yaitu, skema bintang atau
yang biasa dikenal juga dengan star join dan skema snowflake. Dimana pada
setiap model dimensional tersebut, terdapat cube, measure, dimension,
hierarchies, level, attributes. A. Skema Bintang
Menurut Lane (2003), skema bintang merupakan skema yang paling
sederhana. Pusat dari skema ini adalah tabel fakta yang dikelilingi oleh tabel
dimensi. Skema bintang juga bisa terdiri dari satu atau lebih tabel fakta. Walaupun
terdapat lebih dari satu tabel fakta, mereka tetap menggunakan tabel dimensi
Gambar 2.2 Skema Bintang
B. Skema Snowflake
Menurut Inmon (2005), skema Snowflake tersusun dari tabel fakta yang
berjumlah lebih dari satu dan dapat dikombinasikan dengan satu tabel dimensi
ataupun lebih. Gambar 2.3 menunjukkan struktur skema snowflake.
Gambar 2.3 Skema Snowflake
C. Cube dan Measurement
Pada Oracle Documentation (2008), cube adalah sekumpulan measure
dengan dimensi yang identik dan karakteristik yang berbeda. Menurut Tsai
memiliki sebuah kolom yang berisi measurement (biasanya berupa data numeric)
dan juga kolom-kolom lain yang memiliki relasi terhadap tabel-tabel dimensi.
Measure mengisi cube dengan fakta bisnis yang berjalan. Nilai dari measurement dipengaruhi oleh tabel dimensi, yang biasanya melibatkan tabel
dimensi waktu. Measure bersifat statik dan konsisten, sehingga analis
menggunakan measure untuk pendukung keputusan (Oracle Documentation,
2008).
D. Dimensi
Menurut Tsai (2007), dimensi adalah sebuah struktur yang terbuat dari
satu hirarki maupun lebih dan digunakan untuk mengkategorikan data. Data
dimensi biasanya dikumpulkan di tingkat terendah dan kemudian dikumpulkan ke
tingkat yang lebih tinggi. Proses rollup pada tabel dimensi ini kita sebut dengan
hirarki.
Tabel dimensi sendiri berarti sebuah tabel relasional yang mengumpulkan
semua nilai dari dimensi dalam skema bintang atau snowflake. Tabel dimensi
biasanya berisi kolom-kolom untuk level dan attributes (Oracle Documentation,
2008).
D.1 Hirarki
Hirarki adalah cara untuk mengatur data pada tingkatan yang berbeda.
Analis menggunakan hirarki untuk melihat data pada satu level tertentu, kemudian
dapat melakukan drill-down untuk level yang lebih detil serta dapat melakukan
D.2 Level
Level memperlihatkan posisi dalam hirarki. Cakupan level dimulai dari
umum hingga ke hal yang lebih spesifik. Setiap level mengandung nilai-nilai
agregat untuk tingkat di bawahnya. Hirarki dan level memiliki hubungan many to
many. Sebuah hirarki biasanya mengandung beberapa level, dan single level dapat
dimasukkan dalam lebih dari satu hirarki (Oracle Documentation, 2008)
D.3 Attributes
Attributes berisi tentang informasi tambahan tentang data. Beberapa attribute digunakan untuk tampilan. Setiap attributes biasanya berkaitan dengan
suatu kolom dalam tabel dimensi.
2.3.5 Konsep Staging Area
Tiga fungsi utama yang perlu dilakukan untuk membuat data siap
digunakan pada data warehouse adalah extraction, transformation dan loading.
Ketiga fungsi ini terdapat pada staging area.
A. Extraction
Menurut Zulfikar (2010), data extraction adalah proses pengambilan data
yang diperlukan dari sumber data warehouse dan selanjutnya dimasukkan pada
staging area untuk diproses pada tahap berikutnya. Pada fungsi extraction ini,
akan banyak berhubungan dengan berbagai tipe sumber data, format data, mesin
yang berbeda, software dan arsitektur yang tidak sama.
B. Transformation
Kebanyakan dari pembuat data warehouse saat ini diperhadapkan dengan
tersebut tidak bisa digunakan. “Transformation is the process of dealing with these inconsistence” (Mallach, 2000).
Dengan proses transformasi data ini, kita melakukan standarisasi terhadap
data pada satu format yang konsisten. Beberapa contoh data yang tidak konsisten
tersebut dapat diakibatkan oleh tipe data yang berbeda, data length dan lain
sebagainya (Zulfikar, 2010).
C. Loading
Menurut Zulfikar (2010), data loading adalah memindahkan data ke data
warehouse. Sedangkan menurut Mallach (2000), loading diartikan sebagai proses
pemindahan data terakhir ke dalam database. Dimana pemindahan tersebut
dipindahkan dari komputer yang mengumpulkan sumber data ke komputer yang
akan menyimpan database data warehouse.
2.4 Data mart
Seperti yang terlihat pada Gambar 2.1, salah satu konsep yang
berhubungan dengan data warehouse adalah data mart. Menurut Mallach (2000),
data mart adalah versi kecil dari data warehouse, yang terbatas ruang lingkupnya.
Isi dari data mart adalah data-data terpilih dari data warehouse. Setiap data mart
disesuaikan dengan aplikasi pendukung pengambilan keputusan tertentu. Jadi
sebuah organisasi mungkin memiliki berbagai macam data mart, sebagai contoh :
data mart sumber daya manusia, data mart keuangan, dan data mart akademik
(Humphries, 1999).
Data mart biasa dibangun dan dikendalikan pada sebuah department
tertentu pada perusahaan. Mengingat fokus dari pembuatannya, maka data mart
2.4.1 Perbedaan Antara Data warehouse dan Data mart
Menurut Ponniah (2007) dan Tsai (2007), terdapat perbedaan antara data
warehouse dan data mart. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan
Tabel 2.3.
Tabel 2.2 Perbedaan Antara Data warehouse dan Data mart Menurut Ponniah
Data warehouse Data mart
Corporate/Enterprise-wide Departmental
Union of all data marts A single business process
Data received from staging area Star-join (Facts & dimensions)
Structure for corporate view of data Structure to suit the departmental view
[image:31.595.95.513.239.528.2]of data
Tabel 2.3 Perbedaan Antara Data Warehouse Dan Data Mart Menurut Tsai
Category Data warehouse Data mart
Scope Corporate Line of Business (LOB)
Subject Multiple Single subject
Data Sources Many Few
Implementation Time Months to years Months
2.4.2 Dependent dan Independent Data mart
Data mart dapat dibedakan menjadi dua tipe berdasarkan asalnya, data mart yang diambil dari data warehouse dapat disebut sebagai dependent data mart, sedangkan data mart yang diambil langsung dari data operasional disebut
sebagai independent data mart (Mallach, 2000).
Menurut Hanifah (2009), dependent data mart (Inmon advocated), data
mart dibangun dengan cara extract data dari data warehouse. Dilain pihak pada independent data mart (Kimball advocated) dibangun dengan cara extract
tergantung pada pusat penyimpan data seperti data warehouse. Gambar 2.4
menggambarkan arsitektur dependent data mart, sedangkan Gambar 2.5
menggambarkan arsitektur independent data mart.
[image:32.595.91.498.176.527.2]Gambar 2.4 Arsitektur Dependent Data mart
Gambar 2.5 Arsitektur Independent Data mart
2.5 Sistem Informasi Eksekutif
Menurut Kristanto (2003) pada dasarnya tingkatan manajemen dibagi
menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Manajemen tingkat atas (top level management) yang terdiri dari executive
manager yang meliputi direktur utama dan ekskutif lainnya. Manajemen
kesehariannya tugas dari manajemen tingkat atas ini adalah pengarahan dan
perencanaan.
2. Manajemen tingkat menengah (middle level management) yang terdiri dari
kepala cabang dan kepala divisi lainnya.
3. Manajemen tingkat bawah (lower level management) yang meliputi mandor
dan pengawas.
Menurut McLeod (1996), istilah eksekutif sering digunakan untuk
menggambarkan seorang manajer pada tingkat atas (strategic planning level).
Menurut Robbins (2005), seorang eksekutif memiliki jabatan sebagai wakil
presiden eksekutif, presdir pelaksana, CEO, ketua dewan direksi.
Menurut Jogiyanto (2003), sistem informasi eksekutif (SIE) merupakan
sistem informasi yang digunakan oleh manajer tingkat atas untuk membantu
pemecahan masalah tidak terstruktur (unstructured), tidak terjadi berulang-ulang
dan tidak selalu terjadi. Sistem informasi eksekutif juga memiliki karakteristik
yang khusus, yaitu :
1. Dirancang untuk eksekutif puncak
2. Menggunakan data internal dan eksternal
3. Untuk pemecahan tidak terstruktur
4. Untuk membantu perencanaan dan perumusan stratejik
5. Digunakan secara online oleh eksekutif
6. Mempunyai kemampuan untuk mengambil dan menyaring data
7. Mempunyai kemampuan untuk mengambil dan menggali data sampai ke data
terkecil (drilldown)
9. Menggunakan teks, grafik dan tabel yang mudah dicerna
Menurut Inmon (2005), proses SIE di desain untuk membantu eksekutif
untuk mengambil keputusan. Ada beberapa kegunaan khusus dari sistem
informasi eksekutif, yaitu :
1. Analisa dan mendeteksi arah (kecenderungan)
2. Indikator pengukuran dan pelacakan
3. Analisa drilldown
4. Memantau masalah
5. Analisa persaingan
6. Memantau indikator keberhasilan
2.6 Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Mathis (2000), peran strategis sumber daya manusia menekankan
bahwa orang-orang di organisasi adalah sumber daya yang penting dan juga
investasi perusahaan yang besar. Menurut Bangun (2000), salah satu sumber daya
organisasi yang memiliki peran penting dalam mencapai tujuannya adalah sumber
daya manusia.
Menurut Dessler (1997), manajemen sumber daya manusia (MSDM)
adalah kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan
aspek “orang” atau sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen, meliputi
perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian.
Terdapat 2 fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Bangun
(2012), fungsi manajerial dan operasional. Fungsi manajerial mengarah pada
controlling. Sedangkan fungsi operasional manajemen sumber daya manusia
sendiri berkaitan dengan pengelolaan manusia dalam organisasi, seperti :
a. Pengadaan
b. Pengembangan
c. Pemberian kompensasi
d. Pengintegrasian
e. Pemeliharaan
f. Pemisahan tenaga kerja
Dari 6 fungsi operasional manajemen sumber daya manusia, ada 2 poin
yang akan dijelaskan lebih lanjut yaitu, pengembangan dan pemberian
kompensasi.
2.6.1 Pengembangan Sumber Daya Manusia
Salah satu fungsi tugas operasional MSDM, adalah pengembangan
sumber daya manusia. Menurut Mathis (2002), pengembangan dapat dilihat
sebagai pertumbuhan kemampuan yang terjadi, jauh melampaui apa-apa yang
dituntut dalam sebuah pekerjaan. Pengembangan sangat menguntungkan bagi
organisasi maupun individu, dimana nantinya sebuah organisasi akan layak untuk
berkompetisi dan beradaptasi dengan lingkungan yang kompetitif.
Menurut Bangun (2012), PSDM adalah proses dalam melakukan pelatihan
dan pengembangan sumber daya manusia termasuk perencanaan dan
pengembangan karir, pengembangan manajemen, pengembangan organisasi dan
Penilaian kinerja merupakan umpan balik dari hasil kerja karyawan.
Karyawan dapat menunjukkan kemampuan dan mengurangi kelemahan, sehingga
akan diketahui sejauh mana produktivitasnya (Bangun, 2012)
Penilaian kinerja adalah proses menilai kinerja individu dan kelompok
dalam organisasi. Sehingga pada prosesnya, penilaian kinerja dapat dilaksanakan
oleh siapa saja. Ada beberapa kemungkinan, antara lain para atasan yang menilai
karyawannya dan penilaian karyawan sendiri/diri sendiri.
Penilaian karyawan oleh atasan secara tradisional didasarkan atas asumsi
bahwa atasan langsung adalah orang yang berkualitas untuk mengevaluasi kinerja
karyawan secara realistis, objektif, dan adil. Penilaian diri sendiri dilakukan dalam
beberapa kondisi tertentu. Hal ini merupakan alat pengembangan diri yang
memaksa karyawan untuk memikirkan kekuatan dan kelemahan mereka dan
menetapkan tujuan untuk pengembangan (Mathis, 2002).
Menurut Bangun (2012), suatu pekerjaan dapat diukur melalui jumlah,
kualitas, ketepatan waktu mengerjakan, kehadiran, kemampuan bekerja sama
yang dituntut suatu pekerjaan tertentu. Kinerja karyawan ditentukan oleh tingkat
kehadiran karyawan.
2.6.2 Pemberian Kompensasi Karyawan
Menurut Bangun (2012), kompensasi merupakan imbalan yang dibayarkan
kepada karyawan atas jasa-jasa yang telah mereka sumbangkan kepada
perusahaan. Menurut Mathis (2002), kompensasi dasar yang diterima oleh
karyawan, biasanya sebagai gaji atau upah, disebut gaji pokok.
Banyak organisasi yang menggunakan dua kategori gaji pokok, harian atau
berdasarkan jumlah waktu kerja. Sementara gaji tetap adalah bayaran yang
konsisten dari satu periode ke periode lain.
Menurut Dessler (1998), kebanyakan karyawan masih dibayar terutama
berdasarkan waktu yang mereka gunakan ditempat kerja. Seperti pekerja harian
yang masih dibayar sesuai dengan jumlah jam kerja dalam sehari.
2.7 Kehadiran Karyawan dan Dosen
Menurut surat keputusan ketua STIKOM No. 109 / KPT – 04 / VIII / 95,
tentang aturan kepegawaian pasal 3 ayat 1 dan 2, karyawan wajib hadir pada
waktu kerja yang ditetapkan, kecuali pada hari libur resmi atau pada waktu
karyawan menjalankan hak cutinya. Jam kerja diatur dengan memperhatikan
Undang-Undang atau peraturan yang berlaku, yaitu 40 (empat puluh) jam
seminggu, dengan ketentuan hari kerja Senin-Jumat pukul 07.30 – 16.30 WIB
Menurut ketentuan dan tata tertib penyelenggaraan proses pembelajaran
STIKOM, dalam satu semester, dosen wajib hadir 14 kali pertemuan, dan hadir
sesuai jadwal dan satuan kredit semester (SKS) yang telah ditetapkan.
Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 37 tahun 2009
tentang dosen, dalam setiap semester, 1 SKS sama atau setara dengan 3 (tiga) jam
beban belajar yang mencakup kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan
kegiatan mandiri untuk kurun waktu 16 (enam belas) minggu efektif.
Menurut pedoman beban kerja dosen (Direktorat jendral pendidikan tinggi
departemen pendidikan nasional, 2010), tugas utama dosen adalah melaksanakan
tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12
(dua belas) SKS dan paling banyak 16 (enam belas) SKS pada setiap semester
a. Tugas melakukan pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan
dengan 9 (sembilan) SKS yang dilaksanakan di perguruan tinggi yang
bersangkutan.
b. Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat diiaksanakan
melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau melalui lembaga lain
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c. Tugas penunjang tridharma perguruan tinggi dapat diperhitungkan SKS
nya sesuai dengan peraturan perundang undangan.
d. Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dan tugas penunjang
paling sedikit sepadan dengan 3 (tiga) SKS.
e. Tugas melaksanakan kewajiban khusus bagi profesor
sekurang-kurangnya sepadan dengan 3 SKS setiap tahun.
2.8 Grafik
Menurut Haryanti (2008), ada beberapa tipe grafik atau diagram yang
dapat digunakan untuk menampilkan gambaran informasi supaya lebih jelas,
antara lain :
1. Diagram garis
Diagram garis digunakan untuk menunjukkan perubahan nilai dari sederatan
data relatif terhadap waktu, karena garis biasanya digunakan untuk
2. Diagram batang
Diagram batang digunakan untuk menyajikan nilai relatif terhadap data yang
lain. Misal, eksekutif ingin melihat penjualan paket reguler dan paket
komunitas selama tahun 2012.
3. Diagram roti (pie)
Diagram pie biasanya digunakan untuk menggambarkan besarnya prosentase
data. Misalkan menggambarkan jumlah pelanggan TV berlangganan.
Grafik dapat digunakan untuk menunjukkan keterhubungan antar data, seperti
perbandingan nominal, time-series, deviasi, korelasi, dan sebagainya. Ada
berbagai macam bentuk grafik yang dapat dipilih untuk menggambarkan setiap
jenis keterhubungan data. Namun demikian, grafik kurang bisa menampilkan
angka dengan format yang presisi.
2.9 Analisis dan Perancangan Sistem
Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan
mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan,
sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
Menurut Kendall (2007), analisis dan perancangan sistem dipergunakan
untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan
peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang bisa dicapai melalui penggunaan sistem informasi
terkomputerisasi.
Terdapat empat jenis model pengembangan sistem yaitu waterfall,
increment prototype, rapid application development, dan prototyping model.
Model yang digunakan pada tugas akhir ini adalah model waterfall. Tahapan yang
ini terdapat tujuh tahapan yaitu mengidentifikasi masalah, menentukan syarat
informasi, menganalisis kebutuhan sistem, merancang sistem, mengembangkan
dan mendokumentasikan perangkat lunak, menguji dan mempertahankan sistem,
serta mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem. Gambar 2.6 menunjukkan
pengembangan sistem menggunakan model waterfall.
Gambar 2.6 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
2.10 Testing dan Implementasi Sistem
Menurut Romeo (2003), test case merupakan suatu uji coba yang
dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil
yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun kegunaan dari test case ini, adalah
sebagai berikut :
a. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi
(black box testing).
b. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap desain (white
2.10.1 White Box Testing
White box testing atau glass box testing atau clear box testing adalah
suatu metode desain test case yang menggunakan struktur kendali dari desain
prosedural. Metode desain test case ini dapat menjamin :
1. Semua path (jalur) yang independen/terpisah dapat diuji coba setidaknya sekali
uji coba.
2. Semua logika keputusan dapat diuji coba dengan jalur yang salah atau jalur
yang benar.
3. Semua loop dapat diuji coba terhadap batasannya dan ikatan operasionalnya.
4. Semua struktur internal data dapat diuji coba untuk memastikan validasinya.
2.10.2 Black Box Testing
Black box testing atau behavioral testing atau specification-based testing, input/output testing atau functional testing dilakukan tanpa sepengetahuan detil
struktur internal dari sistem atau komponen yang diuji coba. Black box testing
berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan spesifikasi
kebutuhan dari software.
Dengan adanya black box testing, perekayasa software dapat
menggunakan sekumpulan kondisi masukan yang dapat secara penuh memeriksa
keseluruhan kebutuhan fungsional pada suatu program. Kategori error yang dapat
diketahui melalui black box testing, antara lain :
1. Fungsi yang hilang atau tidak benar.
2. Error dari antar-muka.
3. Error dari struktur data atau akses external database.
5. Error dari inisialisasi dan terminasi.
Desain tes sendiri berfokus terhadap spesifikasi komponen yang telah
ditentukan. Sehingga titik awal memulai desain tes adalah spesifikasi atau model
sistem. Spesifikasi atau model sistem dapat berupa spesifikasi fungsional,
spesifikasi kinerja atau keamanan, spesifikasi skenario pengguna, atau spesifikasi
berdasarkan resiko sistem.
Sedangkan untuk dapat membuat test case yang efektif, harus dilakukan
dekomposisi dari tugas-tugas testing ke aktivitas-aktivitas yang lebih kecil.
Sehingga tiap obyektifitas tes kemudian didekomposisikan ke dalam obyektifitas
test cases lainnya menggunakan teknik desain tes.
Pendokumentasian tes juga sangat penting. Desain tes direpresentasikan
dalam suatu dokumen yang disebut test design spesification. Dokumen ini
memudahkan dalam melakukan audit untuk melacak test cases yang diterapkan
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1Analisis Sistem
Dalam membuat Tugas Akhir ini, terdapat beberapa tahapan yang
dilakukan. Tahapan tersebut disajikan dalam gambar 3.1
Pemba
hasan
Peng
ujia
n
Peran
canga
n
Sistem
Identifika
si masala
h
Testing Pengumpulan data
(wawancara)
Perancangan prototype sistem Analisa data
Tujuan Penelitian
Evaluasi dan Kesimpulan
Studi literatur
Perumusan Masalah
Perancangan desain I/O Perancangan
diagram alir data
Perancangan datamart
Gambar 3.1 Diagram Rencana Penelitian
Untuk memperoleh informasi secara mendalam akan proses pelaporan saat
ini, maka dilakukan metode pengumpulan data dengan cara wawancara terhadap
kepala bagian PSDM yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan
presensi karyawan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi berupa alur
proses pelaporan hingga kendala yang dihadapi saat ini.
3.1.1 Wawancara
Berdasarkan wawancara dengan kepala bagian PSDM, diperoleh informasi
sebagai berikut:
Salah satu tugas PSDM STIKOM adalah mengatur segala sesuatu yang
berhubungan dengan administrasi karyawan, baik itu karyawan secara struktural
maupun dosen yang juga merupakan karyawan STIKOM. Salah satu point
terpenting dari administrasi karyawan adalah presensi karyawan. Dalam dokumen
manual penilaian kinerja karyawan, terdapat banyak poin yang akan dinilai. Salah
satu penilaian menitik beratkan pada penilaian presensi kehadiran serta jam kerja
karyawan. Jika yang dilakukan adalah penilaian kinerja dosen, maka kehadiran
dosen dan terpenuhinya jam mengajar dosen juga diperhitungkan.
Saat ini secara berkala setiap bulan, bagian PSDM rutin menyusun laporan
tentang presensi harian karyawan serta keterlambatan karyawan kepada pimpinan
dan pejabat struktural melalui milis yang tersedia. Di waktu tertentu juga ada
permintaan laporan sesuai kebutuhan pimpinan yang harus disusun oleh PSDM.
Sistematika pelaporan presensi yang ada saat ini sudah berjalan melalui
proses query yang dilakukan oleh bagian pusat pengembangan teknologi
informasi (PPTI), yang kemudian hasilnya akan dikirimkan kepada bagian PSDM
dalam format microsoft excel. Setelah data tersebut diterima, bagian PSDM masih
harus menata beberapa data secara manual pada lembar kerja, sehingga laporan
Permasalahan juga sering muncul saat karyawan PSDM yang bertugas
membuat laporan harus memeriksa ulang laporan yang sudah jadi, namun pada
akhirnya ditemukan perbedaan antara data yang terekam dan hal yang terjadi
sebenarnya. Seperti misalnya, beberapa kasus ijin yang tercatat secara manual
pada form ijin, yang masih belum terevisi pada database.
Setelah laporan tersebut dinilai selesai dan sudah tertata dengan
terstruktur, laporan tersebut harus terlebih dahulu dilihat dan disetujui oleh
kepala bagian (kabag) PSDM sebelum diinformasikan secara terbuka kepada
pimpinan dan pejabat struktural melalui milis yang tersedia.
Bagian PSDM juga masih mengalami masalah jika ingin mengetahui
history jumlah presensi per-satuan waktu maupun per-satuan kriteria tertentu.
Sistem yang ada saat ini sudah dapat mengeluarkan perbandingan tersebut. Hanya
saja, laporan yang dihasilkan masih terbatas hanya dalam kurun waktu satu tahun
saja. Sehingga proses perbandingan kinerja dalam kurun waktu yang cukup
banyak, masih menggunakan proses manual dari laporan-laporan yang ada.
Gambar 3.2 menunjukkan proses pembuatan laporan yang terjadi saat ini.
Proses pengambilan data
Mulai
Perubahan ya
tidak
Selesai Dokumen permintaan
laporan
Proses Rekap
Laporan absensi/ijin/ keterlambatan/
pelanggaran
Laporan absensi/ijin/ keterlambatan/
pelanggaran (sementara)
Menurut Flippo (1984), pembolosan, keterlambatan, dan pergantian
merupakan faktor yang mencerminkan suatu sikap dan suatu perasaan tidak
bertanggung jawab dan masa bodoh. Catatan yang dikumpulkan dalam suatu
periode tertentu dapat memberikan penilaian yang baik sebagai bahan
pertimbangan. Demikian pula menurut Mathis (2006), bahwa salah satu elemen
penilaian kinerja adalah kehadiran. Maka laporan-laporan presensi, ijin, cuti, dan
keterlambatan.
Faktor presensi karyawan dalam penilaian kinerja secara tidak langsung
juga dapat mempengaruhi berbagai keputusan strategis, seperti pengembangan
karir, strategi untuk mengatasi kepuasan kerja karyawan, serta strategi pemberian
kompensasi kepada karyawan. Menurut (Robbins, 2006), dampak kepuasan kerja
cenderung terpusat pada kinerja karyawan, tingkat kehadiran, dan tingkat keluar
masuknya karyawan (turnover). Organisasi dengan karyawan yang lebih puas
cenderung memiliki kinerja dan tingkat kehadiran yang lebih tinggi serta turnover
yang lebih rendah dibandingkan dengan organisasi yang memiliki karyawan yang
kurang puas.
Melihat kebutuhan akan pelaporan yang bersifat historical dan dapat dilihat
dari berbagai kriteria, konsep data mart dapat diterapkan sebagai salah satu cara
untuk menyusun laporan-laporan tersebut.
3.2 Perancangan Sistem
Setelah mengetahui masalah yang ada, maka tahap selanjutnya adalah
merancang sistem yang akan digunakan. Tahap perancangan sistem ini dijelaskan
pemilihan tabel fakta dan dimensi, struktur tabel dimensi, struktur tabel fakta, dan
skema data mart.
3.2.1 Analisa Kebutuhan
Untuk membuat laporan prersensi karyawan menggunakan data mart, ada
beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah pembuatan laporan
dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Laporan Presensi Karyawan Menggunakan Datamart
Keluaran Proses
Masukan
Membuat Cube (ETL)
Membuat laporan untuk eksekutif Data absensi
karyawan
Data ketentuan absensi
Data absensi dosen
Data mengajar dosen
Laporan Presensi Karyawan
Laporan Presensi Dosen
Laporan Jam mengajar dosen
Informasi Persentase Ketepatan Waktu
Kehadiran Karyawan Informasi persentase presensi karyawan
Informasi Persentase Mengajar Dosen
Informasi persentase Presensi Dosen
Informasi peringkat presensi
karyawan
Informasi persentase absensi karyawan Laporan Jam Kerja
Karyawan
Pada masukan, terdapat empat masukan yaitu data presensi karyawan, data
presensi dosen, data jam mengajar dosen, dan data ketentuan presensi. Data
presensi dosen dan data jam mengajar dosen adalah data transaksional yang
mencatat kehadiran karyawan setiap harinya.
Keempat masukan tersebut akan diolah menjadi cube. Cube yang sudah
dibuat akan menghasilkan empat laporan yaitu : laporan presensi karyawan,
presensi dosen, laporan jam kerja karyawan, dan laporan jam mengajar dosen.
Data ringkasan di dalam cube akan diolah dan dihitung nilai persentasenya,
sehingga akan menghasilkan enam informasi untuk eksekutif, yaitu : informasi
persentase presensi karyawan, informasi peringkat kehadiran karyawan,
persentase absen karyawan, persentase ketepatan waktu kehadiran karyawan,
ketepatan waktu mengajar dosen, dan persentase kehadiran dosen.
A. Laporan Presensi Karyawan
Laporan presensi karyawan berfungsi untuk menampilkan rekapitulasi
presensi yang meliputi kehadiran, ketidakhadiran, dan keterlambatan, ketepatan
waktu kehadiran karyawan, dan juga jam kerja karyawan yang dinilai berdasarkan
kriteria dan waktu tertentu. Laporan-laporan ini nantinya dapat digunakan untuk
memonitor presensi individu karyawan baik secara perseorangan maupun dalam
bagian.
B. Laporan Jam Kerja Karyawan
Laporan jam kerja karyawan berfungsi untuk menampilkan rekapitulasi total
jam kerja karyawan. Jumlah jam kerja karyawan dihitung dari jam datang dan jam
pulang, dari laporan presensi karyawan. Laporan ini dapat digunakan untuk
C. Laporan Presensi Dosen
Laporan presensi dosen berfungsi untuk menampilkan rekapitulasi presensi
dosen yang meliputi kehadiran, ketidakhadiran, ketepatan waktu kehadiran, dan
ijin. Laporan-laporan ini nantinya dapat digunakan untuk memonitor presensi
individu dosen baik secara perseorangan maupun dalam bagian dan program studi
(prodi).
D. Laporan Jam Mengajar Dosen
Laporan jam mengajar dosen berfungsi untuk menampilkan rekapitulasi dari
jam hadir dan jam selesai, yang akan menghasilkan satuan waktu jam mengajar
dosen. Laporan ini juga merupakan laporan yang dapat menampilkan ketepatan
waktu kehadiran dosen di tiap pertemuan dan waktu yang sudah ditempuh dosen
dalam mengajar.
E. Informasi Persentase Presensi Karyawan
Informasi persentase presensi karyawan berfungsi untuk menampilkan
jumlah kehadiran dan ketidakhadiran karyawan. Informasi ini akan memudahkan
pengguna untuk melihat laporan dalam bentuk yang lebih sederhana. Sehingga
akan memudahkan untuk pengambilan keputusan secara cepat.
F. Informasi Peringkat Presensi Karyawan
Informasi peringkat kehadiran karyawan berfungsi untuk menampilkan
peringkat kehadiran karyawan dari yang tertinggi hingga terendah. Informasi ini
dapat digunakan untuk menentukan reward atau promosi yang akan diberikan
G. Informasi Persentase Absen Karyawan
Informasi persentase absen karyawan berfungsi untuk menampilkan
persentase setiap tipe absen karyawan. Informasi ini dapat digunakan untuk
mengetahui tipe absen yang sering digunakan karyawan ketika tidak masuk kerja.
H. Informasi Persentase Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan
Informasi ketepatan waktu kehadiran karyawan merupakan laporan yang
berfungsi untuk menampilkan persentase ataupun jumlah karyawan yang hadir
tepat waktu pada periode tertentu. Informasi ini dapat digunakan untuk penilaian
kinerja karyawan dan juga untuk pengelolaan tunjangan karyawan.
I. Informasi Persentase Ketepatan Waktu Mengajar Dosen
Informasi ketepatan waktu mengajar dosen berfungsi untuk menampilkan
informasi ringkasan waktu kehadiran dosen dan jumlah total jam mengajar dosen
secara keseluruhan serta bersifat historical. Informasi ini juga dapat digunakan
untuk melihat tingkat kedisiplinan dosen secara keseluruhan.
J. Informasi Persentase Kehadiran Dosen
Informasi kehadiran dosen berfungsi untuk melihat jumlah kehadiran
dosen yang dapat digunakan untuk melihat apakah dosen sudah memenuhi
ketuntasan jumlah pertemuan dosen dalam perkuliahan.
3.2.2 System Flow
Alur laporan dan informasi (poin A-J) dapat kita lihat pada system flow
Laporan Presensi Karyawan Menggunakan Datamart
Pimpinan PSDM
Kabag dan Kaprodi Dosen Karyawan Sistem View absensi dosen Cube absensi karyawan Proses membuat cube (ETL)
Start KaryawanTabel
Tabel Bagian Tabel Status Cube absensi dosen Laporan presensi individu karyawan Laporan presensi individu dosen
Laporan jam kerja individu karyawan Laporan jam mengajar individu dosen Laporan presensi individu karyawan
Laporan jam kerja individu karyawan Laporan presensi individu dosen Laporan jam mengajar individu dosen Laporan presensi karyawan dalam bagian / prodi
Laporan presensi dosen dalam bagian /
prodi
Laporan jam kerja karyawan dalam
bagian / prodi
Laporan jam mengajar dosen dalam bagian / prodi
Laporan presensi individu karyawan Laporan jam mengajar individu dosen Laporan presensi individu dosen Laporan jam kerja individu karyawan
Laporanpresensi karyawan seluruh bagian atau prodi
Laporan presensi dosen seluruh prodi
Laporan jam kerja karyawan seluruh bagian atau prodi
Laporan jam mengajar dosen seluiruh bagian /
prodi
Laporan peringkat presensi karyawan
Laporan ketepatan waktu kehadiran karyawan
Laporan presensi karyawan untuk eksekutif
Laporan kehadiran mengajar dosen untuk eksekutif Laporan jam kerja karyawan
untuk eksekutif
Laporan jam mengajar dosen untuk eksekutif Laporan jam mengajar
individu dosen Laporan absensi individu
dosen Laporan jam kerja individu
karyawan Laporan absensi individu
karyawan Membuat laporan absensi karyawan 1
1 1 1
Membuat laporan absensi dosen 3 3 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 Membuat laporan jam mengajar 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 Membuat laporan absensi karyawan untuk eksekutif Membuat laporan absensi mengajar dosen untuk eksekutif 13 14 15 17 15 16 13 14 18 18 19 19 End
Laporan absen karyawan untuk eksekutif 17 16 Tabel Prodi Laporan peringkat presensi karyawan 20 20
Gambar 3.4 System Flow
Terdapat lima pengguna yaitu karyawan, dosen, kabag dan kaprodi, PSDM,
dan pimpinan. Setiap entitas memiliki hak akses yang berbeda untuk melihat
laporan. Sistem akan memeriksa jabatan dari karyawan yang masuk ke dalam
sistem.
Jika jabatan karyawan tersebut kabag atau kaprodi, maka karyawan tersebut
dapat melihat laporan presensi dan jam mengajar seluruh karyawan yang ada di
dalam bagian yang dipimpin.
Untuk karyawan admin atau kabag PSDM, maka karyawan tersebut dapat
melihat seluruh data presensi dan jam mengajar karyawan, demikian juga untuk
pimpinan. Hanya saja bentuk laporan akan lebih banyak menggunakan diagram
dan memiliki informasi yang lebih detil.
Sedangkan untuk karyawan dan dosen yang tidak memiliki jabatan khusus
dalam organisasi, maka hanya dapat melihat laporan presensi dan jam mengajar
individu karyawan tersebut.
3.2.3 Data Flow Diagram A. Context Diagram
Penggambaran sistem DFD dimulai dari context diagram. Dari context
diagram dapat didekomposisi lagi menjadi level yang lebih rendah untuk
menggambarkan sistem lebih rinci.
Ada tujuh entitas yang terdapat pada sistem ini. Lima adalah entitas
pengguna dan dua adalah sistem transaksi penyedia data. Context diagram
Inf ormasi prosentase absen karyaw an Inf ormasi Ketepatan Waktu Mengajar Dosen
Inf ormasi Kehadiran Dosen
Laporan Jam Mengajar Dosen Laporan Absensi Dosen
Laporan Absensi Karyaw an
Laporan Jam Mengajar Dosen
Laporan Absensi Dosen Laporan Absensi Karyaw an
Inf ormasi Prosentase Presensi Karyaw an Inf ormasi Peringkat Kehadiran Karyaw an Inf ormasi Ketepatan Waktu Kehadiran Karyaw an Laporan Jam Mengajar Dosen
Laporan Absensi Dosen
Laporan Absensi Karyaw an
Data A bsensi Karyaw an Data Mengajar Dosen Data Kehadiran Dosen
0
Rancang Bangun Pelaporan Presensi Karyaw an
+
Akademik
SDM
Pimpinan Karyaw an
Dosen
Kabag dan Kaprodi
[image:53.595.118.509.82.300.2]PSDM
Gambar 3.5 Context Diagram Rancang Bangun Pelaporan Presensi Karyawan
B. DFD Level 0 Pelaporan Presensi Karyawan
Setelah context diagram didekomposisikan maka akan didapat DFD level 0.
Pada DFD level 0 terdapat dua proses yaitu proses membuat cube dan proses
membuat laporan untuk eksekutif.
Data yang akan diolah oleh proses membuat cube berasal dari database
akademik dan sumber daya manusia. Database akademik memberikan data
kehadiran dosen dan data mengajar, sedangkan database sumber daya manusia
memberikan data presensi karyawan.
Kemudian data-data yang sudah diolah melalui proses membuat cube akan
dapat langsung digunakan dan ditampilkan sesuai dengan kriteria dan jenis
laporan yang diinginkan. Laporan yang dihasilkan yaitu, presensi karyawan dan
dosen, serta laporan jam kerja serta laporan jam mengajar yang dapat di akses
oleh karyawan dan dosen, kepala bagian, bagian PSDM, dan pimpinan
Proses yang kedua adalah proses membuat laporan untuk eksekutif. Di
dalam proses ini, data akan diolah sehingga informasi yang didapat akan
mempermudah pengguna, yaitu pimpinan untuk melakukan analisa data.
Informasi yang dihasilkan akan mengeluarkan nilai berupa persentase dan juga
menampilkan data-data tersebut dalam bentuk chart atau diagram.
In