• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Pelaporan Kehadiran Menggunakan Data Mart di PSDM Stikom Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Pelaporan Kehadiran Menggunakan Data Mart di PSDM Stikom Surabaya."

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN PELAPORAN KEHADIRAN MENGGUNAKAN DATA MART DI PSDM STIKOM SURABAYA

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

IRMA ADELINE PRAYOGIANTO 07410100032

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

viii

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Data dan Informasi ... 6

2.2 Sistem Informasi ... 6

2.3 Data Warehouse... 6

2.3.1 Karakteristik Data Warehouse ... 7

2.3.2 Arsitektur Data Warehouse ... 8

2.3.3 Transaksional Data dan Data Warehouse ... 9

2.3.4 Model Multidimensional ... 10

2.3.5 Konsep Staging Area ... 13

(3)

ix

2.5 Sistem Informasi Eksekutif ... 16

2.6 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 18

2.6.1 Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 19

2.6.2 Pemberian Kompensasi Karyawan ... 20

2.7 Kehadiran Karyawan dan Dosen ... 21

2.8 Grafik ... 22

2.9 Analisis dan Perancangan Sistem ... 23

2.10 Testing dan Implementasi Sistem ... 25

2.10.1 White Box Testing ... 25

2.10.2 Black Box Testing ... 25

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 27

3.1 Analisis Sistem... 27

3.1.1 Wawancara ... 28

3.2 Perancangan Sistem ... 30

3.2.1 Analisa Kebutuhan ... 31

3.2.2 System Flow ... 34

3.2.3 Data Flow Diagram ... 36

3.2.4 Proses Membuat Cube ... 39

3.3 Desain Input Output ... 52

3.3.1 Form Login ... 52

3.3.2 Form Utama... 53

(4)

x

3.3.6 Kegunaan Output ... 80

3.4 Desain Uji Coba ... 81

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 87

4.1 Kebutuhan Sistem ... 87

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 87

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 87

4.2 Implementasi ... 88

4.2.1 Pemetaan Data Warehouse... 88

4.2.2 Struktur Tabel Dimensi ... 93

4.2.3 Struktur Data mart ... 97

4.2.4 Form Login ... 99

4.2.5 Halaman Utama ... . 100

4.2.6 Form Konfigurasi Data... 101

4.2.7 Form Manajemen Pengguna ... 103

4.2.8 Form Laporan Presensi Individu Karyawan... 104

4.2.9 Form Laporan Presensi Individu Dosen ... 105

4.2.10 Form Laporan Presensi Karyawan dan Dosen Dalam Bagian. ... 107

4.2.11 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Dalam Bagian ... 109

(5)

xi

4.2.15 Form Peringkat Presensi Karyawan Untuk PSDM ... 115

4.2.16 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif ... 116

4.2.17 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif ... 120

4.2.18 Form Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif ... 124

4.2.19 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif .... 128

4.2.20 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif.... 132

4.2.21 Form Laporan Pertemuan Mengajar Dosen Untuk Eksekutif ... 136

4.2.22 Menu Cetak Laporan ... 140

4.3 Evaluasi ... 154

BAB V PENUTUP ... 161

5.1 Kesimpulan ... 161

5.2 Saran ... 161

DAFTAR PUSTAKA ... 163

BIODATA PENULIS ... 165

(6)

xii

Tabel 2.1 Perbedaan Data Transaksional dan Data Warehouse ... 9

Tabel 2.2 Perbedaan Data Warehouse dan Data Mart Menurut Ponniah ... 15

Tabel 2.3 Perbedaan Antara Data Warehouse dan Data Mart Menurut Tsai ... 15

Tabel 3.1 Pemilihan Tabel Fakta Dan Tabel Dimensi ... 40

Tabel 3.2 Pemetaan Dim_Karyawan... 41

Tabel 3.3 Pemetaan Dim_Status ... 42

Tabel 3.4 Pemetaan Dim_Jabatan ... 43

Tabel 3.5 Pemetaan Dim_Bagian ... 43

Tabel 3.6 Pemetaan Dim_Mata_Kuliah ... 44

Tabel 3.7 Pemetaan Dim_Semester ... 44

Tabel 3.8 Pemetaan Dim_Prodi ... 44

Tabel 3.9 Dim_Bagian ... 46

Tabel 3.10 Dim_Jabatan... 46

Tabel 3.11 Dim_Status ... 47

Tabel 3.12 Dim_Karyawan ... 47

Tabel 3.13 Dim_Mata_Kuliah ... 48

Tabel 3.14 Dim_Semester ... 48

Tabel 3.15 Dim_Prodi ... 49

Tabel 3.16 Kegunaan Laporan Kehadiran Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif ... 64

Tabel 3.17 Kegunaan Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif ... 67

(7)

xiii

Tabel 3.21 Kegunaan Laporan Ketuntasan Mengajar Dosen Untuk

Eksekutif ... 78

Tabel 3.22 Desain Uji Coba ... 81

Tabel 4.1 Uji Coba Login ... 100

Tabel 4.2 Uji Coba Konfigurasi Data ... 101

Tabel 4.3 Uji Coba Manajemen Pengguna ... 102

Tabel 4.4 Uji Coba Laporan Presensi Individu ... 103

Tabel 4.5 Uji Coba Laporan Presensi Individu Dosen ... 105

Tabel 4.6 Uji Coba Laporan Presensi Karyawan dan Dosen Dalam Bagian ... 107

Tabel 4.7 Uji Coba Laporan Jam Mengajar Dosen Dalam Bagian ... 109

Tabel 4.8 Uji Coba Laporan Presensi Karyawan untuk PSDM ... 111

Tabel 4.9 Uji Coba Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk PSDM ... 113

Tabel 4.10 Uji Coba Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk PSDM ... 114

Tabel 4.11 Uji Coba Laporan Peringkat Presensi Karyawan ... 115

Tabel 4.12 Uji Coba Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif ... 117

Tabel 4.13 Uji Coba Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif ... 121

Tabel 4.14 Uji Coba Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif ... 125

Tabel 4.15 Uji Coba Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif ... 129

Tabel 4.16 Uji Coba Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif ... 133

Tabel 4.17 Uji Coba Laporan Pertemuan Mengajar Dosen Untuk Eksekutif ... 137

(8)
(9)

xv

Gambar 2.1 Arsitektur Data Warehouse Dengan Staging Area Dan Data

Marts... 9

Gambar 2.2 Skema Bintang ... 11

Gambar 2.3 Skema Snowflake... 11

Gambar 2.4 Arsitektur Dependent Data Mart ... 16

Gambar 2.5 Arsitektur Independent Data Mart ... 16

Gambar 2.6 Siklus Hidup Pengembangan Sistem... 24

Gambar 3.1 Diagram Rencana Penelitian ... 27

Gambar 3.2 Flowchart Proses Pembuatan Laporan Saat Ini ... 29

Gambar 3.3 Proses Pelaporan Presensi Karyawan. ... 31

Gambar 3.4 System Flow ... 35

Gambar 3.5 Context Diagram ... 37

Gambar 3.6 DFD Level 0 Rancang Bangun Pelaporan Presensi Karyawan ... 38

Gambar 3.7 Proses ETL ... 39

Gambar 3.8 Form Login ... 52

Gambar 3.9 Form Utama ... 53

Gambar 3.10 Form Laporan Presensi Individu Karyawan ... 54

Gambar 3.11 Form Laporan Presensi Individu Dosen... 54

Gambar 3.12 Form Laporan Jam Mengajar Individu Dosen ... 55

Gambar 3.13 Form Laporan Presensi Karyawan Dalam Bagian ... 55

Gambar 3.14 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Dalam Bagian ... 56

Gambar 3.15 Form Laporan Presensi Bulanan Untuk PSDM ... 56

(10)

xvi

Gambar 3.19 Form Presensi Dosen Untuk PSDM ... 58

Gambar 3.20 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk PSDM ... 59

Gambar 3.21 Form Laporan Kehadiran Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif... 60

Gambar 3.22 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif ... 60

Gambar 3.23 Form Laporan Absen Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif ... 61

Gambar 3.24 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif... 62

Gambar 3.25 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif ... 63

Gambar 3.26 Form Laporan Ketuntasan Mengajar Dosen Untuk Eksekutif ... 63

Gambar 3.27 Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Periode Tertentu ... 65

Gambar 3.28 Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Bagian ... 66

Gambar 3.29 Laporan Kehadiran Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

Gambar 3.30 Laporan Kehadiran Karyawan dan Dosen Untuk Eksekutif Berdasarkan Tipe Karyawan ... 67

Gambar 3.31 Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Periode Tertentu ... 68

Gambar 3.32 Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Bagian ... 69

Gambar 3.33 Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 69

(11)

xvii

Gambar 3.36 Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan

Bagian ... 71

Gambar 3.37 Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 72

Gambar 3.38 Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Tipe Karyawan ... 72

Gambar 3.39 Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Periode Tertentu ... 73

Gambar 3.40 Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Tipe Karyawan ... 74

Gambar 3.41 Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Bagian ... 74

Gambar 3.42 Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Berdasarkan Jenis Kelamin ... 75

Gambar 3.43 Laporan Jam Mengajar Untuk Dosen Eksekutif Berdasarkan Periode Tertentu ... 76

Gambar 3.44 Laporan Jam Mengajar Untuk Dosen Eksekutif Berdasarkan Semester ... 77

Gambar 3.45 Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Berdasarkan Program Studi ... 77

Gambar 3.47 Laporan Ketuntasan Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Berdasarkan Periode Tertentu ... 79

Gambar 3.48 Laporan Ketuntasan Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Berdasarkan Prodi ... 79

Gambar 4.1 Pemetaan Tabel Dim_Karyawan ... 89

Gambar 4.2 Pemetaan Tabel Dim_Status... 89

Gambar 4.3 Pemetaan Tabel Dim_Jabatan ... 90

Gambar 4.4 Pemetaan Tabel Dim_Bagian ... 90

(12)

xviii

Gambar 4.8 Pemetaan Tabel Fakta_Absen ... 92

Gambar 4.9 Pemetaan Tabel Fakta_Mengajar ... 93

Gambar 4.10 Dim_Bagian ... 93

Gambar 4.11 Dim_Jabatan ... 94

Gambar 4.12 Dim_Status ... 94

Gambar 4.13 Dim_Karyawan ... 95

Gambar 4.14 Dim_Mata_Kuliah ... 95

Gambar 4.15 Dim_Semester ... 96

Gambar 4.16 Dim_Prodi ... 96

Gambar 4.17 Dim_Waktu (Time) ... 97

Gambar 4.18 Cube Absen ... 98

Gambar 4.19 Cube Mengajar ... 99

Gambar 4.20 Form Login ... 99

Gambar 4.21 Login Gagal ... 100

Gambar 4.22 Halaman Utama Pengguna Eksekutif ... 101

Gambar 4.23 Proses Konfigurasi Data ... 102

Gambar 4.24 Proses Konfigurasi Data Sukses ... 102

Gambar 4.25 Form Manajemen Pengguna ... 103

Gambar 4.26 Form Laporan Presensi Individu Karyawan ... 104

Gambar 4.27 Form Laporan Presensi Individu Karyawan Berdasarkan Status Presensi ... 104

(13)

xix

Gambar 4.30 Form Pemeriksaan Nama Karyawan Pada Laporan Presensi

Karyawan Dalam Bagian ... 108

Gambar 4.31 Form Laporan Presensi Karyawan dan Dosen Dalam Bagian .... 109

Gambar 4.32 Warning Form Laporan Mengajar Dosen ... 110

Gambar 4.33 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Dalam Bagian ... 111

Gambar 4.34 Form Laporan Presensi Bulanan Karyawan dan Dosen ... 112

Gambar 4.35 Form Laporan Presensi Karyawan dan Dosen ... 113

Gambar 4.36 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk PSDM ... 114

Gambar 4.37 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk PSDM ... 115

Gambar 4.38 Form Laporan Peringkat Presensi Karyawan Untuk PSDM ... 116

Gambar 4.39 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 1... 118

Gambar 4.40 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 2... 118

Gambar 4.41 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 3... 119

Gambar 4.42 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 4... 119

Gambar 4.43 Form Laporan Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 5... 120

Gambar 4.44 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 1 ... 122

Gambar 4.45 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 2 ... 122

Gambar 4.46 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 3 ... 123

Gambar 4.47 Form Laporan Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan Untuk Eksekutif Level 4 ... 123

(14)

xx

Gambar 4.51 Form Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Level 3 ... 127

Gambar 4.52 Form Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Level 4 ... 127

Gambar 4.53 Form Laporan Absen Karyawan Untuk Eksekutif Level 5 ... 128

Gambar 4.54 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Level 1 ... 130

Gambar 4.55 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Level 2 ... 130

Gambar 4.56 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Level 3 ... 131

Gambar 4.57 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Level 4 ... 131

Gambar 4.58 Form Laporan Jam Kerja Karyawan Untuk Eksekutif Level 5 ... 132

Gambar 4.59 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Level 1 ... 134

Gambar 4.60 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Level 2 ... 134

Gambar 4.61 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Level 3 ... 135

Gambar 4.62 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Level 4 .... 135

Gambar 4.63 Form Laporan Jam Mengajar Dosen Untuk Eksekutif Level 5 ... 136

Gambar 4.64 Form Laporan Jumlah Pertemuan Mengajar Dosen Untuk

Eksekutif Level 1 ... 138

Gambar 4.65 Form Laporan Jumlah Pertemuan Mengajar Dosen Untuk

Eksekutif Level 2 ... 138

Gambar 4.66 Form Laporan Jumlah Pertemuan Mengajar Dosen Untuk

Eksekutif Level 3 ... 139

Gambar 4.67 Form Laporan Jumlah Pertemuan Mengajar Dosen Untuk

Eksekutif Level 4 ... 139

Gambar 4.68 Form Laporan Jumlah Pertemuan Mengajar Dosen Untuk

(15)

xxi

Berdasarkan Tahun ... 147

Gambar 4.71 Laporan Absen Karyawan Berdasarkan Tahun ... 147

Gambar 4.72 Laporan Jam Kerja Seluruh Karyawan Berdasarkan Tahun ... 148

Gambar 4.73 Laporan Jam Mengajar Seluruh Dosen Berdasarkan Tahun ... 148

Gambar 4.74 Laporan Ketuntasan Mengajar Dosen Berdasarkan Tahun ... 149

Gambar 4.75 Laporan Rekapitulasi Presensi Individu Karyawan ... 151

Gambar 4.76 Laporan Rekapitulasi Jam Kerja Individu Karyawan ... 151

Gambar 4.77 Laporan Rekapitulasi Presensi Bagian ... 152

Gambar 4.78 Laporan Peringkat Presensi Karyawan ... 152

Gambar 4.79 Laporan Pertemuan Mengajar Dosen Berdasarkan Prodi ... 153

Gambar 4.80 Laporan Pertemuan Mengajar Individu Dosen ... 153

(16)

xxii

Lampiran 1. Surat Keterangan ... 166

Lampiran 2. Evaluasi Pelaporan Presensi Karyawan ... 167

Lampiran 3. Laporan Rekapitulasi Presensi Karyawan Untuk PSDM ... 171

(17)

1

1.1Latar Belakang Masalah

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Surabaya

sebagai sebuah organisasi pendidikan, tentu saja ingin menjadi organisasi yang

berkualitas. Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu upaya dari STIKOM

Surabaya adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada

dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia.

Bagian pengembangan sumber daya manusia (PSDM) STIKOM sebagai

bagian yang bertugas untuk mengatur tentang sumber daya manusia, telah

melakukan fungsi-fungsi dari manajemen sumber daya manusia, yang meliputi

seleksi karyawan, mengevaluasi dan melakukan penilaian kinerja karyawan,

memberikan motivasi kepada karyawan, serta mengatur segala sesuatu yang

berhubungan dengan administrasi karyawan, yang diantaranya adalah presensi

karyawan.

Faktor kehadiran atau presensi karyawan menjadi salah satu poin untuk

mendukung fungsi operasional dari manajemen sumber daya manusia. Laporan

presensi karyawan sendiri dapat membantu bagian PSDM dalam mengevaluasi

kehadiran karyawan dan melakukan penilaian kinerja karyawan. Tidak hanya itu,

presensi karyawan juga dapat menentukan reward yang diterima oleh karyawan

tiap periodenya.

Untuk memenuhi tugas administratifnya, bagian PSDM membuat

(18)

struktural organisasi pada setiap periode pelaporan. Proses pelaporan saat ini telah

menggunakan sistem terkomputerisasi. Sistem pelaporan ini mengandalkan data

transaksional yang diambil langsung dari database sistem informasi PSDM

STIKOM.

Laporan yang dihasilkan sudah dapat digunakan untuk mengetahui data

transaksional harian, bulanan dan tahunan, namun pelaporan ini belum dapat

menampilkan laporan yang bersifat historical dan harus diolah lagi sehingga

laporan dapat tertata dengan rapi dan dapat dilihat dari berbagai kriteria. Untuk

tujuan evaluasi presensi, penilaian kinerja, hingga proses pengambilan keputusan,

dibutuhkan informasi yang bersifat historical, detil, dan bersifat analisis (banyak

kriteria yang mempengaruhi), sehingga laporan presensi ini belum dapat

digunakan secara maksimal oleh eksekutif dan juga bagian PSDM, untuk

melakukan evaluasi presensi karyawan dan mendukung penilaian kinerja

karyawan.

Melihat kebutuhan PSDM terhadap laporan yang bersifat historical, maka

konsep data mart diterapkan dalam pembuatan laporan presensi karyawan. Data

mart adalah metode pengolahan data yang dibuat untuk mendukung kebutuhan

analisa tertentu dari sebuah departemen secara khusus. Dengan menggunakan

konsep data mart, data transaksional presensi karyawan akan dipilih dan

dikelompokkan berdasarkan kriteria yang akan digunakan, kemudian data tersebut

dihitung sehingga menghasilkan nilai ringkasan presensi karyawan untuk jangka

waktu yang cukup banyak. Laporan yang dihasilkan dari pengolahan data mart

sudah berupa ringkasan, sehingga akan memudahkan pengguna dalam proses

(19)

data didalam laporan tersebut dapat didetilkan ke laporan atau data yang lebih

spesifik. Data mart juga memudahkan pengguna untuk melihat laporan dari

berbagai kriteria yang dapat membantu dalam proses analisa terhadap suatu

masalah.

Pengolahan presensi karyawan menggunakan data mart, dapat membantu

bagian PSDM dan eksekutif untuk memperoleh informasi presensi karyawan

secara keseluruhan, dalam bagian, presensi karyawan dan laporan jam kerja

karyawan. Demikian pula untuk mendukung proses analisa data, mengevaluasi

dan menilai kinerja karyawan, serta pengambilan keputusan, sistem dapat

menghasilkan informasi yang memiliki nilai prosentase, bersifat historical dan

dapat didetilkan.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana merancang pelaporan kehadiran menggunakan data mart di

PSDM STIKOM Surabaya

1.3Batasan Masalah

Batasan dalam pembuatan sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem ini hanya mengacu pada pelaporan presensi karyawan, jam kerja

karyawan, jam mengajar dosen, dan presensi pertemuan mengajar dosen.

2. Pelaporan untuk eksekutif pada sistem pelaporan ini tidak dapat dikategorikan

sebagai sistem informasi eksekutif secara khusus, karena pelaporan ini hanya

(20)

konsep penyaringan data, analisa drilldown, serta menggunakan grafik, teks,

dan tabel dalam penyajian laporan.

3. Tidak membahas penilaian kinerja.

4. Sistem ini berbasis desktop.

5. Database yang digunakan adalah SQL Server 2008.

6. Tidak membahas masalah jaringan dan keamanan data.

1.4Tujuan

Membuat pelaporan presensi karyawan menggunakan data mart di PSDM

STIKOM Surabaya

1.5Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan hal–hal yang menjadi latar belakang,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan yang ingin dicapai,

serta sistematika penulisan laporan tugas akhir ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas secara singkat teori-teori yang

berhubungan dan mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini,

meliputi : data dan informasi, sistem informasi, data warehouse,

data mart, grafik, sistem informasi eksekutif, manajemen sumber

daya manusia, kehadiran karyawan dan dosen, analisis dan

(21)

BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini membahas tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam

penyelesaian sistem terdiri dari : analisis masalah, analisa

kebutuhan, perancangan sistem, desain input output, rancangan uji

coba sistem.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Pada bab ini membahas tentang implementasi dari aplikasi yang

dibuat secara keseluruhan meliputi : implementasi sistem yang

terdiri dari : kebutuhan perangkat keras, kebutuhan perangkat

lunak, dan implementasi sistem yang meliputi pengujian terhadap

aplikasi yang dibuat untuk mengetahui aplikasi tersebut telah dapat

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang

diharapkan.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan dari sistem dan saran untuk

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Data dan Informasi

Menurut Fatansyah (2007), data adalah representasi fakta dunia nyata yang

mewakili suatu objek seperti manusia, barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan

dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar,

bunyi, atau kombinasinya. Data itu sendiri relatif tidak berarti bagi pengguna

sebelum diolah menjadi sebuah informasi. Menurut McLeod (2001), informasi

adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.

2.2 Sistem Informasi

Menurut Hall (2007), sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal

dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para

pengguna. Sistem informasi menganjurkan penggunaan teknologi komputer di

dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai (Bodnar, 1996).

Sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan

perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang

bermanfaat.

2.3 Data Warehouse

Data warehouse adalah dasar dari analisa yang kuat. Data warehouse

mendukung pengambilan keputusan dengan membantu manager dan analis untuk

menguji data dan menghasilkan analisa yang kuat dengan mudah dan cepat

(Bukhbinder, 2005).

Menurut Simarmata (2007), data warehouse merupakan penyimpanan

fisik di mana data relasional diatur khusus untuk menyediakan data bersih dalam

(23)

format terstandarisasi. Data-data yang tersimpan tersebut dapat digunakan dalam

mendukung proses pengambilan keputusan oleh para manajer di setiap jenjang

(Nugroho, 2004).

Data warehouse adalah database relasional yang dirancang untuk query

dan analisis, bukan untuk proses transaksi. Data warehouse biasanya berisi data

historis yang berasal dari data transaksi, tetapi juga dapat berisi data dari luar

transaksi. Data warehouse memisahkan proses analisis dan transaksional. Tidak

menutup kemungkinan juga dapat menggabungkan banyak data dari berbagai

sumber di dalam organisasi (Lane, 2014).

Beberapa dari pengertian tentang data warehouse diatas, dapat

disimpulkan ke dalam beberapa kategori, yaitu :

1. Data warehouse mengandung banyak data. Beberapa data berasal dari data

transaksional di dalam organisasi. Beberapa dari data tersebut berasal dari luar

organisasi.

2. Data warehouse dibuat untuk memfasilitasi kegunaan data untuk tujuan

pembuatan keputusan.

3. Data warehouse menyediakan sarana sehingga pengguna dapat mengakses

data.

2.3.1 Karakteristik Data Warehouse

Menurut Inmon (2005) dan Mallach (2000), data warehouse adalah data

yang bersifat subject-oriented (berorientasi subyek), integrated (terintegrasi),

non-volatile (tidak dapat berubah), dan time variant (variasi waktu) untuk mendukung

(24)

1. Subject-oriented berarti data dikelompokan menjadi topik-topik utama dari

bisnis yang berjalan. Menurut Subhan (2003), subject-oriented juga berarti

data warehouse berfokus pada model dan analisis pada data untuk membuat

keputusan. Serta untuk menghindari data yang tidak berguna untuk mengambil

suatu keputusan.

2. Integrated berarti data disimpan sebagai satu unit khusus. Sedangkan menurut

Subhan (2003), integrasi berarti dibangun dari data-data transaksional yang

berbeda. Data yang tersimpan memiliki suatu penamaan yang konsisten serta

memiliki karakteristik yang berhubungan (Simarmata, 2007). Sementara

menurut Humphries (1999), isi data pada data warehouse tidak hanya

berdasarkan data transaksional saja, tetapi juga sangat memungkinkan jika

data berasal dari luar.

3. Nonvolatile berarti data tidak dapat berubah terus menerus, tetapi kita dapat

menambahkan data baru tanpa menghapus data lama yang ada.

4. Time variant berarti data dapat dilihat dari dimensi waktu. Jadi segala

perubahan dari waktu ke waktu dapat dipelajari. Menurut Simarmata (2007)

time variant berarti, data yang tersimpan mengandung dimensi waktu yang

mungkin digunakan sebagai rekaman bisnis untuk tiap waktu tertentu.

2.3.2 Arsitektur Data Warehouse

Menurut Lane (2003), arsitektur data warehouse sangat bergantung dari

situasi spesifik dari perusahaan atau organisasi. Ada beberapa arsitektur data

warehouse yang umum digunakan.

1. Arsitektur data warehouse (dasar).

(25)

3. Arsitektur data warehouse (dengan staging area dan data marts).

Pengguna data warehouse dapat menggunakan arsitektur data warehouse

dengan staging area dan data mart, untuk mendapatkan informasi tentang bagian

atau aspek tertentu pada sebuah bisnis yang berjalan. Arsitektur data warehouse

dengan staging area dan data mart dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Arsitektur Data Warehouse Dengan Staging Area Dan Data Mart

2.3.3 Transaksional Data dan Data Warehouse

Dari karakteristik data warehouse pada Sub Bab 2.3.1, maka dapat

disimpulkan terdapat beberapa perbedaan dari data transaksional dan data yang

dihasilkan dari proses data warehouse. Menurut Ponniah (2001), perbedaan

On-line transaction processing atau yang di kenal dengan OLTP (data transaksional)

dan data warehouse dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Perbedaan Data Transaksional dan Data Warehouse

Characteristics OLTP Systems Data warehouse

Analytical capabilities Very Low Moderate

Data for a single session Very Limited Small to medium size

Response time Very fast Fast to moderate

Data Granularity Detail Detail and summary

Data currency Current Current and historical

Basic motivation Collect and input data Provide information

(26)

Tabel 2.1 Perbedaan Data Transaksional dan Data Warehouse (Lanjutan)

Characteristics OLTP Systems Data warehouse

Optimization of database

For transaction For Analysis

Update frequency Very frequent Generally read-only Scope of user

interaction

Single transaction Throughout data content

2.3.4 Model Multidimensional

Dalam perancangan sebuah data warehouse, masih banyak yang

menggunakan model multidimensional sebagai model perancangan struktur

database. Fungsi dari model multidimensional itu sendiri menurut Inmon (2005),

menyediakan sebuah sistem informasi yang memungkinkan organisasi memiliki

akses data yang fleksibel, dapat dilihat dari berbagai cara untuk menganalisa

ringkasan data hingga detil data. Menurut Ponniah (2007), data mart biasanya

tersusun pada multidimensional database.

Terdapat dua pendekatan model dimensional yaitu, skema bintang atau

yang biasa dikenal juga dengan star join dan skema snowflake. Dimana pada

setiap model dimensional tersebut, terdapat cube, measure, dimension,

hierarchies, level, attributes. A. Skema Bintang

Menurut Lane (2003), skema bintang merupakan skema yang paling

sederhana. Pusat dari skema ini adalah tabel fakta yang dikelilingi oleh tabel

dimensi. Skema bintang juga bisa terdiri dari satu atau lebih tabel fakta. Walaupun

terdapat lebih dari satu tabel fakta, mereka tetap menggunakan tabel dimensi

(27)

Gambar 2.2 Skema Bintang

B. Skema Snowflake

Menurut Inmon (2005), skema Snowflake tersusun dari tabel fakta yang

berjumlah lebih dari satu dan dapat dikombinasikan dengan satu tabel dimensi

ataupun lebih. Gambar 2.3 menunjukkan struktur skema snowflake.

Gambar 2.3 Skema Snowflake

C. Cube dan Measurement

Pada Oracle Documentation (2008), cube adalah sekumpulan measure

dengan dimensi yang identik dan karakteristik yang berbeda. Menurut Tsai

(28)

memiliki sebuah kolom yang berisi measurement (biasanya berupa data numeric)

dan juga kolom-kolom lain yang memiliki relasi terhadap tabel-tabel dimensi.

Measure mengisi cube dengan fakta bisnis yang berjalan. Nilai dari measurement dipengaruhi oleh tabel dimensi, yang biasanya melibatkan tabel

dimensi waktu. Measure bersifat statik dan konsisten, sehingga analis

menggunakan measure untuk pendukung keputusan (Oracle Documentation,

2008).

D. Dimensi

Menurut Tsai (2007), dimensi adalah sebuah struktur yang terbuat dari

satu hirarki maupun lebih dan digunakan untuk mengkategorikan data. Data

dimensi biasanya dikumpulkan di tingkat terendah dan kemudian dikumpulkan ke

tingkat yang lebih tinggi. Proses rollup pada tabel dimensi ini kita sebut dengan

hirarki.

Tabel dimensi sendiri berarti sebuah tabel relasional yang mengumpulkan

semua nilai dari dimensi dalam skema bintang atau snowflake. Tabel dimensi

biasanya berisi kolom-kolom untuk level dan attributes (Oracle Documentation,

2008).

D.1 Hirarki

Hirarki adalah cara untuk mengatur data pada tingkatan yang berbeda.

Analis menggunakan hirarki untuk melihat data pada satu level tertentu, kemudian

dapat melakukan drill-down untuk level yang lebih detil serta dapat melakukan

(29)

D.2 Level

Level memperlihatkan posisi dalam hirarki. Cakupan level dimulai dari

umum hingga ke hal yang lebih spesifik. Setiap level mengandung nilai-nilai

agregat untuk tingkat di bawahnya. Hirarki dan level memiliki hubungan many to

many. Sebuah hirarki biasanya mengandung beberapa level, dan single level dapat

dimasukkan dalam lebih dari satu hirarki (Oracle Documentation, 2008)

D.3 Attributes

Attributes berisi tentang informasi tambahan tentang data. Beberapa attribute digunakan untuk tampilan. Setiap attributes biasanya berkaitan dengan

suatu kolom dalam tabel dimensi.

2.3.5 Konsep Staging Area

Tiga fungsi utama yang perlu dilakukan untuk membuat data siap

digunakan pada data warehouse adalah extraction, transformation dan loading.

Ketiga fungsi ini terdapat pada staging area.

A. Extraction

Menurut Zulfikar (2010), data extraction adalah proses pengambilan data

yang diperlukan dari sumber data warehouse dan selanjutnya dimasukkan pada

staging area untuk diproses pada tahap berikutnya. Pada fungsi extraction ini,

akan banyak berhubungan dengan berbagai tipe sumber data, format data, mesin

yang berbeda, software dan arsitektur yang tidak sama.

B. Transformation

Kebanyakan dari pembuat data warehouse saat ini diperhadapkan dengan

(30)

tersebut tidak bisa digunakan. “Transformation is the process of dealing with these inconsistence” (Mallach, 2000).

Dengan proses transformasi data ini, kita melakukan standarisasi terhadap

data pada satu format yang konsisten. Beberapa contoh data yang tidak konsisten

tersebut dapat diakibatkan oleh tipe data yang berbeda, data length dan lain

sebagainya (Zulfikar, 2010).

C. Loading

Menurut Zulfikar (2010), data loading adalah memindahkan data ke data

warehouse. Sedangkan menurut Mallach (2000), loading diartikan sebagai proses

pemindahan data terakhir ke dalam database. Dimana pemindahan tersebut

dipindahkan dari komputer yang mengumpulkan sumber data ke komputer yang

akan menyimpan database data warehouse.

2.4 Data mart

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.1, salah satu konsep yang

berhubungan dengan data warehouse adalah data mart. Menurut Mallach (2000),

data mart adalah versi kecil dari data warehouse, yang terbatas ruang lingkupnya.

Isi dari data mart adalah data-data terpilih dari data warehouse. Setiap data mart

disesuaikan dengan aplikasi pendukung pengambilan keputusan tertentu. Jadi

sebuah organisasi mungkin memiliki berbagai macam data mart, sebagai contoh :

data mart sumber daya manusia, data mart keuangan, dan data mart akademik

(Humphries, 1999).

Data mart biasa dibangun dan dikendalikan pada sebuah department

tertentu pada perusahaan. Mengingat fokus dari pembuatannya, maka data mart

(31)

2.4.1 Perbedaan Antara Data warehouse dan Data mart

Menurut Ponniah (2007) dan Tsai (2007), terdapat perbedaan antara data

warehouse dan data mart. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan

Tabel 2.3.

Tabel 2.2 Perbedaan Antara Data warehouse dan Data mart Menurut Ponniah

Data warehouse Data mart

Corporate/Enterprise-wide Departmental

Union of all data marts A single business process

Data received from staging area Star-join (Facts & dimensions)

Structure for corporate view of data Structure to suit the departmental view

[image:31.595.95.513.239.528.2]

of data

Tabel 2.3 Perbedaan Antara Data Warehouse Dan Data Mart Menurut Tsai

Category Data warehouse Data mart

Scope Corporate Line of Business (LOB)

Subject Multiple Single subject

Data Sources Many Few

Implementation Time Months to years Months

2.4.2 Dependent dan Independent Data mart

Data mart dapat dibedakan menjadi dua tipe berdasarkan asalnya, data mart yang diambil dari data warehouse dapat disebut sebagai dependent data mart, sedangkan data mart yang diambil langsung dari data operasional disebut

sebagai independent data mart (Mallach, 2000).

Menurut Hanifah (2009), dependent data mart (Inmon advocated), data

mart dibangun dengan cara extract data dari data warehouse. Dilain pihak pada independent data mart (Kimball advocated) dibangun dengan cara extract

(32)

tergantung pada pusat penyimpan data seperti data warehouse. Gambar 2.4

menggambarkan arsitektur dependent data mart, sedangkan Gambar 2.5

menggambarkan arsitektur independent data mart.

[image:32.595.91.498.176.527.2]

Gambar 2.4 Arsitektur Dependent Data mart

Gambar 2.5 Arsitektur Independent Data mart

2.5 Sistem Informasi Eksekutif

Menurut Kristanto (2003) pada dasarnya tingkatan manajemen dibagi

menjadi 3 (tiga), yaitu :

1. Manajemen tingkat atas (top level management) yang terdiri dari executive

manager yang meliputi direktur utama dan ekskutif lainnya. Manajemen

(33)

kesehariannya tugas dari manajemen tingkat atas ini adalah pengarahan dan

perencanaan.

2. Manajemen tingkat menengah (middle level management) yang terdiri dari

kepala cabang dan kepala divisi lainnya.

3. Manajemen tingkat bawah (lower level management) yang meliputi mandor

dan pengawas.

Menurut McLeod (1996), istilah eksekutif sering digunakan untuk

menggambarkan seorang manajer pada tingkat atas (strategic planning level).

Menurut Robbins (2005), seorang eksekutif memiliki jabatan sebagai wakil

presiden eksekutif, presdir pelaksana, CEO, ketua dewan direksi.

Menurut Jogiyanto (2003), sistem informasi eksekutif (SIE) merupakan

sistem informasi yang digunakan oleh manajer tingkat atas untuk membantu

pemecahan masalah tidak terstruktur (unstructured), tidak terjadi berulang-ulang

dan tidak selalu terjadi. Sistem informasi eksekutif juga memiliki karakteristik

yang khusus, yaitu :

1. Dirancang untuk eksekutif puncak

2. Menggunakan data internal dan eksternal

3. Untuk pemecahan tidak terstruktur

4. Untuk membantu perencanaan dan perumusan stratejik

5. Digunakan secara online oleh eksekutif

6. Mempunyai kemampuan untuk mengambil dan menyaring data

7. Mempunyai kemampuan untuk mengambil dan menggali data sampai ke data

terkecil (drilldown)

(34)

9. Menggunakan teks, grafik dan tabel yang mudah dicerna

Menurut Inmon (2005), proses SIE di desain untuk membantu eksekutif

untuk mengambil keputusan. Ada beberapa kegunaan khusus dari sistem

informasi eksekutif, yaitu :

1. Analisa dan mendeteksi arah (kecenderungan)

2. Indikator pengukuran dan pelacakan

3. Analisa drilldown

4. Memantau masalah

5. Analisa persaingan

6. Memantau indikator keberhasilan

2.6 Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Mathis (2000), peran strategis sumber daya manusia menekankan

bahwa orang-orang di organisasi adalah sumber daya yang penting dan juga

investasi perusahaan yang besar. Menurut Bangun (2000), salah satu sumber daya

organisasi yang memiliki peran penting dalam mencapai tujuannya adalah sumber

daya manusia.

Menurut Dessler (1997), manajemen sumber daya manusia (MSDM)

adalah kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan

aspek “orang” atau sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen, meliputi

perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian.

Terdapat 2 fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Bangun

(2012), fungsi manajerial dan operasional. Fungsi manajerial mengarah pada

(35)

controlling. Sedangkan fungsi operasional manajemen sumber daya manusia

sendiri berkaitan dengan pengelolaan manusia dalam organisasi, seperti :

a. Pengadaan

b. Pengembangan

c. Pemberian kompensasi

d. Pengintegrasian

e. Pemeliharaan

f. Pemisahan tenaga kerja

Dari 6 fungsi operasional manajemen sumber daya manusia, ada 2 poin

yang akan dijelaskan lebih lanjut yaitu, pengembangan dan pemberian

kompensasi.

2.6.1 Pengembangan Sumber Daya Manusia

Salah satu fungsi tugas operasional MSDM, adalah pengembangan

sumber daya manusia. Menurut Mathis (2002), pengembangan dapat dilihat

sebagai pertumbuhan kemampuan yang terjadi, jauh melampaui apa-apa yang

dituntut dalam sebuah pekerjaan. Pengembangan sangat menguntungkan bagi

organisasi maupun individu, dimana nantinya sebuah organisasi akan layak untuk

berkompetisi dan beradaptasi dengan lingkungan yang kompetitif.

Menurut Bangun (2012), PSDM adalah proses dalam melakukan pelatihan

dan pengembangan sumber daya manusia termasuk perencanaan dan

pengembangan karir, pengembangan manajemen, pengembangan organisasi dan

(36)

Penilaian kinerja merupakan umpan balik dari hasil kerja karyawan.

Karyawan dapat menunjukkan kemampuan dan mengurangi kelemahan, sehingga

akan diketahui sejauh mana produktivitasnya (Bangun, 2012)

Penilaian kinerja adalah proses menilai kinerja individu dan kelompok

dalam organisasi. Sehingga pada prosesnya, penilaian kinerja dapat dilaksanakan

oleh siapa saja. Ada beberapa kemungkinan, antara lain para atasan yang menilai

karyawannya dan penilaian karyawan sendiri/diri sendiri.

Penilaian karyawan oleh atasan secara tradisional didasarkan atas asumsi

bahwa atasan langsung adalah orang yang berkualitas untuk mengevaluasi kinerja

karyawan secara realistis, objektif, dan adil. Penilaian diri sendiri dilakukan dalam

beberapa kondisi tertentu. Hal ini merupakan alat pengembangan diri yang

memaksa karyawan untuk memikirkan kekuatan dan kelemahan mereka dan

menetapkan tujuan untuk pengembangan (Mathis, 2002).

Menurut Bangun (2012), suatu pekerjaan dapat diukur melalui jumlah,

kualitas, ketepatan waktu mengerjakan, kehadiran, kemampuan bekerja sama

yang dituntut suatu pekerjaan tertentu. Kinerja karyawan ditentukan oleh tingkat

kehadiran karyawan.

2.6.2 Pemberian Kompensasi Karyawan

Menurut Bangun (2012), kompensasi merupakan imbalan yang dibayarkan

kepada karyawan atas jasa-jasa yang telah mereka sumbangkan kepada

perusahaan. Menurut Mathis (2002), kompensasi dasar yang diterima oleh

karyawan, biasanya sebagai gaji atau upah, disebut gaji pokok.

Banyak organisasi yang menggunakan dua kategori gaji pokok, harian atau

(37)

berdasarkan jumlah waktu kerja. Sementara gaji tetap adalah bayaran yang

konsisten dari satu periode ke periode lain.

Menurut Dessler (1998), kebanyakan karyawan masih dibayar terutama

berdasarkan waktu yang mereka gunakan ditempat kerja. Seperti pekerja harian

yang masih dibayar sesuai dengan jumlah jam kerja dalam sehari.

2.7 Kehadiran Karyawan dan Dosen

Menurut surat keputusan ketua STIKOM No. 109 / KPT – 04 / VIII / 95,

tentang aturan kepegawaian pasal 3 ayat 1 dan 2, karyawan wajib hadir pada

waktu kerja yang ditetapkan, kecuali pada hari libur resmi atau pada waktu

karyawan menjalankan hak cutinya. Jam kerja diatur dengan memperhatikan

Undang-Undang atau peraturan yang berlaku, yaitu 40 (empat puluh) jam

seminggu, dengan ketentuan hari kerja Senin-Jumat pukul 07.30 – 16.30 WIB

Menurut ketentuan dan tata tertib penyelenggaraan proses pembelajaran

STIKOM, dalam satu semester, dosen wajib hadir 14 kali pertemuan, dan hadir

sesuai jadwal dan satuan kredit semester (SKS) yang telah ditetapkan.

Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 37 tahun 2009

tentang dosen, dalam setiap semester, 1 SKS sama atau setara dengan 3 (tiga) jam

beban belajar yang mencakup kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan

kegiatan mandiri untuk kurun waktu 16 (enam belas) minggu efektif.

Menurut pedoman beban kerja dosen (Direktorat jendral pendidikan tinggi

departemen pendidikan nasional, 2010), tugas utama dosen adalah melaksanakan

tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12

(dua belas) SKS dan paling banyak 16 (enam belas) SKS pada setiap semester

(38)

a. Tugas melakukan pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan

dengan 9 (sembilan) SKS yang dilaksanakan di perguruan tinggi yang

bersangkutan.

b. Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat diiaksanakan

melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan

oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau melalui lembaga lain

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

c. Tugas penunjang tridharma perguruan tinggi dapat diperhitungkan SKS

nya sesuai dengan peraturan perundang undangan.

d. Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dan tugas penunjang

paling sedikit sepadan dengan 3 (tiga) SKS.

e. Tugas melaksanakan kewajiban khusus bagi profesor

sekurang-kurangnya sepadan dengan 3 SKS setiap tahun.

2.8 Grafik

Menurut Haryanti (2008), ada beberapa tipe grafik atau diagram yang

dapat digunakan untuk menampilkan gambaran informasi supaya lebih jelas,

antara lain :

1. Diagram garis

Diagram garis digunakan untuk menunjukkan perubahan nilai dari sederatan

data relatif terhadap waktu, karena garis biasanya digunakan untuk

(39)

2. Diagram batang

Diagram batang digunakan untuk menyajikan nilai relatif terhadap data yang

lain. Misal, eksekutif ingin melihat penjualan paket reguler dan paket

komunitas selama tahun 2012.

3. Diagram roti (pie)

Diagram pie biasanya digunakan untuk menggambarkan besarnya prosentase

data. Misalkan menggambarkan jumlah pelanggan TV berlangganan.

Grafik dapat digunakan untuk menunjukkan keterhubungan antar data, seperti

perbandingan nominal, time-series, deviasi, korelasi, dan sebagainya. Ada

berbagai macam bentuk grafik yang dapat dipilih untuk menggambarkan setiap

jenis keterhubungan data. Namun demikian, grafik kurang bisa menampilkan

angka dengan format yang presisi.

2.9 Analisis dan Perancangan Sistem

Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan

mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan,

sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Menurut Kendall (2007), analisis dan perancangan sistem dipergunakan

untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan

peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang bisa dicapai melalui penggunaan sistem informasi

terkomputerisasi.

Terdapat empat jenis model pengembangan sistem yaitu waterfall,

increment prototype, rapid application development, dan prototyping model.

Model yang digunakan pada tugas akhir ini adalah model waterfall. Tahapan yang

(40)

ini terdapat tujuh tahapan yaitu mengidentifikasi masalah, menentukan syarat

informasi, menganalisis kebutuhan sistem, merancang sistem, mengembangkan

dan mendokumentasikan perangkat lunak, menguji dan mempertahankan sistem,

serta mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem. Gambar 2.6 menunjukkan

pengembangan sistem menggunakan model waterfall.

Gambar 2.6 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

2.10 Testing dan Implementasi Sistem

Menurut Romeo (2003), test case merupakan suatu uji coba yang

dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil

yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun kegunaan dari test case ini, adalah

sebagai berikut :

a. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi

(black box testing).

b. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap desain (white

(41)

2.10.1 White Box Testing

White box testing atau glass box testing atau clear box testing adalah

suatu metode desain test case yang menggunakan struktur kendali dari desain

prosedural. Metode desain test case ini dapat menjamin :

1. Semua path (jalur) yang independen/terpisah dapat diuji coba setidaknya sekali

uji coba.

2. Semua logika keputusan dapat diuji coba dengan jalur yang salah atau jalur

yang benar.

3. Semua loop dapat diuji coba terhadap batasannya dan ikatan operasionalnya.

4. Semua struktur internal data dapat diuji coba untuk memastikan validasinya.

2.10.2 Black Box Testing

Black box testing atau behavioral testing atau specification-based testing, input/output testing atau functional testing dilakukan tanpa sepengetahuan detil

struktur internal dari sistem atau komponen yang diuji coba. Black box testing

berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan spesifikasi

kebutuhan dari software.

Dengan adanya black box testing, perekayasa software dapat

menggunakan sekumpulan kondisi masukan yang dapat secara penuh memeriksa

keseluruhan kebutuhan fungsional pada suatu program. Kategori error yang dapat

diketahui melalui black box testing, antara lain :

1. Fungsi yang hilang atau tidak benar.

2. Error dari antar-muka.

3. Error dari struktur data atau akses external database.

(42)

5. Error dari inisialisasi dan terminasi.

Desain tes sendiri berfokus terhadap spesifikasi komponen yang telah

ditentukan. Sehingga titik awal memulai desain tes adalah spesifikasi atau model

sistem. Spesifikasi atau model sistem dapat berupa spesifikasi fungsional,

spesifikasi kinerja atau keamanan, spesifikasi skenario pengguna, atau spesifikasi

berdasarkan resiko sistem.

Sedangkan untuk dapat membuat test case yang efektif, harus dilakukan

dekomposisi dari tugas-tugas testing ke aktivitas-aktivitas yang lebih kecil.

Sehingga tiap obyektifitas tes kemudian didekomposisikan ke dalam obyektifitas

test cases lainnya menggunakan teknik desain tes.

Pendokumentasian tes juga sangat penting. Desain tes direpresentasikan

dalam suatu dokumen yang disebut test design spesification. Dokumen ini

memudahkan dalam melakukan audit untuk melacak test cases yang diterapkan

(43)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1Analisis Sistem

Dalam membuat Tugas Akhir ini, terdapat beberapa tahapan yang

dilakukan. Tahapan tersebut disajikan dalam gambar 3.1

Pemba

hasan

Peng

ujia

n

Peran

canga

n

Sistem

Identifika

si masala

h

Testing Pengumpulan data

(wawancara)

Perancangan prototype sistem Analisa data

Tujuan Penelitian

Evaluasi dan Kesimpulan

Studi literatur

Perumusan Masalah

Perancangan desain I/O Perancangan

diagram alir data

Perancangan datamart

Gambar 3.1 Diagram Rencana Penelitian

Untuk memperoleh informasi secara mendalam akan proses pelaporan saat

ini, maka dilakukan metode pengumpulan data dengan cara wawancara terhadap

kepala bagian PSDM yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan

(44)

presensi karyawan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi berupa alur

proses pelaporan hingga kendala yang dihadapi saat ini.

3.1.1 Wawancara

Berdasarkan wawancara dengan kepala bagian PSDM, diperoleh informasi

sebagai berikut:

Salah satu tugas PSDM STIKOM adalah mengatur segala sesuatu yang

berhubungan dengan administrasi karyawan, baik itu karyawan secara struktural

maupun dosen yang juga merupakan karyawan STIKOM. Salah satu point

terpenting dari administrasi karyawan adalah presensi karyawan. Dalam dokumen

manual penilaian kinerja karyawan, terdapat banyak poin yang akan dinilai. Salah

satu penilaian menitik beratkan pada penilaian presensi kehadiran serta jam kerja

karyawan. Jika yang dilakukan adalah penilaian kinerja dosen, maka kehadiran

dosen dan terpenuhinya jam mengajar dosen juga diperhitungkan.

Saat ini secara berkala setiap bulan, bagian PSDM rutin menyusun laporan

tentang presensi harian karyawan serta keterlambatan karyawan kepada pimpinan

dan pejabat struktural melalui milis yang tersedia. Di waktu tertentu juga ada

permintaan laporan sesuai kebutuhan pimpinan yang harus disusun oleh PSDM.

Sistematika pelaporan presensi yang ada saat ini sudah berjalan melalui

proses query yang dilakukan oleh bagian pusat pengembangan teknologi

informasi (PPTI), yang kemudian hasilnya akan dikirimkan kepada bagian PSDM

dalam format microsoft excel. Setelah data tersebut diterima, bagian PSDM masih

harus menata beberapa data secara manual pada lembar kerja, sehingga laporan

(45)

Permasalahan juga sering muncul saat karyawan PSDM yang bertugas

membuat laporan harus memeriksa ulang laporan yang sudah jadi, namun pada

akhirnya ditemukan perbedaan antara data yang terekam dan hal yang terjadi

sebenarnya. Seperti misalnya, beberapa kasus ijin yang tercatat secara manual

pada form ijin, yang masih belum terevisi pada database.

Setelah laporan tersebut dinilai selesai dan sudah tertata dengan

terstruktur, laporan tersebut harus terlebih dahulu dilihat dan disetujui oleh

kepala bagian (kabag) PSDM sebelum diinformasikan secara terbuka kepada

pimpinan dan pejabat struktural melalui milis yang tersedia.

Bagian PSDM juga masih mengalami masalah jika ingin mengetahui

history jumlah presensi per-satuan waktu maupun per-satuan kriteria tertentu.

Sistem yang ada saat ini sudah dapat mengeluarkan perbandingan tersebut. Hanya

saja, laporan yang dihasilkan masih terbatas hanya dalam kurun waktu satu tahun

saja. Sehingga proses perbandingan kinerja dalam kurun waktu yang cukup

banyak, masih menggunakan proses manual dari laporan-laporan yang ada.

Gambar 3.2 menunjukkan proses pembuatan laporan yang terjadi saat ini.

Proses pengambilan data

Mulai

Perubahan ya

tidak

Selesai Dokumen permintaan

laporan

Proses Rekap

Laporan absensi/ijin/ keterlambatan/

pelanggaran

Laporan absensi/ijin/ keterlambatan/

pelanggaran (sementara)

(46)

Menurut Flippo (1984), pembolosan, keterlambatan, dan pergantian

merupakan faktor yang mencerminkan suatu sikap dan suatu perasaan tidak

bertanggung jawab dan masa bodoh. Catatan yang dikumpulkan dalam suatu

periode tertentu dapat memberikan penilaian yang baik sebagai bahan

pertimbangan. Demikian pula menurut Mathis (2006), bahwa salah satu elemen

penilaian kinerja adalah kehadiran. Maka laporan-laporan presensi, ijin, cuti, dan

keterlambatan.

Faktor presensi karyawan dalam penilaian kinerja secara tidak langsung

juga dapat mempengaruhi berbagai keputusan strategis, seperti pengembangan

karir, strategi untuk mengatasi kepuasan kerja karyawan, serta strategi pemberian

kompensasi kepada karyawan. Menurut (Robbins, 2006), dampak kepuasan kerja

cenderung terpusat pada kinerja karyawan, tingkat kehadiran, dan tingkat keluar

masuknya karyawan (turnover). Organisasi dengan karyawan yang lebih puas

cenderung memiliki kinerja dan tingkat kehadiran yang lebih tinggi serta turnover

yang lebih rendah dibandingkan dengan organisasi yang memiliki karyawan yang

kurang puas.

Melihat kebutuhan akan pelaporan yang bersifat historical dan dapat dilihat

dari berbagai kriteria, konsep data mart dapat diterapkan sebagai salah satu cara

untuk menyusun laporan-laporan tersebut.

3.2 Perancangan Sistem

Setelah mengetahui masalah yang ada, maka tahap selanjutnya adalah

merancang sistem yang akan digunakan. Tahap perancangan sistem ini dijelaskan

(47)

pemilihan tabel fakta dan dimensi, struktur tabel dimensi, struktur tabel fakta, dan

skema data mart.

3.2.1 Analisa Kebutuhan

Untuk membuat laporan prersensi karyawan menggunakan data mart, ada

beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah pembuatan laporan

dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Laporan Presensi Karyawan Menggunakan Datamart

Keluaran Proses

Masukan

Membuat Cube (ETL)

Membuat laporan untuk eksekutif Data absensi

karyawan

Data ketentuan absensi

Data absensi dosen

Data mengajar dosen

Laporan Presensi Karyawan

Laporan Presensi Dosen

Laporan Jam mengajar dosen

Informasi Persentase Ketepatan Waktu

Kehadiran Karyawan Informasi persentase presensi karyawan

Informasi Persentase Mengajar Dosen

Informasi persentase Presensi Dosen

Informasi peringkat presensi

karyawan

Informasi persentase absensi karyawan Laporan Jam Kerja

Karyawan

(48)

Pada masukan, terdapat empat masukan yaitu data presensi karyawan, data

presensi dosen, data jam mengajar dosen, dan data ketentuan presensi. Data

presensi dosen dan data jam mengajar dosen adalah data transaksional yang

mencatat kehadiran karyawan setiap harinya.

Keempat masukan tersebut akan diolah menjadi cube. Cube yang sudah

dibuat akan menghasilkan empat laporan yaitu : laporan presensi karyawan,

presensi dosen, laporan jam kerja karyawan, dan laporan jam mengajar dosen.

Data ringkasan di dalam cube akan diolah dan dihitung nilai persentasenya,

sehingga akan menghasilkan enam informasi untuk eksekutif, yaitu : informasi

persentase presensi karyawan, informasi peringkat kehadiran karyawan,

persentase absen karyawan, persentase ketepatan waktu kehadiran karyawan,

ketepatan waktu mengajar dosen, dan persentase kehadiran dosen.

A. Laporan Presensi Karyawan

Laporan presensi karyawan berfungsi untuk menampilkan rekapitulasi

presensi yang meliputi kehadiran, ketidakhadiran, dan keterlambatan, ketepatan

waktu kehadiran karyawan, dan juga jam kerja karyawan yang dinilai berdasarkan

kriteria dan waktu tertentu. Laporan-laporan ini nantinya dapat digunakan untuk

memonitor presensi individu karyawan baik secara perseorangan maupun dalam

bagian.

B. Laporan Jam Kerja Karyawan

Laporan jam kerja karyawan berfungsi untuk menampilkan rekapitulasi total

jam kerja karyawan. Jumlah jam kerja karyawan dihitung dari jam datang dan jam

pulang, dari laporan presensi karyawan. Laporan ini dapat digunakan untuk

(49)

C. Laporan Presensi Dosen

Laporan presensi dosen berfungsi untuk menampilkan rekapitulasi presensi

dosen yang meliputi kehadiran, ketidakhadiran, ketepatan waktu kehadiran, dan

ijin. Laporan-laporan ini nantinya dapat digunakan untuk memonitor presensi

individu dosen baik secara perseorangan maupun dalam bagian dan program studi

(prodi).

D. Laporan Jam Mengajar Dosen

Laporan jam mengajar dosen berfungsi untuk menampilkan rekapitulasi dari

jam hadir dan jam selesai, yang akan menghasilkan satuan waktu jam mengajar

dosen. Laporan ini juga merupakan laporan yang dapat menampilkan ketepatan

waktu kehadiran dosen di tiap pertemuan dan waktu yang sudah ditempuh dosen

dalam mengajar.

E. Informasi Persentase Presensi Karyawan

Informasi persentase presensi karyawan berfungsi untuk menampilkan

jumlah kehadiran dan ketidakhadiran karyawan. Informasi ini akan memudahkan

pengguna untuk melihat laporan dalam bentuk yang lebih sederhana. Sehingga

akan memudahkan untuk pengambilan keputusan secara cepat.

F. Informasi Peringkat Presensi Karyawan

Informasi peringkat kehadiran karyawan berfungsi untuk menampilkan

peringkat kehadiran karyawan dari yang tertinggi hingga terendah. Informasi ini

dapat digunakan untuk menentukan reward atau promosi yang akan diberikan

(50)

G. Informasi Persentase Absen Karyawan

Informasi persentase absen karyawan berfungsi untuk menampilkan

persentase setiap tipe absen karyawan. Informasi ini dapat digunakan untuk

mengetahui tipe absen yang sering digunakan karyawan ketika tidak masuk kerja.

H. Informasi Persentase Ketepatan Waktu Kehadiran Karyawan

Informasi ketepatan waktu kehadiran karyawan merupakan laporan yang

berfungsi untuk menampilkan persentase ataupun jumlah karyawan yang hadir

tepat waktu pada periode tertentu. Informasi ini dapat digunakan untuk penilaian

kinerja karyawan dan juga untuk pengelolaan tunjangan karyawan.

I. Informasi Persentase Ketepatan Waktu Mengajar Dosen

Informasi ketepatan waktu mengajar dosen berfungsi untuk menampilkan

informasi ringkasan waktu kehadiran dosen dan jumlah total jam mengajar dosen

secara keseluruhan serta bersifat historical. Informasi ini juga dapat digunakan

untuk melihat tingkat kedisiplinan dosen secara keseluruhan.

J. Informasi Persentase Kehadiran Dosen

Informasi kehadiran dosen berfungsi untuk melihat jumlah kehadiran

dosen yang dapat digunakan untuk melihat apakah dosen sudah memenuhi

ketuntasan jumlah pertemuan dosen dalam perkuliahan.

3.2.2 System Flow

Alur laporan dan informasi (poin A-J) dapat kita lihat pada system flow

(51)

Laporan Presensi Karyawan Menggunakan Datamart

Pimpinan PSDM

Kabag dan Kaprodi Dosen Karyawan Sistem View absensi dosen Cube absensi karyawan Proses membuat cube (ETL)

Start KaryawanTabel

Tabel Bagian Tabel Status Cube absensi dosen Laporan presensi individu karyawan Laporan presensi individu dosen

Laporan jam kerja individu karyawan Laporan jam mengajar individu dosen Laporan presensi individu karyawan

Laporan jam kerja individu karyawan Laporan presensi individu dosen Laporan jam mengajar individu dosen Laporan presensi karyawan dalam bagian / prodi

Laporan presensi dosen dalam bagian /

prodi

Laporan jam kerja karyawan dalam

bagian / prodi

Laporan jam mengajar dosen dalam bagian / prodi

Laporan presensi individu karyawan Laporan jam mengajar individu dosen Laporan presensi individu dosen Laporan jam kerja individu karyawan

Laporanpresensi karyawan seluruh bagian atau prodi

Laporan presensi dosen seluruh prodi

Laporan jam kerja karyawan seluruh bagian atau prodi

Laporan jam mengajar dosen seluiruh bagian /

prodi

Laporan peringkat presensi karyawan

Laporan ketepatan waktu kehadiran karyawan

Laporan presensi karyawan untuk eksekutif

Laporan kehadiran mengajar dosen untuk eksekutif Laporan jam kerja karyawan

untuk eksekutif

Laporan jam mengajar dosen untuk eksekutif Laporan jam mengajar

individu dosen Laporan absensi individu

dosen Laporan jam kerja individu

karyawan Laporan absensi individu

karyawan Membuat laporan absensi karyawan 1

1 1 1

Membuat laporan absensi dosen 3 3 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 Membuat laporan jam mengajar 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 Membuat laporan absensi karyawan untuk eksekutif Membuat laporan absensi mengajar dosen untuk eksekutif 13 14 15 17 15 16 13 14 18 18 19 19 End

Laporan absen karyawan untuk eksekutif 17 16 Tabel Prodi Laporan peringkat presensi karyawan 20 20

Gambar 3.4 System Flow

(52)

Terdapat lima pengguna yaitu karyawan, dosen, kabag dan kaprodi, PSDM,

dan pimpinan. Setiap entitas memiliki hak akses yang berbeda untuk melihat

laporan. Sistem akan memeriksa jabatan dari karyawan yang masuk ke dalam

sistem.

Jika jabatan karyawan tersebut kabag atau kaprodi, maka karyawan tersebut

dapat melihat laporan presensi dan jam mengajar seluruh karyawan yang ada di

dalam bagian yang dipimpin.

Untuk karyawan admin atau kabag PSDM, maka karyawan tersebut dapat

melihat seluruh data presensi dan jam mengajar karyawan, demikian juga untuk

pimpinan. Hanya saja bentuk laporan akan lebih banyak menggunakan diagram

dan memiliki informasi yang lebih detil.

Sedangkan untuk karyawan dan dosen yang tidak memiliki jabatan khusus

dalam organisasi, maka hanya dapat melihat laporan presensi dan jam mengajar

individu karyawan tersebut.

3.2.3 Data Flow Diagram A. Context Diagram

Penggambaran sistem DFD dimulai dari context diagram. Dari context

diagram dapat didekomposisi lagi menjadi level yang lebih rendah untuk

menggambarkan sistem lebih rinci.

Ada tujuh entitas yang terdapat pada sistem ini. Lima adalah entitas

pengguna dan dua adalah sistem transaksi penyedia data. Context diagram

(53)

Inf ormasi prosentase absen karyaw an Inf ormasi Ketepatan Waktu Mengajar Dosen

Inf ormasi Kehadiran Dosen

Laporan Jam Mengajar Dosen Laporan Absensi Dosen

Laporan Absensi Karyaw an

Laporan Jam Mengajar Dosen

Laporan Absensi Dosen Laporan Absensi Karyaw an

Inf ormasi Prosentase Presensi Karyaw an Inf ormasi Peringkat Kehadiran Karyaw an Inf ormasi Ketepatan Waktu Kehadiran Karyaw an Laporan Jam Mengajar Dosen

Laporan Absensi Dosen

Laporan Absensi Karyaw an

Data A bsensi Karyaw an Data Mengajar Dosen Data Kehadiran Dosen

0

Rancang Bangun Pelaporan Presensi Karyaw an

+

Akademik

SDM

Pimpinan Karyaw an

Dosen

Kabag dan Kaprodi

[image:53.595.118.509.82.300.2]

PSDM

Gambar 3.5 Context Diagram Rancang Bangun Pelaporan Presensi Karyawan

B. DFD Level 0 Pelaporan Presensi Karyawan

Setelah context diagram didekomposisikan maka akan didapat DFD level 0.

Pada DFD level 0 terdapat dua proses yaitu proses membuat cube dan proses

membuat laporan untuk eksekutif.

Data yang akan diolah oleh proses membuat cube berasal dari database

akademik dan sumber daya manusia. Database akademik memberikan data

kehadiran dosen dan data mengajar, sedangkan database sumber daya manusia

memberikan data presensi karyawan.

Kemudian data-data yang sudah diolah melalui proses membuat cube akan

dapat langsung digunakan dan ditampilkan sesuai dengan kriteria dan jenis

laporan yang diinginkan. Laporan yang dihasilkan yaitu, presensi karyawan dan

dosen, serta laporan jam kerja serta laporan jam mengajar yang dapat di akses

oleh karyawan dan dosen, kepala bagian, bagian PSDM, dan pimpinan

(54)

Proses yang kedua adalah proses membuat laporan untuk eksekutif. Di

dalam proses ini, data akan diolah sehingga informasi yang didapat akan

mempermudah pengguna, yaitu pimpinan untuk melakukan analisa data.

Informasi yang dihasilkan akan mengeluarkan nilai berupa persentase dan juga

menampilkan data-data tersebut dalam bentuk chart atau diagram.

In

Gambar

Tabel 2.3 Perbedaan Antara Data Warehouse Dan Data Mart Menurut Tsai
Gambar 2.5 Arsitektur Independent Data mart
Gambar 3.5 Context Diagram Rancang Bangun Pelaporan Presensi Karyawan
tabel fakta, dan membuat rancangan cube  itu sendiri.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Samwil, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 13 Agustus 2010 mengajukan surat Nomor 034/PHPU/AWK/VIII/2010 perihal Permohonan Keberatan Terhadap Rekapitulasi

Ide/pemikiran yang dimiliki oleh seseorang jika tidak ditulis dan di share ke orang lain, maka ide/pemikiran tersebut akan sirna dengan sia-sia, padahal mungkin

Dari hasil evaluasi terhadap sistem pelatihan dan pengembangan SDM koperasi yang dilaksanakan oleh LAPENKOP saat ini, dapat dinyatakan bahwa sistem pelatihan dan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhana Wata’ala atas rahmat yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis yang

Auditor senior haruslah memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai bagaimana membangun dan menggunakan alat ini (semesta audit) dan auditor junior haruslah memiliki pemahaman

Dalam program kewirausahaan ini penulis menggunakan ikan tenggiri, tuna, tongkol, udang ronggeng dan cumi-cumi sebagai bahan dasar pembuatan bakso sari laut aneka rasa.. Terlebih

Waktu antri sebelum mendapatkan pelayanan bervariasi. 33% pasien yang disurvey menyatakan hanya menunggu 5 menit sebelum diperiksa, namun 41,7% mengaku harus menunggu hingga

Berdasarkan pertimbangan bahwa peta Annex I sudah dikonsultasikan dan diterima oleh pemerintah Siam pada 1908 dan tidak pernah ada keberatan yang diajukan terhadap peta