• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Karya Tulis tentang Jawa Barat t

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peranan Karya Tulis tentang Jawa Barat t"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Peranan Karya Tulis tentang Jawa

Barat terhadap Peningkatan

Gerakan Ngamumule Budaya Jawa

Barat

Oleh : Ir. Jumari Haryadi

Aktivitas menulis sebenarnya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, terutama sejak booming penggunaan handphone dan gadget melanda Indonesia. Apalagi dengan maraknya penggunaan sosial media seperti facebook dan Twitter yang diikuti berbagai media sosial lainnya, kegemaran menulis seolah-olah sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Sehari saja tidak menulis, rasanya ada sesuatu yang kurang dalam hidup ini.

Sayangnya kebiasaan menulis yang sedang melanda berbagai lapisan masyarakat ini masih sebatas menulis sms, bbm, atau menulis status di Facebook atau Twitter. Belum banyak orang yang mengembangkan tulisannya, minimal dalam bentuk artikel. Padahal, minat baca dan masyarakat di media sosial sudah semakin meningkat.

Saat ini pengguna telepon seluler (ponsel) di Indonesia sudah mencapai 270 ribu orang (sumber : Menkominfo). Sementara itu, menurut data yang dilansir dari Webershandwick, sebuah perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa komunikasi, terdapat sekitar 65 juta pengguna Facebook (FB) di Indonesia dan sebanyak 33 juta pengguna aktif per harinya. Bahkan Indonesia termasuk pemakai media sosial FB nomor 4 di dunia, setelah USA, Brazil dan India.

Sedangkan pemakai Twitter di Indonesisa berdasarkan data PT Bakrie Telecom berjumlah 19,5 juta orang. Indonesia menempati peringkat 5 pengguna Twitter terbesar di dunia. Posisi Indonesia hanya kalah dari USA, Brazil, Jepang dan Inggris

(2)

Google+ 3,4 juta pengguna dan Linkedlin 1 juta pengguna (sumber : Kominfo).

Menyimak data diatas sangat jelas sekali betapa aktivitas online di dunia maya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari masyarakat Indonesia dan hal ini tentu sangat berperan penting bagi penyebaran informasi. Oleh sebab itu sudah selayaknya kalau kemajuan dibidang teknologi informasi juga sebaiknya diiringi dengan kemauan oleh penggunanya untuk memanfaatkan sebaik-baiknya demi kemajuan bangsanya. Salah satu cara membangun bangsa yaitu dengan membuat karya tulis yang bermutu dan bermanfaat.

Tujuan Menulis

Ada sebagian orang yang menganggap pekerjaan menulis itu berat dan membosankan. Pendapat itu tentu bukan tanpa alasan. Mereka umumnya bingung harus menulis apa dan untuk apa tulisan yang akan dibuatnya.

Jika orang menulis tanpa tujuan, tentu saja hasilnya akan sulit dan dijamin hambar dan tidak bernilai. Menulis harus mempunyai tujuan yang jelas, ibarat kita bicara, maka jangan bicara asal bicara melainkan bicara yang ada manfaatnya. Menulis pun seperti itu. Menulis harus mempunyai tujuan yang jelas dan mempunyai perencanaan yang jelas pula.

Paling tidak, terdapat 4 tujuan mengapa orang menulis, yaitu :

1.Memberikan informasi

Menulis bertujuan untuk menginformasikan segala sesuatu, baik berupa fakta, data maupun peristiwa, termasuk pendapat atau pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa. Maksudnya adalah agar pembaca mendapat pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang ada maupun yang terjadi di dunia ini.

(3)

Seorang penulis bisa membujuk pembaca agar mendukung pemikirannya. Caranya yaitu dengan menulis sesuatu yang menarik, dilengkapi dengan data yang meyakinkan, akrab, bersahabat, mudah dicerna serta menggunakan gaya bahasa yang persuasif.

3.Mendidik

Pembaca bisa belajar dan mengambil manfaat dari tulisan yang dibacanya. Oleh sebab itu, tulisan yang baik juga bertujuan mendidik pembaca agar bisa bertambah pengetahuannya sehingga bertambah cerdas dan pada akhirnya akan menentukan perilaku seseorang. Kebanyakan orang yang berpendidikan cenderung sikapnya lebih terbuka, berpikir rasional, penuh toleransi dan lebih menghargai pendapat orang lain.

4.Menghibur

Menulis juga bertujuan untuk menghibur pembacanya. Tulisan yang “ringan” dan “renyah” seperti misalnya cerita dan pengalaman lucu bisa menjadi bahan bacaan yang menghibur. Tulisan semacam ini bisa menghilangkan stress atau kepenatan setelah seharian sibuk bekerja.

Disamping itu, Syafie’ie (1988:51-52) berpendapat bahwa tujuan menulis itu dapat : 1) Mengubah keyakinan pembaca; 2) Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca; 3) Merangsang proses berpikir pembaca; 4) Menyenangkan atau menghibur pembaca; 5) Memberitahu pembaca; dan 6) Memotivasi pembaca.

(4)

Mengapa Kita Harus Menulis

Salah satu cara agar kegiatan menulis bisa berjalan dengan baik dan lancar, maka kita harus mempunyai komitmen yang kuat terhadap rencana menulis tersebut. Komitmen yang kuat bisa tercipta jika kita mempunyai motivasi dalam menulis. Artinya, kita harus mempunyai alasan mengapa kita harus menulis. Jika alasan itu begitu kuat dan bisa mendorong semangat kita menulis, maka aktivitas menulis menjadi mudah dan lancar.

Setiap orang tentu mempunyai alasan yang berbeda-beda dalam menulis. Alasan ini yang menentukan apakah seseorang itu nantinya akan menjadi penulis biasa-biasa atau menjadi penulis besar. Ada beberapa alasan mengapa seseorang itu mau menulis, diantaranya adalah :

1. Berbagi ide/pemikiran.

Ide/pemikiran yang dimiliki oleh seseorang jika tidak ditulis dan di share ke orang lain, maka ide/pemikiran tersebut akan sirna dengan sia-sia, padahal mungkin saja ide/pemikiran tersebut bisa membantu menyelesaikan masalah orang lain, sehingga bermanfaat.

Menuliskan ide/pemikiran juga bisa membantu orang lain bertambah wawasannya. Tulisan yang dipulikasikan akan dibaca oleh orang banyak sehingga manfaatnya semakin luas. Banyak media yang bisa menampung tulisan kita, misalnya di blog, website, media sosial (Twitter, Facebook), surat kabar, majalah, tabloid dan sebagainya. Jika memungkinkan ide/pemikiran bisa dibuat lebih mendalam dalam bentuk buku.

2. Mencegah serta menghilangkan stress.

(5)

Ketika kita sedang dilanda masalah, menuliskan perasaan hati kita bisa membuat beban yang ada di dada menjadi berkurang. Bisa kita bayangkan kalau memendam masalah dan tidak ada media untuk menyalurkannya, maka beban pikiran tersebut membuat kita stress.

3. Mengisi waktu luang.

Sebagian orang begitu sibuknya bekerja sampai merasa kekurangan waktu, tapi disisi lain banyak juga orang yang menyia-nyiakan waktunya. Bagi orang yang senang bekerja dan tidak mau membuang waktunya dengan percuma, maka aktivitas menulis bisa dijadikan cara untuk mengisinya. Banyak hal yang bisa ditulis, misalnya menulis tentang sesuatu yang menjadi hobinya, menulis tentang kisah percintaan sahabatnya ketika masih remaja, menulis tentang kisah sukses tetangganya dan lain sebagainya.

Seorang ibu rumah tangga yang pekerjaan sehari-harinya mengurus rumah dan anak-anaknya, bisa memanfaatkan waktu luangnya dengan menulis. Banyak ibu-ibu rumahan alias ibu rumah tangga yang kreatif memanfaatkan waktu luangnya dengan berbagai aktivitas positif, misalnya membuat kerajinan rumah tangga dari bahan-bahan bekas yang bisa didaur ulang, berjualan pulsa, berjualan makanan jajanan atau menjadi seorang penulis.

4. Mencari uang.

Profesi penulis tidak berbeda dengan profesi lainnya, jika dijalankan dengan serius bisa menghasilkan uang yang tidak sedikit. Memang, kebanyakan orang menempatkan aktivitas menulis hanya sekedar hobi atau sebagai penghasilan tambahan, tetapi jika benar-benar ditekuni bisa menghasilkan uang yang banyak dan tidak kalah menarik dengan profesi lainnya.

(6)

menjadi penulis artikel di blog, website atau media massa, tetapi Anda bisa mengembangkannya lebih jauh. Misalnya Anda bisa mengembangkan diri sebagai Co Writer (penulis Pendamping), Ghost Writer (Penulis bayangan), Penulis buku biografi, penulis konten (untuk iklan), penulis artikel, penulis buku, editor buku, dan lain sebagainya.

5. Menjadi terkenal.

Menjadi terkenal karena menulis, kenapa tidak ? Jangan Anda pikir hanya dengan menjadi artis, pengusaha atau pejabat saja yang bisa membuat Anda terkenal, menjadi sorang penulis pun bisa menjadi diri Anda terkenal. Jadi wajar saja jika ada orang yang menulis dengan tujuan ingin menjadi orang terkenal.

Kita bisa melihat beberapa penulis ternama seperti Gola Gong, Andrea Hirata, Ayip Rosidi, Rosihan Anwar, Dewi Lestari, Pramoedya Ananta Toer, Raditya Dika, Habiburrahman El Shirazy, Mira W., Agner Davonar, Agnes Jessica, Asma Nadia dan masih banyak lagi lainnya. Mereka adalah penulis dari berbagai generasi yang sukses dan terkenal.

6. Sebagai media sosial

Jika ada orang yang menulis dengan tujuan sosial itu bisa dimaklumi, karena melalui tulisan kita bisa berbuat sesuatu untuk orang banyak. Tulisan yang baik bisa menginspirasi orang untuk berbuat kebaikan. Jika kita menulis dan memberikan manfaat positif bagi pembaca maka tulisan tersebut dari sisi sosial bisa mengubah sudut pandang masyarakat menjadi lebih baik. Agama mengajarkan kita untuk berbuat kebaikan, maka melalui tulisan, kita bisa menyebarkan virus kebaikan, misalnya dengan menulis tentang bagaimana agar masyarakat tidak bertindak anarkis dan bisa menghargai agama orang lain, menghargai perbedaan pendapat dan lain sebagainya.

(7)

yang juga dikenal dengan julukan Kyai Mbeling ini, menulis bukanlah untuk menempuh karir sebagai penulis, melainkan untuk keperluan-keperluan sosial.

7. Menulis juga merupakan sarana komunikasi.

Setiap orang pasti sering berkomunikasi, tentu saja komunikasi yang sering dilakukan adalah melalui mulut (berbicara). Berkomunikasi juga bisa dilakukan dengan cara tertulis. Tentu saja ada perbedaan anatar berkomunikasi secara verbal (bicara) dan lisan (melalui tulisan). Meskipun keduanya merupakan aktivitas berkomunikasi yang bertujuan menyampaikan sesuatu kepada orang lain, tetapi menulis mempunyai keunikannya sendiri.

Jika kita ingin menyampaikan sesuatu kepada orang lain secara langsung, bisa saja kita merasa malu atau segan sehingga jika dipaksakan hasilnya bisa tidak sesuai dengan harapan. Berkomunikasi langsung memiliki kendala atau hambatan tersendiri yaitu kepercayaan diri, sehingga kadang-kadang ketika bicara, karena gugup dan tidak pede, hasilnya malah tidak sesuai dengan rencana, bahkan bisa berakibat fatal.

Lain halnya jika kita menyampaikannya melalui tulisan. Kata demi kata yang kita susun bisa kita ubah sedemikian rupa jika tidak menarik, sehingga sebelum disampaikan kepada orang yang dituju, tulisan tersebut yang merupakan buah pikiran kita bisa mengalami beberapa kali dibaca ulang dan direvisi sehingga hasilnya lebih maksimal. Ketika tulisan disampaikan pun kata-kata yang ada tidak mungkin berubaha seperti halnya ketika bicara langsung secara lisan. Kita juga tidak perlu nervesu ketika bahan pikiran tersebut sampai kepada orang yang kita tuju.

8. Merekam sejarah.

(8)

bumi ini, dan semuanya hanya mengandalkan ingatan saja. Maka ketika orang yang berilmu itu meninggal, maka ilmu yang ada diotaknya juga akan terbawa ke liang kubur.

Menulis berarti merekam sejarah. Apa saja yang kita tulis bisa menjadi pelajaran berharga bagi generasi yang akan datang. Oleh sebab itu tulisan yang kita buat sekarang bisa abadi sepanjang naskah tersebut diabadikan dalam bentuk media seperti buku atau bisa juga secara elektronik dengan menyimpannya di internet. Melalui tulisan, ketika kita sudah tiada, maka kita bisa meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi generasi mendatang.

9. Tuntutan pekerjaan.

Tidak semua tujuan menulis dilakukan dengan hati (ikhlas), namun ada juga orang menulis karena terpaksa alias karena tuntutan pekerjaan. Misalnya orang yang bekerja sebagai petugas administrasi, sekretaris, karyawan kantor dan lain sebagainya. Tentu tidak semua orang yang bekerja pada bagian tersebut dianggap bekerja tanpa hati, tapi kebanyakan memang dilakukan tidak dengan semangat yang tinggi dan kreatif, melainkan hanya sekedar menyelesaikan kewajiban atau tanggung jawab semata.

Orang-orang dengan profesi tersebut, umumnya kurang kreatif dalam menulis, karena setiap hari terbiasa mengerjakan pekerjaan rutin menulis sesuatu yang sudah baku dan monoton dengan tulisan-tulisan resmi yang sudah memiliki gaya dan pola tertentu. Tidak ada keinginan dan keberanian dalam dirinya untuk berani melakukan perubahan karena akan dianggap melanggar aturan. Akhirnya penulis di tingkatan ini kurang begitu berkembang.

10. Menulis karena hobi.

(9)

akan rela mengeluarkan uang dan melakukan perjalanan jauh untuk sekedar melampiaskan hobinya memancing. Padahal kalau dipikir, hasil memancingnya mungkin tidak sebanding dengan uang yang dikeluarkannya. Kepuasaaan batin memang tidak bisa dinilai dengan uang.

Nah, begitu juga dengan orang yang hobi menulis. Apapun akan dilakukannya yang penting dia bisa menulis. Aktivitas menulis baginya merupakan suatu kesenangan. Maka, dia rela menulis apa saja yang menurutnya asik ditulis, tanpa memikirkan apakah tulisan itu menghasilkan uang atau tidak, bermanfaat atau tidak yang penting dia bisa menulis. Tentu saja kalau menulis yang baik-baik akan berdampak positif bagi siapa saja yang membacanya. Orang yang hobi menulis biasanya mempunyai blog pribadi untuk menyalurkan ide/gagasannya dalam menulis.

Seseorang yang hobi menulis bisa menulis sepanjang waktu, tidak ada istilah mood atau tidak mood dalam kamus hidupnya. Baginya menulis itu seperti berbicara, maka sepanjang dia punya banyak ide dan senang berbicara, maka jari-jemarinya akan dengan cepat beralih fungsi menggantikan mulutnya sebagai media komunikasi. Penulis tingkatan ini sebagian besar waktunya digunakan untuk menulis, baik menulis hal-hal fiksi maupun nonfiksi.

11. Menulis karena panggilan hidup.

(10)

melalui lisan memiliki keterbatasan, tetapi melalui tulisan akan lebih efektif, praktis dan ekonomis.

Menulis karena panggilan hidup mempunyai makna yang sangat tinggi, karena tujuan menulis bukan hanya sekedar mencari ketenaran, mencari uang atau urusan duniawi semata, melainkan lebih mengarah ke alam spiritual, yaitu menulis demi berjuang untuk kebaikan umat manusia. Jika sudah sampai pada level ini, maka menulis menjadi pekerjaan yang menyenangkan karena dilakukan dengan hati yang ikhlas demi kepentingan orang lain.

Menulis Itu Mudah

Banyak orang yang merasa sulit ketika harus membuat sebuah tulisan yang formal, misalnya menulis artikel. Padahal kebiasaan menulis, seperti menulis sms, bbm-an atau membuat status di media sosial sudah biasa mereka lakukan. Lantas apa sebenarnya yang menjadi masalahnya ?

Pada dasarnya menulis itu sebenarnya pekerjan yang sangat mudah dan menyenangkan, bahkan sama mudahnya dengan berbicara. Apalagi jika dilakukan dengan sepenuh hati, sehingga tulisan yang dihasilkan juga mengalir seperti air yang turun dari tebing ke bawah bukit, lancar tanpa hambatan.

Tulisan yang baik biasanya juga dihasilkan dari penulis yang menulis dengan ikhlas, tanpa beban dan mempunyai pengetahuan yang baik pula.

Tulisan akan mudah dibuat jika kita sudah mempunyai perencanaan yang matang. Misalnya sudah menyiapkan tema apa yang akan ditulis, jenis tulisannya, menentukan outlinenya, gaya penulisannya, untuk siapa tulisan tersebut dibuat, kapan harus selesainya dan sebagainya.

(11)

terjadi hambatan. Apa lagi jika penulis tidak mempunyai motivasi yang kuat, sehingga tulisan yang sudah dibuat bisa berhenti ditengah jalan.

Menulis akan terasa sulit ketika kita hanya terjebak memikirkan aturan penulisan yang baik dan benar, bukan pada isi atau materi tulisannya sendiri. Oleh sebab itu kita harus bisa mengatasi hambatan menulis (writing block) yaitu salah satu caranya dengan mengubah mind set (cara berpikir) kita. Artinya, jika anda mau pandai menulis, ya harus rajin menulis. Kalau anda mau mulai menulis, lupakan dulu segala aturan menulis yang ada atau yang pernah anda pelajari, lalu mulailah menulis apa saja yang anda pikirkan. Revisi dan editing dilakukan belakangan setelah semua materi yang anda ingin tulis sudah tumpah atau tertuang dalam bentuk tulisan.

Salah satu hambatan orang menulis juga karena kurang atau tiak adanya motivasi menulis. Hal ini bisa disebabkan karena mereka kurang memahami alasan dan manfaat menulis. Jika mereka sudah memahami apa saja alsana orang menulis dan betapa besar manfaat menulis, maka hal ini bisa menjadi motivasi bagi dirinya untuk menulis.

Menulis Seputar Jawa Barat

Jika anda suka menulis, mengapa tidak mencoba menulis tentang seputar Jawa Barat. Banyak hal yang bisa anda tulis, misalnya tentang keindahan alamnya, kebiasaan masyarakat di pedesaaan, cerita rakyat atau legenda tentang Jawa Barat, aktivitas penduduk di perkotaan, aktivitas pemuda, organisasi kemasyarakatan, keanekaragaman jenis makanannya, berbagai komunitas, pertanian dan perkebunan, bangunan peninggalan bersejarah, tempat-tempat wisata alam dan wisata religi, Bahasa Sunda, kaulinan barudak dan masih banyak lagi lainnya.

(12)

akan mudah memahami budaya yang ada di daerah kelahirannya sehingga bisa mencintai dan mau terlibat ikut andil dalam melestarikannya.

Tulisan ringan bisa dibuat dalam bentuk artikel atau feature. Misalnya tulisan tentang objek wisata alam, jika ditulis dengan lengkap dan menarik, bisa membuat pembaca ingin datang ke lokasi tersebut. Semakin banyak tulisan yang mengangkat tentang objek wisata tersebut dari berbagai sudut pandang, disamping menambah wawasan bagi pembaca, juga bisa meningkatkan arus wisatawan yang datang ke lokasi tersebut. Dampaknya, ekonomi di daerah tersebut semakin menggeliat dan objek wisata tersebut semakin dikenal.

Anda juga bisa menulis dalam bentuk buku, misalnya buku panduan untuk berwisata ke kota Bandung. Anda bisa menulis tentang sejarah kota Bandung, adat istiadatnya, lokasi hotel, tempat hiburan, tempat jajanan, jadual pementasan pertunjukan seni dan budaya, taman kota, kebun binatang, lokasi bangunan atau gedung bersejarah dan sebagainya. Buku tersebut bisa dibuat dalam tiga bahasa, yaitu Indonesia, Sunda dan Inggris. Selain berfungsi sebagai media informasi bagi wisatawan lokal dan mancanegara, buku tersebut juga berfungsi sebagai catatan sejarah bagi generasi yang akan datang.

Selain itu Anda juga bisa menulis cerita rakyat atau legenda Jawa Barat dari sisi yang lain. Misalnya kisah Sangkuriang, Kamandaka Si Lutung Kasarung, Legenda Situ Bagendit, Asal mula Kota Cianjur, Ki Rangga Gading, Legenda Karang Nini dan Bale Kambang, Mundinglaya Dikusumah, Legenda Dewi Padi, Asal-usul Talaga Warna, Asal Nama Kota Bandung dan sebagainya. Dalam cerita yang ditulis bisa disisipkan adat istiadat masyarakat pada zaman itu, sehingga pembaca bisa mengetahui dan mempelajarinya.

(13)

Dengan menulis tentang tari topeng, anda sudah melestarikan budaya daerah, karena tulisan tersebut bisa menjadi bahan pembelajaran bagi generasi muda.

Jawa Barat juga memiliki kerajinan batik, misalnya Batik Pesisiran, Batik Keratonan dan Batik Trusmi asal Cirebon, Batik Garut atau Garutan asal Garut, Batik Tasikan, Batik Karajinan (Wurug) dan Batik Sukaraja/Sukapura asal Tasikmalaya, Batik Ciamisan asal Ciamis, serta Batik Dermayon dan Batik Paoman asal Indramayu. Menulis tentang sejarah batik tersebut berikut cara membuatnya, disamping menambah pengetahuan sekaligus melestarikan warisan leluhur.

Tidak ada salahnya juga menulis tentang sejarah kerajaan yang pernah ada di tatar sunda. Konon ada belasan kerajaan dan kesultanan di Tatar Sunda, di antaranya Kesultanan Sela Cau, Galuh Pakuan, Galuh Agung, Galuh Kawali, Banten, Pakuan, Pajajaran, Sumedang Larang, Kanoman, dan Cirebon. Mengangkat tulisan tentang sejarah akan membangkitkan semangat menghargai warisan leluhur nenek moyang orang Sunda sekaligus mengingatkan anak muda agar tidak melupakan sejarah nenek moyangnya.

Cepat atau lambat, seni dan budaya peninggalan nenek moyang kita akan punah kalau generasi muda yang dilahirkan di Tatar Sunda (Pasundan) Jawa Barat ini tidak peduli dan ngamumule warisan nenek moyangnya. Sudah seharusnya sebagai orang yang lahir dan dibesarkan di Tatar Sunda, kita harus peduli dan mau melestarikannya untuk generasi yang akan datang. Hal itu bisa dilakukan dengan cara yang murah dan mudah yaitu melalui karya tulis.

(14)

Adanya ancaman kepunahan terhadap seni dan budaya Sunda itu bukan isapan jempol belaka. Derasnya budaya asing yang masuk ke Indonesia, khususnya di Jawa Barat sangat sulit dibendung. Hal ini tentunya tidak terlepas dengan arus informasi yang begitu cepat sebagai akibat dari perkembangan teknologi komunikasi.

Salah satu cara agar kita bisa melaju derasnya budaya asing adalah dengan menulis tentang budaya Jawa Barat yang begitu indah dan penuh dengan nilai-nilai luhur. Melalui tulisan kita harapkan bisa memberikan informasi yang berimbang, sehingga masyarakat luas bisa mengambil manfaatnya serta mau mencintai budayanya sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

45 Tanah SLTA/SMA Negeri 14 Iskandar Muda Kota Banda Aceh Jl.. Rama

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan tentang dokumentasi keperawatan dengan sikap perawat dalam

Seiring dengan bergulirnya era otonomi daerah yang ditandai dengan keluarnya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan

Analisis data menggunakan analisis univariat, dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square square untuk melihat ada tidaknya perbedaan pengetahuan dan sikap

3.4 Mencermati kosakata dalam tek s tentang konsep ciri-ciri, keb utuhan (makanan dan tempat h idup), pertumbuhan, dan perke mbangan makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat ya

Persepsi dan tingkat penerapan teknologi baru didekati dengan m em bagi petani kedalam 2 (dua) kelom pok yaitu (1) kelom pok petani biasa, (2) kelom pok petani Insus, Supra lusus dan

Perairan hutan bakau SegaraAnakan rnerupakan ekosistem yang sedang berubah karena seditnen- tasi yang tinggi sejak tahun 1980, dan telah mengakibatkan pendangkalan

Memanggil mesyuarat untuk berbincang dan membuat penyelarasan untuk menggubal soalan dan mengagihkan tugas memeriksa kertas antara guru-guru yang mengajar dalam kelas yang