• Tidak ada hasil yang ditemukan

148 PENGARUH SIMULASI PERMAINAN ULAR TANGGA GenRe TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG TRIAD KRR (SEKSUALITAS, HIV DAN AIDS, NAPZA) DI SMPN 1 TANJUNG MORAWA TAHUN 2016 Niasty Lasmy Zaen1 , Asfriyati2 , Tukiman2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "148 PENGARUH SIMULASI PERMAINAN ULAR TANGGA GenRe TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG TRIAD KRR (SEKSUALITAS, HIV DAN AIDS, NAPZA) DI SMPN 1 TANJUNG MORAWA TAHUN 2016 Niasty Lasmy Zaen1 , Asfriyati2 , Tukiman2"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

148

PENGARUH SIMULASI PERMAINAN ULAR TANGGA GenRe TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG

TRIAD KRR (SEKSUALITAS, HIV DAN AIDS, NAPZA) DI SMPN 1 TANJUNG MORAWA TAHUN 2016

Niasty Lasmy Zaen 1, Asfriyati 2 , Tukiman 2

1Alumni Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 2Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Giving information about sexuality is important, especially in adolescents who are in active social potency. The purpose of the research was to analyze the influence of Snakes and Ladders Simulation on adolescents’ knowledge and attitude toward TRIAD KRR (Sexuality, HIV asnd AIDS, NAPZA) AT SMPN 1, Tanjung Morawa, in 2016.

The research used quasi experiment method with non equivalent control group design. The population was all Grade VII students who were not the management and members of PIK-R and had not yet participated in PIK-R activity with Snakes and Ladders GenRe Simulation. The samples were 30 respondents in case group and control group. The data were analyzed by using chi square test and Wilcoxon test..

The result of the research, using chi square test, showed that there was no difference in knowledge before the intervention in the case group and in the control group, but there was the difference in knowledge after the intervention in both groups, and there was no difference in attitude before and after the intervention in both groups. The result of Wilcoxon test showed that there was the influence of Snakes and Ladders GenRe simulation on knowledge, but there was influence of Snakes and Ladders GenRe simulation on attitude.

It is recommended that the school management develop PIK-R program by using Snakes and Ladders GenRe simulation and the management of BKKBN of Deli Serdang Regency increase TRIAD KRR program, especially about Snakes and Ladders GenRe simulation.

Keywords: Snakes and Ladders GenRe Simulation, Knowledge, Attitude, Triad KRR

JURNAL STIKNA

(2)

Zaen N.L., dkk./Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 148-157 PENDAHULUAN

Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Padahal pada masa remaja informasi tentang masalah seksual sudah seharusnya mulai diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau dari sumber-sumber yang tidak jelas bahkan keliru sama sekali. Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting terlebih lagi mengingat remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktifitas seksual mereka sendiri. Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan, seringkali remaja sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual terlebih lagi jika harus menanggung risiko dari hubungan seksual tersebut (Syafrudin, 2011).

Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) merupakan program dari hasil penjabaran misi program Keluarga Berencana Nasional, yaitu mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas sejak dini dalam rangka menciptakan keluarga berkualitas. Remaja merupakan anggota atau bagian dari suatu keluarga. Program KRR bertujuan untuk membantu remaja agar memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap, dan perilaku kehidupan yang sehat dan bertanggung jawab melalui

promosi, advokasi, komunikasi informasi edukasi, konseling, pelayanan, dan dukungan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat positif (Priyanto, 2009).

Salah satu program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mengatasi masalah-masalah remaja diantaranya melalui Pembentukan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK Remaja/Mahasiswa) yang merupakan suatu wadah kegiatan program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang kependudukan dan KB. Remaja diharapkan dapat menjadi Generasi Berencana (Genre), yaitu generasi yang dapat menunda usia perkawinan, berprilaku sehat, terhindar dari resiko TRIAD KRR (seksualitas, HIV, AIDS dan Napza). Kemudian bercita-cita mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera dan menjadi contoh bagi teman sebayanya (BKKBN, 2012).

Beberapa bentuk metode pendidikan kesehatan yang sering dilakukan misalnya penyuluhan atau ceramah, namun kenyataannya metode ini belum memberikan kontribusi pengetahuan yang memadai bagi siswa/i dan cenderung membosankan. Oleh karena itu, perlu dilakukan metode lain seperti simulasi permainan, hal ini cenderung dinilai lebih bermuatan, karena sifatnya tidak monoton dan langsung berdasarkan analisis kasus, dan melibatkan objek secara menyeluruh dan aktif.

(3)

Zaen/Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 148-157 perkembangan yang utuh, baik fisik,

intelektual, sosial, moral dan emosional. Menurut pendapat beberapa ahli menyimpulkan definisi permainan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh beberapa anak untuk mencari kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadian anak dan membantu anak mencapai perkembangan fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional (Hariyanto, 2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli (2012) kepada pengurus PIK R SMA di kota Makassar terdapat pengaruh metode simulasi permainan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Veronica (2009) di Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pencawan Medan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap guru setelah diberi perlakuan dengan simulasi permainan tentang kesehatan reproduksi remaja.

SMP Negeri 1 Tanjung Morawa merupakan salah satu sekolah yang dipilih BKKBN dalam menjalankan kegiatan PIK R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) yang dimulai pada tahun 2011. Pengembangan kegiatan PIK R di SMPN 1 Tanjung Morawa dilaksanakan dengan melibatkan peran pendidik sebaya dibawah pengawasan guru bimbingan dan konseling agar siswa/i mendapatkan informasi yang benar dari teman sebaya disekitarnya sebagai salah satu orang terdekat dengan siswa/i. Siswa/i yang turut ikut serta menjadi pendidik sebaya di pilih berdasarkan kelas masing-masing. Pelaksanaan kegiatan PIK R di luar sekolah

diantaranya pembekalan informasi dari BKKBN dan pelaksanaan kegiatan PIK R di sekolah berupa penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh pendidik sebaya. Namun, kegiatan penyuluhan yang dilakukan selama ini di sekolah belum sepenuhnya dapat menambah pengetahuan dan merubah sikap siswa/siswi khususnya mengenai TRIAD KRR.

Survei pendahuluan yang dilakukan bahwa dari 10 orang siswa/i 6 diantaranya tingkat pengetahuan kurang tentang TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA), serta 10 orang siswa memiliki sikap tidak setuju mengenai perilaku seks pranikah dan merokok. Namun faktanya masih ditemukan kasus siswa/i yang pacaran dengan melakukan aktivitas seks pra nikah, siswi yang menikah pada usia muda, dan siswa yang merokok seusai jam pelajaran sekolah.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Pengaruh Simulasi Permainan Ular Tangga GenRe Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA) di SMPN 1 Tanjung Morawa Tahun 2016”.

METODE PENELITIAN

(4)

Zaen/Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 148-157 terdiri dari dua kelompok yaitu

kelompok kontrol dan kelompok kasus dengan tidak dilakukan secara random atau acak. Kelompok kontrol terdiri dari 30 orang, dan kelompok kasus juga terdiri dari 30 orang.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan pemberian kuesioner kepada responden sebelum dan sesudah dilakukan simulasi permainan ular tangga GenRe kepada kedua kelompok baik kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Analisis data menggunakan analisis univariat, dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square square untuk melihat ada tidaknya perbedaan pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol dan uji wilcoxon untuk melihat pengaruh simulasi permainan ular tangga GenRe terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang TRIAD KRR sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis univariat, pengetahuan sebelum intervensi pada kelompok perlakuan paling banyak dalam kategori cukup yaitu 20 orang (66,7%), dan sesudah intervensi paling banyak dalam kategori baik yaitu 20 orang (66,7%). Sikap sebelum ntervensi pada kelompok perlakuan semua dalam kategori sikap negatif sebanyak 30 orang (100,0 %), dan sesudah intervensi paling banyak dalam kategori sikap negatif yaitu 24 orang (80,0%). Pengetahuan sebelum intervensi pada kelompok kontrol paling banyak dalam kategori cukup yaitu 13 orang (43,3%), dan sesudah intervensi paling banyak dalam kategori cukup yaitu 14 orang (46,7%). sikap sebelum ntervensi

pada kelompok kontrol paling banyak dalam kategori sikap negatif sebanyak 27 orang (90,0%), dan sesudah intervensi paling banyak dalam kategori sikap negatif yaitu 28 orang (93,3%).

Berdasarkan analisis bivariat, sebagian besar pengetahuan dalam kategori cukup yaitu 33 responden (55,0%) dimana pada kelompok perlakuan sebanyak 20 responden (66,7%) dan kelompok kontrol sebanyak 13 responden (43,3%). Hasil uji chi-square diperoleh nilai p =0.093 > α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan antara kelompok perlakuan dan kontrol sebelum simulasi permainan ular tangga GenRe. Sebagian besar sikap dalam kategori negatif yaitu 57 responden (95,0%) dimana pada kelompok perlakuan sebanyak 30 responden (100,0%) dan kelompok kontrol sebanyak 27 responden (90,0%). Hasil uji chi-square diperoleh nilai p =0.237 > α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan sikap antara kelompok perlakuan dan kontrol sebelum simulasi permainan ular tangga GenRe.

(5)

Zaen/Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 148-157 Hasil uji wilcoxon untuk

melihat perubahan sikap, dari hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perubahan sikap dari kategori tinggi ke kategori rendah, ada perubahan sikap dari kategori rendah ke kategori tinggi sebanyak 6 responden, dan terjadi kategori yang

tidak berubah sebanyak 24 responden. Hasil uji wilcoxon menunjukkan p (0,014) < α (=0,05). Artinya ada perubahan sikap pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah simulasi permainan ular tangga GenRe (Tabel 1).

Tabel 1. Perubahan Pengetahuan dan Sikap Pada Kelompok Perlakuan Sebelum dan Sesudah Intervensi

Variabel Pengetahuan (post) Perubahan Ranking p.

Cukup Baik N

Pengetahuan (Pre)

Kurang 0 4 Ranking Negatif 2

Cukup 8 12 Ranking Positif 16 0,001*

Baik 2 4 Ties 12

Negatif Positif

Sikap (Pre)

Negatif

Positif 24 0 6 0 Ranking Negatif Ranking Positif Ties

0 6

24 0,014

Hasil uji wilcoxon untuk melihat perubahan pengetahuan, dari hasil analisis menunjukkan bahwa ada perubahan pengetahuan dari kategori tinggi ke kategori rendah sebanyak 4 responden, ada perubahan pengetahuan dari kategori rendah ke kategori tinggi sebanyak 5 responden, dan terjadi kategori yang tidak berubah sebanyak 21 responden. Hasil uji wilcoxon menunjukkan p (0,739) > α (=0,05). Artinya tidak ada perubahan pengetahuan pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah simulasi permainan ular tangga GenRe (Tabel 2).

(6)

Zaen/Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 148-157

Tabel 2. Perubahan Pengetahuan dan Sikap Pada Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi

Variabel Kurang Cukup Pegetahuan (post) Baik Perubahan Ranking n p.

Pengetahuan (Pre)

Kurang 8 3 0 Ranking

Negatif 4

Cukup 2 9 2 Ranking Positif 5 0,739

Baik 0 2 4 Ties 21

Sikap (Pre)

Negatif Positif

Negatif

27 1

Positif

0 2

Ranking Negatif Ranking Positif Ties

1 0 29

0,317

Hasil penelitian diperoleh Sebagian besar pengetahuan dalam kategori cukup yaitu 24 responden (40,0%) dimana pada kelompok perlakuan sebanyak 10 responden (33,3%) dan kelompok kontrol sebanyak 14 responden (46,7%). Hasil uji chi-square diperoleh nilai p =0.000 < α

(0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengetahuan antara kelompok perlakuan dan kontrol sesudah simulasi permainan ular tangga GenRe. Dan sebagian besar sikap dalam kategori negatif yaitu 52 responden (86,7%) dimana pada kelompok perlakuan sebanyak 24 responden (80,0%) dan kelompok kontrol sebanyak 28 responden (93,3%). Hasil uji chi-square diperoleh nilai p =0.254 > α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan sikap antara kelompok perlakuan dan kontrol sesudah simulasi permainan ular tangga GenRe.

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) dengan sendirinya pada waktu penginderaan sehingga

menghasilkan pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2011).

Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan pengetahuan dan sikap adalah dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga menimbulkan kesadaran yang pada akhirnya orang itu akan memiliki sikap yang sesuai dengan pengetahuannya. Salah satu upaya pemberian informasi itu adalah dengan memberikan sebuah simulasi permainan ular tangga GenRe. Simulasi permainan ular tangga GenRe merupakan salah satu cara pemberian informasi melalui suatu jenis permainan dimana dengan permainan yang diikuti dengan pemberian informasi akan menarik perhatian sehingga informasi akan lebih mudah diterima dan pengetahuan akan semakin bertambah.

(7)

Zaen/Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 148-157 diketahui bahwa tidak ada perbedaan

pengetahuan antara kelompok kasus dan kontrol sebelum simulasi permainan ular tangga (p = 0,093), namun setelah dilakukan simulasi permainan ular tangga GenRe terdapat perbedaan pengetahuan antara kelompok kontrol dan kelompok kasus (p = 0,000).

Hasil penelitian dengan menggunakan uji wilcoxon menunjukkan p (0,002) < α (=0,05). Artinya ada perubahan pengetahuan tentang TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA) setelah dilakukan sumulasi permainan ular tangga GenRe. Permainan ular tangga merupakan media penyuluhan efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang Triad KRR pada siswa/i kelas VII di SMPN 1 Tanjung Morawa.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2010) yang dilakukan di SMP Ma’arif NU Tegal pada siswa/i kelas VII dan VII menyatakan bahwa media permainan ular tangga efektif meningkatkan pengetahuan tentang bahaya rokok. Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Burhanudin (2011) yang menyatakan terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi yaitu melalui metode simulasi tentang Perliku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Labibah (2012) menyatakan terdapat pengaruh permainan ular tangga terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Hasil penelitian Probowo (2013) juga menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan mengenai kesehatan

lingkungan sebelum dan sesudah permainan ular tangga.

Menurut Idris (2015) banyak faktor yang menyebabkan ketidakmampuan siswa/i dalam menyerap pengetahuan yang diberikan dan salah satunya dikarenakan dari proses pemberian pengetahuan tidak menarik dan membosankan. Pemberian informasi atau pengetahuan melalui permainan adalah salah satu cara yang dilakukan agar siswa/i merasa tidak bosan dan jenuh.

Permainan simulasi ular tangga Genre akan memudahkan remaja untuk memperoleh informasi karena keterlibatan langsung remaja dalam permainan. Keterlibatan panca indra dalam bermain baik melalui pendengaran dan penglihatan merupakan jalan untuk memudahkan remaja dalam hal menerima informasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Suyatno (2009) yang dikutip oleh Amelia (2010) yang menyatakan bahwa keterlibatan panca indra dalam proses belajar merupakan jalur penerimaan informasi ke otak. Semakin banyak panca indra dilibatkan, semakin banyak informasi yang diterima, dan di sinilah proses belajar terjadi. kelebihan lain dari permainan ular tangga sebagai media belajar yaitu terdapatnya pertanyaan-pertanyaan yang diharapkan responden dapat meningkatkan pengetahuannya dan menimbulkan kerja sama untuk memecahkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

(8)

Zaen/Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 148-157 pengetahuan pada remaja. Kegiatan

simulasi permainan ular tangga merupakan salah satu kegiatan dari program PIK R yang dapat membantu siswa/i memperoleh informasi dan dapat membuat siswa/i lebih termotivasi untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai PIK R.

Permainan ular tangga GenRe merupakan suatu strategi yang dirumuskan oleh BKKBN untuk memberikan informasi mengenai Triad KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS, NAPZA) khususnya kepada remaja agar remaja lebih mudah dalam menerima informasi dan pengetahuan. Dengan penerimaan pengetahuan diharapkan sikap remaja tentang Triad KRR juga berubah kearah yang lebih positif. Namun dapat dilihat dalam penelitian ini simulasi permainan ular tangga yang dilakukan belum dapat sepenuhnya dapat merubah sikap remaja tentang Triad KRR ke arah positif, hal ini dikarenakan karena simulasi permainan ular tangga yang dilakukan baru pertama kali didapatkan oleh remaja sehingga pengetahuan yang diberikan belum sepenuhnya dapat diterima remaja yang diharapkan pengetahuan ini dapat merubah sikap remaja kearah yang positif.

Permainan ular tangga GenRe menggunakan sebuah media dalam bentuk seperti poster berisi gambar dan dalam tiap gambar berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai Triad KRR. Dengan kata lain dalam permainan dipergunakan bantuan alat peraga dimana hal ini akan memudahkan dalam menerima informasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2012) yang menyatakan alat peraga disusun berdasarkan prinsip bahwa

pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak panca indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indra sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah penerimaan pesan. Penerimaan pesan yang baik akan memengaruhi perubahan sikap menjadi lebih baik.

Perubahan sikap kearah yang positif/baik akan berdampak pada bagaimana seseorang akan bertindak. Dengan dilakukannya simulasi permainan ular tangga GenRe tentang Triad KRR diharapkan akan membuka cara berfikir remaja lebih objektif. Simulasi permainan ular tangga GenRe akan mengarahkan remaja untuk mengetahui dengan jelas tentang Triad KRR..

KESIMPULAN

(9)

Zaen/Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 148-157 terhadap pengetahuan dan sikap pada

kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi di SMPN 1 Tanjung Morawa.

SARAN

Disarankan bagi pihak sekolah melalui peran Bimbingan Konseling (BK) agar dapat lebih mengembangkan program PIK-R dengan simulasi permainan ular tangga dengan lebih meningkatkan partisipasi pendidik sebaya untuk lebih giat memberikan informasi kepada remaja tentang Triad KRR.

Bagi pihak BKKBN Kabupaten Deli Serdang untuk lebih meningkatkan program-program mengenai triad KRR khususnya mengenai simulasi permainan ular tangga GenRe dalam hal peningkatan materi bagi pendidik sebaya dan tambahan alat permainan ular tangga GenRe.

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Charina., 2010. Efektifitas Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Siswa Kelas VII dan VII SMP Ma’arif Nu Tegal. http://lib.unnes.ac.id. diakses tanggal 08 Juni 2016.

Burhanudin, Harahap., 2011. Efektivitas Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Tokoh Masyarakat Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga di Wilayah Puskesmas Langga Payung Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan,

http://repository.usu.ac.id. diakses tanggal 09 Juni 2016.

Hariyanto, 2010. Metode Permainan dalam Pembelajaran, http://belajarpsikologi.com/met

ode-permainan-dalam-pembelajaran/, diakses tanggal 15 april 2016.

Idris, Meity., 2015. Strategi

Pembelajaran yang

Menyenangkan. Jakarta: PT. Luxima Metro Media.

Labibah., 2015. Pengaruh Permainan Ular Tangga Modifikasi Terhadap Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak (Studi Terhadap Siswa SD N 4 Tanggungharjo , Kecamatan Grobogan). http://jurnal.unissula.ac.id, diakses tanggal 17 Juni 2016.

Notoatmodjo, Soekidjo., 2011. Kesehatan Masyarakat

(Ilmu dan Seni), Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo., 2012. Metodologi Penelitian

Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

Prabowo, Handi., 2013. Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Kesehatan Lingkungan di Sekolah Dengan Permainan Ular Tangga Pada Siswa SDN 02 Wonoketingal Kabupaten Demak.

http://eprints.dinus.ac.id, diakses tanggal 17 Juni 2016. Priyanto, Agus., 2009. Komunikasi

dan Konseling :Aplikasi Dalam Saran Pelayanan Kesehatan Untuk Perawat dan Bidan, Jakarta : Salemba Medika. Syafrudin., dkk., 2011. Himpunan

Penyuluhan Kesehatan (Pada Remaja, Keluarga, Lansia, dan Masyarakat), Jakarta : Trans Info Media.

(10)

Zaen/Jurnal STIKNA, Vol. 1, No.2 (2017), 148-157 Pengetahuan Dan Sikap Guru

Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009. http://repository.usu.ac.id. diakses tanggal 16 Maret 2016.

Gambar

Tabel 1. Perubahan Pengetahuan dan Sikap Pada Kelompok Perlakuan Sebelum dan Sesudah Intervensi
Tabel 2. Perubahan Pengetahuan dan Sikap Pada Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah Intervensi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tahap ini dilakukan penyebaran kuesioner I kepada sejumlah responden yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan admin layanan SIAKAD di jurusan Teknik Industri

Jumlah persediaan masing-masing jenis bahan baku selama 1 tahun dari bulan.. Januari 2016 –

Adapun kegunaan teoretis dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran dan sumbangan pemikiran bagi masyarakat luas dan dapat digunakan sebagai referensi dan

Contoh konkrit hak Presiden sebagai kepala Negara harus mendapat persetujuan maupun pertimbangan dari Dewan Perwakilan Rakyat maupun Mahkamah Agung, hal ini diatur

Di perairan Dumai hasil tangkapan ikan memiliki berat rata- rata 63.74 dari masing-masing jenis ikan.Dari analisis yang telah didapat nilai keragaman berat spesies

Lahan-lahan yang lokasinya dekat pasar oleh masyarakat digunakan untuk daerah pusat kegiatan ekonomi, yang akan memberikan pendapatan dan nilai sewa yang tinggi untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran Manajemen dalam Pembinaan Akhlak Santri di Pondok Pesantren Ashshirathal Mustaqim Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep

Sehingga nilai bobot akhir tersebut akan menjadi bobot referensi untuk tahap identifikasi pengenalan ucapan huruf vokal.. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap