Bahasa Antara Sosial dan Psikologi A. Pendahuluan
Bahasa terdiri atas unsur-unsur yang tersusun secara teratur. Bahasa bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul secara acak atau tidak beraturan. Bahasa itu sistematis. Di samping itu, dapat pula dinyatakan bahwa bahasa terdiri dari subsistem-subsistem, artinya bahasa bukanlah sistem tunggal. Bahasa terdiri dari beberapa subsistem, yaitu subsistem fonologi, subsistem gramatikal, dan subsistem leksikal.
Psiko-sosiolinguistik merupakan interdisipliner, psikolinguistik dan sosiolinguistik, yang kemudian diterjemahkan lebih luas sebagai penggabungan antara psikologi, sosiologi, dan linguistik. Pemakalah mencoba untuk mengetahui apa yang di maksud dengan ilmu Psiko-sosiolinguistik yang tidak jauh berbeda dengan ranah pembahasan berkaitan dengan bahasa psikolinguistik dan sosiolinguistik.
B. Pembahasan
1. Pengertian, Ruang lingkup dan Kegunaan Psikolonguistik. a. Pengertian Psikolinguistik
Psikolinguistik merupakan interdisipliner yang terdiri dari psikologi dan linguistik.1 Psikolinguistik adalah suatu studi mengenai penggunaan bahasa
dan perolehan bahasa oleh manusia. Dari definisi ini terlihat ada dua aspek yang berbeda, yaitu pertama perolehan yang menyangkut bagaimana seseorang, terutama anak-anak belajar bahasa dan kedua penggunaan bahasa oleh orang dewasa normal.2 Obyek formal psikologi adalah prilaku dan obyek
formal dari linguistik adalah bahasa.3
b. Ruang lingkup Psikolinguistik
1 Nazri Syakur, Proses Psikologik dalam Pemerolehan dan Belajar Bahasa; Seri Psikolinguistik,
(Yogyakarta: Tesis UIN Sunan Kalijaga, 2008), hlm. 6
2 Samsunuwiyati Mar’at, Psikolinguistik suatu pengantar, (Bandung: Refika Aditama, 2011), hlm. 1
Ruang lingkup kajian psikolinguistik adalah : 1) Proses psikologik pemerolehan dan belajar bahasa
2) Proses psikologik penggunaan bahasa di dalam berkomunikasi yang terdiri dari pengungkapan (expression) dan penerimaan (reception).
Untuk membahas dua pokok bahasan tersebut, maka Psikolinguistik membahas persoalan-persoalan yang terkait dengan proses psikologik pemerolehan dan belajar bahasa yang akan meliputi teori pemerolehan dan belajar behavioristik, kognitivistik dan humanistik beserta contoh masing-masing.4
Secara rinci psikolinguistik mempelajari empat topik utama :
1) Komprehensi, yakni, proses-proses mental yang dilalui oleh manusia sehingga mereka dapat menangkap apa yang dikatakan orang dan memahami apa yang dimaksud
2) Produksi, yakni, proses-proses mental pada diri kita yang membuat kita dapat berujar seperti yang kita ujarkan,
3) Landasan biologis serta neurologis yang membuat manusia bisa berbahasa,
4) Pemerolehan bahasa, yakni, bagaimana anak memperoleh bahasa mereka.5
c. Kegunaan Psikolinguistik
Bagian psikolinguistik yang terkait dengan pemerolehan dan belajar bahasa inilah yang dianggap lebih relevan bagi calon guru bahasa asing, karena prinsip-prinsip psikologik yang dapat disarikan dari proses psikologik pemerolehan dan belajar bahasa akan sangat berguna kelak di kala mereka berkecimpung di dalam menggeluti profesinya itu.6
4 Ibid.,hlm. 7
5 Soenjono Dardjowidjojo, Psiko-Linguistik; Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, (Jakarta: Obor, 2003), hlm. 7
6 Nazri Syakur, Proses Psikologik dalam Pemerolehan dan Belajar Bahasa; Seri Psikolinguistik,
Di antara kegunaan atau arti pentingnya prinsip-prinsip psikologik tersebut adalah:
1) Prinsip-prinsip psikologik dapat dimanfaatkan untuk lebih mendayagunakan diri dan lingkungan.
2) Untuk memvariasi strategi-strategi pembelajaran kelas.
3) Untuk menilai dasar psikologik suatu pendekatan, metode, dan prosedur pembelajaran (bahasa) dan kemudian mengembangkannya secara lebih baik.
4) Untuk menilai keserasian unsur-unsur psikologik yang membentuk suatu pendekatan atau metode pembelajaran (bahasa).
5) Memahami prinsip-prinsip psikologik akan memperkuat kebermaknaan dan pemahaman terhadap suatu pendekatan atau metode pembelajaran (bahasa) yang pada gilirannya akan meningkatkan penghayatan pendidikan di kala menggunakannya di dalam pembelajaran.
6) Prinsip-prinsip psikologik yang disarikan dari psikolinguistik dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan teori pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran bahasa.7
2. Pengertian, Ruang lingkup, dan Kegunaan sosiolinguistik a. Pengertian Sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan sangat erat. Maka, untuk memahami apa sosiolinguistik itu, perlu terlebih dahulu dibicarakan apa yang dimaksud dengan sosiologi dan linguistik itu. Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah sosial dalam satu masyarakat, akan diketahui cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bagaimana mereka bersosialisasi , dan menempatkan diri dalam tempatnya masing-masing dalam
masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian, secara mudah dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu dalam masyarakat.8
Abdul Chaer menyimpulkan pendapat dari beberapa tokoh pengertian sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilmu sosiologi, dengan objek penelitian hubungan antar bahasa dengan factor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur. Atau secara lebih oprasional lagi seperti dikatakan Fishman, “..study of who speak what language to whom and when.9 Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa
tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa, sebagaimana dilakukan oleh linguistik umum, melainkan dilihat atau didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia.10
b. Ruang lingkup Sosiolinguistik
Konferensi sosiolinguistik pertama yang berlangsung di University of California, Los Angeles, tahun 1964, telah merumuskan adanya tujuh dimensi dalam penelitian sosiolinguistik. Ketujuh dimensi yang merupakan masalah dalam sosiolinguistik itu adalah :
1) Identitas sosial dari penutur
2) Identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi
3) Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi
4) Analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial
5) Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran
6) Tingkat variasi dan ragam linguistik
8 Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik; Perkenalan Awal, Edisi Revisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 2
7) Penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik11
c. Kegunaan Sosiolinguitik
Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis sangat banyak, sebab bahasa sebagai alat komunikasi verbal manusia, tentunya mempunyai aturan-aturan tertentu. Dalam penggunaannya sosiolinguistik memberikan pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa. Sosiolinguistik dapat kita manfaatkan dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Sosiolinguistik akan memberikan pedoman kepada kita dalam berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus kita gunakan jika kita berbicara dengan orang tertentu.
3. Bahasa Antara Psikologi dan Sosial
Bahasa yang dimaksud di sini adalah Psikososiolinguistik kaitannya dengan psikologi dan sosial.
a. Psikososiolinguistik dengan Psikologi
Psikologi mempelajari gejala-gejala psikis atau psikologis merupakan perwujudan kondisi kejiwaan seorang individu. Oleh sebab itu mempelajari kondisi psikologis seseorang dapat dilakukan dengan cara melihat dan mengamati gejala-gejala yang dimunculkan individu dan terukur. Jadi, psikologi berusaha mempelajari tingkah laku individu sebagai manifestasi kondisi psikis yang dialaminya.12 Adapun objek formal telaah psikologi
adalah manusia, sedangkan objek material telaahnya adalah perilaku.13
Menurut madzhab psikologi seperti yang dikemukakan Sigmund Freud tentang struktur jiwa, psikoanalisa memandang psikis manusia secara vertikal atas-bawah (top-down), dan oleh karena itu madzhab psikologi ini disebut juga dengan Dept Psychology. Berdasarkan cara pandang itu struktur psikis manusia masing-masing dari atas ke bawah adalah kesadaran (conscious),
11 Ibid., hlm, 5-6
12 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 16-17
ambang sadar, atau bawah sadar (preconscious/subconcious) dan tidak sadar (unconcious). Sesuai dengan pembagian jiwa manusia di atas maka perilaku atau gejala-gejala jiwa ada yang bersumber dari wilayah ketidaksadaran dan ada yang bersumber dari wilayah kesadaran. Penelitian terhadap gejala-gejala yang nampak atau kasat mata dan berhenti pada gejala-gejala yang nampak tersebut dan tanpa berusaha menghubungkannya dengan sumbernya telah memunculkan madzhab yang dikenal dengan behaviorisme. Penelitian para pakar psikologi terhadap gejala kognisi, gejala afeksi, gejala konasi, dan gejala campuran telah memunculkan dua madzhab psikologi yaitu
kognitivisme dan humanisme, sedangkan penelitian terhadap gejala jiwa yang bersumber dari ketidak-sadaran telah memunculkan madzhab psikoanalisa.14
Psikososiolinguistik tidak jauh berbeda dengan psikologi yang membicarakan tentang gejala-gejala psikis seseorang dalam mengucapkan suatu bahasa. Terkadang bahasa seseorang satu dan yang lain berbeda-beda karena latar belakang keluarga, lingkungan, sosial dan lain-lain. Maka, ketika seseorang berbicara terkadang kita perlu melihat latar belakang seseorang dari berbagai aspek, sehingga kita mampu memahami bahasa apa yang ia gunakan dan bagaimana kita mampu menyaring ucapan seseorang dengan baik dan benar.
b. Psikososiolinguistik dengan Sosiologi
Sosiologi mempelajari antara lain struktur sosial, organisasi kemasyarakatan, hubungan antar anggota masyarakat, tingkah laku masyarakat. Secara konkret, sosiologi mempelajari kelompok-kelompok dalam masyarakat, seperti keluarga, clan (subsuku), suku, bangsa. Di dalam masyarakat ada semacam lapisan, seperti lapisan penguasa dan lapisan rakyat jelata, atau ada kasta-kasta yang berjenjang, juga dipelajari sosiologi. Tentu saja untuk mempelajari hal-hal semacam kita harus mempunyai data yang
14 Nazri Syakur, Proses Psikologik dalam Pemerolehan dan Belajar Bahasa; Seri Psikolinguistik,
memadai, yang melibatkan banyak orang atau anggota masyarakat. Kita tidak dapat mengatakan susunan keluarga orang Arab adalah begini atau begitu, jika kita hanya mendasarkan pada satu keluarga Arab saja. Begitu pula, kita tidak dapat mengidentifikasikan ciri-ciri pemimpin Arab jika tidak melibatkan sang pemimpin dengan anggota-anggota yang dipimpin. Jadi, sosiologi itu paling tidak berhadapan dengan dua individu dalam masyarakat.15
Psikososiolinguistik yang mempelajari gejala-gejala psikis bahasa dalam hubungan dengan masyarakat, memiliki persamaan dengan sosiologi, dalam arti psikososiolinguistik memerlukan data atau subjek lebih dari satu orang individu. Dalam kajian, keduanya menggunakan metode kuantitatif. psikososiolinguistik juga menggunakan metode sampling (random atau acak), karena kadang-kadang tidak mungkin seluruh anggota masyarakat dilibatkan atau dijadikan subjek atau informan. Dalam kaitan dengan kedua metode itu mustahil psikososiolinguistik juga menggunakan statistik, seperti halnya sosiologi. Dalam mengumpulkan data, baik sosiologi maupun psikososiolinguistik menggunakan wawancara, rekaman, pengumpulan dokumen, dan sebagainya, sedangkan dalam pengolahan data menggunakan metode deskriptif. Namun, kita lihat juga perbedaan antara kedua studi tersebut. Sampai tahap tertentu sosiologi memang menyentuh bahasa, misalnya kalau dia berbicara tentang hubungan antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota yang lain, atau mengidentifikasikan ciri-ciri sebuah kelompok masyarakat yang merupakan suku atau bangsa. Tetapi, tentu juga sosiologi tidak sampai berbicara tentang bahasa itu sampai pada hal yang sekecil-kecilnya, misalnya tentang struktur kalimat. Sosiologi juga tidak akan berbicara tentang ragam atau variasi bahasa yang dipakai oleh seorang pemimpin, misalnya, ketika dia berbicara dengan istri di rumah, dengan tukang sapu di kantor, dengan anggota-anggota kelompoknya di dalam rapat. Sebaliknya, justru psikis ragam bahasa itulah yang menjadi salah satu objek
psikososiolinguistik. Jadi, objek utama sosiologi bukan bahasa, melainkan masyarakat, dan dengan tujuan mendiskripsikan masyarakat dan tingkah laku. Dan objek utama psikososiolinguistik adalah psikis variasi bahasa, bukan masyarakat.
C. Penutup
Psiko-Sosioloinguistik merupakan ilmu relatif baru yang menyangkut psikologi, sosiologi, dan linguistik. Karena itu Psiko-Sosioloinguistik mempunyai kaitan erat dengan ketiga kajian tersebut. Psiko adalah kajian gejala-gejala jiwa/psikis, Sosio -adalah masyarakat, dan linguistik adalah kajian bahasa.
Adapun kaitannya dengan permasalahan bahasa tentunya dari segi psikologi dan sosiologi memiliki keterkaitan yang erat.
Daftar Pustaka
Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik; Perkenalan Awal, Edisi Revisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004)
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004) Chaer, Abdul, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007)
Dardjowidjojo, Soenjono, Psiko-Linguistik; Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, (Jakarta : Obor, 2003)
Mar’at, Samsunuwiyati, Psikolinguistik suatu pengantar, (Bandung: Refika Aditama, 2011)
Sumarsono, Sosiolinguistik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010)