• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gender Dan Pendidikan Dalam Kaca Mata Is (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gender Dan Pendidikan Dalam Kaca Mata Is (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Gender Dan Pendidikan Dalam Kaca Mata Islamic Studies

Ulfah Damayanti

Sekolah Tinggi Agama Islam Jurai Siwo Metro

E-mail : ulfahdamayanti11@gmail.com

Abstrak

Pendidikan adalah suatu bentuk proses perubahan mendasar yang berlaku penting dalam gerakan suatu pembangunan, namun apada buktinya, pendidikan di Negara tercinta kita sekarang ini masih memberikan adar atau derajat yang buruk dan tidak sama atau merata. Pendidikan yang tidak membeda-bedakan dan tidak memihak antar laki-laki maupun perempuan. Permasalahan gender ini terdapat di semua daerah desa yang terpencil yang belum tersedia listrik maupun daerah ibu kota sekalipun yang sudah memiliki fasilitas umum yang baik. Masyrakat beranggapan ger itu sex atau jenis kelamin. Gender dapat berubah-ubah dengan seiringnya waktu berjalan dan berpengaruh besar dalam gender itu sendiri.

Kata kunci : gander dan pendidikan

Abstrak

Education is a fundamental change process form applicable in motion an important development, but apada proof, education in our beloved country today still gives degrees Adar or poor and unequal or uneven. Education does not discriminate and does not take sides between men and women. There are gender issues in all areas outlying villages that have not been provided electricity and capital area despite that already have a good public facilities. Ger society thinks that sex or gender. Gender may change with time, as the seiringnya big impact on gender itself

Keywords: gander and education

A. Pendahuluan

(2)

Pendidikan sangat penting untuk masyrakat dengan jaman yang semakin maju ini. Pendidikan juga sangat penting dalam kehidupan sosila dengan bukti tingkah laku atau etitut, cara berfikir yang dilakukan masyrakat

B. Pengertian Gender dan Pendidikan

Gender seringkali diartikan sebagai sex atau jenis kelamin1, masyarakat sering mengartikan

gender itu dnegna jenis kelamin karena masyrakat tidak memhami pengertian gender itu sendiri, tetapi lebih tepatnya gender itu sendiri adalah perihal laki-laki dan perempuan yang ditunjukkan atau dilakukan oleh manusia. Sebgai suatu proses sosila budaya contohnya, seorang laki-laki, laki-laki itu kuat,bisa melindungi dari hal-hal kejahatan, gagah, berkarisma, mencari nafkah dan sebagainya. Sedangkan perempuan itu feminism, lembah lembut, sosok keibuan, rajin, rapih dan sebagainya. Dapat dikatakan kesenjangan gender itu terjadi dikarenakan status kedudukan, baik dalam seseorang perempuan atau wanita tidak lebih tinggi dari seorang laki-lak. Untuk memahami gender terdapat kata pembagian, yang dibedakan pada dua sifat yaiu pembagian yang sifatnya kodrati dan pembagian yang bersifatnya berubah-rubah sehingga dapat dipertukarkan.2 Ada pula yang

mengartikan gender adalah perbedaan peran antar laki-laki dan perempuan yang dibentuk, dibuat dan dikontruksi oleh masyarakat dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman.3

Semua ini adalah titik tolak pembahasan analisis gender, sex dan gender, seperti sisi mata uang, kita berbicara biologis dan secara tidak langsung kita juga berbicara antara fungsi, peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan.4

Ada pula yang mengartikan gender adalah keadaan dimana individu yang lahir secara biologis sebagai perempuan dan laki-laki dan memproses pencirian sosial sebagai laki-laki dan perempuan, apabila gender lebih diartikan secara sosial budaya maka sex lebih diartikan secara biologis semata. Sex atau jenis kelamin dapat diartikan sebagai kondisi biologis seseorang, apakah dia secara anatomi perempuan atau laki-laki. Perbedaan jenis kelamin atau sex dan gender yakni sebagai berikut jenis kelmin dan gender.5

1 DARYATI, “Integrasi Perspektif Adil Gender Dalam Pendidikan Di Sekolah Menengah Atas”, Jurnal Sosialitas, vol. 2, no. 1.

2 esti zaquisty, “Sereotipe Peran Gender Bgai Pendidikan Anak”, muwazah, vol. 1, no. 1.

3 DINA AMPERA, “Kajian kesejahteraan gender dalam pendidikan disekolah dasar mitra PPL PGSD”, JURNAL TABULARASA PPS UNIMED, vol. 9, no. 1.

4 mursidah, “Pendidikan Berbasis Kesataraan dan Keadilan Gender”, muwazah, vol. 5, no. 2.

(3)

1. Jenis kelamin (sex)sebagai berikut : (a)Perbedaan biologis laki-laki dan perempuan yakni ciri reproduksi (b)Secara umum perempuan hamil atau mengandung sementara laki-laki tidak (c) Dari dulu sampai sekarang hanya perempuan saja yang bisa mengalami menstruasi dan bisa hamil, sedangkan laki-laki tidak bisa

2. Gender sebagai berikt : (a) Perbedaan sosial budaya yakni hak, kewajiban, peran kesempatan dalam bersosialisasi atau masyrakat. (b) Gender tidak umum karena kembali lagi kepada budaya dan perkembangan yang ada di wilayah(local) jadi daerah berbeda-beda. (c) Berbanding terbalik dengan sex gender berubah-ubah Setiap pristiwa dapat merubah hubungan antar laki-laki dan perempuan

Pada hakikatnya perbedaan gender itu tidak menjadi persoalan ketika memunculkan masalah.6

Yang memunculkan masalah adalah perbedaan itu sendiri yaitu ketidak adilan dalam gender. Ketidak adilan itu muncul karena masalah yang tidak imbang antara laki-laki dan perempuan dan salah satu dari mereka merasa tidak diuntungkan oleh perbedaan yang sedang dialami mereka.

Terjadinya ketimpangan menurut gender yang tercermin dalam proporsi jumlah peserta didik yang tidak seimbang. Menurut jurusan-jurusan dan program-program pembelajaran yang ada pada pendidikan menengah atau tinggi diakibatkan oleh tidak samanya kecerdasan,kemampuan laki-laki dan perempuan, yang disebabkan karena peserta didik tersebut kurang informasi untuk bisa memilih jurusan atau program pembelajaran dan besarnya peran keluarga juga yang ada bias gender. Dalam memilih jurusan untuk masuk sekolah menengah sudah akan dipikirkan kearah pekerjaan, untuk contoh sekolah menengah atas mengambil jurusan IPA maka pekerjaannya bisa menjadi dokter. Dalam memlih pekeraan terdapat juga kesenjangan gender. Untuk siswa perempuan biasanya mengambil jurusan yang cenderung ke managemend, tari atau seni bisa juga kerjinan gerabah, keguruan, dan sedangkan laki itu biasanya mengambil militer, teknik dan lain-lain, contoh laki-laki besekolah untuk menjadi tentara angkatan laut, darat maupun udara, jika teknik mengambil teknik sipil, teknik mesin dan lain-lain.

Untuk masalah pendidikan ini terletak pada kurikulum sebagai contohnya menerapkan eskul Peringatan Hari Besar Islam dalam hal ini guru laki-laki lebih mendominasi dan guru perempuan tidak mendominasi untuk memberikan mauidah untuk masalah keberhasilan atau untuk munculnya didepan lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Contoh lainnya suatu sekolah membuka lowongan pekerjaan untuk seorang guru, sekolah telah menetapkan apa saja syarat untu bisa menajdi guru di sekolah ini tetapi yayasan menetukan sendiri jenis kelamin guru yang akan menjadi anggota

(4)

baru dan sekolahnya harus berlatar belakang NU dan sebgainya. Gender mainstreaming tidak menajdikan pertimbangan, dalam sekolah islam terdapat sosok yang disegani dipanuti serta dijadikan pengambil putusan untuk yayasan yaitu seorang wanita. Seorang wanita itu adalah istri dari pendiri yayasan tersebut. Jadi kata-kata atau kalimat yang dikeluarkan oelh beliau sangat di segani atau cepet dilakukan karena sebagai perintah. Bisa kta atrik kesimpulan bahwa dari hal ini bukan derajat perempuan disini disegani tetapi ingat dia disini disegani dikarenakan oleh “suaminya”, dikareanakn suaminya pendiri yayasan tersebut.

Dalam pemahaman pengertian gender yang salah maka akan memunculkan perlakuan yang salah juga.Prilaku guru terhadap anak muritnya7contoh mata pelajaran jasmani siswa laki-laki

berada di luar kelas sedangkan siswa perempuan berada di kelas sedang bersantai-santai saja dan guru memberikan izin tidak mengikuti pelajaran olahraga dikarena siswa perempuan dalam keadaan tidak kuat. Dalam kejadiin ini dapat kita lihat bahwa guru olaharag ini tidak memiliki pemahan yang jelas tentang gender. Ada seorang guru yang memiliki pemahaman yang jelas tentang gender ini sendiri yakni memerikan suatu pertayaan kpada semua siswa baik laki-laki maupun perempuan. Jika masyrakat tidak dapat memahami gender ini dengan tepat akan menimbulkan kekacauan pada makna gender ini sendiri.

Kata kunci untuk memahami gender ada pada kata pembagian,8 untuk mempermudah

mamahami atau mengartikan gender dengna kata pembagian, dari kata mebagian dapt dibagi mennjadi 2 yaitu: (1) bersifat hukum alam atau kekuasaan allah dan (2) bersifat tidak tepat atau berubag-ubah sehingga data dipertukarkan.

Pendidikan nasional Indonesia sebagai wahana dan wadah pengembangan kualitas sumber daya manusia9Maka dari itu masyrakat Indonesia harus berfikir gender itu artinya tidak diperbolehkan

membeda-bedakan jenis kelamin tertentu dari gender, perbuatan atau prilaku yang adil, memiliki perasaan toleransi dan keseimbangan gender, tiga hal ini harus melekat melekat dalam masyrakat Indnesia.

Diskriminasi yang terjadi pada masyarakat, terlebih perempuan yang selalu mendapat perlakuan diskriminatif. Harus dimusnahkan dikarenakan tak sesuai dengang rancangan kesamaan dan keadilan dan berlawanan pula dengan hak asasi manusia. Pada dasarnya atau awalnya laki-laki dan

7 DARYATI, “Intergritas Perspektif Adil Gender Dalam Pendidikan Di Sekolah Menengah Atas”, jurnal Sosialitas, vol. 2, no. 2.

8 Esti Zaquisty, “Sereotipe Peran Gender Bgai Pendidikan Anak”, Muwazah, vol. 1, no. 1.

(5)

perempuan itu seimbang atau derajatnya sama tidak ada bedanya ,tidak ada yang lebih sempurna dimata Tuhan kecuali ketaatannya.

Suatu pekerjaan rumah tangga sesungguhnya untuk laki-laki dan perempuan tetapi keyatannya dilakukan oleh perempuan saja. Dalam fisik sesorang wanita diperbolehkan meminta uang jika memberikan anaknya asi, terkecuali hari pertama karena sebuha kewajiban seorang ibu memberikan asi dan untuk perkembangan anaknya. Didalam islam memang tidak secara langsung member air asi harus di beru gaji, ini menandakan suatu uasaha ibu agar anaknya bisa hidup jadi harus diberu upah atau gaji. Gender ini juga berlaku dalam perkerjaan yang lebih tertarik terhadap laki-laki dari pada perempuan untuk menjadikan karyawan dan kesempatan menjadi seorang pemimpin. Untu menjadi pemimpin laki-laki lebih besar peluangnya contoh menjadi kepala sekolah, kepala cabang kantor, direktr dan lainnya.

Seorang yang melakukan aktivitas dengna orang lain yang berhubungna dengan dunia pengetahuan, kepercayaan dan bakat masyrakat disebut pendidikan. Pendidikan formal adaah pendidikan yang dilandasi oleh sebuah aturan yang disebut kurikulum, mata pelajaran, pendidikan formal mengajarkan cara untuk belajar memberikan dorongan dan bakatdapat menyesuaikan dengan masyrakat. Pendidikan juga usaha yang dilakukan dengan sadar yang diterapkan di dalam kehidupan dan masyrakat, bisa dengna orang yang ada disekitar kita, bisa dengna organisasi atau kelompok-kelompok, lemabaga, ada juga acara yang formal dan tidak formal dengna tujuan untuk mengubah hal-hal yang buruk emnajdi hal-hal yang baik memperbaiki ahlaq kita contohnya, dan dapat menjalani tantang di masa mendatang dalam aspek apa saja contohnya pengetahuan, kepercayaan, bakat dan lain-lain.

Perempuan dalam al-Quran dan al-Hadits memiliki kesempatan yang sama dalam mencari ilmu dan berpendidikan Didalam Al-qur’an dan Al-hadis sendiri sudah menyatakan seperti itu maka kita harus mewujutkan nilai-nilai kemanusiaan dalam sebuah perbuatan atau pendirian dan dengan adanya proses memeratakan yang tidak bias gender. Tidak dipungkiri kesempatan perempuan untuk bersekolah lebih tinggi dari laki-laki, contohnya sudah banayak sekarang seorang suami dan istri, suaminya hanya bersekolah sampai SMA sederajat sedangkan istriny abersekolah sampai S1 dan seorang suami tamatan SD dan seorang istri tamatan SMA.

(6)

mengharuskan setiap umat islam laki-laki maupun perempuan untuk menuntut ilmu dan mempermudah jalan untuk belajar.

Kesetaraan gender diajarkan dalam Islam dijelaskan dalam surat QS. An-Nisâ’/4: 124 dan Al-Nahl/16: 97:10

       

     

  

124. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.

        

    

     

97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.

Ditekankan dalam ayat Ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.

Kegiatan yang sudah biasa dilakukan manusia dalam suatu hubungan bermasyrakat dengan mengarahkan untuk dijadikan manusia disebut pendidikan. Memberdayakan manusia pengiringan yang sangat penting terutama bagi manusia yang memiliki batasan-batasan. Kunci agar keadilan gender dapat terwujud adalah pendidikan, karena dalam pendidikan terdapat aturan-aturan masyrakat, kepandaian dan kekuatan masyrakat dan juga alat untuk memepelajari dan memberikan rancangan-rancangan dan poin baru. Jadi lembaga pendidikan sebagai sarana untuk bersosialisai. 11

10 Mahasri Shobahiya, “Pembelajaran Berperspektif Gender dalam Islam Untuk Anak Usia Dini”, Suhuf, vol. 24, no. 1.

(7)

Memaknai ketidakadilan gender terjadi pada kaum perempuan di bidang pendidikan akibat budaya patriarki Bali 12. Karena disini lebih mementingkan pendidikan untuk anak laki-laki yang

sebagai penerus keturunan keluarga dan beranggapan tidaj berguna memasukkan kesekolah untuk anak perempuan bersekolah lebih tinggi (universitas), karena mereka beranggapan nanti pasti akan ikut dengan suami kelak atau keluarga suaminya. Semua anak laki-laki diutamakan dikarenakan suatu hari nanti anak laki-laki ini dapat mambantu perekeonomian rumah atau bapak dan ibunya ketika sudah bisa mencari uang sendiri. Kamudian untuk perempuan di no duakan karena nantinya akan ikut dengan suaminya. Perempuan memiliki kebutuhan dan kepentingan untuk bisa mandapatkan pendidikan dan semuannya adil untuk mendapatkan itu semua. Berbeda dengan orang Bali, jika orang Bali perempuan diperlakukan berbeda dengan laki-laki dan yang mendapatkan kesempatan besar adalah laki-laki dikarenakan nilai laki-laki lebih tinggi dari pada kaum wanita.

Diantara aspek yang menunjukkan adanya bias gender dalam pendidikan dapat dilihat pada perumusan kurikulum dan juga rendahnya kualitas pendidikan. 13Dalam kurikulim pendidikan

sekarang untuk sekolah agama ataupun negri masih dominan laki-laki sedangkan pada aspek umum perempuan dalam lingkup tidak umum bisa dikatakan juga laki-laki sebagai peran utama dan perempuan hanya peran pembantu. Dapat disimpulkan bahwa kurikulum belum bernuansa bebas atau tidak terikat baik gambar atau lukisan ataupun kalimat yang menjelaskan bahan ajar. Tidak samanya tingkah laku gender dalam dunia pendidikan mengakibatkan tidak samanya kualitas pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan ada empat aspek tentang masalah gender dalam lingkup pendidikan yakni: (1) jalanatau aspek. (2) keikut sertaan. (3) proses belajar anak. (4) pengertian. Maksutnya dari jalanatau akses disini adalah sulitnya sarana untuk dijangkau.

Oleh sebab itu banyak anak perempuan yang terpaksa tinggal dirumah, belum lagi ada beban pekerjaan rumah tangga yang diberikan kepada anak perempuan, seperti memasak, membersihkan rumah belum lagi jika yang memiliki seorang adik maka mereka (anak perempuan) membantu mengurusi adik dan salah satu faktor yang membuat mereka (anak perempuan) sulit untuk meninggalkan rumah. Hal ini membuat anak perempuan meninggalkan bangku sekolah mereka sejak dini. Pekerjaan yang diperuntukkan bagi laki-laki umumnya yang dianggap sesuai dengan kapasitas.14

12 SRI HARTATI, “Kesetaraan dan keadilan dalam pandangna perempuan bali study fenomotologi terhadap penulis perempuan bali”, Jurnal Psikologi Undip, vol. 13, no. 2.

13 Dina Ampera, “Kajian kesejahteraan gender dalam pendidikan disekolah dasar mitra PPL PGSD”, Jurnal Tabularasa PPS Unimed, vol. 9, no. 1.

(8)

biologis, psikologis, dan sosial sebagai laki-laki

Pendekatan ini memandang bahwa yang menciptakan ketidakadilan antara laki-laki dan perempuan adalah struktur dan proses sosial politik. 15Ketidak samaan laki-laki dan perempuan

dapat dilihat pada jalan dan pengendalian terhadap sumber daya, waktu dan manfaat. Dalam proses keputusan untuk dekat dengan GAD dengan cara masyrakat dengan berbagai latar belkang mengubah pola piier dan praktek untuk mendorong persamaan, waktu, pilihan dan kesamaan. Denga cara ini pendekatan yang digunakan adalah Gender dan Development (GAD), yang menekankan kepada asas-asas hubungan kerjasama dan kehormatan perempuan dan laki-laki.Dan bisa dikatan juga ketak adilan hubunga politik dan sosial dikarenakan ketertinggalan perempuan dan hanya berpusat pada hubunga bukan kepada perempuannya. Pada redistribusi kekuasan untuk kesanggupan laki-laki didalam lingkup ekonomi,sosial dan buaday.

Anda kadang pernah atau pernah mendengar sosialisasi gender. Apa sih yang dimaksut sosialisasi gender tersebut? Sosialisasi gender adalah suatu proses menuntut ilmu untuk mejadi seorang pribadi yang sesuai dengan peran dan keinginan masyarakatnya.

Skema gender adalah susunan kognitif yang digunakan sebagai salah satu cara untuk menyatukan atau dikumpulkam informasi berdasarkan katagori gender Ada 3 teori yang menjelaskan tentang sosialisasi gender, (1)social learning theoty. (2) social/cognitive development theory. (3) gender schema theory. 16 (1) Social learning theory. Peran lingkungan dalam agambar

tingkah laku anak yang didapat dari peninjauan dan penguatan(penghargaan/penghormatan dan hukum). (2) social/cognitive development theory. peran seorang yang giat dalam memberikan info-info yang baru dari daerah untuk diberikan dalam dirinya dengan keadaan gendernya. (3) Gender schema theory. Menggabungkan teori satu Social learning theory dengan teori dua social/cognitive development theory yang menjelaskan bagaimana seseorang untuk belajar dan menuju bagian atau peran bagan gender saat membuat informasi baru

Ditunjukkan bahwa usia remaja berhubungan dengan sosialisasi gender 17. Sejalan dengan

bertambahnya usia remaja, remaja yang bertanggapan sosialisasi gender dilaksanakan oleh orang tua yang kian menjadi tidak tradisional. Temuan tentang hubungan timbale balik dan sosialisasi gender oleh orang tua juga diertajam dengan adanya temuan bahwa kadar sosialisasi gender oleh orang tua

15 Ismanto, “Menyoal kesetaraan gender dalam evaluasi pembelajaran”, Palastren, vol. 5, no. 2.

16 OKSIANA JATININGSIH, “Pengarusutamaan gender disekolah menengah atas:kebijakan sekolah dalam

menumbuhkan kesadaran gender dan kemitrasejateraan laki-laki dan perempuan”, Lentera, Jurnal Studi Perempuan, vol. 9, no. 1.

(9)

kebanyakan tradisional dan untuk remaja yang ada pada ukuran pendidikan yang lebih dewasa. Dengan adanya penilaian kepada sosial terdapat tanda-tanda yang menarik terayata semakin umurnya bertambah dewasa anak terdapat perubahan dalam segi hak, waktu dan tanggung jawab yang anak itu miliki, itu sudah terikat dengan peran gender itu sendiri. Tidak dengan sosialisasi gender, ukuran suatu pendidikan juga terikat dengan peandapat gender terhadap remaja. Para ilmuan menyatakan ukuran pendidikan saling berhubungan dengan pendapat gender. Dan penemuan yang berada di daerah Spayol juga mengandung makan bahwa semakin bawahnya pendidikan atau kurangnya pendidikan seseoragn makan tinggi pula penilaian jelek tentang gender.

Umur dan ukuran pendidikan ditemukan hubungan timbale balik yang negative terhadap sosialisasi gender untuk remaja perempuan. Semakin bertambahnya umur dan pendidikan semakin berkurang pula sosialisasi gender yang tradisional yang dilakukan oleh orang tua. Perihal yang diatas adanya petunjuk pndahnya pandangna tentang stereotype tentang anak perempuan. Pra ahli menyatkan terdapat kecondongan untuk budaya agar lebih melindungi anak perempuannya. Anak perempuan masih terus menurus dibawah pengintayaan masyrakat walau sudah bisa dibilang cukup dewasa. Dapat dikatakan orang tua mengurangi sifat yang bertradisional ini untuk anak mereka yang mulai beralih dari masa kanak-kanak. Ada peneliian atau temuan yag menuliskan terdapat hubungan yang bagus yang diartikan penting wakt sosialisasi gender oleh orang tua dengan tidak maunnya gender pada remaja laki-laki. Dari temuan diatas menyebutkan bahwa orang tua sangat sering mengutamakan laki-laki berdasarkan pandangan tradisional termasuk juga sosialisasi gender. Anak laki-laki memandang bahwa lebih cakap untuk menjadi pemimpin dari pada anak perempuan dengan sosialisasi gender dan aertinya muncul penolakan gender yang menyakini perempuan lebih rendah dar laki-laki. Hal ini berhubungan dengan jenis kelamin pribadidengan anggapan itu, tidak adanya perbedaan pendapat gender antar remaja laki-laki dari perempuan. Tidak dengan demikian untuk hasil tanggapan ini menyatakan remaja laki-laki untuk kadarm ketidaksukaan gender lebih tinggi dari ramaja perempuan. Dan perempuan untuk kadar penerimaan lebih tinggi ketimbang laki-laki. Dapat disimpulkan bahwa tingginya ketidak sukaan gender pada responden laki-laki leih tinggi dari pada responden perempuan yang terbukti penerimaan gender perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki..

Pendidikan yang adil gender adalah pendidikan yang mengintegrasikan perspektif adil gender dalam pembelajaran. 18pendidikan yang adil gender merupakan suatu usaha parubahan ilmu yang

(10)

diajarikan di dalam sekolah yang di jelaskan dengan guru-guruyang yang menjelaskan kesamaan anatr laki-laki dan perempuan dalam lingkup (jalan), kerjasama,peluang menyerahkan keputusan serta manfaat.

C.

Paradigma Stereotipe Peran Gender

Stereotype melekat pada masyarakat peran gender tidak lepas dari berbagai cara berfikir yang memandang dibeda-bedakan dan dipengaruhi beberapa faktor sebagian memandang biologis, sosial dan kognitif dapat dibagi menjadi dua teori.19

1. Pandangan Biologis

Sepasang suami istri menentukan janin akan menjadi janin perempuan atau janin laki-laki. Ketidak samaan genetic,anggota tubuh dan jeniskelamin dan bakimia disebutkan oleh Santrock. Para pakar genderpun menyatakan wanita dan laki-laki memperlukan perbedaan anggota tubuh dan peran saat proses reproduksi. Yang menjadi masalah disini yakni pengaruh dari faktor biologis dan lingkungan. Dimisalkan hormon sek yang banyak terdapat didalam diri pria, hormon sek ini sangat berpengaruh terhadap cara kerja otak yang anak menaikan, bebrapa tingkah laku yang agresi dan ini bersifat langsung. Hormon sek yang tidak lemah akan menghasilkan otak yang tidak lemah dan menyebabkan orang tua berharap kepada anaknya untuk menjadi atlet dan anak tersebut mengusai olahraga dan ini yang tidak bersifat langsung. Biologis dapat memudahkan untuk membedakan laki-laki dan perempuan secara hukum alam atau ketentuan yang diberikan oleh allah. Fungsi biologis tidak meiliki terlalu besar untuk menentukan tingkah laku dan kesopanan gender tetapi pengalamn bersosialisasi yang memiliki banyak penaruhnya.

2. Pandangan Sosial.

Pandangan sosial Ada dua teori dalam pandangan ini, yang pertama adalah teori psikoanalitik gender dan yang kedua adalah teori kognisi sosial. gender Dari pandangan sosial terdapat dua teori yaitu (1) teori psikoanalitik gender dan, (2) teori kognitif sosial

1. Teori psikoanalitik gender, Sigmund freund menurutnya yang mengalami ketertarikan seksual terhadap ibu atau bapaknya yang berlawan jenis dengna dia biasanya anak-anak pria pra sekolah. Kemudian untuk umur lima atau enam tahun mereka mengurang keterkaitan tersebut dikarenakan perasaan gelisa. Selanjutnya anak-anak tersebut menganalisis dirinya dengan orang tua yang jenis kelaminnya sama, secara tidak langsung mereka meniru sifat orang tua yang sama jenis kelaminnya

(11)

dengan mereka. Pada tahapan dewasa para pakar gender sulit percaya terhadap perkembangan stereoyup peran gender.

2. Teori kognitif sosial. Terjadinya observasi dan peniruan prilaku gender dan mulai penguatan dan hukum, salah satu terjadi perkembangan strereotipe. Salah satu cara orang tua untuk membuat atau mengajari anak-anak mereka agar menjadi feminism dan maskulin dengan cara memberikan barang yang mereka sukai atau memberikan akibat agar mereka tidak mengulangi orang tua mengajak bermain dengan anaknya laki-laki dan perempuan berbeda juga. Untuk anak perempuan condong untuk menjaga, merawat anak-anak dari pada laki-laki. Dan orang tua lebih membebaskan anak putra remajanya dari pada anak putrid remajanya. Seorang ayah lebih sering bermain yang menyenangkan atau lebih memiliki tantangan kepada anak laki-laki dari pada anak perempuan. 3. Pandangan kognitif

Terdapat dua teori dalam pandangan kognitif yang melihat bahwa stereotype peran gender lebih menguasai dikarenakan keadaan yang berkaitan dengan seseorang yang dipandang sebagai susunan dari jaringan sosial yang disusun dan diakhiri menimbulkan tanggapan yang pada ujungnnya berkesinambungan dan terbentuknya. Stereotype peran gender terdapat teori perkembangan kognitif dan teori skema gender adalah dua teorinya.

D.

Pendidikan berbasis gender

Pendidikan berbasis gender jangan diterjemahkan sebagai upaya perempuan melawan laki-laki. Bukan demikian. Namun, bagaimana perempuan dapat mendapatkan kesetaraan nonkodrati. 20Untuk

jangka panjang dapat menaikkan pejagaan, pelayanan dan kemakmuran para perempuan. Dimata hukum seorang perempuan dan seorang laki-laki mamiliki hak kesemapatan dan kewajibab yang sama untuk memperoleh pendidikan dari sekolah dasar sampai yang tertinggi Sekalipun. Tidak ada teori yang menyatakan seorang lelaki memiliki kemampuan yang lebih dari pada perempuan. Tidak ada penemuan ilmiah yang menyatakan seorang perempuan itu terlahir lebih tidak pintar dari pada seorang lelaki. Jadi perempuan dan lelaki memiliki kemapuan yang sama yang ditunjukkan dengan tes intelegens, widarmanto menyatakan : (1)Konsep pendidikan ditanampakan dari awal maksutnya pendidikan yang berada di rumah, oran tua tidak menyadar bahwa hanya mengajarkan seorang peran hanya melakukan tugas kerumah tanggan seperti halnya memasak, menyapu, hal yang menyamkut membersihkan rumah dan sebagainnya. (2) Pada pendidikan formallah terjadinya ketidak adilan gender. Untuk contoh seorang guru kelas memberikan tanggung jawab dan beran untuk siswa laki-laki lebih besar dari pada seorang perempuan . (3) Sejarah perempuan indonesia

(12)

tidak terlalu menonjol untuk dibahas secara mendalam. Sehingga anak-anak atau masyarakat kurang mengetahui bahwa Negara Aceh memiliki seorang sejarawan wanita atau perempuan yang menjadikan seorang pemimpin sakaligus dalam emepat kali berturur-turut.

Menurut sntrock sering terjadinya gender di dalam lingkungan sekolah dan didalam ruangan belajar sebagai berikut: (1) Tidak melanggar tata tertib sekolah, berpakaian yang rapih lebih sangat di segani dan sangat disenangi. Hal ini sering kali disosialisasikan oleh perempuan ketimbang laki-laki. (2) Mendominan guru adalah seorang wanita atau perempuan, dan untuk sekolah SD guru wanita banyak mendominasi dari pada guru laki-laki, hal ini dapat mensusahkan anak laki-laki untuk mengikuti prilaku guru yang berlawanan jenis dengannya dan sebaliknya dengan anak perempuan. (3) Staff sekolah sering kali tidak memeperdulikan anak laki-laki yang memiliki masalah terutama masalah bahasa dan masalah belajar anak laki itu sendiri. (4) Untuk didalam ruangan belajar nak laki-laki sulit untuk diatur, sedangkan anak perempuan tidak kata lainnya nakal atau bandel.

Sosialisasi kepekaan gender melalui jalur struktural yang dipandang lebih efektif adalah melalui pendidikan, 21yakni Aturan pendidikan yang bersifat menanggapi gender, pembelajaran inklusif dan

bisa pula mendorong kepandaian pendidikan yang bersifat gender. Pendidikan inklusif adalah suatu pembelajaran yang mengintergrasikan gender dalam suatu bahan ajar yang sama dan keadilan gender dengan menggunakan cara pembelajaran yang menghindari agar tidak terjadinta perbedaan prilaku gender.

E.

Kesetaraan Gender Dalam Evaluasi Pembelajaran dan

Ketidaksetaraan/ ketidakadilan Gender

Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa salah satu prinsip penilaian adalah adanya unsur keadilan. 22 Pendidikan , penilaian ini pun

memepunyai unsure keadilan dalam arti bahwa pendidikan tersebut tidak merugikan peserta didik tidak pula mengenal suku agama dan buadaya yang kita punya. Sarana penilitian penilaian bebas dari kelompok-kelompok bias item atau butiran tes yang diakibatkan dengan differential item ini yang disebut penilaian yang adil. Terdapatnya kelompok-kelompok yang tidak sesuai dengan kemampuannya terhadap kelompok yang tidak sama, jauh dari kenyataan bahwa kedua kelompok ini memiliki kekuatan yang sama. Menurut childs, dia nyatakan bahwa jenis kelamin mempunyai tiga sumber yang pertama adalah tentang materi yang dimiliki laki-laki atau perempuan . yang kedua

(13)

laki-laki dan wanita memiliki segi pandang yang berbeda atau acra penilaian yang berbeda dan sebaliknya. Yang ketiga laki-laki dan wanita mempunyai sifat stereotype dalam aerti penyampaian yangbersifat sendiri dan laki-laki ,serta wanita memiliki respon terhadap soal diantaranya (1) tes biasa (2) pilihan ganda (3) peluangmenebak dan (4) keterbatasan waktu.

Manifestasi ketidaksetaraan gender telah terjadi di berbagai tingkatan, bidang dan keyakinan.23

Ini sudah tertanam dalam diri orang tua, keluarga sampai pada negara yang bersifat menyeluruh. Ketidaksetaraan gender makin meluas dalam masyrakat terdapat pada bidang pendidikan. Terdapat asumsi wanita yang baik merupakan uapaya untuk menarik lawan jenisnya, dan setiap ada kasusu tentang pelecehan sering dikaitkan dengna asumsi ini. Sering terjadi kasusu pemerkosaan di wilayah-wilayah tertentu dan masyrakat malah menyelahkan wanita yang menjadi korban yang tidak ada niatian,sedangkan bukan laki-laki yang memerkosa dan laki-laki ini yang mempunyai niatan dan membuat rencana.

Faktor Penyebab Kesenjangan

antara lain yaini:

(1) Cara pandang masyarakat yang menganggap perempuan hanya mengurusi tugas rumah tangga (2) Kesadaran masyarakat yang kurang akan Pentingnya pendidikan (3)Keselamatan kaum perempuan jika jauh dari pengawasan orang tua (4)Ekonomi masyarakat yang lemah (5)Kurangnya fasilitas pendidikan yang memadai di Desa Tugurejo.24

Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Akibat Diskriminasi Gender antara lain adalah : (1) Marginalisasi perempuan sebagai salah satu bentuk ketidakadilan gender. Proses marginalisasi (peminggiran/pemiskinan) yang mengakibatkan kemiskinan.(2) Subordinasi adalah keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting atau lebih utama dibandingkan jenis kelamin yang lainnya. (3) Pandangan stereotype, stereotype adalah cinta tentang individu atau kelompok yang tidak sesuai dengan kenyataan empiris yang ada.(4) Kekerasan. Bebagai bentuk tidak kekerasan terhadap perempuan sebagai akibat perbedaan, muncul dalam berbagai bentuk. (5) Beban ganda, bentuk lain dari diskriminasi dan ketidakadilan gender adalah beban ganda yang harus dilakukan oleh salah satu jenis kelamin tertentu secara berlebihan.25

F. Simpulan

23 rahmi fitriani habibullah, “Ketidaksetaraan Gender dalam Pendidikan”, Sosiokonsepsia, vol. 17, no. 1.

24 Willy Tri Hardianto Sugeng Rusmiwari, “Kesenjanga gender(perempuan) dalam mendapatkan pendidikan pada masyarakat perdesaan”, JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, vol. 2, no. 1.

(14)

Gender adalah keadaan dimana individu yang lahir secara biologis sebagai perempuan dan laki-laki dan memproses pencirian sosial sebagai laki-laki-laki-laki dan perempuan. Gender dan sex itu berbeda kalau gender itu Perbedaan sosial budaya yakni hak, kewajiban sedangakan sex itu Perbedaan biologis laki-laki dan perempuan yakni ciri reproduksiKetidak adilan itu muncul karena masalah yang tidak imbang antara laki-laki dan perempuan dan salah satu dari mereka merasa tidak diuntungkan oleh perbedaan yang sedang dialami mereka. Seorang yang melakukan aktivitas dengna orang lain yang berhubungna dengan dunia pengetahuan, kepercayaan dan bakat masyrakat disebut pendidikan. Pendidikan formal adaah pendidikan yang dilandasi oleh sebuah aturan yang disebut kurikulum, mata pelajaran.pendidikan juga sebagai wahana dan wadah untuk sumber daya manusia. Diskriminasi yang terjadi pada masyarakat harus dimusnahkan dikarenakan tak sesuai dengang rancangan kesamaan dan keadilan dan berlawanan pula dengan hak asasi manusia. Dalam kurikulim pendidikan sekarang untuk sekolah agama ataupun negri masih dominan laki-laki sedangkan pada aspek umum perempuan dalam lingkup tidak umum bisa dikatakan juga laki-laki sebagai peran utama dan perempuan hanya peran pembantu, Oleh sebab itu banyak anak perempuan yang terpaksa tinggal dirumah,dan meninggalkan bangku sekolah mereka sejak dini. sosialisasi gender adalah suatu proses menuntut ilmu untuk mejadi seorang pribadi yang sesuai dengan peran dan keinginan masyarakatnya.Sejalan dengan bertambahnya usia remaja, remaja yang bertanggapan sosialisasi gender dilaksanakan oleh orang tua yang kian menjadi tidak tradisional. pendidikan yang adil gender merupakan suatu usaha parubahan ilmu yang diajarikan di dalam sekolah yang di jelaskan dengan guru-guruyang yang menjelaskan kesamaan anatr laki-laki dan perempuan dalam lingkup (jalan), kerjasama,peluang menyerahkan keputusan serta manfaat.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pelabelan cirri-ciri sifat perempuan dan laki-laki ada (1) pandangna biologis (2) pandangan Sosial (3) dan pandanga Kognitif. . Pendidikan berbasis gender jangan diterjemahkan sebagai upaya perempuan melawan laki-laki. Bukan demikian. Namun, bagaimana perempuan dapat mendapatkan kesetaraan nonkodrati. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa salah satu prinsip penilaian adalah adanya unsur keadilan

REFERENSI

Ampera, Dina, “Kajian kesejahteraan gender dalam pendidikan disekolah dasar mitra PPL PGSD”, Jurnal Tabularasa PPS Unimed, vol. 9, no. 1.

(15)

EFIANINGRUM, ARIEFA, “Pendidikan dan pemajuan perempuan menuju keadilan gender”, FONDASIA, vol. 1, no. 9.

fitriani, rahmi, habibullah, “Ketidaksetaraan Gender dalam Pendidikan”, Sosiokonsepsia, vol. 17, no. 1.

HARTATI, SRI, “Kesetaraan dan keadilan dalam pandangna perempuan bali study fenomotologi terhadap penulis perempuan bali”, Jurnal Psikologi Undip, vol. 13, no. 2.

Ismanto, “Menyoal kesetaraan gender dalam evaluasi pembelajaran”, Palastren, vol. 5, no. 2.

JATININGSIH, OKSIANA, “Pengarusutamaan gender disekolah menengah atas:kebijakan sekolah dalam menumbuhkan kesadaran gender dan kemitrasejateraan laki-laki dan perempuan”, Lentera, Jurnal Studi Perempuan, vol. 9, no. 1.

khotimah, khusnul, “Diskriminasi Gender Terhadap Perempuan Dalam Sektor Pekerjaan”, pusat studi gender stain purwokerto, vol. 4, no. 1.

MARDLIYAH, “Isu gender dalam pendidikan islam”, Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, vol. 25, no. 2.

MUAFIAH, EVI, “Pendidikan islam berperspektif gender”, TADRIS, vol. 5, no. 2.

mursidah, “Pendidikan Berbasis Kesataraan dan Keadilan Gender”, muwazah, vol. 5, no. 2.

Shobahiya, Mahasri, “Pembelajaran Berperspektif Gender dalam Islam Untuk Anak Usia Dini”, Suhuf, vol. 24, no. 1.

itouli siregar, dewi ashoru, “Sosialisasi Gender oleh Orang tua dan prasangka gender pada remaja.”, jurnal psikologi, vol. 3, no. 2.

Sugeng Rusmiwari, Willy Tri Hardianto, “Kesenjanga gender(perempuan) dalam mendapatkan

pendidikan pada masyarakat perdesaan”, JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, vol. 2, no. 1.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan populasi spora yang tertinggi ditemukan pada sampel tanah daerah perakaran tanaman bawang merah yaitu 344 spora per 10 g tanah

Abstrak: Dampak Lingkungan Sekolah Satu Atap Siswa SMK terhadap Siswa SMP di Yayasan Yasmida. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dampak lingkungan sosial

Manfaat yang diharapkan dari penelitian eksperimen tentang efektivitas penggunaan media gambar seri untukmeningkatkan keterampilan bercerita siswa pada pembelajaran Tematik

Icler' ' ll'sonqgor"fr*nn uaat Iatli untuk

Sesuai dengan alur proses yang ada pada diagram konteks maka seorang pengunjung/wisatawan hanya mendapatkan informasi yang telah dimasukkan oleh admin dari system

Pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa data mining classification dengan menggunakan metode pohon keputusan algoritma C4.5 untuk membentuk pohon

Prosedur bedah menggunakan teknik bedah invasif minimal yang menggunakan alat- alat berdiameter kecil untuk menggantikan tangan dokter bedah melakukan prosedur bedah di dalam rongga

Orcalindo Lamtama Mandiri diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan rekomendasi dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam