• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Untuk Tenaga Kesehatan Usaha Kesehatan Sekolah di Tingkat Sekolah Lanjutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pedoman Untuk Tenaga Kesehatan Usaha Kesehatan Sekolah di Tingkat Sekolah Lanjutan"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

INDONESIA SeHAT

2010

J

PEDO

UNTUK TE AGA KESEHATAN

US

KESEHATAN SEKOLAH

▸ Baca selengkapnya: contoh program kesehatan di sekolah

(2)

- ---

---セM MM

MIL

r

セ L@

f>

1- : イセ@ I ' I ' • "

DII!>:

l3

Ind

p

rn

PEDOMAN UNTUK TENAGA KESEHATAN

USAHA KESEHATAN SEKOLAH

DI TINGKAT SEKOLAH LANJUTAN

I· ' j <j '

, U fJ t U '·'·' : .. .... ... .

'!.: ...

Departemen Kesehatan AI

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

(3)

Edisi III Tahun 2001

Katalog dalam terbitan . Departemen Kesehatan RI.

613

Ind Indonesia, Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal Pembinaan

Kesehatan Masyarakat

P Pedoman pelayanan kesehatan untuk sekolah tingkat

(4)

KATAPENGANTAR

Lebih dari duapertiga remaja kita bersekolah sampai Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama (SLTP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs)

dan

setengah dari remaja meneruskan sampai Sekolah Menengah Umum

(SMU), Madrasah Aliyah (MA) atau Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK).

Oleh karena itu pembinaan kesehatan remaja melalui sekolah

merupakan strategi yang tepat dalam upaya menjangkau kelompok

sasaran remaja. Pembinaan kesehatan di Sekolah ini dilakukan melalui

program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). UKS ini telah mantap

dilaksananakan di tingkat Sekolah Dasar sejak lebih tigapuluh tahun

yang lalu, namun pelaksanannya di tingkat sekolah lanjutan/sekolah

menengah belum secara luas dilaksanakan.

Buku Pedoman untuk tenaga kesehatan di Puskesmas dalam

melaksanakan UKS di Tingkat Sekolah Lanjutan ini adalah Edisi II

hasil penyempurnaan buku terbitan tahun 1963 berdasarkan masukan

dari program dan sektor terkait, sesuai kebutuhan saat ini. Diharapkan

buku ini akan membantu tenaga kesehatan di lapangan dalam

memberdayakan masyarakat sekolah khususnya peserta didik untuk

berperilaku hidup bersih dan sehat, serta mampu menangkal tantangan

atau pengaruh buruk yang dihadapinya.

Dalam menggunakan buku

Inl

diharapkan tenaga kesehatan

melengkapinya dengan rujukan buku lain dari program terkait.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan atas masukan serta saran

untuk perbaikan buku ini.

Jakarta,

September 2001

(5)

DAFTAR lSI

Hal.

KATA PENGANTAR ... ... iii

BAB I

PENDAHULUAN...

1

BAB II USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) ... 3

A. Pengertian, Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup ... 3

B. Upaya Kesehatan Melalui UKS ... 5

C. Pelayanan Kesehatan Melalui UKS ... 10

BAB III PEMBINAAN KESEHATAN SISWA SEKOLAH LANJUTAN DAN SEKOLAH MENENGAH TINGKAT PERTAMA ... 18

A. Tujuan dan Sasaran .... ... ... ... .... ... ... 18

B. Kebijaksanaan ... .... ... ... ... ... ... ... 19

C. Langkah-Iangkah ... 20

D. Kegiatan ... ... 21

E. Hasil upaya ... 31

F. Pelayanan Kesehatan Sesuai Paket Standard .. 33

G. Pelayanan Kesehatan Sesuai Paket Paripuma .. 39

H. Indikator Keberhasilan .. ... ... ... ... ... 45

(6)

BABI

PENDAHULUAN

Keberhasilan pembangunan nasional dan ketahanan nasional yang tangguh memerlukan prasyarat yang mutlak yaitu manusia yang mampu berfungsi sebagai subyek pembangunan yang semakin mandiri, produktif secara ekonomi dan sosial, yang mampu melaksanakan pembangunan dan memanfaatkan hasil pernbangunan secara bertanggung jawab. Sebagai subyek pembangunan manusia dituntut memiliki kualitas tertentu, yakni manusia yang sehat seutuhnya. Sehat seutuhnya berarti sehat secara jasmani dan sehat secara mental dan sosial sebagai satu kesatuan. Sehat jasmani adalah tingkat kesehatan fisik yang harus memenuhi persyaratan sesuai tolok ukur tertentu, di antaranya mempunyai harapan hidup yang tinggi pada waktu lahir, mempunyai gizi yang baik, mempunyai risiko sakit serendah mungkin. Sehat secara mental dan sosial mencakup pengertian bahwa dalam diri manusia telah menyatu nilai-nilai penentu kualitas manusia yaitu (1) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) memiliki moral yang mantap, (3) mampu mengendalikan diri, (4) mempunyai kepekaan sosial, (5) cerdas dan trampil, (6) mempunyai semangat nasional dan (7) cinta tanah air.

(7)

subyek pembangunan diperlukan pendekatan multi disipliner dan multi sektoral, yaitu di satu pihak merupakan pembangunan di bidang kesehatan, di pihak lain pembangunan di bidang lain yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kesehatan seperti pangan, lingkungan hidup dan pemukiman, pelestarian sumber daya alam, pendidikan, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, ekonomi, industri, penerangan, riset, teknologi, pertahanan, keamanan.

Tujuan pembangunan di bidang kesehatan adalah terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari Tujuan Nasional. Derajat kesehatan masyarakat menggambarkan dirinya dan lingkungannya menjadi sehat.

Keluarga adalah unit sosial terkecil di masyarakat, dengan demikian derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh tingkat kesehatan keluarga, dimana tingkat kesehatan keluarga diten-tukan oleh tingkat kesehatan masing-masing anggota keluarga. Karena itu, untuk mencapai tingkat kesehatan keluarga yang op-timal perlu dijalankan upaya untuk menghasilkan derajat kesehatan anggota keluarga. Dalam hal ini upaya terutama di arahkan kepada anggota keluarga yang mempunyai daya ungkit terhadap derajat kesehatan keluarga, dan pad a gilirannya berdaya ungkit terhadap derajat kesehatan masyarakat. Anggota keluarga dimaksud adalah Ibu dan Anak, dan dalam siklus kelompok usia sekolah (7-21 tahun) merupakan kelompok terbesar masyarakat yang mempunyai potensi yang amat menentukan dalam mencapai keberhasilan pembangunan nasional.

(8)

BAB II

USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)

A. PENGERTIAN, TUJUAN, SASARAN DAN RUANG LlNGKUP

1. Pengertian

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah wahana belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah

Ditinjau dari sudut pembangunan di bidang kesehatan, UKS ialah suatu terobosan strategi untuk mencapai kemandirian siswa dalam mengatasi masalah kesehatan dan menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, yang selanjutnya akan menghasilkan derajat kesehatan siswa yang optimal.

2. Tujuan

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) mempunyai tujuan sebagai berikut :

a. Tujuan Umum

Meningkatnya kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indo-nesia seutuhnya. 

b.   Tujuan Khusus 

Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi  derajat kesehatan peserta didik dengan : 

1)   memiliki  pengetahuan,  sikap  dan  keterampil'an  untuk  melaksanakan  prinsip  hidup  sehat  serta  berpartisipasi  aktif di  dalam  usaha peningkatan  kesehatan di  sekolah  dan di  perguruan  agama,  di  rumah  tangga  maupun  di  lingkungan  masyarakat; 

2)   sehat baik dalam arti fisik, mental maupun sosial;  3)   memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap 

(9)

3. Sasaran

Peserta didik Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah, beserta lingkungannya.

- Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama meliputi : SL TP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).

- Sekolah Menengah meliputi : Sekolah Menengah Umum (SMU), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup UKS tercermin dalam Tri Program UKS (dikenal sebagai TRIAS UKS), yang meliputi :

a. Pendidikan Kesehatan

Pendidikan Kesehatan dilaksanakan melalui :

1) Kegiatan Intrakurikuler, yakni pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran sesuai ketentuan yang berlaku untuk tingkat sekolah lanjutan pertama dan sekolah menengah.

2) Kegiatan Ekstrakurikuler, yakni kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah, dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan peserta didik, serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya.

Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan antara lain berupa:

(a) kegiatan oleh peserta didik, guru, OSIS, misal-nya: 

kerja bakti sosial; 

lomba  yang  ada  hubungannya  dengan  kesehatan; 

aktivitas kader kesehatan sekolah ('dokter  kecil'), PMR, piket sekolah, dan sebagainya;  (b)  bimbingan hidup bersih dan sehat; 

(10)

b. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan kegiatan yang komprehensif, meliputi :

1) Kegiatan Peningkatan Kesehatan (Promotif) berupa penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan dalam rangka pelayanan kesehatan.

2) Kegiatan Pencegahan (Preventif) berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh dan kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit.

3) Kegiatan Penyembuhan (Kuratif) berupa kegiatan pengobatan dan mencegah komplikasi akibat penularan penyakit dan kecacatan akibat proses penyakit.

4) Kegiatan pemulihan (Rehabilitatif) berupa kegiatan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal.

c. Pembinaan Ungkungan Sekolah Sehat

Pembinaan lingkungan sekolah sehat dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan kesadaran. kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk menjalankan prinsip hidup sehat.

Kegiatan pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup:

1) Kegiatan bina lingkungan fisiko

2) Kegiatan bina lingkungan mental sosial, sehingga tercipta suasana dan hubungan kekeluargaan yanQl akrab dan erat antara sesama warga sekolah.

B. UPAYA KESEHATAN MELALUI UKS

Bentuk dan sifat upaya kesehatan melalui UKS mencakup prinsip-prinsip sebagai berikut :

(11)

36

2. Berpedoman pad a rencana ー・ュ「。ョォァオョ。ィョ。エォ。・ョsセセセAセセ

menuju Indonesia sehat 2010, upaya ese .

UKS dilaksanakan sesuai misi pembangunan kesehatan sebagai berikut :

a Menggerakkan pembangunan Nasional berwawasan

kesehatan. .

b mendorong kemandirian masyarakat untuk hldup sehat.

memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan

c.

k

yang bermutu, merata dan terjang au . . . . memelihara dan meningkatkan kesehatan Indlvldu, d. keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

3 Bentuk kegiatan pelayanan kesehatan bersifat responsif terhadap masalah kesehatan dan ォ・「オエオィセョ@ dalam pemeliharaan kesehatan dari sasaran populasl. セセsN@ . Masalah dan kebutuhan dari sasaran populasl InI, balk secara perorangan maupun secara berkelompok, dapat dibedakan menjadi :

a. masalah dan kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan yang dapat dipecahkan seluruhnya oleh sasaran populasi UKS.

b. masalah dan kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan yang dapat dipecahkan sebagian oleh sasaran populasi UKS.

c. masalah dan kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan yang sarna sekali tidak dapat dipecahkan oleh sasaran populasi UKS.

(12)

Proses penyelesaian masalah kesehatan dan kebutuhan dalam pemeliharaan kesehatan sasaran populasi UKS dapat dibagankan sebagai berikut :

Sasaran

po-Masalah kesehatan dan

pulasi UKS kebutuhan pemeliharaan

(perorangan

kesehatan & kelompok

セセ@ Tセ@

,-セ@

セ@

セ@

Masalah yang  Masalah yang  Masalah yang tidak 

dapat dipecahkan  dapat dipecahkan  dapat dipecahkan 

oleh sasaran  sebagian oleh  oleh sasaran 

populasi  sasaran populasi  populasi 

Bantuan teknis  layanan Profesional 

Bimbingan 

I

pelatihan 

IPUSKESMASI 

4.   Kegiatan  pelayanan  kesehatan  dapat  dikelompokkan  menjadi tiga intervensi pokok : 

a.   intervensi  yang  ditujukan  untuk  mengurangi  atau  menyelesaikan  masalah perorangan.  di  antaranya  pencarian  maupun  pemeriksaan  dan  pengobatan  penderita.  pemberian  kekebalan  serta  kegiatan  tindak lanjut; 

b.   intervensi  yang  ditujukan  untuk  mengurangi  atau  menyelesaikan  masalah  lingkungan.  khususnya  lingkungan  yang  tidak  mendukung  tercapainya  derajat kesehatan yang optimal; 

c.   intervensi yang ditujukan untuk membentuk perilaku  hidup sehat melalui penyuluhan kesehatan 

(13)

Berkaitan dengan TRIAS UKS, hubungan antara kegiatan pelayanan kesehatan dengan komponen Trias lainnya dapat dibagankan sebagai berikut :

I

PELAYANAN KESEHATAN

I

Intra Kurikuler

Ekstra Kurikuler

I

Intervensi Perorangan

Intervensi Lingkungan

Intervensi Perilaku

Kegiatan

セ@ Pencegahan

Ir

-Penyuluhan Kesehatan

Lingkungan

' - - - I Fisik

Lingkungan Penyuluhan

Mental

Kesehatan - - - I

Sosial

I

PENDIDIKAN KESEHATAN

I

PEMBINAAN LlNGKUNGAN
(14)

5. Pelayanan kesehatan melalui UKS merupakan bagian dari suatu tatanan pelayanan kesehatan yang bermula dari lingkungan keluarga sampai dengan tingkat rujukan tertinggi, seperti terlihat pada bagan berikut ini :

Tingkatan Bentuk Pelayanan Kesehatan

1. RUMAH Kegiatan swahusada oleh anggota

TANGGA keluarga secara perorangan atau

keluarga sebagai kesatuan.

2. KELOMPOK Kegiatan swahusada oleh kelompok MASYARAKAT masyarakat, atau himpunan keluarga,

yang dilembagakan.

3. TINGKAT PELAYANAN DASAR

Kegiatan pelayanan kesehatan profesional yang paling dekat dengan masyarakat dan berkaitan dengan kegiatan swahusada masyarakat, dan karena itu berfungsi sebagai rujukan bagi upaya swahusada, baik sebagai rujukan medik dasar maupun sebagai rujukan kesehatan.

4. TINGKAT Kegiatan pelayanan kesehatan

PELAYANAN profesional spesialistik, berfungsi sebagai SPESIALISTIK rujukan bagi tingkat pelayanan dasar, baik rujukan medik maupun rujukan kesehatan.

5. TINGKAT PELAYANAN SPESIALISTIK CANGGIH

(15)

N

- r ..

N

Pengertiannya aaalah bahwa pelayanan ke sehatan adalah upaya berkesinambungan, yang secara berjenjang dimulai dari upaya swahusada di rumah tangga dan ke ompok masyarakat, selanj utnya mengkait kepada upaya profesional kesehatan , dari yang bersifat dasar sampai dengan yang kh usus dan canggih .

Puskesmas menduduki posisi sentral dalam tata nan

pelayanan kesehatan berjenjang dan berkesinambungan tersebut. Fungsi Puskesmas adalah memberi pelayanan upaya kesehatan dan dalam rangka pengembangan upaya kesehatan memberi bantuan sarana dan pembinaan teknis kepada unsur pelayanan kesehatan dalam wilayah kerjanya termasuk kepada kader pembangunan bidang kesehatan.

C. PELAYANAN KESEHATAN MELALUI UKS

1. Tujuan

Berdasarkan rumusan tujuan pembinaan usia sekolah, tujuan pelayanan kesehatan dalam rangka UKS adalah : a. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan

melaku-kan  tindamelaku-kan hidup sehat dalam rangka  membentuk  perilaku hidup sehat. 

b.  Meningkatnya day a tahan terhadap penyakit dan ke  lainan serta mencegah terjadinya penyakit, kelainan  atau  kecacatan,  terutama  dalam  meningkatkan  produktivitas belajar peserta didik. 

c.  Berhentinya  proses  penyakit  dan  pencegahan  komplikasi  akibat  penyakitlkelainan,  pengembalian  fungsi  dan  peningkatan  kemampuan  peserta  didik  yang cidera atau cacat agar dapat berfungsi optimal,  terutama  dalam  kaitan  dengan  peningkatan  produktivitas belajar. 

2. Pola Oasar

a.   Keterpaduan fungsional 

(16)

Pemberantasan Penyakit. (4) Penyuluhan Kesehatan. (5) Pengobatan. (6) Kesehatan Gigi dan Mulut. (7) Kesehatan Jiwa. (8) Laboratorium Sederhana. (9) Pencatatan Pelaporan. Keterpaduan fungsional antar kegiatan pokok terkait 、。ャ。セ@

pelayanan kesehatan UKS mencakup: 1) keterpaduan fungsional teknislintervensi, 2) Keterpaduan kegiatan pendukung seperti

a) pembinaan dukungan situasi melalui komunikasi. informasi dan motivasi maupun melalui pendekatan edukatif.

b) pemantauan terhadap perkembangan tingkat kesehatan masyarakat sekolah. perkem-bangan lingkungan kehidupan sekolah. jenis  pelayanan  kesehatan  di  sekolah.  perkem-bangan ilmu kesehatan. 

b.  Sesuai  masal1ah  kesehatan  di  sekolah  masing-masing.  kegiatan  pokok  melaksanakan  intervensi  pokok  mempunyai  kegiatan  utama  seperti  berikut  ini: 

1)  intervensi  perorangan.  dengan  kegiatan  utama  antara  lain  pencarian.  pemeriksaan  dan  pengobatan, pemberian kekebalan serta kegiatan  tindak lanjut; 

2)  intervensi  lingkungan  dengan  kegiatan  utama  antara lain pengelolaan lingkungan fisik; 

3)  intervensi perilaku dengan kegiatan utama antara  lain  pembinaan  perilaku  perorangan.  keluarga,  kelompok masyarakat. 

Untuk pelayanan kesehatan dalam rangka UKS  intensitas  intervensi  pokok  di  masing­masing  sekolah  dalam  wilayah  kerja  Puskesmas dapat  bervariasi,  tergantung kepada  kemampuan  dan  day a jangkau puskesmas disesuaikan dengan :  1 )  ketenagaan Puskesmas. baik jumlah maupun 

kualitas; 

2)  masalah kesehatan yang dihadapi; 

(17)

c. Jangkauan.

Walaup un kondisi Puskesmas bervariasi, namun perlu diupayakan agar P u sk esmas dapat menjangkau semua sekolah dalam wilayah kerjanya dengan suatu Standar pelayanan tertentu. Standar tersebut ditetapkan secara berjenjang, dimul ai dengan standar minimal yang selanjutnya, sesuai kemampuan dan daya jangkau Puskesmas, dikembangkan hingga mencapai standar paripurna. Ketentuan standar adalah atas dasar jenis kegiatan dengan kategori sebagai berikut :

1) standar minimal, yaitu pelayanan kesehatan dengan perangkat kegiatan yang minimal harus dilaksanakan oleh tiap Puskesmas serta diupa-yakan menjangkau semua sekolah dalam wilayah  kerjanya (PAKET MINIMAL); 

(1)  penyuluhan kesehatan di sekolah oleh tenaga  kesehatan termasuk UKGS 

(2)  pembinaan lingkungan sekolah sehat.  (3)  kegiatan kader kesehatan sekolah 

(4)  P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)  (5)  P3P  (Pertolongan  Pertama Pada  Penyakit)  (6)  Penjaringan dan pemeriksaan kesehatan  (7)  Pengawasan warung sekolah 

2) standar paripurna, yaitu  pelayanan  kesehatan 

dengan  perangkat  kegiatan  yang  komprehensif  untuk  masing­masing  kegiatan  pokok  terkait  dengan pelayanan kesehatan dalam rangka UKS  (PAKET PARIPURNA). yaitu  : 

Paket  optimal  ditambah  kegiatan  memantau  kesegaran jasmani. 

Untuk kondisi  dimana  pelayanan  kesehatan  sudah  sesuai  persyaratan  standar  minimal  perlu  ditambahkan  kegiatan­kegiatan  pelayanan  kesehatan  lain  sejalan  dengan  peningkatan  kemampuan  Puskesmas.  Paket  pelayanan  yang  serasi  dengan  kemampuan  Puskesmas  namun  belum  mencapai  persyaratan  standar  paripurna  termasuk kategori standar optimal. 

Paket standar optimal yaitu :

(18)

Untuk kondisi dim ana Puskesmas belum mampu menjangkau sekolah dengan pelayanan kesehatan sesuai standar minimal maka Puskesmas menentukan prioritas kegiatan utama (critical action') dari standar mini- . ma l yang didahulukan pelaksanaannya. Kondisi ini termasuk kategori standar sub-minimal, yang selanjutnya

harus diupayakan penambahan kegiatan sesuai dengan bertambahnya kemampuan dan daya jangkau Puskesmas, sehingga dapat dicapai persyaratan standar minimal.

d. Mutu penyelenggaraan pelayanan

Mutu penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka UKS mempunyai dua sudut pandang :

1) mutu penyelenggaraan pelayanan kesehatan di sekolah, yang antara lain mencakup kemandirian sekolah dalam melaksanakan berbagai kegiatan utama (critical actions'), juga didasarkan atas ke.lengkapan kegiatan utama yang dilaksanakan di sekolah yang bersangkutan;

2) mutu penyelenggaraan pelayanan kesehatan ditinjau dari pola penyelenggaraan dalam wilayah kerja Puskesmas, dalam arti bahwa yang dinilai adalah proporsi sekolah dengan pelayanan standar. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dalam rangka UKS dilihat dengan dasar penambahan k.egiatan untuk mencapai suatu standar tertentu. Berarti dari kondisi sub-minimal  menjadi  kondisi  sesuai  standar  sub-minimal  dan  seterusnya. 

Peningkatan  mutu  pelayanan  kesehatan  dalam  rangka  UKS dilakukan dengan dua pendekatan : 

1)   peningkatan  mutu  secara mikro, yaitu  berupa 

penambahan  kegiatan  sehingga  mencapai  suatu  standar tertentu; 

2)   peningkatan mutu secara makro, yaitu peningkatan 

(19)

e. Pembinaan

Pe mbinaan terhadap pel aksan aan pel ayanan kesehata n dalam ran gka UKS mencakup aspek manajemen, aspek Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE).

1} Manajemen mencakup perencanaan, peng-gerakan, pelaksanaan, penilaian,  pengawasan  dan pengendalian, serta melakukan koordinasi  terhadap  semua  upaya  dan  sarana  pelayanan  kesehatan dalam rangka UKS yang ada dalam  wilayah kerja Puskesmas. Koordinasi mencakup  pengertian sinkronisasi, integrasi dan motivasi.  Pelayanan  kesehatan  dalam  rangka  UKS  dilaksanakan  oleh  suatu  tim,  di  Puskesmas  terdiri atas tenaga Puskesmas yang diberi tugas  kegiatan  pokok  terkait.  Dalam  melaksanakan  manajemen untuk pelayanan kesehatan dalam  rangka UKS perlu dibedakan sebagai berikut :  a}   tenaga  Puskesmas  yang  bertugas 

mengurus  kegiatan  pokok  berkaitan  dengan  intervensi,  yang  bersifat  teknis  untuk  mengurangi  atau  menyelesaikan  masalah kesehatan dari 

masyarakat  sekolah,  mempunyai  fungsi  manajemen  dengan  bobot  pada  mana-jemen teknologi  mencakup : 

(1)   perencanaan  teknologi  yang  dise-suaikan dengan  kondisi setempat,  (2)   penggerakan  pelaksanaan  teknologi 

atas dasar prinsip adanya :  ­ pendelegasian wewenang;  ­ peran serta masyarakat. 

(3)   penilaian,  pengawasan  dan  pengen-dalian pelaksanaan teknologi; 

b)   tenaga  Puskesmas  ya,ng  bertugas  mengurus  kegiatan  pokok  Kesehatan  Sekolah  mempunyai  fungsi  manajemen  yang bobotnya adalah pada 

(1)   koordinasi:  ­ perencanaan, 

(20)

(2) melaksanakan penilaian, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan opera-sional pelayanan kesehatan, mencakup di  dalamnya antara lain: 

mengikuti  dan  memantau  perkem-  bangan  operasional  dan  pencapaian   rencana operasional.  

me llaksanakan  pengumpulan  dan   pengolahan  data,  mencakup  data   masukan,  proses,  'Iuaran  dan  hasil   pencapaian  tuiuan  sementara  (input,   process,  output,  outcome),  

membuat laporan terpadu.   2)   KIE mencakup 

a)  pembinaan  pengetahuan,  sikap  dan  perilaku agar mampu menjalankan prinsip  hidup  sehat,  termasuk  di  dalamnya  juga  bimbingan teknis dan latihan keterampilan  bagi  guru  dan  ibu  dari  peserta  didik agar  dapat  melakukan  tindakan  sederhana  tetapi  bermanfaat  dan  sesuai  prioritas  serta kondisi  peserta didik; 

b)  pembinaan  dukungan  situasi  melalui  komunikasi.  informasi dan rnotivasi.  f.   Pengembangan  pelayanan kesehatan dalam rangka 

UKS  mencakup  mengembangkan  jaringan  Pela-yanan  kesehatan  yang  mengkaitkan  pelaPela-yanan  kesehatan  di  sekolan (,catchment areasJ dengan 

luar  sekolah  yang mempunyai nilai strategis. Daerah  yang  tangkapan yang strategis  ini adalah kelompok  dasawisma  maupun  keluarga  itu  sendiri,  dengan  sasaran utama ibu  dari peserta didik. 

Dalam  rangka  membina  peran  serta  masyarakat  fungsi  Puskesmas adalah  : 

(21)

2) membina masyarakat agar mampu menjalankan kebiasaan hidup sehat;

3) membina masyarakat agar aktif berperan dalam penyediaan dana , sara na dan tenaga untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan UKS . g. Pelaksana Pelayanan Kesehatan

Pelaksana pelayanan kesehatan dalam rangka UKS adalah mereka yang langsung melaksanakan kegiatan berkaitan dengan pelayanan kesehatan di sekolah:

1) guru yang ditunjuk dan diberi wewenang untuk kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah; 2) tenaga teknis Puskesmas;

3) orang tua dari peserta didik,

terutama ibu, dan peserta didik itu sendiri. Pada guru dan ibu peserta didik diberi bimbingan secara khusus agar mampu melakukan tindakan sederhana tetapi bermanfaat karena sesuai prioritas dan kondisi serta kebutuhan peserta didik.

Bagi peserta didik diberikan kegiatan ekstra kurikuler berupa penyuluhan kesehatan termasuk latihan keterampilan.

3. Kebijakan operasional.

Yang dimaksud dengan kebijakan operasional di sini ialah kebijakan sebagai pedoman dan landasan pelayanan kesehatan dalam UKS. untuk dilaksanakan secara terpadu, merata, menyeluruh, berhasil guna dan berdaya guna.

Kebijakan operasional adalah sebagai berikut :

a. Pelayanan kesehatan dalam rangka UKS adalah bag ian dari fungsi Puskesmas sebagai pusat pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan upaya kesehatan dalam wilayah kerjanya.

(22)

c. Peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan dalam rangka UKS diusahakan melalui peran serta aktif masyarakat dan pendelegasian wewenang kepada tenaga non kesehatan. Lingkup pendelegasian wewenang adalah sesuai dengan kemampuan tenaga yang akan diberi wewenang.

(23)

BAB III

PEMBINAAN KESEHATAN SISWA SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA DAN SEKOLAH MENENGAH

A. TUJUAN DAN SASARAN

1. Tujuan Umum

Meningkatnya kemampuan hidup sehat siswaJi untuk membina kesehatan diri dan lingkungannya dalam rangka meningkatkan ketahanan diri, prestasi dan peran aktifnya dalam Pembangunan Nasional.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatnya kemampuan siswaJi untuk menolong dirinya sendiri melalui :

1. Penajaman kepekaan terhadap masalah kese-hatan  pada  dirinya,  keluarganya  dan  ling-kungannya. 

2.   Peningkatan  kemampuan  berpikir  yang  berorientasi  kepada  pemecahan  masalah  kese-hatan yang dihadapi. 

3.   Peningkatan  kemampuan  untuk  mengendalikan  diri ,  sehingga  mampu  mengatur  dirinya  untuk  berperilaku  hidup  sehat,  dan  terhindar  dari  gangguan  akibat  kenakalan  remaja,  kecanduan  rokok,  alkohol,  narkotik  dan  penyakit  menular  seksual (PMS) 

b.   Meningkatnya  kemampuan  anggota  keluarga,  khu-susnya ibu,  dalam  melaksanakan  pengasuhan  yang  mendorong  terbentuknya  perilaku  hidup  sehat  remajanya. 

3.   Sasaran  

Sasaran pembinaan siswaJi  dibagi  menjadi   1.   Sasaran langsung 

a.  SiswaJi  SLTP,  MTs,  SLTA,  MA dan SMK  b.   Orang tua darianak remaja. 

2.   Sasaran  Penunjang 

(24)

bidang kesehatan. pemuka masyarakat dan tokoh agama. pembina organisasi Pemuda.

b. Kelompok khusus di masyarakat yang tergabung di dalam Lembaga Swadaya Masyarakat.

B.

KEBIJAKSANAAN

Pelayanan Kesehatan bagi siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah dilaksanakan secara terpadu dan koordinatif baik lintas program maupun lintas sektoral. terutama dalam hal mengatasi masalah yang sangat mempengaruhi prestasi belajar dan kesiapan siswa untuk menjadi calon pelaksana pembangunan maupun calon or-ang tua mendatang. 

Peningkatan  status  kesehatan  siswa  dilaksanakan  melalui  jaringan  upaya  pelayanan  kesehatan  yang  telah  ada  dan  upaya  peningkatan  penanggulangan  permasalahan  kesehatan psikososial dilaksanakan melalui  forum konsultasi  kesehatan  melalui  berbagai  jalur  yang  sudah  ada  secara  terpadu dan koordinatif. 

Kebijaksanaan Operasional 

Pembinaan kesehatan remaja didasarkan atas kebijaksanaan  operasional berikut ini : 

1 .   Pembinaan diselenggarakan dengan paket program yang  sesuai dengan kebutuhan tahapan proses tumbuh kem-bang. 

2.   Pembinaan  peran  serta  ibu  dan  unsur potensial  di  luar  lingkungan  keluarga  melalui  Komunikasi  Informasi  dan  motivasi (KIM) maupun pendekatan edukatif dalam rangka  alih kelola dan alih teknologi. 

3.   Untuk  mencapai  sasaran  upaya  pembinaan  kesehatan  remaja dikembangkan empat daerah tangkapan (Catch-ment areas) : 

a.   Oi  rumah. 

(25)

c. Oi masyarakat, melai ui kelompok khusus seperti paguyuban sepul uh keluarga, organisasi pemuda, serta bentuk lain Lembaga Swadaya Masyarakat. d. Oi sarana pelayanan kesehatan profesional.

4. Mutu penyelenggaraan upaya pembinaan kesehatan remaja secara bertahap dikembangkan melalui pembinaan dan pengembangan teknologi tepat guna dengan:

a. Meningkatkan kemampuan setiap puskesmas dalam pembinaan upaya pelayanan kesehatan siswa SLTPI Mts dan SLTAlMAdan Sekolah Kejuruan. baik melalui pelatihan, maupun rekrutmen tenaga sesuai dengan kebutuhan.

b. Meningkatkan peran serta aktif sektor terkait (Oepdiknas, Oep. Agama dan Oepdagri) melalui Tim Pembina UKS dan pihak sekolah baik Kepala Sekolah, Guru maupun murid untuk turut aktif dalam pelaksanaan pelayanan UKS, melalui pelatihan, penyuluhan . bimbingan , konsultasi dan lain-lain. c. Menyelenggarakan pertolongan dan pengayoman

bagi siswa terhadap gangguan kesehatan fisik, men-tal  maupun penyalah  gunaan  NAPZA. 

d.   Meningkatkan  peran  serta  aktif  remaja  untuk  memecahkan masalah diri dan lingkungannya.  e.   Melaksanakan fungsi  rujukan  dalam  menanggulangi 

masalah  kesehatan  remaja  mulai  dari  tingkat  keluarga, kelompok perpuluhan (masyarakat), kader,  Puskesmas,  Rumah  Sa kit. 

C. LANGKAH-LANGKAH

Oalam melaksanakan pembinaan  kesehatan siswa Sekolah  Lanjutan Tingkat  Pertama dan  Sekolah  Menengah langkah-langkah yang dilakukan adalah  : 

1.   Mengupayakan dan meningkatkari dukungan politis dari  seluruh  sektor  terkait  melalui  Tim  pembina  UKS  (Oepdiknas,  Oep.  Agama,  Oepdagri  dan · Oepkes)  dan  sektor lajnnya yang baik langsung maupun tidak langsung  terJibat  dalam  pembinaan  kesehatan  siswa,  dan  Pusat  sampai daerah. 

(26)

3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas pengelola program, guru, murid, orang tua dan masya-rakat  pada  umumnya  agar  dapat  berperan  serta  aktif  dalam  kegiatan  pembinaan  dan  peningkatan  kesehatan  . siswa. 

D. KEGIATAN

1 .   Oukungan Politis 

Oukungan politis  ini  diperlukan agar supaya pembinaan  kesehatan  remaja  dapat  di!aksanakan  secara  berkesinambungan  mulai  dari  tingkat  pusat  sampai  ke  daerah serta terkoordinasi  dengan baik antara berbagai  instansi  pemerintah  dan  swasta  yang  melaksanakan  pembinaan  remaja.  Salah  satu  badan  yang  telah  disepakati  adalah  Tim  Pembina  UKS  yang  terdiri  dari  Oepdiknas,  Oepkes,  Oepag dan  Oepdagri. 

Perlu  pula  ditertibkannya  peraturan­peraturan  yang  diperlukan  yang  menunjang  pelaksanaan  kegiatan  berbagai disiplin yang didukung oleh semua pihak seperti  halnya upaya pemerintah  yang  dituangkan dalam Surat  Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 27 tahun 1983 yang  ditujukan kepada para Pejabat Pemerintah di daerah yang  menganjurkan agar perkawinan dapat dilaksanakan pad a  usia  minimal  20  tahun  bagi  wanita  dan  25  tahun  bagi  pria. 

2.   Komunikasi,  Informasi dan Edukasi (KIE). 

Kegiatan  ini  diarahkan  kepada  para  petugas kesehatan  maupun  masyarakat  umum  termasuk  remaja  dan  bertujuan untuk memberikan informasi yang benar tentang  masalah  kesehatan  remaja  dari  berbagai  aspek,  baik  medis maupun nonmedis yang terkait dengan kesehatan . 

(27)

a. Aspek medis meliputi penyuluhan antara lain: Penyakit gangguan kesehatan fisik secara umum dan khusus seperti masalah kesehatan reproduksi, penyakit menular seksual, akibat penggunaan NAPZA, masalah gizi

Masalah kesegaran/kebugaran jasmani beserta faktor-faktor yang mempengaruhi.

Masalah kesehatan jiwa remaja serta faktor-faktor yang mungkin timbul akibat perkembangan jiwa remaja.

b. Aspek nonmedis meliputi penyuluhan antara lain: Masalah psikososial seperti masalah seks, kenakalan/perkelahian antar remaja .

Masalah agama sebagai salah satu upaya pencegahan terjadinya kelainan kesehatan remaja dan mengembangkan minat serta bakat serta kreativitas remajalgenerasi muda dalam bidang agama.

Informasi ataupun upaya penyuluhan ini dapat diberikan baik secara perorangan maupun kelompok/ organisasi dengan memanfaatkan semua media komunikasi yang ada antara lain media cetak, me-dia  elektronika,  pertunjukan  tradisional  dan  lain  sebagainya. 

3.   Pendidikan  Kesehatan 

Bagi kelompok umur ini pendidikan kesehatan dilengkapi  dengan  persiapan  untuk  menghadapi  kehidupan  berkeluarga dan  menjadi sumber tenaga pembangunan  yang tangguh . 

Mengingat  perkembangan  psikososial  dan  mental  yang  amat ceDat dan mudah dipengaruhi oleh unsur­unsur luar  baik itu  positif maupun  negatif,  maka perlu  dipersiapkan  ketahanan daya tangkai diri terhadap pengaruh dari luar.  Pendidikan  kesehatan  dapat  diberikan  melalui  intra  kurikuler maupun extra h.urikuler 

Intra kurikuler  Melaiui  mata  pelajaran  I PA,  B,iologi,  Agama,  Penjaskes,  bimbingan  penyuluhan (BP) 

(28)

Pendidikan kesehatan melalui extra kurikuler, yaitu : a. Penyuluhan; melalui forum komunikasi dan

bimbingan Ikonseling yaitu diskusi kelompok diselenggarakan oleh Puskesmas, kelompok protesi, organisasi pemuda, Karang Taruna, Pramuka, Palang Merah Remaja maupun organisasi sosial 'Iainnya.

b. Pelatihan pada siswa, yaitu kader UKS dalam bentuk

,.

latihan Kader Kesehatan Remaja (lanjutan program dokter kecil) Pramuka SBH(Saka Bhakti Husada), Palang Merah Remaja, Patroli keamanan sekolah 、セョ@ lain-lain. Selain materi kesehatan umumnya, khusus bagi kelompok usia ini petlu diberikan materi tentang:

1) Pengetahuan kehidupan berkeluarga.

Diberikan tentang dasar-dasar hidup sehat dan kesehatan keluarga, agar dapat menjalani kehidupan keluarga yang sehat dan mandiri. 2) Pengetahuan tentang ilmu gizi dan tungsinya.

Siswa harus tahu mengenai gizi dan kebutuhan yang optimal bagi dirinya maupun bagi keluarganya kelak.

3) Kesehatan Reproduksi Remaja (KRB)

Agar siswa dapat mengerti mengenai perubahan hormonal yang terjadi dan siap untuk men-jalaninya  dengan  baik,  sehingga  dapat  menyalurkan  dorongan  seksual  ke  arah  hal­hal  yang  berguna,  agar dapat  terhindar dari  akibat  hubungan seks dan pergaulan bebas yang buruk.  4)  Bahaya  narkotika,  psikotropika  dan  zat  adiktit 

lainnya (NAPZA) termasuk rokok dan alkohol.  Siswa  diberikan  pengetahuan  mengenai  akibat  buruk NAPZA, agar siswa dapat menghindari dan  menolak bahan yang berbahaya terse but.  5)   Pengetahuan  mengenai  keteladanan  hidup 

(29)

6) Bahaya Penyakit Menular Seksual (PMS). Siswa perlu mengetahui dan harus dapat menghindari tertularnya penyakit akibat hubungan seksual termasuk HIV/AIOS

7) Kesehatan/keselamatan kerja khusus untuk sektor nonformal.

Kecelakaan pada siswa baik disebabkan oleh lalu lintas, kerja maupun tindakan lainnya sangat sering terjadi, sehingga siswa perlu dipersiapkan untuk dapat mencegah dan menghindari tim-bulnya  kecelakaan  bagi  diri  maupun  ling-kungannya. 

4.   Pelayanan kesehatan bagi siswa remaja dilaksanakan di  Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan  dasar yang mencakup upaya peningkatan, pencegahan,  pengobatan,  dan  pemulihan  yang  dilaksanakan  secara  terpadu dan ditunjang dengan pelayanan di Rumah Sakit  sebagai tempat rujukan. Jenis pelayanan kesehatan yang  diberikan  bagi  remaja  merupakan  suatu  standar  pelayanan  kesehatan  dasar  di  setiap  puskesmas  yang  ada di Indonesia. Pelayanan di Rumah Sa kit meliputi pela-yanan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan  secara terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan  pencegahan penyakit. 

Pelayanan tersebut  dilaksanakan  dengan  melakukan 

pendekatan secara holistik dan juga mencakup keluarga  dan masyarakat sehingga dapat dicapai tarat kesehatan  remaja  yang optimal.  Pelayanan  kesehatan  bagi  siswa/  siswi  dilaksanakan  secara  komprehensit  (promotit,  preventif, kuratif dan rehabilitatit) namun lebih ditekankan  pada upaya promotit dan preventit. 

a.   Promotif/peningkatan. 

Oilaksanakan melalui pendidikan maupun penyuluhan  kesehatan  baik  secara  langsung  maupun  tidak  langsung  melalui,  majalah  maupun buletin  sekolahl  poster. 

Oi  Puskesmas dapat dilaksanakan melalui  :  1)  Konseling kesehatan remaja.  

(30)

3) Forum konsultasi siswa.

4) Acara rekreasi dan kesenian seperti san-diwara atau acara lainnya. 

5)   Pelatihan  kader  kesehatan,  misalnya  :  Kader Kesehatan Remaja, PMR,  Pramuka  Saka  Bhakti  Husada,  Patroli  Keamanan  Sekolah dan lain­lain. 

Pelayanan  konseling  bagi  remaja  diperlukan  agar  remaja  mendapat  kesempatan  untuk  mengungkapkan masalah secara terbuka yang  akan  mengarah  pada  tindakan  pengobatan  yang  tepat.  Dalam  kegiatan  ini  diperlukan  persyaratan antara lain: 

1)   Petugas  dapat  dipercaya  oleh  remaja  mengenai  kerahasiaan. 

2)  Petugas cukup berwibawa. 

3)  Adanya suatu "privacy" (bersifat pribadi)  b.   Preventif/pencegahan. 

Program pencegahan dapat dilaksanakan oleh  Puskesmas antara lain: 

1)  Pengenalan dini  penyakit gangguan  yang  mungkin  terjadi,  dilaksanakan melalui :  a)  Penjaringan  kesehatan/pemeriksaan 

kesehatan.  Dilaksanakan  oleh  Puskesmas bagi siswa kelas I, maupun  yang  lainnya,  dapat juga dilaksanakan  secara  sederhana  oleh  guru  maupun  kader UKS. 

b)   Deteksi/observasi  mengenai  masalah  khusus. Pada  kelompok usia ini selain  dari  pemeriksaan  kesehatan  yang  biasa,  sebaiknya ditambahkan deteksi  khusus  tentang  kebiasaan  merokok,  kecanduan  alkohol  atau narkotika dan  perilaku  yang  menyimpang,  dapat  dilaksanakan  khusus  wawancara  kepada murid baru oleh Guru BP/Kelas  untuk  dapat  mendeteksi  adanya  gangguan perilaku pada siswa. 

(31)

sering terjadi gangguan gizi dan atau anemia pada kelompok ini.

Deteksi anemia terutama pada siswa perempuan, karena adanya anemia pad a siswa perempuan dapat mempengaruhi prestasi belajar dan kondisilkesiapan untuk menjadi ibu kelak.

d) Tes kesegaran jasmani. 2) Immunisasi

Khusus untuk siswi kelas III SLTA diberikan immunisasi Tetanus Toksoid dalam rangka mempersiapkan calon ibu, dan pencega-han timbulnya Tetanus pada bayi maupun ibunya.

3) Forum konsultasi siswalkonseling

Mengingat banyaknya masalah pada kelompok usia ini yang lebih bersifat pembentukan kejiwaan yang seringkali tertutup karena malu, segan/sungkan dan lain-lain, maka di anjurkan adanya Forum KonsultasilKonseling kesehatan remaja, misalnya melalui telepon atau tatap muka. Dikota besar lebih banyak menghadapi tantangan dan cobaan terutama di-sebabkan lancarnya hubungan komunikasi dan informasi dari luar baik melalui TV, film maupun media massa yang amat besar dan mudah masuk.

Konsultasi melalui telepon bagi remaja dapat memberikan pelayanan langsung atas persoalan/masalah remaja yang dianggap sulit diblcarakan.

Konseling ini dapat dilaksanakan melalui Puskesmas/petugas kesehatan melalui perencanaan terpadu dalam menangani kasus-kasus remaja. Sebaiknya siswa dilibatkan secara aktif dalam kegiatan ini. 4) Pencegahan kecelakaan.

(32)

masalah yang ditemukan adalah jauh berbeda . Kecelakaan lalulintas, kare na olahraga maupun kecelakaan ォ・セ。@ a at sering teqadi , sehingga perlu di e rikan latihan dan penyuluhan e ngenai pencegahan dan teknik untuk mengatasi kecelakaan.

5) Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Penyakit Menular Seksual. Akibat perkembangan dan pematangan sistem hormonal maka timbul masalah akibat dorongan/keinginan hubungan seksual, sehingga siswa perlu dibekali pengetahuan mengenai cara untuk me-ngatasi  dan  mengalihkan  dorongan  tersebut dan pengetahuan mengenai akibat  hubungan  seks  pra/sebelum  nikah  misalnya: kehamilan yang tidak diinginkan,  tertularnya  penyakit  kelamin,  norma  bahwa  hubungan  seks yang  sehat adalah  di dalam lembaga perkawinan. 

Dalam  melaksanakan  pelayanan  kese-hatan  pada  kelompok  siswa  ini  dilaksa-nakan beberapa kegiatan antara lain:  a)  Penyuluhan kesehatan reproduksi  b)  Penyuluhan  pencegahan  penyakit 

menutar seksual termasuk HIV/AIDS 

6)  Program  pencegahan  penyalahgunaan  NAPZA. 

c.   Kegiatan penyembuhan/kuratif. 

Kegiatan penyembuhan yang dapat dilaksanakan  di  sekolah  adalah  pertolongan  pertama  pada  kecelakaan  atau  penyakit  secara  sederhana  yang dapat dilakukan oleh kader atau guru UKS.  Apabila kondisinya lebih serius maka perlu dirujuk  ke Puskesmas. 

(33)

d. Rehabilitatif/Pemulihan

Kegiatan Pemulihan dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan jenis ketenagaan yang ada. Apabila diperlukan, dilakukan rujukan ke Rumah Sa kit.

5. Kesehatan lingkungan bagi kelompok usia ini tidak saja ditujukan pad a kebersihan diri dan lingkungan fisiknya, tetapi lebih ditekankan pad a faktor lingkungan psikososial.

Lingkungan psikososial yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan di sekolah dan diluar sekolah, lingkungan tersebut diatas turut mempengaruhi perkembangan pertumbuhan siswa.

Kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain: a. Kebersihan fisik bagi diri maupun lingkungannya

1) Pembinaan kebersihan pribadi siswa baik dalam penampilan maupun bebas dari tertularnya kuman penyakit infeksi maupun penyakit kelamin.

2) Pembinaan kebersihan lingkungan sekolah, warung sekolah, lingkungan di rumah maupun lingkungan sekolah.

Siswa diikut sertakan pad a kegiatan sekolah, kegiatan so sial yang ada di lingkungan sekolah atau rumahnya, dalam rangka kegiatan pengawasan dan kebersihan, termasuk pengelolaan sampah, kebersihan halaman yang be bas dari binatang sumber penyakit, air limbah dan lain-lain.

b. Pembinaan lingkungan psikososial.

Siswa yang harmonis serasi penuh pengertian dan saling menghargai antar siswa, siswa dengan guru, orang tua maupun masyarakat di sekitarnya. Dalam rangka penganeka ragaman pelayanan dan pembinaan kesehatan siswa darat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan : a. latihan kedisiplinan siswa, Pramuka,PMR

dan lain-lain.

b. latihan olahraga, kesenian dan rekreasi. c. Pendidikan budi pekerti dan agama. d. Kelompok belajar siswa.

(34)

6. Kerjasama Lintas Sektoral

a. Telah diketahui bahwa pembinaan kesehatan remajaJ siswa ini telah banyak diselenggarakan oleh berbagai instansi sesuai dengan bidang masing-masing. Kemajuan upaya pembinaan kesehatan remaja dipengaruhi pula oleh kemajuan upaya pembinaan yang dilaksanakan sektor lain.

Oleh karena itu kerjasama inter sektor kesehatan dengan sektor-sektor lain yang menyeleng-garakan  pembinaan  kesehatan  remaja  merupakan hal yang mutlak diperlukan dan harus  diatur dengan sebaik­baiknya. Kegiatan ini dapat  dicapai  dengan  berbagai  cara  antara  lain  menyelenggarakan  pertemuan  berkala  antara  semua sektor baik lingkungan kesehatan maupun  di  luar  kesehatan  yang  mempunyai  program  pembinaan  remaja  dengan  tujuan  agar  dapat  terjadi  suatu kerjasama yang terpadu dan dapat  mencapai hasH yang optimal. 

b.   Peranan Orang Tua 

Selain  pembinaan  terhadap  sasaran  langsung/  siswa,  orang  tua  siswa  merupakan  faktor  penentu keberhasilan program, karena orang tua  yang paling dekat dengan siswa. 

Penyuluhan  bagi  orang  tua  siswa  mengenai  kebutuhan  remaja  dapat  dilaksanakan  secara  langsung maupun tidak  langsung melalui media  massa,  koran,  majalah,  TV  maupun  radio.  ceramah di  sekolah. 

Program  yang  dapat  diberikan  adalah  penyu-luhan pengetahuan mengenai : 

1)   Kebutuhan gizi siswa 

2)   Pengetahuan kesehatan  reproduksi  remaja.  3)   Pengetahuan  tentang  tumbuh  kembang 

remaja, baik fisik maupun psiko sosial remaja  4)  Penyakit  yang  sering  timbul  di  kalangan 

siswa. 

5)  Pencegahan  penyakit  dan  timbulnya  kecelakaan pada siswa. 

(35)

· C. Peranan Guru

Guru adalah ujung tombak pelaksanaan pelayanan kesehatan siswa di sekolah, perlu diberikan pelatihan khusus, untuk dapat membantu pelaksanaan beberapa kegiatan tertentu, misalnya :

1) Pengamatan (observasi)

Pengamatan siswa secara sepintas lalu, misalnya:

- Keadaan umum murid, baik keadaan penampilan umum/kebersihan diri dan kebiasaan perilaku hidup sehat siswa, sehari-hari .

- Apakah ada siswa yang mempunyai kebiasaan merokok atau perilaku menyimpang lainnya

2) Deteksi/menemukan anak yang sa kit dan bila perlu rujuk ke Puskesmas.

- Apakah ada siswa yang mempunyai masalah baik kesehatan maupun psikososialnya.

3) Pendidikan Ketrampilan Hidup Sehat (PKHS)I

Life Skill Education (LSE)

4) Sekolah yang mempromosikan kesehatan 5) Penimbangan dan pengukuran tinggi badan

siswa setiap 6 bulan sekali.

6) Pemeriksaan ketajaman penglihatan (Vis us) setiap 6 (enam) bulan sekali.

(36)

E.

HASIL UPAYA

Hasil upaya merupakan ru musan luaran yang harus dicapai oleh palayanan kesehatan di SLTP/SLTAlMTS/MAlSMK. Pelayanan kesehatan sekolah tin gkat lanjutan pertama dan sekolah menengah merupakan kelanjutan dari pelayanan kesehatan sekolah dasar secara berkesinambungan dengan beberapa perbedaan yang mendasar disebabkan oleh perubahan fisiko mental dan emosional siswa. sehingga : 1. Siswa

1) Memiliki pengetahuan. sikap dan keterampilan untuk melaksana,kan norma hidup sehat dan mampu memecahkan masalah kesehatan sederhana dengan jalan turut berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan sekolah. rumah tangga maupun lingkungan masyarakat.

2) Sehat baik dalam arti fisiko mental maupun sosial dan siap untuk menjalani kehidupan berkeluarga yang sehat sejahtera dan mandiri.

3) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk pergaulan bebas. penyalahgunaan NAPZA. kenakalan remaja dan tawuran remaja. 4) Memiliki kemampuan untuk dapat menyalurkan

dorongan fisik dan seksual ke arah kegiatan yang positif dan bermanfaat.

5) Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang benar dalam menghadapi permasalahan dan tantangan. kehidupan serta godaan yang ada di sekitarnya

6) Mempunyai kemampuan dan ketrampilan memelihara dan membina kebersi:han dan kelestarian lingkungan fisik di rumah, sekolah dan sekitarnya.

7) mempunyai kesiapan dan kemampuan untuk membentuk dan membina lingkungan keluarga yang sehat dan sejahtera.

8) Mempunyai status kesehatan yang baik berdasarkan tolok ukur:

1) Status gizi : - BB dan TB yang harmonis - Bebas Anemia

(Kadar HB> 12 gr %)

(37)

3) Bebas dari penyakit menular seksual

4) Bebas dari kebiasaan merokok, minum alkohol, dan penyalahgunaan NAPZA

2. Jangkauan lingkungan fisik dan sosial sekolah dengan patokan :

a) Sekolah yang bebas dari faktor rawan sekolah. b) Tidak ada tempat pembiakan binatang

c) Tersedia sarana air bersih dan jamban yang memenuhi syarat kebersihan.

d) Ada kantin/warung sekolah yang memenuhi syarat dan diawasi oleh Tim Pelaksana UKS dengan baik.

e) Pelayanan koseling terutama bagi siswa yang membutuhkan.

f) Peran serta masyarakat dengan patokan : - Masing-masing sekolah ada kader kesehatan

sekolah (PMR, SBH, dan lain-lain)

(38)

F. PELAYANAN KESEHATAN SESUAI PAKET STANDARD

1. Sifat dan bentuk kegiatan

Sifat kegiatan

1) Peningkatan (promotif)

Bentuk kegiatan

a) membina sarana keteladanan di sekolah:

(1) Sarana keteladanan gizi berupa kantin (warung) sekolah yang memenuhi persyaratan sanitasi, higi-ene  dan  gizi  termasuk  ke-amanan makanan. 

(2)   Sarana keteladanan keber-hasilan lingkungan berupa :  (a)  

keteladanan pengelola-an sampah, saluran air  limbah, kebersihan jam-ban  dan  kamar  mandi  dan sebagainya.  b)   tidak ada  tempat 

pem- biakan binatang penye-bar penyakit. 

(3)   Sekolah  yang  mempro-mosikan  kesehatan 

b)   membina  kemampuan  siswa  melalui  penyuluhan/konseling  tentang: 

kesehatan  reproduksi   remaja.  

penyakit  menular  dan   penyakit hubungan seks.   pencegahan  terhadap  ro-  kok, alkohol, dan penyalah-  gunaan NAPZA  

persiapan  kehidupan  ber-  keluarga.  

(39)

dalam pelayanan kesehatan melalui kegiatan latihan "kader kesehatan sekolah" (PMR. SBH dan lain-lain) dengan fokus latihan pada:

(1) keterampilan mengenali dan meneegah penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS. (2) keterampilan mengamati dan

memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan.

(3) keterampilan memberikan penyuluhan tentang

penee-gahan  penyalahgunaan 

NAPZA  dan  keeelakaani  eedera. 

(4)  keterampilan  mengamati  sta-tus  kesehatan berupa : 

mengukur  dan  meneatat  tinggi dan berat badan.  gejala  Anemia  dan  Gon-dok. 

test kesegaran jasmani.  mengukur  dan  meneatat  ketajaman penglihatan dan  pendengaran. 

5)   keterampilanP3K(Pertolongan  Pertama Pada Keeelakaan).  6)   keterampilan  P3P 

(Per-tolongan  Pertama  Pada 

Penyakit)  khususnya 

penanganan Diare. 

(40)

2)

Pencegahan (preventif)

3) Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif)

4) Manajemen

a) penjaringan kesehatan pada peserta didik baru kelas I.

b) pemeriksaan kesehatan periodik

1) untuk peserta didik bukan di kelas I, setiap semester dilakukan pemeriksaan kesehatan remaja :

mengukur tinggi dan berat badan.

mengukur ketajaman penglihatan dan pen-dengaran. 

periksa Hb 

test kesegaran jasmani. 

2)

untuk  guru  berupa  peme-riksaan  kesehatan  secara  sederhana, sekali setahun.  c)   Pengawasan  terhadap  keadaan 

air. 

a)   Pengo'batan  ringan  dan  perto-longan pertama di sekolah.  b)   Rujukan medik untuk mengurangi 

de rita  sakit,  kasus  kecelakaan,  keracunan atau lain kondisi yang  membahayakan  jiwanya,  dan  kasus penyakit yang khusus.  c)   penanganan kasus anemia gizi. 

a)   Forum komunikasi terpadu antar  kegiatan  pokok  Puskesmas  berupa: 

(1)  pertemuan perencanaan dan  penyusunan  program  kerja  pelayanan kesehatan dalam  UKS. 

(2)   pertemuan  periodik  tiap  triwulan sekali dalam rangka  pemantauan  dan  evaluasi  pelaksanaan  pelayanan  kesehatan dalam UKS. 

(41)

b) Pembinaan teknis dan penga-wasan  ke  sekolah  7  kali  dalam  setahun . 

c)   Pencatatan dan pelaporan. 

2. Ruang Lingkup kegiatan guru.

Sebagai pegangan dalam pendelegasian wewenang kepada  guru dalam pelayanan kesehatan sesuai paket minimal, uraian  kegiatan  bagi  guru adalah sebagai  berikut : 

Uraian kegiatan 

Dilaksanakan  oleh 

Tenaga 

puskesmas  Guru 

1) 

2) 

Membina  saran3  ket 81ada nan  gizi 

a)  pangorganisasian  dan  pemeliharaan  kantin  (warung sekolah). 

b)  pembinaan  teknis  dan  pemantauan 

C) menjaga "keamanan maka-nan". 

Membina  sarana  keteladanan  kebersihan  dan  kelestarian  lingkungan. 

a)  Menggerakkan  peme -liharaan  dan  mengawasi  kebersihan  lingkungan  di  sekolah: 

­ pengelolaan sampah  ­ saluran air limbah  ­ kebersihan  jamban  dan 

kamar mandi 

­ kebersihan  kantin  (warung)  sekolah,  ruang  UKS,  ruang  kelas  dan  sebagainya. 

b)  Mencegah  terbentuknya 

2

++

3

++

++

(42)

binatang penyebar penyakit, di antaranya pembasmian sarang nyamuk.

c) pembinaan teknis dan peman-tauan . 

3)  Membina kemampuan siswa melalui 

penyuluhan  dan  konseling ,  tentang: 

Kesehatan reproduksi  remaja  Penyakit menular termasuk PMS  pencegahan  penyalahgunaan  NAPZA  termasuk  persiapan  kehidupan  berkeluarga. 

4)  Mengembangkan  kemampuan 

peserta  didik  untuk  berperan  serta  aktif  dalam  pelayanan  kesehatan  ("kader kesehatan sekolah"/PMR).  a)  koordinasi,  mangatur  dan 

membantu latihan keterampilan.  b)  membimbing,  latihan  teknis  pelayanan  kesehatan  dan  pengawasan  materi  teknis  pelayanan  kesehatan  yang  dilatihkan. 

c)  memantau  peran  serta  didik  yang  sudah  dilatih  ("kader  kesehatan  remaja"  atau  PMR  dan SBH). 

5)  Penjaringan kesehatan pada peserta 

didik baru  kelas I. 

6)  Pemeriksaan  kesehatan periodik 

Peserta didik bukan di kelas I berupa:  mengukurtinggi dan berat badan  mengukur  ketajaman  peng-lihatan dan pendengaran  periksa Hb 

test kesegaran jasmani 

7)  Immunisasi 

(43)

8) Pengawasan terhadap keadaan air a) menjaga keamanan sumber air

b) memantau keadaan fisik air ++

9) Pengobatan ringan dan pertolongan

pertama di sekolah.

10) Konseling kesehatan remaja. 11) Pelayanan medik untuk mengurangi

derita sakit. kasus kecelakaan. keracunan atau lain kondisi yang membahayakan nyawa. dan untuk kasus penyakit yang khusus. a) pengenalan dini kondisi yang

perlu dirujuk baik fisik maupun mental

b) pengobatan kasus dan rujukan ++

spesialistik bila diperlukan.

12) Penanganan kasus anemia a) pengenalan dini dan merujuk

b) tindakan teknis medis ++

13) Forum komunikasi terpadu

a) antar kegiatan pokok Pus- ++

kesmas

b) antar Puskesmas dan sekolah

-

koordinasi dan membantu

pelaksanaan

-

bimbingan dan pembinaan ++

teknis.

14) Pencatatan dan laporan

a) pencatatan sederhana data keseharian dan pelayanan kesehatan oleh guru

b) pencatatan dan pelaporan ++

sesuai sistim yang berlaku .

++

++

++

++

++

++

(44)

G. PELAYANAN KESEHATAN SESUAII PAKET PARIPURNA

Perangkat kegiatan yang dijalankan adalah sesuai keinginan masing-masing unit teknis terkait, untuk ini agar dipakai sebagai pedoman petunjuk-petunjuk teknis yang dikeluarkan unit teknis yang bersangkutan.

Berikut ini adalah patokan tentang lingkup kegiatan pelayanan kesehatan untuk tenaga Puskesmas dan guru.

Kegiatan pokok Uraian kegiatan

Dilaksanakan oleh

Tenaga Guru

Perbaikan gizi a.

b.

c.

Membina sarana

keteladanan

1) pengorganisasian kantin (warung) sekolah

2) penggerakan pem-buatan kebun seko-lah dan peternakan sosial

3) pembinaan teknis memantau perkem-bangan status kese-hatan peserta didik dan tindak lanjutnya 1) mengikuti

pertum-buhan peserta didik dengan cara : a) mengukur dan

mencatat tinggi dan berat badan b) menilai

kesega-ran jasmani 2) perbaikan gizi

beru-pa penanganan

anemia gizi gondok, kekurangan vitamin A a) pen gam a tan dan pengenalan diri

b) tindakan medis tehnis pembinaan teknis ++ + + ++ ++ ++ ++ ++ ++ Kesehatan lingkungan

a. membina sarana

keteladanan

1) menggerakan

(45)

mengawasi keber-sihan dan kelesta-rian lingkungan di

sekolah, yaitu

pengelolaan sam-pah, saluran air limbah, kebersihan jamban dan kamar mandi, kebersihan kantin (warung) sekolah, ruang ke-las dan sebagai-nya.

2) mencegah terben

-tuknya tempat

pembiakan bina-tang penyebar pe-nyakit, diantaranya pembasmian sa-rang nyamuk

3) pengamanan

sum-ber air di sekolah a) menJaga dan

mengawasi kondisi sumber air

b) memperhati-kan kondisi air c) mengambil

dan me

me-riksa sam pel air.

b. Pembinaan teknis

Pancegahan dan a. Memutuskan rantai

pemberantasan proses panyakit

penyakit berupa :

1 ) Deteksi dini

adanya gejala

panyakit menular termasuk penyakit akibat hubungan

seks.

2) Program konseling baik untuk penyakit

fisik maupun

men-tal, mencegah

(46)

a) mencari penderita aktif

b) pame ri ks aan

penderita

pe-ngambilan sam-pel dan rujukan kasus

e) immunisasi - identifikasi

pe-serta didik yang

perlu

immu-nisasi

- memberi immu-nisasi

3. Memantau status

kesehatan: a) penjaringan

ke-sehatan pada peserta didik baru di kelas I b) pemeriksaan

ke-sehatan pen-didik peserta didik yang bukan di kelas I. e) pemeriksaan

ke-sehatan rutin bagi guru, sekali setahun.

d) test kesegaran jasmani

e. Pembinaan teknis. Penyuluhan

kesehatan a. Mengembangkan

pe-ran serta aktif peserta didik, guru dan orang tua peserta didik

++ ++

+

++

++

++

++

+

+

++

++

(47)

1) forum komunikasi,

informasi dan

motivasi

a) Forum

Komu-nikasi 

Kese-hatan  remaja.  b)   Koordinasi  dan 

membantu  pe-laksanaan  c)   Bimbingan  dan 

pembinaan  tek-nis . 

2)  Pembimbingan  hi -dup sehat termasuk  pencegahan  pe-nyalahgunaan  NAPZA  dan 

kehi-dupan  keluarga 

termasuk  penyakit  akibat  hubungan  seks. 

b.  Latihan  ketrampilan 

sesuai  kebutuhan 

teknis;  kegiatan 

perbaikan  gizi;  kese-hatan  lingkungan; 

pencegahan  dan 

pemberantasan  pe-nyakit;  pengobatan;  kesehatan  gigi  dan  mulut; kesehatan jiwa.  1) latihan untuk "kader  kesehatan  remaja 

Palang  Merah 

Remaja (PMR).  a)  koordinasi,  me 

ngatur dan mem  bantu  latihan  ketrampilan  b) 

membimbing, la-tihan  teknis 

pelayanan kese-hatan  dan 

pengawasan  materi  teknis 

pelayanan kese-hatan  yang 

++

++

++

++

(48)

Pengobatan

Kesehatan gigi dan mulut

c) memantau pe-ran  serta  peser-ta  didik  yang  sudah  dilatih  sebagai  "kader  'kesehatan seko-lah" (PMR)  2)  latihan  untuk  guru 

dan  orang  tua 

peserta didik  a)  koordinasi, 

me-ngatur  pelak-sanaan 

b)   membimbing la-tihan  teknis  pe-layanan  kese-hatan  dan  pe-ngawasan  ma-teri teknis  yang  dilatihkan  c)   memantau 

pe-ran  serta  dan  evaluasi 

a.   Pengobatan  dan 

rujukan 

1)  pengobatan ringan  dan  pertolongan  pertama di sekolah 

2)  rujukan  medik  a)  pengenalan  dini 

kondisi  yang 

perlu dirujuk  b)  pengobatan 

ka-

sus,rujukan spe-sialistik  dan 

pemulihan 

b.  Pembina an teknis. 

a.  Pencegahan  penyakit  gigi dan mulut 

1)  perbaikan  higiene  mulut dengan cara: 

++ ++

++

++

++

++

++

++

(49)

a) men gad a k a n ++

kegiatan peme-riksaan gigi rutin di sekolah

b) pembuangan ++ +

karang gigi

2) aplikasi bahan/zat ++

preventif terhadap penyakit gigi dan mulut

b. Pengobatan dan ++

rujukan

c. Pembinaan teknis . ++

a. Pencegahan kesulitan

Kesehatan jiwa bersumber masalah

kejiwaan

1 ) pengenalan dini + ++

dan rujukan

2) penanganan ka- ++

sus/konsultasi untuk peserta didik dengan gangguan psikotiklneurotik.

Penanganan spesimen

Laboratorium 1) pengambilan spesi- ++ +

sederhana men

2) pengolahan spesimen ++

(50)

H. INDIKATOR KEBERHASILAN

Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan program UKS bagi siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah dipantau melalui sistern pencatatan dan pelaporan yang dapat meliput dan memberikan masukan dalam upaya penilaian program.

1 . Meningkatnya pelayanan UKS bagi siswa sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), dan sekola" menengah dilihat dari kualitas dan kuantitas pelayanan yang dilaksanakan, mulai dari tingkat keluarga sampai ke tingkat profesional baik oleh pemerintah maupun swasta.

2. Meningkatnya status kesehatan siswa baik fisik, mental maupun sosial dengan meningkatnya status gizi dan sta-tus kesegaran jasmani siswa, dan menurunnya gangguan  kesehatan  reproduksi,  gangguan kesehatan  mental dan  penyalahgunaan NAPZA. 

3.   Meningkatnya peran serta masyarakat secara aktif dalam  meningkatkan pembinaan kesehatan siswa,  baik secara  perseorangan  maupun  melalui  institusi/organisasi  yang  ada,  misal:  Kader  Kesehatan  Remaja,  Dana  Sehat  di  Sekolah dan lain­lain. 

4.   Meningkatnya  jangkauan  pelayanan  'kesehatan  bagi  siswa baik formal maupun non formal. 

5.   Menurunnya angka kematian bayi dan ibu sebagai akibat  menurunnya kehamilan pada usia remaja/kehamilan yang  tidak diinginkan. 

I. PENUTUP

Pembinaan  kesehatan  siswa  Sekolah  Lanjutan  Tingkat  Pertama  dan  Sekolah  Menengah  mempunyai  daya  ungkit  terhadap  kesehatan  dewasa muda dan  selanjutnya,  karena  itu  pembinaan  kesehatan  pada  siswa  Sekolah  Lanjutan  Tingkat  Pertama  dan  Sekolah  Menengah  memiliki  nilai  strategis  dalam  pembinaan  keluarga  dan  bangsa  pada  umumnya. 

Keberhasilan  pelayanan  kesehatan  bagi  siswa  sangat  ditentukan  oleh  peran  serta  dukungan  dari  berbagai  sektor  yang  terkait,  terutama  kepala  sekolah,  guru  dan  orang  tua  murid  serta  organisasi  pemerintah  maupun  swasta  yang  berkecimpung dalam pembinaan siswalremaja. 

(51)

REFERENSI

1. Sistem Kesehatan Nasional, Departemen Kesehatan R I tahun 1982.

2. Pola Pembinaan Kesehatan Keluarga, Departemen Kesehatan RI tahun 1985.

3. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahap II (1993-2018)  Bidang  Kesehatan/Rancangan  2,  Departemen  Kesehatan  RI  tahun  1992. 

4.   Pedoman  Pelayanan.  Kesehatan  untuk  SD,  Departemen  Kesehatan  RI  tahun  1990. 

(52)
(53)
(54)

PERPUSTAKAAN

DE PA RT EMEN KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

Referensi

Dokumen terkait

(3) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi sebelum atau paling lama 1 (satu) tahun pertama setelah menduduki jabatan struktural.

Hal ini berarti hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima yaitu terdapat hubungan antara social support dan self efficacy dengan stress pada ibu rumah

Judul Skripsi : Hubungan antara Iklim Keselamatan Kerja ( Safety Climate ) dengan Sikap Karyawan Terhadap Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( Safety Behaviour ) di

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) metode Landfill dan Thermal di TPST Bantar Gebang dari sudut pandang

Gagal jantung didapatkan lebih banyak pada laki-laki dibanding dengan wanita serta mengalami peningkatan pada usia 35 dan paling tinggi pada usia di atas 70 tahun memiliki

Suatu pandangan yang melihat keseluruhan syarat untuk adanya pidana itu kesemuanya merupakan sifat dari perbuatan, pandangan ini memberikan

Dari hasil wawancara dan analisis terhadap jawaban seluruh pegawai di DPMPTSP Kota Samarinda dapat diketahui secara jelas bahwa budaya inovasi agar efektif berjalan dalam

Hasil analisis variabel mediasi menunjukkan, bahwa sistem kerja berkinerja tinggi mempengaruhi komitmen afektif melalui keadilan prosedural, dengan nilai pengaruh tidak