• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Pengendalian Bahan Baku dan Perencanaan Produksi di Perusahaan Jamu Menara, Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Pengendalian Bahan Baku dan Perencanaan Produksi di Perusahaan Jamu Menara, Bogor"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PERUSAHAAN JAMU MENARA,

BOGOR

Oleh :

ARMIASTHO ADI SAPUTRO F14102112

2008

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(2)

SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PERUSAHAAN JAMU MENARA, BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

ARMIASTHO ADI SAPUTRO F14102112

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(3)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis merupakan anak kedua dari dari bapak yang bernama Bambang Murdiono dan ibu bernama Arsiatmi P.H. yang dilahirkan di Solo pada tanggal 23 Agustus 1984. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Budi Mulia, Bogor pada tahun 1996. Penulis lalu melanjutkan pendidikan menengah di SLTP Negeri 1 Bogor dan tamat pada tahun 1999. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMU Negeri 5 Bogor dan tamat pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) diterima di Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan memilih Sub Program Studi Teknik Sistem Informatika Pertanian.

Selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif sebagai anggota di Himpunan Profesi Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA). Penulis juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB di Komisi Literatur dan menjabat sebagai Wakil Koordinator Bidang Pembinaan pada tahun 2004-2005. Selain itu, penulis juga berpartisipasi di beberapa kepanitiaan kegiatan kampus.

(4)

ARMIASTHO ADI SAPUTRO. F14102112. Sistem Informasi Pengendalian Bahan Baku dan Perencanaan Produksi di Perusahaan Jamu Menara, Bogor. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr.

RINGKASAN

PJ (Perusahaan Jamu) Menara merupakan industri yang memproduksi dan menyuplai berbagai jenis simplisia nabati dan olahannya berupa ekstrak, minuman herbal, dan obat herbal. Berdasarkan ketetapan Departemen Kesehatan perusahaan ini tergolong ke dalam Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) karena memiliki aset di bawah Rp. 600.000.00,- (tidak termasuk tanah dan bangunan), dan produk yang dihasilkan dikategorikan sebagai obat tradisional.

Sebagai industri yang tergolong dalam skala kecil, PJ Menara terus berusaha untuk mengembangkan berbagai aspek produksinya. Salah satu alat bantu yang dapat dimanfaatkan dalam proses produksi adalah teknologi informasi berupa sistem informasi berbasis komputer. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan sistem informasi pengendalian persediaan bahan baku dan perencanaan produksi secara tepat dan spesifik untuk PJ Menara, dan memanfaatkan kelebihan dan fungsi sistem informasi untuk meningkatkan kinerja produksi PJ Menara.

Metode yang digunakan dalam pembangunan sistem adalah dengan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) yang meliputi beberapa tahapan yaitu investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan perawatan sistem.

Berdasarkan investigasi sistem diketahui permasalahan yang terjadi antara lain dalam pengelolaan data aliran bahan baku, produk dan perencanaan produksi. Pengelolaan data belum memanfaatkan sistem database yang disimpan dalam komputer, data yang ada disimpan dalam aplikasi spreadsheet. Sedangkan perencanaan produksi belum dilakukan secara sistematis melainkan dengan perkiraan. Dengan demikian sistem informasi yang dibangun diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengelola data produk dan bahan baku, dan selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk perencanaan produksi.

Selanjutnya berdasarkan analisis sistem diketahui informasi apa saja yang dibutuhkan oleh sistem. Lalu pada tahap desain/perancangan sistem dilakukan perancangan database, user interface, dan proses yang berlangsung pada sistem. Sistem informasi ini diberi nama Simple-Planner. Sistem Informasi Pengendalian Bahan Baku dan Perencanaan Produksi di PJ Menara memiliki dua fungsi utama. Fungsi pertama untuk mengelola database bahan baku dan produk di PJ Menara. Adapun fungsi kedua untuk menghitung optimisasi produksi berdasarkan ketersediaan bahan baku.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ”Sistem Informasi Pengendalian Bahan Baku dan Perencanaan Produksi di Perusahaan Jamu Menara, Bogor”.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan yang begitu berharga dari orang-orang yang berada di sekitar penulis. Penulis megucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr sebagai dosen pembimbing atas arahan, bimbingan, dan motivasinya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 2. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si selaku dosen penguji yang memberikan

masukan kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini.

3. Ir. Putiati Mahdar, M.App.Sc selaku dosen penguji yang memberikan masukan kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini.

4. Mas Thoriq atas bantuan dan informasi mengenai PJ Menara.

5. Pihak Perusahaan Jamu (PJ) Menara, Bapak Maman Suryaman yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Perusahaan Jamu Menara, juga atas segala bantuannya selama penelitian.

6. Mas Wahyu yang telah membantu dalam pengumpulan data di PJ Menara. 7. Bapak, Ibu, mas dan adikku yang telah memberikan kasih sayang, doa,

serta dukungan secara moril dan materil kepada penulis dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi. penyelesaian skripsi ini, dan juga kebersamaan selama ini.

11.Rekan-rekan TEP 39 atas kebersamaan dan pembelajaran selama masa studi.

(6)

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Atas segala kekurangan yang ada dalam penulisan skripsi ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Bogor, September 2008

(7)

i

1. Kelayakan Operasional ... 22

2. Kelayakan Ekonomis ... 22

3. Kelayakan Teknis ... 23

B. ANALISIS SISTEM ... 23

1. Identifikasi Kebutuhan ... 23

2. Identifikasi Fungsional ... 25

C. DESAIN SISTEM ... 25

(8)

2. Desain Proses ... 33

3. Desain User Interface ... 34

4. Optimisasi Produksi ... 52

D. IMPLEMENTASI SISTEM ... 53

1. Pemrograman dan Pembuatan Database ... 53

2. Pengujian Sistem ... 54

E. PERAWATAN SISTEM ... 55

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

(9)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Produk Minuman Herbal PJ Menara ... 18

Tabel 2. Struktur Tabel Supplier... 28

Tabel 3. Struktur Tabel Penerimaan ... 29

Tabel 4. Struktur Tabel Penerimaan Detail... 29

Tabel 5. Struktur Tabel Jenis Bahan Baku... 29

Tabel 6. Struktur Tabel Bahan Baku... 30

Tabel 7. Struktur Tabel Produksi ... 30

Tabel 8. Struktur Tabel Produksi Detail ... 31

Tabel 9. Struktur Tabel Produk... 31

Tabel 10. Struktur Tabel Penjualan ... 32

Tabel 11. Struktur Tabel Penjualan Detail... 32

Tabel 12. Struktur Tabel Resep Produk... 32

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahapan-tahapan dalam System Development Life Cycle ... 15

Gambar 2. Aliran Bahan Baku dan Produk di PJ Menara ... 20

Gambar 3. DFD Level 0 pada Aliran Bahan PJ Menara ... 27

Gambar 4. Frame Tampilan Utama Sistem ... 35

Gambar 5. Struktur Menu Simple-Planner... 36

Gambar 6. Tampilan Splash ... 37

Gambar 7. Tampilan Log in ... 38

Gambar 8. Tampilan Utama ... 38

Gambar 9. Tampilan Data Bahan Baku ... 40

Gambar 10. Tampilan Data Produk ... 41

Gambar 11. Contoh Laporan Data ... 42

Gambar 12. Tampilan Data Resep Produk ... 42

Gambar 13. Tampilan Data Supplier ... 43

Gambar 14. Tampilan Data Pelanggan ... 44

Gambar 15. Tampilan Data Penerimaan Bahan Baku ... 45

Gambar 16. Tampilan Data Detail Penerimaan Bahan Baku ... 45

Gambar 17. Tampilan Data Penjualan ... 46

Gambar 18. Tampilan Detail Data Penjualan ... 46

Gambar 19. Tampilan Pilih Perencanaan Produksi ... 47

Gambar 20. Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 1 / Tampilan Keluaran Perencanaan Produksi ... 48

Gambar 21. Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 2 ... 49

Gambar 22. Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 3 ... 50

Gambar 23. Tampilan Ubah Password ... 51

(11)

SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PERUSAHAAN JAMU MENARA,

BOGOR

Oleh :

ARMIASTHO ADI SAPUTRO F14102112

2008

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(12)

SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BAHAN BAKU DAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PERUSAHAAN JAMU MENARA, BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

ARMIASTHO ADI SAPUTRO F14102112

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(13)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis merupakan anak kedua dari dari bapak yang bernama Bambang Murdiono dan ibu bernama Arsiatmi P.H. yang dilahirkan di Solo pada tanggal 23 Agustus 1984. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Budi Mulia, Bogor pada tahun 1996. Penulis lalu melanjutkan pendidikan menengah di SLTP Negeri 1 Bogor dan tamat pada tahun 1999. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMU Negeri 5 Bogor dan tamat pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) diterima di Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan memilih Sub Program Studi Teknik Sistem Informatika Pertanian.

Selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif sebagai anggota di Himpunan Profesi Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA). Penulis juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB di Komisi Literatur dan menjabat sebagai Wakil Koordinator Bidang Pembinaan pada tahun 2004-2005. Selain itu, penulis juga berpartisipasi di beberapa kepanitiaan kegiatan kampus.

(14)

ARMIASTHO ADI SAPUTRO. F14102112. Sistem Informasi Pengendalian Bahan Baku dan Perencanaan Produksi di Perusahaan Jamu Menara, Bogor. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr.

RINGKASAN

PJ (Perusahaan Jamu) Menara merupakan industri yang memproduksi dan menyuplai berbagai jenis simplisia nabati dan olahannya berupa ekstrak, minuman herbal, dan obat herbal. Berdasarkan ketetapan Departemen Kesehatan perusahaan ini tergolong ke dalam Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) karena memiliki aset di bawah Rp. 600.000.00,- (tidak termasuk tanah dan bangunan), dan produk yang dihasilkan dikategorikan sebagai obat tradisional.

Sebagai industri yang tergolong dalam skala kecil, PJ Menara terus berusaha untuk mengembangkan berbagai aspek produksinya. Salah satu alat bantu yang dapat dimanfaatkan dalam proses produksi adalah teknologi informasi berupa sistem informasi berbasis komputer. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan sistem informasi pengendalian persediaan bahan baku dan perencanaan produksi secara tepat dan spesifik untuk PJ Menara, dan memanfaatkan kelebihan dan fungsi sistem informasi untuk meningkatkan kinerja produksi PJ Menara.

Metode yang digunakan dalam pembangunan sistem adalah dengan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) yang meliputi beberapa tahapan yaitu investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan perawatan sistem.

Berdasarkan investigasi sistem diketahui permasalahan yang terjadi antara lain dalam pengelolaan data aliran bahan baku, produk dan perencanaan produksi. Pengelolaan data belum memanfaatkan sistem database yang disimpan dalam komputer, data yang ada disimpan dalam aplikasi spreadsheet. Sedangkan perencanaan produksi belum dilakukan secara sistematis melainkan dengan perkiraan. Dengan demikian sistem informasi yang dibangun diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengelola data produk dan bahan baku, dan selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk perencanaan produksi.

Selanjutnya berdasarkan analisis sistem diketahui informasi apa saja yang dibutuhkan oleh sistem. Lalu pada tahap desain/perancangan sistem dilakukan perancangan database, user interface, dan proses yang berlangsung pada sistem. Sistem informasi ini diberi nama Simple-Planner. Sistem Informasi Pengendalian Bahan Baku dan Perencanaan Produksi di PJ Menara memiliki dua fungsi utama. Fungsi pertama untuk mengelola database bahan baku dan produk di PJ Menara. Adapun fungsi kedua untuk menghitung optimisasi produksi berdasarkan ketersediaan bahan baku.

(15)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ”Sistem Informasi Pengendalian Bahan Baku dan Perencanaan Produksi di Perusahaan Jamu Menara, Bogor”.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan yang begitu berharga dari orang-orang yang berada di sekitar penulis. Penulis megucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr sebagai dosen pembimbing atas arahan, bimbingan, dan motivasinya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 2. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si selaku dosen penguji yang memberikan

masukan kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini.

3. Ir. Putiati Mahdar, M.App.Sc selaku dosen penguji yang memberikan masukan kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini.

4. Mas Thoriq atas bantuan dan informasi mengenai PJ Menara.

5. Pihak Perusahaan Jamu (PJ) Menara, Bapak Maman Suryaman yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Perusahaan Jamu Menara, juga atas segala bantuannya selama penelitian.

6. Mas Wahyu yang telah membantu dalam pengumpulan data di PJ Menara. 7. Bapak, Ibu, mas dan adikku yang telah memberikan kasih sayang, doa,

serta dukungan secara moril dan materil kepada penulis dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi. penyelesaian skripsi ini, dan juga kebersamaan selama ini.

11.Rekan-rekan TEP 39 atas kebersamaan dan pembelajaran selama masa studi.

(16)

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Atas segala kekurangan yang ada dalam penulisan skripsi ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Bogor, September 2008

(17)

i

1. Kelayakan Operasional ... 22

2. Kelayakan Ekonomis ... 22

3. Kelayakan Teknis ... 23

B. ANALISIS SISTEM ... 23

1. Identifikasi Kebutuhan ... 23

2. Identifikasi Fungsional ... 25

C. DESAIN SISTEM ... 25

(18)

2. Desain Proses ... 33

3. Desain User Interface ... 34

4. Optimisasi Produksi ... 52

D. IMPLEMENTASI SISTEM ... 53

1. Pemrograman dan Pembuatan Database ... 53

2. Pengujian Sistem ... 54

E. PERAWATAN SISTEM ... 55

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

(19)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Produk Minuman Herbal PJ Menara ... 18

Tabel 2. Struktur Tabel Supplier... 28

Tabel 3. Struktur Tabel Penerimaan ... 29

Tabel 4. Struktur Tabel Penerimaan Detail... 29

Tabel 5. Struktur Tabel Jenis Bahan Baku... 29

Tabel 6. Struktur Tabel Bahan Baku... 30

Tabel 7. Struktur Tabel Produksi ... 30

Tabel 8. Struktur Tabel Produksi Detail ... 31

Tabel 9. Struktur Tabel Produk... 31

Tabel 10. Struktur Tabel Penjualan ... 32

Tabel 11. Struktur Tabel Penjualan Detail... 32

Tabel 12. Struktur Tabel Resep Produk... 32

(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahapan-tahapan dalam System Development Life Cycle ... 15

Gambar 2. Aliran Bahan Baku dan Produk di PJ Menara ... 20

Gambar 3. DFD Level 0 pada Aliran Bahan PJ Menara ... 27

Gambar 4. Frame Tampilan Utama Sistem ... 35

Gambar 5. Struktur Menu Simple-Planner... 36

Gambar 6. Tampilan Splash ... 37

Gambar 7. Tampilan Log in ... 38

Gambar 8. Tampilan Utama ... 38

Gambar 9. Tampilan Data Bahan Baku ... 40

Gambar 10. Tampilan Data Produk ... 41

Gambar 11. Contoh Laporan Data ... 42

Gambar 12. Tampilan Data Resep Produk ... 42

Gambar 13. Tampilan Data Supplier ... 43

Gambar 14. Tampilan Data Pelanggan ... 44

Gambar 15. Tampilan Data Penerimaan Bahan Baku ... 45

Gambar 16. Tampilan Data Detail Penerimaan Bahan Baku ... 45

Gambar 17. Tampilan Data Penjualan ... 46

Gambar 18. Tampilan Detail Data Penjualan ... 46

Gambar 19. Tampilan Pilih Perencanaan Produksi ... 47

Gambar 20. Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 1 / Tampilan Keluaran Perencanaan Produksi ... 48

Gambar 21. Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 2 ... 49

Gambar 22. Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 3 ... 50

Gambar 23. Tampilan Ubah Password ... 51

(21)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Produk Simplisia PJ Menara ... 59

Lampiran 2. Produk Kapsul Serbuk PJ Menara ... 60

Lampiran 3. Diagram Relasi Database ... 61

(22)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

PJ (Perusahaan Jamu) Menara merupakan industri yang memproduksi dan menyuplai berbagai jenis simplisia nabati dan minuman herbal. Berdasarkan ketetapan Departemen Kesehatan perusahaan ini tergolong ke dalam Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT). IKOT adalah industri obat tradisional dengan total aset tidak lebih dari Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan bangunan (Departemen Kesehatan, 1990).

Dalam proses produksinya PJ Menara menangani logistik bahan baku dan produk berupa hasil panen dari tanaman obat atau disebut simplisia nabati. Simplisia tersebut berupa bagian-bagian tertentu dari tanaman berkhasiat obat dalam keadaan basah/segar, kering, dan dalam bentuk serbuk ekstrak. Simplisia basah merupakan bahan segar/mentah yang diperoleh dari penyuplai, adapun simplisia kering dan dalam bentuk serbuk merupakan bahan setengah jadi hasil olahan PJ Menara. Untuk memenuhi kebutuhan produksinya, PJ Menara juga membeli simplisia kering dari penyuplai. Kegiatan produksi PJ Menara terutama adalah mengolah simplisia menjadi bahan setengah jadi dan produk jadi, kemudian mengemas menjadi produk yang siap untuk dipasarkan.

Sebagai industri yang tergolong dalam skala kecil, PJ Menara terus berusaha untuk terus mengembangkan berbagai aspek produksinya, salah satunya adalah perencanaan produksi dan pengelolaan bahan baku. Kinerja pengelolaan bahan baku dan produksi di perusahaan ini masih dapat ditingkatkan lagi dengan membangun sistem informasi sebagai alat bantu dalam mengelola data produk dan bahan baku dan selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk perencanaan produksi.

(23)

2 kelangsungan hidup industri itu sendiri. Jadi efisiensi dan efektivitas yang baik diperlukan agar industri dapat terus hidup, berjalan dan juga berkembang sesuai dengan visi yang dimiliki.

Bahan baku merupakan salah satu dari faktor-faktor produksi. Diketahui bahwa proses produksi dapat berjalan apabila terdapat faktor produksi. Semakin banyak faktor produksi yang dimiliki oleh suatu industri maka semakin besar potensi hasil (keuntungan) yang dapat diraih industri tersebut. Permasalahannya adalah jumlah faktor produksi terbatas sehingga diperlukan optimasi penggunaan faktor produksi untuk memperoleh keuntungan yang optimal dari penggunaan faktor produksi tersebut. Dengan kata lain diperlukan perencanaan produksi secara sistematis berdasarkan keterbatasan faktor produksi tersebut. Berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi maka sistem informasi berbasis komputer dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam menentukan kebijakan penggunaan faktor produksi tersebut.

Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dipisahkan dari keberadaan dan peran logistik baik untuk menyelenggarakan kegiatan pokok maupun kegiatan administrasi (Dwiantra, dkk, 2004). Diperlukan manajemen logistik yang baik untuk menjamin ketersediaan bahan baku dan produk baik secara kualitas dan kuantitas, juga untuk memutuskan kebijakan dalam proses produksi. Secara empiris dalam menyelenggarakan pengelolaan logistik kegiatan manajerial atau administratif yang dilakukan meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan (Dwiantra, dkk, 2004).

Pengelolaan logistik dapat dilakukan apabila tersedia informasi yang berkaitan dengan barang tersebut, sehingga dibutuhkan manajemen informasi yang baik untuk memudahkan pengaksesan informasi. Kemudahan untuk mendapatkan informasi ini penting berkaitan dengan efektifitas dan efisiensi, karena itu diperlukan alat bantu dalam manajemen informasi tersebut, salah satunya adalah sistem manajemen basis data yang terkomputasi.

(24)

peningkatan efisiensi dan efektivitas pada proses produksi khususnya pada pengendalian bahan baku dan produk.

B. TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Merancang dan mengembangkan sistem informasi pengendalian persediaan bahan baku dan perencanaan produksi secara tepat dan spesifik untuk PJ Menara.

2. Memanfaatkan kelebihan dan fungsi sistem informasi untuk meningkatkan kinerja produksi PJ Menara.

C. RUANG LINGKUP

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. SISTEM INFORMASI

Menurut McLeod (2001) sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang terintegrasi dan memiliki serta mencapai tujuan yang sama. Sementara itu definisi informasi adalah data yang telah megalami pengolahan atau data yang memiliki arti. Sedangkan data adalah fakta, gambar, bilangan, simbol yang relatif tidak memiliki arti bagi pengguna (McLeod, 2001). Dengan demikian, sistem informasi adalah sistem yang menerima data-data sebagai masukan (input) dan memprosesnya sehingga menghasilkan produk informasi sebagai keluaran (output). Sistem informasi tergantung pada sumber daya manusia (pengguna akhir dan pelaksana sistem informasi), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, dan jaringan yang melakukan proses pemasukan, pemrosesan, pengeluaran, penyimpanan, dan aktifitas pengendalian yang mengubah data-data mentah menjadi suatu hasil menjadi informasi (O’Brien, 1999).

Menurut Wahyono (2004) sistem informasi berbasis komputer merupakan sebuah sistem yang terintegrasi, sistem manusia-mesin yang memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur dan basis data yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.

Sistem informasi dapat membantu berbagai jenis bisnis untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas dalam proses bisnis tersebut, pengelolaan pengambilan keputusan, kolaborasi dalam pekerjaan tim, hingga memperkuat posisi dalam kondisi pasar yang berubah-ubah (O’Brien, 2007). Terdapat tiga peran mendasar yang dapat dilakukan sistem informasi dalam suatu perusahaan yaitu (1) mendukung proses produksi atau bisnis, (2) menunjang dalam pengambilan keputusan oleh karyawan atau manajer perusahaan., dan (3) mendukung strategi perusahaan dalam persaingan usaha.

(26)

sedangkan management support systems berfokus kepada informasi yang mendukung pengambilan keputusan oleh manajer. Kedua jenis sistem infomasi tersebut terbagi lagi menjadi beberapa jenis sistem informasi yaitu tansaction processing systems, process control systems, enterprise collaboration systems untuk operation support systems. Management information systems, decision support sysems, dan executive information systems untuk management operation systems.Terdapat pula sistem informasi yang dapat menunjang operasi dan manajemen secara bersamaan yaitu expert systems, knowledge management systems, strategic information systems, dan functional business systems.

Adapun sistem yang akan dikembangkan dalam penelitian ini cenderung kepada transaction processing dan decision support systems (DSS). Aplikasi transaction processing terfokus pada pengumpulan data dan menampilkan informasi atau laporan dasar. Aplikasi DSS pada umumnya membutuhkan lebih banyak analisis, perhitungan, dan percobaan oleh pengguna (Post, 1999).

Proses pengembangan sistem informasi terdiri dari lima tahap yaitu investigasi, analisis, desain, implementasi, dan perawatan. Pengembang sistem mendesain sistem informasi berdasarkan analisis kebutuhan pada proses bisnis di perusahaan. Sedangkan investigasi dilakukan dengan melakukan studi kelayakan secara ekonomi ataupun teknis. Implementasi merupakan proses penerapan sistem, sedangkan perawatan dilakukan agar sistem dapat terus menunjang proses bisnis dengan baik.

(27)

6 kumpulan instruksi dalam proses pengolahan informasi, misalnya sistem operasi, prosedur, dan program. Sedangkan data dapat dianggap sebagai masukan pada sistem informasi yang akan diolah menjadi suatu informasi. Komponen network atau jaringan terdiri dari media komunikasi, communication processors, network access dan control software.

B. SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA

Sistem basis data merupakan salah satu alat yang paling baik untuk membangun aplikasi bisnis. Adapun basis data adalah kumpulan data yang disimpan dalam format yang terstandar, dirancang untuk digunakan bersama oleh banyak pengguna/user (Post, 1999). Adapun definisi sistem manajemen basis data / database management system (DBMS) adalah perangkat lunak yang mendefinisikan basis data, menyimpan data, mendukung bahasa query, membuat laporan, dan menyajikan tampilan untuk mencatat data. Salah satu program DBMS yang cukup dikenal adalah Microsoft Access.

Keuntungan yang didapat dalam penerapan DBMS dalam aplikasi bisnis antara lain efisiensi dalam ruang penyimpanan data, lalu pencarian data dapat dilakukan dengan relatif cepat. DBMS juga memiliki suatu sistem yang berfungsi untuk menjaga konsistensi data. Dengan menggunakan DBMS untuk menangani penyimpanan data, programmer dapat mencurahkan konsentrasinya untuk membangun aplikasi (Post, 1999).

C. MANAJEMEN LOGISTIK

Yang dimaksud dengan logistik adalah segala sesuatu/benda yang berwujud dan dapat diperlakukan secara fisik (tangible). Istilah logistik juga biasa disebut dengan beberapa istilah misalnya perbekalan, barang material, peralatan, perlengkapan, dan sarana prasarana. Tujuan yang hendak dicapai dalam setiap kegiatan pengelolaan logistik adalah mampu mendukung efektifitas dan efisiensi dalam setiap upaya pencapaian tujuan organisasi (Dwiantra, dkk, 2004).

(28)

logistik merupakan serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan, pencatatan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, dan penghapusan logistik guna mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

Beberapa kegiatan dalam manajemen logistik dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan perumusan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang, baik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasional dalam pengelolaan logistik, penggunaan logistik, pengorganisasian, maupun pengendalian logistik.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian aktivitas/tugas dan wewenang kepada unit kerja/anggota organisasi.

3. Pengawasan

Merupakan upaya menjaga pelaksanaan setiap tindakan dan kegiatan dalam pengelolaan logistik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, baik berkaitan dengan pemakaian logistik, proses maupun keluaran pengelolaan logistik.

4. Pengadaan

Kegiatan untuk menyediakan logistik. 5. Pencatatan/Inventarisasi

Kegiatan untuk menyediakan data atas semua logistik yang dimiliki/dikelola organisasi.

6. Penyimpanan/Penggudangan

(29)

8 7. Pendistribusian

Berkaitan dengan pembagian logistik kepada satuan/unit organisasi yang membutuhkan sesuai dengan sistem kerja yang ditetapkan.

8. Pemeliharaan

Mempertahankan kondisi teknis, daya guna, dan daya hasil logistik serta menjamin jangka waktu pemakaian barang mencapai batas waktu yang optimal.

9. Penghapusan

Penghapusan logistik merupakan kegiatan pembebasan logistik dari pertanggungjawaban yang berlaku, baik secara fisik maupun administrasi karena logistik tersebut dinilai sudah tidak berdaya guna maupun tidak bernilai guna lagi.

Secara khusus manajemen logistik bertujuan untuk: menyediakan informasi berkaitan dengan keberadaan logistik yang dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dan pengndalian logistik serta dapat digunakan sebagai instrumen pengambilan keputusan seperti pengadaan logistik, distribusi, dan penghapusan logistik.

D. TANAMAN OBAT

Tanaman obat adalah jenis tanaman yang salah satu, beberapa, atau seluruh bagian tanaman (daun, bunga, batang, akar, umbi, rimpang, biji, getah) mengandung senyawa aktif yang dapat memberikan pengaruh atau khasiat terhadap kesehatan, yaitu sebagai pemelihara kesehatan, pencegah atau penyembuh suatu penyakit (Gunarto, 1999). Definisi lain tanaman obat adalah tanaman yang berkhasiat untuk memelihara kesehatan dan menyembuhkan penyakit ringan sampai penyakit berat, yang dibuat dengan cara sederhana hingga modern dan pengobatannya dilakukan secara tradisional maupun modern (Sitepu,dkk, 2000).

(30)

manis, mengkudu, cendana, dan kenanga); kayu (contoh: cendana, bidara laut, dan pulai pandak); akar (contoh: cendana, pulai, akar wangi, kecubung, dan kecapi); dan bagian rimpang (contoh: temulawak, temu hitam, lempuyang gajah, kunyit, dan jahe) (Soedibyo, 1996).

E. SIMPLISIA

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.230/Menkes/IX/76 yang dimaksud simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya adalah simplisia nabati.

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.230/Menkes/IX/76 yang dimaksud dengan simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati lainnya dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Dalam penelitian ini simplisia nabati merupakan objek bahan baku.

F. LINEAR PROGRAMMING

Sebagian besar dari persoalan manajemen berkenaan dengan penggunaan sumber secara efisien atau alokasi sumber-sumber yang terbatas (tenaga kerja terampil, bahan mentah, modal) untuk mencapai tujuan yang diinginkan seperti penerimaan hasil penjualan yang harus maksimum (Supranto, 1988). Dengan jumlah bahan baku yang terbatas, jumlah output yaitu jumlah produk yang dihasilkan harus maksimum untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum pula.

(31)

10 Metode ini menggunakan persamaan dan pertidaksamaan linear dan juga memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada. Bentuk umum persoalan LP adalah sebagai berikut. Jika :

xj = banyaknya jenis output (misalnya produk) j,j=1,2,...,n

hi = sumber terbatas (misalnya bahan baku) jenis i yang tersedia, i = 1,2,...,m

aij = sumber terbatas i yang dipergunakan untuk memproduksi 1 unit produk

j.

cj = keuntungan dari 1 unit produk j.

cjxj = keuntungan dari total produk j.

Maka persoalan LP adalah mencari nilai variabel x1,x2,x3,...,xn sedemikian rupa

sehingga fungsi tujuan: Z = c1x1 + c2x2 + ... + cnxn; maksimum dengan

Untuk menyelesaikan persoalan LP dapat mempergunakan metode simpleks. Metode simpleks ialah suatu metode yang secara sistematis dimulai dari suatu pemecahan dasar yang fisibel ke pemecahan dasar yang fisibel lainnya dan ini dilakukan berulang-ulang (dengan jumlah ulangan yang terbatas) sehingga akhirnya tercapai suatu pemecahan dasar yang optimum (Supranto, 1988).

G. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian dengan tema sistem informasi manajemen dan basis data telah relatif cukup banyak dilakukan. Tiga di antaranya menjadi rujukan dalam penelitian ini, terutama dalam hal pengorganisasian data, pemilihan perangkat lunak dan pengembangan fungsi-fungsi dalam sistem.

(32)

produk jadi) dan non pangan, semua jenis bahan yang persediaannya dibutuhkan hotel tersebut. Sistem informasi manajemen tersebut dibangun dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual Basic 6.0 dan menggunakan basis data Microsoft Access. Data masukan dan informasi yang ditampilkan antara lain jumlah persediaan, jenis persediaan, nilai ekonomis persediaan, supplier, nilai penggunaan persediaan, waktu pembelian, jumlah dan waktu penggunaan persediaan, barang-barang yang sudah dipesan. Sistem informasi ini dirancang untuk menampilkan informasi sesuai dengan kebutuhan per departemen dalam manajemen perusahaan, yaitu departemen purchasing, departemen accounting, departemen store room. Kemampuan utama dari sistem ini dari segi keluaran adalah menampilkan informasi yang diperlukan untuk melakukan pengawasan pergerakan dan tingkat persediaan bahan dan juga memberikan rekomendasi waktu pemesanan kembali dan jumlah pemesanan yang optimal. Dengan informasi yang disajikan sistem maka pihak pengguna atau hotel Salak dapat meningkatkan efisiensi dalam proses persediaan bahan.

Harahap (2003) mengembangkan sistem informasi perencanaan produksi terpadu di PT. Indonesian Maltose Industry, perusahaan yang memproduksi sirup. Sistem informasi ini juga dibangun dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dan Microsoft Access, dirancang untuk menampilkan informasi dalam proses produksi dari awal hingga akhir, dari bahan baku hingga barang jadi. Selain itu sistem ini dapat memberikan rekomendasi tentang jumlah dan waktu pemesanan bahan baku, serta jumlah dan waktu produksi yang optimal bagi perusahaan. Informasi yang disajikan oleh sistem dapat digunakan untuk membantu meningkatkan efisiensi dalam proses pengadaan bahan baku dan juga dalam proses produksi di PT. Indonesian Maltose Industry.

(33)

12 mengolah data dan informasi pada divisi refinery dengan menggunakan web-base, metode perancangan yang digunakan adalah Database Life Cycle. Sistem ini dapat membantu divisi refinery untuk melihat hasil pengolahan data sehingga dapat mengakses informasi data tanpa harus datang ke bagian pengolahan data. Data-data yang digunakan dalam sistem ini adalah data penjualan, data distributor, data logistik serta data produksi. Keuntungan dalam pengaplikasian sistem ini antara lain: (1) waktu yang dibutuhkan dalam mengolah data pada divisi refinery akan lebih efisien, karena pengolahan data dilakukan secara online sehingga semua laporan dari berbagai departemen dan daerah dapat dilakukan secara bersamaan; (2) hemat dalam hal biaya operasional, karena perusahaan tidak perlu lagi mencetak laporan.

Penelitian dengan tema optimisasi produksi obat-obatan tradisional juga sudah pernah dilakukan. Terdapat dua penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian ini khususnya dalam hal metode, yaitu linear programming.

Simanjuntak pada tahun 2007 melakukan riset berkenaan optimalisasi produksi kapsul ekstrak obat tradisional di Taman Sringanis, Bogor. Permasalahan yang terjadi adalah adanya keterbatasan sumber daya produksi yang dimiliki Taman Sringanis. Sumber daya yang ada harus dimanfaatkan secara optimal agar produksi yang dihasilkan optimal pula. Untuk menganalisis hasil produksi yang optimal pada Taman Sringanis, maka dilakukanlah metode formulasi model. Tujuan penelitian tersebut adalah membantu memberikan alternatif solusi pengambilan keputusan produksi kapsul yang optimal serta menganalisis alokasi sumber daya secara optimal. Analisis menggunakan model linear programming yang digolongkan menjadi fungsi tujuan dan fungsi kendala. Fungsi tujuan merupakan nilai harga per kapsul dari setiap jenis produk, sedangkan kendala yang dapat dibentuk terdiri dari kendala bahan baku, jam kerja tenaga kerja dan mesin, upah untuk tenaga kerja, permintaan, dan target produksi.

(34)
(35)

III. METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT

Penelitian dilaksanakan mulai Maret 2007 sampai dengan Agustus 2008 di Bagian Sistem Manajemen dan Mekanisasi Pertanian FATETA IPB dan Perusahaan Jamu Menara, Cilebut, Bogor.

B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat

Alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam penelitian ini: PC (Intel Pentium IV 2,8 GHz, RAM 512 MB)

Visual Basic 6.0 MS Office Access 2003 ( IPB-Microsoft Campus Agreement

License key: MBG2X-K7D2F-99JDG-Q4TB3-GVQHQ) 2. Bahan

Bahan yang digunakan untuk membangun sistem informasi pengendalian persediaan bahan baku dan produksi jamu di PJ Menara adalah data-data primer dan sekunder dari perusahaan, serta literatur dari berbagai sumber.

C. METODE PENELITIAN

Metode perancangan sistem informasi yang digunakan pada penelitian ini ialah System Development Life Cycle (SDLC). Terdapat lima tahapan dalam SDLC, yaitu investigasi, analisis, desain, implementasi, dan pemeliharaan, tersaji pada Gambar1. Berikut adalah penjelasan dari tiap tahap.

a. Investigasi Sistem

(36)

b. Analisis Sistem

Penentuan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna (pihak PJ Menara), riset terhadap sistem informasi yang sudah ada, dan kebutuhan fungsional sistem yang harus dipenuhi.

Gambar 1. Tahapan-Tahapan Dalam System Development Live Cycle (O’Brien, 1999).

c. Desain Sistem

Perancangan/desain masukan, keluaran, dan rancang bangun sistem secara keseluruhan, serta pembuatan program-program aplikasi yang diperlukan. Pemrograman dilakukan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual Basic 6.0 dan pembangunan basis data menggunakan Microsoft Access 2003.

(37)

16 d. Implementasi Sistem

Sistem informasi yang sudah dibuat diuji coba untuk mengetahui kinerja dan performansi sistem.

e. Perawatan Sistem

(38)

IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

PJ Menara secara administratif terletak di Desa Cilebut, Kecamatan Sukaraja yang termasuk wilayah dari Kabupaten Bogor propinsi Jawa Barat. Perusahaan ini menempati dua buah bangunan yang lokasinya berdekatan, bangunan yang satu berfungsi sebagai kantor dan bangunan yang lain berfungsi sebagai pabrik. Sejak awal didirikan, lokasi perusahaan ini tidak pernah berpindah, selain itu bangunan yang digunakan merupakan bangunan yang dikontrak. Adapun perusahaan ini didirikan pada tahun 2000 secara swadaya oleh perseorangan dan hingga saat ini dimiliki secara perseorangan oleh sang pendiri, Bapak Maman Suryaman.

Berdasarkan jumlah aset yang dimiliki industri ini termasuk ke dalam Industri Kecil Obat Tradisional karena diperkirakan tidak bernilai lebih dari Rp 600.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan. Aset-aset utama yang dimiliki oleh perusahaan yaitu alat dan mesin produksi. PJ Menara memiliki sejumlah mesin yang digunakan dalam proses produksi, yaitu 1 unit mesin penggiling, 1 unit mesin pengering, 1 unit mesin pemeras, 1 unit mesin penepung, 1 unit ektraktor, 2 unit mesin pengemas sachet. Alat-alat yang dimiliki antara lain alat pengemas kapsul dan pengemas botol, 2 unit oven gas, dan kuali untuk proses memasak.

Perusahaan ini bergerak pada produksi dan pemasokan simplisia nabati dan minuman herbal instan. Produk yang diunggulkan oleh PJ Menara adalah minuman herbal instan seperti yang tersaji pada Tabel 1. Untuk produk simplisia, PJ Menara menjual dalam bentuk basah/segar, kering dan serbuk, baik secara curah dan kemasan. Kemasan berupa plastik bening, dengan jumlah 50 dan 100 gram per plastik, dan botol 100 gram untuk serbuk. Produk-produk simplisia PJ Menara disajikan pada Lampiran 1, sedangkan untuk jenis produk kapsul serbuk yang dikemas dalam botol disajikan dalam Lampiran 2.

(39)

18 pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi dan barang jadi, juga mengemas barang tersebut. Sedangkan tenaga administrasi mengerjakan pengarsipan data, hubungan dengan konsumen, pendistribusian, dan melakukan pengawasan di pabrik. Pemilik perusahaan selaku direktur melakukan pengawasan dan terkadang berpartisipasi pada semua proses produksi yang berjalan.

Tabel 1. Daftar produk minuman herbal PJ Menara

(40)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan diuraikan berdasarkan urutan SDLC yang terdiri dari beberapa tahap: (1) investigasi, (2) analisis, (3) desain, (4) implementasi, dan (5) perawatan. Uraian tersebut menggambarkan urutan proses sistem ini dibuat.

A. INVESTIGASI SISTEM

Tahap investigasi dilakukan untuk mempelajari permasalahan yang terjadi pada PJ Menara dan yang berada dalam ruang lingkup pembangunan sistem pengendalian persediaan bahan baku dan produk ini. Investigasi dilakukan dengan pengamatan dan wawancara pada pemilik perusahaan dan karyawan PJ Menara. Berdasarkan investigasi dapat diketahui bahwa penyimpanan dan pengelolaan data bahan baku dan produk dilakukan dengan program spreadsheet, dan perencanaan produksi dilakukan belum menggunakan perhitungan secara matematis.

Dilakukan identifikasi pada sistem pengendalian bahan dan perencanaan produksi yang telah berjalan di PJ Menara berjalan. Proses ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi sistem yang ada sehingga selanjutnya sistem informasi dapat dirancang sesuai dan dapat menunjang sistem yang ada pada perusahaan. Investigasi dilakukan pada data aliran bahan (bahan baku dan produk), pencatatan data, informasi diakses, dan bagaimana proses perencanaan produksi dilakukan.

Bahan yang ditangani PJ Menara dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu bahan simplisia, bahan non simplisia, dan produk jadi. Bahan simplisia dan non simplisia merupakan bahan baku. Adapun yang termasuk bahan non simplisia yaitu gula, rempah-rempah, kapsul dan bahan pengemas seperti sachet, kardus, dan plastik. PJ Menara menjual bahan simplisia sedangkan bahan non simplisia tidak dijual. Bahan simplisia terbagi menjadi 3 jenis yaitu simplisia basah, simplisia kering, dan simplisia serbuk. Proses aliran bahan baku dan produk tersebut digambarkan dalam Gambar 2.

(41)

20 selanjutnya diolah menjadi bahan setengah jadi atau langsung diolah menjadi produk atau dijual. Sedangkan bahan setengah jadi disimpan atau diolah kembali menjadi produk jadi atau dijual. Selanjutnya produk disimpan di gudang sebelum dijual atau didstribusikan. Produk dijual langsung kepada pelanggan atau melalui sales dan agen.

Gambar 2. Aliran bahan baku dan produk di PJ Menara

Sedangkan proses aliran data bahan baku dan produk adalah sebagai berikut. Setiap kali perusahaan menerima atau membeli bahan baku dari supplier maka bukti pembelian yang didapat disimpan sebagai arsip. Data jumlah stok bahan baku dan produk yang tersedia dicatat dengan program spreadsheet Excel, jika terjadi perubahan stok bahan baku dan produk maka dilakukan update pada data stok tersebut. Jumlah stok bahan baku dan produk berkurang karena digunakan untuk produksi dan penjualan, atau bahan baku bertambah karena penerimaan bahan baku. Jumlah stok produk bertambah karena adanya produksi.

(42)

agen lebih murah daripada untuk pelanggan. Perusahaan membuat dua bukti pembayaran dan memberikan salah satunya pada pelanggan, sales, atau agen dan menyimpan bukti yang lainnya sebagai arsip.

Diketahui bahwa pencatatan dan penyimpanan data dilakukan dengan program spreadsheet Microsoft Office Excel. Pencatatan transaksi pembelian bahan baku dan penjualan barang dilakukan secara manual kemudian disalin ke komputer dengan software Excel. Excel adalah software pengolah data, jadi pengelolaan data belum dilakukan dengan perangkat Database Management System (DBMS). DBMS adalah software yang mengelola basis data, menyimpan data, mengakses data sesuai kebutuhan, menghasilkan laporan berdasarkan data, menambahkan, dan mengubah data (Post, 1999). Pengelolaan data dengan DBMS memiliki beberapa kelebihan yaitu efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan data karena data yang berulang dapat diminimalisir, dan kemudahan dalam mengakses data.

Sedangkan jumlah produksi ditentukan berdasarkan pesanan, dan ketersediaan bahan baku. Jenis dan jumlah produk yang diproduksi tergantung permintaan pesanan. Apabila ada pesanan yang belum terpenuhi maka perusahaan akan memprioritaskan produksi barang sesuai pesanan tersebut. Kemudian apabila semua pesanan telah terpenuhi maka perusahaan tetap berproduksi menggunakan bahan baku yang tersedia. Terjadi kondisi di mana bahan baku yang tersedia dapat dialokasikan untuk lebih dari satu alternatif jenis dan jumlah produk. Produk yang lebih diprioritaskan untuk diproduksi adalah yang memberikan keuntungan lebih tinggi dari produk yang lain. Jumlah produksi hanya berdasarkan rata-rata penjualan bulan sebelumnya. Perencanaan jumlah produksi lebih berdasarkan kebiasaan sehingga kurang sistematis.

(43)

22 Pembatasan yang dapat digunakan adalah jenis dan jumlah bahan baku tersedia karena bahan baku khususnya simplisia lebih sulit didapat dibanding sumberdaya lain.

Kondisi sistem menimbulkan permasalahan pengaksesan data logistik menjadi relatif lebih sulit dan lama karena dilakukan secara manual tanpa alat bantu komputer. Sedangkan produksi tidak diketahui secara pasti apakah sudah memberikan keuntungan yang optimal karena perencanaan belum dilakukan secara matematis. Oleh karena itu pengelolaan tersebut dapat ditingkatkan lagi kinerjanya dengan memanfaatkan sistem informasi berbasis komputer.

Dengan demikian sistem informasi yang dibuat adalah sistem informasi manajemen basis data yang mendukung perencanaan produksi. Sistem ini diharapkan dapat membantu permasalahan yang telah diuraikan di atas. Setelah mempelajari permasalahan yang terjadi maka perlu dilakukan studi kelayakan untuk mengetahui keuntungan dan kerugian/pengeluaran pengembangan sistem lebih lanjut. Berdasarkan studi kelayakan yang telah dilakukan diketahui bahwa sistem informasi pengendalian bahan baku dan produksi ini layak untuk dikembangkan. Berikut uraian studi kelayakan tersebut.

1. Kelayakan Operasional

Berdasarkan ketersediaan sarana dan sumberdaya manusia di PJ Menara serta mekanisme kerja yang selama ini dilakukan maka sistem layak diterapkan pada perusahaan. Sistem yang dirancang dapat mendukung kegiatan manajemen logistik perusahaan khususnya dalam inventarisasi dan pengaksesan informasi. Selain itu juga sistem dapat memecahkan permasalahan seperti yang telah disebutkan dan sistem dapat diterapkan dengan baik pada perusahaan.

2. Kelayakan Ekonomis

(44)

memakan biaya karena hardware dan brainware telah tersedia. Biaya operasi sistem dalam hal ini komputer tidak diperhitungkan karena sebelum sistem diterapkan komputer dioperasikan sepanjang jam kerja walaupun tidak dipergunakan.

3. Kelayakan Teknis

Hardware dan software yang dimiliki oleh perusahaan cukup memadai untuk penerapan sistem. Terdapat 3 unit komputer dan 1 unit printer yang dimiliki perusahaan tetapi cukup 1 unit yang dibutuhkan sistem. Spesifikasi unit komputer yang digunakan adalah PC dengan processor Pentium IV 1,2 GHz, RAM 256 MB, dan sistem operasi Windows XP. Dengan demikian maka kelayakan teknis terpenuhi.

B. ANALISIS SISTEM

Menganalisis sistem berarti menentukan kebutuhan untuk semua komponen utama dari suatu sistem informasi, tetapi secara khusus perhatian ditujukan pada kebutuhan output, input, proses, data dan lingkup proses (O’Brien, 1999). Analisis sistem terbagi menjadi: 1) identifikasi informasi yang dibutuhkan perusahaan atau user, 2) identifikasi fungsional sistem yang dibutuhkan untuk memenuhi informasi pada langkah 1.

1. Identifikasi Kebutuhan

Identifikasi kebutuhan dilakukan berdasarkan kebutuhan informasi dari pengguna sistem informasi ini yaitu PJ Menara. Sama seperti tahap identifikasi sistem, metode yang dilakukan adalah wawancara dan pengamatan di dalam lingkungan perusahaan. Berdasarkan identifikasi didapatkan pula beberapa jenis informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sistem:

1. Informasi bahan baku

(45)

24 2. Informasi produk

Informasi ini menyajikan data-data produk yaitu nama produk, jenis, harga jual per satuan, jumlah stok, satuan, dan keuntungan jual per satuan.

3. Resep Produk

Informasi ini menyajikan data kebutuhan bahan baku akan suatu produk baik jenis dan jumlah masing-masing produk.

4. Informasi penerimaan bahan baku

Informasi ini menyajikan data bahan baku yang masuk ke perusahaan, antara lain tanggal penerimaan, bahan baku yang diterima, jumlah penerimaan, harga pembelian, dan pemasok bahan baku.

5. Informasi penjualan

Informasi ini menyajikan data mengenai penjualan bahan baku dan produk yaitu nomor faktur, tanggal penjualan, barang yang dijual, pihak yang membeli.

6. Informasi produksi

Informasi ini diperlukan untuk mengetahui kegiatan pengolahan yang telah dilakukan. Menyajikan tanggal produksi, produk yang dihasilkan, perkiraan hasil, dan hasil produksi.

7. Informasi supplier

Informasi ini menyajikan data-data supplier yaitu, nama, alamat, dan nomor telepon supplier. Dibutuhkan untuk pemesanan dan memperoleh pasokan bahan baku.

8. Informasi pelanggan

Informasi pelanggan menyajikan data-data nama pelanggan, alamat, dan nomor telepon pelanggan. Dibutuhkan untuk mendukung penjualan misalnya untuk pengantaran ataupun penawaran produk. 9. Informasi sales

(46)

10.Informasi perencanaan produksi

Informasi ini menyajikan jenis produk dan jumlah produk yang diproduksi berdasarkan jumlah bahan baku untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jumlah bahan baku dan produk dapat ditentukan oleh pengguna. Selain itu juga dapat menyajikan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi produk dalam jumlah tertentu.

2. Identifikasi Fungsional

Sistem ini nantinya akan digunakan oleh pihak perusahaan khususnya staf administrasi dan pemilik perusahaan dalam proses manajemen data di perusahaan jamu tersebut. Jadi pengguna sistem ini terbatas, tidak semua karyawan memiliki kewenangan untuk mengakses sistem, sehingga diperlukan fungsi keamanan untuk membatasi pengaksesan sistem. Fungsi keamanan yaitu berupa permintaan password pada saat sistem diakses.

Sistem ini akan menjadi alat bantu dalam pengelolaan data bahan baku dan produk, dan selanjutnya dari data tersebut sistem dapat membantu memberikan alternatif keputusan dalam perencanaan produksi. Fungsi pengelolaan data yang dimaksud adalah fungsi-fungsi sistem basis data yaitu penambahan data, penghapusan data, pengeditan data, pencarian data, dan juga pencetakan laporan data. Sedangkan fungsi perencanaan produksi untuk memberikan informasi jumlah produksi yang optimal.

C. DESAIN SISTEM

Desain sistem adalah tahap di mana dilakukan perancangan desain masukan, keluaran, dan rancang bangun sistem secara keseluruhan, serta pembuatan program-program aplikasi yang diperlukan, dan juga basis data. Sistem informasi pengendalian bahan dan perencanaan produksi ini dinamakan Simple-Planner.

(47)

26 suatu proses yang mentransformasinya ke tujuan yang lain, yang ada pada objek lain. DFD memuat proses yang mentransformasi data, aliran data yang menggerakkan data, objek yang memproduksi serta mengkonsumsi data serta data store yang menjadi tempat penyimpanan data (Nugroho, 2002).

Notasi dalam DFD ada empat, yaitu: (1) proses dilambangkan dengan bentuk oval, (2) aliran data dilambangkan dengan garis dan panah, (3) entitas adalah objek aktif yang mengendalikan aliran data dengan memproduksi dan mengkonsumsi data, dilambangkan dengan persegi, (4) data store dilambangkan dengan tulisan yang diapit dua garis lurus pada bagian atas dan bawah.

(48)

supplier

(49)

28 1. Desain Database

Database dirancang dan dibangun menggunakan program Microsoft Access 2003 dan disimpan dalam file db2002.mdb. File tersebut dilengkapi dengan password untuk memberikan fungsi keamananan pada data.

Berdasarkan DFD level 0 pada perusahaan dapat diketahui data apa saja yang diperlukan untuk pembangunan sistem. Data-tersebut adalah data supplier, penerimaan bahan baku, bahan baku, produksi, produk, penjualan, dan pelanggan. Dalam database data-data tersebut direpresentasikan dalam bentuk tabel yang terpisah satu sama lain. Data-data yang terdapat pada DFD merupakan data utama yang dibutuhkan sistem, dan pada proses berikutnya akan ditambahkan data-data penunjang.

Struktur data dirancang berdasarkan kebutuhan sistem dan ketentuan normalisasi data. Normalisasi adalah proses pengelompokkan data ke dalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan data-data tersebut sehingga dapat terwujud suatu basis data. Berikut adalah struktur data dari tabel-tabel yang terlibat dalam database ini.

a. Data Supplier

Data supplier berisi nama, lokasi, dan nomor telepon supplier. Data tersebut dibutuhkan perusahaan terutama untuk kerja sama dalam pengadaan bahan baku dengan supplier.

Tabel 2. Struktur Tabel Supplier Nama Field Tipe Data Keterangan

Kode_Supplier Text ID tabel

Nama Text Nama Supplier

Alamat Text Alamat Supplier

Kota Text Kota tempat Supplier

Propinsi Text Propinsi Supplier

No_Telp Text No telp Supplier

b. Data Penerimaan Bahan Baku

(50)

disimpan dalam tabel Penerimaan. Data Penerimaan Bahan Baku disimpan dalam dua tabel yaitu tabel Penerimaan dan Penerimaan Detail. Tabel PenerimaanDetail berisi rincian jenis dan jumlah bahan baku yang diterima dalam proses penerimaan.

Tabel 3. Struktur Tabel Penerimaan

Nama Field Tipe Data Keterangan

Kode Penerimaan Text ID tabel

Tanggal Terima Tanggal Tanggal Penerimaan

Kode Supplier Text Supplier yg menjual

Harga Total Long integer Harga pembelian

Tabel 4. Struktur Tabel Penerimaan Detail

Nama Field Tipe Data Keterangan

Kode_Penerimaan Text ID tabel

Kode_Bahan_Baku Text ID tabel

Jumlah_Terima Single Jumlah barang yang diterima

Harga Long integer Harga pembelian barang

c. Data Bahan Baku

Bahan baku dibedakan berdasarkan dengan nama dan jenisnya, jenis bahan baku yang ditangani perusahaan dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu simplisia basah, simplisia kering, serbuk, dan bahan pelengkap. Bahan pelengkap adalah bahan yang tidak berkaitan dengan simplisia. Karena jenis bahan baku sudah diketahui maka ditambahkan tabel Jenis Bahan Baku untuk menyimpan empat jenis bahan baku tersebut. Beberapa jenis bahan baku dapat dijual sehingga memiliki harga jual dan keuntungan jual per satuan.

Tabel 5. Struktur Tabel Jenis Bahan Baku Nama Field Tipe Data Keterangan

(51)

30 Tabel 6. Struktur Tabel Bahan Baku

Nama Field Tipe Data Keterangan

Kode Text ID tabel

Jenis Text Jenis Bahan Baku

Nama Text Nama bahan baku

Harga Long integer Harga jual barang

Jumlah_Stok single Jumlah stok bahan baku

Satuan Text Satuan bahan baku

Keuntungan Long Integer Jumlah keuntungan/satuan jika dijual

d. Data Produksi

Seperti halnya pada proses penerimaan, data pada proses produksi juga disimpan dalam dua tabel yaitu tabel Produksi dan Produksi Detail. Produksi Detail berisi rincian bahan baku yang digunakan dalam produksi.

Tabel 7. Struktur Tabel Produksi

Nama Field Tipe Data Keterangan

Kode_Produksi Text ID tabel

Kode_Produk Text Produk yang diproduksi

(52)

Tabel 8. Struktur Tabel Produksi Detail

Nama Field Tipe

Data

Keterangan

Kode_Produksi Text ID tabel

Kode_Bahan_Baku Text ID tabel, kode bahan baku yang digunakan

dalam produksi

Jumlah_Penggunaan Single Jumlah bahan baku yang digunakan dalam produksi

e. Data Produk

Data produk dihimpun dalam tabel produk dengan basis data seperti pada Tabel 9. Struktur ini sama dengan struktur data bahan baku karena memiliki sifat yang hampir sama. Semua produk memiliki harga jual dan keuntungan jual, sedangkan tidak semua bahan memiliki hal tersebut.

Tabel 9. Struktur Tabel Produk

Nama Field Tipe Data Keterangan

Kode Text ID tabel

Jenis Text Jenis Produk

Nama Text Nama produk

Harga Long integer Harga jual produk

Jumlah_Stok Single Jumlah stok bahan baku

Satuan Text Satuan produk

Keuntungan Long Integer Jumlah keuntungan/satuan

f. Data Penjualan

(53)

32 Tabel 10. Struktur Tabel Penjualan

Nama Field Tipe Data Keterangan

No_Faktur Text ID tabel, nofaktur

Tanggal Tanggal Tanggal penjualan

Kode_Pembeli Text Kode Pelanggan yang membeli

Total_Harga Long Integer Harga total dalam 1 faktur

Diskon Integer

Harga Diskon Long Integer Harga setelah diskon

Keterangan Memo

Tabel 11. Struktur Tabel PenjualanDetail

Nama Field Tipe Data Keterangan

No_Faktur Text ID tabel, nofaktur

Kode_Produk Text ID tabel, kode produk yang terjual

Jumlah_Terjual Single Jumlah produk yang terjual

Diskon Integer

Harga Long Integer Harga setelah diskon

g. Data Resep Produk

Tabel Resep Produk berisi data komposisi bahan baku yang dibutuhkan oleh suatu produk dalam satuan tertentu. Data resep ini dibutuhkan untuk melakukan proses perencanaan produksi.

Tabel 12. Struktur Tabel Resep_Produk

Nama Field Tipe

Data

Keterangan

Kode_Produk Text ID tabel, kode produk

Kode_Bahan_Baku Text ID tabel, kode bahan baku, bahan baku dari

kode produk

(54)

h. Data Password

Data password diperlukan sistem untuk mendukung fungsi keamanan sistem. Sistem menyimpan dan mengakses data nama pengguna dan password dari tabel Password.

Tabel 13. Struktur Tabel Password

Nama Field Tipe Data Keterangan

Id Long Integer ID tabel Username Text Nama Pengguna

Password Text

Selanjutnya dari tabel-tabel yang telah dirancang kemudian diidentifikasi relasi-relasi yang ada pada data tersebut. Diagram relasi data antar tabel disajikan dalam Lampiran 3.

2. Desain Proses

Desain proses adalah perancangan proses yang terjadi dalam sistem dalam mengolah masukan dari pengguna dan database menjadi keluaran yang dibutuhkan oleh pengguna. Proses dalam Simple-Planner dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut:

a. Proses Log In

Pada saat sistem diaktifkan maka sistem akan meminta pengguna untuk memasukkan nama pengguna dan password. Jika kombinasi nama dan password yang dimasukkan oleh pengguna benar maka sistem akan menampilkan Tampilan Utama. Tetapi jika kombinasi nama dan password yang dimasukkan oleh pengguna tidak benar maka sistem akan tetap menampilkan tampilan log in saja.

b. Proses Pengelolaan Basis Data

(55)

34 user interface. Kemudian pengguna dapat melakukan pengelolaan data melalui user interface tersebut, sistem akan memperbarui data pada basis data sesuai dengan masukan yang diberikan oleh pengguna.

c. Proses Perencanaan Produksi

Sistem melakukan proses perencanaan produksi dengan memberi pilihan kepada pengguna tipe perencanaan produksi yang dapat dipilih. Terdapat empat pilihan tipe yaitu: (1) perencanaan produksi menggunakan seluruh bahan baku yang tersedia, (2) perencanaan produksi menggunakan bahan baku dari produk tertentu, dan (3) perhitungan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi produk tertentu.

Jika pengguna memilih jenis perencanaan produksi 2 dan 3 maka sistem akan meminta masukan jenis dan jumlah produk atau bahan baku yang akan diperhitungkan dalam perencanaan produksi. Selanjutnya sistem mengakses data stok bahan baku dan produk, dan juga data resep produk dari database, sesuai dengan masukan dari pengguna. Kemudian sistem melakukan perhitungan perencanaan produksi dan menampilkannya dalam user interface kepada pengguna.

3. Desain User Interface

(56)

Gambar 4. Frame Tampilan Utama Sistem

Frame utama dirancang untuk menampilkan satu jenis user interface dalam sekali tampil, tidak dirancang untuk menampilkan beberapa user interface secara sekaligus.

Frame Atas

Frame Menu Utama

(57)

36 Gambar 5. Struktur Menu Simple-Planner

Tampilan Utama

Bahan Baku

Produk

Resep

Produk

Supplier

Pelanggan

Penerimaan

Bahan

Baku

Produksi

Penjualan

Perencanaan

Produksi

Perencanaan Produksi tipe 1

Perencanaan Produksi tipe 2

Ubah Password

About

Keluar

(58)

Tampilan user interface Simple-Planner dirancang sesuai dengan kebutuhan pihak pengguna yaitu PJ Menara. Isi dari tampilan sistem disesuaikan dengan data-data yang dibutuhkan oleh perusahaan. Tampilan dirancang dengan sederhana dalam artian tidak rumit agar mudah dimengerti dan digunakan. Berikut adalah uraian dari masing-masing user interface.

a. Splashscreen

Pada saat sistem dijalankan akan muncul tampilan splashscreen seperti terlihat pada Gambar 6. Tampilan splashsreen menyajikan informasi nama sistem dan juga pengembang sistem ini. Tampilan ini akan muncul selama sekitar dua hingga empat detik, setelah itu akan muncul tampilan dialog log in seperti pada Gambar 7.

Gambar 6. Tampilan Splash

b. Log in

(59)

38 pengaksesan sistem oleh pihak di luar pengguna dapat dikurangi. Apabila password yang dimasukkan benar maka sistem akan menampilkan

Gambar 7. Tampilan Log in

tampilan utama sistem. Penggunaan tampilan ini adalah dengan cara memasukkan nama pengguna dan password pada kotak teks yang tersedia lalu klik tombol login untuk melanjutkan, jika tidak ingin melanjutkan pilih tombol cancel.

(60)

c. Tampilan Utama

Seperti tersaji pada Gambar 8 tampilan utama terdiri dari dua belas bagian menu yaitu menu Bahan Baku, Produk, Resep Produk, Supplier, Pelanggan, Penerimaan Bahan Baku, Produksi, Penjualan, Perencanaan Produksi, Ubah Password, About, dan Keluar. Sembilan menu yang disebut pertama adalah untuk menampilkan fungsi pengelolaan basis data sesuai dengan nama menu tersebut. Menu Bahan Baku menampilkan data bahan baku, menu Produk menampilkan data produk dan seterusnya untuk menu yang lain. Sedangkan untuk menu ke sepuluh atau menu Perencanaan Produksi jika dipilih akan menampilkan menu pilihan jenis perencanaan produksi. Menu Ubah Password adalah untuk menampilkan interface yang berfungsi untuk mengubah, menambah, dan menghapus nama pengguna dan password. Selanjutnya menu About berfungsi menampilkan keterangan singkat dari Simple-Planner, menu terakhir yaitu Keluar untuk keluar dari sistem

Pada tampilan utama ini frame utama masih kosong berwarna putih. User interface yang muncul dari pemilihan menu di atas akan ditampilkan di bagian frame utama. Pada saat frame utama menampilkan sebuah user interface maka menu yang berada pada frame menu utama akan tidak aktif hingga user interface pada frame utama ditutup.

d.User Interface Pengolahan Data

(61)

40 data yang lain. Tampilan user interface Bahan Baku disajikan di Gambar 9. Dari tampilan pada Gambar 9, atau cetakan laporan Bahan Baku, manajemen PJ Menara dapat memperoleh informasi tentang bahan baku yang harus segera dipesan atau sebaliknya bahan baku yang harus segera digunakan dan disalurkan karena stok berlebih.

Gambar 9. Tampilan Data Bahan Baku

Dalam user interface yang termasuk ke dalam kategori pengolahan data terdapat beberapa tombol dengan penamaan atau simbol Tambah, Simpan, Edit, Hapus, Batal, I<, <<, >>, >I, Cari, Tampilkan Semua, X, dan Cetak Data di Tabel. Juga terdapat kotak-kotak teks dan tampilan tabel yang berisi data-data dari database.

(62)

Tombol Cetak Data di Tabel befungsi sesuai dengan penamaannya, mencetak data di tabel. Tombol Cari berfungsi untuk mencari data sesuai dengan kriteria yang dipilih, sedangkan tombol Tampilkan Semua di sebelahnya berfungsi untuk menampilkan semua data sesuai dengan user interface.

Tampilan dari Produk disajikan pada Gambar 10, sedangkan contoh laporan disajikan pada Gambar 11. Adapun Laporan berisi data yang ditampilkan di tiap-tiap user interface, dapat berisi data yang hasil pencarian yang diinginkan oleh pengguna ataupun seluruh data yang ada. Laporan yang dihasilkan adalah dalam bentuk cetak.

Gambar 10. Tampilan Data Produk

(63)

42 dilengkapi dengan fasilitas Laporan karena untuk saat ini belum diperlukan.

Gambar 11. Contoh Laporan Data

(64)

Gambar 13 menampilkan tampilan data Supplier, sementara itu Gambar 14 menampilkan tampilan data Pelanggan. Fungsi dalam kedua user interface tersebut serupa dengan tampilan pengolahan data yang diuraikan sebelumnya. Pada kedua tampilan tidak ada informasi mengenai aspek finansial (hutang ataupun piutang/tagihan) karena transaksi dengan supplier dan pelanggan dilakukan secara tunai.

(65)

44 Gambar 14. Tampilan Data Pelanggan

Gambar

Gambar 1. Tahapan-Tahapan Dalam System Development Live Cycle (O’Brien, 1999).
Tabel 1. Daftar produk minuman herbal PJ Menara
Gambar 2. Aliran bahan baku dan produk di PJ Menara
Gambar 3. DFD Level 0 pada Aliran Bahan PJ Menara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai salah satu produk media massa yang memiliki peran dalam mengkonstruksikan makna kecantikan perempuan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mendalam pada

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan kawasan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir untuk kelima kategori aktivitas minawisata bahari berbasis konservasi ternyata ada tumpang

[r]

Hasil ujicoba lapangan dari siswa yang berjumlah 20 siswa menunjukkan bahwa siswa yang telah menggunakan media sebanyak 16 siswa yang mencapai KKM sehingga media

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Perilaku Bahaya Kerja Terhadap Risiko Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja di PT Subur Sari

Indonesia dengan cara perdamaian, para pembawa ajaran agama Islam pada waktu itu. dengan sabar dan gigih menjelaskan tentang ajaran Islam pada

Jika terjadi masalah pada suatu proses, maka akan langsung terbaca pada sistem kontrol ini sehingga lebih mudah mencari titik masalah dan memperbaikinya.Dalam

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa apabila dengan mempertimbangkan partial detection dan full detection sebagai suatu kondisi true negative dimana serangan terdeteksi