• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Basis Data Pohon pada Beberapa Jalan Kolektor di Bandung dengan Visualisasi Komputer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyusunan Basis Data Pohon pada Beberapa Jalan Kolektor di Bandung dengan Visualisasi Komputer"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPUTER

Oleh:

Anjar Pujarama

A34204011

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

KOMPUTER

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

Anjar Pujarama

A34204011

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

Kolektor di Bandung dengan Visualisasi Komputer. Di bawah bimbingan

BAMBANG SULISTYANTARA.

Jalan merupakan jalur pergerakan orang, kendaraan serta sebagai tempat beraktifitas, seperti bekerja, berdagang, belajar dan lain-lain. Jalan Cihampelas dan jalan Ir. H. Juanda merupakan jalan kolektor di kota Bandung dengan lalu-lintas yang padat, dimana di sepanjang jalannya terdapat pohon-pohon yang berguna untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan. Namun keberadaan pohon di sepanjang jalan juga akan memberikan masalah, misalnya pohon tumbang dan ini akan membahayakan bagi pengguna jalan. Dengan demikian diperlukan pengelolaan dan pemeliharaan yang baik, yang salah satunya adalah monitoring dan menyusun data inventarisasi pohon.

Dinas Pertamanan dan Pemakaman kota Bandung yang bertanggungjawab atas pengelolaan fasilitas pertamanan kota selama ini melakukan pengelolaan data inventarisasi pohon secara manual. Cara seperti ini menyebabkan pengelola membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup besar dalam pemutakhiran data inventarisasi pohon. Oleh karena itu diperlukan pendataan pohon secara dijital untuk mengefisienkan kegiatan untuk pengelolaan pohon tersebut. Pembuatan program database pohon ini menggunakan 3 software yaitu : Map Info Professional 8.5, Microsoft Visual Basic 6.0, dan Microsoft Access 2003.

Penyusunan basis data pohon untuk tampilannya dibuat menggunakan software Microsoft Visual Basic 6.0, sedangkan untuk penyimpanan data atribut menggunakan Microsoft Access 2003, dan untuk menyimpan data spasial menggunakan Map Info Professional 8.5. Data atribut dimasukkan melalui tampilan yang telah dibuat pada Microsoft Visual Basic 6.0 tidak manual melalui Microsoft Access 2003, sedangkan data spasial dimasukkan manual melalui Map Info Professional 8.5.

Tampilan akhir basis data pohon ini berupa aplikasi (.exe), sehingga untuk menjalakan aplikasi ini harus diinstal ke dalam komputer (sistem windows). Tetapi pada pembuatan menjadi aplikasi ini file yang berupa map tidak dikompilasi menjadi satu, sehingga untuk menjalakan aplikasi ini harus teristal juga software Map Info Professional 8.5. Keperluan ini dibutuhkan untuk menampilkan peta pada aplikasi inventarisasi pohon.

(4)

KOMPUTER

Nama : Anjar Pujarama NRP : A34204011

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara M.Agr. NIP: 131 578 797

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP. 131 124 019

(5)

1986. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari Bapak Wahyu Widaya dan Ibu Yayat Rohayati.

Tahun 1998 penulis lulus dari SDN Sukasenang 3 Singaparna, kemudian pada tahun 2001 penulis menyelesaikan studi di MTsN Sukamanah Tasikmalaya, dan pada tahun 2004 penulis lulus dari MAN Sukamanah Tasikmalaya.

Tahun 2004 penulis diterima di IPB melalui jalur USMI dan mengambil Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian.

(6)

kekuatan dan hidayah pada kita semua sehingga atas ijin-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Penyusunan Basis Data Pohon pada Beberapa Jalan Kolektor di Bandung dengan Visualisasi Komputer.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara M.Agr. yang dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

2. Ibu, Ayah, kakak (Teh Ayu) dan adik-adikku (de Ali dan neng Widi) yang menjadi motivator bagi penulis.

3. Kang Encep Buleud, Dho, Anggi Mardiyanto dan Ipank atas bantuannya saat survey di Bandung.

4. Muhe, Ida TEP, Teh Gina, kang Obot, kang Adem dan Upeh THP. Rekan seperjuangan Sukamanah. Lanjutkan!

5. Kang Dadan, Ardimen, Engkong Ican, Bang Yil, Mamex, Bang Ardi gede, dan Doni Tata rekan-rekan kosan PTB tercinta.

6. Mr. Dayat, Kang Dimas, Mbak Ita, dan Mas Arief atas saran dan kerjasamanya.

7. Anggi, Kang Oyok, Kang Jafar, Kang Imadinejad, Ocha, Luqman AGB dan Ozy atas kenangan selama kuliah.

8. Teman-teman dari kesatuan Landscaper’41, 42, dan 44 yang selalu mendukung dan membantu penulis dalam penyelesaian penelitian ini.

Semoga hasil dari penelitian ini akan berguna bagi kita semua.

Bogor, Mei 2009

(7)

DAFTAR ISI

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Jalan ... 3

Pemeliharaan... 4

Basis Data ... 4

Perangkat Lunak (Software) Microsoft Visual Basic 6.0 ... 5

Perangkat Lunak (Software) MapInfo Professional 8.5 ... 6

Data ... 6

METODOLOGI... 8

Lokasi dan Waktu Studi... 8

Bahan dan Alat ... 8

Jenis Data yang Digunakan ... 9

Metode ... 10

Pengambilan Data Pohon dan Pengumpulan Informasi di Lapangan ... 11

Inventarisasi dan pengukuran fisik pohon ... 11

Penilaian kondisi fisik pohon ... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

Hasil ... 18

Pengambilan Data Pohon ... 18

Pengelolaan Data Gambar ... 18

Pengelolaan Data Peta ... 19

Pembuatan Program Aplikasi ... 19

Pemasukan Data Pohon ... 37

Penggunaan Aplikasi Basis Data Pohon ... 36

Pembahasan ... 39

Inventarisasi Pohon dalam Microsoft Access 2003, Microsoft Visual Basic 6.0 dan Map Info Professional ... 39

Inventarisasi Pohon untuk Instansi ... 40

KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 42

Kesimpulan ... 42

Saran ... 42

(8)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Tabel Kategori Kelas DBH Pohon ... 11

2. Kelas Tinggi Pohon Berdasarkan Karakteristiknya ... 11

3. Kelas Lebar Tajuk ... 12

4. Kerusakan Hama dan Penyakit Tanaman pada Pangkal Akar dan Batang ... 13

5. Kerusakan Hama dan Penyakit Tanaman pada Cabang dan Daun ... 14

6. Tingkat Kerusakan Hama dan Penyakit Pohon ... 15

7. Tingkat Kerusakan Mekanik pada Pohon ... 15

8. Tingkat Kerusakan Total pada Pohon ... 16

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Peta Lokasi Objek Studi ... 8

2. Metode dalam Pembuatan Basis Data Pohon... 10

3. Bentuk Tajuk Pohon. ... 10

4. Penilaian Kondisi Fisik Pohon ... 13

5. Skema Pembuatan Program Aplikasi... 19

6. Kotak Dialog file New Database... 21

7. Kotak Dialog Database... 22

8. Pembuatan Tabel Input Data Pohon dengan Fasilitas Design View ... 23

9. Pembuatan Tabel Input Nama Jalan dengan Fasilitas Design View ... 24

10. Pembuatan Tabel Koordinat XY dengan Fasilitas Design View ... 24

11. Pembuatan Tabel Pohon dengan Fasilitas Design View ... 25

12. Pembuatan Tabel Pengguna dengan Fasilitas Design View ... 25

13. Kotak Dialog Show Table ... 26

14. Relationship antar Tabel Satu dengan Tabel yang Lainya ... 26

15. Form Login ... 28

16. Form AddAdmin ... 28

17. Form Depan ... 29

18. Form Input Data Pohon ... 29

19. Form Jalan ... 30

20. Form Nama Pohon ... 30

21. Form Mapview... 31

22. Skema Penggunaan Program Aplikasi ... 38

Lampiran 1. Lembar Identifikasi Pohon ... 45

2. Data Inventaris Pohon Jalan Juanda, Bandung ... 46

(10)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jalan merupakan jalur pergerakan orang, kendaraan serta sebagai tempat beraktifitas, seperti bekerja, berdagang, belajar dan lain-lain. Jalan Cihampelas dan jalan Ir. H. Juanda merupakan jalan kolektor di kota Bandung, dimana di sepanjang jalannya terdapat pohon-pohon yang mempunyai peranan penting, yaitu memberikan kenyamanan terhadap pengguna jalan, baik yang berkendaraan maupun pejalan kaki. Jalan Cihampelas dan jalan Ir. H. Juanda merupakan jalan yang cukup padat arus lalu lintasnya, sehingga keamanan dan kenyamanan menjadi penting. Pohon peneduh yang sudah tumbuh besar di tepi jalan memberikan kenyamanan untuk lingkungan di sekitarnya. Namun keberadaan pohon di sepanjang jalan juga akan memberikan masalah, misalnya pohon tumbang dan ini akan membahayakan bagi pengguna jalan, seperti di Jalan Margonda Raya, Depok sebuah mobil sedan Accord tertimpa pohon yang tumbang karena hembusan angin kencang, tidak ada korban jiwa, namun akibat kejadian tersebut arus lalu lintas tersendat (Kompas, 2009). Dengan demikian diperlukan pengelolaan dan pemeliharaan yang baik, yang salah satunya adalah monitoring dan menyusun data inventarisasi pohon.

(11)

KOMPUTER

Oleh:

Anjar Pujarama

A34204011

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

KOMPUTER

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

Anjar Pujarama

A34204011

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(13)

Kolektor di Bandung dengan Visualisasi Komputer. Di bawah bimbingan

BAMBANG SULISTYANTARA.

Jalan merupakan jalur pergerakan orang, kendaraan serta sebagai tempat beraktifitas, seperti bekerja, berdagang, belajar dan lain-lain. Jalan Cihampelas dan jalan Ir. H. Juanda merupakan jalan kolektor di kota Bandung dengan lalu-lintas yang padat, dimana di sepanjang jalannya terdapat pohon-pohon yang berguna untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan. Namun keberadaan pohon di sepanjang jalan juga akan memberikan masalah, misalnya pohon tumbang dan ini akan membahayakan bagi pengguna jalan. Dengan demikian diperlukan pengelolaan dan pemeliharaan yang baik, yang salah satunya adalah monitoring dan menyusun data inventarisasi pohon.

Dinas Pertamanan dan Pemakaman kota Bandung yang bertanggungjawab atas pengelolaan fasilitas pertamanan kota selama ini melakukan pengelolaan data inventarisasi pohon secara manual. Cara seperti ini menyebabkan pengelola membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup besar dalam pemutakhiran data inventarisasi pohon. Oleh karena itu diperlukan pendataan pohon secara dijital untuk mengefisienkan kegiatan untuk pengelolaan pohon tersebut. Pembuatan program database pohon ini menggunakan 3 software yaitu : Map Info Professional 8.5, Microsoft Visual Basic 6.0, dan Microsoft Access 2003.

Penyusunan basis data pohon untuk tampilannya dibuat menggunakan software Microsoft Visual Basic 6.0, sedangkan untuk penyimpanan data atribut menggunakan Microsoft Access 2003, dan untuk menyimpan data spasial menggunakan Map Info Professional 8.5. Data atribut dimasukkan melalui tampilan yang telah dibuat pada Microsoft Visual Basic 6.0 tidak manual melalui Microsoft Access 2003, sedangkan data spasial dimasukkan manual melalui Map Info Professional 8.5.

Tampilan akhir basis data pohon ini berupa aplikasi (.exe), sehingga untuk menjalakan aplikasi ini harus diinstal ke dalam komputer (sistem windows). Tetapi pada pembuatan menjadi aplikasi ini file yang berupa map tidak dikompilasi menjadi satu, sehingga untuk menjalakan aplikasi ini harus teristal juga software Map Info Professional 8.5. Keperluan ini dibutuhkan untuk menampilkan peta pada aplikasi inventarisasi pohon.

(14)

KOMPUTER

Nama : Anjar Pujarama NRP : A34204011

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Bambang Sulistyantara M.Agr. NIP: 131 578 797

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP. 131 124 019

(15)

1986. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari Bapak Wahyu Widaya dan Ibu Yayat Rohayati.

Tahun 1998 penulis lulus dari SDN Sukasenang 3 Singaparna, kemudian pada tahun 2001 penulis menyelesaikan studi di MTsN Sukamanah Tasikmalaya, dan pada tahun 2004 penulis lulus dari MAN Sukamanah Tasikmalaya.

Tahun 2004 penulis diterima di IPB melalui jalur USMI dan mengambil Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian.

(16)

kekuatan dan hidayah pada kita semua sehingga atas ijin-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Penyusunan Basis Data Pohon pada Beberapa Jalan Kolektor di Bandung dengan Visualisasi Komputer.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara M.Agr. yang dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

2. Ibu, Ayah, kakak (Teh Ayu) dan adik-adikku (de Ali dan neng Widi) yang menjadi motivator bagi penulis.

3. Kang Encep Buleud, Dho, Anggi Mardiyanto dan Ipank atas bantuannya saat survey di Bandung.

4. Muhe, Ida TEP, Teh Gina, kang Obot, kang Adem dan Upeh THP. Rekan seperjuangan Sukamanah. Lanjutkan!

5. Kang Dadan, Ardimen, Engkong Ican, Bang Yil, Mamex, Bang Ardi gede, dan Doni Tata rekan-rekan kosan PTB tercinta.

6. Mr. Dayat, Kang Dimas, Mbak Ita, dan Mas Arief atas saran dan kerjasamanya.

7. Anggi, Kang Oyok, Kang Jafar, Kang Imadinejad, Ocha, Luqman AGB dan Ozy atas kenangan selama kuliah.

8. Teman-teman dari kesatuan Landscaper’41, 42, dan 44 yang selalu mendukung dan membantu penulis dalam penyelesaian penelitian ini.

Semoga hasil dari penelitian ini akan berguna bagi kita semua.

Bogor, Mei 2009

(17)

DAFTAR ISI

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Jalan ... 3

Pemeliharaan... 4

Basis Data ... 4

Perangkat Lunak (Software) Microsoft Visual Basic 6.0 ... 5

Perangkat Lunak (Software) MapInfo Professional 8.5 ... 6

Data ... 6

METODOLOGI... 8

Lokasi dan Waktu Studi... 8

Bahan dan Alat ... 8

Jenis Data yang Digunakan ... 9

Metode ... 10

Pengambilan Data Pohon dan Pengumpulan Informasi di Lapangan ... 11

Inventarisasi dan pengukuran fisik pohon ... 11

Penilaian kondisi fisik pohon ... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

Hasil ... 18

Pengambilan Data Pohon ... 18

Pengelolaan Data Gambar ... 18

Pengelolaan Data Peta ... 19

Pembuatan Program Aplikasi ... 19

Pemasukan Data Pohon ... 37

Penggunaan Aplikasi Basis Data Pohon ... 36

Pembahasan ... 39

Inventarisasi Pohon dalam Microsoft Access 2003, Microsoft Visual Basic 6.0 dan Map Info Professional ... 39

Inventarisasi Pohon untuk Instansi ... 40

KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 42

Kesimpulan ... 42

Saran ... 42

(18)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Tabel Kategori Kelas DBH Pohon ... 11

2. Kelas Tinggi Pohon Berdasarkan Karakteristiknya ... 11

3. Kelas Lebar Tajuk ... 12

4. Kerusakan Hama dan Penyakit Tanaman pada Pangkal Akar dan Batang ... 13

5. Kerusakan Hama dan Penyakit Tanaman pada Cabang dan Daun ... 14

6. Tingkat Kerusakan Hama dan Penyakit Pohon ... 15

7. Tingkat Kerusakan Mekanik pada Pohon ... 15

8. Tingkat Kerusakan Total pada Pohon ... 16

(19)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Peta Lokasi Objek Studi ... 8

2. Metode dalam Pembuatan Basis Data Pohon... 10

3. Bentuk Tajuk Pohon. ... 10

4. Penilaian Kondisi Fisik Pohon ... 13

5. Skema Pembuatan Program Aplikasi... 19

6. Kotak Dialog file New Database... 21

7. Kotak Dialog Database... 22

8. Pembuatan Tabel Input Data Pohon dengan Fasilitas Design View ... 23

9. Pembuatan Tabel Input Nama Jalan dengan Fasilitas Design View ... 24

10. Pembuatan Tabel Koordinat XY dengan Fasilitas Design View ... 24

11. Pembuatan Tabel Pohon dengan Fasilitas Design View ... 25

12. Pembuatan Tabel Pengguna dengan Fasilitas Design View ... 25

13. Kotak Dialog Show Table ... 26

14. Relationship antar Tabel Satu dengan Tabel yang Lainya ... 26

15. Form Login ... 28

16. Form AddAdmin ... 28

17. Form Depan ... 29

18. Form Input Data Pohon ... 29

19. Form Jalan ... 30

20. Form Nama Pohon ... 30

21. Form Mapview... 31

22. Skema Penggunaan Program Aplikasi ... 38

Lampiran 1. Lembar Identifikasi Pohon ... 45

2. Data Inventaris Pohon Jalan Juanda, Bandung ... 46

(20)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jalan merupakan jalur pergerakan orang, kendaraan serta sebagai tempat beraktifitas, seperti bekerja, berdagang, belajar dan lain-lain. Jalan Cihampelas dan jalan Ir. H. Juanda merupakan jalan kolektor di kota Bandung, dimana di sepanjang jalannya terdapat pohon-pohon yang mempunyai peranan penting, yaitu memberikan kenyamanan terhadap pengguna jalan, baik yang berkendaraan maupun pejalan kaki. Jalan Cihampelas dan jalan Ir. H. Juanda merupakan jalan yang cukup padat arus lalu lintasnya, sehingga keamanan dan kenyamanan menjadi penting. Pohon peneduh yang sudah tumbuh besar di tepi jalan memberikan kenyamanan untuk lingkungan di sekitarnya. Namun keberadaan pohon di sepanjang jalan juga akan memberikan masalah, misalnya pohon tumbang dan ini akan membahayakan bagi pengguna jalan, seperti di Jalan Margonda Raya, Depok sebuah mobil sedan Accord tertimpa pohon yang tumbang karena hembusan angin kencang, tidak ada korban jiwa, namun akibat kejadian tersebut arus lalu lintas tersendat (Kompas, 2009). Dengan demikian diperlukan pengelolaan dan pemeliharaan yang baik, yang salah satunya adalah monitoring dan menyusun data inventarisasi pohon.

(21)

disebabkan oleh proses-proses alami maupun akibat aktivitas dan implementasi rencana/perancangan lanskap bisa saja terjadi dalam waktu yang sangat singkat.

Permasalahan tersebut di atas dapat diatasi dengan pemanfaatan teknologi komputer. Dengan adanya teknologi komputer yang semakin berkembang pesat di bidang pengelolaan lanskap dan kebutuhan penggguna untuk mengetahui informasi dengan cepat, maka perlu adanya sistem basis data informasi data atribut dan spasialnya yang mudah diakses dengan cepat serta menyajikan informasi terkini untuk menunjang prosedur pengelolaan.

Pembuatan data atribut basis data pohon di sepanjang jalan Cihampelas dan jalan Ir. H. Juanda, kota Bandung ini diarahkan pada klasifikasi data deskripsi pohon, kesehatan, jumlah, dan lokasi pohon. Perangkat lunak (Software) yang berpotensi digunakan dalam penyusunan basis data pohon ini meliputi:

1. Microsoft Access 2003 digunakan untuk memasukkan data atribut,

2. Microsoft Visual Basic 6.0 digunakan untuk menyusun tampilan basis data, 3. Microsoft Office Picture Manager 2007 digunakan untuk mengatur kualitas

gambar dan,

4. Map Info Professional 8.5 digunakan untuk memasukkan data spasial.

Praktis dan mudah dalam penggunaannya menjadi dasar pemilihan perangkat lunak yang digunakan dalam studi ini, selain itu perangkat lunak di atas umum digunakan dalam pembuatan basis data.

Tujuan Studi

Menyusun program basis data, yang dapat digunakan untuk menginput dan menampilkan data pohon di sepanjang jalan kolektor yaitu jalan Cihampelas dan jalan Ir. H. Juanda.

Manfaat Studi

1. Mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan data inventarisasi pohon di sepanjang jalan kolektor di kota Bandung.

2. Digunakan sebagai pendukung data manajemen pohon kota.

(22)

TINJAUAN PUSTAKA

Jalan

Menurut Simonds (1978), bahwa dalam lanskap kehidupan manusia tersusun atas jalan dan tempat, dimana jalan berfungsi sebagai jalur pergerakan orang, kendaraan serta sebagai pusat orang bekerja, berdagang, belajar, beribadah, dan bersantai. Jalan itu sendiri merupakan suatu kesatuan sistem jaringan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat kota wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan hirarki (Dirjen Bina Marga, 1980).

Dalam Undang-Undang No 13 tahun 1980 tentang jalan disebutkan bahwa jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Lebih lanjut disebutkan dalam pasal 4 (empat) mengenai pengelompokan jalan menurut peranannya yaitu:

1. Jalan arteri, yaitu jalan yang melayani angkutan umum dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh dengan kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi dengan efisien.

2. Jalan kolektor, merupakan jalan yang melayani angkutan pengumpulan dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.

3. Jalan lokal, adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Bagian jalan menurut PP no. 26 tahun 1985 meliputi:

1. Daerah manfaat jalan meliputi badan jalan, tepi jalan dan ambang pengamannya.

- Badan jalan, yaitu jalur lalu lintas dengan atau tanpa median.

- Saluran tepi jalan, merupakan saluran penampungan dan penyaluran air, agar badan jalan bebas dari pengaruh air.

(23)

2. Daerah milik jalan meliputi daerah manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar daerah manfaat jalan untuk pelebaran dikemudian hari.

3. Daerah pengawasan jalan merupakan sejalur lahan tertentu di luar daerah milik jalan yang diawasi Pembina jalan agar tidak mengganggu pandangan pengemudi dan kontruksi banguanan jalan.

Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan suatu lanskap dilaksanakan untuk memperjelas tujuan agar tanaman berada dalam keadaan sehat dan menarik, selain itu pemeliharaan juga bertujuan untuk menjaga lanskap tetap berada dalam keadaan bersih, nyaman, aman. Pemeliharaan bertujuan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang berada di dalamnya agar kondisinya tetap baik dan sebisa mungkin mempertahankan keadaan yang sesuai tujuan rancangan atau desain semula (Arifin dan Arifin, 1999).

Carpenter, Walker dan Lanphear (1975), menekankan hal yang penting dalam pemeliharaan lanskap yaitu bahwa pekerjaan yang tepat harus dikerjakan dalam waktu yang tepat, oleh sebab itu jadwal pemeliharaan harus tersedia. Jadwal tersebut dibuat dan dikembangkan melalui empat tahap, yaitu:

1. Mengklasifikasi tapak menurut peringkat pemeliharaan. 2. Membuat daftar nama tanaman.

3. Menentukan jenis pekerjaan yang dibutuhkan.

4. Menyusun langkah-langkah pekerjaan yang harus dilakukan.

Jadwal ini berguna untuk mengetahui apakah pekerjaan pemeliharaan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Data inventarisasi pohon dijital dapat membantu pelaksanaan keempat tahap pemeliharaan tersebut di atas.

Basis Data

(24)

karyawan, dan sebagainya. Tabel terdiri dari beberapa item informasi sebagai berikut:

1. Field, merupakan tempat data/informasi dalam kelompok sejenis yang dimasukkan atau diinput pada bagian kolom tabel.

2. Record, merupakan kumpulan dari beberapa field yang saling berhubungan yang tersimpan dalam bentuk baris pada tabel. Satu tabel bisa terdiri dari beberapa record sekaligus.

Program basis data memungkinkan untuk bekerja dengan beberapa tabel. Dalam proses kerjanya, pengoperasian data pada tabel di dalam basis data didukung oleh enam objek basis data (Tim Divisi Penelitian dan Pengembangan MADCOMS), yaitu:

1. Query, adalah sebuah objek basis data yang digunakan untuk menampilkan, menyunting dan menganalisis suatu data dengan cara lain.

2. Form, adalah sebuah objek basis data yang digunakan untuk membuat kontrol-kontrol untuk proses memasukkan, memeriksa dan memperbaharui data.

3. Report, adalah sebuah objek yang digunakan untuk menampilkan data yang telah diformat sesuai dengan ketentuan yang pernah diberikan.

4. Pages, adalah sebuah objek khusus yang digunakan untuk menampilkan dan bekerja dengan data.

5. Macro, adalah rangkaian dari beberapa perintah yang dapat disimpan dan dijalankan ulang secara otomatis, misalnya menambah sebuah form, mencetak report dan sebagainya.

6. Module, adalah program-program yang ditulis dengan Access Basic.

Perangkat Lunak (Software) Microsoft Visual Basic 6.0

(25)

dan lain-lain). Ketika event terdeteksi, kode yang berhubungan dengan event (Event procedures) akan dijalankan. Stuktur aplikasi Visual Basic 6.0 terdiri dari:

1. Form

Windows atau jendela untuk membuat Interface/tampilan 2. Kontrol/Control

Tampilan berbasis grafis yang dimasukkan pada Form untuk membuat interaksi dengan pemakai.

3. Metode/Methods

Metode adalah serangkaian perintah yang sudah tersedia pada suatu objek yang dapat diminta untuk mengerjakan tugas khusus.

4. Prosedur Kejadian/Event procedures

Kode yang berhubungan dengan suatu objek. Kode ini akan dieksekusi (tidak ditampilkan) ketika ada respon dari pemakai berupa event tertentu. 5. Prosedur Umum/General Procedures

Kode yang tidak berhubungan dengan suatu objek. 6. Modul/Module

Merupakan kumpulan prosedur umum, deklarasi variabel dan definisi konstanta yang digunakan oleh aplikasi.

Perangkat Lunak (Software) MapInfo Professional 8.5

MapInfo Professional 8.5 merupakan perangkat lunak aplikasi untuk keperluan SIG (sistem informasi geografis) yang dikembangkan oleh Map Info Coorporation. MapInfo Professional 8.5 memiliki karakteristik yang menarik, mudah digunakan, user friendly dan memiliki tampilan yang menarik (Yoesman, 2003).

Data

(26)

Data dapat dikelompokan ke dalam dua jenis, yaitu data grafis (spasial) dan data atribut (non-spasial). Pada studi pembuatan basis data pohon dijital ini yang digunakan adalah:

1. Data Grafis (spasial)

Dalam studi ini, data grafis berupa peta sebaran pohon dimana data grafis tersebut dapat disajikan dalam model data vektor. Menurut Burrough (1986), data vektor adalah data besaran yang mempunyai arah. Struktur data vektor untuk symbol peta dalam sistem kartesian atau 2D (2 Dimensi) adalah berupa titik (X,Y). Titik distrukturasi dan disimpan sebagai susunan pasangan koordinat (X,Y) yang berurutan.

2. Data Atribut (non spasial)

Menurut Atmadilaga (1999), data atribut bersifat tematis karena memberikan keterangan mengenai karakteristik objek spasial misalnya suatu poligon dianalisis sebagai suatu hutan, data tematiknya bisa menerangkan kondisi hutan tersebut seperti: jenis pohon, tinggi pohon, umur pohon, kapan ditanam atau memperkirakan umur pohon dan sebagainya. Data atribut dalam pembuatan basis data pohon berupa kumpulan bilangan, karakter atau alpha numerik.

(27)

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Studi

Objek studi ini berlokasi di sepanjang jalan Cihampelas dan jalan Ir. H. Juanda, kota Bandung (Gambar 1). Jalan Cihampelas dan jalan Ir. H. Juanda merupakan jalan kolektor di kota Bandung, yang masing-masing mempunyai panjang 2 dan 2,4 Km. Pengumpulan data dilaksanakan pada awal September sampai akhir Oktober 2008. Kegaiatan pembuatan basis data pohon dijital dan penyusunan laporan dilaksanakan pada awal bulan Nopember sampai akhir Desember 2008.

Gambar 1. Peta Lokasi Objek Studi

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam studi ini adalah peta kota Bandung yang didapat dari CD pada buku yang berjudul Desain dan Aplikasi GIS, karangan Charter dan Irma (2004). Bentuk peta yang digunakan adalah peta dijital, peta dijital ini dibutuhkan dalam pembuatan tampilan basis data.

Alat

(28)

a. Perangkat Lunak (Software) meliputi : - Microsoft Access 2003

- Microsoft Visual Basic 6.0 - Map info Professional 8.5

- Microsoft Office Picture Manager 2007 b. Perangkat Keras (Hardware) meliputi :

- PC AMD Athlon 64™ 3000 + 2.01 Giga Hertz (GHz) - GPS (Global Positioning System) merek Garmin - Kamera dijital 5.0 Mega Pixel merek Spectra - Abney level

- Rollmeter

GPS (Global Positioning System) berguna untuk menentukan posisi eksisting setiap pohon di lapangan dan untuk mengukur jarak antar pohon satu dengan yang lainya. Alat pencatat digunakan untuk mencatat deskripsi dari masing-masing pohon (nama pohon, tinggi, diameter batang, diameter tajuk, dan kesehatan pohon). Kamera dijital dengan kemampuan rekam 5.0 Mega pixel digunakan untuk merekam eksisting pohon di lapangan. Abney level digunakan untuk mengukur tinggi pohon dan rollmeter digunakan untuk mengukur diameter batang dan tajuk pohon.

Jenis Data yang Digunakan

(29)

Metode

Metode penyusunan program basis data ini meliputi beberapa tahapan (Gambar 2), yaitu:

1. Studi pustaka deskripsi pohon untuk mendapatkan informasi karakteristik pohon secara umum.

2. Pengambilan data pohon di lapangan dan pengumpulan informasi terhadap data dan selanjutnya akan dihimpun ke dalam basis data.

3. Menyusun basis data dengan Microsoft Access 2003.

4. Menyusun program tampilan basis data dengan menggunakan program Microsoft Visual Basic 6.0 dan Map Info Professional 8.5.

5. Memasukkan data/informasi dan mengolah basis data.

Proses pembuatan basis data dengan memasukkan data ke dalam basis data yang telah dikompilasi berikut dengan data spasialnya.

6. Penyajian hasil.

Penyajian hasil akan disajikan dalam bentuk program aplikasi yang telah dibuat supaya lebih menarik dan lebih informatif.

7. Pembahasan.

Gambar 2. Metode dalam Pembuatan Basis Data Pohon. Pembahasan

Penyajian hasil

Disajikan dalam bentuk program aplikasi Memasukan data/informasi dan mengolah basis data

Menyusun program tampilan basis data dengan menggunakan program Microsoft Visual Basic 6.0 dan Map Info professional 8.5

Menyusun basis data dengan Microsoft Access 2003 Pengambilan data pohon di lapangan

(30)

Pengambilan Data Pohon dan Pengumpulan Informasi di

Lapangan

Inventarisasi dan pengukuran fisik pohon

a. Diameter batang setinggi dada atau Diameter at the Breast (DBH)

Pengukuran dilakukan + 140-145 cm dari permukaan permukaan tanah dengan menggunakan DBH meter. Data DBH yang diperoleh kemudian diklasifikasikan ke dalam 4 kategori kelas (Tabel 1).

b. Tinggi Pohon

Pengukuran tinggi pohon menggunakan abney level. Data tinggi pohon diklasifikasikan ke dalam 3 kelas (Tabel 2).

Tabel 1. Tabel Kategori Kelas DBH Pohon

Kelas Kualifikasi Diameter (cm)

D1 Semai DBH < 10 Sumber: Daniel, et. al. (1995) dalam Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta

Timur (2006)

Tabel 2. Kelas Tinggi Pohon Berdasarkan Karakteristiknya

Kelas Kualifikasi Tinggi (m)

1 Rendah T < 9

2 Sedang 9 < T < 18

3 Tinggi T > 18

Sumber: Carpenter, et. al. (1995) dalam Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006)

Lebar Tajuk

(31)

Tabel 3. Kelas Lebar Tajuk

Kelas Kualifikasi Lebar (m)

L1 Semai L < 2

L2 Kecil 2 <

L3

L < 5 Sedang 5 <

L4

L < 9 Besar L > 9

Sumber: Carpenter, et. al.(1995) dalam Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006)

Bentuk tajuk

Bentuk tajuk dibagi menjadi 2 kategori yaitu semetris dan asimetris. Simetris (Gambar 3) merupakan bentuk tajuk yang sesuai dengan bentuk arsitektur tajuk pohon, sedangkan asimetris merupakan bentuk tajuk yang tidak sesuai dengan bentuk arsitektur tajuk pohon.

Gambar 3. Bentuk Tajuk Pohon

c. Lokasi Tumbuh Pohon

Data ini diperoleh menggunakan GPS (Global Positioning System) dalam bentuk koordinat UTM X dan UTM Y. Data tersebut kemudian dipetakan pada peta rupa bumi dijital dengan menggunakan Map Info Professional 8.5 dengan cara memasukkan koordinat UTM X dan UTM Y masing- masing pohon di lapang.

Penilaian kondisi fisik pohon

Penilaian kondisi fisik pohon didasarkan pada 3 jenis kerusakan yaitu oleh hama dan penyakit tanaman, mekanik dan teknik. Pengamatan kondisi fisik pohon dilakukan berdasarkan keadaan visual pohon dengan penekanan

(32)

pada bagian pangkal akar yang berada di atas permukaan tanah, batang, daun dan percabangan.

Penilaian persentase kerusakan pohon hanya berdasarkan 2 kerusakan yaitu kerusakan akibat hama penyakit dan kerusakan mekanik tanaman (Gambar 4). Untuk kerusakan teknik akan diuraikan secara deskriptif berdasarkan pengamatan visual di lapangan.

a. Kerusakan oleh hama dan penyakit tanaman

Pengamatan yang disebabkan oleh hama dan penyakit tanaman dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

- Kerusakan hama dan penyakit tanaman pada pangkal akar di permukaan tanah dan batang (tabel 4).

- Kerusakan hama dan penyakit tanaman pada percabangan dan daun (tabel 5).

Gambar 4. Penilaian Kondisi Fisik Pohon

Tabel 4 . Kerusakan Hama dan Penyakit Tanaman pada Pangkal Akar dan Batang

No Kerusakan Hama dan penyakit Nilai

1 Tidak ada kerusakan hama dan penyakit 0 2 Tumbuhan tidak berparasit 1 3 Tumbuhan berparasit (jamur, benalu) 2 4 batang kering/lapuk; akar kering/lapuk 3 5 Batang busuk; akar busuk 4 6 Gerowong/keropos pada batang utama 5

Sumber: Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006) Penilaian kondisi

fisik pohon

Kerusakan oleh hama dan penyakit

(33)

Tabel 5 . Kerusakan Hama dan Penyakit Tanaman pada Cabang dan Daun

No Kerusakan Hama dan penyakit Nilai

1 Tidak ada kerusakan hama dan penyakit 0 2 Tumbuhan tidak berparasit; ulat; jelaga 1 3 Tumbuhan berparasit (jamur, benalu) 2

4 Klorosis 3

5 Nekrosis 4

6 Percabangan lapuk 5

Sumber: Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006)

Untuk menghitung tingkat kerusakan oleh hama dan penyakit pada akar dan batang menggunakan rumus:

Tab = (ni x 100)/∑ni

Keterangan:

Tab : Tingkat kerusakan hama dan penyakit pada pangkal akar dan batang

ni : Nilai kerusakan

∑ni : Jumlah total nilai dari kerusakan hama dan penyakit pada pangkal

akar dan batang

Sedangkan tingkat kerusakan hama dan penyakit pada cabang dan daun dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Tcd = (ni x 100)/∑ni

Keterangan:

Tcd : Tingkat kerusakan hama dan penyakit pada cabang dan daun

ni : Nilai kerusakan

∑ni : Jumlah total nilai dari kerusakan hama dan penyakit pada cabang dan

daun

Untuk menghitung total kerusakan hama dan penyakit dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Thpt = (Tab + Tcd)/2

Keterangan:

Thpt : Tingkat kerusakan total hama dan penyakit

Tab

T

: Tingkat kerusakan hama dan penyakit pada pangkal akar dan batang

(34)

Tingkat kerusakan hama dan penyakit yang telah diperoleh kemudian dikategorikan dalam peringkat sebagai berikut (Tabel 6) :

Tabel 6. Tingkat Kerusakan Hama dan Penyakit Pohon

No Kualifikasi Serangan (%)

1 Tidak ada 0 < Thpt < 15

2 Sedikit 15 < Thpt < 30

3 Banyak 30 < Thpt <50

4 Sangat banyak Thpt > 50

Sumber: Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006)

b. Kerusakan mekanik

Kerusakan mekanik merupakan kerusakan pada pohon yang disebabkan oleh kontak dengan benda-benda fisik (goresan, gesekan, sayatan, benturan dan sebagainya). Penilaian akibat kerusakan mekanik tertera pada tabel 7.

Tabel 7. Tingkat Kerusakan Mekanik pada Pohon

No Kerusakan mekanik Nilai

1 Tidak ada kerusakan mekanik 0 2 Corat-coret atau reklame 1

3 Goresan 2

4 Sayatan 3

5 Patah cabang 4

6 Tersambar petir 5

Sumber: Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006)

Selanjutnya tingkat kerusakan mekanik pada pohon dapat dihitung meggunakan rumus:

Tm = (ni x 100)/∑ni

Keterangan:

Tm : Tingkat kerusakan mekanik pohon

ni : Nilai kerusakan

(35)

Persentase kerusakan hama dan penyakit dan kerusakan mekanik kemudian digunakan untuk memperoleh tingkat kerusakan total pohon dengan menggunakan rumus:

T = (Thpt + Tm)/2

Keterangan:

T : Tingkat kerusakan total pohon

Thpt : Tingkat kerusakan hama dan penyakit

Tm

Tabel 8. Tingkat Kerusakan Total pada Pohon : Tingkat kerusakan mekanik

Tingkat kerusakan total yang diperoleh kemudian dikategorikan dalam peringkat sebagai berikut (tabel 8):

No Kualifikasi Serangan (%)

1 Tidak ada 0 < Tm < 15

2 Sedikit 15 < Tm < 30

3 Banyak 30 < Tm <50

4 Sangat banyak Tm > 50

Sumber: Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006)

Data tingkat kerusakan pohon yang diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan peringkat sesuai dengan metode Grey dan Deneke (1978) dalam yang telah dimodifikasi:

a. Peringkat 1 (sangat baik)

Pohon sehat dan vigor. Rata-rata serangan hama penyakit dan kerusakan mekanik 0% < T < 15%. Sedikit atau tidak memerlukan tindakan perbaikan.

b. Peringkat 2 (baik)

(36)

c. Peringkat 3 (buruk)

Pohon kurang baik dan kurang sehat. Rata-rata serangan hama/penyakit dan kerusakan mekanik 30% < T < 50%. Memerlukan banyak tindakan perbaikan.

d. Peringkat 4 (sangat buruk)

Pohon dengan rata-rata serangan hama/penyakit dan kerusakan mekanik T> 50% terancam mati, atau mati.1

1

(37)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pengambilan Data Pohon

Pengambilan data pohon dilakukan di Bandung, sampel pohon yang diambil terdapat di jalan Cihampelas dan jalan Ir. H. Juanda. Pohon yang didata adalah pohon yang terdapat pada daerah milik jalan. Pengambilan data pohon di lapang menggunakan alat bantu untuk mencatat kondisi pohon di lapangan berupa form/lembaran (Lampiran 1) yang telah disesuaikan dengan Form Input data pohon pada tampilan basis data. Sedangkan untuk mengetahui koordianat X dan Y pohon menggunakan GPS dan untuk merekam foto/gambar pohon menggunakan kamera dijital.

Pada pengambilan data pohon ini dilakukan pengkodean pada setiap pohon, pengkodean disesuaikan dengan nama jalan misalnya pada jalan Cihampelas kodenya “CHM” dan Jalan Juanda “JUD”. Di lapang terdapat pohon di samping kiri dan kanan jalan maka dilakukakan pengkodean, untuk pohon di sebelah kiri diberi kode “A” dan kanan diberi kode “B”, sehingga jika kode tertulis “CHM1A” maka artinya pohon pertama yang ada di jalan Cihampelas dan terdapat di sebelah kiri jalan. Namun pengkodean pohon ini bersifat fleksibel sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Pengelolaan Data Gambar

(38)

Pengelolaan Data Peta

Data hasil pengukuran lapang yang menggunakan GPS (Global Positioning System) dimasukan ke dalam sebuah sistem informasi geografi. Pengolahan data peta (map) dilakukan menggunakan perangkat lunak MapInfo Professional 8.5 dengan cara memasukkan koordinat UTM X dan UTM Y masing- masing pohon di lapang yang telah disesuaikan dengan koordinat peta dijital kota bandung yang didapat dari CD pada buku yang berjudul Desain dan Aplikasi GIS, karangan Charter dan Irma (2004). Penyajian gambar peta menggunakan titik (poin), sehingga membentuk jaringan dijital yang telah di sesuaikan dengan koordinat peta kota Bandung.

Pembuatan Program Aplikasi

Gambar 5. Skema Pembuatan Program Aplikasi

Studi Pustaka Cara Penyusunan

Penyusunan Dan Perancangan Basis Data Pohon Dalam Microsoft Access 2003

Program Aplikasi

Pembuatan Program Tampilan Basis Data Menggunakan Visual Basic 6.0.

Kompilasi Program Menjadi .exe

1. Tabel input data pohon.

2. Tabel input data jalan. 3. Tabel koordinat XY. 4. Tabel pohon.

5. Tabel pengguna atau user.

A. Membuat Database

B. Merancang dan

Membuat Tabel Stuktur Basis Data (Database)

C. Membuat Relationship (Hubungan) antar Tabel

1. Form Login.

2. Form AddAdmin. 3. Form Depan.

4. Form Input Data Pohon. 5. Form Jalan.

6. Form Nama Pohon. 7. Form Mapview.

A. Membuat dan Mengatur Properti Form user interface/tampilan.

(39)

Pembuatan program aplikasi menggunakan software Microsoft Access 2003 dan Visual Basic 6.0. Penyusunan dan perancangan basis data pohon menggunakan Microsoft Access 2003, sedangkan pembuatan program tampilan data dan kompilasi program menggunakan Visual Basic 6.0. Skema pembuatan program aplikasi dapat dilihat pada Gambar 5. Berikut adalah penjelasan mengenai pembuatan program aplikasi :

1. Penyusunan dan Perancangan Basis Data Pohon dalam Microsoft Access 2003 Penyusunan basis data pohon sepanjang jalan kolektor ini dirancang untuk menginventarisasi pohon dan memberikan informasi deskripsi, kesehatan, jumlah, dan lokasi pohon di sepanjang jalan. Penyusunan basis data pohon sepanjang jalan kolektor ini dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mendapatkan informasi secara cepat dan menginventarisasi pohon di lapangan.

A. Membuat Database dalam Microsoft Access 2003

Dalam bekerja dengan Microsoft Access 2003, sebelum mengerjakan semua pekerjaan dalam penyusunan basis data dalam Microsoft Access secara lebih lanjut diawali dengan pembuatan file database. Pada jendela Microsoft Access aktif, klik menu File, kemudian klik New atau klik tombol New pada toolbar sehingga tampil kotak Task Pane New File, kemudian klik Blank Database sehingga akan tampil kotak dialog File New Database seperti terlihat pada Gambar 6.

Kemudian ketikkan nama file pada bagian File Name dan sekaligus tentukan lokasi penyimpanan file database dengan memilih bagian Save In

(40)

Gambar 6. Kotak Dialog file New Database

B. Merancang dan Membuat Tabel Stuktur Basis Data (Database) Pohon dalam Microsoft Access 2003

Pembuatan struktur basis data merupakan tahap paling awal dalam penyusunan basis data pohon. Pada proses ini dilakukan proses seleksi data sehingga dapat memudahkan pemasukkan data dengan tepat sesuai dengan jenis datanya. Struktur basis data akan menentukan tipe data yang akan dimasukkan, jumlah table (table) dan kolom (field) yang akan dibuat di dalam basis data serta hubungan (relationship) antar tabel-tabel tersebut. Tabel dan kolom dibuat berdasarkan pengklasifiksian yang telah dilakukan. Masing-masing tabel memiliki kunci relasi sebagai penghubung antar tabel dan record yang ada dalam tabel. Pada proses ini terdapat 5 tabel dengan masing-masing kunci relasinya yaitu :

1. Tabel input data pohon, merupakan tabel induk yang terdiri dari 13 field yang berisi kunci relasi. Kolom/field tersebut adalah Nama Jalan (primary key), Kode Pohon, Nama Ilmiah, Nama Lokal, Tinggi Pohon, Diameter (DBH), Lebar Tajuk, Bentuk Tajuk, Tingkat Kerusakan HPT (Akar dan Batang), Tingkat Kerusakan HPT (Cabang dan Daun), Tingkat Kerusakan HPT Total, Tingkat Kerusakan Mekanik, dan Tingkat Kerusakan Pohon Total.

(41)

3. Tabel koordinat XY, merupakan tabel yang disediakan untuk diisi data koordinat X dan Y. Kolom tersebut adalah Kode pohon (primary key), Koordinat X dan Koordianat Y.

4. Tabel pohon, merupakan tabel yang terdiri dari 2 field, yaitu Nama Ilmiah dan Nama Lokal .

5. Tabel pengguna atau user, merupakan tabel yang terdiri dari 2 field, yaitu kolom User Name dan Password

Setelah menentukan lokasi penyimpanan file data base dan mengklik tombol Create maka akan muncul windows aplikasi Microsoft Access 2003 seperti pada Gambar 7.

Pembuatan tabel dalam Microsoft Access 2003 dapat menggunakan pilihan fasilitas yang tersedia, yaitu:

1. Menggunakan fasilitas design view 2. Menggunakan fasilitas tabel wizard 3. Menggunakan fasilitas datasheet view

Gambar 7. Kotak Dialog Database

(42)

format field, validitas data dan sebagainya. Setelah file name terisi sesuai dengan struktur basis data pohon yang telah dibuat, kemudian tentukan file name tertentu yang akan dijadikan primary key yaitu dengan mengklik menu Edit, kemudian mengklik Primary key atau mengklik tombol icon kunci yang berada pada toolbar, maka akan keluar icon kunci di sebelah kiri file name yang telah ditentukan untuk menjadi kunci relasi dengan tabel lain. Gambar-gambar di bawah ini merupakan prosedur pembuatan tabel input data pohon (Gambar 8), tabel input nama jalan (Gambar 9), tabel koordinat XY (Gambar 10), tabel pohon (Gambar 11) dan tabel pengguna (Gambar 12).

(43)

Gambar 9. Pembuatan Tabel Input Nama Jalan dengan Fasilitas Design View

(44)

Gambar 11. Pembuatan Tabel Pohon dengan Fasilitas Design View

Gambar 12. Pembuatan Tabel Pengguna dengan Fasilitas Design View

C. Membuat Relationship (Hubungan) antar Tabel

(45)

yang menjadi tabel induk adalah tabel input data pohon sedangkan tabel input data jalan, tabel koordinat XY, dan tabel pohon menjadi tabel anak.

Pembuatan Relationship diawali dengan membuka Microsoft Access 2003, kemudian pilih menu Tool yang berada pada menu utama dan klik submenu

Relationship sehingga akan muncul dialog “Show Table” (Gambar 13).

Gambar 13. Kotak Dialog Show Table

Pada kotak dialog “Show Table” masukkan tabel pengguna, tabel input data pohon, input data jalan, tabel koordinat XY dan tabel pohon dengan mengklik tombol Add, setelah semua tabel dimasukkan klik tombol close, kemudian hubungkan tabel-tabel tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan, yaitu dengan cara mendrag file name tabel satu ke tabel yang akan menjadi relasi seperti terlihat pada Gambar 14.

(46)

2. Pembuatan Program Tampilan Basis Data Menggunakan Visual Basic 6.0 Pembuatan program tampilan basis data ini dikerjakan pada perangkat lunak (software) Visual Basic 6.0. Visual Basic 6.0 adalah salah satu produk bahasa pemograman yang dikeluarkan Microsoft merupakan bahasa pemograman yang mudah digunakan untuk pengembangan aplikasi, baik aplikasi kecil maupun besar. Pembuatan program ini dibuat agar tampilan basis data pohon lebih menarik dan mudah digunakan oleh pengguna atau user. Program tampilan basis data ini berbentuk aplikasi (exe) sehingga dalam penggunaan tampilan basis data ini harus terinstal dalam sistem komputer atau windows.

Dalam program Visual Basic 6.0 terdapat 3 interface/tampilan yang digunakan dalam pengaksesan data, yaitu:

1. ADO (ActiveX Data Objects) 2. RDO (Remote Data Objects) 3. DAO (Data Access Objects)

Dalam basis data pohon ini digunakan Tampilan ADO karena sangat mudah untuk digunakan untuk pembuatan basis data, sehingga dalam penggunaan Visual Basic untuk dapat berhubungan dengan Microsoft Access menggunakan kontrol ADODC dan Data Grid.

Pengembangan aplikasi Visual Basic 6.0 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

A. Membuat dan mengatur properti Form user interface/tampilan. Pada basis data pohon ini dibuat 7 form, yaitu:

1. Form Login.

(47)

Gambar 15. Form Login

2. Form AddAdmin.

Form AddAdmin merupakan form yang dibuat untuk menambah pengguna aplikasi ini, yaitu dengan cara mengisi form yang telah disediakan yaitu username dan password. Dalam form ini digunakan kontrol-kontrol antara lain: Labelbox, Commandbutton, ADODC, Datagrid dan Textbox (Gambar 16).

Gambar 16. Form AddAdmin

3. Form Depan.

(48)

Gambar 17. Form Depan

4. Form Input Data Pohon.

Form InputData merupakan form utama dalam aplikasi ini. Pada form ini disediakan fasilitas kontrol untuk memasukkan data pohon, kontrol-kontrol yang digunakan dalam form ini, yaitu Labelbox, CommandButton, Textbox , Datacombo, Ceckbox, Frame, ADODC dan Datagrid (Gambar 18).

Gambar 18. Form Input Data Pohon

5. Form Jalan.

(49)

Gambar 19. Form Jalan

6. Form Nama Pohon.

Form Nama Pohon merupakan form yang dibuat sebagai fasilitas untuk menambah informasi nama pohon. Pada form ini digunakan kontrol Labelbox, Commandbutton, ADODC, Datagrid dan Textbox (Gambar 20).

Gambar 20. Form Nama Pohon

7. Form Mapview.

(50)

Kontrol ADODC merupakan kontrol yang digunakan untuk mengkoneksikan Microsoft Visual Basic 6.0 dengan Microsoft Access 2003 yang merupakan penyimpan data atribut. Untuk mengkoneksikanya yaitu dengan cara klik kontrol ADODC, kemudian liat properties windows klik bagian connection string maka akan muncul kotak dialog “Property Pages” pilih Generalsource of connection pilih Use Conection String kemudian klik tombol Build selanjutnya akan muncul kotak dialog “Data Link Properties” pilih Provider Microsoft Jet 4.0 BD Provider” kemudian klik tombol Next kemudian pilih Select or Enter Database Name yang terakhir pilih file yang telah dibuat pada Microsoft Access 2003 untuk menjadi penyimpanan data.

Gambar 21. Form Mapview

B. Menulis Kode Program

(51)

menentukan mudah susahnya suatu aplikasi untuk digunakan. Kode program ditulis pada masing-masing form sesuai fungsi dan keguanaan form tersebut. Berikut di bawah ini adalah penulisan kode progam masing-masing form:

1. Form Login, pada form login ditulis kode program sebagai berikut:

Private Sub Command1_Click() Text1.PasswordChar = "*"

If (Text1.Text = DataList2.BoundText) Then MsgBox "Password benar"

depan.Show

ElseIf (Text1.Text <> DataList2.BoundText) Then MsgBox "Password salah"

DataList2.BoundText = DataList1.BoundText End Sub

Private Sub Command2_Click() End

End Sub

Private Sub DataCombo1_Click(Area As Integer) DataList2.BoundText = DataCombo1.BoundText Private Sub Text1_Change()

Text1.PasswordChar = "*" End Sub

2. Form AddAdmin, pada form ini ditulis kode program sebagai berikut:

Private Sub kosong() Adodc1.Recordset.AddNew kosong

Text1.SetFocus End Sub

Private Sub Command2_Click() Adodc1.Recordset.Update Adodc1.Recordset.MoveNext End Sub

(52)

End Sub

3. Form Depan, pada form ini ditulis kode program sebagai berikut:

Private Sub Command1_Click(Index As Integer) FormJalan.Visible = True

End Sub

Private Sub Command2_Click(Index As Integer) frmInput.Visible = True

End Sub

Private Sub Command3_Click(Index As Integer) Mapviewform.Visible = True

End Sub

Private Sub Command4_Click()

If MsgBox("YAKIN AKAN MENUTUP APLIKASI INI..?", vbYesNo + vbQuestion, "Konfirmasi") = vbNo Then

4. Form Input Data Pohon, pada form terdapat penghitungan persentase kesehatan pohon berikut penulisan kode programnya:

Dim a As Double ‘pendeklarasian Dim b As Double

(53)

a = Text12.Text

Rumus = Val(Text12.Text) + Val(Text13.Text) + Val(Text14.Text) + Val(Text15.Text) + Val(Text16.Text) + Val(Text17.Text)

Rumus = (Rumus * 100) / 15 ditampilkan = Format(Rumus, "##0") Text4.Text = ditampilkan

penulisan kode program secara lengkap terdapat pada lampiran. 5. Form Jalan, pada form ini ditulis kode program sebagai berikut:

Private Sub kosong() Adodc2.Recordset.AddNew kosong

Call FormHidup Text1.SetFocus End Sub

Private Sub Command2_Click() Adodc2.Recordset.Update Adodc2.Recordset.MoveNext kosong

End Sub

Private Sub Command3_Click()

Tanya = MsgBox("yakin data akan diHapus?", vbYesNo, "Konfirmasi") With Adodc2.Recordset

(54)

.MoveNext

6. Form Nama Pohon, pada form ini ditulis kode program sebagai berikut:

Private Sub Command1_Click() Adodc1.Recordset.Update Adodc1.Recordset.MoveNext kosong

End Sub

Private Sub Command3_Click()

(55)

Private Sub FormHidup()

7. Form Mapview, form ini terkoneksi dengan file berupa peta yang dibuat dengan program map info professional, maka terdapat penulisan program dan penulisan modul yang bertujuan agar file yang yang berupa peta dapat dibaca pada Visual Basic 6.0. berikut penulisan kode programnya:

Dim bHasThematic As Integer Dim ndx, count As Integer bHasThematic = False

count = Val(mapinfo.eval("MapperInfo(" & mapid & ",9)")) For ndx = 1 To count

If (Val(mapinfo.eval("LayerInfo(" & mapid & "," & ndx & ",24)")) = 3) Then bHasThematic = True

Exit For End If Next

If (bHasThematic And legendid = 0) Then

mapinfo.do "Set Next Document Parent WindowInfo(" & mapid & ",12) style 1" mapinfo.do "Create Legend From Window " & mapid

legendid = Val(mapinfo.eval("WindowID(0)")) ElseIf (Not bHasThematic And legendid <> 0) Then mapinfo.do "Close Window" & legendid

legendid = 0 End If End Sub

(56)

Pemasukan Data Pohon

Pemasukan data pohon yang berupa text atau data atribut termasuk pemasukkan data koordinat pohon dilakukan melalui tampilan Visual Basic 6.0 yang telah selesai dibuat, tidak dimasukkan melalui Microsoft Access 2003.

Penggunaan Aplikasi Basis Data Pohon

Aplikasi ini dapat digunakan oleh siapa saja yang membutuhkan, baik intitusi atau masyarakat umum, tetapi aplikasi inventarisasi pohon ini lebih dikhususkan bagi institusi yang mengurusi masalah pohon misalkan Dinas Pertamanan.

Pada aplikasi ini apabila dijalankan maka yang pertama kali muncul adalah Form Login, pada form ini kita memasukkan username dan password, apabila username dan password benar maka akan masuk pada Form Depan. Pada Form Depan ini diberi pilihan untuk masuk, yaitu pada Form Input Data pohon, Form Jalan, Form Mapview, Form Nama Pohon dan Form AddAdmin. Form Input Data Pohon merupakan form untuk memasukkan data pohon, data pohon yang dimasukkan antara lain: nama kota, nama jalan, UTM X,Y posisi pohon di lapang, kode pohon, nama ilmiah, nama lokal, diameter batang, tinggi pohon, lebar tajuk, bentuk tajuk, kerusakan hama penyakit dan kerusakan mekanik. Pada kategori kerusakan hama penyakit dan kerusakan mekanik tingkat kerusakan pohon dapat langsung dihitung. Selain menambah data pohon, pada form ini juga dapat mengedit data yang telah masuk.

Pada Form Input Data Pohon, dicontohkan pengguna ingin memasukkan data pohon yang telah didapat di lapangan. Setelah masuk ke Form Input Data Pohon langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan menekan tombol

tambah, secara otomatis form tersebut dapat digunakan, kemudian masukkan data sesuai dengan kategori yang disediakan, setelah semua selesai klik tombol proses

secara otomatis persentase tingkat kerusakan pohon akan muncul, kemudian klik tombol simpan dan klik tombol clear untuk mengosongkan semua kategori yang terisi sebelumnya. Pada form ini juga dapat menghapus data yang telah masuk dengan cara memblok data pada datagrid, kemudian klik tombol hapus.

(57)

kategori yang tersedia kemudian tekan tombol simpan. Pada form ini juga bisa menghapus data yang telah ada sebelumnya dengan cara memblok data pada datagrid, kemudian klik tombol hapus.

Form Nama Pohon merupakan form untuk menambah informasi nama pohon, yaitu dengan cara, pertama masuk ke Form Jalan klik tombol Baru, kemudian isi kategori yang tersedia kemudian tekan tombol simpan. Pada form ini juga bisa menghapus data yang telah ada sebelumnya dengan cara memblok data pada datagrid, kemudian klik tombol hapus. Gambar 22 adalah skema penggunaan program aplikasi.

Form Mapview merupakan form yang disediakan untuk melihat peta, lokasi pohon dan kondisi pohon yang sebelumnya telah dimasukkan melalui program Map Info Professional. Dengan cara mengklik simbol pohon maka akan muncul kode pohon kemudian masukkan kode pohon yang muncul di peta pada kategori kode pohon, kemudian cari pada data list yang tersedia, maka akan keluar informasi dan gambar pohon yang dimaksud.

(58)

Prosedur Penggunaan Program Aplikasi :

1. Program aplikasi bisa dijalankan apabila sebelumnya dalam hard disk komputer sudah terdapat software Microsoft Access 2003 dan Map info Professional 8.5 .

2. Copy seluruh folder program aplikasi ke dalam hard disk.

3. Sebelum program aplikasi inventarisasi pohon dijalankan, copy file inputDataPohon.mdb yang merupakan file Microsoft Access 2003 ke dalam direktori “C” (C:\bdInventarisasi) yang telah dibuat folder sebelumnya. Selanjutnya untuk menyimpan data yang berupa gambar, buat folder dengan nama “gambar” pada direktori (C:\ bdInventarisasi\gambar), kemudian copy file yang berektensi map ke dalam folder instalan.

4. Jalankan aplikasi yaitu dengan mengklik icon aplikasi inventarisasi pohon.

Pembahasan

Inventarisasi Pohon dalam Microsoft Access 2003, Microsoft Visual Basic 6.0

dan Map Info Professional 8.5

Dalam inventarisasi pohon ini, Microsoft Access 2003 adalah software yang digunakan untuk menyimpan data. Pemasukan data pohon ini tidak langsung menggunakan Microsoft Access 2003, tetapi menggunakan Aplikasi inventarisasi pohon yang telah dibuat dalam Microsoft Visual Basic 6.0. Data pohon yang dimasukkan yaitu kondisi fisik pohon yang terdiri dari Nama ilmiah pohon, nama lokal, diameter batang (DBH), tinggi pohon, lebar tajuk, bentuk tajuk. Disamping itu juga terdapat data berdasarkan penilaian fisik terdiri dari kerusakan oleh hama penyakit dan kerusakan mekanik. Untuk pemasukan data spasial/koordinat X,Y (UTM) pohon digunakan software Map Info Professional 8.5 yang dilakukan secara manual.

(59)

memasukkan data, pengguan tinggal masuk ke Form input data pohon kemudian masukkan data, selain itu user tidak perlu menghitung kerusakan pohon hama penyakit maupun mekanik secara manual karena pada Form input data pohon sudah tersedia fasilitas untuk menghitung kerusakan (Gambar 17).

Untuk kemudahan pangguna, tampilan ini dibuat menjadi aplikasi, namun untuk peta (map) pada penelitian ini tidak bisa dimasukkan menjadi aplikasi sehingga untuk menggunakan aplikasi ini, program Map Info Professional 8.5 harus sudah terinstal di komputer atau pada sistem windows.

Hasil pengambilan sampel data pohon di lapangan yaitu di jalan Cihampelas dan jalan Ir. H Juanda kota Bandung tercatat jumlah pohon masing-masing mempunyai 97 dan 249 pohon, tercatat pada jalan Cihampelas terdapat 49 pohon yang tidak mengalami kerusakan, 48 pohon yang mengalami kerusakan sedikit dan tidak terdapat yang mengalami kerusakan yang termasuk pada kategori kerusakan “banyak” dan “sangat banyak”. Pada jalan Ir. H Juanda tercatat 247 pohon yang tidak mengalami kerusakan, 2 pohon yang mengalami kerusakan sedikit dan sisanya tidak ada yang termasuk kategoti kerusakan “Banyak”, dan “Sangat Banyak (Tabel 9). Data inventarisasi pohon selengkapnya terdapat pada lampiran 2 dan 3.

Tabel 9. Jumlah Kerusakan Pohon

No Jalan Jumlah

Inventarisasi Pohon untuk Instansi

(60)

dilaksanakan dengan cepat. Selama ini pengelolaan data inventarisasi pohon dilakukan secara manual, sehingga apabila terjadi perubahan jenis, kesehatan, jumlah pohon di lapangan, perlu pemutakhiran yang dilampirkan, kemudian dilakukan pencetakan ulang. Cara seperti ini menyebabkan pengelola membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup besar. Padahal dinamika perubahan pohon-pohon yang disebabkan oleh proses-proses alami maupun akibat aktivitas dan implementasi rencana/perancangan lanskap bisa saja terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Sehingga instansi seperti Dinas Pertamanan memerlukan aplikasi inventarisasi pohon untuk mempercepat dan mempermudah dalam menginventarisasi pohon. Disamping itu juga akan menghemat tenaga kerja maupun biaya.

(61)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penyusunan basis data pohon (inventarisasi pohon) dapat memudahkan pengguna/user untuk menginventarisasi pohon. Selain itu juga dapat dengan mudah mengetahui informasi dari pohon tersebut dengan cepat, mulai dari informasi fisiologi sampai kerusakan suatu pohon. Sehingga aplikasi invenarisasi pohon ini dapat mempercepat dan mempermudah pengelolaan dan pemeliharaan pohon

Penyusunan basis data pohon untuk tampilannya dibuat menggunakan software Microsoft Visual Basic 6.0, sedangkan untuk penyimpanan data atribut menggunakan Microsoft Access 2003, dan untuk menyimpan data spasial mengguanakan Map Info Profsseional 8.5. Data atribut dimasukkan melalui tampilan yang telah dibuat pada Microsoft Visual Basic 6.0 tidak manual melalui Microsoft Access 2003, sedangkan data spasial dimasukkan manual melalui Map Info Professional 8.5.

Tampilan akhir basis data pohon ini berupa aplikasi (.exe), sehingga untuk menjalakan aplikasi ini harus diinstal ke dalam komputer (sistem windows). Tetapi pada pembuatan menjadi aplikasi ini file yang berupa map tidak dikompilasi menjadi satu, sehingga untuk menjalakan aplikasi ini harus teristal juga software Map Info Professional 8.5. Keperluan ini dibutuhkan untuk menampilkan peta pada aplikasi inventarisasi pohon.

Saran

Pada pembuatan aplikasi masih banyak kekurangan yang membuat aplikasi invenarisasi pohon ini tidak cukup praktis untuk digunakan, kekurangan dan kelemahan aplikasi ini antara lain:

1. Untuk menjalankan aplikasi ini masih harus ada software tertentu yang terinstal dalam komputer.

2. Proses kompilasi menjadi aplikasi (.exe) yang tidak sempura, file berekstensi map tidak bisa dikompilasi.

(62)
(63)

DAFTAR PUSTAKA

Anggawirya, E. 2004. Membuat Program Inventarisasi Toko dan Jasa Pendidikan dengan Microsoft Visual Basic 6. PT. Ercontara Rajawali, Jakarta.

Anwar, I. 1986. Sistem Informasi Manajemen. Penerbit Angkasa. Bandung.

Atmadilaga, A. H. 1995. Pengenalan Basis Data, Pusat Pendidikan dan Latihan BAKORSULTANAL Cibinong. Bogor.Atmadilaga, A. H. 1999. Sistem Informasi Geografi untuk Multi Disiplin Bagian-1. Universitas Pakuan. Bogor.

Burrough, P. A. 1986. Principles of Geographical Information System for Land Re-Sources Assessment. Clarendon Press. Oxford, USA.

Carpenter, P. L, T. D. Walker, and F. O. Lanphear. 1975. Plant in the Landscape. W. H. Freeman And Company. San Francisco.

Charter, D. dan Irma A. 2004. Desain dan Aplikasi GIS. Penerbit Elek Media Koputindo, Jakarta.

Dinas Pertamanan. 2006. Laporan Final Pembangunan Sistem Informasi Manajemen RTH Taman dan Jalur Hijau. Dinas pertamanan, Jakarta.

Kompas, 2009. Pohon Tumbang di Margonda Timpa Mobil. http://www .kompas.com/read/xml/2008/11/29/17451188/pohon.tumbang.di margonda .timpa.mobil. Diakses 27 Maret 2009.

Kusumo, A. S. 2000. Microsoft Visual Basic 6.0. Penerbit PT. Elek Media Koputindo, Jakarta.

Mangkulo, H. A. 2004. Aplikasi Data Menggunakan ADO VB 6.0 dan SQL Server 2000. Penerbit PT. Elek Media Koputindo, Jakarta.

Nugroho, B dan C. Subiyantoro. 2008. Membuat Aplikasi Mini Market dengan Visual Basic 6.0 dan Access. PT. Elek Media Koputindo, Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 1980. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13. Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jenderal Bina Marga. Jakarta. Pemerintah Indonesia. 1985. Peraturan Pemerintah Nomor 26. Departemen

Pekerjaan Umum. Direktorat Jenderal Bina Marga. Jakarta.

Pemerintahan Kota Bandung. 2007.http://www.bandung.go.id / fa=peta.detail & id= 27. Diakses 1 Januari 2007.

Simonds, J. O. 1983. Landscape Architecture. McGraw Hill Book Co. New York.

Tim Divisi Penelitian dan Pengembangan MADCOMS. 2005. Mahir dalam 7 Hari Microsoft Access 2003. Penerbit Andi, Yogyakarta.

(64)

FORM IDENTIFIKASI POHON

1. KERUSAKAN PADA AKAR DAN BATANG

 Tidak ada kerusakan

 Tumbuhan tidak berparasit

 Tumbuhan parasit (jamur,benalu)

 Batang atau akar kerin/lapuk

 Batang,akar busuk

 Keropos yang Nampak pd batang utama 2. KERUSAKAN PADA CABANG DAUN

 Tidak ada kerusakan

 Tumbuhan tidak berparasit

 Tumbuhan parasit (jamur,benalu)

 Klorosis

 Nekrosis

 Percabangan lapuk

 KERUSAKAN MEKANIK

 Tidak ada kerusakan

 Corat-coret/reklame

 Goresan

 Sayatan

 Patah cabang

(65)

Kode

Pohon Nama Ilmiah Nama Lokal Tinggi Pohon Diameter (DBH) Bentuk Tajuk Lebar Tajuk

Tingkat Kerusakan

JUD5A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Sedang Tidak Ada

JUD6A Agathis sp. Agatis Sedang Dewasa (besar) Simetris Kecil Tidak Ada

JUD7A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Kecil Tidak Ada

JUD8A Agathis sp. Agatis Tinggi Dewasa (besar) Simetris Sedang Tidak Ada

JUD9A Agathis sp. Agatis Tinggi Dewasa (besar) Simetris Sedang Tidak Ada

JUD10A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Sedang Tidak Ada

JUD11A Agathis sp. Agatis Pilih Dewasa (besar) Asimetris Sedang Tidak Ada

JUD12A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Sedang Tidak Ada

JUD13A Agathis sp. Agatis Tinggi Dewasa (besar) Simetris Sedang Tidak Ada

JUD14A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Sedang Tidak Ada

JUD15A Agathis sp. Agatis Tinggi Dewasa (besar) Simetris Sedang Tidak Ada

JUD16A Swietenia

marcophilla Mahoni Rendah Hampir Dewasa Simetris Sedang Tidak Ada

JUD17A Agathis sp. Agatis Tinggi Hampir Dewasa Asimetris Sedang Tidak Ada

JUD18A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Sedang Tidak Ada

JUD19A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Sedang Tidak Ada

JUD20A Agathis sp. Agatis Tinggi Dewasa (besar) Asimetris Sedang Tidak Ada

JUD21A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Sedang Tidak Ada

JUD22A Swietenia

marcophilla Mahoni Rendah Tiang Simetris Kecil Tidak Ada

JUD23A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Besar Tidak Ada

JUD24A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Kecil Tidak Ada

JUD25A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Kecil Tidak Ada

JUD26A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Kecil Tidak Ada

JUD27A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Sedang Tidak Ada

JUD28A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Kecil Tidak Ada

JUD29A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Asimetris Kecil Tidak Ada

JUD30A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Sedang Tidak Ada

JUD31A Agathis sp. Agatis Sedang Tiang Simetris Sedang Tidak Ada

JUD32A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Sedang Tidak Ada

JUD33A Agathis sp. Agatis Sedang Tiang Simetris Kecil Tidak Ada

JUD34A Agathis sp. Agatis Sedang Tiang Simetris Kecil Tidak Ada

JUD35A Peterocarpus

indicus Angsana Tinggi Dewasa (besar) Simetris Besar Tidak Ada

JUD36A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Sedang Tidak Ada

JUD37A Agathis sp. Agatis Tinggi Dewasa (besar) Simetris Sedang Tidak Ada

JUD38A Agathis sp. Agatis Tinggi Dewasa (besar) Simetris Sedang Tidak Ada

JUD39A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Sedang Tidak Ada

JUD40A Agathis sp. Agatis Sedang Hampir Dewasa Simetris Sedang Tidak Ada

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Objek Studi
Gambar 2. Metode dalam Pembuatan Basis Data Pohon.
Tabel 2. Kelas Tinggi Pohon Berdasarkan Karakteristiknya
Gambar 3. Bentuk Tajuk Pohon
+7

Referensi

Dokumen terkait

Matur, Tanjung Raya, Malalak, Baso, Tilatang Kamang, Palembayan, Palupuah, Tanjung Mutiara 4 kelompok 4 klp. Meningkatnya pemanfaatan peralatan pananganan pasca panen

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbahasa pada anak kelompok B2 TK MTA 1 Kebakkramat dengan menggunakan metode bermain peran..

Sebab jika unsur Tuhan disingkirkan dalam upaya proses pemenuhan kebutuhan seseorang, maka yang akan terjadi adalah semakin banyak orang yang berusaha untuk memenuhi

Pengujian ekstrak daun jati hasil KKCV pada UV-Vis dimaksudkan untuk mengetahui panjang gelombang pada fraksi yang memiliki efisiensi paling tinggi. Hasil UV-Vis

Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan Sense pada Experiental Marketing kafe satu satuan maka akan diikuti kenaikan pula pada variabel Y yaitu Word of Mouth

Pelauw tidak bisa terpisah dari adat negeri-negeri yang lain di Amarima 42.

mengajarkan suri tauladan yang berguna bagi kehidupan manusia. Maka dari saat itu sampai saat sekarang tradisi memperingati hari kematian Syech Abdul Rahman selalu

Konsekuensi adanya perubahan nama dari cottage menjadi resort and spa karena hotel ini adalah hotel yang sangat tua dan dibutuhkan perbaharuan serta perbaikan