• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh GelarSarjanaPendidikan (STRATA 1) SETI DAHLIA NPM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh GelarSarjanaPendidikan (STRATA 1) SETI DAHLIA NPM:"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI TRADISI UPACARA MEMPERINGATI HARI KEMATIAN SYECH

ABDUL RAHMAN BAGI MASYARAKAT DI JORONG VI KOTO UTARA

NAGARI KINALI KECAMATAN KINALI KABUPATEN

PASAMAN BARAT

ARTIKEL

DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh

GelarSarjanaPendidikan (STRATA 1)

SETI DAHLIA

NPM: 11070021

PRORAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

"Function Tradition Ceremony Commemorating the death of Shaykh Abdul Rahman for People In North Nagari Koto VI Jorong Kinali Kinali District of West Pasaman". Essay.

Sociology of Education Studies Program STKIP PGRI West Sumatra, Padang, 2015. Seti Dahlia1,Dr. Zainal Arifin, M.Hum2Isnaini, M.Si 3

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated by tradition in the form of a ceremony commemorating the death of Shaykh Abdul Rahman performed by people in every commemorating the day of his death. Tardisi ceremony commemorating the death of Shaykh Abdul Rahman. Tardisi is still done until now. This study aims to describe how the process of implementation of the tradition ceremonies commemorating the death of Shaykh Abdul Rahman and describe the function of the tradition of the ceremony commemorating the death of Shaykh Abdul Rahman for people in North Nagari Koto Jorong VI Kinali Kinali District of West Pasaman. The theory used is Structural Functional according to Talcott Parsons. This study uses a qualitative approach with descriptive type. Informants in this study is that people who carry out the tradition of ceremonies commemorating the death of Shaykh Abdul Rahman, which includes furnace tigo sajarangan (Figures Religion, Ninik Mamak, Datuak and community leaders), seta bundo Kanduang and community members who do tradition commemorating the death of Shaykh Abdul Rahman , Selection of informants in this study using purposive sampling technique. The type of data used are primary and secondary data. Methods of data collection is done in two ways; (1) participant observation and in-depth interviews. The unit of analysis is a group. The data analysis used an interactive model (Miles and Huberman), which includes four phases, namely: (1) data collection, (2) reduction stages, (3) the stage of presentation of the data and, (4) stage draw conclusions. These results indicate that the traditional ceremony commemorating the death of Shaykh Abdul Rahman has the following functions: (a) increasing the solidarity between communities, (b) establish a relationship, (c) deepen their religious knowledge and, (c) maintain the existing system in the community.

keywords: traditional function of ceremonies commemorating the death of sheikh

abdul rahman.

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2011

2Pembimbing I Dosen

SKIP Sumaera Barat

3

(4)

PENDAHULUAN

Kebudayaan adalah semua sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan

milik dari manusia dengan belajar

(Koentjaraningrat, 2009:144). Kebudayaaan bagian dari tradisi, tradisi merupakan segala sesuatu yang berupa adat, kepercayaan dan kebiasaan. Kemudian adat, kepercayaan dan kebiasaan menjadi ajaran-ajaran atau paham yang turun temurun dari para pendahulu

kepada generasi-generasi selanjutnya

(Koentjaraningrat, 2009:185).

Kebiasaan yang dilaksanakan

turun-temurun sekelompok masyarakat

berdasarkan nilai-nilai budaya masyarakat yang bersangkutan. Di dalam tradisi diatur bagaimana manusia berhubungan dengan manusia yang lain atau suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lain.

Bagaimana manusia bertindak dengan

lingkungannya dan bagaimana manusia dengan alam yang lain (Esten, 1993:11). Tradisi juga merupakan adat istiadat dan

kebudayaan diwariskan secara turun

temurun dan di perlihatkan oleh masyarakat setempat (Mulyana, 2005:123).

Tradisi yang kerap dilakukan oleh masyarakat Minangkabau terkait dengan upacara perkawinan, kelahiran, kematian, dan tradisi keagamaan (Bahar, 2004:161).Di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat memiliki tradisi khusus dalam memperingati

datangnya upacara memperingati hari

kematian Syech Abdul Rahman. Salah satu daerah yang masih mempertahankan tradisi upacara kematian dalam memperingati datangnya tradisi upacara kematian Syech Abdul Rahman.

Berdasarkan informasi yang

didapatkan dari tokoh masyarakat di Jorong VI Koto Utara menyatakan bahwa, Syech

Abdul Rahman merupakan tokoh

agama/alim ulama masyarakat di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali Kecamatan Kinali

Kabupaten Pasaman Barat yang

menyampaikan ajaran agama Islam kepada

masyarakat yang mana masyarakat

mengenali dan mempercayai Syech Abdul Rahman adalah seorang tokoh alim ulama yang taat kepada ajaran Islam yang berpedoman kepada al_Qur’an. Syech Abdul Rahman pada masa hidup merupakan pemimpin pengajian tarekat, penceramah

atau juga seorang alim ulama yang

mengajarkan suluk pada bulan suci

Ramadhan.

Selain itu Syech Abdul Rahman juga orang yang mengadakan suluk pertama kali di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali. Maka dari hal itu tradisi ini masih tetap dipertahankan dan dipelihara masyarakat meskipun masyarakat mengalami periode modernisasi tapi hal itu tidak membuat masyarakat untuk melakukan perubahan namun tradisi masih tetap dipelihara dalam masyarakat karena ada alasan tertentu yang

membuat masyarakat masih

mempertahankannya. Selain itu tradisi

upacara memperingati hari kematian Syech Abdul Rahman yang di laksanakan pada setiap 6 Syawal. Setiap rumah dan kepala keluarga yang ada di Jorong VI Koto Utara diwajibkan ikut serta dalam upacara tersebut hal ini merupakan hasil kesepakatan ninik

mamak dan tokoh masyarakat. Waktu

pelaksanaan tradisi ini dilaksanakan pada malam hari setelah selesai sholat Isya, semua kepala keluarga berada dalam masyarakat sekitar berkumpul di masjid. Selain itu juga kala menariknya masyarakat di luar masyarakat Pasaman Barat juga ikut serta berpatisipasi dalam acara tersebut. Kemudian salah seorang tokoh agama di tunjuk sebagai pemimpin do’a dalam upacara memperingati hari kematian Syech Abdul Rahman, ceramah singkat dari seseorang para khalifah. Setelah acara selesai maka selanjutnya makan bersama-sama di dalam masjid dengan meyantap masakan yang ada yaitu gulai sapi yang disediakan oleh ibuk-ibuk yang berada di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali tersebut.

Tradisi ini telah berlansung sejak zaman dahulu. Menurut tokoh masyarakat yaitu bapak Dawar tradisi ini telah berlansung selama 44 tahun lamanya sampai saat sekarang masih kerap dilaksanakan

secara turun-temurun.Tradisi ini tetap

berlansung, karena adanya keharusan bagi masyarakat di Jorong VI Koto Utara untuk melaksanakan tradisi upacara memperingati hari kematian Syech Abdul Rahman ini.

Tradisi ini dilakukan sudah menjadi

kebiasaan rutinitas bagi masyarakat di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali yang sampai sekarang masih dilakukan dan dipertahankan oleh masyarakat. Bahkan arus

(5)

modernisasi tidak membuat mereka meninggalkan tradisi yang kerap mereka lakukan melainkan tetap dipertahankan sampai saat sekarang.

Suatu kebiasaan yang dilakukan

berulangkali oleh masyarakat yang

menandakan bahwa kebiasaan tersebut adalah suatu hal yang penting bagi masyarakat masih dilaksanakan. Sekarang ini masih dilaksanakannya tradisi oleh masyarakat karena mereka memiliki asumsi

yang memiliki fungsi penting bagi

masyarakat di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali, sehingga tradisi tersebut tidak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan masyarakat. Apabila tradisi ini tidak dilakukan oleh sebagian masyarakat maka akan mendapat sanksi yaitu, Ninik mamak tidak hadir kerumah masyarakat ketika acara pesta pernikahan berlansung karena sudah menjadi kesepakatan masyarakat yang berada di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali pada zaman dahulunya. Maka dari hal tersebut masyarakat yang berada di Jorong VI Koto

Utara Nagari Kinali harus mampu

beradaptasi dengan lingkungan kerena, yang di sebabkan oleh adanya suatu hal yang

ingin dicapai, yang diarapkan oleh

masyarakat dalam upacara tradisi tersebut. TUJUAN PENELITIAN

1. Mendeskripsikan proses pelaksanaan

tradisi upacara memperingati hari

kematian Syech Abdul Rahman Bagi Masyarakat Di Jorong VI Koto Utara

Nagari Kinali Kecamatan Kinali

Kabupaten Pasaman Barat?

2. Mengetahui fungsi tradisi upacara

memperingati hari kematian Syech

Abdul Rahman bagi masyarakat di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat?

TEORI PENELITIAN

Fungsional Struktural adalah suatu paham atau perspektif dalam sosiologi

memandang masyarakat sebagai suatu

sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain dan bagian yang satu tidak dapat berfungsi tanpa ada hubungan dengan bagian lain. Secara

teoritis, teori yang dapat digunakan

mengenai fungsi tradisi upacara

memperingati hari kematian Syech Abdul Rahman yaitu teori fungsional struktural yang dikemukakan oleh Talcott Parsons. Bahasa tentang fungsional struktural Parsons ini akan dimulai dengan empat

fungsi penting untuk semua sistem

“tindakan” terkenal dari skema AGIL (Ritzer, 2011:121).

Suatu fungsi adalah “suatu komplek kegiatan-kegiatan yang diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem itu”. Menggunakan definisi tersebut, Parsons percaya bahwa ada empat imperatif itu dikenal sebagai skema AGIL. Agar tetap bertahan, suatu sistem

harus melaksanakan keempat fungsi

tersebut, yaitu:

1. Adaptasi : suatu sistem harus mengatasi

kebutuhan mendesak yang bersifat eksternal.

Sistem itu harus beradaptasi dengan

lingkuganya dan menghadaptasikan

lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhan.

2. Pencapai tujuan: suatu sistem harus

mendefinisikan dan mencapai tujuan

utamanya.

3. Integration: Merupakan persyaratan yang

berhubungan dengan interlisasi antara para anggota dalam sistem sosial itu.

4. Latensi (Pemeliharaan pola) :Jika

masyarakat sudah bisa menghasilkan

solidaritas atau kerja sama yang baik antara satu individu dengan individu lain maka

masyarakat akan memelihara, dan

memperbaharui baik motivasi para individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan menompang motivasi itu (Ritzer, 2011:121).

JENIS DATA DAN METODE

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif

yaitu penelitian yang mencoba

mengambarkan, menuturkan dan

menafsirkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun penomena tertentu (Bungin, 2007:68).

(6)

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi tindakan dan sebagainya secara holisti dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah, serta mengenai fakta-fakta, sifat, serta fenomena yang diselidiki (Moleong, 2013:6) Pemilihan informan dengan teknik

purposive sampling. Informan dalam penelitian ini sebanyak 21 orang yang terdiri dari 3 orang tokoh masyarakat, 1 orang tokoh masyarakat, 1 orang ninik mamak, 2 orang kepala adat, 2 bundo kandung, 1 orang anak pisang dan 11 orang anggota masyarakat di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali Kecamatan Kinali Kab. Pasaman Barat.

1. Subyek yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi

informasi, melainkan juga

menghayati secara sungguh-sungguh sebagai akibat dari keterlibatannya yang cukup lama dengan lingkungan atau kegiatan yang bersangkutan. 2. Subyek yang masih terlibat secara

penuh/aktif pada lingkungan atau kesempatan untuk diwawancarai. 3. Subyek yang cukup banyak waktu

atau kesempatan untuk diwawancarai. Metode pengumpulan data dilakukan dalam dua cara; (1) participant observation

dan wawancara mendalam dan studi

dokumen. Unit analisisnya adalah kelompok yaitu masyarakat yang melaksanakan tradisi upacara memperingati hari kematian Syech Abdul Rahman di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali Kec. Kinali Kab. Pasaman Barat.

Analisis data digunakan model

analisis interaktif (Miles dan Huberman) yang mencakup empat tahapan, yaitu: 1)

pengumpulan data 2) reduksi data3)

penyajian data 4) penarikan kesimpulan merupakan tahap terakhir dalam rangkaian analisis data rumuskan berdasarkan semua hal yang terdapat dalam pengumpulan data, reduksi data dan sajian data (Sugiyono 2012:246).

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Adanya Tradisi Memperingati Hari Kematian Syech Abdul Rahman Di Jorong VI Koto Utara.

Asal usul Syech Abdul Rahman atau masyarakat banyak mengenal sebutan Syech Abdul Rahman. Syech Abdul Rahman lahir pada tahun 1881 M di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Syech Abdul Rahman adalah anak tunggal. Menurut legendanya silsilah Syech Abdul Rahman adalah seorang tokoh alim ulama yang taat kepada ajaran Islam yang berpedoman kepada Al_Qur’an. Syech Abdul Rahman pada masa

hidup merupakan pemimpin pengajian

tarekat, penceramah atau juga seorang alim ulama yang mengajarkan suluk.

Suluk secara harfiah berarti menempuh

(Jalan). Dalam kaitannya dengan agama Islam dan sufisme, kata suluk berarti menempuh jalan (Spiritual) untuk menuju Allah. Menempuh jalan suluk (Bersuluk) mencakup sebuah disiplin seumur hidup dalam melaksanakan aturan-aturan eksoteris agama Islam (Hakikat). Ber-suluk juga mencakup hasrat untuk mengenal diri, memahami Esensi kehidupan, pencarian Tuhan, dan pencarian kebenaran sejati (Ilahiyyah), melalui penempaan diri seumur hidup dengan melakukan syariat lahiriah sekaligus syariat batiniah demi mencapai kesucian hati untuk mengenal diri dan Tuhan. Sebelum mengembangkan pengajian di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman

Barat, Syech Abdul Rahman pernah

mengembangkan pegajian tarekat,

penceramah dan pendiri suluk di Jorong VI Koto Utara. Selain itu Syech Abdul Rahman memimpin pengajian di Surau Nurul Iman sekarang menjadi Masjid Nurul Iman di Jorong VI Koto Utara di Nagari Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Setelah lama kemudian Syech Abdul Rahman di kenal di seluruh Kabupaten Pasaman Barat, sebab Syech Abdul Rahman aktif memimpin pegajian di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Kehidupan sehari-hari si Syech Abdul Rahman tidak ubahnya seperti anak seusianya yang selalu belajar dan bermain namun ada khususnya yang setiap malam yang diajarkan ayahnya yaitu ilmu kebathinan dan belajar Ilmu

(7)

agama yang lebih dalam. Dimana bakal pelajaran inilah yang dia sisipi pada pengembangan agama kelak.Ada kelebihan dari Syech Abdul Rahman bahwa dia selalu tidak mau menerima apa adanya dia selalu berfikir dan bertanya dan banyak waktunya dia habiskan di masjid untuk mendalamkan Ilmu agama dan berpedoman kepada Al’quran. Secara garis besar agama Islam telah masuk ke daerah Jorong VI Koto Utara

karena sudah banyak masyarakat

melaksanakan tarekat untuk memperdalam Ilmu agama/Al’quran. Dan seperti biasa setiap hari Syech Abdul Rahman selalu melakukan pendalaman pendekatan diri kepada Allah disini dia mendapatkan mujizat dari allah SAW, dan juga di ajak oleh seorang teman yang bernama Syech Daut Niyan Gunjo untuk melakukan ziarah kemakah/madinah untuk lebih mendekatkan diri pada Allah.

Suatu ketika Syech Daut Niyan Gunjo menceritakan bahwa ada guru yang lebih pandai darinya di Negeri rantau pesisir minangkabau yaitu seorang ulama dari mekah yang terkenal dengan sebutan Tuanku Madinah. Sedang mengarjakan agama Islam. Cerita ini menarik minat

Syech Abdul Rahman maka di

utarakannyalah niatnya untuk belajar agama Islam di Tapakis pada Tuanku Madinah tersebut. Maka beliau belajar dimekah untuk beberapa saat setelah satu saat kemudian Syech Abdul Rahman dan Syech Daud Niyan Gunjo kembali ke Pasaman Barat tepatnya di Jorong VI Koto Utara untuk

melanjutkan tugasnya sebagai

pengembangan pengajaran Islam. Selama di mekah Syech Abdul Rahman menurut silsilahnya bahwa beliau orang kedua yang memasuki Kha’bah setelah kemudian Kha’bah di madinah tidak pernah terbuka lagi. Dari silisilahnya bahwa Syech Abdul Rahman ini anak murid dari Syeck Burhanuddin, sekian banyak murid Syech Burhanuddin saat itu yang sepenuhnya sangat mempercayai adalah murid Syech Abdul Rahman Untuk menjadi muridnya yang sangat dipercaya untuk mengembangan ajaran agama Islam/Ilmu Al_Qur’an. Maka Syech Abdul Rahman dan pengikutnya

diberikan wewenang seluas-luasnya

mengembangkan agama Islam di seluruh Alam Minangkabau.

Pegalaman Syech Abdul Rahman ketika bersama Tuanku Madinah sebagai belajar pengembangan agama Islam di Pasaman Barat. Syech Abdul Rahman dengan syi’ar syariat Islamnya telah menyinari Alam Minangkabau sehingga banyaklah orang yang menuntut Ilmu agama di Jorong VI Koto Utara. Jorong VI Koto

Utara Pasaman Barat sebagai pusat

pendidikan dan pengajaran ilmu Islam, Masjid di Jorong VI Koto Utara penuh sesak

dengan murid-murid beliau sehingga

diperbesar Masjid tersebut. Syech Abdul Rahman telah meninggalkan jasa yang gilang gemilang namanya senantiasa akan hidup terus dan tak terlupakan sepanjang masa. Sebelum meninggal dunia, Syech Abdul Rahman tidak lupa mendidik kader penerus dalam usaha menyebarluaskan ajaran agama yang dilakukan melalui latihan

dan pendidikan. Untuk meneruskan

perjuagan beliau, Syech Abdul Rahman melatih dan mendidik satu orang pemuda di Jorong VI Koto Utara yaitu Syech Mudo

yang akan mengantikan kedudukan,

“khalifah” kelak. Menurut penilaiannya satu anak muda ini memenuhi persyaratan dalam mengembang tugasnya, baik dari akhlak, kecerdasan serta keterampilan dakwah. Untuk itu ditetapkan Syech Mudo sebagai khalifah pertama.

Ketika lama kemudian Syech Abdul Rahman meninggal dunia pada 6 Syawal tahun 1971, dan dikebumikan di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali Kecamatan Kinali

Kabupaten Pasaman Barat. Untuk

melanjutkan memberikan pengajian kepada murid-murid di Masjid Nurul Iman di Jorong VI Koto Utara dipimpin oleh murid yang paling dituakan atau yang paling dipercaya oleh masyarakat yaitu Syech Mudo. Syech Mudo lahir pada tahun 1950, ketika Syech Abdul Rahman meninggal Syech Mudo berumur 21 tahun. Maka dari ini Syech Mudo dipercayai masyarakat sebagai pemimpin pengajian di Masjid Nurul Iman mulai dari tahun 1971 bersama khalifah-khalifahnya sampai sekarang. Maka dari hal ini masyarakat yang berada di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali selalu mengadakan suatu kebiasaan setiap tahun setelah Syech Abdul Rahman meninggal dunia sebab kebiasaan itu disepaki oleh ninik

mamak, kepala adat, datuak,

(8)

Mudo. Kebisaan ini disepakati yaitu pada 40 Hari Syech Abdul Rahman meninggal yang disepakati oleh tokoh masyarakat seperti , H. Syech Mudo (alim ulama), Bahar dan Kisar (kepala adat), Nasar dan Katik Saparudin (ninik mamak) dan masyarakat di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali.Tradisi ini mulai

dilaksanakan pada tahun 1971 yang

dilaksakan dimesjid Nurul Iman di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Menurut Syech Mudo Mudah-mudah’an dengan adanya suatu kebiasaan ini masyarakat bisa mengenang ,belajar dan bisa memiliki suatu suri teladan yang baik untuk di tiru. Syech

Abdul Rahman begitu penting bagi

masyarakat saat itu, sebab seseorang alim ulama yang mempunyai suatu hal penting

bagi kehidupan masyarakat yang

mengajarkan suri tauladan yang berguna bagi kehidupan manusia. Maka dari saat itu sampai saat sekarang tradisi memperingati hari kematian Syech Abdul Rahman selalu diperingati oleh masyarakat yang berada di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali karena sudah menjadi suatu kebiasaan yang selalu dilaksanakan oleh masyarakat secara

turun-temurun dari satu generasi sampai

kegenerasi selanjutya.

Proses Pelaksanaan Tradisi Upacara Memperingati Hari Kematian Syech Abdul Rahman.

1. Pelaksanaan Pengajian

Acara mengaji dalam rangka

memperingati hari kematian Syech Abdul Rahman ini dilaksanakan di mesjid Nurul Iman pada malam hari dengan tujuan untuk mendoakan Syech Abdul Rahman. Adapun

susunan acara kegiatan mengaji

memperingati hari kematian Syech Abdul Rahman yaitu:

a) Pembukaan

Pembukaan merupakan kegiatan membuka pengajian yang dilaksanakan pada malam hari setelah selesai sholat Isya(Jam 20:00)-selesai, juga dipandu oleh satu orang siakyaitu H. Syech Mudo

yang memimpin dalam membaca

Alqur’an/fatihah. b) Ceramah

merupakan suatu kegiatan

mengucapkan suatu puji syukur

seseorang yang disampaikan kepada

Allah SAW. Ceramah ini yang

disampaikan oleh salah seorang orang

siak (H. Syech Mudo), penyampai

materi yang berkaitan tentang masalah kehidupan Syech Abdul Rahman ketika hidup (silsilah Syech Abdul Rahman). c) Penutup (Berdoa)

adalah Berdo’a merupakan suatu kegiatan pembacaan do’a untuk Syech Abdul Rahman.

d) Bersalaman

merupakan dalam rangka

bersiraturahmi ketika acara berlansung.

Masyarakat bersalaman secara

bergantian dengan cara berlingkaran dan berbaris.

e) Makan Bersama

merupakan kegiatan makan

bersama yang dilaksanakan oleh

masyarakat di Jorong VI Koto Utara dan tamu yang hadir yang dilaksanakan di masjid Syech Abdul Rahman. Fungsi Tradisi Upacara Memperingati Hari Kematian Syech Abdul Rahman.

Fungsi tradisi upacara memperingati hari kematian Syech Abdul Rahman bagi masyarakat di Jorong VI Koto Utara Kenagarian Kinali dapat dilihat sebagai berikut:

1. Meningkatkan Solidaritas Antar Masyarakat.

Dimana dengan adanya tradisi

upacara memperingati hari kematian Syech Abdul Rahman ini masyarakat merasa

semakin bersatu dan tercipta rasa

kebersamaan, dimana masyarakat

bersama-sama berkumpul di mesjid tempat

diselenggarakan kegiatan ini.

2. Menjalin Silaturahmi Antar Masyarakat.

Dengan adanya tradisi yang mana tradisi ini masyarakat bisa menjalin hubungan siraturahmi yang lebih baik lagi antara masyarakat sekitar, dan lebih mengenal lebih dalam lagi.

3. Memperdalam Ilmu Agama.

Dengan adanya tradisi masyarakat harus bisa beradaptasi dengan lingkungan maka masyarakat bisa juga belajar lebih baik lagi tentang para tokoh-tokoh agama melalui adaptasi.

(9)

4. Untuk Pemeliharaan Sistem Masyarakat.

Bahwa dengan adanya tradisi upacara memperingati hari kematian Syech Abdul Rahman ini dapat memelihara sistem sosial

yang ada dalam masyarakat. Karena

masyarakat merupakan sistem yang saling berhubungan dan tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya jika ada sistem yang rusak. Karena kebudayaan mempunyai kekuatan untuk mengikat sistem tindakan masyarakat. Sehingga dengan adanya tradisi ini anggota masyarakat dapat mengikat dirinya dengan sistem itu.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan maka dapat disimpulkan

1) Proses pelaksanaan tradisi

memperingati hari kematian Syech

Abdul Rahman terdisri dari a)

pembukaan b) ceramah, c) dan d) makan bersama

2) Fungsi tradisi upacara memperingati hari kematian Syech Abdul Rahman di

Jorong VI Koto Utara yaitu:

Meningkatkan solidaritas antar

masyarakat. Kedua fungsinya: Menjalin siraturahmi antar masyarakat, Ketiga berfungsi sebagai memperdalam ilmu agama. Beserta memelihara sistem yang ada dalam masyarakat.

2. Saran

Berdasarkanpermasalahan yang

telahdiuraikan diatasmakamelestarikan

tradisi yang ada agar tradisi tidak hilang untuk generasi selanjutnyanjuga untuk menghormati para tokoh agama kita.

sehingga generasi selanjutnya bisa

mewariskan tradisi ,Kemudian

seharusnya hasil penelitian ini menjadi sumbangan pikiran bagi pemerintah daerah Pasaman Barat, tokoh-tokoh masyarakat di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali, tentang tradisi upacara

memperingati hari kematian Syech

Abdul Rahman supaya tradisi ini tetap berfungsi dalam masyarakat, sebagai kebudayaan lokal dan jadi kebudayaan khas di Jorong VI Koto Utara Nagari Kinali.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenada Media Group

Bahar, Mahdi. 2004. Seni Tradisi

Manantang Perubahan “Bunga Rampai”. Padang Panjang: Press

Esten, Mursal. 1993.Minangkabau Tradisi

Dan Perubahan. Bandung:

Angkasa Raya Padang.

Koentjaningrat. 2009. Pengantar Ilmu

Antropologi. Jakarta: PT Rineka

Cipta

Moleong, Lexy. 2013. Metodologi penelitian

kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rososdakarya.

Mulyana, Deddy. 2005. Komunikasi Antar

Budaya. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya offset.

Ritzer, George. 2011. Teori Sosiologi

modern. Jakarta: Pranada Media

Group.

Sugiyono,2012. MetodePenelitian kuantitatif

Kualitatif dan R &D. Bandung:

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pada tahap ke dua adalah pemeriksaan status penyakit tuberkulosis dari orang kontak serumah maupun tidak kontak serumah dengan menggunakan anamnese, tes

Kecurigaan tergadap ARDS bils didapatkan sesak napas yang berat disertai dengan infiltrat yang luas pada paru yang terjadi secara akut sementara tidak terdapat

Para PNS lingkungan Kecamatan dan Kelurahan wajib apel pagi setiap hari senin di Halaman Kantor Kecamatan Kebayoran Baru, dan akan diberikan teguran kepada yang tidak ikut apel

Serpong Cipta Kreasi adalah karena tertarik untuk mengatahui kerja di bidang human resource management di industri Leisure serta ingin mengetahui bagaimana proses

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara klasifikasi stroke dengan gangguan fungsi kognitif pada pasien

Kesimpulan yakni Tingginya tingkat risiko pada postur kerja disebabkan oleh postur kerja yang kurang ergonomis, para pekerja masih banyak punggung membungkuk pada saat

Teori lempeng tektonik muncul setelah Alfred Lothar Wagener, seorang ahli meteorologi dan geologi dari Jerman dalam buku The Origin of Continents an Oceans