• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI - DOCRPIJM 289444ca79 BAB VIBAB 6 KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VI - DOCRPIJM 289444ca79 BAB VIBAB 6 KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 1

BAB VI

KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KOTA MAGELANG

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal

diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM agar dapat dikelola

dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya

manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga;

tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan;

dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk

meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara

bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

6.1

Kerangka Kelembagaan

Bagian ini berisikan kondisi kelembagaan di kota, antara lain mengenai organisasi, tata laksana

dan sumber daya manusia.

6.1.1 Struktur organisasi, tugas, dan fungsi masing-masing unit yang terkait dengan

pembangunan infrastruktur Cipta Karya

Lembaga pemerintah Kota Magelang yang terkait langsung dengan program pembangunan

Bidang Cipta Karya adalahDinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kota Magelang, Dinas

Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kota Magelang, Dinas Lingkungan Hidup Kota

Magelang. Berikut tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi Dinas Ke-Cipta Karyaa-an di

Kota Magelang:

a. Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kota Magelang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang Kota Magelang yang digunakan adalah Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun

2016 tentang Susunan Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Dinas Daerah. Sesuai

dengan Perda tersebut Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Magelang

merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Perda Nomor 1 Tahun 2016 tersebut merupakan pengganti Peraturan daerah Kota

(2)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 2

Perda Nomor 4 Tahun 2008 disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun

2016 tentang Perangkat Daerah.

Untuk penyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan Ruang Kota Magelang sesuai PERATURAN WALIKOTA MAGELANG NOMOR

32 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG mempunyai

beberapa fungsi. Adapun fungsi dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Magelang dalam rangka

penyelenggaraan tugas pokok tersebut adalah sebagai berikut :

a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. pelaksanaan administrasi sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas fungsinya.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya kegiatan Ke-Cipta Karya-an di Dinas Pekerjaan

Umum Dan Penataan Ruang diampu oleh bidang yaitu Bidang Cipta Karya. Secara spesifik

dalam menjalankan tugas dan fungsinya Bidang Cipta Karya membawahi 3 seksi yaitu Seksi

Bangunan Gedung, Seksi Penataan Bangunan Dan Lingkungan, dan Seksi Jasa Konstruksi

Tugas dan Fungsi Bidang Cipta Karya:

a. Menyusun rencana program dan kegiatan Bidang Cipta Karya.

b. Menganalisis dan mengkaji data dan informasi sebagai bahan perumusan kebijakan

teknis Cipta Karya.

c. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian pembangunan gedung.

d. Menyelia pemberian bantuan teknispembangunan gedung.

e. mengkaji data dan informasi sebagaibahan rekomendasi sertifikat layak fungsi

bangunan gedung.

f. mengkaji bahan penyusunan rencana dan gambar konstruksi bangunan gedung beserta

perhitungan anggarannya.

g. Mengkaji bahan rekomendasi gambar kerja kegiatan bangunan gedung negara dan

bangunan umum.

h. Mengkaji bahan rekomendasiIzin Mendirikan Bangunan (IMB).

i. Mengawasi pemeliharaan dan Rehab Bangunan Gedung Negara.

j. Menyusun draft kajian terhadap pembangunan kawasan yang diprioritaskan

penanganannya.

k. Melaksanakan pembinaan jasa konstruksi

(3)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 3

m. melaksanakanpelatihan tenaga terampil konstruksi.

n. Mengkaji bahan sistem informasi jasa konstruksi

o. Mengkaji tinjauan teknis pengajuan ijin usaha jasa konstruksi.

p. Mengkoordinir Pengawasan tertib usaha, tertib penyelenggaraan dan tertib

pemanfaatan jasa konstruksi.

q. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Bidang

Cipta Karya.

r. Memberi petunjuk, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan.

s. Memberikan saran/pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan.

t. Melaksanakan tertib administrasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas/kegiatan

BidangCipta Karya.

u. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan.

Untuk struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang dapat dilihat

dalam gambar berikut ini:

Gambar 6.1

Struktur OrganisasiDinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Magelang

(4)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 4

Pembentukan struktur organisasi dan tata kerja Badan Lingkungan Hidup di Kota

Dinas Lingkungan Hidup sesuai dengan Perda Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 3

Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah merupakan Dinas Teknis

Daerah yang mengampu urusan Lingkungan hidup, sebagian urusan Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang berupa Pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan, Penataan

Taman dan PJU, juga mengampu sebagian urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman berupa Pemakaman di Kota Magelang dalam hal pengawasan, pembinaan dan

pengendaliannya, sedangkan Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas diatur dalam

Peraturan Walikota Magelang Nomor 41 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas lingkungan Hidup Kota Magelang. Di

mana Organisasi Perangkat daerah Dinas Lingkungan Hidup merupakan gabungan antara

SKPD Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota.

Fungsi dan peran Dinas Lingkungan Hidup berdasar bidangnya, mengampu urusan

lingkungan hidup, urusan pekerjaan umum dan penataan ruang serta Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman. Tugas pokok yang diampu adalah melaksanakan kewenangan

Pemerintah Kota Magelang di bidang Lingkungan Hidup, Pengolahan Sampah, Keindahan

dan Penerangan Jalan Umum yang meliputi:

a. Lingkungan Hidup

b. Kebersihan;

c. Pertamanan;

d. Penerangan Jalan Umum;

(5)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 5

Gambar 6.2

Struktur OrganisasiDinas Lingkungan Hidup Kota Magelang

c. Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kota Magelang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Dinas Perumahan Dan Kawasan

Permukiman Kota Magelang yang digunakan adalah Peraturan Walikota (Perwal) Nomor 33

Tahun 2016 tentang Susunan Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Dinas Daerah.

Sesuai dengan Perwal tersebut Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kota Magelang

merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah

Untuk penyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Dinas Perumahan

dan Kawasan Permukiman Kota Magelang mempunyai beberapa fungsi. Adapun fungsi dari

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Magelang dalam rangka penyelenggaraan

tugas pokok tersebut adalah sebagai berikut :

a.

P

erumusan rencana dan kebijakan teknis di bidang Pekerjaan Umum.

b. Pengkoordinasian dan pengarahan dalam penyusunan program, pengelolaan keuangan

serta urusan umum kepagawaian dan dinas.

c. Pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Pengendalian dan pembinaan terhadap pelaksanaan operasional di lingkungan

(6)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 6

Tugas dan fungsi Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kota Magelang dalam bidang

ke-Cipta Karya-an terletak dalam dalam penangan penyehatan lingkungan, pembangunan

permukiman serta pencegahan dan pengendalian kawasan kumuh. Dalam menjalankan

tugas dan fungsi tersebut dilaksankan oleh Bidang Kawasan Permukiman Dinas Perumahan

Dan Kawasan Permukiman Kota Magelang yang meliputi:

1) Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman

2) Kepala Seksi Pembangunan Permukiman

3) Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Permukiman Kumuh

Berikut bagan strukktur organisas Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kota

Magelang:

Gambar 6.3

Struktur Organisasi Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kota

Berdasarkan struktur organisasi, tugas dan fungsi organisasi sudah sesuai dengan

peraturan yang berlaku khususnya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2016 tentang

Susunan Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Dinas Daerah. Namun demikian ada

beberapa hal yang menjadi kendala dalam penyelenggaraan tupoksi keciptakaryaan,

diantaranya yaitu :

a. Koordinasi antar lembaga yang belum dilakukan dengan efektif

(7)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 7

c. Peningkatan pertumbuhan masalah yang harus ditangani

d. Pertumbuhan kebutuhan pembiayaan

e. Pemenuhan target nasioanal 100-0-100 yang membutuhkan kesamaan pandangan antara

para pemangku kepentingan

6.1.2 Potensi dan persoalan terkait dengan organisasi dan tata laksana pembangunan infrastruktur Bidang Keciptakaryaan

Sebagaimana ditetapkan dalam Program Reformasi Birokrasi, penataan tata laksana

merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana

organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat

daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan

beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu

mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam

melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga

perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam

keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam

rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan

menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan

Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kota, khususnya menyangkut tupoksi dari

masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat

dicantumkanpenjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta

(8)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 8

Tabel 6.1:

Hubungan Kerja Instansi Bidang Keciptakaryaan

No Instansi Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang CK

Unit/Bagian yang Menangani Pembangunan Bidang CK 1. Bappeda Kota

Magelang

a. Perumusan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan daerah; b. Pelaksanaan tugas bidang perencanaan

pembangunan daerah; berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan dibidang pengairan, drainase, bina marga, penataan bangunan dan gedung dan penataan ruang

Bidang Pengelolaan dan Penangananan Persampahan c.Sarana prasarana dasar (PSD) d.RTBL

e.Penembangan kawasan

Bidang

Kawasan permukiman

Mengenai ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya, dalam penyusunan keorganisasian

yang ada di Kota Magelang sudah mengacu pada ketentuan yang ada dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Peraturan Pemerintah tersebut

juga diteruskan dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2016 tentang Susunan

Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Dinas Daerah. Dalam Perda ini dijelaskan secara jelas

tentang tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing dinas/unit kerja yang ada

6.1.3 Analisis kebutuhan SDM dibandingkan dengan kondisi eksisting

Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur

merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan

tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Ada tiga lembaga yang akan dilihat kondisi

SDM-nya yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Lingkungan Hidup dan

Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kota Magelang. Berikut ini disampaikan data

komposisi pegawai dalam unit kerja Bidang Cipta Karya.

1. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) Kota Magelang dibentuk

(9)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 9

dan Susunan Perangkat Daerah. Dinas Pekerjaan Umum merupakan unsur pendukung tugas

kepala daerah, yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kota Magelang terbagi atas 3 (Tiga) Bidang, 1 (Satu) Sekretariat dan 3

UPTD. Sedangkan jumlah pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Magelang sampai

dengan Januari 2017 berjumlah 48 orang dengan komposisi sebagai berikut:

Menurut Jenis Kelamin :

Pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Magelang menurut

Jenis Kelamin lebih didominasi oleh pegawai dengan jenis kelamin laki-laki atau sebesar

91,67 % dari total pegawai sebagaimana tabel 6.2 berikut:

Tabel 6.2

Komposisi Pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Magelang Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

1 Laki-laki 44 91,67 %

2 Perempuan 4 8,33 %

48 100,00 %

Sumber : Data Kepegawaian DPU Kota Magelang, 2017

Menurut Tingkat Pendidikan :

Tingkat pendidikan pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Magelang sebagian

besar adalah Sarjana dan Sarjana Muda atau sebesar 37,31% dari total pegawai

sebagaimana tabel 6.2 berikut:

Tabel 6.2

Komposisi Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Magelang Menurut Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Prosentase

1 Pasca Sarjana/ S2 5 10,41%

2 Sarjana/ Sarjana Muda 19 39,58%

3 SMA dan sederajat 14 29,17%

4 SMP dan sederajat 6 12,5%

5 SD dan sederajat 4 8,3%

67 100%

Sumber : Data Kepegawaian DPU Kota Magelang, 2017

(10)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 10

Komposisi pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Magelang menurut

pangkat/golongan sebagian besar adalah pegawai dengan golongan III atau sebesar

52,24 % dari total pegawai sebagaimana tabel 6.3 berikut :

Tabel6.3

KomposisiPegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Magelang Menurut Golongan/Ruang

No Jabatan Jumlah Prosentase

1 Golongan IVA 3 6,25 %

Sumber : Data Kepegawaian DPU Kota Magelang, 2017

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa personil Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kota Magelang paling banyak bergolongan/ruang II, sebagian dari

mereka berijazah SMA, sehingga untuk tugas dan operasional di lapangan dapat

dimaksimalkan.

Menurut Jenjang Jabatan :

Komposisi pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Magelang Pejabat Eselon I

sebesar 1,49%, Pejabat Eselon III dan IV sebesar 28,36 %, sedangkan jumlah staf

sebesar 70,15% dari total pegawai sebagaimana tabel 6.4 berikut:

Tabel 6.4

Komposisi Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Magelang Menurut Golongan/Pangkat

No Golongan/Pangkat Jumlah Prosentase

1 Eselon II B 0 0 %

Sumber : Data Kepegawaian DPU Kota Magelang, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 6.4 diatas terlihat bahwa mayoritas sebanyak 64,58%

karyawan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Magelang adalah staf.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kekuatan tangan kerja DPU-PR cukup signifikan

(11)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 11

Jumlah karyawan Dinas Pekerjaan Umum Kota Magelang jika dibandingkan

dengan kondisi 5 (lima) tahun sebelumnya yaitu pada akhir tahun 2010 dengan jumlah

(12)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 12

2. Dinas Lingkungan Hidup

Kepegawaian di Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang ada 3 jenis status kepegawaiannya yaitu :

a. PNS

b. Tenaga kontrak

c. Tenaga Harian Lepas (THL)

Jumlah PNS per akhir bulan Januari tahun 2017 berjumlah 119 orang, terdiri dari laki-laki 106 orang dan perempuan 13 orang.

Gambar 6.4

Perbandingan Jenis Kelamin Pegawai

Dari gambar terlihat ada kesenjangan yang cukup mencolok dari segi perspektif gender

dimana jumlah pegawai perempuan tidak seimbang dengan pegawai laki-laki yang ada,

hanya sekitar 9% dari total pegawai yang ada. Dari 13 orang pegawai perempuan ini 6 orang

menduduki jabatan struktural, sehingga jumlah pegawai perempuan ini tentunya tidak

sebanding dengan tugas yang diampu oleh Dinas Lingkungan Hidup. Selengkapnya susunan

kepegawaian berdasarkan beberapa kriteria dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6.5.

Susunan Kepegawaian menurut Jabatan, Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin

POSISI

JUMLAH

JML

S2 S1 D4 D3 SMA SMP SD

L P L P L P L P L P L P L P

Eselon II/b 1 - - - 1

Eselon III/a - - 1 - - - 1

Eselon III/b 3 - - - 3

Eselon IV/a 1 - 4 1 1 1 - - 1 - - - 9

Eselon IV/b - - - 1 - - - 1

Fungsional - - - -

Staf Pelaksana 1 - 3 2 - - 3 - 22 2 23 - 38 3 97

Jml 6 - 8 3 1 1 3 - 24 2 23 - 38 3 119

*Sumber Sub Bag. Umum dan Kepegawaian per Mei 2016

(13)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 13

Jika digambarkan dengan diagram batang akan terlihat seperti gambar di bawah ini:

Gambar 6.5

Jenjang Pendidikan Pegawai

Dari gambar di atas terlihat bahwa PNS Dinas Lingkungan Hidup yang paling banyak

adalah lulusan SD/sederajat yang bertugas di lapangan sebagai tukang sapu maupun tenaga

angkutan sampah. Melihat realita ini tentunya pengembangan SDM susah dilakukan untuk

karyawan lulusan SD tersebut karena keterbatasan wawasan dan pola pikir yang ada.

Terlebih mereka sudah cukup lama bekerja di lapangan sehingga pengarahan yang bisa

dilakukan sebatas tentang pekerjaan di lapangan.

Konsekuensi dari latar belakang pendidikan yang didominasi lulusan SMP dan SD ini

maka sudah tidak bisa dikembangkan lagi pola pikirnya dengan pelatihan dan diklat. Oleh

karena itu, dengan tidak mengesampingkan kemampuan pegawai yang sudah ada, melihat

realitas ini perlu adanya tambahan PNS dengan latar belakang pendidikan yang lebih

memadai lagi. Untuk kemajuan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat masih

dibutuhkan tenaga-tenaga perencana yang menguasai. Oleh karena itu perlu adanya

penambahan karyawan dengan kompetensi yang baik dan memadai.

Berdasar tabel 2.1 juga dapat dilihat bahwa PNS dengan jabatan fungsional belum ada

di Dinas Lingkungan Hidupsaat ini. PNS dengan jabatan fungsional dibutuhkan untuk

menunjang kinerja dinas dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk membantu

mewujudkan visi Walikota Magelang.

Dinas Lingkungan HidupKota Magelang sebagai dinas teknis yang mengampu bidang

Lingkungan,Kebersihan Pertamanan dan PJU tentunya memerlukan pegawai dengan

kompetensi tertentu, yaitu dibidang lingkungan, pertamanan/landscape, teknik

mesin/arsitektur/sipil/listrik, teknisi dan operator alat berat, administrasi perencanaan,

keuangan, umum dan kepegawaian. Kondisi saat ini PNS dengan kompetensi tersebut

sebagian memang sudah ada di Dinas Lingkungan HidupKota Magelang, namun baik dari

segi kualitas maupun kuantitas masih kurang, sehingga masih banyak pegawai yang

melaksanakan tugas tidak sesuai dengan background pendidikan/ keahliannya.

(14)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 14

Susunan kepegawaian di Dinas Lingkungan HidupKota Magelang disesuaikan dengan

bidang tugas yang menjadi Tupoksi Dinas adalah sebagai berikut :

Tabel 6.7

Susunan Kepegawaian Menurut Bidang

Bidang S2 S1 D4 D3 SMA SMP SD Jumlah Keterangan Kekurangan tenaga

karena disesuaikan dengan tugas yang diampunya dan kompetensi individu. Jumlah yang

banyak belum tentu menunjukkan terpenuhinya kebutuhan SDM yang ada. Pada Bidang

Sekretariat yang mengampu urusan kesekretariatan yaitu Umum dan Kepegawaian, Program

dan Keuangan pun masih membutuhkan tenaga yang kompeten di bidang perencanaan.

Pada Bidang Pengolahan dan Penanganan sampah serta Bidang Pertamanan, PJU dan

Pemakaman, PNS yang ada lebih banyak di lapangan, sehingga untuk urusan administrasi

dibantu dengan Tenaga Harian Lepas. Bidang Tata Lingkungan dan bidang Pengendalian

Pencemaran dan Konservasi Sumber Daya Alam juga mengalami kekurangan tenaga karena

dengan jumlah personel sebanyak 10 orang untuk mengampu administrasi dan survey

lapangan untuk pengawasan dan kajian izin HO yang jumlahnya selalu bertambah dan

membutuhkan ketepatan waktu sesuai SOPnya.

Selain tugas pokok sesuai bidangnya, ada beberapa PNS di bidang yang menangani

(15)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 15

memiliki sertifikat pengadaan barang dan jasa sehingga ada yang menangani pengadaan

untuk bidang yang lain. Dengan demikian, keterbatasan SDM dalam pelayanan tugas

sehari-hari di Dinas Lingkungan Hidup semakin jelas.

Akibat keterbatasan PNS yang ada di Dinas Lingkungan HidupKota Magelang maka

untuk menyelesaikan urusan yang menjadi tupoksi dinas juga mempekerjakan tenaga kontrak

dan Tenaga Harian Lepas. Tenaga Kontrak adalah tenaga yang bekerja sesuai SK Walikota

dan sudah bekerja cukup lama di Dinas Lingkungan Hidup namun tidak dapat diangkat

menjadi PNS karena suatu sebab. Tenaga kontrak ini masa kerjanya sampai usia 56 tahun,

saat ini tenaga yang ada sudah berusia cukup umur dan tidak lama lagi memasuki masa

pensiunnya Sedangkan tenaga harian lepas adalah tenaga yang dibayar dengan upah per

hari untuk membantu tugas Dinas. Adapun susunan tenaga kontrak dan Tenaga Harian lepas

per bidang adalah sebagai berikut :

Tabel 6.8

Daftar Tenaga Kontrak dan Tenaga Harian Lepas menurut Bidang Pekerjaan

No Bidang pekerjaan Tenaga Kontrak

Tenaga Harian

5 Pengelolaan dan pemeliharaan TPU Giriloyo 0 6

6 Penjaga kantor / malam 0 3

7 Petugas kebersihan kantor 0 1

Jumlah 13 203

Dari tabel 6.8 terlihat bahwa tenaga kontrak dan tenaga harian lepas yang dimiliki paling

banyak untuk pengelolaan sampah, yaitu sebagai tenaga angkutan sampah, pengemudi

angkutan sampah maupun tukang sapu yang sangat diperlukan dalam penanganan sampah

kota. Tenaga harian lepas pada bidang taman bertugas untuk memelihara taman-taman dan

PJU Kota, namun karena keterbatasan personel, ada juga tenaga harian lepas yang

membantu administrasi.

Dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, ada 43 (empat puluh tiga) orang yang akan

pensiun dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, mencapai 38 % dari jumlah PNS saat ini, baik

yang menduduki jabatan struktural maupun staff pelaksana. Kebanyakan yang pensiun

adalah tenaga kebersihan yang merupakan ujung tombak dari DLH. Tenaga kontrak yang

saat ini berjumlah 13 (tiga belas) orang dalam 5 tahun kedepan juga akan memasuki masa

pensiunnya, tentunya hal ini berdampak pada kinerja dinas karena kekurangan personil,

(16)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 16

penambahan tenaga harian lepas untuk menggantikan tugas tenaga PNS maupun tenaga

(17)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 17

3. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

a. Susunan Kepegawaian

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinas PERKIM) Kota Magelang

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 3 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan dan Susunan Perngkat Daerah. Dinas Perumahan dan Kawasan

Permukiman merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah, yang dipimpin oleh

seorang kepala dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekda.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut Dinas Perumahan dan

Kawasan Permukiman Kota Magelang terbagi atas 2 (Dua) Bidang, 1 (Satu) Sekretariat

dan 1 UPTD. Sedangkan jumlah pegawai pada Dinas Perumahan dan Kawasan

Permukiman Kota Magelang pada Januari 2017 berjumlah 30 orang dengan komposisi

sebagai berikut:

Menurut Jenis Kelamin :

Pegawai Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Magelang

menurut Jenis Kelamin lebih didominasi oleh pegawai dengan jenis kelamin

laki-laki atau sebesar 70.00 % dari total pegawai sebagaimana tabel 6.9 berikut:

Tabel 6.9

Komposisi Pegawai Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Magelang Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

1 Laki-laki 21 70,00 %

2 Perempuan 9 30,00 %

30 100%

Sumber : Data Kepegawaian Dinas PERKIM Kota Magelang, 2017

Menurut Tingkat Pendidikan :

Tingkat pendidikan pegawai Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Kota Magelang sebagian besar adalah Sarjana dan Sarjana Muda atau sebesar

(18)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 18

Tabel 6.10

Komposisi Pegawai Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Magelang Menurut Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Prosentase

1 Pasca Sarjana/ S2 4 13,33 %

2 Sarjana/ Sarjana Muda 12 40,00 %

3 SMA dan sederajat 9 30,00 %

4 SMP dan sederajat 3 10,00 %

5 SD dan sederajat 2 6,67 %

30 100%

Sumber : Data Kepegawaian Dinas PERKIM Kota Magelang, 2017

b. Proyeksi Kebutuhan SDM Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dalam mempersipkan kebutuhan

Sumber Daya Manusia (SDM) perlu memproyeksikan kebutuhan pegawai selama 5

tahun dengan mempertimbangkan aspek beban kerja yang diampu pada masing-masing

Bidang/UPTD/Sekretariat. Kebutuhan pegawai ini dihimpun dari unit kerja pada Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman yang melaksanakan tugas/kegiatan pada

bidang-bidang, sekretariat, UPTDserta dengan mempertimbangkan kompetensi pegawai

yang dibutuhkan serta sesuai dengan proyeksi kebutuhan Diklat Pegawai.Proyeksi

kebutuhan pegawai selama 5 tahun ini selain untuk memenuhi kebutuhan pegawai

dikarenakan kurangnya personil juga sebagai pengganti pegawai yang memasuki masa

pensiun selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2021.

Berdasarkan data eksisting dan proyeksi kebutuhan pegawai Dinas PERKIM

Kota Magelang dengan mempertimbangkan aspek beban kerja yang diampu pada

masing-masing bidang/UPTD/bagian saat ini kekurangan pegawai hampir di semua

bidang/bagian. Hal ini disebabkan dalam 5 tahun terakhir banyak pegawai yang

mengalami masa pensiun dan tidak diiringi dengan penambahan pegawai baru

khususnya yang memiliki kemampuan teknis bidang sipil dan arsitektur. Jumlah proyeksi

kebutuhan pegawai keseluruhan 30 orang.

6.1.4 Analisis Kelembagaan

Berdasarkan kajian kelembagaan dapat dilihat bahwa dalam lingkup instansi

keciptakaryaan masih diketemukan beberapa hal diantaranya : lemahnya koordinasi,

kelembagaan, dan ketatalaksanaan. Perubahan paradigma pembangunan sejalan dengan

semangat reformasi mengindikasikan bahwa dalam struktur organsasi dan ketatalaksanaan

kelembagaan memerlukan beberapa langkah penyesuaian terkait dengan tata

kepemerintahannya, peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan infrastruktur

(19)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 19

rangka memperluas dan memperkokoh basis sumber daya. Pada aspek institusi, lemahnya

koordinasi antarinstansi dan antardaerah otonom telah menimbulkan pola pengelolaan

kecitakaryaan yang kurang efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan. Pada sisi lain,

kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah satu prasyarat terjaminnya keberlanjutan

pola pengelolaan keciptakaryaan, masih belum mencapai tingkat yang diharapkan karena masih

terbatasnya kesempatan dan kemampuan.

Sasaran pembangunan dan pengelolaan bidang keciptakaryaan berorientasi pada

tersedianya pelayanan kepada publik bidang keciptakaryaan sesuai dengan standar pelayanan

minimal. Selanjutnya dengan terpenuhinya pelayanan minimal kepada publik akan mendorong

peningkatan produktivitas sektor-sektor ekonomi yang menggunakan infrastruktur keciptakaryaan

sebagai salah satu sarana pendukung faktor produksinya. Sasaran kedua adalah meningkatnya

partisipasi swasta yang antara lain dalam bentuk investasi dalam pembangunan dan pengelolaan

infrastruktur di kabupaten/kota.

Untuk dapat menemukan program yang perlu dilaksanakan dilakukan dengan analisis

Strengh Weakness Opportuntty dan Threats (SWOT) sebagai berikut.

Tabel 6.11

Analisis SWOT Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Internal

Eksternal

Kekuatan (S)

1. Visi dan misi daerah 2. Ketersediaan dokumen

perencanaan

3. Kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat

4. Sumber dana APBD

Kelemahan (W)

1. Jumlah dan kualitas SDM 2. Keterbatasan dana 3. Koordinasi antar lembaga 4. Keterbatasan jumlah dan kualitas

sarana dan prasarana

Peluang (O) 1. Pelaksanaan otonomi daerah 2. Ketersediaan DAK (valuation) pembiayaan investasi dari sumber-sumber pemerintah,

2. Kenaikan harga barang kebutuhan sarana cipta karya

1. Peningkatan Sumber Daya Manusia, baik secara kualitas maupun kuantitas untuk pengembangan kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat

(20)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 20

karya pembangunan bidang CK

Kemitraan pada hakikatnya merupakan wujud yang ideal dalam peran serta masyarakat

dalam pembangunan. Kemitraan didasari atas hubungan antarpelaku yang bertumpu pada ikatan

usaha yang saling menunjang dan saling menguntungkan, serta saling menghidupi berdasarkan

asas kesetaraan dan kebersamaan. Setiap pelaku usaha memiliki potensi, kemampuan dan

keistimewaan sendiri, walaupun berbeda ukuran, jenis, sifat, dan tempat usahanya. Setiap pelaku

usaha juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. Dengan kelebihan dan kekurangan itu timbul

kebutuhan kerjasama dan kemitraan. Dengan demikian, kelebihan-kelebihan akan dilipat

gandakan dengan memaksimalkan manfaat yang mungkin diperoleh. Sedangkan

kekurangan-kekurangan dapat diusahakan untuk dikurangi, atau bahkan dihilangkan sama sekali, dengan

kerjasama yang saling menutupinya.

Kemitraan dalam pembangunan pada dasarnya mengandung hakekat keadilan dalam

perolehan keuntungan dan manfaat, pembebanan biaya dan penanggungan risiko yang timbul

dalam kegiatan usaha tersebut. Dengan demikian, kemitraan yang dikembangkan adalah

kemitraan yang setara antara para pelaku sesuai dengan kemampuan kontribusinya. Kemitraan

yang setara memerlukan pula pemahaman yang kuat terhadap hak dan tanggung jawab serta

peranan dari masing-masing pelaku.

Pengembangan kemitraan dalam pembangunan dapat mencakup dua pola dasar, yaitu

pertama, dalam bentuk peran serta swasta dan masyarakat dalam pembangunan yang sifatnya

memberikan lebih banyak peluang untuk berpartisipasi pada kegiatan yang semula merupakan

tugas pemerintah. Atau dengan kata lain, pemerintah memberi ijin pemanfaatan aset milik

pemerintah (konsesi)kepada pihak swasta dan masyarakat untuk digunakan dalam jangka waktu

tertentu guna melakukan tugas-tugas pelayanan umum. Kedua, kerjasama kemitraan antara

masyarakat, swasta dan pemerintah melalui pengembangan formula pembagian modal kerja

yang menjadi tanggung jawab masing-masing pihak. Dalam rangka ini dikembangkan pola -pola

kerjasama kemitraan yang mencakup pembagian keuntungan dan sekaligus juga risikonya.

Untuk mewujudkan kemitraan dalam bentuk-bentuk tersebut, perlu kesepakatan dalam

persepsi kemitraan antara swasta maupun pemerintah. Swasta tidak hanya mempertimbangkan

aspek keuntungan ekonomi jangka pendek saja, apalagi yang bersikap spekulatif, tetapi sudah

harus memperhatikan kesinambungan pembangunan, atau lebih mengkonseptualisasikan

(21)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 21

Secara potensial ada peluang-peluang yang terbuka lebar untuk

menumbuhkembangkan kemitraan yang saling menguntungkan dalam pembangunan nasional,

khususnya dalam pembangunan perkotaan. Potensi dan peluang yang besar ini terutama

disebabkan oleh makin meningkatnya kemampuan masyarakat di perkotaan untuk memperoleh

pelayanan perkotaan yang makin berkualitas dengan sistem penyediaan yang lebih baik.

Kemampuan masyarakat saat ini sangat berkembang, terutama untuk membayar pelayanan

yang lebih baik tersebut memberi landasan keekonomian yang kuat bagi pengembangan

kemitraan dalam penyediaan pelayanan prasarana dan sarana yang tersedia.

Berdasarkan cara pandang kota sebagai pusat pelayanan ekonomi wilayah/kawasan,

maka hendaknya kota tidak hanya dilihat sebagai unit yang berdiri sendiri secara individual, tetapi

dipandang sebagai satu kesatuan dalam suatu sistem. Berkaitan dengan peningkatan peran

swasta dalam berbagai bentuk pembangunan skala besar seperti pembangunan perumahan,

kota baru, kota satelit dan lain -lain, maka kegiatannya perlu dilaksanakan dalam suatu kerangka

sistem perkotaan yang lebih luas, di samping pembangunan sistem internal kotanya sendiri.

Dengan demikian, dapat terwujud keterpaduan dan sinkronisasi system prasarana kota dan

antara kota yang berdampingan atau berdekatan, baik yang dibangun pemerintah maupun yang

dibangun oleh swasta. Selain itu juga dapat saling mendukung dengan sistem dalam kota intinya

dan juga mendukung keterkaitan dengan kota-kota lainnya.

Dengan kata lain, sinkronisasi pembangunan regional merupakan tantangan yang harus

diatasi dengan meningkatnya berbagai bentuk pembangunan skala besar oleh pihak swasta.

Dalam banyak hal, memang kegiatan swasta sudah tidak lagi berskala mikro, tetapi sudah

sampai pada skala makro yang berdampak makro pula, seperti pengembangan permukiman

skala besar atau kota baru, penyediaan sistem telekomunikasi melalui satelit, pembangunan

pusat-pusat tenaga listrik, dan sebagainya. Mengingat makin besarnya bentuk dan nilai

partisipasi swasta dalam pembangunan daerah yang berskala besar seperti itu, maka

sinkronisasi investasi pembangunan menjadi imperatif agar terjadi sinergi yang optimal antara

berbagai pelaku pembangunan. Kegiatan yang saling tumpang tindih harus dapat dihilangkan. Di sisi lain, adanya sinkronisasi dapat mengisi ‘gap’ atau kekosongan dari suatu kegiatan pembangunan.

Dalam membangun kemitraan, pihak-pihak yang terlibat tentu harus memiliki tanggung

jawab karena kemitraan bukanlah bertepuk sebelah tangan. Meskipun semua pihak memiliki

tanggung jawab, pemerintah tetap harus mengambil prakarsa paling tidak untuk menciptakan

iklim yang merangsang bagi usaha kemitraan, antara lain dengan:

1) Mengembangkan kebijaksanaan dan strategi pembangunan yang jelas, yang tercermin

(22)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 22

2) Menetapkan prioritas pembangunan yang realistis dan diikuti oleh semua pihak, baik

pemerintah maupun dunia usaha dan masyarakat. Untuk itu perlu kesepakatan di antara

berbagai pelaku pembangunan ini, dan karena itu perlu ada dialog-dialog.

3) Memantapkan mekanisme komunikasi yang lancar dan transparan. Transparansi erat

kaitannya dengan tingkat partisipasi dan oleh karena itu, sejak pada tahap awal

mekanisme kemitraan yang transparan harus dikembangkan dan dimantapkan.

4) Mengembangkan pilihan-pilihan atas pola-pola kemitraan yang dapat mencakup

kepentingan-kepentingan yang ada di berbagai lapisan dan golongan masyarakat,

sehingga masyarakat dapat berperanserta seluas-luasnya dalam kemitraan

pembangunan.

5) Menyiapkan rencana pengembangan kemitraan yang mencakup rencana investasi

pemerintah, swasta dan masyarakat sebagai bagian dari pembangunan nasional.

6) Menyiapkan kerangka peraturan dan arahan serta pedoman yang dapat menjadi acuan

terutama bagi swasta dan masyarakat dan juga menjamin kepastian usaha.

6.1.5

Rencana Pengembangan Kelembagaan

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOTsebelumnya, maka dapat

dirumuskan tiga kelompok strategi meliputistrategi pengembangan organisasi, strategi

pengembangan tatalaksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia.Berdasarkan

strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencanapengembangan kelembagaan di daerah

seperti dijelaskan sebagai berikut ini.

1. Rencana Pengembangan Keorganisasian

Rencana pengembangan Keorganisasian sebagaimana hasil analisis dan evaluasi

tugas dan fungsi satuan organisasi dapat diupayakan dengan :

1) Optimalisasi dan peningkatan efektivitas pelaksanaan fungsi organisasi pelaksana

pembangunan bidang cipta karya

2) Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam menentukan social cost and benefit

sharing untuk pembangunan infrastruktur bidang cipta karya

3) Penguatan lembaga untuk peningkatan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan cipta karya

4) Penguatan UPTD untuk manajemen aset dan monitoring & evaluasi infrastruktur

Cipta Karya

5) Menyusun tupoksi sesuai dengan analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka

mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di

masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang

(23)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 23

2. Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan

Rencana pengembangan ketatalaksanaan sebagai analisis SWOT yang dilakukan,

dapat diupayakan dengan :

1) Pembentukan lembaga yang menangani program-program kemitraan pemerintah

dengan swasta maupun dengan masyarakat dalam pembangunan bidang cipta

karya

2) Peningkatan kemampuan dalam perencanaan dan penilaian (valuation)

pembiayaan investasi dari sumber-sumber pemerintah, swasta dan masyarakat

3) Peningkatan prasarana dan sarana kerja pendukung pembangunan bidang cipta

karya, khususnya untuk pengadaan alat pengelolaan sampah dan drainase

4) Peningkatan efektivitas ketatalaksanan penyelenggaraan pembangunan bidang

cipta karya

5) Peningkatan kualitas prasarana dan sarana kerja pendukung pembangunan bidang

cipta karya

6) Kerjasama pemerintah swasta untuk pengadaan rumah sehat

7) Pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansiataupun lintas

instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya

3. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

PengembanganSumber Daya Manusia dalam lembaga pembangunan bidang cipta

karya melalui perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individudan

kebutuhan organisasi. Perencanaan pegawai dilakukan dengan mengacu padaanalisis

jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.Selain itu, rencana

pengembangan SDM dapat dilakukan denganpeningkatan jenjang pendidikan serta

mendukung pembinaan kapasitaspegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup

kegiatan bidangCipta Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapatbeberapa

pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta KaryaKementerian PU yang dapat

dilaksanakan antara lain.

1) Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah NegaraPusat, Barat

dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

2) Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara

3) Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

4) Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunandan

Lingkungan

5) Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undanganBangunan

(24)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 24

6) Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

7) Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan

Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

8) Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan

9) Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang TataPersuratan

10) Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan

Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya

11) Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalamTanggap Darurat

Bencana

12) Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang MilikNegara

13) Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN

14) Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai

15) Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai

16) Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

17) Diklat Jabatan Fungsional

6.2

Kerangka Regulasi

(25)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

- Perlindungan terhadap fungsi

lingkungan hidup, khususnya dampak dari air limbah domestik, perlu pengaturan mengenai pengelolaan air limbah domestik;

- Berdasarkan ketentuan Pasal 5

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman, dalam hal Daerah belum mempunyai pengaturan sistem pengelolaan air limbah, ketentuan dan rencana pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman di daerah perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah

Pengelolaan limbah cair dalam rangka melindungi serta meningkatkan kualitas air tanah dan air permukaan agar dapat memenuhi

- Pelayanan yang diberikan oleh

Pemerintah Daerah berkaitan

- Peran serta masyarakat

melalui pembayaran

Dinas Lingkungan Hidup Bappeda, Bagian Hukum, Bagian Adpem, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

kota magelang

(26)

PEMBARUAN DATA DASAR USULAN KECIPTAKARYAAN

KOTA MAGELANG 2017 BAB VI - 26

NO

ARAH REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN

REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN

DAN PENELITIAN

SUBSTANSI ARAHAN REGULASI UNIT

PENANGGUNGJAWAB UNIT TERKAIT/INSTITUSI TARGET PENYELESAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

masyarakat serta

mempertimbangkan aspek keadilan.

- Untuk menjamin kepastian hukum

dalam melakukan pungutan berupa retribusi pelayanan persampahan

aspek keadilan.

- Untuk menjamin

Gambar

Gambar 6.1
Gambar 6.2
Gambar 6.3  Struktur Organisasi Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kota
Tabel 6.1:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kohesi adalah gaya tarik menarik antarpartikel zat sejenis. Adhesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis. Cembung dan cekungnya permukaan zat cair di dalam

Peneliti merasa sungguh bersyukur bahwa pada akhimya skripsi yang berjudul "Hubungan antara Status Keikutsertaan Anak di Kelas Toddler dengan Penyesuaian Diri

Yogyakarta. 4) Aspek Promosi: Promosi Rumah Sakit PKU Muhammadiayah Yogyakarta khususya dalam memasarkan pelayanan skin medical center bekerja sama dengan

Yang dimaksud dengan asas adalah “transparansi” adalah bahwa penyelenggaraan Pelayanan kesehatan dilakukan secara terbuka, baik berkaitan dengan lingkup Pelayanan,

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul : KEKUATAN HUKUM PUTUSAN BADAN ARBITRASE SYARI’AH NASIONAL (BASYARNAS)

Ini berkaitan dengan viabilitas embrio dan efektifitas dalam penentuan jenis kelamin embrio(sexing embrio)., maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

Sektor yang memberikan sumber terbesar pada pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan II-2011 (y-on-y) adalah pertambangan dengan besaran sog ( source of growth )

Tugas Akhir dengan judul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Kasir (SIKASIR) Berbasis Mobile” ditulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan