• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI - DOCRPIJM 33e977c8db BAB VIBAB VI KELEMBAGAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI - DOCRPIJM 33e977c8db BAB VIBAB VI KELEMBAGAAN"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

| VI -

1

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

BAB VI

KERANGKA

KELEMBAGAAN

DAN REGULASI

6.1 KERANGKA KELEMBAGAAN KABUPATEN BARITO SELATAN 6.1.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan

peningkatan kapasitas kelembagaan RPIJM pada pemerintahan kabupaten/Kota.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur

dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi

seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan

umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam

melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang

ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan

(2)

| VI -

2

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang

wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah

berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah

kabupaten/Kabupaten.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah

Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina

Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan

perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan

terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat

terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3

seksi.

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan

kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan

kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia

aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan

sistem perencanaan dan penganggaran,serta pengembangan sistem

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.

Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh

upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi

pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan

penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan

manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan

daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan

dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan

efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand

Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

(3)

| VI -

3

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan

peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan

mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai

dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan

kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan,

penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah

dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut

3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya

Manusia (SDM).

Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan

disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari

sembilan program, yaitu :

1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen

perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan

internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan

berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L

dan Pemda;

3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas

dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi,

tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas

dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem

rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar

kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP);

(4)

| VI -

4

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan

penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada

unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kabupaten.

9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender

dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam

seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan

Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan

gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,

pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional

yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta

Kewenangan masing-masing.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar

Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU

yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/Kabupaten. Target

pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2,

dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang

menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang

dituangkan di dalam dokumen RPIJM.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk

Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan

perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan

perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi

masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD

(5)

| VI -

5

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan

PerKabupatenan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar

untuk memberikan pelayanan perKabupatenan bagi masyarakat. SPP adalah

standar pelayanan minimal kawasan perKabupatenan, yang sesuai dengan

fungsi kawasan perKabupatenan merupakan tempat permukiman

perKabupatenan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan,

seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan,

persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan

Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi

Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam

menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka

penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok

yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan

waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan

pengendalian pelayanan perKabupatenan, sedangkan Bupati melaksanakan dan

memfasilitasi penyediaan pelayanan perKabupatenan.

6.1.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting

kelembagaan Pemerintah Kabupaten Barito Selatan yang menangani bidang Cipta

Karya.

A. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Kabupaten Barito Selatan Nomor 11 Tahun 2008 tentang pembentukan

Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Barito Selatan. Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Barito Selatan, Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

yang melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah baik berupa azas

(6)

| VI -

6

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan merupakan unsur pelaksana

penyelenggaraan pemerintah daerah dengan susunan organisasi sebagai

berikut:

Pimpinan : Kepala Dinas

Sekretariat : Sekretaris yang terdiri dari sub bagian-sub bagian

Pelaksana : - Bidang-bidang yang terdiri dari seksi-seksi

- Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

- Kelompok Jabatan Fungsional

Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan terdiri dari :

a. Sekretariat, terdiri dari :

1. Subbagian Umum

2. Subbagian Keuangan

3. Subbagian Perencanaan

b. Bidang Bina Marga, terdiri dari :

1.Seksi Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan

2.Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan

3.Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

c. Bidang Sumber Daya Air terdiri dari

1.Seksi Perencanaan Teknis Sumber Daya Air

2.Seksi Operasi Pemeliharaan dan Bina Manfaat Sumber Daya Air

3.Seksi Pembangunan dan Peningkatan Sumber Daya Air

d. Bidang Cipta Karya, terdiri dari:

1.Seksi Perencanaan Teknis Cipta Karya

2.Seksi Drainase dan Program Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)

3.Seksi Air Minum

e. Bidang Penataan Ruang dan Bina Jasa Konstruksi, terdiri dari :

1.Seksi Penataan Ruang dan Pemetaan Ruang

2.Seksi Penataan Kota

3.Seksi Bina Jasa Konstruksi

f. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

(7)

| VI -

7

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

Fungsi dan Tugas Organisasi

Berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor: 11 Tahun 2008 tentang

pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Barito Selatan,

dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan dibentuk dengan uraian tugas

dan fungsinya sebagai berikut;

1. Kedudukan

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan sebagai unit teknis di

pimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Bupati barito selatan melalui sekretaris Daerah.

2. Tugas Pokok

Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan

penyelenggaraan urusan otonomi daerah di bidang Pekerjaan Umum.

3. Fungsi

Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :

 Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Bina Marga.

 Penyiapan bahan perumusan kebijakan Teknis Tata Ruang dan Bina Jasa Konstruksi.

 Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Sumber Daya Air.

 Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang Bina Karya.

 Melakukan bimbingan kepada cabang dan UPTD.

(8)

| VI -

8

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

(9)

| VI -

9

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

Potensi Organisasi

Dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsinya, Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Barito Selatan sampai akhir tahun 2014 didukung oleh Sumber Daya

Manusia sebanyak 87 orang Pegawai Negeri Sipil (data per 31 Desember 2014).

Jumlah pegawai pada masing-masing unit kerja (sekretaris, bidang, UPTD)

disajikan pada gambar 1 berikut ini :

Gambar VI.1.

Grafik Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan pada Sekretariat

Sumber data: Daftar Nominatif Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan

Adapun jumlah pegawai berdasarkan jabatan struktural, tingkat pendidikan, pangkat/golongan dan jenis kelamin disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel VI.1

Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan berdasarkan Jabatan Struktural

No Jenis Jabatan Jumlah

Org

1 Jabatan Struktural

a. Eselon IIb 1

b. Eselon IIIa 1

c. Eselon IIIb 4

c. Eselon Iva 14

c. Eselon Ivb 1

2 Jabatan Fungsional Umum 66

3 Jabatan Fungsional Tertentu 0

Jumlah 87

(10)

| VI -

10

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

Tabel VI.2

Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan berdasarkan Pangkat/Golongan

No Pangkat/Golongan Jumlah

Org

1 Pembina Tingkat I / IV.b 2

2 Pembina / IV.a 2

3 Penata Tingkat I / III.d 7

4 Penata / III.c 14

5 Penata Muda Tingkat I / III.b 18

6 Penata Muda / III.a 10

7 Pengatur Tingkat I / II.d 4

8 Pengatur / II.c 8

9 Pengatur Muda Tingkat I / II.b 14

10 Pengatur Muda / II.a 5

11 Juru Tingkat I / I.d 2

12 Juru /I.c 1

Jumlah 87

Sumber data: Daftar Nominatif Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan

Tabel VI.3

Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pangkat/Golongan Jumlah

Org

1 Pasca Sarjana 5

2 Sarjana 30

3 Diploma IV 3

4 Diploma III 8

5 SLTA/Sederajat 36

6 SLTP/Sederajat 4

7 SD/Sederajat 1

Jumlah 87

(11)

| VI -

11

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

Tabel VI.4

Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan Berdasarkan Gender

No Gender Jumlah

Org

1 Pria 65

2 Wanita 22

Jumlah 87

Sumber data: Daftar Nominatif Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan

Visi dan Misi

Pembangunan infrastruktur Bidang Ke-PU-an diselenggarakan dalam rangka

untuk mencapai tantangan kedepan menuju kondisi yang diinginkan, maka Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan menetapkan Visinya sebagai berilut :

Tersedianya infrastruktur yang andal untuk mendukung Barito Selatan

menuju DAHANI DAHANAI TUNTUNG TULUS”

Visi tersebut merupakan suatu gambaran yang akan diwujudkan oleh Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2016 dimana

infrastruktur Ke-PU-an yang terbangun telah memenuhi kualitas teknis sesuai

perkembangan dan kemajuan teknologi serta beroperasi secara optimal seiring

dengan tuntutan kualitas kehidupan masyarakat.

Makna dari infrastruktur Bidang Ke-PU-an yang andal merupakan perwujudan

dari tingkat ketersedian dan pelayanan Bidang Pekerjaann Umum yang

penjabarannya meliputi :

1. Kondisi dan fungsi sarana dan prasarana pengairan dapat memberikan

pelayanan yang mendukung terwujudnya manfaat sumber daya air yang

berkelanjutan;

2. Pelayanan jalan yang memenuhi standar pelayanan minimum yang

mencakup aspek aksesibilitas (kemudahan pencapaian), mobilitas, kondisi

jalan dan keselamatan serta kecepatan tempuh rata-rata;

3. Pelayanan air minum yang memenuhi standar kualitas dan dengan jumlah

(12)

| VI -

12

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

4. Pelayanan sarana dan prasarana sanitasi yang terpadu dengan

menggunakan metode ramah lingkungan serta sesuai standar teknis;

5. Bangunan gedung yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan,

kenyamanan dan kemudahan;

6. Penyusunan program dan pelaksanaan pembangunan bidang ke-PU-an

yang andal tersebut berbasis penataan ruang;

7. Jasa Konstruksi yang berdaya saing dan mampu menyelenggarakan

pekerjaan konstruksi yang efektif dan efisien.

Kondisi dan kualitas pelayanan tersebut dibarengi dengan cakupan pelayanan

infrastruktur ke-PU-an yang semakin luas, merata dan berkeadilan sehingga dapat

mendukung Barito Selatan menuju Dahani Dahanai Tuntung Tulus.

Misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan

Sejalan dengan tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan,

maka untuk menjalankan Visi “ Tersedianya infrastruktur yang andal untuk

mendukung Barito Selatan menuju DAHANI DAHANAI TUNTUNG TULUS” di

tetapkan Misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan yaitu :

1. Menyelenggarakan Pembangunan Sarana dan prasaran pengairan secara

efektif dan optimal untuk mendukung peningkatan produksi pertanian.

2. Mewujudkan aksesbilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung

petumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan;

3. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni melalui

pembinaan dan fasilitas pengembangan infrastruktur permukiman yang

terpadu, andal dan berkelanjutan;

4. Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari

pembangunan daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur

ke-PU-an berbasis penatake-PU-an ruke-PU-ang dalam rke-PU-angka pembke-PU-angunke-PU-an berkelke-PU-anjutke-PU-an;

Misi tersebut disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan atau tuntutan

masyarakat yang menginginkan penyelanggaraan pembangunan infrastruktur

(13)

| VI -

13

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

Kebijakan Umum

Pemerintah Kabupaten Barito Selatan telah menetapkan kebijakan umum yaitu

“Pemihakan, Percepatan dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan di segala bidang”. Maka peran pembangunan infrastruktur di Kabupaten Barito Selatan pada dasarnya sangatlah penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi,

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan.

Dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

dilaksanakan melalui upaya-upaya sebagai berikut :

a. Program – program Pembangunan infrastruktur ke-PU-an dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesempatan kerja;

b. Program – program Pembangunan infrastruktur ke-PU-an untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah kecamatan; dan

c. Program – program Pembangunan infrastruktur ke-PU-an yang berbasis pemberdayaan masyarakat.

Sedangkan dukungan terhadap peningkatan kualitas lingkungan dilaksanakan

melalui upaya – upaya sebagai berikut :

a. Penerapan prinsip – prinsip Green Construction dalam pelaksanaan seluruh pembangunan infrastruktur;

b. Mendorong pembangunan secara umum dan khususnya pembangunan

infrastruktur ke-PU-an yang berbasiskan penataan ruang; dan

c. Pembangunan infrastruktur ke-PU-an dalam rangka adaptasi terhadap

perubahan iklim.

Berdasarkan agenda prioritas pembangunan dan arah kebijakan umum

pembangunan Kabupaten Barito Selatan, maka arah kebijakan umum Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan adalah sebagai berikut :

1. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arah tata ruang wilayah dan

pembangunan berkelanjutan di kawasan strategis, tertinggal, perbatasan,

daerah terisolir untuk mengurangi kesenjangan wilayah, daerah rawan

bencana serta meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman

dan cakupan pelayanan dasar bidang pekerjaan umum untuk mewujudkan

(14)

| VI -

14

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

2. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arah tata ruang wilayah dan

pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan infrastruktur di kawasan

pusat produksi dan ketahanan pangan guna mendukung daya saing dan

mendorong industry konstruksi untuk mewujudkan pembangunan ekonomi

yang berkualitas.

3. Pembinaan penyelenggaraan infrastruktur melalui optimasi peran pelayanan

public bidang ke-PU-an untuk mendukung otonomi daerah dan penerapan

prinsip-prinsip perbaikan tata kelola pemerintahan serta mendukung reformasi

birokrasi dan mewujudkan Good Governance.

Kebijakan Operasional

1. Kebijakan Pembangunan Pengairan

 Pembangunan dan Peningkatan fungsi jaringan irigasi/saluran termasuk bangunan pelengkap yang sudah dibangun tetapi belum berfungsi,

rehabilitasi pada areal irigasi berfungsi yang mengalami kerusakan dan

peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan Pengairan;

 Pengendalian daya rusak air terutama dalam hal penanggulangan banjir mengutamakan pendekatan non-konstruksi melalui konservasi sumber

daya air dan pengelolaan daerah aliran sungai dengan memperhatikan

keterpaduan tata ruang wilayah.

2. Kebijakan Pembangunan Prasarana Jalan

 Mempertahankan kinerja pelayanan prasarana jalan yang telah terbangun dengan mengoptimalkan pemanfaatan prasarana jalan

melalui pengembangan teknologi jalan.

 Mengharminisasikan keterpaduan sistem jaringan jalan dengan kebijakan tata ruang wilayah yang merupakan acuan pengembangan

wilayah.

 Meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten untuk memperjelas hak dan kewajiban

(15)

| VI -

15

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

 Mendorong keterlibatan peran dunia usaha dan masyarakat dalam penyelanggaraan dan penyediaan prasarana jalan.

3. Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Permukiman

a. Air Minum dan Air Limbah

 Meningkatkan Pembangunan sarana prasarana air minum yang sudah dibangun tetapi belum berfungsi, rehabilitasi sarana prasarana air

minum yang berfungsi yang mengalami kerusakan.

 Meningkatkan pembiayaan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk membantu pembangunan pelayanan air minum perdesaan.

 Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan air limbah yang dikelola langsung oleh masyarakat.

b. Bangunan Gedung dan Lingkungan

 Meningkatkan dan memeliharan sarana dan prasarana gedung dan fasilitas lingkungan.

 Meningkatkan pembinaan pengawasan dan pembinaan teknis keamanan dan keselamatan gedung.

 Peningkatan pengawasan dan penertiban pelastarian bangunan gedung dan lingkungan.

c. Kebijakan Pengembangan Jasa Konstruksi

 Mengembangkan mekanisme pelayanan teknis dan administrasi yang efektif, efisien dan terpadu dengan koordinasi antar bidang dilingkungan

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Selatan, serta lembaga lain

yang terkait dengan pengembangan jasa konstruksi.

 Melakukan pembinaan penyelenggaraan infrastruktur secara transparan dan terbuka dengan melibatkan masyarakat.

 Meningkatkan penerapan teknologi konstruksi, penggunaan bahan dan peralatan konstruksi dalam system penyelenggaraan konstruksi yang

menjamin kehandalan konstruksi.

Selain itu organisasi instansi yang menangani urusan bidang CK di Kabupaten

Barito Selatan adalah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah,

(16)

| VI -

16

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Jumlah pegawai di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dilihat

berdasarkan gender di Kabupaten Barito Selatan berjumlah 50 orang yang

terdiri dari jumlah pegawai pria berjumlah 30 orang sedangkan jumlah

pegawai perempuan berjumlah 20 orang. Berikut merupakan tabel jumlah

pegawai di dinas Bappeda Kabupaten Barito Selatan

Tabel VI.5

Jumlah Pegawai Bappeda Kab.Barito Selatan Berdasarkan Gender

No Gender Jumlah

Org

1 Pria 30

2 Wanita 20

Jumlah 50

Sumber data: Kab Dalam Angka Kab.Barito Selatan

Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD)

Jumlah pegawai di Badan Lingkungan Hidup Daerah dilihat berdasarkan

gender di Kabupaten Barito Selatan berjumlah 37 orang yang terdiri dari

jumlah pegawai pria berjumlah 26 orang sedangkan jumlah pegawai

perempuan berjumlah 11 orang. Berikut merupakan tabel jumlah pegawai

pada Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Selatan

Tabel VI.6

Jumlah Pegawai BLH Kab.Barito Selatan Berdasarkan Gender

No Gender Jumlah

Org

1 Pria 26

2 Wanita 11

Jumlah 37

(17)

| VI -

17

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Jumlah pegawai di Badan Lingkungan Hidup Daerah dilihat berdasarkan

gender di Kabupaten Barito Selatan berjumlah 84 orang yang terdiri dari

jumlah pegawai pria berjumlah 72 orang sedangkan jumlah pegawai

perempuan berjumlah 12 orang. Berikut merupakan tabel jumlah pegawai

pada Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Barito Selatan

Tabel VI.7

Jumlah Pegawai Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kab.Barito Selatan Berdasarkan Gender

No Gender Jumlah

Org

1 Pria 72

2 Wanita 12

Jumlah 84

Sumber data: Kab Dalam Angka Kab.Barito Selatan

B. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan

kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang dikembangkan adalah

menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh

kembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja

dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan

mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian

dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing

bidang/seksi. Selanjutnya juga dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik

antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk

hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih

atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan

program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan khususnya menyangkut tupoksi dari

masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan diuraikan sebagai

(18)

| VI -

18

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

Tabel VI.8

Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

No. Instansi Peran Instansi dalam

Pembangunan Bidang CK

Merumuskan kebijaksanaan, program

dan kegiatan pembangunan daerah

bidang Perencanaan Wilayah meliputi

sumber daya alam dan lingkungan hidup,

perumahan dan pemukiman

Bidang Sarana &

Prasarana

Komunikasi

2. Dinas PU

1. Menyusun program atau rencana

guna melakukan pengembangan

pengembangan perumahan dan

permukiman;

2. Menyusun konsep kebijakan

pembinaan teknis dibidang penataan

bangunan Kabupaten dan kawasan

khusus, pembangunan perumahan,

prasarana lingkungan permukiman,

air bersih, drainase, sanitasi dan

prasarana lingkungan;

3. Melaksanakan pembangunan

perumahan, prasarana lingkungan

permukiman, air bersih, drainase,

sanitasi dan prasarana lingkungan

1.) Seksi

merumuskan kebijakan operasional,

melaksanakan pembinaan, evaluasi

implementasi program pencegahan dan

pengendalian serta pemulihan kualitas

lingkungan.

(19)

| VI -

19

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

No. Instansi Peran Instansi dalam

Pembangunan Bidang CK

Unit / Bagian yang

Menangani

Pembangunan

Bidang CK

Kebersihan &

Pertamanan

tempat umum dan melaksanakan

pembangunan sarana kebersihan,

mencegah pencemaran lingkungan

melalui pemanfaatan sampah, tinja dan

air kotor; menyusun kebijakan

pertamanan Kabupaten serta

memelihara, memantau dan

mengendalikan pembangunan sarana

prasaran pertamanan, penerangan jalan

umum

& Bidang

Pengolahan

Sampah

Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja,

Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang

dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Namun

SOP dari masing-masing instansi terkait belum didata, sehingga belum

bisa diuraikan lebih lanjut.

C. Kondisi Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya

Secara umum kondisi Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya sudah memnuhi

spesifikasi dan sudah berjalan berdasarkan tupoksi, jumlah pegawai yang ada

belum cukup memenuhi kebutuhan. Namun secara keseluruhan masih ada

beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai tertentu yang bukan menjadi

tugasnya.

6.1.3 Analisis Kelembagaan

Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, maka

diuraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah Kabupaten Barito Selatan

(20)

| VI -

20

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN A. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Sejak Pemerintah Kabupaten Barito Selatan di beri keleluasaan membentuk

Lembaga Daerah Otonom menurut kebutuhannya, muncullah lembaga-lembaga

daerah menurut kebutuhan masing-masing daerah. Kemudian Terjadi

Penggabungan maupun pemisahan lembaga-lembaga daerah agar sinkron dengan

tugas pokok dan fungsi yang diemban maupun hubungan hierarkhi dengan instansi

pada level yang lebih tinggi. Dampak dari hal membuat semakin menguatnya

koordinasi, integrasi dan Sinkronisasi dalam pelaksanaan program pembangunan.

Tujuan dari analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan

keorganisasian bidang Cipta Karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi

maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Keorganisasian perangkat kerja

bidang Cipta Karya daerah di Kabupaten Barito Selatan saat ini dapat dikatakan

sudah berjalan dengan baik, dimana tugas dan fungsi organisasi ini dikerjakan sesuai

pembagian masing-masing tanggungjawab, namun masih ada masalah umum

terkait dengan kinerja kelembagaan ini seperti Kuantitas dan Kualitas Sumber daya

manusia yang ada masih jauh dari kebutuhan riil dalam mengemban tugas pokok

dan fungsi dinas / lembaga terkait, Terbatasnya Prasarana dan Sarana pendukung

seperti alat transportasi, peralatan kantor, peralatan laboratorium teknis dll.

Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:

1. Struktur Organisasi

 Struktur Organisasi perangkat daerah yang menangani Bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk mendukung

program pembangunan khususnya Bidang Cipta Karya di Kabupaten Barito

Selatan.

 Semua jabatan pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait dengan bidang Cipta Karya telah terisi sehingga tidak ada perangkapan

jabatan

2. Tugas dan Fungsi Organisasi

(21)

| VI -

21

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

 Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari kemungkinan tumpang tindih

yang tidak perlu

3. Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

 Dari segi struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Barito Selatan sangat dipengaruhi dan tergantung kepada Pemerintah Pusat, dalam arti sepenuhnya

mengikuti pedoman yang diberikan oleh pemerintah Pusat.

 Bertambahnya jumlah penduduk serta kemampuan APBD Kabupaten Barito Selatan sangat mempengaruhi struktur organisasi yang ada

4. Permasalahan Dalam Keorganisasian

 Jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai kemampuan di bidang Cipta Karya masih kurang dan tidak merata di semua satuan kerja.

 Koordinasi external antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang

 Terbatasnya Prasarana dan Sarana pendukung seperti alat transportasi, peralatan kantor, peralatan laboratorium teknis

 Dalam pengusulan pengadaan personil kepada instansi atasan senantiasa ditekankan persyaratan, khususnya latar belakang keahlian dan pendidikan

namun sering terjadi alokasi yang kurang sesuai dengan yang di harapkan

 Seringnya terjadi mutasi khususnya SDM yang memiliki kemampuan di bidang ke Cipta Karyaan ke instansi di luar bidang ke Cipta Karyaan

 Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti kurangnya sarana angkutan sampah, fasilitas sarana dan prasarana air limbah, saluran

drainase serta masih rendahnya pelayanan air minum

 Terbatasnya biaya operasi dan pemeliharaan serta biaya pembangunan untuk sarana dan prasarana sanitasi

(22)

| VI -

22

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN B. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Dalam ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya, Perda Penetapan

Organisasi Pemerintah Kabupaten Barito Selatan dapat dikatakan berjalan sesuai

dengan tupoksi dari masing-masing dinas. Hal ini sejalan dengan mekanisme

hubungan kerja di dalam dan antar instansi terkait bidang CK yang struktural sesuai

tupoksi. Keorganisasian bidang CK di Kabupaten Barito Selatan sudah berjalan

sesuai ketentuan dalam PP 41 tahun 2007 dimana Dinas PU terdiri dari 1 sekretariat

dan 4 bidang. Namun bila dicermati, maka sektor bidang CK yakni : Pengembangan

Permukiman dan Penataan Bangunan dan Lingkungan belum semuanya tercantum

dalam keorganisasian yang dibentuk.

Tujuan analisis ketatalaksanaan kelembagaan bidang Cipta Karya adalah untuk

mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun

keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan

bidang Cipta Karya di Kabupaten Barito Selatan adalah sebagai berikut:

1. Perda Penetapan Organisasi Pemerintah

 Perda penetapan organisasi sudah menguraikan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada.

2. Mekanisme hubungan kerja internal dan eksternal

 Koordinasi internal didalam satuan kerja yang ada sudah dilakukan demikian pula halnya koordinasi eksternal antara satuan kerja terkait bidang Cipta karya

namun perlu ditingkatkan lagi

3. Acuan PP No. 41 Tahun 2007

 Organisasi bidang ke Cipta Karya-an sudah mengacu pada PP No. 41 Tahun 2007 dan semua sektor bidang Cipta Karya sudah masuk dalam struktur yang

ada seperti bidang pengembangan permukiman, penataan lingkungan

permukiman, sektor air minum, sektor PLP (air limbah, persampahan dan

drainase)

4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah

(23)

| VI -

23

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

 Koordinasi antar instansi/lembaga dipengaruhi oleh faktor-faktor kemampuan sumber daya manusia, serta prasarana pendukungnya.

 Adanya kesenjangan kemampuan sumber daya manusia antar intansi/lembaga terkait menghambat terjadinya koordinasi. Demikian pula

halnya dengan keterbatasan prasarana mengakibatkan koordinasi tidak dapat

berjalan sebagaimana mestinya.

 Struktur kelembagaan yang ada pada prinsipnya sudah memenuhi standar minimal kelembagaan daerah di Kabupaten Barito Selatan. Yang perlu

dikembangkan adalah unit-unit pengelola kegiatan seperti Satuan Kerja

(Satker) menurut spesifikasi kegiatannya sehingga pengelolaan kegiatan akan

lebih efektif.

5. Faktor eksternal yang mempengaruhi ketata laksanaan perangkat kerja daerah

 Adanya tugas-tugas lain dari Kepala Daerah yang dibebankan kepada kepala satuan kerja di luar tugas pokok dan fungsinya.

C.Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Sumber Daya Manusia di bidang cipta karya sangat berpengaruh terhadap kinerja

organisasi maupun keluaran produk RPI2JM Bidang Cipta Karya. Namun sampai

saat ini SDM yang ada di Kabupaten Barito Selatan khususnya perangkat kerja

daerah bidang CK belum memenuhi kebutuhan, baik dari segi jumlah maupun

kualitas. Karena terbatasnya tenaga teknis yang ada maka tenaga-tenaga tersebut

umumnya melaksanakan tugas rangkap disemua Bidang yang ada. Disamping

kurang terselenggaranya pelatihan-pelatihan teknis yang relevan dengan bidang

tugas para pengelola kegiatan membuat pelaksanaan tugas menjadi tidak optimal.

Selain itu disiplin dan etos kerja yang rendah disertai kurangnya sarana penunjuang

menambah terhambatnya kenerja. Akibatnya dampak yang ditimbulkan adalah

bahwa produk yang dihasilkannya pun tentunya kurang maksimal

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM

(24)

| VI -

24

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif Sumber Daya Manusia Bidang

Cipta Karya di Kabupaten Seruyan adalah sebagai berikut:

1. Ketersediaan SDM

 SDM sudah tersedia namun belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam satuan kerja perangkat daerah khususnya bidang

Cipta Karya

2. Permasalahan dalam manajemen SDM

 Ketersediaan SDM yang terbatas baik dari segi jumlah dan kualitas

 Staf teknis yang memahami tugas pokok dan fungsi sangat terbatas

 Rendahnya tingkat kesejahteraan personil, khususnya tenaga kontrak, tenaga

 Lemahnya motivasi dan disiplin kerja pegawai.

 Belum diterapkanya reward bagi pegawai yang berprestasi dan funishment kepada pegawai yang melakukan kesalahan

 Tidak meratanya kemampuan pegawai serta kurangnya pelatihan/bimtek khususnya terkait bidang keciptakaryaan.

 Adanya aparat daerah yang berprestasi pindah ke instansi lain

 Droping pegawai tidak sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan yang dibutuhkan

3. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas

SDM

 Kurangnya pelatihan serta kemauan personil untuk mengembangkan diri dan berusaha untuk tau dan maju khususnya pada hal-hal terkait dengan

pekerjaan yang baru

 Adanya aturan dari Pemerintahan Pusat terkait dengan penerimaan PNS yang memprioritaskan tenaga honor serta pengadaan tenaga medis dan

tenaga guru

D. Analisis Swot Kelembagaan

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang

digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),

(25)

| VI -

25

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang

mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil

keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi

kelemahan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O);

bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan

terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk menjawab tantangan

yang ada (strategi W-T).

Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM

bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, beberapa kekuatan (strengths),

kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang

kelembagaan adalah sebagai berikut ;

Kekuatan (S)

a. Secara kelembagaan, lembaga yang ada dan terkait dengan bidang Cipta Karya

mempunyai kewenangan yang kuat karena ditetapkan ber dasarkan Perda

b. Tersedianya dokumen perencanaan yg lengkap seperti RPJMD, RISPAM, SSK,

SPPIP, KSPD, Bisnis plan PDAM dll

c. Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula

wewenang dan tanggungjawab sudah jelas

d. Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga

telah jelas dan mampu menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.

Kelemahan (W)

a. Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang.

b. Kurangnya koordinasi antara pemerintah Kota/ Pusat dengan pihak swasta

(developer) dalam pengembangan, penanganan dan pengelolaan kawasan masih

kurang.

c. Kinerja lembaga pengelola bidang cipta karya belum maksimal

d. Dukungan dana APBD untuk operasi & pemeliharaan serta pembangunan sanitasi

sangat kurang

e. SDM yang tersedia kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas

(26)

| VI -

26

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

f. Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti sarana & prasarana

persampahan, air limbah, drainase.

g. Jangkauan pelayanan sarana dan prasarana kota belum memadai dan merata.

h. Ketersediaan SDM yang terbatas baik dari segi jumlah dan kualitas

i. Staf teknis yang memahami tugas pokok dan fungsi sangat terbatas

j. Rendahnya tingkat kesejahteraan personil, khususnya tenaga kontrak, tenaga

k. Lemahnya motivasi dan disiplin kerja pegawai.

l. Belum diterapkanya reward bagi pegawai yang berprestasi dan funishment kepada

pegawai yang melakukan kesalahan

m. Tidak meratanya kemampuan pegawai serta kurangnya pelatihan/bimtek khususnya

terkait bidang keciptakaryaan.

n. Adanya aparat daerah yang berprestasi pindah ke instansi lain.

o. Droping pegawai tidak sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan yang

dibutuhkan

Peluang (O)

a. Adanya dukungan dana dari pusat dan provinsi untuk menunjang pengembangan

sanitasi

b. Pengembangan SPAM untuk seluruh kota

c. Adanya kemungkinan kerjasama dengan pengembang, khususnya pengembangan di

perumahan baru

d. Kesempatan kerjasma dg perusahaan swasta dalam memanfaatkan dana CSR

e. Adanya kesempatan untuk mengikuti Bimtek/ pelatihan dari pusat terkait dengan

tugas pokok dan fungsi

f. Adanya kesempatan mendapatkan bantuan hibah dari lembaga donor (Ausaid, INDII,

IBRD, ADB, WB)

g. Promosi perumahan berwawasan lingkungan

Ancaman (T)

a. Bertambahnya jumlah penduduk

b. Law Inforcement dalam penegakan hukum terkait lingkungan.

c. Terbatasnya dana untuk alokasi bidang sanitasi

(27)

| VI -

27

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

Selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti pada

Tabel VI.9

Tabel VI.9

Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

FAKTOR EKSTERNAL

FAKTOR INTERNAL

PELUANG (O)

a. Adanya dukungan dana dari pusat dan provinsi untuk menunjang

pengembangan sanitasi

b. Pengembangan SPAM untuk seluruh kota

c. Adanya kemungkinan kerjasama dengan pengembang, khususnya pengembangan di perumahan baru d. Kesempatan kerjasma dg perusahaan

swasta dalam memanfaatkan dana CSR

e. Adanya kesempatan untuk mengikuti Bimtek/ pelatihan dari pusat terkait dengan tugas pokok dan fungsi f. Adanya kesempatan mendapatkan

bantuan hibah dari lembaga donor (Ausaid, INDII, IBRD, ADB, WB) g. Promosi perumahan berwawasan

lingkungan

e. Secara kelembagaan, lembaga yang ada dan terkait dengan bidang Cipta Karya mempunyai

kewenangan yang kuat karena ditetapkan ber dasarkan Perda f. Tersedianya dokumen

perencanaan yg lengkap seperti RPJMD, RISPAM, SSK, SPPIP, KSPD, Bisnis plan PDAM dll

g. Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan

tanggungjawab sudah jelas h. Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.

a. Segera menyiapkan

persaratan/dokumen yang dibutuhkan pemerintah pusat dan lembaga donor sebagai persaratan untuk

mendapatkan bantuan hibah b. Meningkatkan sosialisasi kepada

masyarakat, pengembang terkait dengan isu2 lingkungan.

c. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan/ bimtek

d. Meningkatkan disiplin dan motivasi kerja kepada pegawai dengan menerapkan sistem reward dan funishment

(28)

| VI -

28

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

dengan pendanaan sanitasi.

KELEMAHAN (W)

a. Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang. b. Kurangnya koordinasi

c. Kinerja lembaga pengelola bidang cipta karya belum maksimal

d. Dukungan dana APBD untuk operasi &

pemeliharaan serta pembangunan sanitasi sangat kurang

e. SDM yang tersedia kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas khususnya dalam bidang Cipta Karya.

f. Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti sarana & prasarana persampahan, air limbah, drainase. g. Jangkauan pelayanan

sarana dan prasarana kota belum memadai dan merata.

a. Ketersediaan SDM yang terbatas baik dari segi jumlah dan kualitas b. Staf teknis yang

memahami tugas pokok dan fungsi sangat terbatas c. Rendahnya tingkat

kesejahteraan personil, khususnya tenaga kontrak, tenaga

a. Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga yang terkait dengan bidang Cipta karya

b. Pengadaan pegawai yang memiliki pendidikan dan kemampuan di bidang Cipta Karya

c. Menerapkan reward dan funishment kepada pegawai.

d. Menerapkan program karier pegawai e. Campaign kepada pengambil

keputusan terkait (DPR dan eksekutip) terkait dengan isu2 lingkungan.

(29)

| VI -

29

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

d. Lemahnya motivasi dan disiplin kerja pegawai. e. Belum diterapkanya reward

bagi pegawai yang

berprestasi dan funishment kepada pegawai yang melakukan kesalahan f. Tidak meratanya

kemampuan pegawai serta kurangnya pelatihan/bimtek khususnya terkait bidang keciptakaryaan.

a. Adanya aparat daerah yang berprestasi pindah ke instansi lain

h. Droping pegawai tidak sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan yang dibutuhkan

6.1.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka dapat

dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi,

strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya

manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana

pengembangan kelembagaan di daerah.

A. Rencana Pengembangan Keorganisasian

Rencana pengembangan keorganisasian dalam rangka mendayagunakan dan

meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi Pemerintah Daerah

Kabupaten Barito Selatan, khususnya bidang Cipta Karya adalah Optimalisasi

Pelaksanaan fungsi Organisasi seperti :

a. Penataan kembali penempatan personil kerdasarkan kualifikasi kemampuan

dan keahliannya disesuaikan dengan bidang tugasnya.

b. Membentuk unit-unit pengelola kegiatan sesuai dengan bidang kegiatan yang

ada.

c. Membentuk perangkat hukum yang mengatur posisi dan fungsi kelembagaan

(30)

| VI -

30

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

d. Mengadakan sarana dan prasarana pendukung sesuai dengan analisis

kebutuhan yang mendukung peningkatan kinerja.

e. Meningkatkan kinerja manajemen bidang ciptakarya dalam perencanaan,

pelaksanaan dan monev;

f. Mengalokasikan dana APBD yang ada didukung dengan sumber pendanaan

lainnya seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR

serta lembaga donor untuk meningkatkan pelayanan sanitasi

g. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum

bagi masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda yang

terkait dengan isu-isu lingkungan

h. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi

kepada masyarakat terkait isu2 lingkungan termasuk Perda.

B. Rencana Pengembangan Tata Laksana

Rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT

diatas antara lain diperlukan untuk evaluasi tata laksana, pengembangan standar

dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit

dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah,

khususnya di bidang Cipta Karya. Adapun rencana pengembangan Tata laksana

yang diusulkan adalah :

a. Membuat peraturan Daerah yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan

ke-Cipta Karya-an.

b. Menyusun Standard Operating Prosedur (SOP) dan Standard Pelayanan

Minimal (SPM) dalam pengelolaan Prasarana dan Srana bidang PU/Cipta

Karya

c. Mengembangkan dan merumuskan moral dan etos kerja sebagai pedoman

dalam kinerja aparatur.

d. Membenahi sistem manajemen dan administrasi Pemerintah menuju sistem

yang transparan. Responsif, efesien dan efektip.

e. Meningkatkan koordinasi dengan menambah intensitas pertemuan untuk

(31)

| VI -

31

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN C. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, mengacu pada analisis SWOT,

antara lain :

a. Menambah jumlah PNS Dinas Kimpraswil yang berkualifikasi teknis bidang

ke-Cipta Karya-an.

b. Melakukan Bimbingan Teknis dan Bantuan teknis dalam rangka transfer of

knowledge baik manajemen pengelolaan prasarana dan Sarana maupun

pelatihan-pelatihan teknis bidang PU/Cipta Karya.

c. Penerapan sistem pembinaan karier pegawai yang lebih adil sesuai jenjang

karier.

d. Meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan melakukan Pembenahan dan

penyempurnaan sistem insentif dan disentif dalam rangka memotivasi

kinerja.

e. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kerja seperti Pengadaan kendaraan

operasional sesuai dengan kebutuhan, Pengadaan alat-alat penunjang

kegiatan seperti alat ukur digital, peralatan laboratorium teknik

f. Menerapkan reward dan punishment kepada semua pegawai

Selain itu, rencana pengembangan SDM dilakukan dengan peningkatan jenjang

pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan.

Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam rangka peningkatan

kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal

(32)

| VI -

32

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

Tabel VI.10

Permasalahan, Strategi dan Indikasi Program Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Permasalahan Strategi Indikasi Program

(5 tahun) ke depan

(1) (2) (3)

Aspek Organisasi

a. Jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai

kemampuan di bidang Cipta Karya masih kurang dan tidak merata di semua satuan kerja.

b. Koordinasi external antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang

c. Terbatasnya Prasarana dan Sarana pendukung seperti alat transportasi, peralatan kantor, peralatan

laboratorium teknis

d. Dalam pengusulan

pengadaan personil kepada instansi atasan senantiasa ditekankan persyaratan, khususnya latar belakang keahlian dan pendidikan namun sering terjadi alokasi yang kurang sesuai dengan yang di harapkan

e. Seringnya terjadi mutasi khususnya SDM yang memiliki kemampuan di bidang ke Cipta Karyaan ke instansi di luar bidang ke Cipta Karyaan

prasarana air limbah, saluran drainase serta masih

rendahnya pelayanan air minum

a. Penataan kembali penempatan personil kerdasarkan kualifikasi kemampuan dan keahliannya disesuaikan dengan bidang tugasnya.

b. Membentuk unit-unit pengelola kegiatan sesuai dengan bidang kegiatan yang ada.

c. Membentuk perangkat hukum yang mengatur posisi dan fungsi kelembagaan demi terjaminnya kualitas dan pola kebijaksanaan. d. Mengadakan sarana dan

prasarana pendukung sesuai dengan analisis kebutuhan yang mendukung peningkatan kinerja. e. Meningkatkan kinerja

manajemen bidang ciptakarya dalam perencanaan,

pelaksanaan dan monev; f. Mengalokasikan dana APBD

yang ada didukung dengan sumber pendanaan lainnya seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga donor untuk meningkatkan pelayanan sanitasi

g. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi masyarakat atau badan usaha yang

melakukan pelanggaran Perda yang terkait dengan isu-isu lingkungan

h. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait isu2 lingkungan termasuk Perda.

a. Sosialisasi dan penyebar luasan

b. Menyusun program pelatihan dan

(33)

| VI -

33

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

Permasalahan Strategi Indikasi Program

(5 tahun) ke depan

(1) (2) (3)

g. Terbatasnya biaya operasi dan pemeliharaan serta biaya pembangunan untuk sarana dan prasarana sanitasi

h. Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya sanitasi untuk kesehatan lingkungan dan masyarakat

Aspek Tata Laksana :

a. Struktur kelembagaan yang ada belum sepenuhnya mengakomodir tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh dinas / lembaga terkait. b. Koordinasi antar

instansi/lembaga

dipengaruhi oleh faktor-faktor kemampuan sumber daya manusia, serta prasarana pendukungnya.

c. Adanya kesenjangan kemampuan sumber daya

d. Struktur kelembagaan yang ada pada prinsipnya sudah memenuhi standar minimal kegiatan akan lebih efektif.

a. Membuat peraturan Daerah yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan ke-Cipta Karya-an. b. Menyusun Standard Operating

Prosedur (SOP) dan Standard Pelayanan Minimal (SPM) dalam pengelolaan Prasarana dan Srana bidang PU/Cipta Karya c. Mengembangkan dan

merumuskan moral dan etos kerja sebagai pedoman dalam kinerja aparatur.

d. Membenahi sistem manajemen dan administrasi Pemerintah menuju sistem yang transparan. Responsif, efesien dan efektip. e. Meningkatkan koordinasi dengan

(34)

| VI -

34

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN

Permasalahan Strategi Indikasi Program

(5 tahun) ke depan

(1) (2) (3)

Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

a. Ketersediaan SDM yang terbatas baik dari segi jumlah dan kualitas

b. Staf teknis yang memahami tugas pokok dan fungsi sangat terbatas

c. Rendahnya tingkat kesejahteraan personil, khususnya tenaga kontrak, tenaga

d. Lemahnya motivasi dan disiplin kerja pegawai. e. Belum diterapkanya reward

bagi pegawai yang berprestasi dan funishment kepada

pegawai yang melakukan kesalahan

f. Tidak meratanya kemampuan pegawai serta kurangnya pelatihan/bimtek khususnya terkait bidang keciptakaryaan. g. Adanya aparat daerah yang

berprestasi pindah ke instansi lain

h. Droping pegawai tidak sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan yang dibutuhkan

a. Menambah jumlah PNS Dinas Kimpraswil yang berkualifikasi teknis bidang ke-Cipta Karya-an. b. Melakukan Bimbingan Teknis

dan Bantuan teknis dalam rangka transfer of knowledge baik manajemen pengelolaan prasarana dan Sarana maupun pelatihan-pelatihan teknis bidang PU/Cipta Karya.

c. Penerapan sistem pembinaan karier pegawai yang lebih adil sesuai jenjang karier.

d. Meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan melakukan Pembenahan dan

penyempurnaan sistem insentif dan disentif dalam rangka memotivasi kinerja.

e. Peningkatan Sarana dan Prasarana Kerja seperti Pengadaan kendaraan operasional sesuai dengan kebutuhan, Pengadaan alat-alat penunjang kegiatan seperti alat ukur digital, peralatan

laboratorium teknik f. Menerapkan reward dan

(35)

| VI -

35

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN 6.2 KERANGKA REGULASI KABUPATEN BARITO SELATAN

Kerangka Regulasi ini berisikan gambaran umum mengenai kerangka regulasi yang

sudah ada dan regulasi yang diperlukan Daerah dalam pelaksanaan tugas, fungsi,

serta kewenangannya pada pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di

Kabupaten Barito Selatan.

Langkah-langkah pengisian matriks Kerangka Regulasi :

1. Identifikasi Kerangka Regulasi yang telah disusun di Kab/Kota terkait

Pembangunan Infrastruktur Permukiman (SK Bupati/Walikota, Peraturan

Daerah, Peraturan Bupati/Walikota);

2. Latar Belakang penyusunan regulasi daerah;

3. Identifikasi unit penanggung jawab dan unit terkait di Kab/Kota (SKPD dan

(36)

| VI -

36

RPIJM BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2017-2021

KABUPATEN BARITO SELATAN Tabel VI.11 Matriks Kebutuhan Regulasi

NO

ARAH REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN

REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI

EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN

SUBSTANSI ARAHAN REGULASI

UNIT PENANGGUNG

JAWAB

UNIT TERKAIT/ INSTITUSI

TARGET PENYELESAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

2

Raperda RTRWK Kabupaten Barito Selatan

SK Bupati

Menentukan dan mengatur

Penataan Ruang di Kabupaten

Dinas PU

Bappeda, BLH, Dinas Kebersihan, PD PAL

1 Tahun

3

Juknis Perda No.4 Tahun 2015

SK Bupati

Rekomendasi Bangunan Gedung

Gambar

Gambar VI.1. Grafik Jumlah Pegawai Dinas PU Kab.Barito Selatan pada Sekretariat
Tabel VI.2
Tabel VI.8
Tabel VI.9
+3

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran SKI di MA Walisongo Kayen adalah dengan menerapkan metode investigasi kelompok membuat diskusi kelompok sesuai dengan

Persepsi etis dalam penelitian ini didefinisikan sebagai sikap atau pandangan yang diberikan oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam merespon maupun

“ BagaimanaTingkat pengetahuan masyarakat Surabaya mengenai Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan melalui Iklan Layanan Masyarakat

Kohesi adalah gaya tarik menarik antarpartikel zat sejenis. Adhesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis. Cembung dan cekungnya permukaan zat cair di dalam

yang menggambarkan statistik atas data hasil penelitian PERMA/ flourishing di perusahaan diperoleh bahwa rata-rata skor subjek berada pada rentang skor 163.67 (rentang skor

Pemeriksaan medis dinilai dengan skor yang dihitung dari jayvaban contoh atas 12 pertanyaan mengenai tinggi badan, berat badan, pemeriksaan perut, pemeriksaan

Yang dimaksud dengan asas adalah “transparansi” adalah bahwa penyelenggaraan Pelayanan kesehatan dilakukan secara terbuka, baik berkaitan dengan lingkup Pelayanan,

Ini berkaitan dengan viabilitas embrio dan efektifitas dalam penentuan jenis kelamin embrio(sexing embrio)., maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan