GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWI ANGKATAN
TAHUN 2009 FAKULTAS EKONOMI USU MEDAN
TENTANG KANKER PAYUDARA DAN SADARI
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
RAHMA DONA
080100073
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWI ANGKATAN
TAHUN 2009 FAKULTAS EKONOMI USU MEDAN
TENTANG KANKER PAYUDARA DAN SADARI
Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh :
RAHMA DONA
080100073
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Angkatan Tahun
2009 Fakultas Ekonomi USU Medan Tentang Kanker
Payudara Dan SADARI
Nama : Rahma Dona
NIM : 080100073
Dosen Pembimbing Dosen Penguji
(dr. Rusdiana, M.Kes) (dr. Fitriani Lumongga, Sp.PA)
NIP. 19710915 200112 2002 NIP. 19691221 200212 2001
(dr. Erjan Fikri, Sp.B)
NIP. 19630127 198911 1001
Medan, Desember 2011 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel yang tidak normal yaitu, tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dapat menyusup ke jaringan tubuh normal dan menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker payudara merupakan kanker yang menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Setiap wanita dengan usia lebih dari 20 tahun, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulannya, karena wanita yang melakukan SADARI sesuai anjuran akan menemukan penyakit lebih dini, dan kematian akibat kanker payudara dapat dihindari atau ditunda dengan diagnosis dini dan terapi yang cepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan tentang kanker payudara dan SADARI.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan studi cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan. Jumlah sampel minimal adalah sebanyak 76 orang. Penarikan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Pengetahuan responden tentang kanker payudara dan SADARI diukur dengan menggunakan kuesioner. Pengetahuan ini dikelompokkan menjadi tiga kategori pengetahuan, yaitu pengetahuan baik, pengetahuan sedang dan pengetahuan kurang. Berdasarkan hasil penelitian dari 76 orang responden, 3 orang (3.9%) memiliki pengetahuan baik, 54 orang (71.1%) memiliki pengetahuan sedang, dan 19 orang (25%) memiliki pengetahuan kurang tentang kanker payudara dan SADARI.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan tentang kanker payudara dan SADARI berada dalam kategori sedang. Hal ini bisa disebabkan oleh keterbatasan informasi yang diterima baik melalui media cetak,maupun dari media elektronik, serta kurang atau rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman mengenai kanker payudara dan pentingnya pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Bagi penelitian selanjutnya perlu dinilai sikap dan perilaku.
ABSTRACT
Cancer is a general term for abnormal cell growth that is, grow very fast, uncontrolled, can infiltrate into normal tissues and suppress normal body tissue so that it can affect bodily functions. Breast cancer is cancer that ranks second only to cervical cancer. Any woman with more than 20 years of age, are encouraged to perform breast self-examination (BSE) every month, because women who perform BSE as recommended will find early disease, and breast cancer deaths can be avoided or delayed with early diagnosis and prompt treatment.
This study aims to determine the picture of student knowledge generation in 2009 the faculty of Economics USU Medan about breast cancer and BSE.
This study used descriptive research method with cross-sectional study approach. The study population is a student class of 2009 Faculty of Economics, USU Medan. Minimum number of samples is as much as 76 people. Sampling using simple random sampling technique. Knowledge of respondents about breast cancer and BSE was measured using a questionnaire. This knowledge is grouped into three categories of knowledge, namely knowledge of both, knowledge and knowledge is lacking. Based on research results from 76 respondents, 3 people (3.9%) had good knowledge, 54 people (71.1%) had knowledge of being, and 19 people (25%) have less knowledge about breast cancer and BSE.
From the results of this study can be concluded that the level of knowledge generation college student in 2009 the Faculty of Economics USU Medan about breast cancer and BSE were in the category of being. This can be caused by the limited information received either through the print media, as well as from electronic media, as well as lack of or low levels of knowledge and understanding of breast cancer and the importance of breast self-examination (BSE). For subsequent studies have assessed attitudes and behaviors.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Angkatan Tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan tentang Kanker Payudara dan SADARI” tepat pada waktunya.
Penyusunan penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pembelajaran semester VII di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan beban kredit sebesar 2 SKS. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis telah banyak menerima masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. dr. Rusdiana M.Kes selaku dosen pembimbing saya atas kesabaran dan waktu yang diberikannya untuk membimbing penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai dengan baik.
4. dr. Fitriani Lumongga, Sp.PA selaku dosen penguji I dan dr. Erjan Fikri,
Sp.B selaku dosen penguji II, terima kasih atas dan saran kritiknya dalam
menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. dr. Syah Mirsyawarli, Sp.BU yang telah menjadi dosen penasihat akademik
penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda H. Syafe’i Nasution, dan Ibunda Hj. Ely
Dimpuan Lubis, kakak penulis Evi Juliana SE,MM , Carlinda SE,MM, serta
abang penulis H. Arfan Nasution, Faisal Rasyid ST, dan Roy Nasti yang
telah senantiasa memberikan dukungan serta bantuan dalam menyelesaikan
7. Seluruh sahabat penulis, Fitri Annisa Hutasuhut, Rini Yunika Andalia,
Minda Hadiyanti Lubis, Ayu Rahman, Winda Muliana, Windi Puspa
Wulandari dan Dermawan Putra yang telah membantu dengan setulus hati
dalam memberikan dukungan dan masukan pada penulis dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Kepada teman-teman seperjuangan satu kelompok yaitu Faskanita
Maristella, Mohammad Najiran Bin Muth, dan Rishitharan Doraisamy, yang
telah turut bersusah payah dan tetap menjaga kekompakan dalam
mensukseskan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Staf pegawai serta mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Medan yang turut berpartisipasi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Serta semua pihak yang turut berperan serta dalam membantu penyelesian
Karya Tulis Ilmiah ini, yang tidak bisa disebutkan satu-persatu namanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini memberi manfaat kepada semua pihak.
Medan, Desember 2011
DAFTAR ISI
2.3.2. Langkah-langkah pemeriksaan payudara sendiri ... 15
2.4. Pengetahuan ... 18
2.4.1. Definisi Pengetahuan ... 18
2.4.2. Tingkat Pengetahuan ... 18
2.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan... 19
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .... 22
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 22
3.2. Definisi Operasional... 22
BAB 4 METODE PENELITIAN. ... 24
4.1. Jenis Penelitian ... 24
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
4.2.1. Lokasi Penelitian ... 24
4.2.2. Waktu Penelitian ... 24
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
4.3.1. Populasi Penelitian ... 24
4.3.2. Sampel Penelitian ... 24
4.3.2.1. Kriteria Inklusi ... 25
4.3.1.2. Kriteria Ekslusi ... 26
4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 26
4.4.1. Data Primer ... 26
4.4.1.1. Uji validitas dan reliabilitas ... 26
4.4.2. Data Sekunder ... 28
4.5. Metode Pengumpulan Data ... 28
4.6. Pengolahan dan Analisis Data ... 28
4.6.1. Pengolahan Data ... 28
4.6.2. Metode Analisis Data ... 29
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. ... 30
5.1. Hasil Penelitian ... 30
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 30
5.1.2. Deskripsi Responden Penelitian ... 30
5.1.3. Hasil Analisa Data ... 31
5.1.3.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 31
5.2. Pembahasan ... 32
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. ... 36
6.1. Kesimpulan ... 36
6.2. Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 37
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1. Klasifikasi TNM Kanker Payudara Berdasarkan
AJCC Cancer Staging Manual, 6th Edition ... 12
Tabel 2.2. Stadium Klinis Berdasarkan Klasifikasi TNM Kanker Payudara Berdasarkan AJCC Cancer Staging Manual, 6th Edition ... 13
Tabel 2.3. Ketahanan Hidup Lima Tahun Kanker Payudara ... 14
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas kuesioner ... 27
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Menurut Umur ... 30
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ... 31
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Tingkat
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1. Anatomi Payudara ... 6
Gambar 2.2. Cara Melakukan SADARI dengan Inspeksi ... 16
Gambar 2.3. Cara Melakukan SADARI dengan Palpasi ... 17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup ……… 39
Lampiran 2. Lembar Penjelasan ……….. 40
Lampiran 3. Lembar Persetujuan (Informed Consent) ……….…….. 41
Lampiran 4. Kuesioner ……… 42
Lampiran 5. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner...………. 46
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Kuesioner ………….……… 47
Lampiran 7. Hasil Uji Reliabilitas ………... 49
Lampiran 8. Distribusi Frekuensi Kuesioner Responden Menurut Umur ……… 50
Lampiran 8. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden……… 50
Lampiran 9. Frekuensi Tingkat Pengetahuan ……….. 55
Lampiran 10. Master Data………... 56
Lampiran 11. Surat Persetujuan Komisi Etik………. 59
Lampiran 12. Surat Izin Penelitian ………...……….. 60
ABSTRAK
Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel yang tidak normal yaitu, tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dapat menyusup ke jaringan tubuh normal dan menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker payudara merupakan kanker yang menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Setiap wanita dengan usia lebih dari 20 tahun, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulannya, karena wanita yang melakukan SADARI sesuai anjuran akan menemukan penyakit lebih dini, dan kematian akibat kanker payudara dapat dihindari atau ditunda dengan diagnosis dini dan terapi yang cepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan tentang kanker payudara dan SADARI.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan studi cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan. Jumlah sampel minimal adalah sebanyak 76 orang. Penarikan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Pengetahuan responden tentang kanker payudara dan SADARI diukur dengan menggunakan kuesioner. Pengetahuan ini dikelompokkan menjadi tiga kategori pengetahuan, yaitu pengetahuan baik, pengetahuan sedang dan pengetahuan kurang. Berdasarkan hasil penelitian dari 76 orang responden, 3 orang (3.9%) memiliki pengetahuan baik, 54 orang (71.1%) memiliki pengetahuan sedang, dan 19 orang (25%) memiliki pengetahuan kurang tentang kanker payudara dan SADARI.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan tentang kanker payudara dan SADARI berada dalam kategori sedang. Hal ini bisa disebabkan oleh keterbatasan informasi yang diterima baik melalui media cetak,maupun dari media elektronik, serta kurang atau rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman mengenai kanker payudara dan pentingnya pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Bagi penelitian selanjutnya perlu dinilai sikap dan perilaku.
ABSTRACT
Cancer is a general term for abnormal cell growth that is, grow very fast, uncontrolled, can infiltrate into normal tissues and suppress normal body tissue so that it can affect bodily functions. Breast cancer is cancer that ranks second only to cervical cancer. Any woman with more than 20 years of age, are encouraged to perform breast self-examination (BSE) every month, because women who perform BSE as recommended will find early disease, and breast cancer deaths can be avoided or delayed with early diagnosis and prompt treatment.
This study aims to determine the picture of student knowledge generation in 2009 the faculty of Economics USU Medan about breast cancer and BSE.
This study used descriptive research method with cross-sectional study approach. The study population is a student class of 2009 Faculty of Economics, USU Medan. Minimum number of samples is as much as 76 people. Sampling using simple random sampling technique. Knowledge of respondents about breast cancer and BSE was measured using a questionnaire. This knowledge is grouped into three categories of knowledge, namely knowledge of both, knowledge and knowledge is lacking. Based on research results from 76 respondents, 3 people (3.9%) had good knowledge, 54 people (71.1%) had knowledge of being, and 19 people (25%) have less knowledge about breast cancer and BSE.
From the results of this study can be concluded that the level of knowledge generation college student in 2009 the Faculty of Economics USU Medan about breast cancer and BSE were in the category of being. This can be caused by the limited information received either through the print media, as well as from electronic media, as well as lack of or low levels of knowledge and understanding of breast cancer and the importance of breast self-examination (BSE). For subsequent studies have assessed attitudes and behaviors.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel yang tidak normal
yaitu, tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dapat menyusup ke jaringan tubuh
normal dan menekan jaringan tubuh normal sehingga dapat mempengaruhi fungsi
tubuh (Diananda, 2009).
Dalam tahun 2000, lebih dari 10 juta kasus baru kanker terdiagnosa dan 6
juta manusia meninggal dunia akibat kanker diseluruh dunia. Di negara-negara
industri, bukan hanya orang tua yang menjadi korbannya, kanker juga merupakan
penyebab utama kematian dari orang yang berusia di bawah 65 tahun. Kanker
paru, usus besar, dan lambung adalah beberapa dari lima kanker yang paling
umum di seluruh dunia, dengan kanker prostat bagi pria dan kanker payudara
bagi wanita (Diananda, 2009).
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang umum yang terjadi pada
wanita. Hal ini berdasarkan penelitian di Amerika, yang menunjukkan bahwa
hampir sepertiga kanker yang didiagnosa pada wanita adalah kanker payudara.
Pada tahun 2000, diperkirakan lebih dari 180.000 wanita Amerika didiagnosa
mengidap kanker payudara dan lebih dari 40.000 meninggal karena kanker
payudara (Diananda, 2009).
Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan kedua setelah kanker
leher rahim. Menurut suatu proyek penelitian di RS Cipto Mangunkusumo
ditemukan 2606 kasus kanker dan kanker payudara terbanyak kedua, yaitu
dengan 385 kasus (Wiknjosastro, H., 2007).
Sekitar 90% kanker payudara ditemukan sendiri oleh pasien dengan
menemukan adanya gejala-gejala kanker payudara. Oleh karena itu
dikembangkanlah metode pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) atau disebut
juga breast self exam (BSE). SADARI merupakan salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara. SADARI adalah suatu teknik pemeriksaan
merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak pada
payudaranya (Benson dan Pernoll, 2009).
Setiap wanita dengan usia lebih dari 20 tahun, dianjurkankan untuk
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulannya, karena
wanita yang melakukan SADARI sesuai anjuran akan menemukan penyakit
payudara lebih dini, dan kematian akibat kanker payudara dapat dihindari atau
ditunda dengan diagnosis dini dan terapi yang cepat (Rasjidi, 2010).
Kenyataan yang terjadi, besarnya kematian akibat kanker adalah karena
terlambat memeriksakan ke fasilitas kesehatan atau pasien datang pada stadium
lanjut, padahal sebenarnya bila pasien datang pada stadium awal, kemungkinan
penyakitnya akan dapat disembuhkan dengan berbagai pengobatan dan program
pencegahan. Keterlambatan tersebut berdasarkan penelitian, penyebabnya
bervariasi. Penyebab yang paling banyak adalah kurangnya pengetahuan tentang
penyakit sebanyak 47%, kemudian takut operasi 14,5%, tumor tidak nyeri 12,5%,
kurang biaya 9,4%, dan lain-lain 10,2%. Untuk menyikapi hal yang terjadi di
masyarakat ini, maka peningkatan mutu deteksi kanker sedini mungkin
merupakan solusi terbaik, antara lain dengan melakukan pemeriksaan payudara
sendiri (Manuaba, 2005).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk membuat
suatu karya tulis ilmiah (KTI) dengan judul “Gambaran pengetahuan mahasiswi
angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan tentang kanker payudara
dan SADARI”.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Gambaran
Pengetahuan Mahasiswi Angkatan Tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan
mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan tentang kanker
payudara dan SADARI.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswi angkatan tahun
2009 Fakultas Ekonomi USU Medan tentang kanker payudara yang
meliputi definisi, faktor penyebab, tanda dan gejala, diagnosis,
stadium, pengobatan, dan pencegahan.
2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswi angkatan tahun
2009 Fakultas Ekonomi USU Medan tentang SADARI meliputi
definisi SADARI dan cara melakukan SADARI.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
A. Teoritis
Menambah pengetahuan yang berhubungan dengan masalah kanker
payudara dan SADARI, serta sebagai sumber penelitian selanjutnya.
B. Aplikatif
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
penelitian kesehatan khususnya tentang kanker payudara dan
SADARI.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah referensi bagi perpustakaan, yang berkaitan
3. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan dan sebagai informasi bagi
mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian yang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Payudara
2.1.1. Anatomi Payudara
Kelenjar mammae (payudara) dimiliki oleh kedua jenis kelamin. Kelenjar
ini menjadi fungsional saat pubertas untuk merespons estrogen pada perempuan
dan pada laki-laki biasanya tidak berkembang. Saat kehamilan, kelenjar mammae
mencapai perkembangan puncaknya dan berfungsi untuk produksi susu (laktasi)
setelah melahirkan bayi.
1. Struktur
Setiap payudara merupakan elevasi dari jaringan glandular dan adipose yang
tertutup kulit pada dinding anterior dada. Payudara terletak diatas otot
pektoralis mayor dan melekat pada otot tersebut melalui selapis jaringan ikat.
Variasi ukuran payudara bergantung pada variasi jumlah jaringan lemak dan
jaringan ikat dan bukan pada jumlah glandular aktual.
a. Jaringan glandular terdiri dari 15 sampai 20 lobus mayor, setiap lobus
dialiri duktus laktiferusnya sendiri yang membesar menjadi sinus lakteferus
(ampula).
b. Lobus-lobus dikelilingi jaringan adipose dan dipisahkan oleh ligamen
suspensorium cooper (berkas jaringan ikat fibrosa).
c. Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobulus, setiap lobulus
kemudian bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di alveoli
sekretori.
d. Puting memiliki kulit berpigmen dan berkerut membentang keluar sekitar 1
cm sampai 2 cm untuk membentuk aerola.
2. Suplai darah dan aliran cairan limfatik payudara
a. Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri mammaria internal, yang
merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan berasal dari
cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari payudara melalui vena
b. Aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit, puting, dan
aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan demikian, limfe
dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar (Sloane, 2004).
Gambar 2.1. Anatomi Payudara (Farrer, 2001).
2.1.2. Fisiologi Payudara
Payudara wanita mengalami tiga jenis perubahan yang dipengaruhi oleh
hormon. Perubahan pertama dimulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas
sampai menopause. Sejak pubertas, estrogen dan progesteron menyebabkan
berkembangnya duktus dan timbulnya sinus. Perubahan kedua, sesuai dengan
daur haid. Beberapa hari sebelum haid, payudara akan mengalami pembesaran
maksimal, tegang, dan nyeri. Oleh karena itu pemeriksaan payudara tidak
mungkin dilakukan pada saat ini. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan
menyusui. Saat hamil payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel
duktus lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru. Adanya sekresi
hormon prolaktin memicu terjadinya laktasi, dimana alveolus menghasilkan ASI
dan disalurkan ke sinus kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu
2.2. Kanker Payudara
2.2.1. Definisi Kanker Payudara
Kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker dapat tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong, W.,
2005).
Umur penderita kanker payudara termuda adalah 20 sampai 29 tahun,
yang tertua adalah 80 sampai 89 tahun, yang terbanyak adalah berumur 40
sampai 49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas ( Wiknjosastro,
2007).
2.2.2. Etiologi dan Faktor Resiko
Etiologi dan penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan. Namun,
banyak penelitian yang menunjukkan adanya beberapa faktor yang berhubungan
dengan peningkatan resiko atau kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara.
Faktor-faktor resiko tersebut adalah :
1. Jenis kelamin
Berdasarkan penelitian, wanita lebih beresiko menderita kanker payudara
daripada pria. Prevalensi kanker payudara pada pria hanya 1% dari seluruh
kanker payudara.
2. Faktor usia
Resiko kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia. Setiap
sepuluh tahun, resiko kanker payudara meningkat dua kali lipat. Kejadian
puncak kanker payudara terjadi pada usia 40-50 tahun.
3. Riwayat keluarga
Adanya riwayat kanker payudara dalam keluarga merupakan faktor resiko
terjadinya kanker payudara.
4. Faktor genetik
Pada suatu studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan
dengan gen tertentu. Bila terdapat mutasi gen BRCA1 dan BRCA2, yaitu gen
suseptibilitas kanker payudara, maka probabilitas untuk terjadi kanker
5. Faktor hormonal
Kadar hormon estrogen yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika
tidak diselingi perubahan hormon pada saat kehamilan, dapat meningkatkan
resiko terjadinya kanker payudara.
6. Usia menarche
Berdasarkan penelitian, menarche dini dapat meningkatkan resiko kanker
payudara. Ini dikarenakan terlalu cepat mendapat paparan dari estrogen.
7. Menopause
Menopause yang terlambat juga dapat meningkatkan resiko kanker payudara.
Untuk setiap tahun usia menopause yang terlambat, akan meningkatkan
resiko kanker payudara 3 %.
8. Usia pada saat kehamilan pertama >30 tahun.
Resiko kanker payudara menunjukkan peningkatan seiring dengan
peningkatan usia wanita saat kehamilan pertamanya.
9. Nulipara/belum pernah melahirkan
Berdasarkan penelitian, wanita nulipara mempunyai resiko kanker payudara
sebesar 30 % dibandingkan dengan wanita yang multipara. 10. Tidak Menyusui
Berdasarkan penelitian, waktu menyusui yang lebih lama mempunyai efek
yang lebih kuat dalam menurunkan resiko kanker payudara. Ini dikarenakan
adanya penurunan level estrogen dan sekresi bahan-bahan karsinogenik
selama menyusui.
11. Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama, diet tinggi lemak, alkohol,
dan obesitas (Rasjidi, I., dan Hartanto, A., 2009).
2.2.3. Gejala Klinis
Yang termasuk tanda dan gejala kanker payudara yaitu:
1. Nyeri pada payudara
Nyeri adalah fisiologis kalau timbul sebelum atau sewaktu haid dan
tidak menimbulkan rasa nyeri. Nyeri baru terasa kalau infiltrasi ke sekitar
suda h mulai.
2. Adanya benjolan/massa di kelenjar payudara
Pembesaran pada kelenjar payudara yang terjadi pada pada waktu sebelum
atau pada waktu haid saja merupakan keadaan yang fisiologis.
3. Gejala retraction
Gejala retraction merupakan penarikan ke dalam oleh puting payudara. 4. Nipple discharge
Yang disebut sebagai Nipple discharge ialah cairan yang dikeluarkan puting payudara secara spontan dan memberikan bekas di BH. Cairan yang keluar
berupa darah.
5. Timbulnya kelainan kulit
Kelainan kulit berupa kemerahan pada suatu tempat di payudara, edema
kulit, peau d’orange (gambaran seperti kulit jeruk). Pembesaran kelenjar getah bening atau tanda metastasis jauh (Sjamsuhidajat, R., De Jong, W.,
2005).
2.2.4. Diagnosis
Diagnosis dari kanker payudara dapat ditegakkan dari hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tambahan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
1. Anamnesis
Pada anamnesis ditanyakan keluhan di payudara atau daerah aksila dan
riwayat penyakitnya. Keluhan dapat berupa adanya benjolan, rasa nyeri, nipple discharge, nipple retraction, krusta pada areola, kelainan kulit berupa skin dimpling, peau d’orange, ulserasi, dan perubahan warna kulit. Selain itu juga ditanyakan apakah terdapat penyebaran pada regio kelenjar limfe, seperti
timbulnya benjolan di aksila, dan adanya benjolan di leher ataupun tempat
lain. Adanya gejala metastase juga ditanyakan, seperti sesak napas atau batuk
serta rasa penuh di ulu hati. Riwayat penyakit yang pernah diderita pasien,
serta obat-obat yang digunakan dan jenis pengobatan yang didapat, serta faktor
resiko kanker payudara pada pasien juga ditanyakan dalam anamnesis.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini terdiri atas inspeksi dan palpasi.
a. Pada inspeksi dilakukan pengamatan ukuran dan bentuk kedua payudara
pasien, serta kelainan pada kulit, antara lain : benjolan, perubahan warna
kulit (eritema), tarikan pada kulit (skin dimpling), luka/ulkus, gambaran kulit jeruk (peau de orange), nodul satelit, kelainan pada areola dan puting, seperti puting susu tertarik (nipple retraction), eksema dan keluar cairan dari puting. Ada atau tidaknya benjolan pada aksila atau tanda-tanda radang
serta benjolan infra dan supra klavikula juga diperhatikan.
b. Pada palpasi dilakukan perabaan dengan menggunakan kedua tangan
bagian polar distal jari 2, 3 dan 4, dimana penderita dalam posisi berbaring
dengan pundak diganjal bantal kecil dan lengan di atas kepala. Palpasi
harus mencakup 5 regio, terutama daerah lateral atas dan subareola, karena
merupakan tempat lesi tersering. Cara melakukan palpasi ada 3 cara, yaitu
sirkular, radier dan dilakukan dari pinggir payudara menuju ke areola dan
meraba seluruh bagian payudara bertahap. Hal yang harus diamati bila
didapati benjolan adalah lokasi benjolan (5 regio payudara, aksila, infra dan
supra klavikula), konsistensi (keras, kenyal, lunak/fluktuasi), permukaan
(licin rata, berbenjol-benjol), mobilitas (dapat digerakkan, terfiksir jaringan
sekitarnya), batas (tegas atau tidak tegas), nyeri (ada atau tidak ada),
ukuran. Pada saat palpasi daerah subareola amati apakah ada keluar sekret
dari puting payudara dan perhatikan warna, bau, serta kekentalan sekret
tersebut. Sekret yang keluar dari puting payudara dapat berupa air susu,
cairan jernih, bercampur darah, dan pus. Palpasi kelenjar aksila dilakukan
untuk mengetahui apakah pada saat yang bersamaan dengan benjolan pada
merupakan tempat penyebaran limfogen kanker payudara. Begitu juga
dengan palpasi pada infra dan supra klavikula (Gleadle, Jonathan, 2007).
3. Pemeriksaan Tambahan :
a. Mamografi payudara
b. CT pada payudara
c. Ultrasonografi (USG)
d. MRI payudara
e. Skrining tulang
4. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus
Pada pemeriksaan ini dilakukan sitologi pada lesi atau luka yang secara klinis
dan radiologik dicurigai merupakan suatu keganasan.
5. Pemeriksaan Laboratorium dan Histopatologik
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa pemeriksaan darah rutin dan
kimia darah yang sesuai dengan perkiraan metastase (Davey, Patrick, 2006).
2.2.5. Stadium Kanker Payudara
Stadium kanker dinilai berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang
Tabel 2.1. Klasifikasi TNM Kanker Payudara Berdasarkan AJCC Cancer Staging Manual, 6th Edition
Klasifikasi Definisi
Tumor Primer (T)
Tx Tumor primer tidak didapatkan
T0 Tidak ada bukti adanya tumor primer
Tis Karsinoma In Situ
Tis (DCIS) Duktal Karsinoma In Situ
Tis (LCIS) Lobular Karsinoma In Situ
Tis (Paget) Paget’s disease tanpa adanya tumor
T1 Ukuran tumor < 2 cm
T4 Tumor dengan segala ukuran disertai dengan adanya
perlekatan pada dinding thoraks atau kulit
T4a Melekat pada dinding dada, tidak termasuk M.
Pectoralis Major
T4b Edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi pada
kulit
T4c Gabungan antara T4a dan T4b
T4d Inflamasi karsinoma
Kelenjar Limfe Regional (N)
Nx Kelenjar limfe regional tidak didapatkan
N0 Tidak ada metastasis pada kelenjar limfe
N1 Metastasis pada kelenjar aksila ipsilateral, bersifat
mobile
N2 Metastasis pada kelenjar limfe aksila ipsilateral, tidak
dapat digerakkan (fixed)
N3 Metastasis pada kelenjar limfe infraklavikular, atau
mengenai kelenjar mammae interna, atau kelenjar limfe supraklavikular
Metastasis (M)
Mx Metastasis jauh tidak didapatkan
M0 Tidak ada bukti adanya metastasis
Tabel 2.2. Stadium Klinis Berdasarkan Klasifikasi TNM Kanker Payudara Berdasarkan AJCC Cancer Staging Manual, 6th Edition
Stadium Ukuran Tumor Metastasis Kelenjar
Limfe
Metastasis Jauh
0 Tis N0 M0
TNM : Tumor Nodus Metastasis
(Rasjidi, 2010).
2.2.6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kanker payudara terdiri dari :
1. Pembedahan
Bedah kuratif yang mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal dan bedah
konservatif merupakan eksisi tumor luas. Terapi kuratif dilakukan jika tumor
terbatas pada payudara dan tidak ada infiltrasi ke dinding dada dan kulit
mamma atau infiltrasi dari kelenjar limfe ke struktur sekitarnya.
2. Radioterapi
Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan sebagai terapi kuratif
dengan mempertahankan mamma, dan sebagai terapi tambahan.
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran
pasien yang pada pemeriksaan histopatologik pascabedah mastektomi
ditemuka n metastasis di sebuah atau beberapa kelenjar.
4. Terapi Hormonal
Diberikan bila penyakit menjadi sistemik akibat metastasis jauh. Biasanya
diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi karena efek terapinya lebih
lama dan efek sampingnya kurang (Sjamsuhidajat, R., dan De Jong,W,
2005).
2.2.7. Pencegahan
Kanker payudara dapat dicegah dengan melakukan beberapa tindakan
sebagai berikut:
1. Hindari makanan berkadar lemak tinggi, dari hasil penelitian, konsumsi
makanan berkadar lemak tinggi berkorelasi dengan peningkatan kanker
payudara.
2. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah dan sayur segar.
3. Berikan air susu ibu (ASI) pada anak selama mungkin, hal ini dapat
mengurangi resiko terkena kanker payudara (Purwoastuti, 2008).
2.2.8. Prognosis
Prognosis dari kanker payudara dapat dilihat dari tingkat penyebaran dan
potensi metastasis kanker payudara tersebut. Data-data prognosis harapan hidup
pada penderita kanker payudara per stadium (Sjamsuhidajat,R., dan De Jong,W.,
2005).
Tabel 2.3. Ketahanan hidup lima tahun kanker payudara (sjamsuhidajat, R., dan De Jong,W., 2005).
Stadium Ketahanan hidup lima tahun (%)
I 85%
II 65%
III 40%
2.3. Deteksi Dini Kanker Payudara 2.3.1. Deteksi Dini
Deteksi dini kanker payudara adalah suatu usaha untuk mendeteksi dan
menentukan adanya benjolan atau kelainan seawal mungkin pada payudara.
Kemungkinan timbulnya benjolan pada payudara sebenarnya dapat diketahui
secara cepat dengan pemeriksaan sendiri (SADARI). Ternyata 90% kanker
payudara dideteksi oleh wanita itu sendiri. Tujuan utama SADARI adalah
menemukan kanker pada stadium dini sehingga pengobatan menjadi lebih baik
(Dalimartha, 2004).
Setiap wanita dengan usia lebih dari 20 tahun, dianjurkankan untuk
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulannya, karena
wanita yang melakukan SADARI sesuai anjuran akan menemukan penyakit
payudara lebih dini, dan kematian akibat kanker payudara dapat dihindari atau
ditunda dengan diagnosis dini dan terapi yang cepat (Rasjidi, 2010).
Waktu terbaik untuk memeriksa payudara sendiri yaitu setelah periode
menstruasi atau pada hari ke 7 – 10 hari setelah menstruasi karena pada saat ini
jaringan payudara densitasnya (kepadatan jaringan) lebih rendah. Jika
pemeriksaan ini dilakukan pada saat jaringan payudara padat, maka seolah-olah
akan teraba benjolan dan hasil pemeriksaannya menjadi positif palsu. Dan apabila
periode menstruasi tidak teratur atau kadang–kadang dalam sebulan tidak terjadi,
dapat dilakukan pada hari yang sama pada setiap bulan. Untuk wanita yang sudah
mengalami menopause, SADARI dilakukan secara rutin setiap bulan (Rasjidi,
2010).
2.3.2. Langkah- Langkah Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
SADARI terdiri atas dua bagian yang meliputi inspeksi dan palpasi.
Adapun tahap dalam melakukan SADARI, yaitu :
1. Melepaskan seluruh pakaian bagian atas kemudian berdiri di depan cermin
ruangan yang terang. Lihat dan perhatikan apakah terdapat kelainan pada
payudara berupa :
a. Bentuk dan ukuran kedua payudara simetris
b. Bentuk payudara membesar dan mengeras
c. Ada urat yang menonjol
d. Perubahan warna pada kulit payudara
e. Kulit payudara tampak menebal dengan pori-pori melebar, seperti kulit
jeruk
f. Permukaan kulit payudara tidak mulus dan tampak adanya kerutan atau
cekungan pada kulit payudara
g. Puting payudara tertarik ke dalam
h. Luka pada kulit atau puting payudara
Kemudian ulangi semua pengamatan di atas dengan posisi kedua tangan
lurus ke atas. Setelah selesai, ulangi kembali pengamatan dengan posisi
kedua tangan di pinggang, dada dibusungkan, dan kedua siku ditarik ke
belakang. Semua pengamatan ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat ada
atau tidaknya tumor yang terletak dekat dengan kulit (Rasjidi, 2009).
Gambar 2.2. Cara melakukan SADARI dengan inspeksi
2. Palpasi kedua payudara dengan 3 jari, yaitu jari ke 2, 3 dan 4. Palpasi
dilakukan dengan gerakan memutar dari tepi payudara hingga ke puting.
Setelah itu geser posisi jari sedikit ke sebelahnya, kemudian lakukan kembali
gerakan memutar dari tepi payudara hingga ke puting susu. Lakukan
yang terlewatkan. Gerakan memutar juga dapat dilakukan mulai dari puting
susu, melingkar semakin lebar ke arah tepi payudara; atau secara vertikal ke
atas dan ke bawah mulai dari tepi paling kiri hingga ke tepi paling kanan.
Harus diperhatikan bahwa perabaan harus dilakukan dalam tiga macam
tekanan, yaitu: tekanan ringan untuk meraba adanya benjolan di permukaan
kulit, tekanan sedang untuk memeriksa adanya benjolan di tengah jaringan
payudara, dan tekanan kuat untuk meraba benjolan di dasar payudara yang
melekat pada tulang iga.
Dengan kedua tangan, pijat payudara dengan lembut dari tepi hingga ke
puting. Perhatikan apakah ada cairan atau darah yang keluar dari puting susu
(seharusnya, tidak ada cairan yang keluar, kecuali pada wanita yang sedang
menyusui). Kemudian ulangi palpasi dalam posisi berbaring (Rasjidi, 2009).
Gambar 2.3. Cara melakukan SADARI dengan palpasi
Jika pada tahap-tahap pemeriksaan tersebut ditemukan adanya kelainan
pada payudara dan daerah aksila (ketiak) berupa benjolan, nyeri, kemerahan,
ulkus, perubahan pada puting, dan perubahan pada kulit payudara, maka
sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan
pemeriksaan yang lebih akurat. Dengan begitu diharapkan diagnosa pasti
dapat segera diketahui dan dapat segera dilakukan langkah yang tepat untuk
2.4. Pengetahuan
2.4.1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang.
2.4.2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yakni:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Yang termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatau kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara
benar.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk materi yang dipelajari pada
situasi dan kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi
atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lalu.
4. Analisis (Analysis)
Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis dapat dilihat dalam penggunaan kata kerja, seperti menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis mewujudkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru
dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian. Penilaian ini berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek
penelitian atau dengan tingkat tersebut di atas (Notoadmodjo, 2007).
2.4.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Tingkat pengetahuan setiap orang bervariasi karena di pengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang di berikan seseorang pada orang lain
terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat di pungkiri
bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka
menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
di milikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi
dan nilai-nilai yang baru di perkenalkan.
2. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman
dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik
dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada 4
kategori yaitu pertama perubahan ukuran, kedua perubahan proposi, ketiga
hilangnya ciri-ciri lama, keempat timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat
pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir
seseorang semakin matang dan dewasa.
4. Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal
dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang
kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika
pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis
akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi
kejiwaannya dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam
kehidupannya.
6. Kebudayaan lingkungan sekitar
Kebudayaan di mana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai
budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin
masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap
pribadi atau sikap seseorang.
7. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat
2.4.4. Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari berbagai cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Cara memperoleh kebenaran nonilmiah
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
a. Cara coba salah (trial end error)
Cara ini telah dipakai sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu
seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya
pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja.
b. Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja
oleh orang yang bersangkutan.
c. Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi- tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.
d. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber
pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk
memperoleh pengetahuan.
e. Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori
atau kebenaran.
2. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis,
logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian atau lebih populer disebut
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
Pengetahuan
a. Definisi
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh mahasiswi
angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU medan mengenai kanker
payudara yang mencakup pengertian, faktor penyebab, tanda dan
gejala, diagnosis, stadium, pengobatan, dan pencegahan. Juga
mengenai metode SADARI yang mencakup pengertian SADARI dan
cara melakukan SADARI.
Kanker Payudara
- Definisi
- Faktor penyebab - Tanda dan gejala - Diagnosis
- Stadium - Pengobatan - Pencegahan
SADARI
- Definisi
- Cara melakukan SADARI
Gambaran Pengetahuan mahasiswi angkatan tahun
b. Alat ukur
Alat ukur mengunakan kuesioner dengan 15 pertanyaan dan 4 pilihan
jawaban. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sistem skoring
dengan menggunakan skala menurut (Arikunto, 2006) yaitu :
- Jawaban yang benar diberi nilai 1
- Jawaban yang salah diberi nilai 0
c. Cara ukur
Cara ukur dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner
(angket).
d. Hasil ukur
- Pengetahuan baik : (> 75 %)
- Pengetahuan sedang : (40-75 %)
- Pengetahuan kurang : (< 40%)
Maka penilaian terhadap tingkat pengetahuan responden tentang kanker payudara dan SADARI berdasarkan sistem skoring yaitu :
- Skor 12-15 : Pengetahuan baik
- Skor 6-11 : Pengetahuan sedang
- Skor 1-5 : Pengetahuan kurang
e. Skala pengukuran
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat / point time approach (Notoadmodjo, 2002).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan
mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan tentang kanker
payudara dan SADARI.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Fakultas Ekonomi USU Medan.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanaan pada bulan Juli - September 2011.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti
tersebut (Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan hal tersebut diatas populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi
USU Medan.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang akan
diteliti dan di anggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Pada
Menurut (Wahyuni, 2008), besar sampel pada penelitian ini diperoleh
berdasarkan besar populasi, dengan menggunakan rumus :
n =
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
: Nilai distribusi normal baku (table Z) pada α tertentu
P : Harga proporsi di populasi
d : Kesalahan (absolut) yang dapat di tolerir
N : Jumlah di populasi
Berdasarkan hasil peninjauan awal peneliti, jumlah mahasiswi angkatan
tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan adalah 355, sehingga :
N : 355
: 1,96
P : 0,50
d : 0,10
n = = 75,758 = 76
Berdasarkan rumus tersebut, dari jumlah populasi sebanyak 355 orang
maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 76 orang.
4.3.2.1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Wanita usia ≥ 20 tahun
2. Mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan yang hadir
4.3.2.2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Wanita usia ≥ 20 tahun yang tidak bersedia menjadi responden
2. Wanita yang tidak mengembalikan kuesioner
4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data,
pengumpulan data dilakukan dengan metode pengisian kuesioner oleh responden
yang akan dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian.
4.4.1.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan untuk memastikan kuesioner ini dapat dipercayai.
Kuisioner dapat digunakan sebagai alat ukur setelah diuji validitas dan
reliabilitasnya.Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner
yang disusun telah mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka dilakukan
pengujian antara nilai tiap-tiap item pertanyaan dengan skor total kuesioner
tersebut. Bila semua pertanyaan telah memiliki korelasi bermakna (construck validity ) berarti semua pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut mampu mengukur konsep yang kita ukur.
Teknik yang dipakai adalah teknik korelasi “Product Moment”. Ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada satu kelompok subjek yang
menyerupai subjek asal penelitian. Hasil kuisioner akan diuji validitasnya
dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 17.0.
Sementara itu, uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran 2 kali atau lebih terhadap gejala/kondisi yang sama, dengan
10 orang mahasiswi yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan populasi target
dan mahasiswi tersebut akan diminta untuk mengisi kuesioner yang akan duiji.
Peneliti memilih mahasiswi angkatan 2009 Fakultas Hukum Medan untuk
melakukan tes uji validitas dan reliabilitas. Kuesioner yang telah selesai disusun
akan diuji reliabilitasnya. Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pertanyaan yang
valid dengan koefisien reliabilitas Alpha pada aplikasi SPSS versi 17.0. Jika nilai
alpha lebih besar dari nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel. Hasil uji
validitas dan reliabilitas ditampilkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1.Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner
Variabel Nomor pertanyaan
Total Pearson Correlation
Status Alpha Status
Pengetahuan 1 0.891 Valid 0.941 Reliabel
2 0.891 Valid Reliabel
3 0.891 Valid Reliabel
4 0.848 Valid Reliabel
5 0.891 Valid Reliabel
6 0.891 Valid Reliabel
7 0.848 Valid Reliabel
8 0.891 Valid Reliabel
9 0.848 Valid Reliabel
10 0.848 Valid Reliabel
11 0.635 Valid Reliabel
12 0.848 Valid Reliabel
13 0.848 Valid Reliabel
14 -0.723 Valid Reliabel
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari sub.bagian
kemahasiswaan Fakultas Ekonomi USU Medan.
4.5. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan memakai kuesioner sebagai
instrument penelitian. Adapun prosedur pengumpulan data adalah sebagai
berikut:
1. Peneliti menjelaskan mengenai tujuan kuesioner, cara mengisi, dan peneliti
mengawasi atau mendampingi responden pada saat mengisi kuesioner.
2. Peneliti mengingatkan kembali pengisian kuesioner kepada responden secara
teliti dan cermat agar tidak ada yang terlewatkan, responden mengisi sesuai
data dirinya dan menanyakan langsung kepada peneliti apabila ada yang
kurang jelas atau yang kurang mengerti.
3. Setelah mengisi kuesioner, kemudian diserahkan kembali kepada peneliti dan
periksa dengan lengkap.
4. Peneliti mengakhiri pertemuan bila kuesioner telah diisi dengan lengkap.
4.6. Pengolahan dan Analisis Data 4.6.1. Pengolahan Data
Data yang di kumpulkan berupa jawaban dari setiap pertanyaan kuesioner
akan di olah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai
petunjuk.
2. Coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah tabulasi dan analisa data.
4. Cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Hasil penelitian akan di tampilkan dalam bentuk
tabel distribusi frekue nsi.
4.6.2. Metode Analisis Data
Analisa data yang dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini telah dimasukkan dan diolah
dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows. Semua data telah diperiksa kelengkapan dan kebenarannya, dan berikut ini akan dipaparkan
pembahasannya.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
yang terletak di Jalan Prof. T.M. Hanafiah, SH, Kampus Universitas Sumatera
Utara, Padang Bulan, Medan 20155 – Indonesia. Penelitian ini dijalankan pada
mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan yang berjumlah
355 orang dimana sampel diambil secara acak.
5.1.2. Deskripsi Responden Penelitian
Responden penelitian adalah mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas
Ekonomi USU Medan yang berjumlah 76 orang, dan mahasiswi Fakultas
Ekonomi yang berumur 20 tahun ke atas.
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Responden Menurut Umur
Umur Frekuensi (N) Persen (%)
20 72 94.7
21 3 3.9
22 1 1.3
Total 76 100
Berdasarkan tabel 5.1 mengenai umur responden, didapati bahwa jumlah
responden paling banyak berada pada umur 20 tahun yaitu 72 0rang ( 94,7%),
sedangkan jumlah yang paling sedikit terdapat pada umur 22 tahun yaitu 1 orang
5.1.3. Hasil Analisa Data
5.1.3.1. Deskripsi Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner terdapat 15 pertanyaan
mengenai pengetahuan mahasiswi tentang kanker payudara dan SADARI.
Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut telah diuji validitas
dan reliabilitasnya. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden dapat
dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden
No. Pertanyaan Jawaban responden
Benar Salah
F % F %
1. Definisi kanker payudara 60 78.9 16 21.1
2. Faktor resiko kanker payudara 28 36.8 48 63.2
3. Gejala kanker payudara 55 72.4 21 27.6
4. Penyebaran kanker payudara 41 53.9 35 46.1
5. Stadium kanker payudara 16 21.1 60 78.9
6. Cara mendeteksi kanker payudara 22 28.9 54 71.1
7. Pengobatan kanker payudara 35 46.1 41 53.9
8. Pencegahan kanker payudara 57 75.0 19 25.0
9. Definisi SADARI 40 52.6 36 47.4
10. Tujuan SADARI 39 51.3 37 48.7
11. Metode SADARI 43 56.6 33 43.4
12. Usia melakukan SADARI 23 30.3 53 69.7
13. Waktu melakukan SADARI 25 32.9 51 67.1
14. Cara melakukan SADARI 12 15.8 64 84.2
15. Langkah – langkah melakukan SADARI 24 31.6 52 68.4
Berdasarkan tabel 5.2. di atas, pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak
dijawab benar oleh responden adalah pertanyaan pada nomor satu tentang
definisi kanker payudara yaitu sebanyak 60 orang (78,9%). Sedangkan
pertanyaan yang paling banyak dijawab salah oleh responden adalah pertanyaan
Tingkat pengetahuan mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi
USU Medan tentang kanker payudara dan SADARI dapat dikategorikan pada
Tabel 5.3. di bawah ini.
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan tingkat pengetahuan responden penelitian (N= 76).
Tingkat Pengetahuan Frekuensi (Orang) Persentase (%)
Baik 3 3.9
Sedang 54 71.1
Kurang 19 25.0
Total 76 100
Pada tabel 5.3. diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden
terhadap kanker payudara dan SADARI paling banyak berada pada kategori
sedang sebanyak 54 orang (71,1%), diikuti dengan kategori kurang sebanyak 19
orang (25%), dan kategori baik sebanyak 3 orang (3,9%).
5.2. Pembahasan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penelitian ini
memperlihatkan tingkat pengetahuan mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas
Ekonomi USU Medan tentang kanker payudara dan SADARI.
Berdasarkan tabel 5.2. dapat diketahui distribusi frekuensi jawaban
responden. Pada pertanyaan 1 mengenai definisi kanker payudara, sebanyak 60
orang (78,9%) dapat menjawab dengan benar. Ini merupakan pertanyaan yang
paling banyak dijawab benar oleh responden. Hal ini menunjukkan bahwa
informasi tentang kanker payudara tersampaikan dengan baik kepada
masyarakat, khususnya mahasiswi di Fakultas Ekonomi USU Medan. Hal ini
juga menunjukkan adanya kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat
yang ditulis oleh Notoadmodjo (2007) yaitu semakin tinggi pendidikan seseorang
maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal
yang baru tersebut. Sehingga semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi
tingkat pengetahuannya.
Pada pertanyaan 9 mengenai definisi SADARI, sebanyak 40 orang
(52,6%) dapat menjawab benar. Pertanyaan 10 mengenai tujuan SADARI,
sebanyak 39 orang (51,3%) dapat menjawab benar, dan pertanyaan 11 mengenai
metode SADARI, sebanyak 43 orang (56,6%) dapat menjawab dengan benar.
Sedangkan pada pertanyaan 14 mengenai cara melakukan SADARI, sebanyak 64
orang (84,2%) menjawab salah dan Pertanyaan 15 mengenai langkah-langkah
melakukan SADARI, sebanyak 52 orang (68,4%) menjawab salah. Hal tersebut
diatas menunjukkan bahwa mahasiswi Fakultas Ekonomi hanya mempunyai
tingkat pengetahuan yang sekedar ”tahu” saja, yaitu sekedar tahu mengenai
definisi, tujuan dan metode SADARI. Tapi tidak sampai pada tingkat
pengetahuan “aplikasi”, yaitu tidak mengetahui bagaimana menerapkan cara dan
langkah-langkah SADARI. Sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2007), “tahu”
diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, dan
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Sedangkan “aplikasi”
diartikan kemampuan untuk menerapkan materi yang dipelajari pada situasi dan
kondisi sebenarnya.
Pada tabel 5.3. Secara keseluruhan diperoleh sebanyak 3 responden
(3,9%) yang berpengetahuan baik, 54 responden (71,1%) yang berpengetahuan
sedang, dan 19 responden (25%) yang berpengetahuan kurang. Dari hasil tersebut
terlihat bahwa tingkat pengetahuan mengenai kanker payudara dan SADARI
pada mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan berada
Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian Chandra (2009),
yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan wanita tentang SADARI sebagai
deteksi dini kanker payudara di Kelurahan Petisah Tengah tahun 2009 berada
dalam kategori sedang yaitu 80 orang (73,4%). Hal ini tidak jauh berbeda dengan
penelitian Hastuti (2010), yang menunjukkan bahwa sebagian wanita usia subur
di desa Mojodoyong Kedawung Sragen memiliki tingkat pengetahuan tentang
kanker payudara dan SADARI yang cukup yaitu 47 orang (48,5%). Kesamaan
hasil penelitian ini dipengaruhi oleh faktor usia. Terdapat kesamaan antara usia
responden pada penelitian ini dengan penelitian Chandra dan Hastuti, pada
penelitian ini didapati jumlah responden paling banyak berada pada umur 20
tahun yaitu 72 orang (94,7%) dari 76 responden, pada penelitian Chandra
didapati jumlah responden paling banyak berada pada umur < 31 tahun yaitu 54
orang (49,5%) dari 109 responden, dan pada penelitian Hastuti didapati jumlah
responden paling banyak berada pada umur 20-30 tahun yaitu sebanyak 76 orang
(78,4%) dari 97 responden.
Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2005), yaitu dengan
bertambahnya umur seseorang maka proses berfikir akan semakin matang dan
dewasa. Usia dewasa muda biasanya akan lebih menjaga penampilan fisik
mereka, sehingga akan lebih banyak mencari informasi, selain itu pada usia
dewasa muda rasa ingin tahu mereka lebih besar sehingga mereka akan lebih
berusaha untuk mencari informasi dan pengetahuan yang lebih baik.
Akan tetapi pada penelitian Kang Ni (2010), menunjukkan hasil yang
berbeda bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi Fakultas Sastra angkatan 2008,
tentang SADARI sebagai salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker payudara
kurang baik yaitu 33 orang (50%). Perbedaan hasil tersebut dapat disebabkan
oleh perbedaan kondisi dan lingkungan masyarakat, seperti keterbatasan
informasi yang diterima, kurang atau rendahnya tingkat pengetahuan mengenai
kanker payudara dan pentingnya pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Hal
memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk
memperoleh pengetahuan yang baru. Maka dari itu perlu dilakukan usaha-usaha
untuk meningkatkan pengetahuan tentang kanker payudara dan SADARI. Seperti
mencari informasi tentang kanker payudara dan SADARI di berbagai media,
seperti media cetak (buku, majalah, koran, tabloid) dan media elektronik (televisi,
radio, internet).
Hal diatas tersebut sesuai dengan teori Notoadmodjo (2005), bahwa untuk
meningkatkan pengetahuan seseorang perlu diperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan tersebut, seperti pendidikan, pekerjaan, umur, minat,
pengalaman, kebudayaan, lingkungan sekitar, tingkat sosial ekonomi dan sumber
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi
USU Medan tentang kanker payudara dan SADARI secara keseluruhannya
berada dalam kategori sedang yaitu berjumlah 54 orang (71,1%).
6.2. Saran
1. Bagi mahasiswi
Mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas Ekonomi USU Medan
diharapkan agar tetap mencari informasi baik melalui media cetak atau
media elektronik untuk memperluas pengetahuannya tentang kanker
payudara dan SADARI.
2. Bagi Fakultas Ekonomi
Fakultas Ekonomi diharapkan agar dapat memberikan penyuluhan
mengenai kanker payudara dan SADARI pada mahasiswi untuk
meningkatkan pengetahuan mereka tentang kanker payudara dan
SADARI.
3. Bagi Peneliti
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dalam
menggambarkan pengetahuan mahasiswi angkatan tahun 2009 Fakultas
Ekonomi USU Medan tentang kanker payudara dan SADARI. Penelitian
selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini. Peneliti
merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya, untuk meneliti tidak
hanya tingkat pengetahuan saja, tetapi juga sikap dan perilaku mahasiswi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., 2006. Menentukan dan Menyusun Instrumen. Dalam : Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta, 148-175.
Benson, R.C., dan Pernoll, M.L., 2009. Pemeriksaan Payudara. Dalam : Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC, 473-478.
Benson, R.C., dan Pernoll, M.L., 2009. Payudara. Dalam : Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC, 491-502.
Chandra, Y., 2009. Gambaran Pengetahuan Wanita Tentang SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009. Karya Tulis Ilmiah. Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalimartha, S., 2004. Kanker Payudara. Dalam : Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker. Jakarta : Penebar Swadaya. 19-25.
Davey, dan Patrick., 2006. Kanker Payudara. Dalam : At a Glance Medicine. Jakarta : Penerbit Erlangga, 341.
Diananda, R., 2009. Pengertian Kanker. Dalam : Mengenal Seluk-Beluk Kanker. Yogyakarta : Kata Hati, 15.
Diananda, R., 2009. Kanker Payudara. Dalam : Mengenal Seluk-Beluk Kanker. Yogyakarta : Kata Hati, 61-62.
Faiz, O., dan Moffat, D., 2003. Drainase dan Limfatik Ekstremitas Atas dan Payudara. Dalam : At a Glance Anatomi. Jakarta : Penerbit Erlangga, 65. Farrer, H., 2001. Struktur Payudara. Dalam : Perawatan Maternitas. Jakarta :
EGC, 200.Gleadle, J., 2007. Pemeriksaan Payudara. Dalam : At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Penerbit Erlangga, 34.
Grace, P.A., dan Borley, N.R., 2006. Kanker Payudara. Dalam : At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Penerbit Erlangga, 130-131.