• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor pada PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor pada PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN

PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA KOTOR

PADA PT. GOLD COIN INDONESIA CABANG MEDAN

SKRIPSI

OLEH :

NAMA : DINA SINTA CLARA SINAGA

NIM : 070522027

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

“Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor pada PT. Gold Coin

Indonesia Cabang Medan “

adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat,

dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level

Porgram S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

Semua sumber dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa

adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia

menerima sanksi yang diterapkan oleh Universitas.

Medan,

08

Oktober

2009

Yang membuat pernyataan

Dina Sinta Clara Sinaga

(3)

KATA PENGANTAR

Puji, hormat dan kemuliaan hanya bagi-Mu Yesus, atas segala hikmat,

kekuatan dan penghiburan yang Engkau berikan bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi. Dalam proses pengerjaannya, penulis sudah berupaya maksimal untuk

memberikan yang terbaik, namun tidak ada yang sempurna, karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan penelitian

selanjutnya.

Banyak pihak yang telah memberikan kontibusi, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2.

Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen

Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3.

Bapak Fahmi N. Nasution, SE, M.Acc, Ak, sebagai Dosen Pembimbing yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam

menyusun skripsi ini.

4.

Bapak Drs.Hotmal Ja’far, MM, sebagai Dosen Penguji I.

(4)

6.

Ibu Dr. Erlina, MSi, selaku Dosen Wali, dan seluruh staf pengajar dan

pegawai serta staf administrasi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

7.

Bapak Usman Sapta, selaku Personel and GA PT. Gold Coin Indonesia

Cabang Medan, yang bersedia menerima penulis untuk melakukan penelitian

di perusahaan, dan Bapak Edward Kwek, selaku Purchasing Executive PT.

Gold Coin Indonesia Cabang Medan, yang membantu penulis dalam

memberikan data dan memberikan penjelasan atas setiap keperluan penulis.

8.

Keluarga penulis, mama, abang, dan kakak, untuk setiap doa, dukungan,

perhatian dan kepercayaan kalian. Sungguh suatu hal yang tak dapat

tergantikan.

9.

Seluruh teman-teman penulis, terima kasih untuk setiap bantuan, semangat

dan doa kalian, serta teman-teman seperjuangan di Ekstensi 2007, selamat

berjuang.

Medan, 08 Oktober 2009

Penulis

(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya produksi baik

secara simultan maupun parsial terhadap laba kotor pada PT. Gold Coin Indonesia

Cabang Medan.

Jenis penelitian ini bersifat asosiatif. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah biaya produksi dan laba selama 36 bulan dimulai dari Januari

2006 sampai dengan Desember 2008. Metode pengambilan sampel yang digunakan

adalah sampel jenuh, yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Jenis

data yang digunakan adalah data kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan cara wawancara dan dokumentasi. Variabel penelitian ini terdiri dari biaya

bahan baku langsung (X1), biaya tenaga kerja langsung (X2), biaya overhead pabrik

(X3) sebagai variabel independen, dan laba kotor (Y) sebagai variabel dependen,

dengan skala pengukuran rasio. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis statistic yang terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian

hipotesis.

Hasil penelitian ini adalah secara simultan biaya produksi yang terdiri dari

biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

berpengaruh terhadap laba kotor, sedangkan secara parsial biaya bahan baku langsung

berpengaruh signifikan terhadap laba kotor, akan tetapi biaya tenaga kerja langsung

dan biaya overhead pabrik tidak berpengaruh terhadap laba kotor.

(6)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of production costs either

simultaneously or partially to the gross profit at PT. Gold Coin Indonesia Medan

Branch.

This kind of research is associative. Population used in this study is the cost

of production and profit for 36 months starting from January 2006 until December

2008. Sampling method used is saturated samples, which all serve as members of the

sample population. Types of data is quantitative data. Data collection techniques is

done by interviews and documentation. Variable of this study consists of direct

material costs (X1), direct labor costs (X2), factory overhead costs (X3) as the

independent variable and gross profit (Y) as the dependent variable, with a ratio

measurement scale. The method of analysis used in this research is statistical

analysis of the classical assumptions and testing of hypothesis testing.

The results of this study is the simultaneous production costs consisting of

direct material costs, direct labor costs, and overhead costs affect gross profit,

partially while the cost of direct materials have a significant effect on gross profit,

but the direct labor costs and expenses factory overhead does not affect the gross

profit.

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN .. ... i

KATA PENGANTAR. ... ii

ABSTRAK. ... iv

DAFTAR ISI. ... v

DAFTAR TABEL. ... vi

DAFTAR GAMBAR. ... ix

DAFTAR LAMPIRAN. ... x

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang.. ... 1

B.

Batasan Masalah ... 5

C.

Perumusan Masalah ... 5

D.

Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Tinjauan Teoritis.. ... 7

1.

Biaya ... 7

2.

Biaya Produksi ... 10

3.

Laba ... 18

B.

Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23

C.

Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian ... 29

B.

Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

C.

Jenis Data ... 30

(8)

E.

Identifikasi Variabel ... 30

F.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

G.

Metode Analisis Data ... 30

H.

Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 36

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A.

Data Penelitian.. ... 37

1.

Sejarah Singkat Perusahaan ... 37

2.

Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas ... 38

3.

Proses Produksi ... 49

4.

Biaya Produksi ... 52

5.

Laba Kotor ... 53

B.

Analisis Hasil Penelitian ... 54

1.

Deskripsi Data Secara Statistik ... 54

2.

Pengujian Asumsi Klasik ... 55

3.

Pengujian Hipotesis ... 64

C.

Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan.. ... 72

B.

Keterbatasan Penelitian ... 72

C.

Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA

... 74

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

Judul

Halaman

Tabel 1.1

Daftar Biaya Produksi dan Daftar Laba

3

Tabel

3.1

Operasional

Variabel

30

Tabel

3.2

Koefisien

Korelasi

32

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

36

Tabel 4.1

Daftar Biaya Produksi PT. Gold Coin Indonesia untuk

Periode Akuntansi 2006-2008

53

Tabel 4.2

Daftar Laba Kotor PT. Gold Coin Indonesia

54

Tabel

4.3

Statistik

Deskriptif

54

Tabel 4.4

Uji Normalitas (sebelum data ditransformasi)

57

Tabel 4.5

Uji Normalitas (setelah data ditransformasi)

58

Tabel

4.6

Uji

Multikolinieritas

60

Tabel

4.7

Uji

Autokorelasi

61

Tabel 4.8

Analisis Hasil Regresi

64

Tabel 4.9

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi 66

Tabel 4.10

Hasil Uji t

68

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Judul

Halaman

Gambar

1.1

Kerangka

Konseptual

27

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. Gold Coin Indonesia

40

Gambar 4.2

Grafik Normal P-P Plot (sebelum data ditransformasi)

56

Gambar 4.3

Grafik Normal P-P Plot (setelah data ditransformasi)

59

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Judul

Halaman

Lampiran i

Laporan Laba Rugi PT. Gold Coin Indonesia Medan

76

Periode 2006-2008

Lampiran ii

Data Variabel Sebelum Transformasi Data

77

Data

Variabel

Setelah

Transformasi Data

78

Lampiran iii Statistik Descriptive (sebelum transformasi data)

79

Statistik Descriptive (setelah transformasi data)

79

Lampiran iv Hasil Uji Normalitas (sebelum transformasi data)

80

Hasil Uji Normalitas (setelah transformasi data)

80

Grafik Normal P-P Plot (sebelum transformasi data)

81

Grafik Normal P-P Plot (setelah transformasi data)

81

Hasil Uji Multikolinieritas

82

Hasil Uji Autokorelasi

82

Hasil Uji Heteroskedastisitas

83

Lampiran v

Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

84

Hasil Uji Hipotesis (Uji F)

84

(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya produksi baik

secara simultan maupun parsial terhadap laba kotor pada PT. Gold Coin Indonesia

Cabang Medan.

Jenis penelitian ini bersifat asosiatif. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah biaya produksi dan laba selama 36 bulan dimulai dari Januari

2006 sampai dengan Desember 2008. Metode pengambilan sampel yang digunakan

adalah sampel jenuh, yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Jenis

data yang digunakan adalah data kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan cara wawancara dan dokumentasi. Variabel penelitian ini terdiri dari biaya

bahan baku langsung (X1), biaya tenaga kerja langsung (X2), biaya overhead pabrik

(X3) sebagai variabel independen, dan laba kotor (Y) sebagai variabel dependen,

dengan skala pengukuran rasio. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis statistic yang terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian

hipotesis.

Hasil penelitian ini adalah secara simultan biaya produksi yang terdiri dari

biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

berpengaruh terhadap laba kotor, sedangkan secara parsial biaya bahan baku langsung

berpengaruh signifikan terhadap laba kotor, akan tetapi biaya tenaga kerja langsung

dan biaya overhead pabrik tidak berpengaruh terhadap laba kotor.

(13)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of production costs either

simultaneously or partially to the gross profit at PT. Gold Coin Indonesia Medan

Branch.

This kind of research is associative. Population used in this study is the cost

of production and profit for 36 months starting from January 2006 until December

2008. Sampling method used is saturated samples, which all serve as members of the

sample population. Types of data is quantitative data. Data collection techniques is

done by interviews and documentation. Variable of this study consists of direct

material costs (X1), direct labor costs (X2), factory overhead costs (X3) as the

independent variable and gross profit (Y) as the dependent variable, with a ratio

measurement scale. The method of analysis used in this research is statistical

analysis of the classical assumptions and testing of hypothesis testing.

The results of this study is the simultaneous production costs consisting of

direct material costs, direct labor costs, and overhead costs affect gross profit,

partially while the cost of direct materials have a significant effect on gross profit,

but the direct labor costs and expenses factory overhead does not affect the gross

profit.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Perusahaan merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang program

pemerintah di berbagai sektor perekonomian. Seiring dengan perkembangan dunia

usaha yang semakin pesat ini akan membawa dampak persaingan perdagangan yang

ketat, terutama pada perusahaan sejenis. Dengan demikian perusahaan dituntut

bekerja lebih efisien supaya dapat tetap bertahan dalam bidangnya masing-masing.

Dilihat dari segi globalisasi, persaingan akan lebih tajam karena untuk masuk

ke dalam pasar global, banyak faktor-faktor yang harus ditingkatkan dan diperbaiki.

Faktor-faktor tersebut adalah kualitas, ketepatan waktu, dan tentu saja modal.

Persaingan global yang dihadapi perusahaan tersebut memaksa para manajemen

perusahaan untuk mengambil keputusan yang berkualitas berdasarkan fakta-fakta.

Tujuan perusahaan walaupun yang satu dengan yang lainnya belum tentu sama, tetapi

pada umumnya tujuan perusahaan terutama adalah memperoleh laba yang maksimal

untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

(15)

Sebagai salah satu faktor biaya yang mempengaruhi laba kotor, maka

diperlukan pengawasan dan pengendalian terhadap biaya produksi. Biaya produksi

merupakan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan dalam rangka mengolah bahan

baku menjadi barang jadi. Biaya ini terdiri dari tiga unsur yaitu biaya bahan baku

langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Biasanya unsur-unsur biaya produksi yang paling berpengaruh terhadap laba

kotor adalah biaya bahan baku, karena tergantung pada perubahan jumlah produksi.

Apabila jumlah produksi meningkat maka permintaan bahan baku akan bertambah,

hal ini akan mengakibatkan tingginya biaya produksi dan pada akhirnya menurunkan

laba kotor perusahaan. Berbeda halnya dengan biaya tenaga kerja langsung dimana

cenderung konstan, karena hampir seluruh perusahaan lebih mengutamakan

penggunaan tenaga mesin daripada tenaga manusia. Sejalan dengan itu, biaya

overhead pabrik juga cenderung konstan, karena biaya-biaya yang terkandung

didalamnya adalah seperti biaya pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya gaji

karyawan dan lain-lain.

(16)

diperhatikan, diantaranya bahan baku yang berkualitas, peralatan atau mesin-mesin

yang berkualitas untuk mendukung proses pengolahan yang berkualitas, sehingga

semua unsur-unsur ini pada akhirnya akan menimbulkan biaya yang tinggi. Seperti

yang sudah dijabarkan sebelumnya diatas bahwa secara teori dengan meningkatnya

biaya produksi makan akan menurunkan laba kotor perusahaan.

Akan tetapi teori ini berbeda dengan kondisi yang terrjadi pada PT. Gold Coin

Indonesia Cabang Medan , dimana terlihat pada laporan laba rugi perusahaan dari

tahun 2006 sampai tahun 2008 bahwa terjadi penurunan biaya produksi setiap

tahunnya. Hal tersebut tidak sejalan dengan fluktuasi laba kotornya, dimana justru

perusahaan mengalami penurunan laba kotor. Berikut penyajian daftar biaya produksi

dan laba kotor perusahaan periode 2006-2008.

Tabel 1.1

Daftar Biaya Produksi dan Daftar Laba

(Dalam Jutaan rupiah)

Keterangan 2006

2007 2008

Biaya Produksi

Rp 14,529,730

Rp 11,109,365 Rp 10,390,652

Laba Kotor

Rp 25,836,717

Rp 18,786,311

Rp 13,398,721

(17)

penelitian pada perusahaan ini, yaitu untuk melihat apakah pada perusahaan ini, biaya

produksi masih memiliki pengaruh terhadap laba kotor perusahaan, dan dari ketiga

unsur biaya produksi, unsur yang manakah yang paling berpengaruh terhadap laba

kotor perusahaan.

Selain hal diatas terdapat hal lain yang menjadi alasan penulis melakukan

penelitian pada perusahaan ini yaitu terdapat perbedaan pendapat antara

peneliti-peneliti sebelumnya. Akhirudin, melakukan peneliti-penelitian dengan judul yang sama, akan

tetapi terdapat perbedaan yaitu Akhirudin hanya melakukan pengujian terhadap

variabel independen secara simultan saja, dan hasil penelitiannya adalah bahwa biaya

produksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba kotor.

Jamianti melakukan penelitian dengan judul yang sama dan menyimpulkan

bahwa secara simultan biaya produksi mempunyai pengaruh yang lemah terhadap

laba kotor. Demikian juga dengan Wulandani yang melakukan penelitian yang sama

dan menyimpulkan bahwa secara simultan dan parsial biaya produksi berpengaruh

terhadap laba kotor..

(18)

B.

Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan objek penelitian penulis adalah :

1.

Penulis melakukan penelitian terhadap semua unsur-unsur biaya produksi

yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik.

2.

Penulis melakukan penelitian hanya untuk periode akuntansi tahun 2006

hingga 2008 yang dibagi menjadi 36 bulan.

C.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang dikemukakan

sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah yaitu apakah biaya produksi baik

secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap laba kotor pada PT. Gold Coin

Indonesia Cabang Medan?

D.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.

Tujuan Penelitian

(19)

2.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

a.

Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan yang lebih luas bagi penulis mengenai pengaruh biaya produksi

terhadap laba.

b.

Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberi masukan kepada perusahaan

mengenai biaya produksi serta pengaruhnya terhadap laba.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Tinjauan Teoritis

1.

Biaya

a.

Pengertian Biaya

Secara luas biaya didefinisikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi

dalam satuan moneter untuk tujuan tertentu yang tidak dapat lagi dihindari, baik

yang telah terjadi maupun yang akan terjadi. Kholmi dan Yuningsih (2004:11)

mengutip pengertian biaya menurut AICPA yaitu

Biaya adalah pengurangan pada aktiva netto sebagai akibat digunakannya

jasa-jasa ekonomi unutk menciptakan penghasilan. Biaya adalah

pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan member manfaat

saat sekarang atau di masa yang akan datang.

Menurut Carter dan Usry (2002:29), “Biaya didefinisikan sebagai nilai

tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Dalam akuntansi

keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh

penyusutan saat ini atau di masa yang akan dating dalam bentuk kas atau aktiva

lain”.

(21)

ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang, untuk mencapai tujuan tertentu.

b.

Klasifikasi Biaya

Menurut Mulyadi (2005:14), biaya dapat digolongkan menurut berikut :

1)

Penggolongan Biaya Menurut Obyek Pengeluaran

Dalam cara ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan

biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua

pengeluaran yg berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar.

2)

Penggolonan Biaya Menurut Fungsi Pokok Dalam Perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi,

fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam

perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:

a)

Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah

bahan baku menjadi produk jadi yang siap untk dijual. Menurut obyek

pengeluarannya, biaya produksi dapat dibagi menjadi: biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

b)

Biaya Pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

(22)

3)

Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang

Dibiayai.

Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat

dikelompokkan menjadi dua golongan:

a)

Biaya Langsung (direct cost), yaitu biaya yang terjadi, yang penyebab

satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.

b)

Biaya Tidak Langsung (indirect cost), yaitu biaya yang terjadinya

tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak

langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah

biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.

4)

Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya Dalam Hubungannya dengan

Perubahan Volume Kegiatan

Menurut cara penggolongan ini, biaya dapat digolongkan menjadi empat,

diantaranya:

a)

Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan.

b)

Biaya semi variabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Dalam biaya semi variabel

mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

(23)

d)

Biaya tetap, adalah biaya yang tetap jumlah totalnya dalam kisar

volume kegiatan tertentu. Contohnya: biaya gaji direktur produksi.

5)

Penggolongan Biaya Menurut Jangka Waktu Manfaatnya

Menurut jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a)

Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah biaya yang

mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Contohnya:

pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar

terhadap aktiva, biaya depresiasi, biaya amortisasi.

b)

Pengeluaran pendapatan, adalah biaya yang hanya mempunyai

manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.

Contohnya: biaya iklan, biaya tenaga kerja.

2.

Biaya Produksi

a.

Pengertian Biaya Produksi

(24)

Selanjutnya Rayburn (2001:31), mengatakan bahwa “biaya produksi

termasuk bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang

dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa”.

b.

Elemen-elemen Biaya Produksi

Menurut Garrison dan Noreen (2000:47), “Biaya produksi merupakan

jumlah dari tiga elemen biaya yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,

dan overhead pabrik”.

Adapun elemen-elemen biaya produksi yaitu :

1.

Biaya Bahan Langsung

Menurut Sunarto (2003:5), “Biaya bahan langsung timbul karena

pemakaian bahan. Biaya bahan langsung adalah harga pokok bahan yang

dipakai dalam produksi untuk membuat barang.”

Dalam buku Akuntansi Biaya, karangan Mulyadi (2005:309), terdapat dua

macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi,

yaitu :

a)

Metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) adalah metode

yang mencatat setiap perubahan persediaan dalam rekening persediaan

sehingga jumlah persediaan dapat diketahui setiap saat.

(25)

a)

Potongan pembelian, diperlakukan sebagai pengurangan terhadap harga

pokok bahan baku yang dibeli.

b)

Biaya angkut pembelian, memiliki dua perlakuan yaitu :

1)

Sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli dialokasikan

kepada masing-masing jenis bahan baku yang dibeli berdasarkan

perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli,

perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli dan tarif

yang ditentukan dimuka.

2)

Sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, namun

diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik yaitu taksiran

jumlah biaya angkutan selama satu tahun.

(26)

2.

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Menurut Mulyadi (2005:343), “Biaya tenaga kerja merupakan salah satu

biaya konversi, disamping biaya overhead pabrik, yang merupakan salah satu

biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi”.

Menurut Sunarto (2003:5), “Biaya tenaga kerja adalah biaya yang timbul

karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan

menjadi barang jadi”. Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah

yang diberikan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan barang.

Dalam buku Akuntansi Biaya, karangan Mulyadi (2005:344) terdapat

penggolongan biaya tenaga kerja sebagai berikut :

a)

Penggolongan berdasarkan fungsi pokok perusahaan, yaitu :

1)

Biaya tenaga kerja produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk dibebankan pada biaya tenaga kerja yang timbul

akibat proses produksi, seperti gaji karyawan bagian produksi.

2)

Biaya tenaga kerja administrasi dan umum yaitu biaya tenaga kerja

yang dikeluarkan untuk proses yang berkaitan dengan

keadministrasian, seperti gaji karyawan bagian akuntansi.

(27)

Biaya tenaga kerja dalam departemen produksi tersebut digolongkan

sesuai dengan bagian-bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut.

c)

Penggolongan berdasarkan jenis pekerjaan, digolongkan berdasarkan jenis

pekerjaan yang ada pada setiap departemen di perusahaan seperti dalam

departeman produksi tenaga kerja terdiri dari mandor, operator, dll. Biaya

tenaga kerja yang muncul adalah upah mandor, upah operator, dll.

d)

Penggolongan berdasarkan hubungan dengan produk, membedakan biaya

tenaga kerja ke dalam tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak

langsung. Biaya tenaga kerja langsung dibebankan dalam unsur biaya

produksi sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dibebankan pada

biaya overhead pabrik.

Selain itu juga terdapat pengklasifikasian biaya tenaga kerja ke dalam tiga

golongan besar, yaitu :

1)

Gaji dan upah, yaitu jumlah gaji dan upah bruto dikurangi

potongan-potongan seperti pajak penghasilan karyawan biaya asuransi hari tua. Cara

perhitungan upah karyawan adalah tarif upah dikali dengan jam kerja

karyawan.

2)

Premi lembur, premi lembur akan diberikan apabila karyawan bekerja

lebih dari 40 jam dalam satu minggu.

3)

Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja (labor related costs)

Setup Time (Biaya pemula produksi) adalah biaya-biaya yang

(28)

Idle Time (Waktu menganggur) biaya yang tapabila terjadi

hambatan-hambatan, kerusakan mesin atau kekurangan pekerjaan,

sehingga menimbulkan waktu menganggur bagi karyawan.

Biaya-biaya yang dikeluarkan selama waktu menganggur ini

diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan cara menghitung biaya tenaga

kerja langsungsebagai berikut :

3.

Biaya Overhead Pabrik

Menurut Hansen dan Mowen (2004:51), “Biaya overhead pabrik adalah

elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung, yang terdiri dari biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja

tidak langsung, dan biaya pabrik lainnya”.

Menurut Mulyadi (2005:193) biaya overhead pabrik dapat digolongkan

menjadi tiga bagian, yaitu :

a)

Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya, seperti : biaya

bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya reparasi dan

pemeliharaan, biaya penyusutan aktiva tetap.

b)

Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam

hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, diantaranya : biaya

(29)

overhead pabrik tetap, biaya overhead pabrik variabel, biaya overhead

pabrik semivariabel.

c)

Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan

departemen, yaitu : biaya overhead pabrik langsung departemen, biaya

overhead pabrik tidak langsung departemen.

Penentuan tarif biaya overhead pabrik menurut Mulyadi (2005:197)

dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

1)

Menyusun anggaran biaya overhead pabrik

2)

Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk

3)

Menghitung tarif biaya overhead pabrik

c.

Sistem Perhitungan Biaya Produksi

Sistem perhitungan biaya bertujuan untuk menentukan biaya dari barang

atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Perhitungan biaya membebankan

sejumlah biaya ke setiap produk sedemikian rupa sehingga merefleksikan biaya

dari sumber daya yang digunakan untuk memproduksi produk tersebut.

Menurut Carter dan Usry (2006:127) sistem perhitungan biaya produksi

yang paling banyak digunakan terbagi atas dua, yaitu :

(30)

Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan biasanya digunakan

apabila produk yang diproduksi bersifat heterogen. Dalam perhitungan biaya

berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku langsung, tenaga

kerja langsung, dan overhead

yang dibebankan ke setiap pesanan. Sebagai

hasilnya, perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat dipandang dalam tiga

bagian yang saling berhubungan. Akuntansi bahan baku memelihara catatan

persediaan bahan baku, membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan

membebankan bahan baku tidak langsung ke overhead.

Akuntansi tenaga

kerja memelihara akun-akun yang berhubungan dengan beban gaji,

membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan dan membebankan tenaga

kerja tidak langsung ke overhead. Akuntansi overhead mengakumulasi biaya

overhead, memelihara catatan terinci atas overhead dan membebankan

sebagian dari overhead ke pesanan.

2)

Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses

(31)

3.

Laba

a.

Pengertian Laba

Dalam pengertian secara umum, laba dapat diartikan sebagai selisih antara

pendapatan dengan biaya. Apabila pendapatan lebih besar dari biaya maka

selisihnya merupakan laba, dan sebaliknya apabila pendapatan lebih kecil dari

biaya maka selisihnya merupakan kerugian.

Menurut PSAK (2007:1 paragrap 105) “Laba merupakan jumlah residual

yang tertinggal setelah semua beban (termasuk penyesuaian pemeliharaan modal,

kalau ada) dikurangkan pada penghasilan”.

Menurut Stice, et.al (2004:226) “Laba adalah hasil dari investasi. Definisi

lebih luas adalah jumlah yang dapat diberikan kepada investor (sebagai hasil

investasi) dan kondisi perusahaan diakhir periode masih sama baiknya atau

kayanya dengan diawal periode”.

b.

Jenis Laba

Laba terdiri dari lima jenis diantaranya :

1)

Laba kotor

(32)

2)

Laba operasi

Menurut Stice, et.al (2004:243) “Laba operasi mengukur kinerja operasi

bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari

laba kotor dikurangi beban operasi”. Laba operasi menunjukkan seberapa

efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasinya.

3)

Laba sebelum pajak

Menurut Wild, et.al (2005:25), “Laba dari operasi berjalan sebelum cadangan

untuk pajak penghasilan”.

4)

Laba dari operasi berjalan

Menurut Wild, et.al (2005:25) “Laba dari operasi berjalan merupakan laba

dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak”.

5)

Laba bersih

Menurut Stice, et.al (2004:258) “Laba bersih adalah laba atau rugi operasi

berkelanjutan dikombinasikan dengan hasil operasi yang dihentikan, pos luar

biasa, dan pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi, member

pemakai laporan ikhtisar pengvukur kinerja perusahaan untuk periode

berjalan”.

c.

Pengertian Laba Kotor

(33)

karena itu dapat disimpulkan bahwa laba kotor merupakan selisih antara

pendapatan bersih dengan harga pokok penjualan.

d.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba Kotor

Laba kotor dipengaruhi oleh factor-faktor yang menentukan besarnya laba

kotor, yaitu :

1)

Faktor penjualan, yang terdiri atas harga jual satuan dan kuantitas atau volume

penjualan. Kenaikan atau penurunan harga jual berpengaruh terhadap laba

kotor. Penyimpangan laba kotor dapat disebabkan perusahaan menujual

produk dengan harga jual lebih besar atau jauh lebih kecil daripada harga jual

yang direncanakan. Namun, jika harga jual ditentukan pemerintah, umumnya

tidak akan timbul selisih harga jual. Kenaikan atau penurunan volume

penjualan berpengaruh terhdap laba kotor. Penyimpangan laba kotor dapat

juga disebebkan perusahaan menjual poduk dengan volume penjualan lebih

besar atau jauh lebih kecil daripada volume penjualan yang direncanakan.

2)

Faktor harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan terdiri banyak unsur,

(34)

penjualan baik pada kenaikan maupun penurunan berpengaruh terhadap laba

kotor.

e.

Laporan Laba Rugi

Laba yang diperoleh perusahaan sebelum periode waktu tertentu

dinyatakan dalam laporan laba rugi. Menurut Harahap (2002:57), “Laporan laba

rugi melaporkan seluruh pendapatan dan biaya untuk mendapatkan laba (rugi)

perusahaan selama suatu periode tertentu. Untuk menyusun laporan ini, maka

perlu mengetahui mana yang termasuk pendapatan dan mana yang termasuk

biaya”.

Menurut Stice, et.al (2004:240) unsur-unsur yang membentuk laba terdiri

dari:

1)

Pendapatan (Revenue)

Pendapatan menunjukkan nilai penjualan total kepada pelanggan dalam suatu

periode dikurangi retur dan potongan penjualan atau diskon penjualan. Retur

dan potongan penjualan serta diskon penjualan harus dikurangkan dari

penjualan bruto untuk mendapatkan nilai penjualan bersih.

2)

Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)

(35)

3)

Beban Operasi (Operating Income)

Beban operasi dapat dilaporkan dalam dua bagian yaitu beban penjualan dan

beban administrasi dan umum. Untuk perusahaan manufaktur, beban yang

terkait dengan produksi dan fungsi administrasi harus dialokasikan secara

merata antara beban overhead dan beban operasi.

4)

Pendapatan dan Keuntungan Lain-lain (Other Revenues and Gains)

Bagian ini biasanya mencakup unsur yang berkaitan dengan aktivitas

sampingan perusahaan. Misalnya, sewa, bunga, dividen, keuntungan dari

penjualan aktiva.

5)

Beban dan Kerugian Lain-lain (Other Expenses and Losses)

Bagian ini mencakup unsur yang berkaitan dengan aktivitas sampingan

perusahaan, akan tetapi merupakan akibat dari penurunan bukan peningkatan

laba. Misalnya, beban dan kerugian dari penjualan aktiva.

6)

Pajak Penghasilan Atas Laba Operasi Berkelanjutan (Income Taxes on

Continuing Operations)

Beban pajak penghasilan atas laba adalah jumlah dari semua pajak atas laba

dari seluruh transaksi yang dilakukan oleh perusahaan selama satu tahun.

4.

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor

(36)

Biaya produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam rangka

penciptaan produknya. Biaya ini akan membentuk harga pokok penjualan setelah

diperhitungkan jumlah persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.

Kemudian harga pokok penjualan ini akan menjadi pengurang bagi penjualan

sehingga diperoleh laba kotor.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa biaya produksi merupakan salah satu unsur

yang membentuk laba kotor. Adanya hubungan dan pengaruh biaya produksi

terhadap laba kotor memberikan pengertian bahwa perubahan pada biaya produksi

juga mengakibatkan perubahan pada laba kotornya, karena biaya produksi

mengurangi pendapatan perusahaan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa biaya

produksi berpengaruh negative terhdap laba kotor. Dimana jika biaya produksi naik,

sedangkan unsur lainnya tetap, maka laba kotor cenderung turun.

Dengan demikian, kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba kotor,

salah satunya ditentukan oleh strategi-strategi yang diterapkan perusahaan berkaitan

dengan efisiensi biaya terutama biaya produksi.

B.

Tinjauan Penelitian Terdahulu

(37)

A. Nama Peneliti Akhirudin

Judul Penelitian Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba pada CV. Intech Manufaktur Bandung

Tahun Penelitian 2007

Variabel Penelitian Variabel independen : Biaya Produksi Variabel dependen : Laba

Metode Analisis Data Persamaan regresi linier sederhana

Hasil Penelitian Bahwa efisiensi biaya produksi berpengaruh signifikan terhadap laba pada CV. Intech Manufaktur Bandung.

B. Nama Peneliti Yeni Jamianti

Judul Penelitian Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Kotor pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Jawa Barat

Tahun Penelitian 2005

Variabel Penelitian Variabel independen : Biaya Produksi Variabel dependen : Laba Kotor Metode Analisis Data Persamaan regresi linier sederhana

Hasil Penelitian Bahwa biaya produksi berpengaruh lemah terhadap laba kotor pada PDAM Tirtanadi.

C. Nama Peneliti Surya Wulandani

Judul Penelitian Pengaruh Biaya Produksi dan Penjualan Air Bersih Terhadap Laba Kotor pada PDAM Tirtanadi

Tahun Penelitian 2006

Variabel Penelitian Variabel independen : Biaya Produksi dan Penjualan Variabel dependen : Laba Kotor

Teknik Analisis Daata Persamaan regresi linier berganda, Uji statistic t dan Uji F

(38)

C.

Kerangka Konseptual dan Hipotesis

1.

Kerangka Konseptual

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya diatas bahwa laba kotor merupakan

hasil pengurangan dari pendapatan dengan harga pokok penjualan. Oleh karena itu

harga pokok penjualan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi laba kotor,

dimana semakin tinggi harga pokok penjualan maka akan laba kotor akan semakin

kecil. Didalam harga pokok penjualan terkandung biaya produksi. Biaya produksi

terdiri dari tiga unsur yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung,

dan biaya overhead pabrik. Oleh karena itulah maka biaya produksi juga ikut

mempengaruhi laba kotor.

(39)
[image:39.595.124.497.152.304.2]

Gambar 1.1

Kerangka Konseptual

Sumber : Penulis, 2009

2.

Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara terhadap suatu masalah

yang dihadapi, yang masih akan diuji kebenarannya lebih lanjut melalui analisis data

yang relevan dengan masalah yang terjadi.

Berdasarkan penjelasan dari kerangka konseptual tersebut, maka yang

menjadi hipotesis penelitian ini adalah:

Ha : Biaya produksi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap laba

kotor pada PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan.

Ho : Biaya produksi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap laba

kotor pada PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan.

Biaya Bahan Baku Langsung (X1) 

Laba

 

(Y)

 

 

Biaya Tenaga Kerja Langsung (X2) 

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui dan membuktikan hubungan antara dua variable atau lebih atau

bagaimana variable yang satu mempengaruhi variable yang lain. Penelitian ini

bertujuan untuk membuktikan pengaruh biaya produksi terhadap laba perusahaan

dengan didasarkan pada teori-teori yang mendukung sebagai landasan teoritis dalam

menganalisis data yang diperoleh di lapangan

C.

Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:72) mengemukakan bahwa “Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

dibuat kesimpulan”. Adapun populasi penelitian ini adalah biaya produksi dan laba

selama 36 bulan, yaitu mulai dari bulan Januari 2006 sampai bulan Desember 2008.

(41)

D.

Jenis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang

diukur dalam suatu skala numeric (Kuncoro, 2003:124) dan merupakan data

sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dari objek

penelitian (Hadi, 2006:41). Data yang digunakan adalah data keuangan berupa

laporan laba rugi dan daftar biaya produksi yang diperoleh langsung dari PT. Gold

Coin Indonesia Cabang Medan.

E.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari :

1.

Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data melalui tanya jawab dengan

bagian akuntansi perusahaan.

2.

Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap

dokumen perusahaan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, dalam

hal ini daftar biaya produksi, dan laporan laba rugi perusahaan.

F.

Identifikasi Variabel

(42)

1.

Variabel Independen (X)

Menurut Sugiyono (2007:3) “Variabel independen adalah variabel yang

menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen “. Variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya produksi..

2.

Variabel Dependen (Y)

Menurut Sugiyono (2007:3) “Variabel dependen adalah variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel

dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba kotor.

G.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Jogiyanto (2004:62) “Definisi operasional adalah menjelaskan

karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang

menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan didalam riset”. Untuk

mengoperasikan variabel dalam penelitian ini, berikut dijelaskan definisinya beserta

pengukuran variabelnya :

1)

Biaya Produksi (Variabel Independen)

(43)

2)

Laba Kotor (Variabel Dependen)

Secara umum, laba kotor dikatakan sebagai kelebihan penjualan bersih

terhadap harga pokok penjualan. Menurut Wild, et.al (2005:120) “Laba kotor

merupakan pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”.

[image:43.595.120.519.300.451.2]

Berikut disajikan pengukuran dari variabel penelitian :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator

Skala

Pengukuran

Variabel Independen (X)

Biaya Produksi

Biaya Produksi = BBBL + BTKL

+ BOP

Rasio

Variabel Dependen (Y)

Laba Kotor

Laba Kotor = Pendapatan – HPP

Rasio

G.

Metode Analisis Data

(44)

1)

Uji Asumsi Klasik

a.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variable

pengganggu (residual) memiliki distribusi normal (Ghozali 2005:110). Melalui uji

ini diharapkan diperoleh kepastian dipenuhinya syarat normalitas yang akan

menjamin dapat dipertanggungjawabkan langkah-langkah statistic sehingga

kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Untuk melakukan uji ini,

didasarkan pada model yang diuji dan pedoman pengambillan keputusannya

didasarkan pada :

-

Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05, distribusi data normal

-

Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05, distribusi tidak

normal.

b.

Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan

korelasi antara variabel bebas. Jika terjadi korelasi berarti terjadi multikolinieritas.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara varibael

bebasnya. Untuk melihat ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi

dapat dilihat dari nilai tolerance

dan

Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai

VIF < 10 dan Tolerance > 0.10 maka tidak terjadi multikolinieritas, dan

sebaliknya Ghozali (2005:91).

(45)

Ghozali (2005:95) mengatakan bahwa “uji ini bertujuan untuk melihat apakah

dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan penggangu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)”. Model regresi yang

baik adalah bebas dari autokorelasi.

d.

Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2005:105) menyatakan ”uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas”. Cara yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya

heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai

prediksi variable dependen dengan nilai residualnya.

2)

Koefisien Determinasi (R

square

)

(46)
[image:46.595.129.493.204.345.2]

Tabel 3.2

Koefisien Korelasi

Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat lemah

0.20 – 0.399 Lemah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.000 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono

Nilainya terletak antara -1 < r < 1, maka interprestasinya :

-

Bila = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara variable x dan variable y sangat

lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali.

-

Bila = 1 atau mendekati 1, maka hubungan antara variable x1 dan x2 dengan

variable (y) sangat kuat dan dinyatakan positif.

-

Bila = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara variable x1 dan x2 dengan

variable dependen (y) kuat dan dinyatakan negative

3)

Pengujian Hipotesis

Penelitian ini dianalisis dengan model regresi berganda untuk melihat

seberapa besar pengaruh biaya produksi terhadap laba kotor, dengan model

persamaan sebagai berikut :

(47)

Dimana :

Y

=

Laba

Kotor

(LK)

α

= Konstanta dari persamaan regresi (harga Y bila X = 0 )

ß

1

,

ß

2,

ß

3

= Koefisien regresi dari variabel X

1,

X

2,

X

3

X

1

= Biaya Bahan Baku Langsung (BBBL)

X

2

= Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)

X

3

= Biaya Overhead Pabrik (BOP)

e =

Tingkat

kesalahan

pengganggu

a.

Uji t-statistik

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk membuktikan apakah

masing–masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variable dependen

dengan menganggap variable independent lainnya konstan. Uji ini dilakukan

dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai berikut :

-

Jika - t table < t-hitung

˂

t table, maka Ho diterima

-

Jika t-hitung < - t table, atau t hitung > t tabel, maka Ha diterima

Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya, jika nilai signifikansi < 0,05

maka Ha diterima.

Hipotesis Penelitian :BBBL, BTKL dan BOP berpengaruh secara parsial terhadap

laba kotor.

(48)

-

Ho : b

1,

b

2,

b

3

=

0, artinya BBBL, BTKL, BOP secara parsial tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap LK.

-

Ha :

b

1,

b

2,

b

3

0, artinya BBBL, BTKL, BOP secara parsial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap LK.

b.

Uji F

Uji F statistic digunakan untuk menilai keberartian pengaruh dari seluruh

variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F

dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel independen

yaitu biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik terhadap laba kotor. Uji ini dilakukan dengan ketentuan :

-

Jika F hitung < F table, maka Ho diterima

-

Jika F hitung > F table, maka Ha dterima

Pada tingkat kepercayaan 95%.

Selain itu dapat pula dilihat dari nilai signifikansinya, jika nilai signifikansi <

0,05, maka Ha diterima.

Hipotesis Penelitian : BBBL, BTKL dan BOP secara simultan berpengaruh

terhadap laba kotor.

Hipotesis Statistik :

-

Ho : b

1,

b

2,

b

3

=

0, artinya BBBL, BTKL, BOP secara simultan tidak

(49)

-

Ha :

b

1,

b

2,

b

3

0, artinya BBBL, BTKL, BOP secara simultan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap laba kotor.

H.

Jadwal dan Lokasi Penelitian

[image:49.595.104.518.372.597.2]

Penelitian ini dimulai pada bulan Juli 2009 sampai dengan selesai. Objek

penelitian adalah PT. Gold Coin Indonesia yang berlokasi di Jl. Pulau Bali No.2 KIM

II, Mabar, Medan. Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian

Mei

Jun Jul

Agus

Sept

Pengajuan Judul

Penyelesaian Proposal

Bimbingan Proposal

Seminar Proposal

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

(50)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A.

Data Penelitian

1.

Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Gold Coin Indonesia merupakan salah satu anggota dari Gold Coin Group

yang merupakan pelopor pabrik pakan ternak di Asia Tenggara dengan merk dagang

Gold Coin sejak tahun 1953. PT. Gold Coin Indonesia juga bergerak di bidang pakan

unggas, babi, dan tepung ikan. Pada saat ini pabrik dan kantor pemasaran Gold Coin

Group terbesar di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, China,

Philipina, Srilanka, India dan Laos.

Gold Coin Group memiliki teknologi mutakhir yang didukung oleh tenaga

kerja ahli yang berpengalaman dalam memproduksi pakan ayam pedaging, petelur,

pembibit, ikan , babi, yang berkualitas tinggi dan stabil. Disamping itu Gold Coin

Group senantiasa didukung oleh tenaga teknis yang mempunyai pengalaman yang

tinggi di lapangan. Tenaga teknis tersebut membantu peternak secara professional

dalam hal teori dan praktek.

Setiap pabrik Gold Coin Group didukung dengan sarana dan peralatan

laboratorium dan sumber daya manusia yang berpengalaman dalam menghasilkan

pakan ternak yang bermutu.

(51)

didirikan di Bekasi pada tahun 1977. Melihat semakin luasnya permintaan konsumen

di Indonesia, maka didirikan juga di Surabaya dan Medan.

Pada awalnya PT. Gold Coin Indonesia memiliki nama PT. Subur Rifa Gold

Coin, namun pada tahun 1979 saat keluarnya peraturan mengenai Penanaman Modal

Asing (PMA), maka PT. Subur Rifa Gold Coin berubah nama menjadi PT. Gold Coin

Indonesia Medan, berlangsung pada tahun 1787.

PT. Gold Coin Indonesia terletak di Jl. Pulau Bali No.2 Kawasan Industri

Medan (KIM) II Mabar, Kotamadya Medan. Perusahaan ini terdiri dari pabrik dan

kantor administrasi yang berdiri di atas tanah 24.150,00 m², sampai saat ini

perusahaan terus mengembangkan produksi pemasarannya baik dalam kawasan kota

Medan maupun Daerah Tingkat II di Sumatera Utara, bahkan di luar pulau Sumatera.

Saat ini jumlah tenaga kerja yang ada di perusahaan ini adalah sekitar 112 orang.

2.

Struktur Organisasi Perusahaan dan Pembagian Tugas

(52)

Struktur organisasi yang baik dalam perusahaan belum dapat memberi

jaminan tentang loyalitas setiap individu unutk melakukan tugas dan tanggung jawab

sebagaimana yang telah digariskan. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai

tujuan dengan baik banyak dipengaruhi oleh mengerti tidaknya seseorang atau

individu yang tergabung dalam organisasi unutk memahami fungsi dan tugasnya

didalam organisasi tersebut. Dengan demikian, struktur organisasi yang baik

bukanlah menjadi tujuan utama perusahaan, namun lebih sebagai alat yang

dipergunakan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Struktur organisasi PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan adalah berbentuk

fungsional dan staff. Struktur organisasi tersebut terdiri atas beberapa divisi yang

membawahi beberapa departemen. Departemen tersebut juga terbagi atas beberapa

seksi. Masing-masing divisi, departermen, dan seksi-seksi memiliki tugas dan

tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan fungsi masing-masing unit dalam

organisasi tersebut.

Adapun tujuan pembagian tugas yang dilakukan di PT. Gold Coin Indonesia

adalah :

1.

Mempermudah dalam melaksanakan pekerjaan

2.

Menghindari adanya tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas

3.

Menghemat waktu dalam melaksanakan tugas

4.

Meningkatkan keahlian dan kreatifitas pegawai

(53)

Adapun tugas dari masing-masing fungsi dalam struktur organisasi adalah sebagai

berikut :

1)

Branch Manager

Branch Manager merupakan pimpinan yang tertinggi dalam perusahaan yang

mempunyai kekuasaan dan tanggung jawab yang tertinggi dalam perusahaan,

yang mempunyai tanggung jawab kedalam dan keluar perusahaan, dan memegang

wewenang dalam memutuskan setiap kebijaksanaan perusahaan, serta

bertanggung jawab atas aktivitas perusahaan. Maju mundurnya perushaan

tergantung pada system kepemimpinan yang dijalankannya.

Tugas-tugas Branch Manager antara lain adalah :

a.

Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan operasional perusahaan

b.

Mengawasi jalannya produksi

c.

Mengawasi penjualan produksi

2)

Secretary

Tugas-tugas secretary diantaranya adalah :

a.

Menerima surat-surat maupun fax yang masuk dan membuat laporannya

b.

Menerima panggilan telepon untuk branch manager sebelum memberikannya

kepada branch manager dan menyusun janji untuk branch manager secara

selektif.

c.

Menerima data aktifitas dari para perusahaan dan juga dari SBM, MBM,

Corn.

(54)

e.

Membuat laporan bulanan branch manager

f.

Membuat laporan OFSM.

3)

Purchasing Executive

Tugas-tugas purchasing executive anatara lain :

a.

Merencanakan system pengadaan dan persediaan bahan

b.

Mempersiapkan permintaan kebutuhan bahan, menetapkan harga standar

bahan

c.

Memperbaharui perjanjian

4)

Mill Controller

Mill controller bertugas memeriksa dan mengawasi setiap tindakan yang

dilakukan oleh branch manager maupun para manager yang ada dalam

perusahaan. Mill controller berfungsi sebagai staff ahli yang berwenang untuk

memberikan saran-saran bagi perkembangan atau kemajuan perusahaan, selain itu

Mill controller juga memiliki tugas menyusun anggaran, dan memeriksa

penggunaan biaya.

5)

Quality Control / Chemist

Tugas-tugas quality control adalah :

(55)

b.

Melakukan analisa produk jadi berdasarkan sample dari tiap-tiap produk yang

diproduksi yang diambil oleh bagian QAO unutk diperiksa jenis kandungan

produk tersebut.

c.

Melaporkan hasil pemerikasaan kepada bagian QAO dan Branch Manager

6)

Quality Assurance Officer (QAO)

Tugas-tugas Quality Assurance Officer adalah :

a.

Memastikan pemakaian bahan baku dengan baik, baik kualitas fisik maupun

nutrisi yang tercantum pada formula.

b.

Mencatat umur persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi dan jika ada

kelainan kualitas fisik atau persediaan lama segera diinformasikan ke bagian

laboratorium unutk mengambil sample dan melakukan analisa ulang.

c.

Turut mengawasi operasional pabrik yaitu bagian dumping bahan baku,

pemakaian feedaditive, memastikan saringan dengan benar, mengawasi

bagian sacking yaitu kualitas fisik, kualitas jahitan dan jumlah berat.

d.

Memastikan bahan pakan yang akan keluar dalam keadan baik, kualitas sesuai

dengan spec masing-masing, baik truk dipastikan kering dan bersih sebelum

dimuat pakan dan tertutup tenda jika hujan.

7)

Sales Manager

Tugas-tugas Sales Manager adalah :

a.

Melakukan penjualan dan memprediksi penjualan

b.

Membagi daerah pemasaran

(56)

d.

Merencanakan program penyuluhan mengenai peternakan unutk

meningkatkan produksi ternak petani.

8)

Kassa

Tugas-tugas Kassa adalah :

a.

Menerima pembayaran penjualan tunai maupun kredit

b.

Menyetorkan uang /cek/giro ke bank

c.

Melakukan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran dalam buku harian

kas.

9)

Factory Manager

Tugas-tugas factory manager antara lain :

a.

Bertanggung jawab terhadap jumlah, jenis, dan mutu produksi

b.

Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan pabrik

c.

Berkoordinasi dengan setiap supervisor proses produksi

d.

Memberikan jumlah dan jenis pakan yang diproduksi setiap hari kepada

branch manager dan sales manager.

e.

Mengawasi kebersihan areal pabrik

10)

Administration

Tugas-tugas administration antara lain adalah :

a.

Menerima laporan dari supervisor stock setiap hari yang dibuat dalam daftar

nomor, harga kontrak per akomoditas dan per supplier.

(57)

c.

Pembayaran voucher pada kasir dan membuat nomor control, nomor daftar,

nomor kontrak bahan baku, bahan kimia, bahan kemasan.

d.

Membuat rencana produksi untuk mengetahui rancangan jam dan hari lembur

dan bahan baku.

11)

Sales Administration

Tugas-tugas sales administration antara lain adalah :

a.

Memeriksa pembayaran atas produk dari tim penjualan

b.

Membuat laporan aktivitas dari pelanggan

c.

Memasukkan data faktur penerimaan terakhir pada program computer setelah

memeriksa jumlah penerimaan terakhir

d.

Memasukkan data penerimaan faktur dari penjualan lain

12)

Do Clerk

Tugas-tugas dari Do Clerk adalah :

a.

Menerima pesanan dari pelanggan dan meneruskan ke bagian produksi

b.

Melakukan koordinasi dengan bagian produksi khususnya bagian delivery

unutk mengetahui posisi persediaan barang jadi

c.

Mencatat jumlah barang yang keluar, termasuk jenis, harga, dan pelanggan

yang membeli

13)

Production Supervisor

Tugas-tugas dari Production Supervisor :

a.

Mengkoordinir pembagian tugas bawahannya

(58)

c.

Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu

d.

Bertanggung jawab kepada factory manager

e.

Mengadakan pemeriksaan, penelitian, analisa, serta evaluasi pekerjaan

bawahannya

14)

Dumping Operator

Tugas-tugas Dumping Operator antara lain adalah :

a.

Bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan bahan baku yang

digunakan pada proses produksi melalui koordinasi dengan control room

b.

Mencatat jumlah bahan baku yang telah dumping

c.

Bertanggung jawab terhadap kebersihan areal kerja

d.

Bertanggung jawab terhadap penggulungan hand gonny bag

e.

Bertanggung jawab terhadap factory manager

15)

Maintenance Supervisor

Tugas-tugas Maintenance Supervisor antara lain adalah :

a.

Mengadakan pemeriksaan, penelitian, analisa, serta evaluasi pekerjaan

bawahannya

b.

Mengkoordinir pembagian tugas bawahannya melakukan perencanaan

pekerjaan dan waktu

c.

Bertanggung jawab terhadap factory manager

16)

Stock Supervisor

Tugas-tugas dari Stock Supervisor adalah :

(59)

b.

Menyusun dan membuat laporan penerimaan dan pemakaian bahan baku

c.

Menyusun dan membuat laporan pengeluaran dari hasil produksi

d.

Mengadakan pemeriksaan bahan baku dan hasil produksi di laboratorium

e.

Bertanggung jawab kepada factory manager

17)

Store Keeper

Tugas-tugas dari Store Keeper adalah :

a.

Bertanggung jawab atas perawatan dan pengawasan bagian yag termasuk

dalam golongan umum

b.

Mengatur waktu untuk jadwal pemeriksaan, servis, baik yang dilakukan

maintenance maupun penjual jasa

c.

Penyediaan spare part

d.

Memberikan arahan/cara kerja yang baik dalam mengoperasikan forklift

kepada operator froklif

e.

Membuat laporan kepada atasan, pemakaian solar, air, spare part

f.

Menyampaikan saran / usulan kepada atasan guna mencapai hasil yang lebih

baik.

g.

Menjaga kebersihan bagian yang menjadi tanggung jawabnya

18)

Sacking of Supervisor

Tugas-tugas dari Sacking of Supervisor antara lain :

(60)

Produk jadi yang diproduksi sesuai dengan plastic bag nya serta feed

ticketnya

Berat produk jadi disetiap bag

Percepatan produksi sesuai dengan kapasitas mesin

Kebersihan areal kerja

Sampel produk jadi

b.

Koordinasi dengan bagian control room tentang :

Ration yang diproduksi dan yang akan di sacking

Ration yang di sacking dari line berapa

Masalah partical size

c.

Koordinasi dengan bagian maintenance tentang :

Gangguan pada system di sacking off seperti bag lamp dan limit switch

Gangguan pada escalator, conveyor, dan sewing machine

19)

Operator Forklift

Tugas-tugas dari Operator Forklift antara lain adalah :

a.

Bertanggung jawab akan pengoperasian forklift yang digunakan

b.

Merawat forklift memeriksa sebelum dan sesudah dioperasikan, kebersihan

dan pelumasan

c.

Memberikan laporan kepada atasan, akan kondisi dan kelainan forklift serta

pemakaian solar

(61)

20)

Control Room Man

Tugas-tugas dari Control Room Man adalah :

a.

Melaksanakan produksi sesuai dengan formula yang ditetapkan dan

berdasarkan rencana produksi yang dibuat oleh bagian delivery yang telah

diketahui oleh production manager

b.

Menentukan intake dumping dan bahan baku apa saja yang harus di dumping

supervisor

3.

Proses Produksi

Proses produksi merupakan cara, metode, teknik bagaimana penambahan atau

penciptaan faedah baru suatu barang dengan menggunakan sumber seperti bahan

baku, tenaga mesin, dan sebagainya. PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan

termasuk industry padat modal karena menggunakan alat-alat berteknologi canggih.

Proses produksi pada PT. Gold Coin Indonesia Cabang Medan adalah sebagai

berikut:

a.

Penuangan (Intake section)

Penuangan merupakan proses pengolahan pakan ternak. Bahan baku yang akan

dimasukkan, dituang melalui intake

yang selanjutnya dibawa melalui chain

convenyor dan bucket elevator ke bin bahan baku. Sebelum bahan baku masuk

kedalam bin penyimpanan, bahan baku melalui magnet yang akan memisahkan

logam-logam yang terbawa bahan baku.

(62)

Sebelum bahan baku masuk ke proses penggilingan, bahan baku akan melalui

bin

hoper yaitu bin antrian yang akan memisahkan bahan baku yang

diinginkan untuk pertama kali diproduksi. Setelah itu bahan baku akan masuk

kedalam vibrator untuk memisahkan bahan baku kasar dan bahan baku halus.

Bahan baku kasar akan melalui proses penggilingan terlebih dahulu sebelum

masuk kedalam mesin mixer,

sedangkan bahan baku halus tidak melalui

penggilingan dan langsung menuju kedalam mesin mixer. Bahan yang masuk

akan melalui proses pemukulan dengan kecepatan tinggi sehingga bahan baku

akan terpukul dan terlempar ke arah saringan / pengayakan yang dipasang

sepanjang sisi mesin penggilingan.

c.

Pencampuran (Mixer)

Bahan baku hasil dari penggilingan ini masuk kedalam proses pencampuran

untuk dicampu hingga rata. Hasil campuran mesin mixer berupa mess (tepung)

yang kemudian dibawa ke bin finish product, jika produk yang dinginkan

dalam bentuk mess. Untuk produk berbentuk pellet (crumble) bahan campuran

tadi akan melalui proses pelletizing

sedangkan untuk produk crumble

akan

melalui proses pelletizing dan crumble.

d.

Pembutiran (Peletizing)

(63)

mesin

press

yang terdiri dari ring die press yang mempunyai lubang-lubang

dengan ukuran tertentu.

Hasil dari mesin pellet ini akan dibawa ke bin finish product, jika produk yang

diinginkan dalam bentuk pellet. Namun jika produk yang diinginkan dalam

bentuk

crumble, maka hasil dari mesin pellet ini akan dibawa ke mesin

crumble.

e.

Proses Crumble

Proses ini terjadi suatu pemotongan pellet menjadi lebih kecil/pendek

ukurannya sesuai dengan yang diinginkan. Sesudah proses crumble

selesai,

bahan diayak. Hasil pengayakan dibawa ke bin produk jadi untuk proses

packing.

f.

Pengepakan (Packing)

(64)

4.

Biaya Produksi

Sama halnya dengan perusahaan lain, biaya produksi yang dikeluarkan oleh

perusahaan ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik. Biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh perusahaan biasanya

adalah untuk pembelian bahan baku baik yang diimpor maupun lokal. Terdapat

berbagai jenis produk yang dihasilkan, dan beberapa diantaranya yang paling unggul

adalah : Layer Feed, Broiler Feed, Breeder Feed, Concentrate Feed, Duck Feed,

Quail Feed dan Fish Feed.

Bahan baku utama yang digunakan untuk setiap produk hampir sama, yaitu

jagung, dedak, padi, dan tepung. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung pada

perusahaan meliputi gaji karyawan pabrik dan upah lembur. Biaya overhead pabrik

terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik,

biaya pemeliharaan dan biaya-biaya pabrikasi lain.

(65)
[image:65.595.108.556.1

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Biaya Produksi dan Daftar Laba
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah variabel independen berpengaruh signifikan positif terhadap laba kotor secara simultan, tetapi secara parsial biaya produksi tidak berpengaruh

memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik baik yang

memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik,

Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi ( biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,

Analisis penelitian ini berfokus pada penerapan penggunaan biaya produksi yaitu, biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang telah dilakukan dan efisiensi

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan factory overhead cost berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi secara simultan, pada regresi linear berganda diperoleh Fhitung

Sedangkan untuk pengeluaran biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut: Penggunaan biaya bahan baku tahun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial biaya bahan baku berpengaruh signifikan terhadap laba, biaya tenaga kerja langsung tidak berpengaruh signifikan terhadap laba, biaya