• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efisiensi Pemasaran Bunga Potong Krisan (Studi Kasus: Desa Raya, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Efisiensi Pemasaran Bunga Potong Krisan (Studi Kasus: Desa Raya, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo)"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

NURKHOLIDA SARI 020304017/AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

SKRIPSI

Oleh

NURKHOLIDA SARI 020304017/AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Disetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec) (Ir.Luhut Sihombing, MP)

Ketua Anggota

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

RINGKASAN

Nurkholida Sari (020304017), dengan judul skripsi Analisisi Efisiensi Pemasaran Bunga Potong Krisan , dengan studi kasus Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec sebagai ketua komisi pembimbing dan Ir. Luhut Sihombing, MP sebagai anggota komisi pembimbing.

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dan pengambilan sample petani dengan metode simpel random sampling, serta sample pedagang dengan metodesnow-ball sampling. Hasil penelitian yang diperoleh adalah:

1. Jenis saluran pemasaran bunga krisan di daerah penelitian ada 5 saluran pemasaran.

- Saluran pemasaran I : produsen, pedagang pengecer, dan konsumen - Saluran pemasaran II : produsen, pedagang toko bunga, dan konsumen - Saluran pemasran III : produsen ,pedagang besar, pedagang pengecer, dan

konsumen

- Saluran pemasaran IV: produsen, pedagang besar, dan konsumen

- Saluran pemasaran V : produsen, pedagang besar, pedagang toko bunga, dan konsumen.

2. Fungsi-fungsi pemasarn yang dilakukan oleh pedagang perantara adalah sama yaitu melakukan sebanyak 9 fungsi pemasaran.

3. Biaya pemasaran untuk masing-masing pedagang perantara berbeda-beda. Biaya pemasaran pedagang besar sebesar Rp 828,8 biaya pemasaran pedagang pengecer sebesar Rp 1.181,04 dan biaya pemasaran pedagang toko bunga sebesar Rp 4.832,65. Besarnya nilai distribusi marjin pemasaran, bagian yang diterima petani (farmer share), bagian marjin pemasaran (share marjin) dan efisiensi pemasaran. Bagian yang diterima petani yang paling besar adalah pada saluran pemasaran I sebesar 67,39%, bagian marjin pemasaran yang paling besar terdapat pada saluran pemasaran V sebesar 52,86%. Efisiensi saluran pemasaran yang paling efisien berdasarkan nilai efisiensi pemasaran adalah saluran pemasaran IV sebesar 5,25%.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sontang pada tanggal 23 Oktober 1983 dari Ayah Idham Kholid Daulay dan Ibu Linda Sari Lubis. Penulis merupakan putri pertama dari empat bersaudara.

Tahun 2002 penulis lulus MAN Lubuk Sikaping dan pada tahun 2002 lulus masuk USU melalui jalur Panduan Minat dan Prestasi (PMP). Penulis memilih Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Analisis Efisiensi Pemasaran Bunga Potong Krisan , dengan studi kasus Kecamatan Brastagi kabupaten karo.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec, Bapak Ir. Luhut sihombing, MP dan Ibu Nelvariani Hanafi, Sp, Msi selaku dosen pembimbing yang telah banyak memeberikan saran. Disamping itu penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Budiman Ketaren, kepala Desa Raya dan seluruh petani dan pedagang yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

Secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ibunda Linda Sari Lubis dan Ayahanda Idham Kholid daulay serta kepada adinda Ramadhona, Ikhsan dan Surya serta seluruh keluarga atas dukungan moril maupun materil, motivasi, nasehat, doa serta perhatiannya.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, September 2008

(6)

DAFTAR ISI 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 kegunaan Penelitian ... 6

11.TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka... 7

2.2 Landasan teori ... 8

2.3 Kerangka Pemikiran... 11

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 15

3.2 Metode Pengambilan Sampel... 16

3.3 Metode Pengumpulan data... 17

3.4 Metode Analisis Data... 18

3.5 Defenisi Dan Batasan Operasional... 22

IV.DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 24

4.2 Karakteristik Sample... 28

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Saluran Pemasaran ... 34

5.2 Fungsi-Fungsi Pemasaran ... 38

5.3 Analisis Biaya-Biaya Pemasaran, sebaran harga (price spread) dan bagaian marjin pemasaran(share margin)... 40

(7)

5.5 Elastisitas Transmisi Harga... 57 5.5 Masalah Dan Upaya Dalam Pemasaran Bunga Krisan... 59 VI. KESIMPULAN DAN SARAN

(8)

DAFTAR TABEL

N0 Judul Hal

Tabel1. Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Bunga Krisan Provinsi Sumatera

Utara Tahun 2006... 2

Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Bunga Krisan Kabupaten Karo Tahun 2007 (triwulan I-IV)... 15

Tabel 3. Jumlah petani Bunga Krisan Berdasarkan Luas Lahan di Desa Raya ... 16

Tabel 4. Sampel Lembaga Pemasaran Bunga Krisan ... 17

Tabel 5. Spesifikasi Pengumpulan Data ... 18

Tabel 6. Penggunaan Lahan Desa Raya Tahun 2006... 24

Tabel 7. Jumlah Penduduk Desa Raya Tahun 2006... 25

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Raya Tahun 2006... 25

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Raya Tahun 2006... 26

Tabel 10. Sarana dan Prasarana di Desa Raya Tahun 2006... 26

Tabel 11. Sarana Ibadah Menurut Agama di Desa Raya Tahun 2006... 27

Tabel 12. Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa Raya Tahun 2006 27 Tabel 13. Karakterisrik Sample Produsen Bunga Krisan di Daerah Penelitian Tahun 2008 ... 28

Tabel 14. Karateristik Sample Pedagang Besar Bunga Krisan Tahun 2008.... 29

(9)

Tabel 16. Karateristik Sample Pedagang Pengecer Bunga Krisan Tahun 2008 32 Tabel 17. Jenis Pedagang dan Domisili Daerah Operasioanal Bunga Krisan di

Daerah Penelitaian Tahun 2008 ... 34 Tabel18 Fungsi-Fungsi Pemasaran yang Dilakukan Oleh Produsen dan Pedagang

Perantara Bunga Krisan di Daerah Penelitian Tahun 2008... 38 Tabel 19. Biaya Pemasaran dan profit margin Pemasaran Bunga Krisan pada

Saluran Pemasaran I di Daerah Penelitian Tahun 2008... 40 Tabel 20. Biaya Bemasaran dan profit margin Pemasaran Bunga Krisan pada

Saluran Pemasaran II di Daerah Penelitian Tahun 2008... 41 Tabel 21. Biaya Pemasaran dan profit margin Pemasaran Bunga Krisan Pada

Saluran Pemasaran III di Daerah Penelitian Tahun 2008 ... 43 Tabel 22. Biaya Pemasaran dan profit margin Pemasaran Bunga Krisan pada

Saluran Pemasaran IV di Daerah Penelitian Tahun 2008 ... 44 Tabel 23. Biaya Pemasaran dan profit margin Pemasaran Bunga Krisan pada

Saluran Pemasaran V di Daerah Penelitian Tahun 2008 ... 45 Tabel 24. Total Biaya Pemasarn dan Keuntungan Pemasaran Bunga Krisan pada

Saluran Pemasaran I, II, III, IV, dan V. ... 46 Tabel 25. Sebaran Harga (price spread), Share Produsen, Share Biaya dan Share

Profit Saluran Pemasaran I Bunga Krisan di Daerah Penelitian Tahun 2008... 47 Tabel 26. Sebaran Harga (price spread), Share Produsen, Share Biaya dan Share

(10)

Tabel 27. Sebaran Harga (price spread), Share Produsen, Share Biaya dan Share Profit Saluran Pemasaran III Bunga Krisan di Daerah Penelitian Tahun 2008... 50 Tabel 28. Sebaran Harga (price spread), Share Produsen, Share Biaya dan Share

Profit Saluran Pemasaran IV Bunga Krisan di Daerah Penelitian Tahun 2008... 51 Tabel 29. Sebaran Harga (price spread), Share Produsen, Share Biaya dan Share

Profit Saluran Pemasaran V Bunga Krisan di Daerah Penelitian Tahun 2008... 52 Tabel 30. Bagian yang Diterima Petani (farmer share) dan Bagian Marjin

Pemasaran(share margin)Pada Saluran Pemasaran Bunga Krisan. 53 Tabel 31. Besar Biaya Nilai Produk yang Dipasarkan Masing-Masing Pedagang

Perantara Bunga Krisan di Daerah Penelitian Tahun 2008... 56 Tabel 32. Koefisien Elastisitas Transmisi Harga Pemasaran Bunga Krisan di

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Gambar 2. Skema Saluran Pemasaran Bunga Krisan Secara Keseluruhan di Daerah Penelitian

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

Lampiran 1. Karakteristik Petani Responden

Lampiran 2. Produksi Bunga Krisan Petani Responden Lampiran 3. Karakteristik Pedagang Besar

Lampiran 4. Karakteristik Pedagang Toko Bunga(florist) Lampiran 5. Karakteristik Pedagang pengecer

Lampiran 6. Analisis Biaya Pemasaran Pedagang Besar

Lampiran 7. Analisis Biaya Pemasaran Pedagang Toko Bunga (florist) Lampiran 8. Analisis Biaya Pemasaran Pedagang Pengecer

Lampiran 9. Fungsi Pemasaran yang Dilakukan Oleh Produsen dan Pedagang Perantara

9.a Produsen 9.b Pedagang Besar 9.c Pedagang Pengecer

(13)

RINGKASAN

Nurkholida Sari (020304017), dengan judul skripsi Analisisi Efisiensi Pemasaran Bunga Potong Krisan , dengan studi kasus Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec sebagai ketua komisi pembimbing dan Ir. Luhut Sihombing, MP sebagai anggota komisi pembimbing.

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dan pengambilan sample petani dengan metode simpel random sampling, serta sample pedagang dengan metodesnow-ball sampling. Hasil penelitian yang diperoleh adalah:

1. Jenis saluran pemasaran bunga krisan di daerah penelitian ada 5 saluran pemasaran.

- Saluran pemasaran I : produsen, pedagang pengecer, dan konsumen - Saluran pemasaran II : produsen, pedagang toko bunga, dan konsumen - Saluran pemasran III : produsen ,pedagang besar, pedagang pengecer, dan

konsumen

- Saluran pemasaran IV: produsen, pedagang besar, dan konsumen

- Saluran pemasaran V : produsen, pedagang besar, pedagang toko bunga, dan konsumen.

2. Fungsi-fungsi pemasarn yang dilakukan oleh pedagang perantara adalah sama yaitu melakukan sebanyak 9 fungsi pemasaran.

3. Biaya pemasaran untuk masing-masing pedagang perantara berbeda-beda. Biaya pemasaran pedagang besar sebesar Rp 828,8 biaya pemasaran pedagang pengecer sebesar Rp 1.181,04 dan biaya pemasaran pedagang toko bunga sebesar Rp 4.832,65. Besarnya nilai distribusi marjin pemasaran, bagian yang diterima petani (farmer share), bagian marjin pemasaran (share marjin) dan efisiensi pemasaran. Bagian yang diterima petani yang paling besar adalah pada saluran pemasaran I sebesar 67,39%, bagian marjin pemasaran yang paling besar terdapat pada saluran pemasaran V sebesar 52,86%. Efisiensi saluran pemasaran yang paling efisien berdasarkan nilai efisiensi pemasaran adalah saluran pemasaran IV sebesar 5,25%.

(14)

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bisnis bunga di Indonesia mempunyai dampak positif yaitu dapat memperluas lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan para petani, kenyamanan lingkungan, bahkan merupakan sumber devisa negara. Manusia menyenangi bunga karena bentuknya yang menarik, warna yang indah atau keharuman aromanya, karena keindahan inilah bunga menjadi salah satu alat untuk menghias dan sebagai media untuk mengungkapkan perasaan.

Tanaman hias merupakan tanaman yang memiliki nilai estetika (keindahan) yang tinggi dan karakteristik tertentu. Tanaman hias sudah menjadi gaya hidup bagi orang-orang yang memiliki selera seni dan kekaguman yang tinggi terhadap nilai keindahan yang dimilikinya. Tanaman hias digunakan sebagai pelengkap hiasan ruangan maupun pekarangan. Tanaman hias memiliki nilai ekonomis sehingga tanaman ini menjadi salah satu bisnis yang banyak dijalankan (Rukmana,1995).

(15)

Komoditas hortikultura karena sifatnya perishabel sering mengakibatkan terjadinya fluktuasi harga di pasar, oleh karena itu untuk menguranginya diperlukan informasi pasar diantaranya, terdiri dari informasi harga, suplay dan demand . Beberapa komoditas bunga potong yang menjadi andalan saat ini antara lain : mawar, krisan, angrek, gladiol, lili, sedap malam, dan antharium (Anonimous, 2006).

Berikut disajikan data luas panen, produksi, dan produktivitas bunga krisan di Sumatera Utara.

Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Bunga Krisan Propinsi Sumatera Utara, Tahun 2006.

No Kabupaten/ Kota

2006 Luas Panen

(m2) Produksi (Tgk) Produktifitas(Tgk/ m2)

1. Medan 279 1.886 6,76

2. Langkat 10 47 4,70

3. Deli Serdang 111 400 3,60

4. Simalungun 50 65 1,30

5. Karo 104.150 1.052.250 10,10

6. Asahan 202 717 3,55

7. Labuhan Batu 7 61 8,71

8. Tapanuli Utara 310 2.650 8,55

9. Pematang Siantar 40 1.000 25,00

10. Binjai 4 15 3,75

11. Serge 80 200 25,00

Jumlah 105.243 1.061.091 10,08

Sumber: Dinas Pertanian Tingkat I Propinsi Sumatera Utara 2008

Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi bunga krisan Tahun 2006 yang tertinggi adalah Kabupaten Karo yaitu sebesar1.052.250tangkai dengan luas panen

104.150 m2 dan jumlah produktivitas adalah sebesar 10,10 tangkai/m2. Hal ini didukung oleh iklim dan kondisi lahan yang sesuai untuk petumbuhan bunga krisan. Jumlah produksi terendah adalah Kabupaten Binjai sebesar 15 tangkai

(16)

sedangkan luas panen adalah sebesar 4 m2 dan jumlah produktivitas sebesar 3,75 tangkai/m2.

Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran produk-produk pertanian sangat beragam tergantung dari jenis yang di pasarkan. Ada komoditi yang melibatkan banyak lembaga pemasaran dan ada pula yang melibatkan hanya sedikit lembaga pemasaran.

Suatu lembaga pemasaran mungkin menjalankan lebih dari satu fungsi pemasaran, oleh sebab itu perlu ditelaah lembaga pemasaran dari bentuk usahanya. Meningkatkan efisiensi pemasaran semaksimal mungkin lembaga-lembaga pemasaran melakukan koordinasi pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran, yaitu dalam bentuk integrasi horizontal dan integrasi vertikal (Sudiyono, 2004).

Pemasaran produk pertanian umumnya merupakan masalah besar bagi petani disamping karena daya tahan produk sangat pendek yang memerlukan perlakuan-perlakuan seperti pengangkutan, penyimpanan, penyortiran, dan lain-lain yang harus dilakukan oleh para perantara pemasaran agar produk tetap segar dan berkualitas baik sampai ketangan konsumen. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan margin pemasaran dengan alasan untuk menanggulangi besarnya biaya-biaya pemasaran.

(17)

Kurangnya informasi pasar bagi petani di pedesaan merupakan masalah pemasaran yang perlu dibenahi untuk dapat meningkatkan semangat petani bunga krisan dalam membudidayakan komoditasnya.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Berapa jenis saluran pemasaran bunga potong di daerah penelitian ?

2. Fungsi-fungsi pemasaran apa saja yang dilakukan oleh setiap lembaga pemasaran bunga potong di daerah penelitian?

3. Berapa besar biaya pemasaran, sebaran harga (price spread), dan bagian yang diterima masing-masing lembaga (share margin)?

4. Bagaimana tingkat efesiensi tataniaga bunga potong pada masing-masing saluran pemasaran?

5. Bagaimana elastisitas transmisi harga pada pemasaran bunga potong di daerah penelitian?

(18)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut yaitu untuk :

1. Mengetahui saluran pemasaran bunga potong yang ada di daerah penelitian.

2. Mengetahui Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh setiap lembaga pemasaran bunga potong di daerah penelitian .

3. Mengetahui besarnya biaya pemasaran, sebaran harga (price spread), dan bagian yang diterima masing-masing lembaga (share margin) pada saluran pemasaran bunga potong di daerah penelitian .

4. Mengetahui tingkat efesiensi tataniaga bunga potong pada masing-masing saluran pemasaran di daerah penelitian.

5. Mengetahui elastisitas transmisi harga pada pemasaran bunga potong di daerah penelitian

(19)

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yaitu sebagai:

1. Bahan informasi bagi petani bunga potong dalam memasarkan hasil bunga potong agar lebih efisien sehingga mendapatkan keuntungan yang maksimum.

2. Bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi setiap orang yang terlibat dalam pemasaran bunga potong untuk perbaikan dan peningkatan proses pemasaran bunga potong.

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Bunga krisan dengan nama latin Chrysanthemum sp berasal dari dataran Cina. Bunga potong ini cukup populer dan menduduki urutan tertinggi diantara bunga potong non angrek karena disamping mempunyai bentuk mahkota dan warna yang bagus (Widyawan dan Prahastuti, 1994).

Krisan merupakan salah satu jenis bunga potong penting di dunia pada perdagangan tanaman hias dunia, bunga krisan merupakan salah satu bunga yang banyak diminati oleh beberapa negara seperti: Jepang, Singapura, Hongkong, serta Eropa seperti Jerman, Prancis, dan Inggris (Anonimous, 2006c).

Bunga krisan mempunyai peluang pasar yang sangat luas. Pasar potensial yang diharapkan adalah pasar-pasar yang ada di kota-kota besar, seperti: Jakarta, Bandung, Malang, dan Denpasar. Permintaan untuk bahan dekorasi, restoran, kantor, hotel, maupun rumah tempat tinggal. Perilaku masyarakat di kota-kota besar dalam menyambut hari-hari spesial seperti: lebaran, natal, dan tahun baru membuat permintaan terhadap bunga krisan makin meningkat (Anonimous, 2006b).

Penjualan di pasar domestik setiap tahun mencapai 50 juta tangkai. Potensi pasar yang cerah menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan komoditas tersebut (Anonimous, 2006b).

(21)

2.2 Landasan Teori

Pemasaran pertanian adalah proses aliran komoditi yang disertai hak milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat, dan guna bentuk yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi-fungsi pemasaran (Sudiyono, 2004).

Saluran pemasaran/tataniaga yaitu kelompok semua perusahaan dan individu-individu yang bekerjasama untuk memproduksi, mendistribusikan, dan mengkonsumsi barang atau jasa yang diproduksi oleh produsen tertentu. Perantara pemasaran merupakan lembaga yang memberikan kemudahan pendistribusian komoditi ke pasaran terakhir. Peranan lembaga inilah yang pada umumnya menentukan bentuk dari saluran tataniaga (Winardi, 1989).

Jalur pemasaran hasil pertanian adalah saluran yang digunakan petani produsen untuk menyalurkan hasil pertanian dari produsen sampai kekonsumen. Lembaga-lambaga yang ikut aktif dalam saluran ini adalah petani produsen, pedagang pengumpul, pedagang besar, pengecer, dan konsumen. Setiap lembaga tataniaga ini melakukan fungsi-fungsi tataniaga seperti: membeli dari petani (produsen) menjual kepada pedagang berikutnya, mengangkat, mensortir, menyimpan, dan lain-lain (Rahardi dan, 1993).

(22)

Aliran produk pertanian dari produsen sampai kepada konsumen akhir disertai peningkatan nilai guna komoditi-komoditi pertanian tersebut. Peningkatan nilai guna ini terwujud hanya apabila terdapat lembaga-lembaga pemasaran yang melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran atas komoditi pertanian tersebut.

(Sudiyono, 2004).

Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran (pedagang) dalam menyalurkan hasil pertanian dari produsen ke konsumen. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses bisa lebih dari satu. Produsen yang langsung bertindak sebagi penjual produknya maka biaya pemasaran bisa dieliminasi. Besarnya biaya pemasaran berbeda satu sama lainnya, tergantung pada macam komoditas yang dipasarkan lokasi atau daerah produsen dan macam serta peranan lembaga tataniaga (Daniel, 2002).

Biaya pemasaran suatu produk biasanya diukur secara kasar dengan margin dan spread. Margin adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan perbedaan harga yang dibayar kepada penjual pertama dan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir. Sedangkan price spread untuk menyatakan perbedaan dua tingkat harga dan menunjukkan jumlah uang yang diperlukan untuk menutupi biaya barang-barang di dua tingkat pasar (Hanafiah, 1986).

Informasi pasar sangat penting mempertemukan potensial penawaran dan permintaan. Informasi pasar selain mencantumkan harga komoditi per satuan, sebaiknya juga menginformasikan mengenai persedian, kualitas komoditi di tingkat pasar pada tempat dan waktu tertentu (Sudiyono, 2004).

(23)

lembaga niaga yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut. Makin panjang tataniaga (semakin banyak lembaga yang terlibat) maka semakin besar margin tataniaga (Daniel, 2002).

Beberapa masalah pemasaran/tataniaga komoditi pertanian yang banyak ditemukan di negara-negara sedang berkembang pada umumnya dan Indonesia pada khususnya antara lain sebagai berikut :

1. Tidak tersedianya komoditi pertanian dalam jumlah yang kontiniu.

2. Harga komoditi yang sering berfluktuasi secara tajam dan bukan saja berpengaruh terhadap kestabilan pendapatan produsen dan tingkat

konsumsi masyarakat, akan tetapi juga akan memperbesar resiko pemasaram. 3. Tidak efisiensinya para pelaku pasar dalam melakukn kegiatan.

4. Tidak memadainya fasilitas misalnya sistem transportasi, gudang, tempat komoditi pertanian di pasarkan dan lain-lain.

5. Lokasi produsen dan konsumen yang terpencar juga merupakan masalah karena menyulitkan dalam penyampaian barang dari produsen ke konsumen. 6. Kurang lengkapnya informasi pasar.

7. Kurang pengetahuan terhadap pemasaran. 8. Kurangnya modal.

(24)

Secara teoritis dapat dikatakan bahwa semakin pendek rantai tataniga suatu barang hasil pertanian maka :

1. Biaya tataniaga semakin rendah 2. Margin tataniaga juga semakin rendah

3. Harga yang harus dibayarkan konsumen semakin rendah 4. Harga yang diterima produsen semakin tinggi

(Daniel, 2002).

Pada umumnya suatu sistem tataniaga untuk sebagian produk pertanian dapat dikatakan sudah efisien bila share margin petani diatas 50% (Gultom, 1996).

Sistem pemasaran dianggap efisien apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya yang semurah-murahnya.

2. Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir pada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang tersebut (Soekartawi (b), 2002).

2.3 Kerangka Pemikiran

(25)

penelitian antara lain: pedagang besar, pedagang toko bunga (florist), dan pedagang pengecer.

Aliran bunga krisan disalurkan melalui pedagang perantara agar sampai ke konsumen. Ada yang dari produsen ke pedagang pengecer (saluran 1), ada yang melalui pedagang toko bunga/florist (saluran II), dan ada melalui pedagang besar ke konsumen (saluran IV). Aliran bunga ini tidak selamanya melalui satu perantara tetapi ada juga melalui dua perantara yaitu dari produsen ke pedagang besar kemudian ke pedagang toko bunga (saluran III), dari pedagang besar kemudian ke pedagang pengecer (saluran V).

Masing-masing lembaga pemasaran ini melakukan fungsi-fungsi pemasaran. Pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran ini menimbulkan biaya pemasaran. Besar kecilnya biaya pemasaran dipengaruhi oleh fungsi pemasaran yang dilakukan. Setiap lembaga pemasaran yang terkait dalam saluran pemasaran melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang berbeda-beda sesuai dengan keperluan dan kemampuan yang dimilikinya, sehingga terjadi perbedaan harga disepanjang saluran pemasaran. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran di daerah penelitian adalah pembelian, penjualan, transportasi, packing, sorting, penyimpanan, pembiayaan, marketing lost, dan informasi pasar.

(26)

Setiap lembaga pemasaran yang terlibat akan mengambil keuntungan (profit) sebagai balas jasa yang mereka lakukan. Besarnya biaya dan keuntungan yang diambil oleh setiap lembaga pemasaran ini akan mempengaruhi harga jual yang harus ditanggung konsumen. Adanya biaya menyebabkan perbedaan harga di tingkat produsen dengan harga di tingkat konsumen. Selisih antara harga di tingkat produsen dengan harga di tingkat konsumen disebut marjin pemasaran. Berdasarkan biaya dan keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran bunga krisan dapat ditentukan tingkat efisiensi pemasaran.

(27)

Gambar I. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

= Pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran = Saluran pemasaran

=Pengaruh

P. Toko Bunga (florist)

Biaya Pemasaran +

Keuntungan

Tingkat Efisiensi Pedagang Besar

Konsumen

(28)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu Desa Raya Kecamatan Brastagi Kabupaten Karo. Bunga krisan dibudidayakan di dua kecamatan dari 13 kecamataan yang ada di Kabupaten Karo, yaitu Kecamatan Brastagi dan Tiga Panah. Kecamatan Brastagi dipilih sebagai daerah penelitian karena daerah ini berpotensi untuk produksi bunga krisan

Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bunga Krisan Kabupaten Karo 2007 (Triwulan I IV).

Triwulan Luas Tanam

(m2) Luas Panen(m2) ( Tangkai)Produksi Produktifitas(Tangkai/m2)

I 2.500 2.000 14.850 7,43

II 200.000 2.000 1.500 0,75

III 300.000 17.700 125.000 7,06

IV 200.000 200.000 3.000.000 15

Total 702.500 221.700 3.141.350 30,24

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Karo 2008.

(29)

3.2. Metode Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini dibagi atas dua jenis yaitu sampel dari petani (produsen) dan sampel dari pedagang perantara yang terdiri dari, pedagang besar, pedagang toko bunga (florist), dan pedagang pengecer.

Populasi adalah petani yang menanam bunga krisan yang berada di Desa Raya, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo. Jumlah populasi ini 85 KK dengan luas lahan mulai dari 0,05-0,52 Ha. Pengambilan sampel petani ini dilakukan dengan metodeSimpel Random Sampling,dengan mendata langsung pada sampel yang akan diteliti. Pembagian sampel berdasarkan luas lahan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Jumlah Petani Bunga Krisan Berdasarkan Luas Lahan di Desa Raya.

No. Luas Lahan (Ha) Sampel

1. 0,05-0,20 19

2. 0,21-0,36 5

3. 0,37-0,52 6

Jumlah 30

Sumber: Pra Survei 2007

Tabel 3 menunjukkan jumlah sampel yang memiliki luas lahan 0,05-0,20 Ha merupakan yang terbanyak yaitu 19 KK dari total sampel bunga keseluruhan, sedangkan jumlah sampel yang terendah berada pada 0,21-0,36 Ha berjumlah 5 KK.

(30)

dengan survey menelusuri komoditas mulai dari produsen sampai ke konsumen akhir (Lubis, 2002).

Tabel 4. Sampel Lembaga Pemasaran Bunga Krisan

Lembaga Pemasaran Sampel

Pedagang Besar

Pedagang Toko Bunga (florist) Pedagang Pengecer

5 3 5

Total 13

Sumber: Survey, 2008.

Jumlah sampel pedagang perantara yang diambil dalam pemasaran bunga krisan adalah 13 sampel dimana jumlah sampel sebanyak jumlah populasinya, yang terdiri dari 5 sampel pedagang besar, 3 sampel untuk florist, dan 5 sampel untuk pedagang pengecer.

3.3. Metode Pengumpulan Data

(31)

Tabel 5. Spesifikasi Pengumpulan Data

Jenis Data Sumber Metode Alat Pengambilan

Data

Identitas Produsen Petani Wawancara Kuesioner

Identitas Pedagang

Besar Pedagang Besar Wawancara Kuesioner

Identitas Pedagang

Pengecer Pedagang Pengecer Wawancara Kuesioner

Bentuk Saluran

Data yang diperoleh dari lapangan terlebih dahulu ditabulasi dan selanjutnya dianalisis data tersebut.

Identifikasi masalah yang ke 1, 2, dan 6, meliputi: saluran pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran, dan masalah-masalah serta upaya-upaya yang dilakukan dalam pemasaran, yaitu dianalisis secara analisis deskriptif berdasarkan survey di daerah penelitian.

(32)

Menghitung Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya pemasaran selama menjalankan fungsi-fungsi pemasaran oleh masing-masing lembaga pemasaran

Menghitung Sebaran Harga (Price Spread)

Price Spread adalah perbedaan harga dari barang yang sama yang berada pada dua pedagang perantara yang berbeda atau perbedaan harga yang diterima oleh produsen dengan harga yang di bayarkan oleh konsumen terakhir. Sebaran harga dapat dihitung dengan rumus:

Atau atau

Keterangan:

Mji= Margin pada lembaga pemasaran tingkat ke-i Psi = Harga jual pada lembaga pemasaran tingkat ke-i Pbi = Harga beli lembaga pemasaran tingkat ke-i Bti= Biaya pemasaran tingkat ke-i

I = Keuntungan pemasaran tingkat ke-i (Anonimous, 2005)

Menghitung Bagian yang diterima masing-masing Lembaga (Share Margin)

Share Margin merupakan rasio antara harga eceran dengan harga jual petani yang dinyatakan dalam persen, dapat dihitung dengan rumus:

Mji= Psi- Pbi

(33)

Sm = 100% Pk

Pp

Keterangan:

Sm= Share margin dihitung dalam persen (%) Pp= Harga yang diterima produsen atau pedagang Pk= Harga yang dibayar oleh konsumen akhir

Identifikasi masalah yang ke 4, yaitu efesiensi pemasaran. Diuji secara analisis deskriftif, dengan bantuan rumus efisiensi pemasaran. Rumus untuk menghitung efisiensi pemasaran adalah:

Ef = Biaya Pemasaran X100% Nilai Produk yang dipasarkan

Efisiensi pemasaran akan terjadi jika:

1. Menekan biaya pemasaran sehingga keuntungan dapat lebih tinggi

2. Persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi

3. Tersedia fasilitas fisik pemasaran 4. Adanya kompetisi pasar yang sehat

Saluran pemasaran akan semakin efisien jika nilai efisiensi pemasaran semakin kecil (Soekartawi, 2002).

(34)

Elastisitas tranmisi harga digunakan untuk menjelaskan perbandingan persentase perubahan harga di tingkat pengecer dengan persentase perubahan harga di tingkat petani produsen. Elastisitas transmisi harga dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:

Et = Elastisitas transmisi Pr = Harga di tingkat pengecer Pf = Harga di tingkat petani

dPr = Perubahan harga di tingkat pengecer dPf = Perubahan harga ditingkat petani

Koefisen b diperoleh dari uraian berikut:

Seandainya Marketing Margin (M) merupakan fungsi linier dari harga tingkat konsumen (Pk), maka secara matematik dapat ditulis:

Kriteria:

- Jika Et < maka perubahan harga 1% di tingkat pengecer akan mengakibatkan perubahan harga kurang dari 1% di tingkat petani.

- Jika Et = 1 maka perubahan harga sebesar 1% di tingkat pengecer akan mengakibatkan perubahan harga sebesar 1% di tingkat petani.

- Jika Et >1 maka perubahan harga sebesar 1% di tingkat pengecer akan mengakibatkan perubahan harga lebih besar dari 1% di tingkat petani.

(35)

3.5. Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Definisi

1. Pemasaran adalah kegiatan ekonomi yang mencakup kegiatan yang menggerakkan arus barang dan jasa dari pihak produsen kepihak konsumen. 2. Lembaga pemasaran adalah individu atau badan usaha yang menyelenggarakan

pemasaran, menyalurkannya dari produsen kekonsemen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya.

3. Fungsi pemasaran adalah aktivitas yang dilakukan oleh lembaga pemasaran dalam memasarkan barang dan jasa dari produsen sampai kepada konsumen akhir.

4. Marjin pemasaran adalah selisih antara harga beli konsumen dengan harga jual produsen.

5. Share marjin adalah bagian harga yang diterima oleh setiap lembaga pemasaran.

6. Efisiensi pemasaran adalah suatu keadaan dimana diperoleh pembagian yang adil dari seluruh harga yang dibayarkan konsumen akhir.

7. Price spread(sebaran harga) adalah kelompok harga beli dan harga jual, biaya pemasarn menurut fungsi pamasaran yang dilakukan dan margin keuntungan dari setiap lembaga pemasaran.

8. Elastisitas transmisi adalah perbandingan persentase perubahan harga di tingkat pengecer dengan perubahan harga di tingkat petani.

9. Biaya pemasaran adalah ongkos yang dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran.

(36)

11. Share biaya adalah bagian harga yang dibayarkan konsumen yang menjadi biaya pemasaran dalam persen.

12. Share profit adalah bagian dari harga yang dibayarkan oleh konsumen yang menjadi profit pemasaran dalam persen.

3.5.2. Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Desa Raya, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo. 2. Penelitian dilakukan bulan januari-februari 2008.

3. Produsen adalah petani yang menanam bunga krisan.

4. Pedagang besar adalah pedagang yang membeli bunga krisan dalam skala besar.

5. Pedagang toko bunga (florist) adalah orang atau pengusaha bunga dalam skala besar yang khususnya menjual bunga potong dan bahan untuk merangkai bunga.

(37)

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian Letak Dan Geografis

Penelitian dilakukan di Desa Raya, Kecamatan Brastagi, daerah ini dipilih karena memiliki potensi dan memberikan prospek yang baik di bidang pertanian termasuk bunga krisan. Luas wilayah desa Raya ini 500 Km2. Jumlah penduduk desa Raya sebanyak 4.167 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 833,40 jiwa/km.

Desa Raya berada pada ketinggian 1400 meter di atas permukaan laut bertofografi berbukit, udara sejuk dengan curah hujan rata-rata 1900 mm/tahun. Jarak kantor kelurahan kekantor kecamatan Brastagi sekitar 5 km dan jarak kantor kelurahan kekantor Kotamadya Karo sekitar 11 km.

Batas- Batas Desa Raya:

- Sebelah Utara Berbatasan dengan : Simpang Ujung Aji - Sebelah Selatan Berbatasan dengan : Sumbul

- Sebelah Barat Berbatasan dengan : Gurusinga - Sebelah Timur Berbatasan dengan : Aji Julu

Pola penggunaan lahan di desa Raya dapat dilihat pada table Berikut: Tabel 6. Penggunaan Lahan Desa Raya, Tahun 2006

No. Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Tanah Sawah -

-2 Tanah Kering 362 72,4

3 Bangunan Pekarangan 126 25,2

4 Lain-Lain 12 2,4

Total 5.00 100,00

(38)

Tabel 6 Luas areal penggunaan lahan seluruhnya di Desa Raya adalah 5.00 Ha, penggunaan lahan ini terdiri dari: luas areal lahan kering merupakan yang terbesar berkisar 362 Ha (72,4%) dari luas areal penggunaan lahan seluruhnya. Lahan kering ini di arahkan untuk pengembangan hortikultura seperti sayur-sayuran, buah-buahhan, dan tanaman hias. Lahan untuk bangunan pekarangan berkisar 126 Ha ( 25,2%) dan lahan untuk lain-lain 2 Ha (2,4%) dari luas daerah ini di manfaatkan seperti untuk jalur hijau.

KeadaanPenduduk

Jumlah penduduk di daerah penelitian dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Desa Raya, tahun 2006

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Laki-laki 2.002 48,04

2. Perempuan 2.165 51,96

Total 4.167 100,00

Sumber: Proyeksi Penduduk , 2008

Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan adalah yang terbanyak yaitu berkisar 2.165 jiwa (51,96%), sedangkan jumlah penduduk laki-laki berkisar 2.002 jiwa (48,04%) dari total penduduk.

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Raya,Tahun 2006.

(39)

Tabel 8 menunjukkan bahwa persentase terbesar penduduk berada pada kelompok umur >19 tahun yaitu berjumlah 2.417 jiwa (58,15%) dari jumlah penduduk keseluruhan. Persentase kelompok umur terkecil berada pada kisaran 13-19 tahun yang berjumlah 169 jiwa (4,05%) dari jumlah penduduk keseluruhan. Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa

Raya,Tahun 2006.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Belum Sekolah 1.018 57,74

2. Tidak Tamat SD 199 11,29

3. Tamat Sd 264 14,97

4. Tamat SLTP 146 8,28

5. Tamat SLTA 116 6,58

6. Perguruan Tinggi 20 11,34

Total 1.763 100,00

Sumber: Koordinasir statistik Kecamatan Brastagi, 2008

Tabel 9 menunjukkan bahwa persentase tingkat pendidikan yang dimiliki penduduk tertinggi adalah penduduk yang belum sekolah yaitu berjumlah 1.018 jiwa (57,74%), dan persentase tingkat pendidikan penduduk terendah adalah berpendidikan perguruan tinggi yaitu berjumlah 20 jiwa (11,34%) dari jumlah penduduk keseluruhan.

Tabel 10. Sarana dan Prasarana di Desa Raya,Tahun 2006.

No. Fasilitas Sarana dan Prasarana Jumlah Persentase(%)

1. Pendidikan -SD

-Posyandu 21 13,336,67

Total 15 100,00

(40)

Tabel 10 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana desa raya cukup memadai baik di bidang pendidikan, peribadatan, transportasi, dan di bidang kesehatan, yang dapat mempercepat laju perkembangan desa.

Tabel 11. Sarana Ibadah Menurut Agama di Desa Raya, Tahun 2006

No. Uraian Jumlah Persentase (%)

1. Masjid 2 25

Sumber: Koordinasi Statistik Kecamatan Brastagi Tahun 2008

Tabel 11 menunjukkan bahwa pembangunan sarana ibadah yang terbanyak adalah gereja berjumlah 4. Hal ini memperlihatkan bahwa penduduk desa mayoritas beragama Kristen. Jumlah masjid ada 2 dan mushalla juga 2.

Tabel 12. Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa Raya, Tahun 2006.

No. Uraian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Pertanian 1.786 89,39

2. Industri 63 3,15

3. PNS/ABRI 125 6,26

4. Lain-Lain 24 1,20

Total 1.998 100,00

Sumber: Koordinasi Statistik Kecamatan Brastagi, 2008

(41)

Karakteristik Sampel

Sampel dalam penelitian ini ada 2 sampel yaitu sampel dari petani (produsen) dan sampel pedagang perantara. Masing-masing sampel ini akan diketahui karakteristiknya,untuk petani antara lain: umur (tahun), pengalaman (tahun) , lama pendidikan (tahun), jumlah tanggungan (jiwa), luas lahan (Ha), dan produksi (ikat). Karakteristik pedagang perantara yaitu: umur (tahun), lama pendidikan (tahun), pengalaman usaha (tahun), dan volume penjualan (ikat). Petani (Produsen)

Produsen merupakan petani yang mengusahakan tanaman bunga krisan. Pada umumnya petani melakukan usaha ini bukan sebagai usaha utama, melainkan sebagai usaha sampingan.

Tabel 13. Karakteristik Sampel Produsen Bunga Krisan di Daerah Penalitian, Tahun 2008.

No Uraian Range Rataan

1. Umur (Tahun) 23-54 40,4

2. Pengalaman (Tahun) 1-10 4,8

3. LamaPendidikan (Tahun) 9-13 10,86

4. Jumlah Tanggungan (Orang) 0-6 3,33

5. Luas Lahan (Ha) 0,05-0,5 0,22

6. Produksi (Ikat) 30-2500 985,5

Sumber: Lampiran 1 dan 2

Tabel 12 dapat diketahui bahwa rata-rata umur petani bunga krisan di daerah penelitian berada pada kisaran 23-54 tahun, dengan rata-rata 40,4 tahun, sehingga petani masih potensial untuk menanam bunga krisan .

(42)

Pengalaman petani bunga krisan berada pada kisaran 1-10 tahun, dengan rata-rata 4,8 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani bunga potong sangat bervariasi.

Jumlah tanggungan petani bunga krisan di daerah penelitian berada pada kisaran 0-6 jiwa dengan rata-rata 3,33jiwa. Artinya bahwa petani sampel didaerah penelitian memiliki jumlah tanggungan yang relatif kecil.

Luas lahan bunga krisan di daerah penelitian berada pada kisaran 0,05-0,5 Ha dengaan rata-rata 0,22 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan yang diusahakan petani masih relatif sempit, sedangkan jumlah produksi yang dihasilkan oleh petani bunga krisan berada paada kisaran 30-2500 ikat,dengan rata-rata 584,5 ikat.

Pedagang Perantara Pedagang Besar

Pedagang besar yang menjadi sampel pada penelitian ini terdiri dari 5 orang, dengan daerah operasional di pasar Brastagi. Pedagang besar membeli bunga langsung ke petani. Tujuan penjualannya adalah ke pedagang pengecer di pasar Kabanjahe, ke toko bunga (florist) di pasar Pringgan,dan konsumen.

Tabel 14. Karakteristik Sampel Pedagang Besar Bunga krisanTahun 2008.

No Uraian Range Rataan

1. Umur (Tahun) 25-45 40,4

2. Lama Pendidikan (Tahun) 6-12 9,6

3. Pengalaman Usaha (Tahun) 2-25 15

4. Volume Penjualan (Ikat) 40-60 50

(43)

Tabel 14 menunjukkan karakteristik pedagang besar di daerah penelitian yang meliputi umur (tahun), lama pendidikan (tahun), pengalaman usaha (tahun), dan volume Penjualan (ikat).

Umur pedagang besar bunga krisan di daerah penelitian berada pada kisaran 25-45 tahun dengan rataa-raata 40,4 tahun artinya pedagang besar bunga krisan di daerah penelitian masih berada pada usia produktif.

Pendidikan pedagang besar bunga krisan di daerah penelitian berkisar 6-12 tahun dengaan rata-raata 9,6 tahun artinya pedagang besar sudah memiliki pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.

Pengalaman usaha pedagang besar bunga krisan di daerah penelitian berkisaar 2-25 tahun dengan rata 15 tahun , dengan volume penjualan rata-rata 50 ikat.

Toko Bunga (Florist)

Sampel pedagang toko bunga (Florist) dalam penelitian ini diambil berdasarkan metode penulusuran, yang daerah operasionalnya di pasar Pringgan. Pedagang toko bunga (Florist)membeli bunga langsung ke petani dan ke pedagang besar di pasar Brastagi. Volume pembelian pedagang toko bunga (Florist) tidak menetap tergantung banyak permintaan, biasanya meningkat pada hari-hari besar. Tabel 15. Karakteristik Sampel Pedagang Toko Bunga (Florist)

Bunga krisan Tahun 2008

No Uraian Range Rataan

1. Umur (Tahun) 30-51 43,67

2. Lama Pendidikan (Tahun) 0-12 12

3. Pengalaman Usaha (Tahun) 2-6 4,67

4. Volume Penjualan (Ikat) 40-90 66,67

(44)

Tabel 15 menunjukkan karakteristik pedagang besar di daerah penelitian yang meliputi umur (Tahun), lama pendidikan (Tahun), pengalaman usaha (Tahun), dan volume Penjualan (Ikat).

Umur pedagang toko bunga (florist) di daerah penelitian berada pada kisaran 30-51tahun yaitu rata-rata 43,67 tahun artinya pedagang toko bunga (florist) di dearah penelitian masih berada pada usia produktif.

Pendidikan pedagang toko bunga di daerah penelitian berada pada kisaran 0-12 tahun dengan rata-raata 12 tahun artinya pedagang toko bunga (florist) sudah memiliki pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas.

Lama usaha berjualan bunga potong di daerah penelitian berkisar pada 2-6 tahun dan rata-rata 4,67 tahun. Hal ini menandakan bahwa pedagang toko bunga (florist) cukup berpengalaman dalam usaha penjualan bunga krisan. Volume penjulan bunga potong berkisar pada 40-90 ikat denaan rata-rata 66,67 ikat.

Pedagang Pengecer

(45)

Tabel 16. Karakteristik Sampel Pedagang Pengecer Bunga Krisan Tahun 2008.

No Uraian Range Rataan

1. Umur (Tahun) 23-30 35,6

2. Lama Pendidikan (Tahun) 6-12 9,6

3. Pengalaman Usaha (Tahun) 1-10 4,3

4. Volume Penjualan (Ikat) 20-55 37

Sumber: Lampiran 4

Tabel 15 menunjukkan karakteristik pedagang besar di daerah penelitian yang meliputi umur (Tahun), lama pendidikan (Tahun), pengalaman usaha (Tahun), dan volume Penjualan (Ikat).

Umur pedagang pengecer di daerah penelitian berada pada kisaran yaitu 23-30 tahun dengan rata-rata 35,6 tahun artinya pedagang pengecer di daerah penelitian masih berada pada usia produktif.

Lama pendidikan pedagang pengecer bunga krisan di daerah penelitian berada pada kisaran 6-12 tahun,rata-rata yaitu 9,6 tahun artinya bahwa pedagang pengecer sudah memiliki pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.

(46)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran bunga krisan di daerah penelitian terdiri dari beberapa pedagang perantara yaitu pedagang besar, toko bunga (florist), dan pedagang pengecer. Lembaga pemasaran ini berperan untuk mendistribusikan bunga krisan hingga sampai ke konsumen akhir. Saluran pemasaran ini di peroleh dari informasi petani sampel ke pada siapa mereka menjualnya.

Petani yang menjadi sampel pada penelitian ini ada yang langsung menjual ke pedagang pengecer di pasar Kabanjahe kemudian dijual ke konsumen, dari petani, ke toko bunga (florist) di pasar Pringgan, dari petani ke pedagang besar yang ada di pasar Brastagi, dari petani ada juga menjual ke pedagang besar kemudian di jual ke pengecer, dan dari petani dijual kepadagang besar yang selanjutnya dijual ke toko bunga (florist).

Pedagang perantara yang terlibat dalam saluran pemasaran ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 17. Jenis Pedagang dan Domisili Daerah Operasional Bunga Krisan di Daerah Penelitian, 2008.

No Jenis Pedagang Domosili Daerah

Operasional Jumlah(orang)

1 Pedagang Besar Brastagi Pekan Brastagi 5

2 Toko Bunga

(florist) Medan Pajak Pringgan 3

3 PedagangPengecer Kabanjahe Pekan Kabanjahe 5

(47)

Sampel pedagang besar diambil 5 orang yang ada di Brastagi (pekan brastagi), untuk toko bunga (florist) sampel diambil di Pringgan sebanyak 3 orang, dan untuk pedagang pengecer sampel diambil sebanyak 5 orang yang ada di Kabanjahe (pekan Kabanjahe).

Saluran pemasaran bunga krisan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

250 ikat

II I 115 ikat

40 ikat

V 160 ikat

70 ikat III

IV 140 ikat

Gambar 2. Skema Saluran Pemasaran Bunga Krisan Secara Keseluruhan di Daerah Penelitian

Petani (Produsen)

Pedagang Besar (Pasar Brastagi)

Pedagang Pengecer (Pasar Kabanjahe)

Toko Bunga (Pasar Pringgan)

(48)

Terdapat 5 jenis saluran pemasaran bunga krisan di daerah penelitian yaitu:

1. Saluran Pemasaran 1 adalah Produsen, Pedagang Pengecer , dan Konsumen Saluran Pemasaran pertama ini, volume penjualan bunga krisan petani ke pedagang pengecer di Kabanjahe (pasar kabanjahe). Volume penjualan rata-rata petani ke pedagang pengecer adalah 115 ikat/minggu dengan harga jual rata-rata Rp 12.400/ikat. Pedagang pengecer membeli bunga potong langsung ke petani. Selain dari petani pedagang pengecer juga ada membeli dari pedagang besar di pasar brastagi dengan harga beli rata-rata Rp 15.000/ikat, selanjutnya pedagang pengecer menjual ke konsumen dengan harga jual rata-rata Rp 18.400/ikat.

2. Saluran Pemasaran II adalah Produsen, Toko Bunga (florist), dan Konsumen Saluran Pemasaran 2 dapat diketahui bahwa volume penjualan produsen bunga krisan ke toko bunga yang ada di pasar Pringgan rata-rata 160 ikat/minggu dengan harga jual rata-rata Rp 12.500/ikat. Toko bunga (florist) juga membeli dari pedagang besar di pasar Brastagi dengan harga rata-rata Rp 15.000/ikat. Selanjutnya dari pedagang toko bunga (florist) dijual ke konsumen dengan harga jual rata-rata Rp 22.333/ikat.

3. Saluran Pemasaran III Adalah Produsen, Pedagang Besar, Pedagang Pengecer, dan Konsumen.

(49)

pembelian pedagang pengecer dari pedagang besar rata-rata 70 ikat/minggu dengan harga jual rata-rata Rp 15.000/ikat, dan selanjutnya pedagang pengecer menjual ke konsumen dengan harga jual rata-rata Rp 18.400/ikat.

4. Saluran Pemasaran IV adalah Petani, Pedagang Besar, dan Konsumen

Saluran Pemasaran empat pedagang besar membeli bunga krisan langsung ke petani.Volume penjualan petani ke pedagang besar rata-rata 250 ikat/minggu dengan harga jual rata-rata Rp 10.000/ikat. Pedagang besar membelinya ke petani yang ada di desa raya tiap hari senin dan kamis. Bunga krisan yang akan dijual biasanya sudah di sortir oleh petani, bunga yang mahkotanya kecil biasanya dijual dengan setengah harga dari yang biasa. Pedagang besar kemudian menjualnya ke konsumen akhir dengan harga rata-rata Rp 17.000/ikat.

5. Saluran Pemasaran V adalah Petani, Pedagang Besar, Toko Bunga (Florist), dan Konsumen

Saluran Pemasaran lima ini, volume penjualan bunga krisan petani ke pedagang besar yang ada di pasar Brastagi rata-rata 250 ikat/minggu dengan harga jual rata-rata Rp 10.000/ikat. Pedagang besar kemudian ada menjualnya ke toko bunga (florist) di Pringgan (pasar pringgan). Volume Penjualan rata-rata pedagang besar ke toko bunga (florist) yaitu 40 ikat/minggu dengan harga jual rata-rata Rp 15.000/ikat. Pedagang toko bunga (florist) selanjutnya menjual ke konsumen dengan harga jual rat-rata Rp 22.333/ikat.

(50)

Fungsi-Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran penting diketahui dalam upaya memasarkan bunga potong, supaya bunga tersebut dapat diterima konsumen dalam keadaan segar. Fungsi pemasaran ini dipengaruhi oleh adanya biaya-biaya pemasaran, setiap lembaga pemasaran akan melakukan beberapa fungsi pemasaran.

Fungsi pemasaran yang ada di daerah penelitian yaitu: fungsi pembelian, fungsi penjualan, fungsi transportasi, fungsi pengepakan, fungsi sortasi, fungsi penyimpanan, fungsi pembiayaan, marketing lost (penyusutan), dan fungsi informasi pasar.

Banyaknya pedagang perantara yang berperan pada satu saluran pemasaran, maka dapat mempengaruhi besarnya biaya pemasaran yang harus dikeluarkan oleh pedagang tersebut.

Tabel 18. Fungsi-Fungsi Pemasaran yang dilakukan Oleh Produsen dan Pedagang Perantara Bunga Krisan di Daerah Penelitian, 2008.

No Fungsi

Pemasaran Produsen P. Besar Toko Bunga(Florist) P. Pengecer

1. Pembelian T Y Y Y

Keterangan: Y : Melakukan Fungsi Pemasaran T : Tidak Melakukan Fungsi Pemasaran

(51)

pembiayaan, marketing lost, dan informasi pasar. Fungsi pemasaran pengepakan yang dilakukan petani yaitu memilih bunga, memotong pangkal batang supaya panjangnya sama kemudian bunga di bungkus dengan koran lalu diikat.

Pedagang besar merupakan pedagang perantara yang berperan dalam memasarkan bunga krisan dari petani ke toko bunga (florist), kepedagang pengecer dan konsumen akhir. Fungsi pemasaran yang dilakukan pedagang besar ada 9 yaitu: fungsi pembelian, fungsi penjualan, fungsi transportasi, fungsi pengepakan, fungsi sortasi, fungsi penyimpanan, fungsi pembiayaan, fungsi marketing lost, dan fungsi informasi pasar. Fungsi penyimpanan yang dilakukan pedagang besar yaitu merendam ujung tangkai atau batang bunga dengan air.

Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh toko bunga (florist) yaitu : fungsi pembelian, fungsi penjualan, fungsi transportasi, fungsi pengepakan, fungsi sortasi, fungsi penyimpanan, fungsi pembiayaan, marketing lost, dan fungsi informasi pasar. Fungsi sortasi yang dilakukan adalah membuka bunga yang masih dalam ikatan untuk dipilih bunga yang masih segar dan bunga yang layu. Bunga yang telah layu biasanya banyak digunakan untuk bunga tabur.

Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang pengecer sama dengan apa yang telah dilakukan oleh pedagang toko bunga (florist). Berdasarkan penjelasan tersebut makaidentifikasi masah 2 terjawab.

Biaya Pemasaran yang di Keluarkan Oleh Setiap Pedagang Perantara

(52)

pemasaran bunga krisan perlu dianalisa untuk mengetahui apakah suatu saluran pemasaran tersebut sudah efisien.

Tabel 19. Biaya Pemasaran dan Profit Margin Pemasaran Bunga Krisan pada Saluran Pemasaran 1 di Daerah Penelitian,2008.

No Uraian Besar Biaya (Rp/ikat)

1. Petani

3. Harga Beli Konsumen akhir 18.400

Sumber: Lampiran 5 dan 8.

Tabel 19 dapat diketahui bahwa harga beli bunga krisan pedagang pengecer dari petani rata-rata Rp 12.400/ikat. Pedagang pengecer tidak hanya membeli bunga krisan dari petani tetapi juga ada dari pedagang besar, kemudian akan dijual kekonsumen dengan harga jual rata-rata Rp 18.400/ikat. Bunga krisan langsung dibeli pedagang pengecer ke petani.

Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh petani yaitu biaya pengepakan, dan biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer antara lain biaya pemasaran-transportasi Rp 54/ikat, Sewa Tempat 167/ikat , keamanan Rp 37,84 /ikat, kebersihan Rp 37,84/ ikat, retribusi Rp 37,84/ikat, ember Rp313/ ikat, gunting Rp

(53)

dan Marketing lost Rp 259,46/ikat, maka total biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer rata-rata Rp1.181,04/ikat.

Marjin pemasaran pedagang pengecer adalah sebesar Rp 6000 dan keuntungan sebesar Rp 4.818,96/ikat.

Tabel 20. Biaya Pemasaran dan Profit Margin Pemasaran Bunga Krisan pada Saluran Pemasaran II di Daerah Penelitian,2008.

No Uraian Besar Biaya (Rp/ikat)

1. Petani

Harga Jual 12.500

2. Pedagang Toko Bunga (florist)

Harga Jual 23.333

Biaya : 4.832,65

- Transportasi

- Tenaga Kerja 54,167406,25

- Sewa Tempat 1040

3. Harga Beli Konsumen 23.333

Harga Beli Konsumen Rp 43.333/rangkaian

dari 22 ikatan Bunga Krisan 476.663

Value added 16,667

Sumber: Lampiran4 dan7

(54)

dari petani rata-rata Rp 12.500/ikat kemudian dijual ke konsumen dengan harga jual rata-rata Rp 23.333/ikat.

Total biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh toko bunga (florist) rata-rata Rp 1750 /ikat, biaya ini terdiri dari biaya transportasi Rp 406,25/ikat, sewa tempat Rp 1040/ikat, tenaga kerja Rp 406,25/ikat, kebersihan Rp 18,75/ikat, ember Rp 333,34/ikat, gunting Rp 125/ikat, air Rp 191,67/ikat, koran Rp 46/ikat, tali plastik Rp 29,17/ikat, cemara Rp 191,67/ikat, rotan Rp 141,67/ikat, bogak Rp 183,36/ikat, pakis Rp 53,33/ikat, daun pinang Rp 45,41/ikat, sir gading Rp 50/ikat, marketing Lost Rp 227,03/ikat.

(55)

Tabel 21. Biaya Pemasaran dan Profit Margin Pemasaran Bunga Krisan pada Saluran Pemasaran III di Daerah Penelitian,2008.

No Uraian Besar Biaya (Rp/ikat)

1. Petani

Sumber: Lampiran 3,5,6, dan 8

(56)

pemasaranya adalah Rp 5000/ikat. Pedagang besar kemudian menjualnya kepedagang pengecer rata-rata Rp 15.000/ikat.

Biaya pedagang pengecer antara lain biaya pemasaran transportasi Rp 54/ikat, Sewa Tempat 167/ikat , keamanan Rp 37,84 /ikat, kebersihan Rp 37,84/ ikat, retribusi Rp 37,84/ikat, ember Rp 313/ ikat, gunting Rp 116,22/ikat , air Rp

89,73/ ikat, Koran Rp 45,41/ ikat, tali plastik Rp22,70/ ikat, dan Marketing lost Rp 259,46/ikat, maka total biaya pemasaran yang dikeluarkan lost Rp 1000/ikat, maka total biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer rata-rata Rp

1.181,04/ikat dan margin pemasaran pedagang pengecer adalah Rp 3.400/ikat, dan keuntungan pedagang pengecer sebesar Rp 2.218,96/ikat

Tabel 22. Biaya Pemasaran dan Profit Margin Pemasaran Bunga Krisan pada Saluran Pemasaran IV di Daerah Penelitian,2008.

No Uraian Besar Biaya (Rp/ikat)

1. Petani

3. Harga Beli Konsumen 15.800

Sumber: Lampiran 3 dan 6

(57)

Rp 15.800/ikat. Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang besar antara lain transportasi Rp 80/ikat, pajak Rp56/ikat, kebersihan Rp 28/ikat, ember Rp 272/ikat, gunting Rp 96/ ikat, Air Rp 61,6 / ikat, koran Rp 24/ikat, tali plastik Rp 11.2/ikat, dan marketing lost Rp 200/ikat. Total biaya yang dikeluarkan oleh pedagang besar rata-rata Rp 828,8/ikat, sedangkan margin pemasaranya adalah Rp 5.800/ikat.

Tabel 23. Biaya Pemasaran dan Profit Margin Pemasaran Bunga Krisan pada Saluran Pemasaran V di Daerah Penelitian,2008.

No Uraian Besar Biaya (Rp/ikat)

1. Petani

3. Pedagang Toko Bunga (florist)

Harga Jual 23.333

Biaya : 4.832,65

- Transportasi

- Tenaga Kerja 406,251,750

- Sewa Tempat 1040

3. Harga Beli Konsumen 23.333

Harga Beli Konsumen Rp 43.333/rangkaian dari 22

ikatan Bunga Krisan 476.663

Value added 16,667

(58)

Tabel 23 dapat diketahui bahwa petani menjual bunga potong ke pedagang besar rata-rata Rp 10.000/ikat. Biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang besar yaitu: biaya transportasi Rp 80/ikat, pajak Rp56/ikat, kebersihan Rp 28/ikat, ember Rp 272/ikat, gunting Rp 96/ ikat, Air Rp 61,6 / ikat, koran Rp 24/ikat, tali plastik Rp 11.2/ikat, dan marketing lost Rp 200/ikat.Total biaya yang dikeluarkan oleh pedagang besar rata-rata Rp1.628,8/ikat, sedangkan margin pemasaranya adalah Rp 8.333/ikat.

Pedagang besar kemudian menjualnya ke toko bunga (florist) dengan harga jual rata-rata Rp 15.000/ikat. Biaya pemasaran pedagang toko terdiri dari biaya transportasi Rp 406,25/ikat, sewa tempat Rp 1040/ikat, tenaga kerja Rp 406,25/ikat, kebersihan Rp 18,75/ikat, ember Rp 333,34/ikat, gunting Rp 125/ikat, air Rp 191,67/ikat, koran Rp 46/ikat, tali plastik Rp 29,17/ikat, cemara Rp 191,67/ikat, rotan Rp 141,67/ikat, bogak Rp 183,36/ikat, pakis Rp 53,33/ikat, daun pinang Rp 45,41/ikat, sir gading Rp 50/ikat, marketing Lost Rp 227,03/ikat. biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh toko bunga (florist) adalah Rp 6.879,38/ikat dan margin pemasarannya Rp 8.333/ikat.

Total biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran bunga krisan dapat dilihat pada tabel 22.

Tabel 24. Total biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran bunga krisan pada saluran pemasaran I, II, III, IV, dan V.

Saluran Pemasaran Pedagang Perantara Biaya

(Rp/ikat) Keuntungan(Rp/ikat)

I Pedagang Pengecer 1.181,04 4.818,96

II Pedagang Toko Bunga 4.832,65 6000,35

III -Pedagang Besar

-Pedagang Pengecer 1.181,04828,8 2.218,964.211,2

IV Pedagang Besar 828,8 4.971,2

V -Pedagang Besar

-Pedagang Toko Bunga 4.832,65828,8 3500,353.171,2

(59)

Tebel 24 menunjukkan bahwa besarnya biaya pemasaran untuk masing-masing pedagang perantara. Pedagang toko bunga adalah pedagang yang jumlah biaya pemasaran tertinggi yaitu sebesar Rp 4.832,65/ikat dan yang terendah pada pedagang besar yaitu Rp 828,8/ikat

Keuntungan untuk setiap pedagang perantara pada saluran pemasaran berbeda-beda. Keuntungan yang tertinggi terdapat pada pedagang toko bunga berkisar Rp 6000,35/ikat dan keuntungan yang terendah pada pedagang pengecer berkisar Rp 4.818,96/ikat maka, identifikasi masalah 4 terjawab.

Sebaran Harga (Price Spread), Share Produsen, Share Biaya dan Share Profit Pada Setiap Saluran Pemasaran Bunga Krisan.

Tabel 25. Sebaran Harga (Price Spread), Share Produsen, Share Biaya dan Share Profit Salura Pemasaran I Bunga Krisan di Daerah Penelitian Tahun 2008.

No Uraian Price Spread

(Rp/ikat) Share Margin(%)

1. Harga Jual Petani 12.400 67,39

2. Biaya Pedagang Pengecer 1.181,04 6,42

- Transportasi 54 0,29

- Sewa Tempat 167 0,910

- Keamanan 37,84 0,21

- Tali Plastik 22,70 0,12

- Marketing Lost 259,46 1,41

Keuntungan 4.818,96 26,19

Marjin Pemasaran 6000 32,61

3. Harga Jual P.Pengecer 18.400

(60)

Tabel 25 dapat diketahui bahwa price spread pada pemasaran bunga krisan terdapat harga jual bunga krisan produsen, biaya pemasaran pedagang pengecer, profit margin pedagang pengecer, dan harga jual pedagang pengecer.

Harga jual produsen ke pedagang pengecer rata-rata Rp 12.400/ikat dengan harga jual rata-rata Rp 18.400/ikat, sementara itu share produsen pada pemasaran bunga krisan yaitu 67,39%.

Biaya pemasaran pedagang pengecer dalam pemasaran bunga krisan di daerah penelitian Rp 1181,04/ikat dengan share biaya 6,42 % , dari keseluruhan biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer, biaya marketing lost merupakan biaya yang paling besar dikeluarkan oleh pedagang pengecer, dengan share biaya 1,41 %.

Profit margin pemasaran pedagang pengecer adalah Rp 4.818,96 /ikat, dengan share profit 26,19 %, dan harga jual pedagang pengecer sebesar Rp 18.400/ikat.

Tabel 26. Sebaran Harga (Price Spread), Share Produsen, Share Biaya dan Share Profit Saluran Pemasaran II Bunga Krisan di Daerah Penelitian Tahun 2008.

No Uraian Price Spread (Rp/Kg) Share Margin(%)

1. Harga Jual Petani 12.500 53,57

2. Biaya Pedagang Toko Bunga (florist) 4.832,65 20,71

- Transportasi

- Tenaga Kerja 406,251,750 1,747,5

- Sewa Tempat 1040 4,46

- Kebersihan 18,75 0,08

- Ember 333,34 1,43

- Gunting 125 0,54

- Air 191,67 0,82

- Koran 46 0,20

- Tali Plastik 29,17 0,13

- Cemara 191,67 0,82

- Rotan 141,67 0,61

- Bogak 183,36 0,79

- Pakis 53,33 0,23

- Daun Pinang 45,41 0,20

- Sir Gading 50 0,02

- Marketing Lost 227,03 0,97

Keuntungan 6000,35 25,72

Marjin Pemasaran 10.833 46,43

3. Harga Jual Pedagang Toko Bunga 23.333

(61)

Tabel 26 dapat diketahui bahwa price spread pada pemasaran bunga krisan terdapat harga jual bunga krisan produsen, biaya pemasaran pedagang toko bunga, profit margin pedagang toko bunga, dan harga jual pedagang toko bunga.

Harga jual produsen ke toko bunga rata-rata Rp 12.500/ikat, sementara itu share produsen pada pemasaran bunga krisan adalah 53,57%.

Biaya pemasaran pedagang toko bunga dalam pemasaran bunga krisan di daerah penelitian Rp 4.832,65/ikat dengan share biaya 20,71 %, dari keseluruhan biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang toko bunga, biaya sewa tempat merupakan biaya yang paling besar dikeluarkan oleh pedagang toko bunga, dengan share biaya 4,46%.

(62)

Tabel 27. Sebaran Harga (Price Spread), Share Produsen, Share Biaya dan Share Profit Saluran Pemasaran III Bunga Krisan di Daerah Penelitian Tahun 2008.

No Uraian Price Spread

(Rp/Kg) Share Margin(%)

1. Harga Jual Produsen 10.000

54,35

2. Biaya Pedagang Besar 828,8 4,50

- Transportasi 80 0,43

- Tali Plastik 11,21 0.06

- Marketing Lost 200 1,09

Keuntungan 4171,2 22,66

Marjin Pemasaran 5000 27,17

3. Harga Beli Pedagang Pengecer 15.000 81,52

Biaya Pedagang Pengecer 1.181,04 6,42

- Transportasi 54 0,29

- Sewa Tempat 167 0,910

- Keamanan 37,84 0,21

- Tali Plastik 22,70 0,12

- Marketing Lost 259,46 1,41

Keuntungan 2.218,96 11,57

Marjin Pemasaran 3.400 32,61

4. Harga Jual Pedagang Pengecer 18.400

-Sumber: Lampiran 3,5,6 dan 8

Tabel 27 dapat diketahui bahwa price spread pada pemasaran bunga krisan terdapat harga jual bunga krisan produsen, biaya pemasaran pedagang besar, profit margin pedagang besar, harga beli pedagang pengecer, biaya pemasaran pedagang pengecer, profit pedagang pengecer, dan harga jual pedagang pengecer.

(63)

Biaya pemasaran pedagang besar dalam pemasaran bunga krisan di daerah penelitian Rp 828,8 /ikat dengan share biaya 4,50%, dari keseluruhan biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang besar biaya upah tenaga kerja, merupakan biaya yang paling besar dikeluarkan oleh pedagangbesar, dengan share biaya 4,50%.

Profit margin pemasaran pedagang besar adalah Rp/ikat, dengan share profit %, dan harga jual pedagang besar Rp 18.400/ikat.

Total biaya pemasaran pedagang pengecer pada price spread Rp /ikat, sementara share biaya 3.400%. Pedagang pengecer memperoleh profit pemasaran Rp /ikat, dengan share profit adalah 11,57%.

Tabel 28. Sebaran Harga (Price Spread), Share Produsen, Share Biaya dan Share Profit Saluran Pemasaran IV Bunga Krisan di Daerah Penelitian Tahun 2008

No Uraian Price Spread

(Rp/Kg) Share Margin(%)

1. Harga Jual Petani 10.000 63,29

2. Biaya Pemasaran Pedagang Besar 828,8 5,24

- Transportasi 80 0,51

- Tali Plastik 11,21 0,07

- Marketing Lost 200 1,27

Keuntungan 4.971 31,46

Margin Pemasaran 5.800 36,71

3. Harga Jual Pedagang Besar 15.800

-Sumber: Lampiran 3 dan 6

(64)

Harga jual produsen ke toko bunga Rp 10.000/ikat, sementara itu share produsen pada pemasaran bunga krisan adalah 63,29%. Biaya pemasaran pedagang besar dalam pemasaran bunga krisan di daerah penelitian Rp 828,8 /ikat, dari seluruhan biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang toko bunga, biaya ember merupakan biaya yang paling besar dikeluarkan oleh pedagang besar, dengan share biaya 1,72%. Profit margin pemasaran pedagang besar adalah Rp 4.971/ikat dengan share profit 31,46%,dan harga jual pedagang besar Rp 15.800/ikat.

Tabel 29. Sebaran Harga (Price Spread), Share Produsen, Share Biaya dan Share Profit Saluran Pemasaran V Bunga Krisan di daerah Penelitian Tahun 2008.

No Uraian Price Spread (Rp/Kg) Share Margin(%)

1. Harga Jual Petani 10.000 42,86

2. Biaya Pedagang Besar 828,8 3,55

- Transportasi 80 0,34

- Tali Plastik 11,21 0,05

- Marketing Lost 200 0,86

Keuntungan 3.171,2 13,59

Marjin Pemasaran 4000 17,14

3. Harga Beli Pedagang Toko Bunga 15.000

64,29

4. Biaya Pedagang Toko Bunga (florist) 4.832,65 20,71

- Transportasi

- Tenaga Kerja 406,251,750 1,747,5

- Sewa Tempat 1040 4,46

- Kebersihan 18,75 0,08

- Ember 333,34 1,43

- Gunting 125 0,54

- Air 191,67 0,82

- Koran 46 0,20

- Tali Plastik 29,17 0,13

- Cemara 191,67 0,82

- Rotan 141,67 0,61

- Bogak 183,36 0,79

- Pakis 53,33 0,23

- Daun Pinang 45,41 0,20

- Sir Gading 50 0,02

- Marketing Lost 227,03 0,97

Keuntungan 3500,35 15,00

Marjin Pemasaran 8.333 35,71

5. Harga Jual Pedagang Toko Bunga 23.333

(65)

Tabel 29 dapat diketahui price spread pada pemasaran bunga krisan yang terdiri dari harga jual produsen, biaya pemasaran pedagang besar, profit pedagang besar, harga jual pedagang besar, biaya pemasaran toko bunga, profit toko bunga, dan harga jual toko bunga.

Harga jual produsen ke pedagang besar Rp 10.000/ikat, deangan share produsen 42,86%.

Biaya pemasaran pedagang besar dalam pemasaran bunga krisan di daerah penelitian Rp 828,8/ikat dari keseluruhan biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang toko bunga, biaya sewa tempat merupakan biaya yang paling besar dikeluarkan oleh pedagang besar, dengan share biaya 4,46%.

Harga beli pedagang florist Rp 15.000/ikat, dengan sharenya sebesar 64,29%.

Bagian harga yang diterima produsen dan pedagang perantara untuk setiap saluran pemasaran bunga krisan dapat dilihat pada tabel 28.

Tabel 30. Bagian yang diterima Petani (Farmer Share) dan Bagian Marjin Pemasaran (Share Margin) pada Saluran Pemasaran Bunga Krisan

No Uraian Sal I

(%) Sal II(%) Sal III(%) Sal IV(%) Sal V(%)

1. Bagian yang diterima Petani 67,39 53,57 54,35 63,29 42,86

2. Marjin Pemasaran 32,61 46,43 36,48 36,71 52,86

Biaya Pedagang Besar 4,50 5,24 3,55

Keuntungan Pedagang Besar 22,66 31,46 13,59

Biaya Pedagang Toko Bunga 20,71 20,71

Keuntungan P. Toko Bunga 25,72 15,00

Biaya Pedagang Pengecer 6,42 6,42

Keuntungan P. Pengecer 26,19 11,57

Sumber: Data Primer diolah

Gambar

Tabel 4. Sampel Lembaga Pemasaran Bunga Krisan
Tabel 5. Spesifikasi Pengumpulan Data
Tabel 6. Penggunaan Lahan Desa Raya, Tahun 2006
Tabel 8. DistribusiPenduduk Menurut Kelompok Umur di DesaRaya,Tahun 2006.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Subroutine ini berisi data awal yang berkaitan dengan sifat-sifat fisis partikel gas seperti kerapatan, suhu, banyak partikel sebenarnya yang disimulasikan oleh partikel simulasi,

Manajer Pendidikan dan Kemahasiswaan,.

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015

Depok, Mengetahui Pemohon, Manajer Pendidikan dan Kemahasiswaan,.

TES KATEGORI

27 industri, kompleksitas industry, risiko pelaporan keuangan, dan leverage berhubungan positif dengan ukuran dewan dan risiko pelaporan, namun berhubungan negatif

Tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan

Seiring berkembangnya perguruan tinggi diperlukan suatu sistem komputerisasi yang dirancang untuk mempercepat proses dalam pelayanan administrasi registrasi akademik