• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri Gendongan ota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 20162017 T1 B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri Gendongan ota Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 20162017 T1 B"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Penelitian

1.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri Gendongan 03 Kota Salatiga. Waktu penelitian dilakukan pada semester 1 tahun pelajaran 2016-2017. Subyek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 28 siswa, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.SD Negeri Gendongan 03 berada dalam satu kawasan dengan SD Negeri Gendongan 01 dan SD Negeri Gendongan 02.SD Negeri Gendongan 03 terletak di Jalan Margorejo No.581 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Dilihat dari segi geografisnya SD Negeri Gendongan 03 terletak di lingkungan perumahan dinas tentara dan cukup strategis. SD ini terletak tidak tepat di tepi jalan raya sehingga siswa cukup bisa dikontrol saat sudah mulai keluar dari lingkup sekolah. Walaupun letak SD tidak tepat di tepi jalan raya, cukup mudah ditemukan karena hanya membutuhkah satu jalur lurus dari jalan raya.

1.1.2 Pelaksanaan Tindakan 1.1.2.1Deskripsi Pra Siklus

(2)

47

berbicara dengan temannya tentang hal di luar materi pelajaran. Selain itu masih banyak anak yang sering izin keluar masuk kelas untuk pergi ke kamar mandi, tempat cuci tangan di depan kelas, dan membuang sampah di luar kelas.

Selanjutnya data dari hasil tes materi sebelumnya pada ulangan harian kedua, terlihat dari ketuntasan klasikal belajar siswa kelas V SD Negeri Gendongan 03 Salatiga pada mata pelajaran matematika hanya ada 10 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) 68. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.1, Gambar 4.2 dan Gambar 4.3

Tabel 4.1Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

No Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan

1 < 68 18 64.29% Tidak Tuntas

2 ≥ 68 10 35.71% Tuntas

Jumlah 28 100%

Rata-rata 59.29

Tertinggi 90

Terendah 0

Gambar 4.1 Hasil Belajar Siswa Saat Pra Siklus

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sebelum diadakannya tindakan kelas terdapat 35.71% yaitu 10 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Berdasarkan hasil tersebut tampak bahwa hasil belajar siswa masih rendah.

Diagram Hasil Belajar

Tuntas Belum Tuntas

(3)

48 1.1.2.2Deskripsi Siklus I

1.1.2.2.1 Perencanaan

a) Pembuatan RPP mata pelajaran Matematika dengan standar kompetensi “

Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah”.

(Terlampir)

b) Membuat dan menyiapkan perlengkapan pembelajaran dengan model Contextual Teaching Learning (CTL).

c) Membuat dan mempersiapkan lembar observasi proses pembelajaran. (Terlampir)

d) Membuat dan mempersiapkan lembar kerja siswa untuk diskusi kelompok. e) Membuat instrumen penilaian hasil belajar betrupa tes uraian.

f) Diskusi dengan guru kelas V mengenai model Contextual Teaching Learning (CTL)yang akan dilaksanakan dalam preoses pembelajaran.

1.1.2.2.2Pelaksanaan

Pada siklus 1 terdapat 1 pertemuan dengan durasi 2 jam pelajaran.Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP dengan memberikan materi penjumlahan bilangan bulat dengan mengunakan model CTL. Kegiatan pembelajaran siswa pada siklus I adalah :

a) Melakukan pembelajaran sesuai RPP “Penjumlahan Bilangan Bulat”.

b) Melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching Learning (CTL).

c) Melakukan evaluasi.

d) Observasi dilakukan oleh observer yaitu peneliti.

Pertemuan pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Nopember 2016. Dalam pertemuan ini kegiatan yang dilakukan adalah guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi penjumlahan bilangan bulat. Pada tahap pendahuluan guru mengawali pembelajaran dengan

salam do’a, dan absensi, mengecek kesiapan siswa serta menyampaikan metode

(4)

49

Kegiatan inti terdiri dari: guru bertanya jawab dengan siswa tentang kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan operasi penjumlahan bilangan bulat. Guru memberi contoh permasalahan di slide show (LCD) (“Ibu membeli tomat sebanyak 2 kg. Kemudian Bibi memberi 3 kg tomat kepada Ibu.

Berapa kg tomat yang dimiliki Ibu?”). Kemudian siswa diminta berpikir jawaban dari soal yang telah dipaparkan guru. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab. Guru menghimpun semua jawaban siswa dan memberi pujian atas jawaban mereka. Guru memberikan satu buah contoh pemodelan dengan bertanya kepada siswa secara runtut sesuai soal yang telah dipaparkan hingga mendapatkan hasil yang benar. Kemudian siswa diminta berdiskusi membuat pemodelan lain bersama kelompok belajar mereka dikelas dengan soal yang berbeda. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Siswa dibimbing guru menarik kesimpulan pembelajaran hari ini.

Padakegiatan akhir pelajaran guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan yang belum dimengerti, menyimpulkan materi yang telah dipelajari, memberi tugas/PR, menginformasikan materi yang akan dipelajari pada berikutnya, selanjutnya sebelum guru menutup pelajaran dilakukan evaluasi hasil belajar.Tes dalam bentuk soal yang terdiri dari 20 soal uraian. Dari hasil observasi di SD Negeri Gendongan 03 dengan KKM 68, ada sebanyak 71,43% siswa yang memenuhi KKM dan 28,57% siswa yang belum memenuhi KKM mata pelajaran matematika yang telah ditentukan dari jumlah siswa 28. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada siklus 1 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 35. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar 20 siswa dan yang tidak tuntas 8 siswa, terlihat pada Tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Saat Post Test Siklus I

(5)

50

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah ketuntasan siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan. Walaupun hasilnya belum mencapai target indikator keberhasilan dari total keseluruhan siswa kelas V SD Negeri Gendongan 03 Salatiga, tetapi hal ini cukup menandakan bahwa proses pembelajaran terjadi peningkatan. Hasil analisis pada prasiklus dan analisis pada siklus I dapat dinyatakan terjadi peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada tes siklus I dibandingkan dengan prasiklus. Hasil perbandingan pada prasiklus dengan siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.3

Perbandingan Pra Siklus dan Siklus I

No Keterangan Pra Siklus Siklus 1 1 Tidak Tuntas 64.29% 28.57%

2 Tuntas 35.71% 71.43%

Jumlah 100% 100%

Rata-rata 59.29 74,11

Nilai Tertinggi 90 100

Nilai Terendah 0 35

Gambar 4.2 Perbandingan Nilai Rerata, Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah pada Pra Siklus dan Siklus 1

Gambar di atas tampak bahwa proses belajar mengajar cukup lancar. Melihat hasil belajar siswa yang sudah memenuhi KKM yang telah ditetapkan

59,29

74,11

100 100

0

35

Pra Siklus Siklus I

(6)

51

sekolah, kemudian dilanjutkan dengan siklus II sebagai tindak lanjut dan perbaikan dari siklus I.

1.1.2.2.3 Observasi

Observasi dilakukan secara langsung untuk mengetahui aktivitas siswa, guru dan lingkungan selama proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya guna mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model CTL. Semua aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran dicatat untuk memperoleh informasi lapangan yang sebenarnya.

Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan pertama pada siklus I. Pada saat pembelajaran belum dimulai, guru sudah membuat kesepakatan kepada siswa untuk tidak ada yang boleh meminta izin keluar di tengah-tengah pembelajaran dan memberi kesempatan bagi siswa yang ingin ke kamar mandi terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran. Walaupun pada pelaksanaannya masih ada lima anak laki-laki yang izin keluar untuk pergi ke kamar mandi.

Hasil selanjutnya siswamasih kurang aktif dalam bertanya, hal tersebut dikarena pada kondisi awal ini siswa belum beradaptasi dengan guru dan model

pembelajaran yang baru,

sedangkanpembelajaransebelumnyahanyamenuntutsiswamendengarkanpenjelasan dari guru. Hasil penilaian secara klasikal kegiatan belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari 35,71% atau 10 siswa yang tuntas mencapai KKM menjadi 71,43% atau 20 siswa yang tuntas mencapai KKM, walaupun belum mencapai target indikator keberhasilan 75%.

1.1.2.2.4Refleksi

(7)

52

pembelajaran. Kelebihan lainnya yaitu siswa sangat berantusias saat pembagian kelompok diskusi dan dari setiap kelompok sudah aktif bertanya. Adapun

kekurangan yang masih terlihat adalah guru

kurangdapatmengaturwaktusehinggahanyabisamengontroltiga dari tujuh kelompok pada saat diskusi, masih ada siswa yang tidak memperhatikan dan sibuk sendiri, dan pada saat satu kelompok presentasi di depan kelas, guru tidak memberi kesempatan kelompok lain untuk bertanya. Selain itu masih ada 5 anak yang izin untuk pergi ke kamar mandi sehingga sedikit membuyarkan konsentrasi siswa lainnya.

1.1.2.3Deskripsi Siklus II 1.1.2.3.1Perencanaan

a) Membuat RPP mata pelajaran matematika dengan standar kompetensi

“ Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah”.

(Terlampir)

b) Membuat dan menyiapkan perlengkapan pembelajaran dengan model Contextual Teaching Learning (CTL).

c) Membuat dan mempersiapkan lembar observasi proses pembelajaran. (Terlampir)

d) Membuat dan mempersiapkan lembar kerja siswa untuk diskusi kelompok. e) Membuat instrumen peniaian hasil belajar berupa soal uraian.

f) Melakukan diskusi bersama guru kelas V mengenai RPP dengan model Contextual Teaching Learning (CTL) yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

1.1.2.3.2Pelaksanaan

Pada siklus II terdapat 1 pertemuan dengan durasi 2 jam pelajaran.Pada pertemuan pertama guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP dengan memberikan materi pengurangan bilangan bulat dengan mengunakan model CTL. Kegiatan pembelajaran siswa pada siklus I adalah :

(8)

53

b) Melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching Learning (CTL).

c) Melakukan evaluasi.

d) Observasi dilakukan oleh observer yaitu peneliti.

Pertemuan pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 Nopember 2016. Dalam pertemuan ini kegiatan yang dilakukan adalah guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi pengurangan bilangan bulat. Pada tahap pendahuluan guru mengawali pembelajaran dengan

salam do’a, dan absensi, mengecek kesiapan siswa serta menyampaikan metode

pembelajaran pada pertemuan ini dan berikutnya dengan diskusi kelompok, membahas tugas/PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, mengecek pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya dan mempersilahkan siswa untuk bertanya jika belum paham, dan menjelaskan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti terdiri dari: guru bertanya jawab dengan siswa tentang kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan operasi pengurangan bilangan bulat. Guru memberi contoh permasalahan di slide show (LCD) (“Susi mempunyai pita sepanjang 40 cm. Kemudian pita itu dipotong 15 cm untuk

diberikan pada Sinta. Berapakah sisa panjang pita yang dimiliki Susi?”). Kemudian siswa diminta berpikir jawaban dari soal yang telah dipaparkan guru. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab. Guru menghimpun semua jawaban siswa dan memberi pujian atas jawaban mereka. Guru memberikan satu buah contoh pemodelan dengan bertanya kepada siswa secara runtut sesuai soal yang telah dipaparkan hingga mendapatkan hasil yang benar. Kemudian siswa diminta berdiskusi membuat pemodelan lain bersama kelompok belajar mereka dikelas dengan soal yang berbeda. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Siswa dibimbing guru menarik kesimpulan pembelajaran hari ini.

(9)

54

hasil belajar. Tesberbentuk soal yang terdiri dari 20 soal uraian. Dari hasil observasi di SD Negeri Gendongan 03 dengan KKM 68, ada sebanyak 78,57% siswa yang memenuhi KKM dan 21,43% siswa yang belum memenuhi KKM mata pelajaran matematika yang telah ditentukan dari jumlah siswa 28. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada siklus II, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 15. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar 22 siswa dan yang tidak tuntas 6 siswa, terlihat pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.4Hasil Belajar Siswa Saat Post Test Siklus II

No Nilai Jumlah

Siswa

Persentase Keterangan

1. <68 6 21.43% Tidak Tuntas

2. ≥ 68 22 78.57% Tuntas

Jumlah 28 100%

Rata-rata 82.32

Tertinggi 100

Terendah 15

Gambar 4.3 Nilai Rerata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah Saat Siklus II

Berdasarkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah ketuntasan siswa pada siklus II mengalami peningkatan. Hasilnya sudah mencapai indikator keberhasilan dari total keseluruhan siswa kelas V SD Gendongan 03 Salatiga. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model CTL berhasil.

Hasil analisis pada siklus I dan siklus II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada tes siklus I dibandingkan dengan

82,32

100

15

Siklus II

(10)

55

siklus II. Hasil perbandingan pada siklus I dengan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5Perbandingan Siklus I dan Siklus II

No Keterangan Siklus 1 Siklus II 1 Tidak Tuntas 28.57% 21.43% 2 Tuntas 71.43% 78.57%

Jumlah 100% 100%

Rata-rata 74.11 82.32 Nilai Tertinggi 100 100

Nilai Terendah 35 15

1.1.2.3.3 Observasi

Observasi dilakukan secara langsung untuk mengetahui aktivitas siswa, guru dan lingkungan selama proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya guna mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model CTL. Semua aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran dicatat untuk memperoleh informasi lapangan yang sebenarnya.

(11)

56

pembelajaran.Selainitu guru

sudahbisamengaturwaktukontrolsehinggabisamengontrolsemuasiswasaatmengerja

kantugasdalamkelompok.Hasil penilaian

secaraklasikalkegiatanbelajarsiswapadasiklus II mengalamipeningkatandari 71,43% atau 20 siswa yang tuntasmencapai KKM menjadi 78,57% atau 22 siswa yang tuntasmencapai KKM, sehingga target indikatorkeberhasilan 75% tercapai. 1.1.2.3.4 Refleksi

Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran di kelas. Selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan pengamatan. Penggunaan model CTL sudah cukup maksimal karena sudah semua siswa yang fokus pada pembelajaran. Kelebihan lainnya yaitu siswa sangat berantusias saat pembagian kelompok diskusi dan dari setiap kelompok sudah aktif bertanya. Adapun kekurangan yang masih terlihat pada siklus I sudah berkurang yaitu sudah tidak ada siswa yang izin untuk pergi ke kamar mandi dan siswa dari kelompok lain sudah diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya kepada kelompok yang presentasi di depan kelas sehingga konsentrasi semua siswa dapat terus fokus pada pembelajaran.

1.2 Pembahasan

Berdasarkan observasi di SD Negeri Gendongan 03 kelas V, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada mata pelajaran matematika masih dilakukan dengan ceramah, pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga hasil belajar juga rendah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Perbandingan antar siklusnya adalah sebagai berikut:

(12)

57

Tabel 4.6 Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II No Keterangan Pra Siklus Siklus 1 Siklus II

1 Tidak Tuntas 64.29% 28.57% 21.43%

2 Tuntas 35.71% 71.43% 78.57%

Jumlah 100% 100% 100%

Rata-rata 59.29 74.11 82.32

Nilai Tertinggi 90 100 100

Nilai Terendah 0 35 15

Dari tabel 4.6 dapat dilihat peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus I, dan Siklus II. Tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas V telah mencapai target ketuntasan klasikal >75%. Berdasarkan rata-rata hasil belajar tiap siklus, dapat disimpulkan adanya peningkatan hasil belajar.

(13)

58

Selanjutnya setelah dilaksanakan siklus II, siswa yang tidak tuntas berjumlah 6 siswa atau 21,43%. Sehingga terlihat peningkatan hasil belajar secara klasikal telah mencapai 78,57%, yang berarti hasil tersebut sudah melebihi dari target pencapaian yang telah menjadi tujuan penelitian.Semua siswa sudah bisa memfokuskan perhatiannya dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung, hanya masih ada siswa yang kurang teliti dalam perhitungan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Endang (2012) dengan judul

“Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Contextual Teaching Learning (CTL) berbantuan Media LKS Materi Lingkaran”. Dari hasil

analisis diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar pada siklus I diperoleh tes yang

dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I dengan ketuntasan klasikal 74% atau

23 siswa yang tuntas, kemudian mengalami peningkatan pada siklus II yaitu

ketuntasan klasikal belajar siswa mencapai 84% atau 27 siswa tuntas.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada siklus I dan siklus II

dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan penerapan model Contextual

Teaching Learning (CTL) pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan

dan pengurangan bilangan bulat dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai

dengan hipotesis tindakan penelitian ini yaitu penerapan model Contextual

Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar matematika sampai

75% pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kelas V di

Gambar

Tabel 4.1, Gambar 4.2 dan Gambar 4.3
Tabel 4.3  Perbandingan Pra Siklus dan Siklus I
Tabel 4.4Hasil Belajar Siswa Saat Post Test Siklus II
Tabel 4.5Perbandingan Siklus I dan Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

3) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2018 tentang Nilai Ambang Batas Seleksi Kompetensi Dasar Pengadaan Galon

Hasil penghitungan uji independent t-test data kelompok eksperiman dan kelompok kontrol motivasi olahraga dengan menggunakan asumsi equal variances not assumed diperoleh

Bilamana contohnya baik, maka peserta didik akan mejadi baik, namun jika orang dewasa yang ada di lingkungan sekolah justru tidak menunjukkan sikap yang seharusnya, maka ini

a) Bahwa dengan pidana tersebut akan memuaskan perasaan balas dendam si korban, baik perasaan adil bagi dirinya, temannya dan keluarganya. Perasaan tersebut tidak

Pokja Barang/Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit

Dalam menyusun konfigurasi suatu elektron, maka susunan keempat bilangan kuantum harus digunakan, mulai dari tingkat energi yang rendah ke yang lebih tinggi (Aturan Aufbau), dan