5
”IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya”(Hendro Darmojo 1992:3 dalam Samatowa 2010:2)
Menurut Winaputra 1992 (dalam Samatowa 2010: 3) bahwa ”IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur”.
Menurut Samatowa 2010: 3 Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) adalah ”ilmu tentang alam”.
Dari beberapa pendapat tersebut IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam dengan segala isinya yang disusun secara sistematis. 2.1.2 Hasil Belajar
2.1.2.1 Definisi Hasil belajar
Menurut Sudjana (dalam Supraktinya 2012: 1) “hasil belajar adalah kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan pengajaran telah dicapai atau dikuasai oleh murid dalam bentuk hasil belajar yang bisa mereka tunjukkan setelah menjalani kegiatan belajar-mengajar”
Menurut Purwanto 2009: 54 “Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan”.
Menurut Winkel (dalam Purwanto 2009: 45), “hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya, perubahan itu mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik”.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli,hasil belajar adalah melihat pencapaian tujuan pembelajaran siswa dalam megikuti proses belajar mengajar untuk mencapai perubahan yang mencakup aspek kognitif,aspek afektif dan aspek psikomotorik.
Menurut Bloom (dalam Sudjana,2010: 22) terdapat tiga ranah yang merupakan hasil belajar:
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang mencakup 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman,aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah Afektif
Berhubungan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif terdiri dari lima jenjang kemampuan yaitu penerimaan,jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi
c. Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif yang hasilnya dapat di ketahui melalui tes tertulis setelah proses belajar -mengajar selesai.
2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi hasil Belajar
Slameto (2003: 54) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern,dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Faktor – faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang yang berasal dari diri siswa. Faktor intern terbagi menjadi 3 faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
1. Faktor Jasmaniah
Pertama adalah faktor kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Kedua adalah cacat tubuh yaitu sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh.Kecacatan tubuh juga bisa memepebgaruhi hasil belajar.
2. Faktor Psikologis
Terdapat tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor – faktor itu adalah:
a) Intelegensi yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. b) Perhatian yaitu keaktifan siswa yang dipertinggi, jiwa itupun
semata-mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan objek. c) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
d) Bakat adalah kemampuan untuk belajar.
e) Motif harus diperhatikan agar dapat belajar dengan baik saat belajar.
f) Kematangan adalah suatu tingkat pertumbuhan seseorang. g) Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau reaksi. 3. Faktor Kelelahan
Kelelahan seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat praktis). Kelelahan jasmani dapat dilihat dari lemah lunglainya tubuh dan timbul untuk membaringkan tubuh.
b. Faktor – faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor ini meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. 1.Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik,relasi antar anggota keluarga,suasana rumah,keadaan ekonomi keluarga,pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
2.Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakupmetode megajar,kurikulum,relasi guru dengan siswa,relasi siswa dengan siswa,disiplin sekolah,pelajaran dan waktu sekolah,standar pelajaran,keadaan gedung,metode belajar dan tugas rumah.
3.Faktor Masyarakat
Faktor yang mempengaruhi belajar siswa dalam masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat,mass media,teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
2.1.3 Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku,film,komputer,kurikulum dan lain-lain( Joyce,1992 dalam Prof.Hamruni 2012:5 ).
Menurut Soekamto (dalam Prof.Hamruni 2012:5) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
panjang,merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran dkelas atau diluar kelas.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu kerangka yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang tersusun secara teratur dan sistematis.
2.1.4 Pengertian Pembelajaran CTL
Menurut Prof.Hamruni 2012:173 Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata,sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Menurut Muslich (2007:41) pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Menurur Jhonson (dalam Rusman 2011: 191) mengatakan bahwa “CTL memungkinkan siswa menghubungkan isi mata pelajaran akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari untuk menemukan makna”.
Dari uraian tersebut dapat diuraikan bahawa CTL merupakan suatu pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi yang dipelajari dengan menghubungkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Prof.Hamruni 2012:183 terdapat 7 komponen yang melandasi pelaksanaan pembelajaran CTL, yaitu:
1. Konstruktivisme 2. Inkuiri
3. Bertanya ( Questining )
4. Masyarakat belajar (Learning community) 5. Permodelan (Modelling)
6. Refleksi
7. Penilaian nyata (Autentic assessment)
Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa langkah-langkah pembelajaran CTL adalah sebagai berikut:
1.Melaksanakan kegiatan kontruktivme dengan cara mengembangkan pemikiran siswa dengan cara membangun dan menyusun pengetahuan baru
3.Melaksanakan kegiatan rasa ingin tahu dengan tanya jawab untuk merangsang menemukan pengetahuan
4.Melakukan masyarakat belajar dengan cara membuat kelompok belajar 5.Melaksanakn permodelan untuk memberikan contoh dan hasil pekerjaannya. 6.Melakukan refleksi apa yang telah telah dipelajari
7.Melakukan penilaian yang sebenarnya. 2.2Kajian Hasil Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan substansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada dengan penelitian yang akan dilakukan. beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini, diantaranya adalah :
Heribertus Ari Irawan (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas 5 SDN 2 Ngenden Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013,menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar kognitif dan afektif IPA Siswa.Hal ini nampak pada hasil perbandingan antar siklus yakni skor rata-rata pada kondisi pra siklus sebesar 59,26 siklus I meningkat menjadi 71,67 dan pada siklus II meningkat menjadi 83,57. Adapun ketuntasan belajar klasikal pada kondisi pra siklus 42,86%, siklus I meningkat menjadi 76,16% dan pada siklus II meningkat menjadi 100%.
2.3Kerangka Berpikir
Hasil belajar siswa kelas 5 SDN Manding Kabupaten Temanggung, pada mata pelajaran IPA rendah. Hal itu terlihat dari hasil belajar IPA siswa dalam satu kelas yang berjumlah 35 anak,terdapat 15 siswa atau 42,86% belum memenuhi batas nilai KKM dan 20 siswa atau 57,14% yang tuntas diatas KKM yaitu 70,hal ini menunjukan bahwa guru dalam proses pembelajaran belum maksimal.
Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar tersebut antara lain,guru dalam mengajar khususnya mata pelajaran IPA masih monoton,artinya guru dalam mengajar belum menggunakan metode yang bervariasi tetapi yang digunakan guru dalam mengajar lebih sering menggunakan metode ceramah,hal tersebut mengakibatkan guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kreatif.Selain itu guru belum dapat memberi contoh-contoh yang kongkret dalam pembelajaran dan kurangnya penggunaan alat peraga IPA yang sangat pokok dalam pembelajaran IPA,akibatnya siswa tidak bersemangat dan cepat bosan dalam kegiatan belajar di kelas.Hal ini berdampak terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Manding Kabupaten Temanggung
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru belum menerapkan model pembelajaran CTL,
guru masih menggunakan metode ceramah
Hasil belajar IPA rendah
Dalam pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran
CTL
Langkah-langkah pembelajaran CTL
1. Melaksanakan kegiatan kontruktivisme. 2. Melaksanakan kegiatan inkuiri
3. Melaksanakan kegiatan sifat ingin tahu dengan tanya jawab.
4. Melakukan masyarakat belajar. 5. Melaksanakn permodelan. 6. Melakukan refleksi
7. Melakukan penilaian yang sebenarnya. Kondisi
Awal
2.4 Hipotesis Tindakan