KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh:
Maspupah
107051002588
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
PENGARUH TAYANGAN KARTUN ANIMASI UPIN DAN
IPIN DI MEDIA NUSANTARA CITRA TELEVISI TERHADAP
PENGGUNAAN KOSA KATA MURID RAUDHATUL ATHFAL
AL-BARIYYAH KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S. Kom. I)
Oleh:
Maspupah
NIM. 107051002588
Di Bawah Bimbingan:
Dra. Hj. Asriati, M. Hum
NIP. 19610422 199003 2 001JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan atau plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 26 Mei 2011
i
Bariyyah Kramat Jati Jakarta Timur.
Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Bahkan bagi anak-anak sekalipun menonton televise sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya. Kartun animasi Upin & Ipin menceritakan tentang kisah kehidupan sepasang kakak-beradik kembar berusia 5-6 tahunan yang tinggal bersama kakak Ros dan Opah di kampung Durian Runtuh, setelah kematian orang tuanya sewaktu masih bayi. Upin & Ipin bersekolah di Tadika Mesra yang terletak dalam kawasan kampung, mereka memiliki banyak teman, diantaranya Mei Mei yang cerewet tetapi bersikap dewasa, Jarjit Singh yang gemar melucu dan berpantun, Ehsan yang pendiam, dan rakus, Fizi (sepupu Ehsan) yang penuh percaya diri, dan Mael yang pandai berhitung dan berdagang.
Maka perumusan masalah adalah Bagaimana pengaruh media televisi, khususnya tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV terhadap penggunaan kosa kata murid RA Al-Bariyyah? Apa saja kosa kata yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah dari tayangan kartun Animasi Upin & Ipin di MNC TV?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berupaya menggambarkan fenomena sosial yang terjadi pada murid RA Al-Bariyyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan kata-kata yang ditiru, tepat dalam kalimat utuh, sesuai konteks, serta memiliki makna yang sama.
Teori yang digunakan adalah teori imitasi, yaitu suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indra sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Selain itu dengan imitasi, dikatakan bahwa anak membentuk teori pemikirannya (Theory of Mind) melalui imitasi terhadap aksi orang lain maupun persepsi terhadap rangsang yang diterima dari lingkungannya.
Murid RA Al-Bariyyah dalam kesehariannya menggunakan kata Cik Gu
ii
Segala puji hanya milik Allah SWT Rabb semesta alam. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan
segenap sahabatnya.
Suka dan cita mengiringi pembuatan skripsi ini. Untuk itu kepada semua
pihak yang dengan tulus ikhlas ikut serta membantu secara tenaga, pikiran, materi,
maupun do`a, peneliti mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Dengan kerendahan hati dan rasa hormat, peneliti mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Pembantu Dekan Bid. Akademik Drs. Wahidin Saputra, MA,
Pembantu Dekan Bid. Adm. Umum Drs. Mahmud Djalal, MA, Pembantu
Dekan Bid. Kemahasiswaan Drs. Study Rizal LK, MA.
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Drs. Jumroni, M.Si yang
menjadi inspirasi sekaligus dosen favorit peneliti.
3. Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Ibu Hj. Umi Musyarofah,
MA yang telah membantu peneliti selama masa kuliah untuk menyelesaikan
nilai akademis di kampus ini.
4. Ibu Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum selaku pembimbing yang telah
membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Drs. Study Rizal LK, MA dan Drs. Yusra Kilun, M.Pd selaku penguji yang
iii berguna untuk peneliti.
7. Pimpinan dan segenap staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mencari referensi
berupa buku-buku yang menunjang dalam skripsi ini.
8. Mama dan ayahku yang telah menjaga dengan kesabaran, membesarkan
dengan cinta dan kasih sayang, mendidik dengan pengorbanan yang tidak
mengharapkan balik jasa dari buaian hingga saat ini, serta do`a-do`anya
dengan harapan peneliti menjadi manusia yang berguna untuk masyarakat,
negara, dan khususnya agama Islam. Kepada adik-adikku, Dwi Balqis
Noviyanti, Ahmad Noval, dan Suheini Rizqiyyah, yang selalu memberi
semangat serta keceriaan. Semoga Allah SWT menjadikan kita keluarga yang
sakinah, mawaddah, warohmah. Kepada tiga keponakan kecilku, Nafisah,
Sakinah, dan M. Dhiya Ulhaq, yang menjadi penyemangat peneliti ketika
mendapat kejenuhan dalam mengerjakan skipsi ini.
9. Kepala sekolah Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Jakarta Timur dan guru-guru,
staf-staf, wali murid serta murid-murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah yang
telah membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian sehingga
iv
10. Sahabat-sahabat KPI B angkatan 2007, khususnya Mia Fitria, Aam Aminah,
Chairunnisa, Rifanur Musthofa, M. Fuad Faidzin, S. Kom. I., Muhammad
Iqbal, Syamsul Bahri, Ahmad Khumaedi, juga untuk teman-teman KKN
REMIGIO 2010, terima kasih atas dukungan dan semangatnya yang tak
pernah putus kepada peneliti sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.
11. Sepupu peneliti, Muhammad Hafiz dan Faqih, terima kasih untuk semangat
kalian.
Dengan harapan yang tinggi, semoga Allah SWT membalas amal dan
kebaikan mereka dengan pahala yang berlipat ganda atas bantuannya kepada
peneliti secara moril maupun materil. Terima kasih atas segalanya. Kurang dan
lebihnya peneliti mohon maaf yang sedalam-dalamnya.
Jakarta, 26 Mei 2011
v
KATA PENGANTAR .………. ii
DAFTAR ISI ….……… v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .……… 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ………. 8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ….……….. 9
D. Metodologi Penelitian …….………... 10
E. Kajian Pustaka ….……….. 12
F. Pedoman Penulisan ………... 14
G. Sistematika Penulisan ….……… 14
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengaruh …………..……….………. 16
B. Film Animasi ……...………..…… 19
1. Pengertian Film Animasi ……...………... 19
2. Jenis-jenis Film Animasi ……….. 21
C. Televisi ………... 21
D. Kosa Kata ………..………. 23
E. Komunikasi Massa ………. 26
F. Teori Peniruan / Imitasi (Imitation Theory)……...…………. 29
BAB III GAMBARAN UMUM A. Tayangan Kartun Animasi Upin dan Ipin .………..….. 34
1. Sejarah Pembuatan Upin dan Ipin ……….. 34
2. Sejarah Penyiaran ……….….……….. 37
vi
b. Upin & Ipin : Setahun Kemudian (2008) ..……… 37
c. Upin & Ipin dan Kawan-kawan (2009) ……….……… 38
3. Karakter Tokoh …….……… 38
B. Media Nusantara Citra Televisi ………. 42
C. Profil Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah ...……… 45
D. Profil Raudhatul Athfal Al-Bariyyah ……… 48
1. Sejarah dan Landasan Berdiri ……….. 48
2. Visi dan Misi Raudhatul Athfal Al-Bariyyah ….………. 51
3. Sarana dan Prasarana ………. 52
4. Prestasi ………...………... 53
5. Keadaan Sekolah ………. 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Media Televisi, Khususnya Tayangan Kartun Animasi Upin & Ipin Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid RA Al-Bariyyah ……….…………. 56
B. Peniruan Kosa Kata dari Tayangan Kartun Animasi Upin & Ipin ………...……….. 66
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……….….... 79
B. Saran ………..…. 80
DAFTAR PUSTAKA ..……….. 82 LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (movie picture). Penonton di rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi, kalau tidak
dengan unsur-unsur radio (dapat didengar). Tidak mungkin dapat melihat
gambar-gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika tidak ada
gambar.1
Dalam perkembangannya, televisi membuktikan bahwa dengan sifat
audio visual yang dimilikinya, menjadikan televisi sangat pragmatis, sehingga
mudah mempengaruhi penonton dalam hal sikap, tingkah laku dan pola
berpikirnya, maka pantaslah kalau dalam waktu relatif singkat televisi telah
menempati jajaran teratas dari jajaran media massa.2
Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang
mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai
khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi
dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat
pemirsanya dan membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan
acara-acara yang ditayangkan. Bahkan bagi anak-anak sekalipun sudah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya.
1
Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif analisis TPI, (Yogyakarta: Tesis, 1998), h. 3.
2
Televisi juga disebut sebagai sebuah keajaiban dalam dunia walaupun
hanya berbentuk sebuah kotak elektronik yang sederhana. Televisi mampu
secara efektif berperan sebagai media massa dalam berbagai informasi
dengan gambar hidup, berwarna-warni dan bergerak. Televisi dapat memikat,
membius dan menggiring seluruh perhatian para pemirsanya. Itulah sebabnya,
sebagian besar pemirsa menganggap bahwa informasi apa saja yang
ditayangkan televisi adalah benar, apa saja yang disajikan oleh televisi adalah
baik. Sehingga pemirsanya memutuskan bahwa televisi merupakan
satu-satunya sumber dan pusat informasi yang benar, baik dan akurat, bahkan
televisi dianggap sebagai guru yang wajib diturut dan diikuti, alat yang paling
efisien dan efektif untuk mengenal, mempelajari, dan mendapatkan berbagai
hal dalam hidup dibandingkan dengan membaca berbagai buku bacaan yang
dianggap menyita waktu.
Salah satu media yang digunakan dalam menyampaikan dakwah
adalah media film animasi, yang mana selain banyak diminati juga dimengerti
karena menggunakan atau memadukan dua unsur yaitu suara dan gambar.3
Pada film-film orang dewasa, tayangan seks seperti ciuman ataupun
adegan ranjang merupakan hal yang biasa. Adegan seks dijadikan ”bumbu”
untuk menarik orang agar mau menonton film tersebut. Begitu pula dengan
adegan kekerasan.
Namun ternyata tayangan seks ataupun kekerasan tidak hanya ada pada
film-film orang dewasa, tetapi juga ada film kartun ataupun film anak-anak.
3
Terutama pada film-film yang berasal dari Jepang atau Amerika. Film
tersebut tentu saja akan mengganggu akhlak dan moral sang anak.
۞ ًايبس ءاسو ۗ ًةشحٰف ا هَإ ىٰ ِّلااوبر ت او
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”[Al Israa’:32]
Pada film anak-anak seperti Doraemon, Sinchan, Sailor Moon, Naruto, One Piece, Dragon Ball, Tom and Jerry, Donald Duck, dan sebagainya, ada tayangan wanita yang mengumbar aurat. Meskipun berupa
gambar kartuntetap saja memberi efek buruk kepada si anak.
Dalam Islam, aurat tidak boleh diperlihatkan. Rasulullah SAW
bersabda: “Aurat mukmin terhadap mukmin yang lain haram”. (HR.
Ath-Thahawi)
Pada film Doraemon diceritakan ketertarikan Nobita kepada Shizuka.
Kemudian pada film Sinchan, meski Sinchan ceritanya hanya berumur 5 tahun, tetapi menunjukkan ketertarikan pada wanita-wanita cantik dan seksi.
Film Sailor Moon, Naruto, One Pice, Dragon Ball, dan sebagainya sering menampilkan wanita-wanita seksi yang terbuka auratnya. Memang film-film
tersebut sangat lucu dan menghibur.
Bahkan film Avatar yang disajikan untuk anak-anak pun memuat kisah percintaan antara Aang dan Katara serta Zuko dengan pacarnya. Bahkan adegan ciuman pun ditampilkan.
Bagi orang-orang Barat, ciuman dianggap sebagai sesuatu yang manis
hidupnya (Ohio University). Setiap menit, lebih dari 1 wanita diperkosa di sana. Itulah akibat berbagai tayangan yang membangkitkan birahi yang
ditayangkan dari mulai usia dini.4
Film kartun seperti Barney pun yang tidak ada adegan seksnya, bukan berarti tidak merusak perilaku anak. Meski sebagian besar tayangannya cukup
bagus, film Barney yang bisa merusak aqidah anak. Terutama film dengan tema atau judul Hari Natal atau Christmas.
Mungkin hal itu dianggap remeh, tetapi bagi Allah, syirik itu adalah
dosa terbesar yang tidak terampuni:
ف هاب رشي م و ۗ ءاشي ل ل ٰ ود ام رفغيو هب رشي أ رفغي ا ها َ إ
۞اً يعبۢ ًاٰلض لض
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.”. [An Nisaa’:116]
Adapula acara di televisi yang dikhususkan pesertanya anak-anak, ada
pada acara perlombaan nyanyi Idola Cilik yang ditayangkan di salah satu televisi swasta terbesar di Indonesia. Acara tersebut dibuat sedemikian rupa,
mirip dengan acara jenis yang sama yang dikhususkan remaja dan orang
dewasa seperti Indonesian Idol. Baik itu setting panggung, penampilan bahkan lagu-lagunya.
4
Hal ini membuat cemas sebagian orang tua, karena acara-acara
tersebut hampir semua anak-anak menyanyikan lagu-lagu yang sebenarnya
tidak sepatutnya mereka nyanyikan, seperti lagu-lagu bertema cinta antara
lawan jenis. Padahal masih banyak lagu anak-anak yang bagus untuk mereka
nyanyikan, seperti lagu Burung Kutilang, Abang Becak, Abang Tukang Bakso, Ibu Kartini dan lain-lain.
Meskipun televisi memiliki efek negatif, akan tetapi munculnya film
animasi telah menjadi sebuah media dakwah yang lengkap. Hal tersebut
dikarenakan Islam tidak memilih objek dakwah, asalkan bernilai positif dan
menunjang suksesnya dakwah.
Salah satu produk film animasi yang bernilai dakwah adalah film
animasi Upin & Ipin, produksi Les' Copaque, Malaysia. Film animasi asal
Malaysia berkisah tentang anak kembar bernama Upin & Ipin yang lucu,
polos, cerdas dan juga menggemaskan. Film ini menyedot atensi penonton
anak-anak, bahkan orang dewasa.
Awalnya anak kembar yang lucu ini adalah tokoh sampingan film
Geng, film animasi produksi Les'Copaque. Ternyata penonton Malaysia
sangat tertarik dengan tingkah Upin & Ipin. Maka dibuatlah serial Upin &
Ipin. Cerita awal dalam serial Upin & Ipin adalah Ramadhan.
Ternyata tanggapan anak- anak sangat heboh. Mereka suka serial ini
karena kelucuan dan kenakalan tingkah Upin & Ipin. Sedangkan orang tua
suka film serial ini karena kisah-kisahnya menceritakan Ramadhan seperti
Upin & Ipin tayang pertama kali pada 14 September 2007 di TV9
Malaysia. Awalnya film ini bertujuan untuk mengedukasi anak-anak agar
menghayati bulan suci Ramadhan. Sejak serial pertamanya, Upin & Ipin
menyedot perhatian pemirsa di negeri jiran sana. Tidak hanya anak-anak,
bahkan, remaja, hingga orang tua pun menggemari sosok lucu dan
menggemaskan ini. Tak heran karena laris dan ditunggu-tunggu pemirsa,
muncul edisi kedua, Setahun Kemudian. Beberapa tahun terakhir, hadir Upin & Ipin edisi ketiga, Upin & Ipin dan Kawan-kawan. Meski di edisi kali ini tak lagi berlatar belakang puasa, esensi cerita tetap tidak berubah ke arah
yang negatif.
Sukses di Malaysia, Upin & Ipin juga digemari di Indonesia. Stasiun
televisi MNC TV yang memperkenalkan dua bocah lucu ini di Indonesia
pada bulan Ramadhan tahun 2008. Sambutan yang sangat positif dari
pemirsa, membuat MNC TV kembali menayangkannya di bulan Ramadhan
tahun 2009. Kini serial ini tayang setiap hari mulai pukul 15.00 dan 19.00
WIB. Upin & Ipin ditonton 10,5 % dari seluruh pemirsa Indonesia. Padahal,
acara lain di MNC TV rata-rata mendapat rating hanya 5 %.
Upin & Ipin ialah sepasang kakak-beradik kembar berusia 5-6 tahunan
yang tinggal bersama kakak Ros dan Opah di kampung Durian Runtuh,
setelah kematian orang tuanya sewaktu masih bayi. Upin & Ipin sekolah di
Tadika Mesra yang terletak dalam kawasan kampung, mereka memiliki
banyak teman, diantaranya Mei Mei yang cerewet tetapi bersikap dewasa,
(sepupu Ehsan) yang penuh percaya diri, dan Mail yang pandai berhitung dan
berdagang.
Kampung Durian Runtuh diketuai oleh Isnin bin Khamis yang lebih
dikenali sebagai kakek Dalang karena merupakan ahli wayang kulit. Datuk
Dalang menanam pohon rambutan untuk dijual dan memelihara ayam jantan
bernama Rembo. Penduduk lain kampung Durian Runtuh yang terkenal
diantaranya Muthu, penjual makanan kampung yang tinggal bersama anaknya
Rajoo dan sapi peliharaannya. Kampung Durian Runtuh juga didatangi oleh
seorang gadis bernama Susanti yang pindah sekeluarga dari Indonesia.
Dewasa ini tayangan animasi Upin & Ipin sangat digandrungi oleh
semua kalangan. Siapa yang tak kenal dengan Upin & Ipin. Hanya dalam
empat tahun, Upin dan Ipin sudah terkenal dan disiarkan di 17 negara.5 Film
animasi ini merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi perilaku
dan gaya bahasa anak. Terlebih lagi target pasar film adalah anak-anak
dibawah umur 10 tahun, sebab di usia ini, anak-anak rentan sekali menerima
efek pesan media. Hal itu disebabkan daya pikir mereka yang masih minim,
pengalaman yang kurang, serta dangkalnya pengetahuan dan informasi
membuat anak dapat dengan mudah menyerap pesan media, sehingga akan
mudah terpengaruh dan cenderung melakukan tindakan meniru. Sebagai
contoh murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah yang terpengaruh oleh tayangan
kartun animasi Upin & Ipin .
5
Raudhatul Athfal (RA) Al-Bariyyah merupakan taman kanak-kanak
Islam yang muridnya diajarkan nilai-nilai Islam. Hal itu dimaksudkan untuk
menanamkan aqidah Islam sejak dini. RA Al-Bariyyah terletak di kelurahan
Tengah kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Sekolah ini terletak di tempat
yang cukup strategis (perkotaan), sehingga diyakini subjek sudah terbiasa
menyaksikan tayangan Upin & Ipin. Dengan ditayangkan film animasi Upin
& Ipin di Indonesia memberikan pengaruh yang baik terhadap murid RA.
Bahkan tidak sedikit dari murid RA yang mengikuti tingkah laku, gaya
bahasa, dan kosa kata beberapa tokoh seperti tingkah laku, gaya bahasa, dan
kosa kata dari Upin, Ipin, Jarjit dan Mail.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul ”Pengaruh Tayangan Kartun Animasi Upin Dan Ipin Di Media Nusantara Citra Televisi Terhadap Penggunaan Kosa
Kata Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati Jakarta
Timur.”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Mengingat bahwa tayangan film animasi ini telah berjalan beberapa
tahun, dan untuk mempermudah di dalam memahami penelitian ini, maka
penelitian ini dibatasi pada pengaruh kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV
terhadap penggunaan kosa kata. Pengaruh yang dimaksud adalah pengaruh
seseorang. Pengaruh dibatasi hanya pada perubahan gaya bicara dan
penggunaan kosa kata anak, khususnya murid RA Al-Bariyyah kelas B.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka masalah-masalah
penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh media televisi, khususnya tayangan kartun animasi
Upin & Ipin di MNC TV terhadap penggunaan kosa kata murid RA
Al-Bariyyah?
2. Apa saja kosa kata yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah dari tayangan
kartun Animasi Upin & Ipin di MNC TV?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh media televisi, khususnya
tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV terhadap
penggunaan kosa kata murid RA Al-Bariyyah.
b. Untuk mengetahui apa saja kosa kata dari tayangan kartun Animasi
Upin & Ipin di MNC TV yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah.
2. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kegunaan Akademis
Penelitian ini diharapkan memperkaya ilmu komunikasi terutama
dari penggunaan bahasa melalui pengaruh tayangan kartun animasi
b. Kegunaan Praktis
1) Penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal bagi
penelitian yang serupa di waktu mendatang.
2) Menjadi masukan bagi institusi penyelenggara siaran televisi
dalam mengendalikan pesan yang akan disampaikan dan
memperhatikan proses penyampaiannya terhadap khalayak
khususnya anak-anak.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bertujuan
untuk menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data yang
sedalam-dalamnya.6 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif lebih
menekankan pada persoalan kedalaman data bukan banyaknya data
tersebut. Penelitian ini berupaya menggambarkan atau menjelaskan
kata-kata yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah, tepat dalam kalimat utuh
atau sesuai konteks, serta memiliki makna yang sama. Sebagai akibat atau
pengaruh dari tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV.
Sedangkan desain penelitiannya menggunakan metode deskriptif,
yaitu menggambarkan suatu peristiwa yang sedang terjadi. Tujuannya
untuk menggambarkan peristiwa bukan untuk menjelaskan hubungan
antar variabel atau menguji suatu hipotesis. Tetapi hanya menggambarkan
6
karakteristik variabel yang diteliti. Karena itu, penelitian ini bersifat
mendalam dan ”menusuk” sasaran penelitian. Tentunya untuk mencapai
maksud ini peneliti membutuhkan waktu relatif lama.7
2. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Raudhatul Athfal Al-Bariyyah jalan
Raya Inpres No. 25 kelurahan Tengah kecamatan Kramat Jati Jakarta
Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2011.
3. Subjek dan Objek
Istilah ”Subjek Penelitian” menunjuk pada orang atau individu atau
kelompok yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti.8 Subjek
penelitian adalah murid RA Al-Bariyyah, khususnya kelas B. Objek
penelitian adalah pengaruh tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC
Tv tentang penggunaan kosa kata.
4. Sumber dan Jenis Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen.9
Dokumentasi diperlukan sebagai bahan bacaan dan pertimbangan yang
diperoleh dari foto-foto selama penelitian, artikel-artikel, dan arsip-arsip
(dalam bentuk apapun) melalui media massa seperti majalah. Berkaitan
7
Burhan Bungin, Penelitian Kualitattf, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 69.
8
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT RajaGrafindoPersada, 2007), h.109.
9
dengan hal itu jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan,
sumber data tertulis berupa catatan harian dan foto.
5. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi yang digunakan adalah observasi tidak berstruktur yang dilaksanakan sebelum dan saat penelitian berlangsung (participant observation), mencatat yang berkaitan dengan objek penelitian. Dan peneliti ikut terlibat langsung di lapangan atau RA Al-Bariyyah.
b. Wawancara
Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara tertutup dan
sistematik. Peneliti mewawancarai murid RA Al-Bariyyah kelas B yaitu 5
anak, wali murid, dan wali kelas.
6. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Setelah data yang terkumpul melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi, maka langkah selanjutnya adalah data tersebut disusun
secara sistematis. Kemudian diklasifikasikan untuk dianalisis sesuai
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu disajikan dalam
bentuk laporan ilmiah.
E. Kajian Pustaka
Sebelum melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, telah
dilakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu. Peneliti menemukan beberapa
Ipin, yaitu skripsi yang dibuat oleh Akhmad Bayhaki dengan judul ”Analisis
Semiotik Film Animasi Upin dan Ipin”, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2009.
Dalam skripsinya, Akhmad Bayhaki menggunakan metode analisis Semiotika
John Fiske. Hasil skripsinya adalah film animasi Upin & Ipin lebih banyak
menyajikan moral prososial atau pesan dakwah dalam dunia Islam
dibandingkan dengan pesan moral antisosial. Semua itu terkonstruksi dalam
simbol-simbol serta perilaku tokoh menjalankan puasa, sahur, tarawih serta
ibadah-ibadah lain yang terdapat di bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
Kemudian peneliti juga membaca skripsi yang ditulis oleh Sa`ada
Pueri Natasari dengan judul ”Respon Murid SDI Al-Bayan Larangan Indah
Tangerang Terhadap Video Animasi Upin dan Ipin”, mahasiswa Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam tahun 2009. Dalam skripsinya, Sa`ada Pueri Natasari menulis tentang
respon siswa SDI Bayan terhadap video animasi. Seluruh murid SDI
Al-Bayan menyukai video animasi Upin & Ipin. Alasannya karena tokoh utama
yang lucu dan apa adanya serta ceritanya yang menarik.
Peneliti juga membaca skripsi yang dibuat oleh Enggar Pramessinta
dengan judul ”Pengaruh Penggunaan Lagu Terhadap Penguasaan Kosa Kata
Bahasa Arab Siswa Kelas XI MAN 7 Jakarta”, mahasiswa Fakultas Bahasa
dan Seni Universitas Negeri Jakarta, jurusan Bahasa dan Sastra Arab tahun
2001. Hasil penelitiannya menjelaskan penguasaan kosa kata bahasa Arab
penguasaan kosa kata bahasa Arab dari siswa yang diajarkan dengan tidak
menggunakan lagu.
Oleh sebab itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
seperti menjiplak atau mengambil hasil karya orang lain, peneliti menjelaskan
bahwa dalam skripsi ini peneliti meneliti tentang ”Pengaruh Tayangan Kartun
Animasi Upin & Ipin di MNC TV Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid
RA Al-Bariyyah.”
F. Pedoman Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi
dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam tulisan ini terdiri dari
lima bab. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN membahas latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, metodelogi penelitian, dan
BAB II KAJIAN TEORI membahas teori-teori yang menunjang dan mempunyai kaitan dengan permasalahan yang diangkat
oleh peneliti dalam skripsi ini, yaitu : pengertian pengaruh,
pengetian film animasi, pengertian televisi, pengertian kosa
kata, pengertian komunikasi massa, efek komunikasi massa,
teori peniruan atau imitasi (imitation theory).
BAB III GAMBARAN UMUM berisi tentang profil Raudhatul
Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati Jakarta Timur dan sekilas
tentang tayangan animasi Upin & Ipin serta tentang MNC
Tv.
BAB IV ANALISIS DATA berisi tentang peniruan kosa kata dari
tayangan kartun animasi Upin & Ipin dan pengaruh media
televisi, khususnya tayangan kartun animasi Upin & Ipin
terhadap penggunaan kosa kata murid RA Al-Bariyyah.
16
KAJIAN TEORI
A. Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang atau benda yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang.1
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh
merupakan sesuatu yang muncul dan dapat membentuk perilaku seseorang,
terlebih lagi jika pengaruh itu adalah pengaruh yang positif dan ditanam sejak
kecil. Tentu saja dapat membentuk perilaku sang anak menjadi baik.
Semua peristiwa komunikasi yang dilakukan secara terencana
mempunyai tujuan, yakni mempengaruhi khalayak atau penerima. Pengaruh
atau efek ialah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.2
Pengaruh dapat dirasakan oleh setiap orang ketika mengalami suatu
peristiwa yang dialaminya secara berulang-ulang, jika orang tersebut sangat
menyukai terhadap apa yang dialami bukan tidak mungkin akan
menimbulkan pengaruh positif pada dirinya baik perbuatan maupun
perkataan. Pengaruh yang dimaksud di sini adalah kekuatan yang ada dan
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 849.
2
timbul dari seseorang yang dapat membentuk suatu sifat, sebuah keyakinan
atau perilaku seseorang.
Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan
(knowledge), sikap (attitude), dan perilaku (behaviour). Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan
perubahan pendapat. Perubahan persepsi misalnya, ketika perang teluk
meletus media barat memojokkan Presiden Irak Saddam Husain sebagai
diktator, sehingga orang cenderung berpihak pada Amerika. Akan tetapi
ketika Televisi CNN berhasil menampilkan Saddam Husain dalam keadaan
segar bugar dengan rasa simpatik menyapa satu per satu orang Amerika yang
ditawan, maka orang melihat saddam Husain sebagai pribadi yang baik.
Sementara itu, perubahan pendapat terjadi bilamana terdapat
perubahan penilaian terhadap sesuatu objek karena adanya informasi yang
lebih baru, misalnya pendapat seorang ahli tentang situasi perekonomian
suatu negara atau adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi yang
lebih canggih. Antara perubahan persepsi dan perubahan pendapat terdapat
hubungan yang sangat erat, sebab persepsi yang dilakukan dengan interpretasi
dapat diorganisasi menjadi pendapat.
Adapun yang dimaksud dengan perubahan sikap, ialah adanya
perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisasi dalam bentuk
prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek baik
yang terdapat di dalam maupun di luar dirinya. Dalam banyak hal, terutama
karena melihat bahwa apa yang tadinya dipercaya tidak benar. Oleh karena
itu ia berubah sikap untuk mengganti dengan kepercayaan lain.
Sementara itu, yang dimaksud dengan perubahan perilaku ialah
perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan. Misalnya seorang pengemudi
yang sering melaju dengan kecepatan 90-100 km per jam mengurangi
kecepatannya menjadi 60-80 km per jam, sesudah ia menyaksikan kecelakaan
lalu lintas di dalam tayangan televisi. Antara perubahan sikap dan perilaku
juga terdapat hubungan yang erat, sebab perubahan perilaku biasanya
didahului oleh perubahan sikap. Namun dalam hal tertentu, bisa juga
perubahan sikap didahului oleh perubahan perilaku.
Salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian dalam pengaruh,
ialah umpan balik (feedback). Sebenarnya umpan balik adalah pengaruh yang langsung diterima oleh sumber dari penerima, umpan balik bisa berupa data,
pendapat, komentar atau saran.3
Namun perlu diketahui bahwa umpan balik memiliki konsekuensi
yang dapat mematahkan kreativitas komunikator jika hal itu bertendensi
negatif, sebaliknya bisa juga mendorong komunikator untuk lebih maju dan
lebih baik, jika umpan balik bersifat positif. Oleh karena itu dalam memberi
umpan balik kepada komunikator, penerima perlu mawas diri dengan penuh
kebijakan sehingga bisa tetap menjadi mitra yang baik dalam hubungan antar
manusia.
3
B. Film Animasi
1. Pengertian Film Animasi
Film merupakan media ekspresi, dan karena ditujukan untuk khalayak
ramai, maka film merupakan komunikasi massa yang khas. Film adalah
media massa khusus yang memberikan tampilan audio dan visual, yang
dikemas semenarik mungkin dengan tujuan memberikan suatu tampilan yang
memudahkan komunikan menerima dengan baik atau terkadang malah
membingungkan dalam penerimaan pesan yang tersirat.
Menurut bahasa, kata animasi diambil dari bahasa latin “anima” yang
berarti jiwa, hidup, nyawa semangat. Animasi adalah gambar dua dimensi
yang seolah-olah bergerak karena kemampuan otak untuk selalu menyimpan
atau mengingat gambar yang terlihat sebelumnya.4
Animasi pada dasarnya adalah suatu cara untuk mentransformasikan
objek lebih lanjut, animasi bisa dikerjakan secara interaktif maupun non
interaktif. Pada animasi yang bersifat interaktif, pergerakan objek akan selalu
mengikuti perintah yang diberikan oleh pemakai lewat piranti interaktif.
Model animasi seperti ini dilaksanakan pada kebanyakan program-program
yang sifatnya permainan (games). Sedangkan animasi yang bersifat non interaktif, pergerakan objek tidak lagi dikendalikan oleh pemakai, melainkan
sudah ditentukan langsung oleh orang yang membuatnya melalui
program-program pembuat animasi itu sendiri.5
4
Cinemags, The Making of Animation, (Bandung: PT. Magindo Tunggal Sejahtera, 2004), cet. ke-1, h. 6.
5
Film animasi adalah media komunikasi massa yang timbul dari
perkembangan teknologi dan kemajuan media komunikasi massa elektronik
seperti adanya radio dan televisi. Film adalah salah satu dari media
komunikasi massa elektronik yang dinilai cukup efektif dalam
menyebarluaskan suatu isi pesan yang ingin disampaikan oleh seorang
komunikator.
Teknik film animasi, seperti halnya film hidup, dimungkinkan adanya
perhitungan kecepatan film yang berjalan berurutan antara 18 sampai 24
gambar tiap detiknya. Gambar yang diproyeksikan ke layar sebetulnya tidak
bergerak, yang terlihat adalah gerakan semu, terjadi pada indra kita akibat
perubahan kecil dari satu gambar ke gambar yang lain, adanya suatu
fenomena yang terjadi pada waktu kita melihat, disebut Parsistence of Vision,
sehingga menghasilkan suatu ilusi gerak dari pandangan kita.
Berbeda dengan film hidup, gambar diambil dari pemotretan objek
yang bergerak, lalu dianalisis satu per satu menjadi beberapa gambar diam
pada tiap bingkai pita seluloid. Sedangkan film animasi, gerak gambar
diciptakan dengan menganalisis gambar per gambar atau kerangka demi
kerangka oleh animator, lalu direkam gambar demi gambar atau gerak demi
per bingkai, dengan perhitungan waktu untuk tiap satu detik dibutuhkan 24
bukaan bingkai kamera untuk merekam gambar, gerak ke pita seluloid.6
2. Jenis-jenis Film Animasi
a. Film Animasi Pendek (Short Animation Films), adalah jenis film animasi yang memiliki durasi di bawah 60 menit. Film animasi ini
biasanya dilakukan oleh orang yang sedang berlatih membuat film.
b. Film Animasi Cerita Panjang (Feature Longth Animation Films), yaitu jenis film animasi yang berdurasi lebih dari 60 menit yang termasuk
disini adalah film animasi yang biasa diputar di bioskop atau home video.
c. Video Klip (Music Video), menjadikan animasi sebagai bagian dari video klip menjadi sebuah trend. Jenis film ini merupakan sarana yang sangat membantu dalam pemasaran bagi produser musik.
d. Program Televisi (TV Programe), jenis film animasi ini diproduksi untuk bahan tontonan pemirsa televisi.
e. Iklan Televisi (TV Comercial), adalah salah satu sarana penyebaran informasi pemasaran produk. Animasi ini digunakan supaya lebih
menarik perhatian dan dapat dicerna cepat khususnya bagi anak-anak.
C. Televisi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi merupakan sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau
6
melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar)
dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali
menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar.7
Dengan televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar
diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel. Sistem ini
menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam
gelombang elektrik dan mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang
dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah
dijumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat
kabar, radio, atau komputer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat
memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton
atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa
pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain.
Dewasa ini televisi dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan
mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat
dihubungkan melalui satelit. Apa yang disaksikan pada layar televisi,
semuanya merupakan unsur gambar dan suara. Jadi ada dua unsur yang
melengkapinya yaitu unsur gambar dan unsur suara. Rekaman suara dengan
gambar yang dilakukan di stasiun televisi berubah menjadi getaran-getaran
listrik, getaran-getaran listrik ini diberikan pada pemancar, pemancar
mengubah getaran-getaran listrik tersebut menjadi gelombang
7
elektromagnetik, gelombang elektromagnetik ini ditangkap oleh satelit.
Melalui satelit inilah gelombang elektromagnetik dipancarkan sehingga
masyarakat dapat menyaksikan siaran televisi.
D. Kosa Kata
Istilah kosa kata sering terdengar, namun jika diperhatikan masih
banyak para ahli yang masih berbeda dalam menafsirkan maknanya. Untuk
itu, diperlukan lebih banyak lagi pendapat untuk mendapatkan kesimpulan
mengenai pengertian kosa kata. Soedjito dalam Tarigan memaparkan bahwa
kosa kata merupakan: (1) semua kata yang terdapat dalam satu bahasa; (2)
kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara; (3) kata yang dipakai
dalam satu bidang ilmu pengetahuan; dan (4) daftar kata yang disusun seperti
kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis.8
Kemudian Keraf dalam bukunya mengemukakan bahwa kosa kata
atau pembendaharaan kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang
dimiliki oleh sebuah bahasa.9 Pendapat Keraf tersebut memberikan penegasan
bahwa sesungguhnya kosa kata itu merupakan keseluruhan kata yang dimiliki
suatu bahasa. Pendapat tersebut mengupas mengenai istilah kata. Maka perlu
juga dibahas mengenai istilah kata tersebut.
8
Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1994), h. 447. Diambil dari http://chanthuque.blogspot.com/2011/03/pegertian-kosakata.html dikutip oleh Hasanudin S. Pd, pada 12 April 2011.
9
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adalah unsur bahasa yang
diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan
pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.10 Hocket mengemukakan
pendapatnya mengenai istilah kata. Pendapatnya tersebut menyebutkan
bahwa kata itu didasarkan pada „kesenyapan’ dan „isolabilitas’. Kemudian
pendapat Hocket tersebut dipertegas dalam Parera bahwa kata adalah tiap
segmen dari sebuah kalimat yang diapit oleh sendi-sendi yang berturut-turut
memungkinkan adanya kesenyapan.11 Selanjutnya Keraf memberikan definisi
mengenai kata yaitu sebagai berikut ini.
Tidak ada suatu batasan mengenai kata yang sahih bagi semua bahasa di dunia. Dalam mendeskripsikan banyak bahasa di dunia diperlukan suatu atau sebuah unit yang disebut kata, namun bagi sebagian pengertian kata dibatasi secara fonologi, sedangkan bagi bahasa yang lain dibatasi secara morfologis. Kata merupakan satu unit dalam bahasa yang memiliki stabilitas dan mobilitas posisional yang berarti ia memiliki komposisi tertentu (entah fonologis, entah morfologis) dan secara relatif memiliki distribusi yang bebas.12
Simpulnya, kata didefinisikan sebagai satu kesatuan utuh, berbentuk
dan bermakna serta dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya yang
memiliki sebuah ide dan gagasan yang bermakna. Dengan demikian kita tidak
bisa merangkai begitu saja seenaknya, tetapi kita harus merangkai dengan
rangkaian yang bermakna dan sistematik.
Selanjutnya dalam salah satu tulisan Kridalaksana dalam Tarigan
yang menyatakan bahwa kosa kata adalah (1) komponen bahasa yang memuat
10
Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007, h. 513.
11
Jos Daniel Parera, Belajar Mengemukakan Pendapat, (Jakarta: Erlangga, 1992), h. 3. Diambil dari http://chanthuque.blogspot.com/2011/03/pegertian-kosakata.html dikutip oleh Hasanudin S. Pd, pada 12 April 2011.
12
secara informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; (2)
kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis atau suatu bahasa;
dan (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan yang
singkat dan praktis.13
Kosa kata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa
tertentu.14 Kosa kata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua
kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata-kata-kata yang
kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat
baru. Kekayaan kosa kata seseorang secara umum dianggap merupakan
gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya. Karenanya banyak
ujian standar, seperti SAT, yang memberikan pertanyaan yang menguji kosa
kata.
Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan
bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun
pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah
dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari
mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap
pembentukan kosa kata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif.
Dengan paparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kosa kata
adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa yang dimiliki seorang
penulis ataupun juga dimiliki seorang pembicara. Kosa kata ini memiliki
13
Tarigan, h. 446.
14
peranan yang sangat penting dalam pengajaran bahasa, sebab penguasaan
kosa kata sangat berpengaruh terhadap keterampilan berbahasa. Semakin
banyak kosa kata yang dimiliki, semakin terampil pula seseorang dalam
berbahasa. Dengan penguasaan kosa kata ini memungkinkan seseorang lebih
terampil dalam menulis, seperti menulis narasi. Menulis ini membutuhkan
kosa kata yang banyak untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada
pembacanya.
E. Komunikasi Massa
Komunikasi Massa (Mass Communication) ialah komunikasi melalui media massa modern.15 Komunikasi Massa sebagai bagian dari ilmu sosial
yang bersifat dinamis, dalam arti dapat dipakai untuk segala kondisi dan
kebutuhan manusia dalam menjalani kehidupan sosialnya. Ilmu komunikasi
berperan aktif, jangkauannya yang luas seperti pembagian cabang pada ilmu
makro dalam komunikasi yaitu komunikasi massa, komunikasi antar pribadi,
komunikasi politik serta komunikasi antar budaya dan agama.
Efek Komunikasi Massa16
Sumber utama keprihatinan di kalangan pendidik dan para pemimpin
masyarakat mengenai efek negatif yang ditimbulkan oleh media massa
khususnya dalam hal delinkuensi (kenakalan) dan kejahatan adalah kesadaran akan besarnya kemungkinan atau potensi pada tiap anggota masyarakat untuk
15
Onong Uchana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 79.
16
meniru apa-apa yang disaksikan ataupun diperoleh dari media massa.
Pengenaan (exposure) terhadap isi media massa memungkinkan khalayak untuk mengetahui sesuatu isi media massa kemudian dipengaruhi oleh media
tersebut. Namun pada saat yang sama terbentang pada harapan agar khalayak
meniru hal-hal yang baik dari apa yang ditampilkan oleh media massa.
Hampir setiap hari umumnya masyarakat dihadapkan pada berita atau
pembicaraan yang menyangkut perilaku kejahatan seperti pembunuhan,
perampokan, perkosaan, dan bentuk-bentuk yang lain. Segala sesuatu yang
digambarkan dan disajikan oleh media kepada masyarakat luas dapat
membantu dan mengembangkan kemampuan menentukan sikap pada
individu-individu di tengah masyarakat dalam menentukan pilihan mengenai
apa yang patut ditempuhnya untuk kehidupan sosial mereka.
Dalam berbagai tulisan para ahli telah mengemukakan bahwa media
massa merupakan saluran bagi bermacam-macam ide, gagasan, konsep, yang
menimbulkan selain banyak efek bagi masyarakat. Efek tersebut ada yang
bersifat langsung, artinya mengenai mereka yang dikenai (exposured) media massa yang bersangkutan, tetapi ada pula yang tidak langsung.
Hasil dari berbagai penelitian hingga kini menyatakan bahwa efek
langsung komunikasi massa pada sikap dan perilaku khalayaknya, kecil
sekali, atau belum terjangkau oleh teknik-teknik pengukuran yang digunakan
sekarang.
Membicarakan efek media massa juga memerlukan pembedaan yang
ataukah efek yang baru kelihatan kemudian (delayed effect). Efek yang segera merupakan akibat langsung yang terjadi sesudah seseorang mengkonsumsi
media massa. Misalnya kita baca di surat kabar, kejadian pemirsa televisi
yang langsung tewas di saat menyaksikan kalahnya seseorang dalam
pertandingan tinju. Sekalipun secara medis mungkin hal seperti itu sebagai
akibat dari penyakit jantung yang dideritanya. Namun melihat peristiwanya,
kita dapat mengatakan bahwa hal tersebut adalah contoh yang ekstrim dari
efek yang segera akibat mengkonsumsi media massa. Sedangkan efek yang
baru muncul belakangan, terjadi beberapa waktu kemudian setelah seseorang
mengkonsumsi media massa. Setelah menonton siaran televisi tentang
bencana alam, misalnya seseorang kemudian merasa terketuk hatinya untuk
menyumbang dana bantuan sosial. Jadi tidak langsung segera di saat sedang
mengkonsumsi media massa. Adapula pengaruh media massa yang bersifat
halus dan tersebar (long term impact) terhadap perilaku seolah-olah kurang dirasakan pengaruhnya. Padahal justru menyangkut masalah kehidupan
masyarakat luas.
Perbedaan intensitas atau kedalaman suatu komunikasi juga membuat
efek yang ditimbulkan berbeda. Jika seseorang mengkonsumsi media massa
sebagai hiburan, habis dibaca lalu melupakannya, tentu berbeda dengan jika
ia mengkhususkan diri dengan penuh konsentrasi membaca suatu berita atau
tulisan, ataupun menonton televisi. Termasuk ke dalam intensitas adalah
dikonsumsi hanya sekali tentu berbeda efeknya dengan yang dikonsumsi
setiap hari atau bekali-kali dalam sehari.
Salah satu perubahan yang mencolok pada kehidupan masyarakat
pasca agraris (maksudnya mata pencaharian utama masyarakat tidak lagi
hanya pada sektor pertanian, tetapi telah berkembang ke bidang lain) adalah
menyebarluasnya media massa hampir ke seluruh lapisan sosial serta semakin
terasa fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.
F. Teori Peniruan atau Imitasi (Imitation Theory)
Imitasi atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan
tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan
indra sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk
mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan
gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi
karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap
pemikiran orang lain.17
Imitasi saat ini dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu seperti
psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan (animal study), antropologi, ekonomi, sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi
imitasi pada pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan manusia
untuk berinteraksi secara sosial sampai dengan penurunan budaya pada
17
generasi selanjutnya. Imitasi sering dikaitkan pula dengan teori belajar sosial
dari Albert Bandura. Selain itu dengan imitasi, dikatakan bahwa anak
membentuk teori pemikirannya (Theory of Mind) melalui imitasi terhadap aksi orang lain maupun persepsi terhadap rangsang yang diterima dari
lingkungannya.
Imitasi harus dibedakan dengan peniruan gerakan yang sama saja
(mimikri) maupun peniruan tujuan (emulasi), namun pada proses imitasi
manusia melakukan prinsip peniruan suatu aksi dengan memahami tujuan
aksi dan diarahkan oleh pencapaian target tujuan (goal).
Media massa dapat menimbulkan efek peniruan atau imitasi,
khususnya yang menyangkut delinkuesi dan kejahatan, bertolak dari besarnya kemungkinan atau potensi pada tiap anggota masyarakat untuk meniru
apa-apa yang ia peroleh dari media massa. Kemudahan isi media massa untuk
dipahami memungkinkan khalayak untuk mengetahui isi media massa dan
kemudian dipengaruhi oleh isi media tersebut. Perilaku khalayak jelas amat
dipengaruhi oleh media massa, hal ini dapat dilihat dalam kehidupan
sehari-hari. Sebenarnya isi media massa dapat memberikan dua pengaruh pada
khalayak. Isi media massa yang disukai khalayak cenderung akan ditiru oleh
masyarakat, sebaliknya bila isi media massa itu tidak disukai khalayak, maka
khalayak pun akan cenderung untuk menghindarinya. Sebagai contoh
tayangan kriminal di televisi. Masyarakat yang tidak menyukai tindak
kriminal tentu akan menghindari perilaku yang ditayangkan di televisi seperti
masyarakat yang berdarah kriminal alias penjahat. Mereka tentu akan meniru
isi media massa tersebut dan bahkan ”memperbaharui” tindak kejahatan
tersebut agar tidak tertangkap polisi. Bukankah itu suatu kemungkinan yang
amat mungkin terjadi pada manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk
sosial.
Dalam teori ini, individu dipandang secara otomatis cenderung
berempati dengan perasaan orang-orang yang diamatinya dan meniru
perilakunya.18 Komunikasi massa menampilkan berbagai model untuk ditiru
oleh khalayaknya. Media cetak mungkin menyajikan pikiran dan gagasan
yang lebih jelas dan lebih mudah dimengerti daripada yang dikemukakan oleh
orang-orang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Media piktorial seperti
televisi, film, dan komik secara dramatis mempertontonkan perilaku fisik
yang mudah dicontoh. Melalui televisi, orang meniru perilaku idola mereka.
Teori peniruanlah yang dapat menjelaskan mengapa media massa begitu
berperan dalam menyebarkan mode – berpakaian, berbicara, atau berperilaku
tertentu lainnya.
Seorang sosiolog bernama Gabriel Tarde berpendapat bahwa semua
orang memiliki kecenderungan yang kuat untuk menandingi (menyamai atau
bahkan melebihi) tindakan orang disekitarnya. Ia berpendapat bahwa mustahil
bagi dua individu yang berinteraksi dalam waktu yang cukup panjang untuk
tidak menunjukan peningkatan dalam peniruan perilaku secara timbal balik.
Ia juga memandang imitasi memainkan peranan yang sentral dalam tranmisi
18
kebudayaan dan pengetahuan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya.
Dengan pengamatannya tersebut, Tarde sampai pada pernyataannya yang
mengatakan bahwa “society is imitation…”. Pernyataan ini didukung oleh Mc
Dougal, pengarang buku teks psikologi yang pertama.19
Pandangan Tarde tersebut banyak dikritik belakangan ini kerena
kecenderungan manusia meniru orang lain sebagai suatu bawaan sejak lahir
tidak cocok dengan kenyataan, karena seringkali pengamatan terhadap orang
lain justru membuat kita menghindari untuk meniru perilaku tersebut.
Pandangan ini menganggap bahwa pernyataan Tarde tidak dipertegas dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peniruan, cara seseorang dalam
memilih model tertentu yang akan ditirunya, ataupun jenis perilaku yang akan
disamainya itu.
Hal tersebut membuat teori yang dikemukakan Tarde ditinggalkan
secara perlahan-lahan di lingkungan psikologi dan digantikan oleh teori yang
berpendapat bahwa kecenderungan untuk meniru orang lain adalah sesuatu
yang dipelajari (learned), atau diperoleh melalui suatu proses pengkondisian agar orang melakukan peniruan terhadap perilaku tertentu. Kelemahan
terbesar dari teori yang mengatakan bahwa tayangan kekerasan di televisi
menimbulkan kekerasan adalah bahwa teori ini diperolah dari studi-studi
laboratory yang bersifat eksperimen. Jadi studi ini tidak berdasarkan studi yang dipelajari dari kehidupan nyata. Aliran ini dipimpin oleh Seymour
Feshbach dan kawan-kawan (1971) yang menyatakan bahwa daripada
19
memicu perilaku kekerasan, menonton perilaku kekerasan di televisi justru
memberikan efek katarsis bagi khalayak. Menurut mereka, dengan menonton
kekerasan pada televisi, kita justru menjadi frustasi dan itu mengurangi serta
memperkecil kemungkinan kepada khalayak untuk meniru kekerasan yang
34
GAMBARAN UMUM
A. Tayangan Kartun Animasi Upin dan Ipin
Menjelang lebaran tahun 2008, Upin & Ipin yang merupakan film
kartun Malaysia menjadi idola baru para pemirsa televisi di Indonesia. Upin
& Ipin adalah film kartun yang menggunakan animasi gambar dan
kecanggihan teknologi komputer yang sangat baik. Kepopuleran Upin & Ipin
kabarnya telah diangkat menjadi sebuah film layar lebar atau bioskop. Di
Indonesia sendiri film kartun Malaysia tersebut ditayangkan oleh stasiun
MNC TV setiap sore menjelang buka puasa. Banyak keluarga Indonesia yang
setia menonton film Upin & Ipin sambil menunggu menikmati nikmatnya
menu buka puasa di rumah.
Film kartun Upin & Ipin menceritakan tentang kehidupan dua bocah
kecil di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat dimana mereka
tinggal. Kepolosan, kenakalan dan kecerdasan seorang anak diceritakan
dengan gaya yang cukup santun. Hal ini mengingatkan dengan kepopuleran si
Unyil pada masanya. Dengan meningkatnya popularitas Upin & Ipin maka
Free Download Video kartun tersebut juga banyak ditunggu oleh para penggemar download gratis di tanah air.
Upin & Ipin mengambil jalan cerita sehari-hari yang seringkali
ditemui anak-anak. Masalah dan konflik mampu mereka selesaikan dengan
& Ipin juga sangat kuat dan lucu. Hal inilah yang membuat film kartun
tersebut semakin banyak digemari masyarakat Indonesia.
1. Sejarah Pembuatan Upin dan Ipin
Siapa yang tidak tahu film Upin & Ipin. Film Upin & Ipin ini cukup populer dan banyak digemari masyarakat Indonesia khususnya anak-anak
karena materinya sangat mendidik dan ceritanya pun menarik. Upin & Ipin
mulai dirilis pada tahun 14 September, 2007 di Malaysia di siarkan di TV9
dan diproduksi oleh Les’ Copaque. Awalnya film ini bertujuan untuk
mendidik anak-anak agar menghayati bulan Ramadhan. Kini Upin & Ipin
sudah mempunyai tiga episode. Di Indonesia Upin & Ipin hadir di MNC TV.
Di Turki, Upin & Ipin disiarkan di Hilal TV. Film ini berdurasi 5-7 menit
setiap episodenya. Kartun ini tayang setiap hari di TV9 pukul 16.30. Dan di
MNC TV tayang setiap hari pukul 15.00 dan 19.00 WIB.
Pada awalnya Upin & Ipin dibuat oleh Mohd Nizam Abdul Razak,
Mohd Safwan Abdul Karim dan Usamah Zaid, para pemilik Les’ Copaque.
Ketiganya merupakan alumni dari Multimedia University, Malaysia, yang awalnya bekerja sebagai pekerja di sebuah organisasi animasi sebelum
akhirnya bertemu dengan bekas pedagang minyak dan gas, Haji Burhanuddin
Radzi dan istrinya bernama H. Ainon Ariff pada tahun 2005, lalu membuka
organisasi Les’ Copaque.
Pada awalnya Upin & Ipin ditayangkan khusus untuk menyambut
Ramadhan pada tahun 2007 untuk mendidik anak-anak mengenai arti dan
menit ini untuk menguji penerimaan pasar lokal serta mengukur bagaimana
reaksi pada kemampuan penceritaan kami.” Sambutan meriah terhadap kartun
pendek ini mendorong Les’ Copaque agar menerbitkan satu musim lagi
menyambut bulan Ramadan yang seterusnya.1
Nizam percaya bahwa aspek kebudayaan Malaysia yang berlatarkan
sebagai sebuah kampung yang sederhana pasti dapat menarik minat pasar
internasional. Seperti pada kartun animasi Doraemon asal Jepang dapat laris
di seluruh dunia meskipun berlatarkan budaya setempat dan bukannya budaya
internasional. Dan lagi, reputasi Les’ Copaque sebagai organisasi terkenal
mulai dibentuk oleh popularitas Upin & Ipin bukan saja di Malaysia, malah di
beberapa negara lain yang mengimpor kartun ini khususnya Indonesia.
Proses animasi Upin & Ipin (dan juga film Geng) menggunakan
perangkat lunak CGI Autodesk Maya. Di sebuah sidang media perangkat
lunak animasi pada tahun 2009, Ketua Perancang Las Copaque, Fuad Md.
Din memberitahukan, “Salah satu tujuan kami memilih kartun ini adalah
karena dibuatnya amat mudah. Lagipula kami sudah berpengalaman
membuatnya sebelum ini.”
Pada tahun 2009, Nizam, Safwan dan Anas meninggalkan Les’
Copaque untuk mendirikan sebuah studio animasi terbaru, yaitu Animonsta
Studios; namun seri animasi Upin & Ipin masih tetap diteruskan di bawah
pimpinan Haji Burhanuddin sebagai direktur.
1
2. Sejarah Penyiaran
a. Episode pertama (2007)
Episode pertama Upin & Ipin disiarkan pada pukul 19.30 malam
Jum`at, Sabtu dan Minggu, bersamaan dengan menyambut bulan
Ramadhan dan Idul Fitri, yang menceritakan Upin dan Ipin yang sedang
belajar menghayati bulan yang mulia. Empat episode pertama
diperkenalkan pada awal bulan puasa, diikuti untuk hari berikutnya antara
22 September dan 11 Oktober yang disiarkan ulang dan diakhiri dengan
dua episode baru bersamaan dengan menyambut Lebaran. Seri ini
memenangi anugerah Animasi Terbaik di Festival Film Antarabangsa
Kuala Lumpur 2007.
b. Upin & Ipin: Setahun Kemudian (2008)
Episode kedua pun disiarkan pada pukul 19.30 malam setiap
episode. Episode kali ini terdiri dari 12 episode, episode yang paling awal
disiarkan pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu selama bulan Ramadhan
(tayangan pertama di awal bulan, tayangan ulang di akhir bulan) dan
episode selanjutnya bersamaan dengan menyambut Hari Raya Idul Fitri
c. Upin & Ipin dan Kawan-Kawan (2009)
Episode ketiga Upin & Ipin bermula pada 2 Februari 2009.
Sehingga pertengahan bulan Mei, tiga episode ditayangkan (termasuk
siaran ulang) setiap Minggu pada hari Senin hingga Sabtu, pukul 7 malam.
Mulai 14 Mei, waktu siaran Upin & Ipin ditayangkan pada Jum`at
hingga Minggu, pukul 5.30 petang. Selain itu, syarikat TM diumumkan
sebagai sponsor utama seri Upin & Ipin dan Kawan-kawan hingga kini.
Pada bulan September, siaran Upin & Ipin kembali tayang setiap
hari Senin hingga Minggu dengan episode-episode baru bersamaan dengan
menyambut bulan puasa dan libur sekolah akhir tahun. Episode baru
terkini selama ini, Kembara ke Pulau Harta Karun (bagian VIII) keluar
pada 30 Desember 2009.
3. Karakter Tokoh2
Tokoh Utama :
Upin : Sebagai kakak dari Ipin, karakternya selalu ingin tahu,
Iseng dan jahil, tetapi lebih vokal dibandingkan tokoh
Ipin. Karakter ini diperankan oleh Nur Fathiah binti
Diaz.
Ipin : Sebagai adik dari Upin, karakternya selalu ingin tahu,
Iseng dan jahil, tetapi lebih pasif dibandingkan tokoh
2
Ipin. Karakter ini diperankan oleh Nur Fathiah binti
Diaz.
Kak Ros : Sebagai kakak dari Upin & Ipin, karakternya cenderung
mudah emosi tetapi sayang kepada adik-adiknya.
Karakter ini diperankan oleh Noor Ezdiani binti Ahmad
Fawzi (season 1), Ida Shaheera (season 2).
Mak Uda/Opah : Sebagai nenek Upin, Ipin dan Ros. Dia berhati bersih
dan sering memanjakan Upin dan Ipin. Ia mengetahui
banyak hal duniawi dan keagamaan. Ia lebih sering
dipanggil Opah. Karakter ini diperankan oleh Hj. Ainon
binti Ariff.
Fizi : Sebagai teman Upin & Ipin. Dia bersifat penuh keyakinan dan amat dimanjakan orangtuanya. Terkadang
dia kelihatan suka besar mulut, tetapi sebenarnya baik
hati dan menyayangi orangtuanya. Dia sering terlihat
berdua dengan Ehsan. Karakter ini diperankan oleh Ida
Rahayu Yusoff.
Ehsan : Sebagai teman Upin & Ipin dan sepupu Fizi. Meskipun
suka makan, menyendiri dan cerewet, dia tetap seorang
teman setia. Dirumahnya ia dipanggil Bobob. Sedangkan
oleh Fizi ia terkadang dipanggil intan payung atau anak
manja. Karakter ini diperankan oleh Mohd. Syahmid bin
Rajoo : Sebagai teman Upin & Ipin, ia keturunan India. Ia lebih
tua lima tahun dibandingkan Upin & Ipin. Oleh karena
itu seolah-olah ia menjadi kakak kepada mereka. Mereka
bertiga selalu bermain bersama di kampung mereka.
Karakter ini diperankan oleh Kannan A/L Rajan.
Mei Mei : Sebagai teman Upin & Ipin, ia keturunan Cina, dia
seorang teman sepermainan dan juga teman sekelas Upin
& Ipin. Selain cantik dan banyak yang menyayanginya,
ia adalah anak terpintar di kelasnya. Karakternya
diperankan oleh Yap Ee Jean / Tang Ying Sowk.
Mail : Sebagai teman sekelas Upin & Ipin. Dia juga iseng dan jahil seperti Upin & Ipin tetapi ia gegabah dan tidak bisa
diandalkan. Sepanjang bulan Ramadhan, edisi kedua,
Mail tidak pernah menunaikan puasa walaupun sudah
cukup umur, tetapi dia juga membantu ibunya menjual
makanan di Pasar Ramadhan. Di kelasnya dan di
kalangan teman-temannya ia dijuluki Mail 2 seringgit.
Karakter ini diperankan oleh Mohd Hasrul.
Jarjit : Sebagai teman sekelas Upin & Ipin, ia dari keturunan
Sikh Benggali. Dia selalu ikut serta dalam permainan
anak-anak lain, namun setiap kali terjadi sesuatu yang