• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh tayangan kartun animasi Upin dan ipin di Media Nusantara Citra Televisi terhadap penggunaan kosa kata murid Raudhatyl athfal-al- bariyyah karmat jati Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh tayangan kartun animasi Upin dan ipin di Media Nusantara Citra Televisi terhadap penggunaan kosa kata murid Raudhatyl athfal-al- bariyyah karmat jati Jakarta Timur"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Maspupah

107051002588

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

PENGARUH TAYANGAN KARTUN ANIMASI UPIN DAN

IPIN DI MEDIA NUSANTARA CITRA TELEVISI TERHADAP

PENGGUNAAN KOSA KATA MURID RAUDHATUL ATHFAL

AL-BARIYYAH KRAMAT JATI JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S. Kom. I)

Oleh:

Maspupah

NIM. 107051002588

Di Bawah Bimbingan:

Dra. Hj. Asriati, M. Hum

NIP. 19610422 199003 2 001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)
(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan atau plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 26 Mei 2011

(5)

i

Bariyyah Kramat Jati Jakarta Timur.

Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Bahkan bagi anak-anak sekalipun menonton televise sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya. Kartun animasi Upin & Ipin menceritakan tentang kisah kehidupan sepasang kakak-beradik kembar berusia 5-6 tahunan yang tinggal bersama kakak Ros dan Opah di kampung Durian Runtuh, setelah kematian orang tuanya sewaktu masih bayi. Upin & Ipin bersekolah di Tadika Mesra yang terletak dalam kawasan kampung, mereka memiliki banyak teman, diantaranya Mei Mei yang cerewet tetapi bersikap dewasa, Jarjit Singh yang gemar melucu dan berpantun, Ehsan yang pendiam, dan rakus, Fizi (sepupu Ehsan) yang penuh percaya diri, dan Mael yang pandai berhitung dan berdagang.

Maka perumusan masalah adalah Bagaimana pengaruh media televisi, khususnya tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV terhadap penggunaan kosa kata murid RA Al-Bariyyah? Apa saja kosa kata yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah dari tayangan kartun Animasi Upin & Ipin di MNC TV?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berupaya menggambarkan fenomena sosial yang terjadi pada murid RA Al-Bariyyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan kata-kata yang ditiru, tepat dalam kalimat utuh, sesuai konteks, serta memiliki makna yang sama.

Teori yang digunakan adalah teori imitasi, yaitu suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indra sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Selain itu dengan imitasi, dikatakan bahwa anak membentuk teori pemikirannya (Theory of Mind) melalui imitasi terhadap aksi orang lain maupun persepsi terhadap rangsang yang diterima dari lingkungannya.

Murid RA Al-Bariyyah dalam kesehariannya menggunakan kata Cik Gu

(6)

ii

Segala puji hanya milik Allah SWT Rabb semesta alam. Shalawat dan

salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan

segenap sahabatnya.

Suka dan cita mengiringi pembuatan skripsi ini. Untuk itu kepada semua

pihak yang dengan tulus ikhlas ikut serta membantu secara tenaga, pikiran, materi,

maupun do`a, peneliti mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.

Dengan kerendahan hati dan rasa hormat, peneliti mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Pembantu Dekan Bid. Akademik Drs. Wahidin Saputra, MA,

Pembantu Dekan Bid. Adm. Umum Drs. Mahmud Djalal, MA, Pembantu

Dekan Bid. Kemahasiswaan Drs. Study Rizal LK, MA.

2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Drs. Jumroni, M.Si yang

menjadi inspirasi sekaligus dosen favorit peneliti.

3. Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Ibu Hj. Umi Musyarofah,

MA yang telah membantu peneliti selama masa kuliah untuk menyelesaikan

nilai akademis di kampus ini.

4. Ibu Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum selaku pembimbing yang telah

membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Drs. Study Rizal LK, MA dan Drs. Yusra Kilun, M.Pd selaku penguji yang

(7)

iii berguna untuk peneliti.

7. Pimpinan dan segenap staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mencari referensi

berupa buku-buku yang menunjang dalam skripsi ini.

8. Mama dan ayahku yang telah menjaga dengan kesabaran, membesarkan

dengan cinta dan kasih sayang, mendidik dengan pengorbanan yang tidak

mengharapkan balik jasa dari buaian hingga saat ini, serta do`a-do`anya

dengan harapan peneliti menjadi manusia yang berguna untuk masyarakat,

negara, dan khususnya agama Islam. Kepada adik-adikku, Dwi Balqis

Noviyanti, Ahmad Noval, dan Suheini Rizqiyyah, yang selalu memberi

semangat serta keceriaan. Semoga Allah SWT menjadikan kita keluarga yang

sakinah, mawaddah, warohmah. Kepada tiga keponakan kecilku, Nafisah,

Sakinah, dan M. Dhiya Ulhaq, yang menjadi penyemangat peneliti ketika

mendapat kejenuhan dalam mengerjakan skipsi ini.

9. Kepala sekolah Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Jakarta Timur dan guru-guru,

staf-staf, wali murid serta murid-murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah yang

telah membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data penelitian sehingga

(8)

iv

10. Sahabat-sahabat KPI B angkatan 2007, khususnya Mia Fitria, Aam Aminah,

Chairunnisa, Rifanur Musthofa, M. Fuad Faidzin, S. Kom. I., Muhammad

Iqbal, Syamsul Bahri, Ahmad Khumaedi, juga untuk teman-teman KKN

REMIGIO 2010, terima kasih atas dukungan dan semangatnya yang tak

pernah putus kepada peneliti sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

11. Sepupu peneliti, Muhammad Hafiz dan Faqih, terima kasih untuk semangat

kalian.

Dengan harapan yang tinggi, semoga Allah SWT membalas amal dan

kebaikan mereka dengan pahala yang berlipat ganda atas bantuannya kepada

peneliti secara moril maupun materil. Terima kasih atas segalanya. Kurang dan

lebihnya peneliti mohon maaf yang sedalam-dalamnya.

Jakarta, 26 Mei 2011

(9)

v

KATA PENGANTAR .………. ii

DAFTAR ISI ….……… v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .……… 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ………. 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ….……….. 9

D. Metodologi Penelitian …….………... 10

E. Kajian Pustaka ….……….. 12

F. Pedoman Penulisan ………... 14

G. Sistematika Penulisan ….……… 14

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengaruh …………..……….………. 16

B. Film Animasi ……...………..…… 19

1. Pengertian Film Animasi ……...………... 19

2. Jenis-jenis Film Animasi ……….. 21

C. Televisi ………... 21

D. Kosa Kata ………..………. 23

E. Komunikasi Massa ………. 26

F. Teori Peniruan / Imitasi (Imitation Theory)……...…………. 29

BAB III GAMBARAN UMUM A. Tayangan Kartun Animasi Upin dan Ipin .………..….. 34

1. Sejarah Pembuatan Upin dan Ipin ……….. 34

2. Sejarah Penyiaran ……….….……….. 37

(10)

vi

b. Upin & Ipin : Setahun Kemudian (2008) ..……… 37

c. Upin & Ipin dan Kawan-kawan (2009) ……….……… 38

3. Karakter Tokoh …….……… 38

B. Media Nusantara Citra Televisi ………. 42

C. Profil Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah ...……… 45

D. Profil Raudhatul Athfal Al-Bariyyah ……… 48

1. Sejarah dan Landasan Berdiri ……….. 48

2. Visi dan Misi Raudhatul Athfal Al-Bariyyah ….………. 51

3. Sarana dan Prasarana ………. 52

4. Prestasi ………...………... 53

5. Keadaan Sekolah ………. 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Media Televisi, Khususnya Tayangan Kartun Animasi Upin & Ipin Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid RA Al-Bariyyah ……….…………. 56

B. Peniruan Kosa Kata dari Tayangan Kartun Animasi Upin & Ipin ………...……….. 66

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……….….... 79

B. Saran ………..…. 80

DAFTAR PUSTAKA ..……….. 82 LAMPIRAN

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (movie picture). Penonton di rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi, kalau tidak

dengan unsur-unsur radio (dapat didengar). Tidak mungkin dapat melihat

gambar-gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika tidak ada

gambar.1

Dalam perkembangannya, televisi membuktikan bahwa dengan sifat

audio visual yang dimilikinya, menjadikan televisi sangat pragmatis, sehingga

mudah mempengaruhi penonton dalam hal sikap, tingkah laku dan pola

berpikirnya, maka pantaslah kalau dalam waktu relatif singkat televisi telah

menempati jajaran teratas dari jajaran media massa.2

Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang

mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai

khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi

dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat

pemirsanya dan membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan

acara-acara yang ditayangkan. Bahkan bagi anak-anak sekalipun sudah

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya.

1

Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif analisis TPI, (Yogyakarta: Tesis, 1998), h. 3.

2

(12)

Televisi juga disebut sebagai sebuah keajaiban dalam dunia walaupun

hanya berbentuk sebuah kotak elektronik yang sederhana. Televisi mampu

secara efektif berperan sebagai media massa dalam berbagai informasi

dengan gambar hidup, berwarna-warni dan bergerak. Televisi dapat memikat,

membius dan menggiring seluruh perhatian para pemirsanya. Itulah sebabnya,

sebagian besar pemirsa menganggap bahwa informasi apa saja yang

ditayangkan televisi adalah benar, apa saja yang disajikan oleh televisi adalah

baik. Sehingga pemirsanya memutuskan bahwa televisi merupakan

satu-satunya sumber dan pusat informasi yang benar, baik dan akurat, bahkan

televisi dianggap sebagai guru yang wajib diturut dan diikuti, alat yang paling

efisien dan efektif untuk mengenal, mempelajari, dan mendapatkan berbagai

hal dalam hidup dibandingkan dengan membaca berbagai buku bacaan yang

dianggap menyita waktu.

Salah satu media yang digunakan dalam menyampaikan dakwah

adalah media film animasi, yang mana selain banyak diminati juga dimengerti

karena menggunakan atau memadukan dua unsur yaitu suara dan gambar.3

Pada film-film orang dewasa, tayangan seks seperti ciuman ataupun

adegan ranjang merupakan hal yang biasa. Adegan seks dijadikan ”bumbu”

untuk menarik orang agar mau menonton film tersebut. Begitu pula dengan

adegan kekerasan.

Namun ternyata tayangan seks ataupun kekerasan tidak hanya ada pada

film-film orang dewasa, tetapi juga ada film kartun ataupun film anak-anak.

3

(13)

Terutama pada film-film yang berasal dari Jepang atau Amerika. Film

tersebut tentu saja akan mengganggu akhlak dan moral sang anak.

۞ ًايبس ءاسو ۗ ًةشحٰف ا هَإ ىٰ ِّلااوبر ت او

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”[Al Israa’:32]

Pada film anak-anak seperti Doraemon, Sinchan, Sailor Moon, Naruto, One Piece, Dragon Ball, Tom and Jerry, Donald Duck, dan sebagainya, ada tayangan wanita yang mengumbar aurat. Meskipun berupa

gambar kartuntetap saja memberi efek buruk kepada si anak.

Dalam Islam, aurat tidak boleh diperlihatkan. Rasulullah SAW

bersabda: “Aurat mukmin terhadap mukmin yang lain haram”. (HR.

Ath-Thahawi)

Pada film Doraemon diceritakan ketertarikan Nobita kepada Shizuka.

Kemudian pada film Sinchan, meski Sinchan ceritanya hanya berumur 5 tahun, tetapi menunjukkan ketertarikan pada wanita-wanita cantik dan seksi.

Film Sailor Moon, Naruto, One Pice, Dragon Ball, dan sebagainya sering menampilkan wanita-wanita seksi yang terbuka auratnya. Memang film-film

tersebut sangat lucu dan menghibur.

Bahkan film Avatar yang disajikan untuk anak-anak pun memuat kisah percintaan antara Aang dan Katara serta Zuko dengan pacarnya. Bahkan adegan ciuman pun ditampilkan.

Bagi orang-orang Barat, ciuman dianggap sebagai sesuatu yang manis

(14)

hidupnya (Ohio University). Setiap menit, lebih dari 1 wanita diperkosa di sana. Itulah akibat berbagai tayangan yang membangkitkan birahi yang

ditayangkan dari mulai usia dini.4

Film kartun seperti Barney pun yang tidak ada adegan seksnya, bukan berarti tidak merusak perilaku anak. Meski sebagian besar tayangannya cukup

bagus, film Barney yang bisa merusak aqidah anak. Terutama film dengan tema atau judul Hari Natal atau Christmas.

Mungkin hal itu dianggap remeh, tetapi bagi Allah, syirik itu adalah

dosa terbesar yang tidak terampuni:

ف هاب رشي م و ۗ ءاشي ل ل ٰ ود ام رفغيو هب رشي أ رفغي ا ها َ إ

۞اً يعبۢ ًاٰلض لض

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.”. [An Nisaa’:116]

Adapula acara di televisi yang dikhususkan pesertanya anak-anak, ada

pada acara perlombaan nyanyi Idola Cilik yang ditayangkan di salah satu televisi swasta terbesar di Indonesia. Acara tersebut dibuat sedemikian rupa,

mirip dengan acara jenis yang sama yang dikhususkan remaja dan orang

dewasa seperti Indonesian Idol. Baik itu setting panggung, penampilan bahkan lagu-lagunya.

4

(15)

Hal ini membuat cemas sebagian orang tua, karena acara-acara

tersebut hampir semua anak-anak menyanyikan lagu-lagu yang sebenarnya

tidak sepatutnya mereka nyanyikan, seperti lagu-lagu bertema cinta antara

lawan jenis. Padahal masih banyak lagu anak-anak yang bagus untuk mereka

nyanyikan, seperti lagu Burung Kutilang, Abang Becak, Abang Tukang Bakso, Ibu Kartini dan lain-lain.

Meskipun televisi memiliki efek negatif, akan tetapi munculnya film

animasi telah menjadi sebuah media dakwah yang lengkap. Hal tersebut

dikarenakan Islam tidak memilih objek dakwah, asalkan bernilai positif dan

menunjang suksesnya dakwah.

Salah satu produk film animasi yang bernilai dakwah adalah film

animasi Upin & Ipin, produksi Les' Copaque, Malaysia. Film animasi asal

Malaysia berkisah tentang anak kembar bernama Upin & Ipin yang lucu,

polos, cerdas dan juga menggemaskan. Film ini menyedot atensi penonton

anak-anak, bahkan orang dewasa.

Awalnya anak kembar yang lucu ini adalah tokoh sampingan film

Geng, film animasi produksi Les'Copaque. Ternyata penonton Malaysia

sangat tertarik dengan tingkah Upin & Ipin. Maka dibuatlah serial Upin &

Ipin. Cerita awal dalam serial Upin & Ipin adalah Ramadhan.

Ternyata tanggapan anak- anak sangat heboh. Mereka suka serial ini

karena kelucuan dan kenakalan tingkah Upin & Ipin. Sedangkan orang tua

suka film serial ini karena kisah-kisahnya menceritakan Ramadhan seperti

(16)

Upin & Ipin tayang pertama kali pada 14 September 2007 di TV9

Malaysia. Awalnya film ini bertujuan untuk mengedukasi anak-anak agar

menghayati bulan suci Ramadhan. Sejak serial pertamanya, Upin & Ipin

menyedot perhatian pemirsa di negeri jiran sana. Tidak hanya anak-anak,

bahkan, remaja, hingga orang tua pun menggemari sosok lucu dan

menggemaskan ini. Tak heran karena laris dan ditunggu-tunggu pemirsa,

muncul edisi kedua, Setahun Kemudian. Beberapa tahun terakhir, hadir Upin & Ipin edisi ketiga, Upin & Ipin dan Kawan-kawan. Meski di edisi kali ini tak lagi berlatar belakang puasa, esensi cerita tetap tidak berubah ke arah

yang negatif.

Sukses di Malaysia, Upin & Ipin juga digemari di Indonesia. Stasiun

televisi MNC TV yang memperkenalkan dua bocah lucu ini di Indonesia

pada bulan Ramadhan tahun 2008. Sambutan yang sangat positif dari

pemirsa, membuat MNC TV kembali menayangkannya di bulan Ramadhan

tahun 2009. Kini serial ini tayang setiap hari mulai pukul 15.00 dan 19.00

WIB. Upin & Ipin ditonton 10,5 % dari seluruh pemirsa Indonesia. Padahal,

acara lain di MNC TV rata-rata mendapat rating hanya 5 %.

Upin & Ipin ialah sepasang kakak-beradik kembar berusia 5-6 tahunan

yang tinggal bersama kakak Ros dan Opah di kampung Durian Runtuh,

setelah kematian orang tuanya sewaktu masih bayi. Upin & Ipin sekolah di

Tadika Mesra yang terletak dalam kawasan kampung, mereka memiliki

banyak teman, diantaranya Mei Mei yang cerewet tetapi bersikap dewasa,

(17)

(sepupu Ehsan) yang penuh percaya diri, dan Mail yang pandai berhitung dan

berdagang.

Kampung Durian Runtuh diketuai oleh Isnin bin Khamis yang lebih

dikenali sebagai kakek Dalang karena merupakan ahli wayang kulit. Datuk

Dalang menanam pohon rambutan untuk dijual dan memelihara ayam jantan

bernama Rembo. Penduduk lain kampung Durian Runtuh yang terkenal

diantaranya Muthu, penjual makanan kampung yang tinggal bersama anaknya

Rajoo dan sapi peliharaannya. Kampung Durian Runtuh juga didatangi oleh

seorang gadis bernama Susanti yang pindah sekeluarga dari Indonesia.

Dewasa ini tayangan animasi Upin & Ipin sangat digandrungi oleh

semua kalangan. Siapa yang tak kenal dengan Upin & Ipin. Hanya dalam

empat tahun, Upin dan Ipin sudah terkenal dan disiarkan di 17 negara.5 Film

animasi ini merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi perilaku

dan gaya bahasa anak. Terlebih lagi target pasar film adalah anak-anak

dibawah umur 10 tahun, sebab di usia ini, anak-anak rentan sekali menerima

efek pesan media. Hal itu disebabkan daya pikir mereka yang masih minim,

pengalaman yang kurang, serta dangkalnya pengetahuan dan informasi

membuat anak dapat dengan mudah menyerap pesan media, sehingga akan

mudah terpengaruh dan cenderung melakukan tindakan meniru. Sebagai

contoh murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah yang terpengaruh oleh tayangan

kartun animasi Upin & Ipin .

5

(18)

Raudhatul Athfal (RA) Al-Bariyyah merupakan taman kanak-kanak

Islam yang muridnya diajarkan nilai-nilai Islam. Hal itu dimaksudkan untuk

menanamkan aqidah Islam sejak dini. RA Al-Bariyyah terletak di kelurahan

Tengah kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Sekolah ini terletak di tempat

yang cukup strategis (perkotaan), sehingga diyakini subjek sudah terbiasa

menyaksikan tayangan Upin & Ipin. Dengan ditayangkan film animasi Upin

& Ipin di Indonesia memberikan pengaruh yang baik terhadap murid RA.

Bahkan tidak sedikit dari murid RA yang mengikuti tingkah laku, gaya

bahasa, dan kosa kata beberapa tokoh seperti tingkah laku, gaya bahasa, dan

kosa kata dari Upin, Ipin, Jarjit dan Mail.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul ”Pengaruh Tayangan Kartun Animasi Upin Dan Ipin Di Media Nusantara Citra Televisi Terhadap Penggunaan Kosa

Kata Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati Jakarta

Timur.”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Mengingat bahwa tayangan film animasi ini telah berjalan beberapa

tahun, dan untuk mempermudah di dalam memahami penelitian ini, maka

penelitian ini dibatasi pada pengaruh kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV

terhadap penggunaan kosa kata. Pengaruh yang dimaksud adalah pengaruh

(19)

seseorang. Pengaruh dibatasi hanya pada perubahan gaya bicara dan

penggunaan kosa kata anak, khususnya murid RA Al-Bariyyah kelas B.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka masalah-masalah

penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh media televisi, khususnya tayangan kartun animasi

Upin & Ipin di MNC TV terhadap penggunaan kosa kata murid RA

Al-Bariyyah?

2. Apa saja kosa kata yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah dari tayangan

kartun Animasi Upin & Ipin di MNC TV?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh media televisi, khususnya

tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV terhadap

penggunaan kosa kata murid RA Al-Bariyyah.

b. Untuk mengetahui apa saja kosa kata dari tayangan kartun Animasi

Upin & Ipin di MNC TV yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah.

2. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan memperkaya ilmu komunikasi terutama

dari penggunaan bahasa melalui pengaruh tayangan kartun animasi

(20)

b. Kegunaan Praktis

1) Penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal bagi

penelitian yang serupa di waktu mendatang.

2) Menjadi masukan bagi institusi penyelenggara siaran televisi

dalam mengendalikan pesan yang akan disampaikan dan

memperhatikan proses penyampaiannya terhadap khalayak

khususnya anak-anak.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bertujuan

untuk menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data yang

sedalam-dalamnya.6 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif lebih

menekankan pada persoalan kedalaman data bukan banyaknya data

tersebut. Penelitian ini berupaya menggambarkan atau menjelaskan

kata-kata yang ditiru oleh murid RA Al-Bariyyah, tepat dalam kalimat utuh

atau sesuai konteks, serta memiliki makna yang sama. Sebagai akibat atau

pengaruh dari tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC TV.

Sedangkan desain penelitiannya menggunakan metode deskriptif,

yaitu menggambarkan suatu peristiwa yang sedang terjadi. Tujuannya

untuk menggambarkan peristiwa bukan untuk menjelaskan hubungan

antar variabel atau menguji suatu hipotesis. Tetapi hanya menggambarkan

6

(21)

karakteristik variabel yang diteliti. Karena itu, penelitian ini bersifat

mendalam dan ”menusuk” sasaran penelitian. Tentunya untuk mencapai

maksud ini peneliti membutuhkan waktu relatif lama.7

2. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Raudhatul Athfal Al-Bariyyah jalan

Raya Inpres No. 25 kelurahan Tengah kecamatan Kramat Jati Jakarta

Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2011.

3. Subjek dan Objek

Istilah ”Subjek Penelitian” menunjuk pada orang atau individu atau

kelompok yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti.8 Subjek

penelitian adalah murid RA Al-Bariyyah, khususnya kelas B. Objek

penelitian adalah pengaruh tayangan kartun animasi Upin & Ipin di MNC

Tv tentang penggunaan kosa kata.

4. Sumber dan Jenis Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen.9

Dokumentasi diperlukan sebagai bahan bacaan dan pertimbangan yang

diperoleh dari foto-foto selama penelitian, artikel-artikel, dan arsip-arsip

(dalam bentuk apapun) melalui media massa seperti majalah. Berkaitan

7

Burhan Bungin, Penelitian Kualitattf, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 69.

8

Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT RajaGrafindoPersada, 2007), h.109.

9

(22)

dengan hal itu jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan,

sumber data tertulis berupa catatan harian dan foto.

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi yang digunakan adalah observasi tidak berstruktur yang dilaksanakan sebelum dan saat penelitian berlangsung (participant observation), mencatat yang berkaitan dengan objek penelitian. Dan peneliti ikut terlibat langsung di lapangan atau RA Al-Bariyyah.

b. Wawancara

Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara tertutup dan

sistematik. Peneliti mewawancarai murid RA Al-Bariyyah kelas B yaitu 5

anak, wali murid, dan wali kelas.

6. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Setelah data yang terkumpul melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi, maka langkah selanjutnya adalah data tersebut disusun

secara sistematis. Kemudian diklasifikasikan untuk dianalisis sesuai

dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu disajikan dalam

bentuk laporan ilmiah.

E. Kajian Pustaka

Sebelum melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, telah

dilakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu. Peneliti menemukan beberapa

(23)

Ipin, yaitu skripsi yang dibuat oleh Akhmad Bayhaki dengan judul ”Analisis

Semiotik Film Animasi Upin dan Ipin”, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2009.

Dalam skripsinya, Akhmad Bayhaki menggunakan metode analisis Semiotika

John Fiske. Hasil skripsinya adalah film animasi Upin & Ipin lebih banyak

menyajikan moral prososial atau pesan dakwah dalam dunia Islam

dibandingkan dengan pesan moral antisosial. Semua itu terkonstruksi dalam

simbol-simbol serta perilaku tokoh menjalankan puasa, sahur, tarawih serta

ibadah-ibadah lain yang terdapat di bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.

Kemudian peneliti juga membaca skripsi yang ditulis oleh Sa`ada

Pueri Natasari dengan judul ”Respon Murid SDI Al-Bayan Larangan Indah

Tangerang Terhadap Video Animasi Upin dan Ipin”, mahasiswa Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam tahun 2009. Dalam skripsinya, Sa`ada Pueri Natasari menulis tentang

respon siswa SDI Bayan terhadap video animasi. Seluruh murid SDI

Al-Bayan menyukai video animasi Upin & Ipin. Alasannya karena tokoh utama

yang lucu dan apa adanya serta ceritanya yang menarik.

Peneliti juga membaca skripsi yang dibuat oleh Enggar Pramessinta

dengan judul ”Pengaruh Penggunaan Lagu Terhadap Penguasaan Kosa Kata

Bahasa Arab Siswa Kelas XI MAN 7 Jakarta”, mahasiswa Fakultas Bahasa

dan Seni Universitas Negeri Jakarta, jurusan Bahasa dan Sastra Arab tahun

2001. Hasil penelitiannya menjelaskan penguasaan kosa kata bahasa Arab

(24)

penguasaan kosa kata bahasa Arab dari siswa yang diajarkan dengan tidak

menggunakan lagu.

Oleh sebab itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan

seperti menjiplak atau mengambil hasil karya orang lain, peneliti menjelaskan

bahwa dalam skripsi ini peneliti meneliti tentang ”Pengaruh Tayangan Kartun

Animasi Upin & Ipin di MNC TV Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid

RA Al-Bariyyah.”

F. Pedoman Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi

dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam tulisan ini terdiri dari

lima bab. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN membahas latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, metodelogi penelitian, dan

(25)

BAB II KAJIAN TEORI membahas teori-teori yang menunjang dan mempunyai kaitan dengan permasalahan yang diangkat

oleh peneliti dalam skripsi ini, yaitu : pengertian pengaruh,

pengetian film animasi, pengertian televisi, pengertian kosa

kata, pengertian komunikasi massa, efek komunikasi massa,

teori peniruan atau imitasi (imitation theory).

BAB III GAMBARAN UMUM berisi tentang profil Raudhatul

Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati Jakarta Timur dan sekilas

tentang tayangan animasi Upin & Ipin serta tentang MNC

Tv.

BAB IV ANALISIS DATA berisi tentang peniruan kosa kata dari

tayangan kartun animasi Upin & Ipin dan pengaruh media

televisi, khususnya tayangan kartun animasi Upin & Ipin

terhadap penggunaan kosa kata murid RA Al-Bariyyah.

(26)

16

KAJIAN TEORI

A. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang atau benda yang ikut membentuk watak,

kepercayaan atau perbuatan seseorang.1

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh

merupakan sesuatu yang muncul dan dapat membentuk perilaku seseorang,

terlebih lagi jika pengaruh itu adalah pengaruh yang positif dan ditanam sejak

kecil. Tentu saja dapat membentuk perilaku sang anak menjadi baik.

Semua peristiwa komunikasi yang dilakukan secara terencana

mempunyai tujuan, yakni mempengaruhi khalayak atau penerima. Pengaruh

atau efek ialah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan

dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.2

Pengaruh dapat dirasakan oleh setiap orang ketika mengalami suatu

peristiwa yang dialaminya secara berulang-ulang, jika orang tersebut sangat

menyukai terhadap apa yang dialami bukan tidak mungkin akan

menimbulkan pengaruh positif pada dirinya baik perbuatan maupun

perkataan. Pengaruh yang dimaksud di sini adalah kekuatan yang ada dan

1

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 849.

2

(27)

timbul dari seseorang yang dapat membentuk suatu sifat, sebuah keyakinan

atau perilaku seseorang.

Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan

(knowledge), sikap (attitude), dan perilaku (behaviour). Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan

perubahan pendapat. Perubahan persepsi misalnya, ketika perang teluk

meletus media barat memojokkan Presiden Irak Saddam Husain sebagai

diktator, sehingga orang cenderung berpihak pada Amerika. Akan tetapi

ketika Televisi CNN berhasil menampilkan Saddam Husain dalam keadaan

segar bugar dengan rasa simpatik menyapa satu per satu orang Amerika yang

ditawan, maka orang melihat saddam Husain sebagai pribadi yang baik.

Sementara itu, perubahan pendapat terjadi bilamana terdapat

perubahan penilaian terhadap sesuatu objek karena adanya informasi yang

lebih baru, misalnya pendapat seorang ahli tentang situasi perekonomian

suatu negara atau adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi yang

lebih canggih. Antara perubahan persepsi dan perubahan pendapat terdapat

hubungan yang sangat erat, sebab persepsi yang dilakukan dengan interpretasi

dapat diorganisasi menjadi pendapat.

Adapun yang dimaksud dengan perubahan sikap, ialah adanya

perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisasi dalam bentuk

prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek baik

yang terdapat di dalam maupun di luar dirinya. Dalam banyak hal, terutama

(28)

karena melihat bahwa apa yang tadinya dipercaya tidak benar. Oleh karena

itu ia berubah sikap untuk mengganti dengan kepercayaan lain.

Sementara itu, yang dimaksud dengan perubahan perilaku ialah

perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan. Misalnya seorang pengemudi

yang sering melaju dengan kecepatan 90-100 km per jam mengurangi

kecepatannya menjadi 60-80 km per jam, sesudah ia menyaksikan kecelakaan

lalu lintas di dalam tayangan televisi. Antara perubahan sikap dan perilaku

juga terdapat hubungan yang erat, sebab perubahan perilaku biasanya

didahului oleh perubahan sikap. Namun dalam hal tertentu, bisa juga

perubahan sikap didahului oleh perubahan perilaku.

Salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian dalam pengaruh,

ialah umpan balik (feedback). Sebenarnya umpan balik adalah pengaruh yang langsung diterima oleh sumber dari penerima, umpan balik bisa berupa data,

pendapat, komentar atau saran.3

Namun perlu diketahui bahwa umpan balik memiliki konsekuensi

yang dapat mematahkan kreativitas komunikator jika hal itu bertendensi

negatif, sebaliknya bisa juga mendorong komunikator untuk lebih maju dan

lebih baik, jika umpan balik bersifat positif. Oleh karena itu dalam memberi

umpan balik kepada komunikator, penerima perlu mawas diri dengan penuh

kebijakan sehingga bisa tetap menjadi mitra yang baik dalam hubungan antar

manusia.

3

(29)

B. Film Animasi

1. Pengertian Film Animasi

Film merupakan media ekspresi, dan karena ditujukan untuk khalayak

ramai, maka film merupakan komunikasi massa yang khas. Film adalah

media massa khusus yang memberikan tampilan audio dan visual, yang

dikemas semenarik mungkin dengan tujuan memberikan suatu tampilan yang

memudahkan komunikan menerima dengan baik atau terkadang malah

membingungkan dalam penerimaan pesan yang tersirat.

Menurut bahasa, kata animasi diambil dari bahasa latin “anima” yang

berarti jiwa, hidup, nyawa semangat. Animasi adalah gambar dua dimensi

yang seolah-olah bergerak karena kemampuan otak untuk selalu menyimpan

atau mengingat gambar yang terlihat sebelumnya.4

Animasi pada dasarnya adalah suatu cara untuk mentransformasikan

objek lebih lanjut, animasi bisa dikerjakan secara interaktif maupun non

interaktif. Pada animasi yang bersifat interaktif, pergerakan objek akan selalu

mengikuti perintah yang diberikan oleh pemakai lewat piranti interaktif.

Model animasi seperti ini dilaksanakan pada kebanyakan program-program

yang sifatnya permainan (games). Sedangkan animasi yang bersifat non interaktif, pergerakan objek tidak lagi dikendalikan oleh pemakai, melainkan

sudah ditentukan langsung oleh orang yang membuatnya melalui

program-program pembuat animasi itu sendiri.5

4

Cinemags, The Making of Animation, (Bandung: PT. Magindo Tunggal Sejahtera, 2004), cet. ke-1, h. 6.

5

(30)

Film animasi adalah media komunikasi massa yang timbul dari

perkembangan teknologi dan kemajuan media komunikasi massa elektronik

seperti adanya radio dan televisi. Film adalah salah satu dari media

komunikasi massa elektronik yang dinilai cukup efektif dalam

menyebarluaskan suatu isi pesan yang ingin disampaikan oleh seorang

komunikator.

Teknik film animasi, seperti halnya film hidup, dimungkinkan adanya

perhitungan kecepatan film yang berjalan berurutan antara 18 sampai 24

gambar tiap detiknya. Gambar yang diproyeksikan ke layar sebetulnya tidak

bergerak, yang terlihat adalah gerakan semu, terjadi pada indra kita akibat

perubahan kecil dari satu gambar ke gambar yang lain, adanya suatu

fenomena yang terjadi pada waktu kita melihat, disebut Parsistence of Vision,

sehingga menghasilkan suatu ilusi gerak dari pandangan kita.

Berbeda dengan film hidup, gambar diambil dari pemotretan objek

yang bergerak, lalu dianalisis satu per satu menjadi beberapa gambar diam

pada tiap bingkai pita seluloid. Sedangkan film animasi, gerak gambar

diciptakan dengan menganalisis gambar per gambar atau kerangka demi

kerangka oleh animator, lalu direkam gambar demi gambar atau gerak demi

(31)

per bingkai, dengan perhitungan waktu untuk tiap satu detik dibutuhkan 24

bukaan bingkai kamera untuk merekam gambar, gerak ke pita seluloid.6

2. Jenis-jenis Film Animasi

a. Film Animasi Pendek (Short Animation Films), adalah jenis film animasi yang memiliki durasi di bawah 60 menit. Film animasi ini

biasanya dilakukan oleh orang yang sedang berlatih membuat film.

b. Film Animasi Cerita Panjang (Feature Longth Animation Films), yaitu jenis film animasi yang berdurasi lebih dari 60 menit yang termasuk

disini adalah film animasi yang biasa diputar di bioskop atau home video.

c. Video Klip (Music Video), menjadikan animasi sebagai bagian dari video klip menjadi sebuah trend. Jenis film ini merupakan sarana yang sangat membantu dalam pemasaran bagi produser musik.

d. Program Televisi (TV Programe), jenis film animasi ini diproduksi untuk bahan tontonan pemirsa televisi.

e. Iklan Televisi (TV Comercial), adalah salah satu sarana penyebaran informasi pemasaran produk. Animasi ini digunakan supaya lebih

menarik perhatian dan dapat dicerna cepat khususnya bagi anak-anak.

C. Televisi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi merupakan sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau

6

(32)

melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar)

dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali

menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar.7

Dengan televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar

diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel. Sistem ini

menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam

gelombang elektrik dan mengkonversikannya kembali ke dalam cahaya yang

dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.

Televisi sama halnya dengan media massa lainnya yang mudah

dijumpai dan dimiliki oleh manusia dimana-mana, seperti media massa surat

kabar, radio, atau komputer. Televisi sebagai sarana penghubung yang dapat

memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada para penonton

atau pemirsanya di rumah, rekaman-rekaman tersebut dapat berupa

pendidikan, berita, hiburan, dan lain-lain.

Dewasa ini televisi dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan

mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat

dihubungkan melalui satelit. Apa yang disaksikan pada layar televisi,

semuanya merupakan unsur gambar dan suara. Jadi ada dua unsur yang

melengkapinya yaitu unsur gambar dan unsur suara. Rekaman suara dengan

gambar yang dilakukan di stasiun televisi berubah menjadi getaran-getaran

listrik, getaran-getaran listrik ini diberikan pada pemancar, pemancar

mengubah getaran-getaran listrik tersebut menjadi gelombang

7

(33)

elektromagnetik, gelombang elektromagnetik ini ditangkap oleh satelit.

Melalui satelit inilah gelombang elektromagnetik dipancarkan sehingga

masyarakat dapat menyaksikan siaran televisi.

D. Kosa Kata

Istilah kosa kata sering terdengar, namun jika diperhatikan masih

banyak para ahli yang masih berbeda dalam menafsirkan maknanya. Untuk

itu, diperlukan lebih banyak lagi pendapat untuk mendapatkan kesimpulan

mengenai pengertian kosa kata. Soedjito dalam Tarigan memaparkan bahwa

kosa kata merupakan: (1) semua kata yang terdapat dalam satu bahasa; (2)

kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara; (3) kata yang dipakai

dalam satu bidang ilmu pengetahuan; dan (4) daftar kata yang disusun seperti

kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis.8

Kemudian Keraf dalam bukunya mengemukakan bahwa kosa kata

atau pembendaharaan kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang

dimiliki oleh sebuah bahasa.9 Pendapat Keraf tersebut memberikan penegasan

bahwa sesungguhnya kosa kata itu merupakan keseluruhan kata yang dimiliki

suatu bahasa. Pendapat tersebut mengupas mengenai istilah kata. Maka perlu

juga dibahas mengenai istilah kata tersebut.

8

Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1994), h. 447. Diambil dari http://chanthuque.blogspot.com/2011/03/pegertian-kosakata.html dikutip oleh Hasanudin S. Pd, pada 12 April 2011.

9

(34)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adalah unsur bahasa yang

diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan

pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.10 Hocket mengemukakan

pendapatnya mengenai istilah kata. Pendapatnya tersebut menyebutkan

bahwa kata itu didasarkan pada „kesenyapan’ dan „isolabilitas’. Kemudian

pendapat Hocket tersebut dipertegas dalam Parera bahwa kata adalah tiap

segmen dari sebuah kalimat yang diapit oleh sendi-sendi yang berturut-turut

memungkinkan adanya kesenyapan.11 Selanjutnya Keraf memberikan definisi

mengenai kata yaitu sebagai berikut ini.

Tidak ada suatu batasan mengenai kata yang sahih bagi semua bahasa di dunia. Dalam mendeskripsikan banyak bahasa di dunia diperlukan suatu atau sebuah unit yang disebut kata, namun bagi sebagian pengertian kata dibatasi secara fonologi, sedangkan bagi bahasa yang lain dibatasi secara morfologis. Kata merupakan satu unit dalam bahasa yang memiliki stabilitas dan mobilitas posisional yang berarti ia memiliki komposisi tertentu (entah fonologis, entah morfologis) dan secara relatif memiliki distribusi yang bebas.12

Simpulnya, kata didefinisikan sebagai satu kesatuan utuh, berbentuk

dan bermakna serta dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya yang

memiliki sebuah ide dan gagasan yang bermakna. Dengan demikian kita tidak

bisa merangkai begitu saja seenaknya, tetapi kita harus merangkai dengan

rangkaian yang bermakna dan sistematik.

Selanjutnya dalam salah satu tulisan Kridalaksana dalam Tarigan

yang menyatakan bahwa kosa kata adalah (1) komponen bahasa yang memuat

10

Pusat bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007, h. 513.

11

Jos Daniel Parera, Belajar Mengemukakan Pendapat, (Jakarta: Erlangga, 1992), h. 3. Diambil dari http://chanthuque.blogspot.com/2011/03/pegertian-kosakata.html dikutip oleh Hasanudin S. Pd, pada 12 April 2011.

12

(35)

secara informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; (2)

kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis atau suatu bahasa;

dan (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan yang

singkat dan praktis.13

Kosa kata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa

tertentu.14 Kosa kata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua

kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata-kata-kata yang

kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat

baru. Kekayaan kosa kata seseorang secara umum dianggap merupakan

gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya. Karenanya banyak

ujian standar, seperti SAT, yang memberikan pertanyaan yang menguji kosa

kata.

Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan

bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun

pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah

dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari

mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap

pembentukan kosa kata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif.

Dengan paparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kosa kata

adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa yang dimiliki seorang

penulis ataupun juga dimiliki seorang pembicara. Kosa kata ini memiliki

13

Tarigan, h. 446.

14

(36)

peranan yang sangat penting dalam pengajaran bahasa, sebab penguasaan

kosa kata sangat berpengaruh terhadap keterampilan berbahasa. Semakin

banyak kosa kata yang dimiliki, semakin terampil pula seseorang dalam

berbahasa. Dengan penguasaan kosa kata ini memungkinkan seseorang lebih

terampil dalam menulis, seperti menulis narasi. Menulis ini membutuhkan

kosa kata yang banyak untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada

pembacanya.

E. Komunikasi Massa

Komunikasi Massa (Mass Communication) ialah komunikasi melalui media massa modern.15 Komunikasi Massa sebagai bagian dari ilmu sosial

yang bersifat dinamis, dalam arti dapat dipakai untuk segala kondisi dan

kebutuhan manusia dalam menjalani kehidupan sosialnya. Ilmu komunikasi

berperan aktif, jangkauannya yang luas seperti pembagian cabang pada ilmu

makro dalam komunikasi yaitu komunikasi massa, komunikasi antar pribadi,

komunikasi politik serta komunikasi antar budaya dan agama.

Efek Komunikasi Massa16

Sumber utama keprihatinan di kalangan pendidik dan para pemimpin

masyarakat mengenai efek negatif yang ditimbulkan oleh media massa

khususnya dalam hal delinkuensi (kenakalan) dan kejahatan adalah kesadaran akan besarnya kemungkinan atau potensi pada tiap anggota masyarakat untuk

15

Onong Uchana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 79.

16

(37)

meniru apa-apa yang disaksikan ataupun diperoleh dari media massa.

Pengenaan (exposure) terhadap isi media massa memungkinkan khalayak untuk mengetahui sesuatu isi media massa kemudian dipengaruhi oleh media

tersebut. Namun pada saat yang sama terbentang pada harapan agar khalayak

meniru hal-hal yang baik dari apa yang ditampilkan oleh media massa.

Hampir setiap hari umumnya masyarakat dihadapkan pada berita atau

pembicaraan yang menyangkut perilaku kejahatan seperti pembunuhan,

perampokan, perkosaan, dan bentuk-bentuk yang lain. Segala sesuatu yang

digambarkan dan disajikan oleh media kepada masyarakat luas dapat

membantu dan mengembangkan kemampuan menentukan sikap pada

individu-individu di tengah masyarakat dalam menentukan pilihan mengenai

apa yang patut ditempuhnya untuk kehidupan sosial mereka.

Dalam berbagai tulisan para ahli telah mengemukakan bahwa media

massa merupakan saluran bagi bermacam-macam ide, gagasan, konsep, yang

menimbulkan selain banyak efek bagi masyarakat. Efek tersebut ada yang

bersifat langsung, artinya mengenai mereka yang dikenai (exposured) media massa yang bersangkutan, tetapi ada pula yang tidak langsung.

Hasil dari berbagai penelitian hingga kini menyatakan bahwa efek

langsung komunikasi massa pada sikap dan perilaku khalayaknya, kecil

sekali, atau belum terjangkau oleh teknik-teknik pengukuran yang digunakan

sekarang.

Membicarakan efek media massa juga memerlukan pembedaan yang

(38)

ataukah efek yang baru kelihatan kemudian (delayed effect). Efek yang segera merupakan akibat langsung yang terjadi sesudah seseorang mengkonsumsi

media massa. Misalnya kita baca di surat kabar, kejadian pemirsa televisi

yang langsung tewas di saat menyaksikan kalahnya seseorang dalam

pertandingan tinju. Sekalipun secara medis mungkin hal seperti itu sebagai

akibat dari penyakit jantung yang dideritanya. Namun melihat peristiwanya,

kita dapat mengatakan bahwa hal tersebut adalah contoh yang ekstrim dari

efek yang segera akibat mengkonsumsi media massa. Sedangkan efek yang

baru muncul belakangan, terjadi beberapa waktu kemudian setelah seseorang

mengkonsumsi media massa. Setelah menonton siaran televisi tentang

bencana alam, misalnya seseorang kemudian merasa terketuk hatinya untuk

menyumbang dana bantuan sosial. Jadi tidak langsung segera di saat sedang

mengkonsumsi media massa. Adapula pengaruh media massa yang bersifat

halus dan tersebar (long term impact) terhadap perilaku seolah-olah kurang dirasakan pengaruhnya. Padahal justru menyangkut masalah kehidupan

masyarakat luas.

Perbedaan intensitas atau kedalaman suatu komunikasi juga membuat

efek yang ditimbulkan berbeda. Jika seseorang mengkonsumsi media massa

sebagai hiburan, habis dibaca lalu melupakannya, tentu berbeda dengan jika

ia mengkhususkan diri dengan penuh konsentrasi membaca suatu berita atau

tulisan, ataupun menonton televisi. Termasuk ke dalam intensitas adalah

(39)

dikonsumsi hanya sekali tentu berbeda efeknya dengan yang dikonsumsi

setiap hari atau bekali-kali dalam sehari.

Salah satu perubahan yang mencolok pada kehidupan masyarakat

pasca agraris (maksudnya mata pencaharian utama masyarakat tidak lagi

hanya pada sektor pertanian, tetapi telah berkembang ke bidang lain) adalah

menyebarluasnya media massa hampir ke seluruh lapisan sosial serta semakin

terasa fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.

F. Teori Peniruan atau Imitasi (Imitation Theory)

Imitasi atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan

tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan

indra sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk

mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan

gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi

karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap

pemikiran orang lain.17

Imitasi saat ini dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu seperti

psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan (animal study), antropologi, ekonomi, sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi

imitasi pada pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan manusia

untuk berinteraksi secara sosial sampai dengan penurunan budaya pada

17

(40)

generasi selanjutnya. Imitasi sering dikaitkan pula dengan teori belajar sosial

dari Albert Bandura. Selain itu dengan imitasi, dikatakan bahwa anak

membentuk teori pemikirannya (Theory of Mind) melalui imitasi terhadap aksi orang lain maupun persepsi terhadap rangsang yang diterima dari

lingkungannya.

Imitasi harus dibedakan dengan peniruan gerakan yang sama saja

(mimikri) maupun peniruan tujuan (emulasi), namun pada proses imitasi

manusia melakukan prinsip peniruan suatu aksi dengan memahami tujuan

aksi dan diarahkan oleh pencapaian target tujuan (goal).

Media massa dapat menimbulkan efek peniruan atau imitasi,

khususnya yang menyangkut delinkuesi dan kejahatan, bertolak dari besarnya kemungkinan atau potensi pada tiap anggota masyarakat untuk meniru

apa-apa yang ia peroleh dari media massa. Kemudahan isi media massa untuk

dipahami memungkinkan khalayak untuk mengetahui isi media massa dan

kemudian dipengaruhi oleh isi media tersebut. Perilaku khalayak jelas amat

dipengaruhi oleh media massa, hal ini dapat dilihat dalam kehidupan

sehari-hari. Sebenarnya isi media massa dapat memberikan dua pengaruh pada

khalayak. Isi media massa yang disukai khalayak cenderung akan ditiru oleh

masyarakat, sebaliknya bila isi media massa itu tidak disukai khalayak, maka

khalayak pun akan cenderung untuk menghindarinya. Sebagai contoh

tayangan kriminal di televisi. Masyarakat yang tidak menyukai tindak

kriminal tentu akan menghindari perilaku yang ditayangkan di televisi seperti

(41)

masyarakat yang berdarah kriminal alias penjahat. Mereka tentu akan meniru

isi media massa tersebut dan bahkan ”memperbaharui” tindak kejahatan

tersebut agar tidak tertangkap polisi. Bukankah itu suatu kemungkinan yang

amat mungkin terjadi pada manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk

sosial.

Dalam teori ini, individu dipandang secara otomatis cenderung

berempati dengan perasaan orang-orang yang diamatinya dan meniru

perilakunya.18 Komunikasi massa menampilkan berbagai model untuk ditiru

oleh khalayaknya. Media cetak mungkin menyajikan pikiran dan gagasan

yang lebih jelas dan lebih mudah dimengerti daripada yang dikemukakan oleh

orang-orang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Media piktorial seperti

televisi, film, dan komik secara dramatis mempertontonkan perilaku fisik

yang mudah dicontoh. Melalui televisi, orang meniru perilaku idola mereka.

Teori peniruanlah yang dapat menjelaskan mengapa media massa begitu

berperan dalam menyebarkan mode – berpakaian, berbicara, atau berperilaku

tertentu lainnya.

Seorang sosiolog bernama Gabriel Tarde berpendapat bahwa semua

orang memiliki kecenderungan yang kuat untuk menandingi (menyamai atau

bahkan melebihi) tindakan orang disekitarnya. Ia berpendapat bahwa mustahil

bagi dua individu yang berinteraksi dalam waktu yang cukup panjang untuk

tidak menunjukan peningkatan dalam peniruan perilaku secara timbal balik.

Ia juga memandang imitasi memainkan peranan yang sentral dalam tranmisi

18

(42)

kebudayaan dan pengetahuan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya.

Dengan pengamatannya tersebut, Tarde sampai pada pernyataannya yang

mengatakan bahwa “society is imitation…”. Pernyataan ini didukung oleh Mc

Dougal, pengarang buku teks psikologi yang pertama.19

Pandangan Tarde tersebut banyak dikritik belakangan ini kerena

kecenderungan manusia meniru orang lain sebagai suatu bawaan sejak lahir

tidak cocok dengan kenyataan, karena seringkali pengamatan terhadap orang

lain justru membuat kita menghindari untuk meniru perilaku tersebut.

Pandangan ini menganggap bahwa pernyataan Tarde tidak dipertegas dengan

faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya peniruan, cara seseorang dalam

memilih model tertentu yang akan ditirunya, ataupun jenis perilaku yang akan

disamainya itu.

Hal tersebut membuat teori yang dikemukakan Tarde ditinggalkan

secara perlahan-lahan di lingkungan psikologi dan digantikan oleh teori yang

berpendapat bahwa kecenderungan untuk meniru orang lain adalah sesuatu

yang dipelajari (learned), atau diperoleh melalui suatu proses pengkondisian agar orang melakukan peniruan terhadap perilaku tertentu. Kelemahan

terbesar dari teori yang mengatakan bahwa tayangan kekerasan di televisi

menimbulkan kekerasan adalah bahwa teori ini diperolah dari studi-studi

laboratory yang bersifat eksperimen. Jadi studi ini tidak berdasarkan studi yang dipelajari dari kehidupan nyata. Aliran ini dipimpin oleh Seymour

Feshbach dan kawan-kawan (1971) yang menyatakan bahwa daripada

19

(43)

memicu perilaku kekerasan, menonton perilaku kekerasan di televisi justru

memberikan efek katarsis bagi khalayak. Menurut mereka, dengan menonton

kekerasan pada televisi, kita justru menjadi frustasi dan itu mengurangi serta

memperkecil kemungkinan kepada khalayak untuk meniru kekerasan yang

(44)

34

GAMBARAN UMUM

A. Tayangan Kartun Animasi Upin dan Ipin

Menjelang lebaran tahun 2008, Upin & Ipin yang merupakan film

kartun Malaysia menjadi idola baru para pemirsa televisi di Indonesia. Upin

& Ipin adalah film kartun yang menggunakan animasi gambar dan

kecanggihan teknologi komputer yang sangat baik. Kepopuleran Upin & Ipin

kabarnya telah diangkat menjadi sebuah film layar lebar atau bioskop. Di

Indonesia sendiri film kartun Malaysia tersebut ditayangkan oleh stasiun

MNC TV setiap sore menjelang buka puasa. Banyak keluarga Indonesia yang

setia menonton film Upin & Ipin sambil menunggu menikmati nikmatnya

menu buka puasa di rumah.

Film kartun Upin & Ipin menceritakan tentang kehidupan dua bocah

kecil di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat dimana mereka

tinggal. Kepolosan, kenakalan dan kecerdasan seorang anak diceritakan

dengan gaya yang cukup santun. Hal ini mengingatkan dengan kepopuleran si

Unyil pada masanya. Dengan meningkatnya popularitas Upin & Ipin maka

Free Download Video kartun tersebut juga banyak ditunggu oleh para penggemar download gratis di tanah air.

Upin & Ipin mengambil jalan cerita sehari-hari yang seringkali

ditemui anak-anak. Masalah dan konflik mampu mereka selesaikan dengan

(45)

& Ipin juga sangat kuat dan lucu. Hal inilah yang membuat film kartun

tersebut semakin banyak digemari masyarakat Indonesia.

1. Sejarah Pembuatan Upin dan Ipin

Siapa yang tidak tahu film Upin & Ipin. Film Upin & Ipin ini cukup populer dan banyak digemari masyarakat Indonesia khususnya anak-anak

karena materinya sangat mendidik dan ceritanya pun menarik. Upin & Ipin

mulai dirilis pada tahun 14 September, 2007 di Malaysia di siarkan di TV9

dan diproduksi oleh Les’ Copaque. Awalnya film ini bertujuan untuk

mendidik anak-anak agar menghayati bulan Ramadhan. Kini Upin & Ipin

sudah mempunyai tiga episode. Di Indonesia Upin & Ipin hadir di MNC TV.

Di Turki, Upin & Ipin disiarkan di Hilal TV. Film ini berdurasi 5-7 menit

setiap episodenya. Kartun ini tayang setiap hari di TV9 pukul 16.30. Dan di

MNC TV tayang setiap hari pukul 15.00 dan 19.00 WIB.

Pada awalnya Upin & Ipin dibuat oleh Mohd Nizam Abdul Razak,

Mohd Safwan Abdul Karim dan Usamah Zaid, para pemilik Les’ Copaque.

Ketiganya merupakan alumni dari Multimedia University, Malaysia, yang awalnya bekerja sebagai pekerja di sebuah organisasi animasi sebelum

akhirnya bertemu dengan bekas pedagang minyak dan gas, Haji Burhanuddin

Radzi dan istrinya bernama H. Ainon Ariff pada tahun 2005, lalu membuka

organisasi Les’ Copaque.

Pada awalnya Upin & Ipin ditayangkan khusus untuk menyambut

Ramadhan pada tahun 2007 untuk mendidik anak-anak mengenai arti dan

(46)

menit ini untuk menguji penerimaan pasar lokal serta mengukur bagaimana

reaksi pada kemampuan penceritaan kami.” Sambutan meriah terhadap kartun

pendek ini mendorong Les’ Copaque agar menerbitkan satu musim lagi

menyambut bulan Ramadan yang seterusnya.1

Nizam percaya bahwa aspek kebudayaan Malaysia yang berlatarkan

sebagai sebuah kampung yang sederhana pasti dapat menarik minat pasar

internasional. Seperti pada kartun animasi Doraemon asal Jepang dapat laris

di seluruh dunia meskipun berlatarkan budaya setempat dan bukannya budaya

internasional. Dan lagi, reputasi Les’ Copaque sebagai organisasi terkenal

mulai dibentuk oleh popularitas Upin & Ipin bukan saja di Malaysia, malah di

beberapa negara lain yang mengimpor kartun ini khususnya Indonesia.

Proses animasi Upin & Ipin (dan juga film Geng) menggunakan

perangkat lunak CGI Autodesk Maya. Di sebuah sidang media perangkat

lunak animasi pada tahun 2009, Ketua Perancang Las Copaque, Fuad Md.

Din memberitahukan, “Salah satu tujuan kami memilih kartun ini adalah

karena dibuatnya amat mudah. Lagipula kami sudah berpengalaman

membuatnya sebelum ini.”

Pada tahun 2009, Nizam, Safwan dan Anas meninggalkan Les’

Copaque untuk mendirikan sebuah studio animasi terbaru, yaitu Animonsta

Studios; namun seri animasi Upin & Ipin masih tetap diteruskan di bawah

pimpinan Haji Burhanuddin sebagai direktur.

1

(47)

2. Sejarah Penyiaran

a. Episode pertama (2007)

Episode pertama Upin & Ipin disiarkan pada pukul 19.30 malam

Jum`at, Sabtu dan Minggu, bersamaan dengan menyambut bulan

Ramadhan dan Idul Fitri, yang menceritakan Upin dan Ipin yang sedang

belajar menghayati bulan yang mulia. Empat episode pertama

diperkenalkan pada awal bulan puasa, diikuti untuk hari berikutnya antara

22 September dan 11 Oktober yang disiarkan ulang dan diakhiri dengan

dua episode baru bersamaan dengan menyambut Lebaran. Seri ini

memenangi anugerah Animasi Terbaik di Festival Film Antarabangsa

Kuala Lumpur 2007.

b. Upin & Ipin: Setahun Kemudian (2008)

Episode kedua pun disiarkan pada pukul 19.30 malam setiap

episode. Episode kali ini terdiri dari 12 episode, episode yang paling awal

disiarkan pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu selama bulan Ramadhan

(tayangan pertama di awal bulan, tayangan ulang di akhir bulan) dan

episode selanjutnya bersamaan dengan menyambut Hari Raya Idul Fitri

(48)

c. Upin & Ipin dan Kawan-Kawan (2009)

Episode ketiga Upin & Ipin bermula pada 2 Februari 2009.

Sehingga pertengahan bulan Mei, tiga episode ditayangkan (termasuk

siaran ulang) setiap Minggu pada hari Senin hingga Sabtu, pukul 7 malam.

Mulai 14 Mei, waktu siaran Upin & Ipin ditayangkan pada Jum`at

hingga Minggu, pukul 5.30 petang. Selain itu, syarikat TM diumumkan

sebagai sponsor utama seri Upin & Ipin dan Kawan-kawan hingga kini.

Pada bulan September, siaran Upin & Ipin kembali tayang setiap

hari Senin hingga Minggu dengan episode-episode baru bersamaan dengan

menyambut bulan puasa dan libur sekolah akhir tahun. Episode baru

terkini selama ini, Kembara ke Pulau Harta Karun (bagian VIII) keluar

pada 30 Desember 2009.

3. Karakter Tokoh2

Tokoh Utama :

Upin : Sebagai kakak dari Ipin, karakternya selalu ingin tahu,

Iseng dan jahil, tetapi lebih vokal dibandingkan tokoh

Ipin. Karakter ini diperankan oleh Nur Fathiah binti

Diaz.

Ipin : Sebagai adik dari Upin, karakternya selalu ingin tahu,

Iseng dan jahil, tetapi lebih pasif dibandingkan tokoh

2

(49)

Ipin. Karakter ini diperankan oleh Nur Fathiah binti

Diaz.

Kak Ros : Sebagai kakak dari Upin & Ipin, karakternya cenderung

mudah emosi tetapi sayang kepada adik-adiknya.

Karakter ini diperankan oleh Noor Ezdiani binti Ahmad

Fawzi (season 1), Ida Shaheera (season 2).

Mak Uda/Opah : Sebagai nenek Upin, Ipin dan Ros. Dia berhati bersih

dan sering memanjakan Upin dan Ipin. Ia mengetahui

banyak hal duniawi dan keagamaan. Ia lebih sering

dipanggil Opah. Karakter ini diperankan oleh Hj. Ainon

binti Ariff.

Fizi : Sebagai teman Upin & Ipin. Dia bersifat penuh keyakinan dan amat dimanjakan orangtuanya. Terkadang

dia kelihatan suka besar mulut, tetapi sebenarnya baik

hati dan menyayangi orangtuanya. Dia sering terlihat

berdua dengan Ehsan. Karakter ini diperankan oleh Ida

Rahayu Yusoff.

Ehsan : Sebagai teman Upin & Ipin dan sepupu Fizi. Meskipun

suka makan, menyendiri dan cerewet, dia tetap seorang

teman setia. Dirumahnya ia dipanggil Bobob. Sedangkan

oleh Fizi ia terkadang dipanggil intan payung atau anak

manja. Karakter ini diperankan oleh Mohd. Syahmid bin

(50)

Rajoo : Sebagai teman Upin & Ipin, ia keturunan India. Ia lebih

tua lima tahun dibandingkan Upin & Ipin. Oleh karena

itu seolah-olah ia menjadi kakak kepada mereka. Mereka

bertiga selalu bermain bersama di kampung mereka.

Karakter ini diperankan oleh Kannan A/L Rajan.

Mei Mei : Sebagai teman Upin & Ipin, ia keturunan Cina, dia

seorang teman sepermainan dan juga teman sekelas Upin

& Ipin. Selain cantik dan banyak yang menyayanginya,

ia adalah anak terpintar di kelasnya. Karakternya

diperankan oleh Yap Ee Jean / Tang Ying Sowk.

Mail : Sebagai teman sekelas Upin & Ipin. Dia juga iseng dan jahil seperti Upin & Ipin tetapi ia gegabah dan tidak bisa

diandalkan. Sepanjang bulan Ramadhan, edisi kedua,

Mail tidak pernah menunaikan puasa walaupun sudah

cukup umur, tetapi dia juga membantu ibunya menjual

makanan di Pasar Ramadhan. Di kelasnya dan di

kalangan teman-temannya ia dijuluki Mail 2 seringgit.

Karakter ini diperankan oleh Mohd Hasrul.

Jarjit : Sebagai teman sekelas Upin & Ipin, ia dari keturunan

Sikh Benggali. Dia selalu ikut serta dalam permainan

anak-anak lain, namun setiap kali terjadi sesuatu yang

Gambar

gambar-gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika tidak ada
gambar kartun tetap saja memberi efek buruk kepada si anak.
GAMBARAN UMUM berisi tentang profil Raudhatul
gambar tiap detiknya. Gambar yang diproyeksikan ke layar sebetulnya tidak
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan tayangan televisi animasi (kartun) yang disenangi anak dan juga pendampingan orangtua menjadi salah satu alternatif untuk menambah kemampuan bahasa

 Efek animasi gambar adalah pengaruh potongan gambar cerita yang kelihatan tampak nyata pada tayangan film kartun Little Krishna di televisi swasta MNC TV. Variabel Y