• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pengembangan organisasi pengelola zakat(OPZ) : Studi pada LAZ pos keadilan peduli ummat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi pengembangan organisasi pengelola zakat(OPZ) : Studi pada LAZ pos keadilan peduli ummat"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI

PENGELOLA ZAKAT (OPZ) :

Studi Pada LAZ Pos Keadilan Peduli Ummat

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh : Fachri Firdaus NIM : 203046101698

PROGRAM STUDI MUALAMAT KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT (OPZ):

Studi Pada LAZ PKPU

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh :

Fachri Firdaus NIM : 203046101698

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Ahmad Yani, MA NIP. 150 269 678

DR. Jaenal Aripin, M.Ag NIP. 150 289 202

PROGRAM STUDI MUAMALAT KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT (OPZ) : Studi Pada Pos Keadilan Peduli Umat telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 9 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 9 September 2008 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum

Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 150 210 422 PANITIA UJIAN

1. Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA (………..) NIP. 130 789 745

2. Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, MA (………..) NIP. 150 269 678

3. Pembimbing I : Drs. H. Ahmad Yani, MA (………..) NIP. 150 269 678

4. Pembimbing II : DR. Jaenal Aripin, M.Ag (………..) NIP. 150 289 202

5. Penguji I : Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA (………..) NIP. 130 789 745

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, pemilik samudera ilmu yang memberikan karunia, rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada seorang Nabi yang mulia dan terpuji akhlaknya yang telah merubah keadaan dunia ini minal zhulumati ilan nur yaitu baginda Nabi Muhammad saw serta kepada keluarga, para sahabatnya, dan semua ummatnya yang selalu istiqomah mengikuti jejak hidup beliau dan meneruskan perjuangannya menegakkan kalimatullah. Mudah-mudahan kita semua termasuk didalamnya dan akan mendapatkan syafa’at pada hari kiamat nanti. Amiin.

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapati kesulitan dan hambatan. Akan tetapi, dengan adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, Alhamdulillah penulisan skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Namun penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak sekali kekurangan sehingga saran serta kritik dengan kerendahan hati penulis terima sehingga skripsi ini dapat lebih sempurna lagi. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak dan instansi lainnya yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain kepada :

(5)

dekan, baik sebagai para birokrasi maupun sebagai pribadi, terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan. 2. Ibu Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Azharuddin Lathif, M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Muamalah yang telah banyak membantu penulis dalam menentukan judul dan dalam penyelesaian hal-hal administratif dan nasehat-nasehat yang sangat berharga.

3. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA dan Bapak Drs. H. Ahmad Yani, MA selaku Ketua dan Sekretaris Kordinator Teknis Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs. H. Ahmad Yani, MA dan Bapak DR. Jaenal Aripin, M.Ag selaku pembimbing skripsi, yang telah sabar membimbing, memberikan saran, arahan, motivasi dan telah meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran di sela-sela kesibukannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan peranan dalam memberikan pembelajaran.

6. Pimpinan dan seluruh staf karyawan Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas untuk studi kepustakaan.

(6)

yang telah berpartisipasi dan memberikan kontribusinya dalam memperoleh informasi, data-data dan yang telah meluangkan waktunya kepada penulis hingga dapat selesainya skripsi ini.

8. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Muhammad Amin Permana, S.IP dan Ibunda Musonah yang telah memberikan dukungan dan do’a yang tidak pernah sedikitpun terlupakan dan sangat besar dan berarti bagi penulis, baik dukungan moril maupun materil sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

9. Untuk abangku Firwan Fajri, A.Md dan ade-adeku Firlya Fajriah, A.md dan Friyanti Fauziah dan seluruh keluarga besar ku yang telah membantu dan memberikan dukungan serta do’a yang cukup besar bagi penulis dalam pembuatan skripsi ini.

10. Teman-teman ku seperjuangan khususnya anak-anak PS A M. Arizan, Edo Gondes, Ridwan, Muzaini, Godai, Awal, Dede, Hendra, Irma, Nuramalia, Ida, Lily, Mila, Yanti, Aini, Cika, Balqis, dan teman-teman lainnya yang selalu memberikan motivasi dan dorongan sehingga terselesaikan skripsi ini, dan tak pernah akan terlupakan atas kebaikan mereka semua. Semoga kita semua sukses didunia dan juga diakhirat nanti.

(7)

kampus yang Islami dan menjalin ukhuwah yang sangat kuat serta dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Guruku sang murobi ustadz Muchtar Ali, S.Ag yang banyak memberikan taujihnya kepadaku dan teman-teman halaqoh tarbawi di Cibubur akh Sofyan, Anggo, Budi Cahyana, SE, Wahyu, S.Kom, Yusfi Fajar, Dimas yang banyak membantu dan memberikan dorongan dalam menuntut ilmu di Jalan Ilahi.

13. Sahabat dakwahku ukhti Mudrika Muthoharoh yang telah banyak sekali memberikan dorongan, motivasi, do’a dan semangat yang tak henti-hentinya dengan tausiyahnya untuk penulis sehingga dapat selesai skripsi ini. Syukron ukh, Jazakillah.

14. Keluarga besar SD Hang Tuah 3 tempatku mengajar terutama kepada kepala sekolahnya Ibu Mudjiem, S.Pd yang baik hati dan pengertian yang telah banyak memberikan waktu dan dorongan dalam pembuatan skripsi ini.

15. Keluarga Bunda Ina dan Ayah Ina yang telah banyak memberikan dorongan dan semangatnya kepada penulis selama kuliah.

16. Bapak Harto (Abu Izhar) selaku guru bahasa Inggris SD Hang Tuah 3 dan keluarganya yang telah memberikan semangat dan pelajaran serta dukungan yang banyak sekali kepada penulis. Thanks for all.

(8)

karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif agar lebih baik lagi.

Akhirnya penulis menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. Mudah-mudahan dapat balasan yang lebih baik. Harapan penulis mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semoga skripsi ini sidikit dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran untuk perkembangan dalam pendidikan dan bagi siapa saja yang membacanya untuk menambah ilmu pengetahuan. Amiin.

Jakarta, 27 Juli 2008

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 11

D. Tinjauan Pustaka ... 12

E. Metode Penelitian ... 13

F. Sistematika Penulisan ... 16

(10)

1...Pengerti

an dan Konsep Strategi ... 18

2...Tipe-tipe Strategi ... 20

3...Manaje men Strategis ... 21

B. Pengembangan Organisasi (PO) ... 27

1. Pengertian Pengembangan Organisasi ... 27

2. Filsafat dan Nilai-nilai PO ... 33

3. Tujuan Pengembangan Organisasi (PO) ... 35

4. Ruang Lingkup Pengembangan Organisasi ... 38

5. Tahap-tahap Penerapan PO ... 39

6. Metode/Teknik Pengembangan Organisasi ... 41

BAB III GAMBARAN UMUM POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU) A. Sejarah Singkat Berdirinya PKPU ... 44

B. Visi dan Misi PKPU ... 45

C. Tujuan dan Nilai Budaya PKPU ... 45

D. Struktur Organisasi ... 46

E. Program-program PKPU ... 51

F. Mitra Kerjasama PKPU ... 55

(11)

H. Laporan Keuangan PKPU ... 58

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN OPZ

A...Sekilas Tentang Analisis SWOT ... 64 B...Penerapa

n Strategi Pengembangan Organisasi PKPU ... 69 C...Analisis

SWOT terhadap Strategi Pengembangan OPZ PKPU ... ... 79

BAB V PENUTUP

A...Kesimpu lan ... 98

B... Saran-Saran... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

DAFTAR DIAGRAM

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ajaran Islam yang dikenal dengan agama yang tidak hanya mengurusi masalah-masalah ibadah saja tetapi ajaran yang begitu kompleks, yang menyeluruh baik masalah aqidah, ibadah, akhlaq sampai kepada masalah muamalah antar sesama. Islam sangat mengatur urusan muamalah antar manusia baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan sebagainya. Manusia diciptakan oleh Allah didunia ini sebagai utusan di muka bumi (khalifah fil ardh) dan karenanya harus mempertanggungjawabkan segala tindakannya kepada Allah SWT.

(15)

merupakan bidang terpenting dalam kehidupan ini demi terciptanya kehidupan yang sejahtera juga kehidupan yang selalu berkah dibawah naungan Allah SWT. Untuk terciptanya ekonomi yang sesuai dengan aturan main Islam maka diciptakanlah konsep ekonomi syariah yang bertujuan mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (falah)1 serta mengharamkan praktek maghrib (Maisir, Gharar, Riba) yang berlandaskan berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Falah berarti terpenuhinya kebutuhan individu masyarakat dengan tidak mengabaikan keseimbangan makro ekonomi (kepentingan sosial), kepentingan ekologi dan tetap memperhatikan nilai-nilai keluarga dan norma-norma.2 Maka dalam ekonomi syariah menciptakan bisnis syariah yang mengedepankan bisnis secara Islam sesuai dengan syariah agar meraih keuntungan tidak menghalalkan segala cara.

Di negara Indonesia yang terkenal dengan sebutan negara agraris ternyata tidak sedikit yang melakukan kegiatan ekonomi dengan cara berbisnis. Sekitar tahun 1992, muncullah bank yang kegiatan usahanya sesuai dengan syariah. Pada saat itulah mulai pertumbuhan ekonomi yang berlandaskan syariah mulai berkembang pesat terlebih lagi bukan dilembaga keuangan saja seperti perbankan melainkan lembaga keuangan non bank juga banyak yang muncul di negara agraris ini.

Roda perekonomian yang berkembang cukup pesat ternyata tidak juga seimbang dengan masalah-masalah sosial yang terjadi dimasyakarakat dalam suatu

1

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta, EKONISIA kampus FE UII,2004), edisi 2,h.5.

2

(16)

daerah. Untuk mengatasi masalah sosial tersebut maka banyak didirikanlah yayasan yang sudah dimulai sejak zaman pra kemerdekaan.3 Yayasan secara mudah dapat dikatakan sebagai lembaga yang didirikan bukan untuk mencari laba semata (nirlaba), walaupun dalam perjalanannya ia membutuhkan dana yang diperoleh dari kegiatan bisnis, hal ini tetap berarti bahwa kegiatan bisnis hanya untuk perolehan dana saja bukan kegiatan utama yayasan.

Salah satu kategori lembaga nirlaba adalah berdasarkan sumber dana (sources of funding). Untuk itu, setiap bentuk lembaga akan terbagi sebagai berikut :4

a. Lembaga komersial, yaitu lembaga yang dibiayai oleh laba atau keuntungan dari kegiatannya

b. Lembaga pemerintahan, yaitu lembaga yang dibiayai oleh masyarakat lewat pajak dan retribusi

c. Lembaga nirlaba, yaitu lembaga lembaga yang dibiayai oleh masyarakat lewat donasi atau sumbangan

Di Indonesia, banyak sekali masalah sosial yang belum teratasi terutama masalah kemiskinan yang melanda negeri ini. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Negara tidak mungkin hanya mengandalkan dari lembaga komersial dan lembaga pemerintahan tetapi negara ini juga butuh adanya suatu lembaga nirlaba yang bergerak dibidang sosial yang dapat menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi di Indonesia khususnya.

3

Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2005), Edisi Pertama, h.1

4

(17)

Lembaga nirlaba ternyata mempunyai peranan penting dalam mengatasi masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran dan sebagainya. Contoh salah satu lembaga nirlaba yang sangat penting berperan aktif mengatasi masalah sosial di negara ini yaitu Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang didirikan dan dikelola oleh pemerintah dan swasta. Organisasi yang mengurusi pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqoh yang dikelola oleh pemerintah yaitu berbentuk Badan Amil Zakat (BAZ), sedangkan organisasi pengelola dibawah pemerintah yang didirikan oleh swasta atau mesyarakat yaitu Lembaga Amil Zakat (LAZ). Lembaga ini merupakan lembaga yang hanya ada dalam sistem keuangan Islam, karena Islam mendorong umatnya untuk menjadi sukarelawan dalam beramal (volunteer).5 Dana lembaga ini berasal dari dana zakat yang hanya boleh dialokasikan untuk kepentingan sosial. Lembaga ini berdiri dengan tujuan sebagai fasilitator bagi masyarakat yang ingin menginfakkan hartanya, bersedekah dan yang lebih utamanya lagi sebagai fasilitas untuk mengeluarkan zakat.

Zakat merupakan salah satu tiang utama ajaran Islam yang memiliki keunikan tersendiri, selain merupakan rukun Islam yang ketiga yang memiliki dimensi ibadah yang kuat, pengaruh zakat juga sangat besar dalam aktifitas sosial ekonomi kemasyarakatan. Zakat merupakan suatu mekanisme yang mengontrol keseimbangan atau stabilitas dalam dinamika masyarakat, baik secara ekonomi maupun secara sosial. Zakat juga menjaga stabilitas hubungan golongan kaya dan miskin, sebagai

5

(18)

alat sosialisasi bagi setiap individu dalam Islam dan tentu saja fungsi utamanya berperan sebagai ibadah bagi manusia sesuai dengan tuntunan Allah SWT.6

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa ajaran Islam sangat mewajibkan seorang muslim untuk mengeluarkan hartanya dalam bentuk zakat, sebagaimana Allah telah menerangkan didalam Al-Qur’an yang sangat banyak sekali ayatnya memerintahkan kewajiban umat muslim dalam membayar zakat. Contohnya salah satu ayat Al – Qur’an yang mewajibkan umat Islam untuk berzakat yaitu dalam surat Al – Baqarah (2) : 110 yang berbunyi :

Artinya : ”Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”.

Dari uraian diatas mengenai kewajiban berzakat, maka kewajiban seorang muslim adalah membuat organisasi yang terstruktur untuk mengumpulkan dan juga mengelola kemudian menyalurkan dana zakat. Organisasi yang telah berdiri saat ini yang mengurusi dana zakat dinamakan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang terdiri dari BAZ dan LAZ.

6

(19)

Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) merupakan organisasi sosial yang menjalankan aktivitasnya tidak berorientasi menghasilkan keuntungan semata atau organisasi nirlaba (Tabarru). Kegiatan utama organisasi jenis ini tidak ditujukan untuk meraih keuntungan secara materi. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung dari berbagai sumbangan yang diberikan oleh pihak – pihak yang percaya kepada organisasi tersebut. Keterikatan antara para donatur dan organisasi biasanya disebabkan adanya kesamaan visi dan misi dari kedua belah pihak tersebut. Termasuk dalam jenis ini antara lain organisasi sosial, dakwah, dan organisasi pemberdayaan masyarakat. Organisasi pengelolaan zakat (didalamnya BAZ dan LAZ) termasuk dalam kategori jenis ini.7

Keberadaan zakat sebagai sebuah instrumen sosial ekonomi, memiliki aspek historis tersendiri pada masa kejayaan Islam. Zakat sebagai sebuah elemen dalam dimensi perekonomian telah memainkan peranan penting dalam membentuk aspek fiskal dalam struktur perekonomian sebuah negara, bahkan dalam sejarah pemerintahan Islam bagi individu yang tidak membayar zakat dianggap telah melakukan kejahatan pada sistem keuangan dalam sebuah pemerintahan.

Semenjak tahun 1999 Indonesia telah memiliki Undang-Undang tentang zakat yaitu UU No. 38 tahun 1999 yang secara subtansi UU tersebut memberikan aturan dan pola hubungan antara lembaga amil zakat baik yang dikelola masyarakat ataupun oleh pemerintah. Sekitar 6 tahun pasca UU zakat tersebut disahkan, perkembangan

7

(20)

pengelolaan dana zakat dan pemanfaatannya dirasakan belum optimal jika dilihat dari potensi yang dimilikinya.8 Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya adalah dari sisi manajemen pengelolaan dana zakat dan manajemen SDM OPZ.

Organisasi yang berbentuk sosial seperti Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) agar tetap eksis keberadaannya di tengah-tengah masyarakat maka organisasi ini sangat membutuhkan sekali kepercayaan penuh dari masyarakat. Agar masyarakat memiliki kepercayaan terhadap organisasi pengelola zakat (OPZ) maka kewajiban OPZ harus bekerja penuh dengan amanah dan profesional terutama dalam pengelolaan dan penyaluran dana zakat dengan melakukan trasparansi dan akuntabilitas. Untuk itu OPZ harus benar-benar dapat mengembangkan organisasinya atau lembaganya agar dapat berkembang dan memiliki kepercayaan yang baik dari masyarakat.

Dari uraian di atas telah kita ketahui bahwa betapa pentingnya dana zakat yang terkumpul untuk dikelola secara baik melalui organisasi pengelola zakat dan juga diharapkan zakat ini sebagai solusi untuk mengatasi kemiskinan yang masih terjadi dinegara ini. Apalagi sekarang sudah banyak berkembang dan berdiri organisasi pengelola dana zakat baik berbentuk lembaga maupun yayasan yang didirikan oleh masyarakat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sosial khususnya menghapus kemiskinan.

8

(21)

Potensi zakat di Indonesia sungguh berpeluang besar bagi perekonomian umat. Hal ini terbukti dari jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Yang wajib zakat sekitar 80 juta penduduk.9 Dari data sebuah penelitian bahwa Bank Dunia (IDB) mengeluarkan pernyataan bahwa 49 % dari seluruh penduduk Indonesia hidup dalam kondisi miskin atau berpotensi menjadi miskin. Kalau dihitung perkepala, artinya ada 108,78 juta penduduk Indonesia hidupnya susah dari kurang lebih 220 juta. Memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa, kemiskinan merupakan masalah sosial terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia mengawali tahun 2007.10

Semakin seringnya pemerintah merancang program pengentasan kemiskinan, semakin bertambah angka kemiskinan itu sendiri artinya implementasi dari hasil program sangat jauh dari yang diharapkan. Pemerintah menggembor-gemborkan akan memfasilitasi dan mengembangkan bisnis sektor riil (menengah kebawah) namun nyatanya malah ada dana macet sekitar 200 triliyun yang terdaftar di Sertifikat Bank Indonesia. Itu artinya apa? Terdapat dana mandek dengan jumlah 200 triliyun. Siapa yang harus bertanggung jawab. Ternyata dunia perbankan lebih senang menggenggam uangnya daripada mendistribusikan untuk pengembangan bisnis mikro.11

Untuk mengatasi masalah tersebut dan mencari solusi riil untuk mengatasi kemiskinan itu sendiri, maka dengan gencar-gencarnya organisasi sosial terutama organisasi pengelola zakat untuk menghapus kemiskinan. Tetapi pada kenyataannya

9

”Potensi Zakat Di Indonesia”, Republika, 17 Oktober 2006, h.23.

10

“Islamic Development Bank,” Media Cetak Media Indonesia, 7 desember 2006, h.14

11

(22)

bukannya angka kemiskinan semakin turun malah justru semakin bertambah. Padahal indeks penggalangan dana ZIS dari waktu kewaktu terus menanjak. Hal mana yang menjadi penting bagi OPZ untuk ikut berkontribusi dalam menghadapi era zakat 2008 dan bagaimana OPZ menciptakan konsep untuk meningkatkan kapasitas perzakatan kedepan terutama menciptakan manajemen yang efektif. Untuk mengurangi ledakan ketidaksejahteraan hidup yang merata, tentu saja akan butuh banyak Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten terkait dengan berbagai kebutuhan operasional dan managerial pengentasan kemiskinan. Untuk mengembangkan SDM OPZ, maka OPZ juga harus melakukan pengembangan organisasi secara keseluruhan.

Kebutuhan yang paling mendasar dalam rangka mengisi era zakat 2008 adalah mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dibidang ZIS agar dana zakat dalam terkumpul dan tersalurkan dengan baik. Kompetensi amil zakat ditunjukkan dari kemampuan, keahlian dan penguasaannya terhadap bidang kerja yang digeluti. Kesiapan SDM OPZ yang profesional dalam menyongsong era zakat 2008 merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Untuk itu, Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) harus berupaya untuk mengembangkan SDMnya agar kompeten dalam bidang mengelola dana ZIS karena SDM merupakan potensi yang menjadi motor penggerak organisasi atau perusahaan.12 Bukan hanya SDM saja yang dikembangkan tetapi seluruh aspek dalam organisasi juga harus dikembangkan.

12

(23)

Pengembangan SDM merupakan kebutuhan yang mendasar bagi lembaga sehingga harus menjadi prioritas dalam program-programnya karena hal ini merupakan salah satu kunci sukses utama dalam pencapaiannya visi, misi dan tujuan lembaga. Upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional harus terus dilakukan. Profesionalisme seperti inilah yang seharusnya tetap dijaga untuk meneguhkan lembaga.13 Dan juga diperlukan strategi yang matang dan tepat untuk mengembangkan organisasi pengelola zakat agar ke depan semakin baik.

Dari hasil penjelasan singkat uraian diatas, maka perlu mengkaji dan membahas bagaimana strategi pengembangan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) dan upaya yang dilakukan OPZ khususnya pada LAZ PKPU dalam mengembangkan organisasinya dibidang zakat. Untuk itu, penulis tertarik untuk membahas dan mengkaji permasalahan tersebut dalam skripsi yang berjudul : “Strategi Pengembangan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) : Studi pada LAZ Pos

Keadilan Peduli Ummat”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang didefinisikan, dan agar mendapatkan suatu batasan yang jelas sekaligus mencegah pembahasan yang meluas yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas, maka penulis membatasi masalah pada 2 pokok batasan, yaitu :

13

(24)

1. Mengenai Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) PKPU yang didalamnya membahas masalah lembaga mulai dari sejarah didirikannya lembaga sampai kepada kegiatan-kegiatannya.

2. Strategi pengembangan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)

Dari pembatasan masalah tersebut, untuk lebih memudahkan penulis dalam pembahasan skripsi ini, maka penulis membuat rumusan masalah yang muncul dalam penelitian ini yang berbentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Apa saja yang harus dilakukan dalam mengembangkan organisasi terutama pada Organisasi Pengelola Zakat (OPZ ) ?

2. Bagaimanakah strategi pengembangan OPZ yang dilakukan oleh LAZ PKPU? 3. Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan juga tantangan

dari kegiatan pengembangan organisasi yang dilakukan LAZ PKPU ? 4. Bagaimana analisa Strategi Pengembangan Organisasi LAZ PKPU ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui unsur-unsur apa saja yang harus dilakukan dalam mengembangkan sebuah organisasi terutama organisasi pengelola zakat.

2. Untuk memperoleh gambaran strategi yang dilakukan oleh LAZ PKPU dalam kegiatan pengembangan organisasinya.

(25)

4. Untuk mengetahui bagaimana analisa strategi pengembangan organisasi LAZ PKPU.

Dari tujuan penelitian yang diuraikan di atas diharapkan memberikan suatu manfaat dari penulisan skripsi ini, diantaranya adalah :

1. Bagi penulis, agar mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai strategi pengembangan organisasi pengelola zakat

2. Bagi kalangan akademis dan mahasiswa, untuk memberikan kontribusi dan untuk menambah bahan kajian dan pustaka serta menambah khasanah pengetahuan sebagai bacaaan tambahan dan sumber referensi atau bahan kajian untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi masyarakat umum, sebagai wahana untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang organisasi pengelola zakat.

4. Bagi Lembaga Amil Zakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi input bagi LAZ di Indonesia dalam melakukan strategi pengembangan organisasinya.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini penulis belum menemukan penelitian sebelumnya, namun secara umum penulis mengambil beberapa skripsi yang menjadi penelitian bahan acuan dalam membuat skripsi ini. Diantaranya adalah :

(26)

Skripsi tersebut lebih bersifat deskriptif kualitatif dimana yang dibahas mengenai Sumber Daya Insani atau dapat juga dikatakan SDM untuk dipersiapkan dalam rangka menghadapi perkembangan Lembaga Keuangan Syariah yang didalamnya terdapat strategi pengembangan SDM.

Sedangkan dalam skripsi ini penulis bukan hanya membahas mengenai strategi pengembangan SDM namun disamping membahas strategi pengembangan SDM juga akan membahas mengenai strategi pengembangan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) dengan mengambil sampel LAZ PKPU.

2. Skripsi berjudul “Strategi Pengembangan Unit Usaha Syari’ah Melalui Layanan Syari’ah”. Ditulis oleh Siti Amalia, Fakultas Syari’ah dan Hukum Jurusan Muamalat tahun 2007.

Penelitian ini lebih mengarah kepada pengembangan pada Unit Usaha Syari’ah (UUS) yang merupakan salah satu lembaga keuangan syari’ah perbankan. Penelitian ini bersifat analisis deskriptif yaitu penarikan kesimpulan dari pemaparan hasil penelitian pustaka dan penelitian lapangan mengenai konsep pengembangan UUS.

Didasari penelitian ini maka penulis tertarik untuk mengkaji masalah pengembangan untuk organisasi pengelola zakat (OPZ) yang merupakan salah satu lembaga perekonomian ummat non bank.

E. Metode Penelitian

(27)

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang datanya bersifat kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu penelitian yang menggambarkan suatu gejala data-data dan informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh dari lapangan.14 Kemudian penulis menggambarkan atau memaparkan analisis data tentang strategi pengembangan organisasi yang kemudian diambil kesimpulan. Dengan metode deskriptif analisis ini, penulis mengumpulkan dan memaparkan data yang diperoleh dengan melakukan Penelitian Lapangan (Field Research).

Selain Field Research, penelitian ini juga dilakukan Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penulis mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca, mengutip dan merangkum hal-hal yang diperlukan pada buku-buku, majalah, surat kabar, brosur, dokumentasi dan sebagainya.

2. Pendekatan

Adapun dalam penentuan lokasi yang menjadi objek penelitian atau pendekatan ini adalah Kantor Pusat Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) di Jl. Raya Condet No.27 G Batu Ampar Jakarta Timur 13520.

3. Sumber Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data, yaitu:

a. Data Primer

14

(28)

Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari hasil wawancara. Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.15 Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari responden atau pengumpulan data dengan tanya jawab yang dikerjakan berlandaskan pada tujuan penelitian dengan menggunakan panduan wawancara.16 dengan penelitian langsung melalui pihak yang terkait dengan pembahasan guna memperoleh data-data mengenai strategi pengembangan organisasi.

b. Data Sekunder

Sedangkan data sekunder diperoleh dari data atau informasi yang diperoleh dari buku, jurnal, surat kabar, artikel atau data-data yang dikeluarkan oleh LAZ PKPU, juga diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku, kitab-kitab serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi ini.

3. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara Contens Analisys, yaitu setelah data diuraikan dengan analisa teoritis tentang strategi pengembangan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT untuk ditarik suatu kesimpulan. Analisis SWOT adalah untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dan hambatan yang

15

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi, 2004), Cet.10, h. 218

16

(29)

ada pada perusahaan baik dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, selanjutnya di analisa untuk memperoleh kesimpulan.17

4. Pedoman Penulisan Skripsi

Adapun Teknik Penulisan skripsi ini merujuk pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007”.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarah dalam pembahasan skripsi ini, penulis membuat sistematika penulisan sesuai dengan masing-masing bab. Penulis membaginya menjadi 5 (lima) bab, yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab tersebut. adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, berisi uraian tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Kajian Pustaka, Objek Penelitian, Metode Penelitian dan Teknik Penulisan, serta Sistematika Penulisan

17

(30)

BAB II Kajian Teoritis, yang meliputi dua konsep bahasan : Pertama, Strategi terdiri dari Pengertian Strategi, Konsep Strategi, Tipe-tipe Strategi, Manajemen Strategi; Kedua, Pengembangan Organisasi (PO) terdiri dari Pengertian Pengembangan Organisasi (PO), Filsafat dan Nilai-nilai PO, Tujuan PO, Ruang Lingkup PO, Tahap-tahap penerapan PO, dan Metode/Teknik PO.

BAB III Gambaran Umum OPZ LAZ PKPU, meliputi Sejarah Singkat LAZ PKPU, Visi dan Misi LAZ PKPU, Tujuan dan Nilai Budaya Organisasi, dan Struktur Organisasi, Program-program, Mitra Kerjasama PKPU, Cabang-cabang PKPU, dan Laporan Keuangan PKPU.

Bab IV Analisa Strategi Pengembangan OPZ, meliputi: Pertama, Sekilas Tentang Analisis SWOT, Penerapan Strategi Pengembangan Organisasi PKPU, Analisis SWOT terhadap Strategi Pengembangan OPZ yang dilakukan LAZ PKPU.

(31)

BAB II

KAJIAN TEORITIS TENTANG STRATEGI

PENGEMBANGAN ORGANISASI

A. Strategi

1. Pengertian strategi dan konsep strategi

Istilah strategi diawali atau bersumber dari dan populer di dunia militer. Kata strategi berasal dari kata Yunani yaitu Strategos, yang berarti jenderal, militer dan gabungan kata stratos (tentara) dan ago (memimpin).18

Menurut Webster’s New Dictionary, strategi adalah ilmu untuk merencanakan dan mengarahkan operasi-operasi militer berskala besar, menggerakkan pasukan ke posisi yang paling menguntungkan sebelum pertempuran sebenarnya dengan musuh.19 Sehingga penggunaan istilah strategi lebih dominan dalam situasi peperangan, sebagai tugas seorang komandan dalam menghadapi musuh, yang bertanggung jawab mengatur cara atau taktik untuk memenangkan peperangan.20

Seiring dengan berkembangnya zaman dan pola pikir manusia, strategi militer sering kali diadopsi dan diterapkan dalam lembaga profit ataupun non profit. Banyak terdapat kesamaan/kemiripan antara strategi bisnis/non bisnis dengan strategi militer. Diantaranya lembaga profit/non profit maupun militer berusaha untuk menggunakan

18

Fred R.David, Manajemen Strategis, (Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2004) edisi 9, h. 34.

19

Ibid., h. 34

20

Hadari Nawawi, Manajemen Strategi; Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan

(32)

kekuatan-kekuatan mereka sendiri dalam menggempur kelemahan lawan. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir salah satunya pada tahun 1962 menurut Chandler

menyatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.21

Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut :22

a. Distinctive Competence : tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Day dan Wensley pada tahun 1998, mengidentifikasikan distintice competence dalam organisasi meliputi :

• Keahlian tenaga kerja

• Kemampuan sumber daya.

b. Competitive Advantage : kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk

21

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), Cet.14, h. 3.

22

(33)

merebut peluang pasar. Menurut porter, ada tiga strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing yaitu :

1) Cost Leadership, yaitu memberikan harga jual yang lebih murah dari pada harga yang diberikan oleh pesaingnya dengan nilai/kualitas produk yang sama.

2) Diferensiasi, yaitu menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya misalnya, persepsi terhadap keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan yang lebih baik.

3) Fokus, yaitu memperoleh keunggulan sesuai dengan keunggulan bersaing sesuai dengan segmentasi dan pasar sasaran yang diharapkan.

2. Tipe-tipe Strategi

Pada prinsipnya startegi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis.23

a. Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi startegi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan.

b. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berioentasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau

23

(34)

berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi.

c. Strategi Bisnis

Strategi ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

3. Manajemen Strategis

Manajemen Strategis dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Dalam buku yang ditulis oleh H. Hadari Nawawi dikatakan bahwa manjemen strategis adalah perencanaan berkala besar (disebut perencanaan strategis) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut VISI), yang ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan suatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan/jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategi dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organisasi.24

24

(35)

Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dan bergerak secara serentak (bersama-sama) ke arah yang sama pula. Sebagaimana dijelaskan dalam bagan di bawah ini :25

25

(36)

Gambar 2.1. Manajemen Strategi Sebagai Sistem

Rencana Operasional / Jangka Sedang (Implementasi Strategi)

(37)

Dari pengertian yang diuraikan dalam bagan diatas dapat disimpulkan beberapa karakteristiknya sebagi berikut :

a. Manajemen strategis diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti mencakup seluruh komponen di lingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk Rencana strategis (RENSTRA) yang dijabarkan menjadi perencanaan operasional (RENOP), yang kemudian dijabarkan pula dalam Program Kerja dan Proyek Tahunan.

b. Rencana Strategis berorientasi pada jangkauan masa depan, untuk organisasi profit kurang lebih sampai 10 tahun mendatang, sedang untuk organisasi non profit khususnya di bidang pemerintahan untuk satu generasi, kurang lebih untuk 25-30 tahun.

c. VISI, MISI, pemilihan strategi yang menghasilkan Strategi Induk (utama), dan Tujuan Strategi Organisasi untuk Jangka Panjang merupakan acuan dalam merumuskan Rencana Strategi (RENSTRA), namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan Manajemen Puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat di dalamnya.

d. RENSTRA dijabarkan menjadi Rencana Operasional yang antara lain berisi program-program operasional termasuk proyek-proyek, dengan sasaran jangka sedang masing-masing, juga sebagai keputusan Manajemen Puncak.

(38)

organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi jangka sedang termasuk jangka panjangnya.

f. Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk proyek-proyek untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan melalui fungsi-fungsi manajemen yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan (actuating), penganggaran, dan control.26

Fungsi Manajemen Strategis adalah sebagai berikut :27

a. Dapat mengurangi ketidakpastian dan kekomplekan dalam menyusun perencanaan sebagai fungsi fungsi manajemen dan dalam proses pekerjaan dengan menggunakan semua sumber daya yang ada secara nyata dimiliki melalui proses yang terintegrasi dengan fungsi manajemen lainnya dan dapat dinilai hasilnya berdasarkan tujuan organisasi.

b. Sebagai paradigma baru dilingkungan organisasi non profit, dapat mendorong perilaku proaktif semua pihak untuk ikut serta sesuai posisi wewenang dan tanggung jawab masing-masing.

c. Sebagai sarana dalam mengkomunikasikan gagasan, kreatifitas, prakarsa, inovasi dan informasi baru serta cara merespon perubahan dan perkembangan lingkungan operasional pada semua pihak sesuai wewenang dan tanggungjawabnya.

26

Ibid., h. 152

27

(39)

Didalam proses manajemen strategi terdapat tahap-tahap manajemen strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu :28

a. Perumusan Strategi

Mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat strategi alternatif untuk organisasi dan memilih strategi tertentu untuk digunakan.

b. Pelaksanaan Strategi

Pelaksanaan Strategi disebut tahap tindakan dalam manajemen strategis.

Pelaksanaan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan sasaran tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga perumusan strategi dapat dilaksanakan. Pelaksanaan strategi mencakup pengembangan budaya yang mendukung strategi, penciptaan struktur organisasi yang efektif, pengarahan kembali usaha-usaha pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi, serta menghubungkan kompensasi untuk karyawan dengan kinerja organisasi.

c. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Tiga kegiatan pokok dalam evaluasi strategi adalah :

28

(40)

1) Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan sekarang ini

2) Mengukur kinerja

3) Melakukan tindakan-tindakan korektif

Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini bukan jaminan untuk keberhasilan di hari esok.

Proses manajemen strtaegis ditujukan untuk membuat organisasi dapat menyesuaikan diri secara efektif terhadap perubahan dalam jangka panjang.

B. Pengembangan Organisasi (PO)

1. Pengertian Pengembangan Organisasi

Sebelum dijelaskan mengenai pengertian pengembangan organisasi, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai makna dari organisasi. Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, sehingga dapat saya simpulkan bahwa organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.29 Organisasi menurut Chester I. Barnard merupakan sebuah system dari aktivitas yang dikoordinasi secara sadar oleh dua orang atau lebih.

29

(41)

Organisasi mengandung empat karakteristik, yaitu :30 a. Adanya koordinasi usaha

b. Mempunyai tujuan bersama c. Terdapat pembagian kerja d. Adanya hierarki kekuasaan

Dan pada prinsipnya setiap organisasi harus memiliki 3 unsur dasar, yaitu :31 a. Orang-orang (sekumpulan orang),

b. Kerjasama,

c. Tujuan yang ingin dicapai,

Sedangkan pengertian organisasi dapat dilihat dari sudut statis dan dinamis sebagai berikut :32

a. Organisasi dalam pengertian statis

Organisasi adalah wadah tempat berhimpun sejumlah manusia (dua atau lebih) karena memiliki kepentingan yang sama.

b. Organisasi dalam pengertian dinamis

Organisasi adalah proses kerja sama sejumlah manusia (dua orang atau lebih) untuk mencapai tujuan tertentu yang disepakati bersama.

Pada hakikatnya setiap individu harus berusaha memenuhi kebutuhannya yang akan lebih mudah memenuhinya jika dilakukan secara bersama-sama daripada

30

Wibowo, Manajemen Perubahan, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 309

31

http://hasbullah ghazaly.blogspot.com/2008/03/manajemen-dan-pengembangan-organisasi.html.

32

(42)

secara perorangan. Sehubungan dengan itu bagi sejumlah manusia yang membentuk organisasi sebagai usaha kerjasama untuk memenuhi kebutuhan tersebut sebagai kepentingan bersama.

Berdasarkan uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa :

a. Manusia membutuhkan organisasi dan organisasi membutuhkan manusia b. Manusia adalah penggerak organisasi, sehingga berarti juga organisasi tidak

akan berfungsi tanpa manusia

c. Organisasi merupakan wadah untuk memenuhi kebutuhan manusia, sebaliknya kebutuhan manusia merupakan obyek kegiatan organisasi.33

Organisasi diciptakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sesuai dengan perjalanan waktu, organisasi tumbuh dan berkembang. Untuk itu organisasi harus berkembang sebagai organisasi pembelajaran. Dalam lingkungan yang semakin kompetitif, organisasi perlu melakukan perubahan sesuai dengan tuntutan lingkungan. Untuk itu, organisasi perlu selalu melakukan inovasi untuk mencapai standar keunggulan.34 Yaitu dengan melakukan pengembangan organisasi yang biasa disingkat dengan PO.

Di bawah ini akan dijelaskan mengenai beberapa pendapat tentang pengertian PO sebagai berikut :35

33

Ibid,. h. 218

34

Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 309

35

(43)

a.Fred Luthans mengatakan bahwa PO adalah pendekatan modern dalam manajemen terhadap perubahan dan perkembangan organisasi dari sudut Sumber Daya Manusia.36

b.Warren G. Bennis mengatakan bahwa PO merupakan respon terhadap perubahan yang berhubungan dengan segi pendidikan yang komplek untuk merubah keyakinan, sikap, nilai-nilai dan struktur organisasi, agar mampu mengadaptasi secara baik teknologi baru, perubahan masyarakat yang dilayani, dan tantangan-tantangan di dalam perubahan yang rumit tersebut.37 c.Wendel L. French dan Cecil H. Bell, Jr yang mengatakan bahwa PO adalah

usaha jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan sebuah organisasi dalam memecahkan masalah, dan proses pembaharuan, terutama melalui manajemen dan kerjasama yang lebih efektif sebagai budaya yang dikembangkan dalam organisasi.38

d.Tyagi berpendapat bahwa pengembangan organisasi adalah usaha terencana, sistematis, teroganisasi, dan kolaboratif di mana prinsip pengetahuan tentang perilaku dan teori organisasi diaplikasikan dengan maksud meningkatkan kualitas kehidupan.39

e.Greenberg dan Baron mengemukakan bahwa pengembangan organisasi adalah serangkaian teknik ilmu sosial yang dirancang untuk merencanakan

(44)

perubahan dalam pengaturan kerja dengan tujuan untuk meningkatkan pengembangan pribadi individual dan memperbaiki efektivitas fungsi organisasi.40

Konsep Strategi Pengembangan Organisasi merupakan upaya meningkatkan kemampuan organisasi berdasarkan persepektif waktu jangka panjang yang terdiri dari serangkaian penahapan dengan penekanan pada hubungan antar individu, kelompok dan organisasi sebagai keseluruhan. Pengembangan organisasi dapat juga dikatakan aplikasi pendekatan kesisteman terhadap hubungan fungsional, struktural, teknikal, dan personal dalam organisasi. Pengembangan organisasi merupakan suatu perubahan organisasi, oleh karena itu persepsi tentang perlunya perubahan harus dirasakan karena hanya dalam kondisi demikianlah para anggota organisasi dapat diyakinkan bahwa dalam upaya mencapai tujuan dan berbagai sasaran organisasi, diperlukan cara kerja baru, metode kerja baru, dan bahkan mungkin strategi dan visi yang baru.41 Salah satu ciri umum pengembangan organisasi adalah bahwa pengembangan organisasi merupakan suatu proses yang terus menerus dan dinamis. Pelaksana harus mampu mengubah strategi selama proses sedang berlangsung sebagai akibat masalah-masalah yang timbul dan kejadian-kejadian organisasi. Moekijat mengutip pendapat Gary Dessler mengatakan bahwa ciri umum pengembangan organisasi adalah suatu strategi yang dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan organisasi yang telah direncanakan. Ada empat tipe

40

Ibid., h. 311

41

(45)

pengembangan organisasi, yakni pengembangan teknologi, pengembangan produk, administratif dan pengembangan sumber daya manusia.42

Fokus PO adalah peningkatan proses pembaruan organisasional sedemikian rupa sehingga manajernya dengan cepat mempu melakukan perubahan pada kultur organisasi yang dipimpinnya guna siap menghadapi permasalahan baru yang pasti timbul. Untuk kepentingan tersebut, 3 faktor utama yang harus diperhatikan ialah :43

a. Visi masa depan

b. Rancang bangun suatu model perubahan

c. Penghargaan terhadap perilaku yang memperlancar terjadinya perubahan PO dikatakan sebagai instrumen ilmiah dalam meningkatkan efektifitas dan kesehatan organisasi karena PO mengandung unsur-unsur :44

a. Terencana

b. Mencakup seluruh organisasi c. Berdampak jangka panjang d. Melibatkan manajemen puncak

e. Menggunakan berbagai bentuk intervensi berdasarkan pendekatan keperilakuan

Dari uraian beberapa pengertian diatas, disimpulkan bahwa pengembangan organisasi merupakan kegiatan dari sebuah organisasi yang terencana untuk

42

Ipong Dekawati, “Strategi Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta”, artikel di atas diakses pada 4 April 2008 dari http://educare.e-fkipunla.net

43

Sondang P. Siagian, Teori Pengembangan Organisasi, h. 31

44

(46)

mengadakan perubahan yang dapat menghasilkan perubahan dalam pekerja individual, kelompok kerja, dan/atau seluruh organisasi dengan tujuan menciptakan organisasi yang baik/sehat (Good Organization).

Sebagaimana telah dikatakan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 11 yang berbunyi :

)

ﺪﻋﺮﻟا

:

(

Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri

Ayat diatas jelas bahwa dalam membangun suatu organisasi diperlukan sebuah perubahan pengembangan organisasi agar menjadi lebih baik dari sebelumnya karena berdasarkan ayat diatas dijelaskan bahwa Allah tidak akan merubah keadaan mereka, selama mereka tidak merubah sebab-sebab kemunduran mereka.

2. Filsafat dan Nilai-nilai Pengembangan Organisasi (PO)

(47)

sehat/baik berpedoman pada nilai-nilai/norma-norma yang disebut Etika dan Tanggung Jawab Sosial yang tercermin melalui pelaksanaan tugas-tugas pokoknya.45 Dilingkungan organisasi non profit seperti Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) harus diorientasikan untuk kepentingan masyarakat, sebagai pelaksanaan tanggung jawab sosial dalam melaksanakan tugas pelayanan umum (public service) dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Filsafat PO harus dimanifestasikan dalam cara berpikir, bersikap dan berperilaku yang bebas dari deskriminasi dan tekanan atau harus didasarkan pada pemberian hak, kewajiban dan perlakuan yang sama pada setiap dan semua SDM di lingkungan sebuah organisasi. Yang dimaksud SDM disini yaitu tenaga kerja yang bekerja pada suatu organisasi.

Ethika46 dan tanggung jawab sosial dalam kegiatan PO pada dasarnya merupakan pengontrol kebebasan SDM sebagai individu dalam melaksanakan wewenang masing-masing. Kontrol itu harus didasarkan/berorientasi pada nilai-nilai teknis yang terarah pada peningkatan keterampilan/keahlian kerja sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan di zamannya. Nilai-nilai teknis itu antara lain sebagai berikut :47

a. PO dilaksanakan sebagai kegiatan untuk melaksanakan kualitas kerja dan hasilnya.

45

Hadari, Managemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h. 225

46

Ethika menurut Andrew J. Dubrin dalam bukunya Essential of Management mengatakan bahwa “Ethika adalah studi tentang tanggung jawab moral dengan membedakan yang benar dan salah, dan dikembangkan sebagai konsep tanggung jawab sosial.”

47

(48)

b. PO dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan bertanggung jawab dalam bekerja, yang dimanifestasikan dalam peningkatan disiplin diri dalam disiplin kerja, efisiensi dan efektifitas tim kerja (team work), motivasi untuk berprestasi dan mencapai sukses dalam bekerja, serta meningkatkan kebanggaan pada organisasi.

c. PO dilaksanakan untuk meningkatkan sikap percaya diri, yang dimanifestasikan dalam kesediaan dan kemampuan mempercayai orang lain dalam bekerja, kesediaan bekerja, tekun dan gigih dalam memberikan kontribusi bagai tercapainya tujuan strategi organisasi.

d. PO dilaksanakan untuk meningkatkan dan mengembangkan sikap sentivitas (kepekaan) berupa kepedulian SDM terhadap masalah, kesulitan, dan kepentingan organ lain di dalam dan di luar organisasi non profit masing-masing.48

3. Tujuan Pengembangan Organisasi (PO)

Tujuan umum PO adalah untuk menerapkan inovasi baru yang belum didayagunakan di lingkungan sebuah organisasi, sebagai perubahan dan pengembangan yang dapat meningkatkan kemampuan organisasi dalam mewujudkan eksistensinya sebagai organsasi yang semakin sehat/baik dari kondisi sebelumnya.49

48

Ibid.,

49

(49)

Sedangkan tujuan khusus PO adalah :50

a. Mengubah dan mengembangkan perspektif organisasi, melalui usaha memperluas wawasan SDM. Perubahan dan pengembangan itu berkenaan dengan aspek-aspek sebagai berikut :

1) Meningkatkan kemampuan melakukan tindakan/kegiatan organisasi sesuai dengan nilai-nilai baru di zamannya.

2) Meningkatkan kemampuan mewujudkan nilai-nilai baku dalam kehidupan organisasi, seperti kejujuran, keeterbukaan, kebenaran, dan lain-lain. 3) Mengembangkan penghayatan, keperdulian dan kepekaan pada nilai-nilai

kemanusiaan yang bersifat universal (menyeluruh).

4) Memantapkan dan mengembangkan kemampuan mengimplementasikan nilai-nilai sosial yang berlaku dan dihormati dalam kehidupan berorganisasi.

5) Mengembangkan sikap bahwa menerima pelimpahan wewenang merupakan tanggung jawab.

b. Meningkatkan kemampuan mengadaptasi perubahan teknologi c. Peningkatan keterampilan/keahlian dan pengetahuan

d. Pengembangan kemampuan meningkatkan produktivitas dan pelayanan umum yang berkualitas

e. Peningkatan kemampuan mengadaptasi perubahan sosial

50

(50)

Tujuan khusus PO sebagaimana diuraikan di atas dapat digambarkan dalam bagan seperti di bawah ini : 51

Gambar 2.2. Tujuan khusus Pengembangan Organisasi (PO) Sasaran utama PO adalah :52

a. Peningkatan efektivitas organisasi sebagai suatu sistem yang terbuka

b. Mengembangkan potensi yang mungkin masih terpendam dalam diri para anggota organisasi menjadi kemampuan operasional yang nyata

c. Intervensi keperilakuan dilaksanakan melalui kerjasama antara manajemen dengan para anggota organisasi untuk menemukan cara-cara yang lebih baik demi tercapainya tujuan individu dalam organisasi dan tujuan organisasi sebagai keseluruhan

51

Ibid., h. 235

52

(51)

4. Ruang Lingkup Pengembangan Organisasi (PO)

Ruang lingkup dari kegiatan PO adalah sebagai berikut : a. Mengatasi sentralisasi yang berlebih-lebihan

b. Mencegah keterlambatan dan penundaan pengambilan keputusan

c. Mewujudkan kemampuan melaksanakan kontrol dan pengendalian sebagai sistem

d. Meningkatkan kemampuan koordinasi e. Meningkatkan keterampilan/keahlian kerja f. Perbaikan kondisi kualitas kehidupan kerja

Aspek-aspek dalam kualitas kehidupan kerja terdiri dari : 1) Partisipasi SDM

2) Pengembangan karier 3) Penyelesaian konflik 4) Kesehatan kerja 5) Keselamatan kerja

6) Kompensasi yang layak/sesuai 7) Kebanggaan pada organisasi

g. Peningkatan kemampuan menjaring, mengolah dan menggunakan infromasi h. Peningkatan sensivitas (kepekaan) SDM.53

53

(52)

5. Tahap-tahap Penerapan Pengembangan Organisasi (PO)

Dalam menerapkan PO, organisasi memerlukan konsultan yang ahli dalam bidang perilaku dan pengembangan organisasi. Konsultan tersebut bersifat sebagai agen pembaruan (agent of change) dan fungsi utamanya adalah membantu warga organisasi menghadapi perubahan, melalui teknik teknik PO yang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Proses penerapan PO dilakukan dalam empat tahap :

a. Tahap pengamatan sistem manajemen atau tahap pengumpulan data. Dalam tahap ini konsultan mengamati sistem dan prosedur yang berlaku di organisasi termasuk elemen elemen di dalamnya seperti struktur, manusianya, peralatan, bahan bahan yang digunakan dan bahkan situasi keuangannya. Data utama yang diperlukan adalah :

1) Fungsi utama tiap unit organisasi

2) Peran masing masing unit dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi 3) Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindakan dalam masing-

masing unit

4) Kekuatan dalam organisasi yang mempengaruhi perilaku antar kelompok dan antar individu dalam organisasi

(53)

1) Kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan mengarahkan kegiatan dan tenaga dalam memecahkan masalah yang dihadapi

2) Tanggung jawab; kesesuaian antara tujuan individu dan tujuan organisasi 3) Identitas; kejelasan misi dan peran masing masing unit

4) Komunikasi; kelancaran arus data dan informasi antar-unit dalam organisasi

5) Integrasi; hubungan baik dan efektif antar-pribadi dan antar-kelompok, terutama dalam mengatasi konflik dan krisis

6) Pertumbuhan; iklim yang sehat dan positif, yang mengutamakan eksperimen dan pembaruan, serta yang selalu menganggap pengembangan sebagai sasaran utama

c. Tahap pembaruan dalam organisasi. Dalam tahap ini dirancang pengembangan organisasi dan dirumuskan strategi memperkenalkan perubahan atau pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang dijumpai dalam proses diagnostik dan umpan balik. Mengingat bahwa setiap perubahan yang diperkenalkan akan mempengaruhi seluruh sistem dalam organisasi, bahkan mungkin akan mengubah sistem distribusi wewenang dan struktur organisasi, rancangan strategi pembaruan harus didiskusikan secara matang dan mendapat dukungan penuh pimpinan puncak.

(54)

ini konsultan bekerja secara penuh dengan staff manajemen dan para penyelia. Kegiatan implementasi perubahan meliputi :

1) Perubahan struktur

2) Perubahan proses dan prosedur

3) Penjabaran kembali secara jelas tujuan sasaran organisasi

4) Penjelasan tentang peranan dan misi masing-masing unit dan anggota dalam organisasi54

6. Metode/Teknik Pengembangan Organisasi (PO)/Organization Development a. Survey Feedback

Suatu teknik pengembangan organisasi di mana kuesioner dan interview digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang masalah yang terkait dengan organisasi. Informasi ini dibagikan kepada pekerja, kemudian digunakan sebagai dasar untuk melakukan perubahan organisional.55

b. Sensitivity Training

Training dilakukan untuk mengembangkan wawasan personal. Sensivity

training merupakan teknik pengembangan organisasi yang melakukan peningkatan pemahaman pekerja atas perilaku mereka sendiri dan dampaknya terhadap orang lain. Sensitivity Training dimaksudkan untuk meningkatkan sensivitas orang-orang dalam memahami diri sendiri dan orang lain, juga untuk

54

Basuki, “Pengembangan Organisasi”, artikel di atas diakses pada 4 April 2008 dari http://basuki1.ganeca.net.

55

(55)

memperbaiki mereka tentang bagaimana bertingkah laku dalam memperngaruhi orang lain.56

c. Team Building

Team Building merupakan suatu teknik di mana pekerja mendiskusikan persoalan yang berhubungan dengan kinerja kelompok kerja mereka.57

Ada 2 pendekatan yang digunakan di dalam usaha-usaha team building : 1) Suatu pendekatan yang mempunyai fokus pada proses-proses di dalam tim

itu, seperti perkembangan hubungan-hubungan kerja tim atau kemampuan untuk menyelesaikan problem dalam tim.

2) Suatu pendekatan yang mempunyai konsentrasi pada tugas-tugas tim, yang menekankan pada tindakan perencanaan dan pencapaian tujuan.58 d. Quality of work life programs

Teknik yang dirancang untuk memperbaiki fungsi organisasional dengan memanusiakan tempat kerja, membuatnya lebih demokratis, dan mengikutsertakan pekerja dalam pembuatan keputusan.59

e. Management by objectives

Suatu teknik di mana manajer dan bawahannya bekerja bersama menetapkan, kemudian mencapai tujuan organisasional. Langkah-langkah yang ditempuh adalah :

56

Yayat M Herujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: PT Graznido, 2001), h. 227

57

Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 311-312

58

Yayat, Dasar-dasar Manajemen, h. 232-233

59

(56)

1) Mengembangkan rencana tindakan, di mana manajer dan bawahan bekerja bersama menetapkan tujuan yang spesifik dan dapat diukur.

2) Mengimplementasikan rencana, di mana progres pencapaian tujuan secara hati-hati dimonitor, dan membuat koreksi yang diperlukan.

3) Mengevaluasi hasil, di mana dilihat apakah tujuan telah dicapai.60

60

(57)

BAB III

GAMBARAN UMUM POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)

A. Sejarah singkat berdirinya PKPU61

Krisis yang terjadi pada 1997 mempengaruhi kondisi perekonomian bangsa dan rakyat Indonesia. Menyikapi krisis yang berkembang, 17 September 1998 sejumlah anak-anak muda yang enerjik melakukan aksi sosial disebagian besar wilayah Indonesia. PKPU didirikan untuk merespon permasalahan sosial masyarakat serta krisis ekonomi dan moneter berkepanjangan yang belum selesai sejak terjadi krisis di tahun 1997. Selain itu, juga ingin membantu masyarakat yang tertimpa musibah dan bencana baik bencana kemanusiaan maupun bencana alam.

Menindak lanjuti aksinya, mereka kemudian menggagas entitas kepedulian publik yang bisa bergerak secara sistematis. Maka pada 10 Desember 1999 para penggagas dan pendirinya mendaftarkan PKPU ke Notaris untuk mendirikan PKPU sebagai yayasan atau LSM dan lahirlah lembaga sosial yang bernama Pos Keadilan Peduli Ummat.62

Dalam perkembangannya, PKPU menyadari bahwa potensi dana ummat yang berasal dari Zakat, Infaq dan Shadaqah sangat besar. Sebagai negara berpenduduk

61

http://www.pkpu.or.id

62

(58)

muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa mengoptimalkan dana ZIS-nya untuk memberdayakan masyarakat miskin.

Pada tanggal 8 Oktober 2001, PKPU mendapat pengukuhan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional sesuai dengan SK. Menteri Agama RI No 441. Hal itu membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepada PKPU semakin besar.

B. Visi dan Misi PKPU

1. Visi

“ Menjadi Lembaga Terpercaya Dalam Membangun Kemandirian” 2. Misi

a) Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan untuk mengembangkan kemandirian.

b) Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.

c) Memberikan pelayanan informasi, edukasi dan advokasi kepada masyarakat penerima manfaat (beneficiaries).

C. Tujuan dan Nilai Budaya Organisasi

1. Tujuan

(59)

c. Terciptanya pengembangan lembaga sesuai dengan dinamika dan perkembangan masyarakat.

d. Terbentuknya jaringan kerja dengan azaz saling memberikan manfaat. e. Terbangunnya solidaritas dalam mengembangkan kemandirian masyarakat. 2. Nilai Budaya63

Beberapa point yang menjadi nilai budaya bagi PKPU adalah : a. Jujur

b. Ikhlas c. Seimbang

d. Tanggung Jawab e. Inovatif f. Proaktif g. Inklusif

D. Struktur Organisasi

Pada saat masih menjadi bagian dari Partai Keadilan dengan nama Departemen Kesejahtetaan Sosial (Depkessos), lembaga ini mengikuti aturan struktur yang berlaku di partai yaitu di dalamnya terdapat unsur ketua, sekretaris, bendahara dan divisi-divisi. Setelah menjadi yayasan dengan nama PKPU, dilakukan penyesuaian struktur.64 Pada dasarnya struktur organisasi PKPU tidak terlalu banyak dan berbelit. Mereka beranggapan bahwa yang dijadikan pengurus adalah

63

Dedi Sularso, Direktur SDMO PKPU, Wawancara Pribadi, Jakarta, 22 Mei 2008

64

(60)

bidang yang dibutuhkan dalam menjalankan program. Kepengurusan yang ramping dan tidak rumit memungkinkan koordinasi yang maksimal untuk organisasi sejenis LSM tersebut. Terlihat beberapa orang yang duduk di kepengurusan hanya enam orang yang menduduki kursi kepengurusan, sebagai direktur satu orang, dan koordinator program, lima orang. Mereka menyebut enam orang tersebut dengan sebutan “Tim Manajemen”. Karena sebenarnya banyak juga yang membantu kegiatan mereka yang berada pada staf.

Struktur PKPU secara garis besar dibagi dalam empat bagian yang terdiri dari: 1. Dewan Pendiri, yaitu mereka yang pertama kali mendirikan yayasan ini.

Mempunyai kewenangan penuh untuk mengangkat dewan pengurus, dewan pembina, dan dewan pengawas.

2. Dewan Pembina, yaitu mereka yang memberikan pembinaan dan masukan-masukan untuk pelaksanaan program.

3. Dewan Pengawas, yaitu mereka yang mengawasi jalannya program yang dilakukan oleh lembaga.

4. Dewan Pengurus, yaitu mereka yang melaksanakan program kerja dari kepengurusan yayasan.

(61)

e. Dedi Sularso, Amd Dewan Pembina, terdiri dari :

a. DR. Salim Segaf Al Jufri b. DR. Agus Nurhadi c. DR. Ahmad Satori Ismail Dewan Pengawas, terdiri dari :

a. DR. Surahman Hidayat b. Drg. Hardiono, Sp. BM c. KH. Abdul Hasib, Lc

Untuk dewan pelaksana (pengurus harian), tugas wewenangnya adalah sebagai berikut :

1. Direktur Program, mengetahui dewan pelaksana untuk merencanakan dan membagi tugas kepada koordinator untuk melaksanakan program yang telah disepakati.

2. Pengembangan Program, merencanakan dan menganalisa program-program, dan mengupayakan bentuk-bentuk kegiatan untuk mengembangkan program.

3. Administrasi dan informasi, membantu sekretaris untuk mengelola pembukuan, mendokumentasikan informasi di lapangan dan menjadi pusat informasi tentang yayasan.

(62)

berbagai usaha seperti zakat, infaq, shadaqah, wakaf, kaffarot, dana kemanusaiaan dan dana-dana lain yang sah dan tidak mengikat.

5. Hubungan masyarakat, mempromosikan kegiatan yayasan kepada pihak donatur dan khalayak ramai dengan berbagai macam media informasi.

Pada tahun 2005 terjadi perubahan struktur dan perubahan nama struktur hingga saat ini yang dulunya ada dewan pendiri sekarang ditiadakan. Adapun susunan struktur yang baru adalah :65

Dewan Pembina : DR. Salim Segaf Al Jufri

DR. Agus Nurhadi

DR. Ahmad Satori Ismail Dewan Pengawas : DR. Surahman Hidayat

Drg. Hardiono, Sp. BM

KH. Abdul Hasib, Lc

Dewan Pengurus : DR. H. Naharus Surur Suryana M. Sastra, Psi Direktur Utama : Sahabudin, Ak Deputi Direktur Utama : Sri Adi Bramasetia Sekretaris Lembaga : Dedi Sularso, Amd Manajer Akuntansi : Siti Arifah

Manajer Administrasi : Yanti Sri Widayanti Manajer Kerumahtanggaan : Muhammad Yusuf

65

(63)

Direktur SDMO : Dedi Sularso, Amd Direktur Keuangan : Ecky Awal Muharam Direktur Penghimpunan : Wildhan Dewayana, ST Manajer Layanan Mustahik : Heru Kusnanto

Manajer Pemberdayaan Masyarakat : Muklas

Direktur Pendayagunaan : Agung Notowiguno, SE Manajer Pengembangan wakaf dan Dakwah : Muhammad Suharsono Manajer Pendidikan : Suharyanto Direktur MHCR : dr. Amir Zuhdi Direktur Kemitraan Luar Negeri : Tomi Hendrajati, ST Untuk lebih jelasnya lagi, berikut ini adalah struktur organisasi PKPU :

Dewan Pembina a. Div. Pemasaran Ritel b. Div. Pemasaran Korporat c. Div. MPR

d. Div. Hub. Pelanggan e. div. Adm & Data Base a. Div. Layanan Mustahik b. Div.Pemberdayaan Masy c. Div. Pengembangan Wakaf

(64)

E. Program-Program PKPU66

Dalam rangka mewujudkan keinginan kita bersama bagi upaya meringankan beban ummat, Pos Keadlan Peduli Ummat dengan sebelas cabang dan perwakilan di daerah telah membuat program dengan memperhatikan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah sehingga dapat mengenai pada sasaran. Sampai saat ini PKPU menerapkan 4 Payung Program yang telah terealisasikan diantaranya adalah :

1. Pengumpulan Dana

a. Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS), dan Waqaf b. Dana bantuan bencana alam dan kemanusiaan c. Pakaian, bahan pangan (pokok), dan obat-obatan d. Hewan Qurban

2. Misi Penyelamatan Kemanusiaan

a. Daerah-daerah konflik (Maluku, Maluku Utara, Poso, Aceh dan daerah lainnya) b. Daerah-daerah bencana alam (Sumbar, Banten, Bengkulu, Gorontalo, dll) c. Daerah-daerah minus (Gunung kidul, lereng Merapi, dll)

3. Rehabilitasi Kemanusiaan

a. Rehabilitasi fasilitas kesehatan dan air bersih b. Rehabilitasi fasilitas rumah dan pendidikan

66

(65)

c. Rehabilitasi fasilitas ibadah d. Rehabilitasi fasliltas ekonomi

4. Pembangunan Masyarakat

a. Pemberdayaan ekonomi masyarakat b. Pendidikan alternatif

c. Pembangunan pelayanan kesehatan mandiri d. Distribusi hewan qurban

Realisasi Program

1. MisiPenyelamatanKemanusiaan

a. Pengobatan keliling ke pengungsi di Ternate, Bacan, Tidore, Makian, Haimahera dan Gatela

b. Pengobatan keliling ke pengungsi di Ambon, Buru Seram dan Kei c. Bantuan kesehatan pengungsi Bengkulu

d. Bantuan kesehatan pengungsi Poso, Parigi dan Palu (Sulteng)

e. Bantuan kesehatan dan sembako ke muallaf di Maluku dan Maluku Utara f. Bantuan sembako ke Ambon, Buru, Seram dan Kei

g. Bantuan sembako ke Ternate, Tidore, Bacan, Makian dan Galela dan Halmahera

h. 12 Lokasi dapur umum di Bengkulu

i. Bantuan sembako ke pengungsi di Bengkulu

(66)

k. Penyaluran bantuan dan Pos Pelayanan di daerah bencana Purworejo, Yogyakarta, Cilacap, Lumajang, Sumatera Barat Aceh, Gorontalo, Pandeglang dan Madura

l. Bantuan pangan dan kesehatan pengungsi Sampit di Jawa Timur

m. Bantuan pakaian Iayak pakai bagi pengungsi di Buton, Ternate, Ambon, Pulau Seram, Morotai dan Banten.

2. Rehabilitasi

a. Bantuan beasiswa di Sumatera Barat, Bengkulu, Maluku Utara dan Maluku b. Santunan anak yatim piatu di Maluku Utara dan Ambon

c. Bantuan makanan tambahan bagi siswa SD di Bengkulu

d. Pembinaan mental spiritual pengungsi di Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tengah dan Bengkulu.

e. Pengiriman 20 Da’i ke wilayah terpencil di Maluku Utara dan Maluku (Ternate, Bacon, Morotai, Halmahera, Ambon, Tual, Seram, Buru) dan dilanjutkan terus hingga sekarang.

f. Rehabilitasi fasilitas ibadah di Bengkulu dan pengungsi di Maluku Utara g. Rehabilitasi rumah korban gempa di Bengkulu dan pengungsi di Maluku

Utara

Gambar

GAMBARAN UMUM POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)
Gambar 2.1. Manajemen Strategi Sebagai Sistem
GAMBARAN UMUM POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)

Referensi

Dokumen terkait

Dari total pengamatan dapat dilihat bahwa hasil panen tertinggi diperoleh oleh perlakuan penggunaan rain shelter bentuk melengkung yang dipasang pada musim penghujan (D) + Atecu

Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena perilaku siswa yang sering sekali menyepelekan masalah kedisiplinan bahkan banyak sekali siswa yang melakukan

Schroder Investment Management Indonesia yang merupakan peringkat 1 Manager Investasi dalam 25 Manager investasi Terbesar, versi majalah Investor edisi X/177 11 Febuari – 10 Maret

Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu ujicoba pada langkah a (―gagal‖; ―menolak‖; ―tidak ada kesempatan‖), lakukan ujicoba tambahan ke sebelah kiri garis umur

Membawa Dokumen Penawaran Asli dan Foto copy sesuai dengan yang telah di unggah dalam aplikasi SPSE. Dokumen Perusahaan/Kualifikasi yang dibawa harus sesuai dengan yang

Proses perhitungan pengolahan data praktikum khususnya laboratorium konversi energi dapat dilakukan dengan cepat dengan memasukan nilai- nilai yang didapat dari praktikum ke

Berdasarkan penelitian tindakan Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan Media Wall Chart pada Siswa Kelas X SMK LKIA Pontianak dilaksanakan,

Hasil penelitian ini memiliki implikasi dalam beberapa hal, yaitu pertama, secara teoritis berdasarkan hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa bentuk penyajian dan cara