• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembiayaan syirkah milk pada PT. Tabungan Negara Negara Syariah (PERSERO), TBK cabang Bekasi: analisa undang-undang Kemenpera No. 1 Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembiayaan syirkah milk pada PT. Tabungan Negara Negara Syariah (PERSERO), TBK cabang Bekasi: analisa undang-undang Kemenpera No. 1 Tahun 2011"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

ISMAIL KHAIRURRIJAL NIM 208046100046

KONSENTERASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI FAKULTAS MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

TABUNGAN NEGARA SYARIAH (PERSERO), TBK CABANG BEKASI (ANALISA UNDANG-UNDANG KEMENPERA NO.1 TAHUN 2011)

Bank syariah sesuai dengan fungsinya sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat, memiliki andil besar dalam pemberian fasilitas pembiayaan perumahan yang dibutuhkan masyarakat. Tingginya atas permintaan yang ada merupakan suatu pemacu sekaligus tantangan bagi lembaga perbankan dalam memberikan berbagai bentuk fasilitas produk perbankan syariah mengenai kepemilikan rumah yang layak dan aman.

Penelitian ini mengkaji dan menjawab permasalahan mengenai bagaimana pelaksanaan akad pembiayaan syrikah ai-milk dalam produk Kongsi Pemilikan Rumah Syariah (KPRS) pada BTN Syariah di Cabang Bekasi, dalam hal kesesuaian pengaturan akad dengan pelaksanaannya di Penelitian ini termasuk jenis penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif. Data penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data utama penelitian ini. Sedangkan data sekunder digunakan sebagai pendukung data primer. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara terstruktur (interview guide). Wawancara dilakukan secara mendalam (in depth interviewing). Untuk mengumpulkan data sekunder digunakari' teknik mencatat dokumen. Teknik anal isis yang digunakan bersifat kualitatif, dengan menggunakan teknik analisis data interaktif (interactive model of analysis), yaitu proses analisis dengan menggunakan tiga komponen yang terdiri dari reduksi data, sajian data, dan kemudian penarikan kesimpulan yang aktifitasnya berbentuk interaksi dengan pengumpulan data sebagai proses siklus antara tahap-tahap tersebut. Pelaksanaan pembiayaan kongsi pemilikan rumah syariah (KPRS) di BTN Syariah menggunakan akad syirkah milk. Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah (KPRS) menggunakan akad musyarakah dan ijarah yang diatur dalam ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 08/DSN-MUIJIV/2008 tentang Pembiayaan Musyarakah dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 09/DSN-MUI/IV/2008 tentang segala hal terkait pedoman pelaksanaan pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah (KPRS) tertuang dalam surat perjanjian yang ditanda tangani oleh bank, nasabah dan saksi-saksi yang dilakukan dihadapan notaris.

Kata kunci : Pembiayaan, Syrikah Milk, UU Kemenpera

(6)

vi Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat dan salam, yang mengiringi rasa syukur penulis hadiahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan paling sempurna dalam sikap dan tutur

katanya.Rasa bahagia dan haturan terima kasih atas jasa yang tak akan terbalas hingga

terselesaikannya skripsi ni yang berjudul berjudul “PEMBIAYAAN SYIRKAH MILK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH (PERSERO), TBK CABANG BEKASI (ANALISA UNDANG-UNDANG KEMENPERA NO.1 TAHUN 2011)” penulis mempersembahkan untuk kedua orang tua tercinta, yang dengan doa’, kesabaran, perhatian,

serta kasih sayangnya membuat penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga menghaturkan banyak terima kasih kepada para pihak yang telah

membantu penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih penulis haturkan kepada :

1. Bapak Dr. H. JM. Muslimin, M.A, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH selaku Ketua Program Studi Muamalat

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Abdurrauf, Lc, MA selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Djawahir Hejazziey, SH. MA. MH selaku Pembimbing Skripsi yang telah

membantu dalam pemecahan masalah yang dihadapi.

5. Seluruh dosen dan staf pada program studi Muamalat atas segala motivasi, ilmu pengetahuan,

bimbingan, wawasan, dan pengalaman yang mendorong penulis selama menempuh studi.

(7)

vii

7. Buat Ayah dan Ibu ku yang selalu tidak berhenti memberi motivasi, semangat dan kerja keras

untuk menyelesaikan studi program muamalat dan skripsi akhir saya, semoga doa dan

bimbingannya akan selalu saya ingat samapi akhir nanti.

8. Adik-adikku tercinta Anis dan Nabil yang selalu menyemangati dan membantu selama proses

studi baik secara moril maupun materil. Makasih yaa.. ^_^ semoga keluarga besar kita selalu

hidup rukun dan bahagia.

9. Buat Mpus Molly, orang yang selalu mensuport penulis dalam kondisi apapun sampai skripsi

ini terselesaikan, terima kasih atas segala bantuan dan doanya. Semoga Allah SWT selalu

memberikan kesehatan, rezeki dan kebahagian dalam hidupnya.

10.Buat bang oman, bang anwar dan bang asrun makasih banyak udah mau ngajarin, membantu,

nemenin, dan meluangkan waktunya untuk berbagi tukar informasi skripsi yang saya kerjakan,

serta yang suka bercanda dan suka kumpul bareng di rumah bang oman yang sudah ngerepotin

rumahnya buat diberantakin terus ya.. maaf yaa dan terima kasih banyak..

11.Buat saudara-saudaraku yang tercinta donny, tio, ayu, rafi, e’kel, salwa yang selalu mendorong dan mengingatkan untuk segera menyelesaikan studi ini.

12.Buat kawan-kawan prodi Muamalat PS B 2008, Nuzulur Rohman, Uwaisul Firdaus, Sata

(Makasih banyak atas bantuanya) anwar, asrun, hendrik, mario, usro, yofi, didi, tiar, ikhsan

dan yang lainnya, semoga silaturahmi kita tetap terjalin dimana pun dan kapan pun yaa..

13.Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini dan tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Jakarta, 2 Januari 2015 Penulis

(8)

viii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBARPENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ……….. ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ……….. .... v

KATA PENGANTAR ………. ... vi

DAFTAR ISI ……… ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah …………..………….... ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …….…….. ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………. ... 6

D. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep ……..…… ... 8

E. Sistematika Penulisan ……… ... 10

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori Pembiayaan ………... ... 12

1. Definisi Pembiayaan dan Tujuan ………. ... 14

2. Prinsip Analisis Pembiayaan ……….………… ... 15

3. Dasar hukum Operasional Pembiayaan ………. ... 18

B. Musyarakah ……….…..………... ... 20

1. Definisi Landasan, Rukun Syarat Musyarakah .. ... 22

2. Jenis-Jenis Musyarakah ………..………. ... 25

3. Ketentuan Umum Pembiayaan Musyarakah … ... 27

C. UU Kemenpera Pada Pembiayaan Perumahan dan Pemukiman terhadap Lembaga Perbankan ……… ... 28

(9)

ix

C.Wilayah Penelitian ……….... ... 39

D.Metode Pengumpulan Data …………..…………. ... 39

a. Observasi ………..……… ... 40

b. Wawancara ………... ... 41

c. Dokumentasi ………. ... 43

E. Teknik Analisa Data ……….…………. ... 43

F. Teknik Penulisan ……… ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pembiayaan Musyarakah Syrikah Milk di BTN Syariah Cabang Bekasi ... 46

B. Strategi Peningkatan Pembiayaan Musyarakah Syirkah Milk berdasarkan padaUU Kemenpera………..…….. ... 49

C. Analisa SWOT pada Pembiayaan Musyarakah Syrikah Milk Berdasarkan padaUU Kemenpera………... ... 55

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………... ... 60

B. Saran-Saran ………..……….... 61

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam memandang uang hanya sebagai alat tukar (medium of exchange),

bukan sebagai barang dagangan (komoditas) yang diperjual belikan. Ketentuan ini

telah banyak dibahas ulama seperti Ibnu Taymiyah, Al-Ghazali, Al-Maqrizi, Ibnu

Khaldun dan lain-lain. Hal dipertegas lagi Choudhury dalam bukunya “Money in

Islam: a Study in Islamic Political Economy”, bahwa konsep uang tidak

diperkenankan untuk diaplikasikan pada komoditi, sebab dapat merusak

kestabilan moneter sebuah negara.

Akad memfasilitasi setiap orang dalam memenuhi kebutuhan dan

kepentingan yang tidak dapat dipenuhinya sendiri tanpa bantuan dan jasa orang

lain. Kerenanya dapat dibenarkan bila dikatakan bahwa akad merupakan sarana

sosial yang ditemukan oleh peradaban umat manusia untuk mendukung

kehidupannya sebagai makhluk sosial.

Islam tidak mengenal adanya sistem money demand for speculation,

karena spekulasi tidak diperbolehkan. Islam menjadikan harta sebagai obyek

zakat. Uang adalah milik masyarakat, sehingga menimbun uang dan tidak

menggunakannya untuk kegiatan produktif adalah dilarang, karena hal itu berarti

(11)

Memiliki sebuah rumah adalah suatu kebutuhan dasar dari semua orang,

untuk memperolehnya setiap orang akan mengusahakannya baik dengan

membangun sendiri, menyewa dari orang lain atau membelinya. Tetapi pada saat

sekarang ini membeli sebuah rumah adalah pemasalahan yang sulit bagi

masyarakat, hal ini dikarenakan harga rumah yang sangat mahal. Pembelian

rumah secara tunai untuk masa yang sekarang sangat tidak mungkin bagi

masyarakat kebanyakan, maka pembelian diatur dengan angsuran atau cicilan

yang menjadi solusi pilihannya. Akan tetapi sisem pembelian secara angsuran ini

bias menggunakan fasilitas-fasilitas kredit pemilikan rumah dari bank-bank

konvensional yang menggunakan perhitungan bunga, yang kita ketahui bahwa

penggunaan system ini dilarang dalam ajaran agama Islam karena mengandung

unsur riba.

Riba secara istilah bermakna tamabahan (al-ziyadah), sedangkan secara

global dapatlah disebutkan bahwa dinisi riba adalah “Tambahan yang dapat dalam

akad yang berasal dari salah satu pihak, baik dari segi (perolehan) uang,

materi/barang, dan waktu tanpa ada usaha dari pihak yang menrima tambahan

tersebut.1

Apabila terjadi suatu kondisi dimana seluruh permintaan akan rumah tidak

terpenuhi, maka harga rumahakan naik. Namun sebaliknya jika tingkat

pertumbuhan populasi suatu daerah megalami penurunan, maka akan terjadi

kelebihan ketersedian rumah. Hal ini akan mengakibatkan harag rumah turun.

Tidak hanya laju pertumbuhan penduduk yang perlu dipertimbangankan, tetapi

1

Muhammad Ismail Yusanto, “Bunga bank adalah Riba”

(12)

juga kemampuan daya beli masyarakat dalam membeli rumah dan pertumbuhan

ekonomi pun akan mempengaruhi pergerakan harga rumah. Solusi untuk

pemenuhan kebutuhan rumah dengan mudah diberikan oleh lembaga perbankan

melalui fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Sebagaimana diketahui bank adalah badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak.2 Pemenuhan kebutuhan dasar akan rumah ini sudah sejak

lama menarik perhatian bagi industry perbankan nasional. Awalnya, produk ini

dikembangkan oleh industry perbankan konvensional dalam bentuk Kredit

pemilikan Rumah (KPR), berikutnya setelah berlaku dual banking system di

Indonesia, nasabah tidak lagi berkonsentrasi dengan produk KPR yang ditawarkan

oleh bank Konvensional. Karena di industry perbankan syariah juga telah

menawarkan produk KPR Syariah. Dengan adanya produk KPR Syariah, bank

syariah sesungguhnya dapat menetapkan target market yang jelas dan tepat.

Contoh kasusnya, apabila pihak developer (pemerintah) mengeluarkan

Undang-undang mengenai masalah pembiayaan dan pendanaan untuk

memfasilitasi masyarakat untuk memiliki rumah maka selanjutnya pihak

developer (pemerintah) meninformasikan kepada seluruh lembaga perbankan

yang khususnya syariah agar dapat berkerjasama untuk membantu dan

memfasilitasi kepemilikan rumah dengan cara menyertakan modal dari pihak

developer (pemerintah) sebesar 30% dan pihak lembaga bank syariah 70%,

2

Indonesia, undang-undang tentang Perubahan atas undang-undang Nomor 7 tahun

(13)

dengan syaratdan ketentuan yang sudah diatur dalam perjanjian yang tertulis sejak

perjanjian dimulai dari kedua pihak yaitu; membangun perumahan atau

pemukiman dengan bersama, nisbah yang ditentukan juga dibagi bersama dan

kerugian juga ditanggung bersama oleh kedua pihak.

Implementasi dalam operasional perbankan syariah merupakan kerja sama

antara bank syariah dengan nasabah untuk pengadaan atau pembelian suatu

barang antara bank syriah dengan nasabah untuk pengadaan atau pembelian suatu

barang (benda). Dimana asset barang tersebut jadi milik bersama. Adapun besaran

kepemilikan dapat ditentukan sesuai dengan sejumlah modal atau dana yang

disertakan dalam kontrak atau dana yang disertakan dalam kontrak kerja sama

tersebut. Selanjutnya nasabah akan membayar (mengangsur) sejumlah modal/dana

yang dimiliki oleh bank syariah. Perpindahan kepemilikan dari porsi bank syariah

kepada nasabah seiring dengan bertambahnya jumlah modal nasabah dari

pertambahan angsuran yang dilakukan nasabah. Hingga angsuran berakhir berarti

kepemilikan suatu barang atau benda tersebut sepenuhnya menjadi milik nasabah.

Penurunan porsi kepemilikan bank syariah terhadap barang tersebut 90 persen

masih dimiliki bank syariah.

Besarnya kewajiban membayar sewa rumah adalah proposional terbalik

dengan persentase kepemilikan rumah oleh nasabah yang bersangkutan. Kalau

persentase kepemilikan nasabah baru 10 persen berarti ia harus membayar sewa

sebesar 90 persen dari harga sewa menurut pasar dan kewajiban ini akan terhenti

kalau kepemilikan rumah sudah sampai 100 persen berada pada nasabah bank.

(14)

benar-benar bebas dari pengaruh unsur bunga bank konvensional. Kedua, system

pembiayaan ini sangat fleksibel dan akan mendorong nasabah untuk segera

melunasi utangnya.

Akad musyarakah syirkah milk ini digunakan untuk pembiayaan jangka

panjang, sehingga harus memiliki perancanaan alokasi dana yang matang terarah.

Dan akad ini kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu

yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa

keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian

ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing.3 Karena bersifat jangka

panjang, maka segela kesepakatan tentang jalan keluar untuk menghadapi masalah

yang mungkin saja akan terjadi dimasa yang akan datang harus sesuai dengan

ketentuan akad yang berlaku.

Berdasarkan latar belakang ini penulis melakukan penelitian skripsi

dengan judul “PEMBIAYAAN SYIRKAH MILK PADA PT. BANK

TABUNGAN NEGARA SYARIAH, TBK CABANG BEKASI (ANALISA UU KEMENPERA NO.1 TAHUN 2011)“

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penulisan karya tulis ini, agar tidak keluar dan mencapai fokus

yang diharapkan, maka penulis perlu membatasi penulisan ini membahas tentang

mekanisme pembiayaan musyarakah syirkah milk dalam UU Kemenpera yang

3

(15)

mengatasi pembiayaan kepemilikan rumah secara pengalihan hak milik dari bank

syariah ke nasabahnya.

Proses perumusan masalah merupakan tahapan paling penting dalam

sebuah proses penelitian. Sehingga permasalahan yang menjadi pokok bahasan

menjadi lebih jelas dan terfokus. Adapun secara spesifik perumusan masalah yang

akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Praktek Pembiayaan Musyarakah Syrikah Milk pada PT.

Bank Tabungan Negara Syariah, Tbk Cabang Bekasi Berdasarkan UU

Kemenpera No. 1 tahun 2011?

2. Bagaimana Strategi Peningkatan Pembiayaan Musyarakah Syirkah

Milk pada PT. Bank Tabungan Negara Syariah, Tbk Cabang Bekasi?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan oleh penulis di

atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini,

diantaranya :

1. Untuk mengetahui mekanisme Pembiayaan Musyarakah Syrikah Milk

Terhadap Pengembangan UU Kemenpera.

2. Untuk mengetahui strategi Peningkatan Pembiayaan Musyarakah

Syirkah Milk Terhadap Pengembangan UU Kemenpera.

3. Untuk mengetahui analisa UU Kemenpera yang Diterapkan Pada

(16)

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat secara akademik

Sebagai asset pustaka yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh

seluruh kalangan akademisi, baik dosen maupun mahasiswa dalam

upaya memberikan pengetahuan, informasi dan sebagai proses

pembelajaran mengenai produk pembiayaan PT BTN Syariah

pembiayaan musyarakah syirkah milk berdasarkan pada

Undang-Undang Kemenpera tahun 2011 No.1

2. Manfaat bagi masyarakat

Sebagi informasi dan bahan penambah wawasan mengenai produk

pembiayaan musyarakah syikah milk berdasarkan pada UU

Kemenpera dan juga sebagai media sosialisasi sehingga produk ini

dapat dipahami oleh masyarakat umum.

3. Manfaat secara praktek

Bagi PT Bank Tabungan Negara Syariah sebagai masukan dan saran

untuk dapat memperbaiki strategi penyaluran pembiayaan musyarakah

(17)

D.Kerangka Teori dan Kerangka Konsep Kerangka Teori

Dana APBN FLPP

FLPP diposisikan sebagai dana investasi berbunga murah yang dicampur dengan dana perbankan

sehingga cost of fund

dalam pembiayaan perumahan dapat diturunkan sehingga

lebih terjangkau

BLU PPP

Dana Murah Jangka Panjang dari Pasar Modal

Dana Pihak Ketiga

BANK PELAKSANA

BANK PELAKSANA

SISI PASOKAN KREDIT KONSTRUKSI

SISI PERMINTAAN KPR

(18)

Kerangka Konseptual

Musyarakah menurut Bahasa berarti percampuran (al-ikhtilath). Dalam

istilah Bahasa inggris, Musyarakah disebut juga dengan “partnership”.

Lembaga-lembaga keuangan Islam menerjemahkan dengan istilah “participation

financing”.4

Secara terminologi, definisi Musyarakah adalah ikatan kerjasama yang

dilakukan dua orang atau lebih dalam perdagangan. Dengan adanya akad

musyarakah yang disepakati kedua belah pihak, semua pihak yang mengikatkan

diri berhak bertindak hokum terhadap harta serikat itu, dan berhak mendapatkan

4

AH. Azharudin Latief, Fiqh Muamalat (Jaakarta:UIN Jakarta Press .2005) Hal.129

Pembiayaan Syrikah Milk KPR

Pemerintah (Developer)

BTN Syariah Cabang Bekasi

KPR dengan Syrikah Milk

Analisis SWOT

Strategi Peningkatan Pembiayaan Syrikah

Milk

(19)

keuntungan sesuai dengan perseujuan yang disepakati.5 Definisi lain yaitu suatu

perjanjian usaha antara dua atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan

produknya pada suatu proyek, dimana masing-masing pihak mempunyai hak

untuk ikut serta, mewakilkan, atau mengugurkan haknya dalam managemen

proyek. Keuntungan dari hasil usaha bersama ini dapat dibagikan baik menurut

proporsi penyertaan modal masing-masing maupun sesuai dengan kesepakatan

bersama. Manakala merugi kewajibannya hanya sebatas modal masing-masing.6

E.Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan ini, maka disusun sistematika penulisan

yang terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kerangka Teori dan Kerangka Konsep,

dan Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORITIS

Pada bab ini membahas mengenai Teori pembiayaan, Definisi

Pembiayaan dan Tujuan, Prinsip-prinsip Pembiayaan, Dasar Hukum

Operasional Pembiayaan, Musyarakah, Definisi Landasan, Rukun, Syarat

Muusyarakah, Ketentuan Umum Pembiayaan Musyarakah, UU

Kemenpera pada Pembiayaan Perumahan dan Pemukiman terhadap

Lembaga Perbankan, dan Kajian Pustaka Terdahulu.

5

AH. Azharudin Latief, Fiqh Muamalat (Jaakarta:UIN Jakarta Press .2005) Hal.129

6 Karenaen Perwataatmadja, M.Syafi’i Antonio. Apa dan Bagaimana Bank Islam

(20)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini memuat tentang Pendekatan Penelitian, Jenis dan Sumber

Data, Wilayah Penelitian, Metode Pengumpulan Data (Observasi,

Wawancara, Dokumentasi), Teknik Analisa Data, dan Teknik Penulisan.

BAB IV DESKRPSI HASIL PENELITIAN

Membahas Mekanisme Pembiayaan Musyarakah Syrikah Milk di BTN

Syariah Cabang Bekasi, Strategi Peningkatan Pembiayaan Musyarakah

Syirkah Milk berdasarkan UU Kemenpera, Analisa SWOT pada

Pembiayaan Musyarakah Syrikah Milk berdasarkan UU Kemenpera.

BAB V PENUTUP

Merupakan bagian terakhir penulisan yang menunjukan pokok-pokok

penting dari keseluruhan pembahasan. Bagian ini merupakan jawaban

ringkas dari permasalahan yang dibahas yang terdiri dari kesimpulan dan

(21)

BAB II

LANDSAN TEORITIS A. Teori Pembiayaan

1. Definisi Pembiayaan dan Tujuan

Pengertian pembiayaan (pada bank syari’ah) menurut undang-undang No.

10/1998 tentang perbankan : pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah adalah

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan mengembalikan

uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau

bagi hasil.7

Kasmir mendefinisikan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan

yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil.8

Menurut Muhammad pembiayaan secara luas berarti finansial atau

pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung

investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun

dijalankan oleh orang lain. Sedangkan, dalam arti sempit pembiayaan dipakai

untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan.

Namun, dalam perbankan pembiayaan dikaitkan dengan bisnis di mana

pembiayaan merupakan pendanaan baik aktif maupun pasif yang dilakukan

7

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

8

(22)

oleh lembaga pembiayaan kepada nasabah dan bisnis merupakan aktivitas berupa

jasa, perdagangan dan industri guna memaksimalkan nilai keuntungan.9

Orientasi dari pembiayaan tersebut untuk mengembangkan dan atau

meningkatkan usaha dan pendapatan dari para pengusaha kecil menengah, yang

mana sasaran pembiayaan adalah semua faktor ekonomi yang memungkinkan

untuk dibiayai seperti pertanian, industri rumah tangga (home industri),

perdagangan dan jasa. Dengan harapan produk pembiayaan memberikan manfaat

di dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga anggotanya.

Dan dalam perbankan syari’ah sebenarnya penggunaan kata pinjam

meminjam kurang tepat digunakan disebabkan dua hal : pertama, pinjaman

merupakan salah satu metode hubungan finansial dalam Islam. Kedua, pinjam

meminjam adalah akad komersial yang artinya bila seseorang meminjam sesuatu

ia tidak boleh diisyaratkan untuk memberikan tambahan atas pokok

pinjamannya, karena setiap pinjaman yang menghasilkan manfaat adalah riba,

sedangkan para ulama’ sepakat bahwa riba itu haram. Oleh karena itu dalam

perbankan syari’ah, pinjaman tidak disebut kredit akan tetapi disebut

pembiayaan.10

Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli tidak dilarang dalam Islam, hal

ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275 :

9

Muhammad, 2002. Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer. UII

Press, Yogyakarta. Hal. 260

10 Syafi’i

Antonio, 2001. Bank Syari’ah Dari Teori Ke Praktek. Penerbit Gema Insani,

(23)

                                                                                    

Artinya : orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.( QS.2:275)

Pada Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah itu tidak melarang adanya

praktek jual beli tetapi Allah melarang/mengharamkan adanya riba.

1.1 Tujuan Pembiayaan

Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok,

yaitu: tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan pembiayaan untuk

tingkat mikro. Secara makro pembiayaan bertujuan untuk:

a) Peningkatan ekonomi umat,

b) Tersedianya dana bagi peningkatan usaha,

c) Meningkatkan produktivitas,

d) Membuka lapangan kerja baru,

(24)

Adapun secara mikro pembiayaan diberikan dalam rangka untuk:

1. Upaya memaksimalkan laba,

2. Upaya memaksimalkan resiko, artinya: usaha yang dilakukan agar

mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus mampu

meminimalkan resiko yang mungkin timbul. Resiko kekurangan modal

usaha dapat diperoleh melalui tindakan pembiayaan.

a) Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat

dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam

dengan sumber daya manusia serta sumber daya modal. Jika sumber

daya alam dan sumber daya manusianya ada akan tetapi sumber

daya modalnya tidak ada, maka dipastikan diperlukan pembiayaan.

Dengan demikian, pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya

guna sumber-sumber daya ekonomi.

b) Penyaluran kelebihan dana, artinya dalam kehidupan masyarakat ini ada

pihak yang memiliki kelebihan sementara ada pihak yang kekurangan.11

2. Prinsip Analisis Pembiayaan

Prinsip adalah sesuatu yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan

suatu tindakan, prinsip analisis pembiayaan adalah pedoman-pedoman yang

harus diperhatikan oleh pejabat pembiayaan di bank-bank syari’ah termasuk juga

BMT pada saat melakukan analisis pembiayaan. Secara umum prinsip analisis

pembiayaan didasarkan pada rumus 5C dan 7P, yaitu:

11

(25)

a) Character artinya sifat atau karakter nasabah pengambil

pinjaman.

b) Capacity artinya kemampuan nasabah untuk

m enjalankan usaha dan mengembalikan pinjaman yang

diambil.

c) Capital artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam

d) Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang

diberikan peminjam kepada bank

e) Condition artinya keadaan usaha atau nasabah

prospek atau tidak.12

Dari 5C karakter tersebut dalam BMT biasanya menggunakan character.

Sedangkan prinsip analisis pembiayaan (kredit) yang 7P, antara lain sebagai

berikut:

a) Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah

lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup

sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu

masalah.

b) Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu

atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta

karakternya, mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

12

(26)

c) Purpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit

termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambolan

kredit dapat bermacam-macam, sebagai contoh apakah untuk modal

kerja atau investasi, konsumtif/produktif dan lain sebagainya.

d) Prospect

Yaitu untuk memulai usaha nasabah dimasa yang akan datang

menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau

sebaliknya.

e) Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit

yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian

kredit.

f) Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam

mencari laba, profitability diukur dari periode ke periode apakah akan

tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit

yang akan diperolehnya.

g) Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan

mendapatkan perlindungan (barang atau jaminan asuransi).13

13

(27)

3. Dasar Hukum Operasional Pembiayaan

Secara umum pembiayaan sebagai satu bentuk implementasi kegiatan usaha

penyaluran dana kepada masyarakat dalam sistem operasional perbankan syari'ah

adalah seutuhnya dilandasi oleh konsep hukum Islam yang sumber utamanya

berupa al-Qur'an dan as-Sunnah. Sedangkan secara yuridis formal landasan

operasional skim pembiayaan pada prinsipnya didasarkan ketentuan Pasal 6 huruf

(m) dan Pasal 13 huruf (c) Undang-Undang No. 7 Tahun 1992, 14 yang telah

diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dan

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.15

Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, secara spesifik

dipertegas lewat Pasal 1 angka (12), sedangkan Pasal 1 angka (13) dijeiaskan

antara lain meliputi:

1) pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).

2) pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(musyarakah).

3) pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli barang dengan

memperoleh keuntungan (murabahah).

4) pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni

tanpa pilihan (ijarah).

14

Pasal 6 huruf (m) dan Pasal 13 huruf (c) Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 nyatakan :

"Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil, sesuai igan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah".

15

Sedangkan Pasal 6 huruf (m) dan Pasal 13 huruf (c) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

menguraikan bahwa: "Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip ri

(28)

5) pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa dengan

pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari

pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina').16

Ketentuan di atas lebih diperkuat lagi dengan lahirnya Undang-Undang No.

21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari'ah, yaitu pada Pasal 1 angka 25

dinyatakan bahwa pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu berupa :

1) transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

2) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiya bittamlik.

3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istisna'.

4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.

5) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa. 17

Lain halnya, pengaturan kegiatan usaha penyaluran dana pada skim

pembiayaan musyarakah, dijabarkan melalui ketentuan Pasal 28 huruf (b), Pasal

29 huruf (b) dan (c) Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/34/Kep/Dir.

tanggal 12 Mei 1999 dan ketentuan Pasal 27 huruf (b) Keputusan Direksi Bank

Indonesia No. 32/36/Kep/Dir. tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum

16

Pembiayaan berdasarkan prinsip syari'ah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka wakiu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

17

(29)

berdasarkan Prinsip Syari'ah, serta didasarkan pula pada ketentuan Fatwa Dewan

Syari'ah Nasional No. 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Musyarakah.

Selain itu, diperkuat lagi dengan lahirnya Undang-Undang No. 21 Tahun

2008 tentang Perbankan Syari'ah, dimana dalam Pasal 19 ayat (1) huruf (c)

dinyatakan bahwa kegiatan usaha Bank Umum Syari'ah meliputi menyalurkan

pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad musyarakah atau akad

lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syari'ah. Sebagaimana telah

dinyatakan di muka bahwa sebagai bentuk implementasi sistem operasional pada

skim pembiayaan, seutuhnya dilandasi pada konsepsi hukum Islam yang sumber

utamanya al-Qur'an dan as-Sunnah.

A. Musyarakah

1. Definisi Landasan, Rukun dan Syarat Musyarakah

Musyarakah merupakan salah satu produk pembiayaan bank syariah yang

didasarkan pada prinsip bagi hasil, bentuk umum dari usaha bagi hasil

adalah musyarakah atau dalam kitab Fiqh disebut syirkah atau syarikah atau juga

disebut kongsi. Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak

yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara

bersama-sama. Termasuk dalam golongan musyarakah adalah semua bentuk

usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama

memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun yang tak

(30)

Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama dapat

berupa dana, barang perdagangan (trading Asset) kewiraswastaan

(Enterpreneurship), kepandaian (skill), kepemilikan (property), peralatan

(equipment), atau intengible asset seperti hak paten atau goodwill, kepercayaan

atau reputasi (credit worthiness). Dan barang-barang lainya yang dapat dinilai

dengan uang. Dengan merangkum seluruh kombinasi dari bentuk kontribusi

masing-masing pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk

ini sangat fleksibel.

Musyarakah yang dipahami dalam perbankan syariah merupakan sebuah

mekanisme kerja (akumulasi antara pekerja dan pemodal) yang memberi manfaat

kepada masyarakat luas dalam produksi barang maupun pelayanan terhadap

kebutuhan masyarakat. Kontrak musyarakah dapat digunakan dalam berbagai

lapangan usaha yang indikasinya bermuara untuk menghasilkan keuntungan

(profit).18

Musyarakah pada umumnya merupakan perjanjian yang berjalan terus

sepanjang kepemilikan rumah yang dibiayai bersama terus beroperasi. Apabila

usaha kepemilikan ditutup dan dilikuidasi, maka masing-masing mitra usaha

mendapat hasil likuidasi asset sesuai nisbah penyertaannya. Apabila kepemilikan

rumah masih terus berjalan maka mitra lembaga perbankan syariah yang ingin

mengakhiri perjanjian dapat menjual sahamnya ke lembaga perbankan syariah yang

lain dengan harga yang disepakati bersama.19

18 Karnean perwaatmaja dan Mohammad Syafei’i Antonio, Apa dan Bagaimana Ba

nk Islam (Yogyakarta:Veresia Grafika,1992) h.32

19

(31)

Suatu kontrak musyarakah dapat berakhir apabila disebabkan oleh

kematian seseorang yang pernah menjadi bagian dalam kontrak tersebut, apabila

ada lebih dari dua mitra usaha kontrak tersebut dapat dilanjutkan dengan

persetujuan dari orang-orang yang masih ada atau keluarganya.

Ketika seseorang mitra usaha meninggal dunia, maka pengembangan

sahamnya dalam kepemilikan rumah dan kontraknya akan menjadi berakhir, dengan

demikian bagian tersebut diserahkan kepada ahli warisnya dan kontrak yang telah

dilakukan dengan almarhum menjadi terputus.20

Landasan Musyarakah

1. Al-quran

….







…..

“maka mereka bersyarikat pada sepertiga” (Q.S.4:12)

….

































“Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan Amat sedikitlah mereka ini". (Q.S.38:24)

20

M.Nejatullah Siddiqi, Kemitraam Usaha dan bagi Hasil dalam Hukum

(32)

2. Hadits

يبأ ع تجرخ اخ ا اف , حاص ا حأ ي ملام , يكرشلا ثلاث ا أ : ل قي ها ا : لاق عفر , رير

) رير يبأ ع مكاحلا ا ا بأ ا ر( ا يب م

“Dari Abu Hurairah yang dirafa’kan kepada Nabi SAW, bahwa Nabi SAW bersabda, sesungguhnya Allah SWT berfirman : “ aku adalah pihak ketiga antara dua orang yng bersrikat selama salah satu pihak tidak menghianati pihak yang lain. jika salah satu pihak telah berkhianat, aku keluar dari mereka “. ( HR. Abu Daud dari Abu Hurairah ).21

Merupakan dalil lain dibolehkannya praktik musyarakah. Hadits ini

merupakan hadits qudsi dan kedudukannya shahih menurut hakim. Dalam hadits

ini Allah memberikan pernyataan bahwa Dia akan bersama dua orang yang saling

bersekutu dalam suatu usaha perniagaan, dalam arti, Allah akan menjaga,

memberikan pertolongan dan berkah-Nya atas usaha perniagaan yang dilakukan,

usaha yang dijalankan akan semakin berkembang sepanjang tidak ada pihak yang

berkhianat.

Rukun dan Syarat Musyarakah

a. Sighat (ucapan) ijab dan qabul (penawaran dan penerimaan)

b. Pihak yang berkontrak

c. Objek kesepakatan yaitu modal dan kerja

1. Syarat Musyarakah

a. Ucapan

Tidak ada bentuk khusus dari kontrak musyarakah. Ia dapat

pengucapan yang menunjukan tujuan. Berakad dianggap sah

21

(33)

jika diucapkan secara verbal atau ditulis. Kontrak musyarakah

dicatat dan disaksikan.

b. Pihak yang berkontrak

Disyaratkan bahwa mitra harus kompeten dalam memberikan

atau diberkan kekuasaan perwakilan.

c. Objek kontrak (dana dan kerja)

d. Dana

Modal yang diberikan harus uang tunai, emas perak atau yang

bernilai sama beberapa ulama memberi kemungkinan pula bila

modal berwujud asset perdagangan, seperti barang-barang,

properti, perlengkapan dan sebagainya. Bahkan dalam bentuk

hak yang tidak terlihat seperti lisensi, hak paten dan

sebagainya. Bila itu dilakukan, menurut kalangan ulama.

Seluruh modal tersebut harus dinilai lebih dahulu secara tunai

dan disepakati para mitranya.

e. Kerja

Partisipasi para mitra dalam pekerjaan musyarakah adalah

ketentuan dasar. Tidak dibenarkan bila salah seorang diantara

mereka menyatakan tak akan ikut serta menangani pekerjaan

dalam kerjasama itu. Namun, tidak tidak ada keharusan mereka

(34)

menangani pekerjaan lebih banyak dari yang lain, dan berhak

menuntut pembagian keuntungan lebih bagi dirinya.22

f. Akad syirkah harus bisa menerima mukallah ( perwakilan ),

setiap patner merupakan wakil dari yang lain, karena

masing-masing mendapatkan izin dari pihak lain untuk menjalankan

perannya.

g. Keuntungan bisa di kuantifikasikan, artinya masing-masing

patner mendapatkan bagian yang jelas dari hasil keuntungan

bisnis. Bisa dalam bentuk nisbah/presentase.

h. Penentuan pembagian bagi hasil atau keuntungan tidak bisa

disebutkan dalam jumlah nominal yang pasti, karena hal ini

bertentangan dengan konsep syirkah.

2. Jenis-jenis Musyarakah

Al-Musyarakah ada dua jenis, yaitu : musyarkah pemilikan dan

musyarakah akad (kontrak). Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan,

wasiat atau kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu asset oleh dua

atau lebih.

Musyarakah akad tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang atau

lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah.

Merekapun seoakat berbagi keuntungan dan kerugian.23

22 Muhammad Syafei’i Antonio, Bank Syariah Wacana Ulama & Cendikiawan

(Jakarta:Tazkia Instiute, 1999) h. 190-191

23Muhammad Syafei’i Antonio,

(35)

1) Syirkah al-Inan

Syirkah Inan adalah kontrak antara dua orang atau lebih. Setiap

pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi

dalam kerja. Kedua pihak berbagi keuntungan dan kerugian

sebagaimana yang disepakati antara mereka. Akan tetapi porsi

masing-masing pihak, baik dalam dana maupun kerja atau bagi hasil, tidak

harus sama dan identic sesuai dengan kesepakatan mereka.

2) Syirkah Mufawadhah

Syirkah Mufawadhah adalah kontrak kerjasama antara dua orang

atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dan

kerugian secara sama. Dengan demikian, syarat utama dari jenis

syirkah ini adalah kesamaa dana yang diberikan, kerja tanggung jawab

dan beban utang dibagi oleh masing-masing pihak.

3) Syrikah A’mal/Abdan

Syirkah A’mal ini adalah jenis kontrak kerjasama dua orang sama

profesinya untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi

keuntungan dari pekerjaan itu. Misalnya, kerjasama dua orang arsitek

untuk menggarap sebuah proyek, atau kerjasama dua orang penjahit

untuk menerima order pembatan seragam kantor.

4) Syirkah Wujuh

Syirkah Wujuh adalah kontrak dua orang atau lebih yang memiliki

reputasi dan prestise baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli

(36)

tersebut secara tunai mereka berbagi dalam keuntungan dan kerugian

berdsarkan jaminan pada penyuplai yang disediakan oleh tiap mitra.

5) Syirkah Mudharabah

Adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak

pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal

sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.24 Dalam sebuah bentuk

syirkah tersebut, kecuali syirkah mudharabah, berlaku bila ketentuan

bisnis mengalami keuntungan, maka keuntungannya dibagi

berdasarkan nisbah bagi hasil yang telah disepakati oleh pihak-pihak

yang berakad. Bila bisnis merugi, maka pembagian kerugiannya

didasarkan menurut porsi modal masing-masing pihak yang berakad.

Untuk syirkah mudharabah apabila mengalami keuntungan , maka

keuntungannya itu dibagi menurut kesepakatan kontrak, sedangkan

apabila merugi kerugian tersebut ditanggung oleh pemilik modal

selama kerugian itu bukan diakibatkan oleh kelalaian pengelola, maka

si pengelola harus dapat bertanggung jawab terhadap kerugian

tersebut.

3. Kententuan umum pembiayaan Musyarakah

Kententuan umum pembiayaan Musyarakah adalah sebagai berikut :

Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan

dikelola bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam

24Muhammad Syafei’i Antonio,

(37)

menentukan kebijakan usaha yang akan dijalankan oleh pelaksana musyarakah

dan tidak boleh melakukan tindakan seperti :

a. Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi.

b. Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa izin pemilik

modal lainnya.

c. Memberi pinjaman pada pihak lain.

d. Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan oleh

pihak lain.

e. Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerja sama apabila :

1) Menarik diri dari perserikatan.

2) Meninggal dunia.

3) Menjadi tidak cakap hukum.

Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek

harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan

sedangkan kerugian dibagi sesuai porsi kontribusi modal. Proyek yang dijalankan

harus disebutkan dalam akad. Setelah proyek selesai nasabah mengembalikan

dana tersebut bersama bagi hasil yang disepakati untuk bank.

C. Analisis UU Kemenpera Pada Pembiayaan Musyarakah

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman, hak atas rumah dijewantahkan dalam sebuah skema

pendanaan dan pembiayaan untuk menjamin akses terhadap pemilikan rumah dan

tempat tinggal dalam lingkungan yang layak. Dalam Pasal 1 ayat (1) dinyatakan

(38)

terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan

permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas

terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah,

pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.

Ditegaskan kembali dalam Pasal 1 ayat (6), bahwa:

“Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu”.

Sedangkan dalam Pasal 1 ayat (20) bahwa:

“Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atas setiap pengeluaran yang akan diterima kembali untuk kepentingan penyelengaraan perumahan dan kawasan permukiman baik yang berasal dari dana masyarakat, tabungan perumahan, maupun sumber dana lainnya.

Dalam Pasal 43 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dalam Undang-Undang yang sama juga dijelaskan bahwa:

Ayat (1) : “Pembangunan untuk rumah tunggal, rumah deret, dan/atau rumah susun, dapat dilakukan di atas tanah: (a) hak milik; (b) hak guna bangunan, baik di atas tanah negara maupun di atas hak pengelolaan; atau (c) hak pakai di atas tanah negara”.

Ayat (2) : “Pemilikan rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat difasilitasi dengan kredit atau pembiayaan pemilikan rumah”.

Ayat (3) : “Kredit atau pembiayaan pemilikan rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)”.

Ayat (4) : “Kredit atau pembiayaan rumah umum tidak harus dibebani hak tanggungan”.

Kemudian, terhadap masyarakat berpengahasilan rendah mendapatkan

(39)

diatur dalam Pasal 54 yang menyatakan dalam ayat (1) adanya pernyataan tegas

pemerintah yang memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi

MBR. Dalam rangka pemenuhan rumah tersebut pada ayat (2) dari pasal tersebut,

pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib memberikan kemudahan

pembangunan dan perolehan rumah melalui program perencanaan pembangunan

perumahan secara bertahap dan berkelanjutan. Bentuk-bentuk kemudahan

dan/atau bantuan dari pemerintah tersebut diuraikan pada ayat (3) yaitu berupa:

a. Subsidi perolehan rumah;

b. Stimulan rumah swadaya;

Insentif perpajakan sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan

di Bidang Perpajakan;

- Perizinan;

- Asuransi dan penjaminan;

- Sertifikasi tanah; dan/atau

- Prasarana, sarana, dan utilitas umum.

c. Ketentuan mengenai kriteria MBR dan persyaratan kemudahan perolehan

rumah.

d. Bagi MBR diatur dengan peraturan menteri.

(Ketentuan mengenai kriteria MBR dan persyaratan kemudahan rumah bagi

MBR diatur dengan Peraturan Menteri).

Dalam pendekatan pembangunan partisipatif, pelaku utama pembangunan

perumahan adalah masyarakat. Warga masayrakat secara sendiri-sendiri maupun

(40)

Sedangkan tugas utama pemerintah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman antara lain

adalah:

1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang

perumahan dan kawasan permukiman;

2. Mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk mendukung

terwujudnya perumahan bagi MBR;

3. Memfasilitasi penyediaan perumahaan dan permukiman bagi masyarakat

terutama MBR;

4. Menciptakan iklim yang kondusif agar setiap individu masyarakat dapat

memperjuangkan pemenuhan kebutuhan rumahnya; dan

5. Menjamin terpeliharanya prinsip-prinsip keadilan dan hak asasi bagi setiap warga masyarakat.25

[image:40.595.105.524.124.688.2]

Peranan pemerintah dalam pembangunan perumahan dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

25

Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Pasal 13

Pemerintah Masyarakat Pembangunan

Perumahan Keadilan dan Terpeliharanya

Hak-hak Individu

(41)

D. Kajian Pustaka Terdahulu

Kajian Pustaka Isi Pembahasan

Abdul Hafid Nur

Aplikasi kontrak musyarakah di bank syariah x ditinjau dari

UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen,

skripsi, FSH, UIN Jakarta 2013. Skripsi ini menjelaskan

bahwa kotrak musyarakah yang terjadi di bank syariah x

belum memenuhi ketentuan perlindungan konsumen, hal itu

terlihat dari banyaknya pelanggran yang dilakukan oleh

bank, pelanggaran itu meliputi kewajiban membayar

angsuran kepemilikan rumah yang dibutuhkan pada

nasabanh bank syariah dan tidak adanya kesamaa dalam

menanggung beban-beban resiko musyarakah.

Nahrowi

Strategi pengendalian Risiko Guna Meningkatkan

Pembiayaan Musyarakah pada BTN Syariah, Skripsi

Konsentrasi Perbankan Syariah FSH, UIN Jakarta 2010.

Skripsi ini menjelaskan tentang kerjasama bank dengan

nasabah, dimana pihak bank turut serta menggabungkan

modalnya untuk membiayai proyek yang dijalankan oleh

nasabah. Adapun strategi pengendalian resikonya dilakukan

dengan cara: mengembangkan sumberdaya insani,

memperhatikan report (laporan), dan mengelola resiko

dengan cara penetapan pada pasar sasaran, bisnis yang

dibiayai, forecasting (peramalan usaha yang sistematis untuk

memberi informasi sebagai dasar pertimbangan dalam

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Pendekatan Penelitian

Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui

penyelidikan atau melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan

dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh

pemecahannya.26 Kegiatan penelitian ini biasanya muncul dan dilakukan karena

ada suatu masalah yang memerlukan jawaban atau ingin membuktikan sesuatu

yang telah lama dialaminya selama hidup, atau untuk mengetahui berbagai latar

belakang terjadinya sesuatu.27

Sedangkan pengertian metode penelitian adalah usaha-usaha yang

dilakukan untuk mendapatkan data-data yang digunakan dalam proses

penelitian.28 Ketetapan metode dalam sebuah penelitian menentukan proses

penelitian dalam mencari data dan hasil penelitian yang dipertanggung jawabkan.

Karena pentingnya meode penelitian maka dalam hal ini akan membahas sebagai

berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, karena dalam pendekatan kualitatif lagsung dijelaskan dan diterangkan

tentang semua permasalahan yang belum diketahui secara rinci, sehingga akan

memberikan kemudahan bagi orang yang ingin mengetahui tentang semua

26

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 2

27

Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), h. 39

28

(43)

pembahasan dalam penelitian tersebut.29Kirk dan Miller mendefinisikan

bahwasanya penelitian kualitatif berhubungan dengan tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan social yang secara fundamental bergantung pada pengamatan

terhadap manusia dan pada dalam kawasannya sendiri dan berhubungan

dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.30

Dalam penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk mengambarkan,

melukiskan, secara lebih rinci dengan maksud menerangkan, menjelaskan dan

menjawab permasalahan peneliti. Dengan mempelajari semaksimal mungkin

seorang individu, suatu kelompok, atau suatu kejadian, peneliti bertujuan

memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam mengenai subyek yang

diteliti.31 Dalam penelitian kualitatif manusia adalah sumber data utama dan hasil

penelitiannya berupa kata-kata atau pernyataan yang sesuai dengan keadaan

sebenarnya (alamiah). Penelitian kualitatif memiliki enam ciri yaitu:

a. Memperdulikan konteks dan situasi (concern of contexs)

b. Berlatar alamiah (natural setting)

c. Manusia sebagai instrument utama (human instrument)

d. Data bersifat deskriptif (descriptive data)

e. Rancangan penelitian muncul bersamaan dengan pengamatan

(emergent desain)

f. Analisis data secara induktif (inductive analysis).

29

Mohammad Nadzir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), h. 14.

30

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006), h. 4

31

(44)

B. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif,

yakni penelitian yang berusaha mengambarkan, menginterprestasikan dan

mendeskripsikan atau menjelaskan objek, peristiwa maupun kejadian yang sedang

berlangsung pada saat penelitian sesuai apa adanya.32 Menurut Whitney

penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat

dengan tujuan untuk memberikan deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis factual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki.33 Dalam penelitian ini menuturkan pemecahan masalah

berdasarkan data, data tersebut disajikan, kemudian dianalisis dan di

interprestasikan kemudian untuk disimpulkan.34

Penelitian deskriptif ini diharapkan dapat memberi gambaran yang

lengkap tentang pembiayaan syrikah milk di BTN Syariah Cabang Bekasi yang

berdasarkan Undang-Undang Kemenpera Tahun 2011 No.1.

Menurut Suharsimi Arikunto, Sumber data adalah subjek dari mana data

tersebut diperoleh.35 Sumber data dalam penelitian ini menurut cara

memperolehnya dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Sumber data primer yaitu data yang dikumpulkan, yang diolah dan

disajikan oleh peneliti data sumber pertama.36 Sumber informasi yang

langsung mempunyai wewenang dan bertanggungjawab terhadap

32

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 157.

33

Mohammad Nadzir, Metode Penelitian, ibid., h. 14.

34

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, ibid., h. 44

35

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian , (Jakarta: Rieneka Cipta, 2002), h. 107.

36

Hadari Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Gajah Mada

(45)

pengumpulan data dan penyimpanan data. Data ini diperoleh dan

dikumpulkan oleh peneliti langsung dari lapangan pada proses penelitian

bisa melalui wawancara, observasi dan catatan di lapangan. Yang

termasuk dari sumber data primer adalah:

a. Kasdep Pembiayaan Kontrak Kerjasama (Lembaga

Perbankan) Kementerian Perumahan Rakyat Indonesia.

b. Branch Manager BTN Syariah Cabang Bekasi (Khususnya

bidang akad kerjasama)

c. Para nasabah BTN Syariah Cabang Bekasi

2. Sumber data sekunder yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan

oleh pihak lain yang biasanya disajikan dalam bentuk publikasi dan

jurnal.37 Sumber data ini diperoleh oleh peneliti dari pihak lain yang tidak

langsung diperoleh oleh peneliti. Data sekunder dalam hal ini adalah

data yang sudah diolah dalam bentuk dokumen-dokumen atau naskah

tertulis, seperti buku, majalah, jurnal, sumber dari arsip, dokumen

pribadi atau dokumen resmi.17Yang termasuk sumber data sekunder

adalah:

a. Library Research

Yaitu data yang diperoleh dari perpustakaan dengan

menelaah, mempelajari dan mengakji buku-buku yang

relevan dengan penelitian, yang dipandang perlu dan dapat

melengkapi data yang dipelajari dalam penelitian.

37

(46)

b. Field Research

Yaitu data yang diperoleh dari lapangan penelitian. Data

dala penelitian ini meliputi 2 sumber yaitu:

1) Manusia

Yang dimaksud adalah meliputi Kasdep Pembiayaan

kontrak kerjasama (lembaga perbankan), Branch Manager

BTN Syariah Cabang Bekasi, dan Nasabah BTN Cabang

Bekasi.

2) Non Manusia

Yang dimaksud adalah data yang diperoleh dari hasil

mencatat atau melihat dokumen sejarah berdirinya

lembaga atau segala yang berhubungan dengan lembaga

perbankan syariah, proses pembiayaan syirkah milk,

sarana pelayanan kepemilikan rumah, kontak kerjasama

pemerintah dengan lembaga perbankan syariah dan

lain-lain.

Hubungan peneliti dengan informasi kunci sangat ditentukan oleh sejauh

mana ketrampilan dan kemampuan berkomunikasi serta keakraban yang

dijalin peneliti pada lokasi penelitian. Sedangkan sumber data yang berhasil

diperoleh dari dokumentasi dipilih sesuai dengan fokus masalah dalam

penelitian. Keseluruhan sumber dan jenis data yang diuraikan pada dasarnya

(47)

sebagai alat atau instrument penelitian besar sekali dalam penelitian kualitatif.38

Dengan demikian dalam penelitian kualitatif, peneliti harus bisa memilih dan

memilah sumber dan jenis data yang sesuai dengan fokus masalah.

Dalam penelitian kualitatif tidak terdapat istilah populasi namun oleh

Spradley dinamakan sosial situation atau situasi sosial, yang terdiri dari 3 elemen

yaitu tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi sinergis. Sampel dalam

penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, sampel teoritis karena

tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.39

Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel,dalam

penelitian ini teknik yang digunakan adalah

1. Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang

yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau orang

yang mengetahui keadaan sosial yang diteliti contohnya Kasdep

Pembiayaan Kontrak Kerjasama (Kemenpera), Branch Manger BTN

Syariah Cabang Bekasi, dan Nasabah.

2. Snowball sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data, yang

pada awalanya jumlah sumber datanya sedikit, lama-lama menjadi besar.

Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit tersebut

belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang

lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data.40

38

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ibid., h. 178.

39

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D, ibid., h. 216.

40

(48)

C. Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian ini dilakukan secara dua tahap yaitu :

1. Tahap pertama melakukan penelitian ke Kementerian Perumahan Rakyat

Indonesia (KEMENPERA) di Jalan Raden Patah No.1 Jakarta Selatan

Telp. 021 – 7226601 Fax. 021 - 7268203

2. Tahap kedua melakukan penelitian di BTN Syariah Cabang Bekasi yang

beralamat KANTOR LAYANAN SYARIAH KC BEKASI Jl. Jend.

Sudirman No. 19 Bekasi 17143, Bekasi Telepon: (021) 8840649 Fax:

(021) 8849519

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data sering disebut dengan metode penelitian.

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data.41 Ketepatan dalam menentukan dan memilih metode

mengumpulkan data yang valid merupakan salah satu syarat untuk

keberhasilan penelitian dalam pengumpulan data yang relevan dengan tujuan-

tujuan penelitian yang dicapai. Teknik pengumpulan data yang tepat diharapkan

dapat memperoleh data yang valid dan informasi yang diperlukan serta dapat

saling melengkapi.Sementara sebagai instrument pengumpul data adalah peneliti

sendiri (human instrument) dalam pengumpulan data dan klasifikasi data, maka

peneliti menyiapkan kisi-kisi pengumpulan data.

41

(49)

Adapun teknik pengumpulan data yang sesui dengan penelitian kualitatif

adalah:

1. Observasi

Metode observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan

sesuatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki.42 Metode

observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang

diselidiki.43 Menurut Winarno Surahmad, observasi adalah Observasi

adalah metode pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang

fenomena- fenomena yang diselidiki, di mana penulis mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala obyek yang

diselidiki dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi

khusus.44 Metode Observasi ini digunakan untuk mengamati secara

langsung di lapangan. Teknik observasi ini terdiri dari tiga jenis yaitu:

observasi persn serta (participant observation), observasi terus terang dan

tersamar (overt observation dan covert observation), dan pengamatan tak

terstruktur (unstructured observation).45

Penelitian ini mengunakan observasi peran serta dengan cara peneliti

melibatkan diri dalam kegiatan program pembiayaan syirkah milk pada BTN

Syariah Cabang Bekasi, dilakukan oleh subyek penelitian. Tujuannya adalah

42

Sukandar Rumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis UntukPeneliti Pemula,

(Yogyakarta: Gajah Mada University Pres, 2002), h. 69..

43

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, ibid., h. 70.

44

Winarno Surahmad, Dasar-Dasar dan Teknik Research Metode Ilmiah, (Bandung: Tarsito,

1990), h. 2.

45

(50)

untuk mengembangkan pandangan dari dalam tentang apa yang terjadi. Namun

peneliti harus tetap berusaha untuk menyeimbangkan perannya sebagai orang luar

(outsider) yang berusaha menjadi orang dalam (insider) yang terlibat aktif dalam

kegiatan.

Peneliti menggunakan observasi secara langsung di lapangan meliputi :

a. Kondisi kinerja di BTN Syariah Cabang Bekasi

b. Produk-produk yang ditawar kepada nasabah untuk kepemilikan

rumah dengan kontrak kerjsama pembiayaan syrikah milk di BTN

Syariah Cabang Bekasi.

c. Hubungan antara komponen, tata tertib yang berkaitan

dengan pelaksanaan kontrak kerjasama Kemenpera berdasarkan

Undang-undang Tahun 2011 No. 1 yang berkaitan dengan

pembiayaan syrikah milk di BTN Cabang Bekasi.

d. Upaya-upaya kebijakan Kemenpera yang mengatur semua proses

pembiayaan dan kontrak kerjasama dengan Lembaga Perbankan

Syariah (BTN Syariah Cabang Bekasi)

Semua hasil dari pengamatan yang dilakukan peneliti dicatat dalam

catatan lapangan yang selanjutnya direfleksikan sebagai berikut :

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penenlitian

yang berlangsung secara lisan, dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

(51)

untuk mengumpulkan informasi dan bukan untuk merubah

ataupun mempengaruhi pendapat responden.46 Teknik

wawancara terdiri dari jenis yaitu: wawancara terstuktur

(structured interview), wawancara semi tersruktur (semistructured

interview), dan wawancara ter

Gambar

gambar sebagai berikut:
tabel. Setelah pengolahan data lalu dilakukan analisa data untuk membuktikan,
Tabel Data pada tahun 2013
Tabel Matrik SWOT

Referensi

Dokumen terkait

pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan masa antara (KB). Mampu mengidentifikasi rencana tindakan asuhan kebidanan

Pengembangan sistem informasi yang dapat merespon perubahan user requirement pada aplikasi E-government dapat menggunakan paradigma pengembangan sistem berbasis

Beban kognitif mahasiswa diukur pada tiga komponen, yaitu usaha mental siswa untuk menggambarkan extraneous cognitive load (ECL), kemampuan menerima dan mengolah informasi untuk

Alasan Kepala KUA Menolak Permohonan Wali Hakim dari Lusiana. adalah sebagai

Demikian juga dengan nilai indeks keanekaragaman yang sama-sama relatif tinggi (semua lokasi lebih besar dari 4), serta nilai equitabilitas yang juga tinggi (lebih besar dari 80

Laporan skripsi dengan judul “ Sistem Informasi Geografis Industri dan Perdagangan Meubel Kabupaten Jepara dengan Metode Cluster Fuzzy ” yang dapat dimanfaatkan

Program Ipteks bagi Masyarakat yang diusulkan yaitu membekali Mitra dengan mensosialisasikan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Peraturan Daerah

Pada BPRS Artha Mas Abadi Pati untuk menarik para nasabah selain dengan produk, yaitu dengan penentuan lokasi, karena penempatan lokasi yang salah akan menjadi kendala