i PEMANFAATAN SITUS INTERNET SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI
INTERAKTIF DI KALANGAN KAUM GAY
(Studi Pada Pengguna Situs gayindonesia.net di Kota Malang)
FANDY AKHMAD MAYFURI 201110040311266
DosenPembimbing: Novin Farid S. W, M. Si Isnani Dzuhrina, M. Adv
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
vii LEMBAR PERSEMBAHAN
Yang Utama Dari Segalanya…
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih saying-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.
❤ Mama dan Papa Tercinta
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya sederhana ini kepada Mama dan Papa yang telah memberikan kasih saying, segala dukungan dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Mama dan Papa bahagia karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Mama dan Papa yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih saying, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik,
Terima kasih Mama… Terima Kasih Papa… ❤ Orang-orang yang berarti untuku
viii KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Allah SWT atas segala rahmat Nya sehingga saya berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat Nya pula saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PEMANFAATAN SITU INTERNET SEBAGAI MEDIA KOMUNIKAI
INTERAKTIF DI KALANGAN KAUM GAY (Studi Pada Pengguna Situs
gayindoneia.net di Kota Mlang).
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan karya tulis ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M, AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang,
2. Budi Suprapto, Ph.D selaku penguji I dan Winda Hardiyanti, M.Si selaku peguji II yang telah memberikan waktu untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah peneliti,
3. Novin Farid S.W, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Isnani Dzuhrina, M.Adv selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan waktu, pengetahuan, bimbingan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah,
4. Seluruh jajaran tenaga pengajar Prodi Ilmu Komunikasi yang telah mengajarkan banyak ilmu kepada peneliti selama delapan semester ini, 5. Mama (Tatik) dan Papa (Husaini) yang telah memberikan semangat dan
dukungan moral serta do’a kepada peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir,
ix 7. Terimakasih buat teman-teman praktek PR 1, PR 2, PR 3 yang sudah
menjadi bagian dalam belajar praktek berkelompok,
8. Dan semua pihak yang turut membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Peneliti telah berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. Namun demikian, peneliti menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan senantiasa peneliti harapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan masukan bagi semua pihak dan demi kemajuan Ilmu Komunikasi khususnya.
Malang, 12 Februari 2016
x DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv
Lembar Pernyataan Orisinalitas... v
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
xi
2.2.4 Keunggulan Media Internet ... 20
2.3 Situs Web ... 23
2.4 Homoseksualitas dan Gay ... 23
2.4.1 Perkembangan Kaum Gay di Indonesia... 24
2.4.2 Gerakan Kaum Gay di Indonesia ... 25
2.4.3 Kaum Gay Dalam Media Online ... 27
2.5 Interaksi Sosial ... 28
2.5.1 Pengertian Interaksi Sosial ... 28
2.5.2 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial ... 29
2.5.3 Kaum Gay Dalam Interaksi Sosial ... 31
2.5 Teori New Media ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
3.1 Jenis Penelitian ... 35
3.2 Fokus Penelitian ... 36
3.3 Populasi Penelitian ... 37
3.4 Subjek Penelitian ... 37
3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
3.6 Teknik Penumpulan Data ... 38
3.7 Teknik Analisis Data ... 38
3.8 Uji Keabsahan Data ... 39
BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN ... 41
4.1 Profil GIF ... 41
xii
4.1.2 Visi dan Misi ... 42
4.1.3 Member atau Pengguna GIF ... 42
4.1.4 Aturan Pakai Forum... 42
4.1.5 Fasilitas / Forum dan Sub Forum GIF ... 48
4.1.6 Struktur dan Tugas Pengurus GIF ... 51
BAB V PENYAJIAN DAN HASIL ANALISIS DATA ... 54
5.1 Penyajian Data ... 54
5.1.1 Pengetahuan tentang Gay Indonesia Forum... 56
5.1.2 Aktivitas dalam Gay Indonesia Forum ... 62
5.1.3 Dampak dari Gay Indonesia Forum ... 67
5.2 Pembahasan ... 69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 73
6.1 Kesimpulan ... 73
6.2 Saran ... 73
6.2.1 Saran Akademis ... 73
6.2.2 Saran Praktis... 74
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku:
Amirin, Tatang M. 2011. Populasi dan Sampel Penelitian.
Tatangmanguny.wordpress.com
Ardianto, Elvinaro. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbosa Rekatama Media
Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana
Creeber, G. and Martin, R., (ed)., 2009, Digital Cultures: Understanding New Media, Berkshire-England: Open University Press
Emka, Moammar. 2004. Jakarta Undercover #2: Karnaval Malam. Jakarta: Gagas Media
Gunawan, Iman. 2013. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara
Heeter, Carrie. 1988. Communications and Information Science Series. New York: Ablex Publishing
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta: Salaemba Humanika
Katchadourian. Herant A., 1989, Instructor’s Edition: Fundamental of Human Sexuality, fifth edition, Rinehart & Winston Inc: Holt
Littlejohn W. Stephen, Karen A. Foss. 2014. Teori Komunikasi (Theories of Human Communication) Edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.
Lievrouw, L.A. dan Sonia Livistone, 2006. The Handbook of New Media. London: SAGE Publications
Mcquail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa Buku 1 edisi 6. Jakarta: Salemba Humanika
Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia
Moleong, J Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Morissan. 2013. Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jakarta: Kuncana Prenada Media Group
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Yogyakarta: Cespur Pustaka Pelajar
Oetomo. 2006. Gay di Masyarakat. Surabaya: Gaya Nusantara
Riswandi, Agus. 2003. Hukum dan Internet Indonesia. Yogyakarta: UII Press
Severin, Werner J., James W. Tankard Jr. 2005. Teori Komunikasi: Sejarah Metode dan Terapan di Dalam Media Massa, Edisi Kelima. Jakarta: Prenada Media
Subiakto, Henry & Rachmah Ida. 2014. Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi. Jakarta: Kencana
Sugiyono. Prof Dr. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D .Bandung: Alfabeta
Suryabrata. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa edisi ke 8. Jakarta: Kencana
Referensi Journal:
Feray Jean-Claude, Herzer Manfred (1990). “Homosexual Studie and Politics in the 19th Century: Karl Maria Kertbeny”. Journal of Homosexuality 19:1
Referensi non Buku:
http://id.wikipedia.org/wiki/Internet (diakses pada 20 September 2015, pukul 09.14 WIB)
http://www.sobatan.com/?L=ezine.index&id=9 (diakses pada 22 September 2015, pukul 11.41 WIB)
http://massofa.wordpress.com/2008/02/06/bidang-kajian-sosiologi-dan-interaksi-sosial/ (diakses pada 22 September 2015, pukul 12.22 WIB)
https://www.islampos.com/fenomena-munculnya-kaum-nabi-luth-di-indonesia-139789/ (diakses pada 3 Oktober 2015, pukul 12.30 WIB)
https://ahlikomunikasi.wordpress.com/2012/11/01/teori-media-baru/ (diakses pada 4 Oktober 2015, pukul 13.00 WIB)
https://aldotriasmoro.wordpress.com/2012/11/22/karakteristik-komunikasi/ (diakses pada 4 Oktober 2015, pukul 14.15 WIB)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya jalan hidup setiap manusia berbeda-beda termasuk dalam
orientasi seksualnya. Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan
manusia sebagai bagian personalitas total manusia, dan berkembang terus dari
mulai lahir sampai masa tua, berubah sesuai dengan usia, sesuai dengan peran
yang ada di masyarakat yang berpatokan dengan identitas peran atau gender serta
interaksi dengan orang lain dan lingkungan budayanya. Seksualitas harus
dipandang secara keseluruhan dalam konteks kehidupan manusia dan dalam
berbagai dimensi karena pandangan tentang seksualitas mencakup siapa kita dan
apa yang kita kerjakan. Kondisi seksualitas juga menunjukkan gambaran kualitas
kehidupan, terkait dengan perasaan paling dalam, akrab dan intim yang berasal
dari lubuk hati, dapat berupa pengalaman, penerimaan dan ekspresi diri manusia
sebagai makhluk seksual.
Orientasi seksual merupakan salah satu dari beberapa komponen
seksualitas. Ketertarikan yang bersifat abadi (enduring) secara emosional,
romantis, dan afeksional kepada manusia lain itulah yang disebut dengan orientasi
seksual. Orientasi seksual berbeda dengan perilaku seksual, karena orientasi
seksual adalah perasaan dan konsep diri, bukan perbuatan. Orientasi seksual
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lingkungan, kognitif dan
biologis. Artinya, bagaimana seseorang dibesarkan (termasuk juga
2 yang didapat sejak seseorang berada di dalam kandungan mempengaruhi orientasi
seksual seseorang. Pada awal-awal masa remaja biasanya orientasi seksual
seseorang mulai muncul pada umumnya.
Dalam hal orientasi seksual dan jenis kelamin, pada masyarakat umumnya
secara jelas dan nyata hanya mengakui jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dan
orientasi seksualnya hanya terhadap lawan jenis (Emka, 2004). Namun di sisi lain
ada laki-laki yang memiliki kecenderungan menyukai sesama laki-laki, atau
dikenal dengan sebutan gay, sedangkan jika perempuan yang kecenderungan
menyukai sesama perempuan, disebut dengan lesbian, merekalah yang disebut
dengan kaum homoseksual (Emka, 2004). Prefiks “homo” dalam homoseksual
berasal dari bahasa Yunani yang artinya “sama” bukan merujuk pada bahasa Latin
homo yang artinya “laik-laki”. Pada masyarakat yang mempunyai keteraturan
sosial seringkali memandang hal-hal dimana yang diluar kewajaran sebagai
sesuatu yang menyimpang dan melanggar norma. Norma sendiri dibuat anggota
masyarakat melalui proses kesepakatan sosial dan norma-norma yang ada merujuk
pada tuntutan agama dan kepercayaan yang dianut masyarakat.
Homoseksualitas pada awal abad ke 20 dipandang sebagai salah satu
penyakit. Selain itu juga homoseksulitas dianggap sebagai dosa, pelanggaran
terhadap ajaran agama dan perintah Tuhan. Saat itu juga homoseksulitas
diklasifikasikan ke dalam gangguan jiwa. Pada tahun 1969 terjadi peristiwa
Stonewall yang merupakan awal dari pergerakan pembebasan kaum gay di
Amerika Utara untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia dan hak-hak sipil
bagi kaum homoseksual (Susan Moore & Doreen Rosenthal, 2006 dan Kelly,
3 pergerakan kaum gay, American Psychiatric Association (APA) mencabut status
homoseksual sebagai gangguan jiwa dari daftar penggolongan dan diagnosis
psikopatologi, karena pada kenyataannya kaum homoseksual tetap dapat berfungsi
normal di dalam masyarakat dan tidak menganggu lingkungannya. Sejak saat itu,
homosesksualitas tidak lagi dipandang sebagai suatu penyakit (Susan Moore &
Doreen Rosenthal, 2006 dan Kelly, 2001).
Beberapa kaum homoseksual juga memasuki ke jenjang serius layaknya
heteroseksual yaitu pernikahan. Negeri yang pertama mengesahkan pernikahan
sesama jenis (gay dan lesbian) adalah Belanda. Ditetapkan salah satu syaratnya
adalah seorang dari pasangan tersebut harus warga atau penduduk tetap Belanda.
Pada bulan Juli 2001, perdebatan tentang orientasi seksual kembali mencuat
dalam acara Koferensi Dunia Melawan Rasisme di Durban, Afrika Selatan.
Kemudian pada tahun 2003, Brasil mengusulkan kepada Komisi Tinggi PBB
untuk HAM agar orientasi seksual dimasukkan sebagai salah satu aspek HAM.
Namun hasil dari pengusulan tersebut ditunda karena Vatikan mendesak
pemerintah-pemerintah Amerika Latin lainnya untuk menentang usulan tersebut.
Namun pada tahun 2015 tepatnya tanggal 26 Juni, Mahkamah Agung Amerika
Serikat melegalkan pernikahan sesama jenis (http://gn-intern.blogspot.com/).
Pergerakan kaum gay diluar negeri secara tidak langsung memberi angin
segar pada kaum gay di Indonesia. Terbukti dari berdirinya Organisasi gay
terbuka pertama di Indonesia dan Asia adalah Lambda pada 1 Maret 1982.
Lambda Indonesia berdiri dengan kantor sekretariat di Solo. Kemudian terbentuk
cabang-cabang di kota-kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Jakarta dan
4 Tapi, pada tahun 2006 saja, klaim hasil survei oleh Kementerian Kesehatan
jumlah gay saat itu 760 ribuan orang (http://www.suara.com/). Kemudian klaim
dari para ahli dan Badan PBB, dengan cara memperhitungkan jumlah penduduk
laki-laki dewasa, jumlah gay di Indonesia pada tahun 2011 diperkirakan lebih dari
tiga juta orang, padahal pada 2009 angkanya 800 ribu orang
(https://www.islampos.com/). Jadi, hanya dalam waktu lima tahun jumlahnya
meningkat lebih dari 300 persen. Bahkan, diperkirakan pada 2015 ini jumlahnya
lebih besar lagi. Melihat fenomena ini terbukti penyebaran kaum homoseksual di
dunia termasuk Indonesia terus berjalan, juga cepat pergerakannya dengan
bantuan komunikasi.
Oleh karenanya kaum gay membutuhkan komunikasi untuk membangun
sebuah konsep diri, dengan berkomunikasi manusia dapat mengaktualisasikan diri
untuk kelangsungan hidup dan untuk memperoleh kebahagiaan. Menurut Judy C.
Pearson dan Paul E. Nelson komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama,
komunikasi ditujukan untuk kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi:
keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi. Kedua, untuk kelangsungan
hidup dalam bermasyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan
mengembangkan keberadaan suatu masyarakat (Mulyana, 2005).
Komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisah dari pemikiran dan
kepentingan untuk menjalin suatu hubungan dengan orang lain demi mencapai
tujuan yang diinginkan. Keinginan untuk melakukan kontak dengan orang lain
pada umumnya dilandasi dengan adanya imbalan sosial yang dapat diperoleh
individu jika sudah melakukan kontak hubungan dengan orang lain. Seperti
5 bahwa kita dapat melakukan analisa terhadap fenomena ini dari dua hal yaitu
perbandingan sosial dan dukungan emosional. Berdasarkan perbandingan sosial
tersebut kita membutuhkan orang lain sebagai standar untuk mengevaluasi
perilaku diri kita. Sementara hubungan orang lain akan memberikan dukungan
emosional dalam bentuk perhatian. Selain dua tipe utama yang dapat diberikan
orang lain terhadap diri kita sebagaimana telah disebutkan diatas, hubungan
dengan orang lain dapat memberikan tambahan ganjaran lainnya yaitu: pertama,
dapat memberikan perasaan positif yang dihubungkan dengan kedekatan
hubungan antar pribadi, persahabatan dan cinta. Kedua, orang lain dapat
memberikan berbagai tipe perhatian kepada kita dalam bentuk penghargaan,
pengakuan status dan sebagainya.
Komunikasi dapat dikaitkan dengan teknologi informasi. Dimana
teknologi informasi ini merupakan suatu alat yang dapat membantu memproses
dan menyampaikan informasi untuk berkomunikasi. Perkembangan teknologi
informasi semakin hari mengalami kemajuan yang begitu pesat, berbagai inovasi
lahir untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat yang semakin tinggi.
Manusia sudah tidak lagi mempermasalahkan batas jarak, ruang dan waktu dalam
berkomunikasi. Saat ini manusia sudah jarang berkomunikasi secara bertatap
muka, bercakap lisan, namun beralih ke percakapan melalui tulisan. Salah satu
contoh nyata teknologi informasi yang sangat berkembang pesat adalah internet.
Internet merupakan salah satu media komunikasi yang berkembang pesat dilihat
dari jumlah pengguna juga informasi yang dapat diakses melalui internet.
Seseorang dapat dengan mudahnya mengakses informasi penting tentang kejadian
6 Mengetahui cepatnya informasi menyebar melalui internet membuat beberapa
lembaga ataupun perorangan menggunakan fasilitas yang disediakan oleh internet.
Internet merupakan jalan alternatif memudahkan seseorang untuk
berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain di berbagai penjuru dunia..
Lewat media inilah sebuah situs komunitas gay menjadi besar di dunia. Saat ini
banyak situs komunitas gay yang tersebar lewat internet. Situs-situs ini banyak
menawarkan kemudahan untuk berkomunikasi dan juga bertukar informasi antara
kaum gay. Selain itu tidak dapat dipungkiri lagi jika situs-situs tersebut juga
menyediakan berbagai kemudahan. Seperti kemudahan mencari teman sesama
gay, sampai mencari pasangan lewat situs tersebut. Bukan hanya sekedar mencari
teman ataupun pasangan saja, situs tersebut juga menyediakan ruang untuk
mengekspresikan diri, ruang mengobrol masalah seni dan hiburan favorit, sampai
kesehatan. Karena hal itu situs-situs gay tersebut sangat digemari, seakan-akan
mereka larut dalam situs komunitas gay ini karena dilandasi pada persamaan
orientasi seksual. Menurut salah satu pernyataan teman peneliti yang mengikuti
salah satu situs komunitas gay menyatakan bahwa dirinya asyik, merasa nyaman
jika berkutat didalam dunia maya ini.
Gayindonesia.net atau dikenal dengan Gay Indonesia Forum (GIF) adalah
salah satu situs forum komunitas gay yang sangat diminati banyak kaum gay di
Indonesia. Dimana total anggota sampai saat ini telah mencapai 23.968 orang,
terlebih keseluruhan membernya sebagian besar masih berstatus pelajar dan
mahasiswa (sumber dari penelusuran peneliti berdasarkan usia adalah usia pelajar
dan mahasiswa). Di dalam situs ini banyak sekali fasilitas atau forum juga sub
7 Beberapa fasilitas dalam GIF tidak terbuka untuk umum, jadi beberapa dapat
diakses dengan cara menjadi member situs tersebut.
Kepopuleran situs GIF memungkinkan kaum gay terus bertambah dalam
menampilkan diri mereka. Keeksklusifitas dan privasi yang dihadirkan melalui
berbagai fasilitas-fasilitas situs ini juga menjadi daya tarik tersendiri terhadap
anggotanya. Banyak jenis-jenis situs maupun forum baru bahkan media sosial
yang dapat memfasilitasi kaum gay dalam berinteraksi. Dalam penelitian ini
peneliti lebih menekankan penggunaan internet oleh kaum gay dalam bentuk
bagaimana penggunaan situs gayindonesia.net yang dilakukan oleh penggunanya.
Melihat adanya situs gayindonesia.net menunjukkan jika kaum gay
semakin menunjukkan keberadaan mereka dengan membentuk sekumpulan dari
beberapa orang untuk membentuk komunitas yang ada dimana situs ini digunakan
sebagai media komunikasi interaktif mereka. Dalam penelitian ini peneliti lebih
menekankan penggunaan internet oleh kaum gay dalam bentuk bagaimana
penggunaan situs gayindonesia.net yang dilakukan oleh penggunanya.
Adapun penelitian sebelumnya yang membahas perihal yang sama. Tetapi
dari penelitian terdahulu, peneliti tidak menemukan penelitian dengan judul yang
sama seperti judul penelitian oleh peneliti lain. Namun peneliti mengangkat
beberapa penelitian sebagai refernsi dalam memperkaya bahan kajian pada
penelitian peneliti. Karena penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan
peneliti dalam melakukan penelitian sehingga peneliti dapat memperkaya teori
yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan.
Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait
8 Sosial Kaum Gay (studi virtual etnografi pada kaum gay pada media sosial
Grindr)” oleh Siska Anggraini dari Universitas Telkom. Dari hasil penelitian
didapatkan adanya interaksi simbolik antar sesama pengguna Grindr, kemudian
adanya komunikasi verbal dan non verbal. Perbedaannya adalah penelitian yang
dilakukan Siska menggunakan media sosial Grindr sebagai media yang deteliti
sedangkan media yang diteliti peneliti adalah media situs internet yaitu
gayindonesia.net selanjutnya juga pendekatan Siska menggunakan pendekatan
Virtual Etnografi sedangkan sedangkan peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif.
Penelitian terdahulu selanjutnya berjudul “Pola Komunikasi Antar Pribadi
Kaum Homoseksual Terhadap Komunitasnya Di Kota Serang (studi fenomenologi
komunikasi antarpribadi komunitas gay di Kota Serang Banten)” oleh Ilham
Akbar dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dari hasil penelitian didapatkan
hasil yang kurang lebih sama seperti peneliti Siska dengan penelitiannya dimana
interaksi yang terjalin dalam kaum gay tidak terlepas dari interaksi simbolik yang
ada dari verbal maupun non verbal. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh
Ilham membahas mengenai komunitas yang ada pada dunia nyata sedangkan
peneliti membahas mengenai komunitas yang ada pada dunia maya dalam situs
internet yaitu gayindonesia.net.
Penelitian ini sendiri dianggap perlu diteliti karena peneliti berusaha
menggambarkan bagaimana pemanfaatan situs internet sebagai media komunikasi
oleh kalangan kaum gay. Karena internet sendiri merupakan media yang banyak
digunakan pada era komunikasi interaktif sekarang ini. Berdasarkan paparan
9 manfaat situs tersebut dibandingkan media lainnya sebagai media komunikasi
interaktif. Selain itu, perkembangan media baru terus melahirkan berbagai
inovasi, maka kajian tentang berbagai konsep media baru sangat penting untuk
memberikan pemahaman dan wawasan baru.
Terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi penelitian ini dilakukan di
kota Malang. Dengan pertimbangan bahwa semakin banyaknya komunitas
homoseksual yang semakin menunjukkan jati diri mereka. Selain itu Malang
identik dengan kota pendidikan dimana terdapat banyak ribuan mahasiswa yang
tinggal di kota Malang dengan pergaulan yang semakin bebas jauh dari orang tua
mereka dan ini menjadi permasalahan yang sedikit sensitive untuk diangkat.
Maka dianggap perlu untuk melakukan sebuah penelitian yang secara
spesifik dan terarah mengenai “PEMANFAATAN SITUS INTERNET SEBAGAI
MEDIA KOMUNIKASI INTERAKTIF DI KALANGAN KAUM GAY (Studi
Pada Pengguna Situs gayindonesia.net di Kota Malang)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di jabarkan oleh peneliti di atas,
maka rumusan masalah dari penelitian ini yakni: “Bagaimanakah pemanfaatan
situs gayindonesia.net oleh kalangan kaum gay sebagai media komunikasi
interaktif?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pemanfaatan situs internet gayindonesia.net oleh kaum gay sebagai
10
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan berupa kajian
ilmiah terhadap perkembangan media komunikasi dimana media tersebut
digunakan sebagai media interaktif.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan untuk mengetahui bagaimana media GIF di
internet ini digunakan untuk kaum minoritas yaitu kaum gay sebagai media