Dosen, Jangan Sebatas Mengabsen
Friday, 16 April 2010 12:21 - Last Updated Friday, 08 October 2010 19:43
Menyorot Profesionalisme Dosen
Pilihan tiap orang untuk menggeluti suatu pekerjaan menuntutut sebuah komitmen pribadi dan tanggungjawab mengenai pekerjaan yang digelutinya. Tak terkecuali ketika harus memutuskan untuk menggeluti profesi tertentu misalnya menjadi dosen atau guru, sikap profesional tetap tidak boleh pudar.
Saifuddin, Mahasiswa jurusan Bahasa Inggris mengaku sangat kecewa dengan adanya dosen yang kurang profesional. Menurutnya, mahasiswa berhak mendapatkan pengajaran yang semestinya, apalagi mahasiswa sudah membayar adaministrasi yang lumayan mahal sehingga seharusnya kampus memberikan fasilitas yang memadai kepada mahasiswa. Kampus UMM mendapat gelar kampus unggulan di Jawa Timur dari Dikti, tapi beberapa dosen masih kurang profesional dalam mengajar, tegasnya.
Saifuddin menambahkan, dosen dikatakan professional apabila memenuhi kriteria seperti tepat waktu, tidak diktator, humanis, dan tidak mempermalukan mahasiswa di depan umum. Serta bisa memotivasi mahasiswa untuk belajar, ungkapnya.
Senada dengan Saifuddin, Abdul Afif juga menyayangkan hal ini. Gelar unggulan yang didapat UMM jangan sampai hanya sebatas lebel saja, tapi juga harus diimbangi bukti yang kongkrit agar kepercayaan masyarakat tidak hilang, harapnya.
Menurutnya, pihak yang punya kebijakan perlu mengetahui tingkat kehadiran dan keadaan dosen, perlu ada sanksi yang jelas bagi dosen yang tidak aktif dan harus ada angket untuk mahasiswa dalam rangka mengetahui dan menilai dosen.
Sementara itu, mengomentari keluhan mahasiswa tersebut, Romlah, PD I FAI, mengatakan profesionalisme dosen sudah tercakup dalam Persyaratan Minimal Dosen Profesional. Dosen harus memiliki kualitas pendidikan profesi yang memadai. Kedua, dosen memiliki kompetensi keilmuan sesuai bidang yang ditekuni. Selain itu, dosen dituntut memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, termasuk jiwa kreativitas dan produktivitasnya sebagai akademisi.
Mengenai profesi, dosen diharuskan memiliki etos kerja dan komitmen yang tinggi terhadap profesinya. Untuk mengembangkan intelektualitas, dosen pun diharapkan dapat
mengembangkan diri melalui media yang ada.
Romlah juga mengungkapkan, walaupun dalam Undang-Undang tuntutan profesional telah dicantumkan, namun pantauan terhadap kondisi lembaga pendidikan yang ada tidak boleh terabaikan.
Romlah juga membuat jurnal daftar hadir dosen yang harus diisi oleh mahasiswa untuk mengontrol dosen. Di sana termuat nama dosen dan mata kuliah yang diampuh serta lembar pertemuan beserta waktu dan materi yang disampaikan. Biasanya jika dosen disodorkan jurnal tersebut, mereka tidak bisa berkutik, ujar sosok berkacamata itu.
Dosen, Jangan Sebatas Mengabsen
Friday, 16 April 2010 12:21 - Last Updated Friday, 08 October 2010 19:43
Dosen juga tidak sebatas mengajar saja. Penelitian dan pengabdian masyarakat pun merupakan dua sisi yang harus tersentuh bagi mereka yang berpredikat pendidik. Ketika ditemui pun, terlihat wanita yang berdomisili di Via Sengkaling itu sedang sibuk dengan penelitian. Tiap tahun, ada dana dari Lemlit yang memang dialokasikan untuk penelitian. Sayangnya, tidak semua dosen antusias untuk melakukan penelitian sehingga seringnya dana tidak terpakai, terangnya.
Sementara itu, Kepala Jurusan Bahasa Inggris Fardini Sabilah mengungkapkan, sikap
profesional merupakan kewajiban yang menjadi standar mutu perguruan tinggi. Bekerja secara profesional adalah tolok ukur yang sudah ditekankan sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi. Jurusan Bahasa Inggris sudah menekankannya sejak lima tahun lalu, lanjut Kepala Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris tersebut.
Bicara mengenai evaluasi, di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris misalnya, diadakan agenda tahunan khusus bagi mahasiswa dan dosen yaitu Dialog Akademik. Itu merupakan wadah bagi mahasiswa yang ingin mengungkapkan keluh kesahnya terhadap pengajaran yang telah
diberikan dosen, tukasnya.
Sementara itu, Khozin selaku dosen Fakultas Agama Islam mengatakan, profesional adalah cara orang melakukan pekerjaan yang ditekuninya dan itu menjadi sumber penghasilan baginya. Syaratnya, pekerjaan itu jelas memerlukan kemahiran dan kecakapan dengan memenuhi standar mutu yang ada, ungkapnya seraya merujuk UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Khozin menambahkan, ketika dosen dihadapkan pada tuntutan profesionalisme, maka dosen harus mampu menjalankan fungsinya sebagai pendidik profesional sekaligus ilmuwan. Tugas utamanya harus bisa mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi, seni, pengetahuan yang dimilikinya serta melakukan pengabdian pada masyarakat, ujar alumnus salah satu univeristas negeri di Malang itu.
Walaupun standar profesionalisme dosen sudah ditentukan melalui peraturan tertulis, namun kenyataannya, tiap-tiap lembaga pendidikan memiliki acuan khusus tersendiri, tak terkecuali UMM. Maka, di lingkup UMM, sudah menjadi tugas Badan Kendali Mutu Akademik (BKMA) untuk merumuskannya. Sepengetahuan saya, detailnya dari acuan tersebut memang belum ada, tapi BKMA memiliki rumusan tentang kinerja dosen, terang Khozin.
Bekal yang harus dimiliki dosen agar menjadi pengajar profesional juga diberikan UMM berupa pelatihan. Baik dosen muda maupun dosen tetap diberikan pembekalan. Bahkan, bagi dosen tetap ada kelanjutan program sejenis pemantapan pembekalan yang disebut Applied
Approach(AA). Keduanya adalah pelatihan yang dikemas untuk meningkatkan kemampuan, ujar Khozin.
Pemantapan tersebut berisi materi tentang pemaparan posisi sebagai dosen, metodologi pembelajaran, Satuan Acara Perkuliahan (SAP), dan sistemasi evaluasi. Selain itu, pria ramah itu juga menegaskan perlunya dosen bisa fokus meski memiliki dualisme jabatan.
Menyetujui pendapat Khozin, Sujono mengungkapkan, profesionalisme harus dibuktikan melalui sertifikasi. Serta menguasai empat kompetensi seperti pedagogis, profesional, sosial, dan pribadi, imbuhnya.
Dalam hal itu, Sujono menambahkan perlu adanya kontrak belajar di awal perkuliahan.
Sebaiknya harus ada konfirmasi ke mahasiswa. Kalau perlu, juga ada inisiatif dari mahasiswa untuk menghubungi dosen tersebut jika memang belum juga hadir pada waktu yang
ditentukan, tegas dosen Jurusan Pertanian dan Peternakan itu. ans/mg_hul
Dosen, Jangan Sebatas Mengabsen
Friday, 16 April 2010 12:21 - Last Updated Friday, 08 October 2010 19:43