• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Ilustrasi 7 Iblis Dosa Besar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Ilustrasi 7 Iblis Dosa Besar"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI 7 IBLIS DOSA

BESAR

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2011-2012

Oleh:

Fransiskus Xaverius Aryan Gondokusumo 51907145

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(4)

i

Abstrak

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI 7 IBLIS DOSA BESAR

Oleh:

Fransiskus Xaverius Aryan Gondokusumo 51907145

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Agama Katolik merupakan salah satu agama monotheisme yang diakui dunia. Agama Katolik mempunyai keragaman cerita menarik untuk mendukung ajarannya. Salah satunya adalah ajaran perihal Dosa dan Iblis. Dosa adalah segala perbuatan jahat yang melanggar perintah agama, dan Iblis adalah sesosok tenaga spiritual yang mendorong manusia untuk jatuh ke dalam dosa, iblis diceritakan pula tinggal di dalam neraka, bertugas sebagai algojo penjagal jiwa manusia yang masuk ke dalam neraka sekaligus sebagai musuh abadi dari Tahta Langit. Dalam perkembangan selanjutnya, 7 nama iblis dihubungkan dengan 7 Dosa Besar yang mewakili sifat dasar manusia.

Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan tersebut, tercetuslah sebuah gagasan untuk membuat media yang menginformasikan perihal 7 Iblis Dosa Besar. Untuk lebih mempermudah pembaca dalam memahami sosok Iblis Dosa Besar, maka buku yang dirancang akan dipenuhi oleh ilustrasi.

(5)

ii

Abstract

DESIGN ILLUSTRATION BOOK FOR 7 DEADLY SINS DEVILS

By:

Fransiskus Xaverius Aryan Gondokusumo 51907145

Study Programme Visual Communication Design

Catholic is one of the monotheistic religions are recognized worldwide. Catholic

has a variety of interesting stories to support his teachings. One is the teaching

about Sin and Devil. Sin is any misconduct in violation of the religious orders,

and Devil is the figure of a spiritual force that drives man to fall into sin, the devil

is told also live in hell, served as the executioner slaughters the human soul that

goes to hell as well as the eternal enemies of the Higgest Throne. In subsequent

developments, 7 devil's name is connected with 7 Deadly Sins that representing

human nature.

Based on these phenomena have been described, an idea is made to create media

that informs about the 7 Devil of Deadly Sins. To further facilitate the reader in

understanding the figure of the Devil of Deadly Sins, then this book is designed to

be filled with illustrations.

(6)

ii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, sebab karena kasih karunia dan perlindungan yang Ia berikan dapat menghantar penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik. Tugas Akhir berisi tentang pemaparan fakta dan gagasan berjudul Perancangan Buku Ilustrasi 7 Iblis Dosa Besar, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia.

Tujuan pembuatan tugas akhir dengan judul Perancangan Buku Ilustrasi 7 Iblis Dosa Besar adalah untuk memberikan informasi yang sesuai dengan sumber yang dapat dipertanggung jawabkan untuk membantu lebih mengetahui kisah dan pemaknaan dibalik Iblis 7 Dosa Besar dan membantu mengurangi kesalahpahaman yang terjadi akibat berkembangnya ideologi Anti-Kristus dan Satanis yang menjadi budaya populer. Sehingga komunitas yang terfokus pada konsep pemikiran dari kehadiran Iblis untuk lebih berhati-hati dalam penggunaan dan pemaknaan Iblis dalam pola berkehidupannya.

Penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan untuk itu penulis mengharapakan kritik dan saran dari semua pihak. Semoga penulisan tugas akhir ini dapat berguna sebagai referensi untuk adik-adik kelas Program Studi Desain Komunikasi Visual dalam penggunaan konsep pemikiran yang serupa.

Bandung, April 2012

(7)

iii DAFTAR ISI

ABSTRAK………...……….. i

KATA PENGANTAR....………... ii

DAFTAR ISI………... iii

DAFTAR GAMBAR………... v

DAFTAR LAMPIRAN………... BAB I. PENDAHULUAN………... vii 1 1.1 Latar Belakang Masalah………... 1

1.2 Identifikasi Masalah………... 4

1.3 Fokus Permasalahan………... 5

1.4 Tujuan Perancangan………... 5

BAB II. IBLIS 7 DOSA BESAR DALAM AJARAN GEREJA KATOLIK………... 6

2.1 Pemahaman Mengenai Iblis 7 Dosa Besar………..………... 6

2.2 Perlambangan Iblis 7 Dosa Besar dalam Pola Kehidupan Modern……….. 17

2.3 Segmentasi………. 18

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL………. 19

3.1 Pendekatan Komunikasi………. 19

3.1.1 Pendekatan Visual………. 19

3.1.2 Pendekatan Verbal………..……….. 3.2 Strategi Kreatif………. 21 24 3.3 Strategi Media………...……….. 25

3.3.1 Jenis Media…………..………..

3.4 Konsep Visual………

(8)

iv

3.4.6 Tekstur…...………. 50

BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI………... 51

4.1 Pra Produksi……… 51

4.2 Teknis Cetak……….………. 4.2.1 Buku Illustrasi (media utama)………. 4.2.2 Poster Promosi………...………. 4.2.3 Frame…………...………...……….

4.2.4 Gimmick………...

52 52 56 57 58

DAFTAR PUSTAKA……… 59

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Menurut statistik dari Samuel P. Hutington, 2000, agama Katolik Roma adalah salah satu agama monotheisme terbesar di dunia berdasarkan segi pemeluknya dan diakui oleh undang – undang 1945 sebagai salah satu dari enam agama wajib di Indonesia. Agama Katolik Roma adalah agama penyempurnaan dari agama Yahudi yang tumbuh dan berkembang di wilayah yang sama dengan agama Katolik, sehingga timbul persamaan cerita dalam agama Katolik dengan Agama Yahudi (Herbert Thurston, 1908). Pada awalnya, Agama Katolik Roma diperkenalkan sebagai sebuah ajaran tanpa nama yang merupakan bentuk penyempurnaan dari kitab Taurat oleh Yesus / Isa, dan setelah peristiwa wafatnya Yesus / Isa di kayu salib, para pengikut (murid) Yesus / Isa yang berjumlah 11 orang menyebarkan ajarannya ke seluruh penjuru bumi. (Alkitab, Perjanjian Baru). Istilah Katolik dipergunakan pertama kali oleh Santo Ignatius dari Antiokia (antara 50 M sampai 98 M – 117 M) dalam suratnya kepada jemaat di Smirna. Katolik sendiri berasal dari

bahasa Yunani “kath`holou” yang berarti “mendunia” atau “luas”. Kaisar

Konstantinus (27 Februari 272 – 22 May 337) sebagai kaisar Romawi pertama yang rela dibaptis secara Katolik dan mengubah beberapa tradisi dan ajaran dari Katolik Lama menjadi sebuah agama yang lebih modern dan dapat diterima oleh masyarakat umum, masyarakat Romawi pada zaman itu (Herberd Thurston, 1908). Salah satu perubahan yang dilakukan kaisar Konstantinus sebagai contoh, memindahkan kota pusat keagamaan Katolik dari Yerusalem menjadi ke Vatikan, Roma.

(10)

2

(demon) dengan iblis (devil) sebagai petingginya. Jika Surga punya Tuhan sebagai penguasa teratasnya, Neraka mempunyai Lucifer sebagai rajanya. (William Kent, 1908) Menurut Alkitab, terdapat dua perbedaan tugas antara iblis / setan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Lama, Iblis / Setan sebagai bentuk lain dari malaikat yang mendapat tugas dari Allah untuk menggoda keyakinan para nabi; Sedangkan pada Perjanjian Baru, Iblis / Setan bertugas untuk menggoda Yesus / Isa, dan pada surat terakhir (Surat Wahyu kepada Yohanes), iblis / setan hadir sebagai tokoh utama pemusnahan umat manusia dan sebagai musuh utama malaikat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata dosa disebutkan memiliki pengertian sebagai sebuah perbuatan yang melanggar hukum agama dan norma kemanusiaan. Awal kemunculan konsep awal 7 Dosa Besar datang dari ayat Alkitab, Amsal 6:16-19. Walaupun memiliki 7 bulir, tetapi 7 Dosa menurut kitab Amsal berbeda dengan 7 Dosa Besar yang telah ditetapkan oleh Gereja Katolik. Konsep dasar dari 7 Dosa Besar masa kini terinspirasi dari konsep 8 Pemikiran Sesat dari Yunani yang dicetuskan oleh Pastur abad ke-4, Evagrius Ponticus. 8 Pemikiran Sesat tersebut adalah : (1) Kerakusan (Gluttony), (2) Prostitusi (Prostitution), (3) Percabulan (Avarice), (4) Ketamakan (Hubris), (5) Keangkuhan (Boasting), (6) Kesedihan (Sadness), (7) Kekesalan (Wrath), dan (8) Murka (Acedia). 8 Pemikiran Sesat diterjemahkan oleh Gereja Katolik Roma dan menjadi bagian dari tradisi spiritual pietas atau devosi Katolik. Pada tahun 590 M, bertepatan setelah dua abad Evagrius menulis daftarnya, Uskup Gregorius I meninjau ulang daftar 8 Pemikiran Sesat dan meredusinya menjadi 7 Dosa Besar: (1) Malas (Sloth), Murka (Wrath), Rakus (Gluttony), Iri Hati (Envy), Nafsu Birahi (Lust), Gila Harta (Greed), dan Sombong (Pride).

(11)

3

oleh Anton Szandor LaVey (11 April 1930– 29 Oktober 1997) dengan menggunakan ide Antichrist, di sempurnakan dengan ide iblis sebagai lawan Tuhan, menjadi sebuah sekte pemujaan iblis yang kontroversial dan dikenal dengan sebutan Gereja Setan. (Blanche Barton, 1990). Satanis adalah sebuah kepercayaan dan fenomena sosial ideologi dan filosofi yang menggunakan simbol – simbol Antichrist sebagai lambang pemberontakan dan ketidakpuasan akan kekuasaan mutlak, perspektif yang sama dengan malaikat yang membuat mereka berakhir di Neraka dan menjadi iblis (Jules Michelet, 1862).

Tradisi Gereja Katolik yang mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu dan pengaruh informasi yang tumbuh berkembang menjadi budaya popular yang dipercayai masyarakat, serta kurangnya informasi tentang kisah dan makna iblis yang benar, membuat banyak penyimpangan dari simbol dan tokoh iblis. Minat generasi muda terhadap segala bentuk ideologi pemberontakan dan campur tangan dari perkembangan bentuk jenis musik Blackmetal membawa masuk ideologi dan tradisi Satanis sehingga diterima beberapa komunitas dan tumbuh menjadi budaya populer (observasi pribadi). Ironisnya, tidak selalu simbol dan tokoh yang diusung oleh Satanis memiliki makna yang sesuai. Salah satu kesalahan yang paling umum adalah penyalahgunaan simbol salib terbalik sebagai lambang Anti-Kristus dan Iblis. Menurut tradisi gereja Katolik secara umum, salib terbalik adalah simbol dari Santo Petrus, Paus Pertama yang disalib secara terbalik karena beliau menolak disalib sama dengan gurunya, Yesus / Isa. Gereja Katolik Roma menjadikan seimbol salib terbalik sebagai simbol sekunder dan jarang digunakan secara umum, sedangkan bagi Gereja Ortodok atau gereja dengan doktrin Timur, simbol ini kerap digunakan (Joseph Hontheim, 1907). Fatalnya, kesalahan – kesalahan tersebut seringkali dibenarkan oleh para pemeluk Kristiani, dikarenakan paham yang berkembang di masyarakat sebagai suatu ketabuan bila seseorang mempelajari suatu yang menyimpang, dan tak jarang seseorang tersebut dianggap telah salah jalan dan layak untuk dibenarkan.

(12)

4

Katolik itu sendiri takut menghadapi kisah tentang para iblis dari 7 Dosa Besar. Doktrinisasi tentang ide sesat dari Satanis dan Anti-Kristus yang menjadi kultur populer menimbulkan ketakutan pada benak masyarakat. Sedangkan kehadiran kultur Satanis dan Anti-Kritus itu sendiri menimbulkan penyimpangan makna tentang Iblis yang sudah dirangkumkan oleh Demonologi. Penyimpangan tersebut diterima oleh masyarakat luas, khususnya generasi yang pada masa mudanya menerima ide Satanis dan Anti-Kristus dan diyakininya sampai hari ini, dan berdampak pada memudarnya kisah Iblis 7 Dosa Besar, digantikan oleh kisah Iblis lain yang lebih mencirikan kesesatan (Observasi Pribadi). Kehadiran Iblis 7 Dosa Besar memaknai kejahatan perbuatan manusia selama hidup di dunia, dan idealnya menjadi bahan refleksi diri pribadi sehingga manusia menjadi lebih patuh akan hokum alam dan Ilahi.

I.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat di uraikan masalah yaitu :

 Berkembangnya ide kesesatan yang menjadi kultur populer dan menjadi sesuatu yang mewakili generasi dan komunitas tertentu.

 Masyarakat awam dan penganut agama Katolik Roma belum mengetahui secara pasti tentang 7 Dosa Besar beserta maknanya.

 Terasingnya makna dan kisah Iblis dalam 7 Dosa Besar dalam benak masyarakat.

 Masyarakat awam lebih mengetahui sosok iblis berdasarkan budaya Anti-Kristus dan Satanis, tidak berdasarkan Demonologi.

 Perkembangan musik mengambil peran dalam penyebaran paham perihal Iblis yang menyimpang.

(13)

5

I.3. Fokus Permasalahan

Berdasarkan permasalahan diatas, maka permasalahan difokuskan pada pengetahuan tentang 7 Dosa Besar beserta Iblis masing – masing dosa tersebut. Pengkisahan 7 Dosa Besar dengan maknanya, kisah dan latar belakang Iblis di balik dosa – dosa tersebut, dan penggambaran ulang Iblis yang mewakili sifat dosanya.

I.4. Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan ini adalah :

 Menambah pengetahuan dan informasi tentang 7 Dosa Besar dan kisah perihal 7 Iblis yang mewakili 7 Dosa Besar tersebut.

(14)

6

BAB II

IBLIS 7 DOSA BESAR DALAM AJARAN GEREJA KATOLIK

.

II.1. Pemahaman Mengenai Iblis 7 Dosa Besar

Pada tahun 1589, Peter Binsfeld memasukan konsep Iblis sebagai tokoh penggoda manusia pada 7 Dosa Besar. Pengkategorian Iblis 7 Dosa Besar menurut Peter Binsfeld berdasarkan buku Compendium Maleficarum karangan Francesco Mario Guazo pada tahun 1608.

7 Iblis Dosa Besar diurutkan mulai dari tingkatan dosa paling rendah: 1. Belphegor mewakili Kemalasan (Acedia)

Menurut Santo Thomas Aquinas, setiap dosa yang egois berasal dari Kemalasan. Kemalasan memaksa seseorang untuk melakukan apa pun dan mehalalkan segala cara dalam mendapatkan kekayaan dan kekuasaan agar mereka dapat bermalas-malasan tanpa lagi bekerja. Sifat malas juga yang membuat manusia berpaling dari hadapan Allah. Ketidakpedulian dan penolakan adalah salah satu bentuk dari kemalasan.

Belphegor adalah dewa kuno bangsa Kanaan dan hadir dalam beberapa mitos Ibrani. Nama Belphegor mengandung arti sebagai

(15)

7

digambarkan duduk di kursi yang terkoyak, sebagai simbol dari pengorbanannya. Dalam Tradisi Gereja Katolik, Belphegor yang mewakili kemalasan, berkuasa juga atas pria yang menderita karena cinta. Belphegor berkelana ke bumi dan hidup di antara para manusia. Selama beberapa waktu, Belphegor menyamar sebagai manusia demi merasakan pengalaman seksual. Lalu Belphegor melarikan diri dan kembali ke neraka, merasa senang bahwa hubungan antara pria dan wanita tidak terjadi di neraka.

Gambar II.1Balphegor

Sumber : Dictionnaire Infernal ( 186 )

2. Amon mewakili Murka (Ira)

(16)

8

Nama Amon atau Amun memiliki arti “Yang Tersembunyi”. Amon

atau Amun dalam mitologi Mesir adalah dewa Matahari pemimpin hirarki dewa-dewi Mesir. Nabi Salomo dalam Lesser Key of Salomon: Arc Goetia menuliskan telah berhasil menaklukan Amon. Amon dikisahkan sebagai salah satu dewan neraka dan membawahi 40 batalion neraka. Menurut Nabi Salomo, Amon muncul dalam bentuk serigala berekor ular dan bernafaskan api, dan bagi yang dipercayainya, Amon menampakan diri sebagai manusia dengan kepala gagak bergigi anjing. Amon secara tepat menceritakan masa lalu dan masa depan. Amon membuat pria dan wanita saling mencinta dan menyelesaikan pertikaian antara teman dan musuh.

Gambar II.2Amon

Sumber :

http://4.bp.blogspot.com/-MfqBxFABSHk/TzR56D8UfJI/AAAAAAAAAuc/augiDyecAZs/s1600/the_demon _amon.jpg ( 17 April 2012 )

3. Beelzebub mewakili Kerakusan (Gullia)

(17)

9

bahwa dengan rakusnya mengkonsumsi makanan, dapat menimbulkan sifat serakah, keinginan untuk membenarkan diri dan menang sendiri, dan kemalasan.

Beelzebub datang sebagai simbol pemujaan bagi bangsa Kanaan.

Nama Beelzebub mengandung arti “Raja Para Lalat”, nama Beelzebub

adalah distorsi dari dewa bangsa Kanaan, Baal-zebub yang berarti

“Raja Surga”. Beelzebub dirupakan sebagai lalat raksasa yang buruk

rupa, yang tengah duduk di singgasana raksasa di langit yang tinggi. Beelzebub digambarkan sangat menyeramkan dengan wajah yang menyatu dengan dada, capit besar, tanduk, sayap kelelawar, kaki bebek, ekor singa, dan sekujur tubuh ditumbuhi rambut hitam yang kasar.

Pada masa kehidupan Yesus / Isa, Beelzebub ditakuti oleh bangsa Ibrani sebagai pangeran para Iblis. Dikisahkan dalam Markus 3:22, Yesus difitnah mendapat kuasa dari Beelzebub atas karunianya dalam

pengusiran Iblis. “(22) Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata:“Ia kerasukan Beelzebub,” dan: “dengan penghulu

(18)

10

salib). Beelzebub menggoda Nabi Salomo untuk kebebasannya dengan imbalan Beelzebub akan menceritakan tentang Rahasia Ilahi dan membangun kuil dengan kekuatan yang tak dapat ditandingi oleh Iblis manapun, Nabi Salomo tidak mempercayainya dan menyuruh Iblis kepercayaan Nabi Salomo untuk mengintrogasi Beelzebub. Dalam Pujian Santo Nikodemus, Beelzebub dikisahkan mendapat kuasa dari Lucifer untuk memerintah Neraka setelah Lucifer. Lucifer memerintahkan Beelzebub untuk membantu menjebak Yesus (yang saat itu menjadi roh karena wafat di kayu salib) untuk masuk ke dalam Neraka dan disiksa sebagai balas dendam atas perbuatanNya mengusik Kuasa Iblis di dunia, Beelzebub memohon kepada Lucifer untuk tidak melakukan itu, karena kuasa Yesus / Isa lebih besar daripada para Iblis. Selama abad pertengahan, Beelzebub diakui oleh para Anti-Kristus sebagai Iblis dengan kekuatan besar. Para Anti-Kristus melakukan ritual pemujaan kepada Beelzebub dan merapalkan namanya sembari menari: “Beelzebub goity, Beelzebub beyty” (Beelzebub dibawah, Beelzebub rendah).

Gambar II.3Beelzebub

(19)

11

4. Leviathan mewakili Kecemburuan (Invidia)

Seperti halnya dengan Serakah, Kecemburuan menginginkan sesuatu yang lebih dari apa yang dipunyai. Bila dibandingkan dengan Rakus Harta yang lebih mementingkan materi, Kecemburuan menginginkan semuanya secara umum. Kecemburuan juga melibatkan perasaan menginginkan sesuatu yang dipunyai oleh sesamanya, maupun perasaan ingin melebihi sesamanya dengan mehalalkan segala cara.

(20)

12

Gambar II.4Leviathan

Sumber :

http://3.bp.blogspot.com/_C9VxAyWq7ZY/SnwH5ZN7WQI/AAAAAAAAALI/Zj yHOPb5zgo/s320/Leviathan+3+The+Fallen+Angel.JPG ( 22 Januari 2012 )

5. Asmodeus mewakili Nafsu Birahi (Luxuria)

Nafsu Birahi adalah dosa yang berhubungan dengan sifat memiliki dan menikmati lawan jenis secara seksual. Nafsu Birahi meliputi seks diluar nikah, seks dengan yang bukan istri, perlakuan seks yang berlebihan (termaksud didalamnya perlakuan seks terhadap sesama jenis dan yang menggunakan kekerasan), dan perasaan cinta yang terlalu dalam sehingga mengkesampingkan hal-hal lainnya yang lebih penting.

(21)

13

menggoda seorang wanita bernama Sarah dan membunuh ketujuh suaminya.

Nama Asmodeus pertama kali disebut pada kebudayaan Persia Kuno sebagai salah satu dari 7 Malaikat Utama. Bangsa Ibrani mengadopsi Asmodeus ke dalam mitosnya sebagai sosok yang mempunyai kuasa tertinggi. Menurut mitos Ibrani, Asmodeus adalah putra dari Naamah dan Shamdon. Sebelum kejatuhannya dari Surga, Asmodeus adalah salah satu Hirarki Malaikat Tertinggi. Di dalam Neraka, Asmodeus adalah suami dari Lilith, Iblis dari Nafsu Birahi sekaligus istri pertama Adam.

Dalam Tradisi Gereja Katolik, Asmodeus digambarkan sebagai sosok dengan tiga kepala; kepala raksasa, kepala kambing, dan kepala kerbau, serta mempunyai kaki ayam jantan yang melambangkan seksualitas, mempunyai sayap dan ekor ular, serta mengendarai naga neraka yang bernafaskan api. Pastur Johann Weyer menyatakan Asmodeus menguasai semua bisnis perjudian dan prostitusi. Asmodeus juga mengajarkan manusia ilmu aritmatika, ilmu astronomi, ilmu geometri, dan kerajinan tangan; yang pada masa itu, dianggap Gereja Katolik sebagai bentuk pertentanggan dari ajaran Allah.

Gambar II.5Asmodeus

Sumber :

(22)

14

6. Mammon mewakili Serakah (Avaritia)

Santo Thomas Aqunia melukiskan Serakah sebagai sebuah dosa yang melawan Allah karena keinginan untuk mendapatkan materi duniawi dan melupakan hak surgawi. Gereja Katolik menilai Serakah sebagai dosa atas sifat yang menggebu-gebu untuk mendapatkan kekayaan, kekuasaan, dan status sosial. Fitnah dan pengkhianatan, manipulasi pihak yang berwajib, pencurian dan perampokan harta benda, dan perampasan melalui kekerasan adalah bentuk dari Serakah yang melukai Firman Allah.

Nama Mammon berarti “kekayaan”. Mammon adalah berhala yang

disembah oleh bangsa Ibrani untuk mendapatkan kesejahteraan secara mudah. Injil Matius 6:24 menyatakan: ”(24) Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci

yang seseorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada

yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat

mengabdi kepada Allah dan kepada Mammon”.

Gambar II.6Mammon Gustave Dore

(23)

15

7. Lucifer mewakili Kesombongan (Superbia)

Kesombongan adalah dosa utama dan dosa yang paling dibenci Allah. Kesombongan berasal dari sifat cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan dan arogansi yang tinggi. Kesombongan memandang rendah orang lain, dan dalam fase yang terburuk, memandang rendah Allah. Alkitab menuliskan bangsa Israel sebagai bangsa kesayangan Allah menjadi besar kepala dan merasa bahwa bangsa Israel dapat menyaingi Allah. Bangsa Israel membangun bangunan yang tingginya mencapai langit untuk melebihi kuasa Allah di atas langit, Menara Babel.

Lucifer adalah salah satu dari Hirarki Malaikat Tertinggi dalam ajaran Gereja Katolik, sebelum Lucifer mempertanyakan keputusan Allah atas kuasa Adam dan mendikte bahwa Lucifer mempunyai kuasa lebih daripada Allah. Mendengar hal tersebut, Allah murka dan menghukum Lucifer turun ke Neraka, mengambil ketampanannya, melepaskan Kuasa Surgawi, dan membuat Lucifer dan pengikutnya menjadi musuh abadi Tahta Surga. Lucifer yang dendam, menyalahkan Adam dan bersumpah untuk menunjukan kepada Allah, bahwa manusia tidak sesempurna yang Ia inginkan.

Dalam bahasa Latin, Lucifer berarti “Pembawa Cahaya” atau “Bintang Fajar” diasosiasikan dengan planet Venus, objek langit yang paling terang bahkan dapat dilihat ketika pagi, planet Venus diyakini dapat menghasilkan cahaya sendiri, seperti matahari. Alkitab dalam perumpamaannya menceritakan kisah tentang kejatuhan Lucifer, seperti disinggung dalam Yesaya 14:12-14: “(12) Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah

(24)

bangsa-16

bangsa! (13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku

hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi

bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit

pertemuan, jauh di sebelah utara. (14) Aku hendak naik mengatasi

ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!”. Dalam ajaran Mormon, Lucifer (Helel dalam bahasa Ibrani) dikisahkan sebagai malaikat yang pintar dan kuat. Putra dari Elohim (Bapak dari segala bapak) dan saudara dari Yahwe (Putra dari bapak, Jehovah, atau Yesus).

Gambar II.7LuciferGustave Dore

Sumber : Paradise Lost ( 1667 )

(25)

17

Gereja Katolik yang berasal dari daerah Timur Tengah dan berakar dari Kitab Taurat dan Gulungan Laut Merah, mengambil sosok-sosok tersebut dan diadopsi dalam Demonologi menjadi Iblis. Demonologi mempercayai bahwa Iblis tidak berkuasa atas terbunuhnya jiwa, Iblis hanya dapat membisikan semangat terhadap manusia untuk melakukan dosa. Sesekali Iblis merusak hukum langit dengan masuk ke dalam tubuh manusia dan dapat diusir dengan Ritual Pengusiran Setan (Exorcism).

Nabi Salomo dalam Lesser Key of Salomon: Arc Goetia, menggunakan sigil dalam ritual pemanggilan 72 Iblis. Sigil diambil dari bahasa Latin sigillum "seal". Sigil berarti sebuah simbol yang diciptakan demi kepentingan ilmu gaib. Sebuah sigil biasanya disusun dari kombinasi rumit antara beberapa simbol khusus atau bidang geometri dasar. Setiap bentuknya mempunya arti dan tujuannya sendiri.

Gambar II.8Asmodeus Sigil

Sumber :

(26)

18

II.2. Perlambangan Iblis 7 Dosa Besar dalam Pola Kehidupan Modern

Konsep Iblis dalam 7 Dosa Besar membawa daya tarik sendiri pada bidang seni dan entertainment. Walau tidak disebutkan secara gamblang dan hanya mengambil satu tokoh dari 7 Iblis Dosa Besar, Al Pacino dalam film Devil Advocate (1997) memerankan tokoh Lucifer yang menggoda manusia karena kesombongannya. 7 Dosa Besar juga muncul dalam film Se7en (1995) sebagai motif pembunuhan, tapi dalam film Se7en, 7 Dosa Besar murni muncul sebagai sifat dosa tanpa menyebutkan peran Iblis didalamnya. Karya Sastra Inggris yang terkenal, Divine Comedy (1555) karangan Dante Alighieri, 7 Dosa Besar disebutkan sebagai pembagian siksaan dalam tingkatan Neraka. Dalam dunia tarik suara, 7 Iblis Dosa Besar menjadi salah satu materi menarik pada lirik lagu atau konsep album. Sebut saja Balphegor, band Deathmetal asal Swedia yang mengambil nama Iblis yang mewakili kemalasan sebagai nama bandnya; atau Behemoth, band Deathmetal asal Amerika yang mengambil peran Iblis 7 Dosa Besar ke dalam lirik lagunya; atau band lokal kontroversial dengan jenis musik yang sama, Beside, yang mengambil konsep 7 Dosa Besar dalam lagunya yang

berjudul “Seven Deadly Sins”.

(27)

19

II.3. Segmentasi

Demografi komunitas dengan rentang umur anggotanya antara 18 tahun sampai 35 tahun, dengan jenis kelamin yang beragam, latar belakang pendidikan setidaknya mengenyam bangku perkuliahan, dan jenis pekerjaan dan pendapatan yang beragam.

Geografis di daerah perkotaan besar di Indonesia, seperti Jakarta atau Bandung

(28)

19

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1. Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang dilakukan dalam media informasi mengenai 7 Iblis Dosa Besar dengan memberikan informasi secara visual menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari namun baku.

III.1.1. Pendekatan Visual

Media utama yang akan menjadi ujung tombak dalam pemberian informasi perihal 7 Iblis Dosa Besar, adalah sebuah buku yang berisikan deskripsi mengenai masing-masing iblis yang terdapat dalam 7 Iblis Dosa Besar disertai dengan beberapa illustrasi yang mendukung informasi verbal. Dikarenakan buku ditunjukan bagi penikmat kisah yang berlatar belakang ajaran Gereja Katolik dan sejarah, maka buku akan dibuat sedemikian rupa berbentuk seperti sebuah buku suci yang berumur tua untuk membentuk kesan mistis dan antik.

(29)

20

Gambar III.9 JurnalLeonardo da Vinci

Sumber :

http://3.bp.blogspot.com/- azV_FBBjvJU/Tz0DB0y16wI/AAAAAAAAAZI/OTqkxia7YeY/s400/L3-Leonardo-da-Vinci-chicago_05.jpg (8 Agustus 2012)

Gambar III.10 Artbook World of Warcraft

(30)

21

III.1.1. Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal dalam buku illustrasi ini akan menggunakan bahasa Latin sebagai judul buku dan kata pada halaman pembukaan buku. Bahasa Latin digunakan mengingat latar belakang dari ajaran Gereja Katolik Roma yang dalam beberapa ritualnya masih menggunakan bahasa Latin. Buku akan diberi judul menggunakan bahasa Latin, Derelicta, yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia maka akan berarti Yang Terlupakan. Kata Derelicta menganalogikan dari sosok iblis yang menjadi anak haram Allah dan dilupakan dari jajaran Tahta Langit.

Gambar III.11 Halaman awal Derelicta

Sumber : Pribadi

(31)

22

[image:31.612.234.481.174.423.2]

dari Divine Comedy, maka kalimat tersebut digunakan dalam halaman pembuka Derelicta, sebagai peringatan bagi pembaca bahwa buku Derelicta berisikan informasi yang tidak semua orang berniat untuk membahasnya.

Gambar III.12 Halaman pembuka Derelicta

Sumber : Pribadi

(32)

23

[image:32.612.220.498.353.559.2]

Deskripsi dan informasi yang terdapat dalam buku Derelicta akan menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan benar. Penggunaan bahasa Indonesia yang lugas untuk memperkecil kesalahan informasi yang diterima pembaca, bahasa Indonesia yang jelas pula lebih membantu pembaca dalam memahami perihal informasi yang di jelaskan.

Gambar III.13 Salah satu halaman dari Derelicta

(33)

24

Gambar III.14 Salah satu halaman dari Derelicta

Sumber : Pribadi

III.2. Strategi Kreatif

(34)

25

Konsep visual dan tata letak yang terkandung pada isi buku akan merujuk pada bentuk sebuah jurnal penelitian dari peneliti sekaligus seniman pada abad pertengahan, dengan penggambaran berbentuk sketsa pensil yang kasar dan mentah. Iblis yang digambarkan sebagai objek memiliki bentuk yang berbeda-beda dari semua data sumber referensi yang didapat, masing-masing sumber referensi mendeskripsikan bentuk Iblis menurut versinya masing-masing, maka diambilah sebuah benang merah yang rupa visual 7 Iblis dibuat mencirikan sifat dari 7 Dosa Besar yang mewakili Iblis tersebut. Artbook yang diberi judul Derelicta, sebuah kata dalam bahasa Latin yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti, Yang Terbuang, akan dicetak dalam dua bentuk, yang dimana masing-masing bentuknya memiliki perbedaan dalam bentuk bahan yang digunakan. Buku itu nantinya akan dipasarkan melalui toko buku minor, clothing store, maupun ruang berkumpul komunitas yang menjadi target penjualan. Untuk tempat pemasaran berbentuk clothing store akan mengambil sasaran clothing store yang terinsipirasi dari tema abad pertengahan atau sejarah ilmu pengetahuan. Target penjualan sendiri adalah pribadi ataupun komunitas yang tertarik akan bidang maupun kisah Iblis terlepas dari ajaran kepercayaan Gereja Katolik, tidak menutup kemungkinan buku tersebut akan dibeli oleh khalayak umum.

III.3. Strategi Media

(35)

26

tepat, pemilihan media ini bertujuan agar pesan yang disampaikan dapat mencapai sasaran atau khalayak

III.3.1. Jenis Media

Adapun jenis media yang akan dipilih, antara lain:  Media Utama

- Artbook

Sebagai media utama yang akan digunakan untuk informasi mengenai 7 Iblis Dosa Besar. Dalam buku illustrasi dibahas 7 Iblis yang mewakili 7 Dosa Besar. Buku illustrasi akan dibagi menjadi dua jenis, yang masing-masingnya memiliki daya tarik dan harga yang berbeda.

 Media Pendukung

- Display

Penataan tata letak buku pada toko penjualan sehingga dapat lebih menarik minat pembeli.

- Frame

Frame berisikan sinopsis singkat menjelaskan isi buku untuk mengganti fungsi dari X-Banner atau media yang sejenis.

(36)

27

Penanda halaman yang akan di baca dan telah di baca.

- Sticker dan poster

Digunakan sebagai hadiah setiap pembelian media utama

 Media Promosi

- Poster

Media yang efektif karena dapat ditempel di tempat-tempat strategis.

III.4. Konsep Visual

Konsep visual yang digunakan dalam perancangan buku illustrasi mengenai 7 Iblis Dosa Besar adalah membuat buku yang berisikan keterangan mengenai 7 Iblis yang merepresentasikan 7 Dosa Besar Gereja Katolik dilengkapi dengan illustrasi yang mendukung keterangan.

III.4.1. Format desain

(37)

28

kesan kuno dan antik yang ingin di tampilkan dalam buku Derelicta sendiri, serta untuk menunjang kesan eksklusifitas dan terbatasnya kuantitas yang akan menambah nilai lebih bagi pemilik buku versi terbatas

Untuk buku yang dijual secara massal akan berukuran a5 (14,7 cm x 21 cm). Dicetak menggunakan kertas HVS dan di jilit soft cover. Material dipilih adalah material yang praktis dan murah mengingat buku versi umum akan dicetak secara massal dalam kuantitas yang banyak, namun tidak mengurangi kualitas ilustrasi dan informasi yang akan disampaikan.

III.4.2. Ilustrasi

Ilustrasi menjadi salah satu unsur penting yang membentuk buku Derelicta. Ilustrasi mendukung pembaca mengetahui objek Iblis secara visual. Ilustrasi objek iblis sendiri merupakan gambaran ulang dari referensi yang telah dikumpulkan, dikarenakan objek iblis bersifat empiris yang berubah-ubah menurut pandangan penutur kisahnya.

Setiap objek iblis dalam Derelicta digambarkan memiliki simbol P yang menghiasi kening masing-masing iblis. Huruf P sendiri merupakan singkatan dari bahasa Latin Peccatum yang berarti dosa.

Objek 7 Iblis Dosa Besar diurutkan mulai dari yang dimunculkan pertama dalam buku:

1. Belphegor

(38)

29

[image:38.612.221.495.270.540.2]

badan Balphegor terkesan tidak berbahaya namun berukuran raksasa dan seganas nuansa pegunungan liar menandakan bahwa dosa kemalasan yang diwakilinya adalah dosa yang seringkali disepelekan sebagai dosa yang rendah, bahkan tak berarti apa-apa, namun menurut ajaran Gereja Katolik, kemalasan adalah sifat awal yang menumbuhkan sifat-sifat nista lainnya, kemalasan adalah dosa yang tidak dapat dipandang sebelah mata.

(39)
[image:39.612.251.463.80.334.2]

30

Gambar III.16 Balphegor dalam Derelicta tampak depan Sumber : Pribadi

(40)

31

Gambar III.17 Earth Elemental dalam Warcraft series Sumber :

http://images.wikia.com/wowwiki/images/9/93/Earth_elemental.jpg (8 Agustus 2012)

Gambar III.18 Trent Ancients dalam Warcraft series

Sumber : http://images.wikia.com/wowwiki/images/3/31/Ancient.jpg (8 Agustus 2012)

2. Amon

(41)

32

[image:41.612.220.494.309.583.2]

menyerupai gagak, namun bagian punggungnya tidak ditumbuhi sayap, melainkan sepasang tanduk besar dan tajam, serta Amon hanya memiliki setengah badan mulai dari bagian pinggang keatas. Bentuk Amon sendiri melambangkan dosa kemarahan yang gemar merusak, kasar, dan pada akhirnya merugikan diri sendiri. Oleh karena itu, Amon di gambarkan hanya memiliki setengah badan dan atribut-atribut yang melambangkan keanggunan pada burung, digantikan dengan atribut yang lebih mengkesankan kesadisan, seperti cakar dan tanduk.

(42)
[image:42.612.213.502.81.465.2]

33

Gambar III.20 Amon yang membawa tombak dalam Derelicta Sumber : pribadi

(43)
[image:43.612.218.525.83.486.2]

34

Gambar III.21 Memphisto dalam game Diablo III Sumber :

(44)

35

3. Beelzebub

Beelzebub, iblis yang mewakili dosa kerakusan. Beelzebub divisualisasikan memiliki bentuk tubuh yang identik dengan kerakusan, seperti tubuh gemuk besar dengan daging membusuk yang disambung ulang. Beelzebub juga divisualisasikan memiliki muka pada bagian perutnya, mempermudah Beelzebub mengkonsumsi sekaligus langsung mencernanya, menjadikan Beelzebub sebagai iblis dengan isi perut yang menjijikan dan berbau tidak nyaman. Beelzebub juga memiliki aksesoris pada tubuhnya, seperti tengkorak manusia yang menjadi mahkota menggantikan lokasi kepala pada badannya, tiga tombak yang menjadi simbol peralatan makan, serta pengait untuk daging.

[image:44.612.219.491.353.623.2]

(45)
[image:45.612.248.465.111.429.2]

36

Gambar III.23 Beelzebub dalam salah satu halaman Derelicta Sumber : Pribadi

(46)

37

[image:46.612.217.462.165.419.2]

Warcraft series, dengan banyak lalat yang mengelilingi tubuhnya, masih wajarlah Beelzebub dijuluki “Raja Para Lalat”.

Gambar III.24 Abomination dalam Warcraft series Sumber :

https://forums.playfire.com/_proxy/?url=http%3A%2F%2Fimg249.imageshack.u s%2Fimg249%2F7375%2Fwowabom.jpg&hmac=0922136ed31acba8fc4c9802f5

fc05b6 (8 Agutus 2012)

4. Leviathan

(47)

38

[image:47.612.218.470.153.406.2]

divisualisasikan sebagai sesosok mahluk berbentuk ular dengan tubuh yang panjang dan tertutup oleh aliran air yang deras dan jiwa-jiwa pendosa yang terombang ambing.

(48)
[image:48.612.237.476.82.324.2]

39

Gambar III.26 Leviathan dalam salah satu halaman Derelicta Sumber : pribadi

5. Asmodeus

(49)

40

[image:49.612.246.492.135.380.2]

menjanjikan, melambangkan seperti hawa nafsu yang terlihat menggoda dengan kenikmatan sementaranya.

(50)
[image:50.612.231.484.83.420.2]

41

Gambar III.28 Asmodeus dalam Derelicta Sumber : pribadi

(51)

42

6. Mamon

[image:51.612.219.525.301.606.2]

Mamon adalah iblis yang mewakili dosa keserakahan. Mamon divisualisasikan sebagai iblis bersosok menyerupai manusia dengan lidah panjang, yang melambangkan kata yang gemar berdusta dan mehalalkan segala cara demi mendapatkan harta. Mata Mamon ditutup oleh secarik kain yang berhiaskan emas dan permata, yang melambangkan kilauan harta yang membutakan akal pikiran yang sehat.

(52)
[image:52.612.202.512.83.390.2]

43

Gambar III.30 Mamon dalam salah satu halaman Derelicta Sumber : pribadi

(53)

44

7. Lucifer

[image:53.612.247.490.381.624.2]

Lucifer adalah iblis yang mewakili dosa kesombongan. Lucifer divisualisasikan sebagai mahluk bentuk menyerupai manusia yang setengah berevolusi menjadi naga. Lucifer digambarkan tersalib pada dinding es yang dingin atas hukuman atas dosanya yang ingin melampaui Allah Bapa. Rupa Lucifer yang aneh merupakan hasil perubahan yang belom sempurna, dari wujub manusia menjadi wujub sesosok naga besar. Lucifer divisualisasikan tak mempunyai mata, melambangkan bahwa kesombongan menolak untuk melihat ke bawah maupun keatas, dan rasa berbangga yang berlebihan atas dirinya maupun karya yang dihasilkannya sendiri.

(54)
[image:54.612.241.473.82.316.2]

45

Gambar III.32 Lucifer dalam salah satu halaman Derelicta Sumber : pribadi

(55)

46

III.4.3. Tata Letak / Layout

Tata letak / layout menunjukan kesan dinamis dengan penempatan gambar dan tulisan tidak beraturan dan terkesan acak. Gaya tata letak mengambil referensi dari buku cetak pada abad pertengahan yang menggunakan illustrasi sebagai objek pendukung dan artbook game Diablo III – Book of Cain.

Gambar III.33 Catatan Leonardo Da Vinci Sumber :

http://static.guim.co.uk/sys-images/Arts/Arts_/Pictures/2006/08/30/c2006HerMajestyQE2372.jpg (8 Agustus 2012)

Gambar III.34Artbook Diablo III

(56)

47

III.4.4. Tipografi

Tipografi merupakan hal yang sangat penting dalam penyampaian informasi, baik sebagai pelengkap suatu komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama. Huruf mempunyai peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk seni komunikasi grafis.

a. Logotype

Logotype akan digunakan pada cover buku. Logotype akan berbentuk Ambigram tipe Ironstone. Bentuk huruf pada logotype akan merajuk pada gaya huruf Old English yang memiliki kesan tegas dengan ujung yang meruncing. Logotype ini memberikan kesan mistis dan antik berkat dukungan dari bentuk huruf Old English, serta kesan misterius dan sangar yang didapat dari ujung huruf yang meruncing, yang seakan memberikan peringatan kepada pembaca, bahwa isi yang terdapat dalam buku ini adalah serius dan tak jarang orang mempunyai keberanian untuk membicarakannya.

Gambar III.35Logotype

(57)

48

b. Tipografi

Tipografi pada headline akan menggunakan font berjenis serif, yaitu Imprint MT Shadow. Karena jenis huruf ini memiliki karakter tegas dan mencirikan Eropa pada jaman pertengahan.

The quick brown foxs jumps over the lazy dog

1234567890

Gambar III.36Aplikasi tipografi pada media

Sumber : Dokumen Pribadi

Dan menggunakan pula font Centaur untuk bagian sub-headline dan body text. Centaur dipilih karena berkesan antik dan memiliki bentuk keterbacaan yang jelas.

The quick brown foxs jumps over the lazy dog

1234567890

Gambar III.37Aplikasi tipografi pada media

(58)

49

Dan menggunakan juga jenis font Parchment yang hanya digunakan huruf kecilnya saja untuk nama-nama tokoh iblis dan dosa yang masing-masing tokoh wakilkan. Font Parchment diambil karena bentuk ujungnya yang runcing dan bentuk badan yang melingkar, mesifatkan sifat sadis yang misterius.

The quick brown foxs jumps over the lazy dog

1234567890

Gambar III.38Aplikasi tipografi pada media

Sumber : Dokumen Pribadi

Menggunakan jenis font script yang bernama Rage Italic untuk memberikan kesan catatan tangan pada buku.

The quick brown foxs jumps over the lazy dog

(59)

50

Gambar III.39Aplikasi tipografi pada media

Sumber : Dokumen Pribadi

III.4.5. Warna

Warna yang digunakan bersifat dua, dengan tekstur kertas tua untuk background bukunya.

(60)
[image:60.612.256.459.81.339.2]

51

Gambar III.40Aplikasi warna pada media

Sumber : Dokumen Pribadi

Warna untuk tulisan.

C 42 R 99

M 68 G 63

Y 89 B 33 K 46

Pantone 633e20

(61)
[image:61.612.284.431.83.284.2]

52

Gambar III.41Aplikasi warna pada media

Sumber : Dokumen Pribadi

III.4.6. Tekstur

Tekstur pada background didapat menggunakan brush photoshop cs3 bernama :

- dm_paper_brushes_cs2

- Coffe_stain_by_whatsername777 - Chain-burnt paper

yang menggunakan warna pada kertas putih

C 16 R 214

M 36 G 162

Y 91 B 59

K 1

(62)

53

[image:62.612.275.439.127.290.2] [image:62.612.265.450.330.514.2]

Warna ini diambil untuk menampilkan kesan usang, tanpa harus merusak tekstur asli kertas.

Gambar III.42Tekstur pada buku

Sumber : Pribadi

Gambar III.43Aplikasi tekstur pada media

(63)

54

BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1. Pra Produksi

Sebelum memasuki pada tahap produksi pada media informasi, tahap yang harus dilalui dalam pembuatan sebuah perancangan visualnya meliputi :.

Sketsa

Pembuatan sketsa dan bentuk seperti apa yang akan dirancang, seperti tampilan visual pada media informasi misalnya dari segi tipografi, layout, warna, ilustrasi maupun format desain, secara manual yang kemudian diolah melalui teknis digital.

Pengolahan Gambar

Pengolahan gambar meliputi pengolahan teknis gambar ilustrasi yang akan ditampilkan. Kemudian pengolahan gambar secara keseluruhan meliputi penempatan logo, headline, dan tagline dalam tampilan gambar informasi.

Penyelesaian Akhir

(64)

55

IV.2. Teknis Cetak

IV.2.1. Buku Illustrasi (media utama)

Buku illustrasi sebagai media penyampaian informasi perihal 7 Iblis Dosa Besar. Menghindari cara penyampaian informasi formal yang membosankan untuk dibaca, disusunlah sebuah buku yang menggunakan illustrasi dan konsep visual yang menarik dan segar.

Buku yang dijual akan dibagi menjadi dua jenis, versi terbatas dan versi umum. Perbedaan kedua versi dari buku akan terdapat pada jenis bahan yang digunakan, versi terbatas akan menggunakan bahan yang bernilai lebih kuno dan antik, sedangkan versi umum akan menggunakan bahan standar untuk sebuah buku.

(65)
[image:65.612.259.456.505.650.2]

56

Gambar IV.45 Halaman pembuka buku versi terbatas Sumber : Pribadi

Gambar IV.46 Halaman isi buku versi terbatas Sumber : Pribadi

(66)

57

Format Media

• Kofer menggunakan triplex 6 mm

• Isi menggunakan kertas Spacklestone Madero Beach White 104 gr

• Ukuran: 21 cm x 21 cm

[image:66.612.248.466.295.457.2]

• Teknis : Offset Separasi

Gambar IV.48 Cover buku versi umum Sumber : Pribadi

[image:66.612.257.459.499.659.2]
(67)
[image:67.612.255.459.301.454.2]

58

Gambar IV.50 Halaman isi buku versi umum Sumber : Pribadi

Gambar IV.51 Halaman kredit buku versi umum Sumber : Pribadi

Format Media

Softcover

• Isi menggunakan kertas HVS 150 gr

• Ukuran: 15 cm x 21 cm

(68)

59

IV.2.2. Poster Promosi

[image:68.612.236.480.268.609.2]

Poster berfungsi sebagai media informasi untuk memberitahukan bahwa buku telah terbit. Visual yang ditampilkan adalah sketsa konsep dari isi illustrasi yang terdapat di dalam buku dan sebuah illustrasi yang terdapat pada halaman pembukaan dari dalam buku. Poster akan ditempatkan pada bagian dari toko penjualan atau tempat-tempat yang sering dilalui target, seperti di jalan dekat toko penjualan atau kafe-kafe kecil.

(69)

60

Format Media

• Menggunakan kertas Spacklestone Madero Beach White 104 gr

• Ukuran: 29,7 cm x 42 cm

• Teknis : Offset Separasi

IV.2.3. Frame

Frame digunakan untuk mengganti fungsi x-banner dan promotional hanging. Dua frame yang digunakan akan berukuran a5 dan akan ditempatkan pada tempat display buku, sehingga tidak akan memakan tempat pada tempat penjualan. Satu frame akan berisikan kofer buku dan salah satu lainnya akan berisikan sinopsis singkat tentang buku.

Gambar IV.53 Dua Frame Sumber : Pribadi

Format Media

• Isi frame menggunakan kertas Dinamic Ice Gold 250 gr

(70)

61

• Teknis : Digital Printing

IV.2.4. Gimmick

Pemberian Gimmick atau marchendise sebagai bonus buku pada target bertujuan untuk mengingatkan perihal produk media informasi buku illustrasi yang dibuat.

1. Poster

[image:70.612.260.453.381.656.2]

Poster diberikan sebagai bonus dari pembelian buku versi terbatas. Poster berfungsi sebagai media penyebar informasi yang akan dipajang secara pribadi oleh target.

(71)
[image:71.612.232.483.95.286.2]

62

Gambar IV.55 Poster Gimmick setelah dilipat Sumber : Pribadi

Format Media

• Menggunakan kertas Spacklestone Madero Beach White 104 gr

• Ukuran: 29,7 cm x 42 cm

(72)

63

2. Pembatas buku

[image:72.612.242.490.175.361.2]

Pembatas buku akan diikatkan pada buku versi terbatas.

Gambar IV.56 Pembatas buku Sumber : Pribadi

Format Media

• Menggunakan kertas Dinamic Gold 300 gr

• Ukuran: 17,2 cm x 5 cm

• Teknis : Sablon

3. Sticker

(73)

64

Gambar IV.57 Sticker Sumber : Pribadi

Format Media

• Ukuran: 10 cm x 5 cm

(74)

59 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Eerdmans, William B. 1995. Dictionary of Deties and Demons in The Bible, Michigan, United Kingdom: Grand Rapids.

Kent, William. 1908. The Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company.

Lewis, James R, et. Ai. 1986. Angles A to Z, New York: Gale Research N. Ashley, Leonard R. 1998. The Complate Book of Devils and Demons, New

York: Robson.

Soekoto, Leo. 1995. Gereja Katolik Indonesia Mengarungi Jaman, Jakarta : Tim Penyusun Buku Yubileum Mgr. Leo Soekoto SJ., Keuskupan Agung Jakarta.

Crowley, Aliester. (Ed.). (1904). The Book of The Goetia os Salomon The King, Tanarian Hills: Celephai Press.

Internet

D J Mc Adam. 2010. Demonology. Diakses pada 18 Juni 2011. http://www.djmcadam.com/demons.htm

http://indonesia.faithfreedom.org/

(75)

Riwayat Hidup Penulis

DATA PRIBADI

Nama : Fransiskus Xaverius Aryan Gondokusumo

Fakultas : Desain

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

NIM : 51907145

Kelas : DKV-4

Tempat/Tanggal lahir : Jakarta / 25 April 1989 Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat di Bandung : Jln. Tubagus Ismail Dalam / 14D, Bandung

No. Telp : 085624027856

Email : babiberbuluanoa@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL

1995 - 1999 SD BINTANG KEJORA JAKARTA 1999 - 2001 SD TARSISIUS 1 JAKARTA 2001 - 2004 SMP TARSISIUS 1 JAKARTA 2004 - 2007 SMA TARSISIUS 1 JAKARTA

2007- 2012 Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) PENDIDIKAN NON FORMAL

Kerja Praktek di PT. Ideafield, Bandung (2010) Seminar Copywriting (2011)

(76)
(77)

Iblis adalah salah satu kekuatan roh yang ditugaskan

untuk menggoda manusia jatuh ke dalam dosa.

Iblis dirumuskan oleh Konsili Leteran Keempat

berbeda dengan Setan.

7 Dosa Besar adalah buah pemikiran yang

merumuskan sifat jahat manusia.

Peter Binsfeld mengasosiasikan 7 nama Iblis dengan 7

(78)

Kisah Iblis dan simbolnya mengalami kesalahan

persepsi.

Berkembangnya kultur populer yang mengangkat Iblis

dan simbolnya menjadi bahan penjualan.

Kisah Iblis lebih dikenal lewat budaya populer, tidak

(79)

Iblis 7 Dosa Besar dirumuskan oleh Peter Binsfeld

7 Iblis Dosa Besar :

- Belphegor mewakili Kemalasan (

Acedia

)

- Amon mewakili Murka (

Ira

)

- Beelzebub mewakili Kerakusan (

Gullia

)

- Leviathan mewakili Kecemburuan (

Invidia

)

- Asmodeus mewakili Nafsu Birahi (

Luxuria

)

- Mammon mewakili Serakah (

Avaritia

)

(80)

Nama Iblis dan kisahnya diadopsi dari beragam mitos

Setiap Iblis memiliki simbol tertentu untuk keperluan

ritual

Kisah Iblis 7 Dosa Besar menjadi sumber inspirasi

karya-karya seni

Ideologi Anti-Kristus dan Satanis mempopulerkan

simbol dan tokoh Iblis yang salah

Simbol dan tokoh Iblis yang salah menjadi daya tarik

(81)

Buku illustrasi akan berjudul Derelicta, yang dalam

bahasa Indonesia berarti Yang Terbuang .

Derelicta akan dibagi menjadi dua jenis, dicetak

terbatas dan dicetak massal.

Gaya illustrasi dan tata letak / layout dalam Derelicta

akan berbentuk jurnal kuno.

Derelicta akan dijual pada toko buku minor, distro,

(82)

Poster. Yang dibagi menjadi dua, poster promosi dan

gimmick.

Display buku.

Dua frame berisikan judul buku dan sinopsis singkat.

Gimmick. Yang terdiri dari poster, sticker, dan

(83)

Pembaca Derelicta akan lebih mengerti dan

menghargai perihal Iblis dan 7 Dosa Besar.

Berkurangnya penggunaan simbol kepercayaan yang

(84)

Gambar

Gambar III.12 Halaman pembuka Derelicta  Sumber : Pribadi
Gambar III.13 Salah satu halaman dari Derelicta  Sumber : Pribadi
Gambar III.15 Balphegor dalam Derelicta Sumber : Pribadi
Gambar III.16 Balphegor dalam Derelicta tampak depan Sumber : Pribadi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Media utama yang digunakan untuk perancangan media informasi mengenai pengetahuan tentang jenis - jenis pasta adalah sebuah buku referensi yang berisikan tentang

Media utama perancangan ini adalah buku ilustrasi berupa concept book yang berisi permainan- permainan tradisional Jawa Tengah dengan bahasa ynag ringan dan tidak

Hasil perancangan berupa buku yang berisi ilustrasi karya-karya dari 10 fashion designer Surabaya beserta dengan penjelasan singkat mengenai gaya desain masing- masing.. +

Tujuan perancangan buku ini adalah agar anak usia 5-7 tahun tidak mengalami trauma terhadap anjing dengan didukung oleh ilustrasi yang menarik.. Rancangan buku

Buku komik city guide pariwisata Surabaya berfungsi sebagai media utama dari media keseluruhan, pemilihan media utama berdasarkan alasan bahwa buku komik merupakan media

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI PENGENALAN PUPUH SUNDA UNTUK ANAK USIA 7 – 12 TAHUN.. Laporan

Media utama yang digunakan yaitu berupa buku ilustrasi karena buku mempunyai fungsi untuk menyimpan informasi penting dan menjadi media yang baik untuk menyimpan

Media utama yang digunakan dalam perancangan ini adalah buku interaktif, karena dengan media tersebut pesan yang disampaikan akan dengan mudah tersampaikan