• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Cerita Ilustrasi Si Tumang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Cerita Ilustrasi Si Tumang"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU CERITA ILUSTRASI SI TUMANG

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2014-2015

Oleh:

Fathin Arif Yusmanura 51911033

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONSESIA

BANDUNG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN BUKU CERITA ILUSTRASI SI TUMANG

Fathin Arif Yusmanura

NIM: 51911033

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal: (03/08/2015)

Menyetujui, Pembimbing

Kankan Kasmana, M.Ds NIP. 4127 32 06 011

Dekan Ketua Program Studi Fakultas Desain Desain Komunikasi Visual

(3)

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Fathin Arif Yusmanura NIM : 51911033

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta Laporan Tugas Akhir ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dari hasil karya orang lain.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia sanksi sesua dengan aturan yang berlaku.

Bandung, Agustus 2015

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan laporan perancangan tugas akhir yang berjudul “ PERANCANGAN BUKU CERITA ILUSTRASI SI TUMANG ” ini dapat diselesaikan tepat pada waktu yang ditentukan.

Adapun laporan buku ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia.

Tidak lupa rasa terima kasih kepada Alloh SWT yang memberikan kesehatan dan kelancaran selama ini, kepada kedua Orang Tua yang tidak hentinya memberikan dukungan dan do’a, kepada dosen pembimbing bapak Kankan Kasmana, M.ds yang senan tiasa membimbing sampai akhir, dan terima kasih juga kepada seluruh sahabat-sahabat yang tidak bisa dituliskan satu persatu untuk semua dukunganya selama ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah membaca

laporan ini. Semoga bermanfaat. Amin.

Bandung, Agustus 2015

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

GLOSSARY ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 2

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Perancangan ... 3

I.6 Manfaat Perancangan ... 3

BAB II PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH BUKU ILUSTRASI SI TUMANG PADA ANAK ... 4

II.1 Sejarah Umum Si Tumang ... 4

II.2 Tokoh Si Tumang ... 5

II.3 Pesan Moral Tokoh Si Tumang ... 6

II.4 Buku Cerita Ilustrasi ... 6

II.4.1 Pengertian Ilustrasi ... 6

II.4.2 Sejarah Perkembangan Buku Cerita Ilustrasi Di Indonesia ... 7

II.5 Buku Ilustrasi Pada Anak ... 9

II.6 Analisis Masalah ... 9

(6)

II.6.2 Laporan Hasil Kuisioner... 10

II.7 Solusi ... 13

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 15

III.1 Strategi Perancangan ... 15

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 15

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 15

III.1.3 Materi Pesan ... 16

III.1.4 Gaya Bahasa ... 16

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan... 16

III.1.6 Strategi Kreatif ... 18

III.1.7 Strategi Media ... 18

III.1.8 Strategi Distribusi... 19

III.2 Konsep Visual ... 19

III.2.1 Format Desain ... 19

III.2.2 Tipografi ... 20

III.2.3 Ilustrasi ... 20

III.2.4 Warna ... 21

III.2.5 Penokohan ... 22

III.2.6 Latar ... 24

III.2.7 Isi Cerita ... 25

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA DAN APLIKASI MEDIA ... 27

IV.1 Buku Cerita Ilustrasi Si Tumang... 27

IV.1.1 Media ... 27

IV.1.2 Teknis Produksi Media ... 27

IV.2 Media Promosi ... 28

IV.2.1 Poster ... 28

IV.2.1.1 Teknis Produksi ... 28

IV.2.2 Mini X Banner ... 29

IV.2.2.1 Teknis Produksi ... 29

(7)

IV.3.1 Stiker ... 30

IV.3.3.1 Teknis Produksi ... 30

IV.3.2 Pembatas Buku ... 30

IV.3.2.1 Teknis Produksi ... 30

IV.3.3 Tumbler ... 31

IV.3.3.1 Teknis Produksi ... 31

IV.3.4 Gantungan Kunci ... 32

IV.3.4.1 Teknis Produksi ... 32

IV.3.5 Pin ... 32

IV.3.5.1 Teknis Produksi ... 32

IV.3.6 T-Shirt ... 33

IV.3.6.1 Teknis Produksi ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

LAMPIRAN ... 35

SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI ... 45

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Legenda Tangkuban Perahu yang diwariskan nenek moyang merupakan salah satu legenda yang paling terkenal di tanah Parahyangan. Legenda ini merupakan legenda yang dipercayai masyarakat menjadi latar belakang puncak Tangkuban Perahu yang menyerupai perahu terbalik. Konon dulu Sangkuriang karena kemarahannya menendang perahu yang dibuatnya hingga mendarat di puncak tertinggi kawasan Lembang ini dan menjadi gunung. Terdapat beberapa tokoh dalam cerita ini diantaranya adalah Sangkuriang, Dayang Sumbi, Tumang, dan petapa sakti yang tidak disebutkan namanya. Hal tersebut disebutkan dalam buku Sangkuriang Kesiangan Ajip Rosidi (1961).

(9)

Selain untuk memperkenalkan tokoh Si Tumang, tujuan dibuatnya media ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada anak anak tentang cerita si tumang sebelum masuk ke cerita legenda tangkuban perahu dan juga memberikan pesan pesan yang terkandung dalam cerita Si Tumang tersebut.

Media ini dibuat untuk menarik minat baca anak anak, agar anak anak tersebut mau membaca dan mempelajari cerita rakyat dan anak anak tersebut mampu mengingat sehingga mereka bisa mempertahankan dan menceritakan kembali cerita rakyat tersebut kelak mereka besar nanti. Selain menarik bagi anak anak, buku cerita ilustrasi juga mudah untuk dipahami karena buku cerita ilustrasi tersebut menggunakan bahasa bahasa yang mudah dipahami dan gaya visual yang mudah dimengerti juga oleh anak anak.

I.2 Identifikasi Masalah

Berikut ini adalah identifikasi masalah yang berhasil disimpulkan berdasarkan latar belakang sebelumnya :

• Berdasarkan survei ke toko toko buku, buku cerita ilustrasi yang mengangkat

cerita legenda rakyat sudah tidak ada, rata rata di toko buku tersebut menyediakan buku cerita anak berasal dari luar Indonesia

• Hasil dari kuisioner yang telah diberikan kepada anak-anak, anak-anak kurang mengetahui tokoh Si Tumang

• Jarangnya kesadaran orang orang yang sudah mengetahui cerita legenda

tangkuban perahu dan menceritakanya kembali kepada generasi generasi baru. Karena cerita rakyat merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga, dipertahankan dan dilestarikan sebagai bentuk identitas masyarakat Jawa Barat

1,3 Rumusan Masalah

Setelah identifikasi dipaparkan, terdapat beberapa permasalahan diantaranya : • Bagaimana cara menyampaikan nilai-nilai positif kepada anak

(10)

• Bagaimana agar anak-anak mudah mendapatkan buku cerita ilustrasi tentang

cerita rakyat

I.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dari tugas akhir ini adalah membahas mengenai buku cerita illustrasi untuk anak anak yang bertemakan cerita rakyat Indonesia dengan judul Si Tumang. Media ini ditujukan kepada anak anak untuk memperkenalkan asal mula Si Tumang, sifat dan sikap Si Tumang dan menyampaikan pesan yang terkandung dalam cerita tersebut.

I.5 Tujuan perancangan

Tujuan dari perancangan ini adalah untuk memperkenalkan dan memberikan informasi mengenai tokoh Si Tumang kepada anak anak melalui sifat-sifat baik Si Tumang yang dapat dicontoh oleh anak-anak agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1.6 Manfaat Perancangan

Adapun manfaat dari perancangan ini adalah :

• Agar anak anak mudah mendapatkan buku cerita ilustrasi cerita rakyat • Menarik minat anak anak terutama dalam budaya membaca

• Memberikan nilai-nilai baik kepada anak-anak agar bisa diterapkan kedalam

(11)

BAB II

PEMBAHASAN DAN PENYELESAIAN MASALAH PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI SI TUMANG UNTUK ANAK

II.1 Sejarah Umum Si Tumang

Si Tumang adalah merupakan sesosok tokoh yang terdapat dalam cerita legenda Tangkuban Perahu yang berkembang di tatar pasundan melalui lisan secara turun temurun. Awal dari kisah Si Tumang berangkat dari beberapa versi, Ada cerita yang mengatakan bahwa si Tumang memang seekor anjing dari awal, seekor anjing yang membawakan jarum milik Dayang Sumbi. Ada cerita yang mengatakan bahwa si Tumang awalnya adalah pesuruh kerajaan yang dikutuk menjadi anjing oleh sang Raja karena sang Raja tidak sudi bermenantukan pesuruh kerajaan. Ada juga yang menceritakan bahwa Si Tumang awalnya seorang dewa yang dikutuk bersama dengan seorang dewi yang bernama Wayung Hyang oleh Sanghyang Gusti tanpa diketahui alasan kesalahanya. Opini mengenai asal usul Si Tumang banyak bermunculan dengan beberapa versi, akan tetapi hal tersebut masih bisa ditoleransi karena folklore bersifat turun temurun melalui lisan. Hal tersebut disimpulkan dari sebuah buku karangan Prof. Dr. James Danandjaja yaitu Folklor Indonesia (1984). Folklor merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu folklore. Kata ini merupakan penggabungan dari dua kata yaitu folk dan lore. Folk mempunyai arti yang sama dengan kata kolektif. Menurut Alan Dundes, folk merupakan sekolompok orang atau masyarakat dari suatu daerah tertentu yang mempunyai ciri ciri pengenal fisik, sosial dan kebudayaan, sehingga dapat dibedakan dari kelompok kelompok lainya. Diakuinya sebuah folk adalah ketika mereka telah memiliki suatu tradisi, yakni sebuah kebudayaan dan tradisi dan kebudayaan tersebut sudah mereka wariskan secara turun temurun sedikitnya dua generasi sehingga tradisi dan kebudayaan tersebut dapat mereka akui sebagai milik bersama. Sedangkan lore adalah tradisi folk, yaitu sebagian kebudayaanya yang diwariskan turun temurun baik secara

(12)

Berdasarkan buku Sangkuriang Kesiangan (1961) yang ditulis oleh Ajip Rosidi Kisah Si Tumang selanjutnya muncul ketika Dayang Sumbi mengasingkan diri ke atas Bukit yang ditemani oleh seekor anjing, yakni Si Tumang. Terompong /torak (alat menenun) Dayang Sumbi jatuh ke bawah Bale, kemudian ia berjanji jika yang mengambilkan perempuan, maka akan dijadikan saudara. Namun, jika laki-laki maka akan dijadikan suami. Si Tumanglah yang akhirnya mengambilkan, sehingga Dayang Sumbi harus menepati janjinya. Pengasingan Dayang Sumbi dan Si Tumang ke Hutan, karena kerajaan merasa malu dengan pernikahan tersebut. Tiap purnama, Si Tumang menjadi dewa yang tampan. Hingga mereka berdua bercumbu dan melahirkan seorang putra yang diberi nama Sangkuriang. Kemudian Si Tumang muncul kembali ketika Dayang Sumbi ingin makan hati menjangan (kijang) dan mengutus Sangkuriang untuk berburu. Saat melihat seekor babi Sangkuriang menyuruh Si Tumang untuk mengejar. Si Tumang mengetahui, bahwa yang sedang diburu adalah Wayung Hyang, yang merupakan neneknya. Akhirnya Si Tumang urung mengejar. Sangkuriang sangat kesal, kemudian ia tidak sengaja melepaskan panahnya dan membunuh Si Tumang. Sangkuriang juga menyembelih Si Tumang dan mengambil hatinya, kemudian diserahkan kepada Dayang Sumbi.

II.2 Tokoh Si Tumang

Setiap penamaan (apapun) yang dibuat pada jaman dahulu perlu direnungkan lebih dalam dan teliti, sebab biasanya tidak dapat dikaji dengan pola manapun kecuali mempergunakan pola yang sesuai dengan tata nilai dan pola lokalnya. Maka demikian pula dengan keberadaan tokoh anjing Si Tumang sebagai leluhur masyarakat pasundan. Si Tumang sama sekali bukan objek mahluk, baik binatang ataupun manusia sebab keduannya hanyalah simbol. Selama ini terjadi kesalah kaprahan dalam pola penuturan dan penulisan kata Si Tumang yang sebenarnya adalah SI-TU-MA-HYANG singkatan dari :

SI = Resi TU = Ratu MA = Rama

(13)

Dikutip dari buku yang ditulis oleh Drs. Dana Sasmita (Sang Hyang Siksa Kandang karesian:1987) Pola resi-ratu-rama ini merupakan konsep ketata

negaraan para hyang yang kerap disebut juga sebagai Tri Tunggal atau Tritangtu. Tri Tunggal atau Si Tumang inilah yang dengan setia menjaga tatar

pasundan, maka itu sebabnya dikatakan sebagai anjing karena merupakan simbol kesetiaan dan pengabdian.

II.3 Pesan Moral Tokoh Si Tumang

Nilai menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti sifat-sifat (hal-hal) yg penting atau berguna bagi kemanusiaan, sedangkan moral memiliki arti ajaran tentang baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban. Dalam kisah Si Tumang dan asal usul penokohannya, banyak nilai moral yang dapat kita peroleh terutamanya yang menyangkut tentang nilai budi pekerti seperti yang dikatakan Suryonegoro (2008). “Budi pekerti merupakan moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani kehidupan ini”. Sifat baik Si Tumang yang bisa dipelajari dan diterapkan dalah kehidupan sehari hari adalah

• Baik hati

Ketika Si Tumang mau mengambilkan torak Dayang Sumbi yang terjatuh. • Setia

Si Tumang ikut menemani Dayang Sumbi ketika Dayang Sumbi diasingkan • Pemberani

Si Tumang yang selalu berani dalam berburu buruan. • Penurut

Si Tumang yang selalu ada dan siap ketika Sangkuriang memerintahkan berburu.

II.4 Buku Cerita Ilustrasi II.4.1 Pengertian Ilustrasi

(14)

yang menyertainya. Secara garis besar dapat diperinci sebagai berikut, 1) dalam pengertian umum, gambar-gambar dan foto-foto yang menyertai naskah dalam buku, majalah/ media masa untuk lebih menjelaskan naskah tersebut, 2) dalam pengertian khusus yaitu ilustrasi diluar naskah maupun diantarnya, juga berfungsi untuk menyemarakan halaman-halaman buku sebagai karya abstrak yang mempunyai keindahan sendiri dengan kombinasi dengan huruf cetak yang dipakai, 3) dengan pengertian yang lebih khusus dan historis dulu dipergunakan istilah iluminasi untuk gambar-gambar dan hiasan-hiasan yang keseluruhanya dikerjakan dengan tangan sebelum seni cetak ditemukan (h.13). Jadi ilustrasi merupakan upaya untuk memberikan penjelasan atau membuat sesuatu menjadi jelas dalam bentuk gambar. Diagram dan sebagainya pada buku, ilustrasi juga merupakan segala jenis tipe gambar dan dekorasi yang digunakan sebagai penghubung gambar dengan teks untuk menghiasi penampilan atau memperjelas makna..Ilustrasi sama tuanya dengan tulisan, dimana keduanya bersumber dari Piktograf (tanda berupa gambar dalam tulisan kuno) , yang gambarnya memiliki

fungsi yang sama seperti kata-kata.

Gambar II.1 Contoh piktograf

http://www.flickr.com/photos/njwnsr/2107703219.jpg/ (12 Juli 2015)

II.4.2 Sejarah Perkembangan Buku Cerita Ilustrasi Di Indonesia

(15)

media-media modern seperti majalah dan surat kabar. Dengan dikenalnya percetakan maka seni melukis dengan tangan dikembangkan kedalam buku ilustrasi. Pada era kependudukan Jepang 1942-1945, para seniman sering mengerjakan karya ilustrasi dalam rangka propoganda Jepang.

Gambar II.2 Ilustrasi sebagai media propaganda Jepang

http://yufi-season.blogspot.com/2011/10/iklan-iklan-jaman-dulu.jpg/ (12 Juli 2015)

(16)

II.5 Buku Ilustrasi Pada Anak

Pengaruh Buku pada seorang anak amatlah besar, buku adalah fondasi kokoh bagi perkembangan anak. Peranan buku bagi seorang anak sangatlah penting, Sebuah buku mampu memberikan ilmu lebih dari media lain. Menurut Gloria C (2008) buku selain sebagai sumber pengetahuan, buku juga dapat berguna sebagai sarana pembetukan watak dan cara berfikir, buku juga berfungsi sebagai sarana komunikasi, semakin sering anak berkomunikasi dengan buku, semakin banyak pengertian dan pengetahuan yang ditimbanya. (h.21). sebuah buku bagi anak harus memiliki sebuah ilustrasi yang menggambarkan keadaan dan suasana dari isi buku tersebut dengan jelas agar seorang anak mampu membaca dan memahami pesan yang ingin disampaikan oleh isi buku tersebut, dan ilustrasinya harus menarik minat baca dari sang anak agar ia mau terus membaca buku tersebut, seperti yang dikatakan oleh Gloria C (2008). Buku anak-anak memiliki definisi sebuah bentuk buku yang ilustrasinya berperan penting dalam keseluruhan alur cerita. Sebuah buku ilustrasi anak dikatakan bagus apabila mampu memikat perhatian anak untuk membuatnya membaca dan membaca lagi (h.23) jadi dapat disimpulkan, buku ilustrasi anak haruslah indah dan menyenagkan, menarik perhatian dan ilustrasinya menggambarkan cerita, mengajarkan konsep dan untuk mengembangkan minat dan kesadaran seni kepada anak-anak.

II.6 Analisis Masalah II.6.1 Pengertian Analisis

Menurut kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan pengertian analisis sebagai sebuah proses menguraikan sebuah pokok masalah atas berbagai bagiannya. Penelahaan juga dilakukan pada bagian tersebut dan hubungan antar bagianguna mendapatkan pemahaman yang benar serta pemahaman masalah secara menyeluruh.

Selain itu, beberapa ahli mengemukakan pengertian analisis menurut sudut pandang mereka, antara lain:

• Anne Gregory: analisis adalah bagian awal dari sebuah tahap perencanaan. • Dwi Prastowo dan Rifka Julianty: analisis adalah sebuah langkah penjabaran

(17)

mendapatkan pemahaman yang tepat serta arti yang keseluruhan dari masalah tersebut.

• Wiradi: analisis adalah sebuah tindakan yang didalamnya termuat beberapa

aktivitas seperti penguraian, pembedaan, dan pemilahan sesuatu untuk kemudian digolongkan berdasarkan kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksir maknanya.

• Komaruddin: analisis adalah sebuah aktivitas berpikir untuk menguraikan

sebuah masalah yang menyeluruh menjadi beberapa bagian.

Pengertian analisis menurut para ahli diatas memberikan sebuah pengetahuan bahwa analisis memiliki fungsi tersendiri. Dalam penelitian, analisis memiliki fungsi yang sangat penting. Analisis merupakan tahap akhir sebelum penarikan kesimpulan terhadap data yang telah diambil dan ditelaah. Kegiatan analisis data proses dan hasil dilakukan meliputi mengorganisasikan data dan mengelompokan data serta klarifikasi data, memaparkan data, dan menarik kesimpulan. Mengorganisasikan data yang dimaksud adalah mengatur data-data yang diperoleh peneliti selama kegiatan berlangsung, sedangkan pengelompokan dan pengklarisikasian bertujuan untuk mengelompokan data sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peneliti. Gambaran keseluruhan dalam penelitian dapat dilihat melalui paparan data, sedangkan penarikan kesimpulan (verifikasi) bertujuan untuk memperoleh kesimpulan berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan selama proses penelitian.

II.6.2 Laporan Hasil Kuisioner

(18)

Tabel II.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 76 48%

Perempuan 80 52%

Total 156 100%

Berdasarkan tabel II.1 dapat dilihat jumlah responden mengisi kuisioner berdasarkan jenis kelamin untuk laki-laki sebesar 46% dari 76 responden, sedangkan untuk perempuan sebesar 52% dari 80 responden yang diambil dari seluruh siswa SDN Pakemitan V.

Tabel II.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas

Kelas Frekuensi Persentase (%)

1 22 14%

Berdasarkan tabel II.2 dapat diketahui bahwa responden kelas 1 sebesar 14%, kelas 2 14%, kelas 3 19%, kelas 4 sebesar 14%, responden dari kelas 5 sebesar 20% dan responden dari kelas 6 adalah sebesar 19%

Selanjutnya membahas karakteristik responden mengenai apakah responden mengetahui atau tidaknya seputar Cerita Legenda Sangkuriang:

Tabel III.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan cerita

Jawaban responden Frekuensi Persentase (%)

Tahu 149 96%

Tidak Tahu 7 4%

Total 156 100%

(19)

Sangkuriang. Hal ini menunjukan bahwa Cerita Legenda Sangkuriang masih bertahan di kalangan anak anak pada era digital ini.

Selanjutnya setelah mengetahui hasil dari kesimpulan mengenai Cerita Legenda Sangkuriang adalah mencari informasi mengenai tokoh – tokoh di dalam Cerita Sangkuriang selain tokoh utamanya, terutama tokoh tumang.

Tabel III.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan tumang

Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

Tahu 2 1%

Tidak Tahu 154 99%

Total 156 100%

Dari hasil quisioner yang telah diberikan kepada anak anak SD ternyata banyak yang belum mengetahui tokoh si tumang yang terdapat dalam Cerita Legenda Sangkuriang. Yaitu sebanyak 99% ( 154 Responden ) tidak mengetahui siapa itu Tumang.

Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi, cerita rakyat sekarang mulai dilupakan terutama oleh generasi generasi baru seperti anak anak SD karena cerita legenda tersebut sudah mulai tergeserkan oleh sesuatu hal baru yang bisa mengambil alih dan mengubah pola pikir anak tersebut. Entah itu susahnya untuk mengakses cerita cerita legenda, ataupun jarangnya informasi pada jaman sekarang yang menyampaikan atau menceritakan cerita cerita legenda. Oleh karena itu diadakan kuisoner untuk mengetahui frekuensi responden mengenai susahnya mengakses cerita legenda.

Tabel III.5 Karakteristik Responden Mengenai Faktor Teknologi Sosial Dan Budaya

Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

Ya 96 61%

Tidak 60 39%

Total 156 100%

(20)

Sedangkan faktor sosial adalah jarangnya orang orang tua maupun orang terdahulu yang menceritakan cerita cerita legenda kepada generasi generasi baru. Jadi anak anak susah untuk mendapatkan informasi dan mengakses cerita legenda tersebut.

Gambar II.3 Proses pengisian kuisioner

II.7 Solusi

Didalam kisah Si Tumang terdapat kisah yang sangat menarik untuk dihadirkan kepada anak-anak, karena terdapat beberepa nilai penting yang dapat ditiru dan dicontoh oleh anak-anak dalam kehidupan keseharian mereka. Seperti yang diungkap oleh Wibowo (2008)“ otak pada masa anak-anak merupakan cikal bakal dari perkembangan semua aspek tingkah lakunya, Otak ini berada dalam keadaan siap kembang artinya otak ini bisa berkembang kearah mana saja (h. 5) oleh karena itu anak anak pada masa ini sebaiknya diberikan pembelajaran nilai yang baik, salah satunya adalah prilaku positif yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari hari seperti penurut, setia, pemberani, baik hati. Dan semua prilaku itu terkandung dan dapat dicontoh oleh anak lewat kisah Si Tumang.

(21)
(22)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan III.1.1 Tujuan Komunikasi

Dalam perancangan media ini tentang pengenalan tokoh Si Tumang sebagai media yang memberikan informasi mengenai tokoh Si Tumang yang terdapat dalam cerita Legenda Tangkuban Perahu. Tujuan komunikasi agar media buku ilustrasi yang di sampaikan dapat tepat pada sasaran. adapun tujuan dari komunikasi adalah selain memberikan informasi juga menumbuhkan kecintaan anak anak terhadap media yang akan dibuat dan mengenalkan nilai nilai positif yang terkandung dalam media ini agar dapat dicontoh dan diterapkan dalam kehidupan anak sehari hari, serta menambahkan wawasan mengenai cerita rakyat.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi • Pendekatan Visual

Media ini memiliki segmentasi anak anak usia 6 – 9 tahun atau SD kelas satu sampai tiga. Pendekatan visual yang digunakan adalah ilustrasi menggunakan media grafis digital imaging. Karena dengan menggunakan media digital imaging ini, ilustrasi yang dihasilkan dapat lebih di eksplorasi dari segi karakter dan juga pencahayaan yang dihasilkan akan lebih hidup. Ilustrasi karakter yang akan ditampilkan dalam media ini akan sedikit berbeda dari karakter Si Tumang yang pernah dibuat sebelumnya. Karakter yang dibuat berdasarkan hasil referensi yang terdapat dalam buku cerita Si Tumang terdahulu. Karena berbeda segmentasi, karakter dibuat sederhana dan lebih lucu agar menarik anak anak untuk membacanya, akan tetapi suasana yang ditampilkan tidak menghilangkan identitas suasana Indonesia itu sendiri. • Pendekatan Verbal

(23)

dengan baik dan jelas, tidak berbelit-belit atau rumit sehingga mudah dimengerti, serta dengan kosa kata bahasa Indonesia yang baku. sehingga anak dapat dengan mudah mengerti pesan yang ingin disampaikan dari media ini.

III.1.3 Materi Pesan

Dalam penyampaianya, perancangan media ini memerlukan materi yang akan disampaikan sebagai pesan dari cerita ini. Materi yang akan disampaikan adalah : • Nilai nilai yang terkandung dari cerita

• Sifat sifat positif dari Si Tumang

• Karakter karakter yang terdapat di dalam cerita

III.1.4 Gaya Bahasa

Dalam cerita ilustrasi Si Tumang ini, gaya bahasa yang akan digunakan adalah Bahasa Indonesia yang baku, dikarenakan gaya bahasa baku mudah dicerna oleh anak anak. Selain itu narasi yang disajikanyapun minim agar anak anak tidak jenuh dan bosan ketika mereka membaca buku cerita ilustrasi tersebut.

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan a. Target Audience

• Demografis

Target audiens yang dituju adalah anak anak berusia 6 - 9 tahun yang tinggal diperkotaan khusunya Bandung.

- Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan - Status ekonomi : Semua kalangan - Pendidikan : Sekolah Dasar - Pekrejaan : Siswa dan siswi • Geografis

Masyarakat yang berada di wilayah Indonesia khususnya wilayah perkotaan. Lebih spesifik lagi adalah di Kota Bandung.

• Psikografis

(24)

tidak pernah mengarahkan atau memberitahu anaknya mengenai sejarah dan budaya di daerahnya masing masing khususnya Jawa Barat.

b. Consumer Insight

Untuk kasus buku cerita ilustrasi Si Tumang, target audience yang dicari adalah anak anak berusia 6 – 9 tahun atau setara dengan SD kelas 1 – 3 yang hidup di daerah perkotaan khusunya Bandung. Berdasarkan studi lapangan dan hasil kuisioner, anak anak pada jaman sekarang cenderung tidak tahu tentang budaya dan sejarah yang terdapat di Jawa Barat khusunya Tangkuban Perahu dimana di dalam cerita tersebut terdapat tokoh bernama Si Tumang. Entah itu karena pergeseran jaman atau orang tua yang tidak mau membimbing anaknya untuk mengetahui sejarah dan budaya itu sendiri. Kebanyakan dari anak anak pada jaman sekarang lebih tertarik dengan kartun kartun yang berasal dari luar Indonesia dan mungkin saja faktor dari visual yang dihasilkan dari kartun tersebut lebih menarik perhatian anak anak.

c. Consumer Journey

Untuk menyampaikan cara melalui ide yang telah dibentuk pada media-media yang akan digunakan, maka diperlukan perencanaan yang baik agar mendapatkan interaksi dan tersampaikan pada sasaran maka diperlukan daftar aktifitas dari target audiens.

Tabel III.1 Tabel consumer journey

No Kegiatan Tempat Poin of Contact

1. Bangun pagi Kamar tidur Jam dinding 2. Mandi/Bersantai Ruang tamu,

halaman rumah

Mug, piring, TV

3. Perjalanan ke sekolah

Jalan, sekolah mobil, poster, stiker

4. Di sekolah sekolah Buku, pensil, penggaris, papan tulis

5. Istirahat Kantin, Lapangan olahraga atau koridor sekolah

Tumbler, kotak makan, jajanan

(25)

7. Istirahat Rumah Sofa, tempat tidur, televisi 8. Bermain Rumah, warnet,

rental PS

Gadget, computer, playstation

9 Tidur Rumah Selimut, tempat tidur, bantal

III.1.6 Strategi Kreatif

Agar informasi yang disampaikan mencapai tujuan yang diharapkan, maka informasi haruslah dilakukan secara efektif. Maksud dari informasi yang efektif adalah informasi yang isi pesan, bentuk pesan, dan strategi visualnya yang berbeda namun menarik, dengan pola seperti itu diharapkan agar informasi yang disampaikan dapat menarik perhatian orang-orang khususnya target sasaran yang dituju.

III.1.7 Strategi Media • Media Utama

Media utama yang akan digunakan dalam penyampaian pesan yang terkandung dalam cerita Si Tumang ini adalah buku ilustrasi, selain mudah untuk digunakan, tidak memerlukan alat bantu perantara lain, buku juga mudah untuk dibawa kemana saja, karna memungkinkan untuk dijinjing oleh sang anak. Serta kemudahan dalam mendapatkanya, karena sudah begitu banyak tempat-tempat penjualan buku kita jumpai pada saat ini.

• Media Pendukung

Media promosi dapat membantu meningkatkan minat para anak dan orang tua untuk membeli buku ini. Media promosi utama yang akan digunakan adalah mini x-banner sebagai media promosi yang di tujukan untuk mengenalkan dan menarik minat para orang tua nantinya. Sedangkan untuk media pendukung yang akan dikemas satu paket dalam buku ilustrasinya sebagai bonus adalah sticker, poster, dan pembatas buku, dengan media penunjang ini

(26)

III.1.8 Strategi Distribusi

Media utama yang berupa buku akan ditawarkan kepada pihak penerbit yang mempunyai potensi dalam menerbitkan buku-buku pengetahuan berupa cerita fiksi atau nonfiksi. Toko-toko buku seperti gramedia menjadi target utama dalam pendistribusian buku ini.

III.2 Konsep Visual III.2.1 Format Desain

Format desain yang digunakan pada buku ilustrasi ini berupa persegi panjang horizontal, 21cm x 29,7cm atau seukuran A4, ukuran ini dipilih dalam format besar, dengan maksud agar buku ini dapat menyajikan ilustrasi visual yang lebih detail dan jelas kepada anak, karena teks atau narasi yang akan ditampilkan hanya sebagian kecil saja. Tiap ilustrasi ada yang disajikan full dan ada yang disajikan setengah halaman, tergantung narasi yang dicantumkan. Tiap halaman buku kurang lebih akan memiliki layout yang sama, namun ada beberapa halaman yang natinya akan di buat berbeda dari konsep layout utama untuk menghindari kejenuhan membaca. Tampilan buku disusun sedemikian rupa agar baik dari segi komposisi dan mempermudah dalam menyampaikan informasi yang akan diberikan.

(27)

III.2.2 Tipografi

Jenis tipografi yang digunakan dalam buku ilustrasi ini untuk mewakili kesan alami, tegas dan tetap memperhatikan tingkat keterbacaanya bagi anak-anak usia 6-9 tahun yang dalam keadaan baru mengenal huruf-huruf dan angka atas bimbingan orangtua. Untuk tipografi narasi digunakan jenis huruf arial bold.

Gambar III.2 Font arial bold

Sedangkan untuk judul cover dan judul cerita menggunakan font first attempt. Font ini memiki karakter yang tegas dan juga memiliki bentuk yang unik dan lucu sehingga dapat menarik anak anak.

Gambar III.3 Font first attempt

III.2.3 Ilustrasi

(28)

Gambar III.4 Referensi gaya ilustrasi

Sumber : http://pinterest.com (8 Juli 2105)

Gambar III.5 Aplikasi gaya ilustrasi pada media

III.2.4 Warna

(29)

Gambar III.6 Komposisi warna untuk setting tempat

III.2.5 Penokohan • Si Tumang

Pada awalnya Tumang merupakan seorang dewa, akan tetapi karena ia melakukan pantangan ia dikutuk menjadi seekor anjing kemudian ia diusir dari kahyangan ke bumi. Pada buku cerita ilustrasi Si Tumang ini karakter anjing yang disajikan adalah adaptasi dari anjing kintamani dikarenakan anjing kintamani merupakan spesies anjing asli yang berasal dari pegunungan Kintamani di Bali dan mempunyai sifat pemberani. Keaslian anjing kintamani telat ditetapkan oleh PERKIN (Dharma.M.N. Dewa; Pudji Rahardjo; Kertayadnya I.G, 1994). Pengambilan jenis anjing kintamani ini berdasarkan kisah Si Tumang yang berasal Indonesia sehingga diambil jenis kintamani sebagai anjing jenis asli Indonesia.

Gambar III.7 Anjing Kintamani

Sumber :

(30)

Gambar III.8 Si Tumang

• Wayung Hyang

Merupakan seekor babi hutan (celeng) yang terdapat dalam cerita Legenda Tangkuban Perahu, Sama halnya seperti Tumang Wayung Hyangpun dikutuk menjadi seekor babi hutan karena ia melanggar pantangan. Pada buku cerita ilustrasi Si Tumang ini karakter Wayung Hyang diadaptasi dari babi hutan yang habitatnya tersebar di hutan yang ada di Jawa Barat. Di Jawa Barat sendiri babi hutan biasa disebut dengan bagong. Babi hutan juga telah diakui sebagai hewan asli dari tanah jawa (Sady, 1989, Kitchener; Maryanto 1993).

Gambar III.9 Babi hutan

Sumber :

(31)

• Sanghyang Gusti

Sanghyang Gusti merupakan tokoh dalam cerita legenda Tangkuban Perahu. Sanghyang Gusti merupakan sesosok dewa yang mengutuk Si Tumang dan Wayung Hyang karena mereka melakukan kesalahan. Dalam buku cerita ilustrasi ini Sanghyang Gusti digambarkan oleh sosok singa Afrika, Penokohan lewat sosok singa tersebut merupakan penganalogian seorang penguasa. Karena Singa merupakan jenis hewan yang suka berkuasa baik dalam kelompok maupun dalam wilayah.

Gambar III.11 Singa Afrika

Sumber : kehidupansinga.blogspot.com/2011/06/kehidupan-singa-hyena-bagian-1.html?m=1 (13 Juli 2015)

III.12 Sanghyang Gusti

III.2.6 Latar

(32)

bambu, pohon paku dan lain lain sehingga para pembaca dapat langsung mengenali tempat tersebut.

Gambar III.13 Referensi Latar

http://pinterest.com (8 Juli 2105)

Gambar III.14 Aplikasi latar pada media ilustrasi

III.2.7 Isi Cerita

Materi cerita yang akan disajikan kepada anak anak pada buku cerita ilustrasi ini adalah berupa cerita fiksi, Akan tetapi isi dari cerita tersebut mengangkat nilai nilai positif dari Si Tumang yang mana nilai nilai positif dari Si Tumang itu sendiri mengacu pada kisah Si Tumang yang sudah ada seperti pada buku Sangkuriang Kesiangan (1975) karya Ajip Rosidi dan asal usul nama Si Tumang,

(33)

ceritanyapun ringan agar anak anak mudah mencernanya. Nilai nilai positif yang akan dijadikan cerita adalah :

• Baik hati

Ketika Si Tumang mau mengambilkan torak Dayang Sumbi yang terjatuh. • Setia

Si Tumang ikut menemani Dayang Sumbi ketika Dayang Sumbi diasingkan • Pemberani

Si Tumang yang selalu berani dalam berburu buruan. • Penurut

(34)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA DAN APLIKASI MEDIA

IV.1 Buku Cerita Ilustrasi Si Tumang IV.1.1 Media

Pada Media utama Buku cerita ilustrasi Si Tumang ini, digunakan pada kertas ukuran A4 yaitu 21cm x 29,7cm Jenis kertas yang digunakan adalah jenis Art papper tipis yang ditempelkan pada duplex. Sedangkan untuk sampulnya

menggunakan Hardcover. dengan laminasi Doff. Penggunaan bahan ini bertujuan agar awet dan tidak mudah sobek.

IV.1.2 Teknis Produksi Media

Teknis pengerjaan media utama buku ilustrasi ini pada awalnya menggunakan penggambaran sketsa secara kasar pada kertas terlebih dahulu. Kemudian setelah sketsa kasar selesai penggambaran dilanjutkan dengan meniru sudut dan objek yang sudah ada dalam proses pengerjaan sketsa kasar yang tadi pada software Adobe Photoshop CS5 dan pen tablet sebagai sarana pendukung. Proses penggambaran dilakukan tanpa tracing.

Gambar IV.1 Proses sketsa

(35)

menggunakan hardware tambahan yaitu pen tablet, hal ini diperlukan agar warna yang dihasilkan menjadi lebih bisa lebih terasa tebal tipisnya, pewarnaan dilakukan dengan menggunakan berbagai tumpukan layer dan juga tingkat tranparansi yang berbeda pada tiap objeknya.

Gambar IV.2 Proses pewarnaan

IV.2 MEDIA PROMOSI IV.2.1 Poster

Untuk media promosi buku ilustrasi ini, digunakan poster sebagai media informasi telah terbitnya buku ilustrasi ini. Layout poster dibuat agar lebih fokus pada judul. Dihiasi dengan ornamen tumbuhan disekelilingnya dan juga karakter utama yang muncul sendiri hingga menarik perhatian dan membangun karakter yang akan muncul pada Ilustrasi.

IV.2.1.1 Teknis Produksi

Ukuran poster yang digunakan adalah A2 (59, 4 cm x 84 cm) di kertas berjenis matte papper, Karena mempunyai kualitas yang tidak gampang kotor dan kualitas

(36)

Gambar IV.3 Poster Promosi

IV.2.2 Mini X-Banner

Selain poster, media promosi yang digunakan sebagai bentuk informasi terbitnya buku cerita ilustrasi Si Tumang ini adalah mini x-banner. Media ini digunakan pada meja booth untuk menarik perhatian orang tua dan anak anak.

IV.2.2.1 Teknis Produksi

Media ini dibuat pada syntethic papper dan dengan ukuran 30 cm x 40 cm. Proses pembuatan mini x banner ini menggunakan print laser sehingga warna yang dihasilkan sesuai dengan gambar yang sudah dibuat.

(37)

IV.3 Media Pendukung IV.3.1 Stiker

Disini stiker berfungsi sebagai media pengingat yang fleksibel dan praktis untuk ditempelkan dimana saja. Pada tiap pembelian media utama maka akan mendapatkan tiga stiker sebagai bonus dengan karakter yang ada dalam buku cerita tersebut.

IV.3.1.1 Teknis Produksi

Stiker mempunyai desain hampir sama dengan Ilustrasi layout cerita agar lebih mengingatkan pada produk media utama, berbentuk lingkaran dengan diameter 7cm menggunakan sticker vynil papper. Teknis cetak separasi dan menggunakan teknik laser cutting.

Gambar IV.5 Stiker

IV.3.2 Pembatas Buku

Sebagai media pengingat, pembatas buku dapat digunakan untuk keperluan menandai halaman buku yang sedang dibaca untuk dibuka kembali lain waktu. Media ini dapat digunakan oleh orang tua maupun anak. Sehingga menjangkau semua lapisan.

IV.3.2.1 Teknis Produksi

(38)

Gambar IV.6 Pembatas Buku

IV.3.3 Tumbler

Media pendukung sangat memungkinkan dipakai oleh anak anak sebagai tempat minum. Dengan tumbler ini anak anak dapat membawa minum tanpa harus membeli, disamping itu penggunaan media ini juga dalam bentuk pengurangan sampah.

IV.3.3.1 Teknis Produksi

(39)

IV.3.4 Gantungan Kunci

Disini gantungan kunci berfungsi sebagai media pengingat kembali para target audiens, media ini sangat mudah untuk digunakan di mana saja oleh anak-anak maupun para orang tua.

IV.3.4.1 Teknis Produksi

Ukuran gantungan kunci yang digunakan adalah berdiameter 45mm diprint menggunakan material akrilik.

Gambar IV.8 Gantungan kunci

IV.3.5 Pin

Disini pin berfungsi sebagai media pengingat kembali para target audiens, disajikan dengan gambar yang menarik. media ini dapat digunakan oleh para anak-anak maupun para orang tua. Bisa ditempel di tas, baju maupun jaket.

IV.3.5.1 Teknis Produksi

(40)

Gambar IV.9 Pin

IV.3.6 T-shirt

T-shirt berfungsi sebagai bonus disetiap pembelian buku pada saat bulan pertama

lauching dan masa promosi. Setelah masa promosi habis, baju akan dijadikan sebuah merchandise.

IV.3.6.1 Teknis Produksi

Ukuran yang disajikan adalah S, M, L dan XL. Material pembuatan T-shirt ini adalah cotton combat 24s menggunakan print DTG.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Danandjaja, J. (1984). Folklor Indonesia : Ilmu gossip, dongeng dan lain lain. Jakarta: PT. Temprint.

Dhamardjati, D. (2010). Si Tumang Sebagai Makna Trisula. Tersedia di: http://djatiesampoerno.weebly.com/perjalanan-hidup.html

Papilia, Diane E. (2008), Human Development : Psikologi Perkembangan ( Vol 9). Jakarta : Kencana.

Rosidi, A. (2007). Sangkuriang Kesiangan. Ujungberung: Bandung Sumardjo, J. 1998. Apresiasi Kesusastraan, Jakarta: PT Gramedia. Wahid, S. 2005. Kapita Selekta Kritik Sastra, Makassar : PBSID UNM Welek & Waren. 1995. Teori Ksesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

(42)

SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Nonekslusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”

Bandung, (03/08/2015)

Penulis, Pembimbing,

(43)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fathin Arif Yusmanura Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 12 Januari 1994 Jenis Kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Pendidikan : - SD Negeri Pakemitan 1, Ciawi Tasikmalaya - SMP Negeri 1 Ciawi, Tasikmalaya

- SMA Negeri 1 Ciawi, Tasikmalaya Alamat : Perum Griya Sawati Indah RT05/RW02 Email : bentarpikirpikirdulu@yahoo.com

Gambar

Gambar II.1 Contoh piktograf
Gambar II.2 Ilustrasi sebagai media propaganda Jepang
Tabel II.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel III.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan tumang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Cara pembinaan masyarakat dapat dilakukan secara bertahap yakni, dilakukan sebelum daerah menjadi obyek agro wisata dan setelah daerahnya menjadi obyek agro wisata,

Hasil pengamatan menujukkan bahwa semua sampel yang diambil dari pengolah pindang tongkol daerah Pelabuhan Ratu, Sukabumi, mengandung mikroba ( Table 1 ).. Prinsip pengawetan

Kemenarikan Kemudahan Kebermanfaatan.. Buku suplemen guru dapat dikatakan efektif bila guru dapat menggunakan interactive whiteboard dan mengolahnya sebagai alat penunjang

Maka dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang kedua yang menyatakan bahwa harga tahu, harga tempe, pendapatan, harga lauk lain (ayam, ikan,

Ventilasi tekanan positif noninvasif melalui Ventilasi tekanan positif noninvasif melalui hidung atau sungkup muka. hidung atau sungkup muka   gagal napas gagal

Setelah 15 menit, telapak tangan dan kaki bayi nampak kebiruan, nafas sesak, tidak aktif, dan tangis merintih.. Tetap dilakukan pemberian oksigen dan pencegahan

[r]