• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan media iklan TV mengajak anak menabung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan media iklan TV mengajak anak menabung"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

RIWAYAT HIDUP

NAMA : Reza Ramdhan Irawan Pratama

TEMPAT TANGGAL LAHIR : Cimahi, 13 Maret 1992

JENIS KELAMIN : Laki-laki

ALAMAT : Jl.Holis No.78/81 RT.04/03

Kel.Cibuntu Kota Bandung

AGAMA : Islam

KONTAK : 089657428227

EMAIL : rezaramdhan_ip92@yahoo.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

TAHUN PENDIDIKAN

1997-2003 SDN CIMAHI XII

2003-2006 SMP NEGERI 8 CIMAHI

2006-2009 SMA PASUNDAN 1 CIMAHI

(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA IKLAN TV MENGAJAK ANAK MENABUNG

DK38315/Tugas Akhir Semester II 2013/2014

Oleh:

Reza Ramdhan Irawan Pratama 51910300

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala bimbingan, kekuatan, dan kesehatan yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan Judul “Perancangan Media Iklan Tv

Mengajak Anak Menabung”.

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat kelulusan mahasiswa Jurusan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) dan sebagai sarana penerapan ilmu yang didapat pada bangku kuliah .

Tugas Akhir ini ini merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa yang mengambil program studi S-1 di Program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Komputer Indonesia (Unikom). Dengan beban 6 sks dan merupakan prasyarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Desain (S.Ds).

Tugas Akhir ini dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Primadi Tabrani. selaku Dekan Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia.

2. Taufan Hidayatullah, M.Ds. selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia

3. Rini Maulina, M.Sn selaku dosen dan pembimbing selama Tugas Akhir berlangsung

4. Seluruh Staff dan Dosen Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia selaku pemberi ilmu selama mengajar di Universitas Komputer Indonesia

5. Kedua Orangtua yang telah memberikan doanya dalam kelancaran tugas akhir ini .

6. Orangtua Murid dan Siswa/i Sekolah Dasar Negeri Mandiri 5 Cimahi yang membantu dalam riset penelitian Tugas Akhir ini 7. Mahasiswa Desain Komunikasi Visual 5 (Dkv5) selaku teman

(7)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan pengantar Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan didalamnya untuk itu penulis memohon maaf.

Akhirnya, penulis sangat mengharapkan agar laporan pengantar Tugas Akhir ini dapat dibaca oleh siapa saja dan dapat memberikan tambahan wawasan serta manfaat yang besar.

Bandung, Agustus 2014

(8)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

BAB II PEMBAHASAN MASALAH DAN SOLUSI MASALAH ... 4

II.1 Pengertian Anak ... 4

II.1.1 Periode Perkembangan Anak ... 4

II.1.2 Hak dan Tanggungjawab Anak ketika Memasuki Masa Sekolah. ... 6

II.2 Pengertian Uang ... 7

II.2.1 Fungsi Uang ... 7

II.3 Menabung Pada Anak ... 10

II.3.1 Tujuan Menabung ... 10

II.4 Peran Pendorong dalam Melakukan kegiatan Menabung kepada Anak . ... 11

II.4.1 Peranan Orangtua dan Sekolah ... 11

II.4.1 Peranan Media ... 13

II.5 Iklan Tv ... 13

II.5.1 Pengertian Tv dan Iklan ... 13

II.5.2 Jenis Iklan ... 15

(9)

II.5.4 Kekurangan dan Kelebihan Iklan Tv... 17

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL……….……18

III.1 Strategi Perancangan ... 18

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 18

III.1.2 Strategi Kreatif ... 19

a. Pendekatan Visual ... 19

b. Pendekatan Verbal ... 19

III.1.3 Strategi Media ... 20

c. Media Utama ... 20

d. Media Pendukung ... 20

III.1.4 Strategi Distribusi ... 20

III.2 Konsep Visual ... 21

III.2.1 Format Desain ... 22

III.2.2 Tata Letak (Layout) ... 22

III.2.3 Tipografi ... 22

III.2.4 Warna ... 23

III.2.5 Sinopsis ... 24

III.2.6 Pemilihan Karakter ... 24

III.2.6 Ilustrasi ... 26

III.2.7 Storyboard ... 27

III.2.8 Pemilihan Suara ... 27

III.2.9 Pemilihan Kamera ... 28

Bab IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 29

IV. 1. Teknis Perancangan Media Utama ... 29

IV. 2. Teknis Perancangan Media Pendukung ... 34

IV.2.1 Poster ... 36

IV.2.2 Kalender ... 37

IV.2.3 Tas ... 37

IV.2.4 Buku ... 38

(10)

ix

IV.2.6 Tempat pensil ... 39

IV.2.7 Pin ... 39

IV.2.8 Stiker ... 40

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Contoh Animasi stopmotion ... 21

Gambar III.2 Contoh tata letak (Layout) ... 22

Gambar III.3 huruf Kristen ITC ... 22

Gambar III.4 huruf Century Gothic ... 23

Gambar III.5 huruf Bradley Hand ITC ... 23

Gambar III.6 Contoh warna... 24

Gambar III.7 Karakter yang dipilih (Superman, Penyanyi, dan Dokter) ... 25

Gambar III.8 Logo mengajak anak menabung ... 25

Gambar III.9 Contoh Ilustrasi Kartun ... 26

Gambar III.10 Storyboard dari sinopsis ... 27

Gambar III.11 Kamera Canon 550D ... 28

Gambar IV.1 Sketsa ... 29

Gambar IV.2 Hasil teknik menempel dengan kertas warna ... 30

Gambar IV.3 Teknik pengambilan gambar ... 30

Gambar IV.4 Membuka Software Adobe premier Pro Cs6 ... 31

Gambar IV.5 Tampilan pilihan ukuran dan jenis video ... 31

Gambar IV.6 Kumpulan Foto yang sudah diambil ... 32

Gambar IV.7 Tampilan scale to frame size ... 32

Gambar IV.8 Tampilan new title ... 33

Gambar IV.9 Tampilan export settings ... 33

Gambar IV.10 Tampilan windows media player ... 34

Gambar IV.11 Tampilan pilihan new document ... 34

Gambar IV.12 Tampilan proses editing media pendukung ... 35

Gambar IV.13 Proses penyimpanan media pendukung (Jpeg) ... 35

Gambar IV.14 Poster ... 36

Gambar IV.15 Kalender ... 37

Gambar IV.16 Tas... 37

Gambar IV.17 Buku tulis ... 38

Gambar IV.18 Gantungan Kunci ... 38

Gambar IV.19 Tempat pensil ... 39

Gambar IV.20 Pin ... 39

(12)

xi DAFTAR TABEL

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alam,S. 2008. Ekonomi Jilid-1. Jakarta: Esis

Arijanto, Agus. 2010. Dosa-dosa Orangtua terhadap Anak dalam Hal Financial

Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Arsyad,A. 2002. Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers

Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik televisi Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta.

Boediono. 1999 . Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE UGM Yogyakarta

Clay,Foster & Jim,Fay. 2009. Mengasuh Buah hati dengan cinta dan Logika. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta

Depdiknas. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Gregory,Mankiw. 2006. Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Ketiga. Jakarta:

Salemba Empat

Kartini, Kartono.2007. Perkembangan Psikologi Anak. Jakarta: Erlangga. Kasali, Renald. 1995. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di

Indonesia. Jakarta: Grafiti

Sumantri ,Mulyani.1988. Kurikulum dan Pengajaran P2LPTK Depdikbud. Jakarta Senduk, Safir. 2009. SPKK Keuangan Keluarga. Jakarta: Elex Media

Komputindo

Sutherland, Max dan Alice K. Sylvester. Advertising and the Mind of the

Consumer. Jakarta: PPM

Tayler, Richard. 1996. The Encyclopedia of Animation Techniques. Philadelphia : Running Press

Makalah

Ferry, S. Wibowo. Pengaruh Iklan Televisi dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Sabun (SURVEI PADA PENGUNJUNG MEGA BEKASI

(14)

42

Lestari,P.Windi. 2013. Perancangan Visualisasi Iklan melalui Tubuh Manusia

Sebagai Alternatif Ambient Media Studi Kasus Iklan IM3. Bandung:

Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia

Prof.Dr.Irmawati. (2010). Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan

Konformitas Pada Remaja. Medan : Universitas Sumatera Utara (USU)

Sukmanegara, Rizal. 2010. Peranan Iklan. Bandung: Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia:

Media dan Jurnal Online

Taufiik, A. Ahmad. Agar anak menghargai uang.

(Online).http://vivixtopz.wordpress.com/reportase/agar-anak-menghargai-uang/. (diakses 16 April 2014)

Barus, Erbin. (2013,24 Juni). Arti warna dalam ilmu psikologi. (Online). http://erbinabaroes.wordpress.com/2013/06/24/arti-warna-dalam-ilmu-psikologi-lalu-apa-warna-kepribadianmu/. (diakses 16 Mei 2014) Emjaiz. Iklan televisi. http://emjaiz.wordpress.com/2009/09/04/iklan-televisi/.

(Online). (diakses 24 Juni 2014)

Meutia, Murti. (2011). Definisi iklan dan jenis iklan. (Online).

http://mmurtidew.blogspot.com/2013/11/definisi-iklan-dan-jenis-iklan-softkill.html. (diakses 18 Agustus 2014)

Mom&Kiddie. (2013,28 Oktober). Penyebab anak Konsumtif dan Solusinya.

(Online).http://lifestyle.okezone.com/read/2013/10/28/196/888203/penyeb ab-anak-jadi-konsumtif-solusinya. (diakses 16 Mei 2014 )

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari segala kegiatan yang berhubungan dengan uang. Dimulai dari meggunakan uang sebagai alat bayar untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti, makan, berpakaian, pendidikan, transportasi, hiburan, dan lain lain. Sampai uang juga digunakan untuk alat pemupuk kekayaan. Beragam kegiatan dan tujuan yang dilakukan dengan menggunakan uang menjadi salah satu alasan pentingnya peranan uang dalam kehidupan sehari-hari. Peranan uang sendiri terjadi disemua kalangan usia mulai dari usia muda hingga tua selalu ada aktivitas disemua kalangan yang terjadi dalam penggunaan uang.

Pada usia muda dimulai dari fase anak, aktivitas terhadap penggunaan uang masih dikenalkan lewat kegiatan yang tidak lepas dari kegiatan orangtuanya. Salah satu aktivitas yang dilakukan adalah mengenalkan kegunaan uang sebagai alat bayar. Beragam cara penggunaan uang sebagai alat bayar ditunjukan pada kegiatan sehari-hari, seperti kegiatan membeli barang untuk keperluan rumah, dan membayar berbagai macam tagihan yang ada dirumah. Selain kegiatan yang diperlihatkan oleh orangtua, anak juga mulai mendapatkan dan menggunakan uang untuk membeli sesuatu yang diinginkannya. Uang yang digunakan sebagian besar diperoleh dari pemberian orangtuanya, walaupun hanya dengan besaran yang kecil anak sudah mulai mengenal kegunaan uang baik dari nominal besaran yang diketahuinya sampai menggunakan uang tersebut secara langsung. Kegiatan anak mulai diberi uang secara langsung dan rutin dimulai ketika anak sudah masuk bangku Sekolah Dasar (SD). Di Sekolah Dasar (SD) yang khususnya masih terdapat banyak jajanan yang dijajakan oleh penjual mulai dari berbagai macam makanan sampai mainan yang dijual, anak pastinya mulai tergiur dan mulai menggunakan uang tersebut untuk membeli sesuatu yang diinginkannya.

(16)

2

belajar untuk menyisihkan uang jajannya untuk disimpan atau biasa dikenal

dengan istilah “Menabung”. Huki (2013) menjelaskan bahwa menabung berarti menyisihkan uang yang dimiliki untuk disimpan. Maksudnya adalah ketika mulai menyisihkan uang dihari ini dan dikemudian harinya bisa uang tersebut bisa untuk digunakan. Jadi kegiatan menabung merupakan salah satu kegiatan yang positif terhadap aktivitas penggunaan uang dan ketika anak mulai melakukan kegiatan ini anak sudah mulai mengenal aktivitas yang lain dalam menggunakan uang.

Dalam pengenalannya untuk menaruh minat anak melakukan kegiatan menabung berdasarkan inisiatif sendiri memang tidak mudah, faktanya yang terjadi disalah satu kelas di Sekolah Dasar (SD) dari 30 siswa hanya ada 4 orang yang sudah melakukan kegiatan menabung dengan uang sendiri dengan cara menyisihkan uang saku yang diterima dari orangtuanya untuk ditabung, sedangkan banyak yang melakukan kegiatan menabung melalui tabungan sekolah tetapi uang yang ditabungnya bukan berasal dari uang saku melainkan langsung dari orangtuanya. Dalam masalah orangtua masih belum mengajarkan anaknya untuk memulai kegiatan menabung, Ada 3 alasan yang menyebabkan orangtua belum mau mengajarkan anaknya untuk memulai kegiatan menabung. Pertama dikarenakan anak masih belum sepantasnya diberikan pelajaran mengenai menabung di usia ini, yang ke-2 anak masih belum bisa diberi tanggungjawab dalam melakukan kegiatan menabung dan yang ke3 orangtua masih acuh terhadap pengajaran anak dalam melakukan kegiatan menabung. Sehingga dalam masalah ini tidak ada usaha dari anak untuk inisiatif melakukan kegiatan menabung.

(17)

orangtua merupakan orang pertama yang membimbing anaknya dalam perkembangan sampai fase dewasa nantinya.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dapat diuraikan masalah yang dimaksud adalah :

1. Anak masih belum terbiasa menyisihkan uangnya sendiri untuk ditabung 2. Orangtua belum mau mengajarkan anaknya untuk mengawali kegiatan

menabung

3. Kurangnya minat anak dalam melakukan kegiatan menabung berdasarkan inisiatif sendiri

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari penjelasan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan rumusan masalah adalah bagaimana mengawali dan mulai meningkatkan motivasi anak agar terbiasa menyisihkan uangnya dan mulai melakukan kegiatan menabung dan orangtua mulai mengajarkan anaknya menabung.

I.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam masalah ini difokuskan pada anak yang berada dalam keluarga kalangan menengah yang baru memasuki bangku Sekolah Dasar (SD) yang baru mulai diberi uang saku secara rutin oleh orangtuanya. Dan Orangtua yang berperan dalam fase perkembangan anak.

I.5 Tujuan Perancangan

(18)

4

BAB II PEMBAHASAN MASALAH DAN SOLUSI MASALAH

II.1 Pengertian Anak

Anak merupakan fase dimana tahap perkembangan setelah keturunan ayah dan ibu atau biasa dibilang anak merupakan buah hasil keturunan dari seorang Suami dengan seorang istri, secara umum sekalipun anak itu sudah beranjak dewasa sebutan pada anak masih bisa disebutkan . Dalam UU RI no.4 tentang kesejahteraan anak , Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah. Jhone Locke (dalam Kartini, 2007) mengemukakan bahwa anak merupakan pribadi yang bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang terdapat di lingkungan. Sementara menurut Hukum Perkawinan Indonesia anak yang belum mencapai usia 18 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan ada dalam penguasaan orangtuanya .Selama mereka tidak dicabut dalam kekuasaan-kekuasaan. kemampuan ini bersandar pada kemampuan anak, jika anak telah mencapai usia 18 tahun, namun belum mampu menghidupi dirinya sendiri maka ia termasuk kategori anak.

Sedangkan pendapat dari Augustinus (dalam Kartini, 2007) mengemukakan bahwa, anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan. Dalam beberapa pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa anak adalah masa ketika manusia masih dalam tahap perkembangan, terikat dengan orangtua belum mampu menghidupi dirinya dan masih mempunyai keterbatasan dalam menangkap pengetahuan yang ada disekitarnya.

II.1.1 Periode Perkembangan Anak

Perkembangan ialah perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam pasage waktu tertentu, menuju kedewasaan (Kartini, 2007).

(19)

1. Fase pertama, 0-1 tahun:

Masa menghayati objek - objek diluar diri sendiri, dan saat melatih fungsi-fungsi. Terutama melatih fungsi motorik, yaitu fungsi yang berkaitan dengan gerakan-gerakan dari badan dan anggota badan

2. Fase kedua, 2-4 tahun:

Masa pengenalan dunia objektif diluar diri sendiri, disertai penghayatan subjektif. Mulai ada pengenalan pada aku sendiri, dengan bantuan bahasa dan kemauan sendiri. Anak tidak mengenal dunia luar berdasarkan pengamatan objektif, melainkan memindahkan keadaan batinnya pada benda – benda di luar dirinya. Karena itu ia bercakap-cakap dengan bonekanya, bergurau dan berbincang-bincang dengan kelincinya, sepertinya kedua binatang dan benda permainan itu betul-betul memiliki sifat-sifat yang dimilikinya sendiri. Fase ini disebut pula sebagai fase bermain, dengan subjektifitas yang sangat menonjol.

3. Fase ketiga, 5-8 tahun:

Masa sosialisasi anak. Pada saat anak mulai memasuki masyarakat luas, misalnya taman kanak – kanak, pergaulan dengan kawan – kawan sepermainan, anak mulai belajar mengenal dunia sekitar secara objektif, dan ia mulai belajar mengenal arti prestasi pekerjaan, dan tugas-tugas kewajiban.

4. Fase keempat, 9-11 tahun:

Masa sekolah rendah. Pada periode ini anak mencapai objektivitas tertinggi. Masa penyelidik, kegiatan mencoba bereksperimen, yang distimulir oleh dorongan-dorongan meneliti dan rasa ingin tahu yang besar. Merupakan masa pemusatan dan penimbunan tenaga untuk berlatih, menjelajah dan bereksplorasi. Pada akhir fase ini anak mulai menemukan diri sendiri, yaitu secara tidak sadar mulai berfikir tentang diri.

(20)

6

sosialisasi dengan dunia luar, serta bisa belajar bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya.

II.1.2 Hak dan Tanggungjawab Anak ketika Memasuki Bangku Sekolah Setiap anak tentunya mempunyai jaminan kenyamanan dalam menjalani kehidupan yang dijalaninya, dalam kenyamanan tersebut perlu adanya hubungan yang terjalin antara anak dengan orangtua serta orang-orang yang berada disekelilingnya. Dari hubungan itulah muncul yang dinamakan hak dan tanggung jawab kepada anak-anak. Pada usia anak sudah memasuki Usia 5-8 tahun anak sudah mulai mengenal duni luar, ketika di usia itu anak sudah mulai mempunyai kewenangan atas hak yang dilakukannya serta belajar mempunyai tanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Contohnya ketika anak baru memasuki masa Sekolah Dasar (SD) anak mempunyai hak untuk mendapatkan uang saku, kegunaan uang saku tersebut yang utama adalah untuk memberikan pendidikan pada anak tentang bagaimana bertanggung jawab dalam mengelola uang yang telah diberikan oleh orangtuanya. Disini orangtua perlu memberikan kewajibannya untuk memberikan mereka uang saku kepada anak dan memberikan bimbingan pengetahuan untuk apa kegunaan uang saku tersebut. Triatri (dalam Ahmad, 2010) menjelaskan

“uang saku bukanlah untuk jajan, tapi agar anak bisa menabung dan mengelola uangnya sendiri”. Maksudnya adalah uang saku tidak sama dengan uang jajan ketika anak sudah menerima uang yang diberikan orangtuanya fungsi uang saku tersebut tidak untuk membeli sesuatu yang diinginkan lalu menghabiskannya begitu saja tetapi juga anak bisa mengetahui bahwa kegunaan uang saku bisa disisihkan untuk hal yang lebih bermanfaat seperti menabung.

(21)

II.2 Pengertian Uang

Dalam kehidupan sehari-hari manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupannya masing-masing,dimulai kebutuhan jasmani maupun rohani mereka. Untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya tersebut mereka menggunakan uang sebagai alat tukar. Dari latar belakang tersebut pengenalan dasar tentang uang didapatkan, uang merupakan sesuatu alat pembayaran yang dapat diterima masyarakat umum untuk mendapatkan barang-barang yang diinginkan. Definisi dari uang sendiri dikemukakan oleh para ahli. R.J Thomas (dalam Alam, 2006) mengatakan “money is something that is readily and

generally by public in payment fot goods, service and other valuable asses and for

payment for debts” Artinya, uang adalah suatu benda yang dengan mudah dan umum diterima oleh masyarakat untuk pembayaran pembelian barang , jasa dan barang berharga lainnya dan untuk pembayaran hutang .

Robertson (dalam Alam,2006) mengatakan bahwa “ Money is something

accept in payment for goods “ Artinya , uang adalah sesuatu yang bisa diterima

dalam pembayaran untuk mendapatkan barang. Menurut Mankiw (2006) “uang adalah persedian asset yang digunakan untuk transaksi, kuantitas uang adalah jumlah asset tersebut dan dalam perekonomian sederhana jumlah ini mudah diukur tetapi tidak mudah dalam perekonomian yang lebih kompleks karena tidak ada asset tunggal yang digunakan untuk seluruh transaksi “ Menurut Boediono (1985) “uang adalah uang kertas dan uang logam yang ada di tangan masyarakat. Uang tunai ini disebut dengan uang kartal atau dalam bahasa inggris disebut

currency.”

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh para ahli , dapat disimpulkan bahwa uang alat tukar yang dapat digunakan oleh masyarakat umum untuk ditukarkan dengan barang yang diiinginkannya.

II.2.1 Fungsi Uang

(22)

8

store of value dan standart pembayaran di masa mendatang yang dapat

ditangguhkan atau standard of deffered payment” 1. Sebagai alat tukar atau medium of exchange

Setelah munculnya uang, maka efisiensi dalam perekonomian semakin Tercapai, karena menghilangkan banyak waktu yang dibutuhkan untuk proses pertukaran barang dan jasa. Hal ini berbeda pada saat sistem barter yang dinilai sangat tidak efisien dan tidak efektif. Perekonomian barter hanya memungkinkan untuk transaksi yang sederhana karena untuk transaksi yang besar akan membutuhkan kemampuan memenuhi permintaan barang dan jasa yang diminta satu pihak dengan barang dan jasa yang ditawarkan pihak lain atau disebut dengan double coincidence of

wants. Dalam perekonomian yang sederhana, transaksi dilakukan secara

(23)

2. Sebagai satuan hitung atau unit of account

Uang digunakan untuk memberikan ukuran dimana harga ditetapkan dan utang dicatat (Mankiw, 2006). Harga suatu barang relatif terhadap barang yang lainnya tetapi ditetapkan harganya apakah dalam bentuk Rupiah atau Dollar. Contohnya pemilik sepeda motor menyatakan bahwa harga satu unit sepeda motor Rp 10.000.000,- bukan dengan 100 karung beras meskipun nilainya sama. Demikian juga halnya dengan utang, dibayarkan dengan sejumlah uang di masa depan bukan dengan sejumlah beberapa komoditas tertentu.

3. Alat penyimpan nilai atau store of value

Uang yang diterima di masa kini sebagai bentuk dari pendapatan bisa digunakan untuk transaksi di kemudian hari. Misalnya seseorang yang berpenghasilan Rp 50.000.000,- perbulan, bisa menabung uang tersebut dan kemungkinan membelanjakannya besok atau bulan depan. Suku bunga yang tinggi yang ditawarkan oleh pasar modal dan pasar uang juga memotivasi seseorang untuk mengubah uangnya ke dalam bentuk aset lain yang memberikan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan uang contoh.

4. Standart pembayaran di masa mendatang atau standard of deffered

payment

Sistem standart pembayaran di masa mendatang bisa dilihat dalam sistem pembayaran gaji dan kredit. Contohnya: seorang karyawan yang bekerja di bulan ini akan menerima gaji atau upah pada bulan berikutnya.

Berdasarkan fungsi uang diatas fungsi uang sebagai alat penyimpan nilai (store of value) merupakan salah satu kegiatan yang positif dan kegiatan yang mulai diterapkan kepada anak. Dengan menyimpan uang di masa kini anak bisa menggunakan uang tersebut dimasa mendatang dan anak bisa melakukan kegiatan yang positif terhadap uang dengan cara menyimpannya.

(24)

10 II.3 Menabung kepada Anak

Dalam kegiatan sehari-hari dalam penggunaan terhadap uang, manusia selalu punya hak dan tanggung jawab dalam melakukan kegiatan terhadap uang tersebut. Bila manusia tidak mempunyai kontrol atas hak dan tanggung jawab maka timbulah pola hidup yang konsumtif sehingga menghasilkan kegiatan hidup yang boros. Salah satu cara mengatur pola keuangan agar stabil adalah dengan

melakukan kegiatan “menabung”. Huki (2013) menjelaskan bahwa menabung berarti menyisihkan uang yang dimiliki untuk disimpan. Sedangkan pendapat lain mengenai menabung adalah “sebagai kegiatan rutin dapatmenjadi sumber untuk

tercapainya sebuah tujuan (dana pensiun, membeli sesuatu, memberi hadiah)”

(Lewis dkk dalam Muhlis, 2011). Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menabung merupakan kegiatan menyimpan uang yang dimiliki oleh seseorang untuk tercapainya sebuah tujuan dimasa depan.

Menabung pada umumnya dilakukan oleh siapa saja dari usia muda hingga tua, pengenalan menabung pada usia muda dimulai dari ketika anak mengenal yang namanya ‘celengan’, celengen merupakan salah satu media yang menjadi bagian kegiatan menabung yang paling mudah di lingkungan rumah . Untuk kegiatan menabung di luar rumah anak telah diajarkan oleh orang tuanya tentang cara menyimpan uang di bank, kelebihan menabung dibank sendiri adalah terjaganya keamanan dalam menyimpan uang , fasilitas penarikan uang secara 24 jam hingga mendapatkan hadiah-hadiah secara langsung maupun tidak langsung dari pihak bank bila beruntung. Dari mulai kelebihan yang terdapat ketika menabungan di bank maka timbulah keuntungan yang membuat ketertarikan anak untuk bisa menabung di bank, di Indonesia sendiri banyak bank yang memiliki program tabungan untuk tabungan anak. Dengan adanya pilihan untuk memudahan anak melakukan kegiatan menabung maka anak bisa belajar melakukan kegiatan menabung melalui inisiatif sendiri.

II.2.1 Tujuan Menabung

Menurut Keynes (1936) ada 8 motif yang berbeda dalam tujuan menabung yaitu : 1. Precaution (tindakan pencegahan), berimplikasi pada menambah cadangan

(25)

2. Foresight (tinjauan masa depan), untuk mengantisipasi perbedaan antara pendapatan dengan pengeluaran belanja di masa depan (the life-cycle motive

3. Calculation (perhitungan), ingin memperoleh keuuntungan (bunga uang) 4. Improvement (perbaikan), meningkatkan standar hidup untuk waktu yang

lama

5. Independence (kebebasan), menunjukkan adanya kebutuhan akan kebebasan dan memiliki kekuasaan untuk melakukan sesuatu;

6. Enterprise (usaha), adanya kebebasan untuk menanamkan uang ketika ia memungkinkan (mendukung)

7. Pride (kebanggaan), lebih tertuju pada menempatkan uang untuk ahli waris (the bequest motive)

8. Avarice (keserakahan harta) atau kekikiran yang sesungguhnya

Dari motif diatas dapat disimpulkan bahwa alasan untuk melakukan kegiatan menabung adalah belajar menyimpan uang untuk sekarang dan menggunakan uang demi kebutuhan di masa depan. Terlepas dari sebagian besar dari kegiatan menabung merupakan kegiatan yang positif terdapat juga tujuan yang sifatnya negatif seperti keserakahan, memperoleh keuntungan, dan kebebasan. Untuk menghindari sifat-sifat tersebut kepada anak, haru ada bimbingan dari orangtua dan sekolah dalam menjelaskan tujuan dan hasil kegiatan menabung itu kepada anak

II.4 Peran Pendorong dalam Melakukan Kegiatan Menabung kepada Anak II.4.1 Peranan Orangtua

Dalam bagian dari anggota keluarga terdapat orang yang berperan dalam membimbing anak untuk menjadi pribadi yang baik yaitu orangtua. Peran orangtua terhadap anak sangat penting karena orangtua memiliki tanggung jawab dalam masa perkembangan anak hingga dewasa. Orangtua juga merupakan pendidik utama kepada anak salah satunya tentang pengenalan uang kepada anak.

(26)

12

kemajuan diri-sendiri” (Lie, 2004). Dalam pernyataan tersebut orangtua berkewajiban mulai membiayai kebutuhan anaknya hingga anak tersebut merupakan salahsatu dari bagian tujuan membimbing anak untuk mulai hidup mandiri hingga bisa membiayai dirinya sendiri. Kewajiban orangtua bukan hanya sekedar memberikan uang kepada anak begitu saja tetapi harus memberikan pengetahuan tentang kegunaan uang tersebut salah satunya adalah dengan mengajak anak untuk mengawali kegiatan menabung. Kegiatan menabung bisa dimulai dari rumah dengan cara menyimpan uang melalui celengan, lalu ketika sudah mengawali bangku sekolah anak mulai mengawali menabung lewat tabungan yang ada disekolah melalui perantara guru. Selain itu ada juga kegiatan menabung diluar rumah dan sekolah yaitu menabung di bank, menabung dibank bisa dilakukan bila orangtua mulai mengajak anaknya agar anak tertarik untuk menabung dibank. Dalam pembahasan ini terdapat hasil penelitian kepada 30 orangtua siswa kelas 1 dan kelas 2 mengenai sebatas mana orangtua mengajarkan anak untuk menabung dan dipraktekan oleh anaknya, hasilnya sebagai berikut:

Tabel II.1 minat anak untuk menabung

(27)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kurangnya keberanian terhadap orangtua dalam mengejarkan anaknya untuk memulai kegiatan menabung secara langsung karena jika dilihat dari dari kegiatan menabung di sekolah yang paling banyak dilakukan tersebut merupakan kegiatan menabung yang masih belum bisa dikatakan atas inisiatif anak itu sendiri, sehingga anak belum bisa mengawali kegiatan menabung itu sendiri.

II.4.2 Peranan Media

Ketika seseorang mempunyai masalah dalam hidup untuk menemukan solusi dalam masalah tersebut, pasti ada media yang berperan menjadi perantara dalam menyelesaikan masalah tersebut. Menurut Arsyad (2002) “media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari kata latin yaitu

meduis yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Oleh

karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa suatu bahan (software) atau alat

(hardware)”. Adapun pengertian media menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1) alat; (2) alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk; (3) perantara; penghubung. Jadi dapat disimpulkan bahwa media adalah alat pengantar pesan dari mulai perantara menuju pengantar.

Dalam peranan media mengajak anak untuk melakukan kegiatan menabung salah satu media yang pernah dilakukan adalah melalui media lagu

dengan judul “Bang-bing-bung” ciptaan Titiek Puspa dengan lirik yang bersahabat kata-kata yang mudah ditangkap oleh anak untuk mengajak anak menabung, tetapi pada zaman sekarang lagu tersebut jarang terdengar lagi oleh anak-anak seiring sudah lamanya lagu tersebut jarang di publikasikan lagi. Didalam permasalah ini perlu ada media yang bisa menarik perhatian anak yang bersifat mudah diingat dan dipraktekan langsung oleh anak.

II.5 Iklan Tv

II.5.1 Pengertian Tv dan Iklan

(28)

14

“Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak

individu”. Sedangkan Menurut ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004) lebih luas lagi dinyatakan bahwa: “Televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan

dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima” Sedangkan menurut Adi Badjuri (2010) “Televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari

gambar tersebut”. Jadi dapat disimpulkan bahwa televisi adalah media komunikasi yang dapat ditangkap oleh manusia berupa gambar gerak dan suara. Tayangan televisi merupakan teman bagi mayoritas orang untuk mengisi waktu santai, saat berkumpul bersama keluarga atau teman, atau hanya untuk sekedar melepaskan penat dengan menonton tayangan-tayangan ringan di televisi. Di era modern ini, stasiun televisi telah bertambah jumlahnya terutama stasiun televisi swasta di Indonesia, apalagi penyedia layanan televisi kabel ada dimana-mana sehingga membuat para penonton sulit beranjak dari tayangan televisi.

Dengan banyaknya stasiun televisi di Indonesia, televisi menjadi media

yang paling tepat untuk pemasaran suatu produk berupa iklan. “Iklan adalah jenis

komunikasi pemasaran yang merupakan istilah umum yang mengacu kepada semua bentuk teknik komunikasi yang digunakan pemasar untuk menjangkau

konsumennya dan menyampaikan pesannya “(Sandra Moriaty dkk dalam Windi,

2010). Iklan yang menarik perhatian akan membuat penonton tertarik melihatnya dan dari sinilah iklan dapat berfungsi sepenuhnya , sehingga penonton mendapatkan informasi yang jelas mengenai suatu produk yang diiklankan. Iklan televisi memiliki perbedaan tersendiri dibandingkan dengan iklan di media lain seperti majalah, sebab iklan di televisi menggabungkan percakapan, musik dan

aksi. “Musik dalam iklan televisi akan membimbing penonton untuk memahami

(29)

Sedangkan percakapan dalam iklan akan membantu mengidentifikasi,

menggambarkan, dan menegaskan produk” (Rizal. 2010).

Regina (dalam Rizal, 2010) menjelaskan bahwa di dalam pembuatan iklan televisi dikenal beberapa istilah yang sering digunakan seperti dalam teknik produksi film menjelaskan antara lain:

1. Storyboard, adalah kumpulan gambar dalam sketsa sederhana yang

memuat rencana urutan kejadian yang akan direkam.

2. Frame, adalah unit terkecil dari film, bila dipisah akan menjadi

sebuah gambar diam. Satu detik dalam film biasanya terdiri dari 24 sampai 40 frame, tergantung dari jenis kamera yang digunakan. 3. Shot, adalah pengambilan gambar yang dilakukan secara terus

menerus dari satu sudut pandang.

4. Scene, adalah adegan yang dilakukan oleh pemain film secara

berkelanjutan ditempat yang sama. Akhir dari adegan ini biasanya ditandai dengan perubahan lokasi dan waktu dalam pengambilan gambar film.

5. Sequence, adalah kumpulan beberapa dari scene.

II.5.2 Jenis Iklan

Berdasarkan tujuannya, Mutia (2011) mengklasifikasikan iklan menjadi 3 jenis dengan ciri-cirinya, yaitu:

1. Iklan Informatif (Informative Advertising)

a. Bertujuan untuk membentuk atau menciptakan kesadaran/pengenalan dan pengetahuan tentang produk atau fitur-fitur baru dari produk yang sudah ada

b. Menginformasikan perubahan harga dan kemasan produk. c. Menjelaskan cara kerja produk.

(30)

16 2. Iklan Persuasif (Persuasive Advertising)

a. Bertujuan untuk menciptakan kesukaan, preferensi dan keyakinan sehingga konsumen mau membeli dan menggunakan barang dan jasa.

b. Mempersuasif khalayak untuk memilih merk tertentu. c. Menganjurkan untuk membeli.

d. Mengubah persepsi konsumen.Membujuk untuk membeli sekarang.

3. Iklan Reminder (Reminder Advertising)

a. Bertujuan untuk mendorong pembelian ulang barang dan jasa. b. Mengingatkan bahwa suatu produk memiliki kemungkinan akan

sangat dibutuhkan dalam waktu dekat.

c. Mengingatkan pembeli dimana membeli produk tersebut. d. Menjaga kesadaran akan produk (consumer’s state of mind). e. Menjalin hubungan baik dengan konsumen.

Dalam klasifikasi iklan diatas jenis Iklan Persuasif (Persuasive Advertising) merupakan opsi yang tepat untuk pembuatan media iklan tv dalam permasalahan ini, sesuai dengan tujuan untuk mengajak anak untuk melakukan kegiatan menabung dengan inisiatif sendiri.

II.5.3 Karakteristik Iklan Tv

Televisi merupakan media karakteristik yang berbeda dari media iklan yang lainnya. Emjaiz (2010) menjelaskan bahwa iklan televisi mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Pesan dari produk dapat dikomunikasikan secara total, yaitu audio, visual, dan gerak. Hal ini mampu menciptakan kelenturan bagi pekerja kreatif untuk mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama, humor, dan lain-lain.

(31)

II.5.4 Kelebihan Dan Kekurangan Iklan Tv

Sebuah iklan dapan dikatakan efektif apabila pesan dapat tersampaikan dengan tepat kepada calon konsumennya. Adapun kelebihan dan kelemahan iklan televisi menurut Frank Jefkins (1997) sebagai berikut:

Kelebihan:

1. Kesan Realistik

2. Repetisi / Pengulangan

3. Adanya Pemilahan Area Siaran 4. Terkait Erat dengan Media Lain Kekurangan:

1. Jangkauan kurang selektif

2. Durasinya singkat dan harganya mahal

3. Noise / gangguan di sekitar media

4. Pembuatan iklan televisi yang lama

(32)

18

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

Dengan adanya permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya dan batasan masalah yang telah di fokuskan maka didapatkan sebuah solusi yang bisa menjawab permasalahan tersebut dengan media yang telah dipilih yaitu iklan Televisi (TV).

Strategi yang akan dirancang dalam membuat informasi mengajak anak untuk menabung akan dibuat berdasarkan segmentasi yang dituju yaitu anak-anak yang baru memasuki sekolah dasar berusia 6-8 tahun sebagai objek utama dengan penyampaian yang diharapkan agar segmentasi yang dituju bisa menangkap pesan informasi yang disampaikan lewat iklan ini.

III.1 Strategi Perancangan

Adapun strategi perancangan yang akan dibuat diharapkan bisa tersampaikan melalui media iklan ini sehingga ajakan terhadap anak untuk melakukan kegiatan menabung pesannya bisa tersampaikan.

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Dalam perancangan media iklan ini dilakukan pendekatan komunikasi dengan tujuan agar mengetahui media yang mudah bagi masyarakat dalam menerima informasi adalah melalui media iklan televisi. Cara pendekatan komunikasi yang diambil dalam perancangan ini bersifat persuasif . Dengan bertujuan untuk mengubah atau mempengaruhi segmentasi yang dituju dengan harapan sifat persuasif sudah mencapai tingkat konatif yaitu tahap dimana segmentasi yang dituju mau melakukan sesuatu yang disampaikan dalam informasi ini.

Segmentasi

Studi kasus yang di ambil yaitu anak yang berada di sekolah menengah kebawah maka target audience sebagai berikut :

1. Demografis

Umur 6-8 tahun lelaki dan perempuan baru memasuki bangku

Sekolah dasar kelas 1 dan kelas 2 (Target primer)

(33)

2. Psikografi

Target audience memiliki sifat keingintahuan yang tinggi sesuai

dengan sifat yang seusianya

3. Geografis

Semua wilayah baik perkotaan dan pedesaan

III.1.2 Strategi Kreatif

Upaya kreatif untuk mengajak anak melakukan kegiatan menabung diberikan dengan penyampaian melalui media iklan TV sebagai media utama dalam menyampaikan maksud dari tujuan pada masalah ini. Pengambilan iklan Tv merupakan media yang paling mudah untuk orang mendapatkan informasi terutama untuk segmentasi yang dituju, dengan penyampaian yang efektif dan sederhana maka orang bisa memahami isi pesan yang dimaksud dari sebuah iklan tersebut. Dalam iklan ini tema yang dipakai adalah tentang impian anak yang ingin dicapai melalui 3 cita-cita yang diambil yaitu Superhero, Dokter , dan

Penyanyi. 3 cerita tersebut dijelaskan melalui gambaran-gambaran visual yang

menarik.

a. Pendekatan Visual

Pendekatan visual yang akan dibuat dalam konsep perancangan media iklan tv adalah menyajikan gambar-gambar yang sesuai dengan karakter dari konsep cita-cita yang di ambil untuk superhero yang sedang terbang diatas gedung-gedung, dokter yang sedang memakai stetoscope dengan latar belakang rumah sakit dan untuk penyanyi menampilkan tokoh wanita sedang bernyanyi diatas panggung. Sedangkan untuk warna yang diambil disajikan dengan berbagai warna-warna primer dan sekunder yang dominan seperti kuning, merah, biru dan hijau. Warna diambil sesuai dengan segmentasi tujuan dari iklan tersebut.

b. Pendekatan Verbal

(34)

20 III.1.3 Strategi Media

Pemilihan dan perancangan media sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil dari masalah ini .Karena tugas perancangan media adalah untuk mencapai bauran media terbaik untuk memaksimalkan jangkauan dan frekuensi iklan guna mendapatkan dampak hasil yang maksimal, maka isi pesan diharapkan bisa tersampaikan kepada target audience dan mencapai tujuan seperti yang diinginkan, dengan mempertimbangkan strategi yang dipilih untuk menentukan media yang tepat. Media dibedakan menjadi 2 bagian yaitu media utama dan media pendukung.

a. Media Utama

Media utama yang dipilih adalah iklan televisi (TV), iklan TV dipilih karena melalui media ini memberikan kemudahan kepada target audience dalam menerima pesan yang disampaikan dan frekuensi jangkauan penyampaiannya bisa maksimal.

b. Media Pendukung

Adapun media tambahan yang jenisnya dibagi 2 yaitu media tambahan yang bisa dimiliki oleh target audiens dan media tambahan yang tidak bisa dimiliki target audience

media tambahan yang dimiliki target audience yaitu berupa tas, tempat pensil, buku, sticker, pin dan gantungan kunci

media tambahan yang tidak bisa dimiliki target audiens yaitu berupa poster dan kalender

III.1.4 Strategi Distribusi

(35)

hasil raport semester dibagikan tepatnya masuk 3 besar dikelasnya, sedangkan untuk media tambahan yang tidak bisa dimiliki oleh target audience penempatannya bisa di sekolah langsung.

III.2 Konsep Visual

Visual yang akan ditampilkan berupa teknik “stopmotion”. Menurut Richard

(1996) “stop motion (also known as stop frame) is an animation technique to make a physically manipulated object appear to move on its own .The object is

moved in small increments between individually photographed frames, creating

the illusion of movement when the series of frames is played as a continuous

sequence. Dolls with movable joints or clay figures are often used in stop motion

for their ease of repositioning.” Artinya adalah teknik animasi untuk membuat objek yang dimanipulasi secara fisik agar objek tersebut terlihat bergerak dengan sendirinya objek tersebut digerakan sedikit demi sedikit di setiap frame yang telah difoto sehingga menciptakan ilusi pergerakan saat serangkaian frame foto dimainkan secara berkelanjutan.

Gambar III.1 Contoh Animasi Stopmotion

Sumber: iluminacion.blogspot.com (12 Agustus 2014)

(36)

22

Gambar III.2 Contoh tata letak (Layout)

Gambar III.3 Huruf Kristen ITC III.2.1 Format Desain

Format iklan Tv ini menggunakan aspek rasio perbandingan ukuran lebar serta tinggi frame . Ukuran yang dipilih adalah 720px x 480px dengan format file

AVI.

III.2.2 Tata Letak (Layout)

Konsep tata letak pada perancangan iklan ini dibuat sederhana dengan 4 bagian tata letak yang berbeda di setiap scene nya

III.2.3 Tipografi

Tipografi merupakan elemen pendukung yang mempertegas sebuah visual dengan maksud visual tersebut bisa tersampaikan. Pemilihan tipografi dalam perancangan iklan ini mempertimbangkan tingkat keterbacaan huruf pada target

audience pemilihan huruf yang di ambil adalah jenis huruf decorative dan sans

serif

(37)

Gambar III.4 Huruf Century Gothic

Gambar III.5 Huruf Bradley Hand ITC

Huruf Century Gothic digunakan sebagai subheadline dalam iklan ini (media pendukung) memberikan kesan modern

Huruf Bradley digunakan sebagai font khusus media kalender (media pendukung).

III.2.4 Warna

(38)

24

Gambar III.6 Contoh warna III.2.5 Sinopsis

Menceritakan tentang 3 cerita cita-cita dari anak, pertama seorang yang ingin menjadi superhero sedang terbang di atas perkotaan, ke-2 cita-cita tentang ingin menjadi dokter yang bisa mengobati orang sakit , dan ke-3 cita-cita menjadi penyanyi terkenal. Dari ke-3 cerita tersebut mendekripsikan sebuah impian byang berupa cita-cita bisa diraih apabila berusaha dan usaha tersebut bisa dilakukan dengan salah satu kegiatan positif yaitu menabung.

III.2.6 Pemilihan Karakter

(39)

Gambar III.7 Karakter yang dipilih (Superman, Penyanyi, dan Dokter)

Sumber:

http://hero-envy.blogspot.com/2012/12/the-top-5-greatest-battles-of-superman.html, http://blogs.mytas.edu.vn/lucysbc/,

http://o5.com/funny-symptoms-that-you-should-tell-your-doctor/ (12 Agustus 2014)

Sedangkan untuk ajakan anak menabung dilambangkan dengan tangan yang sedang memasukan koin kedalam celengan, bentuk celengan sendiri berbentuk ayam jago. Ayam yang diwujudkan dalam bentuk celengan adalah

ayam jago. “Ayam jago menjadi lambang pagi karena kokoknya di setiap

pergantian hari. Ayam jago identik dengan munculnya matahari yang akan menyinari bumi. Dengan demikian, celengan ayam yang dibuat untuk anak-anak merupakan harapan anak-anak kelak akan menjadi matahari yang menyinari bumi” ( Qurotta,2008).

Gambar III.8 Logo mengajak anak menabung

(40)

26 III.2.7 Ilustrasi

Ilustrasi merupakan gambaran sesuatu yang bertujuan untuk mempercantik tulisan atau gambaran dalam tulisan. Dalam pemilihan ilustrasi yang digunakan pada konsep visual media iklan tv ini yang digunakan adalah jenis ilustrasi kartun. Sifat ilustrasi kartun sendiri adalah menghibur dan memiliki ciri khas tertentu.

Gambar III.9 Contoh Ilustrasi Kartun

Sumber: http://hafizardi.blogspot.com/2013/12/jenis-jenis-gambar-ilustrasi.html

(41)

Gambar III.10 storyboard dari sinopsis III.2.8 Storyboard

III.2.9 Pemilihan Suara

Suara merupakan elemen penting dalam memperkuat kesan, nuansa dan suasana dalam sebuah iklan Tv. Didalam iklan Tv ini memiliki suara berupa

sound track , sound track yang digunakan adalah berupa lagu instrumental dengan

(42)

28 III.2.10 Pemilihan Kamera

Kamera yang digunakan dalam pembuatan film ini menggunakan kamera

Canon 550D yang sudah memiliki fasilitas perekam video dan lensa standar

18-55mm.

Gambar III.11 Kamera Canon 550D

Sumber:

(43)

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

Perancangan yang praktikan buat yaitu meliputi proses pencarian referensi, pemahaman referensi, pencarian ide, pembuatan sketsa kasar, sketsa detail (bentuk, tipografi, warna, dan gambar), lalu diproses kembali menggunakan media digital dengan menggunakan software desain, dan tahapan akhir berupa

final artwork berupa media iklan televisi.

IV. 1. Teknis Perancangan Media Utama

Konsep perancangan iklan tv dimulai dari proses pencarian ide dari berbagai referensi dengan menghasilkan sketsa sebagai berikut::

Gambar IV.1 Sketsa

Sumber : pribadi

(44)

30

Gambar IV.2 Hasil teknik menempel dengan kertas warna

Sumber : pribadi

Sesudah pembentukan karakter utama dan pendukung di bentuk, foto sesuai alur dari tema yang di ambil dengan teknik stopmotion menggunakan kamera Canon 550D dengan settingan cahaya manual dengan bantuan cahaya dalam ruangan, letak posisi kamera ada di atas objek visual, ada 218 foto yang dihasilkan 4 scene berbeda.

Gambar IV.3 Teknik pengambilan gambar

Untuk merancang sebuah iklan tv yang perlu dilakukan yaitu pertama yang dilakukan menggunakan software Adobe Premiere Cs6.

Pertama-tama buka software tersebut, lalu pilihan jenis video yang akan dipakai adalah NTSC wildscreen 480khz.

(45)

Gambar IV.4 Membuka Software Adobe premier Pro Cs6

Sumber : pribadi

Pertama-tama buka software tersebut, lalu pilihan jenis video yang akan dipakai adalah NTSC wildscreen 480khz.

Gambar IV.5 Tampilan pilihan ukuran dan jenis video

Sumber : pribadi

(46)

32

Gambar IV.6 Kumpulan Foto yang sudah diambil

Sumber : pribadi

Lalu atur letak icon nya ada di samping kiri bawah lalu drag semua hasil fotonya kedalam layar atur semua fotonya ukuran harus sesuai, untuk menyesuaikan ukuran layar dengan fotonya klik kanan lalu klik pilihan menu

Scale to Frame size

Gambar IV.7 Tampilan scale to frame size

Sumber : pribadi

(47)

Gambar IV.8 Tampilan new title

Sumber : pribadi

Ketik kalimat sesuai scene yang dipilih,sesuaikan pilihan huruf (Kristen ITC) dan ukuran font 23pt , tata letak sesuai dengan layout (Hal.20)

Gambar IV.9 Tampilan export settings

Sumber : pribadi

Setelah pengaturan font dan speed duration di tiap scene nya sudah diatur, tahap terakhir yaitu proses rendering dengan pilihan menu file – export- media-

export ukuran file 720x480 px Sesudah rendering export dengan pilihan media

(48)

34

Gambar IV.10 Tampilan windows media player

Sumber : pribadi

IV. 2. Teknis Perancangan Media Pendukung

Sama seperti media utama, teknis perancangan media pendukung pun tidak jauh berbeda, hanya saja konten-kontennya dibuat secara animasi. Dibuat di

Adobe illustrator CS6.

Ukuran yang diambil adalah A3 format color RGB

Gambar IV.11 Tampilan pilihan new document

(49)

Gambar dilakukan proses tracing dengan menggunakan tools pen tools

dimulai dari menentukan background, membuat gedung , tokoh superhero (superman), penentuan tagline, memasukan logo Kemendikbud, Bank Indonesia, Ayo menabung, dan Sinar dunia.

Gambar IV.12 Tampilan proses editing media pendukung

Sumber : pribadi

Sesudah elemen-elemen gambar lengkap, File disimpan dengan format Jpeg dengan cara klik menu file-export, penyimpanan file dengan format Jpeg

dengan format RGB color dan high quality

Gambar IV.13 Proses penyimpanan media pendukung (Jpeg)

(50)

36 IV.2.1 Poster

Gambar IV.14 Poster

Sumber : pribadi

Ukuran poster A3

Menggunakan kertas Artpaper 260 gram.

(51)

IV.2.2 Kalender

Gambar IV.15 Kalender

Sumber : pribadi

Menggunakan kertas Artpaper 260 gram. Teknik produksi menggunakan cetak offset.

IV.2.3 Tas

Gambar IV.16 Tas

Sumber : pribadi

Tas Laken

(52)

38 IV.2.4 Buku Tulis

Gambar IV.17 Sampul buku

Sumber : pribadi

Kertas Sampul menggunakan Artpaper 260 gram dan isi kertas hvs 60gram 36 Lembar Ukuran A5

Teknik produksi menggunakan cetak offset.

IV.2.5 Gantungan kunci

Gambar IV.18 Gantungan kunci

Sumber : pribadi

Gantungan kunci berbentuk lingkaran diameter 5,8cm Laminasi doff

(53)

IV.2.6 Tempat pensil

Gambar IV.19 Tempat pensil

Sumber : pribadi

Kerangka sampul menggunakan kertas linen Panjang x lebar x tinggi = 8x20x3 (cm)

IV.2.7 Pin

Gambar IV.20 Kalender

Sumber : pribadi

Pin berbentuk lingkaran diameter 5,8cm Laminasi doff

(54)

40 IV.2.8 Stiker

Gambar IV.21 Stiker

Sumber : pribadi

Stiker dengan laminasi doff

Gambar

Gambar III.2 Contoh tata letak (Layout)
Gambar III.4 Huruf Century Gothic
Gambar III.6 Contoh warna
Gambar III.7 Karakter yang dipilih (Superman, Penyanyi, dan Dokter)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun permasalahan yang diangkat dalam perancangan ini adalah (1)Bagaimana merancang pop-up book sebagai sarana pendidikan seksuntuk pencegahan kejahatan seksual pada

Melalui perancangan buku edukasi interaktif ini, anak-anak dapat mengenal dan mendapatkan informasi mengenai berbagai macam jenis alat musik tradisional Jawa Barat dan

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu praktek kekuasaan dan kelas pada politik tayangan iklan anak di media online, maka jenis penelitian dengan strateginya

Berdasarkan dari penjelasan keseluruhan uraian materi pada perancangan aplikasi multimedia sebagai media belajar membaca untuk anak autis di Bimbingan Belajar