• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR PENGELASAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK 1 YAPIM SIMPANG KAWAT T.A 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR PENGELASAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK 1 YAPIM SIMPANG KAWAT T.A 2016/2017."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PRACTICE REHEARSAL

PAIRS TERHADAP HASIL BELAJAR PENGELASAN SISWA

KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN

SMK 1 YAPIM SIMPANG KAWAT

T.A 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

OLEH

WIRA ARDI ARJUNA

5123321040

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Wira Ardi Arjuna. Nim. 5123321040 : Pengaruh Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Terhadap Hasil Belajar Pengelasan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK 1 Yapim Simpang Kawat T.A 2016/2017. Skripsi Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan. 2017.

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar pengelasan siswa kelas X SMK 1 YAPIM Simpang Kawat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajarkan mengguakan Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs dengan siswa yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Konvensional pada materi pokok K3 Las Listrik Kelas X Program Keahlian Teknik Permesinan SMK 1 YAPIM Simpang Kawat Kabupaten Asahan Tahun Ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK 1 YAPIM Simpang Kawat yang berjumlah 68 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X TP 1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 35 orang, kelas X TP 2 sebagai kelas control yang berjumlah 33 orang. Teknik anailisis data yang digunakan yaitu dengan menentukan nilai rata-rata, varians, menghitung uji normalitas menggunakan uji liliefors, uji homogenitas, menghitung uji hipotesis dengan uji t dengan kriteria terima hipotesis apabila menunjukan thitung >ttabel pada α = 0,05. Hasil penelitian dilihat

dari nilai tes akhir ( Post Test) diperoleh skor rata-rata kelas eksperimen 78,38 dengan standar deiviasi 3,31 dan skor rata-rata kelas control adalah 67,41 dan standar deiviasi 3,13. Dari uji prasyarat analisis data hasil belajar berdistribusi normal dan juga homogen. Pengujian hipotesi yang digunakan adalah uji-t, diperoleh thitung= 4,332 dan ttabel = 1,693 (4,332>1,693) yang berarti hipotesis penelitian dapat diterima. Hasil ini menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunnakan Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs dan siswa yang diajarkan menggunakan Model Pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran pengelasan dengan standar kompetensi memahami pelaksanaan prosudur pengelasan, siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Permesiann SMK 1 YAPIM Simpang Kawat T.A 2016/2017. Hasil belajar yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs lebih tinggi dari hasil belajar yang diajarkan menggunakan Model Pembelajaran Konvensional.

(5)

ABSTRACT

Wira Ardi Arjuna. Nim. 5123321040: Influence Learning Model Practice Rehearsal Pairs Of Learning Outcomes Class X Engineering Program Machinery SMK 1 YAPIM Simpang Kawat T.A 2016/2017. Thesis Faculty of Engineering, University of Medan. 2017.

The problem in this research is the low learning outcomes welding class X SMK 1 YAPIM Simpang Kawat. The purpose of this study was to determine whether there is influence significant difference in student learning outcomes are taught uses the Model of Learning Practice Rehearsal Pairs with students taught by Learning Model Conventional on the subject matter K3 Las Electrical Class X Engineering Program Machinery SMK 1 YAPIM Simpang Kawat District Asahan Academic Year 2016/2017. This research uses experimental method. The population in this study were all students of class X SMK 1 YAPIM Simpang Kawat, totaling 68 students. The sample in this research is class X TP 1 as an experimental class numbering 35 people, class X TP 2 as a control class that numbered 33 people. Anailisis engineering data used is by determining the average value, variance, calculating test for normality using Liliefors test, homogeneity test, calculate the hypothesis test with test t criterion accept it if the show thitung> ttable at α = 0.05. The results of the study visits of the value of the final test (post test) obtained an average score of 78.38 with a standard experimental class deiviasi 3.31 and the average score was 67.41 and grade control standards deiviasi 3.13. From the data analysis prerequisite test study results were normally distributed and homogeneous. Testing hipotesi used is the t-test, t arithmetic = 4.332 and ttabel = 1.693 (4.332> 1.693) which means that the research hypothesis can be accepted. These results conclude that there is a significant difference in student learning outcomes that are taught by Purpose Learning Model Practice Rehearsal Pairs and students taught using Learning Model Conventional on subjects welding competence standards understand the implementation prosudur welding, students of Class X Engineering Program SMK 1 YAPIM Simpang Kawat Year 2016/2017. The results of study are taught using Learning Model Practice Rehearsal Pairs higher learning outcomes are tauht using conventional Learning Model.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Karunia dan Rahmat-Nya yang selalu melindungi dan memberikan yang terbaik bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul:

Pengaruh Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Terhadap Hasil

Belajar Pengelasan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK 1 Yapim Simpang Kawat T.A 2016/2017.”

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing, membantu, mengarahkan dan memberi dorongan sampai skripsi ini terwujud. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dr. Hj, Rosneli, M.Pd selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan.

(7)

5. Bapak Janter P. Simanjuntak, ST, MT, Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Drs. Yuniarto Mudjisusatyo, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang banyak membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis.

7. Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membantu, mengarahkan, membimbing dan memberikan dorongan untuk menyelesaikan tulisan ini.

8. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin yang telah mencurahkan ilmu yang dimilikinya.

9. Seluruh staff pengajar dan tata usaha di lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan.

10. Bapak Drs. Parulian Manik, Selaku Kepala sekolah SMK 1 YAPIM Simpang Kawat, yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian. 11. Bapak Maharin Harianjah, ST, Selaku guru bidang studi, yang telah

memberikan bimbingan, motivasi dan guru-guru pengajar dan staff pegawai SMK 1 YAPIM Simpang Kawat.

12. Teristimewa kepada orang tua penulis yang terkasih ayahanda Risno Margo Utomo dan ibunda Nursiah As yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan moril, materil dan do’a yang tulus serta bimbingan kepada penulis.

(8)

14. Temanteman dan Senior Prodi Pendidikan Teknik Mesin yang tidak henti -hentinya memberikan dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis. 15. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dengan

tidak mengurangi rasa hormat penulis ucapkan banyak terima kasih.

Penulis berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan Skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik segi isi, maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya Skripsi ini.

Medan, Februari 2017

Penulis

Wira Ardi Arjuna

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRA CT ... i

ABSTRA K ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Perumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 12

1.Hakekat Belajar ... 12

a. Ranah Hasil Belajar ... 14

b. Hasil belajar ... 21

(10)

2.Hakekat Model Pembelajaran... 24

a. Model Pembelajaran Practice Reheasal Pairs... 25

b. Model Pembelajaran Konvensional ... 31

B. Penelitian Yang Relevan ... 33

C. Kerangka Berpikir ... 34

1. Pengaruh Model Pembelajaran Practice Reheasal Pairs dan Model Pembelajaran Konvensional ... 34

D. Hipotesis Penelitian ... ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 37

1. Prosudur Penelitian ... 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

1. Populasi Penelitian ... 39

2. Sampel Penelitian ... 39

D. Variabel Penelitian ... 39

E. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 39

1. Uji Validitas Isi ... 40

2. Uji Reabilitas Tes ... 42

3. Tingkat Kesukaran Soal ... 43

4. Daya Pembedan Soal ... 43

(11)

G. Teknik Analisis Data ... 48

1. Uji Normalitas ... 48

2. Uji Homogenitas ... 49

3. Uji Hipotesis ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53

1. Hasil Belajar siswa yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Practice Reheasal Pairs ... 53

2. Hasil Belajar siswa yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Konvensionl ... 55

B. Uji Persyaratan Analisis ... 56

1. Uji Normalitas ... 56

2. Uji Homogenitas ... 57

3. Uji Hipotesis ... 58

C. Temuan Penelitian ... 59

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB V KESIMPULA, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Implikasi ... 63

C. Saran ... 63

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Data Nilai Siswa TA. 2014/2015 ... ..4

Tabel 2 Pelaksanaan Penelitian Quase Eksperimen ... 37

Tabel 3 Kisi – Kisi Soal ... 41

Tabel 4 Kriteria Kemampuan Siswa ... 42

Tabel 5 Kriteria Reliabilitas Tes ... 43

Tabel 6 Ringkasan Data Hasil Belajar Siswa Pada kelas Eksperimen ... 53

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Skor Hasil belajar Pada Kelas Eksperimen ... 54

Tabel 8 Ringkasan Data Hasil Belajar Siswa Pada kelas Kontrol ... 55

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Skor Hasil belajar Pada Kelas Kontrol ... 55

Tabel 10 Uji Homogenitas ... 57

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus ... 65

Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen ... 69

Lampiran 3. Materi Ajar ... 81

Lampiran 4. RPP Kelas Kontrol ... 88

Lampiran 5. Soal Instrumen ... 97

Lampiran 6. Kunci Jawaban... 104

Lampiran 7. Perhitungan Validitas ... 105

Lampiran 8. Perhitungan Realibilitas Tes ... 107

Lampiran 9. Perhitungan Daya Beda ... 109

Lampiran 10. Perhitungan Indeks Kesukaran Tes ... 111

Lampiran 11. Tabel Data Validitas ... 113

Lampiran 12. Tabel Data Perhitungan Validitas ... 115

Lampiran 13. Tabel Taraf Kesukaran Soal ... 116

Lampiran 14. Tabel Analisis Daya Beda ... 117

Lampiran 15. Tabel Data Perhitungan daya Beda ... 119

Lampiran 16. Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Ekperimen ... 120

Lampiran 17. Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 121

Lampiran 18. Perhitungan rata-rata, varians dan standar deviasi ... 122

Lampiran 19. Uji normalitas ... 124

Lampiran 20. Uji homogenitas... 128

Lampiran 21. Uji hipotesis ... 129

Lampiran 22. Soal Test Hasil Belejar Pengelasan ... 132

Lampiran 23. Kunci Jawaban Test Hasil Belajar ... 140

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu usaha untuk sadar mengembangkan potensi

dan sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Dalam hal ini, guru sangat

berperan penting dalam proses pengajaran yang brertujuan untuk meningkatkan

sumber daya manusia tersebut. Pendidikan di sekolah merupakan salah satu upaya

untuk mendukung peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, sesuai

dengan yang diharapkan, agar nantinya dapat bersaing dimasa yang akan datang.

Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

tenaga-tenaga terampil, disiplin, kreatif, produktif serta berkompeten di bidangnya

masing-masing untuk mencapai keefisienan dan keefektifan kerja. Maka untuk

menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak terlepas dari peran

serta lembaga pendidikan. Hal ini memberikan arti bahwa semakin banyak

tantangan dan permasalahan pendidikan yang akan di hadapi pada masa depan.

Oleh sebab itu pendidikan harus mendapat perhatian yang khusus dari berbagai

pihak, terutama pihak pemerintah yang memang telah melakukan berbagai upaya

untuk meningkatkan mutu pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai

perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional (UU SPN) tahun 2003 bab II sub bidang ketentuan umum pasal 3 yang

menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

(16)

2

mencerdaskan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.

Bila di kaji lebih lanjut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

(UUSPN) No.20 tahun 2003, menyatakan bahwa pemerintah memberikan

kesempatan belajar yang seluas-luasnya kepada setiap warga negara tanpa

memandang perbedaan jenis kelamin, suku, agama, ras, dan latar belakang sosial.

Salah satu lembaga pendidikan yang mengacu pada pengembangan kualitas

profesional Sumber Daya Manusia adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

SMK adalah lembaga pendidikan kejuruan yang bertujuan untuk mempersiapkan

lulusannya menjadi tenaga kerja yang terampil dan terlatih. Hal ini sesuai dengan

yang di kemukakan Hadiwiratama dkk. (1997:12) menyebut tujuan utama

pendidikan kejuruan adalah untuk memberikan bekal ketrampilan dan

pengetahuan-pengetahuan pendukung-nya agar siswa dapat menjadi pekerja yang

produktif dan mampu bersaing dalam mendapatkan tempat kerja maupun dalam

mempersiapkan diri untuk meniti karir yang lebih tinggi.

Secara khusus garis-garis besar program pengajaran (GBPP) 2004

menyebutkan bahwa tujuan kompetensi keahlian teknik permesinan adalah

membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar

memiliki kompetensi dalam berbagai hal yaitu: (1) Memasuki lapangan kerja serta

dapat mengembangkan sikap professional; (2) Mampu memiliki karir, mampu

(17)

3

masa yang akan datang; (4) Menjadi warga yang produktif, dan kreatif

(Depdikbud 2004:2).

Berdasarkan penjelasan di atas di tegaskan bahwa SMK mengutamakan

untuk mempersiapkan siswa agar dapat memasuki dunia kerja, namun pada

kenyataanya banyak lulusan SMK yang belum siap kerja. Hal ini dapat di lihat

dari perbandingan antara pendaftaran kerja, lowongan kerja yang tersedia dan

penepatan kerja dengan angka 12 : 3 : 2 untuk tingkat pendidikan menengah

khususnya kelompok teknologi industri (Depnaker 1999). Dari angka

perbandingan ini dapat di artikan bahwa walaupun ada dua belas pencari kerja

yang di hadapkan pada tiga lowongan kerja namun hanya dua lowongan yang

terisi.

Dalam mencapai tujuan tersebut tentunya tidak semudah membalikan

telapak tangan, tetapi perlu peningkatan mutu pendidikan dalam mengupayakan

tercapainya pembentukan profil manusia indonesia yang siap menghadapi

tantangan masa depan, berkualitas dan mampu membuka lapangan kerja. Salah

satu upaya untuk mencapai hal tersebut adalah dengan membangun dan

meningkatkan hasil belajar termasuk prestasi belajar dibidang

permesinan/industri, yaitu dalam keahlian pengelasan dan pembubutan.

Dalam proses belajar mengajar banyak faktor yang dapat mempengaruhi

pencapaian prestasi dan kompetensi belajar siswa. Menurut Muhibbin Syah (2005:

144), faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi tiga macam. Pertama faktor

internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani

siswa. Kedua faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa). Ketiga Faktor

(18)

4

model yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi.

Berdasarkan hasil obsevasi yang penulis lakukan pada tanggal 05 September

2016 pada mata pelajaran Pengelasan, dan dari data hasil belajar siswa X Teknik

Pemesinan (TP) SMK-1 YAPIM Simpang Kawat diperoleh keterangan bahwa

hasil belajar mata pelajaran Pengelasan tersebut masih tergolong rendah dan

masih belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minimum. Untuk

meningkatkan nilai siswa tersebut adalah dengan mengadakan remedial dan

penambahan tugas-tugas. Nilai saiswa yang tergolong masih rendah selalu

menjadi tantangan tersendiri bagi guru guru bidang studi tersebut. Hal ini dapat

dilihat dari nilai pada nilai semester tahun sebelumnya di kelas X Teknik

Pemesinan (TP) SMK-1 YAPIM Simpang Kawat.

Tabel 1. Data Nilai Siswa T.A 2014/2015

No. Kelas Tahun

Ajaran Jumlah siswa Persentase Kelulusan Jumlah Siswa ≥ KKM

Sumber : SMK-1 YAPIM Simpang Kawat

Menurut pengamatan dan hasil observasi dilapangan bahwa strategi

pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah masih menggunakan model

pembelajaran konvensional. Guru mendominasi proses belajar mengajar dan kurang

memvariasikan strategi pembelajaran. Faktor-faktor yang paling berpengaruh

terhadap rendahnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran pengelasan X

Teknik Pemesinan (TP) SMK YAPIM Simpang Kawat adalah keterbatasan guru

sebagai pendidik dalam memvariasikan model- model pembelajaran. Akibatnya

(19)

5

belajar mengajar dengan baik. Proses pembelajaran yang terjadi hanyalah berupa

penyampaian informasi satu arah dari guru kepada siswa. Dengan kata lain, guru

sangat bergantung pada strategi atau metode konvensional, yaitu ceramah, tanya

jawab, penugasan, serta hanya menggunakan model yang sederhana.

Pembelajaran cenderung membosankan dan kurang menarik minat siswa sehingga

membuat suasana proses belajar-mengajar menjadi pasif, tidak ada interaksi dan

pada akhirnya banyak siswa yang mengantuk dan membuat keributan.

Selain aktivitas yang masih rendah, keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran juga masih rendah. Bedasarkan hasil observasi awal aktivitas belajar

siswa pada pembelajaran pada materi pokok Peralatan K3 Las Listrik seperti

bertanya atau mengemukakan pendapat atau bahkan beradu argumen masih jarang

terjadi. Siswa kurang dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk

melakukan aktivitas belajar dengan baik. Dalam hal ini, siswa labih cenderung

menerima pelajaran, kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat,

tidak bertanya jika ada materi yang kurang jelas, kurang memiliki kemampuan

merumuskan gagasan sendiri atau siswa belum terbiasa bersaing dalam

menyampaikan pendapat kepada orang lain.

Pembelajaran yang demikian ini sudah saatnya untuk diubah. Peserta didik

haruslah lebih aktif dalam pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran tercapai, maka

guru perlu memilih model pembelajaran yang tepat. Pada saat ini banyak

dikembangkan model-model pembelajaran. Model-model pembelajaran tersebut

sangat bergantung pada tujuan yang akan dicapai oleh guru. Salah satu Model

(20)

6

Kodir, (2013) Mengemukakan, Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil

uji penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 80,00 dan rata-rata nilai kelas

kontrol sebesar 75,76, sedangkan perhitungan uji t didapat nilai t hitung sebesar

2,198 dan t tabel pada taraf signifikansinya 5% (0,05) adalah 1,665, berdasarkan

hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kelas yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Practice Rehearsal-Pairs (PRP) berbeda

signifikan daripada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif.

Khotimah, (2014) Mengemukakan, Berdasarkan hasil penelitian dan analisis

data tentang pengaruh metode practice rehearsal pairs terhadap hasil belajar

fisika siswa kelas X SMA Negeri Tugumulyo dengan materi listrik dinamis yang

telah dilakukan di kelas X3 dan kelas X4 SMA Negeri Tugumulyo, dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan metode practice rehearsal pairs

terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri Tugumulyo tahun

pelajaran 2014/2015.

Maryatun, (2012) Mengemukakan, Pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Practice Rehearsal Pairs dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswakelas IV pada mata pelajaran IPS SDN 02 Malanggaten Kecamatan

Kebakkramat Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2012/2013.

Terkait dengan hasil Penelitian di atas dan permasalahan-permasalahan

yang telah ditemukan di Kelas X TP SMK-1 YAPIM Simpang Kawat. Maka

(21)

7

Practice Rehearsal Pairs (Peraktek Berpasangan) merupakan salah satu

model pembelajaran dari model pembelajaran aktif, Practice Rehearsal Pairs

adalah model sederhana yang dapat dipakai untuk mempraktikkan suatu

ketrampilan atau prosedur dengan partner belajar. Tujuannya adalah untuk

meyakinkan bahwa kedua partner dapat melakukan ketrampilan atau prosedur

dengan benar. Materimateri yang bersifat psikomotorik adalah materi yang baik

untuk diajarkan dengan metode ini. Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk

mampu melaksanakan prosedur yang telah dianjurkan oleh guru.

Trianto (2011:22) menyatakan bahwa : “Setiap model pembelajaran

mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta

didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai”. Model

pembelajaran berfungsi untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun

rapi utuk memberikan suatu aktivitas kepada siswa guna mencapai tujuan

pembelajaran. Agar siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar, perlu

digunakan model pmbelajaran aktif. Dalam model pembelajaran aktif, guru hanya

berperan sebagai fasilitator sedangkan siswa sebagai pusat pembelajaran (student

central learning). Salah satu model pembelajaran aktif adalah model

pembelajaran Practice-Rehearsal Pairs.

Alasan memilih model pembelajaran Practice-Rehearsal Pairs adalah model

pembelajaran ini termasuk model pembelajaran yang efektif karena menuntut

keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut Zaini (2008:1) model

pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs adalah model yang melibatkan

keaktifan siswa yang memiliki enam sintaks, yaitu: (1) Guru memilih satu

(22)

8

pasang-pasangan, (3) Peserta didik yang bertugas sebagai penjelas atau

demonstrator menjelaskan atau mendemonstrasikan cara mengerjakan

keterampilan yang telah ditentukan, pengecek/pengamat bertugas mengamati dan

menilai penjelas atau demonstrasi yang dilakukan temannya, (4) Pasangan

bertukar peran, (5) Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur

dapat dikuasai, (6) Penutup. Model pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs

merupakan metode pembelajaran aktif. Hakikatnya pembelajaran aktif untuk

mengarahkan atensi peseta didik terhadap materi yang dipelajarinya.

Teknologi pengelasan merupakan kurikulim dan mata pelajaran yang ada

dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), terutama pada Jurusan Teknik

Pemesinan (TP). Keberadaan mata pelajaran pengelasan diperlukan dijurusan

teknik permesinan karena pengelasan sangat berperan penting dalam suatu

pekerjaan didunia Industri.

Untuk itu dilakukan penelitian terhadap hasil belajar pengelasan terhadap

siswa kelas X program studi keahlian Teknik Pemesinan SMK-1 YAPIM Simpang

Kawat yang dilakukan dengan menerapkan suatu pembelajaran koopratif, yaitu

dengan cara mengelompokan siswa kedalam suatu kegiatan pembelajaran,

memberikan suatu pokok bahasan untuk didiskusikan bersama dengan temen

sekelompoknya, dan menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang

diberikan, untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan siswa terhadap nilai

(23)

9

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti merumuskan penulisann

yang berjudul: “Pengaruh Model Pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs

Terhadap Hasil Belajar Pengelasan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik

Pemesinan SMK-1 YAPIM Simpang Kawat T.A 2015/ 2016”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa di kelas X TP SMK-1 YAPIM Simpang

Kawat pada materi pokok peralatan k3 las listrik.

2. Siswa kurang aktif selama proses pembelajaran materi pokok peralatan k3

las listrik di kelas X TP SMK-1 YAPIM Simpang Kawat.

3. Model mengajar yang dilakukan guru masih menggunakan model

pembelajaran konvensional, yaitu berpusat pada guru.

4. Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa terjadi karena guru kurang

dapat memvariasikan strategi pembelajaran dengan tidak menggunakan

model pembelajaran, sehingga kurang menarik minat siswa dalam mengikuti

proses belajar mengajar dengan baik.

5. Guru Belum pernah menerapkan model pembelajaran Practice - Rehearsal

Pairs (Praktek Berpasangan) pada pelajaran Pengelasan siswa kelas X TP

(24)

10

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terfokus pada masalah dan tujuan penelitian, maka masalah

pada penelitian ini dibatasi pada perbedaan hasil belajar siswa antara yang

diajarkan menggunakan Model pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs

(Peraktek Berpasangan) dengan Model Pembelajaran Konvensional, dengan

asumsi penelitian sebagai berikut:

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X TP SMK-1 YAPIM Simpang Kawat.

2. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model pembelajaran

Practice - Rehearsal Pairs (Peraktek Berpasangan).

3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar

Pengelasan K3 Las Listrik pada siswa kelas X TP SMK-1 YAPIM Simpang

Kawat.

4. Pengaruh dari penggunaan Model pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs

(Peraktek Berpasangan) dapat dilihat dari perbandingan hasil belajar antara

siswa yang diajarkan menggunakan Model pembelajaran Practice -

Rehearsal Pairs (Peraktek Berpasangan) dengan siswa yang diajarkan

menggunakan metode pembelajaran konvensional.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah

dikemukakan, adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang diajarkan

(25)

11

Berpasangan) dengan model pembelajaran Konvensional pada materi Pokok K3

Las Listrik siswa kelas X TP SMK-1 YAPIM Simpang Kawa ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara yang diajarkan menggunakan

Model Pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs (Peraktek Berpasangan) dan yang

diajarkan dengan Model Pembelajaran Konvensional pada materi Pokok K3 Las

Listrik siswa kelas X TP SMK-1 YAPIM Simpang Kawat.

F. Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian Mengenai model pembelajaran Practice -

Rehearsal Pairs diharapkan Dapat memberikan manfaat diantaranya :

1. Manfaat bagi Guru, Penulis dapat memberikan gambaran, menambah

wawasan dan pengalaman melaksanakan pembelajaran dalam hal ini

meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran pengelasan dengan

model pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs.

2. Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang model

pembelajaran Practice - Rehearsal Pairs sehingga dapat menerapkanya.

3. Sebagai bahan masukan untuk bahan referensi penelitian lanjutan yang

(26)

64

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kodir. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Koopratif Tipe Practice Rehearsal Pairs Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada standar kompetensi Menafsirkan Gambar Teknik Listrik di SMK NEGERI 2 PAMEKASAN. Jurnal : Abdul Kodir

Anderson dan Krathwohl, (2001). (http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi). Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, (2009), Models of Teaching, Yogyakarta :Pustaka Pelajar

Djamarah, S. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Husnul Khotimah. (2015) Pengaruh Model Pembelajaran Practice Rehearsal Pairs Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas NEGERI TUGUMULIYO Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal : Husnul Khotimah.

Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Penada Media.

Slameto, (2010). Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Trianto. (2012). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri.

Gambar

Tabel  1 Data Nilai Siswa TA. 2014/2015  ..........................................................
Gambar 2 Diagram Hasil belajar Siswa Kelas Kontrol .......................................
Tabel 1.  Data Nilai Siswa T.A 2014/2015

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi

Tolak ukur yang digunakan untuk menganalisis kinerja angkutan umum penumpang adalah kecepatan perjalanan, waktu sirkulasi, faktor muat (load factor), waktu antara kendaraan (time

Dari seluruh tata cara pengkodean neoplasma yang harusnya dilakukan sebagian besar petugas tidak melakukan tahapan yang baik yaitu dalam hal menentukan leadterm,

Sebagai tempat wisata Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta tidak hanya menampilkan koleksi hewan, terdapat juga berbagai fasilitas dan wahana yang dapat dinikmati

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun selasih mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus sensitif dengan zona hambat pada konsentrasi

Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian

Pelaksanaan 3M (Melipat, Menggunting, Menempel) dilaksanakan melalui 3 tahap yaitu tahap pra tindakan, siklus I dan siklus II. Terlaksananya penerapan 3M dalam

survey yang dilakukan pada tahun 2016 maka nilai KHL disetiap kabupatenf. yang ada di