• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN MORFOLOGI, MORFOMETRI, DAN STATUS KONSERVASI HIU YANG DITEMUKAN DI SUMATERA BAGIAN UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN MORFOLOGI, MORFOMETRI, DAN STATUS KONSERVASI HIU YANG DITEMUKAN DI SUMATERA BAGIAN UTARA."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Puput Rahayu

4122220009 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sengon Sari, pada tanggal 25 April 1994. Ayahanda bernama Sukino dan Ibunda bernama Alm. Suriyati. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Pada tahun 2000 penulis memulai pendidikan di SD Negeri 017135 Sengon Sari dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Aek Kuasan dan lulus pada tahun 2009. Kemudian pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di MAN 1 Medan dan lulus pada tahun 2012.

(3)
(4)

KAJIAN MORFOLOGI, MORFOMETRI, DAN STATUS KONSERVASI HIU YANG DITEMUKAN DI SUMATERA BAGIAN UTARA

Puput Rahayu (NIM 4122220009) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis morfologi, morfometri dan status konservasi hiu di Sumatera Bagian Utara. Sampel penelitian di ambil dari Pusat Pasar Ikan di Jl. Cemara Sampali Medan. Tujuh sampel yang di temukan, empat di antaranya di analisis menggunakan regresi berganda dengan metode stepwise. Parameter di ukur adalah jarak atau panjang terukur terhadap panjang total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara morfologi ikan hiu yang di temukan dari jenis: Sphyrna lewini, Squalus megalops, Carcharinus melanopterus, Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium punctatum, Triaenodon obesus, dan Hemigaleus microstoma. Secara morfometri ukuran jarak atau panjang yang memberikan besaran koefisien determinasi (r2) dan parameter yang menentukan panjang terukur dengan panjang total pada hiu Sphyrna lewini yakni PGI 92%, PD2 97% dan PSE 97,7%, pada hiu Squalus megalops yang berkontribusi terhadap panjang total adalah FL 92%, PPL 98%, PE 96%, PSD 98% dan PPS 99%. Pada hiu Carcharinus melanopterus FL 98,3%, PPL 99,6%, dan PSD adalah 99%. Pada hiu Atelomycterus marmoratus PD2 89%, PP 93%, dan PSP 95%. Status konservasi dari hiu yang di temukan pada hiu Carcharinus melanopterus, Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium punctatum, Triaenodon obesus adalah hampir terancam (NT),Squalus megalops adalah minim informasi (DD), Hemigaleus microstoma adalah rawan (VU) dan Sphyrna lewini adalah terancam (EN).

(5)

THE STUDY OF MORPHOLOGY, MORPHOMETRY AND CONSERVATION STATUS OF SHARK IN NORTH AREA OF

SUMATERA

Puput Rahayu (412222009) ABSTRACT

Objective of this research is to analyzed the morphology, morphometry and conservation status of shark in the North area of Sumatera. The sample was taken from the Central Fish Market that located on Jln. Cemara Sampali Medan. There was found 7 samples of shark, where 4 of them were analyzed using multiple regression by stepwise method. The parameter that be measured was the body length against the total length. The result showed that based on morphology, there was found Sphyrna lewini, Squalus megalops, Carcharinus melanopterus, Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium punctatum, Triaenodon obesus and Hemigaleus microstoma. Based on morphometry, the body length that coefficient of determinasi in the total at the sharkSphyrna lewiniis pre branchial length 92%, pre second dorsal length 97% and caudal fin length97,7%, at the shark Squalus megalops that contributes to a total fork length 92%, pre pelvic length 98%, caudal length 96%, pectoral fin length 98% and pectoral pelvic space 99%, at the sharkCarcharinus melanopterus fork length 98,3%, pre pelvic length 99,6%, and pectoral fin length is 99%. at the shark Atelomycterus marmoratus pre second dorsal length 89%, pre oral length 93%, and pre spiraculer length 95%. The conservation status based on Red list IUCN 2010, showed that Carcharinus melanopterus, Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium punctatum, Triaenodon obesus was near threatened (NT), Squalus megalops was date deficient (DD), Hemigaleus microstomawas vulnerable (VU) andSphyrna lewiniwas endangered (EN).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, karena atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “Kajian Morfologi, Morfometri, dan Status Konservasi Hiu yang ditemukan di Sumatera Bagian Utara”.

Dalam kesempetan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi, Ibu Dra. Masdiana Sinambela, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing Akademik, BapakProf. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si, Bapak Syarifuddin, M.Sc.,Ph.D, Bapak Drs. Hudson Sidabutar, M.S selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini, kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan Ibu Endang Sulistyarini Gultom, S.Si., M.Si.,Apt. Selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan serta kepada ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc selaku Kepala Laboratorium Biologi FMIPA UNIMED.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang sebesarnya-besarnya kepada Ayahanda Sukino dan Ibunda Alm Suriyati yang selalu memberikan dukungan, perhatian, nasihat dan kasih sayang, serta kepada adek tersayang Nurmayani. Kepada sahabat-sahabat tercinta Siti Hardiyanti, Fretty Juniarti, Delly Mariam Valencia Siregar, Fathimah Nurfithri Hasifah, Difa Diniandra, Eko Pujiantoro Sri Pangestu dan terkhusus untuk Andika Sarnoto yang selalu memberi dukungan, bantuan, waktu dan tenaga. Dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi rekan mahasiswa dan masyarakat. Terkhusus bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk keberhasilan di dalam bidang lingkungan hidup.

Medan, 25 Maret 2016 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftra Lampiran x

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 2

1.3. Batasan Masalah 2

1.4. Rumusan Masalah 3

1.5. Tujuan Penelitian 3

1.6. Manfaat Penelitian 3

1.7. Defenisi Operasional 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Chondrichthyes 5

2.2. Status Red ListSpecies Chondricthyes 6 2.3. Kondisi Perikanan Hiu Indonesia 6 2.4. Kategori Status Jenis Ikan dalamRed List 7

2.5. Jenis-jenis Hiu 9

2.6. Hiu Endemik Raja Ampat 10

2.7. Karakteristik Morfologi dan Morfometri Hiu 11

2.7.1. Morfologi Hiu 11

2.7.2. Lubang Hiomandibula, Spirakel dan Mata 12 2.7.3. Kepala Hiu Pandangan dari Bawah 12

2.7.4. Sirip Ekor 13

2.7.5. Sirip Punggung 13

2.7.6. Sirip Perut dan Klasper 14

2.7.7. Morfometri Hiu 14

2.8. Teknik Pengukuran Morfometri 14

BAB III. METODE PENELITIAN 16

3.1. Waktu dan Tempat 16

3.2. Populasi dan Sampel 16

3.2.1. Populasi 16

(8)

3.3. Alat dan Bahan 16

3.4. Prosedur Kerja 17

3.5. Bagan Alir Kerja Penelitian Identifikasi Ikan Hiu 18

3.6. Analisis Statistik 19

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 20

4.1. Hasil Penelitian 20

4.1.1. Morfologi Hiu 20

4.1.2. Morfometri Hiu 27

4.2. Pembahasan 36

4.2.1. Hubungan Antara Morfometri dan Spesies 36 4.2.2. Sebaran dan Status Konservasi Hiu 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 39

5.1. Kesimpulan 39

5.2. Saran 39

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Morfologi Hiu 11

Gambar 2.2. Lubang hiomandibula, Spirakel dan Mata 12 Gambar 2.3. Kepala Hiu pandangan dari bawah 12

Gambar 2.4. Sirip Ekor 13

Gambar 2.5. Sirip Punggung 13

Gambar 2.6. Sirip Perut dan Klasper 14

Gambar 2.7. Morfometri Hiu 14

Gambar 3.1. Bagan Alir Kerja Penelitian Identifikasi Hiu 18

Gambar 4.1.Sphyrna lewini 20

Gambar 4.2.Squalusmegalops 21

Gambar 4.2.Carcharinus melanopterus 22 Gambar 4.4.Atelomycterus marmoratus 23 Gambar 4.5.Chiloscyllium puncatum 24

Gambar 4.6.Triaenodon obesus 25

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1. Pengukuran morfometri hiu yang ditemukan di sumatra 31

bagian utara

Tabel 4.2. Besaran koefisien determinan (r2) panjang terukur terhadap 34 panjang total pada hiuSphyrna lewiniditemukan

di Sumatera Utara

Tabel 4.3. Besaran koefisien determinasi (r2) panjang terukur terhadap 35 panjang total pada hiuSqualus megalopsyang ditemukan

di Sumatera Bagian Utara

Tabel 4.4. Besaran koefisien determinasi (r2) panjang terukur terhadap 35 panjang total pada hiuCarcharinus melanopterusyang

ditemukan di Sumatera Bagian Utara

Tabel 4.5. Besaran koefisien determinasi (r2) panjang terukur terhadap 36 panjang total pada hiuAtelomycterus marmoratusyang

ditemukan di Sumatera Bagian Utara

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(12)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang memanfaatkan sumber daya ikan bertulang rawan (hiu) terbesar di dunia. dengan dugaan hasil tangkapan sebesar 105,000 ton pada tahun 2002 dan 118,000 ton pada tahun

2003 (White et al., 2006). Beberapa alat tangkap yang digunakan antara lain adalah jaring insang apung (drift gill net),rawai permukaan (surface longline), rawai dasar (bottom longline) dan jaring hiu (dahulu dikenal sebagai jaring trawl) (Fahmi dan Dharmadi, 2005). Meskipun Indonesia tercatat sebagai negara dengan produksi perikanan hiu terbesar dan diyakini memiliki kekayaan

jenis hiu tertinggi di dunia, namun hampir tidak ada kajian atau pun publikasi

mengenai aspek biologi maupun komposisi jenis hiu dari negara ini.

Pengetahuan mengenai pengenalan jenis hiu yang ada di Indonesia amatlah

dibutuhkan seiring dengan tingkat pemanfaatan yang amat tinggi terhadap

populasi jenis ini, serta untuk memperoleh data yang akurat dalam penentuan

kebijakan terhadap pengelolaan sumber daya tersebut (Whiteet al., 2006). Hiu hidup di lautan tropis maupun subtropis. Hiu hidup di perairan yang sangat bervariasi salinitasnya, di laut dekat pantai dan laut lepas (Mahiswara dan Agustinus, 2007).

(13)

Lewini (Hammerhead shark) di Kosta Rika dan Lamma nasus (Porbeagle) di beberapa negara Eropa (Anonim, 2015).

Disamping over fishing, ikan bertulang rawan juga memiliki karakteristik berbeda terhadap ikan bertulang sejati dari strategi reproduksinya yang relatif lebih rendah sehingga dalam perkembangannya memiliki strategi hidup yang berbeda (Steven et al .,2000), Faktor lain yang menyebabkan tingginya laju kematian Elasmobranchii adalah tingkat kematian alami pada berbagai tingkat umur dan penurunan kualitas perairan akibat pencemaran (Camhiet al., 1998).

Pasar Ikan Cemara Sampali sangat terkenal karena disinilah semua ikan yang datang dari Pelabuhan Belawan, Sibolga, Berandan, Aceh, Singkil dibawa kemudian didistribusikan ke pasar-pasar Kota Medan. Hiu yang ada di Pasar Ikan Cemara Sampali sebagian besar terdapat dari Singkil.

Morfometrik merupakan salah satu cara untuk mendeskripsikan jenis ikan dan menentukan atas perbedaan morfologi spesies yang diamati. Pengukuran morfometrik dapat dilakukan antara lain panjang standar, moncong atau bibir, sirip punggung dan lain-lain (Rahmat, 2011).

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahui banyak oleh masyarakat (akademik) umum mengenai kajian morfologi, morfometri dan status konservasi.

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari masalah yang terlalu luas dalam penelitian ini, masalah dibatasi pada:

(14)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa jenis ikan hiu yang terdapat di Pusat Pasar Ikan Cemara Sampali berdasarkan morfologi dan morfometri?

2. Bagaimana status konservasi hiu yang ditemukan berdasarkan Red list IUCN?

1.5. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis jenis hiu di Sumatera Bagian Utara berdasarkan morfologi dan morfometri.

2. Mengetahui status konservasi hiu yang ditemukan berdasarkan Red list IUCN.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Alternatif pengenalan jenis hiu melalui pendekatan morfometri.

2. Meningkatkan kajian taksonomi hiu sebagai pengetahuan kebutuhan dasar yang belum banyak diketahui oleh masyarakat akademik (mahasiswa).

1.7. Defenisi Operasional

Untuk menghindari perbedaan persepsi dari istilah-istilah yang digunakan, berikut ini adalah defenisi operasional yang dipakai dalam penelitian ini:

1. Red List IUCN (International Union for Conservation of Nature), merupakan daftar merah beberapa status yang diberikan terhadap jenis-jenis ikan sesuai dengan kondisi sumberdayanya di dunia ataupun di negara-negara tertentu yang memberikan status tersebut.

(15)

Union (IUCN) tahun 1963. Konvensi bertujuan melindungi tumbuhan dan satwa liar terhadap perdagangan internasional spesimen tumbuhan dan satwa liar yang mengakibatkan kelestarian spesies tersebut terancam. Selain itu, CITES menetapkan berbagai tingkatan proteksi untuk lebih dari 33.000 spesies terancam.

(16)

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hiu yang ditemukan di perairan Sumatera bagian utara adalah Sphyrna lewini, Squalus megalops, Carcharhinus melanopterus, Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium punctatum, Triaenodon obesus dan Hemigaleus microstoma. Faktor morfometri yang paling berpengaruh terhadap panjang total pada jenis Hiu martil yakni PGI 92%, PD2 97% dan panjang sirip ekor /PSE 97,7%. Pada Hiu duri pasir yang FL 92%, PPL 98%, PSD 98%, panjang sirip dada/PSD 98% dan PPS 99%. Pada Hiu sirip hitam FL 98%, PPL 99%, dan panjang sirip dada/PSD adalah 99%. Pada Hiu tokek PD2 89%, panjang pre oral/PP 93%, dan panjang sirip perut 95%

2. Status konservasi dari hiu yang di temukan pada hiu Carcharinus melanopterus, Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium punctatum, Triaenodon obesus adalah hampir terancam (NT), Squalus megalops adalah minim informasi (DD), Hemigaleus microstomaadalah rawan (VU) danSphyrna lewiniadalah terancam (EN).

5.2. Saran

(17)

Ahmad, A., dan A.P.K. Lim., (2012), Field Guide to Shark of The Southeast Asian Region, Journal of Seafdec/Merdmd/SP/18:16-20 pp (http://cites.unia.es/cites/file.php/files/field-guide-sharks.pdf di akses tanggal 21 september 2015).

Ali Ahmad, et al.,(2008), Panduan Mengenali Spesies Ikan Yu Di Malaysia, Brune Darussalam, Indonesia dan Thailand, Jabatan Perikanan Malaysia (http:// www.seafdec.org.mydi akses 28 januari 2016).

Anonim, (2015), Hiu dan Usaha Konservasi, (file://c:/users/win7/download/tulisan hiu dan konservasi.pdf.di akses tanggal 07 Desember 2015).

Ayotte, L. (2005), Sharks-Educator’s Guide, (www.sharks3D.com di akses tanggal 13 Februari 2016).

Bangun, V.O., (2014), Efektivitas cites (Convention on international trade in endangered spesies of wild fauna and flora) dalam mengatur perdagangan Hiu di kawasan coral triangel (Imolementasi Di Indonesia), Jurnal Jom FISIP 1(2): 4.

Camhi, M.S. Fowler., J.A. Musick, A. Brautigam & S. Fordham, (1998), Sharks and their relatives, ecology and conservation. Occasional Paper of IUCN Spesies Survival Commision No. 20, IUCN, Gland, Switzerland and Cambridge (http://www.iucn.org di akses tanggal 25 November 2015).

Dharmadi dan Fahmi, (2005), Status Perikanan Hiu dan Aspek Pengelolaannya, Jurnal Oseana 30(1): 1-8.

Dharmadi dan Fahmi, (2014), Pengenalan Jenis-Jenis Hiu Indonesia, (https://www.scribd.com/.../Buku-Pengenalan-Jenis-Jenis-Hiu-di

Indonesia. di akses tanggal 24 Februari 2016).

Dudley, S. F. J. and C. A. Simpfendorfer, (2006), Population status of 14 shark spesies caught in the protective gillnets off KwaZulu-Natal beaches, South Africa, 1978-2003, Marine and Freshwater Research, 57. 225-240.

(18)

World's Vertebrates.Science,330 :1503-1509.

Hutchings, J.A., (2000), Collapse and Recovery of Marine Fishes. Nature, 406, 882-885.

Jackson J.B.C., (2010), The Future of the Oceans Past. Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences, 365:3765-3778.

Kent, C., dan Paul.H.B., (2013), Konservasi Biodiversitas Raja4,Buletin KBR4 Marine Biodiversity of Raja Ampat Islands 2(1):1-2.

Lotze H.K., H.S. Lenihan, B.J. Bourque, R.H. Bradbury, R.G. Cooke, M.C. Kay, S.M. Kidwell, M.X. Kirby, C.H. Peterson, and J.B.C. Jackson, (2006), Depletion, Degradation, and Recovery Potential of Estuaries and Coastal Seas, Science, 312:1806-1809.

Mahiswara, dan Agustinus, A, W, (2007), Sumberdaya Ikan Cucut (Hiu) yang Tertangkap Nelayan di Perairan Laut Jawa, Jurnal Iktiologi Indonesia7 (1):15.

Neubauer, P., O.P. Jensen, J.A. Hutchings, and J.K. Baum, (2013), Resilience and Recovery of Overexploited Marine Populations. Science, 340:347-349.

Rahmat, E., (2011), Teknik Pengukuran Morfometrik pada Ikan Cucut di Perairan Samudera Hindia,Jurnal BTL 9(2): 2-3.

Patterson H.M and M. J. Tudman, (2009), Chondrichthyan Guide for Fisheries Managers. A practical guide for mitigating chondrichthyan bycatch.Bureau of Rural Sciences and Australian Fisheries Management Authority, Canberra ACT (www.afma.gov.au & www.brs. gov.au di akses tanggal 28 November 2015).

Sri, J., dan Kasijan, R., (2009),Biologi Laut, Djambatan, Jakarta.

Stevens, J. D., R. Bonfil, N. K Dulvy, and P. A. Walker, (2000), The effects of fishing on sharks, rays, and chimaeras (chondrichthyans), and the implications for marine ecosystems. – ICES Journal of Marine Science, 57: 476–494.

(19)

(2006), Economically Important Shark and Rays Indonesia (Hiu dan Pari Yang bemilai Ekonomi penting Indonesia). CSIRO, Murdoch University, Aciar. Lamb Print, Perth.1 pp (www.aciar .gov.au di akses tanggal 03 September 2015).

Gambar

Tabel 4.1. Pengukuran morfometri hiu yang ditemukan di sumatra

Referensi

Dokumen terkait

Letakkan bone shear atau single edge bone-cutting rongeur dengan satu blade pada puncak alveolar dan blade lainnya dibawah undercut yang akan dibuang, dimulai pada regio

Pergerakan di bulan Desember 2015 diperkirakan mulai stabil dan dalam tren yang positif seiring dengan beberapa katalis dari pasar global yang dapat mendorong

Patton (dalam Ifham, 2002) memberi definisi mengenai kecerdasan emosi adalah menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan produktif,

Hal ini berarti sumbangan efektif stres kerja terhadap produktivitas kerja sebesar 26,4%, artinya masih terdapat 73,6% faktor-faktor lain yang mempengaruhi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan positif antara pengetahuan tentang kewiraswastaan dengan minat berwiraswasta pada siswa SMK Negeri 2 Wonosari;

Loyalitas adalah sikap yang dimiliki seseorang untuk bertahan dan setia kepada perusahaan, atasan maupun rekan kerja. Loyalitas merupakan hal yang sangat penting di dalam

Mulai dari uji AMDAL (life cycle assessment) - menguji pengaruh buruk kehadiran bangunan tersebut terhadap lingkungan sekitar baik segi sosial, ekonomi, dan alam bisa

Ada hubungan antara pengetahuan ibu atau pengasuh balita dan keberadaan keluarga yang merokok dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Mijen