• Tidak ada hasil yang ditemukan

Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah RS Jiwa Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah RS Jiwa Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

RIWAYAT GANGGUAN YANG SAMA

DALAM KELUARGA PADA PASIEN

SKIZOFRENIK SUKU BATAK DI BADAN

LAYANAN UMUM DAERAH RS JIWA

PROVINSI

SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Untuk Mencapai Keahlian Dalam Bidang Ilmu Kedokteran Jiwa pada Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

FRIEDRICH LUPINI

No. Register CHS : 16960

DEPARTEMEN PSIKIATRI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena berkat dan karunia-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas yang ada sebelumnya dan memenuhi salah satu syarat untuk melengkapi keahlian dalam bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. Sebagai manusia terutama sebagai pelajar dalam pendidikan, saya menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang :

“ Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien

Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah RS Jiwa

Provinsi Sumatera Utara”

Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

(3)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Prof. dr. Syamsir BS, Sp. KJ (K), sebagai Ketua Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan dan sebagai pembimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, yang penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing dan memberi pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan masukan-masukan yang berharga di dalam menyelesaikan tesis ini dan selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi.

3. Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp. KJ (K), sebagai Ketua Program Studi PPDS I Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan guru penulis yang telah banyak membimbing, memberikan pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan, dan memberikan buku-buku bacaan yang berharga selama penulis menyelesaikan tesis ini dan mengikuti pendidikan spesialisasi, baik dalam pertemuan formal maupun informal.

4. dr. Harun T. Parinduri, Sp. KJ (K), sebagai guru yang penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing dan memberi pengarahan, pengetahuan, dorongan, dukungan dan masukan-masukan yang berharga di dalam menyelesaikan tesis ini dan selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi.

(4)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

6. dr. Marhanuddin Umar, Sp. KJ (K), sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi.

7. Prof. dr. M. Joesoef Simbolon, Sp. KJ (K), sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi, terutama di bidang Psikiatri Anak. 8. dr. Elmeida Effendy, Sp. KJ, sebagai Sekretaris Program Studi PPDS I

Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan guru penulis yang telah banyak membimbing, memberikan pengarahan, pengetahuan, dorongan, dan dukungan, selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi.

9. dr. Mustafa M Amin, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama saya mengikuti pendidikan spesialisasi.

10. dr. Vita Camelia, Sp.KJ, sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama saya mengikuti pendidikan spesialisasi.

(5)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Sp. KJ; dr. Adhayani Lubis, Sp.KJ dan dr. Yusak P.S, Sp.KJ dan dr. Juwita Saragih, Sp.KJ sebagai senior penulis yang telah memberikan pengetahuan selama mengikuti pendidikan spesialisasi.

12. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan, Kepala Badan Pelayanan Kesehatan RS dr. Pirngadi Medan, Direktur RS Tembakau Deli Medan, yang telah memberikan izin, kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk belajar dan bekerja selama mengikuti pendidikan spesialisasi.

13. Prof. DR. dr. Hasan Sjahrir, Sp. S (K), sebagai Ketua Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dr. Rusli Dhanu, Sp. S (K), sebagai Ketua Program Studi PPDS I Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Darulkutni Nasution, Sp. S (K), yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjalani stase di Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

14. Prof. dr. Habibah Hanum Nasution, Sp. PD (K), sebagai Kepala Divisi Psikosomatik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak membimbing penulis selama menjalani stase di Divisi Psikosomatik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 15. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M. Kes, sebagai konsultan statistik dalam

(6)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

16. Teman-teman sejawat peserta PPDS I Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara : dr. Evalina P, dr. Laila S Sari, dr. Rudyhard EH, dr. M. Surya Husada, dr. Silvy AH, dr. Victor EP, dr. Siti Nurul H, dr. Lailan Sapinah, dr. Herny Taruli, dan dr. Mila AH, dr. Ira Dania, dr. Ricky W Tarigan, dr. Baginda H, dr. M. Yusuf, dr. Superida Ginting, dr. Ferdinan Leo, dr. Lenni Crisnawati, dr. Saulina Dumaria, dr. Hanip Fahri, yang telah banyak memberikan masukan berharga kepada penulis melalui diskusi-diskusi dan kritik-kritik baik dalam pertemuan formal maupun informal, serta selalu memberikan dorongan yang membangkitkan semangat penulis dalam menyelesaikan pendidikan spesialisasi ini.

17. Dokter Muda, perawat, pegawai RSUP. H. Adam Malik, RS dr. Pirngadi Medan, RS Tembakau Deli Medan, dan BLUD RSJ Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, yang telah membantu penulis selama mengikuti pendidikan spesialisasi.

18. Kedua orangtua saya yang sangat saya hormati dan cintai: Hong Lupini dan Rohani Gandha, demikian juga kepada adik saya Frederika Lupini yang telah memberi dorongan , semangat dan doanya.

(7)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

20. Buat istri tercinta Ani, tiada kata terindah yang dapat saya ucapkan selain rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan saya istri yang baik dan penuh pengertian. Terima kasih atas segala doa, dukungan, dorongan, semangat, kesabaran dan pengorbanan waktu yang diberikan kepada saya.

Akhirnya penulis hanya mampu berdoa dan bermohon semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang memberikan rahmat-Nya kepada seluruh keluarga handai tolan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang telah banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2009 Penulis

(8)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Tujuan Penelitian : Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan karakteristik (jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan) dengan derajat keluarga yang mempunyai riwayat gangguan yang sama dalam keluarga pada suku Batak dan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui karakteristik pasien skizofrenia pada suku Batak, untuk mengetahui proporsi riwayat keluarga yang menderita skizofrenia pada suku Batak, untuk mengetahui proporsi derajat keluarga yang menderita skizofrenia pada suku Batak dan untuk melihat hubungan karakteristik penderita skizofrenia dengan riwayat gangguan yang sama pada suku Batak.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik

(9)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 15.

Hasil Penelitian : Penelitian ini mendapati hasil bahwa dari 100 orang

sampel karakteristik pasien skizofrenik yang berusia 31-40 tahun (39%), jenis kelamin laki-laki (59%), berpendidikan SMA (63%), tidak bekerja (80%), status tidak kawin (64%), yang mempunyai riwayat gangguan yang sama dalam keluarga sebanyak 55%, kebanyakan yang mempunyai riwayat dari keluarga derajat pertama. Yang mempunyai riwayat gangguan yang sama dalam keluarga derajat pertama sebanyak 38% yang terbanyak terkena adalah saudara kandung sebesar 81,6% dan keluarga derajat kedua sebanyak 17% yang terbanyak terkena adalah paman sebesar 58,8%.

Kesimpulan : Tidak ada hubungan karakteristik (jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan) penderita skizofrenia dengan derajat keluarga pada suku Batak.

(10)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar belakang... 1

1.2. Rumusan masalah... 4

1.3. Hipotesis... 4

BAB 2. TUJUAN PENELITIAN... 5

2.1. Tujuan penelitian... 5

2.1.1. Tujuan Umum... 5

2.1.2. Tujuan Khusus... 5

2.2. Manfaat Penelitian... 5

BAB 3.TINJAUAN PUSTAKA... 7

BAB 4. KERANGKA KONSEP... 16

BAB 5. METODE PENELITIAN... 17

5.1. Desain Penelitian... 17

5.2. Tempat dan Waktu Penelitian... 17

5.3. Populasi Penelitian... 17

5.4. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel... 17

5.4.1. Sampel Penelitian... 17

5.4.2. Cara Pemilihan Sampel... 17

5.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi... 18

5.5.1. Kriteria Inklusi... 18

5.5.2. Kriteria Eksklusi... 18

(11)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

5.7. Cara Kerja...19

5.8. Identifikasi Variabel...19

5.9. Manajemen dan Analisis Data ...19

5.10. Definisi Operasional...20

BAB 6. KERANGKA OPERASIONAL...21

BAB 7. HASIL PENELITIAN...22

7.1. Karakteristik Penderita Skizofrenia...22

7.2. Riwayat Keluarga Yang Mempunyai Gangguan Yang Sama...23

7.3. Derajat Keluarga Yang Mempunyai Gangguan Yang Sama...23

7.4. Keluarga Yang Mempunyai Gangguan Yang Sama Dari Derajat Pertama...24

7.5 Keluarga Yang Mempunyai Gangguan Yang Sama Dari Derajat Kedua...………..………..………….24

7.6 Hubungan antara Karakteristik Subjek dengan Derajat Keluarga...………..………..………….25

a. Jenis Kelamin...25

b. Pendidikan...26

c. Pekerjaan...26

d. Status Perkawinan...26

BAB 8. PEMBAHASAN...27

8.1. Karateristik Penderita Skizofrenia...27

a. Umur...27

b. Jenis Kelamin...28

c. Pendidikan...29

d. Pekerjaan...29

e. Status Perkawinan...30

8.2. Riwayat Keluarga Yang Mempunyai Gangguan Yang Sama…..30

8.3. Derajat Keluarga Yang Mempunyai Gangguan Yang Sama...29

8.4.Hubungan Antara Karakteristik Subjek Dengan Derajat Keluarga...31

a. Jenis Kelamin...31

(12)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

c. Pekerjaan...32

d. Status Perkawinan...32

BAB 9. KESIMPULAN DAN SARAN...33

9.1. Kesimpulan... ...33

9.2. Saran...33

DAFTAR PUSTAKA...34

LAMPIRAN.1...37

LAMPIRAN.2...39

LAMPIRAN.3... ...40

LAMPIRAN.4... ...41

(13)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Prevalensi skizofrenia pada populasi spesifik antar faktor genetik ... 12 Tabel 2. Karakteristik pasien skizofrenik berdasarkan umur, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan ...22 Tabel 3. Karakteristik pasien skizofrenik berdasarkan riwayat keluarga

...23 Tabel 4. Karakteristik pasien skizofrenik berdasarkan derajat keluarga

……….………...23 Tabel 5. Keluarga yang mempunyai gangguan yang sama dari derajat

pertama... 24 Tabel 6. Keluarga yang mempunyai gangguan yang sama dari derajat

kedua... 24 Tabel 7. Hubungan antara karakteristik subjek dengan derajat keluarga

(14)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR / SKEMA

(15)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR SINGKATAN

AS : Amerika Serikat

BLUD RSJ Provsu : Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara

COMT : cathecol-o-methyltransferase

DISC1 : disrupted in schizophrenia

DNA : deoxyribonucleic acid

DTNBP1 : dystrobrevin binding protein1

FK-USU : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

GRM3 : metabotropic glutamate receptor type 3

NIMH : National Institute of Mental Health

NRG1 : neuregulin 1

PPDGJ III : Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan

Jiwa di Indonesia edisi ketiga RGS4 : regulator of G-protein signaling 4

RSUP-HAM : Rumah Sakit Umum Pusat - Haji Adam Malik SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

SPSS : Statistical Package for Social Sciences

(16)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Untuk Penelitian... 37

Lampiran 2. Surat Persetujuan Setelah Penjelasan……….... 39

Lampiran 3. Kuesioner... 40

Lampiran 4. Tabel Induk Penelitian... 41

(17)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Skizofrenia adalah masalah kesehatan umum di seluruh dunia yang memerlukan banyak biaya personal dan ekonomi. Skizofrenia menyerang kurang dari 1 persen populasi dunia. Jika gangguan spektrum skizofrenia dimasukkan dalam estimasi prevalensi, maka jumlah orang-orang yang terserang bertambah sekitar 5 persen.1

Skizofrenia paranoid adalah bentuk skizofrenia yang paling sering dijumpai dengan karakteristik adanya waham persekutorik, non sistematis dan halusinasi pendengaran.2

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mencari penyebab skizofrenia dan diketahui bahwa faktor genetik memegang peranan penting dalam terjadinya skizofrenia. Bukti adanya peran genetik tersebut dapat dilihat dari beberapa penelitian seperti studi keluarga, anak kembar, dan anak angkat. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa risiko menderita skizofrenia pada saudara kandung (full sibling) 14,2%, saudara sepupu (half sibling) 7,1%, orangtua 9,2%, anak-anak 16,4%, kembar dizigot 14,5%, kembar monozigot 46,1% dan pada anak-anak yang kedua orangtuanya menderita skizofrenia, risikonya sebesar 39,2%.3,4

(18)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

derajat pertama (first degree relatives) dibandingkan dengan populasi umum. Pope et al pada tahun 1982 melaporkan bahwa tak satupun dari total 199 keluarga derajat pertama dari pasien skizofrenik mempunyai penyakit skizofrenia. Abrams dan Taylor pada tahun 1983 melaporkan hanya dua kasus skizofrenia dari 128 keluarga derajat pertama menderita skizofrenia dengan prevalensi 1,6%.5,9

Lim LCC dan Sim LP pada tahun 1992 menemukan prevalensi skizofrenia dalam keluarga derajat pertama pasien skizofrenik adalah 6,8% dengan usia rata-rata 36,4 tahun, dengan usia onset pertama 27,0 tahun. Kebanyakan pasien skizofrenik adalah tidak kawin dan tidak bekerja.5

Laursen et al pada tahun 2005 menemukan bahwa skizofrenia yang mempunyai riwayat keluarga sebesar 6,11% dan skizofrenia yang tidak mempunyai riwayat keluarga sebesar 0,88%.10

Lupini pada tahun 2006 melakukan penelitian pada subjek yang berjumlah 149 orang di rumah sakit jiwa Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita skizofrenik episode pertama adalah laki-laki 103 orang (69,1%) dan berusia antara 21-30 tahun 66 orang (44,3%) dan berasal dari suku Batak 91 orang (61,0%) serta berpendidikan SMA 65 orang (43,6%). Penderita skizofrenik episode pertama tidak bekerja 115 orang (77,2%) dengan status tidak kawin 105 orang (70,5%).11

(19)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

menunjukkan bahwa sebagian besar penderita skizofrenik adalah laki-laki 76 orang (68,5%) dan perempuan 35 orang (31,5%). Dari 111 orang yang mempunyai riwayat keluarga 47 orang (42,3%) dan yang tidak mempunyai riwayat keluarga 64 orang (57,7%).12

Simanjuntak pada tahun 2008 melakukan penelitian pada subjek yang berjumlah 100 orang di rumah sakit jiwa Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita skizofrenik adalah laki-laki 67 orang (67%), yang berumur terbanyak 31-40 tahun sekitar 34 orang (34%), kebanyakan tidak bekerja 63 orang (63%), berpendidikan SMA keatas 62 orang (62%) dan tidak kawin 63 orang (63%).13

Hill dan Sahhar pada tahun 2006 menemukan skizofrenia paling sering pada laki-laki dibanding dengan perempuan.13

Keluarga derajat pertama ( orangtua, saudara kandung dan anak) dari seorang dengan skizofrenia mempunyai 10% kecenderungan mendapatkan diagnosis skizofrenia sementara keluarga derajat kedua (paman, bibi, sepupu, kakek dan nenek) turun setidaknya lebih dari separuh.Menurut Lewis dan Lieberman pada tahun 2000 melaporkan dari studi keluarga, kembar dan adopsi bahwa risiko kesakitan dari skizofrenia dalam hubungan keluarga pada populasi umum adalah sekitar 1%, insiden pada keluarga derajat kedua adalah 2-6% dan pada keluarga derajat pertama adalah 6-17%. Insiden skizofrenia pada anak kembar dizigotik adalah sekitar 17% dan kembar monozigotik sekitar 50%.14-21

(20)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

gangguan psikiatri pada orang dewasa sehingga perlu untuk didiskusikan kepada pasien dan keluarganya.22

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di BLUD RSJ Provsu (Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara).

1.2. Rumusan masalah

Apakah ada hubungan karakteristik ( jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan) dengan derajat keluarga yang mempunyai riwayat gangguan yang sama dalam keluarga pada suku Batak?

1.3. Hipotesis

(21)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 2

TUJUAN PENELITIAN

2.1. Tujuan Penelitian

2.1.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan karakteristik ( jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan) dengan derajat keluarga yang mempunyai riwayat gangguan yang sama dalam keluarga pada suku Batak.

2.1.2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik skizofrenia pada suku Batak. b. Untuk mengetahui proporsi riwayat keluarga yang menderita

skizofrenia pada suku Batak.

c. Untuk mengetahui proporsi derajat keluarga yang menderita skizofrenia pada suku Batak.

d. Untuk melihat hubungan karakteristik penderita skizofrenia dengan derajat keluarga pada suku Batak.

2.2. Manfaat Penelitian

(22)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Hasil ini dapat juga dipakai untuk bahan penelitian selanjutnya yang sejenis yang lebih luas dan mendalam tentang riwayat keluarga pada penderita skizofrenia.

(23)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit mental dikategorikan kepada penyakit/gangguan yang diketahui menyebabkan gangguan ringan sampai berat pada pikiran dan/atau perilaku, yang mana berakibat pada ketidakmampuan adaptasi dengan kebutuhan dan kehidupan rutin sehari-hari. Ada lebih dari 200 bentuk klasifikasi dari penyakit mental. Gangguan yang paling umum adalah depresi, gangguan bipolar, demensia, skizofrenia dan gangguan cemas.23

Penyakit mental disebabkan oleh interaksi dari berbagai faktor genetik dan faktor lingkungan. Penyebabnya termasuk reaksi stres lingkungan, faktor genetik, ketidakseimbangan biokimia atau kombinasinya. Karena faktor genetik terlibat, ketika salah satu anggota keluarga terlibat, keluarga yang terdekat akan meningkat risiko untuk menderita penyakit yang sama.23

(24)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

laki-laki bila menderita skizofrenia akan lebih parah daripada perempuan.1,24

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang tidak diketahui etiologinya dan mempunyai ciri khas dengan simtom positif dan negatif. Skizofrenia juga dapat menyebabkan kerusakan kognitif dan penyakit ini bersifat kronik.25

Gangguan pikiran ditunjukkan dengan penyimpangan dalam menilai realitas, kadang-kadang disertai waham dan halusinasi, disertai dengan kumpulan pikiran yang terpisah-pisah yang mengakibatkan gangguan dalam bicara. Gangguan mood meliputi ambivalen dan inappropriate atau respons afektif yang terbatas. Gangguan perilaku ditandai dengan penarikan diri atau perilaku yang aneh. Ini semua dikarakteristikkan sebagai gejala-gejala positif dan negatif (defisit). Meskipun bukan merupakan suatu gangguan kognitif, skizofrenia sering menyebabkan kerusakan fungsi kognitif (misalnya berpikir konkrit dan gangguan dalam memproses informasi).1

(25)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

pekerjaan dan kedudukan sosial dan masuk ke daerah-daerah kemiskinan dan inti kota. Meskipun demikian, studi-studi penelitian terbaru telah menegaskan peningkatan insiden di daerah-daerah perkotaan, dengan risiko relatif untuk skizofrenia yang berhubungan dengan tingkat urbanisasi.1

Penduduk di Sumatera Utara terdiri dari beragam suku-suku. Menurut hasil sensus penduduk Sumatera Utara karakteristik penduduk Sumatera Utara terdiri dari 11 suku, salah satu yang terbanyak adalah suku Batak yang terdiri dari Toba, Karo, Simalungun, Dairi dan Mandailing .26

Adapun sifat dan perwatakan suku Batak yang berwujud pada perilaku atau perbuatan dan pola pikirnya yang masih melekat pada anggota masyarakat suku Batak pada umumnya adalah sebagai berikut: jujur, tegas, berani, percaya diri, pemalu, mudah tersinggung dan pendendam, berpendirian teguh, sopan, rasionalis dan kritis, mudah menyesuaikan diri, iri dan cemburu.27

Skizofrenia juga terlihat cenderung lebih berat di negara-negara maju dibandingkan negara-negara berkembang. Daerah-daerah geografik terkadang penting dalam etiologi penyakit. Sebagai contoh, sebuah populasi yang terisolasi di Skandinavia Utara, terlihat memiliki kumpulan genetik yang diperberat untuk kerentanan skizofrenia, mungkin dibawa generasi sebelumnya oleh dua keluarga yang berimigrasi.1

(26)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

orang akan mengalami skizofrenia selama hidupnya. National Institute of

Mental Health (NIMH) melaporkan prevalensi seumur hidup sebesar 0,6

sampai 1,9%, kira-kira 90% dalam pengobatan skizofrenia adalah antara usia 15 dan 55 tahun, dimana onset untuk laki-laki adalah 10-25 tahun dan untuk wanita usia puncak 25-35 tahun.14,24 Perbandingan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan adalah 1:1.24

Model stres diatesis paling sering digunakan, yang mendalilkan bahwa seseorang dengan skizofrenia mempunyai kerentanan biologik spesifik, atau diatesis, yang dicetuskan oleh suatu stres dan berkembang menjadi gejala skizofrenia. Stres dapat berasal dari genetik, biologik dan psikososial atau lingkungan.1,24

Faktor Genetik

Pertanyaan yang paling mendasar dalam genetika skizofrenia adalah apakah gangguan berkumpul atau ”singgah” didalam keluarga? Secara teknis, agregasi keluarga (familial) mempunyai arti bahwa keluarga dekat dari seorang individu dengan gangguan berisiko untuk terjadinya gangguan tersebut, dibandingkan dengan individu pada populasi umum yang dipilih secara acak.28

(27)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

faktor-faktor genetik yang memperlihatkan pada mungkin semua kasus yang relevan.24

Kemungkinan seseorang yang menderita skizofrenia berhubungan dengan dekatnya hubungan persaudaraan tersebut (sebagai contoh, keluarga tingkat pertama atau kedua) .1,24

Teori-teori mengenai single gene (gen tunggal) dan polygenic telah diperkenalkan. Walaupun ada 2 teori, tetapi teori poligenik lebih konsisten dihubungkan dengan skizofrenia. Pada studi penelitian genetika saat ini telah difokuskan pada faktor hubungan keluarga, adopsi, dan kembar monozigot. Pertalian genetik berhubungan dengan tingginya insiden skizofrenia dibandingkan dengan populasi umum dan kembar monozigot memiliki angka kesesuaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan kembar dizigot. Insidensi genetik pada keluarga lebih tinggi.24

Data kembar monozigotik telah jelas menunjukkan fakta bahwa kerentanan individual secara genetik terhadap berkembangnya skizofrenia tidak dapat dihindari (inevitably); faktor-faktor lainnya (contoh, lingkungan) harus terlibat dalam menentukan hasil (outcome) skizofrenia. Bila model kecenderungan kerentanan skizofrenia adalah benar dalam mendalilkan pengaruh lingkungan, maka faktor-faktor biologik atau lingkungan psikososial dapat mencegah (prevent) atau menyebabkan skizofrenia dalam kerentanan individual secara genetik. 24

(28)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

spesifik deoxyribonucleic acid (DNA), perubahan-perubahan protein atau proses-proses biologik.28

Terdapat antusiasme dan harapan yang besar pada dua pendekatan untuk mengidentifikasi terhadap cacat (faulty) gen-gen yang bertanggung jawab terhadap skizofrenia : linkage studies dan association

studies. Linkage studies menggunakan petanda (marker) genetik

polimorfik untuk mencoba mengidentifikasi kesepakatan statistik {dikenal sebagai logaritma skor kemungkinan (odds score)} antara adanya petanda dan penyakit pada keluarga yang diteliti. Perlu dicatat bahwa petanda-petanda genetik ditandai dengan dugaan pada bagian DNA dimana gen terletak ; mereka tidak memerlukan identifikasi gen mutan itu sendiri. 28

Tabel di bawah ini menunjukkan prevalensi skizofrenia pada populasi spesifik antar faktor genetik.

Tabel 1. Prevalensi skizofrenia pada populasi spesifik antar faktor genetik

Pertalian Genetik Insiden Skizofrenia

Populasi umum 1%

Saudara kandung menderita skizofrenia 8%

Salah satu orangtua menderita skizofrenia 12%

Saudara kembar dizigotik menderita skizofrenia

12%

Kedua orangtua menderita skizofrenia 40%

Saudara kembar monozigot menderita skizofrenia

(29)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Sumber : Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry, Behavioral Sciences / Clinical Psychiatry. 10th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins ; 2007.

Teknologi-teknologi zaman postgenomic memberikan kesempatan untuk mempercepat temuan mekanisme molekuler. Aplikasi metode ekspresi gen, teknik penemuan gen dan teknologi proteomic pada jaringan otak postmortem berpotensi untuk mengidentifikasi jenis sel-sel, gen, dan protein-protein yang spesifik dimana terlibat didalam ”molecular

cascade”. Masih dini dalam perkembangan, pendekatan-pendekatan ini

menawarkan potensial yang kuat untuk penemuan target-target molekuler sebagai kandidat untuk etiologi dan untuk perkembangan obat-obatan.1 Cara (mode) transmisi genetik pada skizofrenia tidak diketahui, tetapi beberapa gen-gen terlihat mempunyai kontribusi kerentanan terhadap skizofrenia.24

Penggambaran perbedaan manifestasi fenotipe gen-gen skizofrenia atau petanda-petanda fenotipe adalah sangat penting.1

Linkage dan association genetic studies telah memberikan bukti yang

kuat untuk 8 tempat (site) linkage : 6q, 5q, 6p, 8p, 10p, 13q, 15q dan 22q. Analisis lebih lanjut tempat kromoson tersebut telah mengidentifikasi calon gen-gen spesifik, dan calon-calon terbaik sekarang adalah reseptor

alpha 7 nicotinic, disrupted in schizophrenia (DISC1), metabotropic glutamate receptor type 3 (GRM3), cathecol-o-methyltransferase (COMT),

neuregulin 1 (NRG1), regulator of G-protein signaling 4 (RGS4 ) dan G72.

(30)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Baru-baru ini, mutasi dari gen-gen dystrobrevin binding protein1 (DTNBP1) dan neuregulin1 telah ditemukan yang berhubungan dengan gambaran negatif skizofrenia.24

Tidak ada bukti-bukti terkontrol baik yang menyatakan bahwa pola keluarga spesifik mempunyai peranan kausatif dalam perkembangan skizofrenia. Beberapa pasien dengan skizofrenia berasal dari keluarga yang disfungsional, demikian juga banyak orang sakit yang nonpsikiatrik berasal dari keluarga disfungsional. Tetapi, penting untuk tidak mengabaikan perilaku keluarga patologis yang dapat secara signifikan meningkatkan stres emosional yang harus dihadapi oleh pasien skizofrenia yang rentan. 24

Konsep ikatan ganda dirumuskan oleh Gregory Bateson dan Donald Jackson untuk menggambarkan suatu hipotesis keluarga dimana anak-anak mendapatkan pesan yang bertentangan dari orangtuanya tentang perilaku, sikap, dan perasaan. Didalam hipotesis Bateson, anak menarik diri kedalam keadaan psikotik mereka sendiri untuk meloloskan dari kebingungan ikatan ganda yang tidak dapat dipecahkan. Sayangnya, penelitian keluarga yang dilakukan untuk membuktikan teori tersebut telah secara serius mengalami kekurangan (flawed) secara metodologi. Teori hanya dinilai sebagai pola (pattern) deskriptif, tidak menjelaskan sebagai penyebab skizofrenia. 24

(31)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

jenis kelamin yang berbeda. Pada tipe keluarga lain, hubungan condong antara seorang anak dan satu orangtua melibatkan suatu perebutan kuasa (power struggle) antara orangtua dan menyebabkan dominansi salah satu orangtua. Dinamika ini menekan kapasitas adaptasi yang rapuh pada penderita skizofrenia. 8,24

Lyman Wynne menggambarkan beberapa keluarga dimana ekspresi emosional ditekan oleh pemakaian konsisten komunikasi verbal yang saling mendukung secara semu (pseudomutual) atau bermusuhan secara semu (pseudohostile). Penekanan tersebut menyebabkan perkembangan komunikasi verbal yang unik pada keluarga tersebut, dan masalah timbul jika anak meninggalkan rumah dan harus berhubungan dengan orang lain. Komunikasi verbal anak mungkin tidak dapat dimengerti oleh orang diluar keluarga.24

(32)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 4

KERANGKA KONSEP

Karateristik demografi - Jenis kelamin - Pekerjaan - Pendidikan - Perkawinan

(33)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 5

METODE PENELITIAN

5.1. Desain Penelitian

Deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional

5.2. Tempat dan waktu penelitian :

Tempat penelitian : Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara

Waktu penelitian : 1 Maret 2009 – 30 Juni 2009

5.3. Populasi penelitian

Pasien yang berobat ke Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara dari 1 Maret 2009- 30 Juni 2009

5.4. Sampel dan Cara pemilihan sampel

5.4.1. Sampel penelitian :

Pasien skizofrenik suku Batak yang berobat jalan dan rawat inap di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara dari 1 Maret 2009 – 30 Juni 2009

5.4. 2. Cara pemilihan sampel :

(34)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

5.5. Kriteria inklusi dan eksklusi

5.5.1 Kriteria Inklusi :

• Pasien skizofrenia suku Batak.

• Usia 15 – 55 tahun.

5.5. 2. Kriteria eksklusi :

Penyakit psikotik karena medis umum.

Ada riwayat penggunaan zat.

5.6. Estimasi besar sampel

Besar sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi menggunakan ketepatan absolut dengan rumus yang digunakan adalah :

Zα2PQ

n =

d2

Zα = Nilai batas bawah dari tabel Z yang besarnya tergantung

pada nilai α yang ditentukan ; untuk nilai α = 0,05 → Zα = 1,96

P = Proporsi 6% q = 1-p : 1-0,06 = 0,94

d = ketepatan penelitian (tingkat ketepatan absolut yang dihendaki) = 0,05

(1,96)2 x (0,06) x (0,94) n =

(35)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

n =87  100

5.7. Cara kerja

a. Dari pasien yang berobat jalan dan rawat inap di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara yang berobat dari 1 Maret 2009 – 30 Juni 2009 diseleksi sesuai kriteria inklusi yaitu pasien skizofrenik suku Batak dan berusia 15- 55 tahun dan yang memenuhi kriteria eksklusi dikeluarkan dari penelitian.

b. Kemudian pasien ini kita tanya apakah mempunyai riwayat keluarga yang mempunyai gangguan yang sama, siapa-siapa saja lalu dicatat.

c. Pasien juga dicatat umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan.

d. Dari data yang didapat digambarkan dalam bentuk tabel.

5.8. Identifikasi variabel

a. variabel bebas : jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan.

b. variabel tergantung : derajat keluarga yang mempunyai riwayat gangguan yang sama pada skizofrenia.

5.9. Manajemen dan analisis data

(36)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Untuk mengetahui hubungan riwayat keluarga dan karakteristik penderita dengan penyakit skizofrenia dianalisis menggunakan chi-square dengan tingkat kemaknaan ( = 5%) dengan menggunakan program

SPSS 15.

5.10. Definisi operasional

a. Pasien skizofrenik adalah pasien yang memenuhi kriteria diagnostik ’Skizofrenia ‘ (F.20) berdasarkan PPDGJI – III

b. Jenis kelamin adalah laki-laki dan perempuan. c. Status pekerjaan yaitu bekerja atau tidak bekerja. d. Status perkawinan yaitu kawin, tidak kawin, berpisah. e. Status pendidikan yaitu SD/SMP/SMA/Akademi/S1. f. Kelompok usia yaitu : ≤ 20, 21-30, 31-40, 41-50, >50.

g. Suku adalah Batak yang terdiri dari Toba, Karo, Simalungun, Dairi dan Mandailing.

h. Penyakit medis umum yaitu penyakit-penyakit kardiovaskular, penyakit-penyakit endokrin dan penyakit-penyakit berat lainnya. i. Riwayat penggunaan zat adalah pemakaian zat secara berkala

atau terus menerus dalam jangka waktu sedikitnya selama setahun.

j. Keluarga derajat pertama yaitu ayah/ibu/saudara kandung/anak. k. Keluarga derajat kedua yaitu paman/bibi/saudara sepupu/

(37)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 6 Rawat Inap Di RSJD

Eksklusi

(38)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 7

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini digambarkan secara berurutan dimulai dari karakteristik penderita skizofrenia, riwayat keluarga yang mempunyai gangguan yang sama, derajat keluarga yang mempunyai gangguan yang sama, keluarga yang mempunyai gangguan yang sama dari derajat pertama, keluarga yang mempunyai gangguan yang sama dari derajat kedua dan hubungan antara karakteristik subjek dengan derajat keluarga.

7.1. Karakteristik Penderita Skizofrenia

Tabel 2. Karakteristik pasien skizofrenik berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan.

Karakteristik

Jenis Kelamin Laki-laki

(39)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Dari tabel 2 diatas dapat dilihat karakteristik pasien skizofrenik didominasi oleh kelompok umur 31-40 tahun (39%), jenis kelamin laki-laki (59%), berpendidikan SMA (63%), tidak bekerja (80%) dan status tidak kawin (64%).

7.2. Riwayat Keluarga yang Mempunyai Gangguan yang Sama

Tabel 3. Karakteristik pasien skizofrenik berdasarkan riwayat keluarga

Riwayat keluarga Jumlah %

Ada

Dari tabel 3 diatas dilihat bahwa dari 100 orang subjek penelitian yang mempunyai riwayat gangguan yang sama didapati 55 orang (55%) mempunyai riwayat gangguan yang sama dalam keluarga.

7.3. Derajat Keluarga yang Mempunyai Gangguan yang Sama

Tabel 4. Karakteristik pasien skizofrenik berdasarkan derajat keluarga

Derajat keluarga Jumlah %

Derajat 1

(40)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

didapati 38 orang (38%) dengan derajat pertama yang mempunyai riwayat gangguan yang sama dalam keluarga.

7.4. Keluarga yang Mempunyai Gangguan yang Sama dari Derajat

Pertama

Tabel 5. Keluarga yang mempunyai gangguan yang sama dari derajat pertama

Dari tabel 5 diatas dilihat bahwa dari 38 orang subjek penelitian berdasarkan keluarga derajat pertama yang mempunyai gangguan yang sama didapati 31 orang (81,6%) mempunyai hubungan saudara kandung dengan pasien skizofrenik.

7.5. Keluarga yang Mempunyai Gangguan yang Sama dari Derajat

Kedua

(41)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Dari tabel 6 diatas dilihat bahwa dari 17 orang subjek penelitian berdasarkan keluarga derajat kedua yang mempunyai gangguan yang sama didapati 10 orang (58,8%) mempunyai hubungan paman dengan pasien skizofrenik.

7.6. Hubungan antara Karateristik Subjek dengan Derajat Keluarga

Tabel 7. Hubungan antara karakteristik subjek dengan derajat keluarga

(42)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

24 orang (63,2%) dan dari keluarga derajat kedua terbanyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang (52,9%). Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan derajat keluarga (p=0,524).

b. Pendidikan

Dari tabel 7 diatas dilihat bahwa yang mengalami skizofrenia dari keluarga derajat pertama terbanyak berpendidikan SMA sebanyak 23 orang (60,5%) dan dari keluarga derajat kedua terbanyak berpendidikan SMA sebanyak 12 orang (70,6%). Tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan derajat keluarga (p=0,809).

c. Pekerjaan

Dari tabel 7 diatas dilihat bahwa yang mengalami skizofrenia dari keluarga derajat pertama terbanyak tidak bekerja sebanyak 30 orang (78,9%) dan dari keluarga derajat kedua terbanyak tidak bekerja sebanyak 15 orang (88,2%). Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan derajat keluarga (p=0,642).

d. Status Perkawinan

(43)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 8

PEMBAHASAN

Penelitian “ Riwayat Gangguan yang Sama dalam Keluarga pada pasien Skizofrenik Suku Batak “ merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik (jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan) dengan derajat keluarga yang mempunyai riwayat gangguan yang sama dalam keluarga pada suku Batak dan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui karakteristik pasien skizofrenik pada suku Batak, untuk mengetahui proporsi riwayat keluarga yang menderita skizofrenia pada suku Batak, untuk mengetahui proporsi derajat keluarga yang menderita skizofrenia pada suku Batak dan untuk melihat hubungan karakteristik penderita skizofrenia dengan riwayat gangguan yang sama pada suku Batak.

Hipotesis pada penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan karakteristik (jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan) dengan derajat keluarga yang mempunyai riwayat gangguan yang sama dalam keluarga pada suku Batak.

8.1. Karakteristik Penderita Skizofrenia

a. Umur

(44)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Sementara Lim LCC dan Sim LP pada tahun 1992 menemukan prevalensi skizofrenia usia rata-rata adalah 36,4 tahun.5

Lupini pada tahun 2006 menemukan dari 149 orang pasien skizofrenia berusia antara 21-30 tahun 66 orang (44,3%).11

Simanjuntak pada tahun 2008 menemukan dari 100 pasien skizofrenik yang terbanyak berumur 31-40 tahun sebanyak 34 orang (34%).13

Hal tersebut sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa skizofrenia dimulai antara masa remaja menengah sampai dewasa muda.1,24

b. Jenis Kelamin

Dari tabel 2 diatas dapat dilihat karakteristik pasien skizofrenik didominasi oleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 59 orang (59%).

Sementara Lupini pada tahun 2006 menemukan jenis kelamin dari 149 pasien skizofrenik adalah laki-laki sebanyak 103 orang (69,1%).11

Simanjuntak pada tahun 2006 menemukan dari 111 orang pasien skizofrenia terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 76 orang (68,5%).12

Simanjuntak pada tahun 2008 menemukan dari 100 orang pasien skizofrenia terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 67 orang (67%).13

(45)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Hal tersebut sesuai dengan literatur yang menyatakan skizofrenia lebih sering mengenai laki-laki daripada perempuan.1,24

c. Pendidikan

Dari tabel 2 diatas dilihat bahwa yang mengalami skizofrenia terbanyak berpendidikan SMA sebanyak 63 orang (63%)

Sementara Lupini pada tahun 2006 menemukan dari 149 pasien skizofrenik yang berpendidikan SMA adalah sebanyak 65 orang (43,6%).11

Simanjuntak pada tahun 2008 melakukan penelitian pada subjek yang berjumlah 100 orang di rumah sakit jiwa Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita skizofrenia adalah yang berpendidikan SMA keatas 62 orang (62%).13

d. Pekerjaan

Dari tabel 2 diatas dilihat bahwa yang mengalami skizofrenia terbanyak tidak bekerja sebanyak 80 orang (80%).

Sementara Lim LCC dan Sim LP pada tahun 1992 menemukan prevalensi skizofrenia kebanyakan tidak bekerja.5

Demikian juga halnya Lupini pada tahun 2006 menemukan dari 149 pasien skizofrenia tidak bekerja sebanyak 115 orang (77,2%).11

(46)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

menunjukkan bahwa sebagian besar penderita skizofrenia adalah kebanyakan tidak bekerja 63 orang (63%).13

e. Status Perkawinan

Dari tabel 2 diatas dilihat bahwa yang mengalami skizofrenia terbanyak tidak kawin sebanyak 64 orang (64%).

Sementara Lim LCC dan Sim LP pada tahun 1992 menemukan kebanyakan pasien skizofrenik adalah single (tidak kawin).5

Demikian juga halnya Lupini pada tahun 2006 menemukan pasien skizofrenia mempunyai status tidak kawin 105 orang (70,5 %).11

Simanjuntak pada tahun 2008 melakukan penelitian pada subjek yang berjumlah 100 orang di rumah sakit jiwa Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita skizofrenia adalah tidak kawin 63 orang (63%).13

8.2. Riwayat Keluarga yang Mempunyai Gangguan yang Sama.

Dari tabel 3 diatas dilihat bahwa yang mengalami skizofrenia terbanyak ada riwayat gangguan yang sama dalam keluarga sebanyak 55 orang (55%).

(47)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

8.3. Derajat Keluarga yang Mempunyai Gangguan yang Sama.

Dari tabel 4 diatas dilihat bahwa dari 100 orang subjek penelitian berdasarkan derajat keluarga yang mempunyai gangguan yang sama didapati 38 orang (38%) dengan derajat pertama yang mempunyai riwayat gangguan yang sama dalam keluarga.

Lewis dan Lieberman pada tahun 2000 dari studi keluarga, kembar dan adopsi bahwa insiden pada keluarga derajat kedua adalah 2-6% dan pada keluarga derajat pertama adalah 6-17%.14-21

Pope et al pada tahun 1982 melaporkan bahwa tak satupun dari total 199 keluarga derajat pertama dari pasien skizofrenik mempunyai gangguan skizofrenia. Abrams dan Taylor pada tahun 1983 melaporkan hanya dua kasus skizofrenia dari 128 keluarga derajat pertama menderita skizofrenia dengan prevalensi 1,6%.5,9

8.4. Hubungan antara Karakteristik Subjek dengan Derajat Keluarga

a. Jenis Kelamin

(48)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

b. Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, terlihat bahwa pada derajat pertama dan kedua paling banyak dijumpai di tingkat pendidikan SMA sebanyak 23 orang (60,5%) dan 12 orang (70,6%). Kasus skizofrenia dengan tanpa riwayat keluarga juga ditemukan paling banyak pada tingkat pendidikan SMA yaitu 28 orang (62,2%).(p=0,809)

c. Pekerjaan

Pada penelitian ini dapat terlihat bahwa kasus skizofrenia banyak terjadi pada pasien yang tidak bekerja dengan jumlah kasus derajat pertama sebanyak 30 orang (78,9%), derajat kedua sebanyak 15 orang (88,2%) dan yang tidak memiliki riwayat keluarga sebanyak 35 orang (77,8%).(p=0,642)

d. Status Perkawinan

Kasus skizofrenia paling banyak ditemukan pada pasien yang tidak kawin yaitu sebanyak 27 orang (71,1%) pada derajat pertama, 11 orang (64,7%) pada derajat kedua dan 26 orang (57,8%) pada yang tidak mempunyai riwayat keluarga.(p=0,454)

(49)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 9

KESIMPULAN DAN SARAN

9.1. KESIMPULAN

a. Penelitian ini mendapati hasil bahwa dari 100 orang sampel karakteristik pasien skizofrenik yang berusia 31-40 tahun 39%, jenis kelamin laki-laki 59%, berpendidikan SMA 63%, tidak bekerja 80% dan status tidak kawin 64%.

b. Yang mempunyai riwayat gangguan yang sama dalam

keluarga sebanyak 55%.

c. Yang mempunyai riwayat gangguan yang sama dalam

keluarga derajat pertama sebanyak 38% yang terbanyak terkena adalah saudara kandung sebesar 81,6% dan keluarga derajat kedua sebanyak 17% yang terbanyak terkena adalah paman sebesar 58,8%.

d. Tidak ada hubungan karakteristik (jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan) penderita skizofrenia dengan derajat keluarga pada suku Batak.

9.2. SARAN

(50)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

1. Buchanan RW, Carpenter TW. Concept of Schizophrenia. Dalam : Sadock BJ, Sadock VA. Comprehensive Textbook of Psychiatry. Vol 1. 8th ed. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia. 2005. p. 1329-45.

2. Triemble MR, Schizophrenia. Dalam :Biological Psychiatry,2nd ed, John Wiley&Sons Ltd:1996:183-225.

3. Imelda Indriyani. Kelainan Struktur Otak dan Fungsinya pada Saudara Kandung Sehat Pasien Skizofrenia. Indonesian Psychiatric Quarterly Juli 2005;XXXVIII;3;15-16.

4. Lim LCC, Sim LP, The Prevalence of Schizophrenia in Relatives of Schizophrenic Patients,Singapore Med J,1992,Vol 33:645-7.

5. Baron M, Gruen R, Asnis L, Schizophrenia: A Comparative Study of Patients With and Without Family History, Brit J Psychiatry, 1982,140,516-7.

6. Tsapakis ME, Travis MJ,Schizophrenia, Current Medicine Group, London, 2005.

7. Gelder M, Harrison P, Cowen P,Schizophrenia. Dalam: Shorter Oxford Textbool of Psychiatry. Fifth edition.Oxford University Press, New York, 2006.

8. Varma SL, Sharma I, Psychiatric Morbidity in the First-Degree Relatives of Schizophrenic Patients,British Journal of Psychiatry, 1993, 162, 672-678.

9. Laursen TM et al, Family History of Psychiatric Illness as a Risk Factor for Schizoaffective Disorder, Arch Gen Psychiatry, Vol 62, August, 2005.

(51)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

11. Lupini F, Gambaran Pemakaian Risperidon Pada Pasien Skizofrenik Episode Pertama Di Instalasi Rawat Jalan Dan Rawat Inap RS Jiwa Provinsi Sumatera Utara, Dibacakan Pada Konferensi Nasional Skizofrenia IV, Batam, November, 2006.

12. Simanjuntak, YP, Riwayat Keluarga, Jenis Kelamin dan Tempat Tinggal Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Onset Dini Pada Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara, Dibacakan Pada Konferensi Nasional Skizofrenia IV, Batam, November, 2006.

13. Simanjuntak,YP, Faktor Risiko Terjadinya Relaps Pada Pasien Skizofrenia Paranoid, dalam Tesis, Medan, Oktober, 2008.

14. Hill MK, Sahhar M. Genetic counseling for Psychiatric Disorders, MJA, Volume 185 Number 9, 2006.

15. Volk DW, Lewis DA, Schizophrenia. Dalam : The Moleculer and Genetic Basis Of Neurologic and Psychiatric Disease, Rosenberg RN et al, 4th edition, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, 2008.p. 788-801.

16. Stewart KB, Mental Illness and Inherited Predisposition Schizophrenia and Bipolar Disorder.The Australian Genetics Resource Book, 2007.

17. Lewis DA, Lieberman JA, Catching Up on Schizophrenia: Natural History and Neurobiology, Neuron, November 2000, Vol. 28,325-334.

18. Jones PB, Schizophrenia. Dalam : Clinical Practice, Elsevier, 2006. 19. Gelder M, Mayou R, Geddes J. Schizophrenia and Related Disorders. In: Psychiatry, 3th edition, Oxford University Press, New York, 2005.

20. Ran MS, et al. Prevalence and Course of Schizophrenia in a Chinese Rural Area. Australian and New Zealand Journal of Psychiatry, 2003, 37: 452-7.

(52)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

22. Saddock BJ, Sadock VA. Schizophrenia. Dalam: Kaplan & Sadocks’s. Synopsis of Psychiatry Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 10th ed. Philadelphia. Lippincott Williams and Wilkins; 2007. p. 467-97.

23. Department of Human Genetics Division of Medical Genetics, Family History of Mental Illness: Harper’s Practical Genetics Counseling,6th ed., Emory University School of Medicine, 2004. 24. Herz MI, Marder SR. Schizophrenia Comprehensive Treatment

and Management. Philadelphia : Lippincot William & Wilkins; 2002. p.143-181.

25. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Pocket Hand Book of Clinical Psychiatry. 4th ed. Philadelphia : Lippincot William & Wilkins ; 2005. p. 100-16.

26. Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara. Karakteristik Penduduk Sumatera Utara Hasil Sensus Penduduk. Badan Pusat Statistik 2000

27. Bangun T. Manusia Batak Karo. Jakarta: Inti Idayu Press; 1986. hal 162-70.

28. Riley BP, Kendler KS. Schizophrenia : Genetics. Dalam : Sadock BJ, Sadock VA, eds. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. Vol I. 8th ed. Philadelphia : Lippincot Williams & Wilkins ; 2005. p.1354-1361.

(53)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN UNTUK PENELITIAN RIWAYAT GANGGUAN YANG SAMA DALAM KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIK

SUKU BATAK

Bapak/ ibu/saudara/saudari Yth:

Saya dr Friedrich Lupini, saya adalah PPDS I Ilmu Psikiatri, saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang riwayat gangguan yang sama dalam keluarga pada pasien gangguan jiwa suku Batak. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara riwayat gangguan yang sama dalam keluarga dengan gangguan jiwa jenis paranoid (curiga) pada suku Batak. Dari hasil wawancara psikiatrik terhadap pasien dan keluarganya serta status mental pasien, maka berdasarkan kriteria diagnosis PPDGJ III, pasien dinyatakan menderita gangguan jiwa (skizofrenia paranoid/ hebefrenik/ katatonik/ tak terinci).

Jika Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari (sebagai keluarga pasien) setuju pasien diikut sertakan dalam penelitian ini, maka kepada Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari diharap mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian.

Partisipasi pasien dalam memberi informasi bersifat sukarela dan tanpa paksaan maupun tekanan dari siapapun. Seandainya Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari (sebagai keluarga pasien) menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak akan mendapat sanksi apapun dan pasien tetap akan mempunyai haknya sebagai pasien. Semua informasi yang saya peroleh dalam penelitian ini akan saya perlakukan sebagai rahasia. Biaya penelitian tidak dibebankan kepada pasien/ keluarga dan ditanggung oleh peneliti.

(54)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Jika terdapat hal-hal yang kurang jelas sehubungan dengan penelitian ini, maka Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari dapat menghubungi saya: dr Friedrich Lupini, Departemen Psikiatri FK USU, telepon 08126025661 / (061) 4567661 . Terimakasih.

Medan, April 2009 Hormat saya,

(55)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONCENT)

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat :

Hubungan dengan pasien:

Setelah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas serta memahami mengenai penelitian Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak dan setelah mendapat kesempatan tanya jawab tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut, sehingga saya betul-betul paham tujuannya, maka dengan ini secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia diikutkan dalam penelitian tersebut.

Medan, ...2009 Yang menyatakan,

(56)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 3

KUESIONER

NO MR : ...

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Suku :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Status :

Diagnosa :

Riwayat keluarga : + / -

Siapa yang mempunyai riwayat penyakit yang sama : -Bapak/ibu/saudara kandung/anak

(57)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 4

TABEL INDUK PENELITIAN

No. Nama Umur Jenis

kelamin

Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan R

(58)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

(59)

Friedrich Lupini : Riwayat Gangguan Yang Sama Dalam Keluarga Pada Pasien Skizofrenik Suku Batak Di Badan Layanan Umum Daerah Rs Jiwa Provinsi Sumatera Utara, 2009.

USU Repository © 2009

82. AMM 28 1 3 2 2 1 1

Jenis Kelamin : 1= Laki-laki 2=Perempuan

Pendidikan : 1=SD 2=SMP 3=SMA 4= Akademi 5= S1

Pekerjaan : 1=Bekerja 2=Tidak Bekerja Status Perkawinan : 1= Kawin 2=Tidak Kawin Riwayat Keluarga : 1=Ada 2=Tidak Ada

Derajat : 1=Derajat 1 2=Derajat 2 3= Tidak Ada Riwayat

Derajat 1 : 0= Tidak ada 1= Ayah 2=Ibu 3= Saudara kandung 4= Anak

Derajat 2 : 0= Tidak ada 1=Bibi 2= Paman 3=Saudara sepupu 4=kakek 5=

Gambar

Gambar/Skema Kerangka Operasional....................................................21
Tabel di bawah ini menunjukkan prevalensi skizofrenia pada
Tabel 2. Karakteristik pasien skizofrenik berdasarkan umur, jenis
Tabel 4. Karakteristik pasien skizofrenik berdasarkan derajat
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui bagaimana celebrity endorser berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk pembersih wajah Men’s Biore , (2) untuk

Air Mancur yaitu dengan menyesuaikan luas gudang yang tersedia dan juga menggunakan sistem racking untuk menyimpan barang, selain itu metode FIFO yang digunakan

Menerapkan prosedur cara menyusun (menentukan resultan) tiga buah gaya atau lebih yang bekerja pada satu titik tangkap dengan cara analitis dan grafis. Verifikasi Teman Sejawat

RINCIAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN MADRASAH (RKAM) REVISI TAHUN PELAJARAN 2016/2017.. Nama Madrasah

Sistem informasi SKPI yang telah dikembangkan dengan arsitektur Microservice tentunya telah memenuhi tahap evaluasi dengan hasil yang cukup baik terhadap prinsip-

dalam melaksanakan tugas sebagai pembina upacara bendera saya mengaktualisasikan nilai menjunjung tinggi nilai standar etika yang luhur dengan teknik menghormati norma norma

Hasil uji stabilitas fisik menunjukkan bahwa liposom EPC-TEL 2,5 tampak stabil hingga akhir bulan I pada suhu 4° C dan 37° C, sedangkan uji stabilitas kimia tampak stabil

Pembelajaran sejarah yang menarik dan menjadikan siswa mampu menarik makna dari suatu sejarah untuk kehidupan masa kini perlu dikembangkan di satu sisi, akan tetapi di sisi lain