SKRIPSI
ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL DI SEKITAR KAMPUS
(Studi Kasus Pada Pengusaha Kantin di Universitas Sumatera Utara)
OLEH
ASTRI AMALIASARI 090502134
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL
DI SEKITAR KAMPUS
(Studi Kasus Pada Pengusaha Kantin di Universitas Sumatera Utara)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lokasi dan harga terhadap keberhasilan pengusaha kantin disekitar kampus Universitas Sumatera Utara.
Jenis penelitian yang dilakukan berdasarkan tingkat eksplanasinya adalah penelitian asosiatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah Para pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini menunjukkan variable Lokasi dan Harga berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi linier berganda dan pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,581 berarti hubungan antara lokasi dan harga terhadap keberhasilan usaha sebesar 58,1%, artinya hubungan antara variable erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,338 yang berarti 33,8% keberhasilan usaha dapat dijelaskan oleh lokasi dan harga, sisanya 66,2% dapat dijelaskan oleh factor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
ANALYSIS OF SUCCESS SMALL ENTREPRENEURS
AROUND CAMPUS
(Case Study for Entrepreneurs Cafetaria At The Sumatera Utara University)
The research aims to identify and analyze the influence of the location and the price to the success of canteen entrepreneurs around the campus of the Sumatera Utara University.
The type of research is carried out based on the level of explanation is associative research. Population and sample in this research is the cafeteria entrepreneurs around the campus of the Sumatera Utara University.
The results of this research indicate location and price variables significantly influence the success of entrepreneurs around the campus cafeteria at the Sumatera Utara University. These results can be seen in multiple linear regression analysis and the coefficient of determination, R value of 0.581 means that the relationship between the location and the price of the business success of 58.1%, meaning that the close relationship between the variables. Adjusted R Square value of 0.338 which means that 33.8% of business success can be explained by the location and the price, the remaining 66.2% can be explained by other factors not examined in this research.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari
berbagai pihak selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Terimakasih
kepada kakek dan nenek yang selalu mendoakan dan memberi nasihat. Kepada
kedua orang tua yang tercinta, papa Ir. H. Usmawirli Yusuf dan mama Hj. Indrias Susilowati. Terimakasih yang tak terhingga atas cinta kasih dan pengorbanan mama papa yang tidak akan pernah dapat terbalas. Pada kesempatan
ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, nasihat, dan bimbingan, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum SE., M.Sc., Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing
yang sangat membantu dalam pemberian saran dan kritik agar skripsi yang
saya tulis ini menjadi lebih baik dan saya sangat berterima kasih atas
diberikannya waktu untuk membimbing saya secara perlahan sampai
selesai seperti sekarang ini.
6. Ibu Dr. Yeni absah, SE M.Si, selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
membaca sekaligus menilai skripsi saya dengan sangat bermurah hati
untuk meluangkan waktunya dalam hal membaca dan menilai skripsi saya
7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
8. Kakak tercinta drg.Winda Wirentari, adik tercinta Muhammad Reza
Rayhan dan semua keluarga terkasih yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu. Terimakasih telah memberikan motivasi, perhatian, kasih sayang,
dan dukungan bagi penulis.
9. Harry Ferdy, yang selalu menghibur, mengingatkan, menemani,
membantu, dan mendukung penulis untuk segera menyelesaikan skripsi
ini.
10. Sahabat-sahabat tersayang di Manajemen Stambuk 2009 ; Ardiana
Dongoran, Dewi Arfina, Reni Rahma, Sandra Atiya, kak Dea Finika,
Miftachul Jannah, Siti Alawiyah, Shera Shah Rezan, Kak Rizky Nadra,
Khalisdha Huraira, Rina Ivany, Rabiatul Adawiyah. Terimakasih buat
persahabatan, dukungan, dan kasih saying yang telah diberikan dan suka
duka dalam melewati perkuliahan dan pergumulan dalam penyusunan
skripsi selama ini. Terimakasih buat tahun-tahun yang indah yang telah
kita lewati bersama selama masa perkuliahan ini.
11. Kepada sahabat-sahabat tersayang; Putri Nazria, Siti Soraya, Dede
Prasetya. Terimakasih atas motivasi, dukungan, doa dan perjalanan waktu
yang indah telah dilewati sejak SMP hingga sekarang.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
Medan, Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ………...………. i
DAFTAR TABEL ……… ii
DAFTAR GAMBAR ……….... iii
DAFTAR LAMPIRAN ……….……… iv
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
1.1 Latar Belakang ……….. 1
1.2 Perumusan Masalah ……… 8
1.3 Tujuan Penelitian ……… 8
1.4 Manfaat Penelitian ………... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 10
2.1 Uraian Teoritis ………. 10
2.1.1Usaha Kecil ……….. 10
2.1.2 Peran dan Fungsi Usaha Kecil ……… 11
2.1.3 Ciri-ciri Usaha Kecil ……… 14
2.1.4 Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil ………... 16
2.1.5 Definisi Kantin ……… 19
2.1.6 Keberhasilan Usaha ……… 19
2.1.7 Faktor-faktor Keberhasilan Usaha ………... 21
2.4 Hipotesis ………... 24
BAB III METODE PENELITIAN ………... 25
3.1 Jenis Penelitian ………... 25
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ……… 25
3.3 Batasan Operasional Variabel ………... 25
3.4 Definisi Operasional Variabel ……… 26
3.5 Skala Pengukuran Variabel ……… 27
3.6 Populasi dan Sampel ……… 27
3.7 Jenis Data ………. 28
3.8 Metode Pengumpulan Data ……… 29
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ………. 29
3.9.1 Uji Validitas ……… 30
3.9.2 Uji Reliabilitas ………. 30
3.10 Uji Asumsi Klasik ………. 31
3.11 Metode Analisis Data ……… 32
3.11.1 Analisis Deskriptif ………... 32
3.11.2 Analisis Regresi Linier Berganda ………. 32
3.11.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ……… 33
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ……… 37
4.1 Deskripsi Umum Objek Penelitian ……… 37
4.1.1 Sejarah dan Gambaran Umum Universitas Sumatera Utara ... 37
4.1.2 Gambaran Umum Usaha Kantin di USU ……… 38
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ……… 40
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ……… 43
4.3 Analisis Statistik ……….. 47
4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ………... 47
4.3.2 Pengujian Asumsi Klasik ………. 49
4.3.3 Regresi Linier Berganda ……….. 54
4.3.4 Pengujian Hipotesis ………. 55
4.4 Koefisien Determinasi ……….. 60
4.5 Pembahasan ………... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 63
5.1 Kesimpulan ……… 63
5.2 Saran ……….. 64
DAFTAR PUSTAKA ……… 65
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ……….. 26
Tabel 3.2 Skala Likert ………... 27
Tabel 4.1 Pengusaha Kantin ……… 39
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 41
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur……... 41
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan….. 42
Tabel 4.5 Analisis Deskriptif Variabel Lokasi Usaha ………….. 43
Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Variabel Harga………... 44
Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Variabel Keberhasilan Usaha…... 46
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi……….. 47
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Harga………... 48
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Keberhasilan Usaha……. 48
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1, X2, dan Y……….. 49
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas………... 52
Tabel 4.13 Regresi Linier Berganda ... 54
Tabel 4.14 Hasil Instrumen Uji-t ... 55
Tabel 4.15 Hasil Instrumen Uji-F ... . 58
Tabel 4.16 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 60
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Halaman
1 Panduan Wawancara……….. 67
2 Frekuensi Jawaban Responden ……….. 72
3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ………... 76
4 Hasil Uji Asumsi Klasik ……...………. 79
ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL
DI SEKITAR KAMPUS
(Studi Kasus Pada Pengusaha Kantin di Universitas Sumatera Utara)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lokasi dan harga terhadap keberhasilan pengusaha kantin disekitar kampus Universitas Sumatera Utara.
Jenis penelitian yang dilakukan berdasarkan tingkat eksplanasinya adalah penelitian asosiatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah Para pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini menunjukkan variable Lokasi dan Harga berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi linier berganda dan pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,581 berarti hubungan antara lokasi dan harga terhadap keberhasilan usaha sebesar 58,1%, artinya hubungan antara variable erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,338 yang berarti 33,8% keberhasilan usaha dapat dijelaskan oleh lokasi dan harga, sisanya 66,2% dapat dijelaskan oleh factor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
ANALYSIS OF SUCCESS SMALL ENTREPRENEURS
AROUND CAMPUS
(Case Study for Entrepreneurs Cafetaria At The Sumatera Utara University)
The research aims to identify and analyze the influence of the location and the price to the success of canteen entrepreneurs around the campus of the Sumatera Utara University.
The type of research is carried out based on the level of explanation is associative research. Population and sample in this research is the cafeteria entrepreneurs around the campus of the Sumatera Utara University.
The results of this research indicate location and price variables significantly influence the success of entrepreneurs around the campus cafeteria at the Sumatera Utara University. These results can be seen in multiple linear regression analysis and the coefficient of determination, R value of 0.581 means that the relationship between the location and the price of the business success of 58.1%, meaning that the close relationship between the variables. Adjusted R Square value of 0.338 which means that 33.8% of business success can be explained by the location and the price, the remaining 66.2% can be explained by other factors not examined in this research.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di negara berkembang, seperti
indonesia, sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam
negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran,
ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara
daerah perkotaan dan pedesaan serta masalah urbanisasi. Di Indonesia sangat
diperlukan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk meningkatkan pertumbuhan
perekonomian pasca krisis moneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan
besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. UKM sangat
berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia karena
UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja. UKM dapat mengolah sumber daya
yang ada di setiap daerah. Hal ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah
maupun pendapatan negara Indonesia.
Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan
memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan
sebagaimana diatur dalam undang-undang (Tohar, 2001:1). UKM merupakan
suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif
Sifat UKM yang fleksibel serta dapat dilakukan oleh berbagai lapisan
masyarakat bawah dan menengah, dan para pelaku UKM atau pengusaha kecil
dapat dengan mudah berpartisipasi didalamnya. Fleksibilitas yang dimiliki oleh
UKM dan tingkat skala yang kecil, telah membuat para pengusaha kecil semangat
untuk memulai usaha kapan saja dan bersifat mudah untuk mengawalinya. Modal
yang diperlukan untuk memulai usaha hanya skala kecil, membutuhkan teknologi
lokal yang bersifat sederhana yang mana dominan bertumpu pada masyarakat
lokal.
Pemilihan lokasi usaha adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan para
pengusaha. Lokasi strategis menjadi salah satu faktor penting dan sangat
menentukan keberhasilan suatu usaha. Banyak hal yang harus dipertimbangkan
dalam memilih lokasi, sebagai salah satu faktor mendasar, yang sangat
berpengaruh pada penghasilan dan biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel.
Lokasi usaha juga akan berhubungan dengan masalah efisiensi transportasi,
sifat bahan baku atau sifat produknya, dan kemudahannya mencapai konsumen.
Lokasi juga berpengaruh terhadap kenyamanan pembeli dan juga kenyamanan
Anda sebagai pemilik usaha. Amati kondisi pasarnya, potensi permintaannya dan
informasi bagaimana prospek perkembangan daerah tersebut ke depannya, karena
hal ini bisa mempengaruhi kelangsungan usaha.
Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang
terletak di kota Medan, Indonesia. Universitas sumatera Utara adalah salah satu
universitas terbaik di pulau Sumatera dan merupakan universitas negeri tertua di
mempunyai Fakultas Kedokteran. USU didirikan sebagai yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Fakultas pertama adalah Fakultas Kedokteran yang didirikan pada 20 agustus 1952, yang kini diperingati sebagai
hari jadi USU. Presiden Indonesia, Soekarno kemudian meresmikan USU sebagai
universitas negeri ketujuh di Indonesia pada tanggal 20 November 1957. Kampus
USU berlokasi di Padang Bulan, sebuah area yang hijau dan rindang seluas 120 ha
yang terletak di tengah Kota Medan. Zona akademik seluas 90 ha menampung
hampir seluruh kegiatan perkuliahan dan praktikum mahasiswa.
USU memiliki 13 fakultas dan 1 sekolah pascasarjana. Fakultas yang
dimiliki USU yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi,
Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu-ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, Keperawatan. Jumlah
program studi yang ditawarkan sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat doktoral, 32
magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46 sarjana, dan 15 diploma. Jumlah mahasiswa
terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang, 1000 di antaranya adalah mahasiswa
asing.
(Sumber: usu.ac.id/id/profil : 2013)
Pada dasarnya sebuah universitas harus mempunyai sarana dan prasarana
yang harus memadai, contohnya harus tersedianya ruang kelas, ruang dosen,
ruang praktikum, tempat parkir motor dan mobil, toilet, masjid, taman, serta
kantin. Salah satu sarana atau fasilitas kampus seperti kantin dianggap penting
minum para pengunjung kampus seperti mahasiswa, pegawai kampus serta
dosen-dosen.
Kantin kampus adalah tempat dimana para mahasiswa beristirahat. Tempat
ini merupakan kumpulan dari beberapa penjual yang menjual makanan dan
minuman yang sangat beragam jenisnya. Disaat menunggu kelas maupun
beristirahat, kebanyakan mahasiswa mengunjungi kantin untuk memenuhi
kebetuhannya seperti makan siang atau bahkan sarapan. Kantin kampus
hendaknya didirikan bukan untuk keuntungan kampus semata namun untuk
keuntungan bersama. Harga makanan dan minuman di kantin juga harus
terjangkau bagi para mahasiswa karena banyaknya mahasiswa yang tinggal jauh
dari orangtuanya. Pelayanan dan penyajiannya diharapkan memadai dan cepat
mengingat singkatnya waktu istirahat mahasiswa. Kantin yang bergerak dalam
usaha penyediaan makanan juga harus memperhatikan kebersihan bahan makanan
yang akan diolah serta lingkungan kantin untuk menjamin kesehatan dan
keselamatan bersama.
Setiap fakultas di Universitas Sumatera Utara ini memiliki kantin
masing-masing. Seperti kantin fakultas Kedokteran, kantin fakultas Hukum, kantin
fakultas Pertanian, kantin fakultas Teknik, kantin fakultas Kedokteran Gigi, kantin
fakultas Ekonomi, kantin fakultas Sastra, kantin fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, kantin fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, kantin
fakultas Kesehatan Masyarakat, kantin fakultas Farmasi, kantin fakultas
Psikologi, dan kantin fakultas Keperawatan. Tidak hanya di setiap fakultas,
kantin Mahira yang terletak di pintu 1 USU dekat dengan Sumber yaitu salah satu
akses para mahasiswa untuk memasuki kampus..
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk mendirikan kantin-kantin
di lingkungan fakultas dan sekitar kampus USU. Para pengusaha kantin
dianjurkan mengikuti prosedur perizinan ke biro rektor:
1. Pengusaha membuat surat permohonan ke Rektor Up. PR.V
2. PR.V membalas untuk menyetujui
3. PR.V membuat surat perjanjian dengan pengusaha
(Sumber : Biro Rektor USU : 2013)
Kantin-kantin yang terdapat di dalam lingkungan fakultas dan di sekitar
kampus USU memiliki potensi yang besar dalam keberhasilan usaha. Hal ini
dilihat dari besarnya kebutuhan mahasiswa-mahasiswa, pegawai maupun
dosen-dosen dalam hal konsumsi. Seperti misalnya saja pada salah satu kantin di sekitar
kampus USU yaitu pada kantin bu Asnah yang berada di lingkungan gedung
Perpustakaan USU pada jam makan siang antara jam 12.00-14.00 siang mulai
dipadati mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan makan siang. Kantin bu Asnah
menjual menu makanan sehari-hari yang pada umumnya juga dijual pada
kantin-kantin lain yang berada di lingkungan fakultas dan sekitar kampus USU seperti
nasi campur, gorengan, nasi soto, dan minuman. Potensi keberhasilan usaha ini
dapat dilihat dengan hasil penjualan bu Asnah yang memperkirakan rata-rata 200
porsi terjual untuk nasi campur dan nasi soto per harinya. Dan untuk
Para pengunjung kampus seperti mahasiswa, dosen dan pegawai memiliki
kegiatan yang padat dan sempitnya waktu luang memaksa mahasiswa, dosen dan
pegawai untuk pandai dalam menggunakan waktu dan tempat makan secara
efektif dan efisien. Maka, kantin-kantin di dalam lingkungan fakultas dan sekitar
kampus USU bisa menjadi alternatif terbaik untuk dikunjungi para mahasiswa,
pegawai maupun dosen.
Dalam bisnis atau berwirausaha persaingan memang harus di hadapi tidak
bisa dihindari. Persaingan adalah hal yang biasa dalam dunia usaha, Ketika ada
usaha bakso, disampingnya ada usaha soto, memang keduanya tidak sedang
bersaing dalam sebuah produk yang sama, namun bersaing untuk memenuhi
kebutuhan yang sama, yaitu lapar. Sehingga kesadaran bersaing ini juga melanda
UKM di Indonesia yang belum sadar arah mana datang kompetitor selama ini,
selaku berpikir dari produk yang sama, belum kepada pemenuhan kebutuhan yang
sama. Seperti misalnya saja usaha soto, usaha bakso, dan usaha mie ayam dalam
satu lokasi kantin sebenarnya juga bersaing walaupun beda produk namun
sama-sama untuk selera dan pemenuhan kebutuhan makan. Hal yang paling utama yaitu
persaingan tetap berjalan dan harus secara sehat.
Usaha kecil dapat berhasil jika dilandaskan oleh berbagai macam faktor
pendorong yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha yang dapat
memicu dalam mencapai keberhasilan usaha tersebut. Faktor pendorong
keberhasilan usaha adalah dengan adanya faktor rencana pemasaran, produksi,
rencana organisasi, dan manajemen, serta adanya rencana keuangan (Anoraga,
pemasaran dimana merupakan hal yang sangat penting bagi suatu usaha untuk
mencapai suatu tujuan dari sebuah usaha. Sehingga dalam menjalankan usaha
kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya.
Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan
pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat.
Para pengusaha perlu memperhatikan faktor pemasaran yang umumnya
disebut marketing mix 4p:
1. Tempat yang strategis (place) 2. Produk yang bermutu (product) 3. Harga yang kompetitif (price), dan 4. Promosi yang gencar (promotion) (sumber: Wikipedia/Pemasaran : 2013)
Pada usaha kecil seperti kantin tidaklah sama halnya dengan
perusahaan-perusahaan besar pada umumnya yang menggunakan faktor-faktor pemasaran 4P
seperti yang ditulis diatas. Usaha kecil seperti kantin tetap membutuhkan strategi
pemasaran untuk mendorong usahanya agar mencapai tujuan yang diinginkan atau
direncanakan para pengusaha kantin. Namun strategi pemasaran yang umumnya
digunakan para pengusaha kantin yang pada dasarnya hanya menjual menu
makanan sehari-hari hanya lokasi yang strategis, dan harga yang terjangkau bagi
para calon konsumen seperti mahasiswa.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
Sekitar Kampus (Studi Kasus Pada Pengusaha Kantin di Universitas Sumatera Utara)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan
pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara?
2. Apakah harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan
pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara?
3. Apakah lokasi dan harga secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus
Universitas Sumatera Utara?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh lokasi terhadap keberhasilan
pengusaha kantin disekitar kampus Universitas Sumatera Utara.
2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh harga terhadap keberhasilan
3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh lokasi dan harga secara simultan
terhadap keberhasilan pengusaha kantin disekitar kampus Universitas
Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Pelaku Usaha
Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan dalam menjalankan
usahanya dan sebagai bahan masukan kepada pelaku usaha yang ingin
membuat suatu rencana usaha dalam memulai usaha baru untuk mencapai
tingkat keberhasilan yang ingin dicapai.
b. Bagi Peneliti
Memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas pengetahuan dan
wawasan khususnya dalam bidang kewirausahawan.
c. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Usaha Kecil
Menurut Tohar (2001:1) Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil, dan memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta
kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang.UKM merupakan suatu
bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang
yang ingin meningkatkan taraf hidupnya.
Menurut Daryanto (2013:2) Usaha kecil adalah usaha yang pemiliknya
mempunyai jalur komunikasi langsung dengan kegiatan operasi dan juga dengan
sebagian besar tenaga kerja yang ada dalam kegiatan usaha tersebut, dan biasanya
hanya mempekerjakan tidak lebih dari lima puluh orang. Usaha kecil yang
dimaksud dalam pengertian diatas, termasuk dalam usaha kecil informal.
Menurut Zulkarnain (2006:125) pengertian usaha kecil adalah kegiatan
ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria sebagai:
1. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta rupiah,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Usaha yang memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1 miliar rupiah.
3. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai,atau terafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung
4. Berbentuk badan usaha yang dimiliki perseorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum, termasuk koperasi.
2.1.2 Peran dan Fungsi Usaha kecil
Menurut Hamdani (2003:13) peran dan fungsi usaha kecil diantaranya
adalah :
1. Penyediaan barang dan jasa
Kebutuhan hidup manusia sebagian besar tidak dibuat sendiri. Barang
dan jasa yang dikonsumsi sebagian besar diperoleh dari tukar-menukar.
Barang dan jasa yang dihasilkan oleh usaha kecil dapat dijual di pasar atau
ditukarkan kepada usaha menengah dan usaha besar.
Usaha kecil dapat berperan sebagai pemasok atau pengadaan (produsen)
barang dan jasa yang diperlukan oleh usaha menengah dan usaha besar atau
berperan sebagai penyalur hasil usaha menengah dan usaha besar untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Usaha kecil secara langsung maupun tidak langsung berfungsi untuk:
1. Meningkatkan kemakmuran
2. Memenuhi kebutuhan masyarakat
3. Turut mengusahakan pemerataan hasil
4. Meningkatkan nilai guna barang dan jasa
5. Memperluas distribusi barang dan jasa
6. Penyerapan Tenaga Kerja
2. Salah satu sektor ekonomi yang dapat menanggulangi dan memperbesar
yang tinggi terhadap angkatan kerja dibandingkan industry lainnya, karena
dapat menciptakan berbagai unit usaha produktif yang berpola kepada
konsumsi masyarakat. Dengan demikian usaha kecil dapat berfungsi sebagai:
Penyedia lapangan kerja yang luas bagi golongan masyarakat kecil
1. Sarana penanggulangan masalah pengangguran
2. Meningkatkan produktifitas masyarakat
3. Meningkatkan harkat martabat golongan masyarakat kecil
3. Pemerataan pendapatan
Usaha kecil merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan pekerjaan dan
pemberdayaan golongan masyarakat kecil. Pola-pola usaha yang dilakukan
usaha kecil adalah pola usaha yang bertumpu kepada kebutuhan masyarakat
banyak. Unit-unit usaha disesuaikan dengan kondisi lingkungan social
masyarakatnya, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan potensi ekonomi
yang tidak digarap oleh usaha menengah dan usaha besar.
Usaha kecil mampu untuk berperan memberikan pemerataan penghasilan
terutama bagi golongan masyarakat kecil. Sedangkan di sisi lain, usaha kecil
berfungsi sebagai:
1. Alat untuk membagi unit-unit usaha dan bidang garapan ekonomi
masyarakat.
2. Memberikan keleluasaan usaha untuk mem[peroleh pendapatan.
3. Menjaga stabilitas sosial masyarakat
4. Menggali berbagai potensi ekonomi masyarakat
4. Usaha kecil memberikan kesempatan yang sangat luas kepada setiap daerah
dalam mengembangkan potensi seni dan budaya yang menjadi ciri khas
daerahnya masing-masing, seperti produksi kerajinan, industri pariwisata,
home industry, makanan khas, dan budaya daerah. Dengan demikian usaha kecil berfungsi sebagai:
1. Penyangga ekonomi masyarakat daerah
2. Sarana pelestari budaya yang berkembang di daerah
3. Alat meningkatkan nilai ekonomi pendapatan asli daerah
4. Meningkatkan harkat dan martabat budaya masyarakat
5. Meningkatkan Taraf Hidup
5. Usaha kecil memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk memperbaiki
kehidupannya. Setiap orang dapat menjalankan usaha sesuai dengan unit-unit
usaha yang ada pada usaha kecil dalam rangka memperoleh penghasilan, baik
sebagai mata pencaharian maupun usaha sambilan. Dengan penghasilan yang
diperolehnya, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidup seperti untuk
pendidikan, kesehatan, sandang pangan dan kebutuhan ekonomi sehari-hari.
Taraf hidup yang lebih baik akan mempengaruhi pola pikir dan sosial
masyarakat kearah yang lebih baik, kondisi ini akan berdampak kepada
kondisi stabilitas nasional yang lebih kondusif.
Usaha kecil dengan unit-unit usahanya berfungsi sebagai:
1. Meningkatkan sumber daya manusia yang produktif
2. Menciptakan generasi yang lebih baik di masa yang akan datang
4. Merubah pola pikir dan perilaku sosial masyarakat
2.1.3 Ciri-Ciri Usaha Kecil
Menurut Daryanto (2013:2) Usaha kecil memiliki ciri-ciri:
1. Manajemen tergantung pemilik (bebas ditentukan pemilik)
2. Modal disediakan oleh pemilik sendiri
3. Skala usaha dan jumlah modal relatif kecil
4. Daerah operasi usaha bersifat lokal
5. Sumber daya manusia yang terlibat terbatas
6. Biasanya berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari
7. Pengusaha ada hubungan kekerabatan emosional
8. Mayoritas pengusaha berasal dari kalangan yang tidak mampu secara
ekonomis
Usaha yang banyak tumbuh di masyarakat pada negara-negara yang
sedang berkembang pada umumnya tergolong sebagai usaha kecil. Fakta ini
menunjukkan bahwa usaha kecil merupakan mayoritas kegiatan masyarakat yang
memberikan kontribusi signifikan pada penciptaan pendapatan penduduknya.
Menurut Daryanto (2013:7-8) fakta-fakta tentang usaha kecil:
1. Di banyak negara, hampir 99 persen dari semua bisnis adalah usaha kecil.
2. Lebih 49 persen dari para pekerja di sektor usaha di banyak negara, bekerja
di sektor usaha kecil.
3. Sekitar 40 persen dari volume bisnis di banyak negara dilakukan oleh usaha
kecil.
5. 50 persen dari usaha kecil gagal pada dua tahun pertama
6. 60 persen dari uang yang digunakan untuk merintis usaha kecil berasal dari
sumber swasta, seperti tabungan pribadi dan pinjaman dari teman.
7. Biaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui usaha kecil hanyalah
sebagian kecil dari apa yang diperlukan untuk menciptakan lapangan
pekerjaan pada usaha besar.
8. Usaha kecil menampung porsi terbesar pegawai dalam industri ritel, grosir,
dan jasa.
9. Usaha kecil menyumbang bagian terbesar dari penjualan dan jumlah
pegawai di segmen tertentu di sektor manufaktur.
10. Manajemen yang buruk adalah penyebab terbesar kegagalan usaha kecil.
11. Peluang sebuah bisnis baru untuk bertahan hidup lebih dari lima tahun
adalah satu banding empat.
12. Di hampir semua negara, usaha kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan.
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi masyarakat kita lebih tertarik
menjalankan kewirausahaannya dengan memulai dari usaha kecil. Menurut
Daryanto (2012:8 ) Alasan tertarik mendirikan usaha kecil:
1. Usaha kecil menghasilkan kelompok penekan yang secara politis sangat
vokal dan besar yang tidak mungkin diabaikan.
2. Terdapat sejumlah besar orang yang terlibat dalam usaha kecil.
3. Para pelaku (pekerja, dan kadang pemilik) cenderung kurang mampu (terkait
dengan pendapatan dan standar hidup).
5. Usaha kecil mengurangi kemiskinan dan memiliki sumbangan terhadap
pembangunan ekonomi nasional.
2.1.4 Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil
Menurut Daryanto (2013:5) Kelemahan usaha kecil:
1. Keterbatasan Modal
Sebuah perjuangan ketika pengusaha mampu menyeimbangkan “uang
masuk” dan “uang keluar”, terutama ketika mencoba melakukan perluasan
usaha. Seharusnya pengusaha mendapatkan pelayanan istimewa dari
pemilik modal ketika mengajukan pinjaman, tetapi pelaku usaha kecil lebih
sering merasa diperlakukan seperti warga negara kelas dua. Perusahaan
kecil tidak dapat menggunakan sistem kredit sebagai cara menjual semudah
yang dilakukan perusahaan besar. Selain itu, kebanyakan usaha kecil
memiliki masalah untuk tetap bertahan selama periode menunggu produk
mereka dapat diterima pasar.
2. Permasalahan kepegawaian
Usaha kecil tidak mampu membayar gaji yang besar, serta menyediakan
kesempatan dan status yang biasanya terdapat pada perusahaan besar.
Pemilik usaha kecil harus berkonsentrasi pada permasalahan sehari-hari
dalam menjalankan bisnis dan biasanya memiliki sedikit waktu untuk
memikirkan tujuan atau rencana jangka panjang.
3. Biaya langsung yang tinggi
Usaha kecil tidak dapat membeli bahan baku, mesin, atau persediaan
pembelian yang lebih besar seperti produsen besar. Jadi biaya produksi per
unit biasanya lebih tinggi untuk usaha kecil, tetapi pada umumnya biaya
operasional biasanya lebih rendah.
4. Keterbatasan varian usaha
Sebuah perusahaan besar yang memiliki banyak sektor usaha dapat saja
mengalami hambatan di salah satu usahanya, tapi mereka tetap kuat. Hal ini
tidak berlaku bagi usaha kecil yang hanya memiliki sedikit produk. Usaha
kecil sangat rentan jika produk baru mereka tidak laku, atau jika salah satu
pasarnya terkena resesi, atau jika produk lamanya tiba-tiba menjadi
ketinggalan zaman.
5. Rendahnya kredibilitas
Masyarakat menerima produk perusahaan besar karena namanya dikenal
dan biasanya dipercaya. Usaha kecil harus berjuang untuk membuktikan
setiap kali menawarkan sebuah produk baru atau memasuki pasar baru.
Reputasi dan keberhasilannya di masa lalu di pasar jarang diperhitungkan.
6. Sentuhan pribadi
Pelanggan seringkali membayar harga yang lebih mahal untuk perhatian
pribadi. Bahkan pada banyak industri dimana perbedaan produk dan
harganya tipis, faktor kehadiran manusia menjadi kekuatan utama dalam
menghadapi persaingan.
7. Motivasi yang lebih tinggi
Manajemen kunci dalam usaha kecil biasanya pemilik konsekuensinya
Laba dan rugi memiliki lebih banyak arti bagi mereka dari pada gaji dan
bonus yang diperoleh para pegawai perusahaan besar.
8. Fleksibilitas yang tinggi
Sebuah usaha kecil memiliki fleksibilitas sebagai keunggulan kompetitif
utama. Sebuah perusahaan besar tidak dapat menutup sebuah pabrik tanpa
perlawanan dari organisasi buruh, atau menaikkan harga tanpa intervensi
dari pemerintah, namun usaha kecil dapat bereaksi lebih cepat terhadap
perubahan persaingan. Sebuah usaha kecil juga memiliki jalur komunikasi
yang lebih pendek. Lingkup produknya sempit, pasarnya terbatas, serta
pabrik dan gudangnya dekat, usaha kecil dapat dengan cepat mencium
masalah dan memperbaikinya.
9. Kurangnya birokrasi
Para eksekutif perusahaan besar seringkali kesulitan memahami gambaran
besar suatu persoalan. Hal ini menyebabkan terjadinya in-efisiensi. Dalam
usaha kecil, seluruh permasalahan dapat mudah dimengerti, keputusan dapat
cepat dibuat dan hasilnya dapat segera diperiksa dengan mudah.
10. Produk atau jasa tidak menarik perhatian (tidak mencolok)
Perusahaan baru dapat mencoba taktik penjualan yang baru atau
memperkenalkan produk tanpa menarik perhatian atau perlawanan yang
berlebihan. Perusahaan besar senantiasa berhadapan dengan perang proksi,
2.1.5 Definisi Kantin
Menurut (Wikipedia : 2012), Kantin (dari bahasa Belanda: kantine) adalah
sebuah ruangan dalam sebuah gedung umum yang dapat digunakan
pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang dibawa sendiri maupun yang
dibeli di sana. Kantin sendiri harus mengikuti prosedur tentang cara mengolah dan
menjaga kebersihan kantin. Makanan yang disediakan kantin haruslah bersih dan
halal. Jenis-jenis makanan yang disediakan pun minimal harus memenuhi 4 sehat
5 sempurna. Biasanya para pembeli harus mengantri dalam sebuah jalur yang
disediakan untuk membeli makanan. Kantin hampir selalu ada di tiap sekolah di
Indonesia. Biasanya kantin menjadi tempat berkumpul bagi para murid.
Pesan-ambil-bayar-duduk mungkin merupakan prinsip para pengguna fasilitas kantin.
Ramainya kantin disebabkan oleh obrolan siswa-siswi yang makan bersama.
Kebanyakan murid menganggap penting kantin sebagai tempat bersosialisasi,
tempat berkumpulnya seluruh angkatan.
2.1.6 Keberhasilan Usaha
Menurut Anoraga (2002:38) Usaha kecil dapat berhasil jika dilandaskan
oleh berbagai macam faktor pendorong yang digunakan dalam menjalankan
kegiatan usaha yang dapat memicu dalam mencapai keberhasilan usaha tersebut.
Faktor pendorong keberhasilan usaha adalah dengan adanya faktor rencana
pemasaran, produksi, rencana organisasi, dan manajemen, serta adanya rencana
Menurut Nasution (2001:12) Keberhasilan suatu usaha dapat diindikasikan
dalam beberapa hal penting yaitu dana usaha bertambah, hasil produksi
meningkat, dan keuntungan bertambah. Menurut Kasmir (2006:172) Keberhasilan
usaha dapat diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil
produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, pertumbuhan,
pertumbuhan, dan perkembangan usaha berkembang cepat dan memuaskan.
Beberapa indicator tersebut bias dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan usaha.
Menurut Dalimunthe (2003) Keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah
penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap
keberhasilan usaha.
a. Keuntungan usaha
Keuntungan usaha adalah hasil yang diperoleh dari penjualan sebuah produk.
Keuntungan akan tercapai apabila harga pokok produksi telah tercapai.
b. Jumlah penjualan
Jumlah penjualan merupakan total penjuaan produk atau jasa, jumlah
penjualan meningkat apabila barang yang tersedia habis terjual.
c. Pertumbuhan usaha
Pertumbuhan usaha adalah peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu.
Pertumbuhan ini diikuti dengan meningkatnya laba, pelanggan, serta nama
2.1.7 Faktor-faktor Keberhasilan Usaha
1. Faktor pemasaran adalah faktor keseluruhan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Faktor pemasaran mencakup produk yang berkualitas,
harga yang sesuai dengan kualitas produk, lokasi yang strategis, tenaga
kerja yang terlatih, promosi melalui media dan proses pendeskripsian
produk kepada konsumen yang disampaikan dengan jelas.
2. Faktor produksi adalah suatu bagian yang ada di dalam perusahaan yang
bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam
penyelenggaraan produksi. Dengan mengatur kegiatan ini maka diharapkan
proses produksi akan berjalan dengan lancer dan hasil produksi pun akan
bermutu tinggi. Faktor produksi meliputi tenaga kerja memiliki keahlian
yang sesuai dengan tugasnya, memperhitungkan dan menganalisis modal
kerja, memiliki visi dan misi sesuai dengan tujuan perusahaan, tempat usaha
letaknya dekat dengan bahan mentah, kegiatan promosi produk merupakan
kegiatan yang wajib dilakukan.
3. Faktor organisasi dan manajemen merupakan faktor yang mencakup
struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha, banyaknya tenaga
kerja untuk melaksanakan kegiatan operasional usaha, gaji/ upah/ fasilitas
lain yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja. Faktor
organisasi dan manajemen meliputi dilakukannya pengambilan keputusan
yang lebih demokratis dan partisipatif terhadap masalah yang bersangkutan
dengan lingkungan organisasi, terdapatnya pembagian kerja, gaji/ upah yang
kepentingan umum, rekan kerja yang kompak, penghargaan terhadap
pekerja yang dijalankan, tanggung jawab akhir terletak pada atasan, kondisi
kerja yang aman, nyaman, dan menarik, pimpinan yang adil dan bijaksana,
garis kewenangan seperti tergambar pada struktur organisasi, terdapat
keadilan dalam usaha.
4. Faktor keuangan adalah keseluruhan aktivitas yang berhubungan dengan
usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan
dana tersebut. Faktor keuangan meliputi melakukan penilaian atas
kelayakan potensi usaha, menganalisis kemampuan proyek untuk
mendapatkan laba yang direncanakan atau diharapkan, menganalisis
kemampuan perkembangan pelaksanaan kegiatan usaha, memperhitungkan
kebutuhan modal.
Menurut Suryana (2003:85) Indikator keberhasilan usaha terdiri dari :
1. Modal
2. Pendapatan
3. Volume Penjualan
4. Output produksi
5. Tenaga Kerja
2.2 Penelitian Terdahulu
Purwanto (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Usaha Elektronik di Kota Semarang”,
diperoleh kesimpulan bahwa dengan mengelompokan variabel-variabel
Faktor) menunjukkan bahwa faktor utama 1 adalah faktor Kemajuan Usaha,
Faktor utama 2 adalah Sistem Pelayanan, Faktor Utama 3 adalah Sikap Mental
Wiraswasta, Faktor utama 4 adalah Pemilihan Lokasi dan Faktor utama 5 adalah
Pemberian Bonus. Variabel utama untuk masing-masing faktor adalah
kelengkapan produk, sikap terbuka terhadap saran dan kritik, ketekunan dalam
usaha, Lokasi usaha dalam satu arus bisnis dan Pemberian Bonus. Dari sekian
banyak faktor diketahui faktor lokasi yang paling dominan berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha. Dengan lokasi usaha yang mudah dijangkau akan
memperbesar kemungkinannya dalam melakukan bisnis, karena konsumen akan
lebih mudah untuk melihat dan mendatangitempat tersebut.
Wahyuningsih (2008) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Antara Bauran Pemasaran Dengan Keberhasilan Penjualan Telur Ayam di Kota Blitar”, diperoleh kesimpulan bahwa variabel yang berpengaruh dalam keberhasilan penjualan telur ayam adalah harga, promosi dan
produk, sedangkan variable yang tidak berpengaruh terhadap keberhasilan
penjualan adalah distribusi. Variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi
keberhasilan penjualan telur adalah harga.
Berdasarkan kedua hasil penelitian tersebut maka peneliti memilih faktor
lokasi dan harga karena kedua faktor ini paling dominan berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha.
2.3 Kerangka Konseptual
Menurut Sugiyono (2005:49) Kerangka konseptual merupakan sintesa
tentang hubungan dari beberapa variable yang diteliti yang disusun dari beberapa
teori yang dideskripsikan. Kerangka konseptual merupakan dasar pembuatan
hipotesis.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4Hipotesis
Menurut Sugiyono (2005:306) Hipotesis merupakan jawaban yang
sifatnya sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji
dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis
penelitian adalah :
1. Lokasi (place) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara.
2. Harga (price) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara
3. Lokasi (place) dan harga (price) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus
Universitas Sumatera Utara Lokasi (Place)
Harga (Price)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2006:11) berdasarkan tingkat eksplanasinya jenis
penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan
dua variabel atau lebih untuk mempelajari, mendeskripsi, mengungkapkan dan
melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian. Hipotesis
tersebut yaitu variabel lokasi (place), harga (price) dan keberhasilan usaha.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada Kantin di Universitas Sumatera Utara.
Waktu penelitian dilakukan pada bulan September sampai Desember 2013.
3.3 Batasan Operasional Variabel
Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan.
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan,
maka penelitian ini dibatasi pada variable sebagai berikut:
1. Variabel bebas (X) terdiri atas lokasi (place) (X1), harga (price) (X2).
2. Variabel terikat (Y) adalah keberhasilan usaha pada pengusaha
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2006:11) berdasarkan tingkat eksplanasinya jenis
penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan
dua variabel atau lebih untuk mempelajari, mendeskripsi, mengungkapkan dan
melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian. Hipotesis
tersebut yaitu variabel lokasi (place), harga (price) dan keberhasilan usaha.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada Kantin di Universitas Sumatera Utara.
Waktu penelitian dilakukan pada bulan September sampai Desember 2013.
3.3 Batasan Operasional Variabel
Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan.
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan,
maka penelitian ini dibatasi pada variable sebagai berikut:
1. Variabel bebas (X) terdiri atas lokasi (place) (X1), harga (price) (X2).
2. Variabel terikat (Y) adalah keberhasilan usaha pada pengusaha
3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel
suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi variabel memberikan dan
menuntun arah penelitian bagaimana cara mengukur suatu variabel.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran (2013), Suryana (2003), diolah penulis
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Pengukuran
Lokasi (place)
(X1)
Lokasi/ tempat didefinisikan tempat untuk manawarkan atau menjual barang untuk konsumen untuk digunakan maupun di konsumsi.
1. Persediaan selalu
ada
2. Dekat dengan
pusat keramaian
3. Lokasi mudah
diakses
4. Lokasi / tempat
usaha yang nyaman
Skala Likert
Harga (price)
(X2)
Harga adalah sejumlah uang barang untuk membeli suatu kebutuhan atau keinginan.
1. Harga merupakan
penentu bagi permintaan pasar
2. Harga yang
terjangkau
3. Harga sesuai
kualitas
4. Harga sebagai
kunci untuk
Keberhasilan Usaha adalah pencapaian yang diharapkan didalam bisnis.
1. Peningkatan modal
2. Peningkatan
pendapatan
3. Peningkatan
volume penjualan
4. Output produksi
bertambah
5. Tenaga kerja /
pengusaha
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang dijabarkan
menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen dengan menghadapkan responden terhadap pernyataan kemudian
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Dalam melakukan penelitian
terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor
(Sugiyono, 2005:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk seperti ditunjukkan pada table 3.2.
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Pernyataan Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2005:86)
3.6 Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono,
2005:72). Dalam penelitian populasi adalah pemilik dan kantin di
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Untuk menentukan besarnya
sampel menurut Arikunto (2002: 112) apabila subjek kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi.
Maka dalam penelitian ini digunakan penelitian populasi melihat jumlah
usaha kantin di Universitas Sumatera Utara berjumlah kurang dari 100,
maka jumlah sampel yaitu berjumlah 75 orang.
3.7 Jenis Data
Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan dua jenis data
untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung
yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan alat
pengumpulan data tertentu yang dibuat secara khusus untuk itu (Kuncoro
2003:127). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah
seluruh data yang diperoleh dari kuesioner kepada sejumlah responden yaitu
seluruh populasi data penelitian, yaitu pengusaha kantin di Universitas
Sumatera Utara.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang berisikan informasi dan teori-teori
sekunder dari buku, jurnal dan internet yang dapat dijadikan sebagai
referensi.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Daftar Pertanyaan (questionnaire)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara menggunakan
daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk dijawab dengan
memberikan angket (Sunyoto 2011:24). Tujuan pembuatan kuesioner adalah
untuk memperoleh informasi yang relevan dengan penelitian dengan
kesahihan yang cukup tinggi. Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang bersumber dari indikator-indikator variabel
penelitian. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup yang
diberikan kepada responden secara langsung sehingga didapatkan
keobjektifan data yang tepat. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang
jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih
(Arikunto 2010:195).
b. Studi dokumentasi
Mengumpulkan dan mempelajari informasi yang bersumber dari buku-buku
dan internet untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Langkah utama yang dijalankan sebelum memulai penelitian adalah
variabel, lokasi/tempat (place), harga (price) dan keberhasilan usaha dimaksudkan untuk menguji keabsahan dan kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan
dalam penelitian. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pengujian validitas dan
reliabilitas dilakukan pada semua populasi penelitian yaitu 75 orang yaitu pemilik
atau pengusaha kantin di Universitas Sumatera Utara.
3.9.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidatan atau kesasihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mempu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto 2010:211). Uji validitas
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur (instrumen) mampu mengukur
apa yang ingin diukur (Kuncoro, 2003:151).
Uji validitas dimaksudkan untuk menguji ketepatan item-item dalam
kuesioner, apakah item-item yang ada mampu menggambarkan dan menjelaskan
variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono (2006: 141), suatu instrumen dikatakan
valid apabila rtabel = 0,361.
Hasil kuesioner dari responden akan diolah menggunakan perangkat lunak
SPSS. Uji validitas memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Jika r hitung> r tabel, maka pernyataan tersebut valid
b. Jika r hitung< r tabel, maka pernyataan tersebut tidak valid
3.9.2 Uji Reliabilitas
tersebut sudah baik (Arikunto 2010:221). Suatu alat ukur dinyatakan memiliki
reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya apabila alat ukur tersebut stabil, dapat
diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability) (Nazir 1983:133). Hasil kuesioner dari responden akan diolah menggunakan perangkat
lunak SPSS. Variabel instrumen dinyatakan reliable bila angka α akan diperoleh
lebih besar dari 0,6.
3.10 Uji Asumsi Klasik
Pada dasarnya sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan
perkiraan yang tidak bisa dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik
yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data
yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov Smirnov, dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% maka nilai Asymp. Sig. (2 tailed)
diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal
(Ginting dan Situmorang, 2008:62).
2. Uji Heteroskedastisitas
Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai
tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik
independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,
maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas
signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model
regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model
regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk
mengetaui apakah ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari
besarnya nilai tolerance dan VIF ( variance inflation factor ) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak gtolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolineritas (Situmorang, 2010:136 ).
3.11 Metode Analisis Data 3.11.1 Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode penganalisaan yang
dilakukan dengan cara menetukan data, mengelompokkan data dan
menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang
dihadapi (Sumarni, 2005:102). Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner
yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian.
3.11.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar
Model regresi berganda yang digunakan adalah:
Y = a + b
1X
1+ b
2X
2+ e
Dimana:
Y = Keberhasilan Usaha
a = Konstanta
X1 = Lokasi
X2 = Harga
b1, b2 = Koefisien regresi
e = Standard Error 3.11.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara
simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas
Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. H0 : b1,b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. Ha : b1, b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat
Dasar pengambilan keputusan:
a. Dengan membandingkan nilai Fhitung degan Ftabel. Apabila Ftabel> Fhitung,
maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila Ftabel< Fhitung, maka H0 ditolak
dan H1 diterima.
b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikan. Apabila probabilitas
signifikan > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila probabilitas
signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika Fhitung> Ftabel signifikan, maka hipotesis ANOVA dapat diterima
bahwa semua variabel bebas (lokasi dan harga) layak untuk menjelaskan
varibel terikat (keberhasilan usaha) yang dianalisis.
2. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel
terikat. Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas
(lokasi dan harga) terhadap variabel terikat (keberhasilan usaha) secara
Kriteria pengujiannya adalah:
a. H0 : b1 = 0 Artinya lokasi dan harga sebagai variabel bebas tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.
b. Ha : b1 ≠ 0 Artinya lokasi dan harga sebagai variabel bebas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.
Dasar pengambilan keputusan:
a. Dengan membandingkan nilai thitung dengan t tabel, maka H0 diterima dan
H1 ditolak.. Apabila t tabel <t hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi. Apabila angka
probabilitas signifikansi >0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila
angka probabilitas signifikansi <0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
3. Uji Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinan (R2) atau coefficient determination pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat.
Koefisien Determinan berkisar antara nol sampai dengan 1 (0<
R2<1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas (lokasi dan harga) adalah benar terhadap variabel
terikat (keberhasilan usaha). Hal ini berarti model yang digunakan semakin
kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap
variabel terikat. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka
dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (lokasi dan harga) terhadap
yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah dan Gambaran Umum Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang
terletak di Kota Medan, Indonesia. Universitas Sumatera Utara adalah salah satu
universitas terbaik di pulau Sumatera. Universitas Sumatera Utara (USU) juga
merupakan universitas pertama di pulau Sumatera yang mempunyai Fakultas
Kedokteran.
USU didirikan sebagai Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4
Juni 1952. Fakultas pertama adalah Fakultas Kedokteran yang didirikan pada 20
Agustus 1952, yang kini diperingati sebagai hari jadi USU. Presiden Indonesia,
Soekarno kemudian meresmikan USU sebagai universitas negeri ketujuh di
Indonesia pada tanggal 20 November 1957.
Luas kampus USU di Medan sekitar 116 Ha plus kampus USU kwala
bekala dengan luas sekitar 300 Ha. Hal ini memungkinkan para pedagang
memanfaatkan menjadi lokasi yang sangat strategis untuk usaha mereka. Selain
itu di dalam kampus juga terdapat berbagai sarana seperti asrama, arena olah raga,
wisma, dan toko-toko sehingga mahasiswa-mahasiswi beserta pegawai
Universitas Sumatera Utara umumnya memilihi tempat makan dan minum di
fakultas. Jumlah program studi yang ditawarkan sebanyak 135, terdiri dari 19
tingkat doktoral, 32 magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46 sarjana, dan 15 diploma.
Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang, 1.000 di antaranya
adalah mahasiswa asing.
4.1.2 Gambaran Umum Usaha Kantin di USU
Salah satu sarana atau fasilitas kampus seperti kantin dianggap penting
karena keberadaan kantin dapat memenuhi kebutuhan konsumsi makan dan
minum para pengunjung kampus seperti mahasiswa, pegawai kampus serta
dosen-dosen. Kantin-kantin yang berada di dalam lingkungan kampus USU umumnya
berdiri di setiap fakultas yang ada dan sekitar kampus seperti kantin yang terletak
di lingkungan perpustakaan USU, GOR USU, dan kantin Mahira yang terletak di
pintu 1 USU dekat dengan Sumber yaitu salah satu akses para mahasiswa untuk
Tabel 4.1
Jumlah Pengusaha Kantin di sekitar kampus USU
No. Lokasi Usaha Kantin Jumlah Penjual
1 Fakultas Kedokteran 13
2 Fakultas Psikologi 2
3 Fakultas Kesehatan Masyarakat 1
4 Fakultas Keperawatan 1
5 Fakultas Ilmu Budaya 4
6 Fakultas Hukum 14
7 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 1
8 Fakultas Pertanian 2
9 Fakultas Ekonomi 4
10 Fakultas Farmasi 1
11 Fakultas MIPA 1
12 Fakultas Teknik 16
13 Fakultas Kedokteran Gigi 7
14 Perpustakaan 6
15 Cikal/ GOR USU 1
16 Sumber 1
Jumlah Penjual 75 orang
Sumber : Hasil Observasi Penulis (2013)
Pada umumnya kantin di lingkungan fakultas dan sekitar kampus USU
menjual menu makanan sehari-hari seperti nasi gurih, nasi sayur, nasi soto, nasi
goreng, indomie dan lain-lain. Dan pada minuman juga kantin umumnya menjual
4.2 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode penganalisaan yang
dilakukan dengan cara menetukan data, mengelompokkan data dan
menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang
dihadapi (Sumarni, 2005:102). Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner
yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian.
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan
dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh
responden penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah pemilik usaha kantin
di Universitas Sumatera Utara, Medan. Variabel karakteristik responden yang
dibahas mencakup jenis kelamin, sebaran umur dan pendidikan terakhir.
Tabel-tabel dalam penjelasan berikut menjelaskan deskripsi responden yang berjumlah
75 orang.
Dalam penelitian ini, penulis menjadikan pengolahan data dalam bentuk
angket yang terdiri dari 4 pertanyaan untuk variabel X1, 4 pertanyaan untuk
variabel X2 dan 5 pertanyaan untuk variabel Y, di mana yang menjadi variabel X1
adalah lokasi, variabel X2 adalah harga dan yang menjadi variabel Y adalah
keberhasilan usaha. Adapun angket yang disebarkan adalah sebanyak 75
eksampler kepada responden dan semuanya dikembalikan sehingga validitas
(questioner) terlebih dahulu akan disajikan identitas responden, dapat dilihat
dalam bentuk Tabel di bawah ini :
Tabel 4.2
Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis kelamin
(%) Wanita Pria
1 laki-laki 49 65,33
2 Perempuan 26 34,67
Jumlah 75 100
Sumber : Hasil Penelitian (data diolah 2014)
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden adalah
laki-laki berjumlah 49 orang atau 65,33% dan sisanya adalah perempuan
sebanyak 26 orang atau 34,67%. Karakterisitik responden berdasarkan umur
responden dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3
Karakteristik Responden berdasarkan Umur No Kategori Umur Jumlah
1 20-30 13
2 30-40 24
3 >40 38
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 75 orang responden,
pemilik usaha kantin yang berusia 20 sampai 30 tahun jumlahnya ada 13 orang,
berusia 30 sampai 40 tahun jumlahnya ada 24 orang, dan usia 40 tahun keatas
jumlahnya ada 38 orang. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dan
jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan
Jumlah
(Orang)
(%)
1 SLTA 11 14,67
2 D3 23 30,66
3 Sarjana (S1) 34 45,33
4 Pascasarjana (S2) 6 8,00
5 Lainnya 1 1,33
Jumlah 75 100
Sumber : Hasil Penelitian (data diolah 2013)
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa pengusaha berpendidikan
SLTA ada sebanyak 11 orang atau 14,67%, D3 ada sebanyak 23 orang atau
30,66%, Sarjana Lengkap/S1 sebanyak 34 orang atau 45,33%, tamatan
Pascasarjana (S2) sebanyak 6 orang atau 8,00% dan tamatan lainnya Doktor (S3)
4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan pengusaha kantin di Universitas.
1. Variabel Lokasi Usaha (X1)
Tabel 4.5
Frekuensi Responden Terhadap Variabel Lokasi Usaha Tanggapan
Responden SN N KN TN STN Total
Pernyataan f % f % f % f % f % f %
1 12 15.8 43 56.6 16 2.11 4 5.3 0 0 75 100
2 10 13.2 38 50.0 22 28.9 5 6.6 0 0 75 100
3 3 3.9 53 69.7 10 21.1 3 3.9 0 0 75 100
4 3 3.9 55 72.4 15 19.7 2 2.6 0 0 75 100
Sumber : Hasil Penelitian (data diolah 2014)
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil jawaban kuesioner yang
diperoleh dari 75 orang responden untuk variabel lokasi usaha, yaitu:
1) Pada pertanyaan pertama (Pada usaha yang bapak/ibu jalankan, persediaan
makanan…..) sebanyak 4 orang (5,3%) yang menyatakan tidak ada, 16 orang
(2,11%) menyatakan tidak selalu ada, 43 orang (56,6%) menyatakan ada dan
12 orang (15,8%) menyatakan selalu ada.
2) Pada pernyataan kedua (Usaha yang bapak/ibu jalankan …… dengan pusat