• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA ANTARA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TIPE SNOWBALL THROWING SISWA KELAS X SMK N 2 RANTAU UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA ANTARA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TIPE SNOWBALL THROWING SISWA KELAS X SMK N 2 RANTAU UTARA."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN KOMPONEN

ELEKTRONIKA ANTARA YANG DIBELAJARKAN DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING

STICK DAN TIPE SNOWBALL THROWING SISWA

KELAS X SMK N 2 RANTAU UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh :

AHMAD ABDUL AZIZI RITONGA

5113331001

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Ahmad Abdul Azizi Ritonga : Perbedaan Hasil Belajar Pengukuran Komponen Elektronika Antara Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Dan Tipe Snowball Throwing Siswa Kelas X SMK N 2 Rantau Utara. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan perbedaan hasil belajar pengukuran komponen elektronika siswa SMK antara yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dan tipe Snowball Throwing. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas X SMK, sampel yang diteliti adalah SMK N 2 Rantau Utara yang diambil sebanyak 2 kelas, yang masing-masing terdiri dari 40 orang siswa. Satu kelas dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick, sedangkan kelas lainnya dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Hasil belajar tersebut dari masing-masing kelas diukur dengan instrumen tes hasil belajar bentuk pilihan berganda sebanyak 30 item, yang memenuhi validitas dan reliabilitas dan tes keterampilan bentuk essay sebanyak 10 soal.

Data yang diperoleh yaitu rata-rata hasil belajar pengukuran komponen elektronika siswa SMK yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick adalah sebesar 70,35 dan rata-rata hasil belajar pengukuran komponen elektronika siswa SMK yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing adalah sebesar 69,3. Berdasarkan analisis data dengan uji statistik t tersebut pada tingkat signifikan 0,05% dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar pengukuran komponen elektronika antara yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dan tipe snowball throwing siswa kelas X SMK N 2 Rantau Utara.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur tiada terkira penulis ucapkan kehadirat-Nya yang telah

mencurahkan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Perbedaan Hasil Belajar Pengukuran

Komponen Elektronika Antara Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Talking Stick Dan Tipe Snowball Throwing Siswa

Kelas X SMK N 2 Rantau Utara”.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih belum sernpurna. Dengan ini

penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi penyempurnaan

laporan ini.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada kedua orangtua saya yang saya cintai: Ayah H. Yahya Ritonga dan Ibu Hj.

Wardiatul Fuadi Siregar beserta saudara/i saya: Zulfikar Mahmud Wijaya, Fauzan

Almuammar dan Agus Rini Najmatus Syifa. Saya mengucapkan terima kasih

kepada Dr. Baharudin, ST, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi saya yang

banyak memberikan masukan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku dosen pembimbing

akademik saya. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang

spesial Lenni Khotimah Harahap S.Pd dan sahabat-sahabat saya, Zaki Zanjani

Akmil, Heri Sati Siregar, Risa Ezrina Siregar, Siti Aisyah Febrina, Rudi

(8)

Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu penulis dalam

penyelesaian skripsi ini, yaitu:

6. Bapak Mahyuzar, S.Pd, selaku Ketua Jurusan TITL dan sebagai guru mata

pelajaran.

7. Abangda Fikri, selaku Tata Usaha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

UNIMED.

8. Seluruh mahasiswa pendidikan teknik elektro khususnya stambuk 2011

yang telah berjuang bersama.

Medan, April 2016 Penulis,

(9)

v

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori...6

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian...21

1. Rancangan Penelitian...21

(10)

B. Defenisi Operasional...22

C. Populasi dan Sampel Penelitian...23

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpul Data...24

1. Instrumen Tes Pengetahuan...24

2. Instrumen Tes Keterampilan...29

3. Teknik Pengumpulan Data...29

E. Teknik Analisis Data...33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian...36

B. Analisis Data hasil Penelitian...39

C. Pembahasan...41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...44

B. Saran ...44

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Keunggulan dan Kelemahan Talking Stick...13

Tabel 2. Keunggulan dan Kelemahan Snowball Throwing...16

Tabel 3. Rancangan Penelitian ...21

Tabel 4. Kriteria Validitas Tes ...25

Tabel 5. Kriteria Tingkat Reliabilitas Tes...27

Tabel 6. Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Tes...29

Tabel 7. Hasil Belajar yang Diajar Dengan Talking Stick...36

Tabel 8. Hasil Belajar yang Diajar Dengan Snowball Throwing...38

Tabel 9. Uji Normalitas...39

Tabel 10. Uji Homogenitas...40

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Gambar Pelaksanaan Penelitian...31

Gambar 2. Histogram Hasil Belajar Model Talking Stick...37

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Materi Pengukuran Komponen Elektronika...47

Lampiran 2. Silabus...61

Lampiran 3. RPP...67

Lampiran 4. Kisi –Kisi Instrumen Soal Sebelum Divalidasi...101

Lampiran 5. Instrumen Tes Sebelum Divalidasi...104

Lampiran 6. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Divalidasi...118

Lampiran 7. Instrumen Tes Essay Pada Talking Stick...119

Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Tes Essay Pada Talking Stick...121

Lampiran 9. Soal Test Psikomotorik...124

Lampiran 10. Perhitungan Validitas...125

Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas...128

Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran...129

Lampiran 13. Perhitungan Daya Beda...132

Lampiran 14. Kisi-Kisi Instrumen Sesudah Validasi...134

Lampiran 15. Soal Sesudah Validasi...137

Lampiran 16. Kunci Jawaban...147

Lampiran 17. Tabulasi Data Nilai Siswa...148

Lampiran 18. Simpangan Baku dan Distribusi Frekuensi...152

(14)

1 A. Latar Belakang Masalah

Mempelajari ilmu tentang listrik bukan hanya menguasai kumpulan

pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan dan penguasaan prosedur atau metode ilmiah. Dengan adanya persepsi

demikian, memperkuat anggapan siswa terhadap pelajaran dasar kompetensi

kejuruan sebagai cabang ilmu yang sulit dipahami dan membosankan. Sehingga

menyebabkan rendahnya minat belajar siswa dan dasar kompetensi kejuruan

menjadi kurang menarik bagi siswa, sehingga berpengaruh pada hasil belajar

siswa.

Hasil observasi peneliti di SMK N 2 Rantau Utara pada tanggal 15

November 2015 menunjukkan sebagian siswa berpendapat bahwa mata pelajaran

dasar kompetensi kejuruan kurang menarik. Hal ini disebabkan karena

pembelajaran masih berpusat pada guru. Sehingga akan membuat siswa menjadi

jenuh dan tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Karena pembelajaran

masih berpusat pada guru menyebabkan kesempatan siswa dalam berdiskusi

masih kurang. Sehingga dalam proses belajar mengajar siswa kurang aktif. Dan

hasil belajar siswa menurun.

Pengalaman peneliti ketika mengikuti Program Pengalaman Lapangan

Terpadu (PPLT) pada tahun ajaran 2014 / 2015 semester ganjil, siswa-siswa

(15)

2

materi dengan model-model pembelajaran kooperatif dibandingkan dengan hanya

menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu, penulis dapat menyimpulkan

bahwa untuk meningkatkan minat siswa pada proses pembelajaran dibutuhkan

kreatifitas guru dalam menyesuaikan model pembelajaran yang menarik dan

sesuai dengan materi yang disampaikan.

Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Upaya

tersebut dilandasi akan kesadaran betapa pentingnya pendidikan dalam

pengembangan SDM. Salah satu faktor penting dalam keberhasilan pencapaian

tujuan pendidikan adalah faktor guru. Sebagai fasilitator, guru berperan untuk

memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran (Sanjaya, 2008 : 4).

Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena

untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang

optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah

sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal,

dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif dan efisien

(Wena, 2011 : 2-3).

Pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick merupakan model

pembelajaran yang mudah diterapkan. Talking Stick atau tongkat bebicara

merupakan model pembelajaran yang mampu meningkatkan partisipasi dan

keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar (Istarani, 2011: 89).

Model kooperatif tipe Snowball Throwing. Pada model ini siswa dibentuk menjadi

beberapa kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendpat tugas dari guru,

(16)

juga menarik digunakan dalam pokok bahasan pengukuran komponen elektronika.

Model kooperatif ini juga mampu meningkatkan partisipasi dan interaksinya

didalam proses belajar mengajar (Suprijono, 2011 : 109).

Berdasarkan penelitian Khotimah (2015 : 37), terdapat peningkatan hasil

belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe talking

stick dan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing. Dalam

penelitiannya, siswa lebih antusias dan lebih bersemangat atau termotivasi dalam

mengikuti proses belajar mengajar karena menggunakan kedua model tersebut.

Dengan peningkatan 61,5% pada tipe talking stick dan 74,5 % pada tipe snowball

throwing.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan tujuan melihat hasil belajar siswa dengan judul “Perbedaan

Hasil Belajar Pengukuran Komponen Elektronika Antara Yang

Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick

Dan Tipe Snowball Throwing Siswa Kelas X SMK N 2 Rantau Utara.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah yang

diidentifikasi di SMK N 2 Rantau Utara sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa masih rendah.

2. Siswa merasa bosan, ngantuk, dan kurang bersemangat saat proses belajar

mengajar.

3. Kesempatan siswa untuk berdiskusi masih kurang.

(17)

4

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah maka penulis membatasi masalah sebagai

berikut :

1. Materi pelajaran adalah pengukuran komponen elektronika

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Talking Stick dan Snowball Throwing

D. Rumusan Masalah

Apakah hasil belajar pengukuran komponen elektronika yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick lebih tinggi

dibandingkan dengan hasil belajar pengukuran komponen elektronika yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

siswa kelas X SMK N 2 Rantau Utara?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah hasil belajar pengukuran komponen elektronika

yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick lebih

tinggi dibandingkan dengan hasil belajar pengukuran komponen elektronika yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

siswa kelas X SMK N 2 Rantau Utara.

F. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan konstribusi bagi dunia

pendidikan,antara lain:

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu yang

(18)

dengan strategi pembelajaran pengukuran komponen elektronika. Hasil

penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai perbandingan atau

teori untuk lanjut penelitaian yang relevan.

2. Secara praktis penelitian ini bermanfaat :

a. Untuk mengungkap secara impiris ada tidaknya pengaruh yang

signifikan terhadap strategi pembelajaran terhadap hasil belajar

memahami pengukuran komponen eklektronika

b. Manfaat bagi pendidik adalah membantu para pendidik khususnya

SMK N 2 Rantau Utara dalam memilih strategi pembelajaran yang

efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

manfaat khususnya dalam bidang elektronika.

c. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan

kemampuan sehingga dapat meningkatkan haisil belajar.

3. Secara umum penelitian ini bermanfaaat sebagai panduan dalam memilih

strategi pembelajaran yang efektif dalam proses pembelajaran dan panduan

dalam memperhatikan karakteristik internal siswa yang berturut

(19)

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar pengukuran komponen elektronika yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick lebih tinggi dibandingakan dengan hasil

belajar pengukuran komponen elektronika yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing siswa kelas X SMK N 2 Rantau

Utara. Dalam hal ini, rata-rata hasil belajar pengukuran komponen elektronika yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick adalah sebesar

70,35 dan rata-rata hasil belajar pengukuran komponen elektronika yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing adalah sebesar 69,3.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas :

1. Diharapkan kepada guru bidang studi kiranya dapat menerapkan model

pembelajaran Talking Stick dan Snowball Throwing yang mampu

meningkatkan hasil belajar pengukuran komponen elektronika. Hal ini dapat

membangkitkan semangat belajar siswa sehingga tidak jenuh dalam mengikuti

proses pembelajaran.

2. Diharapkan kepada para peneliti kiranya memanfaatkan hasil penelitian ini

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aslimeri. (2008). Teknik Transmisi Tenaga Listrik Jilid 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hafid, A. (2013). Pengaruh Perpaduan Metode Pembelajaran Snowball Throwing dengan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika di SMK N 2 Lamongan. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro vol 2 no 1.

Huda, M. (2014). Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Kharis, L. (2014). Penngaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknik Elektronika di SMK N 7 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro vol 3 no 2.

Kurniasih, I. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Kata Pena.

Lie, Anita. (2010). Cooperatif Learning. Jakarta: Grasindo.

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar. Ruzz Media.

Sanjaya, W. (2008). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Sudjana, N. (2005). Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.

(21)

46

Susanto, H. (2014). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Snowball Throwing Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diktat Menerapkan Konsep Elektronika Kelas X TEI di SMK N 3 Jombang. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro vol 3 no 3.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Waluyanti, S. (2008). Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Wena, M. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 1.  Keunggulan dan Kelemahan  Talking Stick..................................13
Gambar 1. Gambar Pelaksanaan Penelitian...............................................31

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa kelompok anak yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi dan bermain permainan kooperatif secara kompetisi lebih tinggi

mekanisme pengendali kemudi terdiri atas; Motor DC sebagai penggerak kemudi; absolute rotary encoder sebagai sensor pendeteksi posisi sudut belok roda depan;

Kita saat ini tengah berada di penghujung bulan Dzulqa’dah. Kurang dari sepekan kita akan memasuki bulan Dzulhijjah 1430 H. Dengan demikian kita telah 2 bulan keluar dari

Permintaan untuk maklumat atau pertanyaan yang diterima daripada kerajaan persekutuan, negeri, pihak berkuasa tempatan atau majlis perbandaran (selain daripada

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang selanjutnya disingkat RTRWK adalah kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Serang yang menetapkan lokasi kawasan yang harus

Satar Mese Barat, maka dengan ini kami mengundang saudara/I untuk melakukan Pembuktian Kualifikasi terhadap Dokumen Penawaran saudara yang akan dilaksanakan pada :.

(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara.. Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan

Halim (2012:232) menyatakan bahwaProduk Bersama (Joint Products) yaitu beberapa produk yang dihasilkan dari suatu rangkaian atau seri proses produksi secara