• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR PADA SISWA KELAS X TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK NEGERI 1 AIR JOMAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR PADA SISWA KELAS X TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK NEGERI 1 AIR JOMAN."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MENGGUNAKAN ALAT UKUR PADA SISWA

KELAS X TEKNIK SEPEDA MOTOR

DI SMK NEGERI 1 AIR JOMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh:

ADITYA RAHMAN

NIM. 509321003

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Aditya Rahman, Nim 509321003, Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Alat Ukur Pada Siswa Kelas X Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 1 Air Joman. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran alat ukur pokok bahasan penyetelan / pengukuran dan pemeliharaan jangka sorong sesuai dengan prosedur operasi standar dengan menggunakan modelProblem Based Learning di kelas XTeknik Sepeda Motor di SMK Negeri 1 Air Joman Kabupaten Asahan. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), subjek dalam penelitian ini siswa kelas X Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 1 Air Joman Kabupaten Asahan tahun pelajaran 2015/2016 dengan subjek sebanyak 21 orang siswa. Pelaksanaan tindakan dilakukan selama 2 siklus, dimana setiap siklus dilakukan dua kali pertemuan. Dalam setiap siklus dilakukan 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan lembar observasi. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa 75 dan setelah dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran modelProblem Based Learning pada siklus II diperoleh rata-rata nilai hasil belajar siswa menjadi 88.1. Demikian halnya dengan ketuntasan belajar siswa siklus I sebanyak 14 orang (66,6%) dan setelah dilakukan tindakan siklus II sebanyak 18 orang (85,7%) yang telah tuntas, sedangkan 3 orang (14,3%) masih belum tuntas. Hasil observasi aktivitas siswa dilakukan dengan dua siklus dengan tindakan siklus I diperoleh 69.03% tergolong rendah, dan setelah dilakukan siklus II diperoleh rata-rata 83.3% tergolong tinggi. Disimpulkan bahwa dengan menggunakan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran alat ukur pokok bahasan penyetelan / pengukuran dan pemeliharaan jangka sorong sesuai dengan prosedur operasi standar dari ulangan harian rata hasil belajar 61 kemudian dilakukan tindakan pada siklus I rata-rata hasil belajar 75 sedangkan pada siklus II rata-rata-rata-rata hasil belajar 88.1.

(5)

ii

ABSTRAK

Aditya Rahman, Nim 509321003, The Application Of Learning Models Problem Based Learning To Improve Students learning Outcomes Using A Measuring Instrument On Students Grade X Motorcycle Engineering SMK Negeri 1 Air Joman. Thesis. Department Of Engineering. State University Of Medan In, 2015.

This study aims to improve student learning outcomes on subjects measuring instruments the topic of measurement and maintenance calipers in accordance with the standard operating procedures using Problem Based Learning in grade X Motorcycle Engineering SMK Negeri 1 Air Joman District Asahan. Thisstudy is a class act research (Penelitian Tindakan Kelas “PTK”) the subjects in this study is student grade X Motorcycle Engineering SMK Negeri 1 Air Joman District Asahan in 2015/2016 the study subject were 21 students. Implementation of the actions carried out during the second cycle, wherein each cycle conducted two meetings. In each cycle conducted 4 stages : planning, implementation, observation and reflection. Instruments used in this study is test and observation sheet. In the first cycle values obtained average student is 75 and after the act of learning improvement using models Problem Based Learning in the second cycle obtained an average score of student learning outcomes into 88.1. Likewise with the first cycle students' mastery learning as many as 14 people (62%) and after the act second cycle as many as 18 people (85,7%) which has been completed, while 3 people (14,3%) still uncompleted. Results of student activity observation done in two cycles, the cycle I gained 69.03 classified as low, and after the second cycle obtained an average 83.3 classified as high. Concluded that by using models Problem Based Learning can improve student learning outcomes on subjects measuring instruments the topic of measurement and maintenance calipers in accordance with the standard operating procedures the average daily tests of learning outcomes is 61 then in the first cycle an average of learning outcomes 75 while in the second cycle an average of learning outcomes 88,1.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih, sayang serta rahmatNya yang berupa kesehatan, kesempatan dan ilmu pengetahuan, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah : “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR PADA SISWA KELAS X TEKNIK SEPEDA MOTOR DI SMK NEGERI 1 AIR JOMAN”. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menemukan kendala karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh Penulis, namun berkat bantuan dan dukungan yang sangat berharga berupa pentunjuk, bimbingan, saran-saran dari berbagai pihak, terkhusus kepada Bapak Bapak Drs. Muslim, ST. M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi saya yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing saya. Sehingga semua dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu, pada kesempatan ini Penulis sampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik UNIMED.

2. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknik UNIMED.

(7)

iv

5. Bapak Janter P. Simanjuntak, ST, M.T, Ph.D, selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Mesin.

6. Bapak Drs. Muslim, ST. M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

7. Teman – teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Ekstensi 2009.

Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah diberikan. Penulis telah berupaya maksimal dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kemungkinan kelemahan baik dari segi isi, maupun tata bahasa. Penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, khususnya Bapak Dosen Penguji demi sempurnanya skripsi ini.

Medan, Maret 2016 Penulis,

(8)

v

BAB II. KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis ... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Pengertian Hasil Belajar ... 10

3. Pengertian Aktivitas Siswa ... 15

4. Pengertian Model Pembelajaan... 16

5. Model Pembelajaran Problem Based Learning ... 17

a. Langkah – langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning ... 19

(9)

vi

6. Pelajaran Menggunakan Alat ukur ... 22

B. Penelitian Relevan ... 24

C. Kerangka Konseptual ... 25

D. Hipotesis Tindakan ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 27

C. Prosedur Penelitian ... 27

1. Tahap Perencanaan Tindakan... 29

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 29

3. Tahap Pengamatan ... 29

4. Tahap Refleksi... 30

5. Rincian Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 30

D. Instrumen Penelitian ... 33

1. Alat Pengumpulan Data ... 33

E. Teknik Analisa Data ... 35

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 40

B.Pembahasan ... 52

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

(10)

vii

B.Saran ... 57

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Format Observasi Aktivitas Siswa ... 35

Tabel 2. Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Siswa... 36

Tabel 3. Kriteria Keberhasilan Persentase Siswa Secara Klasikal ... 36

Tabel 4. Tabulasi Skor Perubahan Aktivitas Belajar Siswa ... 37

Tabel 5. Tabulasi Skor Perubahan Aktivitas Belajar Siswa Secara Klasikal ... 38

Tabel 6. Persentase hasil belajar siswa pada kelass inteval siklus I... 42

Tabel 7. Hasil Observasi guru pada siklus I ... 43

Tabel 8. Aktivitas Siswa pada Siklus I... 44

Tabel 9. Persentase hasil belajar siswa pada kelass inteval siklus II ... 48

Tabel 10. Hasil Observasi guru pada siklus II ... 49

Tabel 11. Aktivitas Siswa pada Siklus II ... 50

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Silabus ... 60

Lampiran 2 : RPP Siklus I ... 62

Lampiran 3 : RPP Siklus II ... 71

Lampiran 4 : Materi Ajar ... 80

Lampiran 5 : Lembar Validitas Soal Siklus I ... 94

Lampiran 6 : Lembar Validitas Soal Siklus II ... 98

Lampiran 7 : Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa ... 102

Lampiran 8 : Soal Post Test Siklus I ... 104

Lampiran 9 : Soal Post Test Siklus II ... 109

Lampiran 10 : Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa ... 113

Lampiran 11 : Tabulasi Nilai Posttes I ... 114

Lampiran 12 : Tabulasi Nilai Posttes II ... 115

Lampiran 13 : Lembar Observasi Guru Siklus I ... 116

Lampiran 14 : Lembar Observasi Guru Siklus II ... 117

Lampiran 15 : Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 119

Lampiran 16 : Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ... 121

Lampiran 17 : Daftar Nama Siswa ... 123

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sebagai bagian dari pendidikan, proses pembelajaran memiliki 3 komponen penting yang saling terkait satu sama lain. Tiga komponen itu adalah ; (1) Kurikulum, materi yang diajarkan, (2) Proses, bagaimana materi diajarkan, (3) Produk, hasil dari proses pembelajaran.

(14)

2

pembelajaran berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik.

Peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, proses pembelajaran di kelas harus berlangsung dengan baik dan berdaya guna yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang baik akan mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

Hasil belajar merupakan perwakilan dari penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan peserta didik setelah melalui proses pembelajaran. Hasil belajar tidak hanya dilihat dari nilai akhir yang diperoleh siswa, melainkan juga proses pembelajaran itu sendiri. Hasil belajar yang maksimal dapat diupayakan melalui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Setiap kegiatan evaluasi pembelajaran harus memperhatikan faktor isi pembelajaran dan proses pembelajaran (Purwanto 2009:12).

(15)

3

proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Siswa juga cenderung beranggapan bahwa pelajaran menggunakan alat ukur merupakan pelajaran yang sulit dan rumit karena pelajaran menggunakan alat ukur juga menentut ketelitian siswa. Siswa beranggapan bahwa pelajaran menggunakan alat ukur itu sulit untuk dipahami, karena banyak materi perhitungannya yang membutuhkan kecermatan tinggi, selalu mencatat, dan tidak ada hal yang menarik saat belajar mata pelajaran tersebut.

(16)

4

Tabel 1

Rekapitulasi Nilai Siswa Kelas X-TSM di SMK Negeri 1 Air Joman T.A 2014/2015

Sumber : Daftar nilai kompetensi menggunakan alat ukur kelas X-TSM T.A. 2014/2015.

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai kompetensi menggunakan alat ukur T.A. 2014/2015 kelas X-TSM, terdapat 16 siswa (76%) yang tidak mencapai nilai KKM atau dinyatakan tidak lulus. Sedangkan 5 siswa (24%) lainnya mencapai nilai KKM atau dinyatakan lulus. Artinya, persentase pencapaian KKM lebih besar yang tidak mencapai KKM dari pada yang mencapai KKM. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk acuan kompetensi menggunakan alat ukur adalah nilai 75. Proses belajar mengajar ( PBM) yang tidak maksimal ini menjadi alasan kuat terhadap hasil belajar yang rendah dan akan berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu guru perlu memahami dan mengembangkan metode yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran khususnya pada pengajaran menggunakan alat ukur. Sehingga dapat menghasilkan proses belajar mengajar yang menarik dan dapat membangkitkan semangat (motivasi) siswa, agar berperan aktif dalam proses belajar mengajar.

Oleh karena itu agar pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), guru perlu memilih suatu model pembelajaran yang memerlukan keterlibatan siswa secara aktif dan juga dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya serta membangun pengetahuannya sendiri (kontrukstivisme), selama proses belajar

(17)

5

mengajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Salah satunya dengan cara menerapkan suatu metode pembelajaran inovatif yang mampu meningkatkan pemahaman dan sekaligus dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam perkembangan daya nalar dan kreativitas peserta didik. Dengan cara menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) bertujuan untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dan mengajak siswa mengeluarkan seluruh kemampuannya dalam belajar yang didasari dari masalah-masalah yang pernah dialami oleh siswa agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

Salah satu materi pelajaran menggunakan alat ukur di kelas X yang di ajarkan di semester genap adalah menggunakan dan merawat alat ukur mekanik. Kesulitan yang sering dialami siswa dalam memahami pelajaran menggunakan alat ukur di sebabkan beberapa faktor antara lain pertama, kurangnya minat siswa dalam menerima pelajaran menggunakan alat ukur. Menurut siswa pembelajaran menggunakan alat ukur adalah kurang menarik dan membosankan. Hal ini karena guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa merasa bosan dalam pembelajaran menggunakan alat ukur. Kedua, siswa kurang berani untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya sehingga menyebabkan kebosanan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Dengan demikian penggunaan model pembelajaran yang tepat akan membantu siswa untuk lebih aktif lagi menerima pelajaran dan menumbuhkan semangat mereka dalam belajar. Dengan cara menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran menggunakan alat ukur dapat

(18)

6

yang berkaitan dengan menggunakan alat ukur. Dengan demikian di harapkan siswa dapat mencapai nilai ketuntasan belajar serta meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Alat Ukur Pada Siswa Kelas X Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 1 Air Joman”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar menggunakan alat ukur masih rendah

2. Kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran menggunakan alat ukur.

3. Guru cenderung tidak memberikan apresiasi dan tidak menciptakan suasana kelas yang menarik karena pembelajaran masih bersifat konvensional. 4. Proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah yang membuat

aktivitas siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa adanya respon timbal balik antara guru dengan siswa sehingga hasil belajar tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimum sekolah.

(19)

7

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hasil belajar menggunakan alat ukur dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning pada kompetensi dasar menggunakan dan merawat alat ukur mekanik pada siswa kelas X Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 1 Air Joman.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

dapat meningkatkan hasil belajar menggunakan alat ukur pada kompetensi dasar menggunakan dan merawat alat ukur mekanik pada siswa kelas X Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 1 Air Joman?”

E. Tujuan Penelitian

(20)

8

F. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran yang berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan sekolah.

2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi guru teknik sepeda motor untuk menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pada kompetensi dasar menggunakan dan merawat alat ukur mekanik.

3. Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk lebih dapat memahami pelajaran menggunakan alat ukur khususnya pada kompetensi dasar menggunakan dan merawat alat ukur mekanik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar menggunakan alat ukur.

4. Sebagai bahan masukan dan bekal ilmu pengetahuan bagi peneliti sebagai guru dalam mengajar di progam studi keahlian teknik mesin di masa yang akan datang.

(21)

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan alat ukur dengan model Problem Based Learning menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 1 Air Joman pada kompetensi dasar menggunakan dan merawat alat ukur mekanik. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada setiap siklus. Pada siklus I hasil belajar dengan nilai rata-rata 75. Dan pada siklus II kembali mengalami peningkatan menjadi 88.1. Jumlah siswa yang tergolong tuntas dari 14 siswa (66.7%) pada siklus I dan meningkat menjadi 18 orang (85.7%) pada siklus II. Dari lembar observasi aktivitas siswa diperoleh pada siklus I sebesar 69.03%, hasil ini tergolong rendah dan dilakukan perbaikan pada siklus II. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 83,3%.

Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti dengan menggunakan model Problem Based Learning ini ternyata berhasil seperti dengan hasil penelitian

(22)

57

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukaan di atas, diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Untuk dapat melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learnig diperlukan pemahaman guru bidang study menggunakan alat ukur, baik dari segi persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi.

2. Sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam kegiatan belajar mengajar, karena metode pembelajaran

Problem Based Learning ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi siswa diharapkan untuk lebih aktif, berfikir kreatif dalam setiap pembelajaran, khususnya bidang study menggunakan alat ukur agar diperoleh prestasi belajar yang lebih baik

4. Bagi pihak sekolah sebaiknya lebih memperhatikan guru agar menggunakan model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran menggunakan alat ukur. 5. Pengamatan terhadap aktivitas siswa sebaiknya dilakukan dengan

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Aqib, Z. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV.Yrama Widya

Daryanto, Drs. (2008). Teknik Merawat Automobil Lengkap. Bandung: Yrama Widya

Dewi, R. (2010). Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan:Pasca Sarjana Unimed

Djamarah. S.B. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Jhonson. (2005). Problem Based Learning. Bandung: Sinar Baru.

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Konstekstual Konsep Dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama

Liono. (2014). Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Problem Based Learning dengan Metode Ceramah Pada Mata Pelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Universitas Negeri Medan

Muhibbinsyah. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rohmadi. (2011). Problem Based Learnig (PBL). dalam rohmadi.info/web/.read/problem-based-learnig-pbl/. Diakses pada tanggal 2 juli 2014.

Sabri, A. (2010). Strategi Belajar Dan Micro Teaching. Padang: PT. Ciputar Press Sani, Ridwan Abdullah dan Sudiran. (2012). Meningkatkan Profesionalisme Guru

Melalui Penelitian Tidakan Kelas. Bandung: Citapustaka

(24)

Sardiman (2011). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rhineka Cipta

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Soegito, E dan Nuraini, E. (2003) Kemampuan Proses Belajar. Jakarta: Universitas Terbuka

Gambar

Tabel 1 Rekapitulasi Nilai Siswa Kelas X-TSM di SMK Negeri 1 Air Joman

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Kementerian Agama Tahun 2017, bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu guru untuk mengikuti

Upaya pemberdayaan masyarakat juga menjadi bagian aktivitas YBM BRI. Bantuan diberikan berupa modal usaha bagi para pedagang kecil, petani, peternak, atau usaha produktif

Pada kajian ini dipaparkan uji aktivitas antioksidan terhadap wedelolakton hasil isolasi dari daun urang aring yang diperoleh dari fraksi etil asetat menggunakan

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian dengan menggunakan uji statistic untuk menguji hipotesis agar bisa dijelaskan hubungan variabel

[r]

Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan

Penulis menyelesaikan masa kuliah di IPB pada tahun 2006 dengan menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi berjudul “Pengaruh Suhu, Jenis dan Perbandingan Pelarut Terhadap

Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan oleh