• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Pembelajaran IPA terpadu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Pembelajaran IPA terpadu"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era “knowlwdge development and management”dan dengan semakin merebaknya penggunaan teknolgi informasi dan komunikasi, pengembangan dan peningkatan sumber daya mausia dihadapkan dengan tantangan baru,yang dapat membantu mempercepat peningkatan upaya SDM tersebut,tetapi dapat pula menjadi hambatan apabial tidak dikaji dan direncanakan dengan baik.1

Oleh karena itu, pemannfaatan teknologi diawali dari dunia pendidikan untuk meningkatkan SDM muda penulis akan membahas tentang Karakteristik Pembelajaran IPA Terpadu Melalui Penggunaan Teknologi Tepat Guna dalam pembahasan makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Karakteristik Pembelajaran IPA? 2. Apa saja Karateristik Pembelajaran Terpadu?

3. Apa saja Karakteristik Penggunaan Teknologi Tepat Guna?

4. Apa saj Karakteristik Pembelajaran IPA Terpadu Melalui Penggunaan Teknologi Tepat Guna?

C. Tujuan

A. Memehami Karakteristik Pembelajaran IPA B. Memahami Karakteristik Pembelajaran Terpadu

C. Mengetahui Karakteristik Penggunaan Teknologi Tepat Guna

D. Memahami Karakteristik Pembelajaran IPA Terpadu Melalui Penggunaan Teknologi Tepat Guna

BAB II PEMBAHASAN

(2)

A. Karakteristik Pembelajaran IPA

Karakteristik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. 1. Karakteristik Bidang Kajian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperiemen, pengamatan, pengamata dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya.ada 3 kemampuan dalam IPA yaitu (1) kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen, (3) dikembangkannya sikap ilmiah. Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban , memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana ” tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara – cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah.

Dalam belajar IPA peserta didik diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi peserta didik dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.2

2. Karakteristik Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD/MI

IPA disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya. Setiap disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari suatu ilmu pengetahuan adalah merupakan himpunan fakta serta aturan yang yang menyatakan hubungan antara satu

2

(3)

dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis serta dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali dan dimengerti untuk komunikasi3

Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan berikut ini :

a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya. Contoh : nilai ilmiah ”perubahan kimia” pada lilin yang dibakar. Artinya benda yang mengalami perubahan kimia, mengakibatkan benda hasil perubahan sudah tidak dapat dikembalikan ke sifat benda sebelum mengalami perubahan.

b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

c. IPA merupakan pengetahuan teoritis. Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan. Dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2006). e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap. Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.

3

(4)

Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.

Berdasarkan karakteristiknya, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pemahaman tentang karakteristik IPA ini berdampak pada proses belajar IPA di sekolah.

Sesuai dengan karakteristik IPA, IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan karakteristik IPA pula, cakupan IPA yang dipelajari di sekolah tidak hanya berupa kumpulan fakta tetapi juga proses perolehan fakta yang didasarkan pada kemampuan menggunakan pengetahuan dasar IPA untuk memprediksi atau menjelaskan berbagai fenomena yang berbeda. Cakupan dan proses belajar IPA di sekolah memiliki karakteristik tersendiri. Uraian karakteristik belajar IPA dapat diuraikan sebagi berikut.

a. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot. Contoh : untuk mempelajari pemuaian pada benda, kita perlu melakukan serangkaian kegiatan yang melibatkan indera penglihat untuk mengamati perubahan ukuran benda (panjang, luas, atau volume), melibatkan gerakan otot untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan benda yang diukur dan cara pengukuran yang benar, agar diperoleh data pengukuran kuantitatif yang akurat.

(5)

c. Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu pengamatan. Hal ini dilakukan karena kemampuan alat indera manusia itu sangat terbatas. Selain itu, ada hal-hal tertentu bila data yang kita peroleh hanya berdasarkan pengamatan dengan indera, akan memberikan hasil yang kurang obyektif, sementara itu IPA mengutamakan obyektivitas. Contoh : pengamatan untuk mengukur suhu benda diperlukan alat bantu pengukur suhu yaitu termometer. d. Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah (misal seminar, konferensi atau simposium), studi kepustakaan, mengunjungi suatu objek, penyusunan hipotesis, dan yang lainnya. Kegiatan tersebut kita lakukan semata-mata dalam rangka untuk memperoleh pengakuan kebenaran temuan yang benar-benar obyektif. Contoh : sebuah temuan ilmiah baru untuk memperoleh pengakuan kebenaran, maka temuan tersebut harus dibawa ke persidangan ilmiah lokal, regional, nasional, atau bahkan sampai tingkat internasional untuk dikomunikasikan dan dipertahankan dengan menghadirkan ahlinya.

e. Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan sesuatu yang harus siswa lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. Dalam belajar IPA, siswa mengamati obyek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala alam, menguji penjelasan tersebut dengan cara-cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain.4

B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Menurut Depdikbud (1996:3) pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau cirri-ciri, yaitu holistic, bermakna, otentik dan aktif.

1) Holistik

4

(6)

Suatu gejala atau fenomena yng menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajiansekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memeahami fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akn membuat siswa lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau menhadapi kejadian yang ada di depan mereka.

2) Bermakna

Pengkajian fenomena dari berbagai aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya jalinan antar konsep konsep yang berhubungan yang disebut sckemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaandari materi yang dipelajari.

Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitanya dengan konsep-konsep lainya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah –masalah yang muncul didalam kehidupannya.

3) Otentik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memehami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memehami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnyamenjadi lebih otentik. Misalnya, hokum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan eksperien. Guru lebih banyak bersifat fasilitator atau katalisator, sedang siswa bertindak sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan.uru member bimbingan kearah mana yang dilalui dan memberika fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.

(7)

Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehinggamereka termotifasi umtuk terus menerus belajar. Dengan demikian pembelajarn terpadu bukan semata-mata merancang aktifitas-aktifitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait. Pembelajaran terpadu bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakatibersama dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melali pengembangan tema tersebut.5

Menurut pendapat lain karakteristik pembelajaran terpadu meliputi:

1) Pembelajaran yang berawal dari adanya pusat minat (center of interes) yang digunakan untuk memehami gejala gejala konsep lain, baik yang berasal dari bidang ilmu yang sama maupun yang berbeda.

2) Suatu cara untuk mengembangkan sikap pengetahuan dan keterampilan anak secara simultan

3) Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi atau berbagai konsep dalam suatu bidang setudi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling sesuai kebutuhan dan perkembagan anak

4) Menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda, dengan harapan anak dapat belajar lebih baik dan bermakna 6

C. Karakteristik Penggunaan Teknologi Tepat Guna

Definisi TTG sesuai TTG sesuai Kepmendikbud No. 25/O/1995

Teknologi tepat guna adalah teknologi yang menggunakan sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah yang dihadapi/ada secara berdayaguna atau untuk pelaksanaan berhasilguna atau untuk pelaksanaan tugas sehari--hari menjadi lebih mudah, murah dan sederhana.

Sub Unsur Menemukan Teknologi Tepat Guna di Bidang Pendidikan

5 Trianto.2011.model pembelajaran terpadu.Jakarta:bumi aksara hal.61-63 6 Prawiradilaga, dewi s dan evelinesiregar.2004.mozaik teknologi

(8)

Kriteria :Berupa teknologi tepat guna dalam proses belajar mengajar atau bimbingan dan konseling.Teknologi tersebut bersifat lebih memudahkan

pelaksanaan proses belajar mengajar atau bimbingan dan konsleing dengan hasil yang lebih baik atau lebih optimal.

Bukti Fisik :

Uraian tertulis tentang cara pembuatan dan penggunaan yang dilengkapi dengan gambar dan lain lain yang dianggap perlu

Pemberian Angka Kredit :

Angka kredit diberikan setiap penemuan teknologi Angka kredit diberikan setiap penemuan teknologi tersebut (dengan nilai 5).

Bidang teknologi tepat guna

Teknik (Bangunan, Elektronika, Teknik Listrik, Mesin, Otomotif)

IPA (Kimia, Fisika, Biologi)Pendidikan Pendidikan,Pertanian, Peternakan, dll.

 Contoh Teknologi Tepat Guna Contoh Teknologi Tepat Guna Yang Sesuai Dengan Kriteria (Alat Praktikum)

Mikroskop dan teleskop sederhana Alat uji/pelatih kelincahan dalam olah Raga, Alat pengukur derajat keasaman (pH)Alat pengukur kekuatan magnit

 Alat Uji Elektrolit Contoh Teknologi Tepat Guna Yang Sesuai Dengan Kriteria Yang Sesuai Dengan (Alat Bantu Mengajar)

Papan tulis mekanis (lipat, gulung dsb) OHP dengan kotak sederhana OHP Proyektor slide

 Contoh Teknologi Tepat Guna Yang Sesuai Dengan Kriteria (Alat Berlatih Bentuk Permainan)

Alat permainan untuk melatih kecerdasan keterampilan

 Contoh Teknologi Tepat Guna Yang Sesuai Dengan Kriteria (Instrumen Uji/Alat Bimbingan)

Instrumen uji kecerdasan intelektual yang baru,Instrumen uji kecerdasan emosional, Instrumen uji kecerdasan spiritual

 Contoh Teknologi Tepat Guna Yang Sesuai Dengan Kriteria (Alat Lainnya) Bangku lipat untuk siswa, Software aplikasi computer, Sumber belajar berbasis computer Contoh Teknologi Tepat Guna berupa Aplikasi Komputer Bahan ajar lengkap satu semester dengan menggunakan Flash Macro Media,Visual Basic atau program lain Sistem informasi pendidikan untuk sekolah yang berhubungan dengan proses menggunakan program/bahasa komputer tertentu (Java, PHP program/bahasa komputer dll).7

7 http://almasdi.staff.unri.ac.id/files/2012/06/02_Teknologi_TG.pdf diunduh kamis

(9)

D. Karakteristik Pembelajaran IPA Terpadu Melalui Penggunaan Teknologi Tepat Guna

Dari penjelasan berbagai macam karakteristik yaitu karakteristik pembelajaran IPA, karakteristik pembelajaran terpadu hingga karakteristik penggunaan teknologi tepat guna maka karakteristk pembelajaran IPA terpadu melalui penggunaan teknologi tepat guna ialah:

1) Pembelajaran pembelajaran IPA terpadu melalui penggunaan teknologi tepat guna memungkinkan siswa untuk memeahami fenomena dari segala sisi.

2) Siswa memehami secara langsung prinsip dan konsep yang dipelajari secara langsung menggunakan media teknologi untuk memudahkan siswa dalam bereksperimen

3) Siswa dalam pembelajaran, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotifasi umtuk terus menerus belajar

(10)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul IPA Terpadu berbasis salingtemas (sains, teknologi, lingkungan, masyarakat) dengan tema cahaya dan manfaatnya

Laporan Pengembangan Diri (Workshop Bedah SKL dan Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Berbasis TIK).. Laporan Karya Teknologi Tepat Guna

Teknologi berbasis computer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis micro-prosesor.Berbagai

Fakultas Teknologi Pertanian Penerapan Teknologi Tepat Guna Untuk Diversifikasi Produk Pangan Berbasis Cokelat Sebagai Upaya Pemulihan Ekonomi Masyarakat Pasca Pandemik Covid-19

Dalam proses penyampaian inovasi Ojek Online yang menggabungkan transportasi dengan perkembangan teknologi komunikasi tepat guna yang berbasis internet, pastinya

Bimtek Aplikasi Teknologi Tepat Guna Bagi Pengembangan Kegiatan Usaha Berbasis Sumberdaya Lokal. Jumlah KK yang telah dilatih dalam pengembangan kegiatan usaha berbasis

Kelebihan Modul IPA Terpadu Berbasis Sains-Lingkungan-Teknologi- Masyarakat (Salingtemas) dengan Tema Teknologi Biogas yang telah berhasil dikembangkan adalah modul

7.1 Saran Berdasarkan hasil dan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dapatkan disarankan bahwa penerapan teknologi tepat guna melalui teknologi ameliorasi yang berbasis