• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI SDN 1 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI SDN 1 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI SDN 1

PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU

KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

SYAMSIYAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA

MATA

PELAJARAN

MATEMATIKA

DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI KELAS V

SDN 1

PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN

PRINGSEWU

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

SYAMSIYAH

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dengan menggunakan Alat Peraga Gambar di kelas V SDN 1 Pringsewu Timur, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus digunakan 1 Metode pengumpulan data 2 Teknik penumpulan data. 3 Analisis data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Alat Peraga Gambar pada pembelajaran Matematika efektif untuk meningkatkan Aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat: (1) Aktivitas Belajar siswa mengalami peningkatan dari 67,65% di siklus I menjadi 84,31% di siklus II. (2) Hasil Belajar siswa mengalami peningkatan dari rata-rata 66,23 pada silus I (satu) menjadi 72,18 pada siklus II (dua).

Kata Kunci : Aktivitas Belajar siswa, Hasil Belajar siswa, Alat Peraga Gambar.

(3)

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :SYAMSIYAH

NPM : 1013119212

Program Studi : S.1 PGSD Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Judul Laporan : Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Matematika dengan Menggunakan Alat Peraga Gambar di Kelas V

SDN 1 Pringsewu Timur Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu

Tahun Pelajaran 2011/2012

Menyatakan bahwa Laporan Penelitian ini adalah hasil pekerjaan Saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas atau Institut lain.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan,

SYAMSIYAH NPM 1013119212

(4)

Penulis dilahirkan di Pengayunan pada tanggal 16 September 1958 dari pasangan Bapak Muhammad Nawawi dan Ibu Hindun.

Penulis merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri Sediamaju, diselesaikan pada tahun 1971. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Gading Rejo diselesaikan pada tahun 1974. Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Pringsewu, diselesaikan tahun 1977. D2 PGSD diselesaikan pada tahun 1998. Pada tahun 2010 Penulis mengikuti Program Pendidikan S1 PGSD dalam jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(5)

Karya ini kupersembahkan untuk :

1. Allah SWT karena berkat kuasa dan KaruniaNya saya mampu menyusun Tugas Akhir ini hingga selesai.

2. Bapak Dosen Pembimbing dan Ibu Pembahas yang telah memberi pengarahan yang kami butuhkan sehingga saya bisa tahu hal-hal yang saya belum tahu.

3. Rekan sejawat yang telah membantu dan mendukung penulis dalam pelaksanaan Penelitian saya.

4. Anak-anak dan cucu-cucuku tersayang karena telah mendukung dan menjadi motivatorku.

5. Sahabatku, semoga silaturahmi yang sudah baik ini akan tetap terjalin selamnya.

6. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu pesatu yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini.

MOTTO

(6)

 Keberaniaan bertindak merupakan langkah awal menuju kesuksesan.

 Sebaik-sebaik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

 Jatuh itu biasa, bangkit itu luar biasa.

 Lebih baik mencoba lalu gagal, dari pada anda gagal untuk mencoba.

KATA PENGANTAR

(7)

memperbaiki serta menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar dan sukses tidak menemukan kendala apapun yang berat.

Selesainya penyususnan laporan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Dr.Hi. Darsono, M.Pd sebagai Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Riswandi. M.Pd Selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian penulisan Tugas Akhir ini.

5. Ibu Dra. Cut Rohani Bitai, M.Pd. Sebagai Dosen Pembahas yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam penyempurnaan penulisan tugas akhir ini.

6. Bapak dan Ibu dosen selaku Tim pengajar dalam pelaksanaan Program S1 PGSD dalam jabatan yang telah memberikan banyak Ilmu Pengetahuan selama penulis menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Rekan Guru SD Negeri 1 Pringsewu Timur, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu yang ikut mendukung penyelesaian tugas Akhir ini. 8.

penelitian ini.

(8)

10. Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis banggakan. Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diarapkan oleh penulis. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis,

SYAMSIYAH NPM 1013119212

Judul Skripsi : MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

(9)

PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : SYAMSIYAH Nomor Pokok Mahasiswa : 1013119212

Program Studi : S.1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dr. Riswandi, M.Pd.

NIP. 19510507 198103 1 002 NIP. 19760808 200912 1 001

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

(10)

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Cut Rohani Bitai, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si

NIP 19600315 198503 1 003

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan.

Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidi kan yang mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan dibidang pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.

(12)

Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan rnembangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa.

(13)

Pemahaman siswa untuk materi yang diterangkan oleh guru dirasa masih banyak belum dipahami. Hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa yang kurang baik pada saat pembelajaran Matematika berlangsung, sehingga pada saat guru mengajukan pertanyaan siswa banyak yang tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Sebagian kecil dari seluruh jumlah siswa kelas V SDN 1 Pringsewu Timur yang dapat aktif dalam proses pembelajaran Matematika. Berikut ini data aktivitas belajar siswa kelas V SDN 1 Pringsewu Timur.

Tabel1.1 Data Aktivitas Belajar Siswa Kelas V SDN 1 Pringsewu Timur

No Kategori Aktivitas Belajar Siswa %

1 Baik Sekali 1 5,9

2 Baik 5 29,4

3 Cukup 4 23,5

4 Kurang 7 41,2

Jumlah Siswa 17 100

Sumber: Data Keaktivan Siswa Kelas V SDN 1 Pringsewu Timur Pada Mata Pelajaran Matematika Semester 2 Tahun Pelajaran 2011-2012

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebesar 41,17% dari jumlah siswa masuk kedalamn kategori aktivitas belajar kurang. Sisanya masuk kedalam kategori aktivitas belajar cukup, baik, dan baik sekali.

Hasil evaluasi belajar siswa untuk Mata Pelajaran Matematika, banyak siswa yang masih belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk lebih jelas mengenai nilai hasil belajar siswa dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 1.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V di SDN 1 Pringsewu Timur

No Nilai Jumlah Siswa %

1 40 49 5 29,4

2 50 59 4 23,5

(14)

4 70 79 2 11,8

5 80 89 1 5,9

Jumlah Siswa 17 100

Sumber: Data Nilai Kelas V SDN 1 Pringsewu Timur Pada Mata Pelajaran Matematika Semester 2 Tahun Pelajaran 2011-2012

Tabel di atas menunjukan bahwa siswa yang memperoleh nilai dibawah enam puluh ada sembilan orang siswa, sedangkan yang mendapatkan nilai enam puluh keatas hanya delapan orang. Sebagian besar siswa mendapatkan hasil belajar dengan nilai enam puluh kebawah.

Dari data di atas menunjukan bahwa perlu adanya upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berupa alat peraga gambar. Penggunaan alat peraga gambar dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dapat memperbaiki kondisi yang selayaknya untuk memperoleh peningkatan dalam hal aktivitas dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas dengan eningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Dengan Menggunakan Alat Peraga Gambar Di SDN 1 Pringsewu Timur Kecamatan Pringsewu

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas maka Permasalahan tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Penyampaian pembelajaran Matematika dalam praktiknya selalu monoton karena sebagian besar guru menyajikan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan latihan soal sehingga aktivitas siswa

(15)

2. Kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika membutuhkan Kreatifitas siswa dan kemandirian dalam belajar sehingga memungkinkan

dengan menggunakan alat peraga gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Kurangnya pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Penggunaan alat peraga gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDN 1 Pringsewu timur semester genap tahun pelajaran 2011/2012

2. Apakah penggunaan alat peraga gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V SDN 1 Pringsewu Timur semester genap tahun pelajaran 2011-2012.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukakan di atas maka tujuan penelitian adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran Matematika kelas V SDN 1 Pringsewu Timur dengan menggunakan alat peraga gambar. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V

(16)

E. Manfaat Penelitian Bagi Siswa

Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V di SDN 1 Pringsewu Timur.

Bagi Guru

Memberikan informasi tentang penggunaan alat peraga yang sesuai dengan mata pelajaran Matematika Kelas V SD.

Bagi Sekolah

(17)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Belajar

1. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentrasformasikan informasi komplek, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari kerja Pieget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain seperti teori menurut Bruner ( Slavin dalam Nur, 2002:8 ).

Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa kepemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut.

(18)

didik untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, (2) memberi kesempatan pada peserta didik untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi kreatif dan imajinatif, (3) memberi kesempatan pada peserta didik untuk mencoba gagasan baru, (4) memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki peserta didik, (5) mendorong peserta didik untuk memikirkan perubahan gagasan mereka, dan (6) menciptakan lingkunga belajar yang kondusif.

2. Teori Pengembangan Kognitif

Teori perkembangan Pieget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka.

Menurut teori Pieget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif, yaitu sensorimotor, praoperasional, operasional kongkrit, dan operasional formal. Lebih lanjut Pieget menyatakan bahwa perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Implikasinya dalam proses pembelajaran adalah saat guru memperkenalkan informasi yang melibatkan siswa menggunakan konsep-konsep, memberikan waktu yang cukup untuk menemukan ide-ide dengan menggunakan pola-pola berfikir formal.

(19)

diperhatikan sehingga guru dapat secara tepat menyuguhkan lingkungan belajar yang kondusif. Lingkugan belajar yang kondusif dapat berupa ruangan belajar yang baik, suasana yang menarik, pengaturan kelas alat-alat peraga yang mendukung, dan lain-lain.

3. Teori Belajar Behaviorisme

Menurut Prof. Dr udin. S. Winata Putra dkk (2008:2.16), belajar merupakan suatu proses bagi manusia untuk menguasai berbagai kompetensi, keterampilan, dan sikap. Teori Behavioristik lahir sebagai upaya penyempurnaan terhadap presvektif tentang cara manusia belajar. Menurut teori belajar Behavioristik belajar merupakan perubahan prilaku manusia yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan.

Premis dasar teori belajar behavioristik menyatakan bahwa interaksi antara stimulus respons dan penguatan terjadi dalam suatu proses belajar. Teori belajar behavioristik sangat menekankan pada hasil belajar, yaitu perubahan tingkah laku yang dapat dilihat. Hasil belajar diperoleh dari proses penguatan atas respons yang muncul terhadap stimulus yang bervariasi.

Salah satu teori belajar behavioristik adalah teori classical conditioning dari Pavlov yang didasarkan pada reaksi sistem takterkondisi dalam diri seseorang serta gerak refleks setelah menerima stimulus menurut Pavlov, penguatan berperan penting dalam mengkondisikan mnculnya respons yang diharapkan. Jika penguatan tidak dimunculkan, dan stimulus hanya ditampilkan sendiri, maka respons terkondisi akan menurun dan atau menghilang. Namun, suatu saat respons tersebut dapat muncul kembali.

(20)

benar akan semakin diperkuat melalui serangkaian proses coba-coba, sementara respons yang tidak benar akan menghilang akibat munculnya respons. Respons yang benar diperoleh dari proses yang berulang kali yang dapat terjadi hanya jika siswa dalam keadaan siap.

Teori behaviorism dari Watson menyatakan bahwa stimulus dan respons yang menjadi konsep dasar dalam teori perilaku haruslah berbentuk tingkah laku yang dapat diamati. Interaksi stimulus dan respons merupakan proses pengkondisian yang akan terjadi berulang-ulang untuk mencapai hasil yang cukup kompleks.

B. Proses Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran

(21)

penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/alat peraga tertentu ke penerima pesan.

Menurut paradigma konstruktivistik, seperti yang ditawarkan dalam Quantum Teaching oleh Bobbi De Porter dkk. (2003:10 ) pembelajaran lebih diutamakan untuk membantu siswa dalam menginternalisasi, membentuk kembali , atau mentransformasi informasi baru. Untuk menginternalisasi serta dapat menerapkan pembelajaran menurut paradigma konstruktivistik, terlebih dulu guru diharapkan dapat merubah pikiran sesuai dengan pandangan konstruktivistik. Untuk itu dibutuhkan guru yang mampu merancang pembelajaran secara dinamis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur-unsur tujuan, strategi pembelajaran, metode, siswa, dan guru. Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru atau yang lain) untuk membelajarkan siswa yang belajar. Kegiatan pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan mengajar (pengajaran) yang mengabaikan kegiatan belajar, yaitu sekedar menyiapkan pengajaran dan melaksanakan prosedur mengajar, akan tetapi pembelajaran lebih kompleks lagi dan dilaksanakan dengan pola-pola pembelajaran yang bervariasi.

Menurut Mudhofir dalam sungkono (2008:19) secara garis besar ada empat pola pembelajaran yaitu:

a. Pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan alat bantu. Pola ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengingat dan menyampaikan bahan pembelajaran.

(22)

c. Pola pembelajaran guru, alat peraga, dan siswa. Guru memanfaatkan berbagai alat peraga pembelajaran sebagi sumber belajar.

Berdasarkan dari pendapat para ahli yang diuraikan diatas, maka keberhasilan pembelajaran di pengaruhi oleh peran serta guru, alat peraga, metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan karakteristik peserta didik.

2. Belajar dan Pembelajaran

Kata belajar lebih sering diartikan dalam pengertian yang sempit, yaitu

belajar hanya dikaitkan dengan belajar formal disekolah, misalnya mempelajari

IPA, matematika dan sebagainya, sehingga hasil yang berupa prestasi dalam

bentuk angka-angka atau nilai ujian. Tapi pada dasarnya belajar berarti berusaha

mengubah tingkah laku, jadi belajar akan membawa sesuatu perubahan pada

individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan

penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,

demikian, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian dari kegiatan jiwa

raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi seutuhnya, yang berarti

menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dilihat dalam belajar praktek, perubahan tingkah laku seseorang dapat

dilihat secara konkrit atau dapat diamati. Pengamatan ini dapat diwujudkan dalam

bentuk gerakan yang dilakukan terhadap suatu objek yang dikerjakannya. Seorang

guru memberikan perintah kepada siswa untuk melakukan kegiatan praktek

ung dapat

(23)

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh

pengalaman dan latihan.

Untuk terjadinya belajar pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun kondisi eksternal. Hal ini penting karena agar siswa memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Dengan demikian, sebaiknya memperhatikan atau menata pembelajaran yang memungkinkan mengaktifkan memori siswa yang sesai agar informasi yang baru dapat dipahami. Belajar merupakan proses perubahan yang menetap dalam setiap individu. Belajar adalah

sikap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Dari pengertian belajar tersebut maka

untuk dapat dianggap belajar, perubahan itu harus relatif menetap. Periode waktu

itu dapat berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

(24)

pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-belajar/#ixzz1qIVupCMR.

3. Pembelajaran Matematika di SD

Gatot Muhsetyo, dkk (2008:1.26) mengungkapkan bahwa, pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.

Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran matematika, yang sesuai dengan (1) topik yang sedang dibicarakan, (2) tingkat perkembangan intelektual peserta didik, (3) prinsip dan teori belajar, (4) keterlibatan aktif peserta didik, (5) keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari, dan (6) pengembangan dan pemahaman penalaran matematis.

Beberapa strategi pembelajaran matematika yang konstruktivistik dan dianggap sesuai pada saat ini antara lain (1) problems solving (2) problems pasing, (3) open-anded problems, (4) mathematical investigation, (5) guided discovery,(6)contextual learning, dan(7)cooperative learning.

1. Pemecahan Masalah( Problem solving)

(25)

peserta didik pada awalnya mengalami kesulitan mengerjakan pemecahan masalah karena tidak ada aturan, prosedur atau langkah-langkah yang segera dapat digunakan, mereka menjadi terbiasa dan cerdas memecahkan masalah setelah mereka memperoleh banyak latihan. Banyak manfaat dari pengalaman memecahkan masalah, antara lain adalah peserta didik menjadi (1) kreatif dalam berpikir, (2) kritis dalam menganalisis data, fakta, dan informasi, (3) mandiri dalamb bertindak dan bekerja.

2. Penyelidikan Matematis (mathematical investigation)

Penyelidikan matematis adalah penyelidikan tentang masalah yang dapat dikembangkan menjadi model matematika, berpusat pada tema tertentu, berorientasi pada kajian atau eksplorasi mendalam, dan bersifat open-ended. Kegiatan belajar yang dilaksanakan dapat berupacooperative learning.

3. Penemuan Terbimbing

Penemuan terbimbing adalah suatu kegiatan pembelajaran yang mana guru membimbing siswa-siswanya dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis sehingga mereka merasa menemukan sesuatu. Apa yang diperoleh siswa bukanlah temuan-temuan baru bagi guru, tetapi bagi siswa dapat mereka rasakan sebagai temuan baru.

Agar siswa-siswa dapat mengetahui dan memahami proses penemuan, mereka perlu dibimbing antara lain dengan menggunakan pengamatan dan pengukuran langsung atau

(26)

4. Contextual Learning

Contextual learning adalah pengelolaan suasana belajar yang mengaitkan bahan pelajaran dengan situasi dan/atau kehidupan sehari-hari, hal-hal yang faktual atau keadaan nyata yang dialami siswa.

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan atau yang dicita-citakan (Nasution, 2008:88). Sedangkan menurut Sardiman bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik atau mental dalam usaha memenuhi kebutuhan yang telah direncanakan (2007:95).

Dari kedua pendapat ahli di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa aktivitas belajar adalah merupakan suatu kegiatan belajar siswa yang menimbulkan perubahan-perubahan kecakapan, suatu kegiatan yang dilakukan seseorang/siswa dan diikuti dengan pikiran dan bekerja untuk memenui kebutuhan sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.

(27)

1. Visual activities: Misalnya membaca, melihat gambar, memperhatikan percobaan dan pekerjaan orang lain.

2. Oral activities: Seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, member saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interuksi.

3. Listening activities: Sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities: Seperti menulis cerita, karangan laporan, angket, menyalin. 5. Drawing activities: Misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities: Yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Mental activities: Sebagai contoh: menanggapi, mengingat, memecahkan masalah menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emotional activities: Seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

(28)

Sumber:http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2012/3/20-jenis aktivitas dalam pembelajaran/#ixzz1VOqFLzDL

Keberhasilan peserta didik dalam belajar tergantung dari aktivitas yang dilakukannya dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian atau kegiatan secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan pada dirinya, baik berupa perubahan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan.

aktivitas. Dan aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi

belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan.

Banyak macam-macam kegitan (aktivitas belajar) yang dapat dilakukan anak-anak dikelas, tidak hanya mendengar atau mencatat tetapi dengan pembelajaran mengunakan media gambar siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar karna siswa mencari, memahami, mencerna dan menganalisis sendiri pengetahuan atau pengalaman baru yang didapat, melakukan diskusi dengan teman satu kelas dan juga dapat menyimpulkan dan membaca hasil dari diskusi sehingga siswa dapat berinteraksi dengan baik. Sehingga siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

(29)

aktif dan kreatif dalam mengumpulkan data, tanya jawab, berdiskusi, dan mencatat atau menulis serta membacakan kesimpulan hasil diskusi yang didapat dari informasi baru dan dapat menyelsaikan soal dengan benar sehingga terjadi perubahan pada diri siswa baik perubahan dalam pengetahuan maupun perbuatan.

Dalam penelitian ini penulis akan mengobservasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran Matematika. Aktivitas belajar Matematika yang dinilai sebagai berikut:

1. Bertanya tentang materi yang dibahas

2. Menjawab pertanyaan guru atau teman sekelompoknya 3. Memperhatikan materi yang sedang dibahas

4. Terlibat aktif dalam diskusi kelompok

5. Mengemukakan pendapatnya dengan baik dan sopan 6. Mengerjakan tugas kelompok

D. Hasil Belajar

(30)

hanya mengenai pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.

Untuk melihat hasil belajar dilakukan penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau

institusi pendidikan yang bertujuan untuk menjamin tercapainya kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan

Penilaian dilakukan oleh guru terterhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah suatu puncak proses belajar, hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengejaran dan dampak pengiring. Untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan belajar yang telah dicapai adalah dengan melalui tes. Tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti belajar. Tes hasil belajar meliputi tes hasil belajar produk (kognitif), tes hasil belajar proses (afektif), dan tes hasil belajar keterampilan (psikomotor).

E. Alat Peraga Gambar

1. Pengertian Alat Peraga Gambar

(31)

sangat diperlukan alat peraga untuk mempermudah pemahaman peserta didik. Alat peraga adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebarkan ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima. Alat peraga adalah segala jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara untuk mencapai tujuan.

Kemudian menurut Arsyad ( 1997:5 ), mengemukakan bahwa alat peraga adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instraksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Media gambar adalah suatu penyajian secara visual yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau simbol visual yang lain dengan maksud untuk mengihtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian. Media gambar untuk mengkomunikasikan suatu pesan kepada siswa (audience) biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa alat peraga gambar adalah alat atau sarana yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian alat peraga gambar di samping sebagai sarana atau perantara juga dapat menjadi sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk lebih giat dalam belajar.

2. Fungsi alat peraga

(32)

untuk membantu guru dalam menyampaikan materi supaya lebih menarik dan bagi siswa akan lebih mudah memahami materi yang dipelajari.

Menurut Gagne dalam Sungkono (2008:6), guru yang mengajar tanpa Menggunakan alat peraga/media tentu akan kurang merangsang/menantang siswa untuk belajar. Apalagi bagi siswa SD yang perkembangan intelektualnya masih membutuhkan alat peraga.

Selain mempunyai fungsi, alat peraga juga mempunyai manfaat. Adapun manfaat media menurut Sudjana dan Rifai dalam Arsyad ( 1997:25 ), adalah bahwa pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Dengan demikian penggunaan alat peraga dalam pembelajaran sangat memberikan kontribusi dalam meningkatkan aktivitas siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Kelebihan Alat Peraga

Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika mempunyai kelebihan sebagai berikut:

a. Pembelajaran akan lebih menarik b. Membangkitkan motivasi belajar siswa c. Mencegah terjadinya verbalisme

d. Materi pembelajaran akan lebih mudah dipahami siswa

4. Kelemahan Alat Peraga

Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika mempunyai kelemahan sebagai berikut:

a. Membutuhkan kemampuan guru dalam membuat alat peraga b. Membutuhkan sarana dan prasarana

(33)

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, ada beberapa hal yang dapat ditempuh yaitu:

a. Guru berusaha mengembangkan kemampuannya untuk membuat alat peraga

b. Guru bekerja sama dengan pihak sekolah dan komite sekolah untuk pengadaan alat peraga.

Guru bekerja sama dengan kepala sekolah, teman sejawat dan siswa untuk meningkatkan pengawasan dan perawatan alat peraga yang ada.

F. Kerangka Pikir

Alat peraga gambar merupakan sarana atau media yang digunakan dalam suatu proses pembelajaran. Informasi dalam gambar tesebut berfungsi untuk merangsang atau menstimulus kognitif siswa untuk mengembangkan ide gagasan yang ada dalam pikiran kedalam suatu pemahaman mengenai sifat-sifat bangun datar. Dengan media tersebut peserta dapat menangkap setiap informasi yang ada dalam gambar untuk memahami sifat-sifat bangun datar. Jadi secara tidak langsung alat praga gambar menyuruh siswa untuk mengaktifkan otak kiri dan kanannya agar berfikir keritis pada setiap imformasi yang ada dalam alat praga gambar untuk memahami sifat-sifat bangun datar.

(34)

kerangka pikir yang akan menuntun dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas seperti yang digambarkan dalam gambar berikut ini:

TINDAKA

KONDIS

I AWAL

KONDISI

AKHIR

Guru: Belum memanfaatkan alat praga gambar dalam pembelajaran

matematika

Siswa:

Aktivitas dan hasil belajar siswa mengenai sifat-sifat bangun datar rendah

Memanfaatkan alat praga gambar dalam

pembelajaran matematika

Siklus I

[image:34.595.89.572.371.751.2]

Memanfaatkan alat praga gambar secara

berkelompok besar dalam pembelajaran matematika

Siklus II

Memanfaatkan alat praga gambar secara

berkelompok kecil dalam pembelajaran matematika

(35)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pikir diatas, diduga bahwa dengan menggunakan alat praga gambar dalam proses pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V semester genap tahun pelajaran 2011-2012.

G. Hipotesis Tindakan

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan keprofesionalan guru. Dalam pelaksanaanya guru perlu melakukan segala langkah penelitian ini secara bersama-sama (kolaboratif) dari awal hingga akhir. Ciri khas peneliti ini ialah adanya masalah pembelajaran dan tindakan untuk memecahkan masalah ini. Tahapan penelitian dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi refleksi yang dapat diulang sebagai siklus. Refleksi merupakan pemaknaan dari hasil tindakan yang dilakukan dalam rangka memecahkan masalah.

Penelitian yang dilakukan dalam laporan ini berupa penelitian pengembangan media dan tindakan dengan menggunakan metode kerja kelompok/diskusi.

B. Subjek Penelitian

(37)

Subjek penelitian ini adalah:

Nama Sekolah Kelas Jml Siswa Mata Pelajaran

Waktu Penelitian

Tahun Pelajaran SDN 1

Pringsewu Timur V 17 Siswa Matematika Maret-Mei 2011/2012

2) Lokasi/Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Pringsewu Timur beralamat di jalan Pelita Pringsewu Timur, Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.

C. Metode Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yaitu: 1. Lembar observasi, untuk mendapatkan data tentang aktivitas belajar. 2. Tes untuk mendapatkan data tentang hasil belajar

Pengumpulan data untuk penelitian ini meminta bantuan teman sejawat yang bertugas sebagai observer dan mengisi lembar observasi tentang Penilaian Aktivitas Belajar pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.

Dalam mempermudah pengambilan data, alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

(38)

2. Catatan lapangan dimaksud untuk memperoleh data secara objektif yang tidak terekam dalam lembar observasi, mengenai hal-hal yang terjadi selama pemberian tindakan. Catatan lapangan ini dapat berupa catatan prilaku peserta didik, maupun permasalahan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pelaksanaan langkah berikutnya ataupun masukan terhadap keberhasilan yang sudah dicapai.

3. Lembar tes, diberikan pada setiap akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diterapkannya pembelajaran matematika menggunakan media gambar.

D. Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan Dalam Pengambilan Kesimpulan Peneliti ini adalah menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan maslah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran.

Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan kolaboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK kolaboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kolaboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.

Tujuan PTK sebagai berikut:

(39)

2. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi maslah pembelajaran dikelas agar pembelajaran bermutu.

3. Meningkatkan, memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah -masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.

4. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran ( misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. 5. Mencobakan gagasan, pikiran,kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran

untuk meningkatkan mutu selain kemampuan inovatif guru.

6. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.

Pelaksanaan PTK

(40)

cara mengumpulkan data sekaligus menyusun instrument yang diperlukan untuk menjaring data PTK,(8) menetapkan dan menyusun cara-cara analisis data PTK.

2. Melaksanakan siklus (rencana tindakan) didalam kelas. Dalam kegiatan ini diterapkan rencana tindakan yang telah disusun dengan variasi tertentu sesuai dengan kondisi kelas. Selama pelaksanaan tindakan dalam siklus dilakukan pula pengamatan dan repleksi, baik pelaksanan tindakan, pengamatan maupun repleksi dapat dilakukan secara beriringan, bukan bersamaan. Semua hal yang berkaitan dengan hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.

3. Menganalisis data yang telah dikumpulkan baik data perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, maupun refleksi. Analisis data ini harus di sesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Hasil analisis data ini dipaparkan sebagai hasil PTK. Setelah itu, perlu dibuat kesimpulan dan rumusan saran.

4. Menulis laporan PTK, yang dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan menganalisis data. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis paparan hasil hasil PTK. Paparan hasil hasil PTK ini disatukan dalam deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan dan kajian konsep atau teortis. Inilah Laporan PTK.

(41)

Siklus I

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan

Rencana Tindakan Observasi

(42)
[image:42.595.119.501.112.220.2]

Siklus II

Gambar: Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Hopkins (dalam Arikunto, 2006)

a. Siklus I

1) Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan dalam penelitian ini sebagai berikut.

a) Identifikasi permasalahan pada kondisi awal melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan identifikasi permasalahn pada kondisi setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II menggunakan lembar pengamatan dan penilaian.

b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c) Membuat scenario pembelajaran sesuai dengan strategi yang akan dilaksanakan.

d) Menyiapkan alat bantu pembelajaran berupa media gambar

e) Membuat lembar observasi dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siswa dan guru.

Rencana Tindakan Observasi

Pelaksanaan

(43)

f) Menyiapkan soal-soal yang diperlukan untuk melaksanakan latihan.

2) Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah merujuk pada sekenario pembelajaran yang telah dirancang yaitu melalui pembelajaran dengan menggunakan media gambar dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. b) Guru menyajikan materi dengan mendemonstrasikan contoh media gambar

dan menjelaskan cara membuat media gambar tersebut

c) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggotanya tahu cara menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota kelompok itu mengerti.

d) Guru memberi tugas soal kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab atau mengerjakan soal tidak boleh saling membantu.

e) Memberi evaluasi f) Kesimpulan

3) Observasi

(44)

Keaktifan siswa dalam bekerja sama atau diskusi dalam kelompok. (e) Kemampuan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas soal.

4) Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan analisis yang didiskusikan dengan rekan kerja atau teman sejawat. Refleksi dilakukan untuk mengkaji apakah pelaksanan tindakan sudah dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa pada penyelesaian soal dengan menggunakan gambar, bangun datar persegi panjang dan segitiga meningkat atau belum. Refleksi hasil analisis data pada tahap ini digunakan sebagai acuan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

b. Siklus kedua

1) Tahap Perencanaan

Berdasarkan refleksi pada siklusI, peneliti menyusun rencana tindakan siklus 2 dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan siklus I. Kegiatan dalam proses perencanaan meliputi :

a) Identifikasi permasalahan pada kondisi awal melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan identifikasi permasalahan pada kondisi setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II menggunakan lembar pengamatan dan penilaian.

b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

c) Membuat scenario pembelajaran sesuai dengan strategi yang akan dilaksanakan.

(45)

e) Membuat lembar observasi dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siswa dan guru.

f) Menyiapkan soal-soal yang diperlukan untuk melaksanakan latihan.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilakuakan adalah merujuk pada sekenario pembelajaran yang telah dirancang yaitu melalui pembelajaran dengan menggunakan media gambar dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang hiterogen. b) Guru menyajikan materi dengan mendemonstrasikan contoh media gambar

dan menjelaskan cara membuat media gambar tersebut.

c) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Angotanya tau cara menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota kelompok itu mengerti.

d) Guru memberi tugas soal kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab atau mengerjakan soal tidak boleh saling membantu.

e) Memberi evaluasi f) Kesimpulan

3) Observasi

(46)

Perhatian siswa mendengarkan penjelasan guru (b) Keaktifan siswa dalam bertanya pada guru. (c) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru. (d) Keaktifan siswa dalam bekerja sama atau diskusi dalam kelompok. (e) Kemampuan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas soal.

4) Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan analisis yang di diskusikan dengan rekan kerja atau teman sejawat. Refleksi dilakuakan untuk mengkaji apakah pelaksanaan tindakan sudah dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa pada penyelesaian soal dengan menggunakan bangun datar persegi panjang dan segitiga sudah meningkat atau belum. Refleksi hasil analisis data pada tahap ini digunakan sebagai acuan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Aapabila hasil yang telah dicapai siswa sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal maka siklus berikutnya tidak dilanjutkan.

E. Data Penelitian

Data penelitian dalam proposal penelitian ini terdiri dari : 1) Data Kualitatif

Merupakan data hasil observasi yang terjadi di dalam kelas pada siklus 1, siklus 2 yang terdiri dari aktivitas siswa. Data aktivitas tersebut diambil

2) Data Kuantitatif

(47)

F. Analisis Data

Kegiatan analisa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Analisis Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari data aktivitas peserta didik dan kinerja guru. Setiap peserta didik diamati aktivitasnya secara klasikal dalam setiap pertemuan dengan mendapat point 1(satu) pada lembar observasi yang telah disediakan., jika peserta didik melakukan aktivitas sesuai dengan indikator atau kriteria-kriteria yang telah ditentukan dalam aktivitas pembelajaran. Peserta didik dikatan aktif jika mencapai lebih atau sama dengan 4 aspek (66,67%) dari 6 kriteria atau 6 indikator aktivitas siswa yang telah ditetapkan dalam pembelajaran.

Setelah selesai diobservasi maka jumlah aktivitas yang dilakukan peserta didik dihitung, lalu dipersentasekan.

Menentukan persentase siswa untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan rumus sebagai berikut:

n

Keterangan : NABS : Nilai aktif belajar siswa

: Jumlah nilai yang didapat siswa n : Nilai skala tertinggi

Menentukan persentase aktivitas belajar siswa: P = f x 100%

(48)

Keterangan :

P : persentase aktivitas belajar

[image:48.595.117.447.219.304.2]

f : frekuensi yang sedang dicari persentasenya (jumlah siswa yang aktif) N : Jumlah siswa (Soedjiono, 2009)

Tabel 3.2 Kategori Rentang Aktivitas siswa

Selanjutnya seluruh data yang dipersentase, dianalisis dibuat abstraksi rangkuman inti hasil analisis, kemudian persentase yang diperoleh di interpersentasekan dengan menghubungkan antara aspek dalam bentuk deskripsi ringkas untuk tiap-tiap tindakan, kemudian dikategorisasikan.

b. Analisis Data Kuantitatif

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan Media gambar, maka diambil dari rata-rata tes yang diperoleh setiap akhir siklus.

X = X N

Keterangan:

X : Nilai rata-rata

X : Jumlah nilai semua siswa N : Jumlah siswa

Penilaian Ketuntasan Belajar (persentase)

Rentang % Kategori

60 - 100 Aktif

(49)

G. Indikator Keberhasilan

1. Siswa dapat dikategorikan aktif dan tuntas apabila rata-rata pengamatan aktivitas, dimana siswa tertarik dan aktif bertanya tentang materi yang diberikan.

2. Hasil belajar mencapai nilai rat-rata 75%.

3. Telah tercapai ketuntasan belajar secara klasikal maupun individual yang akan dilihat dari hasil ulangan harian siswa.

H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN 1 Pringsewu Timur :

Program

Bulan

Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

(50)

1. Membuat proposal 2. Mengurus

perizinan 3. Observasi

lapangan B. Pelaksanaan

Siklus I

1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi

Siklus II

1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi C. Pelajaran

1. Menyusun Laporan

(51)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah diadakan penelitian tindakan kelas dan berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari hasil observasi dan hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Penggunaan alat peraga gambar dalam proses pembelajaran matematika dapat membantu siswa meningkatkan aktivitas belajar siswa, dan keberhasilan mencapai 84,31%. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa yang semakin meningkat dari siklus ke siklus berikutnya, yaitu tingkat keberhasilan data awal 58,82% tingkat keberhasilan siklus I mencapai 67,65%, dan tingkat keberhasilan siklus II mencapai 84,31%. Dari data tersebut maka ditarik kesimpulan bahwa siswa dikategorikan aktif.

(52)

2

3. Penggunaan alat peraga gambar yang dikemas dengan metode belajar yang bervariasi dan menggunakan model pembelajaran cooperatif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

B. Saran

1. Pergunakanlah alat peraga gambar dalam proses pembelajaran matematika di sekolah khusunya untuk mendalami materi mengidentifikasi bangun datar, supaya dapat meningkatkan aktivitas siswa sehingga juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(53)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN

ALAT PERAGA GAMBAR DI KELAS V SD N 1 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN

PRINGSEWUTAHUN PELAJARAN 2011/2012

( SKRIPSI )

Oleh SYAMSIYAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(54)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN

ALAT PERAGA GAMBAR DI KELAS V SD N 1 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN

PRINGSEWUTAHUN PELAJARAN 2011/2012

( SKRIPSI )

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

Oleh SYAMSIYAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(55)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Perumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar... 7

B. Proses Pembelajaran ... 11

C. Aktivitas Belajar... 17

D. Hasil Belajar ... 20

E. Alat Peraga Gambar... 22

(56)

v

G. Hipotesis Tindakan... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 28

B. Subjek Penelitian ... 29

C. Metode Pengumpulan Data ... 29

D. Prosedur Penelitian... 30

E. Data Penelitian... 39

F. Analisis Data... 40

G. Indikator Keberhasilan ... 42

H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ... 44

B. Hasil Penelitian Siklus I ... 46

C. Hasil Penelitian Siklus II... 51

D. Pembahasan ... 56

(57)

v

B. Saran... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III. Jakarta. Balai Pustaka.

Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penerbit : Bina Aksara, Jakarta.

Arsyad, 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. De Porter, Bobbi dkk. 2003,Quantum Teaching.Jakarta: Kaifa.

Drost, SJ, 1999. Proses Pembelajaran sebagai Proses Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Gaot Muhsetyo, dkk. 2007. Modul Pembelajaran MatematikaSD, Universitas Terbuka, Jakarta

Hamalik, Oemar, 2007.Proses Belajar Mengajar.Bandung: Bumi Aksara

Hudoyo, 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.Jakarta: Diknas. Igak Wardhani, dkk 2007. Modul Penelitian Tindakan Kelas, Universitas

Terbuka, Jakarta

Nabisi, Lapono, dkk. 2009. Belajar dan Pembelajaran SD. Dirjen Dikti: Depdiknas

Nar Heryanto, H.M. Akib Hamid. 1992. Modul Statistika Dasar,Universitas Terbuka, Jakarta

Nur, M. 2002. Psikologi Pendidikan: Fondasi Untuk Pengajaran. Surabaya: PSMS Program Pascasarjana Unesa

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta: Depdiknas.

Sadiman, Arif. s dkk 2001.Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan,dan Pemanfaatannya, Cv RajaWali, Jakarta

(59)

59

Sobry, M. Sutikno. 2007. Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna

Kota Mataram-N.T.B:NTP Press.

Sudjana, Nana. 2005 Penilaian Hasil Belajar Mengajar.Bandung: PT. Remaja Rosdikarya

Sungkono. 2008Pengembangan Bahan Pembelajaran SD.

Dirjen Dikti: Depdiknas.

Suwardi, 2007.Manajemen Pembelajaran.Salatiga: JP.BOOKS.

Winataputra,Udin S. dkk 2008. Modul Teori Belajar Dan Pembelajaran.

(60)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Halaman

Tabel 1.1

Data Aktivitas Belajar Siswa Kelas V SDN 1 Pringsewu Timur...

3

Tabel 1.2

Nilai Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas V SDN 1 Pringsewu Timur...

4

Tabel 2.1

Data Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga Gambar ...

48

Tabel 2.2

Data Hasil Belajar Siswa Siklus I Dalam Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga Gambar ... 49

Tabel 3.1

Data Aktivitas belajar Siswa Dalam Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga Gambar ...

53

Tabel 3.2

Data Hasil Belajar Siswa Siklus II Dalam Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga Gambar... 54

Tabel 4.1

Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa ...

56

Tabel 4.2

Peningkatan Hasil Belajar Dari Siklus I ke Siklus II ...

59

Gambar 2.1

Kerangka Pikir...

26

Gambar 2.2

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas...

34

Gambar 4.1

Grafik Peningkatan Tiap jenis Aktivitas ...

56

Gambar 4.2

(61)

ii HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL

Judul PTK : MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI KELAS V SDN 1 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : SYAMSIYAH

NPM : 1013119212

Program Studi : S.1 PGSD dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Dosen Pembahas Dosen Pembimbing

Dra. Cut Rohani Bitai, M.Pd. Dr. Riswandi, M.Pd.

Gambar

Tabel di atas menunjukan bahwa siswa yang memperoleh nilai dibawah
gambar secara
Gambar: Prosedur Penelitian Tindakan KelasHopkins (dalam Arikunto, 2006)
Tabel 3.2 Kategori Rentang Aktivitas siswa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan pendidikan kesehatan dengan metode FGD lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan warga binaan mengenai infeksi menular seksual dengan

LEMBAR

in the evolution of scientific knowledge, agriculture, philosophy and medicine. Secondly, there are the values of the myths a closely related to Nawal El Saadawi

b. Haram sababi, maksudnya hukum asal makanan itu sendiri adalah halal, akan tetapi dia berubah menjadi haram karena adanya sebab yang menjadikan haramnya makanan tersebut,

[r]

Indonesia sebagai negara megabiodiversity dan negara yang memiliki kekayaan non alam berupa kebudayaan dalam jumlah besar semakin memperjelas bahwa Indonesia memiliki

Bentuk ketidakadilan gender pada tokoh perempuan dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono terletak pada ketidakadilan yang berupa marginalisasi perempuan yaitu

Mengetahui pengaruh mass flow rate fluida dingin terhadap kalor yang diiterima fluida dingin (q c ). Mengetahui pengaruh mass flow rate fluida dingin terhadap efisiensi