• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SDN 3 SINDANGSARI TANJUNGBINTANG TAHUN 2009/2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SDN 3 SINDANGSARI TANJUNGBINTANG TAHUN 2009/2010"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KOOPERATIF PADA SISWA

KELAS IV SDN 3 SINDANGSARI TANJUNGBINTANG

TAHUN 2009/2010

Oleh;

ENDANG SRI HARTUTI

Rendahnya prestasi belajar pada Mata Pelajaran IPS merupakan kenyataan yang di jumpai pada siswa kelas 4, Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010 di SDN 3 Sindangsari, Tanjungbintang, Lampung Selatan. Rendahnya prestasi ini terjadi karena siswa sulit memahami materi yang dijelaskan oleh guru dengan metode ceramah dan tanya jawab sehingga siswa tidak aktif mencari jawaban sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas 4 mata pelajaran IPS.

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode penelitian untuk membahas dan memahami Kompetensi Dasar (KD) yang diajarkan di Kelas 4 semester genap yaitu: Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya.

Penelitian dilakukan di SDN 3 Sindangsari, Tanjungbintang, Lampung Selatan dengan subjek penelitian adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa yang berjumlah 40 siswa. Waktu diadakan penelitian adalah pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010.

Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan dua siklus yang pada masing-masing siklus diawali dengan Tahap perencanaan, kemudian tahap Pelaksanaan Tindakan, Tahap Observasi dan Evaluasi serta Tahap Refleksi. Teknik Pengumpulan Data menggunakan observasi dan tes.

Penggunaan Metode Kooperatif pada Mata Pelajaran IPS siswa SDN 3 Sindangsari, Tanjungbintang, Kelas 4 SDN Tahun Pelajaran 2009/2010 terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu nilai rata-rata pada siklus I 58,75 menjadi 77,5 pada siklus II.

(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil pelaksanaan tindakan, analisis dan refleksi dengan menggunakan metode Kooperativ, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penggunaan Metode Kooperatif pada Mata Pelajaran IPS siswa SDN 3 Sindangsari Tanjungbintang Lampung Selatan Kelas IV Tahun Pelajaran 2009/2010 dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, perubahan Aspek 1 dari 60 pada Siklus I, menjadi 82,5 pada Siklus II ; perubahan Aspek 2 dari 40 pada Siklus I, menjadi 75 pada Siklus II ; perubahan Aspek 3 dari 32,5 pada Siklus I, menjadi 90 pada Siklus II ; perubahan Aspek 4 dari 55 pada Siklus I, menjadi 87,5 pada Siklus II ; perubahan Aspek 5 dari 57,5 pada Siklus I, menjadi 87,5 pada Siklus II.

2. Penggunaan Metode Kooperatif pada Mata Pelajaran IPS siswa SDN 3 Sindangsari Tanjungbintang Lampung Selatan Kelas IV Tahun Pelajaran 2009/2010 dapat meningkatkan hasil belajar dan prestasi belajar siswa, yaitu nilai rata-rata pada siklus I 58,75 menjadi 77,5 pada siklus II.

(3)

B. Saran dan Rekomendasi 1. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut :

a. Metode Kooperatif baik digunakan dalam pembelajaran Mata Pelajaran IPS, karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar maupun dalam aktivitas menjalankan tugasnya.

b. Metode Kooperatif baik digunakan dalam pembelajaran Mata Pelajaran IPS, karena terbukti dapat meningkatkan keterampilan guru dalam membuka dan menutup dalam proses belajar mengajar.

c. Metode Kooperatif merupakan metode yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar siswa karena metode tersebut dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa baik di dalam proses belajar mengajar maupun dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

d. Guru harus selektif dan kreatif dalam menentukan dengan apa metode penugasan diberikan dalam proses belajar mengajar sebaiknya disesuaikan dengan karakteristik materi yang sedang dibahas dan juga karakteristik siswa.

(4)

2. Rekomendasi

a. Kepala Sekolah agar mengawasi guru kelas IV SD, apakah dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sudah menerapkan metode-metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif, kreatif, efektif, serta dalam suasana yang menyenangkan, seperti metode Kooperativ.

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk mengatur pelaksanakan pendidikan di Indonesia, pemerintah telah meletakkan dasar hukum yang kuat yaitu dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab II memuat tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pada pasal 3 disebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan untuk tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang tercantum dalam UU No.20 Tahun 2003 tersebut adalah mempersiapkan siswa didik untuk dapat melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Untuk itu, maka siswa perlu dibekali dengan ilmu pengetahuan yang memadai agar dapat melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

(6)

dan diterapkan kurikulum baru yang disebut kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP). KTSP merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.

Istilah aktivitas belajar dari kata “activity” dalam bahasa inggris artinya

pekerjaan atau kegiatan “ (Wojowasito, 1980:2). Selanjutnya menurut Kamus

Umum Bahasa Indonesia, kata kegiatan berarti “kekuatan dan ketangkasandalam

berusaha, keaktifan, usaha yang giat” (WJS.Poerwadarminta, 1982:322). Sedangkan Sardiman A.M dalam bukunya Proses dan Motivasi Belajar Mengajar

berpendapat ; “ tidak dikatakan belajar apabila di dalamnya tidak terdapat

aktivitas, oleh sebab itu aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting

di dalam interaksi belajar mengajar” (Sardiman, AM. 2004:95). Dalam penelitian

ini yang dimaksud dengan kata aktifitas adalah kegiatan siswa dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas yang dilakukan secara sungguh-sungguh. Aktivitas ini meliputi aktivitas fisik, mental maupun emosional yang dicurahkan untuk mentransfer berbagai informasi yang diperoleh di bangku sekolah.

Belajar adalah aktivitas manusia di mana semua potensi manusia dikerahkan. Kegiatan ini tidak terbatas hanya pada kegiatan mental intelektual, tetapi juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat emosional bahkan tidak jarang melibatkan kemampuan fisik. Kegiatan emosional meliputi rasa senang atau tidak senang, tertarik atau tidak tertarik, simpati atau antipati. Kegiatan fisik dalam belajar diwujudkan dalam bentuk menulis, mengatur, meragakan dan lain-lain.

(7)

pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu social dan humaniti, yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan Wesley, 1989. Berdasarkan pengertian ini ditunjukkan bahwa salah satu ciri utama pendidikan IPS ádalah perpaduan disiplin ilmu pendidikan dengan disiplin ilmu-ilmu social. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD adalah merupakan suatu pembelajaran yang berhubungan dengan keseharian siswa , diharapkan agar siswa mengerti dan memahami dirinya sebagai makhluk sosial dan tampil hidup di lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial maupun budaya. Pendidikan Ilmu Pengetahuian Sosial adalah pendidikan yang bersifat antisipatoris yaitu para siswa harus dapat mempersiapkan diri dalam menghafapi tiga tugas kehidupan, yaitu untuk dapat hidup (to make a living), untuk mengembangkan kehidupan yang bermakna (to lead a meaningfull life), dan untuk memuliakan kehidupan (to ennoble life).

Kenyataan menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran IPS kegiatan guru masih terfokus pada penguasaan materi pembelajaran oleh siswa. Sedangkan penguasaan sikap dan ketrampilan dalam belajar belum mendapat sentuhan dan perhatian yang optimal dari guru.

(8)

menjauhkan peran pendidikan Pengetahuan Sosial dalam upaya mempersiapkan warga negara yang baik.

Sehubungan dengan permasalahan diatas, diperlukan adanya suatu metode yang mampu menempatkan siswa pada posisi yang lebih aktif, kreatif,efektif dan menyenangkan mendorong pengembangan potensi dan kemampuan yang dimiliki, serta menemukan makna yang dalam dari apa yang dipelajarinya. Pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tersebut adalah metode kooperatif. Model kooperatif, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran, melainkan dapat belajar dari siswa lainnya serta mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain (Solihatin dan Raharjo, 2008:2)

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir secara kritis, pemecahan masalah dan komunikasi antar pribadi. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk bertukar pendapat dengan teman dalam satu kelompok kecil untuk memecahkan masalah, serta menyelesaikan tugas-tugas yang terstruktur demi mencapai tujuan bersama.

Menurut Artzt dan Newman yang dikutip As’ari (2003:5) :

Cooperative Learning merupakan suatu pendekatan dimana para siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mencapai tujuan bersama.

Hal ini senada dengan pendapat Lie (2004:12) yang menyatakan bahwa: Pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dalam tugas-tugas yang terstruktur dengan guru bertindak sebagai fasilitator.

(9)

belajar dalam kelompok kecil, namun tidak ada kesempatan bagi siswa untuk hanya mengandalkan teman yang berkemampuan tinggi dalam penyelesaian tugas kelompok. Hal ini dikarenakan pada model pembelajaran kooperatif harus

menerapkan lima unsur menurut Lie (2004:31) yaitu “Saling ketergantungan

positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota,

evaluasi proses kelompok”. Jika kelima unsur tersebut dilaksanakan dengan baik,

maka akan tercipta suasana kerja kelompok yang maksimal dan dapat memberikan semangat belajar yang tinggi, sehinggga kemungkinan hasil belajar pun akan meningkat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu kiranyadilakukan perbaikan

kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan judul: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Kooperatif pada

Siswa Kelas IV SDN 3 Sindangsari Tanjungbintang Tahun 2009/2010.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah pembelajaran IPS melalui Metode Kooperatif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Sindangsari Tanjungbintang ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :

(10)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas, diharapkan dapat berguna bagi:

1. Siswa

Dapat mendorong siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran IPS sehingga aktivitas dan hasil belajar IPS meningkat.

2. Guru

Diharapkan guru SD dan peneliti memiliki pengetahuan dan wawasan tentang teori proses pembelajaran dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS melalui metode kooperatif.

3. Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

1.Persepsi Seni Murid boleh menjelaskan melalui perbincangan dan menggalurkan tentang :.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 27 Tahun 2013, tentang pedoman penyusunan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015/2016, di pandang perlu untuk

Aplikasi penjualan komputer pada distributor PRODATA COMP digunakan untuk menghasilkan data dari kegiatan jual beli dan memudahkan mencari data barang yang diperlukan. Dan

Pemeriksaan kendaraan bermotor atau disebut juga “ syaken ” ,adalah pemeriksaan dengan waktu tertentu, apakah mobil yang Anda pakai sesuai dengan standart dasar hukum

Selain Esktra virgin olive oil, jeruk lemon dan berbagai sambal sehat, dapat divariasi dengan dressing lainnya ...

1.1.a) forests within nature reserves and national parks (forests designated only for nature conservation not compromising productive needs) excluding forests within landscape

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga penuli s

A client may provide a list of languages in preferred order and the service creates a response using the supported language that has highest client preference - if none of the