• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN BAHASA INGGRIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KALI BALAU KENCANA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN BAHASA INGGRIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KALI BALAU KENCANA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF COMPETENCE ON ENGLISH COMMUNICATE THROUGH COOPERATIVE LEARNING TYPE STAD

By Sriwilani

The research purpose is to arrange and fit planning using cooperative learning type STAD on the implementation on English communication of the fifth grade of SDN 1 Kalibalau Kencana Bandar Lampung, describing action process and learning evaluation of speaking skill. English learning implementation in this research use cooperative learning type STAD. Based on it is expected that the student speaking skill can be increase, so this research is acted in SDN 1 Kalibalau Kencana at two classes V B and V C. The mark of student speaking competence and the student’s activity on second cycles increase from the first and reaching indicator on third cycles. So it can be concluded that cooperative learning type STAD can be increase student speaking skill in English learning at SD N.1 Kalibalau Kencana Bandar Lampung.

The research was carried out through three cycles. A form of cooperatif learning type STAD used conversation method on the first cycles. The reflection result there was no chance for thinking and for asking of students.In order to give the real thing, so the discussion method was conducted on the second cycles. The reflection result was students could be able to spoke eventhough unfluency. The third cycles, there was role play method, lt was used for teaching strategy, in order to improve and encourage students capability on English communication. It was be implemented for students performing on the family subject. Then data collected was oral and written test. The instrument that was used in this research was fortofolio form. Meanwhile technique of data analyze used tabulation. Five components for analysing of speech process that are pronunciation, grammar, vocabulary, fluency and comprehension.

(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN BAHASA INGGRIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KALI

BALAU KENCANA BANDAR LAMPUNG Oleh: Sriwilani

Tujuan penelitian ini adalah (1) menyusun dan memperbaiki perencanaan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa lnggris dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD (2) mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan berbicara bahasa lnggris dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan (3) mendeskripsikan pening katan kemampuan keterampilan berbicara bahasa lnggris siswa kelas V B dan V C SD N. 1 Kalibalau Kencana Bandar Lampung dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan cara penyampaian metode conversation pada materi ‘parts of body’ pada siklus pertama. Dari hasil refleksi pembelajaran belum berjalan dengan baik karena guru belum memberi kesempatan siswa berfikir untuk menjawab pertanyaan dan kesempatan yang maksimal untuk bertanya jawab antar siswa. Guru dalam membimbing memberikan contoh nyata untuk mendeskripsikan seseorang, maka metode discussion diterapkan pada siklus kedua. Proses pembelajaran kooperatif yang diterapkan berjalan dengan baik, namun siswa memerlukan jeda waktu yang agak panjang dan siswa mulai dapat berbicara meski masih terrputus-putus. Pada siklus ketiga, untuk melatih siswa dalam melafalkan ungkapan-ungkapan dengan berperan sebagai ayah, ibu dan anak,dalam family maka metode role play yang dipilih.Guru memberikan kesempatan yang maksimal untuk bertanya jawab antar siswa, sehingga siswa mulai dapat berbicara sesuai dengan perannya. Teknik tes yang dipakai adalah tes lisan dan tertulis, Alat pengumpul datanya berupa butir soal berbentuk portofolio. Aspek ketrampilan berbicara yang dijadikan kriteria penilaian adalah 1)pronunciation (pengucapan), 2)grammar (tatabahasa), 3) vocabulary (kosakata), 4) fluency (kelancaran) dan 5) comprehension (pemahaman)

(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: model pembelajaran kooperatif tipe STAD cukup efektif untuk pembelajaran bahasa lnggris, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam ketrampilan berbicara dengan cara penyampaian menggunakan percakapan (conversation), diskusi (discussion) dan bermain peran (role play). Hal ini didasarkan

pada temuan penelitian sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif type STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bahasa lnggris, dengan penyusunan perencanaan yang baik sehingga memudahkan guru dalam menyajikan dan mencapai indikator keberhasilan materi pembelajaran, dengan cara penyampaian menggunakan metode percakapan(conversation) pada siklus l, pada siklus ll dengan metode diskusi (discussion) dan bermain peran (role play) pada siklus lll dalam penyampaian materi. Proses pembelajaran dengan

(4)

a. Presentasi kelas oleh guru; dengan penjelasan dari guru, siswa mengetahui materi yang akan dipelajari, kemudian siswa mengucapkan kata dan kalimat bersama dengan guru sehingga siswa memahami dan menguasai materi berbicara sebagai kemampuan yang harus dimiliki siswa untuk berkomunikasi lisan.

b. Belajar kelompok; pada saat belajar dalam kelompok setiap kelompok diberi tugas membuat conversation pada siklus pertama, discussion pada siklus kedua dan script role play pada siklus ketiga kemudian mendiskusikan bersama-sama dengan bimbingan guru, sampai setiap siswa anggota dalam kelompok memahami dan menguasai materi, setelah berdiskusi dalam kelompok semua siswa diberi tugas sebagai pekerjaan rumah.

c. Pemberian kuis; siswa mengerjakan kuis secara individu agar dengan mengetahui hasil belajar yang diperoleh, siswa termotivasi untuk memperoleh nilai yang lebih tinggi pada materi selanjutnya.

d. Peningkatan skor individu dan penghargaan kelompok; skor peningkatan digunakan untuk menentukan penghargaan kelompok. Dengan menge tahui setelah belajar siswa memperoleh penghargaan kelompok, siswa berusaha untuk selalu meningkatkan nilai.

3. Model pembelajaran kooperatif type STAD dapat meningkatkan kelancaran. kemampuan komunikasi lisan bahasa lnggris siswa dilihat dari hasil tindakan.

(5)

Bandar Lampung tahun pelajaran 2009/2010 meningkat setelah mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan cara penyampaian metode conver sation pada siklus pertama, metode discussion pada siklus kedua dan metode

role play pada siklus ketiga.

Evaluasi pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam keterampilan berbicara bahasa lnggris dengan persentase ketuntasan belajar pada siklus 1 adalah sebesar 51 %, pada siklus 2 sebesar 69 % dan siklus ke 3 sebesar 77 %. Dari data tersebut nampak bahwa ketrampilan berbicara berbicara siswa dalam berkomunikasi lisan mengalami peningkatan dari siklus1 ke siklus 2 dan indikator penelitian tercapai pada siklus 3, demiki an juga aktivitas siswa. Kemampuan keterampilan berbicara dan aktivitas

siswa pada kedua kelas mengalami peningkatan dari siklus satu kesiklus dua, dan indikator tercapai pada siklus tiga, penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa di SD N.1 Kali balau Kencana Bandar Lampung.

2.Saran

Berdasarkan pembahasan dan simpulan diatas maka beberapa saran yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

(6)

siswa, guru dengan siswa dan siswa dengan media.Yang pada akhirnya akan meningkatkan ketrampilan berbicara siswa dalam komunikasi lisan bahasa lnggris.

2. Penggunaan metode pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran yang akan disampaikan harus memperhatikan karakteristik siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran bahasa lnggris di SDN 1 Kalibalau Kencana merupakan hal penting, karena akan memberi keleluasaan bagi guru untuk memilih dan mencoba metode pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif yang sesuai dan cocok dengan pokok bahasan terten tu sehingga terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan materi pelajaran 3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat tepat, jika dalam penyampaiannya dengan menggunakan metode conversation, diskusi dan role play dalam satu

rangkaian materi pelajaran. Karena materi ‘part of our body’,‘describing some

one’ dan ‘family’ ada saling keterkaitan antara materi satu dengan yang lain,

maka schemata siswa dapat terbentuk bila disampaikan melalui cara menggabungkan metode conversation, discussion dan metode roleplay untuk kegiatan berbicara (speaking).

(7)

5. Siswa hendaknya ada peran aktif dan kreatif disetiap pembelajaran karena dapat digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat, bertanggung jawab pada tugas dan bertindak sebagai pemimpin maupun anggota yang arif dalam kelompoknya.

(8)

1. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Salah satu tuntutan yang harus dijawab oleh para siswa Indonesia dalam mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi, dalam konteks lisan maupun tulis. Memiliki kemampuan berbahasa akan sangat membantu siswa dalam mengembangkan dirinya secara intelektual, sosial, dan emosional. Bahasa juga merupakan kunci penentu menuju keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (Depdiknas : 2004). Oleh karena itu, segala upaya harus dilakukan untuk menciptakan pembelajaran Bahasa Inggris yang menyenangkan sehingga mampu memotivasi siswa untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam belajar Bahasa Inggris.

(9)

dan tidak menarik bagi mereka. Hanya sedikit diantara mereka yang mampu menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana komunikasi lisan. Ini karena mereka tidak memiliki kosa kata yang cukup, dan tidak menguasai tata bahasa. Kesulitan ini juga disebabkan oleh: (1) kurang memperoleh contoh; (2) kurang berlatih, (3) kurang percaya diri, (4) tidak memiliki motivasi dan minat belajar yang cukup. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan atau meng hasilkan teks lisan dan atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa yaitu membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Bahasa lnggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar siswa mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa lnggris pada tingkat literasi tertentu. (Permendiknas 2006 no.22).

Guru perlu menciptakan kondisi yang mampu mengembangkan komunikasi interaktif, suatu iklim komunikasi yang dibangun melalui dialog antara siswa dengan guru. Bahasa Inggris merupakan ilmu yang bersifat universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, perkembangan yang pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan bahasa Inggris dibidang membaca (reading),menulis (writing), mendengarkan (listening) dan berbicara (speaking). Untuk menghadapi masa depan diperlukan

(10)

peserta didik sejak dari Sekolah Dasar untuk membekali kemampuan berbahasa asing, hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0487/4/1992 tentang Kurikulum Muatan Lokal dan No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang dimungkinkannya program Bahasa Inggris lebih dini sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal yang dapat dimulai dari kelas 4 Sekolah Dasar. Sejak itulah pengajaran bahasa Inggris di SD mulai marak sebagai Muatan Lokal pilihan, khususnya di Pulau Jawa.

Seiring dengan pesatnya perkembangan, sekolah-sekolah di daerah merasa sudah saatnya pula untuk mengajarkan bahasa Inggris sebagai muatan lokal. Dalam proses perkembangannya di beberapa daerah, bahasa Inggris yang semula sebagai mata pelajaran muatan lokal pilihan menjadi mata pelajaran muatan lokal wajib.

Kurikulum mata pelajaran muatan lokal ini tidak dikembangkan oleh Pusat Kurikulum Depdiknas, tetapi dikembangkan oleh Depdiknas tingkat provinsi, demikian juga propinsi Lampung. Tuntutan dari kurikulum bahasa lnggris adalah pembelajaran yang berdasarkan pada pendekatan komunikatif yang mene kankan pada student centered learning (pembelajaran berpusat pada siswa).

(11)

mereka tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai oleh siswa yang mempelajari bahasa Inggris sebagai muatan lokal. Padahal tujuan pembelajaran bahasa lnggris yang dirumuskan oleh Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP), mencakup keempat ketrampilan yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Ketrampilan berbicara adalah kemampuan yang dituntut untuk tingkatan komunikasi lisan namun ujaran-ujaran yang diproduksi dalam pengucapan tentunya harus tetap menganut kaidah yang telah ditetapkan linguistik.

Secara hirarki, mendengarkan (listening) adalah langkah awal dari acara pembelajaran, selanjutnya interaksi lisan (speaking). Tujuan umum pembelajaran bahasa Inggris sesuai kurikulum adalah kemampuan berkomunikasi secara lisan maupun tertulis untuk mengakses ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, seperti tercantum pada Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), mata pelajaran bahasa lnggris (2006 : 3) bertujuan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah

2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa lnggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.

(12)

yang menyebabkan rendahnya tingkat ketrampilan siswa dalam berbicara, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Yang termasuk faktor eksternal, diantaranya dalam proses komunikasi sehari-hari, tidak digunakannya bahasa lnggris sebagai bahasa percakapan dilingkungan masyarakat maupun dilingkungan keluarga. Akibatnya siswa tidak terbiasa untuk berbahasa lnggris sebagai sarana komunikasi. Dari faktor internal, pendekatan pembelajaran, metode, media, atau sumber pembelajaran yang digunakan oleh guru memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat ketrampilan berbicara bagi siswa Sekolah Dasar. Ketika diberikan pertanyaan, tak seorang pun siswa yang memiliki keberanian untuk menjawab. Demikian juga ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, ketidakmampuan ini biasanya disebabkan (1) Sulitnya mengungkapkan ide secara lisan, sehingga siswa bingung untuk berbicara. (2) Terbatasnya kosakata (vocabulary) sehingga siswa sulit berbicara lancar dan lama (3) Terbatasnya kemampuan tatabahasa (grammar) sehingga sulit berbicara de ngan pola yang benar.(4)Terbatasnya kesempatan melafalkan kata (pronunciation) sehingga sulit mengucapkan kata dengan benar.

(13)

bahasa, tetapi pembelajaran bahasa Inggris harus mampu memberikan pengalaman bagi siswa untuk mampu menggunakan bahasa Inggris itu sebagai alat komunikasi. Pada prapenelitian, ketika evaluasi pembelajaran pada proses pembelajaran bahasa lnggris, di Sekolah Dasar Negeri.1 Kalibalau Kencana Bandar Lampung, mengamati kenyataan yang ada bahwa hanya beberapa siswa yang dapat merespon materi yang disampaikan oleh guru. Ketika diberikan pertanyaan, sebagian besar siswa terdiam, sehingga komunikasi berlangsung satu arah. Dalam proses pembelajaran guru juga masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru, hal ini dapat dilihat dari rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru dalam pembelajaran bahasa lnggris.

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada umumnya, guru cenderung menggunakan pendekatan yang konvensional dan miskin inovasi sehingga kegiatan pembelajaran ketrampilan berbicara berlangsung monoton dan membosankan. Guru lebih banyak berbicara tentang bahasa (talk about the language) daripada melatih menggunakan bahasa (using language), sehingga

(14)

Metode pembelajaran bahasa Inggris yang menekankan pada kemampuan komunikatif tampaknya belum banyak diterapkan di sekolah khususnya sekolah dasar, guru kurang memotivasi peserta didik berperan aktif, sehingga menimbulkan kejenuhan bagi peserta didik didalam kelas. Berdasarkan hal tersebut perlu dikembangkan model pembelajaran yang efektif dan efisien agar penguasaan bahasa lnggris peserta didik menjadi bermakna, dan prestasi belajar bahasa lnggris menjadi diatas kriteria ketuntasan minimal.

Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi lisan dalam berbicara bahasa lnggris siswa, metode pembelajaran kooperatif dipercaya mampu menguatkan gerakan komunikatif dan proses pembelajaran kolaboratif. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi kepentingan untuk mengkolabrasikan pengembangan diri didalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). lde penting dalam pembelajaran kooperatif adalah membelajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan berkolaborasi, pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen dan dikelompokkan dalam tim, pengelompokkan siswa sebagai cara untuk memotivasi terjadinya pertukaran ide, argumentasi dan refleksi dari masing-masing anggota kelompok dalam upaya konstruksi pengetahuan, sehingga setiap individu didalam kelas itu belajar dan mencapai keberhasilan (Pannen, 2001: 63).

(15)

(Cooperative lntegrated Reading and Composition), Learning Together, Group Investigation, STAD (Student Teams Achievement Division), dan Jigsaw (Slavin;

2008: 21), adapun salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dianggap sesuai dengan pembelajaran bahasa lnggris adalah tipe STAD yang menggunakan langkah pembelajaran di kelas dengan menempatkan siswa ke dalam tim campuran berdasarkan prestasi, jenis kelamin dan suku (Slavin, 2008:155 ).

Sebelum melakukan pembelajaran kooperatif, guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi yaitu kemampuan mendengarkan dan kemampuan berbicara, agar siswa dapat berpartisipasi dalam kelompok, karena siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Karakteristik pembelajaran kooperatif lebih banyak meningkatkan aktivitas belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif.

(16)

Adapun tujuan pembelajaran keterampilan berbicara siswa SD berdasarkan Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa lnggris Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah agar siswa mampu berbicara mengungkapkan instruksi dan informasi sangat sederhana dalam konteks sekolah (Depdiknas 2003:8). Untuk mencapai Standar Kompetensi ini, tertuang dalam Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam indikator- indikator tertentu yang harus dicapai peserta didik. Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran bahasa lnggris, maka untuk mencapai kompetensi tersebut ditetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 60, berikut disajikan nilai rata-rata kemampuan bahasa lnggris, yang diperoleh siswa kelas V SDN.1 Kalibalau Kencana B.Lampung.

Tabel 1.1 Data nilai keterampilan berbahasa lnggris siswa kelas V SDN 1 KalibalauKencana B. Lampung Semester l Tahun Pelajaran 2009/2010

Interval nilai Frekuensi siswa Persentase Ketuntasan

VA VB VC

1 2 3

45 - 56

57 - 60

> 60 11 17 7 15 16 4 21 11 3 52 % 35 % 13 % Dibawah KKM Rata-rata KKM Diatas KKM

JUMLAH 35 35 35 100 %

Sumber: Hasil Analisis Evaluasi Bahasa lnggris SD N.1 KBK semester l Tahun Pelajaran 2009/2010.

[image:16.595.108.506.442.589.2]
(17)

Tabel 1.2. Data Nilai per Aspek Ketrampilan Berbahasa lnggris Siswa Kelas V SD N.1 Kalibalau Kencana Tahun Pelajaran 2009 / 2010

No Aspek Skor

Maks

Kelas A Kelas B Kelas C Rata-rata

1 Membaca 15 7 5 6 6

2 Menulis 15 6 5 4 5

3 Mendengarkan 15 6 4 5 5

4 Berbicara 15 5 5 4 3.75

Jumlah 60 24 19 19 19,75

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa pencapaian kompetensi berbicara pada siswa SDN 1 Kalibalau Kencana kelas V pada semester I tahun pelajaran 2009/2010 menunjukkan hanya sekitar 13 % (14 siswa) dari 105 siswa yang dinilai berani berkomunikasi dalam bahasa lnggris dengan kosakata terbatas, hasil ini jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60 dan jauh lebih rendah dibandingkan aspek-aspek yang lain. Data ini menunjukkan, tujuan pembelajaran keterampilan berbicara siswa sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa lnggris belum bisa terwujud.

Banyak aspek yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa SDN 1 Kalibalau Kencana dalam berbicara bahasa Inggris baik dengan guru maupun dengan siswa lainnya, salah satunya yaitu aspek latar belakang sosial siswa (pupil formative experiences) yang tidak tinggal dalam English community juga menjadi penyebab

[image:17.595.108.510.153.325.2]
(18)

Dalam kaitannya dengan permasalahan yang timbul, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang berbasis kelas, yaitu penelitian tindakan, penelitian yang dilakukan untuk perbaikan dan atau peningkatan praktek pembelajaran di kelas, dan dilakukan secara berkesinambungan atau terus menerus. Kaitannya dengan Action Research dalam pembelajaran bahasa asing dalam hal ini bahasa lnggris, Setyadi menegaskan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas adalah rencana perbaikan dalam pembelajaran. Yang diinspirasi oleh keinginan untuk menerapkan suatu ide yang diyakini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa asing (Setiyadi, 2006: 277). Dalam pembelajaran bahasa lnggris pelaksanaan action research disesuaikan dengan sifat mata pelajaran bahasa lnggris, yang tidak hanya menekankan aspek pengetahuan dari bahasa tersebut tetapi juga aspek ketrampilan berbahasa.

(19)

lnggris pada siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Kalibalau Kencana. Pengumpulan data pada penelitian tindakan ini dilakukan melalui pengamatan dan umpan balik (feedback), kemudian data yang diperoleh diklassifikasi dan dikatagorisasikan, hasil umpan balik dihitung menggunakan persentase, penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari satu kali tatap muka dan satu kali untuk umpan balik.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Guru belum menggunakan perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran ketrampilan berbicara bahasa lnggris.

2. Guru belum menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran ketrampilan berbicara bahasa lnggris.

3. Aktivitas siswa yang terlibat dalam ketrampilan berbicara dalam bahasa lnggris, hanya didominasi siswa yang mempunyai kemampuan lebih baik. 4. Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan bahasa lnggris rendah. 5. Terbatasnya penguasaan kosakata dan tata kalimat sehingga siswa sulit

untuk berbicara dengan aturan yang benar

(20)

7. Siswa kurang atau tidak diberi kesempatan melihat contoh maupun latihan berbicara bahasa lnggris sehingga minat siswa rendah dan berdampak pada nilai siswa kelas V SD N.1 Kalibalau B.Lampung.

8. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran, cenderung konvensional dan berpusat pada guru (teacher centered). 9. Kemampuan komunikasi lisan bahasa lnggris siswa rendah

10.Lemahnya proses pembelajaran tidak memberi peluang yang cukup untuk siswa berkomunikasi lisan dalam bahasa lnggris.

1.3 PembatasanMasalah

Bertolak dari identifikasi masalah yang telah dikemukakan, pembelajaran bahasa lnggris dipengaruhi oleh banyak faktor maka masalah penelitian dibatasi pada:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran keterampilan berbicara bahasa lnggris 2. Pembelajaran koperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran ketrampilan

berbicara bahasa lnggris

3. Kemampuan komunikasi lisan bahasa lnggris siswa pada SDN 1 Kalibalau Kencana Bandar Lampung

1.4.PerumusanMasalah

(21)

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris?

2. Bagaimana proses pembelajaran ketrampilan berbicara bahasa lnggris dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD?

3. Bagaimana kemampuan komunikasi lisan bahasa lnggris siswa pada SDN 1 Kalibalau Kencana?

1.5.TujuanPenelitian Penelitian ini bertujuan:

1. Menyusun dan memperbaiki perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran keterampilan berbicara bahasa lnggris SDN I Kalibalau Kencana

2. Mendeskripsikan pembelajaran ketrampilan berbicara bahasa lnggris dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada SDN 1 Kalibalau Kencana

3. Mendeskripsikan kemampuan komunikasi lisan bahasa lnggris siswa pada SDN 1 Kalibalau Kencana.

1.6 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diperoleh adalah pengembangan ilmu pengetahuan khususnya teknologi pendidikan .

(22)

a. Bagi peserta didik:

1. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran bahasa lnggris

2. Meningkatkan aktivitas dan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran bahasa lnggris.

b. Bagi guru

1. Memiliki gambaran tentang pembelajaran bahasa lnggris yang efektif

2. Memperoleh pengalaman yang menjadi pedoman dalam penyusunan rancangan pembelajaran bahasa lnggris, khususnya dalam ketrampilan berbicara.

3. Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam menyajikan aspek ketrampilan berbicara.

c. Bagi sekolah

1. Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat dalam perbaikan dan peningkatan kualitas proses dan produk pembelajaran bahasa lnggris.

2. Model pembelajaran kooperatif STAD dapat digunakan sebagai bagian dari strategi pembelajaran di sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi akademik sekolah dan inovasi pembelajaran bahasa lnggris.

(23)

Gambar

Tabel 1.1 Data nilai  keterampilan berbahasa lnggris siswa kelas V SDN 1     KalibalauKencana B
Tabel 1.2. Data Nilai per Aspek Ketrampilan Berbahasa lnggris Siswa Kelas V SD N.1 Kalibalau Kencana Tahun Pelajaran 2009 / 2010

Referensi

Dokumen terkait

adanya kesadaran, pengetahuan dan perilaku kesehatan dan gizi yang baik pada anak. didasarkan dengan menerapkan program kelas aktif yang didukung

Keywords: representation, Multimodal Critical Discourse Analysis, Systemic Functional Linguistics, and online newspapers... Banjir dalam Surat Kabar

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Kajian Pengaruh Doping Fe pada Ba 1-x Sr x TiO 3 terhadap Struktur Mikro, Morfologi.. dan Sifat

GMST dapat diselesaikan menggunakan metode heuristik local search yang dalam langkah-langkah penyelesaian juga memerlukan algoritme Prim untuk menentukan minimum

1) Material yang digunakan adalah baja lunak (mild steel) dengan kandungan karbon dibawah 0,3%. 2) Proses penambahan karbon menggunakan metode pack carburizing dari

Tujuan penelitian ini adalah (1) menemukan bagaimanakah pengelolaan Pembelajaran Geografi di SMA Negeri I Karangdowo Klaten; (2) Mendeskripsikan karakteristik pengembangan

Merujuk pada kedua penelitian tersebut dapat dilihat bahwa penelitian pertama menggunakan empat variabel bauran pemasaran jasa, padahal menurut Lupiyoadi (2001), dalam

Assuming that the expectations theory holds, what does the market expect the yield on 2-year Treasury securities to be five years from