• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO TAPE RECORDER DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VB SD NEGERI 01 BANGUNREJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO TAPE RECORDER DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VB SD NEGERI 01 BANGUNREJO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN MENYIMAK

CERITA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOTAPE

RECORDERDALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

SISWA KELAS VB SD NEGERI 01 BANGUNREJO OLEH

HENI NOVITASARI

Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menyimak cerita anak siswa kelas VB SD Negeri 01 Bangunrejo belum diajarkan secara optimal, sehingga berdampak pada penguasaan keterampilan menyimak siswa yang masih rendah. Dari 40 siswa terdapat 13 siswa telah mencapai KKM yang telah ditentukan oleh guru kelas VB SD Negeri 01 Bangunrejo yaitu > 65. Peningkatan aktivitas dan keterampilan menyimak cerita anak dapat diupayakan oleh guru dengan menggunakan media audiotape recorder.

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan keterampilan menyimak cerita anak dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VB SD Negeri 01 Bangunrejo dengan menggunakan media audio tape recorder. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan teknik analisis data secara kuantitatif berupa tes hasil belajar dan kualitatif berupa observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media audio tape recorderdalam pembelajaran menyimak cerita anak dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan menyimak siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan skor rata-rata dari kelima aspek keterampilan menyimak cerita anak pada siklus I sebesar 69,3, siklus II sebesar 72,5 sehingga terjadi peningkatan sebesar 3,2. Pada siklus II 72,5, siklus III 75,8 sehingga terjadi peningkatan sebesar 3,3. Demikian pula dari persentase rata-rata aktivitas siswa meningkat pada setiap siklusnya, pada siklus I sebesar 67,99%, siklus II sebesar 77,97% sehingga terjadi peningkatan sebesar 9,98%. Pada siklus II sebesar 77,97%, siklus III sebesar 85,46% sehingga terjadi peningkatan sebesar 7,49%.

Berdasarkan hasil temuan di atas, disarankan kepada guru bidang studi Bahasa Indonesia hendaknya menggunakan media audio tape recorder sebagai salah satu alternatif pembelajaran menyimak cerita anak di sekolah.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 dinyatakan bahwa

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Undang-undang tersebut secara tersirat telah

mengamanatkan kepada para pendidik untuk menjadikan peserta didik menjadi

manusia yang cerdas dan mengenal, menghargai, dan mencintai bangsanya. Salah

satu langkah yang bisa ditempuh adalah membelajarkan bahasa negara dengan

baik dan benar yaitu bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu

peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,

mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang

menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan

analisis dan imajinatif dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan

(3)

bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Menurut Resmini, dkk. (2006: 32) keterampilan bahasa itu mencakup empat

aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Penguasaan

keterampilan menyimak merupakan kegiatan yang pertama dikuasai setiap

manusia dalam kehidupannya. Pertama kali manusia bisa berbahasa, melalui

menyimak tuturan orang lain. Dengan menyimak itulah, seseorang belajar bunyi

bahasa, belajar struktur kata, belajar kosakata, bahkan kalimat. Maka dari itu

menyimak mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia.

Dengan menyimak, seseorang dapat mengenal bunyi bahasa. Bunyi bahasa yang

sering dan berulang-ulang disimak itu akhirnya dapat ditiru, diucapkan, dan

dipraktikkan dalam kegiatan berbicara. Selain itu juga dengan proses menyimak,

orang dapat menguasai pengucapan fonem, kosakata dan kalimat. Pemahaman

terhadap fonem, kata dan kalimat ini sangat membantu peserta didik dalam

kegiatan berbicara, membaca ataupun menulis. Petunjuk-petunjuk dalam belajar

berbicara, membaca, ataupun menulis selalu disampaikan melalui bahasa lisan.

Hal ini berarti, bahwa keterampilan menyimak memang benar-benar menunjang

keterampilan berbicara, membaca, dan menulis (Resmini, dkk., 2006:153).

Sebuah keterampilan akan dikuasai dengan baik, jika diajarkan dan dilatihkan.

Demikian pula dengan keterampilan menyimak perlu diajarkan dan dilatihkan

dengan baik dan kontinu mengingat pentingnya peran dalam kehidupan, baik di

sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Peran penting penguasaan

keterampilan menyimak sangat tampak di lingkungan sekolah. Siswa

mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menyimak pelajaran yang

(4)

disampaikan guru. Keberhasilan siswa dalam memahami serta menguasai

pelajaran diawali oleh kemampuan menyimak yang baik.

Menurut Suwargana (dalam Hairuddin, dkk., 2007: 5.24) pada usia 9-12 tahun

anak sudah mulai menyenangi cerita yang bertemakan pahit-manisnya kehidupan,

cerita fantastis, dan petualangan. Bagi anak-anak, terutama anak SD, cerita anak

yang bersifat fiksi atau khayalan dan fantasi dapat membawa pikiran dan jiwa

anak memiliki imajinasi terhadap cerita anak yang dibacanya. Berdasarkan

kenyataan di atas maka jelas bahwa keterampilan menyimak harus dibina dan

ditingkatkan karena sangat penting dalam lingkungan pendidikan.

Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi dengan guru kelas VB SD Negeri 01

Bangunrejo dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran menyimak

cerita anak di sekolah belum diajarkan secara optimal, sehingga berdampak pada

penguasaan keterampilan menyimak siswa yang masih rendah. Hal ini terlihat dari

hasil belajar siswa yang belum sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 65. Dari 40 siswa terdapat 13

siswa telah mencapai KKM yang telah ditentukan.

Rendahnya keterampilan menyimak cerita anak siswa kelas VB disebabkan oleh

beberapa faktor di antaranya: (1) jumlah siswa yang terlalu banyak, sehingga

menyebabkan suasana menjadi tidak kondusif; (2) sikap siswa yang meremehkan

kegiatan menyimak; (3) kebiasaan siswa menyimak sambil mencatat. Sedangkan

faktor guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran guru masih jarang

menggunakan media atau fasilitas yang disediakan oleh sekolah. Hal ini

menyebabkan siswa kurang tertarik dan merasa jenuh dalam mengikuti

(5)

permasalahan tersebut, diperlukan adanya suatu media pembelajaran yang mampu

membangkitkan ketertarikan dan motivasi siswa untuk meningkatkan perhatian

menyimaknya, serta menemukan makna yang ada dalam materi yang

dipelajarinya.

Selain untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran seperti di atas, secara umum

fungsi media adalah sebagai penyalur pesan. Dalam proses pembelajaran, fungsi

media adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan

pembelajaran akan lebih efektif dan efisien serta hasilnya baik (Hairuddin, dkk.,

2007: 7.4 ). Lebih lanjut Susilo (dalam http://susilofy.wordpress.com/2010/

11/23/ fungsi-kekuatan-dan-kelemahan-media-pengajaran/ ) mengemukakan media

audio tape recorder mempunyai keunggulan, yaitu (1) dapat digunakan di mana

saja, (2) dapat digunakan di semua tingkatan sekolah, (3) mudah

pengoperasiannya, (4) dapat menggantikan kehadiran guru untuk sementara, (5)

dapat diputar ulang, dihapus dan direkam.

Dari fakta di atas, peneliti berasumsi bahwa penggunaan media audio tape

recorder dalam pembelajaran menyimak cerita anak dapat membangkitkan

ketertarikan dan motivasi siswa untuk meningkatkan perhatian menyimak. Siswa

merasa tertarik dan termotivasi minatnya dalam pembelajaran yang belum pernah

diberikan oleh guru di kelasnya. Dengan adanya ketertarikan, diharapkan siswa

senang mengikuti pembelajaran menyimak cerita anak, kemudian siswa siap

penuh perhatian dalam mengikuti pembelajaran. Siswa mampu menyimak dengan

baik, mengerjakan evaluasi, dan memperoleh nilai yang maksimal.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu kiranya dilakukan perbaikan kualitas

pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media audio

(6)

tape recorder untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan menyimak cerita

anak siswa kelas VB SD Negeri 01 Bangunrejo Lampung Tengah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang

ada, yaitu sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran menyimak cerita anak di sekolah belum diajarkan

secara optimal.

2. Rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menyimak cerita

anak karena guru masih jarang menggunakan media pembelajaran atau

fasilitas yang disediakan oleh sekolah.

3. Rendahnya keterampilan menyimak cerita anak karena belum sesuai

dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan sekolah

yaitu 65. Dari 40 siswa terdapat 13 siswa yang telah mencapai KKM yang

telah ditetapkan.

4. Guru jarang menggunakan media pembelajaran atau fasilitas yang

disediakan oleh sekolah.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas perlu adanya batasan masalah, yaitu

sebagai berikut:

1. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menyimak cerita anak masih

rendah.

2. Hasil keterampilan menyimak cerita anak belum mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah.

(7)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah

penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas menyimak cerita anak dengan

menggunakan media audio tape recorder dalam pembelajaran bahasa

Indonesia siswa kelas VB SD Negeri 01 Bangunrejo?

2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menyimak cerita anak dengan

menggunakan media audio tape recorder dalam pembelajaran bahasa

Indonesia siswa kelas VB SD Negeri 01 Bangunrejo?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas menyimak cerita anak dalam pembelajaran bahasa

Indonesia siswa kelas VB SD Negeri 01 Bangunrejo dengan menggunakan

media audio tape recorder.

2. Meningkatkan keterampilan menyimak cerita anak dalam pembelajaran

bahasa Indonesia siswa kelas VB SD Negeri 01 Bangunrejo dengan

menggunakan media audio tape recorder.

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan masalah penelitan dan tujuan penelitian yang dikemukaan di atas,

hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut.

1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu

meningkatkan aktivitas dan keterampilan menyimak cerita anak.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam

pembelajaran menyimak cerita anak pada siswa kelas VB SD Negeri 01

Bangunrejo.

(8)

3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui

tingkat keterampilan menyimak cerita anak siswa dengan menggunakan media

audio tape recorder serta menambah wawasan dalam penggunaan media audio

tape recorder dalam pembelajaran

4. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi

tentang penggunaan media audio tape recorder dalam pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Data parameter morfometrik yang dikumpulkan berupa: jumlah batang dalam setiap rumpun, diameter batang, panjang batang, jumlah malai tiap batang, rata-rata panjang malai,

Angga Kecel, terima kasih buat semua bisikan untuk tidak mengerjakan tugas akhir ini yang pada akhirnya bisa terselesaikan juga. Penulis menyadari bahwa skripsi ini

Pendidikan tidak dapat dilepaskan dengan suatu pembangunan dikarenakan keberhasilkan pembangunan adalah sebuah kontribusi yang ada dalam pendidikan

Meskipun jahe telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional dan penelitian khasiat jahe terhadap pengobatan juga sudah banyak dilakukan, namun

Mengutip pendapat pakar lain (Tulving & Mandigan, 1970, dalam Sternberg, 2005), menyangkut kontribusinya bagi pengetahuan, artikel-artikel psikologi yang dikirim

Menurut studi Elliott dan Speck (2005) dalam Yin-Fah (2013), orang-orang yang telah melakukan pembelian online sebelumnya memiliki probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli

Seharian, rektor bersama para pembantu rektor, asisten rektor, kepala biro, direktur, mengunjungi Pesmaba dari fakultas ke fakultas, Sabtu (8/9).. Uniknya, di setiap fakultas

Walaupun beberapa penelitian mengenai kecerdasan spiritual dan literasi keuangan berpengaruh signifikan atau berpengaruh positif terhadap pengelolaan keuangan