• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT INTENSITAS PEMBERIAN LATIHAN SOAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKn KELAS VII SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TINGKAT INTENSITAS PEMBERIAN LATIHAN SOAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKn KELAS VII SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT INTENSITAS PEMBERIAN LATIHAN SOAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA

PELAJARAN PKn KELAS VII SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN

2012/2013

OLEH NOVITA BARLA

Latihan merupakan suatu kegiatan pengulangan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk memotivasi siswa lebih memahami bahan pelajaran agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Dengan adanya pemberian latihan-latihan soal yang sering kepada siswa diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh tingkat intensitas pemberian latihan soal terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn kelas VII di SMP Negeri 21 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif uji pengaruh. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Analisis data menggunakan Chi Kuadrat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) pengaruh intensitas pemberian latihan soal (X) dominan pada kategori cukup berpengaruh dengan persentase 36,6%, (2) prestasi belajar (Y) dominan pada kategori tinggi dengan persentase 40%, (3) hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang positif, signifikan, dan kategori keeratan tinngi antara pengaruh tingkat intensitas pemberian latihan soal terhadap belajar, artinya semakin berpengaruhnya tingkat intensitas pemberian latihan soal mungkinkan semakin meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn.

(2)

PENGARUH TINGKAT INTENSITAS PEMBERIAN LATIHAN SOAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA

PELAJARAN PKn KELAS VII SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN

2012/2013

SKRIPSI

Oleh

NOVITA BARLA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

DAFTAR GAMBAR

(4)

DAFTAR ISI 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 4

1.3Pembatasan masalah... 4

1.4Perumusan Masalah ... 4

1.5Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4

1.5.1 Tujuan Penelitian ... 4

1.5.2 Kegunaan penelitian ... 5

1.5.2.1Kegunaan teoritis ... 5

1.5.2.2Kegunaan Praktis ... 5

1.6Ruang Lingkup Penelitian ... 6

1.6.1 Ruang Lingkup Ilmu ... 6

1.6.2 Ruang Lingkup Objek penelitian ... 6

1.6.3 Ruang Lingkup subjek penelitian... 6

1.6.4 Ruang Lingkup wilayah Penelitian ... 6

1.6.5 Ruang Lingkup Waktu Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Deskripsi teoritis ... 8

2.1.1 Tinjauan Umum Prestasi Belajar ... 8

2.1.1.1Pengertian Belajar ... 8

2.1.1.2Proses Belajar ... 9

2.1.1.3Macam-Macam Gaya Belajar Siswa ... 11

2.1.1.4Pengertian Prestasi belajar ... 13

(5)

2.1.1.6Karakteristik Prestasi Belajar ... 26

2.1.1.7Tingkat Keberhasilan Belajar ... 27

2.1.2 Tinjauan Umum Pemberian Latihan soal ... 28

2.1.2.1Pengertian latihan soal ... 28

2.1.2.2Manfaat latihan dalam Pembelajaran ... 30

2.1.2.3Prinsip-prinsip Pelaksanaan Ulangan dan Latihan ... 31

2.1.2.4Bentuk-bentuk Latihan Soal ... 32

2.1.2.5Peraturan Menyusun Soal Jawaban Singkat dan Pilihan Ganda ... 34

2.1.3 Pengaruh Intensitas Pemberian Latihan Soal Terhadap Presatasi belajar ... 37

2.2Kerangka pikir ... 39

2.3Hipotesis ... 40

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metode Penelitian... 41

3.2Populasi, Sampel dan Teknik Sampling... 41

3.2.1 Populasi ... 41

3.2.2 Sampel ... 42

3.2.3 Teknik sampling ... 43

3.3Variabel Penelitian ... 43

3.4Definisi Konseptual Variabel ... 44

3.5Definisi Operasional Variabel ... 44

3.5.1 Pemberian Latihan Soal ... 45

3.5.2 Prestasi Belajar ... 45

3.6Rencana pengukuran Variabel ... 46

3.7Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.7.1 Teknik Pokok ... 47

3.7.2 Teknik Penunjang... 48

3.8Uji Validitas dan Reliabilitas ... 49

3.8.1 Uji Validitas ... 49

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 49

3.9Teknik Analisis data ... 55

(6)

4.3.2. Penyajian Data ... 64

4.4. Pengujian Data ... 79

4.4.1. Pengujian Pengaruh ... 79

4.4.2. Pengujian Tingkat Keeratan Pengaruh ... 82

4.5. Pembahasan ... 84

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 92

5.2. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data presentasi hasil ulangan akhir semester ganjil mata

pelajaran PKn kelas VII.A di SMP Negeri 21 Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2012/2013 ... 2

Tabel 3.1 Daftar jumlah siswa yang menjadi populasi di SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 42

Tabel 3.2 Daftar jumlah siswa yang menjadi sampel di SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun ajaran 2012/2013 ... 43

Tabel 3.3 Hasil uji coba angket kepada sepuluh orang responden diluar sampel untuk item ganjil (X)... 51

Tabel 3.4 Hasil uji coba angket kepada sepuluh orang responden diluar sampel untuk item genap (Y) ... 52

Tabel 3.5 Distribusi antara item ganjil (X) dan item genap (Y) mengenai Pengaruh Tingkat Intensitas Pemberian Latihan Soal Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn Kelas VII SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013 ... 52

Tabel 4.1 Data siswa SMP Negeri 21 Bandar lampung untuk 5 (Lima) tahun terakhir ... 64

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi hasil angket pengaruh tingkat intensitas Pemberian latihan soal ... 66

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi indikator bentuk-bentuk latihan soal ... 68

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi indikator fungsional latihan soal ... 70

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi indikator sistematis pemberian latihan soal... 72

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi indikator intensitas pemberian latihan soal ... 74

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi indikator banyaknya bahan atau materi latihan soal ... 76

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi indikator prestasi belajar ... 78

Tabel 4.9 Daftar tingkat perbandingan jumlah responden mengenai Pengaruh Tingkat Intensitas Pemberian Latihan Soal Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn Kelas VII SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013………80

(8)
(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Adelina Hasyim M,pd. ……….

Sekretaris : M. Mona Adha, S.Pd, M.Pd. ………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Holilulloh M,si ………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala kelimpahan rahmat dan ridho Nya, sehingga penulisan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Tingkat Intensitas Pemberian Latihan Soal Terhadap Prestasi Belajar Kelas VII SMP Negeri 21 bandar lampung Tahun pelajaran 2012/2013,” dapat diselesaikan.

Penulisan proposal penelitian ini diselenggarakan sebagai serangkaian kegiatan dalam pemenuhan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.

Proposal penelitian ini mencakup rencana tindakan penelitian berupa teori dan konsep terkait penelitian yang akan dilakukan setelah proposal penelitian ini disetujui dengan berbagai tahapan.

Penulis sadar bahwa dalam penyusunan proposal ini terdapat banyak kekurangan, maka penulis selalu membuka sumbang saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun dan menyempurnakan penyajian proposal penelitian ini.

Bandar Lampung, Januari 2013

(12)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:

Nama : Novita Barla

NPM : 0913032090

Program Studi : PPKn

Jurusan : Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Alamat : Jl. Sultan Haji Gang Harapan I No. 19 Sepang Jaya

Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, April 2013

(13)

PERSEMBAHAN

Dengan berlandaskan haturan syukur kepada ALLAH SWT,

kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda bukti

dan cinta kasih kepada :

“Kedua orang tua ku, Papa dan Mama tercinta yang selalu

menjadi semangat dalam hidupku, dengan tulus

menyanyangi dan mendidik ku. Kesabaran

dan do’a dalam setiap sujudmu untuk

menanti keberhasilan ku serta

harapan disetiap tetesan

Keringatmu demi

keberhasilanku”

“Kakak, Adik-adikku serta saudara-saudaraku tersayang, yang

dengan kasihnya selalu mendukung dan mendo’akan ku”

“Dan kepada seseorang yang kelak menjadi imamku,

mendampingiku, dan mengarungi suka duka jalan

kehidupannya kehidupan”

Serta

(14)

SANWACANA

Bismillaahirrahmaanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Tingkat Intensitas Pemberian Latihan Soal Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn Kelas VII SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(15)

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Thoha B.S Jaya, M.S, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Holilulloh, M,Si. selaku Ketua Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, dan sekaligus selaku Pembahas I.

7. Bapak Hermi Yanzi S,Pd M,Pd. selaku Pembahas II, terima kasih atas masukan, saran, dan kritikannya pada penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

9. Bapak dan Ibu staf tata usaha dan karyawan Universitas Lampung.

10. Bapak Drs. Juminto Haryadiselaku Kepala SMP Negeri 21 Bandar Lampung yang telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.

(16)

dalam penelitian kepada penulis serta memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

12. Siswa-siswi SMP Negeri 21 Bandar Lampung yang telah membantu penulis dalam mengadakan penelitian.

13. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak Sahirul Aspin B.B.A dan Ibu Ema Yunita terima kasih atas keikhlasan, cinta dan kasih sayang, doa, motivasi, moral serta finansial yang tidak akan pernah terbayarkan. 14. Ayunda ku Rini Septi Yani, S,TP dan juga adik-adikku, Meti Sia Dhika

Labara dan Anggraini Saputri serta kepada adik-adik sepupuku terima kasih atas doa, dukungan, bantuan, perhatian dan cinta kasih yang diberikan.

15. Terkasih untuk Ugo dan Alm.Umeh yang masih sempat memberikan motivasi, dukungan moril, doa, cinta dan kasihnya yang tak akan pernah tergantikan.

16. Ferry yang telah memberikan semangat, perhatian, motivasi, dan waktunya untuk menemani hari-hari ku.

17. Untuk salah satu pegawai stasiun televisi yang telah sempat memberikan bantuan, motivasi, dan dukungan nya. Ini adalah bukti ketegaran ku selama ini atas kekecewaan yang telah kau berikan.

18. Sahabat-sahabat terbaikku “top ten” Ajeng Angelia, Citra Abdi Negari, Evi Novia Ika sari, Heni Lestiawati, Kartika Sari, Septilia, Tri Suci Bintari Putri, Yuafiyaka, Yunia Rahma Utami, dan Apriyan Aditya.

(17)

20. Teman-teman seperjuangan KKN, PPL SMA Negeri 1 Sidomulyo 2012 (Esi, Rina, Achi, Suri, Amanda, Tantri, Rani, Arini, Mas Aji, Abang Yoga, Uda Frans, Nurdin dan Ivandi ) terima kasih atas kebersamaannya dalam perjuangan kita di Sidomulyo Desa Seloretno Kabupaten Lampung Selatan, terima kasih atas tempat menimba ilmu kami.

21. Adik tingkat PPKn 2010 sampai 2012 baik genap maupun ganjil terima kasih atas motivasi dan segala bantuan serta canda tawanya.

22. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Semoga amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara/i serta teman-teman berikan akan selalu mendapatkan pahala dan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan maka segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai tolak ukur penulis dimasa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, April 2013 Penulis,

(18)

1

I .PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran berupa pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun sistem politik yang demokratis, mendukung perkembangan moral dan pengetahuan mengenai kenegaraan bagi para siswa Sekolah Menengah Pertama. Indikator yang menunjukkan keberhasilan dari pemberian mata pelajaran Kewarganegaraan adalah perilaku keseharian dan prestasi belajar siswa-siswi di Sekolah Menengah Pertama. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. (Asnawi, 2009: 08).

Setiap guru memiliki pandangan masing-masing mengenai suatu keberhasilan dari proses belajar mengajar, namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya berpedoman pada kurikulum yang berlaku untuk melihat keberhasilan atau prestasi belajar siswa. Prestasi belajar di bidang pendidikan merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif

(19)

2

mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen

tes atau instrumen yang relevan.

Tabel 1.1 Data prestasi hasil ulangan akhir semester ganjil mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII A pada semester 1 SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

No Jenis Kelamin Nilai Jumlah Siswa

< 70 > 70

1 Putra 16 1 17

2 Putri 18 3 21

Jumlah Siswa 34 4 38

Persentase 90 % 10% 100%

Sumber : Data guru PKn SMP Negeri 21 Bandar Lampung

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada ujian semester ganjil siswa kelas VII.A SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 masih kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 4 siswa (10%) dan yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan sebanyak 34 siswa (90%). Bagi siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), maka siswa tersebut harus mengikuti remedial atau perbaikan.

Nilai Kewarganegaraan siswa dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa. Faktor internal yang mempengaruhi nilai tersebut adalah faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), dan faktor Psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan).

(20)

3

mendidik, relasi antar anggota keluarga), faktor sekolah (ketersediaan literature, kurikulum, interaksi guru dan siswa, disiplin sekolah dan metode mengajar guru). Metode mengajar oleh guru memberikan peranan cukup besar terhadap perolehan nilai siswa. Metode belajar yang hanya sebatas ceramah akan memberikan kontribusi yang kecil terhadap nilai siswa sehingga diperlukan perlakuan latihan soal pada saat pertemuan. Pemberian latihan soal akan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengulas kembali materi yang didapat pada saat pemberian ceramah oleh guru mata pelajaran kewarganegaraan.

Keberhasilan pemberian latihan soal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyertainya, yaitu waktu pemberian latihan, sistematika pemberian latihan soal dan intensitas (volume) latihan soal yang diberikan oleh guru mata pelajaran Kewarganegaraan. Latihan merupakan pengulangan suatu aktifitas yang bertujuan agar individu dapat menguasai suatu materi atau aktifitas secara baik. Pemberian latihan soal akan sangat ditentukan keefektifannya jika intensitas yang diberikan juga sesuai dengan kebutuhan siswa SMP Negeri 21 Bandar Lampung.

(21)

4

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar 2. Intensitas pemberian latihan soal

3. Motivasi dalam proses pembelajaran 4. Metode pembelajaran

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas ,maka pembatasan masalah pada penelitian ini lebih fokus pada intensitas pemberian latihan soal dalam rangka untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

1.4Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah dapat di rumuskan sebagai berikut “ Bagaimana Pengaruh Tingkat Intensitas

Pemberian Latihan Soal Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII Di SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

1.5Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

(22)

5

terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII Di SMP N 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

1.5.2 Kegunaan Penelitian

1.5.2.1Kegunaan Teoritis

Penelitian tentang pengaruh tingkat intensitas pemberian latihan soal terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII di SMP N 21 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013, secara teoritis mengembangkan konsep, teori, prinsip, dan prosedur ilmu pendidikan yang termasuk ke dalam ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang hak untuk mendapatkan pendidikan dengan lebih baik.

1.5.2.2Kegunaan Praktis

Secara praktis, kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai motivasi bagi peneliti pada khususnya dan bagi guru

pada umumnya guna meningkatkan potensi atau kemampuannya dalam dunia pendidikan.

(23)

6

3. Memberikan masukan kepada guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.

4. Mengoptimalkan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang lebih baik

5. Bagi sekolah penelitian ini berguna untuk memberikan dukungan, fasilitas dan sarana dalam mengoptimalisasikan prestasi belajar siswa.

1.6Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1 Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini termasuk dalam lingkup ilmu pendidikan khususnya Pendidikan Kewarganegaraaan guna meningkatkan prestasi belajar dalam rangka melaksanakan hak dan kewajiban dalam mengikuti proses pembelajaran, yang merupakan bentuk pelayanan pembelajaran yang menjadi hak warga negara.

1.6.2 Ruang Lingkup Subjek

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

1.6.3 Ruang Lingkup Objek

(24)

7

1.6.4 Ruang Lingkup Wilayah

Wilayah penelitian ini adalah SMP Negeri 21 Bandar Lampung

1.6.5 Ruang Lingkup waktu

(25)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Deskripsi Teoritis

2.1.1 Tinjauan Umum Prestasi Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar

Sejak awal kehidupan, manusia pasti terlibat dengan kegiatan belajar yang tak terhitung jumlahnya, mulai dari hal yang sederhana sampai kepada belajar menguasai hal-hal yang kompleks. Cakupan jenis belajar meliputi hal-hal yang bersifat pengetahuan, keterampilan, maupun belajar menyikapi nilai-nilai yang diperoleh seseorang melalui pergaulan.

(26)

9

Belajar menurut A.Suhaenah Suparno (2001: 2) belajar adalah suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh ssuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.

Sedangkan menurut Gagne dalam Slameto (2003: 37) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi karena adanya proses interaksi antara stimulus dan respon, dimana proses belajar ini terjadi apabila seseorang menunjukkan tingkah laku yang berbeda yang lebih baik dari sebelumnya.

2.1.1.2Proses Belajar

(27)

10

Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, efektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa

Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S.R Bond dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga fase, antara lain :

a. Fase informasi (tahap penerimaan materi) b. Fase transformasi (tahap pengubahan materi) c. Fase evaluasi (tahap penilaian materi)

Menurut Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam 3 tahapan, antara lain :

a. Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi) b. Storage (tahap penyimpanan informasi)

c. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi) Beberapa proses dalam kegiatan belajar :

1. Mendengarkan

adalah salah satu aktivitas belajar, setiap orang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau mahasiswa diharuskan mendengarkan apa yang guru (dosen) sampaikan.

2. Memandang

(28)

11

seorang pelajar memandang papan tulis yang berisikan tulisan yang baru saja di guru tulis, tulisan yang pelajar pandang itu menimbulkan kesan dan selanjutnya tersimpan dalam otak.

3. Meraba, Membau, dan Mencicipi / Mencecap

Adalah indera manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar, artinya aktivitas meraba, membau, dan mencecap dapat memberikan kesempatan bagi orang untuk belajar, tentu saja aktivitasnya harus di sadari oleh suatu tujuan.

4. Menulis atau mencatat

Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi yang tidak hanya bersifat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil dari bahan bacaan.

5. Membaca

(29)

12

6. Mencari ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi 7. Mengamati tabel-tabel, diagram- diagram dan bagan-bagan 8. Menyusun paper atau kertas kerja

9. Mengingat 10.Berfikir

11.Latihan atau praktek

2.1.1.3Macam-Macam Gaya Belajar Siswa

Gaya belajar siswa atau student learning style dapat diartikan sebagai karakteristik kognitif, afektif, dan perilaku psikologis seorang siswa tentang bagaimana dia memahami sesuatu, berinteraksi dan merespons lingkungan belajarnya, yang bersifat unik dan relatif stabil.

Kolb mengklasifikasikan Gaya Belajar Siswa ke dalam empat kecenderungan utama yaitu:

1. Concrete Experience (CE). Siswa belajar melalui perasaan (feeling), dengan menekankan segi-segi pengalaman kongkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Siswa melibatkan diri sepenuhnya melalui pengalaman baru, siswa cenderung lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya.

(30)

13

dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi. Siswa menciptakan konsep-konsep yang mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat, dengan mengandalkan pada perencanaan yang sistematis.

3. Reflective Observation (RO). Siswa belajar melalui pengamatan (watching), penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati. Siswa akan menggunakan pikiran dan perasaannya untuk membentuk opini atau pendapat, siswa mengobservasi dan merefleksi pengalamannya dari berbagai segi.

4. Active Experimentation (AE). Siswa belajar melalui tindakan (doing), cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya. Siswa akan menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya. Siswa menggunakan teori untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan.

2.1.1.4Pengertian Prestasi Belajar

(31)

14

tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Melalui prestasi belajar inilah dapat diketahui taraf penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.

Pengertian prestasi belajar diungkapkan oleh Oemar Hamalik dalam sukmajaya (2007: 68) menyatakan prestasi belajar merupakan sesuatu yang dibutuhkan seseorang untuk mengetahui kemampuan setelah melakukan kegiatan yang bersifat belajar, karena prestasi adalah hasil belajar yang mengandung unsur penelitian, hasil usaha kerja dan ukuran kecakapan yang dicapai suatu saat.

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. (Asnawi, 2009: 08)

Sedangkan Hendari Nawawi dalam Rahmat Hidayat (2007: 25) menjelaskan tentang prestasi belajar yaitu tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor, diperoleh dari hasil tes mengenai materi pelajaran yang telah disajikan.”

Winkel (1996: 226) mengemukakan bahwa prestasi belajar

merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh

seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum

yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha

(32)

15

Selain itu surya dalam Rahmat Hidayat (2004: 57) mengemukakan prestasi belajar adalah seluruh kecakapan hasil yang dicapai (achivement) yang diperoleh melalui proses belajar berdasarkan tes belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang yang dapat dilihat dari hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan proses dan usaha belajar.

2.1.1.5Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Perbedaan prestasi belajar antara satu siswa dengan yang lain menunjukkan kadar daya serap siswa terhadap materi pelajaran bervariasi dengan tingkat keberhasilan maksimal, optimal, minimal, dan kurang. Hal ini merupakan fenomena yang selalu menarik untuk dicermati penyebabnya.

Sebagaimana dikemukakan Muhibbin Syah (2006: 144) bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh setidaknya dua faktor yaitu (1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa (2) Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa)

(33)

16

ekstern, kedua faktor ini sangat mempengaruhi dalam proses belajar mengajar di sekolah, yaitu:

1) Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu

yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari :

a. Faktor Jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)

1) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap kondisi

badan beserta bagian-bagian berpengaruh terhadap

proses belajar seorang anak. Proses belajar seorang

anak terganggu jika kondisi badannya tidak sehat,

sehingga berpengaruh pula pada hasil belajar yang

akan dicapainya.

2) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang

baik atau kurang sempurnanya kondisi fisik tubuh atau

badan. Keadaan cacat tubuh juga akan mempengaruhi

cara belajar, karena kondisi seperti ini akan

menyulitkan seseorang anak untuk menyesuaikan diri

dengan siswa yang tubuhnya normal. Siswa yang

mengalami cacat tubuh juga akan berpengaruh

terhadap cara belajar anak tersebut, sehingga kondisi

fisik yang cacat akan menggangu proses belajar anak.

b. Faktor Psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat,

(34)

17

1) Inteligensi

Inteligensi adalah “kecakapan yang terdiri dari tiga

jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan

menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan

cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan

konsep-konsep yang abstrak secara efektif,

mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan

belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang

mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih

berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi

yang rendah.

2) Perhatian

Perhatian menurut Ghazali dalam Slameto (2003: 56)

adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun

semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal)

atau sekumpulan objek dari siswa yang mempunyai

perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya,

sehingga sesuatu yang menjadi pusat perhatian tentu

akan memperoleh hasil yang lebih baik, sebaliknya

jika bahan pelajaran tidak menjadi pusat perhatian

siswa maka akan timbul kebosanan, sehingga dia

tidak suka lagi belajar, akibatnya belajar siswa

(35)

18

3) Minat

Minat adalah kecenderungan beberapa kegiatan yang

tepat untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar,

karena bila bahan pelajaran yang tidak dipelajari

sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan

belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya

tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik minat

siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena

minat menambah kegiatan belajar.

4) Bakat

Bakat atau aptitude Menurut Hilgard dalam Slameto

(2003: 57) adalah kemampuan untuk belajar.

Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi

kesempatan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

Jika bahan pelajaran dipelajari siswa sesuai dengan

bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena dia

senang belajar dan pastilah selanjutnya dia lebih giat

lagi dalam belajar.

5) Motif

Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang

akan dicapai. Dalam proses belajar haruslah

diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar

(36)

19

motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian,

merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang

berhubungan atau menunjang belajar.

Motif yang kuat sangat perlu di dalam proses belajar,

didalam membentuk motif yang kuat itu dapat

dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan atau

kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang

memperkuat.

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam

pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya

sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

Anak yang sudah matang (siap) belum dapat

melaksankan kecakapannya sebelum belajar. Jadi

kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu

tergantung dari kematangan dan belajar.

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesedian untuk memberi respon atau

bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri

seseorang dan juga berhubungan dengan

kematangan, karena kematangan berarti kesiapan

untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan perlu

(37)

20

belajar dan padanya sudah ada kesiapan maka hasil

belajarnya akan lebih baik.

c. Faktor Kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi belajar, karena apabila

jasmani dan rohani mengalami kelelahan maka sulit

sekali untuk berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan

daya untuk bekerja. Selanjutnya perlu dilihat faktor

eksternalnya.

2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada di luar individu

yang sedang belajar. Faktor eksternal tersebut

dikelompokan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga,

faktor sekolah dan faktor masyarakat.

a. Faktor keluarga

a) Cara orang tua mendidik

Tingkat pendidikan orang tua berhubungan erat dengan cara

mendidik anak. Orang tua yang kurang atau tidak

memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan

anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya, sehingga

hasil yang dicapai tidak memuaskan bahkan mungkin gagal

dalam studinya

b) Relasi antara anggota keluarga

Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi

(38)

21

keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik dalam

anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang

penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan

bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk

mensukseskan belajar anak.

c) Suasana rumah

Suasana rumah adalah situasi atau kejadian-kejadian yang

sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan

belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor yang

penting, suasana rumah yang gaduh atau ramai tidak akan

memberi ketenangan kepada anak yang sedang belajar.

Susasana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar

yang terlalu banyak penghuninya. Suasana rumah tegang,

ribut, dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antar anggota

keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan anak

menjadi bosan berada di rumah, suka keluar rumah

akibatnya belajar si anak menjadi kacau.

d) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan

belajar anak. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin,

kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya

kesehatan anak terganggu, sehingga belajar anak juga

terganggu. Sebaliknya pada keluarga yang kaya raya, jika

(39)

22

memanjakan anak, maka akibatnya anak kurang

memusatkan perhatian kepada belajar. Hal tersebut juga

dapat menggangu belajar anak.

e) Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila

anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas

rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat,

dan orang tua wajib memberi pengertian dan mendorong

semangatnya dan membantu sedapat mungkin kesulitan

yang dialami anak disekolah. Kalau perlu menghubungi

guru anaknya, untuk mengetahui perkembangan anak.

f) Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga

mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu ditanamkan

kepada anak kebiasaan-kebiasaan yang baik agar

mendorong anak untuk belajar.

b. Faktor sekolah

a) Metode mengajar guru

Metode mengajar guru adalah suatu cara yang harus dilalui

dalam mengajar. Metode mengajar mempengaruhi belajar,

metode mengajar guru yang kurang baik akan

mempengaruhi belajar siswa tidak baik pula. Agar siswa

dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus

(40)

23

b) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai jumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa. Kurikulum yang kurang baik akan

berdampak negatif terhadap prestasi belajar siswa.

c) Interaksi guru dan siswa

Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh interaksinya dengan

gurunya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa

secara akrab, akan menyebabkan proses belajar mengajar

kurang lancar. Siswa akan merasa jauh dari guru, sehingga

menyebabkan siswa enggan berpartisipasi secara aktif

dalam proses pembelajaran

d) Interaksi siswa dengan siswa

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana,

tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang

saling bersaing secara tidak sehat. Suasana kelas terbina,

bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak.

Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang

kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah

diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin akan

diasingkan dalam kelompok.

Hal tersebut akan menggangu proses belajar siswa. Siswa

akan menjadi malas untuk masuk sekolah karena di sekolah

mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari

(41)

24

e) Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubunganya dengan kerajinan

siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Seluruh staf

sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan

disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu

juga memberi pengaruh yang positif terhadap proses

belajar.

f) Alat pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa,

karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu

mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan

yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan

memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan

kepada siswa, jika siswa mudah menerima pelajaran dan

menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan

maju.

g) Keadaan gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi

karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan

gedung yang memadai. Keadaan gedung yang kurang

(42)

25

c. Faktor masyarakat

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan

terhadap pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam

kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya

berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan

lain-lain hal tersebut akan menyebabkan proses belajarnya

terganggu.

b) Mass media

Bagian yang termasuk dalam mass media adalah bioskop,

radio, TV, surat kabar, majalah, buku, komik dan lain-lain.

Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik pula

terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya.sebaliknya

mass media yang jelek juga berpengaruh negatif terhadap

siswa. Sebagai contoh, siswa yang menonton film atau

membaca cerita-cerita detektif, pergaulan bebas, percabulan

akan berpengaruh untuk berbuat seperti tokoh yang

dikagumi dalam cerita tersebut. Jika tidak ada kontrol dan

pembinaan dari orang tua akan menyebabkan semangat

belajar siswa menurun dan bahkan mundur sama sekali.

c) Teman bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat

(43)

26

bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri

siswa, begitu juga sebaliknya.

Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah di

usahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik

dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari

orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.

d) Bentuk kehidupan masyarakat

Kehidupan masayarakat di sekitar siswa juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari

orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan

mempunyai kebiasaan yang tidak baik akan berpengaruh

negatif terhadap siswa yang berada disitu. Sebaliknya jika

lingkungan anak adalah orang-orang terpelajar yang

baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya,

antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan

anaknya tersebut. Hal tersebut dapat mendorong semangat

siswa untuk belajar lebih giat lagi.

Berdasakan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar siswa dipengaruhi oleh beberpa faktor yaitu

1. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang

(44)

27

a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)

b. Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan dan kesiapan)

c. Faktor kelelahan

2. Faktor eksternal, faktor eksternal adalah yaitu faktor yang ada

di luar individu yang sedang belajar. Faktor eksternal tersebut

dikelompokan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor

sekolah dan faktor masyarakat

a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang

kebudayaan)

b. Faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, interaksi

guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, standar

belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan

tugas rumah)

c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

2.1.1.6Karakteristik Prestasi Belajar

(45)

28

1. Prestasi belajar merupakan tingkah laku yang dapat diukur. Untuk mengukur tingkah laku tersebut dapat digunakan tes prestasi belajar.

2. Prestasi menunjuk kepada individu sebagai sebab, artinya individu sebagai pelaku.

3. Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya, baik berdasarkan atas kriteria yang ditetapkan terlebih dahulu atau ditetapkan menurut standar yang dicapai oleh kelompok.

4. Prestasi belajar menunjuk kepada hasil dari kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan disadari

2.1.1.7Tingkat Keberhasilan Belajar

Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai tingkat mana prestasi belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah proses belajar mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :

(46)

29

2. Baik sekali/Optimal : apabila sebagian besar (76% s.d 99% bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa)

3. Baik/Minimal : apabila bahan pelajaran yang

diajarkan hanya 60% s.d 75% saja yang dikuasai oleh siswa

4. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa

Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam pelajaran dan persentase keberhasilan siswa dalam mencapai TIK (Tujuan Instruksional Khusus) tersebut,dapatlah diketahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan siswa dan guru.

2.1.2 Tinjauan Umum Pemberian Latihan Ssoal 2.1.2.1Pengertian Latihan Soal

Pemberian tugas adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan menugaskan peserta didik untuk melakukan serangkaian kegiatan di luar jam pelajaran tatap muka.

(47)

30

dengan istilah pekerjaan rumah (PR). Dengan pemberian tugas dalam diri peserta didik akan tumbuh kreativitas dan kebiasaan untuk melakukan serangkaian latihan dan kegiatan belajar di luar tatap muka di samping memperoleh serangkaian pengetahuan atau keterampilan.

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya belajar memperdalam suatu pelajar melalui berbagai sumber informasi dan dengan cara yang berbeda-beda dapat dilakukan melalui pembiasaan dalam bentuk suatu latihan berupa soal-soal secara berkesinambungan.

Latihan merupakan suatu kegiatan dalam pembelajaran dan pembiasaaan diri agar siswa lebih aktif, inovatif, pandai, terampil dan terbiasa dalam memahami suatu mata pelajaran baik disekolah maupun di rumah.

Pengertian latihan dalam hubungan mengajar dan belajar adalah suatu tindakan atau perbuatan penggulangan yang bertujuan untuk lebih memantapkan hasil belajar (Oemar Hamalik, 2005: 95)

S.Nasution M.A (1999: 112) menyatakan bahwa latihan sebagai usaha untuk memantapkan penguasaan bahan pelajaran oleh siswa, harus direncanakan kegiatan-kegiatannya dan harus dipandang sebagai bagian integral dari persiapan pelajaran harian ataupun mingguan.

(48)

31

informasi baru dalam daya ingat kerja ke daya ingat jangka panjang.

Wasty Soemanto (2006: 113) menyatakan bahwa latihan adalah aktivitas dalam proses belajar.orang yang melaksanakan kegiatan berlatih tentunya sudah mempunyai dorongan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat mengembangkan sesuatu aspek pada dirinya. Hasil dari latihan itu sendiri akan berupa pengalaman yang dapat mengubah diri subjek serta mengubah lingkungannya.

Berdasarkan beberapa pengertian latihan soal menurut beberapa para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa latihan adalah suatu kegiatan pengulangan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk memotivasi siswa lebih memahami bahan pelajaran agar mendapatkan hasil yang lebih baik.

2.1.2.2Manfaat Latihan Dalam Pembelajaran

Menurut Oemar hamalik (2005: 95) latihan bermanfaat dalam proses pembelajaran, karena

1. Latihan memeberikan pengalaman pendidikan bagi para siswa

2. Latihan dapat memantapkan hasil belajar, penguasaan aspek-aspek perubahan tingkah laku siswa, seperti: kebiasaan, keterampilan, sikap, pengertian, penghargaan. 3. Latihan berfungsi mengembangkan kemampuan berfikir

(49)

32

4. Latihan penting artinya untuk kehidupan sehari-hari bagi para siswa, misalnya : transfer belajar

5. Latihan membantu cara pembelajaran yang lebih efektif, seperti : mengingat (memorization), meniru dan otomatisasi jawaban-jawaban.

6. Latihan dapat mendorong dan memperluas motivasi belajar para siswa.

Manfaat tersebut menggambarkan bahwa asas latihan dalam pembelajaran sangat esensial bagi tercapainya hasil belajar.

2.1.2.3Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Ulangan dan Latihan

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar latihan efektif:

1. Lingkungan belajar besar pengaruhnya dalam latihan. Lingkungan terdiri dari: lingkungan kelas, sekolah, keluarga dan masyarakat

2. Latihan harus fungsional, artinya berfungsi bagi diri siswa itu sebabnya latihan harus menarik minatnya. Memang sering ada pelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa. Untuk itu hendaknya siswa harus dilatih dahulu dengan hal-hal yang berdekatan

(50)

33

untuk menguasai kecakapan-kecakapan tertentu dengan pemimpin guru.

4. Latihan dilaksanakan tepat pada waktunya. Latihan akan berhasil baik, bila dilaksanakan dalam saat yang tepat artinya tidak terlalu cepat tetapi juga tidak terlambat. Latihan diberikan setelah siswa memahami dengan benar sesuatu bahan, lalu dilaksanakan latihan utnuk mencapai kecepatan

5. Efektivitas suatu latihan bergantung pada banyaknya bahan. Bahan yang terlalu banyak memerlukan waktu lama. Bila bahan itu tidak bermakna maka waktu yang diperlukan untuk latihan juga akan lebih lama. Sebaliknya, kalau bahan yang dipelajari tidak terlalu banyak dan juga merupakan bahan-bahan yang bermakna, maka waktu latihan akan berkurang dan hasil latihan akan lebih baik. 6. Distribusi latihan mempengaruhi keefektifan program

latihan. Distribusi latihan ada dua jenis,yaitu massed practice dan distributed practice. Jenis distribusi mana yang dilakukan tergantung pada kondisi tertentu. Pada

(51)

34

bertalian dengan unitek tersebut sebaiknya digunakan

distributed practice, dimana waktu istirahat lebih lama dan periode latihan itu dalam jangka pendek.

2.1.2.4Bentuk-Bentuk Latihan Soal

Beberapa bentuk latihan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, yang sesuai dengan teori belajara menurut Oemar Halik (2005: 97) yaitu

1. Ulangan

Ulangan berarti mengulang suatu perbuatan berkali-kali, ulangan yang dikatagorikan sebagai latihan ialah apabila ulangan itu merupakan suatu usaha dalam rangka latihan dengan tujuan memperteguh atau memperkuat penguasaan hasil belajar. Dengan demikian hasil belajar itu menjadi miliknya dan bermanfaat bagi hidupnya.

2. Latihan otomatisasi

Upaya untuk memantapkan keterampilan-keterampilan otomatis yang telah diperolehnya

3. Review atau Reteaching

(52)

35

4. Pratice

Suatu keterampilan dapat dikuasai oleh siswa bila telah mengalami proses latihan (pratice). Latihan adalah paling esensial dalam kondisi belajar.Pratice is appropriate whenever a more or less fixed pattern of automatic

response is needed (Hoover, 1996, h. 390) latihan tidak memerlukan ulangan yang betul-betul sama, misalnya belajar mengetik, menyetir mobil dll.

5. Review dan practice

Kedua teknik memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah kedua tekhnik ini merupakan keharusan belajar dalam kelas, practice merupakan aspek yang penting dari review, sedangkan review menggunakan

(53)

36

2.1.2.5Peraturan Umum Menyusun Soal Esai dan Pilihan Ganda Menulis soal yang baik merupakan suatu seni yang memerlukan latihan yang cukup banyak. Tetapi sekalipun pemula dapat menulis soal yang mempunyai mutu yang cukup tinggi dengan mengikuti serangkaian peraturan yang penting. Thorndike dan E. Hagen, dalam bukunya Measurement and evaluation in Psychology and Education dikutip dalam Oemar Hamalik (2006: 226) mengungkapkan beberapa petunjuk singkat dalam pembuatan soal item-item tes, diantaranya sebagai berikut :

1. Menyusun soal esai

a. Camkan dalam hati, proses mental bagaimana yang diharapkan dari siswa dalam menjawab suatu pertanyaan b. Gunakan materi novel dan sistematika pengorganisasian

dalam pertanyaan berbentuk esai.

c. Mulailah suatu pertanyaan dalam bentuk kata: bandingkanlah…, bedakan…., dan seterusnya. Jangan

memulai suatu pertanyaan dengan kata: apa…, siapa…,

kapan…, dan sebagainya.

d. Tulislah pertanyaan sedemikian rupa sehingga jelas dan tidak kabur/membingungkan bagi siswa.

(54)

37

f. Yakinlah bahwa setiap pertanyaan dimaksudkan untuk mengungkapkan tingkah laku dari para siswa.

g. Sesuaikan panjang jawaban beserta kompleksitasnya dengan tingkat kematangan siswa.

2. Menyusun soal pilihan ganda

Soal pilihan ganda terdiri atas stem (pokok soal) yang dinyatakan dalam pertanyaan atau bentuk pertanyaan yang tidak lengkap dengan beberapa kemungkinan jawaban. Kemungkinan jawaban disebut alternatif dan alternatif jawaban salah disebut distractor (pengecoh). Fungsinya adalah mengecohkan siswa yang belum menguasai hasil belajar khusus yang akan diukur oleh soal. Soal yang berikut menjelaskan kegunaan stem yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan dan bentuk pernyataan yang tidak lengkap.

Soal pilihan ganda berguna mengukur prestasi belajar pada tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. Oleh karena banyak gunanya, soal pilihan ganda merupakan soal yang paling banyak digunakan diantara tes objektif.

Peraturan untuk menyusun soal pilihan ganda ;

a. Tulis item yang menyajikan suatu masalah tertentu b. Setiap item harus memformulasikan suatu masalah

(55)

38

c. Masukan item sebanyak mungkin dalam bagan dan gunakan option sependek mungkin

d. Gunakan “materi novel” dalam memformulasikan masalah dan pengukuran kemampuan dan pengertian dari prinsip-prinsip yang disusun

e. Gunakan hal “negative” sedikit mungkin

f. Usahakan hanya ada satu jawaban yang palin tepat g. Usahakan bahwa pilihan pertanyaan jawaban yang

salah masih dapat diterima dan masuk akal

h. Usahan bahwa tidak ada pertanyaan yang tidak disengaja bisa dianggap sebagai jawaban yang tepat i. Gunakan option dengan pertanyaan “tak satu pun”

hanya jika kunci jawaban antara betul dan salah

j. Hindarkan option “semuanya” atau “semuanya dari

pernyataaan diatas” dalam item multiple choice

k. Hindari alternatif “tidak satu pun dari yang diatas” dan “semua yang diatas”

l. Kaji ulang setiap soal yang sudah lengkap untuk mengetahui kejelasan dan kesesuaianya dengan hasil belajar yang diukur.

2.1.3 Pengaruh Intensitas Pemberian Latihan soal Terhadap Prestasi Belajar

(56)

39

ingat dan daya serap siswa dalam memahami pelajaran dengan mudah. Dengan pemberian latihan soal secara berkesinambungan akan membuat siswa terbiasa untuk lebih banyak mencari tahu hal-hal yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari sehingga siswa memperoleh banyak pengalaman.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Teori Thorndike dengan S-R Bond Theorynya menyusun hukum-hukum belajar sebagai berikut :

a. Hukum pengaruh (The Law of effect)

Hubungan-hubungan diperkuat atau diperlemah tergantung pada kepuasan atau ketidaksenangan yang berkenaan dengan pergunaanya

b. Hukum Latihan (The law exercise)

Atau prinsip use and disuse. Apabila hubungan itu sering dilatih, maka ia akan menjadi kuat (fixed)

c. Hukum Kesediaan/kesiapan (The law of readiness) Apabila suatu ikatan (Bond) siap untuk berbuat, perbuatan itu memberikan kepuasaan, sebaliknya apabila tidak siap maka akan menimbulkan ketidakpuasaan / ketidaksenangan / terganggu.

Bila kita lihat teori Thorndike diatas terdapat hukum latihan (the law exercise) dimana dalam hukum latihan tersebut dikatakan bahwa apabila sering dilatih maka ia akan menjadi kuat.

(57)

40

Latihan soal dapat diberikan dalam setiap pertemuan dengan jumlah soal yang bervariasi antara 3 sampai 5 soal dengan bentuk soal yang diberikan yang berbeda, yaitu ada yang bentuk soal uraian ada juga bentuk soal pilihan ganda.

Dalam intensitas pemberian latihan soal tersebut diselingi dengan tugas-tugas kelompok yang membahas masalah-masalah yang sedang terjadi di masyarakat dan masalah tersebut berkaitan dengan materi yang sedang dibahas.

Tugas tersebut diberikan kepada siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah dikehidupan nyata agar siswa dapat mengimbangi materi yang diberikan oleh guru dengan keadaan nyata yang mereka hadapi di lingkungan masyarakat.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh intensitas pemberian latihan soal terhadap prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bandar lampung Tahun Ajaran 2012/2013

2.2 Kerangka Pikir

(58)

41

- Banyak nya bahan atau materi latihan soal (intelegensi), kematangan, bakat, minat, perhatian, motivasi, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern) meliputi keadaan dan lingkungan keluarga, guru dan cara mengajar, sarana dan fasilitas, lingkkungan sekolah dan kesempatan. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung kepada siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka pikir

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(59)

42

Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII Di SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

(60)

96

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh tingkat intensitas pemberian latihan soal terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII SMP Negeri 21 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013 maka dapat diambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pengujian data tentang pengaruh tingkat intensitas pemberian latihan soal terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, diketahui ada pengaruh yang sangat signifikan antara intesitas pemberian latihan soal dalam meningkatkan prestasi siswa kelas VII di SMP Negeri 21 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013. Ini dibuktikan dengan hasil perhitungan yang menggunakan rumus Chi Kuadrat dengan koefisien

(61)

97

memahami dan mengingat materi pelajaran. Memperkaya ilmu pengetahuan siswa mengenai materi-materi yang telah diberikan oleh guru dapat dilakukan dengan cara membaca buku maupun bertanya dengan guru mata pelajaran yang berguna untuk membentuk pola pikir siswa menjadi pola pikir yang kritis. Pemberian latihan soal menjadi stimulus positif bagi siswa dalam mencari informasi lebih banyak lagi mengenai materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang tinggi.

5.2Saran

1. Kepada Kepala Sekolah diharapkan agar dapat memberikan dukungan terhadap cara-cara yang lebih tepat bagi guru guna meningkatkan hasil belajar siswa, dengan cara memperhatikan fasilitas yang dimiliki sekolah, yang bertujuan memberi kemudahan bagi siswa dalam mendukung kegiatan belajar. Fasilitas tersebut baik dari sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah.

2. Kepada guru mata pelajaran diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara maksimal dengan cara lebih mengaktifkan pemberian latihan soal dengan peningkatan intensitas pemberian latihan soal, dan memberikan bentuk-bentuk latihan soal yang cukup bervariasi agar siswa yang mengerjakannya tidak merasa bosan.

(62)

Bentuk-98

bentuk kreativitas tersebut dapat berupa pemanfaatan kemajuan teknologi demi kebutuhan ilmu pengetahuan, dan juga menggunakan metode-metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa jenuh ketika proses belajar berlangsung.

3. Kepada siswa-siswi SMP Negeri 21 Bandar Lampung agar lebih dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal, dengan cara menambah jam belajar di rumah, lebih sering untuk mengerjakan latihan-latihan soal guna menambah pengetahuan tentang materi pelajaran. Dan siswa juga diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas yang sudah tersedia di lingkungan sekolah, sehingga materi yang diberikan oleh guru dapat diperjelas dengan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah, sehingga dapat menumbuhkan minat belajar terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan dapat meningkatkan hasil belajar terutama dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta ---. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Asnawi, Yahya. Prestasi Belajar. Blogspot. Tina chen. 05 Januari 2013. Http://artikeleaby.blogspot.com/prestasi-belajar.html.

Basrowi dan Soeyono. 2007. Metode Analisis Data Sosial. CV.Jenggala Pustaka Utama. Kediri. 367 Halaman.

Djamarah, Bahri Syaiful.2008. Psikologi Belajar. Banjarmasin: Rineka cipta. 257 halaman.Edisi II.

Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta.

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara ---. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Harjanto. 2000. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.355 Halaman. Hengkiriawan.25 maret 2012. Http://Hengkiriawan.blogspot.com/2012/03/

Pengertian-prestasi-belajar.html.21 Desember 2012.

Hidayat, Rahmat. Hubungan Interaksi Sosial Dalam Kelompok Teman Sebaya Dengan Prestasi Belajar PKn Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Sukoharjo

Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi Universitas Lampung: tidak

diterbitkan.

Nazir, Moh. 2003. Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 517 Halaman. Nasution, S. 1999. Kurikulum dan Pengajaran. Bumi Aksara. Jakarta. 265

Halaman.

(64)

Roviki. 10 November 2011. http://id.shvoong.com/how=to/careers/2227734 pengertian-ciri-ciri-dan-karaktristik/#ixzz2Cm4ZIpSV.20 Desember 2012.

Saifuddin, Azwar MA.2005. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 191 Halaman.

Salvin, Robert Et. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.Indeks. 315 halaman. Edisi 8.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suparno, A.Suhaenah. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. 180 Halaman.

Sudrajat, Akhmad. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/12/07/gaya-belajar siswa-menurut-david-kolb/ . 13 februari 2013

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.raja Grafindo Persada. Wawo, Bunyamin.28 Mei 2010.http://ncuhiwawo.blogspot.Com/2010/05/

Gambar

Gambar 1. Kerangka pikir

Referensi

Dokumen terkait

dan minat baca. Kesimpulan yang diambil adalah: 1) ” ”Ada pengaruh intensitas belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas VIII di MTs N 1

DALAM PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHAHAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARTASURA

Kelas Dengan Tingkat Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akhlak Kelas VII Di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta Tahun ajaran 2011/2012”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII di

Berdasarkan dari hasil penelitian dan juga pembahasan tentang analisis butir soal Ujian Penilaian Tengah Semester Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas VII SMP Muhammadiyah

Apakah penerapan metode index card match dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) kelas VII A SMP

Hasil Validitas produk pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktifpada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII Semester Genap yaitu: (1) menurut

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kognitif soal yang ada pada buku siswa kurikulum 2013 kelas VII SMP mata pelajaran matematika dalam