• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MATA PELAJARAN PKn KELAS VII DI SMP NEGERI 1MELAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MATA PELAJARAN PKn KELAS VII DI SMP NEGERI 1MELAYA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

UNTUK MATA PELAJARAN PKn KELAS VII

DI SMP NEGERI 1MELAYA

I Kadek Nulus Cittalaksana

1

, Nyoman Wirya

2

, I Kadek Suartama

3 1,2,3

Jurusan Teknologi Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {kadek.nulus@gmail.com

1

, nyoman.wirya14@gmail

.

com

2

,

deksua@gmail.com

3

}

Abstrak

Pembelajaran PKn di SMP N 1 Melaya belum maksimal. Hal ini dikarenakan guru menggunakan media buku dan papan tulis pada proses pembelajaran, sehingga dilakukan penelitian produk multimedia pembelajaran interaktif pelajaran PKn. Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui rancang bangun pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif mata pelajaran PKn, (2) mengetahui kualitas produk Multimedia Pembelajaran Interaktif mata pelajaran PKn, dan (3) mengetahui perbedaan hasil belajar PKn sebelum dan setelah menggunakan Multimedia Pembelajaran Interaktif. Penelitian ini menggunakan model ADDIE dengan merancang flowchart dan storyboard sebagai dasar merancang produk. Validasi media dilakukan oleh ahli isi mata pelajaran, ahli desain dan media pembelajaran, 3 siswa uji coba perorangan 12 uji coba kelompok kecil, dan 30 uji coba lapangan. Efektivitas multimedia interaktif dilakukan oleh 39 siswa dengan menggunakan pre-test dan post-test. Data dikumpulkan dengan metode observasi, dokumentasi, wawancara,tes, dan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif, kuantitatif, dan statistik inferensial, yaitu uji-t.Hasil penelitian ini adalah (1) rancang bangun pengembangan multimedia interaktif; (2) kualitas hasil pengembangan media menurut review ahli dan siswa. Hasil validasi media yang dilakukan oleh:(a) ahli isi mata pelajaran 83,3%berkualifikasi baik; (b) ahli desain pembelajaran 71,7% berkualifikasi cukup baik; (c) ahli media pembelajaran 88% berkualifikasi baik. serta (d) uji coba perorangan 83,3%berkualifikasi baik, uji coba kelompok kecil 90,7 %berkualifikasi sangat baik, dan uji coba lapangan 89,13% berkualifikasi sangat baik; (3) efektivitas hasil pengembangan multimedia interaktif yang diperoleh menunjukkan thitung =9,28> ttabel =2,000.Sehingga terdapat perbedaan yang

signifikan pada hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia interaktif.

Kata-kata kunci: pengembangan, multimedia, Pendidikan Kewarganegaraan

Abstract

Civics learning process in SMPN1 Melaya was not maximized. It was because teachers only used books and blackboard as media of learning process, so then occurred are search of Civics multimedia interactive learning products. This study aims to: (1) understand the design development of Interactive Learning Multimedia of Civics subjects, (2) understand the quality of the products Interactive Learning Multimedia of Civics subjects, and (3) understand the differences inlearning outcomes of Civics before and after using the Interactive Learning Multimedia. This study uses ADDIE model in designing flowcharts and story boards as a basis for designing a product. Media Validationis done by expert content of subjects,design experts and the learning media, 3 students in personal testing, 12 in small group testing, and 30 field testing. The effectiveness of interactive multimedia performed by 39 student susing the pre-test and

(2)

post-test. Data was collected use the method of observation, documentation, interview, test, and questionnaire. Analyzed using descriptive qualitative, quantitative, and inferential statistics, namely t-test. The results of this study are (1) design of interactive multimedia development; (2) the quality of results according to review of media development experts and students. The results of the validation performed by: (a) the expert of subject content was 83.3% well-qualified; (b) instructional design experts was 71.7% qualified pretty well; (c) instructional media expert was 88% well qualified. And (d) personal testing was 83.3% well-qualified, small group testing was 90.7% very well qualified, and field testing was 89.13% very well qualified; (3) the effectiveness of interactive multimedia development results show tcount=9.28 > ttable =2.000. So there is a

significant difference in student learning out comes between before and after the used of interactive multimedia.

Keywords: development, multimedia, Civics

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar mampu bersaing seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Seperti disebutkan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (2003) yaitu,

fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi.

Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan apabila segala komponen penunjang dalam pelaksanaan pendidikan juga meningkat. Salah satu komponen pembelajaran yang amat penting dalam pembelajaran yaitu media pembelajaran. Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti buku, film, video dan sebagainya. Guru yang mengajar siswa dengan media pembelajaran kemungkinan besar memperoleh hasil belajar yang baik pula (Sadiman, 2005).

Sementara itu, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar dapat terjadi. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkasn bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan berupa materi pembelajaran yang dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan

perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Menurut Musqifon (2012:28), manfaat media dalam proses pembelajaran adalah melancarkan interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menjelaskan sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit dijelaskan secara verbal.

Peran seorang guru sangatlah penting dalam memilih media pembelajaran yang tepat. Selain itu juga diperlukan efisien yang sesuai dengan materi pelajaran. Namun, dewasa ini masih terdapat sekolah-sekolah yang pendidik atau gurunya kurang memanfaatkan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta menjadikannya sebagai salah satu media pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ni Made Kertiani, S.Pd. selaku

(3)

guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII, kurangnya pemanfaatan media oleh para guru di SMP N 1 Melaya disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru dalam membuat media khususnya Multimedia Pembelajaran Interaktif. Hal tersebut mengakibatkan penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang tersedia di sekolah tersebut belum mampu diterapkan secara maksimal.

Kurang tersedianya media cenderung membuat proses pembelajaran menjadi tidak efektif. Selain mewawancarai guru, peneliti juga mewawancarai beberapa orang siswa mengenai proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah tersebut. Beberapa siswa yang diwawancarai mengakui bahwa pembelajaran PKn yang berlangsung dirasa membosakan. Penggunaan media masih sangat konvensional seperti media cetak (buku) dan papan tulis. Penggunaan motode pembelajaran yang demikian dirasa membosankan bagi siswa. Dengan adanya fenomena tersebut, guru diharapkan agar melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan merancang suatu bentuk media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan, diketahui para siswa dan guru sangat membutuhkan media dan sumber belajar yang sesuai. Tersedianya sumber belajar berupa media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa diharapkan membuat pembelajaran menjadi efektif dan efisien.

Multimedia Pembelajaran Interaktif untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah media yang belum ada dan perlu dikembangkan di SMP N 1 Melaya. Penyajian materi pelajaran pada pokok bahasan dengan menggunakan Multimedia Pembelajaran diharapkan menarik minat siswa, membangkitkan gairah dan meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari kembali materi yang disajikan oleh guru.

Dengan keterbatasan media pembelajaran tersebut tentu menurunkan motivasi siswa dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari data dokumentasi nilai belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kelas VII D misalnya. Rata-rata kelas yang diperoleh pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan belum mencapai standar yang ditetapkan. Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 71,3 dan hasil ini belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75.

Dari analisis sarana dan prasarana yang dilakukan di SMP N 1 Melaya sudah memadai, ini terbukti dengan sudah tersedianya komputer, laptop dan LCD (Liquid Crystal Display) di sekolah tersebut. Dengan tersedianya media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, maka diharapkan pembelajaran akan berlangsung secara efektif. Efektifitas pembelajaran dapat diketahui dari perbedaan hasil belajar PKn siswa antara sebelum dan setelah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan.

Berdasarkan paparan tersebut, maka dalam penelitian ini dikengembangkan Multimedia Pembelajaran Interaktif pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 di SMP N 1 Melaya.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah rancang bangun pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif yang dikembangkan pada mata pelajaran PKn di SMP N 1 Melaya kelas VII Semester Genap? (2) Bagaimanakah kualitas produk Multimedia Pembelajaran Interaktif yang dikembangkan pada mata pelajaran PKn di SMP N 1 Melaya kelas VII Semester Genap? (3) 3. Bagaimana efektivitas produk dilihat dari perbedaan hasil belajar PKn siswa antara sebelum dan setelah menggunakan Multimedia Pembelajaran Interaktif?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut adapun tujuan yang ingin dicapai adalah (1) Untuk mengetahui rancang bangun pengembangan Multimedia

(4)

Pembelajaran Interaktif yang dikembangkan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP N 1 Melaya kelas VII Semester Genap, (2) Untuk mengetahui kualitas produk Multimedia Pembelajaran Interaktif yang dikembangkan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP N 1 Melaya kelas VII Semester Genap, (3) 3.

Untuk mengetahui efektivitas produk dilihat dari perbedaan hasil belajar PKn siswa antara sebelum dan setelah menggunakan Multimedia Pembelajaran Interaktif.

METODE

Dari berbagai model yang ada seperti model pengembangan Dick and Carey, Brog and Gall, Degeng dan lain sebagainya, model yang diterapkan pada pengembangan ini adalah model ADDIE. Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan bahwa model ini mudah untuk dipahami dan dikembangkan secara sistematik dan berpijak pada landasan teoritis desain pembelajaran. Model pengembangan ADDIE memiliki lima tahap, yaitu: (1) analisis, (2) perancangan, (3) pengembangan, (4)implementasidan (5) Evaluasi.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian pengembangan multimedia interaktif ini terdiri dari metode observasi, dokumentasi, wawancara, tes, dan angket atau kuesioner.Metode observasi dilakukan sebelum

melaksanakan penelitian pengembangan

ini adalah dengan mengobservasi fasilitas-fasilitas pembelajaran yang ada di SMP Negeri 1 Melaya.Metodepencatatan dokumen merupakan cara memperoleh data dengan jalan mengumpulkan segala macam dokumen dan melakukan pencatatan secara sistematis. Metode wawancara dilakukan dalam penelitian ini dengan menanyakan segala sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan siswa dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran PKn. Metode tes adalah pernyataan balikan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu/kelompok dengan

memberikan serentetan pertanyaan berupa tes objektif.

Adapun pembahasan uji coba instrumen tes hasil belajar adalah sebagai berikut. (1) Uji validitas instrumen.Pada tahap ini Instrumen tes objektif diujikan pada siswa kelas VIII A. Tujuan diadakannya Instrumen tes objektif ini adalah agar diketahui apakah Instrumen valid untuk digunakan pada tahap uji efektivitas atau tidak.Kelas VIII A yang ditunjuk sebagai sampel dalam uji validitas ini dikarenakan mereka mempunyai kemampuan lebih dibandingkan kelas lainnya. Selain itu, materi materi pada instrumen yang akan divalidasi juga telah mereka pelajari pada saat duduk di kelas VII.Selain itu kelas VIII A juga akan digunakan sebagai subjek pada uji reliabilitas Instrumen, uji taraf kesukaran Instrumen, uji daya beda Instrumen, dan uji efektivitas option tes.Dari hasil uji validitas Instrumen yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari tiga puluh Instrumen tes objektif yang diujikan pada siswa kelas VIII A terdapat dua puluh butir soal yang dinyatakan valid dan sepuluh butir soal yang dinyatakan tidak valid (drop).

(2) Uji reliabilitas instrument. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah Instrumen yang akan digunakan valid atau tidak jika digunakan kembali di kemudian hari.Dari hasil perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Instrumen memiliki reliabilitas KR-20 sebesar 0,83. Hasil tersebut jika dimasukan ke dalam derajat reliabiltas tes yang dikemukakan oleh Guilford (dalam Candiasa, 2010:107) termasuk ke dalam kategori sangat baik.

(3) Uji daya beda instrumen.Daya beda digunakan untuk mengetahui apakah Instrumen yang digunakan tersebut memiliki kemampuan untuk membedakan antara sampel yang pandai dengan sampel yang kurang pandai.Hasil dari uji daya beda didapatkan bahwa terdapat delapan soal memililki kategori daya beda baik, tujuh soal memiliki kategori daya beda cukup baik dan lima soal memiliki kategori kurang baik. Dari hasil perhitungan yang dilakukan dapat

(5)

disimpulkan bahwa Instrumen memiliki daya beda perangkat tes sebesar 0,22.Hasil tersebut jika dimasukan kedalam kreteria daya pembeda yang dikemukakan oleh Fernandes (dalam Koyan, 2011:141) termasuk ke dalam kriteria baik.

(4) Uji taraf kesukaran tes.Uji taraf kesukaran dilakukan untuk mengklasifikasikan tingkat kesukaran Instrumen yang memiliki kategori sukar, sedang, dan mudah. Dari 20 butir soal yang diuji, terdapat empat soal dengan taraf kesukaran “sukar”, enam soal dengan taraf kesukaran “sedang” dan sepuluh soal dengan taraf kesukaran “mudah”. Hasil tersebut kemudian digunakan sebagai Instrumen dalam uji efektivitas.

Dalam penelitian pengembangan ini digunakan juga teknik analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, analisis deskriptifkuantitatif dan analisis statistik Inferensial.Teknik analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengolah data hasil review ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, siswa dan guru mata pelajaran. Teknik analisis data ini dilakukan dengan mengelompokkan informasi-informasi dari data kualitatif yang berupa masukan,

tanggapan, kritik, dan saran perbaikan yang terdapat pada angket dan hasil wawancara. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan.Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk deskriptif persentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase dari masing-masing subyek adalah sebagai berikut.

Persentase

= (Jawaban x bobot tiap pilihan)

n x bobot tertinggi x 100%

Keterangan: ∑ = jumlah

n = jumlah seluruh item angket Selanjutnya, untuk menghitung persentase keseluruhan subyek digunakan rumus: Persentase = (F : N) x 100% Keterangan: F = jumlah persentase keseluruhansubyek N = banyak subyek

Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan sebagai berikut.

Tabel 1. Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5 (Sumber: Tegeh & Kirna, 2010)

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

90%-100% Sangat baik Tidak perlu direvisi

75%-89% Baik Sedikit direvisi

65%-74% Cukup Direvisi secukupnya

55%- 64% Kurang Banyak hal yang direvisi

0-54% Sangat Kurang Diulangi membuat produk

Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas produk terhadap hasil belajar siswa kelas VII D di SMP Negeri 1 Melaya sebelum dan sesudah menggunakan produk pengembangan multimedia pembelajaran interaktif.Data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan dengan menggunakan pre-test dan post-pre-test terhadap materi pokok yang diuji cobakan.

Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedan antara hasil pre-test dan post-test.

Pengujian hipotesis digunakan uji-t berkorelasi dengan bantuan program komputer Microsoft Office Excel 2007 dan pemutahiran hasil dengan penghitungan manual. Sebelum melakukan uji hipotesis (uji-t berkorelasi) dilakukan uji prasyarat

(6)

(normalitas dan homogenitas). Rumus untuk menghitung uji prasyarat dan uji hipotesis (uji-t berkorelasi) sebagai berikut.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor pada setiap variabel berdistribusi normal atau tidak, untuk itu dapat digunakan rumus Liliefors. Adapun tahapan uji normalitas dengan rumus liliefors adalah sebagai berikut: (a) Urutkan data sampel dari kecil ke besar dan tentukan frekuensi tiap-tiap data, (b) Tentukan nilai z dari tiap-tiap data itu, (c) Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai z berdasarkan tabel z dan diberi nama F(z), (d)

Hitung frekuensi kumulatif relatif dari masing-masing nilai z dan sebut dengan S(z), dan (e) Tentukan nilai L0 = |F(z) – S(z)|, hitung selisihnya, kemudian bandingkan dengan nilai Lt dari tabel Liliefors (Koyan, 2012:89). Kriteria pengujian : data berdistribusi normal jika L0 < Lt pada taraf signifikansi α = 0,05 atau 5%.

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan hasil uji free-test dan post-test dengan menggunakan rumus uji Fisher (F), yaitu sebagai berikut.

F =𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 (Koyan, 2012:34)

Kriteria pengujian H0 diterima jika Fhitung< Ftabel yang berarti sample homogen. Uji dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut n2 – 1.

Uji Hipotesis, Metode analisis statistik inferensial adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik inferensial untuk menguji suatu hipotesis penelitian yang diajukan peneliti, dan kesimpulan ditarik berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis. Dalam penelitian ini, statistik inferensial yang digunakan adalah uji beda. Uji beda (uji-t) dilakukan untuk menguji perbedaan nilai rata-rata hitung antara dua kelompok sampel yang berkorelasi. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1

2

n

s

n

s

r

n

s

n

s

X

X

t

(Sumber: Koyan 2012:29) Keterangan: 1

X = rata-rata sampel 1 (sebelum menggunakan media)

2

X = rata-rata sampel 2 (sesudah menggunakan media)

S1 = simpangan baku sampel 1 (sebelum menggunakan media)

S2 = simpangan baku sampel 2 (sesudah menggunakan media)

S12 = varians sampel 1 S22 = varians sampel 2

r = korelasi antara dua sampel Hasil uji coba dibandingkan ttabel dengan taraf signifikan 0,05 (5%) untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara sebelum dan sesudah menggunakan produk multimedia pembelajaran interaktif.

.

H0 :

Tidak ada perbedaan yang signifikan

(5%) antara sebelum dan sesudah

menggunakan multimedia pembelajaran

interaktif.

H1 :

Ada perbedaan yang signifikan (5%)

antara sebelum dan sesudah menggunakan

multimedia pembelajaran interaktif..

Hipotesis Statistiknya:

H0: μ1 = μ2

H1: μ1 ≠μ2 (Koyan,

2012:29) Keputusan:

Bila thitung ≥ t ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

Bila thitung ≤ dari ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dibahas empat hal pokok yaitu rancang bangun multimedia pembelajaran interaktif, Validasi multimedia pembelajaran interaktif, revisi produk, dan efektivitas pengembangan produk. Adapun pemaparan empat hal pokok tersebut sebagai berikut.

(7)

Pertama, rancang bangun multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada kelas VII di SMP Negri 1 Melaya diawali dengan tahap perancangan (designe).Perancangan adalah membuat spesifikasi secara rinci mengenai arsitektur proyek, gaya, dan kebutuhan materi untuk membuat produk. Adapun tahapan yang dilakukan dalam perancangan produk ini dibagi menjadi dua tahap yaitu (1) memlilih dan menetapkan software yaitu MacromediaFlash8, Adobe Photoshop CS 3dan (2) mengembangkan flow chart view/story board untuk memvisualisasikan alur kerja produk mulai dari awal hingga akhir.

Penyusunan flow chart multimedia interaktif adalah proses yang dilakukan di mana seluruh objek multimedia dibuat frame yang berfungsi untuk memvisualisasikan alur kerja produk mulai awal hingga akhir, sehingga nantinya dalam pembuatan produk selalu berpedoman pada flow chart yang telah dibuat.

Kedua, melakukan

validitasterhadap multimedia pembelajaran interaktif yaitu menyajikan dua hal pokok yang terdiri dari (1) penyajian dan analisis data menurut review para ahli dan (2) penyajian dan analisis data berdasarkan tanggapan siswa.Adapun hasil penilaian yang dilakukan para ahli dan siswa dipaparkan sebagai berikut.

Produk yang dihasilkan dari pengembangan ini berupa multimedia pembalajaran interaktif. Penyajian dan analisis data menurut review para ahli dibagi menjadi tiga yaitu review ahli isi mata pelajaran, review ahli desain pembelajaran, dan review ahli media pembelajaran.

Produk ini telah diuji kelayakannya dari aspek isi mata pelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atas nama Ibu Ni Made Kertiani, S.Pd. instrumen yang digunakan untuk uji coba ini adalah angket/kuesioner. Dari penilaian tersebut diperoleh persentase tingkat pencapaian sebesar 83,3% dan berada pada

kualifikasi baik, sehingga dari segi isi/substansi materi multimedia pembelajaran interaktif perlu sedikit revisi dari segi kejelasan tujuan, kesesuaian tujuan dan materi, kejelasan penyajian materi, kesesuaian isi materi dan kelengkapan materi.

Selanjutnya, produk multimedia pembelajaran interaktif diujicobakan pada seorang ahli desain pembelajaran yang bernama Alexander Simamora, S.E., M.Pd. yang merupakan seorang ahli merancang/mendesain

pembelajaran.Berdasarkan hasil penilaian dari ahli media pembelajaran, setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian diperoleh hasil persentase sebesar 71,7% dan berada pada kualifikasi cukup baik,

sehingga

dari

segi

desain

media

pembelajaran perlu direvisi secukupnya.

Setelah diujicobakan pada ahli desain pembelajaran, produk media pembelajaran interaktif juga diujicobakan pada ahli media pembelajaran atas nama Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd.Berdasarkan hasil penilaian dari ahli media pembelajaran, setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian diperoleh hasil persentase sebesar 88%% dan berada pada kualifikasibaik,

sehinggadari

segi media pembelajaran perlu sedikit

revisi.

Dari hasil uji coba para ahli tersebut, produk berupa multimedia interaktif kemudian dianalis berdasarkan tanggapan siswa yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap uji coba perorangan, kelompok kecil, dan lapangan. Dalam uji coba perorangan ini, subjek validasi yang digunakan adalah siswa SMP Negeri 1 Melaya kelas VII F sebanyak 3 (tiga) orang siswa. Berdasarkan hasil penilaian dari uji coba perorangan, setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP Skala 5, persentase tingkat pencapaian sebesar 83,3% dan berada pada kualifikasibaik, sehingga dari hasil uji coba perorangan multimedia pembelajaran interaktif ini perlu sedikit revisi.

Setelah dilakukan uji coba lapangan dilanjutkan dengan uji coba

(8)

kelompok kecil. Dalam validasi kelompok kecil ini, subjek validasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Melaya kelas VII F sebanyak 12 (dua belas) siswa.Setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP skala 5, persentase yang diperoleh dari hasil penilaian siswa terhadap uji kelompok kecil sebesar 90,7% dan berada dalam kualifikasi sangat baik. Sehingga multimedia pembelajaran interaktifini tidak perlu direvisi.

Tahap terakhir, dilakukan uji coba lapangan yang terdiri dari 30 siswa kelas VII D. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP skala 5, persentase yang diperoleh dari hasil penilaian siswa terhadap uji lapangan sebesar 89,13% dan berada dalam kualifikasi baik, sehingga multimedia pembelajaran interaktif ini perlu sedikit revisi.

Ketiga, pada revisi produk akan dipaparkan enam hal pokok, yaitu revisi dari (1) eview ahli mata pelajaran, review ahli desain pembelajaran,review ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Keenam review tersebut akan disajikan secara keseluruhan yaitu menambahkan masukan dari pada ahli mengenai tambahan narasi dan video yang berkaitan dengan materi, menambah porsi materi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, danmengubah ukuran fons agar tulisan pada media terlihat lebih jelas.

Keempat, efektivitas

pengembangan produkdisajikan melalui delapan tahapan yaitu uji validitas Instrumen, uji reliabilitas Instrumen, uji taraf kesukaran Instrumen, uji daya beda Instrumen, uji efektivitas option, uji homogenitas uji normalitas, dan uji-t (efektivitas). Dari hasil uji validitas Instrumen yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari tiga puluh Instrumen tes objektif yang diujikan pada siswa kelas VIII A terdapat dua puluh butirsoal yang dinyatakan valid dan sepuluhbutir soal yang dinyatakan tidak valid (drop).

Pada uji reliabilitas yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Instrumen memiliki reliabilitas KR-20 sebesar 0,83.

Hasil tersebut jika dimasukan ke dalam derajat reliabiltas tes yang dikemukakan oleh Guilford (dalam Candiasa, 2010:107) termasuk ke dalam kategori sangat baik.

Pada uji daya beda yang dilakukan dapat disimpulkan terdapat delapan soal memililki kategori daya beda baik, tujuh soal memiliki kategori daya beda cukup baik dan lima soal memiliki kategori kurang baik.Dari hasil perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Instrumen memiliki daya beda perangkat tes sebesar 0,22 dan termasuk ke dalam kriteriabaik.

Pada uji taraf kesukaran instrumen yang dilakukan dapat disimpulkan dari 20 butir soal yang diuji, terdapat empat soal dengan taraf kesukaran sukar, enam soal dengan taraf kesukaran sedang dan sepuluh soal dengan taraf kesukaran mudah.

Pada uji efektivitas option dapat disimpulkan bahwa dua puluh soal termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan untuk uji normalitas menggunakan uji Liliefors didapatkan Lopre-test terbesar = 0,1117 dan Lo post-test terbesar = 0,1295 sedangkan Ltabel = 0,1402 dengan taraf signifikasni 5%. Dapat disimpulkan Lo < Ltabel sehingga data berdistribusi normal.

Pada hasil uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,31 sedangkan Ftabel = 1,84 dengan taraf signifikansi 5% . Jadi dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel, sehingga kedua data tersebut memiliki persebaran data yang homogen. Dan pada hasil pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji-t diperoleh thitung = 9,28 dan ttabel = 2,000 untuk db = 76 dari taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti thitung> ttab, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

SIMPULAN DAN SARAN

Desain pengembangan multimedia pembelajaran ini menghasilkanproduk pengembangan berupa Multimedia Pembelajaran Interaktifpada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII Semester Genap yang layak pakai, sesuai dengan kebutuhan siswa dan mampu memberikan daya tarik serta dapat memudahkan siswa untuk belajar.

(9)

Desain pengembangan multimedia ini menggunakan model ADDIE yang diproses melalui lima tahapan yaitu: (1) Analisis, (2) Desain/perencanaan, (3) Pengembangan, (4) Implementasi, dan (5) Evaluasi.

Hasil Validitas produk pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktifpada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII Semester Genap yaitu: (1) menurut review ahli isi mata pelajaran menunjukkan kategori baik dengan presentase 83,3%, (2) menurut review ahli desain pembelajaran berada pada kategori cukup baik dengan presentase 71,7%, (3) menurut review ahli media pembelajaran menunjukkan kategori baik dengan presentase 88 %, (4) berdasarkan uji coba perorangan menunjukkan kategori baik dengan presentase 83,3%, (5) berdasarkan uji coba kelompok kecil berada pada kategori sangat baik dengan presentase 90,7%, dan (6) berdasarkan uji coba lapangan menunjukkan kategori baik dengan presentase 89,13 %. Dengan demikian multimedia pembelajaran berupa Multimedia Pembelajaran Interaktifini tidak perlu direvisi dan dapat digunakan untuk melakukan uji efektivitas produk.

Hasil uji efektivitas produk, ditemukan terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar siswasebelumdan sesudah menggunakan mediapembelajaran berupa Multimedia Pembelajaran Interaktif. Peningkatan tersebut dilihat dari hasil analisis dari data pretest dan posttest, skor rata-rata nilai pretest sebelum diberikan perlakuan dengan nilai posttest setelah diberikan perlakuan terdapat perbedaan, di mana skor rata-rata pretest lebih kecil dari skor rata-rata posttest, yaitu 59,5 berbanding 72,4.

Saran-saran yang disampaikan berkenaan dengan pengembangan multimedia interaktif ini antara lain disarankan bagi siswa untuk menggunakan multimedia pembelajaran ini sebagai salah satu sumber belajar dan membantu siswa belajar secara mandiri. Guru-guru mata pelajaran yang bersangkutan diharapkan mampu mengimplementasikannya pada

pembelajaran secara efektif dan efisien.Sekolah juga harus ikut berpartisipasi mengimplementasikan multimedia pembelajaran ini dan juga menjadikan multimedia interaktif ini sebagai koleksi multimedia pembelajaran di sekolah. Bagi teknolog pembelajaran disarankan agar menggunakan model ADDIE dalam mengambangkan sumber-sumber belajar sehingga mampu memenuhi tugas pokok jabatan fungsionel teknologi pembelajaran. Dan bagi peneliti lain diharapkan mampu meneliti permasalahan ini dalam ruang lingkup yang lebih luas sehingga diperoleh sumbangan ilmu yang lebih baik sesuai dengan perkembangan zaman.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam proses pembuatan skripsi ini, sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya kepada:

1) Prof. Dr. I Nyoman Sudiana, M.Pd selaku Rektor Universitas Pendidikan Ganesha atas berbagai kebijakan yang telah diberikan sehingga studi ini dapat terselesaikan dengan lancar. 2) Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd selaku

Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan atas berbagai kebijakannya sehingga studi ini dapat terselesaikan dengan lancar. 3) Drs. I Dewa Kade Tastra,

M.Pd.selaku Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan dan Ahli Media Pembelajaran, yang telah dengan senang hati membantu melakukan review terhadap multimedia pembelajaran interaktifyang dihasilkan dari penelitian ini.

4) Drs. Nyoman Wirya, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. 5) I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd

selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan

(10)

masukan sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. 6) Alexander Simamora, S.E., M.Pd.

selaku Ahli Desain Pembelajaran, yang telah dengan sukarela melakukan review terhadap multimedia pembelajaran interaktifyang dihasilkan dari penelitian ini.

7) I Wayan Timpuh, S.Pd.,M.Pd. selaku Kepala SMP N 1 Melaya yang telah memberi kesempatan dalam pelaksanaan penelitian. 8) Ni Made Kertiani, S.Pd., selaku

guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII di SMP N 1 Melayayang telah sabar meluangkan waktu untuk dapat bekerja sama, serta memberikan informasi sehingga penelitian dapat terlaksana dengan baik. DAFTAR PUSTAKA

---.2012.

Metodologi

Penelitian

Pendidikan. Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesha

Agung, A. A. Gede. 2010. Evaluasi

Pendidikan. Singaraja: UNDIKSHA.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Arsyad,

Azhar.

2010.

Media

Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Asyhar, Rayandra H. 2012. Kreatif

Mengembangkan

Media

Pembelajaran. Jakarta: Refrensi.

Candiasa, I Made. 2010. Statistik Univariat

dan Bivariat Disertai Aplikasi

SPSS. Singaraja: Undiksha Press.

Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen dalam

Pendidikan. Singaraja: Undiksha.

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyamai Benih

Teknologi

Pendidikan.

Jakarta:

Prenada Media.

Musqifin. 2012. Pengembangan Media &

Sumber

Pembelajaran.

Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher.

Nuryanto,

Apri.

2012.

“Media

Pembelajaran”.

Tersedia

pada:

staff.uny.ac.id/

system/files/lain-lain/apri/media

%20

pembelajaran.pdf. (Diakses tanggal

30 November 2013).

Pujiriyanto.

2005.

Desain

Grafis

Komputer (Teori Grafis Komputer).

Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Rachmad,

Widodo.

2009.

“Media

Pembelajaran”.

Tersedia

pada

http://wyw1d.wordpress.com

(diakses tanggal 15 November 2013).

Sadiman, Arief., dkk. 2006. Media

Pendidikan.

Jakarta:

PT.

Raja

Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan

Desain

Sistem

Pembelajaran.

Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Santyasa,

I

Wayan.

2009.

Metode

Penelitian

Pengembangan

dan

Teori

Pengembangan

Modul.

Makalah

disajikan

dalam

Workshop Media Pembelajaran

bagi

Guru-guru

SMA

Negeri

Banjar

Angkan.

Universitas

Pendidikan Ganesha. Klungkung

10 Januari 2007.

Sopyan,

Ahmad.

2003.

Media

Pembelajaran (Bahan Perkuliahan).

Semarang: Unnes.

Sudrajat,

Akhmad.

2008.

“Media

Pembelajaran”.

Tersedia

pada

(11)

http://akhmadsudrajat.wordpress.co

m/media-pembelajaran/.

(diakses

pada 23 November 2013)

Suryabrata, Suryadi. 2006. Metodoligi

Penelitian.

Jakarta:

PT.

Raja

Grafindo Persada.

Tegeh, I M., & Kirna, I M. 2010. Metode

Penelitian

Pengembangan

Pendidikan. Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesha.

Undiksha. 2014. Pedoman Penulisan

Skripsi dan Tugas Akhir. Singaraja:

Undiksha.

Zuriah,

Nurul.

2006.

Metodologi

Penelitian Sosial dan Pendidikan.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan masa sanggah yang telah berakhir pada tanggal 25 Agustus 2017 pukul 15.00 WIT dan tidak ada sanggahan dari peserta lain maka dengan ini Pokja

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak dapat terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga

 Ikut berperan serta dalam kegiatan yang bersifat nasional dan keagamaan di masyarakat sekitar  Mengadakan kegiatan musyawarah, keagamaan dan keolahragaan di masyarakat

Devie Widyasari, A210080027. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan dari

Teknik analisis korelasi ganda digunakan untuk menentukan besarnya hubungan dan kontribusi dari dua variabel atau lebih secara simultan atau bersama-sama dengan

Pada uji disolusi, tablet isoniazid yang menggunakan pati sitrat F1 80,15%, F2 80,78%, dan F3 81,23% memenuhi persyaratan uji disolusi menurut Farmakope Indonesia

menggunakan metode “fungsi”, fungsi yang dimaksud dalam metode ini adalah fungsi utama dari sebuah Gedung Olahraga Basket di Kabupaten Tabalong yang tidak hanya

Melalui uraian di atas, hal paling ideal dalam menentukan awal bulan adalah menggunakan hisab dan ruyat secara bersamaan. Hisab sebagai petunjuk tehnis dan rukyat