i
ANALISIS ASPEK PENYAJIAN BUKU AJAR IPA
SISWA SMP KELAS VIII KURIKULUM 2013
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
oleh
Dika Indah Sri Utami 4201412118
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang berjudul
Analisis Aspek Penyajian Buku Ajar IPA Siswa SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 disusun oleh
Dika Indah Sri Utami
4201412118
telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada:
hari : Kamis
tanggal : 1 September 2016
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 1 September 2016
v
MOTTO
Sesulit apapun jalan yang kau lalui cobalah untuk selesaikan sendiri. Berdo’alah kepada Allah karena Allah selalu sayng kamu setiap saat.
Janganlah membanggakan dan menyombongkan diri apa-apa yang kita peroleh, turut dan ikutilah ilmu padi makin berisi makin tunduk dan makin bersyukur kepada yang menciptakan kita Allah SWT.
Jangan pernah puas terhadap suatu keberhasilan
PERSEMBAHAN
Bapak dan Ibu yang senantiasa mendoakan, mendukung, dan menyemangati saya.
Adik dan kakak saya yang selalu menjadi motivasi saya
vi
PRAKATA
Puji syukur kepada Allha SWT yang telah melimpahkan rahmat serta inayah-Nya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Aspek Penyajian Buku Ajar IPA Siswa SMP Kelas VIII Kurikulum 2013”. Shalawat
serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Peneliti mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu untuk kelancaran penulisan skripsi ini,
karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, peneliti sulit rasanya
untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak lepas dari bantuan dari
berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum.;
2. Prof. Dr. Zaenuri, S.E., M.Si,Akt.;
3. Dr. Suharto Linuwih, M.Si.;
4. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., dosen pembimbing I yang telah sabar membimbing,
memberikan saran, motivasi serta masukan selama penyusunan skripsi ini;
5. Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc., dosen pembimbing II yang telah sabar
membimbing, memberikan saran, motivasi serta masukan selama
penyusunan skripsi ini;
6. Seluruh dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu kepada saya
vii
7. Segenap guru, karyawan, dan siswa-siswa SMP Negeri 2 Demak yang telah
membantu pelaksaan penelitian;
8. Bapak, Ibu dan saudara-saudaraku yang telah memberikan motivasi dan
menyemangati sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
9. Keluarga besar Jurusan Fisika 2012, terima kasih atas bantuan dan
kerjasamanya;
10.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sampaikan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik
dan saran penulis harapkan untuk memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.
Semarang, 1 September
2016
viii
ABSTRAK
Utami, D.I.S. 2016. “Analisis Aspek Penyajian Buku Ajar IPA Siswa SMP Kelas VIII Kurikulum 2013”. Skripsi Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negri Semarang. Pembimbing I Prof. Wiyanto, M. Si., pembimbing II Dra. Langlang handayani, M. App. Sc.
Kata Kunci: Analisis, Buku Teks IPA, Penyajian, Ilustrasi gambar
ix
ABSTRACT
Sri,D.I.U.2016.“The Analysis of Presentation Aspects in Science Book of Eight Students of Junior High School with Curriculum 2013”. Research of Physics Major, Faculty of Math and Science, Semarang State University. First Advisor Prof. Wiyanto, M. Si., second advisor Dra. Langlang handayani.
Keywords : Analysis, Science Text Book, Presentation, Picture Illustration
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I. PENDAHULUAN 1. 1Latar Belakang ... 1
1. 2Rumusan Masalah ... 5
1. 3Tujuan Penelitian ... 6
1. 4Manfaat Penelitian ... 6
1. 5Penegasan Istilah ... 7
1. 6Sistematika Penulisan Skripsi ... 9
xi
2.2 Kualitas Buku Pelajaran ... 13
2.3 Karakteristik Buku Ajar ... 14
2.4 Aspek Penyajian ... 15
2.4.1 Variasi Penyajian ... 16
2.4.2 Materi ... 17
2.5 Ilustrasi ... ... 25
2.6 Fungsi Buku Ajar ... 27
2.7 Penelitian yang Relevan ... 29
2.8 Kerangka Berfikir... ... 30
2.9 Hipotesis... ... 30
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian... 31
3.2 Subyek Penelitian ... 31
3.3 Variabel Penelitian ... 32
3.4 Desain Penelitian ... 32
3.5 Metode Pengumpulan Data ... 33
3.6 Instrumen Penelitian... ... 34
3.6.1 Validator Ahli ... ... 34
3.7 Metode Analisis Data ... 35
3.7.1 Analisis Data Awal ... 35
3.7.1.1 Uji Homogenitas... 35
3.7.1.2 Uji Normalitas ... 37
3.7.1.2 Realibilitas Tes... ... 37
xii
3.7.1.4 Daya Pembeda ... 39
3.7.2 Analisis Data Akhir ... 40
3.7.2.1 Kriteria Penskoran Standar Variasi Penyajian ... 40
3.7.2.2 Kriteria Penskoran Standar Kesesuian dan ketepatan Ilustrasi dengan Materi ... 41
3.7.2.3 Uji Kesamaan Dua Rata-rata ( Uji t) ... 42
3.7.2.4 Kriteria Penskoran Daya Tarik Ilustrasi ... 43
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Analisis Buku Teks IPA SMP... 44
4.4.1Variasi Penyajian ... 45
4.4.2Kesesuaian Ilustrasi dengan Materi ... 46
4.4.3Hubungan Ilustrasi dengan Penguasaan Teks oleh Siswa ... 48
4.4.4Ilustrasin pada Buku Memberikan Daya Tarik ... 49
4.2 Pembahasan ... 50
4.2.1 Persentase Skor Buku Teks IPA Pada Sub Aspek Variasi Penyajian ... 50
4.2.2 Presentase Skor Buku Teks IPA Pada Sub Aspek Kesesuaian Ilustrasi Dengan Materi ... 56
4.2.3 Hubungan antara Ilustrasi dengan Penguasaan Teks oleh Siswa... ... 59
4.2.4 Ilustrasi Menimbulkan Daya Tarik ... 62
BAB V. PENUTUP 5.1 SIMPULAN... 66
5.2 SARAN ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Daftar Buku Teks Yang Digunakan di Kota Demak ... 5
3.1 Interpretasi terhadap Reliabilitas ... 38
3.2 Interpretasi terhadap Kesukaran Soal ... 39
3.3 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 39
3.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal ... 40
4.1 Perolehan Presentase Skor Berdasarkan Aspek Variasi Penyajian ... 45
4.2 Perolehan Presentase Skor berdasarkan Aspek Kesesuian Ilustrasi dengan Materi ... 47
4.3 Hasil Anlisis Soal Penelitian ... 48
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Gaya pada Benda ... 19
2.2 Pengukit/Tuas ... 22
2.3 Jenis-jenis Pengukit ... 23
2.4 Macam-macam Jenis Katrol ... 24
3.1 Tahap-tahap Penelitian... 32
4.1 Presentase Skor Berdasarkan Aspek Variasi penyajian ... 46
4.2 Presentase Skor Berdasarkan Aspek kesesuain Ilustrasi dengan materi ... 47
4.3 Hubungan Ilustrasi dengan Penguasaan Teks oleh Siswa ... 48
4.4 Presentase Skor Daya Tarik Ilustrasi ... 50
4.5 Contoh lintasan rumah dan sekolah ... 51
4.6 Benda akan bergerak atau diam ... 53
4.7 Jenis-jenis Tuas ... 54
4.8 Jenis Pengukit ... 56
4.9 Contoh grafik gerak lurus ... 57
4.10 Contoh diagram pada buku ... 58
4.11 Contoh ilustrasi yang menarik pada buku ... 63
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrument Penilaian Buku ... 70
2. Rubik Penilaian Buku ... 74
3. Analisis buku A ... 86
4. Analisis Buku B ... 95
5. Analisis Buku C ... 105
6. Rekap Hasil Penilaian... 114
7. Daftra Nilai Semester Satu Kelas VIII ... 116
8. Analisis Soal Uji Coba ... 118
9. Analisis Hasil Soal Penelitian ... 119
10. Uji Normalitas ... 121
11. Uji Hipotesis dengan Uji t ... 123
12. Rubik Penilaian Soal ... 126
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tujuan Pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 dilakukan melalui
pendidikan bermutu yang diatur dalam sistem pendidikan nasional. Semua kegiatan
pendidikan baik di jalur formal, nonformal, dan informal diarahkan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS) disebutkan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Kurikulum yangberlaku di Indonesia saat ini adalah Kurikulum
2013. Aplikasi Kurikulum 2013, menekankan pada penanaman karakter dan budaya
kepada siswa terdidik sejak usia dini. Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat
menghasilkan insan yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, benegara dan peradaban
dunia. Hal ini dimungkinkan, karena kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi,
yang secara konseptual memiliki beberapa keungulan. Diantara keungulan Kurikulum
2013 yaitu menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah dan adanya buku teks
pelajaran pengangan siswa. Buku teks pelajaran digunakan sebagai acuan wajib oleh
pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan
adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi
pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti
dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun
berdasarkan standar nasional pendidikan.
Menurut Collette & Chiapetta, sebagimana dikutip oleh Cahyani et al., (2015:
2), buku teks yang memiliki kualitas baik tidak hanya berisi penjelasan-penjelasan
secara teori tetapi juga mampu menarik minat baca siswa dan memudahkan siswa
dalam memahami isi dan maksud dari buku tersebut. Kebanyakan buku teks berisi
tentang definisi istilah-istilah dan menjelaskan gagasan-gagasan saja. Buku teks yang
berisis penjelasan dari sebuah gagasan saja tidak dapat menjelaskan proses yang
terlibat dalam pembelajaran sehingga muncul gagasan-gagasan baru tentang buku.
Buku teks juga sering melewatkan proses-proses kreatif yang mengarah pada sains
inkuiri .
Menurut Muslimin, sebagimana dikutip oleh Harton (2013: 72), buku teks
pelajaran sengaja dibuat khusus untuk menemani siswa belajar. Buku teks pelajaran
yang baik seharunya mamapu menuntun siswa untuk belajar secara mandiri atau
berkelompok, baik siswa belajar di sekolahan mauapun diluar sekolahan. Penyajian
materi dalam buku pelajaran memungkinkan siswa belajar secara mandiri tanpa
bergantung terhadap guru.
Menurut Devetak et al.,(2010 : 217-235.), buku dalam pembelajaran
memeiliki pengaruh yang kuat, karena buku teks pelajaran salah satu sumber utama
untuk memperoleh pengetahuan. Dalam memilih buku teks yang berkualitas baik
buku tersebut seperti tujuan buku teks, konsep, keterbacaan buku teks, ilustrasi dan
gambar serta latihan-latihan yang terdapat pada akhir bab.
Menurut Geene dan Petty, sebagimana dikutip oleh Muslich (2010 : 53),
terdapat 10 kriteria buku teks yang dapat dikatakan berkualitas, yaitu: Buku teks
haruslah menarik minat siswa yang mempergunakannya, memberikan motivasi
kepada para siswa yang memakainya, memuat ilustrasi yang menarik siswa yang
memanfaatkannya, mempertimbangkan aspek linguistik, mensetimulus dan
merangsang aktivitas-aktivitas siswa yang mempergunakannya, mempunyai point of
view yang jelas dan tegas, memberi pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan
dewasa, menghargai perbedaan-perbedaan pada pemakainya, penulis buku teks
haruslah menghindari konsep-konsep yang samar dan tidak biasa, agar tidak
membuat bingung siswa yang memakainya, isi buku teks berhubungan erat dengan
pelajaran- pelajaran lain dan terpadu.
Berdasarkan kriteria di atas dapat ditarik simpulan bahwa buku teks
haruslah mampu memotivasi belajar siswa dan buku teks yang memuat ilustrasi
harus dapat menarik siswa untuk memanfaatkanya sebagi sumber belajar. Dalam
pembuatan buku teks harus menghindari konsep-konsep yang ambigu agar tidak
membingungkan siswa yang memakainya. Dalam hal ini ilustrasi dan gambar yang
terdapat di dalam buku teks haruslah relevan dengan konsep dan teori yang
disampaikan pada buku. Ilustrasi dan gambar dalam buku teks diharapkan mampu
memotivasi dan menarik minat siswa untuk belajar sehingga, tujuan diadakannya
ilustrasi dan gambar pada buku teks tersebut dapat tersampaikan yaitu memperjelas
serta mempermudah materi yang disampaikan kepada siswa dan tidak
pendidikan sangat meresahkan siswa dan orang tua siswa. Hal ini disebabkan oleh
siklus hidup buku tersebut yang pendek. Setiap tahun ada perubahan isi buku teks
walaupun hanya perubahan yang sedikit. Keresahan ini mampu membuat pemerintah
prihatin melalui Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP), yang
mengkreteriakan buku teks layak edar harus memenuhi kelayakan isi, kebahasaan,
penyajian dan kegrafikan.
Menurut Mela & Supuran, sebagaimana dikutip oleh Ariningrum (2013: 3),
dalam tugasnya guru tidak hanya penyampaikan materi dan pemilih materi dalam
pembelajaran saja namun, seorang guru haruslah mengikuti atau memperhatikan
pada tujuan siswa yang berkaitan dengan masa depan mereka sehingga bukan
hanya mengikuti ketentuan kurikulum saja. Guru harus menjadi semakin kritis,
lebih selektif dan lebih cermat untuk mengidentifikasi buku yang mempunyai
dampak dalam pembelajaran.
Menurut Van Hoose, Strahan, & L’Esperance, sebagimana dikutip oleh Bill
Costello & Nancy J. Kolodziej dalam memeilih buku “picture books can be used in
more than one content area. When possible, a teacher should select a book that not
only serves an instructional purpose but also can be integrated throughout the
curriculum. An integrated curriculum promotes the intellectual development of middle
school students and facilitates understanding of abstract concepts”.
Buku teks yang akan digunakan oleh guru sebaiknya diseleksi terlebih dahulu
karena dalam buku teks terdapat aktifitas, lembar kerja dan program panduan bagi
siswa. Seleksi buku teks ini memiliki tujuan untuk menujukan apakah dalam buku teks
pembelajaran lebih memunculkan kegiatan, latihan membaca dan menulis atau hanya
rekomendasi pembelajaran efektif dalam instruksi sains dan tidak mendukung dasar
inquri juga pembelajaran konstruktivisme.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMP Negeri di Kota Demak,
sekolah-sekolah di Kota Demak menggunakan buku teks yang beragam dalam
proses pembelajaran. Dari observasi awal diperoleh data penerbit buku yang banyak
digunakan sebagaimana disajikan dalam Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Daftar Buku Teks Yang Digunakan di Kota Demak
Judul Penerbit Kurikulum Jumlah
Ilmu Pengetahuan Alam KEMENDIKBUD 2013 3
IPA Terpadu Erlangga 2013 2
Fisika Yudistita Ktsp 1
Bupena IPA Erlangga 2013 1
IPA Terpadu Yrama Widya 2013 1
Bse Belajar Ipa PT.Bengawan Ilmu Ktsp 1
Buku pelajaran fisika yang tersebar di SMP Negeri Kota Demak sangat
bervariasi, akan tetapi belum sepenuhnya diketahui bagaimana kualitas dari buku
tersebut. Dengan banyaknya variasi dari buku pelajaran IPA yang ada, tentunya
memiliki kualitas buku yang berbeda-beda. Berdasarkan uraian di atas, maka
penyusun mengambil judul: “ANALISIS ASPEK PENYAJIAN BUKU AJAR IPA
SISWA SMP KELAS VIII KURIKULUM 2013”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
1.Apakah buku IPA untuk SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 yang digunakan di
Kota Demak sudah memenuhi standar variasi penyajian buku teks fisika menurut
BSNP?
2.Apakah buku IPA untuk SMP Kelas VIII kurikulum 2013 yang digunakan di
Kota Demak sudah memenuhi standar kesesuaian ilustrasi dengan materi buku teks
fisika sesuai BSNP ?
3.Apakah ilustrasi berpengaruh pada penguasaan teks oleh siswa?
4.Bagaimana daya tarik ilustrasi yang ada pada buku IPA SMP Kelas VIII kurikulum
2013 yang digunakan di Kota Demak?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, dapat kita ketahui tujuan
dalam penelitian ini. Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah buku IPA untuk SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 yang
digunakan di Kota Demak sudah memenuhi standar variasi penyajian buku teks
menurut BSNP.
2. Untuk mengetahui apakah buku IPA untuk SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 yang
digunakan di Kota Demak sudah memenuhi standar kesesuaian ilustrasi dengan
materi buku teks menurut BSNP.
3. Untuk mengetahui apakah ilustrasi berpengaruh pada penguasaan teks oleh siswa.
4. Untuk mengetahui apakah ilustrasi pada buku IPA untuk SMP Kelas VIII
kurikulum 2013 yang digunakan di Kota Demak memiliki daya tarik.
1.4 Manfaat Penelitian
manfaat bagi beberapa pihak. Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi guru, memberikan pedoman untuk mengetahui lebih rinci kriteria buku teks
IPA kelas VIII kurikulum 2013 yang baik untuk kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi sekolah, memberikan buku IPA yang baik untuk dipakai pada tahun ajaran
mendatang.
3. Bagi penulis buku teks, memperoleh masukan dan pedoman dalam penyusunan
buku teks IPA yang memenuhi standar sehingga buku teks cetakan berikutnya
lebih berkualitas.
4. Bagi penerbit buku teks, memberikan pedoman dalam memilih buku teks
yang berkualitas untuk diterbitkan.
5. Bagi peneliti, menambah wawasan tentang cara penulisan dan kriteria buku teks
pelajaran yang baik dan berkualitas yang akan digunakan dalavm menentukan
buku ajar di masa mendatang.
1.5 Penegasan Istilah
Penegasan istilah dilakukan untuk memperoleh pengertian yang sama
tentang istilah dan membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan
dalam penelitian. Istilah-istilah yang perlu diberi penegasan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1.7.1 Analisis
Menurut Eriyanto, sebagaimana dikutip oleh Rahayu (2014), analisis isi
adalah suatu teknik untuk penelitian ilmiah yang digunakan untuk mengetahui
ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak,
dilakukan secara objektif, valid, reliable dan dapat direplikasi.
Pusat Bahasa Depdiknas, sebagiman dikutip oleh Nurmiati (2013), analisis
adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu
sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan. Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kegiatan penelaahaan dan penilaian aspek penyajian, buku IPA untuk SMP Kelas
VIII yang digunakan di Kabupaten Demak berdasarkan indikator dalam pedoman
penilaian buku pelajaran fisika untuk sekolah menengah pertama dan sekolah
menengah atas dari Pusat Perbukuan Depdiknas.
1.7.2 Buku Teks
Menurut Pusat Perbukuan, sebagaimana dikutip oleh Muslich (2010: 50),
buku teks adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu,
berisi bahan yang telah terseleksi, dan berkaitan dengan bidang studi tertentu.
Buku teks merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya,
biasanya dilengkapi sarana pembelajaran (seperti pita rekaman), dan digunakan
sebagai penunjang program pembelajaran. Buku teks yang digunakan dalam
penelitian ini adalah buku teks pelajaran IPA kelas VIII berdasarkan kurikulum 2013
dan yang banyak digunakan siswa SMP di Demak.
1.7.3 Variasi Penyajian
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang dimaksud dengan buku
teks pelajaran pendidikan dasar, menengah, dan perguruan adalah buku acuan wajib
untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang
kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan
kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun
berdasarkan standar Nasional pendidikan. Menurut Muschlis (2010: 301), materi yang
disajikan dalam buku teks seharusnya disajikan dengan berbagai metode yang menarik
agar tidak membosankan, misalnya deduktif (umum ke khusus), induktif (khusus ke
umum) dan menggunakan berbagai jenis ilustrasi (gambar, foto, grafik, tabel, dan
peta) untuk mendukung materi yang disajikan.
Pada hakikatnya informasi dapat disampaikan dalam bentuk teks dan ilustrasi.
Teks dan ilustrasi pada buku lebih mudah menyampaikan konses-konsep yang
terdapat pada isi buku tersebut. Berdasarkan penelitian dikaitkan dengan kemampuan
lamanya mengingat, hasil penelitian teks yang diberikan ilustrasi akan paling diingat
oleh pembaca dari pada teks tanpa ilustrasi. Analisis variasi penyajian yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kegiatan penilaian pada buku ajar siswa SMP yang dilihat
dari aspek variasi penyajian buku sesuai dengam kriteria kelayakan dari BSNP(Badan
Setandart Nasional Pendidikan).
1.7.4 Kesesuaian ilustrasi dengan materi
Pada prinsipnya ilustrasi dalam buku harus dapat memperjelas pesan atau
pengertian yang ada dalam uraian materi. Oleh karena itu, ilustrasi dan keterangan
yang digunakan dalam buku harus benar, jelas, menarik, diletakan pada tempat yang
tepat, dan memiliki ukuran yang proporsional. Ilustrasi dalam buku teks dapat
berfungsi sebagai deskriptif, ekspresif, analitis/struktural dan kuantitatif. Analisis
kesesuaian ilustrasi dengan materi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
penelaahan dan penilaian ilustrasi pada buku ajar yang dilihat dari kesesuaian ilustrasi
sesuai dengan kriteria kelayakan menurut BSNP( Badan Standart Nasional
Pendidikan).
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu : bagian awal, bagian isi
dan bagian akhir.
1. Bagian Awal
Bagian awal berisi halaman judul, lembar pengesahan, halaman persembahan, kata
pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari 5 bab, meliputi :
BAB I: berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi
BAB II: Tinjauan Pustaka, berisi tentang teori-teori dan konsep yang mendasari
penelitian.
BAB III: Metode Penelitian, berisi metode yang digunakan untuk analisis data yang
meliputi: metode penentuan obyek penelitian, metode pengumpulan data, penyusunan
instrumen, prosedur penelitian dan metode analisis data.
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang deskripsi hasil penelitian
dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V: Penutup, berisi simpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hakikat Buku Teks Pelajaran
Hasil penelitian Wilkinson (1999) menujukkan bahwa secara historis buku teks
telah memainkan peran penting dalam pengajaran dan pembelajaran ilmu
pengetahuan. Hasil penelitian Chiappetta, Sethna dan Fillman (I991) menujukkan
bahwa buku teks harus membantu dalam pengembangan ilmu dan teknologi dalam era
moderen. Mereka berpendapat bahwa untuk menyelesaikan tugas buku pelajaran,
konten buku teks pelajaran harus memberikan keseimbangan kurikulum yang
menekankan proporsi yang cukup sama antara pengetahuan, penyelidikan, pemikiran,
dan interaksi antara ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat.
Menurut Muslich (2010:50), buku teks adalah buku yang memuat uraian bahan
tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan
telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan
siswa, untuk diasimilasikan. Rumusan senada juga disampaikan oleh A.J.Loveridge,
sebagaimna dikutip oleh Muslich (2010:50), buku teks adalah buku yang digunakan
di sekolah yang memuat bahan yang terlebih dahulu diseleksi sesuai bidang studi
tertentu dalam bentuk tertulis yang memenuhi syarat tertentu dalam kegiatan belajar
mengajar, dan disusun secara sistematis untuk diasimilasikan. Direktorat Pendidikan
Menengah Umum (2004:3) menujukkan bahwa buku teks atau buku pelajaran adalah
sekumpulan tulisan yang dibuat secara sistematis berisi tentang suatu materi pelajaran
yang berlaku. Substansi yang ada dalam buku diturunkan dari kompetensi yang harus
dikuasai oleh pembaca (dalam hal ini siswa).
Muslich (2010:64) menyatakan bahwa materi ajar yang disampaikan dalam
buku teks pelajaran berupa ilmu pengetahuan di bidang tertentu, sehingga isi yang
terdapat pada buku harus dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya menurut
bidang studi yang bersangkutan. Bahan yang disajikan dalam buku pelajaran dapat
berupa teori, gagasan, dan informasi. Bahan ajar yang berupa teori biasanya berupa
konsep, pernyataan, atau dapat juga berupa rumus. Bahan yang berupa gagasan
biasanya berupa pendapat, keyakinan atau petunjuk. Sedangkan bahan yang berupa
informasi biasanya berupa penjelasan tentang suatu fenomena, peristiwa atau
persoalan yang ada di lingkungan sekitar.
Menurut Forjan & Slisko (2014), proses penyederhanaan sudah pernah
dipelajari oleh beberapa ilmuwan, terutama dalam hal filsafat ilmu. Buku teks adalah
salah satu faktor utama yang mempengaruhi pengajaran, karena buku teks tidak hanya
berisi pengetahuan faktual yang seharusnya untuk belajar siswa tetapi juga
menyarankan metodologi pengajaran. Buku teks merupakana cerminan dari
penerapan kurikulum, menentukan urutan konten dan menjelaskan hukum-hukum
fisika. Signifikansi dampak buku teks pada pengetahuan fisika siswa tercermin dalam
hasil penelitian internasional TIMSS dimana semua negara peserta, kecuali Slovenia,
lebih dari 85% dari siswa mengatakan bahwa guru mereka saat mengajar didalam
kelas menggunakan buku teks. Pentingnya buku pelajaran untuk mengajar fisika juga
telah diakui oleh para peneliti di bidang mengajar fisika.
Hasil penelitian sejumlah ahli dan pendidikan mengklain bahwa ada
alat pendukung guru dalam memodifikasi pembelajaran. Peserta didik membutuhkan
buku untuk membimbing kerja keras dalam belajar .
2.2 Kualitas Buku Pelajaran
Untuk mengetahui apakah buku pelajaran tersebut baik atau tidak, maka
terlebih dahulu harus diketahui bagaimana kualitas dari buku. Buku pelajaran yang
berkualitas sangat berpengaruh terhadap kualitas peserta didik dalam pembelajaran.
Buku pelajaran yang berkualitas dapat memotivasi peserta didik dalam membaca,
mengamati, dan mempelajari apa yang terkandung dalam buku pelajaran tersebut.
Buku pelajaran yang baik tentu dapat membuat pembacanya mengerti dan paham
apa yang ingin disampaikan oleh buku pelajaran tersebut. Seorang penulis dituntut
untuk dapat menyusun buku pelajaran yang menarik, sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, tehknologi, dan perkembangan pembacanya.
Menurut Greene dan Petty, sebagaimana dikutip oleh Muslich (2010:53), ada
sepuluh kategori untuk buku pelajaran yang berkualitas. Sepuluh kategori tersebut
sebagai berikut: Buku pelajaran harus menarik minat peserta didik yang
mempergunakannya, mampu memberikan motivasi kepada para peserta didik yang
memakainya, memuat ilustrasi yang menarik bagi peserta didik yang
memanfaatkannya, mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai
dengan kemampuan para peserta didik yang memakainya, Isi buku pelajaran harus
berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya, lebih baik lagi, kalau data
menunjangnya dan terencana sehingga semuanya merupakan suatu kebulatanyang
utuh dan terpadu, menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas pribadi para peserta
didik yang mempergunakannya, buku pelajaran harus dengan sadar dan tegas
membuat bingung peserta didik yang memakainya, mempunyai sudut pandang atau
point of view yang jelas dan tegas sehingga pada akhirnya juga menjadi sudut
pandang para pemakainya yang setia, mampu memberi pemantapan, penekanan
pada nilai-nilai anak dan orang dewasa, menghargai perbedaan-perbedaan pribadi
para pemakainya.
Sebagai kelengkapan kategori tersebut, menurut Schorling Batchelder,
sebagaimana dikutip oleh Muslich (2010: 54), ada empat ciri buku pelajaran yang
baik, yaitu:
1. Buku direkomendasikan oleh guru-guru yang berpengalaman;
2. Bahan ajarnya yang terdapat pada buku sesuai dengan tujuan pendidikan,
kebutuhan peserta didik, dan kebutuhan masyarakat;
3. Didalam buku memuat pelajaran bacaan, materi dan latihan atau tugas; dan
4. Memuat ilustrasi yang membantu peserta didik dalam belajar.
2.3 Karakteristik Buku Ajar
Menurut Pusat Perbukuan Depdiknas , sebagaimana dikutip oleh Nurmiati
(2013), setiap buku teks atau buku ajar diharapkan memenuhi standar-standar
tertentu yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan tuntutan kurikulum. Standar yang dimaksud di sini
adalah syarat, karakteristik, dan kompetensi minimum yang harus dimiliki oleh suatu
buku. Menurut BNSP (2007), buku teks yang berkualitas wajib memenuhi empat
aspek standar buku teks pelajaran IPA, yaitu aspek materi/isi, penyajian, bahasa dan
kegrafikan. Oleh karena itu, untuk menetukan buku teks yang memenuhi standar
Proses ini mengacu pada instrument penilaian buku dari BSNP (Badan Standar
Nasional Pendidikan).
2.4
Aspek Penyajian
Pada aspek penyajian, empat subkomponen dengan indikator
masing-masing yang harus diperhatikan. Empat subkomponen pada aspek materi, yaitu:
1.Teknik penyajian,
Sistematika sajian;
Kelogisan penyajian;
Keruntutan penyajian; dan
Koherensi.
2.Pendukung penyajian materi,
Kesesuaian dan ketepatan ilustrasi dengan materi;
Advance organizer (pembangkit motivasi belajar) pada awal bab;
Peta konsep pada setiap awal bab dan rangkuman pada setiap akhir bab;
Contoh-contoh soal latihan dalam setiap bab;
Soal latihan pada setiap akhir bab;
Rujukan/sumber acuan termasuk teks, tabel, garafik, gambar dan lampiran;
Kunci jawaban soal latihan pada akhir buku; dan
Ketepatan penomoran dan penamaan tabel/gambar dan lampiran. 3.Penyajian pembelajaran,
Keterlibatan aktif peserta didik;
Berpusat pada peserta didik;
Pendekatan ilmiah; dan
Variasi dalam penyajian. 4.Kelengkapan penyajian.
Bagian pendahulu;
Bagian isi ; dan
Bagian Penyudah. 2.4.1 Variasi Penyajian
Buku teks menduduki tempat yang cukup penting dalam pembelajaran. Buku
teks yang berkualitas, sangat membantu kelancaran proses belajar mengajar. Untuk
itu, buku teks juga perlu dikembangkan dengan harapan akan semakin meningkatkan
mutu pembelajaran. Menurut Muslich (2010: 129), materi yang terdapat didalam buku
seharunya disajikan dengan berbagai metode agar tidak membosankan, misalnya
deduktif (umum ke khusus), induktif (khusus ke umum). Demikian pula, digunakan
berbagai jenis ilustrasi (gambar, foto, grafik, table, dan peta) sebagai pendukung
materi yang disajikan dalam buku. Sesuai dengan deskripsi dalam BSNP (2006:
4), bahwa materi pada buku harus disajikan dengan berbagai metode dan kreativitas
agar tidak membosankan.
Dalam buku teks ilustrasi, gambar, diagram, foto, grafik, tabel, peta dan nomor
adalah tanda/simbol/lambang yang mengandung makna dalam berkomunikasi.
Menurut Sitepu (2015:151), ilustrasi dalam buku teks juga memiliki peranan
menimbulkan minat dan motivasi siswa yang membaca, menarik dan mengarahkan
perhatian siswa, ilustrasi membantu siswa dalam memahami konsep yang sulit
dijelaskan dengan kata-kata, dengan adanya ilustrasi siswa yang lamban dalam
menujukan teks yang disertai dengan ilustrasi akan lebih lama diingat dibandingkan
teks tanpa ilustrasi. Akan tetapi, ilustrasi yang tidak ada teks penjelasannya juga tidak
membantu daya ingat.
2.4.2 Materi
Fisika adalah suatu ilmu yang lebih benyak memerlukan pemahaman dari
pada penghafalan. Kesuksesan seseorang dalam belajar fisika tergantung pada
kemampuannya dalam memahami konsep-konsep, pengertian, hukum-hukum dan
teori-teori. Pemahaman seseorang dapat ditunjukan oleh kemampuannya dalam
menerapkan materi yang diajarkan. Materi fisika juga melibatkan materi dengan ilmu
yang lain maupun dengan fenomena sehari-hari. Materi memuat konsep, definisi,
gambar, tabel, rumus, cerita, grafik, atau ilustrasi . Dengan menggunakan gambar,
tabel, rumus, cerita, grafik, atau ilustrasi dapat lebih membantu siswa dalam
memahami konsep yang disajikan. Melalui gambar, suatu materi lebih mudah
dipahami dibandingkan tampilan rumus-rumus atau uraian yang sangat panjang.
Melalui gambar pula peserta didik atau pembaca lebih mudah mengingat. Menurut
Sitepu (2015: 151), ilustrasi pada buku berfungsi untuk menjelaskan konsep sehingga
lebih konkret, jelas dan mudah dipahami. Menurut Bill Costello & Nancy J. Kolodziej
(2006 ), Picture books, which employ visual images to convey ideas, are ideal
instructional aids for today’s youth. Confirming this idea, Hibbing & Rankin-Erickson (2003) found that illustrations in picture books helped students comprehend the text.
BSNP menyatakan bahwa ilustrasi isi buku mampu memperjelas materi dengan
tampilan yang menarik sesuai objek aslinya, misalnaya kreatif dan dinamis, memiliki
tata warna dan kombinasi yang harmonis, sesuai karakter materi dan sasaran pembaca
2.4.2.1 Materi Gerak Pada Benda
2.4.2.1.1 Gaya
Giancoli (2001:90) berdasarkan intuisi, kita menggambarkan gaya sebagai
semacam dorongan atau tarikan terhadap sebuah benda. Ketika Anda mendorong
kereta belanja atau mobil yang mogok, Anda memberikan gaya pada kereta atau
mobil itu. Ketika sebuah lift mengangkat lift, atau martil memukul paku, atau
angin meniup daun-daun pada sebuah pohon berarti sebuah gaya sedang diberikan.
Defenisi lain tentang gaya diungkapkan oleh Tipler (2001:91), gaya adalah sebuah
pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya,
artinya dipercepat. Arah gaya adalah arah percepatan yang disebabkannya jika
gaya itu adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Gaya tidak selalu
menyebabkan gerak. Sebagai contoh, Anda bisa mendorong sebuah meja sekuat
tenaga tetapi meja tersebut tetap tidak bergerak. Sebuah gaya memiliki arah dan besar,
sehingga merupakan vektor yang mengikuti aturan-aturan operasi pada vektor.
Terdapat beberapa macam gaya, diantaranya adalah gaya interaksi dan gaya
kontak. Gaya interaksi adalah gaya gaya yang ditimbulkanoleh suatu benda pada
benda lain walaupun letaknya berjauha, misalnya gaya gravitasi, gaya listrik dan gaya
magnet. Sedangkan gaya kontak adalah gaya yang terjadi hanya pada
benda-benda yang bersentuhan, misalnya gaya normal, gaya gesek dan gaya tegangan
tali.
Galileo menyebutkan bahwa benda-benda yang dijatuhkan di dekat
permukaan bumi akan jatuh dengan percepatan yang sama (g), jika hambatan
udara diabaikan. Gaya yang menyebabkan percepatan ini disebut gaya gravitasi
dan dituliskan dengan : �� = .
Arah gaya ini ke bawah menuju pusat bumi. Dalam satuan SI, g = 9,80
/ sehingga berat benda yang massanya 1,00 kg di Bumi adalah 1,00 kg x 9,80
/ yaitu 9,80 N. Gaya gravitasi bekerja pada sebuah benda ketika benda tersebut jatuh. Ketika benda berada dalam keadaan diam di Bumi, gaya gravitasi
padanya tidak hilang. Terdapat sebuah gaya lain yang bekerja pada benda itu yang
mengimbangi gaya gravitasi sehingga benda berada dalam keadaan diam. Untuk
sebuah benda yang diam di atas meja, meja memberikan gaya keatas. Gaya yang
diberikan oleh meja ini sering disebut dengan gaya kontak yang terjadi ketika dua
buah benda bersentuhan. Ketika gaya kontak tegak lurus terhadap permukaan kontak, gaya itu biasa disebut gaya normal (“normal” berarti tegak lurus). Dan pada
diagram diberi label �� (Giancoli 2001:102) yang disajikan pada Gambar 2.1.
[image:34.595.161.458.445.568.2]
Gambar 2.1 Gaya pada Benda
2.4.2.1.2 Hukum-Hukum Newton Tentang Gerak
Analisis Newton Newton tentang gerak dirangkum dalam “tiga hukum
gerak”nya yang terkenal. Dalam karya besarnya, Principia (diterbitkan tahun
1687), Newton menyatakan terima kasihnya kepada Galileo. Pada kenyataannya
tersebut menyatakan bahwa sebuah benda tetap berada dalam keadaan diam atau
bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali jika diberi gaya total
yang tidak nol. Kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan
diam atau gerak tetapnya pada garis lurus disebut inersia. Dengan demikian,
hukum Newton pertama sering disebut hukum inersia (Giancoli 2001:93).
Kecenderungan ini digambarkan dengan mengatakan bahwa benda mempunyai
kelembaman. Sehingga Hukum pertama Newton seringkali dinamakan hukum
kelembaman (Tipler 2001:88)
Hukum pertama Newton tidak membuat perbedaan antara benda diam
dengan benda yang sedang bergerak dengan kecepatan konstan. Pertanyaan
tentang apakah sebuah benda sedang diam atau bergerak dengan kecepatan
konstan tergantung pada kerangka acuan dimana bendaitu sedang diamati. Sebuah
kerangka acuan dimana hukum pertama Newton berlaku dinamakan kerangka
acuan inersial (Tipler 2001:89-90)
Pada hukum keduanya, Newton menyatakan bahwa “Percepatan sebuah
benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding
terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya”. Bentuk persamaannya dapat dituliskan
=Σ�
Hukum Newton kedua menghubungkan antara deskripsi gerak dengan
penyebabnya, gaya. Hukum ini merupakan hubungan yang paling dasar pada fisika.
Dari hukum kedua Newton dapat dibuat defenisi yang lebih tepat mengenai gaya,
Hukum kedua Newton juga menggambarkan dan menetapkan hubungan antara
besaran dinamika gaya dan massa dan besaran kinematika percepatan, kecepatan
dan perpindahan. Hal ini sangat bermanfaat karena memungkinkan dapat
menggambarkan aneka gejala fisika yang luas dengan menggunakan hanya sedikit
hukum gaya yang relatif mudah.
Adapun pada hukum ketiganya, Newton menjelaskan bahwa ketika suatu
benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan
gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang pertama.
Hukum ini kadang-kadang dinyatakan juga sebagai untuk setiap aksi ada reaksi yang
sama dan berlawanan arah. Pernyataan ini memamng benar, tetapi untuk
menghindari kesalahpahaman sangat penting untuk mengingat bahwa gaya “aksi” dan gaya “reaksi” bekerja pada benda yang berbeda (Giancoli 2001:97). Hukum ketiga
Newton kadang-kadang disebut pula sebagai hukum interaksi. Hukum ini
menggambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya-gaya selalu terjadi
berpasangan (Tipler 2001:97).
2.4.2.2 Pesawat sederhana
Pesawat sederhana adalah suatu alat yang digunakan untuk mempermudah
melakukan usaha. Pesawat sederhana adalah peralatan yang dapat mempermudah kita
dalam melakukan usaha. Pesawat sederhana dapat mempermudah melakukan usaha
dengan meningkatkan besar gaya yang bekerja pada objek, jarak untuk gaya dapat
bekerja dan mengubah arah gaya yang bekerja. Pesawat sederhana terdiri dari:
a. Tuas atau pengungkit
b. Katrol
d. Bidang miring
A. Pengungkit
Pengungkit atau disebut juga tuas merupakan pesawat sederhana yang
paling sederhana. Pengungkit ini terdiri dari sebuah batang kaku (misalnya logam,
kayu, atau batang bambu) yang berrotasi di sekitar titik tetap yang dinamakan
titik tumpu. Selain titik tumpu yang menjadi tumpuan bagi pengungkit, ada dua
titik lain pada pengungkit, yaitu titik bebandan titik kuasa. Titik beban merupakan
titik dimana kita meletakkan atau menempatkan beban yang hendak diangkat
atau dipindahkan, sedangkan titik kuasa merupakan titik dimana gaya kuasa
diberikan untuk mengangkan atau memindahkan beban. Pengungkit dapat
memudahkan usaha dengan cara menggandakan gaya kuasa dan mengubah arah gaya.
Contoh: gunting, linggis, jungkatjungkit, pembuka botol, pemecah biji kenari, sekop
koper, pinset, dan sebagainya.Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 2.2
Gambar 2.2 Pengukit/Tuas
F x L = F x L KM = Fb
Fk = Lk Lb
Keterangan :
KM= keuntungan mekanik
F = L = L =
Gambar 2.3 Jenis-Jenis Pengukit
B. Katrol
Katrol merupakan pesawat sederhana yang terdiri dari sebuah roda atau
piringan beralur dan tali atau kabel yang mengelilingi alur roda atau piringan tersebut.
Keuntungan mekanik katrol tetap sama dengan 1. Jadi, katrol tetap tunggal tidak
menggandakan gaya kuasa atau dengan kata lain gaya kuasa sama dengan gaya beban.
kedudukan katrol bebas berubah dan tidak dipasang di tempat tertentu. Biasanya katrol
bebas diletakkan di atas tali beban. Katrol bebas berfungsi untuk melipatkan gaya,
sehingga gaya pada kuasa yang diberikan untuk mengangkat benda menjadi setengah
dari gaya beban. Katrol jenis ini biasanya ditemukan di pelabuhan yang digunakan
untuk mengangkat peti kemas. Keuntungan mekanik dari katrol bebas lebih besar dari
1. Pada kenyataannya nilai keuntungan mekanik dari katrol bebas tunggal adalah 2.
Penerapan katrol dalam kehidupan sehari-hari biasa divariasi sehingga
membentuk katrol bebas maupun katrol majemuk. Variasi tersebut dimaksudkan
untuk mempermudah pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Agar lebih memahami
[image:39.595.158.438.214.343.2]variasi katrol secara lebih lanjut dapat diperhatikan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Macam-macam Jenis Katrol
C. Roda Berporos
Roda berporos merupakan pesawat sederhana yang terdiri atas sebuah poros
yang melekat pada pusat roda yang lebih besar sehingga roda dan poros dapat berputar
bersama-sama. Roda berporos memiliki fungsi untuk mempercepat gaya. Selain gear
sepeda, contoh penerapan pesawat sederhana jenis roda berporos adalah kursi roda,
mobil, dan sepatu roda.
D. Bidang Miring
Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang terdiri dari
bidang datar yang salah satu ujungnya lebih tinggi daripada ujung lainnya.
Bidang miring diposisikan miring agar dapat memperkecil gaya yangdibutuhkan
untuk memindahkan benda ke tempat yang lebih tinggi dibandingkan mengangkatnya
secara vertikal.
Ilustrasi adalah gambar yang diperlukan untuk menerangkan atau mengisis
sesuatu. Dalam desain grafis, ilustrasi merupakan suatu subjek yang dapat memiliki
alur sejarah serta perkembangan yang spesifik atas jenis kegiatan seni.(Kusrianto
:2007). Ilustrasi dapat digunakan untuk menampilkan banyak hal antara lain :
memberikan gambaran tokoh atau karakter dalam cerita, menampilkan item yang
diungkapkan dalam suatu buku pelajaran, memvisualisasikan langkah-langkah
instruksi dalam paduan dan eksperimen, dan sekedar menghibur pembaca. Ilustrasi
yang baik adalah ilustrasi yang benra-benar mewakili substansi tulisan. Pada
prinsipnya ilustrasi dalam buku harus dapat memperjelas pesan atau pengertian yang
ada dalam uraian materi. Oleh karena itulah, ilustrasi dan keterangan yang digunakan
dalam buku harus benar, jelas, menarik, tata letaknya tepat, bentuk sesuai kenyataan
dan memiliki ukuran yang proporsional. Ilustrasi dapat berupa foto, lukisan rupa,
tabel, gambar, daftar, sketsa dan wujud benda secara konkrit sesuai aslinya.
Ilustrasi visual dalam bentuk tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara
yang praktis untuk data setatistik. Siswa atau sasaran pembaca akan menafsirkan dan
memahami data yang disajikan dalam bentuk tabel secara cepat. Agar tabel itu mudah
dipahami oleh pembaca isi dalam tabel tidak usah terlalu banyak , sebab akan
mengurangi nilai penyajian tabel. Secara teknis teknis,penyajian tabel diatur sebagai
berikut.
Jika ukuran tabel melebihi setengah halaman maka tabel tersebut ditempatkan pada hala,an tersendiri. Jika ukuran tabel sama atau kurang dari setengah
halaman tabel diintegrasikan dengan teks.
Jika tabel lebih dari satu halaman identitas tabel ditulis kembali pada halaman yang berisi kelanjutan tabel.
Kata “Tabel” ditulis disebelah kiri, sejajar dengan garis kiri tabel, diikuti nomor dan nama tabel.
Nama tabel ditulis dalam huruf capital pada setiapa awal kata kecuali kata hubung dan depan.
Isi data dalam tabel ditulis dengan sepasi tunggal.
Jika tabel terintegrasi dengan teks, jarak teks antara sebelum dan sesudah tabel adalah tiga sepasi.
Selaian tabel, ilustrasi visual juga bias disajikan dalam bentuk gambar(foto,
gambar, grafik, seketsa, diagram). Penyajian ilustrasi gambar dapat membantu
mempercepat pemahaman pembaca secara utuh. Gambar pada buku tidak hanay
bertujuan membangun deskripsi, tetapi bias menekankan hubungan hal tertentu yang
signifikan. Gambar yang dimaksud dalam pembahasan ini bukan gambar ilustrasi
sebagaimana yang terdapat pada dalam karya fiksi atau komik, tetapi berupa grafik,
peta, diagram, sketsa/bagan, dan sajian gambar lain yang berbentuk gambar dalam
karya ilmiah. Penyajian gambar dalam buku teks atau karya ilmiah haruslah jelas,
sederhana dan sistematis. Secara teknis teknis, penyajian visual dalam bentuk gambar
diatur sebagai mana mengikuti tata cara sebagai berikut.
Nama gambar ditaruh dibawah gambar, bukan diatas gambar.
Kata Gambar ditulis disebelah kiri, sejajar dengan batas kiri gambar, diikuti nomor dan nama gambar.
Gambar harus dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami tanpa harus menggunakan pejelasan.
Gambar harus efisien sebab terlalu banyak gambar akan mengurangi nilai penyajian gambar.
Jika ukuran gambar melebihi setengah halaman maka gambar tersebut ditempatkan pada hala,an tersendiri. Jika ukuran gambar sama atau kurang dari
setengah halaman gambar diintegrasikan dengan teks.
Supaya kehadiran gambar di dalam buku ajar dapat berfungsi secara optimal,
pemilihan dan peletakan gambar harus disesuaikan dengan teks bacaan atau wacana.
Teks bacaan atau wacana harus berkaitan atau sejalan dengan ilustrasi atau gambar
yang dicantumkan pada teks bacaan tersebut. Kaitan itu tidak cukup dengan
informasi-informasi yang ada di dalam buku teks bacaan melainkan juga dengan
gagasan-gagasan utama di dalam teks bacaan itu. Dengan demikian, pemilihan dan
pencantuman ilustrasi juga akan dengan sendirinya berkaitan dengan tujuan
pembelajaran dan tema/topik yang telah ditetapkan.
2.6 Fungsi Buku Ajar
Dalam pembuatan buku pelajaran, diharapkan dapat bermanfaaat bagi
pembacanya. Fungsi buku pelajaran secara umum adalah mempermudah peserta didik
dalam proses pembelajaran. Dilihat dari fungsinya, selain mempunyai fungsi umum
sebagai sosok buku, buku pelajaran mempunyai fungsi sebagai, sarana lam
tugas guru dalam pengajaran, pemerlancar dalam mencapai tujuan pembelajaran dan
membantu efisiensi dan keefektivan dalam kegiatan pembelajaran (Muslich
2010:52).
Menurut Greene dan Petty, sebagimana dikutip oleh Muslich (2010:53), telah
merumuskan beberapa peranan buku pelajaran sebagai berikut:
1. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai
pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang
disajikan.
2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subjek materi yang kaya, mudah
dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para peserta
didik, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana
keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi
yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya.
3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai
keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam
komunikasi.
4. Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya,
metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi para peserta
didik.
5. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai
penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.
6. Menyajikan bahan/sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna.
Selain itu menurut Sitepu (2015: 151), ilustrasi berfungsi untuk menjelaskan
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi buku pelajaran adalah sebagai
sumber kegiatan, acuan, dan gagasan bagi peserta didik dan guru dalam pembelajaran
yang telah dirancang sebelumnya.
2.7 Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian mengenai analisis buku telah banyak dilakukan. Dari
beberapa penelitian berikut, ada beberapa hal berbeda yang dianalisis. Beberapa hal
berbeda tersebut sebenarnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengetahui
kualitasdari buku ajar yang dianalisis. Berikut hasil dari penelitian terdahulu yang
relevan dengan bahasan dalam skripsi ini.
Jurnal dengan judul “ Analisis Ilustrasi Gambar pada Buku Teks Fisika Kelas
XI yang Banyak digunakan di SMA Negri se-Kabupaten Demak” karya Ani Cahyani,
tahun 2015. Penelitian ini menfokuskan pada aspek kegrafikan buku yang terdiri dari
3 subaspek, 1). Mencerminkan isi buku, 2). Mempermudah dan memperjelas
pemahaman, dan 3). Daya tarik. Populasi penelitian ini adalah buku ajar fisika kelas
XI yang banyak digunakan di Kabupaten Demak, sedangkan sampel penelitiannya
adalah tiga buku dengan peringkat teratas yakni Fisika untuk SMA kelas XI
karangan Marthen Kanginan terbitan Erlangga tahun 2007 (buku A), Fisika untuk
SMA kelas XI karangan Supiyanto terbitan Phibeta tahun 2007 (buku B), dan
Terpadu Fisika SMA/MA karangan Bob Foster terbitan Erlangga tahun 2011 (buku
C). Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu: kualitas pencerminan
ilustrasi gambar pada buku teks fisika kelas XI ketiga buku menunjukkan
2.8
Kerangka Berpikir
Buku merupakan salah satu sarana pembelajaran yang penting untuk
menunjang proses belajar-mengajar di sekolah. Buku merupakan salah satu sarana
pembelajaran yang penting untuk menunjang proses belajar-mengajar di sekolah.
Buku yang berkualitas akan menunjang pembelajaran dengan baik. Sebagian besar
buku pelajaran IPA kelas VIII yang terdapat di SMP Negeri se- Kota Demak belum
diketahui bagaimana kualitasnya jika dilihat dari aspek variasi penyajian, kesesuaian
ilustrasi dengan materi, ilustrasi berpengaruh pada penguasaan teks oleh siswa, dan
daya tarik ilustrasi. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian mengenai buku tersebut.
Penelitian dilaksanakan dengan menganalisis buku yang dijadikan sampel berdasarkan
beberapa kriteria dan instrumen yang telah disusun.
2.9
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah mengenai pengaruh ilustrasi teks pada
penguasaan teks oleh siswa, maka hipotesis yang dikemukakan adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan nilai antara kelas yang menggunakan tes soal dengan
ilustrasi dan kelas yang menggunakan tes soal tanpa ilustrasi
Ha
:
Ada perbedaan nilai antara kelas yang menggunakan tes soal dengan ilustrasi31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu
gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2006: 10).
Analisis buku teks IPA SMP kelas VIII di Kabupaten Demak yang mencakup aspek
penyajian didasarkan pada standar BNSP, yaitu menggunakan pedoman penilaian
buku pelajaran fisika untuk sekolah menengah pertama dan sekolah menengah
atas dari Pusat Perbukuan Depdiknas.
3.2 Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, tidak dikenal istilah populasi dan sampel karena
penelitian ini a dalah penelitian kualitatif dimana berupa studi kasus tentang buku.
Seperti yang dijelaskan dalam Sugiyono (2010: 298) , bahwa dalam penelitian
kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari
kasus tertentu yang ada pada situasi sosial dan hasil kajiannya tidak akan
diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial
yang memiliki kesamaaan pada situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Subjek
penelitian ini adalah buku teks fisika kelas VIII yang secara umum digunakan di
Kabupaten Demak tahun ajaran 2015/2016. Berdasarkan observasi awal yang
banyak digunakan di Kabupaten Demak adalah buku fisika terbitan Puskurbuk dan
Erlanggga.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel dalam Penelitian ini adalah:
a. Varisai penyajia.
b. Kesesuaian ilustrasi dengan materi.
c. Ilustrasi pada buku.
d. Penguasaan teks pada buku.
e. Daya tarik Ilustrasi.
3.4 Desain Penelitian
Desain Penelitian untuk mengetahui tahapan –tahapan penelitian digambarkan
[image:47.595.186.456.549.709.2]dalam diagram alir pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Tahap-tahap Penelitian Observasi awal
Pemilihan buku teks IPA kelas VIII kurikulum 2013 yang digunakan di Kabupaten demak untuk dianalisis (buku teks yang dipilih adalah buku teks yang paling banyak digunakan)
Buku teks
Analisis aspek penyajian buku menurut BSNP
3.5 Metode Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2010:203), metode pengumpulan data adalah suatu
metode yang digunakan dalam penelitian yang berfungsi untuk mengumpulkan data
penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.Metode angket
Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh daftar buku
teks yang digunakan sebagai referensi pembelajaran fisika SMP kelas VIII kurikulum
2013 di Kabupaten Demak.
2.Metode dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data
persentase skor pada tiap-tiap sub aspek yang diteliti. Dokumentasi dilakukan dengan
memberikan skor pada tiap-tiap butir penilaian untuk masing-masing subbab pada
lembar penilaian. Kriteria skor yang digunakan untuk memberikan penilaian telah
ditetapkan oleh BSNP. Dalam penelitian ini, penilaian buku teks IPA menurut
standar BSNP dilakukan oleh tiga penilai, yaitu peneliti, dua teman sejawat.
Dengan memintak validasi ahli instrument kepada dosen ahli.
3.Metode test
Metode test dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data presentase
skor pada hubunga ilustrasi dengan penguasaan teks dalam buku teks. Test dilakukan
dengan memberikan soal kepada siswa kemudian hasil soal yang di ujikan ke siswa
3.6
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
penelitidalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih muda dan hasil lebih baik,
dalam artian lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehinnga mudah diolah. Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Angket
Instrumen berupa angket digunakan untuk mendapatkan daftar buku teks
Fisika kurikulum 2013 yang digunakan SMP di Kabupaten Demak.
2.Lembar Penilaian
Instrumen berupa lembar penilaian digunakan untuk menilai buku teks fisik.
Instrumen lembar penilaian yang digunakan adalah instrumen penilaian buku teks IPA
menurut standar BSNP dari Pusat Perbukuan Depdiknas.
3.Lembar test
Instrumen berupa lembar soal digunakan untuk menilai hubungan ilustrasi
dengan penguasaan oleh siswa.
3.6.1 Validator Ahli
3.6.1.1Validasi Angket penilaian buku ajar
Angket penilaian buku ajar bertujuan untuk mengetahui apakah bahan ajar
yang dikembangkan layak atau tidak untuk digunakan dalam proses pembelajaran
yang berpedoman pada BSNP. Validitas yang digunakan untuk angket penilaian buku
ajar yaitu dengan menggunakan validitas isi yang dilakukan oleh Prof. Syakir dan Dra.
Langlang Handayani terdapat beberapa hal yang perlu direvisi dalam angket penilaian
buku ajar terutama pada bagian rubrik angket penilaian buku ajar. Rubrik pada
ilustrrasi buku ajar diperbaiki dengan kalimat yang dapat terukur (rubik penilaian
dapat dilihat pada Lampiran 2). Tidak diperkenankan menggunakan kata relatif seperti
sangat dan kurang.
4.1.1.2 Validasi Soal hubungan ilustrasi dengan teks pada buku
Validasi soal test dilakukan oleh ahli, ahli yang dimaksud adalah dosen
pembimbing. Validasi soal tes bertujuan untuk mengetahui soal mana yang baik untuk
mengukur hubungan ilustrasi dengan teks pada buku. Uji coba tes pada penelitian ini
dilakukan melalui perhitungan tiga aspek yakni reliabilitas, tingkat kesukaran, dan
daya pembeda. Validitas isi ditentukan oleh dosen ahli setelah melalui tahap uji coba.
Setelah melalui tahap uji coba ahli memilih 15 butir soal dari 20 soal yang diujikan.
Cara pemilihan soal yakni memilih soal yang memiliki tingkat kesukaran dan daya
pembeda yang baik. Berdasarkan hasil uji coba ada 15 soal yang memiliki tingkat
kesukaran dan daya pembeda yang baik.
3.7 Metode Analisis Data
Analisis buku teks IPA berdasarkan standar BSNP dilakukan dengan lembar
penilaian buku teks yang dibuat dengan memperhatikan aspek penyajian yang
mengacu pada instrumen penilaian buku pelajaran IPA untuk sekolah menengah
pertama dan sekolah menengah atas dari Pusat Perbukuan Depdiknas. Lembar
penilaian ini terdiri atas butir penilaian pada tiap-tiap sub aspek yang dilengkapi
dengan kriteria penskoran yang disiapkan penelitian.
3.7.1 Analisis Data Awal
3.7.1.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian
H0: � = � = � = � = � = � (varians keenam kelas homogen) H1:� ≠ � ≠ � ≠ � ≠ � ≠ � (varians keenam kelas tidak homogen) Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan rumus uji Bartlett sebagai berikut:
� = ln {� − ∑ �− log � }
dengan
� = log ∑ � − dan
=∑∑ � − �
�−
Keterangan:
2
i
S
= varian masing-masing kelompokS = varian gabungan
B = koefisien Barlett
ni = Jumlah siswa dalam kelas
Berdasarkan analisis uji homogenitas, didapatkan �ℎ� = , melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Bartlett. Nilai � = , dengan α = 0,05 dan dk = 2. Dari data tersebut dapat disimpulkan nilai �ℎ� < � , sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga kelas tersebut memenuhi kriteria sebagai populasi yang
homogen satu sama lain. Hasil uji homogenitas dapat dilihat secara lengkap pada
Lampiran 3.
3.7.1.2 Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis
hasil nilai mengerjakan soal. Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji
chi-kuadrat dengan rumus:
� = ∑ �− �
� �=
Keterangan:
� = chi kuadrat
� = frekuensi pengamatan
= frekuensi yang diharapkan
k = banyaknya kelas
3.7.1.2 Reliabilitas Tes
Untuk menghitung koefisien reliabilitas pada tes bentuk uraian digunakan
rumus Alpha Cronbach yang dikemukaan oleh Arikunto (2009) sebagai berikut:
r = (k − )k −∑ σ σ
Keterangan:
k = banyaknya butir pertanyaan
∑ σ = jumlah varians butir
σ = varians total Dengan,
N N
x x
i
2 2
Keterangan:
∑ = jumlah butir soal
N = banyak subyek pengikut tes
Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu setelah didapatkan harga r1 1, kemudian
dibandingkan dengan r product moment pada tabel, jika
r
hitung
r
tabel, maka item yangdiujikan tersebut dianggap reliabel. Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi
reliabilitas menurut Sugiyono (2010:231) disajkan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Interpretasi terhadap Reliabilitas
Interval Kriteria
0,000 ≤ <0,200
0,200 ≤ < 0,400
0,400 ≤ < 0,600
0,600 ≤ < 0,800
0,800 ≤ < 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Berdasarkan hasil analisis data uji coba skala terbatas (data analisis dapat
dilihat pada lampiran 6) memberikan hasil analisis reliabilitas soal yang baik, soal
yang diuji cobakan kepada 15 siswa kelas VIII memperoleh hasil ℎ� =
, dengan taraf signifikansi 5% dan dk= 15-1=14. Menurut kriteria reliabilitas, soal dikatakan reliabel kuat jika 0,600≤ < , berdasarkan hasil analisis soal yang diujikan reliabel dan memiliki tingkat reliabilitas kuat.
3.7.1.3 Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.
Untuk mengetahui taraf kesukaran butir soal dapat mengunakan rumua yang
= �
� = ℎ ℎ
Tabel 3.2 Interpretasi terhadap Kesukaran Soal
Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
No Butir Soal Jumlah Kriteria Keterangan
1. 2,3,9,11,14 4 Tidak dipakai Dibuang
2. 1,4,5,7,17,19,20 7 Diterima dengan
perbaikan Dipakai
3. 6,8,10,12,13,16,
18 8
Diterima dengan
perbaikan Dipakai
4. 15 1 Diterima Dipakai
Berdasarkan hasil analisis mengenai tingkat kesukaran 20 butir soal uraian maka
terdapat 7 soal mudah yang dipakai dan 4 soal mudah yang dibuang, 8 soal sedang
yang dipakai, dan 1 soal sukar yang dibuang (perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 5).
3.7.1.4Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa
Interval Kriteria
0,00 ≤ TK ≤0,30 Sukar
0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang
yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Untuk menentukan
indeks diskriminasi, peneliti menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Rosilowati
(2014) sebagi berikut:
�� =� − � ℎ
Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal
No Butir Soal Jumlah Kriteria
1. 2,3,9,11,14 5 Tidak dipakai
2. 1,4,5,7,17,19,20 7 Diterima dengan perbaikan
3. 6,8,10,12,13,16,18 7 Diterima dengan perbaikan
4. 15 1 Diterima
Berdasarkan data Tabel 3.4, bahwa hasil analisis daya pembeda terdapat empat
kriteria yaitu dipakai, diterima namun direvisi, direvisi, dan dibuang. Soal yang
memiliki daya pembeda baik terdapat 15 soal (perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 5)
3.7.2 Analisis Data Akhir
3.