• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIAGRAM LATTICE DAN KONSTRUKSI DYCK PATH DENGAN PANJANG K – UPSTROKES DAN K – DOWNSTROKES DARI TITIK (0,0) KE (2K,0) DAN PERUBAHAN BENTUK DARI DYCK PATH MENJADI 2 – COLORED MOTZKIN PATH DAN SCHRÖDER PATH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DIAGRAM LATTICE DAN KONSTRUKSI DYCK PATH DENGAN PANJANG K – UPSTROKES DAN K – DOWNSTROKES DARI TITIK (0,0) KE (2K,0) DAN PERUBAHAN BENTUK DARI DYCK PATH MENJADI 2 – COLORED MOTZKIN PATH DAN SCHRÖDER PATH"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

DIAGRAM LATTICE DAN KONSTRUKSI DYCK PATH DENGAN PANJANG K UPSTROKES DAN K DOWNSTROKES DARI TITIK (0,0)

KE (2K,0) DAN PERUBAHAN BENTUK DARI DYCK PATH MENJADI 2 – COLORED MOTZKIN PATH DAN SCHRÖDER PATH

ABSTRAK

Penelitian ini membahas salah satu aplikasi dari bilangan Catalan yaitu ketika menghitung banyaknya cara yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam memilih rute perjalanan dari titik awal (0,0) sampai titik Lattice (n,n) dengan cara melangkah setiap satu satuan ke arah kanan atau ke arah atas. Hal ini dikenal sebagai Lattice path. Akan tetapi ketika cara melangkah Lattice path berubah menjadi diagonal maka lintasan yang dihasilkan disebut sebagai Dyck path. Selain itu, Dyck Path dengan panjang K – upstrokes Dan K – downstrokes dari titik (0,0) ke (2k,0) juga dapat berubah bentuk menjadi 2 – colored Motzkin path dan

Schröder path. Dalam penelitian ini juga akan dibuktikan dengan induksi

matematika bahwa bilangan Catalan Cn dapat dinyatakan dalam bentuk

1 ; 1 2 1

n n

n n

Cn atau

n n n

n 2 1

2

2 untuk n ≥ 0.

Kata Kunci : Bilangan Catalan, Dyck path, Lattice path, 2 – colored Motzkin path,

(2)

LATTICE DIAGRAM AND DYCK PATH CONSTRUCTION OF LENGTH K – UPSTROKES AND K – DOWNSTROKES FROM (0,0) TO (2K,0) AND

DYCK PATH CHANGING TO 2 – COLORED MOTZKIN PATH AND SCHRÖDER PATH

Abstract

This research discusses about one application of the Catalan numbers which is how to calculate the number of strategies for someone in choosing a travel route from (0,0) to (n,n) using one unit step to the right or above. This is known as the Lattice path. If the Lattice path changes into diagonal path, then the generated path is called as the Dyck path. Moreover, the Dyck path with k – upstrokes and k – downstrokes from (0,0) to (2k,0) also can be changed into 2 – colored Motzkin path and Schroder path. We also prove that the Catalan numbers can be alternatively defined as follow : ; 1

1 2 1

n n

n n

Cn or

n n n

n 2 1

2

2 for n ≥ 0.

(3)

DIAGRAM LATTICE DAN KONSTRUKSI DYCK PATH DENGAN PANJANG K UPSTROKES DAN K DOWNSTROKES DARI TITIK (0,0) KE(2K,0) DAN PERUBAHAN BENTUK DARI DYCK PATH MENJADI 2 –

COLORED MOTZKIN PATH DAN SCHRÖDER PATH

Oleh :

Cut Nurliana Setia Putri

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

Pada

Jurusan Matematika Program Studi Magister Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MAGISTER MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

IWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 27 September 1986

merupakan anak pertama dari enam bersaudara pasangan Bapak Teuku M. Nur

dan Ibu Agustina E.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh :

1. Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Kampung Baru pada tahun 1991–1997.

2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 8 Bandar

Lampung pada tahun 1997–2000.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Al –Kautsar Bandar Lampung pada

tahun 2000–2003.

4. S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lampung pada tahun 2003–2007.

Pada tahun 2008 sampai dengan Juli 2009 penulis bekerja sebagai salah satu staf

pengajar Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh Aceh Barat dan pada bulan

Januari 2010 penulis diangkat sebagai CPNS guru matematika Kota Bandar

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap alhamdulillah puji syukur atas karunia Allah SWT, atas izin

dan ridha–Nya karya ku ini dapat terselesaikan dan kupersembahkan kepada

orang–orang tercinta :

Ayahanda dan ibunda, Bapak Teuku M. Nur dan Ibu Agustina E atas doa dan

kasih sayang yang diberikan dalam setiap langkahku dalam menggapai semua

impian.

Zaujih al–mahboob, Dedi Syahputra atas cinta, pengertian, semangat dan

dukungan yang selalu diberikan

Adik–adik yang paling kakak sayang, TM Fawaaty HS, Cut Dara Permata Sari,

TM. Robby Mandala, Cut Annisa Intan Keumala, Cut Aziza Tasya Malahayati

(9)

MOTTO

Berusaha sebaik dan semaksimal mungkin. Apapun hasilnya, pasrahkan pada

(10)

SANWACANA

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul Diagram Lattice dan Konstruksi Dyck Path dengan Panjang

K Upstrokes dan K Downstrokes dari Titik (0,0) Ke (2k,0) dan Perubahan

Bentuk dari Dyck Path Menjadi 2 Colored Motzkin Path dan Schröder Path.

Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar

Magister Sains di Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa penulisan

tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara

moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Ibu Dra. Wamiliana, M.A, Ph.D, selaku pembimbing I yang telah

memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan tesis ini.

2. Bapak Dr. Muslim Ansori, S.Si., M.Si, selaku Pembimbing II yang telah

(11)

3. Bapak Drs. Tiryono Ruby, M.Sc, Ph.D, selaku Ketua Jurusan Matematika

serta pembahas yang memberikan arahan pada penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

4. Bapak Drs. Mustofa Usman, M.A, Ph.D, selaku Ketua Program Studi

Magister Matemtika sekaligus pembimbing akademik yang telah mendidik

dan memberikan arahan kepada penulis.

5. Seluruh dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama

menyelesaikan masa studi.

6. Ayahanda dan Ibunda yang telah mendukung penulis dari awal masa studi

ke penulisan tesis ini selesai.

7. Yang selalu mendampingi, suamiku Dedi Syahputra, SP sebagai orang

yang paling mendukung baik doa, moril dan materil demi tercapainya

gelar M.Si ini

8. Teman-teman angkatan 2013 yang telah membantu penulis baik secara

langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dan memotivasi

penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

Harapan penulis semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

Bandar Lampung, 31 Juli 2015

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR GAMBAR... iii

DAFTAR TABEL... iv

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Penelitian ... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 5

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koefisien Binomial ... 6

2.2 Segitiga Pascal (Koshy, 2009) ... 7

2.3 Bilangan Catalan (Koshy, 2009)... 8

2.3.1 Relasi Rekurensi (Anderson, 2002)... 8

2.3.2 Definisi Rekursif dari Bilangan Catalan Cn(Davis, 2014) 10 2.4 Konsep Dasar Teori Graf ... 11

(13)

III METODE PENELITIAN

3.1 Penelitian Relevan yang Telah Dilakukan... 16

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 17

3.3 Metode Penelitian ... 17

IV PEMBAHASAN... 21

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Bilangan Catalan ... 8

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Segitiga Pascal ... 7

Gambar 2.2 Contoh Graf G dengan 9vertexdan 5edge... 11

Gambar 2.3 Contoh Graf yang memuatwalk... 12

Gambar 2.4 ContohLattice ... 12

Gambar 2.5 ContohDyck pathdenganpeakberjumlah 1 ... 14

Gambar 2.6 ContohDyck pathdenganvalleyberjumlah 1 ... 14

Gambar 2.7 Contohkcolored Motzkin Lattice path dengan k = 2... 15

Gambar 2.8 ContohSchröder pathdari (0,0) sampai (6,0)... 15

Gambar 3.1 Cara mengubahDyck pathmenjadi2colored Motzkin path 18 Gambar 3.2 Cara mengubahDyck pathmenjadiSchrödder pathtanpapeak 19 Gambar 3.3 Diagram alir penelitian... 20

Gambar 4.1 KonstruksiLattice path, Dyck path, 2colored Motzkin path, Schrödder pathtanpapeakuntuk k = 1 ... 21

Gambar 4.2 KonstruksiLattice path, Dyck path, 2colored Motzkin path, Schrödder pathtanpapeakuntuk k = 2 ... 22

Gambar 4.3 KonstruksiLattice path, Dyck path, 2colored Motzkin path, Schrödder pathtanpapeakuntuk k = 3... 23

(16)

Gambar 4.5 KonstruksiLattice path, Dyck path, 2colored Motzkin path,

Schrödder pathtanpapeakuntuk k = 5 ... 32

Gambar 4.6 Banyaknya cara bersalaman yang mungkin untuk 0≤ n ≤ 3.. 38

Gambar 4.7 Banyaknya cara yang mungkin dapat dilewati semut untuk

(17)

I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Eugene C. Catalan adalah seorang matematikawan asal Belgia yang menemukan

bilangan Catalan pada tahun 1838 ketika mempelajari bentuk barisanparentheses

(barisan bentuk kurung). Barisan parentheses dibuat dari semua string seimbang

yang dibentuk dari n tanda kurung sebelah kiri dan n tanda kurung sebelah kanan

dengan jumlah dari tanda kurung sebelah kanan tidak boleh melebihi tanda

kurung sebelah kiri. Catalan menghitung banyaknya cara suatu rantai dari n + 1

simbol yang bisa dibentuk dengan n pasang tanda kurung sehingga setiap

pasangan memiliki 2 simbol, sebuah ekspresi kurung dan sebuah simbol atau dua

ekspresi kurung. Sebagai contoh, untuk n = 3, dapat dibentuk string seperti ()()()

dan (())(), namun tidak diizinkan membentuk string seperti (())) atau ())(()

(Grimaldi, 2012). Akan tetapi, bilangan tersebut tidaklah ditemukan pertama kali

oleh Catalan.

Sekitar tahun 1751 Euler menemukan bilangan Catalan ketika mempelajari

trigonometri dari poligon konveks (Koshy, 2009). Euler menentukan jumlah total

dari cara seseorang bisa menggambarkan n – 3 diagonal dalam suatu poligon

konveks n– sisi ( untuk n≥ 3)sehingga tidak ada dua diagonal beririsan didalam

(18)

2

Bilangan Catalan ini dapat diaplikasikan dalam berbagai macam hal. Berbagai

contoh aplikasi bilangan Catalan ini telah dipublikasikan oleh Jiang (2012), antara

lain sebagai berikut :

1. Stacking coinsyaitu jumlah cara mengambil koin pada baris bagian bawah

yang terdiri dari n berurutan dalam sebuah bidang sedemikian sehingga

tidak ada koin yang diijinkan untuk diletakkan pada dua sisi dari koin

bagian terbawah dan setiap koin tambahan harus berada di atas dua koin.

2. Balanced parantheses yaitu jumlah cara mengelompokkan suatu string

dari n pasangan dari tanda kurung sedemikian sehingga setiap kurung buka

berpasangan dengan kurung tutup

3. Mountain ranges yaitu jumlah cara membentuk daerah gunung pada suatu

garis dengan n upstrokes dan n downstrokes sedemikian sehingga setiap

upstroke bersesuaian dengan downstroke dengan lintasan tidak berada di

bawah titik awal.

4. Polygon triangulation yaitu jumlah cara memotong n+2 polygon sisi

konveks dalam sebuah bidang menjadi segitiga dengan menghubungkan

titik–titik dengan garis lurus dan tidak ada garis yang berpotongan.

5. Balanced trees yaitu jumlah dari pohon biner lengkap dengan n titik

dalam. Titik dalam adalah sebuah titik yang menghubungkan titik lain

yang berada diatasnya. Pohon biner lengkap adalah suatu akar pohon yang

setiap titik dalamnya memiliki tepat dua segmen untuk tumbuh.

Salah satu aplikasi lain dari bilangan Catalan adalah ketika menghitung

(19)

3

perjalanan dari titik awal (0,0) sampai titik Lattice (n,n) dengan cara melangkah

setiap satu satuan ke arah kanan atau ke arah atas. Hal ini dikenal sebagaiLattice

path. Akan tetapi ketika cara melangkah Lattice path berubah menjadi diagonal

maka lintasan yang dihasilkan disebut sebagaiDyck path.

Sebelumnya sudah banyak peneliti melakukan penelitian mengenai Dyck path,

akan tetapi di Indonesia, sangat jarang sekali peneliti yang meneliti tentang hal

ini. Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai Dyck pathadalah sebagai

berikut :

1. Heubach and Toufik pada tahun 2006 dalam jurnalnya yang berjudul

Staircase Tilings and Lattice Paths menjelaskan mengenai bagaimana

menentukan suatu struktur kombinatorial, yaitu suatu pengubinan dari tangga

dalam bidang 2

ketika dibatasi dengan cara yang berbeda untuk

menciptakan bijeksi langsung untuk Dyck path dengan panjang 2n, Motzkin

Path dengan panjang n dan n – 1 serta Schröder Paths dan Little Schröder

Pathsdengan panjang n.

2. Dalam jurnal Counting Humps in Motzkin Paths, Ding and Du pada tahun

2011, membahas mengenai jumlah bukit dari Dyck, Motzkin dan Schröder

paths. Sebelumnya, Regev (2010) menyadari bahwa jumlah gunung dari

semuaDyck pathpanjang n adalah satu setengah dari jumlahSuper Dyck path

panjang n.Super Dyck pathadalah suatu Dyck path yang diizinkan berada di

bawah x – axis. Kemudian dihitung jumlah bukit dari Motzkin Path dan

ditemukan relasi yang sama. Dalam jurnal ini, Ding and Du memberikan

(20)

4

bahwa jumlah Dyck path dengan panjang n dengan k bukit adalah bilangan

Narayana. Bilangan Narayana N(n,k),n= 1, 2, 3 ..., 1≤kn sesuai nama

penemunya seorang matematikawan dari India T.V. Narayana(1930 1987)

didefinisikan dalam bentuk 

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai banyaknya cara mengkonstruksi

Dyck path dengan panjang k upstrokes dan k downstrokes dari titik (0,0)

sampai (2k,0) dengan syaratpath tidak boleh menyentuh sumbu –x kecuali pada

titik titik ujungnya dan perubahan bentuk dari Dyck path menjadi 2 colored

Motzkin pathdan menjadiSchröder path.

1.2 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini hanya akan didiskusikan tentang diagram Lattice dan

konstruksiDyck pathdengan panjangk upstrokesdankdownstrokesdari titik

(0,0) sampai dengan (2k,0) yang dilakukan dibatasi dengan syarat path tidak

boleh menyentuh sumbu – x kecuali pada titik – titik ujung serta perubahan

bentuk menjadi 2 colored Motzkin path dan menjadi Schröder path tanpapeak.

Hasil konstruksi yang digambarkan dalam penelitian ini hanya sampai k = 5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengkonstruksi diagram Lattice dari titik (0,0) sampai (k,k) dan Dyck path

(21)

5

(2k,0) dengan syaratpathtidak boleh menyentuh sumbu–x kecuali pada titik

titik ujungnya.

2. Menentukan pola barisan dariDyck pathyang telah dikonstruksi.

3. Mengubah konstruksi dari Dyck path yang telah dibentuk menjadi 2-colored

Motzkin path.

4. Mengubah konstruksi dari Dyck path yang telah dibentuk menjadi Schröder

path.

5. Membuktikan bahwaDyck pathyang terbentuk adalah bilangan Catalan

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memperdalam pengetahuan tentang salah

satu aplikasi bilangan Catalan yaitu diagram Lattice serta Dyck path dan

(22)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar, istilah – istilah dan definisi

yang erat kaitannya dengan masalah yang harus dibahas yaitu mengenai

banyaknya cara mengkonstruksi Dyck path dengan panjang k – upstrokes dan k –

downstrokes dari titik (0,0) ke (2k,0) dengan syarat path tidak boleh menyentuh

sumbu - x kecuali pada titik titik ujungnya.

2.1Koefisien Binominal

Misalkan n dan r adalah bilangan buat non negatif. Koefisien binomial ��

didefinisikan sebagai berikut :

! !

!

r n r

n r

n

       

Dengan 0 ≤ r ≤ n. Jika r > n, maka �� didefinisikan sebagai 0 (Koshy, 2009).

Teorema 2.1.1 (Koshy, 2009)

Misalkan n dan r adalah bilangan bulat non negatif, maka

(23)

7

2.2Segitiga Pascal (Koshy, 2009)

Koefisien binomial �� dengan 0 ≤ r ≤ n dapat disusun dalam bentuk

segitiga. Setelah Pascal pada tahun 1663 menulis buku yang berjudul

Treatise on Arithmetic Triangle kemudian buku tersebut dipublikasikan pada

tahun 1665, maka segitiga yang dibentuk dari koefisien binomial �� disebut

segitiga Pascal. Segitiga Pascal dapat digambarkan sebagai berikut :



(24)

8

2.3Bilangan Catalan (Koshy, 2009)

Bilangan Catalan Cn secara umum didefinisikan sebagai berikut :

0

Beberapa bilangan Catalan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Tabel bilangan Catalan

n Cn

2.3.1 Relasi Rekurensi (Anderson, 2002)

Ketika mempelajari barisan dari bilangan an, akan didapatkan suatu

hubungan antara an dan an-1 atau antara beberapa nilai sebelum ai, i < n.

(25)

9

Contoh 1 : (Menara Hanoi) (Anderson, 2002)

Masalah ini terkenal pada abad ke 19 oleh seorang matematikawan

Perancis yang bernama E. Lucas. Terdapat n piringan, semua

berukuran berbeda yang memiliki lubang ditengahnya dan tiga wadah

vertikal sehingga piringan bisa disusun. Kondisi awalnya adalah semua

piringan berada dalam satu tempat secara berurutan dengan urutan

bagian bawah adalah piringan yang paling besar dan bagian atas adalah

piringan terkecil sehingga membentuk sebuah menara. Piringan akan

dipindahkan satu persatu, sehingga n piringan dapat tersusun dalam

wadah yang lain, dengan syarat tidak ada langkah dimana sembarang

piringan terletak di atas dibagian paling atas dari piringan yang

terkecil. Berapakah jumlah minimum langkah untuk memindahkan

piringan tersebut ?

Misalkan an dinotasikan sebagai jumlah langkah minimum untuk

memindahkan n piringan. Jelas bahwa a1 = 1 dan a2 = 3. Pindahkan

dari bagian atas ke wadah kedua, dan pindahkan bagian berikutnya ke

wadah ketiga. Kemudian pindahkan lagi piringan terkecil di atas

piringan yang lebih besar. Bagaimanakah dengan an ?. Jelas bahwa

untuk memindahkan piringan bagian bawah, harus ada wadah yang

kosong untuk memindahkannya sehingga untuk n -1 piringan yang lain

harus dipindahkan ke wadah ketiga. Untuk memperoleh langkah ini,

an-1 harus dipindahkan. Piringan terbesar harus dipindahkan dalam

wadah yang kosong kemudian piringan an – 1 yang lain dipindahkan

(26)

10

2.3.2 Definisi Rekursif Dari Bilangan Catalan Cn (Davis, 2014) Bilangan Catalan Cn didefinisikan sebagai berikut :

0

Diasumsikan telah dihitung bilangan Catalan Cn untuk n = 0,1,2,...,n-1.

Akan dihitung untuk nilai n.

Telah dihitung secara langsung bilangan Catalan Cn untuk n = 0,1,2,3,4

sehingga diperoleh Co = 1, C1 = 1, C2 = 2, C3 = 5, C4 = 14

(27)

11

Kondisi Awal : C0 = 1

C1 = C0C0

C2 = C1C0 + C0C1

C3 = C2C0 + C1C1 + C0C2

C4 = C3C0 + C2C1 + C1C2 + C0C3

... ...

Cn = Cn-1C0 + Cn-2C1 + ... + C1Cn-2 + C0Cn-1

2.4Konsep Dasar Teori Graf

Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) himpunan tak kosong yang

elemen – elemennya disebut titik / vertex , sedangkan E(G) (mungkin kosong)

adalah himpunan pasangan tak terurut dari elemen – elemen di V(G) yang

anggotanya disebut sisi / edge. (Deo, 1989)

Contoh 2 :

Gambar 2.2. Contoh graf G dengan 9 vertex dan 5 edge

Walk

Deo pada tahun 1989 menyatakan bahwa walk adalah barisan berhingga dari

titik dan garis, dimulai dan diakhiri dengan titik sehingga setiap garis

menempel dengan titik sebelum dan sesudahnya. Tidak ada sisi yang muncul

(28)

12

Contoh 3:

Gambar 2.3. Contoh graf yang memuat walk

Contoh walk : v1, e1, v2, e2, v3, e5, v1,e4,v4

Path / Lintasan

Path / lintasan adalah suatu walk yang tidak memiliki pengulangan vertex.

(Hsu and Lin, 2009)

Berdasarkan Gambar 2, contoh path adalah v1, e1, v2, e2, v3, e3, v4

2.5Lattice Path, Dyck Path, 2 colored Motzkin path dan Schröder Path

Lattice

Lattice (V,E)adalah suatu model matematika dalam ruang diskrit yang

terdiri dari dua himpunan, suatu himpunan vertex n

V  dan suatu

himpunan edge n n

E  dengan tidak lebih dari dua sisi diantara dua

titik. (Wallner, 2015)

Contoh 4 :

Gambar 2.4. Contoh Lattice

V1

V2

V3

V4

e2

e3

e4

e1

e5

(29)

13

Definisi Lattice Path / Lattice Walk

Misalkan (V,E). n – step Lattice path / Lattice walk atau walk dari

V

s menuju xVadalah suatu barisan

(

0,

1,...,

n)dari elemen

dalam V , sedemikian sehingga :

1.

0s,

nx

2. (

i,

i1)E

Panjang  dari suatu Lattice path adalah jumlah n langkah (edge) pada

barisan

(

0,

1,...,

n) (Wallner, 2015)

Dyck path

Dyck path adalah suatu path dalam kuadran pertama yang dimulai dari titik

asal dan berakhir pada (2n, 0) dan terdiri dari langkah (1,1) (disebut rise ) dan

(1,-1) (disebut fall). (Deutsch, 1999)

Definisi lain dari Dyck path (atau Mountain path) adalah Lattice path dalam

koordinat bidang (x,y) dari (0, 0) to (2n, 0) dengan langkah (1, 1) (Up) dan (1,

-1) (Down) tanpa pernah terletak di bawah sumbu – x. (Došlić and Veljan,

2007)

Peak / Puncak

Pada Dyck path, suatu peak dapat terjadi sebagai bagian dari path ketika suatu

(30)

14

Contoh 5 :

Gambar 2.5. Contoh Dyck path dengan peak berjumlah 1

Valley / lembah

Suatu valley dalam Dyck path dapat terjadi sebagai bagian dari path ketika

suatu downstroke D*(↘) diikuti dengan langkah upstroke D (↗).(Grimaldi,

2012)

Contoh 6 :

Gambar 2.6. Contoh Dyck path dengan valley berjumlah 1

K Colored Motzkin Lattice Path

Motzkin path dengan panjang n adalah suatu Lattice path dari 2

yang

berjalan dari (0,0) sampai (n,0) tanpa pernah berada di bawah sumbu – x

dengan langkah yang diizinkan adalah langkah diagonal ke atas / rise

(1,1), langkah diagonal ke bawah /fall(1,-1) dan langkah horizontal (1,0).

Jika langkah dilabeli oleh k warna, maka kita menyebutnya K – colored

Motzkin Lattice path. (Tsikouras dan Sapounakis, 2004)

1 2 1

Y

X

1 2 3 4 X 1

2 Y

1 2 3 4 5 6 1

2 3

(31)

15

Contoh 7 :

Gambar 2.7. Contoh k – colored Motzkin Lattice path dengan k = 2

Schröder Path

Schröder path adalah suatu barisan dengan langkah rise yang didefinisikan

oleh (1,1), fall yang didefinisikan oleh (1,-1) dan langkah horizontal yang

didefinisikan oleh (2,0) dimulai dari (0,0) sampai (2n,0) tanpa pernah

berada di bawah sumbu - x. (Pinzani and Pergola,1999)

Contoh 8 :

Gambar 2.8. Contoh Schröder path dari (0,0) sampai (6,0)

1 2 3 4 5 6 1

2 3 y

x 1 2 3 4 5 6

1 y

(32)

16

te by Dn the set of allDyck paths of semilength n. We denote by Do the set consisting only of the

III. METODE PENELITIAN

3.1 Penelitian Relevan yang Telah Dilakukan

Adapun beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti

sebelumnya adalah :

3.1.1 Jiang (2012) mengkonstruksi mountain range untuk n = 0 sampai

n = 3 pada sebuah garis dengan nupstrokes (/) dan ndownstrokes(\)

sehingga setiap upstrokes bersesuaian dengan downstrokes dan path

tidak berada di bawah titik awal. Hasil yang diperoleh adalah

berdasarkan konstruksi tersebut didapat bahwa untuk setiap n dan n

adalah bilangan non negatif, sehingga cara untuk mengkonstruksinya

adalah sebanyak bilangan Catalan Cn.

Tabel 3.1. Konstruksimountain rangesuntuk n = 0,1,2,3

n Bentuk mountain ranges yangdikonstruksi

Banyaknya cara mengkonstruksi

Bilangan Catalan

n= 0 1 cara C0

n = 1 /\ 1 cara C1

n = 2 /\ , /\ / \

2 cara C2

n = 3 /\

/\ /\ /\/\ / \ /\/\/\ , /\/ \ , / \/\ , / \ , / \

(33)

17

3.1.2 Peart dan Woan (2001) menghitungDyck pathtanpapeakpada tinggi

k dengan k ≥ 1. Dalam jurnalnya disimpulkan bahwa jumlah dari

Dyck path dengan panjang 2n + 2, untuk n ≥ 0 dengan tanpa peak

pada ketinggian 2 adalah bilangan Catalan Cn.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Magister Matematika Jurusan

Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam (MIPA)

Universitas Lampung pada semester genap tahun ajaran 2014–2015.

3.3 Metode Penelitian

Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Mengumpulkan bahan literatur serta studi kepustakaan yang berhubungan

denganDyck pathdan bilangan Catalan

2. Mengkonstruksi Lattice pathdari (0,0) sampai (k,k) untuk k = 1 sampai

dengan k = 5.Lattice pathyang dibentuk adalahLattice path yang berada

pada kuadran pertama pada koordinat Cartesius tanpa pernah melewati

garis y = x dengan langkah yang diizinkan adalah sebagai berikut :

langkah ke kanan : R : (x,y)→ (x +1,y)

langkah ke atas : U : (x,y)↑ (x +1,y)

3. Mengkonstruksi Dyck path dengan panjang k upstrokes dan k

downstrokes dari titik (0,0) sampai (2k,0) dengan syarat path tidak boleh

(34)

18

Langkah mengkonstruksi Dyck path (Grimaldi, 2012) adalah mengubah

Lattice path yang telah dibentuk menjadi Dyck path dengan cara sebagai

berikut :

Langkah ke kanan diganti menjadiupstroke/ rise

R : (x,y)→ (x +1,y) diubah menjadi D : (x,y) (x +1,y+1)

Langkah ke atas diganti menjadidownstroke / fall

U : (x,y)↑ (x +1,y) diubah menjadi D* : (x,y) (x +1,y-1)

4. Tentukan pola bilangan dariDyck pathyang telah dikonstruksi

5. Susun korespondensi satu – satu dari bentuk Dyck path menjadi 2

colored Motzkin path. Empat jenis langkah yang diizinkan dalam 2

colored Motzkin pathmenurut Grimaldi (2012)adalah :

1. D : (x,y) (x +1,y+1)

Adapun cara mengubah Dyck path menjadi 2 colored Motzkin path

adalah sebagai berikut :

(35)

19

6. Susun korespondensi satu–satu bentukDyck pathmenjadiSchröder path

tanpapeak.

Menurut Grimaldi (2012) tiga langkah yang diizinkan dalam Schröder

pathadalah sebagai berikut :

1. D : (x,y) (x +1,y+1)

2. D* : (x,y) (x +1,y-1)

3. R* : (x,y) (x +2,y)

Cara mengubah bentuk Dyck path menjadi Schröder path tanpa peak

adalah:

Gambar 3.2 Cara mengubah bentuk Dyck path menjadi Schröder path

tanpapeak

7. Membuktikan bahwa jumlah pola bilangan dari Dyck path yang telah

dikonstruksi adalah bilangan Catalan. Dyck

D,D*

Schröder

(36)

20

Langkah penelitian ini dapat dinyatakan dalam bentuk diagram alir sebagai

berikut :

Gambar 3.3. Diagram alir penelitian

Start

Tentukan k

1 k 5,

 

k

GambarkanLattice path

Ubah menjadiDyck path

Tentukan pola bilanganDyck path

Buktikan jumlah pola bilanganDyck

pathadalah Cn

Stop

Ubah menjadi2 colored Motzkin path

Ubah menjadi2 Schröder path

ya

tidak

k<1

k>5

Tidak ada konstruksi

(37)

V. KESIMPULAN

Pada penelitian ini telah didiskusikan mengenai diagram Lattice dan konstruksi

Dyck path dengan panjang k upstrokes dan k downstrokes dari titik (0,0)

sampai (2k,0) dan perubahan bentuk dari Dyck path menjadi2 colored Motzkin

path dan Schröder path dengan syarat path tidak boleh menyentuh sumbu – x

kecuali pada titik – titik ujung serta perubahan bentuk menjadi 2 colored

Motzkin path dan menjadi Schröder path tanpa peak. Hasil konstruksi yang

digambarkan dalam penelitian ini hanya sampai k = 5.

Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa untuk nk1dengan k ,

menyentuh sumbu–x kecuali pada titik titik ujungnya adalah berjumlah bilangan

Catalan Cn. Selain itu telah dibuktikan bahwa bilangan Catalan Cn dapat

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Ian. 2002.A first Course in Discrete Mathematics. Springer, London.

Davis, Tom. 2014. Catalan Number. http://www.geometer.org/mathcircles, diakses tanggal 20 Mei 2015 pukul 14.00 WIB.

Drake, Dan. 2010. Bijection From Weighted Dyck Paths to Schroder Paths.

Journal Integer Seq. 13 (2010), n0 9, Article 10.9.2, 20pp.

arXiv:1006.1959v2 [math.CO].

Deo, N. 1989. Graph Theory With Application To Engineering and Computer

Science. Prentice Hall, Inc. Engelewood Cliffs, New Jersey.

Deutsch, Emeric. 1998. A Bijection on Dyck Path and Its Cosequences. Discrete Mathematics, Vol 179, pp 253 - 256.

Deutsch, Emeric. 1999. An Involution on Dyck paths and its consequences.

Discrete Mathematics, Vol 204,pp 163166.

Došlić, Tomislav and Veljan, Darko. 2007. Secondary Structures, Plane Tree and Motzkin Number.Mathematical Communication, Vol 12, pp 163169.

Ding,Yun and Du, Rosena R.X. 2011. Counting Humps in Motzkin Paths.Departement of mathematics. Shanghai. arXiv:1 109.2661v1 [math.CO]13 Sep 2011.

Grimaldi, Ralph P. 2012. Fibonacci and Catalan Numbers: An Introduction. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons,. Print.

Heubach, Silvia and Mansour, Toufik. 2006. Staircase Tilings and Lattice Paths. CA 90032–8204 USA.Congressus Numerantium, Vol 182, 97109.

Hsu, Lih-Sing and lin, Cheng-Kuan.2009. Graph Theory and Interconnection

Network. Taylor & francis Group, Boca Raton.

Jiang, Xiaotong. 2012. Aplication of Catalan Numbers.

(39)

Koshy, Thomas. 2009. Catalan Numbers with Applications. Oxford: Oxford UP,Print.

Peart , Paul and Woan, Wen Jin. 2001. Dyck Path With No Peaks at Height k.

Journal of Integer Sequences, Vol. 4, Article 01.1.3

Pinzani, R and Pergola, E. 1999. A combinatorial Interpretation of area of Schröder Paths.The Electronic Journal of Combinatorics Vol 6, #R40

Regev, A. 2010. Humps For Dyck And For Motzkin Paths. arXiv: 1002. 4504 v1 [math.CO] 24 Feb 2010

Tsikouras, P and Sapounakis, A. 2004. On k –colored Motzkin Word.Journal of Integer Sequences, Vol. 7, Article 04.2.5

Gambar

Gambar 2.1. Segitiga Pascal
Tabel 2.1. Tabel bilangan Catalan
Gambar 2.2. Contoh graf G dengan 9 vertex dan 5 edge
Gambar 2.4. Contoh  Lattice
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk proporsional modulasi delta-sigma merupakan kerapatan pulsa sehingga disebut juga PDM (Pulse Density Modulation), luaran pada proses delta-sigma akan

yang memiliki anak dengan gangguan specific phobia terhadap nasi, agar dapat. menyadari dan memahami sedini mungkin gangguan yang

Puji kepada Tuhan Yang Maha Esa saya ucapkan karena skripsi dengan judul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pembelian, Penjualan, dan Produksi Pada CV

Penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaa, tindakan, observasi, refleksi dan evaluasi dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving ( CPS )

Pohon buah dominan barasal dari famili Moraceae yaitu jenis Terap ( Artocarpus elasticus) , dari 194 pohon buah terdata terdapat 95 pohon Terap ( Artocarpus elasticus)

[4.1] Menimbang pengaduan Pengadu, pada pokoknya mendalilkan bahwa para Teradu selaku Ketua dan Anggota Bawaslu Provinsi Papua telah mengabaikan atau tidak

Hasil penelitian Sui dan Chandra (2007) menunjukkan bahwa, buah kelapa yang telah ditunaskan selama 45 hari mengandung lipase pada daging buah, kentos, tunas

Dari berbagai data yang telah peneliti dapatkan di lapangan, selanjutnya peneliti menganalisis data tersebut untuk mengetahui efektifitas sistem asrama dalam membentuk