• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARANOUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI

PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh HAMDA WARA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARANOUTDOOR STUDY

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG

Oleh Hamda Wara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaaan penggunaan metode pembelajaran outdoor Study terhadap hasil belajar siswa kelas XI pada pembelajaran geografi di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS dengan sampel kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS 2. Analisis data menggunakan uji statistik parametrik dimana uji hipotesis menggunakan uji-t pada program SPSS seri 20for windows.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tidak ada perbedaan signifikan antara nilai rata-rata pretest siswa menggunakan metode outdoor study dengan konvensional, (2) ada perbedaan signifikan antara nilai rata-rata posttest siswa menggunakan metode outdoor study dengan konvensional dimana nilai rerata outdoor study lebih besar dari rata-rata konvensional (3) ada perbedaann-Gain hasil belajar siswa yang diajarkan dengan metode outdoor study dengan konvensional, dimana n-Gain outdoor study lebih besar dan termasuk dalam kriteria sedang

(3)

ABSTRACT

APPLICATION OF LEARNING METHODS

OUTDOORFOR ACHIEVEMENT STUDENTS’CLASS XI

SUBJECT OF GEOGRAPHY

IN SMA AL - KAUTSAR BANDAR LAMPUNG

By Hamda Wara

(4)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARANOUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA AL-KAUTSAR

BANDAR LAMPUNG

Oleh Hamda Wara

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobilal’amin, syukur yang tak pernah henti dari hati atas karunia Allah SWT, dengan kasih sayangnya ku persembahkan karya kecilku ini untuk

orang-orang yang kusayangi

Mamaku (Erna Wati )

sebagai sosok yang sabar dan baik hati yang telah merawatku dari kecil hingga saat ini dengan penuh kasih sayang serta doa yang selalu beliau panjatkan tak lain

untu kesuksesanku Ayahku (Trisna)

sebagai figur seseorang yang sangat ku kagumi, yang selalu memberi nasihat arti kehidupan, memberikanku semangat tiada henti dalam menggapai cita-cita yang

ingin aku capai

Ayukku dan kakakku (Merly Santi dan Dwi Dinata)

sebagai sosok ayuk dan kakak yang selalu menyemangatiku agar aku selalu berusaha menggapai keinginanku dan selalu memberi keceriaan dalam hari-hariku

serta

Almamater Kebanggaanku Universitas Lampung

(8)
(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, 8 Maret 1993. Merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Trisna dan Ibu Erna Wati.

Penulis telah menyelesaikan jenjang pendidikan mulai dari TK Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 1999, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 8 Bandar Lampung pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Al-Kautsar BandarLampungtahun 2011.

(10)

MOTO

Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka

terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka

bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi."

(Ernest Newman)

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal

yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah

sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada

(11)
(12)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Hi. Sudarmi,M.Si., selaku Pembimbing Akademik (PA) dan juga Dosen Pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis untuk memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Bapak Dr. Hi. Pargito, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi, dan semangat. Serta kepada Bapak Dr. M. Thoha B. Sampurna Jaya, M.S., selaku Pembahas yang sudah memberikan bimbingan serta petunjuk demi terlaksananya penelitian hingga tersusun skripsi ini.

(13)

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 4. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, terimakasih atas bantuan, kritik, saran, semangat serta izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi, yang telah mendidik dan membimbing penulis dalam menyelesaikan studi.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lampung.

(14)

9. Riki Zakaria yang selalu memberikan semangat, memberikan motivasi, dan selalu menemani saat penyusunan skripsi ini hingga terselaikannya skripsi ini. 10. Sahabat-sahabat tersayang yaitu Sela, Aliv, Try Wahyuni, Nindi, Nana, Elsa,

Dan Yufita terimakasih telah memberikan dukungan, doa, kebersamaan, dan semangat yang tiada henti dari kalian untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Sahabat-sahabat dari Pendidikan Geografi 2011 yaitu antara lain Selvin, Eza,

Fitri, Mulyadi, Wayan, Agus, Eka, Debi, Afif, dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selalu mendukung, menyemangati, memberi semangat dan doa. Terima kasih.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala disisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.Amin Ya Robbal’ Alamin.

Bandar Lampung, Oktober 2015 Penulis,

(15)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 13

1. Belajar dan Pembelajaran ... ... 13

a. Teori Belajar ... 13

b. Pengertian Belajar ... 15

c. Pengertian Pembelajaran ... 16

d. Pembelajaran Geografi ... 16

d. Langkah-LangkahPembelajaran Outdoor Study ... 22

(16)

III. METODE PENELITIAN

(17)

4. Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 77 5. Pengujian Hipotesis ... 78 6. Pembahasan ... 85

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 93 B. Saran ... 94

Daftar Pustaka

(18)

DAFTAR GAMBAR

2.1. Kerangka Pikir Penelitian ... 30

4.1. Peta SMA Al-Kautsar Bandar Lampung... 51

4.2. Denah lokasi SMA Al-Kautsar Bandar Lampung ... 55

4.3. Histogram Nilai Pretest Siswa Kelas XI IPS 1 ... 60

4.4. Histogram Nilai Pretest Siswa Kelas XI IPS 2 ... 61

4.5. Perbandingan Nilai Pretest Berdasarkan KKM ... 62

4.6. Histogram Perbandingan Nilai Rerata Pretest ... 63

4.7. Histogram Nilai Posttest metode Outdoor Study ... 65

4.8. Histogram Nilai Posttest metode konvensional ... 66

4.9. Perbandingan Nilai Posttest Berdasarkan KKM ... 67

4.10. Histogram Perbandingan Nilai Rerata Posttest ... 68

4.11. Klasifikasi Nilai n-Gain Metode Pembelajaran Outdoor study ... 69

4.12. Sebaran Nilai n-Gain metode Pembelajaran konvensional ... 70

4.13. Perbandingan n-Gain Siswa ... 71

(19)

DAFTAR TABEL

1.1.Persentase Nilai Ulangan Harian Siswa SMA Al-Kautsar Bandar Lampung

Kelas XI IPS Tahun Ajaran 2014/2015 ... ... 6

3.1. Desain Penelitian ... 33

3.2. Populasi Penelitian ... 35

3.3. Sempel ... 35

3.4. Kriteria Interpretasi Validitas ... 40

3.5. Hasil Uji Validitas ... 40

3.6. Kriteria Interprestasi Realibilitas ... 41

3.7. Kriteria Interprestasi Tingkat Kesukaran ... 42

3.8. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 43

4.3 .Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 57

4.4. Nilai Pretest XI Ips 1 ... 59

4.10. Perbandingan Nilai Posttest Kedua Kelas... 66

(20)

4.18. Normalitas Posttest Konvensional ... 75

4.19. Homogenitas Pretest ... 76

4.20. Homogenitas Posttest ... 76

4.21. Uji Rata-Rata Pretest ... 77

4.22. Uji T Pretest ... 78

4.23. Uji Rata-Rata Posttest ... 79

4.24. Uji T Posttest ... 80

4.25. Nilai N-Gain Ips 1 ... 81

4.26. Nilai N-Gain Ips 2 ... 82

4.27. Uji Rata-Rata N-Gain ... 82

(21)

1

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, telah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi setiap individu untuk mengembangkan hubungan dengan Tuhan, dengan alam lingkungan, dengan manusia lain, selain itu juga untuk mengembangkan cipta, rasa dan karsanya, jasmani dan rohaninya secara integral.

(22)

2

belajar mengajar di sekolah tergantung kepada beberapa aspek yaitu kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa, dan metode.

Aspek yang dominan dalam proses belajar mengajar adalah guru dan siswa. Kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam hubungannya dengan pendidikan disebut kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai motivator dan fasilitator sedangkan siswa sebagai penerima informasi yang diharapkan dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk menciptakan suasana belajar siswa aktif, maka diperlukan pemilihan metode yang tepat agar keaktifan siswa dapat terjadi.

Metode pembelajaran sangat diperlukan oleh guru sesuai dengan tujuan yang dicapai setelah pembelajaran berakhir. Guru harus memiliki strategi dalam proses pengajaran dan pembelajaran agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sehingga tercapai ketuntasan hasil belajar. Hasil belajar terdiri dari tiga aspek meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar kognitif merupakan tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Hasil belajar aspek afektif lebih berorientasi pada pembentukan sikap melalui proses pembelajaran. Sedangkan hasil belajar psikomotor berkaitan dengan hasil kemampuan fisik siswa.

(23)

3

bertanggung jawab dalam menghadapi masalah sosial, ekonomi, dan ekologis. Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah.

Hasil observasi penulis di SMA Al-Kautsar Bandar lampung pada kelas XI IPS memberikan sesuatu yang berbeda dengan apa yang diharapkan dalam pembelajaran geografi. Pembelajaran geografi di kelas tidak sepenuhnya melibatkan peserta didik untuk aktif. Hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan yaitu meliputi observasi kegiatan pembelajaran di kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran geografi kelas XI di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

(24)

4

Metode yang cocok untuk pembelajaran geografi dapat mendukung guru untuk mengajar di kelas agar tercipta kelas yang efektif dan kondusif. Siswa cendrung tidak termotivasi di dalam kelas dikarenakan siswa merasa bosan dan tidak termotivasi dalam belajar. Saat ini sudah banyak sekolah yang waktu belajarnya sudah mulai ditambahkan. SMA Al-Kautsar adalah salah satu sekolah yang hampir kurang lebih 8 jam belajar di sekolah. Membuat siswa lebih termotivasi dan tidak bosan di kelas maka perlu metode yang tepat untuk diterapkan dalam saat pembelajaran.

Terlihat juga pada observasi bahwa pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar siswa juga masih belum maksimal. Lingkungan sekolah yang baik dapat membuat siswa menjadi nyaman berada di sekolah. Karena lingkungan sekolah dapat menciptakan rasa nyaman bagi siswa untuk belajar. Di SMA Al-Kautsar merupakan salah satu sekolah yang memiliki lingkungan sekolah yang rapi dan tertata dengan baik. Dalam pembelajaran geografi erat kaitannya dengan ekologi (lingkungan), dimana geografi adalah ilmu yang mempelajari berbagai macam fenomena yang ada di lingkungan sekitar.

(25)

5

Pembelajaran geografi merupakan pembelajaran yang diharapkan siswa mampu untuk mengetahui fenomena yang ada di lingkungan sekitar dan menjaga lingkungan sekitar kita. Kenyatannya siswa kurang mampu mengaitkan konsep-konsep geografi dengan fenomena yang ditemui dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Banyak siswa yang mengerti dengan teori tetapi belum dapat memahami isi dari teori tersebut di dalam kehidupan sehari-hari siswa. Siswa belum dapat mengaitkan apa yang dipelajari dengan fenomena yang ditemui dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa harus belajar untuk lebih mudah memahami gejala alam yang ada di kehidupan sehari-hari diperlukan metode yang sangat tepat untuk mengajar dan membuat siswa lebih paham dengan fenomena yang ada di permukaan bumi.

Berdasarkan observasi terlihat juga bahwa minat belajar siswa yang masih kurang, dapat diketahui melalui sikap siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, mengobrol, mengganggu teman, dan lainnya. Melalui observasi yang saya lihat bahwa siswa paling lama fokus di dalam kelas adalah 30 menit pertama. Adanya rasa jenuh dan bosan di dalam kelas membuat siswa tidak memperhatikan guru menerangkan bahkan cendrung mengobrol bersama teman kelasnya. Minat belajar siswa harus lebih dikembangkan lagi agar siswa memperhatikan guru saat menerangkan di dalam kelas dan pembelajaran dapat lebih efektif dan hasil belajar meningkat.

(26)

6

mengenai materi yang sudah diajarkan oleh guru. Dapat dilihat dari tabel bahwa nilai siswa sebagian besar masih rendah.

Tabel 1.1 Persentase Nilai Ulangan harian Siswa SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Kelas XI IPS Tahun Ajaran 2014/2015.

Kelas Jumlah

Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi Semester Genap Kelas XI IPS di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

(27)

7

Dibutuhkan pengembangan metode pembelajaran guna menciptakan lingkungan pembelajaran yang dapat meningkatkan peran aktif siswa dan meningkatkan hasil belajar geografi. Metode pembelajaran \yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan materi dan kreatifitas siswa. Dengan terlibatnya siswa secara aktif dalam pembelajaran, maka siswa akan merasa senang dan tertarik dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Salah satu metode pembelajaran yang erat kaitannya dengan lingkungan yaitu metode pembelajaran outdoor study. Siswa diharapkan mampu memahami materi dan mampu menunjukan contoh riil dari materi. Melalui metode pembelajaran

outdoor study, lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru di sini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan.

Metode di luar kelas juga dapat dipahami sebuah pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi pembelajaran terhadap berbagai permainan, sebagai media transformasi konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran. Mengajar di luar kelas melibatkan siswa secara langsung dengan lingkungan sekitar mereka sesuai dengan materi yang diajarkan. Sehingga mengacu pada pengalaman pendidikan lingkungan yang berpengaruh pada kecerdasan siswa.

(28)

8

terhadap lingkungan juga menunjang siswa mengemukakan pendapat dan berinteraksi dengan lingkungan secara baik. Dalam variasi pembelajaran ini dapat mengurangi rasa jenuh, bosan siswa, dan dapat membuat siswa senang juga respek terhadap pelajaran dan lingkungan sekitarnya.

(29)

9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada analisis situasi dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: a. Siswa cenderung tidak termotivasi karena guru menerapkan metode yang

kurang bervariasi.

b. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar siswa masih belum maksimal.

c. Siswa belum dapat menghubungkan konsep-konsep geografi dengan fenomena yang ditemui dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

d. Metode pembelajaran masih menggunakan metode konvensional, dan belum menerapkan model pembelajaran yang inofatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

e. Hasil belajar geografi siswa kelas XI masih rendah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah masih banyaknya nilai siswa pada pembelajaran geografi belum tuntas (masih di bawah KKM). Atas dasar rumusan masalah tersebut permasalahan (pertanyaan) peneliti adalah :

(30)

10

2. Apakah ada perbedaan signifikan antara nilai rata-rata posttest siswa setelah menggunakan metode pembelajaran outdoor study dengan metode pembelajaran konvensional?

3. Apakah ada perbedaan n-Gainhasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaranoutdoor studydengan metode pembelajaran konvensional?

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka judul penelitian ini adalah“Penerapan Metode PembelajaranOutdoor StudyTerhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung”.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata pretest siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran outdoor study dengan metode pembelajaran konvensional.

2. Untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata posttest siswa setelah menggunakan metode pembelajaran outdoor study dengan metode pembelajaran konvensional.

(31)

11

E. Manfaat Penelitian

Setiap orang melakukan kegiatan penelitian tentunya mempunyai tujuan tertentu sehingga kegiatan yang dilakukan mengandung manfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk pihak lain. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu :

a) Manfaat Teoritis

• Hasil penelitian ini sebagai pemahaman pengembangan pengetahuan dan

memperluas wawasan berpikir.

• Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang akan meneliti

permasalahan tentang metode pembelajaran. b) Manfaat Praktis

• Manfaat bagi guru

Dengan hasil penelitian yang diperoleh dapat memberikan masukan bagi para guru tentang pembelajaran outdoor study sebagai motode pembelajaran yang lebih efektif.

• Manfaat bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik pada sekolah tersebut dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar di sekolah. • Manfaat bagi siswa

(32)

12

F. Ruang Lingkup

Guna mengarahkan penelitian agar dapat mencapai tujuan yang tepat, diperlukan adanya ruang lingkup penelitian. Penentuan ruang lingkup penelitian bertujuan untuk menghindari terjadinya uraian yang menyimpang dari pokok permasalahan yang diteliti. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung tahun ajaran 2014/2015.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaranoutdoor study

terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran geografi di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2014/2015.

5. Ruang Lingkup Ilmu

(33)

13

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Teori- Teori Belajar

Dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan maka bersamaan dengan itu muncul teori tentang belajar. Di dalam masa perkembangan psikologi pendidikan ini muncullah secara beruntun beberapa aliran psikologi pendidikan, masing-masing yaitu:

• Psikologi behavioristik • Psikologi kognitif • Psikologi humanistik

Ketiga aliran psikologi pendidikan di atas tumbuh dan berkembang secara beruntun dari periode ke periode perkembangan aliran psikologi tersebut bermunculan teori-teori belajar yaitu:

1). Teori-teori belajar dari psikologi behavioristik 2). Teori-teori belajar dari psikologi kognitif

3). Teori-teori belajar dari psikologi humanistik (Dalyono 2012:29)

(34)

14

1). Teori Belajar Psikologi Behavioristik

Teori belajar psikologi behavioristik dikemukakan oleh para psikolog behavioristik. Mereka ini sering disebut‘contemporary behavioristik’ atau disebut ‘S-R psychologists’. Mereka berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu kendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan (rein forcement) dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulus.

Guru-guru yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku murid-murid merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan masa sekarang, dan segenab tingkah laku merupakan hasil belajar. Kita dapat menganalisis kejadian tingkah laku dengan jalan latar belakang penguatan terhadap tingkah laku tersebut. (Dalyono, 2012:30)

2). Teori Belajar Psikologi Kognitif

Dalam teori ini berendapat bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya dikontrol oleh reward danreinforcement. Mereka ini adalah para ahli jiwa aliran kognitif. Menurut pendapat mereka, tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi belajar, seesorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh ‘insight’ untuk pemecahan masalah. Jadi kaum kognitif

berpandangan bahwa tingkah laku sseseorang lebih bergantung kepada insight

(35)

15

pengamatan atas stimulus di dalam lingkungan serta pada faktor-faktor yang mempengaruhi pengamatan. (Dalyono, 2012:34)

3). Teori Belajar Psikologi Humanistik

Menurut Hamachek dalam (Dalyono, 2012:43) menyatakan bahwa perhatian psikologi humanistik yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Menurut para pendidik aliran humanistis penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus dengan perasaan dan perhatian siswa. Tujuan utama para pendidik ialah membantu mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.

b. Pengertian Belajar

Slameto (2010:2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Djamarah (2008:13) pengertian belajar sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

(36)

16

Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku secara keseluruhan.

c. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang terdiri dari dua kata belajar dan mengajar. Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Sama halnya dengan belajar, mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan belajar. Menurut DeQueliy dan Gazali dalam (Slameto, 2010:30) mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Dalam hal ini pengertian waktu yang singkat sangat penting. Pembelajaran sebagai proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan efektif. Peran guru dalam kegiatan pembelajaran adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, inovatif, serta kreatif dengan tetap berpegang pada variasi pembelajaran yang berorientasi pada keaktifan peserta didik.

d. Pembelajaran Geografi

(37)

17

dan diadaptasikan oleh tindakan manusia itu sendiri (Nursid 1996:11). Menurut IGI geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. Konsep geografi yang dikatakan di atas secara jelas menegaskan bahwa yang menjadi objek studi geografi tidak lain adalah geosfer. Pada konsep ini, geosfer atau permukaan bumi tadi ditinjau dari sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan yang menampakan persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan tadi tidak terlepas dari adanya relasi keruangan dari unsur-unsur geografi yang membentuknya (Nursid 1996:11).

2. Metode Pembelajaran

(38)

18

3. Metode PembelajaranOutdoor Study

a. Pengertian Metode PembelajaranOutdoor Study

Menurut Komarudin dalam buku Husamah (2013:19) yang berjudul pembelajaran di luar kelas (outdoor learning) menyatakan bahwa outdoor learning merupakan aktifitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas/sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti : bermain di lingkumgan sekolah, taman, perkampungan pertanian/nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan. Proses pembelajaran bisa terjadi dimana saja, di dalam ataupun di luar kelas, bahkan di luar sekolah. Proses pembelajaran yang dilakukan di luar kelas atau bahkan di luar sekolah, memiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan siswa.

Menurut Karjawati dalam buku Husamah (2013:23) menyatakan bahwa metode

outdoor study adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode outdoor study lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru di sini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif, dan akrab dengan lingkungan (Husamah 2013:23).

Menurut Adelia Vera (2012:17) dalam bukunya yang berjudul metode mengajar anak di luar kelas (outdoor study) mengungkapkan bahwa:

(39)

19

Pembelajaran outdoor merupakan pembelajaran yang lebih berorientasi pada keaktifan siswa dengan pemanfaatan lingkungan sekitar. Sehingga dalam pembelajaran ini guru lebih berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan mediator pembelajaran. Pembelajaran outdoor juga sejalan dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), dimana peran aktif siswa dan suasana demokratif dalam pendidikan dijunjung tinggi, sehingga selain dapat meningkatkan kepekaan siswa terhadap lingkungan juga menunjang siswa mengemukakan pendapat dan berinteraksi dengan lingkungan secara baik.

Dalam variasi pembelajaran ini dapat mengurangi rasa jenuh, bosan siswa, dan dapat membuat siswa senang juga tertarik terhadap pelajaran dan lingkungan sekitarnya. Keadaan siswa demikian akan sangat mempengaruhi daya tangkap siswa dalam menerima dan memahami konsep yang dipelajari. Bila dalam suatu proses pembelajaran siswa merasa senang, tidak jenuh dan bosan, maka daya tangkap siswa dalam menerima dan memahami konsep yang dipelajari akan baik sehingga secara langsung dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik itu sendiri.

b. Tujuan PokokOutdoor Study

Priest menyatakan dalam Husamah (2013:21) yang berjudul pembelajaran di luar kelas (Outdoor Learning) bahwa:

(40)

20

Pendidikan luar kelas bertujuan agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar dan mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, dan memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar. Menurut Adelia Vera (2012:21-25) tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas belajar di luar kelas atau di luar lingkungan sekolah ialah sebagai berikut:

a. Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kreatifitas mereka dengan seluas-luasnya di alam terbuka.

b. Kegiatan belajar mengajar di luar kelas bertujuan menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik. c. Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik terhadap

lingkungan sekitarnya.

d. Membantu mengembangkan segala potensi setiap peserta didik agar menjadi manusia sempurna, yaitu memiliki perkembangan jiwa, raga, dan spirit yang sempurna.

e. Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam tataran praktik (kenyataan di lapangan).

f. Menunjang keterampilan dan ketertarikan peserta didik. Bukan hanya ketertarikan terhadap mata pelajaran tertentu yang bisa dikembangakan di luar kelas, melainkan juga ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan di luar kelas.

g. Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik cara menghargai alam dan lingkungan, serta hidup berdampingan di tengah perbedaan suku, ideologi, agama, politik, ras, bahasa, dan lain sebagainya.

h. Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pembelajaran lebih kreatif.

i. Memberikan kesempatan yang unik bagi peserta didik untuk perubahan perilaku melalui penataan latar pada kegiatan luar kelas.

j. Memberikan kontribusi penting dalam rangka membantu mengembangkan hubungan guru dan murid.

k. Menyediakan waktu seluas-luasnya bagi peserta didik untuk belajar dari pengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum sekolah di berbagai area.

l. Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk pendidikan.

(41)

21

c. KelebihanOutdoor Study

Menurut Suyadi dalam buku Husamah (2013:25) yang berjudul pembelajaran di luar kelas (Outdoor Learning) bahwa pembelajaran di luar kelas memiliki manfaat antara lain:

f) Anak lebih mengenal pada dunia nyata dan luas. g) Tertanamimagebahwa dunia sebagai kelas. h) Wahana belajar akan lebih luas.

i) Kerja otak lebih rileks.

Sudjana dan Rivai menjelaskan pula dalam Husamah (2013:25-26) bahwa banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar antara lain:

a. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk berjam-jam, sehingga motivasi siswa akan lebih tinggi.

b. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.

c. Bahan-bahan yang dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya akurat.

d. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.

e. Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain.

(42)

22

d. Langkah-Langkah PembelajaranOutdoor Study

Seorang guru yang ingin yang ingin mengajar para siswa di luar kelas mesti mengetahui cara-cara pengajaran di luar kelas, adapun cara-caranya adalah:

1). Penugasan

Metode penugasan adalah cara penyajian bahan pelajaran dari seorang guru dengan memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Dalam konteks kegiatan belajar-mengajar yang diadakan di luar kelas, guru memberi tugas kepada murid-murid yang harus dilaksanakan di luar kelas. Artinya tugas itu bukanlah pekerjaan rumah yang dapat dikerjakan di rumah masing-masing. Melainkan dikerjakan saat itu juga dan dilaksakan di luar kelas serta dinilai dan disimpulkan di luar kelas. Tugas yang diberikan oleh guru ketika mengajar di luar kelas harus berkaiatan erat dengan mata pelajaran yang sedang dibahas. Tidak hanya itu, tugas yang diberikan kepada siswa mesti bisa dilaksankan di luar kelas. Artinya para siswa tidak perlu mencari bahan-bahan atas tugas tersebut di rumah atau di dalam kelas. (Adelia Vera, 2012:107)

2). Tanya Jawab

(43)

23

menguji atau mengetes tapi berangkat dari ketidaktahuan seorang murid tentang pembelajaran. (Adelia Vera, 2012:114)

3). Bermain

Metode yang ketiga yang dapat digunakan dalam pembelajaran di luar kelas adalah metode bermain. Metode permainan merupakan cara-cara penyajian yang baik jika dilakukan di luar kelas. Dalam hal ini siswa diajak bermain untuk memperoleh atau menemukan pengertian dan konsep, sebagaimana yang dijelaskan dalam buku pelajaran tertentu. (Adelia Vera, 2012:126)

4). Observasi

Observasi dalam kegiatan mengajar di luar kelas adalah metode atau cara-cara belajar di luar kelas yang dilakukan dengan melihat atau mengamati materi pelajaran secara langsung di alam bebas. Metode itu dilakukan dengam pengamatan secara langsung dan membuat pencatatan-pencatatan secara objektif mengenai sesuatu yang diamati kemudian menyimpulkannya. (Adelia Vera, 2012:134)

Adapun langkah-langkah kegiatan inti pada pada pembelajaran outdoor study menurut Husamah (2013:78):

Kegiatan Awal

 Guru mengajak siswa ke lokasi di luar kelas

(44)

24

 Guru memberi motivasi pada siswa tentang pentingnya lingkungan sebagai sumber belajar termasuk manfaat sumber daya alam yang ada di sekitar  Guru memberikan panduan belajar

 Guru menjelaskan penjelasan cara kerja kelompok Kegiatan Inti

 Masing-masing kelompok berpencar pada lokasi unruk melakukan pengamatan dan diberi waktu kurang lebih 20 menit.

 Guru membimbing siswa saat melakukan pengamatan

 Selesai pengamatan siswa berkumpul lagi untuk mendiskusikan hasilnya  Guru memandu diskusi

Kegiatan Akhir

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan atau kesulitan yang dialami saat proses pembelajaran

 Guru memberikan kesimpulan bersama siswa

e. KelemahanOutdoor Study

Namun demikian menurut Suyadi dalam Husamah (2013:31), guru perlu memperhatikan beberapa hal yang mungkin menjadi kendala atau kelemahan pembelajaran di luar ruang yaitu:

1. Siswa akan kurang konsentrasi.

2. Pengelolaan siswa akan lebih sulit terkondisi. 3. Waktu akan tersita (kurang tepat waktu).

4. Penguatan konsep kadang terkontaminasi oleh siswa lain atau kelompok lain. 5. Guru lebih intensif dalam membimbing

(45)

25

Menurut Sudjana dan Rivai dalam Husamah (2013:31), beberapa kelemahan dan kekurangan yang sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaranoutdoor learningberkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar, antara lain: 1. Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan ada

waktu siswa dibawa ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan main-main.

2. Ada kesan guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas.

3. Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas.

Banyak hal yang perlu dipikirkan oleh guru. Salah satunya adalah belajar di luar ruangan akan menjadi daya tarik tersendiri sehingga banyak orang yang datang untuk menyaksikan. Pusat perhatian siswa akan langsung tertuju kemana-mana karena posisi belajar mereka di tempat terbuka. Oleh karena itu, sebagai guru yang cerdas, diperlukan kiat-kiat tertentu untuk mengatasi kelemahan model pembelajaranoutdoor learning.

4. Metode Ceramah

(46)

26

a. Kelebihan Metode Ceramah : • Guru mudah menguasai kelas

• Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas • Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar • Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya • Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik

b. Kelemahan Metode Ceramah :

• Mudah verbalisme (pengertian kata-kata)

• Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar

menerimanya

• Bila selalu digunakan terlalu lama membosankan

• Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya,

ini sukar sekali

• Menyebabkan siswa menjadi pasif

5. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

(47)

27

pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa.

Pengertian tentang hasil belajar yaitu suatu proses belajar yang akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari apa yang dapat dilakukan oleh siswa yang sebelumnya tidak dapat dibuktikan dengan perbuatan. Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan di atas maka intinya adalah perubahan. Oleh karena itu seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar. Menurut Djamarah (2010:107) Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa tingkatan taraf sebagai berikut:

1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.

2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76%-99%.

3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60%-75%. 4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%.

b. Indikator Hasil Belajar

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur atau diobservasi untuk menujukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan mata pelajaran. Dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dibandingkan pada saat sebelum belajar.

(48)

28

menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Untuk melihat sebaran aspek hasil belajar maka dapat melihat lampiran 20 pada lampiran sebaran aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

B. Penelitian yang Relevan

a. Hasil penelitian Darwadi (2012): “Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di MTs N Sliyeg Indramayu”. Pada penelitian

ini disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran outdoor dengan siswa yang tidak diberi pembelajaran outdoor. Dapat dilihat dari hasil tes akhirnya pada kelas eksperimen dari 30 siswa nilai terendahnya 44 dan nilai tertinggi yaitu 81 sedangkan pada kelas kontrol dari 33 siswa yang dijadikan sampel 31 mendapatkan nilai terendah yaitu 38 sedangkan nilai tertinggi yaitu 75, dari dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi, pembelajaran outdoor disini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa di MTs N Sliyeg, Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu.

b. Hasil penelitian Ahmad Fauzi (2013): “Pengaruh Pembelajaran Outdoor

(49)

29

outdoor dengan kelompok siswa yang diajarkan dengan metode konvensional pada mata pelajaran fiqih materi tentang zakat.

C. Kerangka Pikir

Pembelajaranoutdoor study yaitu suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas, sehinga kegiatan belajar mengajar berlangsung di luar kelas, sebagian orang menyebutnya dengan outing class, yaitu suatu kegiatan yang melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sebagai sumber belajar. Pembelajaran yang dilakukan di luar kelas dapat dijadikan tempat belajar yang lebih menyenangkan dan lebih memberi keluasan bagi siswa dalam memperoleh pengalaman dalam pembelajaran dibandingkan hanya di ruang kelas. Pembelajaran geografi sangat deket hubungannya dengan alam yang ada di sekitar kita karena mengkaji objek fisik dan sosial yang ada di muka bumi

Sedangkan metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan serta pembagian tugas dan latihan.

(50)

30

Setelah mengkaji teori-teori tentang metode pembelajaran outdoor study, metode konvensional dan hasil belajar geografi serta keterkaitan teoritis ketiganya,

peneliti menilai bahwa “diduga terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diberi metode pembelajaran outdoor study dengan siswa yang diberi metode konvensional.

Adapun alur pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Dibandingkan

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

Judul pada penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran outdoor study

terhadap hasil belajar geografi siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar lampung. Hipotesis ini akan menjawab pertanyaan peneliti secara kuantitatif. Adapun hipotesisnya adalah :

(51)

31

2. Ada perbedaan signifikan antara nilai rata-rata posttest siswa setelah menggunakan metode pembelajaran outdoor study dengan metode pembelajaran konvensional.

(52)

32

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dan metode penelitian pendidikan diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

(53)

33

B. Desain Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design. Rancangan tersebut terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi pretest awal, kemudian diterapkan metode pembelajaran outdoor study dan kemudian dilakukan pengukuran yang kedua dengan menggunakan posttest sebagai tes akhir. Pada kelompok kontrol diberi pretest sebagai tes awal, dan diberikan metode pembelajaran konvensional. Kemudian dilakukan pengukuran yang kedua kalinya dengan menggunakan postest. Adapun desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

O1 : Pretestuntuk kelas eksperimen O3 : Pretestuntuk kelas kontrol O2 : Posttestuntuk kelas eksperimen O4 :Posttestuntuk kelas kontrol

X1 : Metodeoutdoor studyuntuk kelas eksperimen X2 : Metode konvensional untuk kelas kontrol

Berdasarkan rancangan penelitian, siswa diberikan tes sebanyak dua kali yaitu sebelum pembelajaran dimulai pretest dan setelah semua materi diajarkan

(54)

34

C. Prosedur penelitian

1. Peneliti melakukan observasi ke sekolah untuk mengetahui jumlah kelas dan jumlah siswa yang akan dijadikan sebagai populasi penelitian.

2. Menentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian. 3. Memberikanpretestpada kedua kelas sebelum diberi perlakuan.

4. Memberi perlakuan yang berbeda antara kedua kelompk kelas. Pada kelas XI PS 1 diberikan metode pembelajaran outdoor study dan pada kelas XI IPS 2 diberikan perlakuan dengan metode konvensional di dalam kelas.

5. Memberikanposttestpada kedua kelas di akhir pembelajaran 6. Data-data kemudian dianalisis

7. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan

D. Populasi dan Sampel

a. Populasi

(55)

35

Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi Semester Genap Kelas XI di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

b. Sampel

Sugiyono (2012:118) mengungkapkan sampel adalah bagian dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sampel dalam penelitian diambil dari populasi terjangkau. Berdasarkan karakteristik yang telah dijelaskan maka pemilihan sampel digunakan dengan teknik cluster random sampling, dengan mengambil dua kelas secara acak dari beberapa kelas yang memiliki karakteristik yang sama. Satu kelas akan menjadi kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran

outdoor(di luar kelas) dan satu kelas menjadi kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah).

Tabel 3.3. Data kelas sampel kelas XI IPS di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

Kelas Kelompok Siswa Jumlah Total

L P

X IPS 1 Eksperimen 19 20 39

X IPS 2 Kontrol 19 21 40

(56)

36

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2014:38). Pada penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu penerapan metode pembelajaran di luar kelas (outdoor) di simbolkan dengan huruf X. Variabel ini diposisikan sebagai variabel bebas (independen) yakni masukan yang akan memberi pengaruh pada hasil belajar geografi. Sedangkan variabel terikatnya (dependen) adalah hasil belajar geografi siswa dengan huruf Y. Variabel ini merupakan hasil dari pengaruh variabel dependen.

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat variabel yang diamati. Definisi operasional mencakup hal-hal penting dalam penelitian yang memerlukan penjelasan. Definisi operasional bersifat spesifik, rinci, tegas, dan pasti yang menggambarkan karakteristik variabel-variabel penelitian dan hal-hal yang dianggap penting.

a. Penerapan Metode Pembelajaran Outdoor Study dan Metode Pembelajaran Kovensional

Metodeoutdoor study adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode outdoor study

(57)

37

Indikator dari outdoor study dan konvensional tersebut dapat dilihat dari aktivitas siswa saat belajar yaitu antara lain:

1. Kemampuan mengemukakan pendapat 2. Kemampuan bertanya

3. Kemampuan mempertahankan pendapat 4. Penguasaan subtansi materi

Sedangkan metode pembelajaran konvensional yang digunakan adalah metode ceramah yaitu guru menerangkan materi pembelajaran di dalam kelas dan siswa memperhatikan penjelasan dari guru.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan indikator perubahan yang terjadi pada individu setelah proses belajar mengajar menggunakan suatu alat penilaian. Indikator pada hasil belajar yaitu nilai pretest dan posttest kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 dengan menggunakan metode outdoor study pada saat proses belajar mengajar dan pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Nilai yang diberikan kepada siswa antara 1-100.

G. Teknik Pengumpulan Data

(58)

38

a. Tes

Tes digunakan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap penguasaan materi pada mata pelajaran geografi. Bentuk tes yang digunakan adalah tes bentuk pilihan ganda. Tes dilakukan pada awal tes (pretest) dan akhir (posttest) pembelajaran geografi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Soal tes yang diberikan tersebut telah diujicobakan terlebih dahulu pada kelas uji coba. Soal yang telah dianalisis dan dinyatakan valid dan signifikan yang diberikan sebagai soal evaluasi pada kedua kelas sampel.

b. Observasi (pengamatan)

Sutrisno Hadi, dalam Sugiyono (2012:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi dilakukan pada saat proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Indikatornya adalah antara lain kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan bertanya, kemampuan mempertahankan pendapat, dan penguasaan subtansi materi

c. Dokumentasi

(59)

39

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data awal berupa hasil belajar siswa kelas XI IPS. Selain itu digunakan untuk memperoleh daftar nama-nama siswa yang akan diteliti serta nilai ulangan harian siswa kelas XI IPS SMA Al-Kautsar tahun ajaran 2014/2015.

H. Uji Kelayakan Instrumen

a. Validitas

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen penelitian dilakukan pengujian. Sugiyono (2012:121) menyatakan bahwa hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, atau dengan kata lain instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap dari variabel yang diteliti secara tepat. Pada penelitian ini uji validitas digunakan rumus korelasiproduct moment sebagai berikut:

rumus : x.y =

∑ . (∑ )(∑ )

(60)

40

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y x = Skor variabel X

y = Skor variabel Y

∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y ∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X ∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y n = Jumlah sampel

Berikut interpretasi nilai validitas instrumen terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.4. Kriteria Interpretasi Validitas

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Soal.

No. Kriteria Nomor Soal Jumlah Soal

1. Valid 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13,

(61)

41

tidak valid. Dalam penelitian ini soal-soal yang tidak valid tersebut dibuang atau tidak digunakan.

b. Reliabilitas

Reliabilitas suatu penelitian merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik reliabilitas internal yaitu dengan rumusalphasebagai berikut:

Rumus:

=

1 −

Keterangan:

: Reliabilitas yang dicari n : Banyaknya butir soal

∑ : Jumlah varians skor tiap-tiap item : Varians total

Selanjutnya, harga koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan pada indeks korelasi. Indeks korelasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6. Kriteria Interpretasi Reliabilitas

Rentang Klasifikasi

0,800≤ r < 1,000 Tinggi 0,600≤ r < 1,800 Cukup 0,400≤ r < 1,600 Agak rendah 0,200≤ r < 1,400 Rendah

0,000≤ r < 1,200 Sangat rendah (tak berkolerasi) Sumber: Arikunto (2010:276)

(62)

42

memiliki reliabilitas cukup. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 7.

c. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Menurut Arikunto (2012: 210), tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus:

Rumus :

=

Keterangan :

TK = Tingkat kesukaran

B = Siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah siswa yang mengikuti tes

kriteria untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu dilakukan revisi, digunakan kriteria seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.7. Interprestasi Tingkat kesukaran Butir Soal

No Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi 1 0, 70 < TK≤ 1,00 Mudah 2 0,30 < TK≤ 0,70 Sedang

3 0,00≤ TK ≤ 0,30 Sukar

Sumber: Arikunto (2010:210)

(63)

43

Berdasarkan hasil uji coba tes yang telah dilakukan kepada 30 siswa maka, diperoleh perhitungan taraf kesukaran soal seperti pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal.

No. Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah

1. Sukar 9,16, dan 24. 3 soal kelas penelitian terdapat 3 butir soal bernilai sukar, 16 butir soal bernilai sedang, dan 6 butir soal bernilai mudah. Hal ini berarti banyak siswa yang menjawab dengan benar sehingga soal bisa dikatakan tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah.

d. Daya Beda

Uji daya pembeda suatu soal menyatakan seberapa jauh kemempuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Daya pembeda suat soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus: D =

Keterangan:

D : Daya pembeda

BA : Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok atas BB : Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok bawah JA : Banyaknya siswa pada kelompok atas

(64)

44

Sebagai acuan untuk mengklasifikasikan data hasil penelitian, maka digunakan kriteria seperti pada tabel :

Tabel 3.9. Kriteria Interprestasi Daya Beda Butir Soal

Daya Pembeda Kriteria

0,00-0,20 Jelek

0,20-0,40 Cukup

0,40-0,70 Baik

0,70-1,00 Baik Sekali

Sumber: Arikunto (2010 :218)

Dari hasil perhitungan menggunakan program Anates V4.0.9 dapat diketahui hasil daya pembeda soal seperti pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Hasil Uji Daya Pembeda Soal.

No. Keriteria Nomor Soal Jumlah Soal

1. Jelek - 0

2. Cukup 2, 14, 15, 19, dan 22. 5

3. Baik 1, 3, 4, 6, 8, 10, 12, 13, 16, 17,

18, 20, 21, 23, dan 25. 15

4. Baik Sekali 5, 7, 9, 11, 24 5

5. Tidak Baik - 0

Data Lengkap: Lampiran 9.

(65)

45

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif yang diteliti oleh peneliti yakni dengan analisis statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:147), statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeksripsikan data sampel yang diambil. Analisis data bisa dilakukan jika sudah dilakukan uji analisis. Untuk uji persyaratan analisis meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varian. Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, data yang diperoleh diana-lisis untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil tes akhir yang diperoleh digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan data dari kelompok perlakuan berasal dari distribusi normal atau tidak. Untuk melihat kenormalan data, peneliti menggunakan uji chi-kuadrat (Sudjana, 2005:273).

Dimana :

Keterangan:

= Frekuensi harapan

= Frekuensi yang diharapkan = Banyak pengamatan

Jika ≤ dengan a = 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal.

( )( )

(66)

46

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogenitas siswa. Uji homogenitas merupakan uji kelompok siswa berasal dari varian yang sama (homogen) atau tidak. Untuk Uji homogenitas varians pada penelitian ini mnggunakan uji dua varian (Sudjana, 2005:249):

Dimana :

Keterangan

= varian terbesar = varian terkecil

Jika kelompok siswa berasal dari varian yang sama maka

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t (Sudjana, 2005: 239),

Dimana :

=

(1− )( 1− 1) < < 12 ( 1− 1, 2− 1)

= −

1

(67)

47

dengan

= ( − 1) + ( − 1) + − 2

Keterangan:

= Rata-rata skor kelompok ekspreimen = Rata-rata skor kelompok kontrol

= Banyaknya siswa kelompok eksperimen = Banyaknya siswa kelompok kontrol = Varian kelompok eksperimen = Varian kelompok kontrol = Varian gabungan

Kriteria pengujian adalah: terima H0 jika − < < , dengan

= 0,05.dimana / didapat dari distribusi t dengan dk = (n1 + n2 - 2) dan peluang(1 − 1/ 2 ).

Untuk mengetahui ukuran efek pada hipotesis, maka menggunakan ukuran efek dari cohen. Cara yang paling sederhana dan langsung untuk menghitung ukuran efek pada satu rerata adalah d dari Cohen. Menurut Cohen, ukuran efek pada rerata adalah selisih rerata yang dinyatakan dalam satuan simpangan baku. Kriteria yang diusulkan oleh Cohententang kecil besarnya ukuran efek dalam hal koefisien korelasi. Berikut ini adalah rumus daricohen’s

Rumus:

Cohen’s d = ( )

(68)

48

Untuk menentukan ukuran efek sebuah hipotesis, maka kriteria daricohen’s

standarsebagai berikut:

Teknik ananlisis data yang digunakan ialah dengan membandingkan hasil data

(69)

49

= −

Tabel 3.12. Klasifikasin-Gain

No Nilain-Gain(g) Keterangan

1. 2. 3.

>0,7 0,3-0,7

<0,3

(70)

93

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-ratapretest kedua kelas sebelum diterapkannya metode pembelajaran outdoor study dengan metode pembelajaran konvensional. Artinya kemampuan awal siswa, tidak memiliki perbedaan yang signifikan sehingga dapat diterapkan metode yang berbeda pada setiap kelas, untuk melihat ada perbedaan antara kedua metode tersebut.

2. Ada perbedaan signifikan nilai rata-rata posttest siswa setelah diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran outdoor study (XI IPS 1) dengan metode pembelajaran konvensional (XI IPS 2) pada pokok bahasan lingkungan hidup. Kelas yang diterapkan metode pembelajaran outdoor study

lebih baik nilainya dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional, siswa lebih baik nilainya setelah diterapakan metode pembelajaran outdoor study.

(71)

94

kelas XI IPS di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Dimana nilain-Gainkelas yang diterapkan metode outdoor study n-Gain nya lebih tinggi, siswa lebih dapat menerima pelajaran geografi dengan baik jika menerapkan metode pembelajaranoutdoor study.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Dalam proses pembelajaran disarankan kepada siswa untuk selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Bagi guru

(72)

DAFTAR PUSTAKA

Adelia ,Vera. 2012. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Ourdoor Study).

Divapress: Yogyakarta

Ahmad Fauzi. 2013. Pengaruh Pembelajaran Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa kelas VIII Di SMP Nusantara Plus Tanggerang Selatan. UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2009.Metode Penelitian. Erlangga: Bandung

Arikunto, S. 2010.Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Rineka Cipta: Jakarta

B. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta: Jakarta

Dalyono. 2012.Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta

Darwadi. 2012. Pengaruh Pembelajaran Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Metematika Siswa di MTs N Sliyeg Indarmayu. Skripsi Universitas Sultan Agung Tirtayasa: Serang

Dimyati, Mudjiono.2009. Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta

Djamarah, Saiful bahri. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta

(73)

Duwi Priyatno. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS.Gava Media: Yogyakarta.

Husamah. 2013.Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Prestasi Pustaka: Jakarta

Nurdin, Muhammad. 2012. Perbedaan Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan Awal Berbeda Melalui Pembelajaran Kooperatif Di SMA Negeri 1 Purbolinggo Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012. Tesis Teknologi Pendidikan Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Nursid, Sumaatmadja. 1996. Metode Pengajaran Geografi. Bumi Aksara: Bandung

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta: Jakarta

Sudjana, Nana. 2010.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya : Bandung

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Tarsito: Bandung

Sugiyono. 2012.Metodologi Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung

(74)

Sumber Internet:

________(Online)

http://www.uccs.edu/~lbecker/. (Diakses pada 25 agustus, pada pukul 20.00 WIB)

________(Online)

http://www.uccs.edu/lbecker/effect-size.html (Diakses pada 25 agustus, pada pukul 20.00 WIB)

________(Online)

http://edukasi.kompas.com/read/2012/09/16/12102122/Keuntungan.Belaja r.di.Luar.Kelas. (Diakses pada 25 Maret 2015, pada pukul 20.00 WIB).

________ (Online)

Gambar

Tabel 1.1 Persentase Nilai Ulangan harian Siswa SMA Al-Kautsar BandarLampung Kelas XI IPS Tahun Ajaran 2014/2015.
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian
Tabel. 3.1 Desain penelitian
Tabel 3.3. Data kelas sampel kelas XI IPS di SMA Al-Kautsar Bandar LampungTahun Pelajaran 2014/2015.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketepatan penggunaan strategi mengajar yang dipilih oleh seorang guru akan mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran, jika metode yang dipilih sesuai dengan

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama dengan guru mata pelajaran geografi. b) Membuat soal pretest tentang materi lingkungan hidup yang akan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan metode pembelajaran diskusi dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar

Kegiatan pembelajaran pelajaran dengan materi pembahasan “Menjelaskan Struktur Bumi”. Dalam kegiatan pembelajaran ini guru mata pelajaran bertindak.. sebagai penyajian

Model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru merupakan salah satu cara agar siswa dapat lebih aktif, kritis dan berminat mengikuti proses

Tercapainya tujuan pengajaran materi peta tematik tergantung metode mengajar yang digunakan. Seorang guru harus bisa memilih dan menentukan metode yang tepat untuk tercapainya

Metode sosiodrama tepat diberikan dalam pembelajaran PAI sebab dengan sosiodrama siswa lebih mudah memahami materi yang diberikan oleh guru; 3 Terdapat peningkatan minat belajar

Maka guru diharapkan dapat memanfaatkan metode pembelajaran Joyfull Learning pada mata pelajaran Akidah Akhlak guna sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat