• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENAMBAHAN SENYAWA TAURIN PADA PAKAN ALAMI BAGI PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN NILA (Oreochromis niloticus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENAMBAHAN SENYAWA TAURIN PADA PAKAN ALAMI BAGI PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN NILA (Oreochromis niloticus"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENAMBAHAN SENYAWA TAURIN PADA PAKAN ALAMI BAGI PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Oleh

Heti

Senyawa taurin adalah salah satu senyawa asam amino nonessensial dan berfungsi sebagai neurotransmitter sehingga berperan penting dalam berbagai fungsi fisiologis tubuh. Senyawa ini mampu memacu kerja syaraf otak dan berfungsi sebagai stimulan penghasil energi untuk melakukan sesuatu yang dibutuhkan oleh tubuh, misalnya meningkatkan kerja organ penglihatan serta memacu pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan kelulushidupan ikan nila (Oreochromis niloticus) melalui pemberian pakan daun kimpul (Xanthosoma sagitiifolium) dengan dan tanpa penambahan senyawa taurin. Dosis taurin yang digunakan sebesar 0,4 mg tiap perlakuan setiap harinya. Jumlah ikan yang digunakan sebanyak 20 ekor juvenile ikan nila yang dibagi dalam 4 kelompok perlakuan dengan masing-masing 5 kali pengulangan, tiap perlakuan diberi pakan dengan kandungan daun kimpul 25% dan 50% dengan dan tanpa penambahan taurin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dengan kandungan daun kimpul 50% yang ditambahkan taurin memberikan rerata nilai pertumbuhan yang lebih tinggi meliputi pertambahan berat tubuh mencapai 1,49 gram, panjang tubuh mencapai 0,57 cm, dan lingkar tubuh mencapai 0,30 cm selama 40 hari pemeliharaan. Nilai laju pertumbuhan spesifik mencapai 1,9%. Nilai kelulushidupan tertinggi yaitu 80% dan terendah 60%. Rasio konversi pakan terendah diperoleh pada pemberian pakan daun kimpul 50% dengan penambahan taurin yaitu hanya sekitar 1:3 gram. Hal ini menunjukkan penambahan taurin mampu meningkatkan efisiensi pakan dibandingkan perlakuan lainnya.

(2)
(3)

PENAMBAHAN SENYAWA TAURIN PADA PAKAN ALAMI BAGI PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Oleh Heti

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA SAINS

Pada Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(4)
(5)

PENAMBAHAN SENYAWA TAURIN PADA PAKAN ALAMI BAGI PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

(Skripsi)

Oleh Heti

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)
(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Ikan nila (Oreochromis niloticus) ... 7

Gambar 2. Daun kimpul (Xanthosoma sagittifolium)... 15

Gambar 3. Rumus Bangun Taurin ... 18

Gambar 4. Rerata laju pertumbuhan spesifik (Spesifik Growth Rate/SGR) % Ikan Nila (Oreochromis niloticus) setiap 10 hari Pengukuran... 31

Gambar 5. Persiapan akuarium ... 57

Gambar 6. Pembuatan pakan ikan... 57

Gambar 7. Hewan uji ... 58

(8)

x DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

LEMBAR PEGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Manfaat Penelitian ... 3

D. Kerangka Pemikiran ... 4

E. Hipotesis ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Ikan Nila ... 6

1. Klasifikasi Ikan Nila ... 6

2. Morfologi Ikan Nila ... 7

3. Habitat Dan Kebiasaan Hidup Ikan Nila ... 8

B. Laju Pertumbuhan Spesifik / Spesific Growth Rate (SGR) ... 9

C. Sintasan / Survival Rate (SR) ... 11

D. Pakan Ikan ... 12

(9)

xi

6. Dosis Takaran Penggunaan Taurin ... 23

7. Pemberian Pakan ... 23

A. Pemberian Pakan Pada Empat Perlakuan Penelitian Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ... 26

(10)

xii C. Pemberian Pakan Pada Empat Perlakuan Penelitian Terhadap

Kelulushidupan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ... 32

D. Ratio Konversi Pakan (Food Convertion Ratio/ FCR) ... 34

E. Kualitas Air ... 35

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

A. Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi kandungan nutrisi tepung kacang hijau ... 16

Tabel 2. Rerata Pertambahan Berat Tubuh Ikan Nila (Oreochromis niloticus) selama 40 Hari Perlakuan ... 26

Tabel 3. Rerata Pertambahan Panjang Tubuh Ikan Nila (Oreochromis niloticus) selama 40 Hari Perlakuan ... 29

Tabel 4. Rerata Pertambahan Lingkar Tubuh Ikan Nila (Oreochromis niloticus) selama 40 Hari Perlakuan ... 30

Tabel 5. Tingkat kelulushidupan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan perlakuan yang berbeda selama 40 hari ... 32

Tabel 6. Ratio konversi pakan ( Food Convertion rate/ FCR) Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Selama 40 hari Pearlakuan ... 34

Tabel 7. Data pengukuran kualitas air ... 35

Tabel 8. Data pertumbuhan ikan nila dengan komposisi daun kimpul 50% . ... 42

Tabel 9. Data pertumbuhan ikan nila dengan komposisi daun kimpul 50%+ taurin ... 42

Tabel 10. Data pertumbuhan ikan nila dengan komposisi daun kimpul 25% ... 42

Tabel 11. Data pertumbuhan ikan nila dengan komposisi daun kimpul 25% + taurin ... 43

Tabel 12. ONEWAY Descriptives Berat Tubuh ... 43

Tabel 13. ONEWAY ANOVA Berat Tubuh ... 44

(12)

Tabel 15 Tukey HSD Berat Tubuh ... 46

Tabel 16. ONEWAY Descriptives panjang tubuh ikan... 46

Tabel 17. ONEWAY ANOVA panjang tubuh ikan ... 47

Tabel 18. Multiple Comparisons panjang tubuh ikan ... 48

Tabel 19. Tukey HSD panjang tubuh ikan... 49

Tabel 20. ONEWAY Descriptive lingkar tubuh ikan... 49

Tabel 21. ONEWAY ANOVA lingkar tubuh ikan ... 50

Tabel 22. Multiple Comparisons lingkar tubuh ikan ... 51

(13)
(14)
(15)

Motto

Tidak akan ada hal yang sia-sia dihidupmu,lakukan yang

terbaik maka akan ada hadiah indah yang dapat kita

nikmati..

Percayalah Tuhan akan selalu memberikan jalan terbaik

(16)

Motto

Tidak akan ada hal yang sia-sia dihidupmu,lakukan yang

terbaik maka akan ada hadiah indah yang dapat kita

nikmati..

Percayalah Tuhan akan selalu memberikan jalan terbaik

(17)
(18)

Allamdulillahhirobbal alamin

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Maha Pencipta alam

semesta beserta isinya

Kupersembahkan karyaku ini kepada

Ayahanda dan ibunda tercinta atas segala yang telah

dilakukan untuk semua hal terbaik bagi penulis, atas segala

pengorbanan, doa, motivasi, nasihat dan kasih sayang yang

selalu mengiringi langkah penulis, semua hal yang tidak

akan pernah tergantikan dengan apapun, Kalianlah

kebanggaanku

Kakak-kakakku,

Ajo

Mahlina, S.Pd.,

Yunda

Elya Yulina,

S.Pd.,

Ratupuan

Robizal, S.T., dan adik bungsu

kesayanganku Riswanto atas segala motivasi, dukungan, dan

doa kalian. Kalianlah saudara terbaik dihidupku

(19)
(20)

ii RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tatakarya, Lampung Utara pada tanggal 17 September 1990. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara, dari Bapak Mangku Alam dan ibu Nurrili.

Penulis pertama kali mengenyam pendidikan di TK Al-Munawarah Tatakarya. Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan pada tahun 2003 di SD N 1 Tatakarya, Sekolah Menengah Pertama diselesaikan pada tahun 2006 di SMP N 1 Tatakarya, Sekolah Menengah Atas diselesaikan pada tahun 2009 di SMA N 1 Bandar Lampung. Penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Lampung pada tahun 2009. Penulis terdaftar sebagai mahasiswi di Universitas Lampung pada Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam melalui jalur PKAB (Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat).

(21)

iii Konservasi Sumber Daya Alam 16 (PKSDA). Selain itu, penulis juga pernah menjadi asisten praktikum beberapa mata kuliah diantaranya, Biologi Umum pada Jurusan Matematika FMIPA, Biologi Reproduksi pada mahasiswa Akademi Kebidanan Kalianda, Parasitologi, Struktur Perkembangan Hewan, dan Botani Ekonomi pada Jurusan Biologi, Zoologi Vertebrata pada Jurusan FKIP Biologi, serta Pengenalan Sel pada Jurusan Kedokteran Unila.

Dalam masa perkuliahan, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari di Desa Mulyasari Kecamatan Negeri Agung Kabupaten Way Kanan, selanjutnya penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung, dengan judul laporan kerja praktik “Gambaran Profil Lipid Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di

Laboratorium Klinik Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul

(22)

vi SANWACANA

Alhamdulillahhirobilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini

yang berjudul “Penambahan Senyawa Taurin Pada Pakan AlamiBagi

Pertumbuhan Juvenile Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang merupakan syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains pada Jurusan Biologi Universitas

Lampung.

Penyelesaian tugas akhir ini melibatkan banyak pihak yang telah membantu penulis, untuk itu dengan segala hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Buya Mangku Alam dan Ibunda Nurrili atas segala kasih sayang, pengorbanan, serta doa yang tiada hentinya selalu mengiringi langkah penulis selama ini.

2. Ibu Endang Linirin Widiastuti, Ph.D., selaku pembimbing 1, atas segala bimbingan, saran, bantuan, dan motivasi yang begitu besar dalam penyelesaian tugas akhir ini.

(23)

vii 4. Bapak Dr. G. Nugroho Susanto, M.Sc., selaku pembahas atas segala saran

dan arahannya dalam penyelesaian tugas akhir ini.

5. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA Unila.

6. Ibu Dra. Eti Ernawiati, M.P., selaku pembimbing akademik atas segala nasihat, bimbingan dan arahanya selama ini.

7. Bapak Prof. Suharso, Ph.D., selaku Dekan FMIPA Unila.

8. Seluruh staf dosen yang tidak dapat disebutkan satu persatu, para

pendidikku atas segala ilmu, wawasan, nasihat yang telah diberikan selama ini.

9. Seluruh ibu bapak guruku, pendidikku atas segala hal baik yang kalian berikan.

10. Kakak-kakakku, Mahlina, S.Pd., dan Ikroma Zikrillah S.Pd., Elya Yulina, S.Pd., Robizal, S.T., dan Anisya Wati, AM.d Keb serta si Bungsu Riswanto atas segala dukungan, doa, dan kasih sayang selama ini serta keponakan kesayanganku Farannisa Zikrillah.

11. Paman-paman dan bibi-bibiku atas segala nasihat, dukungan, dan kasih sayang kalian selama ini serta adik-adik Galuh Sagita Putri, M. Raihan Nanda Arrafin, Puri Balqis Nur Assyfa, Rahmat Hidayat, Khairunnisa Damayanti.

12. Sahabat keluarga terbaik yang selalu ingin berbagi untuk segala tawa, kesedihan, air mata, serta kecerian selama ini “AUCE” (nenek Serli

(24)

viii Monica Sapitri), sahabat terbaik yang terkadang begitu menyebalkan tetapi tak pernah ada alasan sedikitpun untuk dilupakan.

13. Seseorang yang selalu ikut memotivasiku, mengingatkanku untuk meraih masa depan terbaik.

14. Keluarga Biologi 2009, Timor, mas Arji, Aris lekmin, Febri, Andes, Erangga tomang, Ari tante, Mukhlis, Dedi, Mustika muce, Septi mami, Riska, Septiya Reni, Annisa icha, Arini noy, Dita, Indah Putri, Fajar udin, Bertha Wina, Cyntia, Septria, Indah, Fatimah imeh, Nia, Eka, Tia HZ, Sitinur Eka, Dwi, Supini, Feni, Garnis, atas segala kebersamaan, perjuangan, dan dukungan selama ini.

15. Seluruh keluarga Biologi 2005-2012 atas kebersamaan selama ini. 16. Kak Ali, kak Pius, mba Nunung, pak Hambali serta bu Ambar atas segala

bantuannya selama ini.

17. Bapak Surya dan Bapak Amral staf BBPBL atas segala informasinya dalam pembuatan pakan ikan.

18. Sahabat putih abu-abuku, Fera Anggi Pritami, Eltari Sisvonny Saragih, Ayoe Marcelia, dan Astri Marlia atas masa-masa indah yang tidak akan pernah terlupakan.

19. My blackxio, redzuz notebook, dan mycannon yang selalu tangguh dan bersedia untuk huruf demi huruf yang terketik sebagai tugas akhir ini. 20. Mas yanto atas segala bantuannya selama ini.

(25)

ix 22. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis memohon maaf atas segala kesalahan dalam tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Bandar Lampung, 11 Mei 2013 Penulis

(26)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sering kita temui di Indonesia, salah satunya di Lampung. Ikan nila termasuk ikan yang mempunyai kemampuan toleransi yang tinggi terhadap lingkungan, sehingga menyebabkan ikan nila dapat dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran yang tinggi dengan suhu yang rendah. Nila dapat dikatakan berprospek cerah dan lebih mudah diterima masyarakat luas, karena pertumbuhannya begitu cepat, dapat dipelihara pada kepadatan tinggi serta dapat menerima pakan alami dan pakan buatan (Arie, 2000).

Ikan nila tersebar di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis yang pada awalnya ikan ini berasal dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Pada tahun 1969 secara resmi bibit ikan nila didatangkan ke Indonesia oleh Badan Penelitian Perikan Air Tawar dan setelah melalui masa penelitian dan

(27)

Permintaan konsumen terhadap ikan nila menduduki posisi yang cukup tinggi, di Pasar Internasional Amerika Utara (Amerika Serikat dan Canada) serta Eropa yaitu adanya peningktan permintaan ikan nila setiap tahunnya (Fish Farming Intl., 2005;2006). Permintaan yang tinggi ini harus segera disikapi secara positif terhadap usaha peningkatan hasil budidaya agar dapat terpenuhinya permintaan konsumen. Upaya pemenuhan kebutuhan

permintaan ikan nila untuk kebutuhan ekspor dan dalam negeri dapat dicapai dengan pelaksanaan usaha peningkatan teknik budidaya ikan nila terutama saat pembenihan. Pada saat proses pembenihan harus diperhatikan faktor-faktor yang akan memberikan pengaruh pada ikan. Faktor lingkungan dan pakan akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan benih ikan nila. Pakan yang diberikan harus mampu memenuhi kebutuhan gizi ikan sehingga ikan mampu tumbuh dan berkembang. Menurut Mudjiman (2001), ikan nila termasuk jenis ikan pemakan segala (omnivora) yang mampu tumbuh dengan berbagai jenis makanan baik jenis hewani dan ataupun nabati. Ikan nila membutuhkan sumber protein yang tinggi untuk perkembangannya.

Salah satu input yang penting dalam bidudaya ikan adalah pakan. Formulasi pakan yang tepat harus dibuat agar pakan yang diberikan pada ikan dapat memenuhi semua nutrien yang dibutuhkan ikan (Suwirya, 2002). Pemberian pakan harus dioptimalkan untuk memperoleh pertumbuhan ikan nila yang baik. Pakan dalam budidaya ikan dikenal adanya pakan alami dan buatan. Pakan yang optimal akan mendukung pertumbuhan ikan nila. Salah satu pakan alami yang sering digunakan yaitu daun kimpul (Xanthosoma

(28)

belum diketahui secara pasti seberapa besar pengaruhnya pada pertumbuhan ikan. Senyawa taurin merupakan jenis asam amino nonessensial yang memiliki peranan penting bagi fungsi fisiologis tubuh, stabilitas membran, antioksidan, keseimbangan homeostasis dari kalsium, menstimulasi glikolisis dan glikogenesis, memacu pertumbuhan, osmoregulasi dan penglihatan (Redmont et al., 1983).

Pemberian pakan yang baik akan mendukung pertumbuhan ikan nila sehingga akan dilakukan penelitian mengenai pertumbuhan juvenile ikan nila melalui penambahan senyawa taurin pada pakan alami (daun kimpul).

B. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pertumbuhan juvenile ikan nila (Oreochromis niloticus ) melalui pemberian pakan daun kimpul (Xanthosoma sagittifolium) dengan penambahan senyawa taurin.

2. Mengetahui kelulushidupan juvenile ikan nila yang diberi pakan yang berbeda.

C. Manfaat Penelitian

(29)

D. Kerangka Pemikiran

Pengoptimalan pertumbuhan ikan nila sangat didukung dengan

ketercukupan gizi pada pakan yang diberikan. Ikan nila termasuk jenis ikan omnivora (pemakan segala) namun lebih cenderung ke arah herbivora (memakan tumbuhan). Setiap ikan membutuhkan kadar protein yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya dan dipengaruhi oleh umur/ukuran ikan, namun pada umumnya ikan membutuhkan protein sekitar 35 – 50% dalam pakannya. Ikan–ikan omnivora seperti ikan nila (Oreochromis niloticus) yang berukuran juvenile membutuhkan protein 35%.

Pertumbuhan ikan nila dapat dilihat melalui pertambahan panjang tubuh, berat tubuh, dan lingkar perut tubuh ikan. Pakan yang diberikan dapat berupa pakan alami dan pakan buatan (pelet). Daun kimpul merupakan salah satu jenis tanaman yang sering digunakan petani ikan sebagai pakan. Daun kimpul memiliki kandungan protein yang dibutuhkan bagi

(30)

stabilitas membran, pemacu pertumbuhan selain itu taurin berfungsi sebagai perangsang (stimulan) pembentukan energi untuk metabolisme tubuh ikan yang juga akan memacu penyerapan vitamin dan lemak. Penambahan senyawa taurin diharapkan mampu memenuhi pengoptimalan ketercukupan gizi ikan sehingga pertumbuhan ikan nila akan maksimal.

E. Hipotesis

(31)

1

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ikan Nila

1. Klasifikasi Ikan Nila

Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai konsumsi cukup tinggi. Bentuk tubuh memanjang dan pipih ke samping dan warna putih kehitaman atau kemerahan. Ikan nila berasal dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Di wilayah yang

beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik (Sugiarto, 1988). Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah (Sumantadinata, 1981).

Terdapat tiga jenis ikan nila yang dikenal, yaitu nila biasa, nila merah (nirah) dan nila albino (Sugiarto, 1988). Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai

(32)

2

Kelas : Osteichtyes Subkelas : Acanthopterygii Ordo : Percomorphi Subordo : Percoidea Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

Gambar 1 Ikan nila (Oreochromis niloticus) Saanin (1968)

2. Morfologi Ikan Nila

(33)

3

anal (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.

3. Habitat Dan Kebiasaan Hidup Ikan Nila

Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang umum hidup di perairan tawar, terkadang ikan nila juga ditemukan hidup di perairan yang agak asin (payau). Ikan nila dikenal sebagai ikan yang bersifat euryhaline (dapat hidup pada kisaran salinitas yang lebar). Ikan nila mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk saluran air yang dangkal, kolam, sungai dan danau. Ikan nila dapat menjadi masalah sebagai spesies invasif pada habitat perairan hangat, tetapi sebaliknya pada daerah beriklim sedang karena ketidakmampuan ikan nila untuk bertahan hidup di perairan dingin, yang umumnya bersuhu di bawah 21 ° C (Harrysu, 2012). Menurut Mudjiman (2001), Ikan Nila (oreochormis niloticus) adalah termasuk campuran ikan pemakan campuran(omnivora).

Ikan nila mempunyai kemampuan tumbuh secara normal pada kisaran suhu 14-38°C dengan suhu optimum bagi pertumbuhan dan

(34)

4

pertumbuhan ikan nila minimal 4mg/L, kandungan karbondioksida kurang dari 5mg/L dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5-9 (Amri, 2003). Menurut Santoso (1996), pH optimum bagi pertumbuhan nila yaitu antara 7-8 dan warna di sekujur tubuh ikan dipengaruhi lingkungan hidupnya. Bila dibudidayakan di jaring terapung (perairan dalam) warna ikan lebih hitam atau gelap dibandingkan dengan ikan yang dibudidayakan di kolam (perairan dangkal).

Pada perairan alam dan dalam sistem pemeliharaan ikan, konsentrasi karbondioksida diperlukan untuk proses fotosintesis oleh tanaman air. Nilai CO2ditentukan antara lain oleh pH dan suhu. Jumlah CO2di dalam

perairan yang bertambah akan menekan aktivitas pernapasan ikan dan menghambat pengikatan oksigen oleh hemoglobin sehingga dapat membuat ikan menjadi stress. Kandungan CO2dalam air untuk kegiatan

pembesaran nila sebaiknya kurang dari 15 mg/liter (Sucipto dan Prihartono, 2005).

B. Laju Pertumbuhan Spesifik / Spesific Growth Rate (SGR)

Menurut Wahyuningsih dan Barus (2006), pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertumbuhan ukuran berupa panjang dan berat pada waktu tertentu atau perubahan kalori yang tersimpan menjadi jaringan somatik dan

(35)

5

pertumbuhan akan menunjukkan adanya pertambahan panjang, berat dalam suatu satuan waktu. Ikan nila memiliki ketahanan yang tinggi terhadap penyakit, tahan terhadap lingkungan air yang kurang baik. Kelangsungan hidup ikan dapat dilakukan dengan cara yaitu: pemilihan pakan/pelet jenis terapung dan Pemberian pakan menyebar, tidak terkonsentrasi pada area tertentu (Suyanto, 2004).

Menurut Lagler, Bardac, and Miller (1962), pertumbuhan dipengaruhi 2 faktor yaitu:

1. Faktor Internal

Adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh sukar dikontrol, diantaranya ialah keturunan, sex, dan umur.

2. Faktor Eksternal

Faktor luar yang utama mempengaruhi pertumbuhan adalah makanan, jumlah populasi, parasit, penyakit, dan parameter kualitas lingkungan perairan.

Laju Pertumbuhan Spesifik / Spesific Growth Rate (SGR) dapat diketahui dengan perhitungan melalui rumus (Asmawi, 1983) :

SGR = (LnWt-LnWo)/t x 100% Keterangan:

SGR = Laju Pertumbuhan Spesifik Wo = Berat hari ke 0 (g)

Wt = Berat hari ke t (g)

(36)

6

C. Sintasan / Survival Rate (SR)

Faktor biotik dan abiotik mempengaruhi sintasan ikan. Sintasan

(kelulushidupan) merupakan perbandingan antara jumlah individu pada akhir percobaan dengan jumlah individu pada awal percobaan. Faktor biotik yang mempengaruhi sintasan yaitu parasit, kompetitor, predasi, umur, kemampuan adaptasi, penanganan manusia dan kepadatan populasi. Faktor abiotik yang mempengaruhi sintasan yaitu sifat fisik dan kimia dari suatu lingkungan air (Rika, 2008).

Sintasan / Survival Rate (SR) merupakan persentase jumlah ikan yang hidup pada setiap akuarium pada akhir perlakuan (Wirabakti, 2006).

SR = Nt/No x 100% Keterangan :

SR = Survival Rate / sintasan

Nt = Jumlah ikan yang hidup selama penelitian (ekor), waktu dalam t No = Jumlah ikan yang ditebar pada awal penelitian (ekor), t= 0

D. Pakan Ikan

(37)

7

di pabrik secara masal dan menghasilkan pakan buatan berbentuk pellet, tepung, remeh atau crumble dan pasta (Sutanmuda, 2008).

Menurut Sutisna dan Sutarmanto (1999), Ketersediaan pakan alami

merupakan faktor pembatas bagi kehidupan benih ikan di kolam. Di dalam unit pembenihan, jasad pakan harus dipasok secara kontinyu. Keistimewaan pakan alami bila dibandingkan dengan pakan buatan adalah kelebihan pemberian pakan alami sampai batas tertentu tidak menyebabkan penurunan kualitas air. Selain makanan alami yang tersedia di kolam, diberikan juga makanan tambahan pakan (pelet) dengan kandungan protein minimal 25%, dengan frekuensi pemberian pakan 2 – 3 kali sehari yaitu : pagi, siang dan sore hari. Jumlah pakan yang diberikan 3% dari berat biomas ikan perhari.

Kualitas pakan baik secara fisik, kimia dan biologi sangat menentukan peforma pakan. Kualitas tersebut antara lain bentuk pakan, respon ikan terhadap aroma, rasa dan tekstur pakan sehingga pakan itu bisa diterima oleh ikan, kecernaaan, dan ketersediaan nutrien serta energi dalam pakan (Sunarno dan widiyati, 2010). Setiap ikan membutuhkan kadar protein yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya dan dipengaruhi oleh umur/ukuran ikan, namun pada umumnya ikan membutuhkan protein sekitar 35 – 50% dalam pakannya (Hepher, 1990). Ikan–ikan omnivora seperti ikan nila (Oreochromis

niloticus) yang berukuran juvenil membutuhkan protein 35%.

(38)

8

dengan protein yang bernilai biologis rendah. Peningkatan kelebihan energi dari pakan yang dikonsumsi menyebabkan jumlah total protein yang ditimbun menurun, akan tetapi bagian energi yang diretensi akibat meningkatnya energi yang dikonsumsi menyebabkan terjadinya penimbunan lemak tubuh. Atas dasar ini maka pemberian protein pada pakan ikan harus berada pada batas tertentu agar dapat memberikan pertumbuhan maksimum bagi ikan dan efisiensi pakan yang tinggi.

Ketersediaan pakan yang baik bagi pertumbuhan ikan nila harus mampu memenuhi kebutuhan nutrisi ikan. Aspek kebutuhan gizi pada ikan sama dengan makhluk lain, yang berperan dalam proses fisiologis dan biokimia aktivitas harian, mencakup (O-fish, 2007)

a. Protein

Protein diperlukan ikan dalam memelihara sel-sel tubuh, mengganti jaringan tubuh yang rusak, pembentukan jaringan, dan dapat dijadikan sebagai sumber energi cadangan.

b. Lemak

Lemak merupakan sumber energi utama dalam metabolisme, memelihara bentuk dan fungsi membran atau jaringan sel yang penting bagi organ tertentu, membantu dalam proses penyerapan vitamin, mempertahankan daya apung tubuh, dan sebagai antioksidan. Lemak pada pakan

(39)

9

c. Karbohidrat

Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi, kekurangan energi dapat berakibat negatif bagi pertumbuhan ikan.

d. Vitamin

Vitamin dalam pakan untuk pertumbuhan yang normal, perawatan tubuh, dan reproduksi. Vitamin adalah senyawa organik kompleks, biasanya ukuran molekulnya kecil. Vitamin dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit sehingga keberadaannya dalam pakan dalam jumlah yang sedikit pula (1–4% dari total komponen pakan).

e. Mineral

Fungsi utama mineral dalam tubuh ikan adalah untuk pembentukan struktur rangka, memelihara sistem koloid (tekanan osmosis, viskositas, difusi), dan regulasi keseimbangan asam basa.

1. Pakan Alami (Daun Kimpul)

Menurut Animal Feed Resources Information System (2005) taksonomi

kimpul adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermathophyta (tumbuhan berbunga) Sub Divisio : Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) Kelas : Monocotyledonae (tumbuhan berbiji tunggal) Ordo : Arales

(40)

10

Spesies : Xanthosoma sagittifolium

Gambar 2. kimpul

(Bermenjo dan Leon, 2002).

Kimpul memiliki ciri-ciri yaitu tanaman tahunan, tidak berkayu, terdiri dari akar, pelepah daun, daun, bunga dan umbi serta tinggi mencapai dua meter dengan tangkai daun tegak, tumbuh dari tunas yang berasal dari umbi, tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah tropika basah dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun dan memberi hasil optimum pada lahan darat yang gembur, tanaman ini memiliki kandungan protein sebesar 22,9% (Bermenjo dan Leon, 2002). Daun kimpul dapat dijadikan salah satu makanan ikan nila, ikan nila merupakan jenis ikan omnivora yaitu pemakan segala baik jenis hewani dan nabati (Mudjiman, 2001).

(41)

11

kandungan gizi yang cukup baik. Banyak sekali bahan baku nabati yang dapat diberikan kepada ikan, bahan baku nabati inilah yang menyebabkan harga pakan menjadi dapat ditekan.

Tabel 1. Komposisi kandungan nutrisi tepung kacang kedelai

No Jenis Nutrisi Komposisi (%)

Dalam pembuatan pakan, kualitas pakan sangat penting untuk diperhatikan misalnya tekstur dan aroma pakan. Cumi-cumi (Loligo sp.) termasuk dalam kelas Cephalopoda. Hewan ini dapat diolah menjadi minyak cumi yang merupakan salah satu bahan tambahan dalam pembuat pakan ikan yang sering digunakan karena memberi aroma yang disukai ikan, dan mampu

meningkatkan nafsu makan ikan (Buchsbaum, 1948). Selain itu cumi-cumi memiliki kandungan gizi yang baik yang mampu meningkatkan kandungan gizi dan kualitas pakan.

E. Taurin

Taurin merupakan salah satu asam amino bebas dengan peranan utama dalam berbagai fungsi biologis tubuh yaitu taurin untuk stabilitas membran,

(42)

12

dan glikogenesis, memacu pertumbuhan, osmoregulasi dan penglihatan (Redmont et. al., 1983).

Taurin tersusun dari molekul hidrogen, nitrogen, karbon, sulfur dan oksigen. Taurin adalah asam amino ensensial pada kondisi tertentu ( Russheim, 2000). Taurin ditemukan dalam beberapa organ tubuh manusia, mamalia dan hewan laut. Kadar taurin tinggi pada sel otak, jantung dan otot mamalia (Yancey, 2005).

Taurin juga merupakan penghasil implus syaraf karena mampu membantu pergerakan kalium, natrium, kalsium, dan magnesium masuk dan keluar dari sel. Sehingga, di beberapa negara maju, taurin digunakan sebagai obat penenang ringan karena merupakan neurotransmitter, dengan dosis konsumsi 500 mg (Healthpsych, 2009).

Sedangkan menurut Kim et.al (2003), taurin memiliki kontsribusi yang penting dalam pengaturan volume sel, khususnya tekanan hypoosmotic dan hiperosmotic yang berfungsi penting untuk pengaturan perkembangan sistem saraf pusat dan retina. Rumus molekul taurin yaitu H2NCH2CH2SO3H

(43)

19 III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Maret 2013 di

Laboratorium Biologi Molekoler Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Akuarium yang akan digunakan untuk pemeliharaan juvenile ikan nila sebanyak 20 buah akuarium dengan masing-masing ukuran 24cm x 24cm x 16cm. Adapun alat lain yang digunakan adalah timbangan ohaus untuk mengukur berat ikan, meteran untuk mengukur panjang dan lingkar tubuh, ember untuk wadah pakan ikan, aerator sebagai tambahan oksigen, pisau untuk memotong daun kimpul, gayung untuk mengambil air, pH stik untuk mengukur pH air pada akuarium, saringan untuk mengambil ikan, timbangan analitik untuk menimbang taurin, serta termometer untuk mengukur suhu air pada akuarium.

(44)

20 tepung kacang kedelai, taurin, minyak cumi, dan tepung sagu. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 ekor juvenile ikan nila yang diberi 4 perlakuan.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Perlakuan tersebut adalah :

A. 5 ekor juvenile ikan nila diberi pakan alami daun kimpul 50% + tepung kacang kedelai (tanpa taurin)

B. 5 ekor juvenile ikan nila diberi pakan alami daun kimpul 50% + tepung kacang kedelai + 0,4 mg taurin

C. 5 ekor juvenile ikan nila diberi pakan alami daun kimpul 25% + tepung kacang kedelai (tanpa taurin)

D. 5 ekor juvenile ikan nila diberi pakan alami daun kimpul 25% + tepung kacang kedelai + 0,4 mg taurin

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Akuarium

Disiapkan 20 buah akuarium berukuran 24 x 24 x 16 cm yang telah dibersihkan, tiap akuarium diisi 1,5 liter air.

(45)

21 2. Persiapan Ikan

Menyediakan juvenile ikan nila dengan berat tubuh 2-6 gram, tiap perlakuan menggunakan 5 ikan sebagai pengulangan. Ikan nila yang dipakai berasal dari Pesawaran, Lampung.

3. Aklimasi

Ikan nila sebanyak 20 ekor dimasukkan masing-masing ke dalam 20 buah akuarium (24cm x 24cm x 16cm), masing-masing akuarium diisi satu ekor juvenile ikan nila. Pada masing-masing akuarium diberi aerator dan pakan komersil berupa pelet. Ikan nila diaklimasi selama 2 hari. Setiap hari diberi pakan sebanyak 2% dari berat total ikan yang ada di dalam akuarium tersebut. Pemberian pakan tersebut dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan sore. Akuarium dibersihkan dari fases ikan maupun sisa pakannya serta dilakukan pergantian air sebanyak 80-85%.

4. Persiapan Pakan Alami

1. Daun kimpul dilayukan dengan cara dijemur selama dua hari.

2. Daun kimpul yang telah dibuang tulang daunnya kemudian dipotong-potong lalu dihaluskan dengan menggunakan blender.

3. Setelah daun kimpul halus dicampurkan tepung kacang kedelai sesuai komposisi pakan 50% dan 25% daun kimpul hingga membentuk adonan untuk pembuatan pelet.

(46)

22 5. Adonan pelet kemudian ditambahkan minyak cumi sebanyak 2% dari

berat adonan untuk memberi wangi yang disukai ikan dan meningkatkan nafsu makan ikan.

6. Adonan kemudian dicetak dengan menggunakan spect suntikan 2cc lalu dijemur dibawah sinar matahari selama kurang lebih 7 jam. 7. Pada adonan yang ditambahkan taurin, taurin yang telah dilarutkan

dengan akuades dicampurkan sebelum dilakukan pencetakkan pelet.

Komposisi pakan ikan nila dengan kandungan protein 35% dari protein daun kimpul dan tepung kacang kedelai adalah sebagai berikut:

1. Daun kimpul 75,15%

2. Tepung kacang kedelai 24,84%

3. Bahan tambahan : minyak cumi 2% dan tepung sagu 3%

Persentase pemberian pakan

A. Persentase komposisi pakan dengan daun kimpul 50% untuk memenuhi ketercukupan protein 35%

1. Daun kimpul 37,57%

2. Tepung kacang kedelai 62,43%

3. Bahan tambahan : minyak cumi 2% dan tepung sagu 3%

B. Persentase komposisi pakan dengan daun kimpul 25% untuk memenuhi ketercukupan protein 35%

1. Daun kimpul 18,78%

2. Tepung kacang kedelai 81,22%

(47)

23 5. Persiapan Taurin

Taurin yang digunakan adalah sesuai dengan dosis standar manusia berat 50 gram yaitu ¼ sendok teh (1,0 gram) per hari.

6. Dosis Takaran Penggunaan Taurin Dtot = x 1 g

DT = Keterangan :

DT : Dosis taurin (g) DT tot : Dosis taurin total (g)

n : jumlah individu (ekor)

W1 : Berat standart biomassa manusia (kg)

W2 : Berat biomassa ikan (kg)

7. Pemberian Pakan

Ikan nila diberikan pakan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Pakan yang digunakan adalah berupa pakan alami yang merupakan campuran dari daun kimpul dan tepung kacang kedelai sesuai dengan perlakuan masing-masing.

8. Pengambilan Data

(48)

24 9. Sampling Kualitas Air

Sampling kualitas air dilakukan dua kali dalam seminggu. Parameter yang diamati yaitu suhu dan pH.

E. Parameter Penelitian

Parameter yang diamati dan dianalisis mengacu pada NRC (1983) dan Heinsbrook (1989) adalah sebagai berikut :

1. Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR)

Laju pertumbuhan spesifik ditentukan dengan rumus sebagai berikut: SGR = (LnWt-LnWo)/t x 100%

Keterangan:

SGR = Laju Pertumbuhan Spesifik Wo = Berat hari ke 0 (g)

Wt = Berat hari ke t (g)

t = Lama pemeliharaan (hari)

2. Panjang Tubuh, Berat Tubuh, dan Lingkar Tubuh

(49)

25 sirip perut nila. Pengukuran dan penimbangan dilakukan setiap 10 hari sekali selama dua bulan.

3 Kelulushidupan

Keluluhidupan ditentukan dengan menggunakan rumus : SR = Nt/No x 100%

Keterangan :

Nt = Jumlah ikan yang hidup selama penelitian (ekor) No= Jumlah ikan yang ditebar pada awal penelitian (ekor)

4 Ratio Konversi Pakan (FCR)

Ratio Konversi Pakan ditentukan dengan menggunakan rumus : FCR = F / (Wt + D )-Wo

Keterangan:

F = Jumlah pakan yang diberikan (g) D = Berat ikan mati (g)

Wt = Berat akhir rata-rata (g) Wo = Berat awal rata-rata (g)

F. Analisis Data

(50)

19 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :

1. Penambahan taurin pada pakan daun kimpul 50% mampu meningkatkan pertumbuhan yang dilihat dari rerata pertambahan berat badan, panjang tubuh, lingkar tubuh, dan laju konversi pakan yang paling baik

dibandingkan perlakuan lainnya.

2. Berdasarkan persentase kelulushidupan ikan nila, penambahan taurin tidak berpengaruh terhadap tingkat kelulushidupan ikan nila.

B. Saran

(51)

38 DAFTAR PUSTAKA

Amri, K. dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Animal Feed Resources Information System. 2005. Xanthosoma Sagittifolium.

http://www.fao.org/ag/AGA/AGAP/FRG/AFRIS/DATA/539.

Arie, U. 2000. Pembenihan dan Pembesaran Nila Gift. Penebar Swadaya. Jakarta Atmadja, H. 1978. Budidaya ikan Gurami, Tambakan, Sepat Siam, Nila, untuk

SPUM Bogor. Departemen Pertanian. Jakarta.

Bambang, A. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. Bermenjo, J. E. dan J. Leon. 2002. Plant Production and Protection.

http://www.hurt.purdue.edu/newcrop/1492/tannia.html

Buchsbaum, R. 1948. Animals without Backbones. The University of Chicago Press, Chicago. AOAC. 1995. Official of Association of Official Analitycal Chemist. AOAC Inc., Washington.

Effendie, M.I. 1997. Budidaya Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

EFSA Panel on Additives and Products or Substances used in Animal Feed (FEEDAP). 2012. Scientific Opinion on the safety and efficacy of taurine as a feed additive for all animal species. EFSA Journal: 10(6):2736. [17 pp.] doi:10.2903/j.efsa.2012.2736.

Fish Farming International. 2005.Tilapia Set to be next big thing. June 2005. P32-35.

Fish Farming International. 2006. Belgium to grow Tilapia. 6 pp.

(52)

39 Gaylord, T.G., F.T. Barrow, A. M. Teague, K. A. Johansen. K. E. Overturf. B.

Shepperd. 2007. Supplementation of taurine and methionine to all-plant protein diets for rainbow trout (Oncorhynchus mykiss). Aquaculture 269:514-524.

Harrysu. 2012.ikan Nila http://kuliah-ikan.blogspot.com/ diakases pada tanggal 31 Oktober 2012 pukul 16.30 WIB.

Healthpsych. 2009. Taurin. http://www.healthpsych.htm. Diakses pada tanggal 1 November 2012 pukul 15.30 WIB.

Hepler. 1990. Kebutuhan protein bagi pertumbuhan ikan

http://yudarlan.blogspot.com/2011/10/peranan-nutrien-dan-kebutuhan-nutrisi.html

Kim, S. K., Takeuchi, Yokoyama, dan Yuko. 2003. Effect of Dietary Supplementationwith Taurine Alanin and GABA on The Growth Of Jouvenil and Fingerling Japaness Flounder Parachlitys Olvacaeus. Fish. Sci. 69.242-248.

Kordi, K. M. G. H. 2000. Budidaya Ikan Nila. Dahara Prize. Semarang.

Larger, K. F., J. E. Bardach and R. R. Miller. 1962. Ichtyology. John Wille and Sons, Inc. 545 pp.

Li P, Mai K, Trushenski J, Wu G. 2009. New developments in fish amino acid nutrition: towards functional and environmentally oriented aquafeeds.

Amino Acids 37(1):43-53. doi: 10.1007/s00726-008-0171

Lockyear. 1998. Studi Pendahuluan Pemijahan di Bak Terkontrol dan

Pembesaran Kuda Laut Krisyana Hypocampus capensis. Departement of Ichtyology on Fishseries Science. Rhodest University. Grahams town. South Africa.

Lunger, A.,N., Craig, S., R., Gaylord, T, G., Kuhn, D., McLean, E. 2007. Taurin Suplementation to Alternative Dietary Protens Usedin Fish Meal

Replacement nhances Gowth OF VENIL Cobia.http://www. Aquaculture.com

Martinez, J., B., Chatzfotis, S., Divanach, P., and Takeuchi. 2004. Effect of

dietary taurine suplementation on growth performanceand feed selection of seab bass Dicentrachus labrax fry fed with demand-feeders. Fish Sci: 70: 74-79.

(53)

40 Najiyati, D. S. 1999. Palawiya Budidaya Dan Analisis Usahatani. Penebar

Swadaya. Jakarta.

National Research Council. 1983. Nutrient Requirement of Fish. At. Acad. Of Fish. Washington, D.C. 114P

O-fish. 2007. Ikan Nila. Ofish Forum. Jakarta.

Rahardi, F. 1993. Agribisnis Perikanan .Penerbit Swadaya, Jakarta.

Redmont H., P. Stapkleton, P., Neary, dan David. 1983. Immunustrition. The ple of Taurine. Nutrition 14. 559-604.

Rika. 2008. Pengarh Salinitas (0ppt, 5ppt, 10ppt, dan 15ppt) Terhaap

Pertmbuhan dan Keluluhidupan Ikan Nila Hasil HibriStrain Gift dengan Singapra. http://Blogspot.co. Dialkses pada tanggaol 30 Oktobr 2012 pukul 16.00 WIB.

Rusheimm. 2000. Taurin. www. Serve.com/Baton Rouge/taurin_chmr.htm. diakses pada Tangga 30 Oktober 16.30 WIB.

Saanin, H.1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan I dan II. Binajipta. Bandung.

Santoso, B.2001. Budidya Ikan Nila. Kasinius. Yogakarta.

Strange, K. dan P.S. Jackson. 997. Swellng Activated Organic Osmolyte Effucks : A New Role For Anion Channel. Kidney Intertional Vol. 48. The

Interational Society of Nephrology. Masachusetts, USA.

Sucipto, A. dan Prihartono, R. E. 2005. Pembesaran Nila Merah Bangkok.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Sugiarto. 1988, Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. CV.Simplex. Jakarta. Sumantadinata, K. 1981. Pengembangan Ikan-Ikan Peliharaan Di Indonesia.

Sastra Hudaya. Jakarta.

Susanto, H. 1998. Kolam Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutanmuda. 2008. Pakan Ikan. http://sutanmuda.wordpress.com/2008/07/09/

pakan-ikan-jilid-i/.

(54)

41 Suwiya, K., N. A. Giri, dan M.Marzuqi. 2001. Informasi Nutrisi Ikan Untuk

Buddiaya Laut. Balai Besar Riset Pengemangan Budidaya Laut. Gondol. Bali

Suyanto. 2003. Pembenihan dengan Pembesaran Nila. Penebar Swadaya. Jakarta. Suyanto. R. 2004. Nila. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wahyuningsih, H dan T. A. Barus. 2006. Buku Ajar Ikhtilogi.

http://e-course.usu.ac.id/biologi/ikhtiologi/textbook.pdf. Diakses pada tanggal 30 Oktobe 2012 pukul 16.30 WI.

Wirabakti, C.M. 2006. Laju Pertumhan Ikan Nila Merah Yang Dipelira Pada Perairan Rawa Dengan Keramba dan Kolam.

http://google.com,/jurnal.upr.ac.id. diakses tanggal 30 Oktor 2012 pukul

16.00 WIB.

Widiyati ,A dan M. T. D. Sunarno. 2010. Dampak penggunan pakan buatan terhadap keberlanjutan perikanan budidaya di perairan waduk . Badan research kelautan dan perikanan. Bogor.

Yancey, P.H. 2005. Organic osmolytes as compatible, metabolic and counteracting cytoprotectants in high osmolarity and other stresses.

Gambar

Gambar 1 Ikan nila (Oreochromis niloticus)      Saanin (1968)
Gambar 2. kimpul (Bermenjo dan Leon, 2002).
Tabel 1. Komposisi kandungan nutrisi tepung kacang kedelai
Gambar 3. Rumus bangun taurin ( Strange dan Jackson, 1997).

Referensi

Dokumen terkait

Dalam berdakwah unsur komunikasi harus dapat terpenuhi, dimana pendakwah merupakan sumber, pesan merupakan isi dakwah yang disampaikan, media yang digunakan oleh pendakwah, dalam

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

Persentase nilai harapan peternak di Kecamatan Rengat Barat terhadap adopsi teknologi inseminasi buatan terlihat bahwa 40 orang peternak menyatakan tinggi (51,9%), 35

Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas bahwa jika Economic Value Added (EVA) menghasilkan nilai positif berarti tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi dari tingkat

Rangkaian filter ini tentunya harus berfungsi ganda yaitu pada frekuensi dasar (frekuensi daya)filter harus mampu menyuplai sebagian kebutuhan daya reaktif beban

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun patut diapresiasi dan mengandung maslahat, namun ada celah yang dapat dianggap kabur atau dapat diperdebatkan, yaitu

Secara umum, perangkat lunak sistem identifikasi jenis kelamin janin ini diharapkan memiliki beberapa fungsi utama yaitu melakukan segmentasi citra, mengekstrak

Hasil dari penelitian ini adalah hanya ada empat variabel bebas yang berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat struktur modal yaitu variabel struktur aktiva,