• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DISIPLIN, PENGAWASAN, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI PADA SMP RAYON 03 KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DISIPLIN, PENGAWASAN, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI PADA SMP RAYON 03 KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DISIPLIN, PENGAWASAN, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI PADA SMP RAYON 03

KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh :

REZKI CHINDRA SAPTAMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

Abstrak

PENGARUH DISIPLIN, PENGAWASAN, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI PADA SMP RAYON 03

KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

Rezki Chindra Saptama (0913031065)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja yang dibatasi pada variabel bebas seperti disiplin,

pengawasan, dan motivasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ex Post Facto dan Survey dengan desain penelitian deskriptif verifikatif. Teknik samplingnya adalah probability sampling dengan menggunakan proportionate stratified random sampling dan perhitungannya menggunakan rumus slovin. Unit analisis yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier multiple. Obyek adalah guru yang telah sertifikasi sebanyak 84 guru. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Berdasarkan analisis data yang dihitung menggunakan rumus statistik diperoleh: Ada pengaruh disiplin terhadap kinerja pada guru sertifikasi pada SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013, diperoleh koefisien t hitung > t tabel

yaitu7,757 >1,989 dan besar koefisien determinasi (r2) 0,407. Ada pengaruh pengawasan terhadap kinerja pada guru sertifikasi pada SMP Rayon 03

Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013, diperoleh koefisien t hitung > t tabel yaitu5,153 >1,989 dan besar koefisien

determinasi (r2) 0,271. Ada pengaruh motivasi terhadap kinerja pada guru

sertifikasi pada SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013, diperoleh koefisien t hitung > t tabel yaitu 6,453 >1,989

dan besar koefisien determinasi (r2) 0,344. Ada pengaruh disiplin, pengawasan, dan motivasi terhadap kinerja pada guru sertifikasi pada SMP Rayon 03

Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013, diperoleh F hitung 75,007 > F tabel 4,034 yang ditunjukkan oleh regresi linier

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

F. Kegunaan Penelitian... 13

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 14

II. TINJAUANPUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 15

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

1. Definisi Konseptual Variabel ... 35

(7)

3. Pengukuran Variabel ... 41

4. Hasil Uji Coba Reliabilitas Angket ... 50

G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 50

1. Uji Normalitas ... 50

2. Uji Homogenitas ... 51

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda (Uji Asumsi Klasik) ... 52

1. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi ... 52

2. Uji Multikolinieritas ... 54

3. Uji Autokorelasi ... 54

4. Uji Heteroskedastisitas ... 55

I. Pengujian Hipotesis ... 56

1. Regresi Linier Sederhana... 57

2. Regresi Linier Multipel ... 58

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 60

1. SMP Negeri 1 Kalirejo ... 60

a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Kalirejo ... 60

b. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Kalirejo ... 60

c. Keadaan Siswa ... 61

d. Situasi dan Kondisi SMP Negeri 1 Kalirejo ... 61

e. Kondisi Guru ... 62

2. SMP Negeri 2Kalirejo ... 62

a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 2Kalirejo ... 62

b. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Kalirejo ... 62

c. Keadaan Siswa ... 63

d. Situasi dan Kondisi SMP Negeri 2 Kalirejo ... 63

e. Kondisi Guru ... 64

3. SMP Negeri 1 Sendang Agung ... 64

a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Sendang Agung ... 64

b. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Sendang Agung ... 64

c. Keadaan Siswa ... 65

d. Situasi dan Kondisi SMP Negeri 1 Sendang Agung ... 65

e. Kondisi Guru ... 66

4. SMP Muhammadiyah 1 Kalirejo ... 66

a. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah 1 Kalirejo ... 66

b. Visi dan Misi SMP Muhammadiyah 1 Kalirejo ... 66

c. Keadaan Siswa ... 67

(8)

e. Kondisi Guru ... 68

B. Deskripsi Data ... 68

1. Data Hasil Disiplin(X1) ... 69

2. Data Hasil Pengawasan(X2) ... 71

3. Data Hasil Motivasi(X3) ... 75

4. Data Hasil Kinerja (Y) ... 78

C. Pengujian Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 81

1. Uji Normalitas ... 81

2. Uji Homogenitas ... 81

3. Uji Keberartian dan Kelinieran ... 82

a. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X1 Terhadap Y ... 82

b. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X2Terhadap Y ... 82

c. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X3 Terhadap Y ... 83

4. Uji Multikolinieritas ... 84

5. Uji Autokorelasi ... 85

6. Uji Heteroskedastisitas ... 86

D. Uji Hipotesi ... 87

1. Hipotesis Pertama ... 87

2. Hipotesis Kedua ... 89

3. Hipotesis Ketiga ... 90

4. Hipotesis Keempat ... 92

E. Pembahasan ... 93

1. Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja ... 93

2. Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja ... 95

3. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja ... 97

4. Pengaruh Disiplin, Pengawasan, Dan Motivasi Terhadap Kinerja . 99 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104

(9)

I. PENDAHULUAN

Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian.

A.Latar Belakang Masalah

Kinerja seorang guru dalam mengajar belakangan ini menjadi sorotan utama untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah membuat suatu

program untuk meningkatkan kinerja guru yaitu pengadaan sertifikasi kepada guru dimana sertifikasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja seorang guru menjadi guru yang berkualitas. Seorang guru terutama guru sertifikasi harus bisa

memenuhi kewajibannya melaksanakan tugasnya minimal 24 jam dalam

seminggu karena itu adalah tuntutan yang harus dilaksanakan oleh seorang guru sertifikasi. Di zaman sekarang ini, sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memenuhi tuntutan perkembangan zaman. Pendidikan

(10)

bahwa metode kerja hari ini harus lebih baik dari pada metode kerja hari kemarin dan hasil yang dapat diraih esok hari harus lebih banyak atau lebih bermutu daripada hasil yang diraih hari ini. Peningkatan kualitas kinerja guru dapat dilakukan dengan adanya ujian yang dilakukan oleh guru melalui pelatihan – pelatihan yang diadakan oleh sekolah maupun dinas pendidikan. Melalui ujian guru dapat mengetahui seberapa maksimalnya kualitas guru tersebut dan seorang guru dapat meningkatkan kualitas kerjanya. Namun, pada kenyataannya masih banyak guru terutama guru sertifikasi yang belum memenuhi tuntutan kerja jam minimal 24 jam dalam seminggu dan masih banyak guru yang kualitas kinerjanya masih kurang. Kurangnya kualitas guru terjadi karena masih banyaknya guru yang kurang ujian seperti mengikuti pelatihan – pelatihan yang diadakan baik oleh sekolah maupun dinas pendidikan.

Salah satu tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui lembaga pendidikan (sekolah). Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten serta sekolah juga dinilai dapat membentuk kepribadian diri manusia yang tangguh karena dapat dipertanggungjawabkan dan bertanggungjawab terhadap dirinya dan masyarakat. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten suatu sekolah harus memenuhi beberapa kriteria untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang baik diantaranya adalah adanya sarana dan

(11)

siswa untuk lebih giat belajar dan berprestasi. Selain sarana, komponen yang lain adalah guru sebagai pendidik. Guru sangat dihormati baik di sekolah maupun di masyarakat dan guru juga harus bisa memberikan contoh yang baik kepada siswa karena guru adalah panutan bagi semua siswa di sekolah. Kemudian komponen lainnya adalah dana yang diperlukan guna memajukan sekolah tersebut karena dana adalah hal yang sangat penting untuk sekolah. Tanpa dana pengelolaan pendidikan di sekolah tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Namun, kenyataannya masih kurangnya sarana penunjang kegiatan belajar tersebut untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar. Hal itu terlihat dari kurangnya sarana belajar yang memadai untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Banyak sarana belajar yang masih dibutuhkan untuk membantu proses belajar – mengajar. Tanpa adanya sarana belajar yang memadai, siswa susah untuk memaksimalkan kemampuannya untuk berprestasi. Kemudian tenaga pendidik yang masih kurang baik dari jumlahnya maupun kualitasnya dimana banyak guru yang masih minim pendidikan sehingga mereka kurang mempunyai ilmu

pengetahuan yang cukup untuk mengajar siswa. Dana untuk memenuhi kebutuhan pembangunan sekolah pun yang tidak kunjung cair yang dapat menghambat sekolah untuk lebih maju. Hal itulah yang menjadikan proses belajar mengajar kurang maksimal yang menyebabkan tujuan nasional terhambat.

(12)

sebagai penyalur dan pemindah kebudayaan bangsa kepada generasi penerus, akan tetapi lebih dari itu yaitu pembina mental. Guru dapat membina mental para siswa agar mereka memiliki mental yang kuat dengan memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi manusia yang berguna dan berkualitas. Selain itu, guru dapat membangun kepribadian yang baik dan integral bagi siswa agar siswa tersebut dapat menjadi manusia yang menjadi orang yang sukses dan panutan bagi banyak orang sehingga keberadaannya kelak berguna bagi nusa dan bangsa. Namun, pada kenyataannya peran seorang guru masih banyak kekurangannya dimana masih banyak guru yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar. Guru kurang memberikan pembinaan mental terhadap siswanya yang menyebabkan siswa kurang berani dalam mengambil sikap dan guru juga tidak dapat membangun kepribadian yang baik dan integral untuk siswanya dimana siswa masih bimbang terhadap nasibnya yang akan terjadi pada dirinya kelak. Hal itu yang menyebabkan seorang guru tidak dapat memberikan contoh yang baik bagi siswanya yang dapat berdampak negatif bagi kemajuan bangsa.

(13)

profesionalisme guru, juga ingin meningkatkan taraf hidup guru. Sertifikasi sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan hidup guru dan sertifikasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja guru. Kinerja guru dimaksud adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan dan menilai proses belajar mengajar yang intensitasnya dilandasi etos kerja dan disiplin professional guru dalam proses pembelajaran. Seorang guru dituntut untuk membuat perangkat pembelajaran sebelum ia mulai untuk mengajar yang dimaksudkan agar para guru mengetahui apa saja yang akan dilakukan dalam mengajar nantinya. Selain membuat perangkat pembelajaran, guru dapat memberikan metode dan model pembelajaran kepada siswa yang sesuai dengan materi yang disampaikan dan juga sesuai dengan kebutuhan siswa. Kemudian ada pengelolaan kelas dimana seorang guru harus bisa mengelola kelas dengan baik agar tercipta suasana yang kondusif untuk proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan ilmu yang disampaikan oleh guru mudah dipahami serta dimengerti oleh siswa. Namun, pada kenyataannya kinerja guru sertifikasi di sekolah masih sangat rendah dilihat dari masih banyaknya guru yang belum membuat perangkat

(14)

Sikap disiplin dari seorang guru dapat meningkatkan kualitas kinerjanya dalam bekerja dimana sikap disiplin mencerminkan kepatuhan seorang guru terhadap peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah baik dalam mengajar di kelas, ketaatan dalam waktu mengajar, dan disiplin dalam membuat perangkat pembelajaran. Seorang guru yang memiliki tingkat disiplin yang tinggi

(15)

memungkinkan kinerja seorang guru tersebut kurang. Hal tersebut yang menyebabkan menurunnya kualitas pendidikan di sekolah.

Pengawasan yang baik memungkinkan kerja dari seorang guru akan lebih terfokus dan terpusat pada pekerjaan yang mereka laksanakan. Pengawasan sangat

berpengaruh terhadap kinerja guru. Para guru dapat mengerjakan tugas mereka dengan baik dan benar karena ada pengawasan yang baik dari kepala sekolah diantaranya dalam mengawasi guru menyelesaikan portofolio mengajar yang menuntut guru untuk menyelesaikan portofolio tersebut sebelum memulai mengajar di kelas. Kemudian bentuk pengawasan berikutnya adalah mengawasi guru pada saat mengajar di kelas seperti mengetahui apa yang dilakukan guru pada saat mengajar di kelas, apakah dia mengajar dengan baik dan menyenangkan atau tidak dengan menggunakan model dan metode yang digunakan oleh guru. Kemudian pengawasan terhadap waktu kerja dimana guru harus bekerja sesuai dengan jam kerja mereka dan pengawas harus mengetahui kapan guru itu mulai untuk mengajar dan kapan selesai waktu mengajarnya. Namun, pada

kenyataannya pengawasan yang dilakukan masih belum terlaksana dengan baik terlihat dari masih kurangnya intensitas pengawas hadir ke sekolah, seperti

kurangnya pemantauan dan bantuan yang diberikan oleh pengawas sekolah dalam pembuatan portofolio. Tanpa adanya pengawas guru dapat membuat portofolio semaunya sendiri tanpa mengikuti prosedur yang benar dan guru dapat

(16)

mereka sendiri dan ditakutkan materi yang disampaikan tidak sesuai dengan materi yang seharusnya. Selain itu, pengawas masih kurang melakukan tindakan dalam mengkondisikan waktu terhadap jam kerja guru dengan baik sehingga banyak guru yang mengeluh – eluhkan jam mereka mengajar. Kurangnya pengawasan terhadap kinerja guru dapat menyebabkan kualitas kinerja seorang guru kurang maksimal.

Motivasi yang tinggi dari seorang guru sangatlah diperlukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Motivasi sangat berpengaruh terhadap kinerja dari seorang guru karena dengan adanya motivasi yang tinggi akan membuat guru lebih berusaha meningkatkan kualitas kinerjanya dan guru dapat bekerja secara efektif dan efisien. Guru yang memiliki motivasi yang tinggi memungkinkan kinerjanya akan semakin baik dan merasa puas akan hasil yang ia capai. Mc. Clelland

mengelompokkan ada tiga kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu: kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power), kebutuhan akan afiliasi (Need for Affiliation), dan kebutuhan akan prestasi (Need for

Achievement). Kebutuhan akan kekuasaan merupakan keinginan seorang guru yang ingin lebih berkuasa dari guru lainnya sehingga dapat menimbulkan persaingan. Persaingan ini memotivasi guru supaya mereka termotivasi untuk bekerja giat dan bisa memperoleh jabatan yang lebih tinggi di sekolah. Kebutuhan akan afiliasi adalah kebutuhan akan perasaaan diterima oleh orang lain di

(17)

ingin diterima dan dihormati oleh rekan – rekannya di sekolah ia bekerja dengan baik. Kebutuhan akan prestasi merupakan pendorong guru untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan yang dimiliki demi mencapai prestasi kerja yang optimal. Kebutuhan akan prestasi sangat memotivasi guru untuk lebih giat bekerja sehingga ia dapat memperoleh pendapatan yang besar untuk memenuhi semua kebutuhannya. Namun, pada kenyataannya masih rendahnya motivasi kerja guru untuk bekerja dengan baik. Kebutuhan akan kekuasaan sangat sulit didapat karena kurang memperoleh dorongan dari kepala sekolah sehingga guru malas untuk memotivasi dirinya. Kebutuhan akan afiliasi pun juga masih sulit dimana guru lain belum tentu menyukai kehadiran seorang guru baru karena dimungkinkan kedatangannya adalah sebagai rival yang dapat menghambat guru tersebut untuk lebih maju. Kebutuhan akan prestasi pun juga sangat sulit. Banyak guru kurang memotivasi dirinya karena pada saat mereka telah mencapai prestasi kerja yang tinggi mereka kurang mendapatkan pujian atas hasil kerjanya sehingga menyebabkan guru malas untuk memotivasi dirinya untuk lebih maju dalam bekerja. Kemauan untuk memotivasi dirinya kurang didukung oleh faktor – faktor penunjang dalam bekerja, seperti sarana belajar yang

memadai,lingkungan belajar yang kondusif, serta rekan kerja dalam bekerja.

(18)

Tabel 1. Jumlah Guru Yang Sertifikasi Pada SMP Rayon 03 Kec. Kalirejo Kabupaten Lampung tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

NO. NAMA SEKOLAH JUMLAH

GURU

JUMLAH GURU YANG SERTIFIKASI

1. SMP Negeri 1 Kalirejo 59 46

2. SMP Negeri 2 Kalirejo 34 25

3. SMP Negeri 1 S. Agung 30 22

4. SMP Muhammadiyah 1 Kalirejo

39 13

Jumlah 162 106

Sumber: Tata Usaha Masing-masing SMP Rayon 03 Kec. Kalirejo

Pada tabel 1. di atas terlihat bahwa jumlah guru di SMP Rayon 03 Kec. Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2011/2012 terdiri sebanyak 162 orang guru, sedangkan jumlah guru yang sertifikasi di SMP Rayon 03 Kec. Kalirejo sebanyak 106 orang guru.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka

penelitian ini mengambil judul tentang “Pengaruh Disiplin, Pengawasan, dan Motivasi Terhadap Kinerja Pada Guru Sertifikasi Pada SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.”

B.Identifikasi Masalah

(19)

1. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pendidikan di sekolah, hal ini terlihat dari banyaknya guru masih kurang mengikuti pelatihan – pelatihan yang diadakan oleh dinas maupun sekolah.

2. Rendahnya pemanfaatan sarana belajar di sekolah, sehingga proses belajar mengajar kurang maksimal yang menyebabkan tujuan nasional terhambat. 3. Rendahnya peran guru dalam mengajar di kelas, hal ini terlihat masih banyak

guru yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar sehingga menyebabkan seorang guru tidak dapat memberikan contoh yang baik bagi siswanya yang dapat berdampak negatif bagi kemajuan bangsa.

4. Rendahnya kinerja guru sertifikasi di sekolah, hali ini terlihat dari masih banyaknya guru yang belum membuat perangkat pembelajaran di saat akan memulai mengajar di kelas. Kemudian metode dan model pembelajaran yang digunakan masih minim tidak sesuai dengan materi dan kebutuhan siswa, dan tidak bervariasi atau monoton. Selain itu, masih banyak guru yang tidak mampu mengelola kelas dengan baik sehingga banyak siswa yang masih ngobrol dan membuat gaduh di kelas.

5. Rendahnya tingkat disiplin guru dalam bekerja, hal ini menunjukkan bahwa dedikasi guru tersebut masih kurang dan dapat menghambat prestasi belajar siswa untuk lebih maju serta mengakibatkan siswa minim ilmu karena guru tidak masuk saat jam mengajarnya.

6. Rendahnya pengawasan terhadap kinerja guru oleh kepala sekolah, hal ini terlihat dari masih kurangnya intensitas pengawas hadir ke sekolah.

(20)

yang memadai,lingkungan belajar yang kondusif, serta rekan kerja dalam bekerja.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada aspek disiplin (X1), pengawasan (X2), motivasi (X3), dan

kinerja (Y).

D.Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh disiplin terhadap kinerja pada guru sertifikasi pada SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh pengawasan terhadap kinerja pada guru sertifikasi pada SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013?

3. Apakah ada pengaruh motivasi terhadap kinerja pada guru sertifikasi pada SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013?

(21)

E.Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui ada pengaruh disiplin terhadap kinerja pada guru sertifikasi pada SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui ada pengaruh pengawasan terhadap kinerja pada guru sertifikasi pada SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui ada pengaruh motivasi terhadap kinerja pada guru sertifikasi pada SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.

4. Untuk mengetahui ada pengaruh disiplin, pengawasan, dan motivasi terhadap kinerja pada guru sertifikasi pada SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo

Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

1. Sumbangan pemikiran bagi perubahan khasanah kajian ilmu manajemen pendidikan, khususnya dalam upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia.

(22)

3. Bahan informasi bagi guru untuk dapat bersifat professional dan lebih menghargai profesinya sebagai guru.

G.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup:

1. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru sertifikasi pada SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah disiplin (X1), pengawasan (X2), motivasi (X3)

terhadap kinerja (Y) pada guru sertifikasi pada SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2012/2013.

5. Disiplin Ilmu

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bagian ini akan membahas tinjauan pustaka (kinerja, sertifikasi, disiplin, pengawasan, motivasi, dan hasil penelitian yang relevan).

A. Tinjauan Pustaka

1. Kinerja

Menurut Mangkunegara (2001), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Wahyudi, 2012: 86).

Menurut Amstrong dan Baron (1998: 15), kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan

konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi (Wibowo, 2007: 7).

(24)

Kinerja atau unjuk kerja dalam konteks profesi guru adalah kegiatan yang meliputi perencanan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran/ KBM, dan melakukan penilaian hasil belajar (Rusman, 2012: 95).

Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan yang memiliki kemampua, motivasi, dan kemauan dalam mengerjakan tugasnya dengan baik. Kinerja disini yang dimaksud adalah kinerja guru. Jadi kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya yang meliputi menyusun program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi.

Menurut Simamora faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: 1. Sikap, meliputi keyakinan, perasaan dan perilaku yang cenderung kepada

orang lain atau sesuatu.

2. Keterlibatan kerja, yaitu tingkat dimana seseorang memilih berpartisipasi secara aktif dalam kerja, menjadikan kerja sebagai pusat perhatian hidup dan memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang penting kepada penghargaan diri. 3. Perilaku yaitu tindakan seseorang dalam keadaan umum dan khusus.

4. Partisipasi yaitu tingkat dimana seseorang secara nyata ikut serta dalam kegiatan – kegiatan organisasi.

5. Penampilan yaitu tindakan individu yang membantu mencapai tujuan organisasi, termasuk kuantitas dan kualitas (Wahyudi, 2012 : 88).

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat diamati bahwa faktor yang

(25)

seseorang akan menurun seiring bertambahnya umur. Jenis kelamin, wanita lebih suka menyesuaikan diri dengan wewenang, sedangkan pria lebih agresif dalam mewujudkan harapan dan keberhasilan. Dan yang terakhir adalah

jabatan/senioritas, kedudukan seseorang dalam organisasi akan dapat mempengaruhi kinerja yang dihasilkan, karena perbedaan jabatan akan membedakan jenis kebutuhan yang ingin mereka puaskan dalam pekerjaan individu yang bersangkutan.

Menurut Wahyudi (2012 : 96), penilaian kinerja seseorang adalah untuk mengetahui seberapa besar mereka bekerja melalui suatu sistem formal dan terstruktur, seperti menilai, mengukur, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil termasuk tingkat ketidakhadiran.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat diketahui bahwa penilaian kerja adalah penilaian yang sistematis dan terstruktur tentang kondisi kerja karyawan yang dilaksanakan secara formal yang berkaitkan dengan pekerjaan, perilaku, hasil, dan tingkat kehadiran. Penilaian kinerja guru merupakan penilaian yang terstruktur dan bersifat formal yang dapat dilakukan dengan mengetahui seberapa besar tingkat kehadiran dan absensi guru tersebut yang dilakukan oleh sekolah tersebut.

2. Sertifikasi

(26)

menurut UUGD pasal 11 sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen (Wahyudi, 2012: 131).

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa sertifikasi adalah suatu proses untuk memberikan sertifikat kepada seseorang yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi untuk melaksanakan tugasnya. Sertifikasi disini yang dimaksud adalah sertifikasi guru. Sertifikasi guru adalah suatu bukti pengakuan sebagai tenaga professional yang telah dimiliki oleh seorang pendidik dalam melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah yang bersangkutan memenuhi uji kompetensi yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi.

Menurut Wibowo dalam E. Mulyasa (2005), mengungkapkan bahwa tujuan sertifikasi guru adalah:

1. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

2. Melindungi masyarakat dari praktik – praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.

3. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan dengan menyediakan rambu – rambu dan instrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten.

4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

Wahyudi (2012: 133)

(27)

keprofesionalan seorang guru dalam bekerja untuk membangun mewujudkan tujuan nasional yang diinginkan.

3. Disiplin

Singodimedjo, mengatakan disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan

seseorang untuk mematuhi dan menaati norma – norma peraturan yang berlaku di sekitarnya (Sutrisno, 2009: 86).

Bagi Beach (dalam Siagian, 2002), disiplin mempunyai dua pengertian. Arti yang pertama, melibatkan belajar atau mencetak perilaku dengan menerapkan imbalan atau hukuman. Arti kedua lebih sempit lagi, yaitu disiplin ini hanya bertalian dengan tindakan hukuman terhadap perilaku kesalahan (Sutrisno, 2009: 87).

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma – norma sosial yang berlaku (Hasibuan, 2009: 193).

(28)

Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai suatu organisasi, di antaranya:

1. Tujuan dan kemampuan, tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan pegawai. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan harus sesuai dengan

kemampuannya agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam bekerja.

2. Teladan pimpinan, teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan pegawai karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh bawahannya.

3. Balas jasa, balas jasa ikut mempengaruhi kedisiplinan karena akan memberikan kepuasan dan kecintaan pegawai kepada sekolah.

4. Keadilan, keadilan mendorong terwujudnya kedisiplinan karenaego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya.

5. Waskat, adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam pemberian balas jasa dalam mewujudkan kedisiplinan pegawainya.

6. Sanksi hukuman, dengan adanya sanksi pegawai akan takut melanggar peraturan-peraturan, sikap dan perilaku indisipliner pegawai akan berkurang. 7. Ketegasan, pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum

setiap pegawai yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.

8. Hubungan kemanusiaan, hubungan kemanusiaan yang harmonis di sesama pegawai ikut menciptakan kedisiplinan yang baik di lingkungan tersebut. (Hasibuan, 2009: 194)

(29)

Menurut Singodimedjo (2000), faktor yang mempengaruhi disiplin pegawai adalah:

1. Besar kecilnya pemberian kompensasi

2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan 3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan 4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan

5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan

6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan

7. Diciptakan kebiasaan – kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin (Sutrisno, 2009: 89)

Berdasarkan pendapat diatas, ada banyak faktor yang mempengaruhi disiplin pegawai, antara lain: pemberian kompensasi, keteladanan pimpinan, aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan, keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan, pengawasan pimpinan, perhatian kepada para karyawan. Faktor – faktor yang mempengaruhi disiplin guru yakni: pemberian kompensasi kepada guru akan mempengaruhi tegaknya disiplin dilihat dari besar kecilnya kompensasi yang mereka peroleh, keteladanan pimpinan yang sangatlah penting sebagai contoh para guru, kedisiplinan akan terjadi apabila ada aturan yang jelas dan

diinformasikan kepada guru, keberanian seorang pemimpin memberikan hukuman kepada guru apabila melanggar peraturan, pengawasan dari pemimpin kepada bawahannya, pimpinan yang berhasil memberikan perhatian yang besar kepada pegawainya akan menciptakan kedisiplinan yang baik, dan iklim kerja yang baik yang menciptakan tegaknya kedisiplinan.

4. Pengawasan

(30)

semua pekerjaan yang sedang dilaksanaan berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan (Atmodiwirio, 2000: 175).

Definisi kontrol yang dikemukakan Robbins (1982: 376) yaitu proses memonitor aktivitas-aktivitas untuk mengetahui apakah individu-individu dan organisasi itu sendiri memperoleh dan meamnfaatkan sumber-sumber pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuannya, dan memberi koreksi bila tidak tercapai (Pidarta, 2004: 158).

Menurut Instruksi Mendikbud No: 3/U/1987 tentang pedoman pelaksanaan pengawasan, disebutkan bahwa pengawasan adalah usaha untuk menjaga agar kegiatan pelaksanaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien, sesuai dengan perencanaan, kebijakan, dan peraturan atau perundangan yang berlaku, sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuan organisasi dengan sebaik-baiknya (Sudiyono, 2004 : 67).

Dari definisi-definisi diatas, dapat kita nyatakan bahwa pengawasan itu adalah tindakan memonitori aktivitas – aktivitas yang dilakukan oleh individu dimana bertujuan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan dalam bekerja sesuai dengan rencana, kebijakan, dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Pengawasan yang dimaksud adalah pengawasan terhadap guru. Pengawasan terhadap guru adalah pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah yang mengontrol aktivitas

(31)

tugasnya yang bertujuan agar dapat bekerja sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Pengawasan atau kontrol dalam organisasi ada tiga macam yaitu pengawasan internal, eksternal, dan melekat.

1. Pengawasan atau kontrol internal adalah control yang dilakukan oleh

organisasi itu sendiri terhadap bagian-bagiannya. Control ini dapat dilakukan oleh unit kerja sendiri atau oleh subunit kerja, dan dapat pula dilakukan oleh manajer atau tim manajer.

2. Pengawasan atau kontrol eksternal ialah pengawasan yang dilakukan oleh badan tersendiri di luar lembaga pendidikan. Badan Pemeriksa Keuangan dan pembangunan (BPKP) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (BP3K) adalah dua contoh badan yang melakukan kontrol secara eksternal terhadap sekolah-sekolah.

3. Pengawasan melekat ialah pengawasan yang terjadi di tempat bekerja, oleh unit, subunit, atau petugas bersangkutan secara kontinu. Pengawasan ini ada pada pekerjaan petugas masing-masing, pekerjaan dan kontrol berjalan bersama. Itulah sebabnya disebut kontrol melekat (Pidarta, 2004: 165 - 167).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa macam-macam

pengawasan yaitu pengawasan internal, eksternal, dan melekat. Pengawasan yang dilakukan terhadap guru yakni pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap proses pendidikan atau perilaku guru dan hasil pendidikan di sekolahnya. Kemudian pengawasan yang dilakukan oleh badan tersendiri di luar lembaga pendidikan. Serta pengawasan yang terjadi di tempat bekerja oleh petugas bersangkutan secara kontinu.

(32)

pekerja, (7) memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para petugas pendidikan (Pidarta, 2004: 159).

Berdasarkan pendapat diatas, maka prinsip-prinsip pengawasan yaitu strategi sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan, kontrol harus menggunakan umpan balik, harus fleksibel dan responsif, cocok dengan organisasi dan

pendidikan, merupakan kontrol diri sendiri, bersifat langsung, dan

memperhatikan hakikat. Prinsip – prinsip pengawasan terhadap guru yakni pengawasan harus bersifat obyektif didasarkan atas fakta yang diperoleh dilapangan, pengawasan harus berpangkal dari keputusan kepala sekolah, pengawasan harus bersifat mencegah agar tidak terjadi penyimpangan atau kesalahan dari tujuan yang ditetapkan, dan pengawasan merupakan sarana untuk menjamin, meningkatkan efisiensi, dan efektifitas tujuan sekolah.

5. Motivasi

Menurut J. P. Chaplin, motivasi adalah suatu variable yang ikut campur tangan yang digunakan untuk menimbulkan faktor – faktor tertentu dalam individu yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran (Wahyudi, 2012: 100).

(33)

DR. David Mc. Clelland mengemukakan motivasi terdiri dari keinginan untuk berkuasa (Needs for Power), kebutuhan untuk bekerjasama (Needs for

Affiliation), dan kebutuhan untuk berprestasi (Needs for Achievement) (Hasibuan, 2007: 97).

Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa motivasi adalah faktor – faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan, mengarahkan perilaku, dan memberikan semangat kerja yang tinggi untuk memenuhi tujuan tertentu yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Motivasi kerja yang dimaksud adalah motivasi kerja guru. Motivasi kerja guru adalah mimpi terhadap sesuatu yang ada pada diri seorang guru yang dapat menimbulkan suatu dorongan untuk melakukan tindakan – tindakan sehingga keinginan guru tersebut dapat dicapai dalam bekerja.

Tujuan pemberian motivasi adalah:

1. Mendorong gairah dan semangat kerja 2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja 3. Meningkatkan produktivitas kerja

4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan

5. Meningkatkan kedisiplinan dan meningkatkan tingkat absensi 6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

7. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan / guru 8. Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas – tugasnya 9. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat – alat dan bahan baku (Hasibuan 2007: 97 - 98)

Berdasarkan pendapat diatas, dapat diketahui bahwa tujuan pemberian motivasi adalah mendorong gairah dan semangat kerja guru, meningkatkan kepuasan kerja guru, meningkatkan produktivitas, loyalitas dan stabilitas, kedisiplinan,

(34)

yang ia kerjakan. Tujuan pemberian motivasi bagi guru antara lain untuk meningkatkan kedisiplinan guru, menimbulkan rasa percaya diridalam bekerja, mewujudkan kepuasan diri dalam bekerja, dan meningkatkan gairah semangat untuk bekerja.

Menurut Gomes terdapat 2 faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang, faktor – faktor yang mempengaruhi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Faktor individu yang tergolong didalamnya adalah kebutuhan kebutuhan (needs), tujuan (goals), sikap (attitude), dan kemampuan (abilities).

2. Faktor organisasional yang tergolong didalamnya adalah pembayaran atau gaji (pay), keamanan pekerjaan (job security), sesama pekerja (co-workers), pengawasan (supervision), pujian (praise), dan pekerjaan itu sendiri (job it self).

Terdapat faktor lain menurut Manullang (2002) ada 2 macam, yaitu : a. Faktor isi pekerjaan, faktor ini berfungsi positif apabila motivasi kerja

pegawai akan meningkat, sedangkan faktor ini bersifat negatif apabila motivasi kerja pegawai menurun, yang meliputi faktor ni seperti prestasi kerja, pekerjaann itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan / pengembangan potensi diri, pengakuan.

b. Faktor penyehat, berfungsi untuk mencipatakan kondisi kerja yang sehat sehingga memnungkinkan pegawai dapat bekerja optimal. Faktor ini meliputi gaji/upah, kondisi kerja, kebijakan dan administrasi, hubungan antar pribadi, teknik supervisi.

(Wahyudi, 2012: 103 – 104)

Berdasarkan pendapat diatas, dapat diketahui bahwa faktor – faktor yang

(35)

6. Hasil Penelitian yang Relevan

Studi atau penelitian yang sejenis dengan pokok masalah yang dihadapkan dalam skripsi ini telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Oleh karena itu pada bagian ini dilengkapi beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini, antara lain:

Tabel 2. Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama Judul Skripsi Kesimpulan

1 Vitta Romauli Gultom

Pengaruh perencanaan pengajaran guru, pengawasan, dan

kompensasi terhadap kinerja guru pada SMA Taman Siswa Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahhun Pelajaran 2009/2010

Ada pengaruh perencanaan, pengawasan, dan

kompensasi terhadap kinerja guru pada SMA Taman Siswa Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010, diperoleh Fhitung>Ftabel = 9,305>2,934 dengan keeratan hubungan

koofesien korelasi (R) 0,700 dan Koofesien determinasi (R2) 0,490 determinasi (R2) 49%

2 Wayan Sumerta Pengaruh perencanaan program kepala sekolah, disiplin kerja guru, dan pengawasan terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 1 Banjit Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011

Ada pengaruh perencanaan program kerja kepala sekolah, disiplin kerja guru, dan pengawasan terhadap kinerja guru pada SMA N 1 Banjit Way Kanan Tahun Pelajaran 2010/2011, yang ditunjukan oleh uji regresi linier multiple diperoleh (R) 0,762 yang menunjukan koefisien korelasi Rhitung>Rtabel yaitu

0,762>0,444 dan koofesien determinasi (R2) 0,581 atau 58,1%

3 Nur Oktavia Hubungan sertifikasi profesi guru dan supervisi kepala sekolah dengan motivasi kerja guru di SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat

(36)

guru pada SMA Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan nilai hubungan sebesar 77,9%.

Pengujian hipotesis menunjukkan nilai Fhitung>Ftabel=

27,59>3,23.

B.Kerangka Pikir

Kinerja atau unjuk kerja dalam konteks profesi guru adalah kegiatan yang meliputi perencanan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran/ KBM, dan

melakukan penilaian hasil belajar. Hal – hal yang akan diukur adalah perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil belajar. Untuk meningkatkan kinerja guru, pemerintah mengadakan sertifikasi kepada guru. Sertifikasi adalah program yang sangat penting untuk guru dimana seorang guru dapat

meningkatkan taraf hidupnya dan meningkatkan profesionalisme seorang guru. Sertifikasi juga bertujuan untuk mewujudkan tujuan nasional. Kemudian disiplin menurut Singodimedjo adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi peraturan dan menaati norma – norma yang berlaku di sekitarnya. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin kerja guru dimana setiap guru harus mematuhi semua peraturan atau tata tertib yang berlaku di sekolah tersebut. Hal – hal yang akan diukur adalah mematuhi peraturan dan menaati norma – norma yang berlaku. Selain disiplin, faktor kedua yang diduga dapat mempengaruhi kinerja yaitu pengawasan. Pengawasan adalah suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi apakah aktivitas organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan

(37)

organisasi, dan rencana yang telah ditetapkan. Kemudian faktor ketiga yang juga diduga dapat mempengaruhi kinerja adalah motivasi. Motivasi menurut Mc. Clelland terdiri dari kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power), kebutuhan akan afiliasi (Need for Affiliation), dan kebutuhan akan prestasi (Need for

Achievement). Motivasi yang diukur adalah kebutuhan akan kekuasaan, kebutuhan akan hubungan, dan kebutuhan akan prestasi.

Bertolak dari pemikiran di atas, untuk memperjelas Pengaruh Disiplin,

Pengawasan, dan Motivasi terhadap Kinerja Pada Guru Sertifikasi dapat dilihat pada paradigma, sebagai berikut:

Di Gambar 1. Paradigma Penelitian Disiplin (X1), Pengawasan (X2), dan

Motivasi (X3) terhadap Kinerja (Y)

Disiplin (X1)

Pengawasan (X2)

Motivasi (X3)

Kinerja

(Y)

r1

r2

r3

R

(38)

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir dan landasan teori di atas, rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh disiplin terhadap kinerja pada guru sertifikasi pada SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh pengawasan terhadap kinerja pada guru sertifikasi pada SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh motivasi terhadap kinerja pada guru sertifikasi pada SMP Rayon 03 Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.

(39)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ini akan membahas pendekatan penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument, pengukuran data,uji persyaratan analisis data, uji keberartian dan kelinieran regresi, dan pengujian hipotesis.

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan metode kerja yang dilakukan dalam penelitian,termasuk alat-alat apa yang digunakan untuk mengukur

kemampuanmengumpulkan data serta bagaimana penelitian di lapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto dan survey. Metode ex post facto merupakan penelitian yang meneliti peristiwa yang telah terjadi dengan merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.Sedangkan metode survey adalah penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari

keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari sekelompok atau suatu daerah. Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini tergolong penelitian deskriptif verifikatif diartikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih.

(40)

32 populasi. Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan

menggunakan teknik tertentu. Teknik pengambilan sampel menggunakan Probability Sampling dengan menggunakan proporsional stratified random

sampling dimana pengambilan sampel yang tidak homogen dilakukan secara acak

sehingga setiap individu memiliki peluang yang sama agar menjadi proporsional dan perhitungannya menggunakan rumus Slovin. Unit analisisnya menggunakan uji regresi linier sederhana dan uji regresi linier multipel. Penyelidikan regresi linier sederhana digunakan untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga. Kemudian untuk mengetahui tingkat signifikansi digunakan uji t. Sedangkan pengujian hipotesis keempat digunakan regresi linier multipel dan untuk

memperoleh signifikansi digunakan uji F. Obyek yang diteliti adalah guru yang telah sertifikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, interview, dokumentasi, dan angket.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2011: 117) populasi adalah wilayah yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Tabel 3.Jumlah Guru Yang Sertifikasi Pada SMP Rayon 03 Kec. Kalirejo Kabupaten Lampung tengahTahun Pelajaran 2012/2013.

NO. NAMA SEKOLAH JUMLAH GURU YANG

SERTIFIKASI

1. SMP Negeri 1 Kalirejo 46

2. SMP Negeri 2 Kalirejo 25

3. SMP Negeri 1Sendang Agung 22

4. SMP Muhammadiyah 1 Kalirejo 13

(41)

33 Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah seluruh guru sertifikasi SMP Rayon 03 Kec. Kalirejo Lampung Tengah yang berjumlah 106 orang.

2. Sampel

Sampel adalah contoh, representan atau wakil dari suatu populasi yang cukup besar jumlahnya atau satu bagian dari keseluruhan yang dipilih dan representatif sifatnya.

Menurut Sugiyono (2011 : 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin dalam Usman dan Abdi (2009 : 198). Dengan rumus sebagai berikut:

n =

Keterangan

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d = Nilai Presisi (ketelitian) sebesar 95%

Berdasarkan rumus diatas, besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung sebagai berikut:

n =

n =

n =

(42)

34 n =

n = 83,794 dibulatkan menjadi 84

Jadi banyak sampel dalam penelitian ini sebesar 84 orang guru.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan menggunakan proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan bila populasi

mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional dengan cara:

Jumlah sampel tiap kelas =

Xjumlah tiap kelas

Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Sekolah. No Nama Sekolah Perhitungan Jumlah Guru (Sampel)

(43)

35 C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2011 : 60).

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen atau Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu disiplin (X1), pengawasan (X2), dan

motivasi (X3).

2. Variablel Dependen atau Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja (Y).

D. Definisi Konseptual Variabel dan Operasional Variabel

1. Definisi Konseptual Variabel a. Kinerja (Y)

(44)

36 b. Disiplin (X1)

Menurut Singodimedjo, disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi peraturan dan menaati norma – norma yang berlaku di sekitarnya (Sutrisno, 2009: 86).

c. Pengawasan (X2)

Prof. DR. Sondang Siagian, pengertian pengawasan pada umumnya adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanaan berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan (Atmodiwirio,2000: 175)..

d. Motivasi (X3)

Motivasi menurut Mc. Clelland terdiri dari kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power), kebutuhan akan afiliasi (Need for Affiliation), dan kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement) (Hasibuan, 2007 : 112).

2. Definisi Operasional Variabel Kinerja (Y)

1. Perencanaan pembelajaran

 Mempersiapkan pemetaan, silabus, RPP sebelum mengajar  Mempersiapkan model dan metode pembelajaran

 Mempersiapkan materi pembelajaran mengajar di kelas  Membuat jadwal mengajar sebelum masuk kelas  Membuat modul sesuai prosedur

(45)

37 2. Pelaksanaan pembelajaran

 Mengajar di kelas sesuai peraturan

 Menggunakan bahasa Inggris saat mengajar di kelas

3. Hasil belajar

 Menyelesaikan mengajar di kelas tepat waktu

 Melakukan evaluasi setiap pelaksanaan kegiatan pembelajaran

Disiplin (X1)

1. Kesediaan dan kerelaan

 Mengisi absensi hadir di sekolah

 Menerima sanksi apabila melanggar peraturan sekolah  Memanfaatkan waktu dengan baik saat mengajar

 Memanfaatkan sarana yang ada dengan sebaik – baiknya  Mengajar sesuai bidang mata pelajaran

2. Mematuhi peraturan

 Mematuhi tata tertib di sekolah

 Memakai seragam sesuai ketentuan yang berlaku  Mengikuti upacara di sekolah

3. Berlaku di sekitarnya

 Datang tepat waktu ke sekolah  Menjaga kebersihan sekolah

Pengawasan (X2)

1. Proses

(46)

38  Menyediakan media pembelajaran untuk mengajar di kelas

 Menggunakan model dan metode pembelajaran utnuk proses belajar

2. Aktivitas organisasi

 Berperilaku baik dan tegas saat mengajar di kelas  Mengawasi siswa pelaksanaan ujian

 Evaluasi hasil pekerjaan oleh kepala sekolah/pengawas

3. Rencana yang telah ditetapkan

 Membuat pemetaan, silabus, RPP diketahui dan di sahkan kepala

sekolah/pengawas

 Membuat rencana pembelajaran diperiksa dan disetujui oleh kepala

sekolah/pengawas

 Proses pembelajaran sesuai target yang dicapai

Motivasi (X3)

1. Kebutuhan akan kekuasaan

 Mengajar di kelas menguasai materi

 Menjelaskan materi jelas

 Menyediakan media pembelajaran sesuai kebutuhan siswa

 Menggunakan komputer dengan baik 2. Kebutuhan akan afiliasi

 Ikut aktif dan terlibat dalam kegiatan sekolah

 Berinteraksi baik dengan siswa di sekolah

 Berperilaku yang baik dengan sekolah

3. Kebutuhan akan prestasi

 Mengikuti pelatihan – pelatihan mata pelajaran yang diadakan dinas maupun

(47)

39  Melakukan studi banding ke sekolah yang maju

 Mengikuti seminar untuk peningkatan prestasi kerja

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 5. Indikator dan Sub Indikator Variabel

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Kinerja

 Membuat modul sesuai prosedur

 Membuat soal sesuai kebutuhan siswa

 Mengajar di kelas sesuai peraturan

 Menggunakan bahasa Inggris saat mengajar di kelas

 Menyelesaikan mengajar di kelas tepat waktu  Melakukan evaluasi

 Mengisi absensi hadir di sekolah yang ada dengan sebaik - baiknya

 Mengajar sesuai bidang

(48)

40

 Mematuhi tata tertib di sekolah

 Memakai seragam sesuai ketentuan yang berlaku  Mengikuti upacara di

sekolah

 Datang tepat waktu ke sekolah

 Membuat soal kuis untuk menguji  Berperilaku baik dan

tegas saat mengajar di kelas

 Mengawasi siswa pelaksanaan ujian  Evaluasi hasil pekerjaan

oleh kepala sekolah/pengawas  Membuat pemetaan,

silabus, RPP diketahui dan di sahkan kepala sekolah/pengawas

 Mengajar di kelas menguasai materi  Menjelaskan materi

jelas

(49)

41

 Ikut aktif dan terlibat dalam kegiatan sekolah  Berinteraksi baik dengan

siswa di sekolah  Berperilaku yang baik

dengan sekolah  Mengikuti pelatihan –

pelatihan mata pelajaran yang diadakan dinas maupun sekolah

 Melakukan studi banding ke sekolah yang maju  Mengikuti seminar untuk

peningkatan prestasi kerja

3. Pengukuran Variabel Penelitian

Sehubungan data dalam instrument penelitian ini masih berbentuk ordinal, maka digunakan Methode of Sucsessive Internal (MSI), yaitu suatu metode yang digunakan untuk menaikan atau mengubah tingkat pengukuran dari data ordinal menjadi data interval dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. untuk setiap pertanyaan, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban);

2. berdasarkan frekuensi setiap kategori dihitunng proporsinya;

3. dari proporsi yang diperoleh, hitung proporsi komulatif untuk setiap kategori;

4. tentukan pula nilai batas Z untuk setiap kategori; dan

5. masukan nilai Z ke dalam rumus distribusi normal baku dengan rumus

6. hitung scale value (internal rata-rata) untuk setiap kategori melalui persamaan berikut:

7. hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui persamaan:

| |

(50)

42 Penggunaan rumus MSI dari W.L Hays ini dikarenakan jangkauan antara hasil MSI dan nilai data ordinal sebenarnya tidak terlalau jauh.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2011 : 203).

Observasi dilakukan untuk mengamati keadaan yang ada dilapangan pada saat mengadakan penelitian pendahuluan yaitu untuk mengamati proses pembelajaran di dalam kelas.

2. Interview (wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2011 : 194).

(51)

43 3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011 : 329).

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari

dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.

4. Angket (kuesioner)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011 : 199).

Apabila ada kesulitan dalam memahami kuesioner, responden bisa langsung bertanya kepada peneliti. Angket ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai disiplin, pengawasan, motivasi, dan kinerja pada guru sertifikasi dengan menggunakan skala interval.

3. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas Angket

(52)

44 rumus korelasi product moment dengan angka kasar (rxy). Karena datanya terdiri

dari variabel X dan Y. Sehingga untuk mengetahui indeks validitasnya dilakukan dengan mengkorelasikan dua variabel tersebut. Jadi menurut peneliti rumus korelasi product moment dengan angka kasar (rxy) tepat digunakan untuk menguji

tingkat validitas angket pada penelitian ini. Rumus korelasi product moment dengan angka kasar (rxy) adalah, sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

(Sugiyono, 2010: 255)

Keterangan:

Dengan kriteria pengujian jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka

alat ukur tersebut valid. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur

tersebut tidak valid.

2. Hasil Uji Coba Validitas Angket

Kriteria pengujian, apabila rhitung> rtabeldengan taraf signifikansi 0,05 maka

(53)

45 Tabel 6. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Kinerja

(Y)

No Item r hitung r table Ket

1 0,834 0,444 Valid

2 0,474 0,444 Valid

3 0,617 0,444 Valid

4 0,552 0,444 Valid

5 0,357 0,444 Tidak Valid

6 0,637 0,444 Valid

7 0,508 0,444 Valid

8 0,488 0,444 Valid

9 0,751 0,444 Valid

10 0,528 0,444 Valid

11 0,391 0,444 Tidak Valid

12 0,573 0,444 Valid

13 0,323 0,444 Tidak Valid

14 0,474 0,444 Valid

15 0,576 0,444 Valid

16 0,354 0,444 Tidak Valid

17 0,417 0,444 Tidak Valid

18 0,441 0,444 Tidak Valid

19 0,511 0,444 Valid

20 0,55 0,444 Valid

(54)

46 Tabel 7. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Disiplin

(X1)

No Item r hitung r table Ket

1 0,598 0,444 Valid

2 0,673 0,444 Valid

3 0,591 0,444 Valid

4 0,702 0,444 Valid

5 0,287 0,444 Tidak Valid

6 0,387 0,444 Tidak Valid

7 0,562 0,444 Valid

8 0,543 0,444 Valid

9 0,565 0,444 Valid

10 0,497 0,444 Valid

11 0,573 0,444 Valid

12 0,444 0,444 Valid

13 0,445 0,444 Valid

14 0,677 0,444 Valid

15 0,661 0,444 Valid

16 0,681 0,444 Valid

17 0,591 0,444 Valid

18 0,714 0,444 Valid

19 0,347 0,444 Tidak Valid

20 0,259 0,444 Tidak Valid

Item soal untuk variabel Disiplin (X1) berjumlah 20 item soal dan terdapat 4 buah

(55)

47 Tabel 8. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel

Pengawasan (X2)

No Item r hitung r table Ket

1 0,797 0,444 Valid

2 0,738 0,444 Valid

3 0,644 0,444 Valid

4 0,762 0,444 Valid

5 0,264 0,444 Tidak Valid

6 0,531 0,444 Valid

7 0,826 0,444 Valid

8 0,455 0,444 Valid

9 0,685 0,444 Valid

10 0,53 0,444 Valid

11 0,235 0,444 Tidak Valid

12 0,703 0,444 Valid

13 0,352 0,444 Tidak Valid

14 0,633 0,444 Valid

15 0,569 0,444 Valid

16 0,592 0,444 Valid

17 0,573 0,444 Valid

18 0,651 0,444 Valid

19 0,311 0,444 Tidak Valid

20 0,738 0,444 Valid

Item soal untuk variabel Pengawasan (X2) berjumlah 20 item soal dan terdapat 4

buah soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 5, 11, 13, dan 19 dengan nilai r

(56)

48 Tabel 9. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel

Motivasi (X3)

Item soal untuk variabel Motivasi (X3) berjumlah 20 item soal dan terdapat 3 buah

soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 3, 15, dan 17 dengan nilai r hitung < r

tabel= 0,444 (n=20, α=5%). 0,444. Untuk soal yang tidak valid, maka peneliti memperbaiki soal tersebut. (Lampiran 6)

3. Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas adalah ketelitian dan ketepatan teknik pengukuran. Reliabilitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas angket

(57)

49 dari sangat positif sampai sangat negatif. Jadi rumus yang tepat digunakan adalah rumus alpha dengan bentuk rumus sebagai berikut:

( )

Keterangan:

(Suharsimi Arikunto, 2009:109).

Dengan kriteria pengujian jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka

alat ukur tersebut reliabel. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur

tersebut tidak reliabel.

Jika alat instrumen tersebut reliabel, maka dapat dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi (r) sebagai berikut.

a. Antara 0,800-1,000 : sangat tinggi b. Antara 0,600-0,800 : tinggi c. Antara 0,400-0,600 : sedang d. Antara 0,200-0,400 : rendah

(58)

50 4. Hasil Uji Coba Reliabilitas Angket

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus alpha.

Setelah dilakukan pengujian instrumen untuk variabel Kinerja (Y) diperoleh rhitung

0,851 (lampiran 3); variabel Disiplin (X1) diperoleh rhitung 0,870 (lampiran 4);

variabel Pengawasan (X2) diperoleh rhitung 0,887 (lampiran 5); dan variabel

Motivasi (X3) diperoleh rhitung 0,869 (lampiran 6). Hasil ini kemudian

dibandingkan dengan kriteria tingkat reliabilitas. Dari hasil perbandingan dengan kriteria tersebut, maka dinyatakan bahwa tingkat reliabilitas dari instrumen X1,

X2, X3 dan Y tergolong sangat tinggi.

4. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas

Suatu penelitian yang melakukan pengujian hipotesis dengna menggunakan uji-t dan atau uji-F, menuntut suatu asumsi yang harus diuji, yaitu populasi harus berdistribusi normal. Apabila jumlah sampel diperbesar, penyimpangan asumsi normalitas ini semakin kecil pengaruhnya (Sudarmanto, 2013 : 104).

Untuk mengetahui apakah datanya normal, mendekati normal atau tidak normal dapat dilihat dengan beberapa cara:

a. Menggunakan rasio antara Skewness dengan Standard Error of Skewness atau rasio antara Kurtosis dengan Standard Error of kurtosis. Ukuran yang

digunakan yaitu apabila nilai rasio berada pada rentangan antara -2 sampai +2, maka data dapat dikatakan bahwa data variabel yang diteliti terdistribusi secara normal (Sudarmanto, 2013 : 115).

(59)

51 atau tingkat kesalahan yang ditetapkan (< 0,05), maka data yang dianalisis tersebut terdistribusi secara tidak normal.

c. Apabila nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas yangt terdapat pada kolom Kolmogorof-Smirnof dan kolom Shapiro-Wilk lebih besar dari alpha atau tingkat kesalahan yang ditetapkan (> 0,05), maka data yang dianalisis tersebut terdistribusi secara normal (Sudarmanto, 2013 : 123).

Untuk menguji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Alasannya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, karena datanya

berbentuk interval yang disusun berdasarkan distribusi frekuensi komulatif dengan menggunakan kelas-kelas interval. Dalam uji Kolmogorof-Smirnov diasumsikan bahwa distribusi variabel yang sedang diuji mempunyai sebaran kontinue. Kelebihan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dibandingkan dengan uji normalitas yang lain adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain. Uji Kolmogorov-Smirnov, sangat tepat digunakan untuk uji normalitas pada penelitian ini.

Sebagaimana umumnya dalam menguji apakah data sampel yang berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal atau tidak perlu diajukan hipotesis sebagai berikut.

H0 : Data berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal

Ha : Data berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal

(Sudarmanto, 2013 : 114).

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

| |

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel

(60)

52 terjadi kecenderungan ragam nilai penelitian yang makin besar akibat dari nilai penelitian yang makin besar pula, maka menunjukkan bahwa populasi tersebut tidak bersifat homogen (Sudarmanto, 2013 : 132).

Pengujian Homogenitas data pada penelitian ini menggunakan uji Barlett, karena data yang akan di uji berbentuk data interval dan mempunyai jumlah derajad bebas dengan perlakuan yang sama.

Sehingga dalam penilitian uji Barlett, melalui beberapa langkah sebagai berikut. a. Menghitung varians gabungan dari semua sampel dengan rumus:

∑ ∑

b. Menghitung harga satuan B dengan rumus:

c. Uji Barlett menggunakan statistic Chi Kuadrat dengan rumus:

Dengan in 10=2,3026 merupakan bilangan tetap yang disebut logaritma asli dari bilangan 10. Kriteria pengujian adalah jika x2hitung < x2tabel dan =0,05 dk= (k-1)

maka varians populasi terbesar bersifat homogen (Sudjana, 2005 : 263).

5. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda (Uji Asumsi Klasik) 1. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi

(61)

53

Tabel 10.Ringkasan Anava keberartian dan kelinieran regresi

Seperti biasa KT setiap sumber variasi didapat sebagai hasil pembagian JK oleh dk-nya masing-masing.

Dari daftar di atas sekaligus kita dapatkan dua hasil, ialah: a.

untuk uji independen.

b. yang akan dipakai untuk menguji tuna cocok regresi linier. (Sudjana, 2005: 332)

Adapun ukuran atau kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah hubungan tersebut berbentuk garis lurus atau tidak dinyatakan sebagai berikut

1. Apabila harga koefisien Fhitung pada baris linierity ini signifikan atau lebih besar dari harga koefisien Ftabel (Fhitung > Ftabel) maka dapat dinyatakan

bahwa kecenderungan (trend) antara variabel independen dan variabel dependen berbentuk garis lurus (linier). Sebaliknya apabila harga koefisien Fhitung pada baris liniearity ini tidak signifikan atau lebih kecil dari harga koefisien Ftabel (Fhitung < Ftabel) maka dapat dinyatakan bahwa

kecenderungan (trend) antara variabel independen dan variabel dependen tidak berbentuk garis lurus (tidak linier).

2. Menggunakan harga koefisien signifikansi. Apabila koefisien Sig. hitung pada baris Liniearity lebih kecil dari tingkat kesalahan atau alpha yang ditetapkan (misalnya 5%) (sig. < Alpha) maka dapat dinyatakan bahwa hubungan antara variabel independen dan dependen cenderung berbentuk garis lirus (linier). Sebaliknya apabila koefisien Sig. hitung pada baris Liniearity lebih besar dari tingkat kesalahan atau alpha yang ditetapkan (misalnya 5%) (sig. > Alpha) Sumber Varians

(SV)

Dk Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) Fhitung

(62)

54 maka dapat dinyatakan bahwa hubungan antara variabel independen dan dependen cenderung tidak berbentuk garis lurus (tidak linier).

(Sudarmanto, 2013: 205 - 206)

2. Uji Multikolinieritas

Uji asumsi tentang multikolinearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas (independen) satu dengan variabel bebas (independen) yang lainnya (Sudarmanto, 2013 : 224).

Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan atau korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regeresi linear ganda. Adanya hubungan atau korelasi yang kuat atau tinggi di antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear ganda, maka hubungan antara varibel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu (Sudarmanto, 2013 : 227).

Menggunakan koefisien korelasi produk momen (Pearson Correlation) maka harga koefisien korelasi hitung harus dibandingkan dengan harga koefisien korelasi tabel untuk df = N-1-1 dengan 5%. Ketentuan yang digunakan sebagai berikut.

a. Apabila harga koefisien rhitung<

r

tabel, maka Ho diterima yang berarti tidak

terjadi adanya multikolinieritas antarvariabel independen.

b. Apabila harga koefisien rhitung>rtabel, maka Ho ditolak yang berarti terjadi multikolinieritas antarvariabel independen (Sudarmanto, 2013 : 234).

3. Uji Autokorelasi

(63)

55 Ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu apabila nilai statistik Durbin-Watson mendekati angka 2, maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi, dalam hal sebaliknya, maka terdapat autokorelasi (Sudarmanto, 2013 : 264).

1. Uji Heteroskedastisitas

Uji asumsi heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan pendekatan statistik (koefesien korelasi Spearman) (Sudarmanto, 2013 : 240).

Koefisien korelasi rank dari Spearman didefinisikan sebagai berikut:

rs= 1  6

dimana d1 = perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i.n = banyaknya individu atau fenomena yang diberikan rank.

Koefisien korelasi rank tersebut dapat dipergunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas sebagai berikut: asumsikan

Yi = o + 1Xi+ ui

Langkah I. Cocokan regresi terhadap data mengenai Y dan X atau dapatkan residual ei.

Gambar

Tabel 1. Jumlah Guru Yang Sertifikasi Pada SMP Rayon 03  Kec. Kalirejo
Tabel 2. Hasil Penelitian yang Relevan
Tabel 3.Jumlah Guru Yang Sertifikasi Pada SMP Rayon 03  Kec. Kalirejo Kabupaten Lampung tengahTahun Pelajaran 2012/2013
Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Sekolah.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila di bandingkan dengan hukuman dalam Pidana Islam, hukuman penjara lebih ringan daripada hukuman jilid karena, Substansi hukuman jilid yaitu tempat pemukulan tidak

[r]

Secara keseluruhan program homestay di Kampung Mesilou boleh dianggap contoh kepada program homestay yang lain di Malaysia kerana kecekapan dan keprihatinan

Sejumlah 77.9 peratus responden bersetuju bahawa bangunan tradisional yang merupakan warisan sejarah Melaka yang telah ditukarkan menjadi muzium dipulihara

Pada Tugas Akhir ini dibuat Pengendalian Kursi Roda Elektrik Menggunakan Sinyal Electromyography dengan Metode Transformasi Fourier Khusus.. Sinyal EMG yang keluar dari

Hal ini didasarkan atas hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas toko, baik pada Terang Bulan Manis

ANALISIS KEMAMPUAN, MOTIVASI, DAN BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA USAHA KONVEKSI MIKRO KECIL DI

Kerusakan glomerolus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerolus sehingga dapat ditemukan dalam urin yang disebut dengan mikroalbuminuria. Sekali nefropati