• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN DEBAT DENGAN METODE PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA : Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMAN I Lembang Kabupaten Bandung Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN DEBAT DENGAN METODE PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA : Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMAN I Lembang Kabupaten Bandung Barat."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN DEBAT

DENGAN METODE PEMBELAJARAN

NUMBER HEADS

TOGETHER

(NHT)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMAN I Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

untuk persyaratan dan penulisan skripsi akhir Studi S1 Program Studi Pendidikan Sosiologi

Oleh Yuni Latifah

1100358

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2015

(2)

BERPIKIR KRITIS SISWA

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMAN I Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Universitas Pendidikan Indonesia

oleh

Yogi Setiawan Febriansyah

1103281

©Yogi Setiawan Febriansyah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)
(5)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN DEBAT DENGAN METODE PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT)UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMAN I Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Pembimbing 1: Dra. Wilodati., M.Si Pembimbing 2: Syaifullah Syam, S.Pd, M.Si

Oleh: Yuni Latifah (1100358)

Mata pelajaran sosiologi merupakan mata pelajaran yang dianggap kurang menarik oleh sebagian besar siswa. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru dalam menentukan pembelajaran yang inovatif di kelas. Metode pembelajaran konvensional seringkali menjadi andalan guru dalam mengajar di kelas, padahal sebagaimana kita ketahui banyak sekali metode pembelajaran yang inovatif dan variatif salah satunya adalah metode pembelajaran debat dan metode pembelajaran Number Heads Together (NHT) yang memiliki kelebihan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas. Kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk dikembangkan dan dimiliki oleh siswa, agar siswa mampu menghadapi permasalahan yang akan dihadapinya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menelitinya. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MIA SMAN 1 Lembang pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan menggunakan metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 kelas yaitu kelas eksperimen 1 dengan menggunakan metode pembelajaran debat, kelas eksperimen 2 dengan menggunakan metode pembelajaran Number Heads Together (NHT) dan kelas kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Sosiologi. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu dengan menggunakan hasil observasi partisipatif, tes, wawancara terstruktur, dokumentasi dan studi literatur. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis di kelas eksperimen 1 dengan menggunakan metode pembelajaran debat dan di kelas eksperimen 2 dengan menggunakan metode pembelajaran Number Heads Together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan di kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Namun, kemampuan berpikir kritis siswa di kelas eksperimen 1 dengan menggunakan metode debat sama dengan di kelas eksperimen 2 dengan menggunakan metode number heads together (NHT). Jadi, metode debat dan metode Number Heads Together (NHT) keduanya merupakan metode yang efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Kata Kunci : Metode Debat, Metode Number HeadsTogether (NHT), Kemampuan Berpikir

(6)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

COMPARISON OF THE LEARNING METHOD WITH LEARNING METHODS DEBATES NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) TO IMPROVE STUDENTS'

CRITICAL THINKING SKILLS

(Experimental study in class X at SMAN I Lembang district. Bandung Barat)

Supervisor 1: Dra. Wilodati., M.Si Supervisor 2: Syaifullah Syam, S. Pd, M.Si

By: Yuni Latifah (1100358)

Sociology subject is a subject which is considered less attractive by most of the students. One of the factor largely attributable to the lack of teachers ability in determining innovative learning process in the classroom. Conventional learning methods are often the mainstay of teachers in the classroom teaching process, meanwhile there are a lot of innovative teaching methods which have been known and one of them is debates methode and Number Heads Together (NHT) methode that have advantages in improving students' critical thinking skills in the classroom. Critical thinking skills need to be developed and owned by the students, so that students are able to deal with the problems that will be encountered. Therefore, researchers are interested to investigate. This study was conducted in class X MIA SMAN 1 Lembang in the second semester of the school year 2014/2015 using experimental teaching methods. In this research, researchers used three classes, namely class experiment 1 by using debates learning methods, experimental class 2 by using the number of learning methods Heads Together (NHT) and grade control using conventional teaching methods. purpose of this study was to determine the increase of students' critical thinking skills in the subject of sociology. The data collected by using the results of participant observation, tests, structured interviews, documentation and literature studies. Based on research that has been carried out, showing that the critical thinking skills in the experimental class 1 by using debate learning methods and experimental class 2 by using Number Heads Together (NHT) learning methode is better than the control class which using conventional teaching methods. However, critical thinking skills of students in the experimental class 1 that using debate learning and experimental class 2 that using the Number Heads Together (NHT) learning method are same. Thus, debate learning method and Number Heads Together (NHT) methode both are effective methods to improve students' critical thinking skills.

(7)

1

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... 4

DAFTAR GAMBAR ... 7

BAB I ...Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN ...Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined. BAB II...Error! Bookmark not defined.

LANDASAN TEORETIS ...Error! Bookmark not defined.

A. Metode Pembelajaran Debat ... Error! Bookmark not defined.

B. Metode Pembelajaran Number Heads Together (NHT)Error! Bookmark not defined.

C. Kemampuan Berpikir kritis ... Error! Bookmark not defined.

D. Kajian Empirik beberapa hasil penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

F. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III ...Error! Bookmark not defined.

(8)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Partisipan ... Error! Bookmark not defined.

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Populasi...Error! Bookmark not defined.

2. Sampel ...Error! Bookmark not defined.

D. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Variabel dan Operasionalisasi Variabel... Error! Bookmark not defined.

1. Variabel penelitian ...Error! Bookmark not defined.

2. Variabel Operasionalisasi...Error! Bookmark not defined.

F. Uji Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

1. Uji Validitas Instrumen...Error! Bookmark not defined.

2. Uji Realibilitas Instrumen ...Error! Bookmark not defined.

3. Uji Tingkat Kesukaran ...Error! Bookmark not defined.

4. Daya Pembeda ...Error! Bookmark not defined.

G. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

H. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

I. Analisis Data... Error! Bookmark not defined.

1) Analisis Indeks Gain...Error! Bookmark not defined.

2) Uji Normalitas data ...Error! Bookmark not defined.

3) Uji Homogenitas data ...Error! Bookmark not defined.

4) Uji Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.

BAB IV ...Error! Bookmark not defined.

(9)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Hasil Observasi dan Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined. D. Hasil Wawancara ... Error! Bookmark not defined.

E. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

1. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di Kelas Eksperimen 1 (X MIA 1) SMAN 1 Lembang ...Error! Bookmark not defined.

2. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di Kelas Eksperimen 2 (X MIA 2) SMAN 1 Lembang ...Error! Bookmark not defined.

3. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di Kelas Kontrol (X MIA 3) SMAN 1 Lembang ...Error! Bookmark not defined.

4. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di Kelas Eksperimen 1 (X MIA 1) dengan Kelas Kontrol (X MIA 3) ...Error! Bookmark not defined.

5. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di Kelas Eksperimen 2 (X MIA 2) dengan Kelas Kontrol (X MIA 3) ...Error! Bookmark not defined.

6. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di Kelas Eksperimen 1 (X MIA 1) dengan Kelas Eksperimen 2 (X MIA 2)Error! Bookmark not defined.

BAB V ...Error! Bookmark not defined.

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI...Error! Bookmark not defined.

A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Implikasi ... Error! Bookmark not defined.

C. Rekomendasi... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined.

(10)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator-Indikator dari keterampilan berpikir kritis………...21

Tabel 2.2 Kajian empirik beberapa hasil penelitan………..27

Tabel 3.1 Desain Penelitian………..31

Tabel 3.2 Jumlah siswa SMAN 1 Lembang……….33

Tabel 3.3 Penentuan Jumlah Sampel………...34

Tabel 3.4 Jumlah Sampel Penelitian………35

Tabel 3.5 Variabel Operasionalisasi……….37

Tabel 3.6 Tabel Persiapan untuk Mengitung Koefisien Korelasi………38

Tabel 3.7 Tabel Analisis Korelasi………...38

Tabel 3.8 Klasifikasi Korelasi Koefisien……….40

Tabel 3.9 Tabel untuk mengetahui jawaban benar salah jawaban………...41

Tabel 3.10 Tabel Perhitungan WL+WH dan WL-WH………42

Tabel 3.11 Penafsiran Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal……….42

Tabel 3.12 Interpretasi Nilai Indeks Gain………49

Tabel 3.13 Daftar Distribusi Frekuensi………...50

Tabel 4.1 Uji validitas Soal Pre-Tes….………...56

Tabel 4.2 Uji validitas Soal Post-Test……….57

(11)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.4 Uji Realibiltas Soal Post-Test………...………...58

Tabel 4.5 Tingkat Kesukaran Soal Pre-Test………59

Tabel 4.6 Tingkat Kesukaran Soal Post-Test………..60

Tabel 4.7 Tingkat Daya Beda Soal Pre-Test………..61

Tabel 4.8 Tingkat Daya Beda Soal Post-Test………...62

Tabel 4.9 Hasil Observasi yang Berfokus pada Siswa pada Kelas Eksperimen 1 dengan Menggunakan Metode Konvensional ………...63

Tabel 4.10 Hasil Observasi yang Berfokus pada Siswa pada Kelas Eksperimen 1 dengan Menggunakan Metode Debat………..64

Tabel 4.11 Hasil Observasi yang Berfokus pada Siswa pada Kelas Eksperimen 2 dengan Menggunakan Metode Konvensional ………….………65

Tabel 4.12 Hasil Observasi yang Berfokus pada Siswa pada Kelas Eksperimen 2 dengan Menggunakan Metode Number Heads Together(NHT) ………...66

Tabel 4.13 Hasil Observasi yang Berfokus pada Siswa pada Kelas Kontrol dengan Menggunakan Metode Konvensional ……….67

Tabel 4.14 Hasil Observasi yang Berfokus pada Siswa pada Kelas Kontrol dengan Menggunakan Metode Konvensional ……….68

Tabel 4.15 Hasil Observasi yang Berfokus pada Guru di Kelas Eksperimen 1 dengan Menggunakan Metode Konvensional ……….69

Tabel 4.16 Hasil Observasi yang Berfokus pada Guru di Kelas Eksperimen 1 dengan Menggunakan Metode Debat………...…...70

Tabel 4.17 Hasil Observasi yang Berfokus pada Guru di Kelas Eksperimen 2 dengan Menggunakan Metode Konvensional ……….71 Tabel 4.18 Hasil Observasi yang Berfokus pada Guru di Kelas Eksperimen 2 dengan Menggunakan Metode Number Heads Together(NHT)………….……….…...72

(12)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.20 Hasil Observasi yang Berfokus pada Guru di Kelas Kontrol dengan Menggunakan

Metode Konvensional ………...………..74

Tabel 4.21 Rata-rata Hasil Belajar Siswa………..……..75

Tabel 4.22Uji Normalitas Pre-Test………...76

Tabel 4.23Uji Normalitas Post-Test………...76

Tabel 4.24 Uji Homogenitas Pre-test………..77

Tabel 4.25 Uji Hipotesis kelas eksperimen 1 dengan kelas kontrol………78

Tabel 4.26 Uji Hipotesis kelas eksperimen 2 dengan kelas kontrol………79

Tabel 4.27 Uji Hipotesis kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2………..80

Tabel 4.28 Hasil Wawancara pada Siswa……….………...81

(13)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran……….29

(14)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini mata pelajaran Sosiologi di SMA merupakan mata pelajaran peminatan. Artinya, mata pelajaran Sosiologi tidak hanya diajarkan di kelas IPS, tetapi mata pelajaran Sosiologi juga dapat diajarkan di kelas IPA bagi siswa yang mempunyai minat untuk mempelajari Sosiologi. Pembelajaran sangat berkaitan erat dengan penggunaan dan pembentukan kemampuan berpikir. Begitupun halnya dengan pembelajaran Sosiologi, Sosiologi merupakan ilmu sosial yang sangat membutuhkan kemampuan berpikir kritis yang luar biasa.

Hal ini sejalan dengan tujuan belajar Sosiologi untuk siswa pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan daya nalar, pikiran logis dan cara berpikir kritis siswa terhadap fenomena atau peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya (www.Bachtiar.com diakses pada 29 Desember 2014).

Sosiologi memiliki posisi strategis dalam dunia pendidikan, karena Sosiologi mempelajari bagaimana masalah-masalah sosial dan budaya yang berkembang pada masyarakat luas serta dituntut harus selalu siap memberikan pilihan atau alternatif jawaban terhadap permasalahan sosial yang terjadi. Oleh karena itu, dalam mata pelajaran Sosiologi siswa akan dihadapkan pada pemahaman dan pemikiran untuk memecahkan suatu masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dewey (dalam Hasan, 1995: hlm.190), yaitu :

(15)

2

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

tepat dan sesuai untuk digunakan mencari jalan ke luar terhadap masalah yang dapat dihadapinya. Dengan demikian siswa melakukan proses yang mengutamakan dengan cara berpikir.

Berdasarkan pemaparan yang diutarakan oleh Dewey, menunjukkan bahwa berpikir kritis adalah keharusan dalam usaha menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan menganalisis argumen-argumen. Dengan berpikir kritis siswa akan mampu menganalisis informasi dan materi yang mereka pikirkan serta akhirnya siswa dapat menyimpulkannya.

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir tersebut, diperlukan metode pembelajaran yang tepat yang di gunakan guru dalam proses pembelajaran, salah satu metode yang peneliti tawarkan adalah metode pembelajaran debat dan metode pembelajaran Number Heads Together (NHT).

Alasan peneliti memilih metode pembelajaran debat, karena dalam pembelajaran debat siswa akan dilatih kemampuan berpikir kritisnya yaitu dengan beradu opini atau argumen antara dua pihak atau lebih secara perorangan maupun secara kelompok, dalam memutuskan masalah dan perbedaan pandangan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Naim (2008, hlm. 199) bahwa “debat bisa menjadi metode pembelajaran yang sangat berguna untuk meningkatkan pemikiran dan refleksi, terutama jika para siswa diharapkan mengambil posisi yang bertentangan dengan kemauan mereka”.

Selain metode debat, peneliti juga memilih metode pembelajaran Number Heads Together (NHT) yang diharapkan dapat mejadi patokan untuk guru agar mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan mampu mengubah suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih baik. Sebagaimana kenyataan dilapangan banyak para siswa yang menganggap bahwa mata pelajaran Sosiologi adalah mata pelajaran yang kurang menarik.

(16)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

siswa, dimana siswa secara berkelompok untuk berdiskusi mengenai tugas yang diberikan oleh guru dan dalam proses kegiatan tersebut kemampuan berpikir siswa akan terlatih.

Dengan demikian, tentunya kemampuan siswa dalam berpikir kritis dapat meningkat, suasana pembelajaran Sosiologi dikelas pun akan lebih kondusif,menyenangkan dan teratur, sehingga tujuan pembelajaran Sosiologi yang ingin dicapai pun akan tercapai dengan maksimal.

Namun, pada kenyataannya berdasarkan hasil observasi dan wawancara sebelum pra penelitian di SMAN 1 Lembang, pada tanggal 26 Agustus 2014 saat kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas X MIA 1, X MIA 2, dan X MIA 3 peneliti banyak menemukan berbagai permasalahan yang terdapat dari guru maupun dari siswa.

Beberapa permasalahan atau hambatan dari guru yaitu guru kurang memberikan motivasi kepada siswa, guru kurang dapat mengelola kelas dengan baik, metode pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan metode ceramah. Mengingat dari data yang diperoleh berdasarkan wawancara tertutup dengan guru, guru masih menggunakan metode ceramah dalam mengajar dan sangat jarang sekali menggunakan berbagai metode pembalajaran yang inovatif.

(17)

4

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir kritis siswa sangat rendah mengingat bahwa kemampuan berpikir kritis dapat berkembang jika siswa berusaha menemukan (inquiry) akan pertanyaan atau masalah yang dihadapinya. Permasalahan tersebut juga didukung dengan kurangnya kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, situasi kelas sangat monoton karena hanya 4% dari jumlah keseluruhan di kelas X MIA 1, X MIA 2, dan X MIA 3 siswa aktif dalam proses tanya jawab di kelas, dan adanya waktu yang terbuang karena masalah infokus dan persiapan materi presentasi dari siswa. Selain itu, faktor karena latar belakang mereka dari kelas MIA yang notabene termasuk ke dalam kelas IPA membuat mereka mengesampingkan pelajaran Sosiologi yang termasuk ilmu sosial.

Melihat permasalahan tersebut, terlihat bahwa pembelajaran yang dilakukan disekolah saat ini sangatlah mengkhawatirkan, realita yang ada sekarang ini pembelajaran yang diberikan oleh guru lebih mengorientasikan siswa pada aspek kognitif saja, artinya siswa hanya di tuntut hanya untuk menghafal saja tanpa di latih bagaimana cara berpikir kritis.

Berbagai usaha untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa saat ini belum maksimal, salah satunya adalah metode pembelajaran yang diterapkan guru sampai saat ini tidak mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan hanya mengandalkan metode ceramah saja yang dinilai siswa sangat membosankan.

(18)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

merupakan bentuk metode pembelajaran yang kurang mendukung pada usaha pengembangan berpikir siswa. Bahkan bila guru senang menggunakan metode ceramah maka anak akan tak terbiasa berpikir dan memecahkan masalah. Metode ini hanya akan mengkondisikan anak „menerima‟, kurang aktif dalam mencari dan menemukan informasi baru untuk menjawab masalah atau memecahkan masalah. Padahal, telah kita ketahui bahwa pendidikan adalah lingkungan atau upaya sadar pengkondisian terhadap siswa. Apabila upaya pengkondisian ini kurang mendukung pada pengembangan penalaran serta keterampilan berpikir yang baik, maka akan melahirkan lulusan pendidikan yang kurang optimal. Berpikir kritis itu sendiri mencakup kemampuan dan kecenderungan seseorang untuk membuat dan melakukan asessmen terhadap kesimpulan yang didasarkan pada bukti (Eggen, 2012: hlm.111).

Dengan demikian, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Perbandingan Metode Pembelajaran Debat dengan Metode pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen pada siswa kelas X di SMAN I Lembang Kabupaten Bandung Barat)”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah kemampuan berpikir kritis siswa di kelas X MIA 1 (Kelas eksperimen 1) yang menggunakan metode pembelajaran debat lebih baik dibandingkan dengan kelas X MIA 3 (Kelas kontrol) yang menggunakan metode pembelajaran konvensional?

(19)

6

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3. Apakah kemampuan berpikir kritis siswa di kelas X MIA 1 (Kelas eksperimen 1) yang menggunakan metode pembelajaran debat lebih baik dibandingkan dengan kelas X MIA 2 (Kelas eksperimen 2) yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT)?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis siswa di kelas X MIA 1 (Kelas eksperimen 1) yang menggunakan metode pembelajaran debat lebih baik dibandingkan dengan X MIA 3 (Kelas kontrol) yang menggunakan metode pembelajaran konvensional

2. Untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis antara kelas X MIA 2 (kelas eksperimen 2) yang menggunakan number head together (NHT) lebih baik dibandingkan dengan kelas X MIA 3 (kelas kontrol) yang menggunakan metode pembelajaran konvensional

3. Untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis antara kelas X MIA 1 (Kelas eksperimen 1) yang menggunakan metode pembelajaran debat lebih baik dibandingkan dengan X MIA 2 (Kelas eksperimen 2) yang menggunakan metode pembelajaran Number Heads Together (NHT).

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoretis

(20)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

mata pelajaran Sosiologi dengan menggunakan metode-metode pembelajaran yang inovatif.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai perbandingan metode pembelajaran debat dengan metode pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

a. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang perbandingan metode pembelajaran debat dengan metode pembelajaran Number Heads Together (NHT).

b. Siswa :

1)Mendorong peran aktif siswa dalam pembelajaran Sosiologi

2)Meningkatkan kemampuan kerjasama dalam memecahkan masalah 3)Mengembangkan sikap menghargai pendapat siswa lain, meskipun

berlawanan dengan pendapatnya. c. Guru

1)Dapat merencanakan proses perencanaan pembelajaran dengan baik 2)Dapat mendorong partisipasi siswa dalam pembelajaran.

d. Sekolah

1)Sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi metode pembelajaran guna untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas

(21)

8

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam penelitian ini diantaranya:

1. BAB I : Berisi tentang pendahuluan (latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian)

2. BAB II : Berisi tentang kajian teoritik mengenai Perbandingan Metode Pembelajaran Debat dengan Metode Pembelajaran Number Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, kerangka pemikiran dan hipotesis.

3. BAB III : Berisi tentang metode penelitian (lokasi dan subjek penelitian, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, variabel dan operasionalisasi variabel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan anlisis data).

(22)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain eksperimen (perancangan percobaan) merupakan rangkaian berupa pemikiran dan tindakan yang dipersiapkan secara kritis dan seksama mengenai berbagai aspek yang dipertimbangkan dan sedapat mungkin diupayakan kelak dalam penyelenggaraan suatu percobaan dalam rangka menemukan pengetahuan baru (Musa dan Nasoetion dalam Suwanda, 2011).

Selain itu, desain eksperimen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah jenis non-equivalent control group design yang hampir sama dengan pre test dan post test control group design. Adapun desainnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Kelompok Pre-test Treatment Post test

Kelompok eksperimen 1 TE1 X1 TE2

Kelompok eksperimen 2 TE1 X2 TE2

Kelompok kontrol TK1 Y TK2

Keterangan :

TE1 : Pemberian pre-test (tes awal) kepada siswa di kelas eksperimen sebelum pemberian perlakuan (treatment)

X1 : Metode pembelajaran debat

TE2 : Pemberian post-test (tes akhir) kepada siswa di kelas eksperimen setelah pemberian perlakuan (treatment)

(23)

32

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

TK1 : Pemberian pre-test (tes awal) kepada siswa kelas kontrol sebelum pemberian perlakuan (treatment)

Y : Metode pembelajaran konvensional (ceramah)

TK2 :Pemberian post-test (tes akhir) kepada siswa kelas kontrol sebelum pemberian perlakuan (treatment).

B. Partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Dua orang guru di SMAN 1 Lembang yaitu Bu. Cutifah dan Bu. Euis. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa guru sebagai pihak yang dapat memberikan informasi berkenaan dengan perbandingan metode pembelajaran debat dengan metode pembelajaran Number Heads Together (NHT).

2) Siswa-siswi kelas X MIA1, X MIA 2 dan kelas X MIA 3 di SMAN 1 Lembang yang berjumlah 124 orang.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(24)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X di SMAN 1 Lembang yang berjumlah 606 orang. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Jumlah siswa SMAN 1 Lembang

No Kelas

(25)

34

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dana, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dimana sampel yang akan digunakan harus memiliki ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sampel itu. Ciri tersebut adalah sampel yang memiliki nilai yang sama atau hampir mendekati sama dan jenis kelaminnya pun harus sama.

Adapun penentuan jumlah sampel yaitu :

Tabel 3.3

Penentuan Jumlah Sampel

Jumlah yang di test N Jumlah kelompok rendah atau

tinggi (27% N)

26-31 8

32-35 9

36-38 10

39-42 11

43-46 12

47-49 13

50-53 14

54-57 15

58-61 16

(26)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Sumaatmadja (1984, hlm:138)

Dengan demikian, sampel dalam penelitian ini untuk kelas X MIA 1, X MIA 2, dan X MIA3 yaitu :

Tabel 3.4

Jumlah Sampel Penelitian

No Kelas Perempuan Laki-Laki Jumlah

1 X MIA 1 6 5 11

2 X MIA 2 6 5 11

3 X MIA 3 6 5 11

JUMLAH 15 15 33

Sampel yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu kelas X MIA 1 yang merupakan kelas eksperimen 1 dengan menggunakan metode pembelajaran debat, Sedangkan untuk kelas X MIA 2 merupakan kelas eksperimen 2 dengan menggunakan metode pembelajaran Number Heads Together (NHT) dan untuk kelas X MIA 3 merupakan kelas kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.

D. Metode Penelitian

(27)

36

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat”.

Alasan peneliti menggunakan metode eksperimen karena metode tersebut dapat mencari hubungan sebab akibat atau pengaruh antara variabel yang X dengan Y dengan cara memberi perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian. Selain itu, metode ini juga mengharuskan adanya kelas kontrol sebagai pembanding kelas eksperimen.

Metode eksperimen ini sebenarnya adalah metode yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam penelitian ini jenis eksperimen yang digunakan adalah Quasi eksperimen, dimana Metode ini bertujuan untuk mencari seberapa besar perbedaan antara variabel-variabel yang akan menjadi objek yang diteliti. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar perbedaan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan metode debat, metode Number Heads Together (NHT) dan metode konvensional.

Selain itu, metode eksperimen juga merupakan bagian dari penelitian kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri. Ciri khas tersebut salah satunya adalah dengan adanya kelompok kontrol. Sebagaimana dengan penelitian ini, menggunakan 2 kelas eksperimen (kelas yang menggunakan metode pembelajaran debat dengan Number Heads Together) harus ditambah dengan satu kelas kontrol (kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional).

E. Variabel dan Operasionalisasi Variabel

1. Variabel penelitian

(28)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan bagan diatas, diketahui bahwa variable X1 dan X2 metode pembelajaran debat dan metode pembelajaran Number Heads Together (NHT) termasuk variabel bebas sedangkan untuk variabel Y kemampuan berpikir kritis merupakan variabel terikat.

2. Variabel Operasionalisasi

Tabel 3.5

Variabel Operasionalisasi

No Variabel Indikator

1 X1 Metode

pembelajaran debat

1.Perencanaan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran debat

2.Pelaksanaan model pembelajaran debat 3.Intensitas penggunaan

2 X2 Metode pembelajaran Number Heads

Together (NHT)

1.Perencanaan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran debat

2.Pelaksanaan model pembelajaran debat 3.Intensitas penggunaan

X1

X2

(29)

38

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

3 Y Kemampuan Berpikir Kritis

1. Perencanaan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran debat

2. Pelaksanaan model pembelajaran debat 3. Intensitas penggunaan

F. Uji Instrumen

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang di amati. Jumlah instrumen dalam penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditentukan untuk diteliti. Dalam penelitian hendaknya instrumen yang akan digunakan di uji untuk mengetahui apakah instrumen tersebut layak tidaknya untuk digunakan. Adapun rumus-rumus yang digunakan untuk melakukan pengujian instrumen, diantaranya:

1. Uji Validitas Instrumen

Adapun langkah-langkahnya :

1. Setelah selesai mengoreksi soal, kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam tabel, seperti berikut :

Tabel 3.6

Tabel Persiapan untuk Mengitung Koefisien Korelasi

(30)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

(Nurhasan, 2011, hlm. 264)

2. Membuat tabel analisis korelasi

Tabel 3.7

Tabel Analisis Korelasi

No X1 Y1 X1 Y1

Jumlah (∑)

(Nurhasan, 2011, hlm. 265)

3. Memasukkan hasilnya kedalam rumus Product moment:

Adapun rumus validitas yaitu :

(31)

40

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

r = Koefisien korelasi tes

n = Jumlah peserta tes

X1 = Skor X (variabel X)

Y1 = Skor Y (variabel Y)

Jika koefisien korelasinya sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka butir instrumen dinyatakan valid. Oleh karena itu, butir soal tersebut bisa digunakan.Akan tetapi jika kurang dari 0,3 maka butir soal tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak baik untuk digunakan.

2. Uji Realibilitas Instrumen

Realibilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen, seperti tes atau alat pengukur. Artinya jika alat tersebut dipergunakan maka hasilnya akan memberikan kemantapan.

(32)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Adapun rumus indeks realibilitas tes atau koefisien tes adalah sebagai berikut :

(Nurhasan, 2011, hlm. 266) Menurut Barry L.Johnson (1974) (dalam Nurhasan, 2011, hlm.267) korelasi koefisien tes diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.8

Klasifikasi Korelasi Koefisien

r =

0,00 Tidak ada hubungan

r =

± 0,01 - ± 0,20 Rendah

r =

± 0,21 - ± 0,50 Sedang

r =

± 0,51 - ± 0,70 Cukup

r =

± 0,71 - ± 0,90 Tinggi

r =

± 0,91 - ± 1,00 Sempurna

(Nurhasan, 2011, hlm. 267)

3. Uji Tingkat Kesukaran

Menghitung tingkat kesukaran berarti bagaimana pengukuran untuk mengetahui bagaimana seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal dikatakan seimbang, maka soal tersebut sudah dianggap baik untuk digunakan.

(33)

42

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

(Arifin,P. 2011, hlm. 266)

Keterangan :

WL = Jumlah siswa yang menjawab salah dari kelompok bawah WH = Jumlah siswa yang menjawab salah dari kelompok atas nL = Jumlah kelompok bawah

Nh = Jumlah kelompok atas

Sebelum menggunakan rumus tersebut, peneliti akan terlebih dahulu melakukan langkah- langkah, diantaranya :

a) Menyusun lembar jawaban siswa dari yang mendapatkan skor tertinggi sampai skor terendah

b) Mengambil 27% lembar jawaban tersebut dari atas (kelompok atas) dan 27% dari bawah (kelompok bawah), sedangkan sisanya sebanyak 46% akan disisihkan

c) Membuat tabel untuk mengetahui jawaban benar salah dari kedua kelompok tersebut.

Tabel 3.9

Tabel untuk mengetahui jawaban benar salah jawaban

Nomor Soal

Nama Siswa

1 2 Dst

A B Dst

(34)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

d) Membuat tabel seperti berikut :

Tabel 3.10

Tabel Perhitungan WL+WH dan WL-WH

Nomor

e) Kriteria-kriteria penafsiran tingkat kesukaran, yaitu :

Tabel 3.11

Penafsiran Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

Jumlah prosentase Kriteria

Daya pembeda butir soal adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir soal membedakan kelompok yang berprestasi tinggi (kelompok atas) dari kelompok yang berprestasi rendah (kelompok bawah) diantara peserta tes. Langkah-langkah untuk mengkalkulasi daya beda adalah sebagai berikut :

1. Susunlah urutan peserta tes berdasarkan skor yang diperolehnya, mulai dari skor tertinggi sampai ke skor terendah

(35)

ditengah-44

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

tengah tak usah dimasukkan kedalam salah satu kelompok. Kelompok pertama dinamakan kelompok prestasi tinggi (kelompok atas) dan kelompok kedua dinamakan kelompok prestasi rendah (kelompok bawah). Bila jumlah peserta cukup besar (lebih dari 50) maka diambil 27% dari kelompok atas dan 27% dari kelompok bawah.

3. Hitunglah jumlah kelompok atas yang menjawab benar terhadap butir soal yang akan dikalkulasikan daya bedanya. Demikian pula untuk kelompok bawah.

4. Kalkulasikanlah proporsi peserta yang menjawab benar terhadap butir soal tersebut untuk maasing- masing kelompok

5. Kurangilah proporsi kelompok atas dari kelompok bawah, dan diperolehlah indeks daya beda butir soal.

Adapun Rumus daya beda : D = Ba – Bb

0,5 T

(Prasetya, I. 2011, hlm. 179)

Keterangan : D = daya beda

Ba =Jumlah kelompok atas yang menjawab benar Bb =Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar

T = Jumlah peserta tes (bila jumlah peserta ganjil, maka T =jumlah peserta tes kurang satu).

(36)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Partisipatif

Obeservasi merupakan bagian yang sangat penting. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian (Burms, 1990, hlm. 80).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi partisipatif. Artinya, peneliti terlibat langsung dengan kegiatan orang-orang yang akan di amati dengan memfokuskan pada hal-hal sumber data yang diperlukan untuk melihat kegiatan pesrta didik dan pendidik. Sesuai dengan pendapat menurut Susan Stainback dalam sugiyono (2009, hlm. 65) yang menyatakan bahwa :

“In participant observation, the researcher observes what people do,

listen to what they say, and participates in their activities”.Dalam

observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.”

Dalam pelaksanaannya, peneliti akan terjun langsung ke sekolah dan melakukan penelitian bersama dengan pendidik atau guru pamong. Hal tersebut dilakukan guna untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan dapat lebih terpercaya. Saat melakukan observasi, peneliti mengisi lembar observasi yang di buat, tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa di ketiga kelas tersebut. Observasi dilakukan sebanyak 2 kali dalam setiap kelas, yaitu sebelum di beri perlakuan dan sesudah di beri perlakuan.

2. Tes

(37)

46

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

siswa (Arifin, P. 2011, hlm. 118). Tes menuntut keharusan adanya respon dari subyek (orang yang akan di tes) yang dapat disimpulkan sebagai suatu trait yang dimiliki subyek yang sedang dicari informasinya. Jadi, jika ada pertanyaan atau tugas yang seharusnya dikerjakan oleh seseorang tetapi tidak ada jawaban atau cara mengerjakan yang benar atau salah, atau suatu usaha pengukuran yang tidak mengharuskan subyek untuk menjawab atau mengerjakan suatu tugas, maka itu bukan yang dinamakan tes.

Penggunaan tes dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa dan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode pembelajaran debat dan metode pembelajaran Number Heads Together (NHT) selain dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, tetapi juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Adapun tes yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu pre-test dan post-test, dimana pre-test itu dilaksanakan sebelum siswa diberikan perlakuan menggunakan metode pembelajaran yang akan digunakan dan post-test dilaksanakan setelah siswa diberikan perlakukan menggunakan metode pembelajaran yang akan digunakan. Hal ini untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa.

Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan tes : 1. Membuat kisi-kisi soal terlebih dahulu

2. Menyusun tes atau soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat

3. Melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan guru pamong dan dosen pembimbing, sebelum tes/soal tersebut diberikan kepada siswa. Hal tersebut dilakukan agar peneliti dapat mengetahui apakah tes/soal yang telah dibuat sudah baik atau belum.

(38)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

5. Melakukan analisis instrumen, seperti uji validitas instrumen, uji realibilitas instrumen, uji tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

6. Setelah melakukan uji coba instrumen dan hasilnya dianggap baik dan valid, maka peneliti segera melakukan pre-test dan post-test kepada siswa.

3. Wawancara terstruktur

Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah jenis wawancara terstruktur. Menurut Madya (2009, hlm.83) Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana pewawancara telah menyusun serentetan pertanyaan yang akan diajukan dan mengendalikan percakapan sesuai dengan arah pertanyaan.

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Adapun langkah-langkah wawancara terstruktur yang akan dilakukan adalah :

1. Merumuskan tujuan wawancara

2. Peneliti akan menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya sudah disiapkan terlebih dahulu. Dalam menyusun pertanyaan perlu diperhatikan kata-kata yang digunakan, cara bertanya, dan lain-lain.

3. Peneliti menyiapkan alat untuk melakukan wawancara, seperti alat perekam ataupun kamera untuk dokumentasi.

4. Melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dosen pembimbing

5. Setelah pertanyaan untuk melakukan wawancara sudah dianggap baik, maka peneliti melakukan wawancara dengan responden.

(39)

48

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Adapun rumus untuk menghitung hasil wawancara adalah :

(Dyah, 2013, hlm. 88)

Keterangan :

P = Frekuensi seluruh jawaban

F= Frekuensi Jawaban

N= Responden

4. Dokumentasi

Berupa foto dan dokumen-dokumen penting seperti RPP dan silabus.

5. Studi Literatur

Peneliti menggunakan berbagai sumber untuk menunjang pelaksanaan penelitian ini, diantaranya seperti dari buku-buku, jurnal, skripsi, internet, dan lain-lain.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini, diantaranya :

(40)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti membuat berbagai persiapan, seperti:

a) Menentukan masalah apa yang akan diteliti

Dalam menentukan masalah yang akan diteliti, peneliti akan melakukan observasi ke lapangan. Hal tersebut berguna bagi peneliti dalam merumuskan berbagai permasalahan yang akan diteliti.

b) Mempersiapkan RPP sesuai dengan kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi sebagai pedoman yang akan digunakan dalam pembelajaran berikut dengan mempersiapkan alat evaluasinya. Dalam mempersiapkan RPP, peneliti akan melaksanakan konsultasi terlebih dahulu dengan dosen pembimbing dan guru pamong. c) Membuat instrumen penelitian

Dalam pembuatan instrumen, peneliti terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan guru pamong.

d) Melakukan analisis uji coba instrumen penelitian untuk mengetahui daya pembeda, validitas instrumen yang dibuat, realibilitas instrumen yang dibuat, dan uji tingkat kesukarannya.

e) Melakukan dan observasi awal dan pre-test terhadap kelas X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3. Hal tersebut dilakukan guna untuk mengetahui tingkat berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Sosiologi sebelum dilaksanakannya penelitian.

2)Tahap Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan, peneliti akan melakukan kegiatan-kegiatan, seperti :

(41)

50

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

mengamati aktivitas siswa di dalam kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

b) Melaksanakan post-test terhadap siswa kelas X MIA 1, X MIA 2 dan X MIA 3. Hal tersebut dilakukan utuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa setelah dilakukannya perlakuan.

c) Melakukan wawancara terstruktur dengan guru pamong dan siswa.

3)Tahap Pengolahan Data dan penarikan kesimpulan

a) Menganalisis data hasil observasi dan data hasil belajar dengan menggunakan uji statistik

b) Penarikan kesimpulan

c) Penyusunan laporan yang berupa skripsi.

I. Analisis Data

1. Analisis Data Hasil Observasi

Adapun untuk menganalisis hasil observasi, peneliti menggunakan rumus : Perolehan Skor × 100%

Seluruh Aktivitas

(Dyah, 2013, hlm. 88)

2. Analisis Data Hasil Belajar

1) Analisis Indeks Gain

Rumus:

(42)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

(Pranacita, 2014, hlm. 49) Adapun klasifikasi nilai indeks gain adalah sebagai berikut :

Tabel 3.12

Interpretasi Nilai Indeks Gain

Prosentase Kategori

0,00 < <g> ≤ 0,30 Rendah 0,30 < <g> ≤ 0,70 Sedang 0,70 < <g≤ 1,00 Tinggi

(Pranacita, 2014, hlm. 49)

2) Uji Normalitas data

1. Menentukan rentang skor (r) menggunakan rumus: r = skor terbesar − skor terkecil

(Arifin, 2011, hlm. 241) 2. Menentukan banyak kelas interval (k)

k = 1+3,3 log n

(Arifin, 2011, hlm. 242)

3. Menentukan panjang kelas interval (p), secara ancer-ancer ditentukan oleh aturan :

p = rentang

banyak kelas

(Sudjana, 2013, hlm. 47)

4. Setelah ditentukan panjang kelas interval, kemudian langkah selanjutnya adalah menyusun daftar distribusi frekuensi :

(43)

52

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Daftar Distribusi Frekuensi

X Fi xi Fi xi (xi−x) (Fi (xi−x)2

(Sudjana, 2013, hlm. 47) 5. Menghitung Mean

(Wachidah, 2013, hlm. 43) 6. Simpangan baku

(Wachidah, 2013, hlm. 70)

7. harga baku (Z)

(Sudjana, 2013, hlm. 100)

Keterangan : Z = Harga baku K = Batas Kelas S = Simpangan Baku

= Mean

(44)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Li = L1 –L2

(Sudjana, 2013, hlm. 46)

Keterangan :

L1 = Nilai peluang baris atas L2 = Nilai peluang baris bawah

9. Chi Kuadrat (x2)

Adapun rumusnya adalah :

(Sudjana, 2013, hlm. 273)

Keterangan :

x2 = Chi Kuadrad hitung Ei = Frekuensi ekspektasi

= Data hasil pengamatan

Hasil perhitungan x2hitung selanjutnya dibandingkan dengan x2tabel dengan ketentuan:

1)Tingkat kepercayaannya 95% 2) Derajat kebebasannya (dk=k−1)

3)Apabila x2 hitung <x2tabel berarti data distribusi normal

3)Uji Homogenitas data

(45)

54

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

(Wachidah, 2013, hlm. 73) Keterangan :

xi = Tanda kelas

fi = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas xi 2. Harga satuan B dengan rumus :

B = (Log s2) ∑ (ni-1)

(Sudjana, 2013, hlm. 263) 3. Menghitung Xhitung

X2 = (In 10) {B - ∑(ni-1) Log si2

(Sudjana, 2013, hlm. 263)

Keterangan :

In 10 = 2.3026 disebut “logaritma asli dari bilangan 10”.

4. Menghitung derajat kebebasan (dk)

dk = (1-

) (k-1)

(Sudjana, 2013, hlm. 263)

5. Tolak H0 jika X2 ≥ X2(1-(1-

) (k-1)

(Sudjana, 2013, hlm. 263)

4) Uji Hipotesis

(46)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1. Menghitung uji-t

(Wachidah, 2013, hlm. 83) 2. Menentukan derajat kebebasan

dk = n1+n2 -1

(Wachidah, 2013, hlm. 85) 3. Penarikan kesimpulan :

H0 ditolak jika t > -t dimana t1- ;dk =n1+n2-2

(47)

114

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan :

1) Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas eksperimen 1 dengan menggunakan metode debat cukup tinggi. Ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran debat efektif digunakan dalam mata pelajaran Sosiologi karena dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

2) Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas eksperimen 2 dengan menggunakan metode pembelajaran Number Heads Together (NHT) juga cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Number Heads Together (NHT) juga efektif digunakan dalam mata pelajaran Sosiologi karena dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

3) Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional berada pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa metode konvensional kurang efektif jika digunakan dalam pembelajaran mata pelejaran Sosiologi karena kurang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

(48)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

menggunakan metode debat lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

5) Berdasarkan hasil uji hipotesis di kelas eksperimen 2 yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT) dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah, menunjukkan hasil bahwa kemampuan berpikir kritis siswa di kelas eksperimen 2 lebih baik di bandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Dengan demikian, metode konvensional kurang efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

6) Berdasarkan hasil uji hipotesis yang membandingan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas eksperimen 1 yang menggunakan metode debat dengan kelas eksperimen 2 yang menggunakan metode Number Heads Together (NHT), menunjukkan hasil bahwa tidak ada perbedaan diantara kedua metode tersebut dalam meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa.

B. Implikasi

Merujuk pada temuan penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan simpulan yang telah dipaparkan diatas, maka implikasinya adalah :

a) Meningkatnya kemampuan berpikir kritis di kelas eksperimen 1 dengan menggunakan metode debat dan kelas eksperimen 2 dengan menggunakan metode Number Heads Together (NHT) relatif cukup tinggi, maka hal ini berimplikasi pada peningkatan kualitas pembelajaran sosiologi terutama dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas dan berimplikasi pada pentingnya peran guru dalam mempersiapkan perencanaan pembelajaran dengan baik

(49)

116

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

sangat membosankan dan paradigma guru dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat.

c) Meningkatkatnya kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode debat dan Number Heads Together (NHT), maka hal ini berimplikasi pada peran guru dalam meningkatkan kerjasama dengan guru lain dengan cara berkolaborasi dengan guru mata pelajaran sosiologi yang lainnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas

C. Rekomendasi

1) Bagi Siswa

a) Siswa hendaknya dapat meningkatkan kemampuan kerjasama dengan siswa lain dalam memecahkan masalah yang dihadapi

b) Siswa hendaknya dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran Sosiologi

c) Siswa hendaknya dapat mengembangkan sikap saling menghargai pendapat siswa lain, meskipun berlawanan dengan pendapatnya.

d) Siswa hendaknya dapat membedakan mana pendapat yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dan mana yang tidak.

2) Bagi Guru

a) Guru hendaknya dapat mendorong dan memotivasi siswa dalam pembelajaran di kelas

b) Guru hendaknya dapat merencanakan proses pembelajaran dengan sangat matang, agar tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat tercapai

(50)

Yuni Latifah, 2015

PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

d) Guru hendaknya dapat mengembangkan kemampuan dalam memanajemen kelas yang baik

3) Bagi Sekolah

a) Sekolah hendaknya dapat menjadikan metode Number Heads Together (NHT) dan metode debat sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas.

b) Sekolah hendaknya dapat memanfasilitasi guru untuk mengikuti pelatihan tentang metode pembelajaran yang inovatif, khususnya metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam diri siswa, mengingat selama ini guru hanya mengandalkan metode ceramah saja dalam mengajar di kelas.

4) Bagi Peneliti Selanjutnya

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Jumlah siswa SMAN 1 Lembang
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI: Survey Pada Peserta Didik Kelas X IIS Di SMA Negeri 16

Dalam rangka mendukung Visi dan Misi Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang akademik sehingga mampu menciptakan Sumber Daya Manusia yang handal, berdaya saing, cerdas, inovatif

Sonny Keraf membedakan ilmu filsafat menjadi 5 cabang besar: (1) metafisika atau ilmu tentang yang ada sebagai ada; (2) epistemologi atau filsafat ilmu pengetahuan; (3) etika

Secara keseluruhan, dukungan dan kontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat lokal adalah upaya agar kehadiran operasi Indika Energy memberikan manfaat yang bernilai bagi

Hasil analisis ragam (Anova) menunjukkan bahwa kelompok perlakuan suhu pengeringan dan faktor perlakuan formulasi ukuran berpengaruh nyata terhadap persen inhibisi

Interval atau selang adalah suatu himpunan bagian tidak kosong dari himpunan bilangan riil R yang memenuhi suatu ketidaksamaan

Piutang dagang harus disajikan di dalam neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca3. Piutang dagang disajikan di dalam neraca dalam jumlah

[r]