DEBY MEGASARI WH 2014017135/4A2
AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN:
PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO PIUTANG USAHA
A. Konsep Dasar Siklus Pendapatan
Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti kompeten yang cukup tentang tiap asersi manajemen yang signifikan dalam laporan keuangan.
Terdapat beberapa Kelompok transaksi siklus pendapatan ialah : 1. Penjualan kredit
2. Penerimaan kas
3. Penyesuaian penjualan ( potongan penjualan, retur penjualan, cadangan retur penjualan, dan piutang tak tertagih).
Strategi audit pada siklus pendapatan Strategi audit yang sring dipakai adalah pendekatan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah (Low Assesed Level of Control Risk), dimana auditor lebih banyak mengandalkan pengujian pengendalian. Yang mendfasarinya adalah apabila auditor yakin bahwa struktur pengendalian intern klien sangat baik dan dapat mencegah dan mendeteksi salah saji, maka auditor perlu menguji kelayakan keyakinannya tersebut. Auditor akan menguji apakah struktur pengendalian intern tersebut memang layak diyakini efektivitasnya. Maka auaditor akan melaksanakan
pengujian pengendalian.
Untuk asersi hak dan kewajiban, pelaopran dan pengungkapan, auditor menggubakan primarily substantive approach, dimana auditor lebih banyak melakukan pengujian substantif, karena pada umumnya pengujian pengendalian tidak dapat diterapkan untuk asersi-asersi ini.
B. Pengujian Sebelum Tanggal Neraca
Sebelum membahas pengujian substantif terhadap piutang, perlu diketahui terlebih dahulu prinsip akuntansi yang lazim dalam penyajian piutang dan pengujian neraca berikut ini :
1. Piutang dagang harus disajikan di dalam neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Piutang dagang disajikan di dalam neraca dalam jumlah bruto dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang. 2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang dagang, harus dicantumkan penjelasannya di dalam neraca bahwa saldo piutang dagang tersebut adalah jumlah bersih (neto).
3. Jika piutang dagang bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya di dalam neraca.
4. Piutang dagang yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang pada tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar).
5. Jika jumlahnya material, piutang nondagang harus disajikan terpisah dari piutang dagang.
C. Penerepan Prosedur Audit
Prosedur Audit adalah tindakan yang di lakukan atau metode dan taknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan atau mengevaluasi bukti audit.
Jenis – Jenis Prosedur Audit • Prosedur Analitis
Terdiri dari kegiatan yang mempelajari dan membandingkan data yang memiliki hubungan.Prosedur analitis mengahsilkan bukti analitis.
• Menginspeksi
Meliputi kegiatan pemeriksaan secara teliti atau pemeriksaan secara mendalam atas dokumen catatan atau pemeriksaan fisik atas sumber-sumber berwujud. Dengan cara ini auditor dapat membuktikan keaslian suatu dokumen.
• Mengkonfirmasi
Hal ini bisa dilakukan secar lesan ataupun tertulis.Pertanyaan bisa dilakukan kepada sumber intern pada perusahaan klien atau pada pihak luar.
• Menghitung
Penerapan prosedur menghitung yang paling umum dilakukan adalah 1.melakukan perhitungan fisik atas barang-barang berwujud
2.menghitung dokumen bernomor tercetak
Tindaka yang pertama dimaksudkan untuk mengevaluasi bukti fisik dari jumlah yang ada di tangan sedangkan yang kedua merupakan cara untuk mengevaluasi bukti dokumen khususnya yang berkaitan dengan kelengkapan catatan akuntansi. • Menelusur
Yang biasa dilakukan adalah :
1. memilih dokumen yang di buat pada saat transaksi terjadi
2. menentukan bahwa dokumen pada transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat dalam catatan akuntansi.
• Mencocokkan ke dokumen Kegiatannya meliputi :
1. memilih ayat jurnal tertentu dalam catatan akuntansi
2. mendapatkan dan menginspeksi dokumen tanyg menjadi dasar pembuatan ayat jurnal tersebut untuk menentukan validasi dan ketelitian transaksi yang dicatat. • Mengamati
Aktivitas ini merupakan kegiatan rutin dari suatu tipe transaksi. • Melakukan ulang
Auditor juga bisa melakukan ulang beberapa aspek dalam proses transaksi tertentu untuk memastikan bahwa proses yang telah dilakukan klien sesuai dengan
prosedur dan kebijakan pengendalian yang telah di tetapkan. • Teknik audit berbantu computer
Penggolongan prosedur audit
• Prosedur untuk mendapatkan pemahaman • Pengajuan pengendalian
1. prosedur analitis