1Student of Agriculture Social Economics Major Agriculture Faculty 2Lecturer of Agriculture Social Economics Major Agriculture Faculty
VILLAGE TEENAGERS MOTIVATION TO WORK IN AGRICULTURAL SECTORS IN MERAK BATIN VILLAGE NATAR DISTRICT SOUTH
LAMPUNG REGENCY
ABSTRACT
BY
Dewi Amelia Rizki NH1, Begem Viantimala2, Muhammad Ibnu2 This research was purposed to know (1) village teenagers motivation level to work in agricultural sectors in South Lampung Regency (2) Factors that correlate with village teenagers motivation to work in agricultural sector in South
Lampung Regency. This research was conducted in Natar District South Lampung Regency.
This research was done on July 2010 until August 2010. Sample was determined according to estimation of proportion precision 10 % referring to Yamane s formula (2007). Sample on this research are 60 village teenagers who work in agricultural sectors. Correlation of variable ware testede by Rank Spearman.
Results of research show that (1) village teenagers motivation to work in agricultural sectors in Merak Batin Village Natar District South Lampung
Regency are high, (2) Factors that correlate with village teenagers motivation to work in agricultural sector are formal educating level, income level, land width and frequency of following communication extension.
MOTIVASI PEMUDA DESA BEKERJA DI SEKTOR PERTANIAN DI DESA MERAK BATIN KECAMATAN NATAR
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
ABSTRAK
Oleh
Dewi Amelia Rizki NH1, Begem Viantimala2, Muhammad Ibnu3
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Tingkat motivasi pemuda desa bekerja di sektor pertanian di Lampung Selatan, (2) Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi pemuda desa bekerja di sektor pertanian di Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2010 sampai dengan Agustus 2010. Penentuan jumlah sampel dilakukan berdasarkan pada pendugaan proporsi populasi dengan pertimbangan presisi 10%. Penentuan sampel ini merujuk pada rumus Yamane (2007). Sampel dalam penelitian ini adalah 60 pemuda desa yang bertani padi sawah. Hubungan antar variabel diuji dengan menggunakan uji analisis Korelasi Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Motivasi pemuda desa bekerja di sektor pertanian di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan termasuk ke dalam klasifikasi tinggi, (2) Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi pemuda desa bekerja di sektor pertanian adalah tingkat pendidikan formal, tingkat pendapatan, luas lahan garapan dan frekuensi mengikuti penyuluhan.
Keywords : Motivasi, Pemuda dan bekerja.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Merak Batin Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan tentang motivasi pemuda desa bekerja di sektor pertanian
dapat disimpulkan bahwa:
1. Motivasi pemuda desa bekerja di sektor pertanian di Desa Merak Batin Kecamatan
Natar Kabupaten Lampung Selatan termasuk ke dalam klasifikasi tinggi dengan
modus 10,69. Hal ini menunjukkan bahwa pemuda sudah memiliki kemauan untuk
bekerja di sektor pertanian.
2. Tingkat pendidikan formal, tingkat pendapatan, luas lahan garapan dan frekuensi
mengikuti penyuluhan memiliki hubungan sangat nyata dengan motivasi pemuda desa
bekerja di sektor pertanian. Sedangkan pengalaman berusahatani, dan tingkat
kekosmopolitan tidak berhubungan nyata dengan motivasi pemuda desa bekerja di
sektor pertanian.
B. Saran
Berdasarkan permasalahan dan uraian di atas, maka saran yang dapat diberikan oleh
peneliti adalah :
1. Pemuda desa sebaiknya dilibatkan secara aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan pertanian, seperti penyuluhan rutin yang disampaikan oleh
penyuluh pertanian lapangan, sehingga pemuda lebih banyak mendapatkan informasi
seputar pertanian dan termotivasi untuk mencari informasi tentang pertanian melalui
surat kabar, televisi, radio nserta berhubungan langsung dengan pihak-pihak pertanian.
kabar dan dinas-dinas yang terkait dengan bidang pertanian sehingga pemuda lebih
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang
memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Dengan adanya sumber daya alam yang
melimpah dan sumber saya manusia yang menuju professional maka potensi-potensi ekonomi
yang ada dapat meningkatkan devisa negara. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia
harus mulai mengantisipasi persaingan ekonomi yang semakin ketat di segala bidang dan
perlu adanya usaha untuk menggali sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan
perekonomian nasional, salah satu sektor yang berpotensi adalah sektor pertanian.
Boediono (2009) menilai sektor perekonomian Indonesia saat ini masih belum berjalan
terpadu dengan dengan pola perekonomian nasional. Sektor yang menafkahi puluhan juta
rakyat Indonesia ini justru cenderung masih berjalan sendiri. Di negara-negara maju sektor
pertanian merupakan bagian penting yang telah disinergikan dengan sektor manufaktur,
sehingga komoditas yang dihasilkan tak hanya berbentuk bahan mentah agrikultural tapi juga
hasil olahan yang menghasilkan nilai tambah lebih. Indonesia memiliki semua hal tentang
pertanian. Baik dari sumberdaya alam dan sumber daya manusia.
Pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Selain
sebagai penyedia lapangan kerja, sektor pertanian juga berperan sebagai sumber penyedia
bahan baku dan sumber devisa negara. Sektor pertanian diharapkan dapat tumbuh dengan
percepatan yang tinggi sehingga pembangunan pertanian diarahkan untuk dapat memecahkan
masalah-masalah ekonomi nasional yaitu penyediaan pangan, peningkatan bahan baku
industri, peningkatan penerimaan devisa, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan
unggulan bagi Indonesia dengan memanfaatkan sumber daya potensial di bidang pangan,
holtikultura dan perkebunan. Berdasarkan data yang diperoleh, Indonesia memiliki peringkat
pertama di dunia pada komoditas lada, peringkat kedua dunia komoditas sawit dan karet,
peringkat ketiga dunia komoditas beras, kakao dan lada hitam. Dilihat dari data tersebut,
maka tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam di bidang pertanian
yang potensial, sehingga mampu meningkatkan devisa negara (Apriyantono, 2009)
Sektor pertanian akan lebih berperan lagi bagi perkembangan sektor industri kalau sektor
pertanian sebagai pemasok bahan baku di sektor industri tersebut memenuhi persyaratan
seperti tepat waktu, tempat, bentuk, jumlah, dan harga.
Sektor pertanian menjadi semakin penting ketika bangsa Indonesia mengalami krisis ekonomi
yang berkepanjangan, karena mampu bertahan dari krisis yang melanda. Kondisi ini juga
dapat dibuktikan dengan lebih tingginya penyerapan tenaga kerja sektor pertanian
dibandingkan dengan sektor industri dan jasa (Setiasih, 2008)
Lampung merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya
bermata pencaharian di bidang pertanian. Rincian jumlah penduduk Propinsi Lampung yang
bekerja menurut sektor usaha dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah penduduk yang bekerja menurut sektor usaha di Propinsi Lampung tahun 2007 2008.
Sektor Usaha
Tahun
2007 2008
Jiwa Persentase Jiwa Persentase
Pertanian Pertambangan Industri
Listrik, gas dan cair Bangunan
Perdagangan Angkutan Bank/Keuangan Jasa
2.781.003 16.653 253.963 4.163 116.569 754.495 145.712 8.326 358.032
62,65 0,37 5,72 0,09 2,63 17,00
3,28 0,20 8,06
2.808.538 16.818 258.477 4.204 117.723 761.965 147.155 8.408 361.576
62,62 0,38 5,76 0,10 2,62 17,00
Jumlah 4.438.916 100,00 4.484.864 100,00
Sumber: Dinas Tenaga Kerja Propinsi Lampung tahun 2008.
Tabel 1 menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian khususnya Propinsi
Lampung masih menempati urutan teratas yaitu sebesar 62,65% di tahun 2007 dan
mengalami penurunan ditahun 2008 sebesar 62,62%. Walaupun persentase penduduk yang
bekerja di sektor pertanian menurun, tetapi pertanian tetap menjadi sektor usaha tertinggi
yang diminati masyarakat Propinsi Lampung. Sektor pertanian memberikan sumbangan
terbesar dalam penyediaan lapangan pekerjaan kemudian diikuti sektor perdagangan dan jasa
dibandingkan dengan sektor lainnya.
Penduduk Propinsi Lampung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Peningkatan
jumlah penduduk setiap tahunnya, akan diikuti dengan peningkatan jumlah tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja penduduk Propinsi Lampung menurut kabupaten/kota berdasarkan jenis
kelamin tahun 2007 dan 2008 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah tenaga kerja Provinsi Lampung menurut kabupaten/kota berdasarkan jenis kelamin tahun 2007--2008.
Kabupaten Tahun 2007 2008 Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa) 1. Lampung Barat
2. Tanggamus 3.Lampung Selatan 4. Lampung Timur 5. Lampung Tengah 6. Lampung Utara 7. Way Kanan 8. Tulang Bawang 9. Bandar Lampung 10. Kota Metro
209.332 420.016 681.986 466.919 566.049 288.728 186.723 394.059 407.867 63.533 188.123 389.962 616.455 437.551 536.442 278.020 177.284 357.324 403.633 62.803 397.455 809.978 1.298.441 904.470 1.102.491 566.748 364.007 751.383 811.500 125.336 211.305 424.174 688.738 471.552 571.653 291.586 188.571 397.860 411.905 64.163 189.985 393.623 622.558 441.883 541.753 280.693 179.134 360.869 407.629 63.424 401.290 817.797 1.311.296 913.435 1.113.406 572.279 367.705 758.729 819.534 127.587 Jumlah 3.685.212 3.447.597 7.132.809 3.721.507 3.481.681 7.203.188
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang paling banyak terdapat di Kabupaten
Lampung Selatan sebesar 1.298.441 jiwa di tahun 2007 dan terus bertambah di tahun 2008
yaitu sebesar 1.311.296 jiwa, kemudian diikuti oleh Kabupaten Lampung Tengah sebesar
1.102.491 jiwa di tahun 2007 dan sebanyak 1.113.406 di tahun 2008.
Banyaknya tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin per kecamatan di Kabupaten Lampung
Selatan pada tahun 2007 dan 2008 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Banyaknya tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin per kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2007--2008.
Kecamatan Tahun 2007 2008 Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa) 1. Padang Cermin
2. Punduh Pidada 3. Kedondong 4. Way Lima 5. Gedong Tataan 6. Negeri Katon 7. Tegineneng 8. Natar 9. Jati Agung 10. Tanjung Bintang 11. Katibung
12. Merbabu Mataram 13. Sidomulyo 14. Candipuro 15. Kalianda 16. Rajabasa 17. Palas 18. Sragi 19. Penengahan 20. Ketapang 44.734 14.549 32.411 17.237 44.734 34.070 27.588 78.275 48.335 48.633 43.853 25.664 40.033 26.572 42.383 12.611 28.431 17.165 30.745 23.850 39.790 13.091 29.574 16.072 42.770 31.598 25.457 60.574 44.016 45.330 40.511 23.872 37.443 24.514 38.132 11.463 26.580 15.968 27.748 22.088 84.524 27.640 61.985 33.309 87.504 65.668 53.045 138.849 92.351 93.963 84.384 49.536 77.476 51.086 80.515 24.074 55.011 33.133 58.493 45.938 45.177 14.683 32.769 17.407 45.175 34.407 27.861 79.030 48.813 49.114 44.187 25.918 40.429 26.835 42.803 12.813 28.712 17.235 31.046 24.086 40.183 13.221 29.920 16.232 43.193 31.192 25.709 61.173 44.441 45.779 40.989 24.108 37.813 24.756 38.509 11.576 26.843 16.126 28.022 22.306 85.360 27.904 62.689 33.639 88.368 65.599 53.570 140.203 93.254 94.893 85.176 50.026 78.242 51.591 81.312 24.389 55.555 33.361 59.068 46.392
Jumlah 681.848 616.593 1.298.441 688.500 622.091 1.310.591
Sumber: BPS Lampung Selatan dalam angka tahun 2008 (data diolah).
Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang paling banyak terdapat di Kecamatan
Natar yaitu sebanyak 138.849 jiwa di tahun 2007 dan terus meningkat di tahun 2008 yaitu
adalah Kecamatan Tanjung Bintang yaitu sebanyak 93.963 jiwa di tahun 2007 dan 94.893
jiwa di tahun 2008. Jumlah tenaga kerja terbanyak ketiga di Kabupaten Lampung Selatan
adalah Kecamatan Jati Agung yaitu sebanyak 92.351 jiwa di tahun 2007 dan 93.254 jiwa di
tahun 2008. Jumlah penduduk di Kecamatan Natar merupakan yang terbanyak dibandingkan
dengan kecamatan-kecamatan lain yang ada di Kabupaten Lampung Selatan. Jumlah tenaga
kerja dari tahun 2007 2008 di Kabupaten Lampung Selatan mengalami peningkatan.
Bertambahnya jumlah tenaga kerja setiap tahunnya harus diimbangi dengan lapangan kerja
baru sehingga tidak menimbulkan jumlah pengangguran pada usia produktif yang tinggi.
Jumlah penduduk tenaga kerja menurut desa berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Natar
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah tenaga kerja menurut desa berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Natar tahun 2008. Desa Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa) 1. Hajimena 2. Sidosari 3. Pemanggilan 4. Natar
5. Merak Batin
6. Kerawang Sari
7. Muara Putih
8. Tanjung Sari
9. Negara Ratu
10. Rejosari
11. Bumisari
12. Candimas
13. Pancasila
14. Sukadamai
15. Bandar Rejo
16. Purwosari
17. Rulung Raya
18. Brantiraya
19. Haduyang
20. Banjarnegeri
21. Mandah
22. Rulung Helok
5.705 1.626 3.226 7.321 9.311 1.721 2.633 3.539 5.604 2.589 3.906 5.023 1.282 3.022 1.325 2.427 2.426 4.813 3.033 2.267 2.117 4.114 4.499 1.097 2.540 5.613 7.614 1.281 1.838 2.929 4.294 1.788 3.327 4.458 1.002 2.110 1.141 1.310 2.121 4.159 2.235 1.611 1.025 3.181 10.204 2.723 5.766 12.934 16.925 3.002 4.471 6.468 9.898 4.377 7.233 9.481 2.284 5.132 2.466 3.737 4.547 8.972 5.627 3.878 3.142 7.295
Jumlah 79.030 61.173 140.203
Tabel 4 menunjukkan bahwa Desa Merak Batin merupakan desa yang memiliki jumlah
tenaga kerja tertinggi dibandingkan dengan desa lainnya di Kecamatan Natar Kabupaten
Lampung Selatan yaitu sebanyak 16.925 jiwa dan diikuti oleh Desa Natar dengan jumlah
tenaga kerja 12.934 jiwa kemudian Desa Hajimena yaitu 10.204 jiwa dari total keseluruhan
tenaga kerja 140.203 jiwa. Jumlah tenaga kerja tersebut terbagi dalam beberapa bidang
usaha. Rincian jumlah penduduk menurut bidang pekerjaan tahun 2007 2008 di Desa
Merak Batin Kecamatan Natar dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rincian jumlah penduduk menurut bidang pekerjaan di Desa Merak Batin Kecamatan Natar tahun 2007 2008.
Bidang Pekerjaan
2007 2008
Jiwa Persentase Jiwa Persentase
Pertanian Perdagangan Industri Jasa Wirausaha Perkantoran
5.007 1.502 875 648 1.475 3.853
37,48 11,24 6,54 4,85 11,05 28.84
5.061 1.728 1.021 736 1.482 4.021
36.03 12,29 7,27 5,24 10,54 28,63
Jumlah 13.360 100,00 14.049 100,00
Sumber : Profil Desa Merak Batin tahun 2008.
Tabel 5 menunjukkan sektor pertanian merupakan bidang usaha dominan di Desa Merak
Batin dengan jumlah 5.007 jiwa (37,48%) ditahun 2007 dan mengalami peningkatan jumlah
jiwa di tahun 2008 sebesar 5.061 walaupun mengalami penurunan persentase sebesar
36,03%, sektor pertanian tetap sebagai bidang pekerjaan yang banyak menyerap tenaga kerja.
Rincian jumlah pemuda yang bekerja di sektor pertanian, non pertanian dan pengangguran
tahun 2007--2008 di Desa Merak Batin dapat dilihat pada Tabel 6.
Bidang Pekerjaan
Tahun
2007 2008
Jiwa Persentase Jiwa Persentase
Pertanian Non pertanian Pengangguran
285 237 259
36,50 30,34 33,16
240 284 279
30,00 35,36 34,74
Jumlah 781 100.00 803 100,00
Sumber : Profil Desa Merak Batin, tahun 2008
Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah pemuda yang bekerja di sektor pertanian di di tahun
2007 memiliki persentase terbesar yaitu sebesar 36,50% dengan jumlah pemuda 285 jiwa.
Jumlah tersebut merupakan jumlah terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya yaitu sektor
non pertanian dan pengangguran. Tetapi dapat dilihat pada tahun 2008, pemuda yang bekerja
di sektor pertanian mengalami penurunan sampai dengan 6,50% menjadi 30,00% dengan
jumlah pemuda 240 jiwa.
Jumlah pemuda yang bekerja di sektor pertanian berdasarkan dusun di Desa Merak Batin
Tabel 7. Jumlah pemuda yang bekerja di sektor pertanian berdasarkan dusun di Desa Merak Batin tahun 2008 (Jiwa).
Nama Dusun Jumlah Kepala
Keluarga Laki-Laki Perempuan Pemuda
Merakbatin Induk Srikaton Pasar Lama Citerep Tanjung Seneng Tanjung Waras Banjarejo Kaliasin I Kaliasin II Banjar Sari I Banjar Sari II
412 139 228 444 332 796 536 466 422 432 186 906 284 476 892 732 1.649 1.130 1.009 902 893 203 769 174 360 792 569 1.426 976 839 780 657 272 -17 26 38 49 74 36
Jumlah 4.393 9.311 7.614 240
Sumber : Profil dan Sejarah Desa, tahun 2008 (data diolah)
Tabel 7 menunjukkan jumlah pemuda desa yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 240
jiwa yang tersebar di enam dusun di Desa Merak Batin yaitu Dusun Tanjung Waras, Dusun
Bandar Rejo, Dusun Kaliasin I, Dusun Kaliasin II, Dusun Banjar Sari I dan Dusun Banjar
Sari II. Dari sebelas dusun yang terdapat di Desa Merak Batin, yang memiliki areal pertanian
hanya terdapat enam dusun. Dari Tabel 7 ini juga terlihat bahwa pemuda yang bekerja di
sektor pertanian jumlahnya hanya mencapai 2,57% dari total keseluruhan tenaga kerja
laki-laki di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
Tumbuhnya generasi baru atau golongan usia muda berhubungan erat dengan perubahan
sosial yaitu dapat menimbulkan masalah dalam hal penyediaan lapangan kerja dan alokasi
peran sosial karena pemuda merupakan bagian dari sistem sosial. Akan tetapi tumbuhnya
generasi baru memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengadakan regenerasi
(Abdullah, 1991)
Salah satu penyebab menurunnya produksi pertanian adalah kurangnya sumber daya manusia
yang tertarik mengembangkan usahatani di sektor pertanian. Dalam pencapaian
utama. Sebagai faktor penggerak utama sektor pertanian, keberadaan sumber daya manusia
yang potensial di pedesaan harus dipertahankan. Terjadinya pengurangan sumber daya
manusia terutama generasi muda, dapat menjadi ancaman bagi keberlangsungan sektor
pertanian di Indonesia. Terjadinya pergeseran struktur ekonomi nasional dari sektor
pertanian ke sektor industri telah memacu migrasi sumber daya manusia di desa untuk
bekerja di sektor industri, sehingga pada akhirnya akan terjadi pengurangan tenaga kerja di
pedesaan khususnya di sektor pertanian. Sebaliknya akan terjadi penumpukan tenaga kerja di
perkotaan (Setiasih, 2007).
Pengembangan sektor industri hendaknya sejalan dan memperhatikan sektor pertanian.
Artinya, industri yang dikembangkan lebih banyak industri pengolahan hasil dan industri
penyediaan sarana produksi. Pentingnya pengembangan industri yang berhulu pada sektor
pertanian adalah untuk memotivasi petani agar terus meningkatkan produksi. Bertambahnya
industri pengolahan berarti pula menambah peluang pasar bagi komoditi pertanian. Hal
tersebut akan menambah jumlah angkatan kerja di bidang pertanian termasuk para pemuda
untuk termotivasi di bidang pertanian.
Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan memiliki luas wilayah
878,86 ha dengan jumlah penduduk di tahun 2008 yaitu sebesar 16.925 jiwa dari 4.393 KK.
Sebagian besar penduduk desa Merak Batin bermata pencaharian sebagai petani. Desa
Merak batin termasuk daerah yang bertanah potensial untuk menghasilkan tanaman pangan,
dengan curah hujan antara 200-300 mm/ tahun dan suhu rata-rata 20-240C. Tanaman yang diusahakan di Desa Merak Batin adalah sektor tanaman pangan, sektor perkebunan dan
sektor peternakan.
Pemuda desa dengan segala potensinya merupakan sumber daya yang sangat penting dalam
pelaksanaan program pembangunan pertanian di pedesaan. Pemuda sebagai generasi penerus
tua khususnya di bidang pertanian. Akan tetapi tidak sedikit pemuda yang lebih memilih
bekerja di luar sektor pertanian. Sebagian pemuda di pedesaan menghindari pekerjaan di
sektor pertanian karena pada umumnya bertani adalah pekerjaan yang kurang bergengsi,
melelahkan hanya cocok untuk generasi tua dan hasilnya pun relatif sedikit, namun sebagian
menganggap pekerjaan di sektor pertanian sebagai suatu warisan budaya yang sangat
mengesankan dan warisan profesi turun menurun dari keluarga yang tidak dapat dipisahkan
dari suatu keluarga di pedesaan. Hal ini sangat bermanfaat bila para pemuda desa memiliki
motivasi yang cukup untuk ikut serta dalam kegiatan usahatani yang dikelola oleh orang
tuanya. Semakin tinggi motivasi pemuda desa bekerja di sektor pertanian akan dapat
membantu meningkatkan produksi usahatani yang dikelola oleh keluarga petani.
Di Desa Merak Batin hanya terdapat 2,57% pemuda yang bekerja di sektor pertanian dari
total keseluruhan tenaga kerja laki-laki yang bekerja di sektor pertanian. Hal ini tentunya
berkaitan dengan motivasi pemuda desa untuk bekerja di sektor pertanian. Berdasarkan
fenomena ini, penulis tertarik untuk meneliti motivasi pemuda Desa Merak Batin bekerja di
sektor pertanian.
Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat motivasi pemuda desa yang bekerja di sektor pertanian di Desa Merak
Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan motivasi pemuda desa yang bekerja
di sektor pertanian di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan?
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Tingkat motivasi pemuda desa bekerja di sektor pertanian di Desa Merak Batin
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi pemuda desa bekerja di sektor
pertanian di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
C. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian yang diharapkan dapat berguna sebagai:
1. Bahan pengembangan ilmu dan referensi bagi penelitian sejenis
2. Wahana pembelajaran penulis yang di dapat dari bangku kuliah dengan yang ada di
lapangan.
3. Bahan informasi bagi dinas pertanian atau instansi yang terkait dalam pengambilan