HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PERILAKU
MENGKONSUMSI MINUMAN BERENERGI
PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK
DI KLINIK TRIO HUSADA MALANG
SKRIPSI
OLEH :
RIO HARDIATMA
NIM : 09060018
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Rio Hardiatma.
Nim : 09060018
Jurusan : Progaram studi Ilmu Keperawatan, FIKES UMM
Judul Skripsi : Hubungan Antara Motivasi dengan Perilaku Mengkonsumsi Minuman Berenergi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Klinik Trio Husada Malang.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tuliasan atau pikiran saya sendiri. Apabila kemudidan hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.
Malang, 26 Februari 2013 Yang membuat pernyataan,
Rio Hardiatma
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Dan Perilaku Mengkonsumsi Minuman Berenergi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik“.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya dengan hati yang tulus kepada :
1. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Nurul Aini, S.Kep.Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dr.Nurul Mahmudati, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti. 4. Tutu April Ariani, SKp, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan hingga terseleseikanya skripsi ini.
5. Kedua orang tuaku, yang telah memberikan semangat, doa dan bantuanya baik dalam moril, material, spiritual kepada anaknya selama menempuh pendidikan.
7. Teman – teman PSIK khususnya angkatan 2009.
8. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Dan semua pihak yang telah membantu penyeleseian skripsi ini, mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan langkah – langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua, Amin.
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Malang, 19 Januari 2014
The Relationship Between Motivation With Behavior of Consuming Energy Drink At Chronic Renal Failure Patients.
Rio Hardiatma1, Dr. Nurul Mahmudati, M.Kes2, Tutu Ariani, SKp, M.Kes3
ABSTRACT
Background: Chronic renal failure patients in Indonesia increase continuously, and also with the increasing consumers in consuming the energy drink in Indonesia. The hard work needs more energy to work, it encourage the motivation to consume energy drink, the lack information about the danger of consuming energy drink cause the behavior of consuming energy drink that exceed the safety limit > sachet per day. From the bad behavior of consuming energy drink then the effects of nephrotoxic at the composition of energy drink will impact to the renal organ and will damage the functions of renal organ that cause the event of chronic renal failure (Kram, 2001).
Method: The used research design in the research is descriptive analytic. Sample of the research of 20 patients. The sampling technique in the research uses purposive sampling. The used variable is patient motivation as the independent variable and behavior of consuming energy drink as the dependent variable. Data analysis is Chi Square with significance level of 0.010.
Results: The correlation of Chi Square obtained p value of <0.05 (0.032 < 0.05) then H1 is accepted, there is significant relation between motivation
and the behavior of consuming energy drink at the chronic renal failure. Conclusion: There is significant relation between motivation and the behavior of consuming energy drink at the patients of chronic renal failure at Clinic of Trio Husada Malang.
Keywords: Motivation, consuming behavior, energy drink, chronic renal failure
1. Student Program Study of Nursing, Faculty of Health Science, Muhammadiyah University. Malang.
Hubungan Antara Motivasi Dengan Perilaku Mengkonsumsi Minuman
Berenergi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
Rio Hardiatma1, Dr.Nurul Mahmudati, M.Kes2, Tutu April Ariani, SKp,M.Kes3
INTISARI
Latar belakang : Pasien gagal ginjal kronik di Indonesia terus bertambah banyak, begitu juga dengan meningkatnya jumlah konsumen dalam mengkonsumsi minuman berenegi di Indonesia. Pekerjaan yang berat pasti membutuhkan energi lebih untuk bekerja, itu yang menjadi kebutuhan timbulnya motivasi untuk mengkonsumsi minuman berenergi . kurangnya informasi tentang bahaya mengkonsumsi minuman berenergi menyebabkan timbulnya perilaku mengkonsumsi minuman berenergi yang melebihi batas aman yaitu >3 sachet perhari. Dari perilaku mengkonsumsi minuman berenergi yang buruk maka efek dari zat nefrotoksik yang berada di komposisi minuman berenergi akan berdampak pada organ ginjal dan akan merusak fungsi organ ginjal sehingga menyebabkan terjadinya gagal ginjal kronik (Kram, 2001). Metode : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 pasien. Tekhnik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Variabel yang digunakan yaitu motivasi pasien sebagai variabel independen dan perilaku mengkonsumsi minuman berenergi sebagai variabel dependen. Analisa data yang digunakan adalah dengan uji Chi Square dengan taraf signifikansi 0,010.
Hasil : korelasi Chi Square didapatkan nilai p < 0,05 (0,032 < 0,05 ) maka H1
diterima, terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan perilaku mengkonsumsi minuman berenergi pada pasien gagal ginjal kronik.
Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan perilaku mengkonsumsi minuman berenergi pada pasien gagal ginjal kronik di Klinik Trio Husada Malang
Kata Kunci : Motivasi, perilaku mengkonsumsi, minuman berenergi, gagal ginjal kronik.
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
INTISARI ... x
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Umum ... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1 Bagi Keluarga / Masyarakat ... 5
1.4.2 Bagi Peneliti ... 5
1.4.2 Bagi Perawat ... 5
1.5 Keaslian Penelitian ... 6
1.6 Batasan Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi ... 8
2.1.1 Definisi Motivasi ... 8
2.1.2 Jenis – jenis Motivasi ... 8
2.1.3 Klasifikasi Motivasi ... 11
2.1.4 Tujuan Motivasi ... 12
2.1.5 Unsur – unsur Motivasi ... 12
2.1.5 Fungsi Motivasi ... 13
2.2 Perilaku ... 14
2.2.1 Pengertian Perilaku ... 14
2.2.2 Domain Perilaku ... 15
2.2.3 Bentuk – bentuk Perubahan Perilaku ... 15
2.1.4 Klasifikasi Perilaku ... 16
2.2.5 Faktor – factor yang Berperan Dalam Pembentukan Perilaku .... 17
2.2.6 Strategi Perubahan Perilaku ... 19
2.2.7 Determinan Perilaku ... 20
2.2.8 Perilaku Kesehatan ... 22
2.2.9 Factor yang Mempengaruhi Karakteristik Perilaku Konsumen .. 23
2.3 Minuman Berenergi ... 31
2.3.2 Komposisi Minuman Berenergi ... 31
2.3.3 Efek Minuman Berenergi ... 36
2.4 Gagal Ginjal Kronik ... 41
2.4.1 Pengertian Gagal Ginjal Kronik ... 41
2.4.2 Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik ... 41
2.4.3 Etiologi Gagal Ginjal Kronik ... 42
2.4.4 Patofisiologi Gagal Ginjal Kronik... 44
2.4.5 Manifestasi Klinik Gagal Ginjal Kronik ... 46
2.4.6 Perjalanan Klinik Gagal Ginjal Kronik ... 47
2.4.7 Komplikasi Gagal Ginjal Kronik ... 48
2.4.8 Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik ... 48
2.5 Konsep Hubungan Antara Motivasi Dengan Perilaku Mengkonsumsi Minuman Berenergi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik ... 49
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ... 50
3.2 Hipotesis Penelitian ... 51
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 52
4.2 Kerangka Penelitian ... 53
4.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 54
4.3.1 Populasi ... 54
4.3.2 Teknik Sampling ... 54
4.3.3 Sampel ... 54
4.4 Variabel Penelitian ... 55
4.4.1 Variabel Bebas (X) ... 55
4.4.2 Variabel Terikat (Y) ... 55
4.5 Definisi Operasional ... 55
4.6 Tempat Penelitian dan waktu Penelitian ... 56
4.7 Instrumen Penelitian ... 56
4.7.1 Lembar Koesioner ... 56
4.7.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 57
4.8 Prosedur Penelitian ... 58
4.8.1 Tahap Persiapan ... 58
4.8.2 Tahap Pelaksanaan ... 59
4.8.3 Tahap Pengumpulan Data ... 59
4.8.4 Tahap Pengolahan Data ... 60
4.9 Teknik Analisis Data ... 61
4.10 Etika Penelitian ... 62
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Responden ... 64
5.1.1 Usia ... 64
5.1.2 Jenis Kelamin ... 65
5.1.3 Pendidikan ... 65
5.1.4 Lama Mengkonsumsi ... 66
5.1.5 Pekerjaan ... 68
5.2 Analisa Data ... 69
5.2.1 Motivasi Responden Dalam Mengkonsumsi Minuman Berenergi ... 69
5.2.2 Perilaku Responden Dalam Mengkonsumsi Minuman Berenergi ... 70
5.2.3 Hubungan Motivasi Dengan Perilaku Dalam Mengkonsumsi Minuman Berenergi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik ... 71
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Interprestasi Hasil dan Diskusi ... 75
6.1.1 Karakteristik Responden ... 75
6.1.2 Motivasi Responden Mengkonsumsi Minuman Berenergi ... 79
6.1.3 Perilaku Responden Mengkonsumsi Minuman Berenergi ... 80
6.1.4 Hubungan Antara Motivasi Dengan Perilaku Mengkonsumsi Minuman Berenergi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Klinik Trio Husada Malang ... 81
6.2 Keterbatasan Penelitian ... 84
6.3 Implikasi Keperawatan ... 84
BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan ... 87
7.2 Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Konsumsi Minuman Berenergi di Indonesia Tahun 2002 – 2009 ... 2 Tabel 4.1 Tabel Penjabaran Variabel Berdasarkan Instrumen dan Skala
Pengukuran ... 55 Tabel 4.2 Tabel Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 61 Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Statistik Karakteristik Usia Responden ... 64 Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Data Statistik Responden Terhadap
Lama Mengkonsumsi Minuman Berenergi ... 67 Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Data Statistik Crosstab Motivasi Dengan
Perilaku Responden Dalam Mengkonsumsi
Minuman Berenergi ... 72 Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Data Statistik Uji Chi-Square dan
Uji Fisher`s Exact test Antara Motivasi Dengan Perilaku
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 25
Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian ... 50
Gambar 4.1 Skema Penelitian Case Control (Retrospective) ... 52
Gambar 4.2 Skema Penelitian Antara Motivasi dengan Perilaku Mengkonsumsi Minuman Berenergi Pada Pasien GGK ... 53
Gambar 5.1 Karakteristik Jenis Kelamis Responden ... 65
Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 66
Gambar 5.3 Lama Responden Mengkonsumsi Minuman Berenergi ... 67
Gambar 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 68
Gambar 5.5 Jumlah Konsumsi Minuman Berenergi Perhari ... 69
Gambar 5.6 Gambaran Motivasi Reponden Dalam Mengkonsumsi Minuman Berenergi ... 70
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 93
Lampiran 2 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ... 94
Lampiran 3 Surat Persetujuan Responden ... 95
Lampiran 4 Kuisioner Penelitian ... 96
Lampiran 5 Data Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas ... 100
Lampiran 6 Data Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ... 101
Lampiran 7 Data Statistik Uji Chi-Square ... 105
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian... 106
Lampiran 9 Lembar Konsultasi ... 107
Daftar pustaka
Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Azmi, S. (2003). Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik pra dialysis. Dibuka pada web site http://www.kompas.co.id/medika pada tanggal 3 September 2013.
Babu KM, Church RJ, Lewander W. (2008). Energy Drinks: The New Eye-Opener For Adolescents, Clin Pediatr Emerg Med, 9(1): 35– 42.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2006). Minuman Berenergi , dibuka pada website
http://www.pom.go.id/new/index.php/view/berita/156/Minuman-Berenergi.html pada tanggal 14 Desember 2013
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta : Balai Pustaka.
Djamarah, (2002). Teori Motivasi, Edisi II, PT. Bumi Aksara, Jakarta
Duchan E, Neil D. Patel, Cynthia F, (2010). Energy Drinks: A Review of Use and Safety for Athletes, Phys Sportsmed, 38(2), DOI: 10.3810/psm.2010.06.1796.
Gary A. (2004). Principle of Marketing, Tenth Edition, Prentice-Hall Inc. New Jersey. Gunawan A. (2009). Perbandingan Efek Analgesik antara Parasetamol dengan
Kombinasi Parasetamol dan Kafein pada Mencit, Jurnal Biomedika, 1(1): 37-43.
Guyton, A.C. (1991). Buku teks fisiologi kedokteran (diterjemahkan oleh Adji Dharma dan P. Lukmanto). EGC. Jakarta.
Harrison K. (2001) Aspartam molecule of the month for november 2001. http://www.3dchem.com/molecules.asp?ID=24 diakses tanggal 17 September 2013.
Heckman MA, Sherry K & Gonzalez EM. (2010), Energy Drinks: An Assessment of Their Market Size, Consumer Demographics, Ingredient Profile, Functionality and Regulations in the United States, In: Comprehensive Reviews In Food Science and Food Safety, United States, (9): 303-317. Herdiana Tri Rejeki. (2008). Minuman Energi Tingkatkan Stamina, Berbahaya.
http://www.klikdokter.com/article/detail/150266 Diakses tanggal 06 September 2013.
Husein, A.T.T. dan Trihono. (1996). Buku ajar nefrologi anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.
Irwanto. (2008). Klasifikasi Motivasi. http://www.media.com. diakses tanggal 06 September 2013.
Klassen, C.D. (1995). Heavy metals antagonist in pharmacological basic of therapeutic. Mac Millan Publishing Company. New York.
Kotler, Philip dkk, (2000). Manajemen Pemasaran, Pearson Education Asia, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Kram DJ, Keller KA. (2001). Toxicology testing handbook, Marcel Dekker AG, Basel. Krause, R.S. (2009). Renal failure, chronic and dialysis complications.
http://www.emedicinehealth.com diakses tanggal 15 September 2013 Moekijat. (2002). Dasar-Dasar Motivasi, Bandung : Pionir jaya
Mrazik (2004) ,‘Reconsidering Caffeine : An Awake and Alert New Look At America’s Most Commonly Consumed Drug’, 6-10.
National Kidney Foundation (NKF). (2002). KDOQI Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease: Evaluation, Classification, and Stratification. http://www.kidney.org/professionals/kdoqi/guidelines_ckd/p2_backgroun d.html diakses tanggal 15 September 2013.
Nielsen A.C. (2010) Perkembangan konsumsi minuman berenergi di Indonesia 2002 – 2009, Data Survey Indocomercial tahun 2002 - 2009.
Noer, M.S. (2003). Gagal ginjal kronik pada anak, laporan hasil penelitian F.K Unair. Notoatmodjo, Soekidjo, (2003). pendidikan dan perilkau kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi kesehatan dan Ilmu perilkau. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo, (2012). Metodologi penelitian kesehatan – ed.rev- . Jakarta: Rineka Cipta 2012.
Price, S.A & Wilson, L.M.. (1995). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
Ressang, A.A. (1994) . Patologi khusus veteriner. IFAD Project. Denpasar.
Sara M. Seifert, Judith L. Schaechter, Eugene R. Hershorin, et al.. (2011). Health Effects of Energy Drinks on Children, Adolescents and Young Adults, J Pediatrics, 7(3): 511-528, DOI:10.1542/peds.2009-3592
Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku Konsumen, edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Prenada Media, Jakarta
Setiadi. (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan, Yogyakarta: Edisi Pertama, Graha Iimu
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
Sophia Enny. (2009) Minuman Penambah Energi, Amankah?. Jakarta http://medicastore.com/index.php?mod=artikel&id=262&page=0. Diakses tanggal 06 September 2013.
Skrzydlewska, E. (2003). Toxicological and metabolic consequence of methanol poisoning. Toxic. Mech & Met. 13(4): 277-293.
Suhardjono, dkk. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi Ketiga. FK UI, Jakarta.
Sugiyono. (2010). Statistika untuk penelitian. Bandung. Alfabeta. Swanburg. (2002). Konsep-konsep Motivasi, Bagian II, Jakarta.
Taufik, M. (2007). Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan Untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan, Infomedika, Jakarta
Tjiptono & Fandy. (2006). Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Penerbit Bayumedia Publishing, Malang.
Trocho, C., Pardo, R., Rafecas, I., Virgili, J., Remesar, X., Fernandez-Lopes, J.A., and Alemany, M. (2001). Formaldehyde derived from dietery aspartame binds to tissue components in vivo. Life. Scien. 63(5): 337-49.
Yahmin Setiawan. (2009). mengenal cuci darah (Hemodialisa) , http://www.lkc.or.id/2012/06/11/mengenal-cuci-darah-hemodialisa/, diperoleh tanggal 04 Desember 2013.
Wawan, A & M. Dewi. (2010). Pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
Winardi, J. (2007). Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen, Raja Grafindo Persada, Jakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Penyakit Gagal Ginjal Kronik atau Chronic Kidney (CKD) merupakan masalah
kesehatan dunia dengan peningkatan insidensi, prevalensi, serta morbiditas yang sangat
besar. Pada tahun 1995 secara nasional terdapat 2.131 pasien gagal ginjal kronik , pada
tahun 2000 terdapat 2.617 pasien dengan hemodialis, pada tahun 2004 pasien gagal
ginjal kronik yang harus mendapatkan perawatan dengan hemodialis meningkat menjadi
6.314 pasien (Titiek, Haripurnomo & Suhardi, 2008). Di Indonesia, berdasarkan Pusat
Data & Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, jumlah pasien gagal
ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang per satu juta penduduk, 60% nya adalah usia
dewasa dan usia lanjut. Menurut Depkes RI 2009, pada peringatan Hari Ginjal Sedunia
mengatakan hingga saat ini di Tanah Air terdapat sekitar 70 ribu orang pasien gagal
ginjal kronik yang memerlukan penanganan terapi cuci darah. Sayangnya hanya 7.000
pasien gagal ginjal kronik atau 10% yang dapat melakukan cuci darah yang dibiayai
program Gakin dan Askeskin. Mengenal cuci darah (dr.Yahmin Setiawan, 2009 , ¶ 2,
http://www.lkc.or.id, diperoleh tanggal 04 Desember 2013). Faktor – faktor yang
diduga berhubungan dengan peningkatan kejadian gagal ginjal kronik antara lain
merokok, hipertensi, kurang tidur dan minuman berenergi. (Titiek, Haripurnomo &
Suhardi, 2008).
Minuman berenergi mengandung bahan utama taurine dan kafeine dan zat
pemanis aspartam yang sangat digemari di masyarakat, bahkan dijual bebas dari
supermarket hingga warung – warung kecil. Padat dan sibuknya pekerjaan membuat
2
Telah diterbitkan oleh badan pom di Indonesia bahwa kandungan di dalam minuman
berenergi sudah dalam batas aman per sachet, akan tetapi masih tetap berbahaya jika
kita mengkonsumsinya lebih dari batas aman tersebut. Seperti yang sudah di tulis pada
bungkus minuman berenergi tersebut yaitu maksimal 2-3 kali per hari dan apabila
dikonsumsi melebihi batas tersebut maka akan berbahaya untuk organ ginjal kita.
Berdasarkan data survey indocomercial tentang konsumsi minuman berenergi
pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2009 terekam oleh A.C. Nielsen dengan
pertumbuhan rata-rata sebesar 31.46 % per tahun. Data konsumsi minuman energi
[image:19.595.141.474.389.538.2]tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.1.
Tabel 1.1 Perkembangan Konsumsi Minuman Energi Di Indonesia 2002 – 2009
Tahun Konsumsi (juta
pcs)
Pertumbuhan per tahun (%)
1999 - 2002 24.551,05 26.56 %
2006 31.034,17 33.72%
2007 35.163,01 35.09%
2008 36.351,15 35.79%
2009 42.021,09 43.81%
Rata – rata pertumbuhan konsumsi per tahun
31.46 %
Keterangan : satu pcs setara 200ml
Sumber data : Hasil survey AC Nielsen tahun 2010
Semakin banyaknya konsumen yang memilih mengkonsumsi minuman energi
instan tanpa mengetahui efek samping bahayanya dan jika dikonsumsi secara berlebihan
dalam jangka waktu yang lama maka akan muncul kerugian – kerugian seperti rusaknya
hepar, organ ginjal, dan gangguan organik lainya.
Hal ini didasari dengan motivasi / dorongan tersebut yang timbul dari dalam
diri sendiri yaitu dimana perilaku seseorang dalam mengkomsumsi minuman berenergi
3
(Djamarah, 2002). Dorongan tersebut diaktifkan oleh adanya kebutuhan, dalam arti
kebutuhan ini membangkitkan dorongan yang pada akhirnya mengaktifkan atau
memunculkan mekanisme perilaku guna memperoleh hasil dan tujuan yang ingin
dicapai (Taufik, 2007) .
Perilaku / tindakan seseorang dapat diamati dan dapat dipelajari pada
hakikatnya tindakan seseorang tersebut mempunyai bentangan yang sangat luas
(Notoadmodjo, 2003). Dimana faktor internal yang berasal dari dalam individu
tersebut yaitu berupa kecerdasan , persepsi, minat, emosi dan juga motivasi yang
berguna untuk mengolah pengaruh – pengaruh dari luar . motivasi dan perilaku
hubungan keduanya sangt kompleks. Motivasi dapat menggerakan perilaku yang baik
dan buruk ,bahkan begitu sebaliknya perilaku yang baik dan buruk dapat diarahkan
oleh motivasi yang berbeda (Notoadmodjo, 2003) Semakin kuat motivasi untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, maka akan membutuhkan tenaga yang lebih
besar pula dengan perilaku mengkonsumsi minuman – minuman berenergi lebih dari 3
kali per hari atau bahkan lebih dan tidak di imbangi dengan minum air putih dan
istirahat yang cukup maka akan berdampak pada organ ginjal mereka.
Salah satu bagian ginjal yang paling sering terjadi kerusakan disebabkan zat
kimia (minuman berenergi) adalah tubulus proksimal. Tubulus proksimal peka
terhadap anoksia dan mudah hancur karena keracunan akibat kontak dengan
bahan-bahan yang diekskresikan melalui ginjal. Kerusakan yang sering terjadi adalah nekrosis
tubulus dan hiperplasi atau hipoplasi tubulus. Bagian lain dari ginjal yang dapat terkena
kerusakan adalah loop Henle dan glomerulus .(Kram, 2001). Apabila minuman
berenergi tersebut dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama maka akan menyebabkan
gagal ginjal kronik karena sistem ginjal sudah lelah untuk mengurai zat kimia yang
masuk ke dalam ginjal. Oleh karena itu upaya untuk mencegah bertambahnya jumlah
4
Indonesia dengan menginformasikan kepada masyarakat tentang efek buruk
mengkonsumsi minuman berenergi dalam jangka waktu yg lama dan merubah pola
perilaku mengkonsumsi minuman berenergi pada masyrakat.
Hasil observasi yang telah dilakukan pada bulan September 2013 di Klinik Trio
Husada di dapatkan data rekap pasien yaitu 23 orang pasien dengan diagnosa gagal
ginjal , dari jumlah pasien tersebut mengatakan pernah mengkonsumsi minuman
berenergi. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti mencoba melakukan
penelitian tentang hubungan antara motivasi dengan perilaku mengkonsumsi minuman
berenergi pada pasien gagal ginjal kronik di Klinik Trio Husada Malang.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran motivasi mengkonsumsi minuman berenergi pada
pasien gagal ginjal kronik di Klinik Trio Husada Malang ?
2. Bagaimana gambaran perilaku mengkonsumsi minuman berenergi pada
pasien gagal ginjal kronik di Klinik trio Husada Malang ?
3. Adakah hubungan antara motivasi dengan perilaku mengkonsumsi
minuman berenergi pada pasien gagal ginjal kronik di Klinik Trio Husada
Malang ?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara motivasi dan perilaku mengkonsumsi minuman berenergi pada pasien gagal
ginjal kronik di Klinik Trio Husada Malang
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mendeskripsikan gambaran motivasi mengkonsumsi minuman berenergi pada
5
2. Mendeskripsikan gambaran perilaku mengkonsumsi minuman berenergi pada
pasien gagal ginjal kronik di Klinik trio Husada Malang.
3. Menganalisa adanya hubungan antara motivasi dengan perilaku mengkonsumsi
minuman berenergi pada pasien gagal ginjal kronik di Klinik Trio Husada
Malang.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Keluarga / Masyarakat
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi dalam memberikan
informasi dan memberikan kesadaran pentingnya merubah perilaku tentang minuman
berenergi terhadap kesehatan organ ginjal, serta masyarakat dapat memahami bahwa
motivasi dan perilaku masyarakat sangat berhubungan dalam pencegahan –
pencegahan untuk penyakit gagal ginjal kronik .
1.4.2 Bagi Peneliti
Selain sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana, penelitian ini juga
akan memberikan gambaran pada peneliti dan dapat mengetahui hubungan tentang
motivasi dan perilaku mengkonsumsi minuman berenergi ,serta untuk
mengembangkan konsep keperawatan.
1.4.3 Bagi Perawat
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut, dan untuk
melengkapi intervensi keperawatan perilaku dalam usaha edukasi mencegah penyakit
gagal ginjal kronik. Dalam pendidikan keperawatan, penelitian ini memiliki manfaat
unutk mengembangkan ilmu pengetahuan mahasiswa keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan khususnya gagal ginjal kronik. Khususnya tindak lanjut dalam
6
1.5. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hartadi Tanjoyo & Atma Gunawan
(2011), dalam penelitianya tentang “profil penggunaan minuman berenergi pada pasien
gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa RSSA malang”. Dalam penelitan tersebut
menggunakan rancangan penelitian deskriptif observational dengan pendekatan cross
sectional. Dimana hasil penelitianya adalah berdasarkan prevalence ratio, minuman
berenergi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit gagal ginjal kronik
(PR>1). Diperparah dengan kurangnya minum air, nilai prevalence ratio menjadi lebih
besar lagi. Kurang air minum sendiri merupakan salah satu faktor terjadinya gagal ginjal
kronik. Perbedaan antara penelitian Hartadi tanjoyo & Atma gunawan dengan
penelitian saya adalah pada rancangan penelitian dan variabel penelitianya. Perbedaanya
adalah dimana dalam penelitian ini adalah penelitian case control dan variabel yang
saya gunakan adalah motivasi dan perilaku mengkonsumsi minuman berenergi ,
persamaanya adalah membahas tentang gagal ginjal kronik akibat mengkonsumsi
minuman berenergi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Utari (2012), dalam penelitianya tentang
“pengaruh pemberian minuman berenergi sub akut terhadap gambaran histologis ginjal
tikus putih strain wistar”. Dalam penelitian tersebut menggunakan rancangan
penelitian eksperimen laboratoris dengan rancangan post test only control group
design. Dimana hasil penelitianya adalah dari hasil uji one way anova dan uji tukey
didapatkan nilai sig=0,000 (p<0,05) artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara
perlakuan dengan jumlah sel nekrosis dan terdapat perbedaan yang bermakna antar
kelompok sedangkan dari hasil uji regresi didapatkan r=0,988 dan R2=0,976 artinya
semakin tinggi dosis akan diikuti oleh peningkatan jumlah sel nekrosis sehingga
7
proksimal ginjal. Perbedaan penelitian Utari (2012) dengan penelitian ini adalah dimana
rancangan penelitian Utari menggunakan eksperimen dan uji langsung pada tikus yang
dilakukan pada penelitian tersebut. Sedangkan persamaanya adalah untuk mengetahui
efek yang terjadi pada organ ginjal akibat mengkonsumsi minuman berenergi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kiran (2010), dalam penelitianya tentang
pengaruh penggunaan minuman berenergi dikalangan mahasiswa fakultas kesehatan
universitas Sumatra Utara. Dalam penelitian tersebut menggunakan rancangan
penelitian cross sectional dimna sampel dipilih secara simple random sampling.
Dimana hasil penelitian dari kiran bahwa penggunaan minuman berenergi yang paling
sering adalah spaya stamina tetap prima sewaktu berolahraga. Efek yang paling banyk
dirasakan oleh mahasiswa setelah mengkonsumsi minuman berenergi adalah
peningkatan tenaga tubuh dan menghilangkan rasa capek. Perbedaan penelitian kiran
(2010) dengan penelitian ini adalah rancangan penelitian menggunakan case control
dengan pendekatan retrospective dan sample dipilih secara purposive sampling,
sedangkan persamaanya adalah dimana untuk mengetahui manfaat dari efek
mengkonsumsi minuman berenergi dan motivasi apa yang mempengaruhi mahasiswa
tersebut dalam mengkonsumsi minuman berenergi.
1.6. Batasan Penelitian
Dalam penelitian yang akan dilakukan dibatasi hanya pada hubungan motivasi
dengan perilaku mengkonsumsi minuman berenergi, sedangkan batasan responden
yang akan diteliti adalah hanya pada pasien gagal ginjal kronik di Klinik Trio Husada