• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MINUMAN BERENERGI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI KLINIK TRIO HUSADA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MINUMAN BERENERGI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI KLINIK TRIO HUSADA MALANG"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PERILAKU

MENGKONSUMSI MINUMAN BERENERGI

PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

DI KLINIK TRIO HUSADA MALANG

SKRIPSI

OLEH :

RIO HARDIATMA

NIM : 09060018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Rio Hardiatma.

Nim : 09060018

Jurusan : Progaram studi Ilmu Keperawatan, FIKES UMM

Judul Skripsi : Hubungan Antara Motivasi dengan Perilaku Mengkonsumsi Minuman Berenergi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Klinik Trio Husada Malang.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tuliasan atau pikiran saya sendiri. Apabila kemudidan hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.

Malang, 26 Februari 2013 Yang membuat pernyataan,

Rio Hardiatma

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Dan Perilaku Mengkonsumsi Minuman Berenergi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik“.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, S.Kep.Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr.Nurul Mahmudati, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti. 4. Tutu April Ariani, SKp, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan hingga terseleseikanya skripsi ini.

5. Kedua orang tuaku, yang telah memberikan semangat, doa dan bantuanya baik dalam moril, material, spiritual kepada anaknya selama menempuh pendidikan.

(6)

7. Teman – teman PSIK khususnya angkatan 2009.

8. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Dan semua pihak yang telah membantu penyeleseian skripsi ini, mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan langkah – langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua, Amin.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Malang, 19 Januari 2014

(7)

The Relationship Between Motivation With Behavior of Consuming Energy Drink At Chronic Renal Failure Patients.

Rio Hardiatma1, Dr. Nurul Mahmudati, M.Kes2, Tutu Ariani, SKp, M.Kes3

ABSTRACT

Background: Chronic renal failure patients in Indonesia increase continuously, and also with the increasing consumers in consuming the energy drink in Indonesia. The hard work needs more energy to work, it encourage the motivation to consume energy drink, the lack information about the danger of consuming energy drink cause the behavior of consuming energy drink that exceed the safety limit > sachet per day. From the bad behavior of consuming energy drink then the effects of nephrotoxic at the composition of energy drink will impact to the renal organ and will damage the functions of renal organ that cause the event of chronic renal failure (Kram, 2001).

Method: The used research design in the research is descriptive analytic. Sample of the research of 20 patients. The sampling technique in the research uses purposive sampling. The used variable is patient motivation as the independent variable and behavior of consuming energy drink as the dependent variable. Data analysis is Chi Square with significance level of 0.010.

Results: The correlation of Chi Square obtained p value of <0.05 (0.032 < 0.05) then H1 is accepted, there is significant relation between motivation

and the behavior of consuming energy drink at the chronic renal failure. Conclusion: There is significant relation between motivation and the behavior of consuming energy drink at the patients of chronic renal failure at Clinic of Trio Husada Malang.

Keywords: Motivation, consuming behavior, energy drink, chronic renal failure

1. Student Program Study of Nursing, Faculty of Health Science, Muhammadiyah University. Malang.

(8)

Hubungan Antara Motivasi Dengan Perilaku Mengkonsumsi Minuman

Berenergi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

Rio Hardiatma1, Dr.Nurul Mahmudati, M.Kes2, Tutu April Ariani, SKp,M.Kes3

INTISARI

Latar belakang : Pasien gagal ginjal kronik di Indonesia terus bertambah banyak, begitu juga dengan meningkatnya jumlah konsumen dalam mengkonsumsi minuman berenegi di Indonesia. Pekerjaan yang berat pasti membutuhkan energi lebih untuk bekerja, itu yang menjadi kebutuhan timbulnya motivasi untuk mengkonsumsi minuman berenergi . kurangnya informasi tentang bahaya mengkonsumsi minuman berenergi menyebabkan timbulnya perilaku mengkonsumsi minuman berenergi yang melebihi batas aman yaitu >3 sachet perhari. Dari perilaku mengkonsumsi minuman berenergi yang buruk maka efek dari zat nefrotoksik yang berada di komposisi minuman berenergi akan berdampak pada organ ginjal dan akan merusak fungsi organ ginjal sehingga menyebabkan terjadinya gagal ginjal kronik (Kram, 2001). Metode : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 pasien. Tekhnik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Variabel yang digunakan yaitu motivasi pasien sebagai variabel independen dan perilaku mengkonsumsi minuman berenergi sebagai variabel dependen. Analisa data yang digunakan adalah dengan uji Chi Square dengan taraf signifikansi 0,010.

Hasil : korelasi Chi Square didapatkan nilai p < 0,05 (0,032 < 0,05 ) maka H1

diterima, terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan perilaku mengkonsumsi minuman berenergi pada pasien gagal ginjal kronik.

Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan perilaku mengkonsumsi minuman berenergi pada pasien gagal ginjal kronik di Klinik Trio Husada Malang

Kata Kunci : Motivasi, perilaku mengkonsumsi, minuman berenergi, gagal ginjal kronik.

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

INTISARI ... x

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Bagi Keluarga / Masyarakat ... 5

1.4.2 Bagi Peneliti ... 5

1.4.2 Bagi Perawat ... 5

1.5 Keaslian Penelitian ... 6

1.6 Batasan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi ... 8

2.1.1 Definisi Motivasi ... 8

2.1.2 Jenis – jenis Motivasi ... 8

2.1.3 Klasifikasi Motivasi ... 11

2.1.4 Tujuan Motivasi ... 12

2.1.5 Unsur – unsur Motivasi ... 12

2.1.5 Fungsi Motivasi ... 13

2.2 Perilaku ... 14

2.2.1 Pengertian Perilaku ... 14

2.2.2 Domain Perilaku ... 15

2.2.3 Bentuk – bentuk Perubahan Perilaku ... 15

2.1.4 Klasifikasi Perilaku ... 16

2.2.5 Faktor – factor yang Berperan Dalam Pembentukan Perilaku .... 17

2.2.6 Strategi Perubahan Perilaku ... 19

2.2.7 Determinan Perilaku ... 20

2.2.8 Perilaku Kesehatan ... 22

2.2.9 Factor yang Mempengaruhi Karakteristik Perilaku Konsumen .. 23

2.3 Minuman Berenergi ... 31

(10)

2.3.2 Komposisi Minuman Berenergi ... 31

2.3.3 Efek Minuman Berenergi ... 36

2.4 Gagal Ginjal Kronik ... 41

2.4.1 Pengertian Gagal Ginjal Kronik ... 41

2.4.2 Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik ... 41

2.4.3 Etiologi Gagal Ginjal Kronik ... 42

2.4.4 Patofisiologi Gagal Ginjal Kronik... 44

2.4.5 Manifestasi Klinik Gagal Ginjal Kronik ... 46

2.4.6 Perjalanan Klinik Gagal Ginjal Kronik ... 47

2.4.7 Komplikasi Gagal Ginjal Kronik ... 48

2.4.8 Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik ... 48

2.5 Konsep Hubungan Antara Motivasi Dengan Perilaku Mengkonsumsi Minuman Berenergi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik ... 49

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ... 50

3.2 Hipotesis Penelitian ... 51

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 52

4.2 Kerangka Penelitian ... 53

4.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 54

4.3.1 Populasi ... 54

4.3.2 Teknik Sampling ... 54

4.3.3 Sampel ... 54

4.4 Variabel Penelitian ... 55

4.4.1 Variabel Bebas (X) ... 55

4.4.2 Variabel Terikat (Y) ... 55

4.5 Definisi Operasional ... 55

4.6 Tempat Penelitian dan waktu Penelitian ... 56

4.7 Instrumen Penelitian ... 56

4.7.1 Lembar Koesioner ... 56

4.7.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 57

4.8 Prosedur Penelitian ... 58

4.8.1 Tahap Persiapan ... 58

4.8.2 Tahap Pelaksanaan ... 59

4.8.3 Tahap Pengumpulan Data ... 59

4.8.4 Tahap Pengolahan Data ... 60

4.9 Teknik Analisis Data ... 61

4.10 Etika Penelitian ... 62

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Responden ... 64

5.1.1 Usia ... 64

5.1.2 Jenis Kelamin ... 65

5.1.3 Pendidikan ... 65

5.1.4 Lama Mengkonsumsi ... 66

5.1.5 Pekerjaan ... 68

(11)

5.2 Analisa Data ... 69

5.2.1 Motivasi Responden Dalam Mengkonsumsi Minuman Berenergi ... 69

5.2.2 Perilaku Responden Dalam Mengkonsumsi Minuman Berenergi ... 70

5.2.3 Hubungan Motivasi Dengan Perilaku Dalam Mengkonsumsi Minuman Berenergi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik ... 71

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Interprestasi Hasil dan Diskusi ... 75

6.1.1 Karakteristik Responden ... 75

6.1.2 Motivasi Responden Mengkonsumsi Minuman Berenergi ... 79

6.1.3 Perilaku Responden Mengkonsumsi Minuman Berenergi ... 80

6.1.4 Hubungan Antara Motivasi Dengan Perilaku Mengkonsumsi Minuman Berenergi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Klinik Trio Husada Malang ... 81

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 84

6.3 Implikasi Keperawatan ... 84

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan ... 87

7.2 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Konsumsi Minuman Berenergi di Indonesia Tahun 2002 – 2009 ... 2 Tabel 4.1 Tabel Penjabaran Variabel Berdasarkan Instrumen dan Skala

Pengukuran ... 55 Tabel 4.2 Tabel Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 61 Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Statistik Karakteristik Usia Responden ... 64 Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Data Statistik Responden Terhadap

Lama Mengkonsumsi Minuman Berenergi ... 67 Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Data Statistik Crosstab Motivasi Dengan

Perilaku Responden Dalam Mengkonsumsi

Minuman Berenergi ... 72 Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Data Statistik Uji Chi-Square dan

Uji Fisher`s Exact test Antara Motivasi Dengan Perilaku

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 25

Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian ... 50

Gambar 4.1 Skema Penelitian Case Control (Retrospective) ... 52

Gambar 4.2 Skema Penelitian Antara Motivasi dengan Perilaku Mengkonsumsi Minuman Berenergi Pada Pasien GGK ... 53

Gambar 5.1 Karakteristik Jenis Kelamis Responden ... 65

Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 66

Gambar 5.3 Lama Responden Mengkonsumsi Minuman Berenergi ... 67

Gambar 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 68

Gambar 5.5 Jumlah Konsumsi Minuman Berenergi Perhari ... 69

Gambar 5.6 Gambaran Motivasi Reponden Dalam Mengkonsumsi Minuman Berenergi ... 70

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 93

Lampiran 2 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ... 94

Lampiran 3 Surat Persetujuan Responden ... 95

Lampiran 4 Kuisioner Penelitian ... 96

Lampiran 5 Data Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas ... 100

Lampiran 6 Data Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ... 101

Lampiran 7 Data Statistik Uji Chi-Square ... 105

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian... 106

Lampiran 9 Lembar Konsultasi ... 107

(15)

Daftar pustaka

Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azmi, S. (2003). Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik pra dialysis. Dibuka pada web site http://www.kompas.co.id/medika pada tanggal 3 September 2013.

Babu KM, Church RJ, Lewander W. (2008). Energy Drinks: The New Eye-Opener For Adolescents, Clin Pediatr Emerg Med, 9(1): 35– 42.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2006). Minuman Berenergi , dibuka pada website

http://www.pom.go.id/new/index.php/view/berita/156/Minuman-Berenergi.html pada tanggal 14 Desember 2013

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta : Balai Pustaka.

Djamarah, (2002). Teori Motivasi, Edisi II, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Duchan E, Neil D. Patel, Cynthia F, (2010). Energy Drinks: A Review of Use and Safety for Athletes, Phys Sportsmed, 38(2), DOI: 10.3810/psm.2010.06.1796.

Gary A. (2004). Principle of Marketing, Tenth Edition, Prentice-Hall Inc. New Jersey. Gunawan A. (2009). Perbandingan Efek Analgesik antara Parasetamol dengan

Kombinasi Parasetamol dan Kafein pada Mencit, Jurnal Biomedika, 1(1): 37-43.

Guyton, A.C. (1991). Buku teks fisiologi kedokteran (diterjemahkan oleh Adji Dharma dan P. Lukmanto). EGC. Jakarta.

Harrison K. (2001) Aspartam molecule of the month for november 2001. http://www.3dchem.com/molecules.asp?ID=24 diakses tanggal 17 September 2013.

Heckman MA, Sherry K & Gonzalez EM. (2010), Energy Drinks: An Assessment of Their Market Size, Consumer Demographics, Ingredient Profile, Functionality and Regulations in the United States, In: Comprehensive Reviews In Food Science and Food Safety, United States, (9): 303-317. Herdiana Tri Rejeki. (2008). Minuman Energi Tingkatkan Stamina, Berbahaya.

http://www.klikdokter.com/article/detail/150266 Diakses tanggal 06 September 2013.

(16)

Husein, A.T.T. dan Trihono. (1996). Buku ajar nefrologi anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.

Irwanto. (2008). Klasifikasi Motivasi. http://www.media.com. diakses tanggal 06 September 2013.

Klassen, C.D. (1995). Heavy metals antagonist in pharmacological basic of therapeutic. Mac Millan Publishing Company. New York.

Kotler, Philip dkk, (2000). Manajemen Pemasaran, Pearson Education Asia, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Kram DJ, Keller KA. (2001). Toxicology testing handbook, Marcel Dekker AG, Basel. Krause, R.S. (2009). Renal failure, chronic and dialysis complications.

http://www.emedicinehealth.com diakses tanggal 15 September 2013 Moekijat. (2002). Dasar-Dasar Motivasi, Bandung : Pionir jaya

Mrazik (2004) ,‘Reconsidering Caffeine : An Awake and Alert New Look At America’s Most Commonly Consumed Drug’, 6-10.

National Kidney Foundation (NKF). (2002). KDOQI Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease: Evaluation, Classification, and Stratification. http://www.kidney.org/professionals/kdoqi/guidelines_ckd/p2_backgroun d.html diakses tanggal 15 September 2013.

Nielsen A.C. (2010) Perkembangan konsumsi minuman berenergi di Indonesia 2002 – 2009, Data Survey Indocomercial tahun 2002 - 2009.

Noer, M.S. (2003). Gagal ginjal kronik pada anak, laporan hasil penelitian F.K Unair. Notoatmodjo, Soekidjo, (2003). pendidikan dan perilkau kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmodjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi kesehatan dan Ilmu perilkau. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo, (2012). Metodologi penelitian kesehatan – ed.rev- . Jakarta: Rineka Cipta 2012.

Price, S.A & Wilson, L.M.. (1995). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC

Ressang, A.A. (1994) . Patologi khusus veteriner. IFAD Project. Denpasar.

Sara M. Seifert, Judith L. Schaechter, Eugene R. Hershorin, et al.. (2011). Health Effects of Energy Drinks on Children, Adolescents and Young Adults, J Pediatrics, 7(3): 511-528, DOI:10.1542/peds.2009-3592

(17)

Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku Konsumen, edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Prenada Media, Jakarta

Setiadi. (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan, Yogyakarta: Edisi Pertama, Graha Iimu

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC

Sophia Enny. (2009) Minuman Penambah Energi, Amankah?. Jakarta http://medicastore.com/index.php?mod=artikel&id=262&page=0. Diakses tanggal 06 September 2013.

Skrzydlewska, E. (2003). Toxicological and metabolic consequence of methanol poisoning. Toxic. Mech & Met. 13(4): 277-293.

Suhardjono, dkk. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi Ketiga. FK UI, Jakarta.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk penelitian. Bandung. Alfabeta. Swanburg. (2002). Konsep-konsep Motivasi, Bagian II, Jakarta.

Taufik, M. (2007). Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan Untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan, Infomedika, Jakarta

Tjiptono & Fandy. (2006). Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Penerbit Bayumedia Publishing, Malang.

Trocho, C., Pardo, R., Rafecas, I., Virgili, J., Remesar, X., Fernandez-Lopes, J.A., and Alemany, M. (2001). Formaldehyde derived from dietery aspartame binds to tissue components in vivo. Life. Scien. 63(5): 337-49.

Yahmin Setiawan. (2009). mengenal cuci darah (Hemodialisa) , http://www.lkc.or.id/2012/06/11/mengenal-cuci-darah-hemodialisa/, diperoleh tanggal 04 Desember 2013.

Wawan, A & M. Dewi. (2010). Pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika

Winardi, J. (2007). Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen, Raja Grafindo Persada, Jakarta

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penyakit Gagal Ginjal Kronik atau Chronic Kidney (CKD) merupakan masalah

kesehatan dunia dengan peningkatan insidensi, prevalensi, serta morbiditas yang sangat

besar. Pada tahun 1995 secara nasional terdapat 2.131 pasien gagal ginjal kronik , pada

tahun 2000 terdapat 2.617 pasien dengan hemodialis, pada tahun 2004 pasien gagal

ginjal kronik yang harus mendapatkan perawatan dengan hemodialis meningkat menjadi

6.314 pasien (Titiek, Haripurnomo & Suhardi, 2008). Di Indonesia, berdasarkan Pusat

Data & Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, jumlah pasien gagal

ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang per satu juta penduduk, 60% nya adalah usia

dewasa dan usia lanjut. Menurut Depkes RI 2009, pada peringatan Hari Ginjal Sedunia

mengatakan hingga saat ini di Tanah Air terdapat sekitar 70 ribu orang pasien gagal

ginjal kronik yang memerlukan penanganan terapi cuci darah. Sayangnya hanya 7.000

pasien gagal ginjal kronik atau 10% yang dapat melakukan cuci darah yang dibiayai

program Gakin dan Askeskin. Mengenal cuci darah (dr.Yahmin Setiawan, 2009 , ¶ 2,

http://www.lkc.or.id, diperoleh tanggal 04 Desember 2013). Faktor – faktor yang

diduga berhubungan dengan peningkatan kejadian gagal ginjal kronik antara lain

merokok, hipertensi, kurang tidur dan minuman berenergi. (Titiek, Haripurnomo &

Suhardi, 2008).

Minuman berenergi mengandung bahan utama taurine dan kafeine dan zat

pemanis aspartam yang sangat digemari di masyarakat, bahkan dijual bebas dari

supermarket hingga warung – warung kecil. Padat dan sibuknya pekerjaan membuat

(19)

2

Telah diterbitkan oleh badan pom di Indonesia bahwa kandungan di dalam minuman

berenergi sudah dalam batas aman per sachet, akan tetapi masih tetap berbahaya jika

kita mengkonsumsinya lebih dari batas aman tersebut. Seperti yang sudah di tulis pada

bungkus minuman berenergi tersebut yaitu maksimal 2-3 kali per hari dan apabila

dikonsumsi melebihi batas tersebut maka akan berbahaya untuk organ ginjal kita.

Berdasarkan data survey indocomercial tentang konsumsi minuman berenergi

pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2009 terekam oleh A.C. Nielsen dengan

pertumbuhan rata-rata sebesar 31.46 % per tahun. Data konsumsi minuman energi

[image:19.595.141.474.389.538.2]

tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.1.

Tabel 1.1 Perkembangan Konsumsi Minuman Energi Di Indonesia 2002 – 2009

Tahun Konsumsi (juta

pcs)

Pertumbuhan per tahun (%)

1999 - 2002 24.551,05 26.56 %

2006 31.034,17 33.72%

2007 35.163,01 35.09%

2008 36.351,15 35.79%

2009 42.021,09 43.81%

Rata – rata pertumbuhan konsumsi per tahun

31.46 %

Keterangan : satu pcs setara 200ml

Sumber data : Hasil survey AC Nielsen tahun 2010

Semakin banyaknya konsumen yang memilih mengkonsumsi minuman energi

instan tanpa mengetahui efek samping bahayanya dan jika dikonsumsi secara berlebihan

dalam jangka waktu yang lama maka akan muncul kerugian – kerugian seperti rusaknya

hepar, organ ginjal, dan gangguan organik lainya.

Hal ini didasari dengan motivasi / dorongan tersebut yang timbul dari dalam

diri sendiri yaitu dimana perilaku seseorang dalam mengkomsumsi minuman berenergi

(20)

3

(Djamarah, 2002). Dorongan tersebut diaktifkan oleh adanya kebutuhan, dalam arti

kebutuhan ini membangkitkan dorongan yang pada akhirnya mengaktifkan atau

memunculkan mekanisme perilaku guna memperoleh hasil dan tujuan yang ingin

dicapai (Taufik, 2007) .

Perilaku / tindakan seseorang dapat diamati dan dapat dipelajari pada

hakikatnya tindakan seseorang tersebut mempunyai bentangan yang sangat luas

(Notoadmodjo, 2003). Dimana faktor internal yang berasal dari dalam individu

tersebut yaitu berupa kecerdasan , persepsi, minat, emosi dan juga motivasi yang

berguna untuk mengolah pengaruh – pengaruh dari luar . motivasi dan perilaku

hubungan keduanya sangt kompleks. Motivasi dapat menggerakan perilaku yang baik

dan buruk ,bahkan begitu sebaliknya perilaku yang baik dan buruk dapat diarahkan

oleh motivasi yang berbeda (Notoadmodjo, 2003) Semakin kuat motivasi untuk

menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, maka akan membutuhkan tenaga yang lebih

besar pula dengan perilaku mengkonsumsi minuman – minuman berenergi lebih dari 3

kali per hari atau bahkan lebih dan tidak di imbangi dengan minum air putih dan

istirahat yang cukup maka akan berdampak pada organ ginjal mereka.

Salah satu bagian ginjal yang paling sering terjadi kerusakan disebabkan zat

kimia (minuman berenergi) adalah tubulus proksimal. Tubulus proksimal peka

terhadap anoksia dan mudah hancur karena keracunan akibat kontak dengan

bahan-bahan yang diekskresikan melalui ginjal. Kerusakan yang sering terjadi adalah nekrosis

tubulus dan hiperplasi atau hipoplasi tubulus. Bagian lain dari ginjal yang dapat terkena

kerusakan adalah loop Henle dan glomerulus .(Kram, 2001). Apabila minuman

berenergi tersebut dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama maka akan menyebabkan

gagal ginjal kronik karena sistem ginjal sudah lelah untuk mengurai zat kimia yang

masuk ke dalam ginjal. Oleh karena itu upaya untuk mencegah bertambahnya jumlah

(21)

4

Indonesia dengan menginformasikan kepada masyarakat tentang efek buruk

mengkonsumsi minuman berenergi dalam jangka waktu yg lama dan merubah pola

perilaku mengkonsumsi minuman berenergi pada masyrakat.

Hasil observasi yang telah dilakukan pada bulan September 2013 di Klinik Trio

Husada di dapatkan data rekap pasien yaitu 23 orang pasien dengan diagnosa gagal

ginjal , dari jumlah pasien tersebut mengatakan pernah mengkonsumsi minuman

berenergi. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti mencoba melakukan

penelitian tentang hubungan antara motivasi dengan perilaku mengkonsumsi minuman

berenergi pada pasien gagal ginjal kronik di Klinik Trio Husada Malang.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran motivasi mengkonsumsi minuman berenergi pada

pasien gagal ginjal kronik di Klinik Trio Husada Malang ?

2. Bagaimana gambaran perilaku mengkonsumsi minuman berenergi pada

pasien gagal ginjal kronik di Klinik trio Husada Malang ?

3. Adakah hubungan antara motivasi dengan perilaku mengkonsumsi

minuman berenergi pada pasien gagal ginjal kronik di Klinik Trio Husada

Malang ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara motivasi dan perilaku mengkonsumsi minuman berenergi pada pasien gagal

ginjal kronik di Klinik Trio Husada Malang

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan gambaran motivasi mengkonsumsi minuman berenergi pada

(22)

5

2. Mendeskripsikan gambaran perilaku mengkonsumsi minuman berenergi pada

pasien gagal ginjal kronik di Klinik trio Husada Malang.

3. Menganalisa adanya hubungan antara motivasi dengan perilaku mengkonsumsi

minuman berenergi pada pasien gagal ginjal kronik di Klinik Trio Husada

Malang.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Keluarga / Masyarakat

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi dalam memberikan

informasi dan memberikan kesadaran pentingnya merubah perilaku tentang minuman

berenergi terhadap kesehatan organ ginjal, serta masyarakat dapat memahami bahwa

motivasi dan perilaku masyarakat sangat berhubungan dalam pencegahan –

pencegahan untuk penyakit gagal ginjal kronik .

1.4.2 Bagi Peneliti

Selain sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana, penelitian ini juga

akan memberikan gambaran pada peneliti dan dapat mengetahui hubungan tentang

motivasi dan perilaku mengkonsumsi minuman berenergi ,serta untuk

mengembangkan konsep keperawatan.

1.4.3 Bagi Perawat

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut, dan untuk

melengkapi intervensi keperawatan perilaku dalam usaha edukasi mencegah penyakit

gagal ginjal kronik. Dalam pendidikan keperawatan, penelitian ini memiliki manfaat

unutk mengembangkan ilmu pengetahuan mahasiswa keperawatan dalam memberikan

asuhan keperawatan khususnya gagal ginjal kronik. Khususnya tindak lanjut dalam

(23)

6

1.5. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hartadi Tanjoyo & Atma Gunawan

(2011), dalam penelitianya tentang “profil penggunaan minuman berenergi pada pasien

gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa RSSA malang”. Dalam penelitan tersebut

menggunakan rancangan penelitian deskriptif observational dengan pendekatan cross

sectional. Dimana hasil penelitianya adalah berdasarkan prevalence ratio, minuman

berenergi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit gagal ginjal kronik

(PR>1). Diperparah dengan kurangnya minum air, nilai prevalence ratio menjadi lebih

besar lagi. Kurang air minum sendiri merupakan salah satu faktor terjadinya gagal ginjal

kronik. Perbedaan antara penelitian Hartadi tanjoyo & Atma gunawan dengan

penelitian saya adalah pada rancangan penelitian dan variabel penelitianya. Perbedaanya

adalah dimana dalam penelitian ini adalah penelitian case control dan variabel yang

saya gunakan adalah motivasi dan perilaku mengkonsumsi minuman berenergi ,

persamaanya adalah membahas tentang gagal ginjal kronik akibat mengkonsumsi

minuman berenergi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Utari (2012), dalam penelitianya tentang

“pengaruh pemberian minuman berenergi sub akut terhadap gambaran histologis ginjal

tikus putih strain wistar”. Dalam penelitian tersebut menggunakan rancangan

penelitian eksperimen laboratoris dengan rancangan post test only control group

design. Dimana hasil penelitianya adalah dari hasil uji one way anova dan uji tukey

didapatkan nilai sig=0,000 (p<0,05) artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara

perlakuan dengan jumlah sel nekrosis dan terdapat perbedaan yang bermakna antar

kelompok sedangkan dari hasil uji regresi didapatkan r=0,988 dan R2=0,976 artinya

semakin tinggi dosis akan diikuti oleh peningkatan jumlah sel nekrosis sehingga

(24)

7

proksimal ginjal. Perbedaan penelitian Utari (2012) dengan penelitian ini adalah dimana

rancangan penelitian Utari menggunakan eksperimen dan uji langsung pada tikus yang

dilakukan pada penelitian tersebut. Sedangkan persamaanya adalah untuk mengetahui

efek yang terjadi pada organ ginjal akibat mengkonsumsi minuman berenergi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kiran (2010), dalam penelitianya tentang

pengaruh penggunaan minuman berenergi dikalangan mahasiswa fakultas kesehatan

universitas Sumatra Utara. Dalam penelitian tersebut menggunakan rancangan

penelitian cross sectional dimna sampel dipilih secara simple random sampling.

Dimana hasil penelitian dari kiran bahwa penggunaan minuman berenergi yang paling

sering adalah spaya stamina tetap prima sewaktu berolahraga. Efek yang paling banyk

dirasakan oleh mahasiswa setelah mengkonsumsi minuman berenergi adalah

peningkatan tenaga tubuh dan menghilangkan rasa capek. Perbedaan penelitian kiran

(2010) dengan penelitian ini adalah rancangan penelitian menggunakan case control

dengan pendekatan retrospective dan sample dipilih secara purposive sampling,

sedangkan persamaanya adalah dimana untuk mengetahui manfaat dari efek

mengkonsumsi minuman berenergi dan motivasi apa yang mempengaruhi mahasiswa

tersebut dalam mengkonsumsi minuman berenergi.

1.6. Batasan Penelitian

Dalam penelitian yang akan dilakukan dibatasi hanya pada hubungan motivasi

dengan perilaku mengkonsumsi minuman berenergi, sedangkan batasan responden

yang akan diteliti adalah hanya pada pasien gagal ginjal kronik di Klinik Trio Husada

Gambar

Tabel 1.1 Perkembangan Konsumsi Minuman Energi Di Indonesia 2002 – 2009

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana pengaturan mengenai penanggalan kekebalan menurut Konvensi Wina 1961 dan akibat hukum yang timbul dengan adanya penanggalan

Tujuan proyek ini adalah membangun sebuah jaringan komputer yang dapat memberikan kemudahan teknologi dan informasi yang berkaitan dengan kebutuhan administrasi kantor,

Izin beristeri lebih dari seorang (istilah yang umum digunakan adalah izin poligami), dalam penjelasan pasal 49 alinea kedua sebagaimana di atas dinyatakan

'empat tidur terbuka adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memasang perlengkapan tempat tidur tanpa sprei penutup. 'indakan ini dilakukan ika ada pasien baru dan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 4 dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan

Tujuan umum: memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).. Pembahasan:

[r]

Penilaian terhadap Kompetensi Sosial Guru PAI SMA/SMK di Kabupaten Sukabumi yang dilakukan oleh Responden (Pengawas Guru PAI, Kepala Sekolah dan teman Sejawat)