“
ANALISIS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN SIRIH HIJAU
(Piper betle L.) DAN SIRIH MERAH (Piper crotatum) PADA
KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH YANG BERBEDA
SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI”
SKRIPSI
DISUSUN OLEH:
JENIK RAHAYU 201110070311061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii
“
ANALISIS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN SIRIH HIJAU
(Piper betle L.) DAN SIRIH MERAH (Piper crotatum) PADA
KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH YANG BERBEDA
SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI”
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
DISUSUN OLEH:
JENIK RAHAYU 201110070311061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
….Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya….(QS. Al-Baqarah: 286)
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka
apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja
keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhan-Mu lah
engkau berharap.
QS. Al-Insyirah:5-8
Kupersembahkan karya yang telah kuperjuangkan dengan penuh kesabaran, keikhlasan, hingga tetesan air mata ini untuk :
Ayahanda Suyitno dan Ibunda Alfiyah
Kakakku Tofan Pratama dan Aris Duani, Adikku Tira Patmi Sari Terimakasih atas segala doa, kasih sayang, nasehat dan motivasinya
yang tak henti tercurah untukku
Para sahabat dan orang-orang terkasih,dan teman-teman yang dengan tidak mengurangi apresiasi saya tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan juga inayah-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan Judul “Analisis
Aktivitas Antioksidan Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) dan Sirih Merah
(Piper crotatum) pada Ketinggian Tempat Tumbuh yang Berbeda sebagai
Sumber Belajar Biologi”
Penulisan skipsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya
bantuan tenaga, informasi, bimbingan dan juga bantuan do’a dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terimakasih atas segala bantuan yang
telah diberikan. terutama pada:
1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Biologi dan Ibu Dr. Rr. Eko Susetyarini, M.Si selaku Sekretaris Jurusan
Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Ibu Dra. Lise Chamisijatin, M.Pd selaku pembimbing I yang telah
viii
sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini, dan Ibu Dra. Siti Zaenab,
M.Kes selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran memberikan
bimbingan kepada penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Segenap keluarga jurusan Pendidikan Biologi Bapak dan Ibu Dosen yang
selalu memberikan motivasi, bimbingan, nasehat, dan doa hingga
terselesaikannya tugas akhir ini.
5. Orang tuaku Bapak Suyitno dan Ibu Alfiyah tercinta, Kakakku Tofan dan
Aris, Adikku Tira terima kasih atas kasih sayang dan bantuan moril mapun
spiritual yang selama ini telah diberikan.
6. Sahabat-sahabat saya Novita, Reny, Yunita, Tia, Elma, Aufa dan Erlik
terimakasih atas segala semangat dan motivasinya.
7. Semua teman-teman saya “Biologi angkatan 2011” khususnya kelas B
terimakasih telah menjadi keluarga saya di Malang.
8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas
do’a dan dukungannya.
Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan, Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 31 Agustus 2015
Penulis,
ix
2.1.1Klasifikasi Tanaman Sirih Merah ... 11
2.1.2Morfologi Tanaman Sirih Merah ... 12
2.1.3Habitat Tanaman Sirih Merah ... 13
2.1.4Kandungan Daun Sirih Merah ... 13
2.1.5Manfaat Daun Sirih Merah ... 14
2.1.6Hasil Penelitian Daun Sirih Merah ... 15
x
2.2.1Klasifikasi Tanaman Sirih Hijau ... 16
2.2.2Morfologi Tanaman Sirih Hijau ... 17
2.2.3Habitat Tanaman Sirih Hijau ... 18
2.2.4Kandungan Daun Sirih Hijau ... 18
2.2.5Manfaat Daun Sirih Hijau ... 19
2.2.6Hasil Penelitian Daun Sirih Hijau ... 20
2.3 Radikal Bebas... 20
2.4 Antioksidan ... 22
2.4.1Pengertian Antioksidan ... 22
2.4.2Peran Antioksidan dalam Kesehatan ... 24
2.4.3Uji Aktivitas Antioksidan ... 25
2.5 Metabolit Sekunder ... 26
2.6 Ketinggian Tempat ... 28
2.7 Penelitian Terdahulu Pengaruh Ketinggian Tempat terhadap Aktivitas Antioksidan ... 29
2.8 Pengaruh Aktivitas Antioksidan Tanaman Sirih terhadap Ketinggian Tempat Tumbuh ... 31
2.9 Sumber Belajar ... 32
2.9.1 Pengertian Sumber Belajar ... 32
2.9.2 Hakekat Sumber Belajar ... 33
2.9.3 Manfaat Sumber Belajar ... 35
2.9.4 Macam-Macam Sumber Belajar ... 35
2.9.5 Pemilihan Sumber Belajar ... 37
2.9.6 Syarat Hasil Penelitian ... 38
2.9.7 Jurnal sebagai Sumber Belajar ... 39
2.10 Kerangka Konsep ... 42
3.5 Prosedur Penelitian... 46
3.5.1Tahap Persiapan ... 46
3.5.2Tahap Pelaksanaan ... 47
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.7 Teknik Analis Data ... 49
3.7.1Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 49
xi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52
4.1 Hasil Penelitian ... 52
4.2 Hasil Analisis Data ... 53
4.2.1 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) ... 54
4.2.2 Hasil Uji Mann-Whitney Aktivitas Antioksidan Daun Sirih Hijau pada Ketingggian Tempat Tumbuh yang Berbeda ... 55
4.2.3 Hasil Uji Mann-Whitney Aktivitas Antioksidan Daun Sirih Merah pada Ketingggian Tempat Tumbuh yang Berbeda .... 56
4.2.4 Hasil Uji Mann-Whitney Perbedaan Aktivitas Antioksidan Daun Sirih Merah dan Daun Sirih Hijau ... 57
4.2.5 Nilai Konsentrasi Penghambatan IC50 Daun Sirih Merah dan Daun Sirih Hijau ... 58
4.2.6 Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar Biologi ... 59
4.3 Pembahasan ... 62
4.3.1 Perbedaan Aktivitas Antioksidan pada Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) dan Sirih Merah (Piper Crotatum) dengan Ketinggian Tempat Tumbuh ... 63
4.3.2 Perbedaan Aktivitas Antioksidan pada Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) dan Sirih Merah (Piper crotatum) ... 65
4.3.2 Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Jurnal Penelitian ... 66
BAB V PENUTUP ... 67
5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 70
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Data Hasil Keseluruhan Uji Aktivitas Antioksidan pada Daun
Sirih Hijau (Piper betle l.) dan Sirih Merah (Piper crotatum)... 52
4.2. Hasil Uji Normalitas (Komogorov-Smirnov) ... 54
4.3. Hasil Uji Mann-Whitney Perbedaan Aktivitas Antioksidan
Daun Sirih Hijau ... 55
4.4. Hasil Uji Mann-Whitney Perbedaan Aktivitas Antioksidan
Daun Sirih Merah ... 56
4.5 Hasil Uji Mann-Whitney Perbedaan Aktivitas Antioksidan Daun
Sirih Merah dan Sirih Hijau ... 57
4.5. Hasil Perhitungan IC50 Daun Sirih Merah dan Sirih Hijau ... 58
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Tanaman Sirih Merah ... 12
2.2. Tanaman Sirih Hijau ... 18
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1: Uji Normalitas ... 72
2: Uji Mann-Whitney ... 73
3: Perhitungan Nilai IC50 ... 74
4: Silabus Mata Pelajaran Biologi ... 75
5: Silabus Modifikasi Mata Pelajaran Biologi ... 80
6: Sumber Belajar Jurnal Penelitian ... 83
7: Dokumentasi Penelitian ... 90
xv
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Azwara. 2010. Tanaman Obat Indonesia Buku 1. Salemba Medika: Jakarta
Agoes, Azwarb. 2010. Tanaman Obat Indonesia Buku 2. Salemba Medika: Jakarta
Artanti, Nina dkk. 2014. Pengaruh Lokasi dan Pelarut Pengekstraksi terhadap Kndungan Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pegagan (Centella
asiatica L. Urb)
Dalimartha, Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Pustaka Bunda : Jakarta
Fatchurrozak. 2013. Pengaruh Ketinggian Tempat terhadap Kandungan Vitamin C Dan Zat Antioksidan Pada Buah Carica Pubescens di Dataran Tinggi Dieng. Jurnal Pasca UNSVol.1, No.1, hal 24 – 31, September 2013 ISSN: 2339-1901
Harborne, J.B. 2006. Metode Fitokimia. ITB : Bandung
Hernani. 2006. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Penebar Swadaya: Jakarta
Hermiati, 2013. Ekstrak Daun Sirih Hijau dan Merah Sebagai Antioksidan pada Minyak. Kelapa. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. 1 (2013)
Hidayah, Nurul. 2011. Pengaruh Ketinggian Tempat Tumbuh Rosella dan Jenis Bahan Rosella terhadap Aktivitas Antioksidan Teh Kombucha Rosella. Skripsi Sarjana Biologi. Program Studi Biologi Universitas Maulana Malik Ibrahim, Malang
Kendran, Agung. 2013. Toksisitas Ekstrak Daun Sirih Merah pada Tikus Putih Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Biologi. ISSN: 1411-8327
Kuntorini dkk. 2010. Struktur Anatomi dan Aktivitas Antioksidan Bulbus Bawang Dayak (Eleutherine Americana Merr.) dari Daerah Kalimantan. Berk. Penel. Hayati: 16 (1–7), 2010
Kusuma,dkk 2009 Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Sirih Merah (Piper crocatum) Terhadap Trichomonas vaginalis
Kusumowati, Ika & Tanti Azizah. 2012. Korelasi Kandungan Fenolik dan Aktivitas Antiradikal Ekstrak Etanol Daun Empat Tanaman Obat Indonesia (Piper betle, Sauropus androgynus, Averrhoa bilimbi, dan
Guazuma ulmifolia). Jurnal Farmasi Vol. 13, No. 1, Juni 2012
xvi
Mariska, Ika. 2013. Metabolit Sekunder:Jalur pembentukan dan kegunaannya (Online)http://biogen.litbang.pertanian.go.id/index.php/2013/08/metaboli t sekunder -jalur-pembentukan-dan-kegunaannya/ Diakses 25 April 2015
Marlina, Paramita. 2008. Konsentrasi Flavonoid dan Lethal Concentration 50 (Lc50) Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum). Skripsi Sarjana Biokimia. Program Studi Biokimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, Bogor
Napitupulu. 2009. Tumbuhan Obat Indonesia. Airlangga University Press: Surabaya
Neldawati, Ratnawulan, Gusnedi. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalam Penentuan Kadar Flavonoid Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat. Pillar Of
Physics, Vol. 2. Oktober 2013, 76-83
Novi, Alfinda. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Airlangga University Press : Surabaya
Rahayu, Ayu.2012.Panduan Penulisan Jurnal Ilmiah. (Online). http://edukasi.kompas.com diakses pada 20 Juli 2015
Ridho,Ery Al Rafika Sari, Sri Wahdaningsih. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Buah Lakum Dengan Metode Dpph (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil)
Serlahwaty, Diana. 2011. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air dan Etanol 70% Daun Sirih Hijau (Piper batle L) dan Sirih Merah (Piper cf. Fragile Benth) dengan Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia April 2011 Vol 9 No 2 ISSN 1693-1831
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung
Winarsi. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius: Yogyakarta
Supiyanti, Wiwin, Endang Dwi Wulansari dan Lia Kusmita. 2010. Uji AktivitasAntioksidan Dan Penentuan Kandungan Antosianin Total Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L). Majalah Obat Tradisional, 15(2), 64 – 70, 2010
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Radikal bebas merupakan atom atau gugus yang memiliki satu atau
lebih elektron tidak berpasangan sehingga, sangat reaktif. Radikal bebas dapat
dijumpai pada lingkungan seperti asap rokok, obat, makanan dalam kemasan,
bahan aditif, dan lain-lain. Radikal bebas tersebut sangat dekat dengan
kehidupan kita sehari-hari, otomatis resiko terkena paparan radikal bebas
sangat tinggi. Mungkin kita telah memulai untuk berusaha menghindari
lingkungan yang tidak sehat tersebut, namun faktanya tubuh kita tidak
memiliki kekuatan tinggi untuk menangkal radikal bebas. Sangat diperlukan
oleh tubuh kita penangkal radikal bebas dari luar tubuh yaitu antioksidan
(Serlahwaty, 2011).
Sebenarnya di dalam tubuh kita sudah terdapat antioksidan, namun
tidak cukup untuk menanggulangi paparan radikal bebas yang terlalu tinggi.
Antioksidan merupakan senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu
atau lebih elektron (electron donor) kepada radikal bebas, sehingga reaksi
radikal bebas tersebut dapat terhambat (Ridho, 2013). Menurut Miyake dan
Sibamoto (1997), antioksidan sintetik ternyata dapat meracuni binatang
percobaan dan juga bersifat karsinogenik. Oleh karena itu, industri makanan
dan obat beralih mengembangkan antioksidan alami yang lebih aman untuk
2
Antioksidan alami dari luar tubuh manusia dapat diperoleh dari
senyawa kimia yang ada pada tanaman. Senyawa kimia pada tanaman yang
bertindak sebagai antioksidan antara lain berasal dari golongan polifenol,
bioflavonoid, vitamin C, vitamin E, beta-karoten, katekin, dan resveratrol
(Hernani, 2006). Salah satu jenis tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan
adalah kelompok genus piperaceae. Sebelumya telah banyak penelitian
tentang antioksidan, berikut adalah beberapa penelitian terkait hal tersebut.
Menurut penelitian Serlahwaty (2011), hasil penapisan fitokimia dari sirih
merah dan sirih hijau positif mengandung senyawa metabolit sekunder
alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid. Daun sirih merah
dan sirih hijau juga memiliki aktivitas antioksidan. Daun sirih hijau memiliki
aktivitas antioksidan lebih tinggi daripada sirih merah. Aktivitas antioksidan
tertinggi pada ekstrak etanol 70% daun sirih hijau 10,59 µg/ml sedangkam
sirih merah dengan ekstrak etanol 70% hasilnya 28,05 µg/ml (Serlahwaty,
2011).
Penelitian lain yaitu yang dilakukan Kendran (2013) mengenai
diabetes melitus, penelitian ini cara kerjanya dengan menginjeksikan aloksan
pada tikus. Aloksan bertindak sebagai radikal bebas secara selektif merusak
sel α pankreas sehingga menyebabkan diabetes melitus. Kemudian tikus
diberi ekstrak daun sirih merah yang hasilnya menjelaskan bahwa ekstrak
daun sirih merah dengan dosis 50 sampai dengan 100 mg/kg berat badan
tidak toksik terhadap organ hati, sehingga dapat digunakan sebagai
3
bahwa sirih merah memiliki aktivitas antioksidan sehingga mampu
memperbaiki sel α pankreas (Kendran, 2013).
Penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Kusumowati, Ika & Tanti
(2012), hasil aktivitas antiradikal bebas ekstrak etanol yang dimiliki oleh sirih
hijau adalah 22,067 µg/ml, aktivitas antiradikal bebas ini lebih tinggi jika
dibandingkan dengan daun katuk sebesar 318, 82 µg/ml, daun belimbing
wuluh sebesar 112, 82 µg/ml dan daun jati belanda sebesar 64,84 µg/ml
(Kusumowati, Ika & Tanti Azizah, 2012).
Paparan di atas dapat disimpulkan bahwa sirih merah dan sirih hijau
memiliki aktivitas antioksidan. Antioksidan pada tumbuhan diperoleh dari
senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman. Metabolit
sekunder merupakan senyawa yang dihasilkan atau disintesa pada sel dan
group taksonomi tertentu pada tingkat pertumbuhan atau stress tertentu.
Senyawa ini diproduksi hanya dalam jumlah sedikit tidak terus-menerus
untuk mempertahankan diri dari habitatnya dan tidak berperan penting dalam
proses metabolisme utama (primer). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
sintesa metabolit sekunder, salah satunya adalah faktor fisik yaitu terkait
suhu, cahaya, kelembapan dll (Mariska, 2013). Faktor fisik ini erat kaitannya
dengan ketinggian tempat suatu wilayah.
Ketinggian tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan
intensitas cahaya matahari yang diterima. Semakin tinggi suatu tempat,
semakin rendah suhu tempat tersebut sehingga intensitas cahayanya
4
antioksidan maupun senyawa metabolit sekunder telah banyak dilakukan.
Penelitian yang dilakukan oleh Fatchurrozak, (2013) tentang “Pengaruh
Ketinggian Tempat Terhadap Kandungan Vitamin C Dan Zat Antioksidan
Pada Buah Carica pubescens di Dataran Tinggi Dieng ” menyimpulkan
bahwa ketinggian tempat berpengaruh pada kandungan vitamin C dan
antioksidan pada buah C. pubescens di Dataran Tinggi Dieng. Kandungan
vitamin C terbesar ada pada daging buah untuk buah bawah di ketinggian
2400 m dpl (89,25 mg/100gram). Kandungan Antioksidan terbesar ada pada
daging buah untuk buah tengah di ketinggian 2400 m dpl (4,52 % per gram).
(Fatchurrozak , 2013).
Penelitian yang dilakukan Artanti (2014) tentang pengaruh lokasi
terhadap aktivitas antioksidan menjelaskan bahwa lokasi asal yaitu Lembang,
Solo dan Bandung mempengaruhi aktivitas antioksidan ekstrak pegagan.
Aktivitas antioksidan tertinggi (91,34%) dari daerah Lembang. Penelitian
tentang “Struktur Anatomi Dan Aktivitas Antioksidan Bulbus Bawang Dayak
(Eleutherine Americana Merr.) Dari Daerah Kalimantan Selatan” yang
dilakukan Kuntorini (2010), menyimpulkan aktivitas antioksidan dipengaruhi
tempat tumbuh suatu tanaman. Aktivitas antioksidan tertinggi, yaitu lokasi 1
Kelurahan Komet Kodya Banjarbaru (IC50 = 25,3339 μg/ml) dan terendah
pada sampel lokasi 2 Kelurahan Sungai Paring Kabupaten Banjar (IC50 =
86,9039 μg/ml).
Penelitian selanjutnya yang dilakukan Kusumowati (2012) tentang
5
terhadap Aktivitas Antioksidan Teh Kombucha Rosella”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh ketinggian tempat tumbuh yang berbeda
terhadap aktivitas antioksidan teh kombucha rosella. Rerata aktivitas
antoksidan ketinggian tempat 21 mdpl, 450 mdpl, dan 1100 mdpl
berturut-turut adalah 66,888%, 61,999%, dan 53,600%. Berdasarkan beberapa
penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ketinggian tempat tumbuh suatu
tanaman mempengaruhi aktivitas antioksidannya.
Mengingat tanaman sirih merah dan sirih hijau memiliki aktivitas
antioksidan, peneliti tertarik untuk meneliti aktivitas antioksidan yang
dimiliki oleh sirih merah dan sirih hijau pada ketinggian tempat yang
berbeda. Seberapa berpengaruh ketinggian tempat terhadap aktivitas
antioksidan yang dimiliki oleh tanaman sirih merah dan sirih hijau, sehingga
nantinya diharapkan dapat memberikan informasi yang mendukung
masyarakat untuk membudidayakan tanaman sirih merah dan sirih hijau
dengan baik. Kemudian mampu juga menjadi alternatif untuk mengobati
berbagai penyakit degeneratif yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Antioksidan pada tanaman memberikan informasi penting pada
masyarakat namun, antioksidan ini juga penting dikaji dalam suatu proses
pembelajaran. Penting dikaji karena ada salah satu materi siswa yang
berkaitan dengan antioksidan. Materi tersebut tentang struktur dan fungsi sel,
salah satu fungsi sel yaitu pada tanaman yang dapat menghasilkan
antioksidan. Ketika siswa mengetahui lebih dalam manfaat tentang suatu
6
tersebut. Supaya mempermudah siswa untuk mempelajari aktivitas
antioksidan tanaman, perlu adanya sumber belajar. Sumber belajar dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada
peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan,
pengalaman, dan ketrampilanm dalam proses belajar mengajar. Dengan
demikian dari adanya sumber belajar mampu mempermudah proses belajar
mengajar (Djamarah, 2002).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian
dengan judul “Analisis Aktivitas Antioksidan Daun Sirih Hijau (Piper
betle L.) dan Sirih Merah (Piper crotatum) pada Ketinggian Tempat
Tumbuh yang Berbeda sebagai Sumber Belajar Biologi”.
1.2Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan aktivitas antioksidan daun sirih hijau (Piper betle L.)
berdasarkan ketinggian tempat tumbuh?
2. Adakah perbedaan aktivitas antioksidan daun sirih merah (Piper crotatum)
berdasarkan ketinggian tempat tumbuh?
3. Adakah perbedaan aktivitas antioksidan daun sirih hijau (Piper betle L.)
dan sirih merah (Piper crotatum)?
4. Bagaimanakah hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai sumber belajar
Biologi SMA kelas XI pada Materi Sel Sebagai Unit Terkecil Kehidupan,
7
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan daun sirih hijau (Piper betle L.)
berdasarkan ketinggian tempat tumbuh yang berbeda.
2. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan daun sirih merah (Piper crotatum)
berdasarkan ketinggian tempat tumbuh yang berbeda.
3. Untuk mengetahui perbedaan aktivitas antioksidan daun sirih hijau (Piper
betle L.) dan sirih merah (Piper crotatum).
4. Untuk mengetahui pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar
biologi SMA kelas XI pada materi sel sebagai unit terkecil kehidupan, dan
bioproses pada sel.
1.4Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan
Dari hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai sumber
belajar Biologi SMA kelas XI pada Materi Sel Sebagai Unit Terkecil
Kehidupan, dan Bioproses pada Sel.
2. Manfaat Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang antioksidan alami dari
daun sirih merah dan sirih hijau pada ketinggian tempat tumbuh yang
8
3. Manfaat Teoritis
Menambah khasanah keilmuan bagi penulis tentang antioksidan pada daun
sirih hijau dan sirih merah, sekaligus dapat memperluas terapan keilmuan
peneliti pada mata kuliah Kesehatan Masyarakat, Fitofarmaka, Pengobatan
Tradisional Indonesia dan Metode Penelitian.
1.5Batasan Masalah
Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti
memberikan batasan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun sirih hijau dan sirih
merah.
2. Daun sirih hijau dan sirih merah diperoleh dari daerah Tulungagung
dengan ketinggian ±104 meter dpl dan daerah Batu dengan ketinggian
±700 meter dpl .
3. Tanaman sirih merah dan sirih hijau diambil pada tempat dengan ±70%
cahaya matahari, sebagai data pendukung dilihat kelembaban dan suhu
dari kedua ketinggian tempat tersebut selama 2 hari dari BMKG
Karangploso.
4. Uji yang dilakukan pada daun sirih hijau dan sirih merah adalah uji
aktivitas antioksidan.
5. Uji untuk mengukur aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH
(1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil). Metode DPPH memberikan informasi
9
merupakan metode yang sederhana, cepat, dan mudah untuk skrining
aktivitas penangkap radikal beberapa senyawa, selain itu metode ini
terbukti akurat dan praktis.
1.6Definisi Istilah
1. Tanaman sirih hijau merupakan tamanan yang tumbuh memanjat atau
bersandar pada batang pohon lain, tinggi 5-15m, batang lemah, permukaan
kulit kasar dan berkerut-kerut, berwarna hijau kecoklatan, beruas atau
bernodul besar tempat akan keluar (Dalimartha, 2006).
2. Tanaman sirih merah tumbuh dengan menjalar seperti sirih hijau.
Batangnya bersulur dan beruas dengan jarak buku 5-10 cm dengan setiap
buku tumbuh bakal akar. Daun sirih merah membentuk seperti jantung
dengan ujung meruncing, dengan tepi yang rata, mengkilap serta tidak
berbulu (Marlina, 2008).
3. Ketinggian tempat merupakan ketinggian suatu wilayah di atas permukaan
laut atau elevasi (Hidayah, 2009).
4. Aktivitas antioksidan adalah proses suatu zat untuk menangkal atau
mencegah reaksi oksidasi dari radikal bebas. Oksidasi merupakan suatu
reaksi kimia yang mentransfer elektron dari satu zat ke oksidator
10
5. Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh
sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilanm dalam