• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN GOLONGAN ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKER (ARB) PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) dengan NEFROPATI DIABETIK ( Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN GOLONGAN ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKER (ARB) PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) dengan NEFROPATI DIABETIK ( Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

AENY RIZKY KURNIA SARI

STUDI PENGGUNAAN GOLONGAN

ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKER

(ARB)

PADA PASIEN

CHRONIC KIDNEY DISEASE

(CKD) dengan NEFROPATI DIABETIK

( Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

Lembar Pengesahan

STUDI PENGGUNAAN GOLONGAN

ANGIOTENSIN

RECEPTOR BLOCKER

(ARB) PADA PASIEN

CHRONIC KIDNEY DISEASE

(CKD) dengan

NEFROPATI DIABETIK

(Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Muhammadiyah Lamongan)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2016

Oleh:

AENY RIZKY KURNIA SARI NIM: 201210410311251

Disetujui Oleh:

Pembimbing II

Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt.

NIP: 114.3110522

Pembimbing III

(3)

iii

Lembar Pengujian

STUDI PENGGUNAAN GOLONGAN

ANGIOTENSIN

RECEPTOR BLOCKER

(ARB) PADA PASIEN

CHRONIC KIDNEY DISEASE

(CKD) dengan

NEFROPATI DIABETIK

(Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Pada tanggal 4 Juni 2016

Oleh:

AENY RIZKY KURNIA SARI

NIM: 201210410311251

Tim Penguji:

Penguji II

Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt.

NIP: 114.3110522

Penguji III

Rully Yuliandhari,S.Farm.,Apt.,M.Farm.Klin. NRP. 05070420

Penguji IV

Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS. NIP UMM: 114.07040450

Penguji V

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim

Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillah puji syukur peneliti panjatkan kepada ALLAH SWT atas berkat rahmat dan ridho-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ Studi Penggunaan Golongan Angiotensin Receptor Blocker (ARB) Pada Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan Nefropati Diabetik”

(Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan).

Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2016. Keberhasilan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari doa, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti memberikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu dr. Hj.Umi Aliyah, MARS selaku Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian skripsi ini di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.

3. Ibu Dian Ermawati, M.Farm., Apt selaku Dosen Wali yang memberikan saran kepada Farmasi F 2012.

4. Ibu Nailis Syifa’. S.Farm., M.Sc.,Apt. Selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan selaku dosen pembimbing II yang bersedia meluangkan waktu disela kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi sehingga terselesaikannya skripsi ini.

(5)

v

6. Ibu Rully Yuliandhari, S.Farm.,Apt.,M.Farm.Klin. selaku pembimbing III dirumah sakit yang bersedia meluangkan waktu disela kesibukan beliau yang memberikan saran serta motivasi kepada peneliti sehingga terselesaikannya skripsi ini.

7. Ibu Drs. Lilik Yusetyani, Apt., SpFRS selaku Dosen Penguji I dan Ibu Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., SpFRS selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

8. Orang tuaku tercinta Ibu Hj. Turyatningsih Dan Bapak H. Soejitno yang tidak pernah lelah dalam mendidik, selalu memberikan motivasi, memberikan cinta dan kasih sayangnya dalam segala hal yang tiada henti bersabar mendoakan kesuksesan untuk anaknya sehingga mencapai gelar sarjana farmasi. Terima kasih bapak ibu atas semua hal yang diberikan kepada anaknya yang tidak terukur nilainya.

9. Untuk semua Staff Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membekali dan mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat selama peneliti menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

10. Staff Tata Usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan Pegawai Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan khususnya bagian RMK (Rekam Medis Kesehatan) Bu Lussy dan Mas Heri yang telah membantu dalam proses penelitian sehingga terselesaikannya skripsi ini.

11. Teman –teman Farmasi angkatan 2012 khususnya Farmasi D yang telah membantu dan mendukung selama peneliti menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih atas semangatnya selama ini. Semoga Allah SWT memberikan jalan yang terbaik untuk kesuksesan kita semua.

(6)

vi

FL dan Wavfi Dahril), Teman- teman Kos Abilowo yang selalu memberikan motivasi dan semangat, terimakasih atas kebersamaan kalian. 13. Mohon maaf bagi pihak yang belum disebutkan namanya, terima kasih

banyak peneliti ucapkan karena semua keberhasilan ini tidak terlepas dari bantuan dan doa dari kalian.

Semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan balasan dari Allah SWT yang berlipat ganda. Demi perbaikan skripsi ini, untuk itu saran dan kritik dari pembaca sangan membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.

Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Malang, 4 Juni 2016 Penyusun

(7)

vii

RINGKASAN

STUDI PENGGUNAAN GOLONGAN

ANGIOTENSIN

RECEPTOR BLOCKER

(ARB) PADA PASIEN

CHRONIC

KIDNEY DISEASE

(CKD) dengan NEFROPATI DIABETIK

(Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah

Lamongan)

Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penurunan fungsi ginjal yang diakibatkan oleh pengurangan nefron yang berfungsi normal yang berlangsung selama 3 bulan bahkan lebih yang bersifat irreversible, nefron yang seharusnya menjalankan fungsinya dalam keseimbangan elektrolit tidak dapat menjalankan fungsinya sehingga menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh. Nefropati diabetik merupakan salah satu komplikasi Chronic Kidney Disease

(CKD). Nefropati diabetik ditandai dengan perubahan morfologi pada ginjal yang menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus < 60 ml/menit/ . Klasifikasi Chronic Kidney Disease (CKD) meliputi stage 1 - 5, pada stage 4 dan 5 merupakan End Stage Renal Disease (ESRD) diperlukan terapi pengganti ginjal.

Tujuan dari terapi Chronic Kidney Disease (CKD) adalah memberi efek perlindungan pada ginjal (renoproteksi) sehingga tidak terjadi penurunan secara signifikan, mencegah penurunan Glomerular Filtration Rate (GFR), mengurangi kondisi uremia, dan mengontrol tekanan darah pada pasien sehingga mencegah perkembangan Chronic Kidney Disease (CKD). Antihipertensi diberikan untuk mencegah kerusakan pada ginjal dengan diabetes dan tanpa diabetes. Target tekanan darah pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan nefropati diabetik adalah < 130/80 mmHg dan tanpa diabetes < 140/90 mmHg. Antihipertensi golongan Angiotensin Receptor Blocker (ARB) digunakan pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan nefropati diabetik karena dapat mengurangi tekanan intraglomerulus yang disebabkan oleh angiotensin II. Pada

Chronic Kidney Disease (CKD) Renin Angiotensin Aldosterone Sistem (RAAS) mengalami gangguan sehingga mengaktivasi angiotensinogen yang akan dirubah oleh renin menjadi angiotensin I, angiotensin I mengaktivasi angiotensin II lewat jalur ACE dan non ACE. Golongan Angiotensin Converting Enzime (ACEi) menghambat aktivasi angiotensin II yang dihasilkan oleh jalur ACE. Golongan

Angiotensin Receptor Blocker (ARB) menghambat pembentukan angotensin II oleh jalur non ACE. Penghambatan angiotensin II menyebabkan vasodilatasi, menurunkan sekresi aldosteron, menurunkan aktivitas simpatis.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari profil penggunaan golongan Angiotensin Receptor Blocker (ARB) pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan nefropati diabetik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Menganalisis terapi Angiotensin Receptor Blocker

(ARB) mengenai hubungan ketepatan dosis, rute pemberiannya, frekuensi pemberiannya, dan lama pemberiannya pada pasien Chronic Kidney Disease

(8)

viii

Penelitian studi penggunaan golongan Angiotensin Receptor Blocker

(ARB) pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian bersifat deskriptif dan instrumen pengumpulan data secara retrospektif karena peneliti dalam melakukan penelitiannya dengan mengambil data dan mengidentifikasi Rekam Medis Kesehatan (RMK) sehingga tidak memberikan perlakuan kepada sampel yang akan diteliti. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Kriteria inklusi Pasien Chronic Kidney Disease

(CKD) dengan nefropati diabetik di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan dengan data rekam medik kesehatan dan terapi golongan Angiotensin Receptor Blocker (ARB) serta obat lain yang menyertai.

Penelitian studi penggunaan golongan Angiotensin Receptor Blocker

(ARB) pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan Nefropati Diabetik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan selama kurang lebih 1 bulan, penelitian dilakukan dengan memilih dan mengidentifikasi sebanyak 181 Rekam Medis Kesehatan (RMK) periode 1 Januari - 31 Desember 2015. Penelitian ini didapatkan sebanyak 16 Rekam Medis Kesehatan (RMK) yang memenuhi kriteria inklusi dengan data demografi berdasarkan jenis kelamin pasien didapatkan 14 pasien wanita (88%) dan 2 pasien pria (12%) dengan jumlah terbanyak pasien usia 41-50 tahun sebanyak 8 pasien (50 %), sedangkan berdasarkan status pasien yang paling terbanyak adalah status pasien JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) sebanyak 11 pasien (69 %). Penyakit penyerta pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan Nefropati Diabetik adalah hipertensi 10 pasien (36 %).

Pada penelitian ini penggunaan Angiotensin Receptor Blocker (ARB) kombinasi. Dosis, rute, frekuensi yang paling banyak adalah kombinasi 3 (Irbesartan 1 x 150 mg dan 1 x 300 mg PO, Amlodipin 1 x 5 mg dan 1 x 10 mg PO, Furosemide 3 x 10 mg IV) sebanyak 9 pasien (56.25 %). Penggunaan

(9)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vii

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Bagi Peneliti ... 5

(10)

xii

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1.Anatomi dan Fisiologi Ginjal ... 6

2.2 Chronic Kidney Disease... 8

2.2.1 Epidemiologi Chronic Kidney Disease ... 9

2.2.2 Manifestasi Chronic Kidney Disease ... 10

2.2.3 Etiologi Chronic Kidney Disease ... 11

2.2.4 Patofisiologi Chronic Kidney Disease ... 11

2.2.5 Klasifikasi Chronic Kidney Disease ... 13

2.2.6 Komplikasi Chronic Kidney Disease ... 14

2.2.6.1 Anemia ... 14

2.2.6.2 Osteodistrofi Renal ... 15

2.2.6.3 Asidosis Metabolik ... 15

2.2.6.4 Hiperkalemia ... 16

2.2.7 Penatalaksanaan Terapi Chronic Kidney Disease ... 17

2.2.7.1 Anemia ... 17

2.2.7.2 Osteodistrofi Renal ... 17

2.2.7.3 Asidosis Metabolik ... 18

2.2.7.4 Hiperkalemia ... 18

2.2.8 Antihipertensi yang digunakan pasien Chronic Kidney Disease ... 19

2.2.8.1 Diuretik... 19

2.2.8.2 Calcium Chanel Blocker ... 20

2.2.8.3 Angiotensin Converting Enzim Inhibitor ... 21

(11)

xiii

2.3 Tinjauan Angiotensin Receptor Blocker (ARB) pada pasien Chronic

Kidney Disease... 29

2.4 Nefropati Diabetik ... 31

2.4.1 Epidemiologi Nefropati Diabetik ... 32

2.4.2 Manifestasi Nefropati Diabetik ... 32

2.4.3 Etiologi Nefropati Diabetik ... 33

2.4.4 Patofisiologi Nefopati Diabetik... 34

2.5 Hubungan Chronic Kidney Disease dengan Diabetes Mellitus dan Hipertensi ... 36

2.6 Penggunaan Angiotensin Receptor Blocker pada pasien Chronic Kidney Disease dengan Nefropati Diabetik ... 37

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN KERANGKA OPERASIONAL .... 39

3.1 Kerangka Konseptual ... 39

3.1 Kerangka Operasional ... 41

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 42

4.1 Rancangan Penelitian ... 42

4.2 Bahan Penelitian ... 42

4.2.1 Kriteria Inklusi ... 42

4.2.2 Kriteria Ekslusi ... 42

4.3 Populasi dan Sampel ... 43

4.3.1 Populasi ... 43

4.3.2 Sampel ... 43

4.4 Instrumen Penelitian ... 43

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43

(12)

xiv

4.7 Metode Pengumpulan Data ... 44

4.8 Analisis Data ... 45

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 46

5.1 Data Demografi Pasien ... 47

5.1.1 Data Jenis Kelamin dan Usia ... 47

5.1.2 Data Status Pasien ... 47

5.2 Data Penyakit Penyerta ... 48

5.3 Data Klasifikasi Chronic Kidney Disease (CKD) ... 48

5.4 Data Tindakan Hemodialisis ... 49

5.5 Penggunaan Terapi Golongan Angiotensin Receptor Blocker (ARB) diterima pasien Chronic Kidney Disease dengan Nefropati Diabetik ... 49

5.6 Terapi kombinasi golongan Angiotensin Receptor Blocker (ARB) dengan antihipertensi lain ... 50

5.7 Terapi lain yang diterima pasien Chronic Kidney Disease dengan Nefropati Diabetik ... 52

5.8 Lama Perawatan pasien ... 56

5.9 Kondisi Keluar Rumah Sakit ... 57

BAB 6 PEMBAHASAN ... 58

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

(13)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Klasifikasi CKD Chronic Kidney Disease ... ...13

II.2 Obat Golongan Diuretik ... ...19

II.3 Obat Golongan Calcium Channel Blocker ... ...20

II.4 Obat Golongan Angiotensin Converting Enzim ... ...21

II.5 Obat Golongan Angiotensin Receptor Blocker ... ...22

V.1 Jenis Kelamin dan Usia pasien Chronic Kidney Disease ... ...47

V.2 Status pasien Chronic Kidney Disease ... ...47

V.3 Penyakit Penyerta pasien Chronic Kidney Disease ... ...48

V.4 Klasifikasi pasien Chronic Kidney Disease ... ...48

V.5 Tindakan hemodialisis Chronic Kidney Disease ... ...49

V.6 Penggunaan terapi Angiotensin Receptor Blocker ... ...49

V.7 Penggunaan terapi kombinasi Angiotensin Receptor Blocker (ARB)...50

V.8 Terapi lain yang diterima pasien Chronic Kidney Disease ... ...52

V.9 Lama perawatan pasien Chronic Kidney Disease ... ...56

(14)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur Anatomi Ginjal ... ...7

2.2 Struktur Fisiologi Ginjal ... ...8

2.3 Mekanisme Progresivitas Chronic Kidney Disease ... ...12

2.4 Struktur Kimia Losartan ... ...23

2.5 Struktur Kimia Valsartan ... ...24

2.6 Struktur Kimia Irbesartan ... ...25

2.7 Struktur Kimia Candesartan ... ...26

2.8 Struktur Kimia Telmisartan ... ...27

2.9 Struktur Kimia Olmesartan ... ...28

2.10 Struktur Kimia Eprosartan ... ...29

2.11 Lokasi kerja pengahambat ACE dan ARB...30

2.12 Patofisiologi Nefropati Diabetik ... ...34

2.13 Penanganan dan screening diabetes dan Chronic Kidney Disease ... ...36

3.1 Skema Kerangka Konseptual ... ...40

3.2 Skema Kerangka Observasional ... ...41

(15)

xvii

DAFTAR SINGKATAN

ACEi : Angiotensin Converting Enzim Inhibitor

ADA : American Diabetes Association

AGEs : Advanced Glycation End-Products

ALO : Acute Lung Oedema

ARB : Angiotensin Receptor Bloker

BUN : Blood Urea Nitrogen

CCB : Calcium Chanel Blocker

CKD : Chronic Kidney Disease

ECF : Extracellular Fluid

ECM : Extracellular Matrix

ESA : Erythropoetic-Stimulating Agent

EPO : Eritropoetin

ESRD : End Stage Renal Disease

GFR : Glomerural Filtration Rate

Hb : Hemoglobin HCT : Hidroklorotiazid

IDF : International Diabetes Federation

IV : Intravena

K/DOQI : National Kidney Foundation’s Kidney Dialysis Outcomes

(16)

xviii lpm : Liter per menit mg : Miligram

MR : Mineralkortikoid NaCl : Natrium Klorida ND : Nefropati Diabetik NO : Nitric Oxide

O2 : Oksigen PGI2 : Prostacyclin

PRC : Packed Red Cell PO : Per Oral

RAAS : Renin Angiotensinogen-Aldosteron System

RPRGRK : Rendah Purin, Rendah Garam, Rendah Kalori SAG : Serum Anion Gap

TGF-β : Transforming Growth Factor-β

(17)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... ...84

2 Surat Pernyataan... ...85

3 Keterangan Kelayakan Etik... ...86

4 Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ... ...87

5 Lembar Pengumpul Data ... ...88

(18)

76

DAFTAR PUSTAKA

ADA, 2011. American Diabetes Association: Standards of Medical Care in Diabetes,http://care.Diabetesjournals.org/content/34/Supplement1/S11.full .pdf+html, Diakses tanggal 23 November 2015.

ADA, 2011. American Diabetes Association: Nephropathy in Diabetes,

http://care.Diabetesjournals.org/content/34/Supplement1/S11.full .pdf+html, Diakses tanggal 23 November 2015.

AJKD., 2006. Anemia in Chronic Kidney Disease. American Journal of Kidney Disease, Vol. 47 No.5

Alam, Syamsir., Hadibroto,I., 2007. Gagal Ginjal. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Anonim, 2013. Anatomy and Physiology Textbook, http://cnx.org/con tent/col11496/latest/ , Diakses pada 12 Desember 2015.

Arora, Pradeep,. 2015. Chronic Kidney Disease Clinical Presentation, http://emedicine.medscape.com/article/238798-clinical, Diakses pada 13 Desember 2015.

Baltatzi, M., Savopaulos, Ch, Hatzitolius, A., 2011. Role of Angiotensin Converting Enzime Inhibitors and Angiotensin Receptor Blockers in Hypertension of Chronic Kidney Disease and Renoprotection. Study result. Renal Disease, Vol 15, No.1, pp 27-32

Batuman, V et.al,. 2013. Diabetic Nephropathy,

http://emedicine.medscape.com/article/238946-overview , Diakses pada 1 Mei 2016.

Baradero, Mary., Dayrit, Mary.W., Yakobus, Siswadi., 2008. Klien Gangguan Ginjal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Barret Kim.E, Barman S.M, Boitano S, Broks H.L, 2010. Ganong’s Review of

(19)

77

Bennett, Katie., and Aditya, Bhandar.S., 2015. An Overview of Diabetic Nephropathy Epidemiology, Pathophysiology and Treatment. Journal of Diabetes Nursing, Vol.8, pp. 61.

BHS., 2008. Calcium Chanel Blocker, http://www.bhsoc.org/pdfs/ther

apeutics/Calcium%20Channel%20Blockers%20(CCBs).pdf , Diakses pada 23 November 2015.

Boersma, Cornels et.al., 2012. Cost Effectiveness of Angiotensin Receptor Blocker Monotherapy in Patients With Hypertension in The Netherlands.

Cardiologi, Vol. 10 No. 1, pp 49-54

Briggs Josephine., P, Kriz W., Schnermann J.B., 2009. Overview of Kidney Fuction and Structure. In: MD, Arthur.Greenberg., MD, Cheung.K.Alfred., MD, Coffman.M.Thomas.,MD, Falk.J.Ronald.,MD, Jennette. Charles. J (Eds). Kidney Disease. Ed.5th, Philadelphia: Elsevier., pp 3.

Cernes, Relu., Mashavi, Margarita., Zimlichman, Reuven., 2011. Differential clinical profile of candesartan compared to other angiotensin receptor blocker. Vaskular Health and Management, Vol.7 pp 749-759

Chen, Wei., and Abramowitz, Matthew.K., 2014. Metabolic Acidosis Progression Chronic Kidney Disease, Vol.5 No. 55 p.1-8.

Cheuck, Lanna et.al., 2013. Kidney Anatomy, http://emedicine.medscape.com /article/1948775-overview#a2, Diakses pada 6 November 2015.

Chobanian, Aram.V., 2003. The Seventh Report of the Joint National Committe on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blod Pressure, https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidelines/express.pdf. Diakses tanggal 5 Mei 2016.

Csaba, Kovsedy.P., 2012. Metabolic acidosis and kidney disease: does bicarbonate therapy slow the progression of CKD. Nephrology, Vol 27 No.8 p. 3056-3062.

Degrassi, Ferruccio et.al., 2015. Imaging of haemodialysis: renal and extrarenal findings, Vol.6 No. 3, p. 309-321.

(20)

78

Depkes RI, 2006. Buku Saku Hipertensi, http://www.academia.edu/7994928/ PHARMACEUTICAL_CARE_UNTUK_PENYAKIT_HIPERTENSI , Diakses pada 7 Oktober 2015

Draznin, Boris., and Epstein, Sol., 2011. Oxford American Haandbook of Endrokinology and Diabetes, New York: Oxford University Press, p 585. Dussol, B et.al., 2012. A Randomized trial of furosemide vs hydrochlorothiazide in patients with chronic renal failure and hypertension “, Vol.2, p.349.

Effendi, Ian., dan Pasaribu, Restu., 2009. Edema Patofisiologi dan Penanganan. In: Sudoyo, Aru.W., Setyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, Marcellus. K,. Setiati, S (Eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II dan Jilid III.

Edisi ke-5, Jakarta: Internal Publishing. hal 946.

Elmarakby, Ahmed A., Sullivan, Jennifer C., 2010. Relationship between Oxidative Stress and Inflammatory Cytokines in Diabetic Nephropathy, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20718759, Diakses tanggal 14 September 2015.

FDA., 2012. Telmisartan, Olmesartan, Eprosartan, http://www.accessdata.fda. gov/drugsatfdadocs/label/2012/020850s036lbl.pdf , Diakses 15 November 2015.

Fried, F.Linda et.al., 2013.Combined Angiotensin Inhibition for the Treatment of Diabetic Nephropathy. Nephrology, Vol. 20 No. 369, p. 1903-1892. Haneda,Masakazu et.al., 2015. A new Clasification of Diabetic Nephropathy

2014: a report from Joint Commite on Diabetic Nephropathy. Journal of Diabetes Investigation, Vol.6 No.2, p.242-246.

Hsieh, MC et.al., 2011. Remission of diabetic nephropathy in type 2 diabetic Asian population: role of tight glucose and blood pressure control. World Journal of Nephrology, Vol. 8, p. 2362-1365.

Huang, RS et.al., 2016. Renoprotective Effect of the Combination of Renin angiotensin System Inhibitor and Calcium Channel Blocker in Patients with Hypertension and Chronic Kidney Disease. Chinese Medical Journal, Vol.129 No.5, p.562-569

(21)

79

Infodatin., 2014. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, http://

www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-info-datin.html , Diakses pada 25 November 2015.

Joy, Melanie.S., Kshirsagar, A., Franceshini, N., 2009. Chronic Kidney Disease: Progression-Modifying Therapies. In: Joseph t.Dipiro, Robert.L.T, Gary C.Yee, Gary R, Barbara G.W, L. Michael.P (Eds). Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, Ed.7th, United States of America: McGraw-Hill Companies Inc., pp.745.

Kanwar, YS., Lin, S., Xie, P., Chen, Sheldon., 2011. A Glimpse of Various Pathogenetic Mechanism of Diabetic Nephropathy. In: Eric Wong, and Sultan Chaudhry. Nephrology, Vol.6, p. 423-395.

Katzung, Betram .G., 2007. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi ke-10, Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

KDOQI., 2012. NKF KDOQI Guidelines, http://www2.kidney.org/professionals /KDOQI/guidelines_ckd/toc.htm , Diakses 16 November 2015.

Khan, Gabriel. M., 2015. Cardiac Drug Therapy. Edisi ke-8, Ottawa:Humana Press.

Klein, Jon., 2012. Biomarkers That Predict Diabetic Nephropathy: The Long Road From Finding Targets to Clinical Use. Diabetes Journals, Vol. 61, p.3073-3072

Kobori, Hiroyuki., Mori, H., Masaki, T., Nishiyama., 2013. Angiotensin II Blockade and Renal Protection. Nephrology, Vol.16, p. 1- 20.

Kompas., 2013. Pasien Cuci Darah Terus Meningkat,

http://health.kompas.com/read/2013/06/26/1640186/Pasien.Cuci.Darah.Te rus.Meningkat , Diakses pada 30 April 2016

Krol, D. Gregory., 2011. Chronic Kidney Disease, https://www.asn online.org/education/training/fellows/HFHS_CKD_V6.pdf , Diakses pada 15 November 2015.

(22)

80

Kosnadi Lidya., 2002. Nefropati Diabetik. In: Husein Alatas, Taralan T,., Partini.P, Sudung.O.Pardede (Eds). Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi ke-2, Jakarta: Penerbit FKUI.

Lacy, Charles.F et.al., 2009. Drug Handbook Information,

http://webstore.lexi.com /Drug-Information-Handbook , Diakses pada 10 November 2015.

Lehnhardt, Anja., and Kemper, Markus.J., 2011. Pathogenesis, Diagnosis and Management of Hyperkalemia, Vol. 26 No.3, p. 377-384.

Leon, Shargel., Wu-Pong, S., Yu, Andrew,B.C., 2005. Biofarmasetika and Farmakokinetika Terapan. Edisi ke- 5,Surabaya: Universitas Airlangga.

Levin, Adeeraa et.al., 2008. Guidelines for the management of chronic kidney disease, Vol. 179 No.11, p.1154-1162.

Lopez, Revuelta.K et.al., 2014. World Journal of Nephrology. Silent Diabetic Nephropathy. Vol. 3 No.1, p75-84.

Lubis, Harun R.., Tessy, A., Hendromartono., Siregar, Parlindungan., 2009. Penyakit Ginjal Diabetik In: Sudoyo, Aru.W., Setyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, Marcellus. K,. Setiati, S (Eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II dan Jilid III. Edisi ke-5, Jakarta: Internal Publishing. hal 979,1086 dan 1942.

Luker, Jennifer.R et.al., 2014. Management of Chronic Kidney Disease, UMHS (Universitas Michigan Health System), http://www.med.umich.edu/1in fo/FHP/practiceguides/kidney/CKD.pdf, Diakses tanggal 9 Desember 2015.

Luzia, Maria.,Mauer, Michael.,2009. Pathogenesis and Pathophysiology of Diabetic Nephropathy. In: MD, Arthur.Greenberg., MD, Cheung.K.Alfred., MD, Coffman.M.Thomas.,MD, Falk.J.Ronald.,MD, Jennette. Charles. J (Eds). Kidney Disease. Ed.5th, Philadelphia:

Elsevier., pp 214.

(23)

81

MHRA., 2010. Losartan, Valsartan, Irbesartan, Candsartan. http://www.mhra.gov.uk/home/groups/par/documents/websiteresources/co n079128.pdf , Diakses pada 15 November 2015.

MIMS., 2011. MIMS Petunjuk Konsultasi. Edisi Ke-11, Jakarta: PT. Medidata Indonesia.

Neal, M.J., 2006. At A Glance Farmakologi Medis. Edisi ke-5, Jakarta: Penerbit Erlangga, hal. 66-67.

NKF., 2014. Clinical Update on HYPERKALEMIA, https://www.kidney. org/sites/default/files/02-106785HBEHyperkalemia Bulletin.pdf , Diakses pada 9 Desember 2015.

O’Callaghan, C.A., 2009. At A Glance Sistem Ginjal. Edisi ke-2, Jakarta: Penerbit Erlangga, hal 82.

Parchwani, N. Deepak., and Upadhyah, Amit.A., 2012. World Jounal Nephrology.

Diabetic Nephropathy: Proggresion and Pathophysiology, Vol. 1 No. 2, p. 59-70.

Pathak, V.Jahnavi., Dass, E. Ervilla., 2015. A Retrospective Study Of The Effects Of Angiotensin Receptor Blockers and Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors in Diabetic Nephropathy, http://www.ncbi.nlm.nih. gov/pubmed/25878372 , Diakses pada tanggal 7 Juni 2015.

Pernefri, 2011. Program Indonesian Renal Registry, http://www.pernefri-inasn.org/Laporan/4th%20Annual%20Report%20Of%20IRR%202011.pdf Diakses pada 13 November 2015.

Prodjosudjadi, Wiguno MD, PhD., and Suhardjono, MD, PhD., 2009. End-Stage Renal Disease in Indonesia: Treatment Development, http://www.ishib.org/journal/19-1s1/ethn-19-01s1-33ab.pdf, Diakses pada 25 November 2015.

(24)

82

Raghavendra., Mallikarjun., M.J, Vidya., 2013. Functions of kidney & artificial kidneys, http://www.ijireeice.com/upload/2013/april/1-Raghavendra%20J oshi-Functions%20of%20Kidney-c.pdf , Diakses pada 12 Desember 2015.

Riskerdas., 2007. Riset Kesehatan Dasar, http://www.depkes.go.id/ resources /download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf, Diakses pada 15 Juni 2015

Ritz, E., Zeng, X., 2011. Diabetic nephropathy – Epidemiology in Asia and the current state of treatment. Indian Journal Of Nephrology, Vol. 21 No.2, p. 75-84.

Saifullah, Akber., and Moe, Sharon.M., 2009. Disorders of Calcium And Phosphorus. In: Arthur.Greenberg., MD, Cheung.K.Alfred., MD, Coffman.M.Thomas.,MD, Falk.J.Ronald.,MD, Jennette. Charles. J (Eds).

Kidney Disease. Ed.5th, Philadelphia: Elsevier., pp 3.

Satta, Ersilia et al., 2014. Sexual Dysfunction in Women with Diabetic Kidney.

International Journal of Endocrinology, pp 1-6

Sauk, Steven., and Zuckerman, D.A., 2011. Renal Artery Embolization, Vol. 28 No. 4, p. 396-406.

Sciepatti, A et al., Prevalence of Chronic Kidney Disease in Two Tertiary Care Hospitals: High Proportion of Cases With Uncertain Aetiology.

Vol. 17.

Sharma, AM and Weir, MR., 2011. World Journal Of Nephrology. The Role Of Angiotensin Receptor Blockers in Diabetic Nephropathy. Vol. 3 No. 21.

SIGN, 2008. Diagnosis and management of chronic kidney disease :A national clinical guideline. http://www.sign.ac.uk/pdf/sign103.pdf , Diakses pada 24 September 2015.

(25)

83

Stedon, Simon., Ashman, Neil., Chesser, Alistein., Cunningham, John., 2014.

Oxford Handbook of Nephrology and Hypertension. Ed.2nd, United States Of America: Oxford University Press., pp 33.

Sukarna, Nana., 2002. Gagal Ginjal Kronik. In: Husein Alatas, Taralan T,., Partini.P, Sudung.O.Pardede (Eds). Buku Ajar Nefrologi Anak. Edisi ke-2, Jakarta: Penerbit FKUI

Sunaryanto, Andik., 2010. Penatalaksanaan Penderita dengan Diabetik Nefropathy, http://www.academia.edu/7779744/PENATALAKSANAAN PENDERITA DENGAN DIABETIK NEFROPATHY Penulis_Andik_ Sunaryanto_Pembimbing_dr_Wira_Gotera_Sp.PDKEMD_Bagian_SMF Il mu_Penyakit_Dalam_Divisi_Endokrinologi, Diakses pada 3 Juni 2015. Suwitra, Ketut ., 2009.Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo, Aru.W., Setyohadi, B.,

Alwi, I., Simadibrata, Marcellus. K,. Setiati, S (Eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi ke-5, Jakarta:Internal Publishing, hal1035-1040.

Szerlip, Harold.M., 2009. Metabolic Acidosis. In: Arthur.Greenberg., MD, Cheung.K.Alfred., MD, Coffman.M.Thomas.,MD, Falk.J.Ronald.,MD, Jennette. Charles. J (Eds). Kidney Disease. Ed.5th, Philadelphia:

Elsevier., pp 69.

Syamsudin, Dr., 2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular dan Renal, Jakarta: Salemba Medika.

Tribun, 2016. Gagal Ginjal Kronis Butuh Pendonor Ginjal,

http://m.tribunnews.com/kesehatan/2016/02/02/di-indonesia-ada-150-ribu-pasien-gagal-ginjal-kronis-butuh-pendonor-ginjal , Diakses pada 30 April 2016.

Tzanakaki, Eleftheria et.al. 2014. Causes and Complicatoins of Chronic Kidney Disease in Patient on Dialysis. Dialysis, Vol.8 No. 3, p.343-349.

Uhlig, Katrin et.al., 2010. KDIGO Clinical Practice Guideline for the Diagnosis, Evaluation, and Treatment of CKD–Mineral and Bone Disorder (CKD-MBD), Vol 55 No.5, p. 773-779.

(26)

84

Wells, G.Barbara., Dipiro, Joseph.T., Schwinghammer, Terry.L., Dipiro, Cecily.V., 2015. Pharmacotherapy Handbook, Ed.9th, United States of America :McGrawHill Companies, Inc., pp. 787.

Wilcox, Christopher. S., 2009. Pathogenesis of Hypertension. In: Arthur.Greenberg., MD, Cheung.K.Alfred., MD, Coffman.M.Thomas.,MD, Falk.J.Ronald.,MD, Jennette. Charles. J (Eds).

Kidney Disease. Ed.5th, Philadelphia: Elsevier., pp 69.

Yu, Margaret K et.al., 2015. Associations between sex and incident chronic kidney disease in a prospective diabetic cohort. Nephrology. Vol. 20, pp. 451-458.

(27)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Chronic Kidney Disease (CKD) didefinisikan sebagai kelainan pada struktur atau fungsi ginjal, berlangsung selama 3 bulan atau lebih. Kelainan struktural menyebabkan terjadinya albuminuria lebih dari 30mg/hari, hematuria atau adanya sel darah merah dalam urin, ketidakseimbangan elektrolit dan kelainan tubular (Wells, 2015). Pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD), kelebihan glukosa yang masuk sel glomerulus dapat menyebabkan peningkatan Transforming Growth Factor-β (TGF-β) dan peningkatan Extracellular Matrix (ECM) yang berperan dalam perkembangan nefropati diabetik (Lubis, 2009).

Nefropati diabetik adalah salah satu komplikasi End Stage Renal Disease

(ESRD) yang paling umum terjadi pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2. Nefropati diabetik ditandai dengan perubahan morfologi pada ginjal dan terjadi mikroalbuminuria berkembang menjadi makroalbuminuria dan penurunan laju filtrasi glomerulus (Elmarakby and Sullivan, 2010). Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya nefropati diabetik diantaranya genetik, ras, usia, obesitas, merokok, penurunan laju filtrasi glomerulus, kontrol glikemik, tekanan darah (Vassallo, 2008). Pada diabetes tipe 2, sekitar 20% pasien berkembang menjadi stadium 3 dengan normoalbuminuria menetap. Mikroalbuminuria merupakan indikator perkembangan kerusakan ginjal pada pasien dengan diabetes (Klein, 2012).

(28)

2

penderita diabetes akan terus meningkat di Indonesia. Prediksi World Health Organization (WHO) memperkirakan pada 2030 ada 21,3 juta penduduk Indonesia merupakan penderita diabetes (DepKes, 2013).

Di Indonesia, penyebab kematian akibat Chronic Kidney Disease (CKD) dengan diabetes pada tahun 2011 mencapai 26.50% (Riskerdas, 2011). Menurut data yang dilaporkan oleh Perkumpulan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) jumlah pasien Chronic Kidney Disease (CKD) berdasarkan diagnosa dan etiologi dari 4500 pasien sebanyak 3405 pasien mengalami nefropati diabetik (Pernefri, 2011). Sebanyak 25-50% penyandang diabetes menderita nefropati, terutama yang memiliki kontrol glikemik yang buruk, telah mengalami nefromegali dengan penurunan Glomerural Filtration Rate (GFR) pada saat diagnosis diabetes

ditegakkan (O’Callaghan, 2009).

Pasien dengan diabetes tipe 2 setelah periode hiperfiltrasi glomerulus, secara klinis awal terdeteksi nefropati diabetik adalah mikroalbuminuria. Mikroalbuminuria adalah jumlah albumin dalam urin sangat kecil di bawah normal. Secara klinis relevan jika dalam kisaran 20-200mg albumin, kreatinin kisaran 30mg-300mg dalam spesimen urin selama 24 jam. Pasien diabetes mellitus mengalami mikroalbuminuria berkembang menjadi nefropati terbuka karena tingkat kehilangan albumin dalam urin berkisar >300 mg dalam 24 jam yang terjadi pada 50% pasien (Luzia and Mauer, 2009). Renin Angiotensinogen-Aldosteron System (RAAS) berperan penting dalam memelihara hemodinamik dan homeostasis kardiovaskular. Penyakit ginjal dapat menyebabkan naiknya tekanan darah dan sebaliknya hipertensi pada waktu jangka lama dapat mengganggu ginjal (Tessy, 2009).

(29)

3

akut, diberikan diuretik sekaligus mengurangi edema. Pemberian Angiotensin Receptor Blocker (ARB) juga dimungkinkan, stimulasi terhadap sistem renin angiotensin aldosteron dapat terjadi pada lesi ginjal. Pada glomerulonefritis kronik dapat ditemukan adanya hipertrofi ventrikel kiri walaupun tekanan darah masih dalam rentang normal sehingga pemberian Angiotensin Receptor Blocker (ARB) dapat dipakai (Tessy, 2009).

Pemberian Angiotensin Receptor Blocker (ARB) pada pasien dengan nefropati diabetik dapat mencegah laju penurunan fungsi ginjal. Diperkirakan bahwa efek ini dicapai dengan terjadinya penurunan tekanan darah, penurunan tekanan intraglomerulus, peningkatan aliran darah ginjal, penurunan proteinuria, efek natriuretik, pengurangan natriuretik serta pengurangan proliferasi sel, hipertrofi, ekspansi matrik, penurunan sitokin dan sintesa growth factor,

disamping hambatan aktivasi, proliferasi dan migrasi makrofag, serta perbaikan sensitivitas terhadap insulin (Hendromartono, 2009).

Menurut Fried et al dalam penelitiannya pada pasien gagal ginjal kronis dengan komplikasi nefropati diabetik pemberian Angiotensin Receptor Blocker

(ARB) dapat mengurangi proteinuria yang berhubungan dengan penurunan laju filtrasi glomerulus. Tetapi Angiotensin Receptor Blocker (ARB) dapat meningkatkan risiko hiperkalemia (Fried et al, 2013). Menurut Pathak dan Dass bahwa pemberian Angiotensin Receptor Blocker (ARB) dapat meningkatkan risiko hiperkalemia dan dibutuhkan monitoring pada pasien. American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan pemberian Angiotensin Receptor Blocker

(ARB) dapat mencegah mikroalbuminuria sebelum berlanjut pada keadaan makroalbuminuria pada nefropati diabetik (Pathak and Dass, 2015).

(30)

4

Irbesartan 1x10mg. Dalam hal ini pemberian Angiotensin Receptor Blocker (ARB) karena efek antiproteinuria maupun renoproteksi yang baik (Sunaryanto, 2010).

Berdasarkan penjabaran mengenai pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan nefropati diabetik, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan Angiotensin Receptor Blocker (ARB) pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan nefropati diabetik. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan yang mana rumah sakit ini merupakan rumah sakit yang sudah diakui pemerintah, terakreditasi dan telah bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Malang dan merupakan rumah sakit yang menerima rujukan terbanyak di Kota Lamongan dan sekitarnya.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana profil penggunaan obat golongan Angiotensin Receptor Blocker

(ARB) pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan nefropati diabetik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mempelajari profil penggunaan obat golongan Angiotensin Receptor Blocker (ARB) pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan nefropati diabetik untuk mendapatkan profil pengobatan yang benar dan tepat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mempelajari penggunaan obat golongan Angiotensin Receptor Blocker

(ARB) pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan nefropati diabetik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan.

2. Menganalisis terapi Angiotensin Receptor Blocker (ARB) mengenai hubungan ketepatan dosis, rute pemberiannya, frekuensi pemberiannya dan lama pemberian terhadap penatalaksanaan Chronic Kidney

(31)

5

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

1. Sebagai pengetahuan baru mengenai terapi yang diberikan kepada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan nefropati diabetik di Rumah Sakit.

2. Mengetahui manifestasi klinik pada Chronic Kidney Disease (CKD) dengan nefropati diabetik sehingga dapat merekomendasikan terapi yang tepat pada pasien ataupun kepada praktisi kesehatan lain terhadap pelayanan farmasi klinik.

3. Melalui penelitian ini, dapat dijadikan sumber informasi dan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai perkembangan obat yang diberikan kepada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan nefropati diabetik.

1.4.2 Bagi Rumah Sakit

1. Sebagai masukan atau rekomendasi praktisi kesehatan lain di rumah sakit khususnya farmasis dalam pemilihan terapi yang benar dan tepat pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) dengan nefropati diabetik. 2. Sebagai masukan untuk Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan untuk selalu menyediakan obat yang digunakan pada penatalaksanaan pasien Chronic Kidney Disease

Referensi

Dokumen terkait

kematian yang lebih rendah dengan penggunaan CCB pada pasien gagal ginjal. dihubungkan dengan peran CCB yaitu menurunkan tekanan darah,

asuhan keperawatan pada klien dengan Chronic Kidney Desease (CKD).

Golongan, Kelompok, Zat Aktif yang Bekerja pada Sistem Saluran Kardiovaskular yang Digunakan untuk Terapi Pasien Hipertensi pada Chronic Kidney Disease Stage V di

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa telah terjadi masalah terapi obat pada pasien penderita Chronic Kidney Disease di ruang rawat inap RSUD Dr. Kata Kunci: Chronic Kidney

Japan-Indonesia Collaborative Study of Imidapril on Antiproteinuric Effect in Hypertensive Patients with Chronic Kidney Disease (CKD)..

Subjek penelitian ini difokuskan pada pasien yang menggunakan obat-obat hipertensi golongan Angiostensin Reseptor Bloker dan ACE-inhibitor yang diketahui diekskresikan di ginjal

Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien Chronic Kidney Disease CKD dalam pemenuhan kebutuhan cairan dengan masalah keperawatan kelebihan volume cairan

Introduction Recent data suggests that 9¢1% to 13¢4% of the worldwide population between 700 million and one billion people has chronic kidney disease CKD.1,2As the global popula- tion